Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

METODE-METODE PEMBELAJARAN INOVATIF DAN


KREATIF
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliyah INOVASI
PENDIDIKAN yang di ampu oleh dosen Pengampu Ibu: AFIFAH ,
M.Pd

Di Susun Oleh:
KELOMPOK . 3

ARWATI E4322320028
NURLELAH E43223200
TUTI ALAWIYAH E43223200

PRODI PENDIDIKAN GURU PAUD


STKIP SETIA BUDHI RANGKAS BITUNG
POKDIS JULANG - CIKANDE
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kehadirot Allah SWT, sehingga kami telah menyelesaikan
Tugas Kelompok dengan judul “METODE-METODE PEMBELAJARAN INOFATIF
DAN KREATIF ”.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Anggi rrahmani, M.Pd selaku

Dosen Mata Kuliah Inovatif Pendidikan yang telah membantu kami baik secara

moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman

seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga bisa menyelesaikan tugas ini

tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa Tugas Kelompok yang kami buat ini masih

jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa lebih baik lagi dimasa

mendatang. Kami berharap semoga apa yang telah penulis selesaikan ini

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II Pembahasan............................................................................................ 3

A. Pembbahasan Pengertian inovatif .............................................................3


B. Model –model pembelajaran inovatif menurut para
ahli ...................4
C. Menerapkan Model-Model Pembelajaran Inovatif di Kelas........................5
D. Contoh -contoh Pembelajaran Inovatif ..........................................................7

E. Contoh Inovasi Pendidikan Di Indonesia........................................8


F. Metode Pembelajaran Inovatif.........................................................9
3.1. Langkah-langkah................................................................................10

3.2. BAB III Penutup................................................................................ 11

A. Kesimpulan .................................................................................................... 12

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendahuluan Setiap orang tua pada umumnya tentu


berharap bahwa anak sebagai “buah hatinya” akan tumbuh dan
berkembang menjadi generasi Pembelajaran Tematik pada
Pendidikan Anak Usia Dini ,penerus yang dapat diandalkan,yang akan
mampu menjawab perubahan sekaligus menjadi agen pembaharuan
dan perbaikan di masa yang akan datang. Untuk mewujudkan
harapan itu orang tua berupaya keras memberikan bekal sedini
mungkin dengan memenuhi kebutuhan dan memberikan yang terbaik
bagi anak diantaranya hak untuk mendapatkan pendidikan sejak usia
dini, pemenuhan gizi yang baik, pelayanan kesehatan yang memadai
dan perlindungan dari berbagai perlakuan yang tidak sesuai dengan
sifat dan usia anak. Beberapa penelitian menyatakan bahwa periode
anak usia dini adalah merupakan periode yang sangat penting,
sehingga membutuhkan perhatian yang lebih khusus agar anak
mendapatkan pelayanan yang layak bagi perkembangannya. Hasil
penelitian Benyamin S. Bloom (Santoso, 2002) mengungkapkan
bahwa pada usia empat tahun anak sudah membentuk 50%
intelegensiyang akan dimilikinya setelah dewasa. Pada waktu anak
berusia enam tahun, ia telah mencapai dua pertiga intelegensi yang
akan dimilikinya pada usia 17 tahun. Ini berarti pendidikan anak pada
usia tersebut memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
pendidikan yang vital bagi perkembangan berikutnya. Sigmund Freud
dalam Santoso (2002) menyebutnya sebagai “lima tahun pertama
yang penting” dalam hidup seseorang. Hal ini disebabkan pengalaman
atau memori pada periode itu akan sangat mempengaruhi orang di
tahun-tahun berikutnya, sedangkan menurut Piaget (Syamsu Yusuf,
2003) usia nol sampai dengan enam tahun meliputi dua periode

1
perkembangan kognitif yaitu fase sensorimotor (0-2 tahun) dimana
pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik dengan orang
atau objek benda dan fase praoperasional (2-6 tahun) dimana anak
mulai menggunakan symbol-simbol untuk merepresentasikan dunia
(lingkungan) secara kognitif. Di Indonesia, pengertian anak usia dini
lebih didasarkan atas ‘batasan formal’ mengenai kapan seorang anak
mulai bersekolah, sehingga usia dini pun lebih menunjuk pada rentang
umur prasekolah, yaitu usia 0-6 tahun, yakni sebelum memasuki usia
wajib belajar di sekolah dasar (SD) merujuk pada UU NO. 20/2003.

