SKRIPSI
Dosen Pembimbing
Drs. Wahono, M.Si.
Ratno Abidin, M.Pd.
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis tujukan kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat dan
Hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini
tepat waktu. Proposal skripsi berjudul “ Pengaruh Pembelajaran Daring Dengan
Penggunaan Metode eksperimen Terhadap Peningkatan Kemampuan Mengenal
Konsep Benda Tenggelam Dan Terapung Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di RA Insan
Taqwa Surabaya” ini disusun untuk memenuhi persyaratan penyusunan skripsi
pada Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Penyusunan proposal
skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik
secara moril maupun meteriil. Untuk itu, tiada kata yang layak penulis sampaikan
selain ucapan terima kasih, khususnya kepada:
1. Drs.Wahono,M.Si., Pembimbing I yang dengan sabar membimbing penulis
untuk menyelesaikan proposal skripsi ini
2. Ratno Abidin,M.Pd, Pembimbing II yang memberikan masukan demi
kesempurnaan proposal skripsi ini
3. Teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyusunan
proposal skripsi ini.
Penulis telah berusaha menyusun proposal skripsi ini sesempurna
mungkin, akan tetapi penulis menyadari bahwa dalam proposal skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal skripsi ini.
Harapan penulisi, semoga proposal skripsi ini dapat diterima dan disetujui
sehingga dapat penulis lanjutkan pada penyusunan skripsi, yang harus diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
Surabaya,
iii
3
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia 5-6 tahun merupakan masa keemasan atau sering disebut golden
age. Pada masa golden age otak anak mengalami perkembangan paling cepat
sepanjang sejarah kehidupannya. Hal ini berlangsung pada saat anak dalam
kandungan hingga usia dini yaitu usia nol sampai enam tahun. Fauziddin
dalam (jurnal 2016:12) mengatakan bahwa bentuk perhatian orang tua
terhadap anak usia dini yaitu dengan memberikan pendidikan langsung dari
orang tuanya melalui lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Masa anak usia dini merupakan masa keemasan atau sering disebut
golden age. Pada masa golden age otak anak mengalami perkembangan paling
cepat sepanjang sejarah kehidupannya. Hal ini berlangsung pada saat anak
dalam kandungan hingga usia dini yaitu usia nol sampai enam tahun.
Fauziddin dalam (jurnal 2016:12) mengatakan bahwa bentuk perhatian orang
tua terhadap anak usia dini yaitu dengan memberikan pendidikan langsung
dari orang tuanya melalui lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Pendapat tersebut didukung dengan diberlakukan UU No. 20 Tahun 2003
Pasal 1 ayat 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa,
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling
mendasar, menempati posisi yang strategis dalam pembangunan sumber daya
manusia.
Pendidikan anak usia dini, merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. Ciri anak usia dini itu aktif, dinamis,
antusias, dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, diamati dan
memproses informasi yang anak lihat dari lingkungan sekitar. Proses
pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan
dengan tujuan memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui
1
2
kepada anak untuk menemukan warna baru dan menambah rasa percaya diri
anak atas hasil percobaan yang dilakukan anak.
Akan tetapi kenyataan di lapangan, berdasarkan observasi dan
wawancara yang telah dilakukan di RA Insan Taqwa Surabaya pada hari
Senin, 3 Mei 2021 menunjukkan bahwa, penggunaan metode eksperimen
belum pernah digunakan selama pembelajaran model daring ini pada peserta
didik kelompok B tahun ajaran 2020-2021 yang berjumlah 15 anak, model
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawa, serta
pemberian tugas, yang didukung dengan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik),
begitu pula untuk pengenalan terhadap benda tenggelam dan terapung ini telah
di lakukan oleh guru-guru di di RA Insan Taqwa Surabaya, akan tetapi
pelaksanaan kegiatan pembelajaran masih belum menggunakan metode
eksperimen atau percobaan secara langsung, anak hanya memilih benda yang
terapung dan tenggelam dengan cara memberikan tanda cawang (√) ataupun
tanda silang (×). Kondisi seperti ini, mengakibatkan rendahnya pemahaman
anak terhadap pengenalan pada benda yang tenggelam dan terapung secara
konkret, sehingaa muncul pemahaman anak bahwa, benda yang berukuran
kecil terapung dan yang besar akan tenggelam.
