Di Susun Oleh:
KELOMPOK . 3
ARWATI E4322320028
NURLELAH E43223200
TUTI ALAWIYAH E43223200
Puji syukur kami kehadirot Allah SWT, sehingga kami telah menyelesaikan
Tugas Kelompok dengan judul “METODE-METODE PEMBELAJARAN INOFATIF
DAN KREATIF ”.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Anggi rrahmani, M.Pd selaku
Dosen Mata Kuliah Inovatif Pendidikan yang telah membantu kami baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga bisa menyelesaikan tugas ini
tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa Tugas Kelompok yang kami buat ini masih
jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa lebih baik lagi dimasa
mendatang. Kami berharap semoga apa yang telah penulis selesaikan ini
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II Pembahasan............................................................................................ 3
A. Kesimpulan .................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
perkembangan kognitif yaitu fase sensorimotor (0-2 tahun) dimana
pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik dengan orang
atau objek benda dan fase praoperasional (2-6 tahun) dimana anak
mulai menggunakan symbol-simbol untuk merepresentasikan dunia
(lingkungan) secara kognitif. Di Indonesia, pengertian anak usia dini
lebih didasarkan atas ‘batasan formal’ mengenai kapan seorang anak
mulai bersekolah, sehingga usia dini pun lebih menunjuk pada rentang
umur prasekolah, yaitu usia 0-6 tahun, yakni sebelum memasuki usia
wajib belajar di sekolah dasar (SD) merujuk pada UU NO. 20/2003.
B. RUMUSAN MASALAH
Pelaporan perkembangan anak usia dini merupakan sarana
komunikasi antara lembaga pendidikan/guru, anak, dan orangtua.
Oleh sebab itu pelaporan perkembangan anak kepada orang tua
adalah bagian penting dalam upaya mengembangkan dan menjaga
hubungan antara lembaga pendidikan, anak dan orang tua.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Kepastian membawa konsekuensi logis bagi pemerintah untuk
menjalankan amanat Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
sehingga pada bulan yang sama, bertepatan dengan puncak acara
Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2003, Presiden Megawati
Soekarnoputri mencanangkan PendidikanAnak Usia Dini dilaksanakan
di seluruh Indonesia demi kepentingan terbaik anak. Fasli Jalal .
menegaskan amanat UU Sisdiknas dan pendidikan anak usia dini
tersebut hendaknya menjadi sumber semangat bagi seluruh proponen
pendidikan anak usia dini untuk memberikan kesempatan pada
pemenuhan hak-hak anak, khususnya untu mendapatkan pendidikan
sejak usia dini. Tujuan utama pendidikan anak usia dini adalah
2
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sedini mungkin
yang meliputi aspek-aspek fisik, psikis, dan sosial secara menyeluruh,
yang merupakan hak anak. Dengan perkembangan itu, maka anak
diharapkan lebih siap untuk belajarsosial, emosional, moral, dan lain-
lain pada lingkungan sosial, yang menjadi tujuan utamanya (primary
goal), sedangkan kesiapan belajar (akademik) di sekolah adalah
tujuan penyerta (nurturing goal) dari pendidikan anak usia dini.
3
dalam proses pembelajaran. Sehingga, terjadi proses dalam
membangun rasa pecaya diri pada siswa.
4
Pembelajaran Inovatif pada Anak Usia Dini
5
G. Metode Pembelajaran Inovatif
Metode Debat.
Metode Role Playing.
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
Cooperative Script.
Picture and Picture.
Numbered Heads Together.
Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
H. Langkah-langkah :
1. Hybrid Learning
6
Salah satunya yaitu Hybrid Learning, model pembelajaran yang
menggabungkan aspek dan strategi dalam pembelajaran tatap muka di
ruang kelas, pembelajaran secara daring, serta praktik dalam dunia nyata.
Model pembelajaran ini memang ramai diperbincangkan belakangan ini
dalam dunia pendidikan, terlebih lagi semenjak pandemi yang mendorong
sekolah-sekolah untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh
2. Flipped Classroom
7
yang lebih singkat.Melalui metode ini, peran antara guru dan siswa
“dibalik” sehingga siswa dan pekerjaannya lah yang menjadi pusat
perhatian di kelas daripada guru.Menurut Flipped Learning Network, guru
yang menggunakan metode ini merasakan adanya peningkatan nilai
siswa, sementara sebanyak melaporkan peningkatan pada perilaku siswa.
4. Jigsaw
8
kelas. Lalu bagaimana cara menerapkannya? Bapak dan Ibu guru dapat
membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Berikutnya pecahkan
materi pembelajaran hari itu ke dalam 5-6 segmen, dan bagikan masing-
masing segmen materi tersebut pada tiap siswa dalam kelompok untuk
dipelajari. Siswa kemudian ditugaskan ke kelompok yang berbeda di
mana mereka akan menjelaskan informasi yang telah dipelajari pada
anggota lainnya. Siswa harus menyelesaikan proses ini hingga tiap
kelompok memiliki informasi untuk melengkapkan kepingan informasi
tersebut.