B. RUMUSAN MASALAH
Pelaporan perkembangan anak usia dini merupakan sarana
komunikasi antara lembaga pendidikan/guru, anak, dan orangtua.
Oleh sebab itu pelaporan perkembangan anak kepada orang tua
adalah bagian penting dalam upaya mengembangkan dan menjaga
hubungan antara lembaga pendidikan, anak dan orang tua.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Kepastian membawa konsekuensi logis bagi pemerintah untuk
menjalankan amanat Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
sehingga pada bulan yang sama, bertepatan dengan puncak acara
Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2003, Presiden Megawati
Soekarnoputri mencanangkan PendidikanAnak Usia Dini dilaksanakan
di seluruh Indonesia demi kepentingan terbaik anak. Fasli Jalal .
menegaskan amanat UU Sisdiknas dan pendidikan anak usia dini
tersebut hendaknya menjadi sumber semangat bagi seluruh proponen
pendidikan anak usia dini untuk memberikan kesempatan pada
pemenuhan hak-hak anak, khususnya untu mendapatkan pendidikan
sejak usia dini. Tujuan utama pendidikan anak usia dini adalah

2
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sedini mungkin
yang meliputi aspek-aspek fisik, psikis, dan sosial secara menyeluruh,
yang merupakan hak anak. Dengan perkembangan itu, maka anak
diharapkan lebih siap untuk belajarsosial, emosional, moral, dan lain-
lain pada lingkungan sosial, yang menjadi tujuan utamanya (primary
goal), sedangkan kesiapan belajar (akademik) di sekolah adalah
tujuan penyerta (nurturing goal) dari pendidikan anak usia dini.

C. Pembbahasan Pengertian inovatif


Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang langsung
memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh kelas, berdasarkan
kondisi kelas.jadi pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang
berorientasi pada strategi, metode atau upaya menigkatkan semua
kemampuan positif dalam proses pengembangan potensi atau
kemampuan
Pengertian inovatif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah mengenalkan sesuatu yang bersifat baru.
Model pembelajaran kreatif, inovatif, dan produktif
merupakan model pembelajaran yang berlandaskan pada teori
konstruktivisme. Model ini memfasilitasi peserta didik untuk
membangun sendiri konsep-konsep baru berdasarkan konsep lama
yang telah dimiliki Fungsi – fungsi
Dengan adanya inovasi pembelajaran maka proses kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif dan kreatif
sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Dan
juga tercapainya tujuan pembelajaran dan pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

D. Model –model pembelajaran inovatif menurut para ahli

Syah dan Kariadinata berpendapat bahwa Pembelajaran


inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila
dilakukan dengan cara mengelola media yang berbasis teknologi

3
dalam proses pembelajaran. Sehingga, terjadi proses dalam
membangun rasa pecaya diri pada siswa.

E. Menerapkan Model-Model Pembelajaran Inovatif di Kelas


1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/In
Focus.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar.

Seorang guru harus memiliki keterampilan untuk dapat menarik


perhatian siswa, guru harus terampil kreatif dan inovatif. Dengan hadirnya
para guru yang kreatif dan inovatif dalam pengajaran tentunya akan
membuat pembelajaran semakin maju, menarik, menyenangkan sesuai
yang dibutuhkan para siswanya.semakin maju, menarik, menyenangkan
sesuai yang dibutuhkan para siswanya.

dengan pembelajaran yang inovatif diharapkan siswa mampu


berpikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah. Siswa yang
seperti akan mampu menggunakan penalaran yang jernih dalam proses
memahami sesuatu dan mudah dalam mengambil pilihan dan juga
membuat keputusan.

F. Contoh Inovasi Pendidikan Di Indonesia


1. Pendidikan Berbasis Kompetensi. Konsep inovasi ini menggunakan
pengukuran dalam kompetensi para peserta didiknya.
2. Pembelajaran Terbalik Atau Flipped Classroom.
3. E-Learning.
4. Digital Text Book Atau Buku Teks Digital.
5. Pop Up Boo

4
Pembelajaran Inovatif pada Anak Usia Dini

pembelajaran inovatif dengan karakteristik  diantaranya sesuai


kebutuhan dan minat anak, anak telibat aktif dalam kegiatan serta
dapat mengembangkan nilai sikap, sosial, pengetahuan dan
ketrampilan anak dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kegiatan
melukis dengan teknik jumputan yang menggunakan PJBL ( Project
Based Learning ) dalam pembelajarannya. Kemudian pada kegiatan
menyusun menara gelas yang menyenangkan dan sesuai dengan
kebutuhan anak. Pada kegiatan bermain di sentra balok dimana anak
aktif terlibat dalam kegiatan dan sesuai minat anak. Serta pada
kegiatan sholat dhuha bejama'ah yang merupakan kegiatan
pembiasaan di sekolah sebagai bentuk penanaman nilai-nilai karakter
pada anak usia dini. 