Berdasarkan latar belakang serta permasalahan di atas, merupakan
motivator bagi peneliti untuk menyusun dan mengajukan penelitan dengan
judul “Pengaruh Pembelajaran Daring Dengan Penggunaan Metode
eksperimen Terhadap Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Benda
Tenggelam Dan Terapung Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa
Surabaya”. Melalui metode eksperimen yang menggabungkan esensi bermain
dan belajar tentang proses tenggelam dan terapung dengan cara anak
melakukan eksplorasi atau percobaan sederhana terhadap fenomena alam dan
benda yang ada di sekitar anak, dapat mengajarkan pada anak usia dini suatu
konsep sains permulaan, dan dilanjutkan mengkonstruksi pengetahuan sesuai
dengan pola pikir anak.
7
B. Identifikasi Masalah
Rendahnya kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan
terapung pada anak usia 5-6 tahun yang tercatat sevagai peserta didik
kelompok B Di RA Insan Taqwa Surabaya yang disebabkan beberapa hal, di
antaranya:
1. Kurangnya pembiasaan untuk menerapkan ide-ide yang tepat guna
mengembangkan kemampuan anak khususnya pada indikator mengenal
mengenal konsep benda tenggelam dan terapung.
2. Selama ini proses kegiatan pembelajaran daring mengenal konsep benda
tenggelam dan terapung Di RA Insan Taqwa Surabaya yang dilaksanakan
guru pada peserta didik kelompok B hanya berfokus pada langkah-langkah
pengerjaan lembar kerja anak, sebagai contoh guru sering memberi tugas
pada anak untuk memilih gambar benda yang terapung dan tenggelam
dengan cara memberikan tanda cawang (√) ataupun tanda silang (×), pada
LKPD yang telah disediakan guru.
3. Sikap guru dalam mengajar anak TK, layaknya mengajar anak SD dengan
suasana keseriusan yang tinggi, sehingga terkesan membebani anak.
C. Batasan Masalah
Agar peneliti dapat terarah dan terfokus dengan jelas maka penelitian
ini hanya dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Pada penelitian ini pembelajaran daring dengan menggunakan metode
eksperimen didefinisikan sebagai variabel bebas (independent variabel)
(X), metode eksperimen merupakan aktivitas sains yang dapat dilakukan
anak dengan cara mengamati, menunjukkan, dan mengumpulkan data serta
mampu memahami dan mengenal suatu bentuk benda, ukuran benda, sifat
benda, posisi benda dalam percobaan.
Penelitian ini juga terbatas pada peningkatan kemampuan anak
mengenal benda tenggelam dan terapung sebagai variabel terikat
(dependent variabel) (Y) kemampuan mengenal benda tenggelam dan
terapung merupakan suatu proses yang dapat dikembangkan dari
pengenalan konsep kealaman untuk memecahkan masalah. Selain itu
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat
dirumuskan dalam permasalahan seperti “Adakah pengaruh pembelajaran
daring dengan menggunakan metode terhadap peningkatan kemampuan
eksperiemen tenggelam dan terapung terhadap mengenal benda yang
tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa
Surabaya Surabaya?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembahasan yang ada maka tujuan penelitian ini
diharapkan untuk mengetahui “pengaruh pembelajaran daring dengan
menggunakan metode eksperiemen terhadap peningkatan kemampuan
mengenal benda yang tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun di
RA Insan Taqwa Surabaya Surabaya”.
F. Manfaat Penelitian
1. ManfaatTeoritis
Secara teoritis diharapkan dapat menambah wawasan tentang
metode eksperimen yang dapat diterapkan pada anak usia dini khususnya
9
10
11
untuk terus belajar dan bermanfaat bagi semua, serta sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran pada anak usia dini.