5. Personalisasi Pembelajaran
9
7. Quantum Learning
10
terlibat secara aktif dalam kegiatan kelas, sehingga siswa tidak lagi hanya
mendengarkan guru secara pasif.
2. Mengasah Problem-Solving
3. Mengasah Critical Thinking
11
diskusi dan kolaborasi. Hal ini dapat membantu mengasah kepercayaan
diri siswa karena terlatih untuk bekerjasama dengan teman sebaya,
mengolah informasi sesuai kelebihannya, dan mengungkapkan pendapat
di kelas.
1. Kontekstual
2. Teknik Saintifik
3. Penyampaian Materi Berbasis Masalah
4. Realistik
5. PAIKEM
6. Problem Solving
7. Discovery Learning
8. Kooperatif
12
Penutup Kesimpulan
13
2. Hasil belajar yang ditetapkan secara khusus yaitu perubahan
perilaku siswasecara
positif.
3. Penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif.
4. Ukuran keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran sehingga
bisamenetapkan
kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
5. Interaksi dengan lingkungan agar mendorong siswa lebih aktif
dalamlingkungannya.
Hal senada juga dinyatakan oleh Aris Shoimin dalam bukunya
bahwa ciri ciri model
pembelajaran yang baik antara lain:
1. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik
belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai);
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapatdilaksanakan dengan
berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
Dari ciri-ciri di atas, penyusun menarik kesimpulan bahwa secara singkat
model pembelajaran
inovatif adalah model yang digunakan guru dalam mengajar yang akan
membawa peserta didik
untuk berpikir inovatif. Suatu pembelajaran yang inovatif tentu harus
didasari oleh penetapan
proses yang baik. Selain itu, suatu model pembelajaran yang baik harus
disusun dan dilandasi
pemikiran yang sistematis, logis, dan dapat berpengaruh pada
peningkatan positif perilaku
siswa baik ketika proses pembelajaran berlangsung ataupun pasca
pembelajaran tersebut
dilaksanakan. Selanjutnya, lingkungan belajar yang telah ditetapkan
haruslah kondusif, sebagai
pendorong agar siswa lebih aktif, dan agar tujuan pembelajaran tercapai
sesuai keinginan
CIRI-CIRI MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
Sebagaimana yang kita tahu, istilah model pembelajaran mempunyai
makna yang lebih luas
dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Model
pengajaran mempunyai ciri
khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur.
Secara umum suatu model
pembelajaran dianggap baik Menurut para ahli apabila memiliki ciri ciri
sebagai berikut :
14
1. Memiliki prosedur yang sistematik untuk memodifikasi perilaku
siswa
2. Hasil belajar yang ditetapkan secara khusus yaitu perubahan
perilaku siswasecara
positif.
3. Penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif.
4. Ukuran keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran sehingga
bisamenetapkan
kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
5. Interaksi dengan lingkungan agar mendorong siswa lebih aktif
dalamlingkungannya.
Hal senada juga dinyatakan oleh Aris Shoimin dalam bukunya
bahwa ciri ciri model
pembelajaran yang baik antara lain:
1. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik
belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai);
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapatdilaksanakan dengan
berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
Dari ciri-ciri di atas, penyusun menarik kesimpulan bahwa secara singkat
model pembelajaran
inovatif adalah model yang digunakan guru dalam mengajar yang akan
membawa peserta didik
untuk berpikir inovatif. Suatu pembelajaran yang inovatif tentu harus
didasari oleh penetapan
proses yang baik. Selain itu, suatu model pembelajaran yang baik harus
disusun dan dilandasi
pemikiran yang sistematis, logis, dan dapat berpengaruh pada
peningkatan positif perilaku
siswa baik ketika proses pembelajaran berlangsung ataupun pasca
pembelajaran tersebut
dilaksanakan. Selanjutnya, lingkungan belajar yang telah ditetapkan
haruslah kondusif, sebagai
pendorong agar siswa lebih aktif, dan agar tujuan pembelajaran tercapai
sesuai keinginan
15
DAFTAR PUSTAKA
Bredekamp. R.A.et all, 1992. WhatDoes Research Say About Early Childhood
Anak Dini Usia ( Menu Pembelajaran Generik). (Dirjen PLSP. Direktorat PADU.
Hoom, Judith, Et all, Play at The Center of The Curriculum: (New York: Macmillan
Pub. Comp, 1993) Mustafa,B, Perkembangan Anak Usia Dini dan Implikasinya
bagi Penulisan Bacaan Anak. (UPI Bandung: PPS, 2002) Roopnarine, JL &
16
Pub. Comp, 1993) Santoso, Soegeng, Pendidikan Anak Usia Dini. (Jakarta: Citra
17