Anda di halaman 1dari 66

um surabaya

Universitas Muhammadiyah Surabaya

SKRIPSI

PENGARUH PEMBELAJARAN DARING DENGAN PENGGUNAAN


METODE EKSPERIMEN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENGENAL KONSEP BENDA TENGGELAM DAN TERAPUNG
PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Di RA INSAN TAQWA SURABAYA

PUTRI NIKMATUS SHOLICHAH


NIM : 20141114045

Dosen Pembimbing
Drs. Wahono, M.Si.
Ratno Abidin, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020

1
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis tujukan kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat dan
Hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini
tepat waktu. Proposal skripsi berjudul “ Pengaruh Pembelajaran Daring Dengan
Penggunaan Metode eksperimen Terhadap Peningkatan Kemampuan Mengenal
Konsep Benda Tenggelam Dan Terapung Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di RA Insan
Taqwa Surabaya” ini disusun untuk memenuhi persyaratan penyusunan skripsi
pada Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Penyusunan proposal
skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik
secara moril maupun meteriil. Untuk itu, tiada kata yang layak penulis sampaikan
selain ucapan terima kasih, khususnya kepada:
1. Drs.Wahono,M.Si., Pembimbing I yang dengan sabar membimbing penulis
untuk menyelesaikan proposal skripsi ini
2. Ratno Abidin,M.Pd, Pembimbing II yang memberikan masukan demi
kesempurnaan proposal skripsi ini
3. Teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyusunan
proposal skripsi ini.
Penulis telah berusaha menyusun proposal skripsi ini sesempurna
mungkin, akan tetapi penulis menyadari bahwa dalam proposal skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal skripsi ini.
Harapan penulisi, semoga proposal skripsi ini dapat diterima dan disetujui
sehingga dapat penulis lanjutkan pada penyusunan skripsi, yang harus diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

Surabaya,

iii
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................iii


DAFTAR ISI ...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................7
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................8
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................10
2.1 Kajian Teori ................................................................................10
2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan..................................................26
2.3 Kerangka Berpikir.......................................................................27
2.4 Hipotesis......................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................29
3.1 Jenis dan Desain Penelitian .........................................................29
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................30
3.3 Subjek Penelitian ........................................................................30
3.4 Prosedur Penelitian .....................................................................31
3.5 Teknik Analisa Data ....................................................................32
3.6 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................34
3.7 Instrumen Penelitian ...................................................................35
3.8 Teknik Analisis Data ..................................................................41
3.9 Pengecekan Keabsahan Data ......................................................41
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................43

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia 5-6 tahun merupakan masa keemasan atau sering disebut golden
age. Pada masa golden age otak anak mengalami perkembangan paling cepat
sepanjang sejarah kehidupannya. Hal ini berlangsung pada saat anak dalam
kandungan hingga usia dini yaitu usia nol sampai enam tahun. Fauziddin
dalam (jurnal 2016:12) mengatakan bahwa bentuk perhatian orang tua
terhadap anak usia dini yaitu dengan memberikan pendidikan langsung dari
orang tuanya melalui lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Masa anak usia dini merupakan masa keemasan atau sering disebut
golden age. Pada masa golden age otak anak mengalami perkembangan paling
cepat sepanjang sejarah kehidupannya. Hal ini berlangsung pada saat anak
dalam kandungan hingga usia dini yaitu usia nol sampai enam tahun.
Fauziddin dalam (jurnal 2016:12) mengatakan bahwa bentuk perhatian orang
tua terhadap anak usia dini yaitu dengan memberikan pendidikan langsung
dari orang tuanya melalui lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Pendapat tersebut didukung dengan diberlakukan UU No. 20 Tahun 2003
Pasal 1 ayat 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa,
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling
mendasar, menempati posisi yang strategis dalam pembangunan sumber daya
manusia.
Pendidikan anak usia dini, merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. Ciri anak usia dini itu aktif, dinamis,
antusias, dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, diamati dan
memproses informasi yang anak lihat dari lingkungan sekitar. Proses
pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan
dengan tujuan memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui

1
2

pengalaman nyata. Hanya pengalaman nyata yang memungkinkan anak


menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan
posisi pendidik sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator bagi anak.
Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi
pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu pembentukan karakter,
budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil, dan bertakwa, kepada Tuhan yang
Maha Esa.
Anak usia 5-6 tahun pada hakikatnya memiliki potensi untuk aktif dan
berkembang. Dalam artian anak adalah pembangun aktif pengetahuannya
sendiri. Anak mampu membangun pengetahuannya ketika berinteraksi dengan
obyek benda, lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial..
Dan mengacu pada prinsip pendidikan anak usia dini, menurut Ariyanti
(2016:54), terdapat sejumlah prinsip pembelajaran pada pendidikan anak usia
dini yang meliputi: 1) anak sebagai pembelajaran aktif secara kreatif akan
menghasilkan pembelajaran yang aktif, 2) anak belajar melalui sensori dan
panca indera; 3) anak membangun pengetahuan sendiri dalam konsep di
berbagai kemampuannya, 4) anak berpikir melalui benda konkret melalui
benda yang dilihat dan diingat, 5) anak belajar dari lingkungan dalam
kemampuan saat beradaptasi. Hal ini perlu dipahami oleh para pendidik yang
akan membantu para pendidik untuk mengenal kebiasaan-kebiasaan diantara
peserta didik serta menentukan model pembelajaran yang tepat dan bepusat
pada anak.
Akan tetapi semenjak ditetapkannya Covid-19 sebagai pandemi pada
tanggal 11 Maret 2020, Pemerintah menerbitkan Surat Edaran Mendikbud No.
4 tahun 2020 yang berisi penetapan peraturan aktivitas belajar dari rumah
(BDR) (learn from home) atau disebut dengan Daring (Dalam Jaringan) untuk
seluruh peserta didik sekolah dan bekerja dari rumah (work from home) untuk
para pendidik, termasuk para bunda yang bekerja di satuan PAUD. Kondisi
seperti ini bagi dunia pendidikan di Indonesia merupakan sesuatu hal yang tak
terduga bagi guru, orang tua, bahkan anak. Dengan segala keniscayaan para
Guru, orang tua, dan peserta didik secara mendadak dihadapkan pada situasi
yang sangat sulit, dikarenakan harus mencari cara atau metode belajar yang
3

efektif agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun dilaksanakan


di rumah dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan.
Pelaksanaan pembelajaran Daring ini hanya untuk mendapatkan
pendidikan selama darurat covid-19.BDR ini juga bertujuan agar anak dapat
belajar dari rumah dengan cara memberi kesempatan pada anak untuk tidak
berkumpul dalam bentuk kerumunan yang dapat dicegah karena adanya
peluang penyebaran covid-19. Belajar dari rumah juga menuntut orang tua
agar mampu berperan aktif untuk keberhasilan anak, memperhatikan tumbuh
kembang pengasuhan, dan ikut membantu tugas-tugas yang diberikan oleh
guru secara daring karena anak-anak tersebut masih belum bisa mandiri. BDR
dibagi menjadi dua pendekatan yaitu daring dan luring. Daring merupakan
pembelajaran jarak jauh melalui konektifitas internet (seperti guru yang
mengajar melalui aplikasi zoom), sedangkan luring merupakan pembelajaran
jarak jauh tanpa melalui koneksi internet dan dapat memanfaatkan di berbagai
layanan yang sudah disediakan seperti melalui program TVRI, radio, modul
belajar mandiri dan lembar kerja
https://www.Wartatransparansi.com/2020/06/16/new-normal-dan-bdr-bagi-
anak-didik.html
Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan masa peka anak pada aspek
perkembangan kemampuan anak usia dini secara optimal melalui kegiatan
belajar dari rumah (daring), banyak sekali topik yang dapat digunakan guru
untuk mengenalkan benda-benda, atau posisi benda secara konkret pada anak,
namun demikian perlu diingat bahwa, topik-topik yang mudah diamati dan
menampilkan hubungan sebab-akibat secara langsung lebih disukai anak,
misalnya mengenal benda yang tenggelam dan terapung di air. Bermain air
merupakan salah satu kesenangan bagi anak. Sebagai seorang pendidik anak
usia dini, harus dapat mengarahkan kesenangan anak tersebut agar anak dapat
memiliki berbagai pengalaman bermakna, bahwa, ada benda yang tenggelam
dan ada yang terapung di air, sehingga dapat melatih anak berpikir logis sesuai
dengan tahap perkembangannya. Sebagaimana pendapat dari Yusuf
(2014:118), yakni, melalui pemberian stimulasi pada anak dengan melakukan
tanya jawab, pelatihan, praktek, dan pembiasaan, serta penggunaan metode
4

yang disusun dalam berbagai bentuk kegiatan pembelajaran yang inovatif,


kreatif serta menyenangkan bagi anak usia dini, akan dapat melatih anak
menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan, membangkitkan rasa
ingin tahu anak untuk belajar lebih lanjut.
Mendukung pendapat sebelumnya di atas, Rismawati dkk (2016:200),
berpendapat bahwa, salah satu metode yang dapat digunakan pada proses
pembelajaran daring, salah satunya adalah metode eksperimen, melalui
metode ekperimen ini memberikan kesempatan kepada anak didik atau
kelompok untuk melatih dalam melakukan suatu proses percobaan dengan
cara mengamati suatu proses yang hasil dari sebuah percobaan tersebut.
Melalui kegiatan eksplorasi merupakan langkah awal bagi anak dalam
menghadapi situasi-situasi baru. Anak mulai menggunakan konsep-konsep
dasar untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan data. Pengumpulan data
membutuhkan keterampilan mengamati, menghitung, membandingkan,
memprediksi, mencatat, dan mengomunikasikan apa-apa yang diamati oleh
anak. Seringkali keterampilan-keterampilan dalam mengumpulkan data
digunakan anak sebagai usaha memenuhi keingintahuannya untuk memahami
dunia di sekitarnya dengan menggabungkan apa yang telah dialami atau
dilihatnya, seperti mencari tahu/menjawab suatu pertanyaan mengenai proses
bekerjanya suatu benda, tentang tumbuh kembang manusia, hewan atau
tanaman, dan sebagainya. Manakala anak melakukan kegiatan seperti di atas
semua, sesungguhnya saat itulah anak sedang melakukan sains.
Pendapat yang senada dari Moeslichatoen (2012:10), yang
menyebutkan bahwa, secara alami, anak ingin memahami segala sesuatu yang
didengar dan dilihat, serta segala sesuatu yang diamati oleh inderanya,
sehingga anak akan menemukan jawaban sendiri dengan berbagai cara.
Misalnya jawaban terhadap sesuatu hal yang dilihat, didengar, dicium,
dirasakan, bahkan diraba. Serta tentang bagaimana proses terjadinya, darimana
segala sesuatu itu berasal atau apa yang terjadi jika benda tersebut dipegang,
diubah posisinya, dibanting, dipukul, dan dimasukkan dalam air.
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian yang terkait dengan
perkembangan kemampuan mengenal benda yang tenggelam dan terapung
5

dengan menggunakan metode eksperimen. Salah satunya penelitian yang


dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Khairani, Sri, Anni (2018)
tentang “Meningkatkan Kemampuan Sains Mengenal Benda Cair Melalui
Metode Eksperimen pada kelompok B5 TK Witri I Kota Bengkulu” telah
ditemukan bahwa melalui pembelajaran dengan metode eksperimen dapat
meningkatkan kemampuan sains dengan mengenal benda cair. Hal ini senada
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayatul Munawaroh (2017) yaitu
tentang “Implementasi Pembelajaran Sains Anak Usia Dini Melalui
Permainan Terapung dan Tenggelam di RA Masjid Al-Azhar Bukit Permata
Puri Kec. Ngaliyan Kota Semarang” pada penelitian ini, ditemukan bahwa
pembelajaran penggunaan metode eksperimen, melalui percobaan sederhana
benda yang tenggelam dan terapung, dapat melatih anak untuk
mengembangkan keterampilan proses sains, kemampuan berpikir logis, dan
pengetahuan.
Berorientasi pada teori serta hasil penelitian, yang telah dijelaskan di
atas, melalui metode eksperimen merupakan salah saru metode yang tepat
untuk digunakan pada kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR), sering disebut
dengan daring, untuk mengenalkan tentang posisi benda tenggelam dan
terapung pada anak usia dini. Pernyataan ini didukung oleh pendapat dari,
Somantri, dkk (2018:12), yang berpendapat bahwa, metode eksperimen
adalah salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan
tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan di evaluasi oleh
guru. Penggunaan metode ini mempunyai tujuan agar anak mampu mencari
dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri secara sederhana.
Kelebihan dari metode eksperimen adalah anak lebih percaya diri pada
kesimpulan berdasarkan pada atas percobaan yang dilakukannya sendiri. Anak
juga dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah dan anak dapat menemukan
bukti kebenaran dari sesuatu yang sedang dipelajarinya. Mengenal warna
dengan menggunakan metode eksperimen memberikan pengalaman langsung
6

kepada anak untuk menemukan warna baru dan menambah rasa percaya diri
anak atas hasil percobaan yang dilakukan anak.
Akan tetapi kenyataan di lapangan, berdasarkan observasi dan
wawancara yang telah dilakukan di RA Insan Taqwa Surabaya pada hari
Senin, 3 Mei 2021 menunjukkan bahwa, penggunaan metode eksperimen
belum pernah digunakan selama pembelajaran model daring ini pada peserta
didik kelompok B tahun ajaran 2020-2021 yang berjumlah 15 anak, model
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawa, serta
pemberian tugas, yang didukung dengan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik),
begitu pula untuk pengenalan terhadap benda tenggelam dan terapung ini telah
di lakukan oleh guru-guru di di RA Insan Taqwa Surabaya, akan tetapi
pelaksanaan kegiatan pembelajaran masih belum menggunakan metode
eksperimen atau percobaan secara langsung, anak hanya memilih benda yang
terapung dan tenggelam dengan cara memberikan tanda cawang (√) ataupun
tanda silang (×). Kondisi seperti ini, mengakibatkan rendahnya pemahaman
anak terhadap pengenalan pada benda yang tenggelam dan terapung secara
konkret, sehingaa muncul pemahaman anak bahwa, benda yang berukuran
kecil terapung dan yang besar akan tenggelam.
Berdasarkan latar belakang serta permasalahan di atas, merupakan
motivator bagi peneliti untuk menyusun dan mengajukan penelitan dengan
judul “Pengaruh Pembelajaran Daring Dengan Penggunaan Metode
eksperimen Terhadap Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Benda
Tenggelam Dan Terapung Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa
Surabaya”. Melalui metode eksperimen yang menggabungkan esensi bermain
dan belajar tentang proses tenggelam dan terapung dengan cara anak
melakukan eksplorasi atau percobaan sederhana terhadap fenomena alam dan
benda yang ada di sekitar anak, dapat mengajarkan pada anak usia dini suatu
konsep sains permulaan, dan dilanjutkan mengkonstruksi pengetahuan sesuai
dengan pola pikir anak.
7

B. Identifikasi Masalah
Rendahnya kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan
terapung pada anak usia 5-6 tahun yang tercatat sevagai peserta didik
kelompok B Di RA Insan Taqwa Surabaya yang disebabkan beberapa hal, di
antaranya:
1. Kurangnya pembiasaan untuk menerapkan ide-ide yang tepat guna
mengembangkan kemampuan anak khususnya pada indikator mengenal
mengenal konsep benda tenggelam dan terapung.
2. Selama ini proses kegiatan pembelajaran daring mengenal konsep benda
tenggelam dan terapung Di RA Insan Taqwa Surabaya yang dilaksanakan
guru pada peserta didik kelompok B hanya berfokus pada langkah-langkah
pengerjaan lembar kerja anak, sebagai contoh guru sering memberi tugas
pada anak untuk memilih gambar benda yang terapung dan tenggelam
dengan cara memberikan tanda cawang (√) ataupun tanda silang (×), pada
LKPD yang telah disediakan guru.
3. Sikap guru dalam mengajar anak TK, layaknya mengajar anak SD dengan
suasana keseriusan yang tinggi, sehingga terkesan membebani anak.