2. Kajian Prinsip-Prinsip Pembelajaran Pada Anak Usia Dini
a. Pengertian Anak Usia Dini
Secara yuridis anak usia 4-6 tahun tidak wajib mengikuti
pendidikan anak usia dini di Taman Kanak-Kanak (TK), akan tetapi
secara teoritis pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) sangat penting
dalam pendidikan anak. Montolalu (2008:9.3), prasekolah merupakan
usia yang sangat strategis untuk menerima rangsangan-rangsangan dari
luar.
Sebagaimana termuat dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 angka 14
menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan termasuk stimulasi
yang diberikan dari orang dewasa, akan mempengaruhi kehidupan
anak di masa mendatang. Untuk itu diperlukan upaya yang mampu
memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya.
Pendapat yang senada dari Sujiono (2010:73), PAUD adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. PAUD menangani anak-anak dalam asuhan orang tua,
anak-anak yang berada dalam TPA (Tempat Penitipan Anak),
Kelompok Bermain (Play Group), dan Taman Kanak-Kanak (TK).
Mengingat pentingnya pendidikan usia dini, maka anak perlu
diberikan rangsangan-rangsangan, dorongan-dorongan, dan dukungan
dalam program kegiatan yang terencana, bermanfaat, dan yang
14
pengalaman baru dan ilmu yang ingin diberikan di dapatkan oleh anak
dari kegiatan tersebut.
Menurut paparan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengertian eksperimen merupakan aktivitas anak mampu mengamati,
mengumpulkan data dan merancang percobaan yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup anak. disamping
itu pemanfaatan metode eksperimen dalam pendidikan, bertujuan
untuk membantu peserta didik dalam menemukan sendiri konsep
melalui percobaan. Dalam arti bahwa konsep yang diketahui bukan
hasil hafalan atau dari salinan buku tapi konsep tersebut dipahami anak
setelah melakukan observasi, klasifikasi, kuantifikasi, interfensi dan
komunikasi untuk mendapatkan kesimpulan yang valid. Dengan
metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat dalam
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta,
mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan
masalah yang dihadapinya secara nyata.
Dari uraian diatas maka dapat dilihat bahwa metode
eksperimen memiliki perbedaan dengan metode yang lainnya, jika
metode selain eksperimen lebih menekankan pada proses terjadinya
dan mengabaikan hasil, sedangkan pada penggunaan metode
eksperimen penekanannya lebih pada proses sampai dengan hasil. Dan
pelaksanaan metode eksperimen atau percobaan yang dilakukan dalam
proses pembelajaran tidak selalu harus dilaksanakan di kelas, akan
tetapi dapat dilakukan di alam sekitar.
b. Kelebihan-Kelebihan Penggunaan Metode Eksperimen
Menurut pendapat dari Nurhidayati (2016:121), terdapat
beberapa kelebihan dari penggunaan metode eksperimen dengan
bertemakan air, secara umum antara lain: 1) anak lebih percaya atas
kebenaran berdasarkan temuannya sendiri, 2) mengembangkan sikap
bereksplorasi, 3) anak memperoleh pengalaman dana keterampilan
yang bermakna dari kegiatan bereksperimen, 4) anak akan lebih aktif
18
Gambar 3.1: posisi telur yang dimasukkan ke dalam air yang dicampur garam
22
D. Kerangka Berpikir
Menurut Arif, Sukuryadi, Fattimaturrahmi (2017:111) kerangka
berpikir adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka
konsep pemecahan masalah yang telah teridentifikasi atau dirumuskan dalam
sebuah penelitian kuantitatif secara menyeluruh
E. Hipotesis Penelitian
Menurut Anshori & Iswati (2017: 46) hipotesis adalah penyataan yang
diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran adanya fenomena yang
dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah pembelajaran daring dengan metode eksperimen
berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan mengenal konsep
tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa
Surabaya Surabaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Daring
Dengan Penggunaan Metode eksperimen Terhadap Peningkatan Kemampuan
Mengenal Konsep Benda Tenggelam Dan Terapung Pada Anak Usia 5-6
Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya” menggunakan pendekatan kuantitatif
dan penelitiannya adalah termasuk penelitian eksperimen. Berdasarkan
pendapat dari Sugiyono (2016:72), mengemukakan bahwa, metode penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.