Pembelajaran inovatif pada anak usia dini sangat perlu


dikembangkan dengan kreativitas guru dalam menyusun rancangan
kegiatan tersebut. Dan tentunya pandemi ini menjadi satu tantangan
tersendiri bagi guru dalam merencanakan pembelajaran yang inovatif
untuk anak. Tetap semangat dan terus berinovasi dalam pendidikan.
Semoga pandemi ini segera berakhir agar proses pembelajaran dapat
kembali berjalan normal seperti biasa. Aamiin

5
G. Metode Pembelajaran Inovatif
 Metode Debat.
 Metode Role Playing.
 Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
 Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
 Cooperative Script.
 Picture and Picture.
 Numbered Heads Together.
 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

H. Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.


2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskus
Contoh Model Pembelajaran Inovatif

1. Hybrid Learning

Seiring dengan berkembangnya teknologi dalam dunia edukasi, strategi


dan cara-cara baru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mungkin
untuk dilakukan.

6
Salah satunya yaitu Hybrid Learning, model pembelajaran yang
menggabungkan aspek dan strategi dalam pembelajaran tatap muka di
ruang kelas, pembelajaran secara daring, serta praktik dalam dunia nyata.
Model pembelajaran ini memang ramai diperbincangkan belakangan ini
dalam dunia pendidikan, terlebih lagi semenjak pandemi yang mendorong
sekolah-sekolah untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh

Learning, seperti pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa,


meningkatkan keterlibatan siswa dalam kelas, kemudahan dalam
mendapatkan data, efisien bagi guru, serta berbagai manfaat lainnya.

2. Flipped Classroom

Metode pembelajaran secara mendikte dimana guru mengajar dan siswa


mendengarkan secara pasif merupakan salah satu praktik mengajar
konvensional yang telah lama digunakan oleh banyak guru.Pada
metode flipped classroom, yang terjadi adalah sebaliknya. Siswa tidak lagi
hanya sekedar memperhatikan guru di kelas dan menunjukkan
pemahamannya dalam PR. Melalui flipped classroom, siswa dapat
membaca atau menonton materi pelajaran di luar kelas untuk
mengembangkan pemahamannya mengenai materi kelas. Ya, flipped
classroom sebenarnya juga merupakan salah satu pendekatan dari hybrid
learning.Waktu di dalam kelas dimanfaatkan untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang sudah didapat sebelumnya dengan mengerjakan tugas
yang pada umumnya dijadikan PR oleh guru. Selain itu, siswa juga dapat
melakukan diskusi, kerja kelompok, debat, atau praktik.Flipped
Classroom lebih efektif diterapkan dengan bantuan teknologi seperti
Learning Management System (LMS) seperti yang disediakan oleh KOCO
Schools. Melalui LMS, Bapak dan Ibu guru dapat dengan mudah
mendistribusikan file dan tugas siswa, melakukan absensi secara digital,
mempersiapkan materi dan membuat soal, serta evaluasi dalam waktu

7
yang lebih singkat.Melalui metode ini, peran antara guru dan siswa
“dibalik” sehingga siswa dan pekerjaannya lah yang menjadi pusat
perhatian di kelas daripada guru.Menurut Flipped Learning Network, guru
yang menggunakan metode ini merasakan adanya peningkatan nilai
siswa, sementara sebanyak melaporkan peningkatan pada perilaku siswa.

3. Inquiry Based Learning

Inquiry Based Learning adalah model pembelajaran berbasis pertanyaan.


Pada model pembelajaran ini, guru tidak hanya berperan sebagai
pengajar, namun juga fasilitator.