C. Batasan Masalah
Agar peneliti dapat terarah dan terfokus dengan jelas maka penelitian
ini hanya dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Pada penelitian ini pembelajaran daring dengan menggunakan metode
eksperimen didefinisikan sebagai variabel bebas (independent variabel)
(X), metode eksperimen merupakan aktivitas sains yang dapat dilakukan
anak dengan cara mengamati, menunjukkan, dan mengumpulkan data serta
mampu memahami dan mengenal suatu bentuk benda, ukuran benda, sifat
benda, posisi benda dalam percobaan.
Penelitian ini juga terbatas pada peningkatan kemampuan anak
mengenal benda tenggelam dan terapung sebagai variabel terikat
(dependent variabel) (Y) kemampuan mengenal benda tenggelam dan
terapung merupakan suatu proses yang dapat dikembangkan dari
pengenalan konsep kealaman untuk memecahkan masalah. Selain itu
8

tujuan dari pembelajaran kemampuan mengenal benda tenggelam dan


terapung ini, agar anak mampu mengembangkan kemampuan dan potensi
anak, dalam hal: 1) menyampaikan sebab akibat tentang sifat, posisi, serta
ciri-ciri benda yang baru diamati melalui metode eksperimen, 2) menunjuk
mencari sebanyak-banyaknya benda berdasarkan posisi benda saat di
dalam air, 3) mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut posisi
benda saat di dalam air, dan 4) menceritakan tentang apa yang terjadi jika
paku, kertas, atau ranting, dimasukkan ke dalam air, bahkan mampu
memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada anak, bahwa ada
benda yang tenggelam dan ada yang terapung di air
2. Subyek penelitian ini terbatas pada anak usia 5-6 tahun di RA Insan
Taqwa Surabaya

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat
dirumuskan dalam permasalahan seperti “Adakah pengaruh pembelajaran
daring dengan menggunakan metode terhadap peningkatan kemampuan
eksperiemen tenggelam dan terapung terhadap mengenal benda yang
tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa
Surabaya Surabaya?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembahasan yang ada maka tujuan penelitian ini
diharapkan untuk mengetahui “pengaruh pembelajaran daring dengan
menggunakan metode eksperiemen terhadap peningkatan kemampuan
mengenal benda yang tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun di
RA Insan Taqwa Surabaya Surabaya”.

F. Manfaat Penelitian
1. ManfaatTeoritis
Secara teoritis diharapkan dapat menambah wawasan tentang
metode eksperimen yang dapat diterapkan pada anak usia dini khususnya
9

dalam kemampuan mengenal benda yang tenggelam dan terapung pada


anak usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa Surabaya
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang terkait, meliputi:
a. Bagi Anak
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan mengenal benda
yang tenggelam dan terapung pada anak, melalui penggunaan metode,
sehingga anak mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna,
berupa pengetahuan dan pemahaman dari eksperimen tersebut.
b. Bagi Orang tua/wali murid
Memberikan referensi bagi orang tua tentang kegiatan belajar anak
secara daring untuk meningkatkan kemampuan mengenal benda yang
tenggelam dan terapung melalui eksperimen terapung dan tenggelam
di RA Insan Taqwa Surabaya
c. Bagi Guru PAUD
Hasil penelitian dapat dijadikan masukkan dalam upaya untuk
meningkatkan proses pembelajaran daring melalui penggunaan metode
eksperimen untuk meningkatkan kemampuan mengenal benda terapung
dan tenggelam pada anak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pembelajaran Daring Bagi Anak Usia Dini
a. Pengertian Pembelajaran
Proses pembelajaran yang dilaksanakan siswa sangat
mempengaruhi oleh kesiapan individu sebagai subyek yang melakukan
kegiatan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi fisik dan psikis yang
memungkinkan subyek dalam melakukan efektifitas belajar.
Proses kegiatan belajar dan pembelajaran menurut Suyono dan
Hariyanto (2017: 1), merupakan sesuatu yang tidak pernah berakhir
sejak manusia ada dan berkembang di muka bumi sampai akhir zaman
nanti. Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan
dan dialami oleh manusia sejak manusia dalam kandungan, buaian,
tumbuh berkembang dari anak-anak, remaja,sehingga menjadi dewasa,
sampai ke liang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang
hayat.
Alur pemikiran tersebut dipertegas oleh pendapat dari
Raigeluth (dalam Yamin dan Sanan, 2010: 25), mengatakan bahwa
pembelajaran adalah suatu proses membangun situasi serta kondisi
belajar melalui penataan pelaksanaan komponen tujuan pembelajaran,
materi, metode, kondisi, media, waktu, dan evaluasi yang tujuannya
adalah pencapaian hasil belajar anak.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa,
Pembelajaran merupakan suatu cara mengatur lingkungan agar ada
interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sehingga proses
belajar terjadi.
Upaya pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan
layanan pendidikan selama darurat penyebaran Corona Virus Disease
(COVID-19), sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran
Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020, yakni melalui proses

10
11

pembelajaran yang dilaksanakan melalui penyelenggaraan


pembelajaran secara daring,
b. Pengertian Pembelajaran Daring
Pengertian Daring sendiri merupakan sebuah singkatan dari
frasa “dalam jaringan”, yang merupakan terjemahan dari kata online
untuk menyebut perangkat elektronik yang terhubung ke dalam
jaringan internet. Pembelajaran daring dapat diartikan sebagai kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan melalui medium internet yang dapat
diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang pelaksanaannya
melalui sistem daring dengan menggunakan jaringan internet.
Pendapat Bilfaqih & Qomarudin (2015:1), yang mengatakan bahwa,
proses pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan
pembelajaran dalam Jaringan, dengan tujuan agar dapat menjangkau
kelompok target yang masif dan luas.
Pendapat di atas didukung oleh pendapat dari Pembelajaran
secara daring merupakan akronim dari “dalam jaringan “, yang dapat
diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang pelaksanaannya
melalui sistem daring dengan menggunakan jaringan internet.
Pendapat Bilfaqih & Qomarudin (2015:1), yang mengatakan bahwa,
proses pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan
pembelajaran dalam jaringan, dengan tujuan agar dapat menjangkau
kelompok target yang masif dan luas”. Pendapat tersebut didukung
oleh Thorme (dalam Kuntarto, 2017:102), yang berpendapat bahwa,
kegiatan pembelajaran secara daring (e-learning), merupakan salah
satu pelaksanaan pembelajaran yang lebih menekankan pada
pemanfaatan teknologi internet/multimedia, kelas vitual, pesan suara,
video, untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
Pendapat lain dari Ghirardini (dalam Kartika, 2018:27)
mengenai pembelajaran daring, yang mengemukakan bahwa, proses
pelaksanaan pembelajaran daring, harus disertai dengan pemanfaatan
metode pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan umpan balik
12

terkait, serta menggabungkan kolaborasi kegiatan peserta didik dengan


belajar mandiri, prinsip pembelajaran lebih mendasar pada kebutuhan
anak usia dini, yang diaplikasikan dengan menggunakan simulasi dan
permainan.
Pembelajaran yang dilakukan dari rumah secara virtual ini
merupakan hal yang baru lagi sebagian besar murid, guru, dan pihak
sekolah yang berlangsung dalam proses belajar mengajarnya
https://id.theasianparent.com/pedoman-belajar-dari-kemendikbud .
Menurut paparan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran secara daring disimpulkan bahwa pembelajaran daring
atau e-learning merupakan salah satu proses pembelajaran yang
mnggunakan teknologi melalui pemanfaatan internet, dengan maksud
proses pembelajaran yang terjadi tidak dilaksanakan dengan face to
face, namun melalui penggunaan media elektronik yang dapat
memberikan kemudahan pada peserta didik untuk belajar kapanpun
dan dimanapun.
c. Manfaat Pembelajaran Daring/ E-Learning.
Menurut pendapat darai Bilfaqih dan Qomarudin (2105: 4)
mengemukakan beberapa manfaat dari proses pembelajaran daring
sebagai berikut :
1) Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan
memanfaatkan multi media secara efektif dalam proses
pembelajaran..
2) Dapat meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan
yang bermutu melalui penyelenggaraan pembelajaran dalam
jaringan.
3) Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang
bermutu melalui pemanfaatan sumber daya bersama
Melihat beberapa kemanfaatan dari pembelajaran secara daring
diatas, akan tetapi dalam pelaksanaannya pada anak usia dini,
diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, menarik,
kreatif, menyenangkan, sehingga dapat memotivasi anak usia dini
13

untuk terus belajar dan bermanfaat bagi semua, serta sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran pada anak usia dini.
2. Kajian Prinsip-Prinsip Pembelajaran Pada Anak Usia Dini
a. Pengertian Anak Usia Dini
Secara yuridis anak usia 4-6 tahun tidak wajib mengikuti
pendidikan anak usia dini di Taman Kanak-Kanak (TK), akan tetapi
secara teoritis pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) sangat penting
dalam pendidikan anak. Montolalu (2008:9.3), prasekolah merupakan
usia yang sangat strategis untuk menerima rangsangan-rangsangan dari
luar.
Sebagaimana termuat dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 angka 14
menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan termasuk stimulasi
yang diberikan dari orang dewasa, akan mempengaruhi kehidupan
anak di masa mendatang. Untuk itu diperlukan upaya yang mampu
memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya.
Pendapat yang senada dari Sujiono (2010:73), PAUD adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. PAUD menangani anak-anak dalam asuhan orang tua,
anak-anak yang berada dalam TPA (Tempat Penitipan Anak),
Kelompok Bermain (Play Group), dan Taman Kanak-Kanak (TK).
Mengingat pentingnya pendidikan usia dini, maka anak perlu
diberikan rangsangan-rangsangan, dorongan-dorongan, dan dukungan
dalam program kegiatan yang terencana, bermanfaat, dan yang
14

menyenangkan. Untuk itu dalam proses pembelajaran di TK


memerlukan penggunaan media pembelajaran yang bervariatif dari
seorang pendidik yang memahami anak dengan segala sifat dan
keunikannya sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran anak usia
dini.
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini
Prinsip belajar yang relatif berlaku umum yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran, baik bagi anak yang perlu meningkatkan upaya
belajarnya maupun bagi guru dalam upaya peningkatan pola
mengajarnya. Prinsip-prinsip tersebut dirumuskan secara jelas,
menurut pendapat dari Montolalu (2010:10.3), di bawah ini:
1) Bermain Sambil Belajar dan Belajar Seraya Bermain
Aktivitas bermain dapat memberi anak kesempatan untuk
memuaskan rasa ingin tahu anak serta menterjemahkan
pengalaman bermain tersebut menjadi sesuatu yang bermakna bagi
anak.
2) Pembelajaran Berorientasi Pada Perkembangan Anak
Guru TK harus mampu mengembangkan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik anak.
3) Pembelajaran Berorientasi Pada Kebutuhan Anak
Pembelajaran di TK dirancang dengan menggunakan metode
pembelajaran yang bervariatif untuk dapat memenuhi kebutuhan
intelektual anak secara optimal.
4) Pembelajaran Berpusat Pada Anak
Kegiatan pembelajaran diarahkan atau berpusat pada anak. Dalam
hal ini, guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator.
5) Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Tematik
Tema kegiatan pembelajaran kemampuan pengenalan proses
tenggelam dan terapung didasarkan pada 4 (empat) prinsip yakni:
1) kedekatan, 2) kesederhanaan, 3) kemenarikan, 4) keinsidentilan.
Dengan tujuan untuk menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
15