Pendapat yang sejalan dari pendapat di atas dari Maskum (2016: 9),
yang berpendapat bahwa, metode kuantitatif dalam penelitian antara lain
dicirikan oleh pengujian hipotesis dan digunakannya instrument-istrument tes
yang standar. Secara garis besar, penelitian dengan menggunakan metode
kuantitatif ada dua macam, yaitu : (1) penelitian eksperimen, dan (2)
penelitian non-eksperimen.
Mengacu pada pendapat ke dua ahli tersebut, penelitian ini sendiri
menggunakan jenis penelitian Pre Experimental Design dengan model One
Group Pre test and Post Test Design. Dimana penelitian ini hanya
menggunakan satu kelompok eksperimen diukur variabel dependennya (pre-
test), kemudian diberikan stimulus, dan diukur kembali variabel dependennya
(post-test), tanpa ada kelompok pembanding.
B. Desain Penelitian
Desain ini dapat digambarkan seperti berikut (dalam Sugiyono,
2016:74). Dalam hal ini peneliti melakukan pengukuran sebanyak dua kali,
yakni sebelum dan sesudah perlakuan.
26
27
O1 X O2
Keterangan
O1 = Hasil pengukuran awal (pre-test)
O2 = Hasil pengukuran akhir (post-tes)
D. Sasaran Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok B di RA Insan
Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020-2021 dengan jumlah 15 anak didik yang
berusia rata-rata 5-6 tahun.
F. Prosedur Penelitian
1. Menyusun Proposal Penelitian.
Sebelum peneliti mengadakan penelitian, maka peneliti harus menyusun
proposal terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah penyusunan proposal,
di antaranya:
2. Pengajuan Judul
b. Melakukan studi kepustakaan sebagai bahan kajian yang dapat menjadi
landasan teori
c. Mempersiapkan instrumen penelitian serta alat pembelajaran
d. Penyusunan proposal peneltian
e. Menyeminarkan proposal penelitian
3. Persiapan Penelitian
Sebagai langkah awal penelitian ini yakni, menyusun kegiatan
tindakan penelitian sebagai berikut :
a. Pembuatan Lembar Eksperimen lembar eksperimen tingkat capaian
perkembangan kemampuan anak mengenal benda tenggelam dan
terapung, berupa Pre-test (sebelum mendapatkan pembelajaran daring
dengan metode eksperimen), dan post-test (sesudah mendapatkan
pembelajaran daring dengan metode eksperimen).
b. Menentukan jadwal intervensi Pemberian treatmen pada anak usia
dini kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya yang terdiri dari 15
anak, yang dilakukan selama 8 (delapan) kali pertemuan. Pemberian
treatmen berdasarkan kisi -kisi beberapa syarat pokok yang digunakan
sebagai pertimbangan, maka pada penelitian ini yang dipilih sebagai
pemberi treatmen dengan pembelajaran daring yang menggunakan
metode eksperimen adalah guru kelompok B, di RA Insan Taqwa
Surabaya, dengan alasan guru kelompok B memiliki pengalaman yang
tinggi, serta memiliki pendidikan yang sesuai dengan bidangnya,
bahkan mengetahui karakteristik anak dan menguasai kelas.
c. Pemilihan Pengamat
Pengamat dalam penelitian ini adalah guru karena beliau mempunyai
kemampuan berkomunikasi dengan baik.