 Jika umumnya pelajaran dilakukan dengan gaya perkuliahan biasa,


pada Inquiry Based Learning, guru mengajukan pertanyaan, skenario dan
masalah-masalah pada siswa. Kemudian, siswa akan melakukan riset
pada topik-topik yang diberikan secara individual atau kelompok untuk
merumuskan jawaban mereka. Siswa dapat mempresentasikan
penemuan mereka dan bukti-bukti yang mendukung pada kelas bersama
siswa-siswa lainnya. Melalui aktivitas ini, diharapkan siswa dapat
mengembangkan lebih lanjut jawaban mereka dengan mendengarkan apa
yang telah ditemukan siswa lainnya

4. Jigsaw

Jigsaw merupakan model pembelajaran berbasis penelitian yang


ditemukan dan dikembangkan sejak awal 1970 oleh Elliot Aronson,
seorang Profesor di University of California, Amerika Serikat. Jigsaw
merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang mendorong
pembelajaran aktif. Model pembelajaran ini juga memberikan kesempatan
bagi para siswa untuk saling belajar dari satu sama lain. Model
pembelajaran ini memang sudah terbukti dalam mendorong inklusivitas di

8
kelas. Lalu bagaimana cara menerapkannya?  Bapak dan Ibu guru dapat
membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Berikutnya pecahkan
materi pembelajaran hari itu ke dalam 5-6 segmen, dan bagikan masing-
masing segmen materi tersebut pada tiap siswa dalam kelompok untuk
dipelajari. Siswa kemudian ditugaskan ke kelompok yang berbeda di
mana mereka akan menjelaskan informasi yang telah dipelajari pada
anggota lainnya. Siswa harus menyelesaikan proses ini hingga tiap
kelompok memiliki informasi untuk melengkapkan kepingan informasi
tersebut.

5. Personalisasi Pembelajaran

Sesuai dengan namanya, personalisasi pembelajaran merupakan model


pembelajaran yang dipersonalisasikan bagi tiap siswa sesuai gaya
belajar, latar belakang, kebutuhan, dan pengalaman yang sudah mereka
dapat sebelumnya. Melalui pembelajaran yang telah dipersonalisasikan
ini, siswa dapat terbantu untuk belajar lebih cepat dan mudah dalam
memahami berbagai konsep baru, serta mendorong minat belajar.

6. Project Based Learning

Project Based Learning atau pembelajaran berdasarkan proyek


merupakan model pembelajaran yang mendorong keahlian siswa dalam
riset, kolaborasi, critical thinking, dan problem-solving. Project Based
Learning dirancang agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan serta
keterampilan melalui proyek yang berkaitan pada persoalan yang dihadapi
dalam kehidupan nyata. Seperti Flipped Classroom, peran guru dalam
model pembelajaran ini lebih difokuskan untuk membimbing siswa.

9
7. Quantum Learning

Quantum Learning merupakan salah satu model pembelajaran berbasis


penelitian lainnya yang mengintegrasikan strategi terbaik dalam
pengajaran dengan bagaimana siswa menerima pelajaran.   Model
pembelajaran yang diusung oleh Dr. Georgi Lozanov ini memanfaatkan
cara alami otak untuk belajar untuk memaksimalkan partisipasi siswa,
pemahaman, kompetensi, refleksi dan penilaian diri. Melalui penelitiannya
yang disebut Suggestology, Dr. Georgi berteori bahwa sugesti dapat dan
pasti mempengaruhi situasi hasil belajar. Sugesti yang dimaksud berupa
teknik-teknik yang menegaskan lingkungan fisik dan suasana sebagai
faktor penting dalam memastikan bahwa “siswa merasa nyaman dan
percaya diri”. Seperti yang dilansir oleh media neliti, penerapan teknik ini
dapat dilakukan dengan cara-cara seperti menyetel musik barok di ruang
kelas, menyesuaikan antara gaya belajar visual, auditori dan kinestetik,
memberi pujian, melatih memori, penataan lingkungan belajar, dll.

Kelebihan Quantum Learning terletak pada interaksi yang berkualitas dan


bermakna, serta akselerasi pembelajaran dengan persentase kesuksesan
yang tinggi.

Manfaat Model Pembelajaran Inovatif

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, model pembelajaran inovatif 


banyak melibatkan kolaborasi, pembelajaran aktif, dan kreativitas yang
menciptakan kegiatan belajar yang segar bagi siswa.:

1. Meningkatkan Keterlibatan Siswa

Model pembelajaran inovatif lebih memusatkan kegiatan belajar pada


siswa daripada guru. Siswa dilibatkan dalam berbagai aktivitas baru yang
mengharuskan kerjasama dan diskusi. Hal ini dapat membuat siswa lebih

10
terlibat secara aktif dalam kegiatan kelas, sehingga siswa tidak lagi hanya
mendengarkan guru secara pasif.