6) Kegiatan Pembelajaran yang Pakem


Kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan rasa ingin tahu
anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, kreatif, dalam suasana
yang menyenangkan.
7) Mengembangkan Kecakapan Hidup
Pengembangan kecakapan hidup anak pada penelitian ini lebih
difokuskan pada kegiatan pembelajaran secara terpadu
8) Pembelajaran Didukung oleh Lingkungan yang Kondusif
Pembelajaran di TK harus mampu menyediakan/menata
lingkungan yang disesuaikan dengan ruang gerak anak dengan
memperhatikan keamanan, dan kenyamanan anak
9) Pembelajaran yang Demokratis
Dalam hal ini antara guru dan anak memiliki kepentingan yang
sama untuk menciptakan suasana belajar yang akomodatif dan
terbuka.
10) Pembelajaran yang bermakna
Pengelolaan kegiatan pembelajaran di TK, guru harus mampu
mengembangkan pola interaksi antara berbagai pihak yang terlibat
di dalamnya, dan pandai memotivasi anak sehingga secara mental
anak didik memiliki sikap terbuka, kreatif, responsif, dan interaktif
dalam proses pembelajaran.
Salah satu pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik anak usia dini, menurut pendapat Kurrient
(2005:7), adalah dalam bentuk bermain seraya belajar. Melalui
bermain, konsep-konsep dapat menjadi jelas, serta memberikan
kesempatan untuk memuaskan rasa ingin tahu, membayangkan, dan
menterjemahkan pengalaman bermain, sehingga menjadi sesuatu yang
bermakna bagi anak. Pembelajaran bermain seraya belajar merupakan
aktivitas atau interaksi yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta
didik, yang bertujuan agar peserta didik memiliki pengetahuan.
Pendidik sebagai pelaksana teknis di lapangan, diharapkan
mampu mengembangkan metode atau pendekatan yang tepat dalam
16

proses pembelajaran daring, sehingga kemanfaatan dari pembelajaran


daring, masih memungkinkan anak usia dini dapat belajar secara
alamiah, yang mampu mendorong anak untuk bereksplorasi, dan
menemukan jawaban dengan temuan anak sendiri, sehingga proses
pembelajaran sangat bermakna bagi anak. Oleh sebab itu sebagai
bahan kajian dalam penelitian ini, lebih menekankan pada penggunaan
metode ekperimen. Yang didukung dengan beberapa alasan, melalui
penggunaan metode eksperimen dalam pemebelajaran daring,
diharapkan dapat mengembangkan cara berpikir anak secara rasional,
dapat menumbuhkan sikap serta perilaku kritis, yakni, tidak mudah
percaya sebelum pembuktian, dan dapat memungkinkan anak belajar
secara aktif dan mandiri
3. Pemanfaatan Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Menurut pendapat dari Yanto (2019:1), metode eksperimen
secara sederhana dapat diartikan sebagai test atau percobaan.
Perancangan eksperimen juga dapat diartikan secara sederhana
merancang percobaan. Pendapat Sugiyono (dalam Ismail 2018:51)
mengatakan bahwa, metode eksperimen dapat diartikan sebagai
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
dalam kondisi yang terkendalikan.
Pendapat yang senada dari Puryadi, dkk (2017:134), yang
mengatakan bahwa, metode eksperimen merupakan metode pemberian
kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih
melakukan suatu proses atau percobaan, di mana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari dan
menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Sedangkan pendapat dari Wahyuni (2018:1), berpendapat
bahwa, metode eksperimen adalah sebuah metode pembelajaran yang
dikakukan dengan cara melibatkan anak langsung dalam kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sehingga, anak mendapatkan
17

pengalaman baru dan ilmu yang ingin diberikan di dapatkan oleh anak
dari kegiatan tersebut.
Menurut paparan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengertian eksperimen merupakan aktivitas anak mampu mengamati,
mengumpulkan data dan merancang percobaan yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup anak. disamping
itu pemanfaatan metode eksperimen dalam pendidikan, bertujuan
untuk membantu peserta didik dalam menemukan sendiri konsep
melalui percobaan. Dalam arti bahwa konsep yang diketahui bukan
hasil hafalan atau dari salinan buku tapi konsep tersebut dipahami anak
setelah melakukan observasi, klasifikasi, kuantifikasi, interfensi dan
komunikasi untuk mendapatkan kesimpulan yang valid. Dengan
metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat dalam
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta,
mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan
masalah yang dihadapinya secara nyata.
Dari uraian diatas maka dapat dilihat bahwa metode
eksperimen memiliki perbedaan dengan metode yang lainnya, jika
metode selain eksperimen lebih menekankan pada proses terjadinya
dan mengabaikan hasil, sedangkan pada penggunaan metode
eksperimen penekanannya lebih pada proses sampai dengan hasil. Dan
pelaksanaan metode eksperimen atau percobaan yang dilakukan dalam
proses pembelajaran tidak selalu harus dilaksanakan di kelas, akan
tetapi dapat dilakukan di alam sekitar.
b. Kelebihan-Kelebihan Penggunaan Metode Eksperimen
Menurut pendapat dari Nurhidayati (2016:121), terdapat
beberapa kelebihan dari penggunaan metode eksperimen dengan
bertemakan air, secara umum antara lain: 1) anak lebih percaya atas
kebenaran berdasarkan temuannya sendiri, 2) mengembangkan sikap
bereksplorasi, 3) anak memperoleh pengalaman dana keterampilan
yang bermakna dari kegiatan bereksperimen, 4) anak akan lebih aktif
18

dalam proses pembelejaran, 5) memupuk rasa kemandirian, 6)


memberikan kesempatan menggunakan seluruh pancaindera anak
c. Kekurangan-Kekurangan Penggunaan Metode Eksperimen
Adapun beberapa kekurangan dalam penggunaan metode
eksperimen adalah, 1) kekurangan alat percobaan, sehingga tidak
semua anak dapat melakukan percobaan, 2) sering terjadi kesalahan
sebab guru kurang berpengalaman dalam melakukan metode
eksperimen, 3) memerlukan peralatan yang komplit, 4) kesalahan pada
peserta didik tidak terditeksi oleh guru, 5) eksperimen memerlukan
waktu yang lama.
d. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penggunaan
Metode Eksperimen
Agar pemanfaatan metode eksperimen dalam proses
pembelajaran dapat efisien serta efektif, maka perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut: 1) persediaan alat percobaan harus mampu
menjangkau jumlah anak, 2) alat yang digunakan tidak membahayakan
anak, dan dalam kondisi bersih serta layak digunakan, 3) pemilihan
topik atau tema percobaan harus jelas dan disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, 4) pendidik harus dapat menjelaskan secara jelas kepada
anak tentang hal-hal yang akan dieksperimenkan, 5) harus dengan
persiapan dan perencanaan yang matang.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa, metode
eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada anak didik baik
perorangan maupun kelompok untuk melakukan percobaan yang
sengaja dirancangdan terencana untuk membuktikan kebenaran suatu
teori dengan menempuh atau menggunakan cara yang teratur dan
sistematis. Untuk itu pemilihan tema dan sub tema pada penelitian ini,
adalah Air, Api, dan Udara, dengan sub tema sifat-sifat air, sub-sub
tema proses benda yang tenggelam dan terapung, dengan
menggunakan objek yang mudah diamati oleh anak serta mampu
menampilkan hubungan sebab-akibat secara langsung, hal ini sangat
disukai anak daripada tema yang bersifat abstrak.
19

4. Hakikat Peningkatan Kemampuan Pengenalan Proses Tenggelam dan


terapung Pada Anak Usia Dini
a. Pengertian Proses Tenggelam Dan Terapung
Ayub, Afifah & Mutia (2018: 276), berpendapat terapung dan
tenggelam merupakan salah satu pokok bahasan fisika yang menarik
dan menakjubkan dalam fenomena alam yang untuk dipelajarinya
seperti bagaimana cara kapal selam dapat terapung di air. Sedangkan
pendapat dari khairo (dalam Santika, Mulyana & Nur 2020: 177),
terapung adalah benda yang lebih ringan dari pada air akan terapung
saat berada dipermukaan air. Sedangkan tenggelam merupakan benda
yang akan tenggelam jika benda itu lebih berat dari pada air.
Pendapat di atas lebih diperjelas pendapat dari Soetarno (dalam
Umi Hasanah 2014:27), yang menyatakan bahwa, proses tenggelam
apabila benda itu turun sampai ke dasar air karena berat jenis benda
lebih besar dari berat jenis air, sedangkan benda terapung apabila
benda tersebut berada di permukaan air karena berat jenis benda lebih
kecil dari berat jenis air.
Menurut paparan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengertian tenggelam merupakan suatu benda yang dapat dikatakan
tenggelam apabila benda tersebut turun kedasar air karena berat benda
tersebut sedangkan terapung merupakan kemampuan suatu benda
yang dapat terapung apabila benda tersebut berada di permukaan air.
b. Pentingnya Peningkatan Kemampuan Pengenalan Proses Tenggelam
Dan Terapung Di Air Pada Anak Usia Dini
Terkait dengan kegemaran anak pada umumnya adalah bermain
dengan air. Pendidik dapat mengarahkan kegemaran anak tersebut ke
dalam berbagai kegiatan bermain dengan air, agar anak dapat memiliki
berbagai pengalaman tentang air yang sangat disukai oleh anak, salah
satunya yakni proses tenggelam dan terapung,. Air memiliki
karakteristik yang unik. Dengan kegiatan sederhana anak mengenal
karakteristik air, seperti memasukkan benda-benda ke dalam air dan
mengamati perubahan yang terjadi pada benda tersebut. Selain itu,
20

dapat juga melatih anak untuk meggunakan pancainderanya untuk


mengenal berbagai benda dan peristiwa
Pernyataan di atas didukung oleh pendapat dari Johnson, dkk
2008 (dalam Leli Halimah, 2016:84), yang mengemukakan, bahwa
bermain merupakan cara anak-anak belajar tentang diri sendiri dan
dunia dimana anak berada. Bermain merupakan hal yang sangat
mengasyikan, dan bermain merupakan kebutuhan pokok seperti makan
dan minum.
Peningkatan kemampuan pengenalan proses tenggelam dan
terapung hendaknya dilakukan sejak usia dini dengan kegiatan yang
menyenangkan dan melalui pembiasaan agar anak mengalami porses
ilmiah secara langsung, dan agar anak tidak hanya mengetahui
hasilnya saja, tetapi juga dapat mengerti proses dan kegiatan benda
tenggelam ataupun terapung yang dilakukan.
Berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini
(usia 5-6 tahun) pada umumnya, penulis melakukan indikator
keberhasilan pemahaman konsep berpikir logis menurut kurikulum 13
PAUD, sehingga indikator yang digunakan dalam penelitian pada
peserta didik kelompok B, dalam aspek perkembangan kemampuan
mengenal proses tenggelam dan terapung tersebut dapat dicapai,
melalui indikator tingkat capaian perkembangan dalam beberapa
kemampuan anak, sebagai berikut:
1) Kemampuan anak menyampaikan sebab akibat tentang sifat,
posisi, serta ciri-ciri benda yang baru diamati melalui metode
eksperimen
2) Kemampuan anak menunjuk dan mencari sebanyak-banyaknya
benda berdasarkan posisi benda saat di dalam air
3) Kemampuan anak mengelompokkan benda dengan berbagai cara
menurut posisi benda saat di dalam air
4) Kemampuan menceritakan tentang apa yang terjadi jika paku,
kertas, atau ranting, dimasukkan ke dalam air.
21

5. Pengaruh Pembelajaran Daring Dengan Metode Eksperimen Terhadap


Peningkatan Kemampuan Pengenalan Konsep Tenggelam Dan Terapung
Pada Anak Usia Dini (5-6 Tahun)
Guru sebagai pelaksana teknis pembelajaran di lapangan, harus
mampu mengembangkan metode dan pendekatan yang tepat dalam proses
pembelajaran secara daring ini, yang memungkinkan anak mengetahui
proses pembelajaran daring secara natural. Selain itu pada pembelajaran
daring pendidik di tuntut untuk dapat merencanakan suasana pembelajaran
yang memotivasi anak agar dapat bereksplorasi, merancang dan
menciptakan sesuatu agar anak mengetahui hasil dan proses tersebut.
Penerapan metode eksperimen pada proses pembelajaran daring,
dapat mengajarkan anak untuk secara langsung masuk dalam kegiatan
yang diberikan oleh pendidik. Jadi anak dapat mengerti proses kegiatan
dari awal sampai akhir. Anak pun menjadi mengerti tentang konsep
pembelajaran secara alamiah. Dengan dilakukannya eksperimen atau
percobaan melalui kegiatan bermain sambil belajar, salah satunya dengan
memasukkan benda-benda ke dalam air (terapung, tenggelam), sebagai
berikut:

Gambar 3.1: posisi telur yang dimasukkan ke dalam air yang dicampur garam
22

Pembelajaran daring pada anak usia dini dengan penerapan metode


eksperimen akan membantu anak untuk memahami konsep tenggelam dan
terapung. Pemahaman konsep tersebut dapat diketahui apabila anak telah
mampu: menyampaikan sebab akibat tentang sifat, posisi, serta ciri-ciri
benda yang baru diamati melalui metode eksperimen, menunjuk dan
mencari sebanyak-banyaknya benda berdasarkan posisi benda saat di
dalam air, mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut posisi
benda saat di dalam air, dan menceritakan tentang apa yang terjadi jika
paku, kertas, atau ranting, dimasukkan ke dalam air.