30
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai
dengan Juni 2021 di kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya, dengan
jumlah anak yang mengikuti pembelajaran daring melalui video call,
adalah 15 anak usia dini. dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai
observer. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada skenario
pembelajaran yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH) yang telah disiapkan guru.
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran daring
berlangsung, pelaksanaan penelitian ini dengan bantuan partisipan pada
saat melakukan pengamatan/penelitian terhadap apa yang direncanakan
ataupun dipersiapkan melalui penerapan pembelajaran daring pada anak
usia 5-6 tahun kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya. Pelaksanaan
penelitian pada proses pembelajaran daring melalui google meet,
dilakukan dalam 8 (delapan) kali pertemuan. Adapun langkah-langkah
pembelajaran yang telah dilaksanakan didiskripsikan dan dirangkum
secara lengkap, di bawah ini:
a. Langkah Awal
Peneliti melakukan uji coba pretest untuk mengetahui tingkat capaian
perkembangan kemampuan anak mengenal konsep benda tenggelam
dan terapung sebelum menggunakan metode eksperimen pada 15
anak di kelompok B di RA Insan Taqwa Surabaya.
1) Guru menunjukkan sebuah bola basket pada anak-anak
2) Guru melakukan tanya jawab dengan anak, apa yang terjadi jika
bola ping pong ini dimasukkan ke dalam air.
3) Guru menunjukkan beberapa butir kelereng, dan melakukan hal
yang sama, bertanya jawab dengan anak, apa yang terjadi jika
kelereng ini dimasukkan ke dalam air.
b. Langkah pemberian Treatment
Setelah peneliti melakukan pretest langkah selanjutnya berdasarkan
hasil pre-test tersebut, peneliti melakukan treatmen, yang berupa
31
mengetahui hasil treatmen yang dilakukan oleh guru yang diikuti oleh 15
anak yang hadir, sehingga diperoleh data yang nantinya digunakan
sebagai bahan untuk kegiatan analisis data.
H. Instrument Penelitian
Menurut (Arikunto, 2006:160), yang dimaksud dengan instrument
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan pedoman observasi yang digabungkan dengan check-list
sebagai instrumen pengumpulan data yang utama. Dimana dalam check-list
tersebut dibuat dengan menggunakan rating scale.
Kategori yang dipakai dalam rating scale penelitian ini adalah 4
bernilai 76-100 bila kemampuan “BSB” (Berkembang Sangat Baik), 3
bernilai 51-75 bila kemampuan “BSH” (Berkembang Sesuai Harapan), 2
bernilai 26-50 bila kemampuan “MB” (Mulai Berkembang), dan 1 bernilai 1-
25 bila kemampuan “BB” (Belum Berkembang). Untuk memperoleh data
yang akurat yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka instrumen
pedoman observasi yang dikembangkan oleh peneliti sesuai dengan tabel
instrument penilaian
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Penilaian Indikator Tingkat Capaian
Perkembangan Kemampuan Anak Mengenal Konsep Benda
Tenggelam Dan Terapung (Pre-test dan Pot-test) melalui
pengukuran Rating Scale Pada Anak Usia 5-6 Tahun di RA Insan
Taqwa Surabaya
Tingkat Capaian Perkembangan Mengenal Konsep
Benda Tenggelam Dan Terapung
Total
Nama
NO Indikator 1 Indikator Indikator Indikator
Peserta didik
2 3 4
X1 X1 X1 X1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
34
10
11
12
13
14
15
X1-4
Keterangan :
Indikator 1 : Menyampaikan sebab akibat
Indikator 2 : Menunjuk dan mencari sebanyak-banyaknya benda berdasarkan
posisi benda
Indikator 3 : Mengelompokkan benda menurut posisi benda
Indikator 4 : Menceritakan tentang apa yang terjadi jika paku, kertas, atau
ranting, dimasukkan ke dalam air.