2. Mengasah Problem-Solving

Kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu soft-


skill yang paling dibutuhkan di tempat kerja ketika siswa tamat dari
bangku sekolah kelak. Model pembelajaran inovatif dapat memberikan
aktivitas yang mengharuskan siswa untuk berpikir secara solutif untuk
memecahkan suatu permasalahan.

3. Mengasah Critical Thinking

Critical thinking merupakan proses berpikir di mana seseorang


mempertanyakan, menganalisa, evaluasi dan membuat keputusan
mengenai apa yang dibaca, didengar, dikatakan atau ditulis. Melalui
model pembelajaran inovatif, critical thinking siswa dapat terasah karena
siswa tak hanya secara mentah-mentah menerima pelajaran dari guru.
Siswa akan mengambil “kepemilikan” atas proyek yang diberikan dengan
mengolah kembali informasi yang didapat menjadi sebuah solusi.

4. Membangkitkan Minat Belajar

Berbagai aktivitas dalam Model Pembelajaran Inovatif dapat


menyediakan sesuatu yang baru dan “segar” bagi siswa. Kegiatan-
kegiatan ini bisa membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

5. Membangun Kepercayaan Diri

Melalui kegiatan-kegiatan dalam Model Pembelajaran Inovatif,


siswa dituntut untuk dapat berpikir secara independen, namun juga dalam

11
diskusi dan kolaborasi. Hal ini dapat membantu mengasah kepercayaan
diri siswa karena terlatih untuk bekerjasama dengan teman sebaya,
mengolah informasi sesuai kelebihannya, dan mengungkapkan pendapat
di kelas.

itu contoh-contoh model pembelajaran inovatif dan manfaatnya!


Bagaimana, apakah Bapak dan Ibu guru tertarik untuk menerapkan salah
satunya, atau mungkin sudah pernah? Silahkan bagikan tanggapan atau
pengalaman Bapak dan Ibu guru di kolom komentar di bawah ini ya.

Macam-Macam Model Pembelajaran Inovatif untuk Guru di Indonesia

1. Kontekstual
2. Teknik Saintifik
3. Penyampaian Materi Berbasis Masalah
4. Realistik
5. PAIKEM
6. Problem Solving
7. Discovery Learning
8. Kooperatif

12
Penutup Kesimpulan

Menurut Sartono Wahyuari , bahwa ciri-ciri pembelajaran


inovatif, antara lain:
1. memiliki prosedur yang sistematik untuk memodifikasi
perilaku siswa;
2. hasil belajar yang ditetapkan secara khusus, yaitu
perubahan perilaku positif siswa;
3. penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif
4. Ukuran keberhasilan siswa telah mengikuti pembelajaran
sehingga bisa menciptakan kriteria ke berhasilan dalam
proses belajar mengajar
5. Interaksi dengan lingkungan agar mendorong siswa lebih
aktif dalam lingkungannya

 CIRI-CIRI MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF


 Sebagaimana yang kita tahu, istilah model pembelajaran mempunyai
makna yang lebih luas
 dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Model
pengajaran mempunyai ciri
 khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur.
Secara umum suatu model
 pembelajaran dianggap baik Menurut para ahli apabila memiliki ciri ciri
sebagai berikut :
 1. Memiliki prosedur yang sistematik untuk memodifikasi perilaku
siswa