B. Tinjauan Penelitian Yang Relevan


1. Penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Sains Mengenal
Benda Cair Melui Metode Eksperimen pada kelompok B5 di TK Witri I
Kota Bengkulu” pada tahun 2018 yang dilakukan oleh Amalaia,
Saparahayuningsih, Suprapti, dapat disimpulkan bahwa melalui
pembelajaran dengan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan
sains mengenal benda cair. Kegiatan eksperimen pada aspek mengamati
ini akan terlihat oleh anak-anak ketika ditanya sudah bisa menjawab
karena anak-anak memperhatikan proses percoobaan yang dilakukan.
Berdasarkan pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen dapat meningkatkan kemampuan sains anak mengenal benda
cair. Kemampuan sains pada aspek mengamati, mengklarifikasi,
memprediksi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan meningkat dari
siklus I ke siklus II perbedaan persentase antara siklus I ke siklus II
sebesar 12.6%. hasil tersebut menunjukkan bahwa setiap siklusnya
meningkat yang berarti bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen
dapat meningkat kemampuan sains anak.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Kumalasari, Semara Putra, Wayan
Sujana pada tahun 2015 yang berjudul tentang “Meningkatkan
Perkembangan Kognitif Dalam Bidang Sains Melalui Aktivitas Percobaan
Sederhana Pada Anak Kelompok B3 TK Kartika VII-1 Kodam-Udayana
IX” dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk penerapan
23

aktivitas percobaan sederhana dapat meningkatkan perkembangan kognitif


dalam bidang sains anak kelompok B3 TK Kartika VII-1 Kodam IX
Udayana Denpasar Selatan.
Pada siklus I rata-rata perkembangan kognitif dalam bidang bisnis
anak kelompok B3 TK Kartika VII-1 mencapai 73,8% yang berada pada
kategori sidang. Sedangkan siklus II nilai rata-rata perkembangan kognitif
dalam bidang bisnis anak kelompok B3 TKKartika VII-1 naik menjadi
81,8% pada kategori tinggi, jadi ini peningkatan rata-rata perkembangan
kelompok B3 TK Kartika VII-1 dari siklus Ike siklus II naik sebesar 8%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Fatmawati dan Mallevi Agustin
Ningrum pada 2019 yang berjudul tentang “Pengaruh Metode Eksperimen
Terhadap Kemampuan Sains Mengenal Benda Cair Pada Anak Kelompok
B TK Hidayatullah Lidah Kulon 1/58 Surabaya” dapat disimpulkan
berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan pada penelitian ini, maka da
beberapa saran untuk penelitian ini lebih bermanfaat, sebagai berikut: 1)
bagi guru dalam proses pembelajaran pada anak kelompok B khususnya
untuk kemampuan sains hendaknya memperhatikan media pembelajaran
dan metode pembelajaran.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Nurfela Bariyatul Ulum pada tahun 2016
yang berjudul “Penilitian Tentang Konsep Sains Bermain Air Dengan
Pendekatan Demostrasi Dan Pendekatan Saintifik Terhadap Kemampuan
Perkembangan Sains Permulaan Di RA Sudirman XV Jetis” dapat
disimpulkan berdasarkan bahwa kelompok eksperimen mengalamin
peningkatan perkembangan sains permulaan yang lebih tinggi
dibandingkan pada kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen
didapatkan nilai rata-rata pretest semula 48,30 menjadi 76,17 pada nilai
posttestnya kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 27, 87,
sedangkan pada kelompok kontrol mendapat nilai rata-rata yang semula
47,70 menjadi 56,57, jadi kelompok kontrol mengalami peningkatan
sebesar 8,87.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Alfiani Defi Nofitasari & Ika Maryani pada
tahun 2018 yang berjudul “Efektifitas Metode Eksperimen Terhadap
24

Kemampuan Mengenal Warna Di Kelas A TK ABA Tobayan Sleman”


dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang telah diuraikan sebelumnya bahwa dalam melakukan treatment
menggunakan metode eksperimen dengan berbagai kegiatan dapat
meningkatkan kemampuan mengenal warna anak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa metode eksperimen efektif terhadap kemampuan
mengenal warna pada anak usia di kelompok A TK ABA TOBAYAN.

D. Kerangka Berpikir
Menurut Arif, Sukuryadi, Fattimaturrahmi (2017:111) kerangka
berpikir adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka
konsep pemecahan masalah yang telah teridentifikasi atau dirumuskan dalam
sebuah penelitian kuantitatif secara menyeluruh

Pembelajaran secara daring (e- Unsur pokok pada pengenalan konsep


learning), pembelajaran melalui tenggelam dan terapung.
pemanfaatan Memberikan pengetahuan kepada anak,
1.Teknologi bahwa ada benda yang dapat tenggelam dan
internet/multimedia dapat terapung di dalam air. Seringkali anak
2. Kelas vitual, pesan suara beranggapan benda yang ukurannya kecil
Metode
3. Videoeksperimen
Call akan terapung dan untuk benda ukuran besar
5. Google Meet akan tenggelam.
Peningkatan Kemampuan Indikator Tingkat Capaian Perkembangan
Mengenal Konsep Tenggelam Kemampuan Mngenal Konsep Tenggelam
dan Terapung dan Terapung:
1. Menyampaikan sebab akibat
2. Menunjuk dan mencari sebanyak-banyaknya
benda berdasarkan posisi benda
3. Mengelompokkan benda menurut posisi
benda
4. Menceritakan tentang apa yang terjadi jika
paku, kertas, atau ranting, dimasukkan ke
dalam air.
Gambar 3.2 Kerangka berpikir
Keterangan :
: Pengaruh
: Yang diteliti
------- : Tidak diteliti
25

E. Hipotesis Penelitian
Menurut Anshori & Iswati (2017: 46) hipotesis adalah penyataan yang
diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran adanya fenomena yang
dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah pembelajaran daring dengan metode eksperimen
berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan mengenal konsep
tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa
Surabaya Surabaya.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Daring
Dengan Penggunaan Metode eksperimen Terhadap Peningkatan Kemampuan
Mengenal Konsep Benda Tenggelam Dan Terapung Pada Anak Usia 5-6
Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya” menggunakan pendekatan kuantitatif
dan penelitiannya adalah termasuk penelitian eksperimen. Berdasarkan
pendapat dari Sugiyono (2016:72), mengemukakan bahwa, metode penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.
Pendapat yang sejalan dari pendapat di atas dari Maskum (2016: 9),
yang berpendapat bahwa, metode kuantitatif dalam penelitian antara lain
dicirikan oleh pengujian hipotesis dan digunakannya instrument-istrument tes
yang standar. Secara garis besar, penelitian dengan menggunakan metode
kuantitatif ada dua macam, yaitu : (1) penelitian eksperimen, dan (2)
penelitian non-eksperimen.
Mengacu pada pendapat ke dua ahli tersebut, penelitian ini sendiri
menggunakan jenis penelitian Pre Experimental Design dengan model One
Group Pre test and Post Test Design. Dimana penelitian ini hanya
menggunakan satu kelompok eksperimen diukur variabel dependennya (pre-
test), kemudian diberikan stimulus, dan diukur kembali variabel dependennya
(post-test), tanpa ada kelompok pembanding.

B. Desain Penelitian
Desain ini dapat digambarkan seperti berikut (dalam Sugiyono,
2016:74). Dalam hal ini peneliti melakukan pengukuran sebanyak dua kali,
yakni sebelum dan sesudah perlakuan.

26
27

O1 X O2

Keterangan
O1 = Hasil pengukuran awal (pre-test)
O2 = Hasil pengukuran akhir (post-tes)

Dengan selesainya perlakuan pengukuran ini. Peneliti mengadakan


analisis terhadap data yang terkumpul, yaitu berupa nilai pretest dan
posttest. Dengan tujuan untuk membandingkan dua nilai, apakah ada
perbedaan antara kedua nilai tersebut secara signifikan. Pengujian perbedaan
kedua nilai hanya dilakukan terhadap rerata kedua nilai saja. Dengan dengan
demikian teknik langkah-langkah analisis dan eksperimen dengan model pre-
tes post-test design, sebagai berikut:
O1 = Mencari rerata nilai awal atau pretest (tingkat capaian perkembangan
kemampuan anak mengenal konsep benda tenggelam dan terapung)
O2 = Mencari rerata nilai akhir atau post-test (tingkat capaian perkembangan
kemampuan perkembangan kemampuan anak mengenal konsep benda
tenggelam dan terapung)
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam eksprimen adalah upaya
yang harus dilakukan oleh peneliti dalam mengontrol masuknya variabel-
variabel yang dapat mengganggu hasil penelitian yang tidak diharapkan.

C. Tempat, Subyek, dan Waktu Penelitian


1. Lokasi penelitian terletak di RA Insan Taqwa Surabaya Surabaya, yakni
yang berdomisili di Jalan Simo Rejo No 14-16 Surabaya
2. Waktu penelitian dilakukan kurang lebih dalam 8 (delapan) kali pertemuan,
pada semester II (genap), dilaksanakan pada awal bulan April 2021 sampai
dengan akhir Juni 2021, tahun ajaran 2020-2021.
28

D. Sasaran Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok B di RA Insan
Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020-2021 dengan jumlah 15 anak didik yang
berusia rata-rata 5-6 tahun.

E. Variabel Penelitian Dan Definisi Variabel Penelitian


1. Variabel Penelitian
Menurut Karlinger (dalam Arikunto, 2016:116), variabel penelitian
adalah sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin,
insaf dalam konsep kesadaran. Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:
a. Variabel bebas (x), pada penelitian ini adalah pembelajaran daring
dengan metode eksperimen
b. Variabel terikat (y), pada penelitian ini adalah perkembangan
kemampuan anak mengenal konsep benda tenggelam dan terapung
2. Definisi Variabel Penelitian
a. Pembelajaran Daring Dengan Menggunakan Metode Eksperimen
Pembelajaran daring dapat diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan melalui medium internet yang dapat diartikan sebagai
kegiatan belajar mengajar yang pelaksanaannya melalui sistem daring
dengan menggunakan jaringan internet, yang didukung dengan
penggunaan metode eksperimen, yakni sebuah metode pembelajaran
yang dikakukan dengan cara melibatkan anak langsung dalam kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sehingga, anak mendapatkan pengalaman
baru dan ilmu yang ingin diberikan di dapatkan oleh anak dari kegiatan
tersebut.
b. Kemampuan Mengenal Konsep Tenggelam Dan terapung
Kemampuan anak untuk mengenal suatu konsep benda tenggelam dan
terapung di air kepada anak, dengan melakukan eksplorasi terhadap
benda-benda yang terdapat di sekitar anak melalui interaksi langsung
dengan obyek. Bertujuan agar anak dapat berlatih melakukan percobaan
sederhana, yang dilanjutkan dengan mengkonstruksi pengetahuan anak
sesuai dengan pola pikir anak
29

F. Prosedur Penelitian
1. Menyusun Proposal Penelitian.
Sebelum peneliti mengadakan penelitian, maka peneliti harus menyusun
proposal terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah penyusunan proposal,
di antaranya:
2. Pengajuan Judul
b. Melakukan studi kepustakaan sebagai bahan kajian yang dapat menjadi
landasan teori
c. Mempersiapkan instrumen penelitian serta alat pembelajaran
d. Penyusunan proposal peneltian
e. Menyeminarkan proposal penelitian
3. Persiapan Penelitian
Sebagai langkah awal penelitian ini yakni, menyusun kegiatan
tindakan penelitian sebagai berikut :
a. Pembuatan Lembar Eksperimen lembar eksperimen tingkat capaian
perkembangan kemampuan anak mengenal benda tenggelam dan
terapung, berupa Pre-test (sebelum mendapatkan pembelajaran daring
dengan metode eksperimen), dan post-test (sesudah mendapatkan
pembelajaran daring dengan metode eksperimen).
b. Menentukan jadwal intervensi Pemberian treatmen pada anak usia
dini kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya yang terdiri dari 15
anak, yang dilakukan selama 8 (delapan) kali pertemuan. Pemberian
treatmen berdasarkan kisi -kisi beberapa syarat pokok yang digunakan
sebagai pertimbangan, maka pada penelitian ini yang dipilih sebagai
pemberi treatmen dengan pembelajaran daring yang menggunakan
metode eksperimen adalah guru kelompok B, di RA Insan Taqwa
Surabaya, dengan alasan guru kelompok B memiliki pengalaman yang
tinggi, serta memiliki pendidikan yang sesuai dengan bidangnya,
bahkan mengetahui karakteristik anak dan menguasai kelas.
c. Pemilihan Pengamat
Pengamat dalam penelitian ini adalah guru karena beliau mempunyai
kemampuan berkomunikasi dengan baik.
30

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai
dengan Juni 2021 di kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya, dengan
jumlah anak yang mengikuti pembelajaran daring melalui video call,
adalah 15 anak usia dini. dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai
observer. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada skenario
pembelajaran yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH) yang telah disiapkan guru.
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran daring
berlangsung, pelaksanaan penelitian ini dengan bantuan partisipan pada
saat melakukan pengamatan/penelitian terhadap apa yang direncanakan
ataupun dipersiapkan melalui penerapan pembelajaran daring pada anak
usia 5-6 tahun kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya. Pelaksanaan
penelitian pada proses pembelajaran daring melalui google meet,
dilakukan dalam 8 (delapan) kali pertemuan. Adapun langkah-langkah
pembelajaran yang telah dilaksanakan didiskripsikan dan dirangkum
secara lengkap, di bawah ini:
a. Langkah Awal
Peneliti melakukan uji coba pretest untuk mengetahui tingkat capaian
perkembangan kemampuan anak mengenal konsep benda tenggelam
dan terapung sebelum menggunakan metode eksperimen pada 15
anak di kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya.
1) Guru menunjukkan sebuah bola basket pada anak-anak
2) Guru melakukan tanya jawab dengan anak, apa yang terjadi jika
bola ping pong ini dimasukkan ke dalam air.
3) Guru menunjukkan beberapa butir kelereng, dan melakukan hal
yang sama, bertanya jawab dengan anak, apa yang terjadi jika
kelereng ini dimasukkan ke dalam air.
b. Langkah pemberian Treatment
Setelah peneliti melakukan pretest langkah selanjutnya berdasarkan
hasil pre-test tersebut, peneliti melakukan treatmen, yang berupa
31

proses pembelajaran daring (google meet) menggunakan metode


ekperimen. Dengan langkah-langkah, sebagai berikut:
1) Mengenalkan bentuk benda cair yang akan digunakan dalam
ekperimen. Dengan kegiatan sederhana guru mengenalkan
karakteristik air, yang berbeda dengan benda cair lainnya, seperti
minyak goreng, susu sapi, sirup, dan kecap. Yang tidak tembus
cahaya, sehingga tidak dapat digunakan dalam percobaan.
2) Mengenalkan benda-benda yang akan digunakan dalam kegiatan
eksperimen pada benda yang terapung, seperti, ranting kayu kecil,
kelereng, sendok kecil yang terbuat dari logam, kertas, batu kecil,
bola ping pong, cemiti, jepit rambut hitam, daun.
3) Guru menjelaskan pada anak untuk mempersiapkan alat yang akan
digunakan pada kegiatan ekperimen, yang meliputi toples kaca
kecil (gelas aqua) yang diisi air 3/4 dari ketinggian, daun, ranting
kecil, bola ping pong, kertas, cotton buth (pembersih telinga) yang
masih baru.
4) Guru memperagakan kegiatan ekperimen, dengan menunjukkan
kepada anak-anak, daun dimasukkan ke dalam air. Selanjutnya
guru memberikan instruksi kepada anak-anak untuk mengikuti apa
yang dilakukan.
5) Guru mengajak anak-anak untuk mengamati peristiwa atau
kejadian, jika daun dimasukkan ke dalam air.
6) Guru melakukan tanya jawab dengan anak mengenai posisi daun di
dalam air.
7) Guru mengajak anak untuk melakukan eksperimen konsep benda
yang tenggelam pada benda-benda yang lain, seperti: cemiti,
kelereng, paku, batu, sendok logam, jepit rambut hitam.
8) Guru memberikan kesempatan pada anak untuk menceritakan
pengalaman bermain yang telah dilakukan.
b. Langkah Akhir
Pada langkah ini, merupakan uji coba eksperimen pada anak kelompok B
di RA Insan Taqwa Surabaya dengan pemberian post-test untuk
32

mengetahui hasil treatmen yang dilakukan oleh guru yang diikuti oleh 15
anak yang hadir, sehingga diperoleh data yang nantinya digunakan
sebagai bahan untuk kegiatan analisis data.

G. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Martono (2014:84) mengemukakan teknik pengumpulan data
yang akan diterapkan ada tiga macam metode pengumpulan data, yaitu
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
1. Wawancara
Menurut Martono (2014:85) wawancara merupakan metode
pengumpulan data dengan cara peneliti mengajukan pertanyaan secara
lisan kepada seseorang (informan dan responden). Ada dua macam
wawancara salah satunya yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur
menurut sugiyono ( 2018:214). Wawancara terstruktur yang digunakan
dalam penelitian ini untuk pengumpulan data dalam kegiatan eksperimen
terapung dan tenggelam.
2. Dokumentasi
Menurut Martono (2014:87) dokumentasi merupakan sebuah
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan
berbagai dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian. Metode
dokumentasi digunakan dalam penelitian yang berupa foto, video saat
proses kegiatan tersebut berlangsung dari rumah dan portofolio dari hasil
lembar kerja kegiatan anak dalam eksperimen terapung dan tenggelam.
3. Observasi
Menurut Martono (2014:86) observasi merupakan sebuah proses
pengamatan menggunakan pancaindra kita. Menurut sugiyono (2018:224)
observasi dibagi menjadi dua macam yaitu observasi berperanserta
(Participant Observation) dan observasi nonpartisipan. Participant
observaton digunakan dalam meneliti untuk melakukan pengamatan
dalam mengumpulkan data mengenai tingkat capaian perkembangan
kemampuan anak mengenal konsep benda tenggelam dan terapung melalui
kegiatan pembelajaran daring dengan menggunakan metode eksperimen di
RA Insan Taqwa Surabaya.
33

H. Instrument Penelitian
Menurut (Arikunto, 2006:160), yang dimaksud dengan instrument
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan pedoman observasi yang digabungkan dengan check-list
sebagai instrumen pengumpulan data yang utama. Dimana dalam check-list
tersebut dibuat dengan menggunakan rating scale.
Kategori yang dipakai dalam rating scale penelitian ini adalah 4
bernilai 76-100 bila kemampuan “BSB” (Berkembang Sangat Baik), 3
bernilai 51-75 bila kemampuan “BSH” (Berkembang Sesuai Harapan), 2
bernilai 26-50 bila kemampuan “MB” (Mulai Berkembang), dan 1 bernilai 1-
25 bila kemampuan “BB” (Belum Berkembang). Untuk memperoleh data
yang akurat yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka instrumen
pedoman observasi yang dikembangkan oleh peneliti sesuai dengan tabel
instrument penilaian
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Penilaian Indikator Tingkat Capaian
Perkembangan Kemampuan Anak Mengenal Konsep Benda
Tenggelam Dan Terapung (Pre-test dan Pot-test) melalui
pengukuran Rating Scale Pada Anak Usia 5-6 Tahun di RA Insan
Taqwa Surabaya
Tingkat Capaian Perkembangan Mengenal Konsep
Benda Tenggelam Dan Terapung
Total
Nama
NO Indikator 1 Indikator Indikator Indikator
Peserta didik
2 3 4

X1 X1 X1 X1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
34

10
11
12
13
14
15
X1-4  

Keterangan :
Indikator 1 : Menyampaikan sebab akibat
Indikator 2 : Menunjuk dan mencari sebanyak-banyaknya benda berdasarkan
posisi benda
Indikator 3 : Mengelompokkan benda menurut posisi benda
Indikator 4 : Menceritakan tentang apa yang terjadi jika paku, kertas, atau
ranting, dimasukkan ke dalam air.

Tabel 3.2 Lembar Instrumen Pengamatan Tingkat Capaian Perkembangan


Kemampuan Anak Mengenal Konsep Benda Tenggelam Dan Terapung
Pada Anak Usia 5- 6 Tahun di RA Insan Taqwa Surabaya
No. Indikator Deskripsi Item Yang Diamati Ket

1. Menyampaikan Anak mampu 1. Anak belum


sebab akibat mengutarakan mampu
tentang sebab mengutarakan
benda dapat sebab benda yang
tenggelam dan tenggelam dan
terapung di air terapung
secara sederhana 2. Anak mulai
mampu
mengutarakan
sebab 1-2 benda
yang tenggelam
dan terapung
3. Anak telah mampu
mengutarakan 3-4
sebab benda yang
tenggelam dan
terapung
4. Anak sangat
mampu
mengutarakan 4-6
sebab benda dapat
35

tenggelam dan
terapung, secara
lancar, dan mandiri
serta spontan
2. Menunjuk dan Anak mengetahui 1. Anak belum
mencari sebanyak- dan memahami mampu sama
banyaknya benda benda yang sekali
berdasarkan terapung dan menunjukkan
posisi benda tenggelam benda tenggelam
berdasarkan posisi dan terapung yang
benda dalam air dilihat dari posisi
benda
2. Anak mulai
mampu
menunjukkan 1-3
benda tenggelam
dan terapung yang
dilihat dari posisi
benda
3. Anak telah
mampu
menunjukkan 3-6
benda tenggelam
dan terapung yang
dilihat dari posisi
benda
4. Anak sangat
mampu
menunjukkan 6-10
benda tenggelam
dan terapung yang
dilihat dari posisi
benda dengan
lancar, mandiri dan
spontan.
3. Mampu Mampu 1. Anak belum
Mengelompokkan Mengelompokkan mampu sama
benda menurut benda dengan sekali
posisi benda berbagai cara yang mengelompokkan
diketahui anak benda menurut
dengan melihat posisi benda
posisi benda 2. Anak mulai mampu
mengelompokkan
2-3 benda menurut
posisi benda
3. Anak telah mampu
mengelompokkan
4-7 benda menurut
posisi benda
4. Anak sangat
mampu
36

mengelompokkan
7-10 benda
menurut posisi
benda dalam air
4. Menceritakan Mampu 1. Anak belum
tentang apa yang menceritakan mampu
terjadi jika paku, konsep tenggelam menceritakan
kertas, atau ranting, dan terapung konsep tenggelam
dimasukkan ke dan terapung
dalam air. 2. Anak mulai
mampu
menceritakan
konsep tenggelam
dan terapung
walaupun selalu
dengan bantuan
guru.
3. Anak telah mampu
menceritakan
konsep tenggelam
dan terapung
dengan lancar
dengan sedikit
bantuan guru.
4. Anak sangat
mampu
menceritakan
konsep tenggelam
dan terapung
dengan lancar
dengan sedikit
bantuan guru
secara spontan, dan
mandiri

Jumlah centangan 16

Tabel 3.3 Rubrik Instrumen Tingkat Capaian Perkembangan Kemampuan Anak


Mengenal Konsep Benda Tenggelam Dan Terapung Pada Anak Usia 5- 6
Tahun di RA Insan Taqwa Surabaya
37

Variabel Indikator Skor Kriteria


Anak sangat mampu mengutarakan 4-6 sebab benda dapat
Menunjukkan *4 tenggelam dan terapung, secara lancar, dan mandiri serta
sebab akibat spontan
Anak telah mampu mengutarakan 3-4 sebab benda yang
*3
tenggelam dan terapung
Anak mulai mampu mengutarakan sebab 1-2 benda yang
*2
tenggelam dan terapung
Anak belum mampu mengutarakan sebab benda yang
*1
tenggelam dan terapung
Menunjuk dan Anak sangat mampu menunjukkan 6-10 benda tenggelam dan
mencari sebanyak- *4 terapung yang dilihat dari posisi benda dengan lancar, mandiri
banyaknya benda dan spontan.
berdasarkan Anak telah mampu menunjukkan 3-6 benda tenggelam dan
*3
posisi benda terapung yang dilihat dari posisi benda
Anak mulai mampu menunjukkan 1-3 benda tenggelam dan
*2
terapung yang dilihat dari posisi benda
Mengenal
Anak belum mampu sama sekali menunjukkan benda
konsep benda *1
tenggelam dan terapung yang dilihat dari posisi benda
tenggelam dan
Mampu Anak sangat mampu mengelompokkan 7-10 benda menurut
terapung *4
Mengelompokkan posisi benda dalam air
benda menurut Anak telah mampu mengelompokkan 4-7 benda menurut
*3
posisi benda posisi benda
Anak mulai mampu mengelompokkan 2-3 benda menurut
*2
posisi benda
Anak belum mampu sama sekali mengelompokkan benda
*1
menurut posisi benda
Menceritakan Anak sangat mampu menceritakan konsep tenggelam dan
tentang apa yang *4 terapung dengan lancar dengan sedikit bantuan guru secara
terjadi jika paku, spontan, dan mandiri
kertas, atau ranting, Anak telah mampu menceritakan konsep tenggelam dan
*3
dimasukkan ke terapung dengan lancar dengan sedikit bantuan guru.
dalam air Anak mulai mampu menceritakan konsep tenggelam dan
*2
terapung walaupun selalu dengan bantuan guru
Anak belum mampu menceritakan konsep tenggelam dan
*1
terapung

Keterangan
*1 (bintang satu) : 0-55
38

*2 (bintang dua) : 56-63


*3 (bintang tiga) : 66-79
*4 (bintang empat) : 80-10

I. Teknik Analisis Data


Menurut Arikunto (2002:275), apabila akan membandingkan kedua
hasil dengan membandingkan mean seperti halnya one shot case study, serta
untuk menganalisis hasil eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test
one group design, maka rumus yang digunakan adalah:

Keterangan :

X1 = Pretest

X2 = Postest

S = Beda Pretest (X1) Postest (X2)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh


pembelajaran daring dengan metode eksperimen terhadap peningkatan
kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan terapung anak usia 5-6
tahun di RA Insan Taqwa Surabaya?” sehingga diperoleh hipotesis yang
berbunyi “Ada pengaruh pembelajaran daring dengan metode eksperimen
terhadap peningkatan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan
terapung anak usia 5-6 tahun di RA Insan Taqwa Surabaya”
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian


1. Seting Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode
eksperimen. Penelitian ini berdesain “One-Shot Case Study”. yaitu dengan
desain terdapat satu kelompok diberi treatment/perlakuan yaitu melalui
pembelajaran daring dengan penggunaan metode eksperimen, dan
selanjutnya diobservasi hasilnya. Dalam penelitian ini variabel
penelitiannya bersifat mandiri, oleh karena itu hipotesis penelitian tidak
terbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua variabel atau lebih.
Sebagaimana dijabarkan pada bab sebelumnya bahwa dalam proses
pengumpulan data digunakan metode dokumentasi dan metode pemberian
tugas. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh daftar nama
peserta didik usia 5-6 tahun di RA Insan Taqwa Surabaya Surabaya
sebagai sasaran penelitian, sedangkan metode pemberian tugas digunakan
untuk memperoleh data tingkat capaian peningkatan kemampuan
mengenal benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 tahun di RA
Insan Taqwa Surabaya melalui pembelajaran daring dengan penggunaan
metode eksperimen
Dalam bab ini, peneliti menguraikan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan hasil penelitian serta pembahasan. Penelitian ini
dilakukan pada semester genap pada anak usia 5-6 tahun di RA Insan
Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021, yang berjumlah 15 peserta didik
yang dipandu oleh 4 staf pengajar serta I orang kepala sekolah.
Penelitian berlangsung dalam jangka waktu satu bulan pada
semester II (genap) terhitung mulai akhir bulan April 2021 sampai dengan
pertengahan bulan Juni 2021. Penelitian yang dilaksanakan pada 5-6 tahun
di RA Insan Taqwa Surabaya tersebut, malalui dua variabel penelitian
yang digunakan sebagai bahan kajian penelitian, yang bertujuan untuk

39
40

mengetahui sejauh mana pengaruh pembelajaran daring dengan


penggunaan metode eksperimen terhadap peningkatan kemampuan
mengenal benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 tahun di RA
Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021, sebagaimana yang telah
ditetapkan pada indikator tingkat pencapaian perkembangan kemampuan
kemampuan mengenal benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6
tahun di RA Insan Taqwa Surabaya, yang digunakan sebagai aspek
pengamatan, serta sesuai dengan standart yang ditetapkan untuk mengatasi
persoalan yang dihadapi anak berkaitan dengan indikator keberhasilan
pencapaian perkembangan anak pada bidang pengembangan kognitif
khususnya pengenalan sains permulaan pada anak usia dini.
Alasan peneliti memilih anak usia dini yang tercatat pada usia -6
tahun di RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021, sebagai
sasaran penelitian, yakni sebagai upaya mengujicobakan menu
pembelajaran daring dengan penggunaan metode eksperimen yang dapat
digunakan sebagai salah satu strategi kegiatan belajar mengajar, dalam
meningkatkan kemampuan mengenal benda tenggelam dan terapung pada
anak usia dini, khususnya pada anak usia 5-6 tahun di RA Insan Taqwa
Surabaya tahun ajaran 2020/2021, hal ini bertujuan untuk membekali
anak dalam memeperoleh keterampilan (skill) tertentu berupa pengalaman
nyata yang mendasari kompetensi dasar ” mengenali lingkungan sekitar
dengan cara, mengamati, dengan melihat, mendengar, menghirup, merasa,
meraba, menanya, mengumpulkan informasi atau mengasosiasikan, serta
mengkomunikasikan melalui kegiatan bermain” yang harus dicapai,
sebagai manifestasi dari indikator tingkat capaian perkembangan
peningkatan kemampuan mengenal benda tenggelam dan terapung, yang
meliputi:
a. Menyampaikan sebab akibat tentang sifat, posisi, serta ciri-ciri benda
yang baru diamati melalui metode eksperimen
b. Menunjuk mencari sebanyak-banyaknya benda berdasarkan posisi
benda saat di dalam air
41

c. Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut posisi benda


saat di dalam air
d. Menceritakan tentang apa yang terjadi jika paku, kertas, atau ranting,
dimasukkan ke dalam air, bahkan mampu memberikan pengalaman
belajar yang bermakna pada anak, bahwa ada benda yang tenggelam
dan ada yang terapung di air
2. Rincian Prosedur Penelitian
a. Persiapan Penelitian
Sebagai langkah awal penelitian ini yakni, menyusun kegiatan
tindakan penelitian sebagai berikut :
1) Menyusun rencana penelitian yang berupa matrik penelitian
Menyusun dan mempersiapkan instrumen pembelajaran
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) anak
usia 5-6 tahun di RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran
2020/2021 semester II. Tema Air, Api, Dan Udara, dengan materi
pembelajaran secara daring dengan menggunakan metode
eksperimen pada anak
2) Menerapkan jadwal pelaksanaan penelitian dan proses kegiatan
pembelajaran melalui pembelajaran secara daring dengan
menggunakan metode eksperimen.
3) Mempersiapkan instrumen pengamatan.
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian Pada Anak Usia 5-6 tahun di RA Insan Taqwa
Surabaya tahun ajaran 2020/2021