tenggelam dan
terapung, secara
lancar, dan mandiri
serta spontan
2. Menunjuk dan Anak mengetahui 1. Anak belum
mencari sebanyak- dan memahami mampu sama
banyaknya benda benda yang sekali
berdasarkan terapung dan menunjukkan
posisi benda tenggelam benda tenggelam
berdasarkan posisi dan terapung yang
benda dalam air dilihat dari posisi
benda
2. Anak mulai
mampu
menunjukkan 1-3
benda tenggelam
dan terapung yang
dilihat dari posisi
benda
3. Anak telah
mampu
menunjukkan 3-6
benda tenggelam
dan terapung yang
dilihat dari posisi
benda
4. Anak sangat
mampu
menunjukkan 6-10
benda tenggelam
dan terapung yang
dilihat dari posisi
benda dengan
lancar, mandiri dan
spontan.
3. Mampu Mampu 1. Anak belum
Mengelompokkan Mengelompokkan mampu sama
benda menurut benda dengan sekali
posisi benda berbagai cara yang mengelompokkan
diketahui anak benda menurut
dengan melihat posisi benda
posisi benda 2. Anak mulai mampu
mengelompokkan
2-3 benda menurut
posisi benda
3. Anak telah mampu
mengelompokkan
4-7 benda menurut
posisi benda
4. Anak sangat
mampu
36
mengelompokkan
7-10 benda
menurut posisi
benda dalam air
4. Menceritakan Mampu 1. Anak belum
tentang apa yang menceritakan mampu
terjadi jika paku, konsep tenggelam menceritakan
kertas, atau ranting, dan terapung konsep tenggelam
dimasukkan ke dan terapung
dalam air. 2. Anak mulai
mampu
menceritakan
konsep tenggelam
dan terapung
walaupun selalu
dengan bantuan
guru.
3. Anak telah mampu
menceritakan
konsep tenggelam
dan terapung
dengan lancar
dengan sedikit
bantuan guru.
4. Anak sangat
mampu
menceritakan
konsep tenggelam
dan terapung
dengan lancar
dengan sedikit
bantuan guru
secara spontan, dan
mandiri
Jumlah centangan 16
Keterangan
*1 (bintang satu) : 0-55
38
Keterangan :
X1 = Pretest
X2 = Postest
39
40
3. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai hari Kamis, 29 April
2021 sampai dengan hari Kamis, tanggal 17 Juni 2021 pada anak usia 3
anak usia 5-6 tahun di RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021,
dengan jumlah anak yang mengikuti pembelajaran adalah 15 anak. dalam
penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada skenario pembelajaran yang termuat dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang telah disiapkan
guru. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran daring
berlangsung dengan menggunakan metode eksperimen dalam upaya
mengembangkan kemampuan mengenal benda tenggelam dan terapung
pada anak usia 5-6 tahun di RA Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran
2020/2021, pelaksanaan penelitian ini dengan bantuan partisipan pada saat
melakukan pengamatan/penelitian terhadap apa yang direncanakan
ataupun dipersiapkan melalui pembelajaran daring berlangsung dengan
menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan
mengenal benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 tahun di RA
43
disusun, dan disajikan dalam bentuk yang jelas, rapi, serta komunikatif
dengan cara menampilkan atau menyajikan data yang telah memenuhi
kriteria pokok-pokok item pencapaian perkembangan kemampuan
mengenal benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 tahun di RA
Insan Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021, sesuai yang tetera pada
lembar pengamatan atau observasi pada saat proses pembelajaran daring
berlangsung.