13
 2. Hasil belajar yang ditetapkan secara khusus yaitu perubahan
perilaku siswasecara
 positif.
 3. Penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif.
 4. Ukuran keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran sehingga
bisamenetapkan
 kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
 5. Interaksi dengan lingkungan agar mendorong siswa lebih aktif
dalamlingkungannya.
 Hal senada juga dinyatakan oleh Aris Shoimin dalam bukunya
bahwa ciri ciri model
 pembelajaran yang baik antara lain:
 1. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya
 2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik
belajar (tujuan
 pembelajaran yang akan dicapai);
 3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapatdilaksanakan dengan
 berhasil.
 4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
 Dari ciri-ciri di atas, penyusun menarik kesimpulan bahwa secara singkat
model pembelajaran
 inovatif adalah model yang digunakan guru dalam mengajar yang akan
membawa peserta didik
 untuk berpikir inovatif. Suatu pembelajaran yang inovatif tentu harus
didasari oleh penetapan
 proses yang baik. Selain itu, suatu model pembelajaran yang baik harus
disusun dan dilandasi
 pemikiran yang sistematis, logis, dan dapat berpengaruh pada
peningkatan positif perilaku
 siswa baik ketika proses pembelajaran berlangsung ataupun pasca
pembelajaran tersebut
 dilaksanakan. Selanjutnya, lingkungan belajar yang telah ditetapkan
haruslah kondusif, sebagai
 pendorong agar siswa lebih aktif, dan agar tujuan pembelajaran tercapai
sesuai keinginan
 CIRI-CIRI MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
 Sebagaimana yang kita tahu, istilah model pembelajaran mempunyai
makna yang lebih luas
 dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Model
pengajaran mempunyai ciri
 khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur.
Secara umum suatu model
 pembelajaran dianggap baik Menurut para ahli apabila memiliki ciri ciri
sebagai berikut :

14
 1. Memiliki prosedur yang sistematik untuk memodifikasi perilaku
siswa
 2. Hasil belajar yang ditetapkan secara khusus yaitu perubahan
perilaku siswasecara
 positif.
 3. Penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif.
 4. Ukuran keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran sehingga
bisamenetapkan
 kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
 5. Interaksi dengan lingkungan agar mendorong siswa lebih aktif
dalamlingkungannya.
 Hal senada juga dinyatakan oleh Aris Shoimin dalam bukunya
bahwa ciri ciri model
 pembelajaran yang baik antara lain:
 1. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya
 2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik
belajar (tujuan
 pembelajaran yang akan dicapai);
 3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapatdilaksanakan dengan
 berhasil.
 4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
 Dari ciri-ciri di atas, penyusun menarik kesimpulan bahwa secara singkat
model pembelajaran
 inovatif adalah model yang digunakan guru dalam mengajar yang akan
membawa peserta didik
 untuk berpikir inovatif. Suatu pembelajaran yang inovatif tentu harus
didasari oleh penetapan
 proses yang baik. Selain itu, suatu model pembelajaran yang baik harus
disusun dan dilandasi
 pemikiran yang sistematis, logis, dan dapat berpengaruh pada
peningkatan positif perilaku
 siswa baik ketika proses pembelajaran berlangsung ataupun pasca
pembelajaran tersebut
 dilaksanakan. Selanjutnya, lingkungan belajar yang telah ditetapkan
haruslah kondusif, sebagai
 pendorong agar siswa lebih aktif, dan agar tujuan pembelajaran tercapai
sesuai keinginan

15
DAFTAR PUSTAKA

Bredekamp. R.A.et all, 1992. WhatDoes Research Say About Early Childhood

Education? (on line), tersedia, http:// www. Nerel/ sdrs/areas/atwasys/ Serly-

ch.htm,( November,2003) Departemen Kesehatan RI, Pedoman Deteksi dan

Tumbuh Kembang Balita. (Dirjen Binkesmas. Jakarta: Depkes RI, 1994)

Departemen Pendidikan Nasional, Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan

Anak Dini Usia ( Menu Pembelajaran Generik). (Dirjen PLSP. Direktorat PADU.

Depdiknas, 2002) Hadis. Fawzia Aswin, Psikologi Perkembangan Anak. (Jakarta:

Universitas Indonesia-Dirjen Pendidikan Tinggi, 2000) Hainstok, Elizabeth G.

Montessori untuk Prasekolah (Ed-Ind). (Jakarta: Delapratasa Publishing ,2002)

Hoom, Judith, Et all, Play at The Center of The Curriculum: (New York: Macmillan

Pub. Comp, 1993) Mustafa,B, Perkembangan Anak Usia Dini dan Implikasinya

bagi Penulisan Bacaan Anak. (UPI Bandung: PPS, 2002) Roopnarine, JL &

Johnson, JE, Approaches to early Childhood Education. (New York: Macmillan

16
Pub. Comp, 1993) Santoso, Soegeng, Pendidikan Anak Usia Dini. (Jakarta: Citra

Pendidikan, 2002) Sa’ud,

17

Anda mungkin juga menyukai