No Waktu Uraian Kegiatan


1 Kamis tanggal 22 April 2021 Melakukan diskusi dan refleksi dengan partisipan
mengenai penyusunan materi pembelajaran pengenalan
benda terapung dan tenggelam melalui pembelajaran
secara daring dengan menggunakan metode
eksperimen
2 Jumat, 23 April 2021 Melakukan identifikasi permasalahan yang muncul
3 Sabtu, 24 April 2021 Melakukan study kepustakaan sebagai bahan kajian yang
dapat menjadi landasan teori penggunaan metode
eksperimen pada kemampuan pengenalan benda
terapung dan tenggelam pada anak usia dini.
4 Senin, 26 April 2021 Mempersiapkan proposal instrumen penelitian serta alat
pembelajaran
5 Selasa, 27 April 2021 Melakukan Pre-test untuk mengetahui perkembangan
42

”kemampuan mengenal benda terapung dan tenggelam”


pada anak usia 5-6 tahun di RA Insan Taqwa Surabaya
tahun ajaran 2020/2021
6 Kamis, 29 April 2021 sampai Melaksanakan treament pada kemampuan anak
dengan 17 Juni 2021 mengenal benda terapung dan tenggelam pada anak usia
5-6 tahun di RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran
2020/2021 melalui pembelajaran secara daring dengan
menggunakan metode eksperimen dilakukan selama 6
(enam) kali pertemuan
7 Senin, 03 Mei 2021, Selasa, Pelaksanaan penelitian, yakni menginformasikan
04 Mei 2021, Rabu, 05 Mei mengenai tujuan pembelajaran secara daring dengan
2021, dan Kamis, 08 Mei menggunakan metode eksperimen serta tingkat capaian
2021 kemampuan anak mengenal benda terapung dan
tenggelam, sebagaimana tertera pada indikator.
8 Rabu 02 juni 2021, dan Melakukan Post-test untuk mengetahui perkembangan
Kamis, 03 juni 2021 kemampuan anak mengenal benda terapung dan
tenggelam anak setelah mendapat perlakuan melalui
pembelajaran secara daring dengan menggunakan
metode eksperimen
9 Rabu, 09 juni 2021, dan Rekapitulasi dan pengelolaan serta analisis data yang
Jumat, 11 juni 2021 diperoleh
10 Senin, 14 juni 2021, dan Menarik kesimpulan dan mengadakan pembahasan atas
Rabu, 16 juni 2021 pelaksanaan penelitian
11 Kamis, 17 Juni 2021 Konsultasi Hasil penelitian dan pembahasan

3. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai hari Kamis, 29 April
2021 sampai dengan hari Kamis, tanggal 17 Juni 2021 pada anak usia 3
anak usia 5-6 tahun di RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021,
dengan jumlah anak yang mengikuti pembelajaran adalah 15 anak. dalam
penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada skenario pembelajaran yang termuat dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang telah disiapkan
guru. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran daring
berlangsung dengan menggunakan metode eksperimen dalam upaya
mengembangkan kemampuan mengenal benda tenggelam dan terapung
pada anak usia 5-6 tahun di RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran
2020/2021, pelaksanaan penelitian ini dengan bantuan partisipan pada saat
melakukan pengamatan/penelitian terhadap apa yang direncanakan
ataupun dipersiapkan melalui pembelajaran daring berlangsung dengan
menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan
mengenal benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 tahun di RA
43

Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021. Pelaksanaan penelitian


pada proses pembelajaran, dilakukan dalam 6 (enam) kali pertemuan, yang
terdiri dari 1 (satu) kali pertemuan untuk pre-test (refleksi awal), 4 (empat)
kali pertemuan untuk melaksanakan treatment, dan 1 (satu) pertemuan
untuk post-test (refleksi akhir).
4. Penyajian Data Penelitian
Dalam penyajian data ini, data yang peneliti laporkan adalah
merupakan data yang diambil sebagai subyek penelitian adalah anak usia
5-6 tahun di RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021, yang
berjumlah 15 anak. Laporan data empiris disajikan dalam bentuk tabulasi
(tabel-tabel) data, sebagai berikut:
a. Tabel 4.2
Tabel distribusi Refleksi awal (pre-test), frekuensi tingkat capaian
perkembangan aspek kemampuan mengenal benda tenggelam dan
terapung anak melalui pembelarajan daring tetapi tanpa melalui
penggunaan metode eksperimen
b. Tabel 4.3
Tabel distribusi Refleksi tahap akhir (post-test) frekuensi tingkat
capaian perkembangan aspek kemampuan mengenal benda tenggelam
dan terapung pada anak melalui penerapan pembelajaran daring
penggunaan metode eksperimen
c. Tabel 4.4
Tabel distribusi frekuensi perbedaan tingkat capaian perkembangan
kemampuan mengenal benda tenggelam dan terapung pada anak antara
nilai refleksi awal (pre-test) dan refleksi akhir (post-test) pada anak
usia 5-6 tahun di RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021.
5. Deskripsi Hasil Penyajian Data Penelitian
Dari hasil pengumpulan data, yang berhubungan dengan pengaruh
penerapan pembelajaran secara daring dengan menggunakan metode
eksperimen terhadap peningkatan kemampuan mengenal benda tenggelam
dan terapung pada anak usia 5-6 tahun di RA Insan Taqwa Surabaya tahun
ajaran 2020/2021, data sampel yang sudah terkumpul dengan baik, diatur,
44

disusun, dan disajikan dalam bentuk yang jelas, rapi, serta komunikatif
dengan cara menampilkan atau menyajikan data yang telah memenuhi
kriteria pokok-pokok item pencapaian perkembangan kemampuan
mengenal benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 tahun di RA
Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021, sesuai yang tetera pada
lembar pengamatan atau observasi pada saat proses pembelajaran daring
berlangsung.
Adapun tingkat pencapaian perkembangan kemampuan mengenal
benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 tahun di RA Insan
Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021, sesuai indikator ketercapaian
perkembangan keterampilan mewarnai yang diadaptasi dari kurikulum
yang tertera pada Permendiknas no 58, yang meliputi, 1) menyampaikan
sebab akibat tentang sifat, posisi, serta ciri-ciri benda yang baru diamati
melalui metode eksperimen, 2) menunjuk mencari sebanyak-banyaknya
benda berdasarkan posisi benda saat di dalam air, 3) mengelompokkan
benda dengan berbagai cara menurut posisi benda saat di dalam air, dan 4)
menceritakan tentang apa yang terjadi
Berdasarkan hasil observasi data penelitian yang berhasil dihimpun
berkaitan dengan variabel-variabel penelitian, dapat diketahui penelitian
ini terdiri dari 1 variabel terikat dan 1 variabel bebas. Pendekatan
penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung
dengan rumus “T-Test”, yang tergolong hipotesa deskriptif. Uji-t ini
sebagai alat estimasi untuk menguji standart deviasi populasi. Apabila
ditemukan adanya perbedaan pada sampel maka perbedaan tersebut
memiliki dua kemungkinan, yaitu: 1) perbedaan yang signifikan, yakni
perbedaan pada sampel yang diteliti, juga pada populasi, 2) perbedaan
yang tidak signifikan, yakni perbedaan hanya kebetulan saja terjadi pada
sampel dan tidak terdapat pada populasi, perbedaan tersebut dapat
diakibatkan oleh kesalahan dalam pengambilan sampel (sampling eror).

6. Pelaksanaan Pengumpulan Data


45

Persiapan dimulai dari pembuatan surat penelitian dari fakultas


yang selesai pada hari Senin, 25 April 2021 mengirim surat penelitian
pada hari senin tanggal 02 Mei 2021 ke RA Insan Taqwa Surabaya,
peneliti juga mengecek kondisi peserta didik pada anak 5-6 tahun yang
tercatat sebagai peserta didik kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya
tahun ajaran 2020/2021, yang berjumlah 15 anak. Kemudian membuat
kesepakatan kepada pihak sekolah untuk mengadakan penelitian selama
proses belajar mengajar secara daring berlangsung.
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada skenario pembelajaran yang
termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang
telah disiapkan guru. Pelaksanaan penelitian ini dengan bantuan partisipan
pada saat melakukan pengamatan atau penelitian terhadap pengaruh
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan melalui pembelajaran secara
daring dengan menggunakan metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun
yang tercatat sebagai peserta didik kelompok B di RA Insan Taqwa
Surabaya tahun ajaran 2020/2021, yang berjumlah 15 anak. Pelaksanaan
penelitian pada proses pembelajaran, dilakukan dalam 6 (enam) kali
pertemuan. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang telah
dilaksanakan didiskripsikan dan dirangkum secara lengkap, di bawah ini:
a. Langkah Awal
Peneliti melakukan uji coba pre-test untuk mengetahui kemampuan
mengenal benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 tahun di
RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021, yang berjumlah 15
peserta didik, yang dilaksanakan pada hari Selasa, 30 April 2021.
b. Langkah pemberian Treatment
Setelah peneliti melakukan pretest, langkah selanjutnya berdasarkan
hasil pre-test tersebut, peneliti melakukan treatmen, yang berupa
langkah-langkah pembelajaran secara daring dengan menggunakan
metode eksperimen yang dilakukan selam 4 (empat) kali pertemuan
yang terinci, sebagai berikut, Senin, 03 Mei 2021, Selasa, 04 Mei 2021,
46

Rabu, 05 Mei 2021, dan Kamis, 08 Mei 2021. Adapun langkah-langkah


treatment, sebagai berikut:
1) Pendidik menyediakan alat pembelajaran, yang berupa stoples
bening, bola, batu, bulu ayam, kelereng, daun, ranting, penjepit
rambut, penjepit baju, keeping uang logam, penjepit kertas.
2) Pendidik mengajak 5 (lima) anak untuk melakukan Video Call.
3) Pendidik menjelaskan materi ajar yang akan dilaksanakan dengan
tema Air, Api, dan Udara, dengan mengajak anak-anak bercakap-
cakap tentang jenis-jenis air yang ada diketahui oleh anak.
4) Guru memberi penjelasan tentang air pada anak yang digunakan
dalam proses pembelajaran daring.
5) Guru/peneliti menunjukkan benda-benda yang akan digunakan
dalam pembelajaran daring
6) Membimbing anak untuk menyebutkan nama benda-benda yang
akan digunakan
7) Mula-mula Guru memperagakan dengan mengisi stoples bening
dengan air sampai dengan ¾ bagian stoples, dan menunjukkan
kepada anak-anak.
8) Guru menunjukkan posisi permukaan air dan dasar air, sambil
menerangkan posisi benda tenggelam dan terapung
9) Selanjutnya guru memasukkan bola ke dalam stoples yang berisi
air, dan menanyakan kepada anak posisi benda.
10) Guru bertanya tentang posisi bola pada anak
11) Guru membimbing anak untuk mengamati dan menyimpulkan
posisi bola di dalam air.
12) Pada akhir pembelajaran pendidik bertanya jawab dengan anak-
anak tentang pembelajaran secara daring dengan menggunakan
metode eksperimen untuk mengetahui respon anak terhadap
pembelajaran benda tenggelam dan terapung yang telah dilakukan.
c. Langkah Akhir
Pada langkah ini, merupakan uji coba eksperimen pada anak
usia 5-6 tahun yang tercatat sebagai peserta didik kelompok B di RA
47

Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021 dengan pemberian


post-test dilakukan pada hari Rabu, 02 Juni 2021 untuk mengetahui
hasil treatmen yang dilakukan oleh guru yang diikuti oleh anak anak
usia 5-6 tahun yang tercatat sebagai peserta didik kelompok B di RA
Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021, yang berjumlah 15
anak, sehingga diperoleh data yang nantinya digunakan sebagai bahan
untuk kegiatan analisis data.
Waktu tanggal setiap tahapan pelaksanaan pengumpulan data
sesuai dengan kesepakatan bersama dari pihak sekolah dan peneliti,
maka peneliti melakukan penelitian pada awal bulan Juni 2021, yakni
hari Rabu, tanggal 02 juni 2021, dan Kamis, tanggal 03 juni 2021. Yang
dilaksanakan dalam satu minggu 2 kali pengamatan secara daring
yakni hari Rabu dan Kamis, guna memperoleh data tentang hasil
belajar anak usia 5-6 tahun yang tercatat sebagai peserta didik
kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021,
khususnya pada perkembangan kemampuan mengenal benda
tenggelam dan terapung.
Pencatatan hasil pengamatan dalam bentuk lembar observasi
dan rekam data rekapitulasi tingkat pencapaian perkembangan
kemampuan mengenal benda tenggelam dan terapung pada anak usia
5-6 tahun yang tercatat sebagai peserta didik kelompok B di RA Insan
Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021, yang terdiri dari 4 (empat)
indikator aspek pengamatan, yang meliputi: 1) menyampaikan sebab
akibat tentang sifat, posisi, serta ciri-ciri benda yang baru diamati
melalui metode eksperimen, 2) menunjuk mencari sebanyak-
banyaknya benda berdasarkan posisi benda saat di dalam air, 3)
mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut posisi benda
saat di dalam air, dan 4) menceritakan tentang apa yang terjadi
d. Waktu rekapitulasi
Rekapitulasi dilakukan selama 3 (tiga) hari, yakni pada hari
Senin, 07 Juni 2021, Selasa, 08 Juni 2021, dan hari Rabu, 09 Juni 2021, yang
dilaksanakan setelah selesai pembelajaran yang dilakukan secara daring.
48

Waktu tanggal setiap tahapan pelaksanaan pengumpulan data sesuai


dengan kesepakatan bersama dari pihak sekolah dan peneliti, maka
peneliti melakukan penelitian pada bulan Mei 2021 dari Senin, 03 Mei
2021, Selasa, 04 Mei 2021, Rabu, 05 Mei 2021, dan Kamis, 08 Mei 2021.
Yang dilaksanakan dalam satu minggu 2 (dua) kali pengamatan yakni
hari Senin, dan Kamis, guna memperoleh data tentang tingkat
pencapaian perkembangan kemampuan mengenal benda tenggelam
dan terapung pada anak usia 5-6 tahun yang tercatat sebagai peserta
didik kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran
2020/2021, selama proses pembelajaran daring melalui penerapan
metode eksperimen. Pencatatan hasil pengamatan dalam bentuk lembar
observasi.

B. Analisa Data
Pada analisa data ini, untuk mengetahui hasil dari perbedaan dua mean
antara nilai refleksi awal (pre-test) dan nilai refleksi akhir (post-test), yang
juga mengacu pada hipotesa yang berbunyi “Ada pembelajaran daring melalui
penerapan metode eksperimen terhadap peningkatan kemampuan mengenal
benda tenggelam dan terapung pada anak anak usia 3 pada anak usia 5-6
tahun di RA Insan Taqwa Kota Surabaya”. Maka peneliti menggunakan uji-t
untuk mengitung koefisien tersebut. Dengan jenis penelitian Pre
Eksperimental Design, melalui pendekatan one shot case study Data-data yang
terdapat dalam tabel 4.2, 4.3. dan 4.4 merupakan angka-angka yang
dipergunakaan untuk menghitung koefisien dengan rumus dan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Tabulasi Data
Agar data yang berhasil dikumpulkan mudah dibaca maka
dimasukkan tabel. Pembuatan tabulasi data dimasukkan sebelum
memasukkan rumus, peneliti akan memaparkan data penelitian ke dalam
tabel responden dengan perhitungan hasil data pengamatan pada saat
proses belajar secara daring pada peserta didik anak usia kemampuan
mengenal benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 tahun yang
49

tercatat sebagai peserta didik kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya


tahun ajaran 2020/2021. Hal ini digunakan untuk menyimpulkan
hubungan antara variabel-variabel penelitian dan mengetahui seberapa
besar pengaruh penerapan “pembelajaran daring melalui penerapan
metode eksperimen” terhadap peningkatan kemampuan mengenal benda
tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 tahun yang tercatat sebagai
peserta didik kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran
2020/2021. Guna menentukan benar tidaknya interprestasi peneliti. Dalam
statistik teknik yang digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui
koefisien perbedaan antara dua buah distribusi data yakni dengan T-test,
sedangkan cara menampilkan atau penyajian data statistik yang digunakan
pada penelitian ini, berbentuk analisa tabulasi.
Dari hasil pengumpulan data, yang berhubungan dengan pengaruh
penerapan “pembelajaran daring melalui penerapan metode eksperimen”
terhadap peningkatan kemampuan mengenal benda tenggelam dan
terapung pada anak usia 5-6 tahun yang tercatat sebagai peserta didik
kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021, data
sampel yang sudah terkumpul dengan baik, diatur, disusun, dan disajikan
dalam bentuk yang jelas, rapi, serta komunikatif dengan cara menampilkan
atau menyajikan data yang telah memenuhi kriteria pokok-pokok item
pencapaian kemampuan mengenal benda tenggelam dan terapung pada
anak usia 5-6 tahun yang tercatat sebagai peserta didik kelompok B di RA
Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021, sesuai yang tertera pada
lembar pengamatan atau observasi pada saat proses pembelajaran daring
berlangsung. Dalam penyajian data ini, data yang peneliti laporkan adalah
merupakan data yang diambil sebagai subyek penelitian adalah anak usia
kemampuan mengenal benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6
tahun yang tercatat sebagai peserta didik kelompok B di RA Insan Taqwa
Surabaya tahun ajaran 2020/2021, yang berjumlah 15 anak. Laporan data
empiris disajikan dalam bentuk tabulasi (tabel-tabel) data, sebagai berikut:
50

Tabel 4.2 Rekam Data Hasil Refleksi Awal (pre-test hitung manual)) Tingkat
Capaian Perkembangan Kemampuan Mengenal Benda Tenggelam Dan
Terapung Pada Anak Usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa Surabaya
Melalui Pembelajaran Daring Tanpa Menggunakan Metode Eksperimen

Tingkat Pencapaian Perkembangan Kemampuan Rata- Ket


Mengenal Benda Tenggelam Dan Terapung Anak rata
Total
Nama Usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa Surabaya
NO Peserta (Pre-test)
Didik Indikator 1 Indikator Indikator Indikator 4 X1
2 3
X1 X2 X3 X4  
1 55 50 45 40 190 47,5 MB
2 60 55 40 40 195 48,8 MB
3 65 50 40 40 195 48,8 MB
4 65 60 55 50 230 57,5 BSH
5 65 60 60 55 240 60 BSH
6 70 65 65 60 260 65 BSH
7 70 70 65 60 265 66,3 BSH
8 65 60 60 55 240 60 BSH
9 65 60 55 50 230 57,5 BSH
10 65 65 60 55 245 61,3 BSH
11 65 60 50 45 220 55 BSH
12 55 50 45 40 190 47,5 MB
13 70 65 65 50 250 62,5 BSH
14 75 70 60 55 260 65 BSH
15 70 65 60 60 255 63,8 BSH
X1-4 980 905 825 755 3465 866

Keterangan:
Indikator 1 : Menyampaikan sebab akibat tentang sifat, posisi, serta ciri-ciri
Benda yang baru diamati melalui metode eksperimen
Indikator 2 : Menunjuk mencari sebanyak-banyaknya benda berdasarkan posisi
benda saat di dalam air
Indikator 3 : Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut posisi benda
Saat di dalam air
Indikator 4 : Menceritakan tentang apa yang terjadi
51

Tabel 4.3 Rekam Data Hasil Refleksi Awal (post-test hitung manual) Tingkat
Capaian Perkembangan Kemampuan Mengenal Benda Tenggelam Dan
Terapung Pada Anak Usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa Surabaya
Melalui Pembelajaran Daring Tanpa Menggunakan Metode Eksperimen

Tingkat Pencapaian Perkembangan Kemampuan Rata- Ket


Mengenal Benda Tenggelam Dan Terapung Anak Rata
Total
Usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa Surabaya (Post-
Nama test)
NO Peserta
Indikator Indikator Indikator Indikator 4
Didik X1
1 2 3
X2 X2 X2 X2  
1 75 70 70 70 285 71,3 BSH
2 70 70 70 70 280 70 BSH
3 75 75 70 70 290 72,5 BSH
4 75 70 65 65 275 68,8 BSH
5 75 70 65 60 270 67,5 BSH
6 70 70 65 65 270 67,5 BSH
7 75 70 65 65 275 68,8 BSH
8 70 70 65 65 270 67,5 BSH
9 75 75 70 70 290 72,5 BSH
10 75 75 70 70 290 72,5 BSH
11 75 70 65 65 275 68,8 BSH
12 75 70 65 60 270 67,5 BSH
13 70 65 65 60 260 65 BSH
14 75 70 65 65 275 68,8 BSH
15 70 70 65 65 270 67,5 BSH
X1-4 1100 1060 1000 985 4145 1036

Keterangan:
Indikator 1 : Menyampaikan sebab akibat tentang sifat, posisi, serta ciri-ciri
Benda yang baru diamati melalui metode eksperimen
Indikator 2 : Menunjuk mencari sebanyak-banyaknya benda berdasarkan posisi
benda saat di dalam air
Indikator 3 : Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut posisi benda
Saat di dalam air
Indikator 4 : Menceritakan tentang apa yang terjadi

Tabel 4.4 Perbedaan nilai kemampuan mengenal benda tenggelam dan terapung
52

pada Anak usia Usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa Surabaya dengan
pembelajaran daring antara refleksi awal (tanpa melalui penerapan
metode eksperimen) dan refleksi akhir (melalui penerapan metode
eksperimen)

Tingkat Kemampuan Mengenal Banda Tenggelam


dan Terapung Pada Anak Usia 5-6 Tahun di RA
Total
Insan Taqwa Surabaya Melalui Pembelajaran
Daring
Nama Peserta
NO Refleksi
didik Refleksi awal
akhir
(pre-test)
(post-test)

X1 X2 X12 X22
1 190 285 36100 81225
2 195 280 38025 78400
3 195 290 38025 84100
4 230 275 52900 75625
5 240 270 57600 72900
6 260 270 67600 72900
7 265 275 70225 75625
8 240 270 57600 72900
9 230 290 52900 84100
10 245 290 60025 84100
11 220 275 48400 75625
12 190 270 36100 72900
13 250 260 62500 67600
14 260 275 67600 75625
15 255 270 65025 72900
X1-3 3465 4145 12.006.225 17.181.025

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pre Test Hitung Manual

PENILAIAN FREKUENSI PROSENTASI


BM 0 0
MB 4 27%
BSH 11 73%
BSB 0 0
TOTAL ANAK 15 100%

Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Post Test Hitung Manual


53

PENILAIAN FREKUENSI PROSENTASI


BM 0 0
MB 0 0%
BSH 15 100%
BSB 0 0
TOTAL ANAK 15 100%

Tabel 4.5 Hasil data pengamatan perbandingan antara refleksi awal (pre-test)
Dan refleksi akhir (post-test) pada tingkat pencapaian nilai
kemampuan mengenal benda tenggelam dan terapung pada Anak
usia Usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa Surabaya
Tingkat Pencapaian Perkembangan Kemampuan Mengenal Benda
Tenggelam dan Terapung Pada Anak Usia 5-6 Tahun di RA
No Insan Taqwa Surabaya
Refleksi awal Refleksi akhir Selisih
(X1) (X2) (X1-X2)
1 190 285 -95
2 195 280 -85
3 195 290 -95
4 230 275 -45
5 240 270 -30
6 260 270 -10
7 265 275 -10
8 240 270 -30
9 230 290 -60
10 245 290 -45
11 220 275 -55
12 190 270 -80
13 250 260 -10
14 260 275 -15
15 255 270 -15
Mean 231.000 276.333 -45,333
std 31.70549

Uji beda t (Paired sample t test) secara matematis dapat


dirumuskan sebagai berikut (Arikunto, 2002:275):
54

= = 231

= = 276

= -680.000

Std =

= 31.70549

db = N – 1= 15 – 1=14; ttabel = t(14) = +2.0930 atau -2.0930

Jadi :
Nilai t empirik = - 5.53769
Nilai t teoritik 5% = + 2.947 atau -2.947
Berarti : thitung > ttabel = --5.53769> -2.947
Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis yang akan diuji
kemungkinaan terjadi interaksi, tidak terjadi interaksi, dan tidak ada
interaksi terhadap sesuatu yang dibandingkan. Sebagai berikut:
Hipotesa (Ha dan Ho) dalam bentuk kalimat, sebagai berikut:
Ha : Melalui pembelajaran daring dengan penggunaan metode
eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
peningkatan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam
55

dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa


Surabaya
Ho : Melalui pembelajaran daring dengan penggunaan metode
eksperimen
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan
Kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan terapung pada anak
usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya
Berdasarkan hasil analisis data uji beda t (Paired sample t- test)
secara matematis, menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara
pembelajaran daring dengan penggunaan metode eksperimen terhadap
peningkatan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan terapung
pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya. Hal ini
dibuktikan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil refleksi
awal (pre-test sebelum dilakukan pembelajaran daring dengan penggunaan
metode eksperimen) dan hasil refleksi akhir (post-test sesudah dilakukan
pembelajaran daring dengan penggunaan metode eksperimen) pada tingkat
capaian kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan terapung pada
anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya
Data peningkatan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam
dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya,
tanpa melalui pembelajaran daring dengan penggunaan metode
eksperimen (refleksi awal atau pre-test) dan melalui pembelajaran daring
dengan penggunaan metode eksperimen (refleksi akhir atau post-test),
analisis data dideskripsikan secara jelas, sebagai berikut.
Setelah selesai dianalisis. Peneliti segera melakukan pengujian
hipotesis untuk membuktikan kebenaran yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya sesuai kaidah ilmiah terhadap hipotesis yang
diajukan dengan menggunakan thitung. Harga thitung sebesar - 5.53769 dengan
nilai signifikan 0,000. Di mana lebih kecil dari 0.05, maka hipotesa
diterima, yakni ada perbedaan yang signifikan pada peningkatan
kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan terapung pada anak
usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya antara sebelum dan
56

sesudah penerapan pembelajaran daring dengan penggunaan metode


eksperimen. Untuk mengetahui adanya pengaruh antara dua tindakan atau
intervensi pada yang berbeda satu sampel, maka dilakukan korelasi
product momen, untuk mengetahui hubungan tingkat capaian
perkembangan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan
terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya pada
refleksi awal (pre-test) dan refleksi akhir (post-test). Dengan
menggunakan taraf signifikansi 0,05 maka dikatakan sebagai berikut :
a. Nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka terima Ha dan tolak Ho
b. Nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tolak Ha dan terima Ho
Memperjelas analisa data penelitian ini, maka berikut ini
disampaikan data korelasi antara penerapan pembelajaran daring dengan
penggunaan metode eksperimen terhadap tingkat capaian perrkembangan
pada bidang pengembangan kemampuan mengenal konsep benda
tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa
Surabaya antara (refleksi awal atau pre-test) dan (refleksi akhir atau post-
test),, dengan menggunakan Hasil perhitungan dengan menggunakan

SPSS 16.00, sebagai berikut


Hasil SPSS
T-Test
Paired Samples Statistics

Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair Refleksi awal 231.000 15 11.15383 3.87298
1 Refleksi akhir 276.333 15 15.05254 8.18632

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair Refleksi awal & 15 .0,316
.0,514
1 Refleksi akhir
57

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair Refleksi awal -
31.70549 -- 5.53769 14
1 Refleksi akhir -45.333 3.87298 -51.75785 -38.74215 .000

Dari tabel di atas, didapatkan hasil korelasi hitung dengan banyak


sampel 15 sebesar 0,514 dengan taraf signifikansi 0,316 Karena taraf
signifikansi lebih kecil daripada 0,05 maka Ha diterima, dan Ho ditolak.
Yang artinya penerapan pembelajaran daring dengan penggunaan metode
eksperimen mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan
kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan terapung pada anak
usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya
Selanjutnya untuk mengetahui adanya pengaruh antara dua buah
intervensi/perlakuan yang berbeda maka dilakukan korelasi product
momen. Dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 maka dikatakan
sebagai berikut :
a. Nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka terima Ha dan tolak Ho
b. Nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tolak Ha dan terima Ho
Untuk lebih jelasnya, maka berikut ini disampaikan data perbedaan
antara penerapan penerapan pembelajaran daring dengan penggunaan
metode eksperimen dengan peningkatan peningkatan kemampuan
mengenal konsep benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun
Di RA Insan Taqwa Surabaya. Dari tabel di atas, didapatkan hasil thitung =
dengan taraf signifikansi 0,000. Karena taraf signifikansi lebih
kecil daripada 0,05 maka Ha diterima, dan Ho ditolak. Yang artinya
penerapan pembelajaran daring dengan penggunaan metode eksperimen
memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan mengenal
konsep benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA
Insan Taqwa Surabaya.
2. Interpretasi Data
58

Selanjutnya, untuk memperjelas serta menjawab hipotesa yang


telah dirumuskan perlu dibuat interprestasi data sebagai berikut: Dari hasil
penghitungan tersebut, dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran
daring dengan penggunaan metode eksperimen, membuat anak sangat
efektif untuk digunakan dalam rangka peningkatan kemampuan mengenal
konsep benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA
Insan Taqwa Surabaya.

C. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian pengaruh pembelajaran daring dengan
penggunaan metode eksperimen Terhadap Peningkatan kemampuan
mengenal konsep benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di
RA Insan Taqwa Surabaya. Berdasarkan analisis data dengan dengan rumus
dan langkah-langkah T.tes, diketahui bahwa pembelajaran daring dengan
penggunaan metode eksperimen, mampu memberikan pengaruh terhadap
peningkatan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan terapung
pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya, sebagai salah satu
perwujudan dari capaian kemampuan dasar anak dalam bidang
pengembangan kognitif dan sains permulaan.
Merujuk pada hasil analisis data, tampak bahwa sebelum dan sesudah
diberi perlakuan melalui penggunaan metode eksperimen pada proses
pembelajaran daring, dapat diidentifikasikan, ada perbedaan yang signifikan
antara hasil refleksi awal (sebelum) dan hasil refleksi akhir (sesudah) pada
tingkat capaian perkembangan kemampuan mengenal konsep benda
tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa
Surabaya. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rerata harga thitung sebesar
, dengan nilai signifikan 0,000. Dimana nilai signifikan thitung lebih
kecil dari 0.05, maka hipotesa diterima, yakni ada perbedaan yang signifikan
pada peningkatan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan
terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya antara
sebelum dan sesudah penerapan penggunaan metode eksperimen pada proses
pembelajaran daring.
59

Hasil penelitian ini mendukung salah satu dari pendapat dari


Pernyataan di atas didukung oleh pendapat dari Johnson, dkk 2008 (dalam
Leli Halimah, 2016:84), yang mengemukakan bahwa, peningkatan
kemampuan pengenalan proses tenggelam dan terapung hendaknya dilakukan
sejak usia dini dengan kegiatan yang menyenangkan dan melalui pembiasaan
agar anak mengalami porses ilmiah secara langsung, dan agar anak tidak
hanya mengetahui hasilnya saja, tetapi juga dapat mengerti proses dan
kegiatan benda tenggelam ataupun terapung yang dilakukan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Nur (2008 : 34), penerapan metode
eksperimen pada proses pembelajaran daring, dapat mengajarkan anak untuk
secara langsung masuk dalam kegiatan yang diberikan oleh pendidik. Jadi
anak dapat mengerti proses kegiatan dari awal sampai akhir. Anak pun
menjadi mengerti tentang konsep pembelajaran secara alamiah. Dengan
dilakukannya eksperimen atau percobaan melalui kegiatan bermain sambil
belajar, salah satunya dengan memasukkan benda-benda ke dalam air
(terapung, tenggelam).
Hal ini diperkuat oleh pendapat Skinner (dalam, Yamin dan Sanan,
2010:128), mengatakan bahwa proses kematangan anak dikendalikan dari
luar diri anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui lingkungan.
Proses perkembangan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan
terapung pada anak usia dini sangat dipengaruhi oleh pengaruh dari
lingkungan yaitu dalam hal ini guru dengan memberikan stimulasi dan
bimbingan berulang-ulang serta didukung dengan kegiatan belajar mengajar
yang bervariatif.

D. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini sudah dilakukan dengan optimal, akan tetapi
penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan dan kekurangan. Peneliti
menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti banyak terjadi kendala dan
hambatan. Hal tersebut bukan karna faktor kesenjangan, melainkan terjadi
karena adanya keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian, hal tersebut
dikarenakan ada beberapa keterbatasan, seperti di bawah ini:
60

1. Keterbatasan Waktu
Penelitian dilakukan dalam kurun waktu yang sangat singkat,
karena pada waktu pelaksanaan penelitian bersamaan dengan bulan
Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, serta Pandemic yang tentunya
penelitian terhenti untuk beberapa waktu. Namun meskipun dalam waktu
yang singkat itu tidak menjadikan syarat-syarat dalam penelitian ilmiah
gagal, dalam arti penelitian berjalan dengan lancar.
2. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak terlepas dari ilmu teori, oleh karena itu peneliti
menyadari akan keterbatasan kemampuan, khususnya pengetahuan ilmiah.
Terlepas dari masalah tersebut, peneliti sudah berusaha semampu mungkin
untuk melakukan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta
bimbingan dari dosen pembimbing.
3. Keterbatasan Materi Tempat Penelitian
Penelitian ini terbatas pada materi ajar konsep benda tenggelam
dan terapung melalui penggunaan metode eksperimen pada proses
pembelajaran daring untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep
benda tenggelam dan terapung pada anak usia dini. Tempat penelitian
hanya terbatas pada anak usia 5-6 Tahun yang tercatat sebagai peserta
didik kelompok B Di RA Insan Taqwa Surabaya, sehingga apabila
dilakukan pada sekolah lain maka hasilnyapun kemungkinan akan
berbeda. Namun demikian penelitian ini sudah mewakili peserta didik
anak usia 5-6 Tahun yang tercatat sebagai peserta didik kelompok B Di
RA Insan Taqwa Surabaya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh yang
signifikan antara penerapan pembelajaran daring dengan penggunaan metode
eksperimen dengan peningkatan Peningkatan kemampuan mengenal konsep
benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa
Surabaya. Hal ini telah dibuktikan oleh analisis hasil penelitian yang
diuraikan pada bab IV, yaitu berupa data yang telah diolah, sehingga dapat
disimpulkan sejalan dengan cara pengelolaan data.
Berdasarkan analisis data statistik yang didapat dengan menggunakan
uji-t didapatkan thitung sebesar - 5.53769 dengan taraf signifikan 0.000, Nilai t
teoritik 5% = + 2.947 atau -2.947, thitung > ttabel = --5.53769> -2.947, hal ini
dapat diartikan dapat diartikan t hitung lebih besar dari pada t tabel. Dari hasil
penelitian dan hipotesa ini, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa “Ada
pengaruh pembelajaran daring dengan penggunaan metode eksperimen
terhadap Peningkatan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan
terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya”
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Seorang guru atau pengajar harus memiliki daya kreativitas yang tinggi
dalam mengajar, terkait dengan capaian perkembangan anak usia dini
dalam mengoptimalkan alat peraga sebagai alat pendukung pada proses
pembelajaran
2. Mengingat pentingnya penerapan pembelajaran daring dengan penggunaan
metode eksperimen pada anak usia dini, khususnya dalam rangka
meningkatkan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan
terapung pada anak usia dini, hendaknya sekolah menyediakan fasilitas
yang menunjang proses kegiatan pembelajaran tersebut.

61
62

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Khairani dan Saparahayuningsih, Sri dan Suprapti, Anni. 2018.


“Meningkatkan Kemampuan Sains Mengenal Benda Cair Melalui Metode
Eksperimen.” Dalam Jurnal ilmiah Potensia. Vol. 3 (2):8-9.
Anshori, Muslich & Iswati, Sri. 2017. Metodelogi Penelitian Kuantitatif.
Surabaya: Airlangga University Press.
Ayub, Syahrial dan Afifah, Gusti dan Mutia, 2019. Bagaimana Konsep Kapal
Selam Di Ajarkan Secara Sederhana Pada Kurikulum 2013. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Teknologi, Vol. 4 (2).
Fatmawati, Dewi dan Ningrum, Agustin Mallevi. 2019. Pengaruh Metode
Eksperimen Terhadap Kemampuan Sains Mengenal Benda Cair Pada Anak
Kelompok B TK Hidayatullah Lidah Kulon 1/58 Surabaya. Jurnal Paud
Teratai. Vol. 8 (3).
Hasanah, Umi. 2014. Peningkatan Pemahaman Konsep Sederhana Melalui
Percobaan Sains Pada Anak Kelompok B TK ABA 02 Cilacap Jawa
Tengah. Universitas Negeri Surabaya.
Hapsari & Yulianti & Susanto. 2013. “Implementasi Betmain Sambil Belajar
Sains Untuk Mengembangkan Minat dan Karakter Siswa Taman Kanak-
Kanak TK Kartini I Musuk Boyolali.”Dalam Jurnal Unnes Physic Education
Journal. Vol. 2(1):55.
Ismail, Fajri. 2018. Statistika Untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu-ilmu Sosial.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Istiana, Yuyun. 2014. Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Universitas Ronggolawe Tuban. Didaktika. Vol. 20(2).
Kurniasari, Asrilia dan Pribowo, Putro Setyo Fitroh dan Putra, Adi Deni. 2020.
“Analisis Efektivitas Pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) Selama
Pandemi Covid-19.” Dalam Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian,
Vol.6 No. 3.
Kumalasari, Ratih & Putra, Semara & Sujana, Wayan. 2015. Meningkatkan
Perkembangan Kognitif Dalam Bidang Sains Melalui Aktivitas Percobaan
Sederhana Pada Anak Kelompok B3 TK Kartika VII-1 Kodam-Udayana IX.
e-Jurnal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3 No.1
Mursid. 2016. Pengembangan Pembelajaran Paud. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mandagani & Putri. 2018. Asesmen Pembelajaran AUD dan TK. Perpustakaan
Nasional.
Masganti.2017. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Depok: Kencana.
Mirawati, Nugraha Rini. 2017. Menigkatkan Keterampilan Proses Sains Anak
Usia Dini Melalui Aktivitas Berkebun. Jurnal pendidikan Early Childhood,
Vol. 1 No. 1.
Martono, Nanang. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.
Nurhidayati. 2015. Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan
Kemampuan Sains Di Kelompok B TK 008 Melur Pulau Terap Kecamatan
Kuok. Melur. Jurnal Educhild. Vol. 4(2).
Ni’matuzaroh. 2019. Aplikasi Psikologi Di Sekolah. Malang: UMM Press.
63

Nofitasari, Defi Alfian dan Maryani, Ika. 2018. Efektifitas Metode Eksperimen
Terhadap Kemampuan Mengenal Warna Di Kelas A TK Aba Tobayan
Sleman. Jurnal pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Vol. 2
(1).
Payadnya, Andre Ade Putu I & Jayantika, Trisna Ngurah Agung Gusti I. 2018.
Panduan Penelitian Eksperimen Beserta Analisis Statistika dengan SPSS.
Yogyakarta: Budi Utama.
Rapisa Ratih, Dewi. 2019. Program Latihan Koordinasi Sensomotorik Bagi Anak
Usia Dini Dan Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta. CV Budi Utama.
Rismawati dan Ratman dan Dewi, Imrah Andi. 2016. “Penerapan Metode
Eksperimen Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas Pada
Siswa Kelas IV SDN NO. 1 Balukang 2.” Dalam jurnal Kreatif Tadulako,
Online,4(1):200,http://scholar.googleusercontent.com/scholar?
q=cache:9WInSpXvaSkJ:scholar.google.com/&hl=id&as_sdt=0,5, diunduh
13 desember pukul 00.53’.
Susanto, Ahmad. 2015. Bimbingan Dan Konseling Di Taman Kanak-kanak.
Jakarta: Kencana.
Susanto, Ahmad. 2019. Perkembangan Ana Usia Dini Pengantar Dalam
Berbagai Aspeknya. Jakarta:Kencana.
Sujana, Atep & Jayadinata, Kurnia. 2018. Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar.
Semedang: UPI Semedang Press.
Santika, Arianti Desi&Mulyana, Hendri Edi & Nur, Lutfi. 2020. Pengembangan
Media Pembelajaran Model STEM Pada Konsep Terapung Melayang
Tenggelam Untuk Memfasilitasi Keterampilan Saintifik Anak Usia Dini.
Jurnal PAUD Agapedia. Vol. 4 (1): 171-184.
Saputra, Aidil. 2018. Pendidikan Anak Pada Anak Usia Dini. STAIN. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Agama Islam. Vol. 10 (2).
Syah, Muhibbin. 2014. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Suardi, Moh. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Budi Utama.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabet.
Setiawan, Parta. 2020. Pengertian Gaya Apung Dan Prinsip Archimedes.
https://www.gurupendidikan.co.id/gaya-apung/. di akses pada tanggal 4
november 2020 pukul 23.35.
Ulum, Bariyatul Nurfela. 2016. Penelitian Tentang Konsep Sains Bermain Air
Dengan Pendekatan Demostrasi Dan Pendekatan Saintifik Terhadap
Kemampuan Perkembangan Sains Permulaan Di RA Sudirman XV Jetis.
Semarang: Universitas Negeri Malang.
Widodo, Hery. 2019. Dinamika Pendidikan Anak Usia Dini. Semarang: ALPRIN.
Yaswinda, 2019. Model Pembelajaran Sains Berbasis Multisensori-Ekologi (PSB
Mugi) Bagi Anak Usia Dini. Tasikmalaya: Edu Publisher.
Yanto. 2019. Perancangan Eksperimen Untuk Teknik Industri: Konsep Dasar dan
Aplikasi. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
https://id.theasianparent.com/pedoman-belajar-dari-kemendikbud/. di akses pada
tanggal 5 november 2020 pukul 00.23
https://www.Wartatransparansi.com/2020/06/16/new-normal-dan-bdr-bagi-anak-
didik.html. diakses tanggal 8 september 2020 pukul 14.15.

Anda mungkin juga menyukai