Adapun tingkat pencapaian perkembangan kemampuan mengenal
benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 tahun di RA Insan
Taqwa Surabaya tahun ajaran 2020/2021, sesuai indikator ketercapaian
perkembangan keterampilan mewarnai yang diadaptasi dari kurikulum
yang tertera pada Permendiknas no 58, yang meliputi, 1) menyampaikan
sebab akibat tentang sifat, posisi, serta ciri-ciri benda yang baru diamati
melalui metode eksperimen, 2) menunjuk mencari sebanyak-banyaknya
benda berdasarkan posisi benda saat di dalam air, 3) mengelompokkan
benda dengan berbagai cara menurut posisi benda saat di dalam air, dan 4)
menceritakan tentang apa yang terjadi
Berdasarkan hasil observasi data penelitian yang berhasil dihimpun
berkaitan dengan variabel-variabel penelitian, dapat diketahui penelitian
ini terdiri dari 1 variabel terikat dan 1 variabel bebas. Pendekatan
penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung
dengan rumus “T-Test”, yang tergolong hipotesa deskriptif. Uji-t ini
sebagai alat estimasi untuk menguji standart deviasi populasi. Apabila
ditemukan adanya perbedaan pada sampel maka perbedaan tersebut
memiliki dua kemungkinan, yaitu: 1) perbedaan yang signifikan, yakni
perbedaan pada sampel yang diteliti, juga pada populasi, 2) perbedaan
yang tidak signifikan, yakni perbedaan hanya kebetulan saja terjadi pada
sampel dan tidak terdapat pada populasi, perbedaan tersebut dapat
diakibatkan oleh kesalahan dalam pengambilan sampel (sampling eror).
B. Analisa Data
Pada analisa data ini, untuk mengetahui hasil dari perbedaan dua mean
antara nilai refleksi awal (pre-test) dan nilai refleksi akhir (post-test), yang
juga mengacu pada hipotesa yang berbunyi “Ada pembelajaran daring melalui
penerapan metode eksperimen terhadap peningkatan kemampuan mengenal
benda tenggelam dan terapung pada anak anak usia 3 pada anak usia 5-6
tahun di RA Insan Taqwa Kota Surabaya”. Maka peneliti menggunakan uji-t
untuk mengitung koefisien tersebut. Dengan jenis penelitian Pre
Eksperimental Design, melalui pendekatan one shot case study Data-data yang
terdapat dalam tabel 4.2, 4.3. dan 4.4 merupakan angka-angka yang
dipergunakaan untuk menghitung koefisien dengan rumus dan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Tabulasi Data
Agar data yang berhasil dikumpulkan mudah dibaca maka
dimasukkan tabel. Pembuatan tabulasi data dimasukkan sebelum
memasukkan rumus, peneliti akan memaparkan data penelitian ke dalam
tabel responden dengan perhitungan hasil data pengamatan pada saat
proses belajar secara daring pada peserta didik anak usia kemampuan
mengenal benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 tahun yang
49
Tabel 4.2 Rekam Data Hasil Refleksi Awal (pre-test hitung manual)) Tingkat
Capaian Perkembangan Kemampuan Mengenal Benda Tenggelam Dan
Terapung Pada Anak Usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa Surabaya
Melalui Pembelajaran Daring Tanpa Menggunakan Metode Eksperimen
Keterangan:
Indikator 1 : Menyampaikan sebab akibat tentang sifat, posisi, serta ciri-ciri
Benda yang baru diamati melalui metode eksperimen
Indikator 2 : Menunjuk mencari sebanyak-banyaknya benda berdasarkan posisi
benda saat di dalam air
Indikator 3 : Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut posisi benda
Saat di dalam air
Indikator 4 : Menceritakan tentang apa yang terjadi
51
Tabel 4.3 Rekam Data Hasil Refleksi Awal (post-test hitung manual) Tingkat
Capaian Perkembangan Kemampuan Mengenal Benda Tenggelam Dan
Terapung Pada Anak Usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa Surabaya
Melalui Pembelajaran Daring Tanpa Menggunakan Metode Eksperimen
Keterangan:
Indikator 1 : Menyampaikan sebab akibat tentang sifat, posisi, serta ciri-ciri
Benda yang baru diamati melalui metode eksperimen
Indikator 2 : Menunjuk mencari sebanyak-banyaknya benda berdasarkan posisi
benda saat di dalam air
Indikator 3 : Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut posisi benda
Saat di dalam air
Indikator 4 : Menceritakan tentang apa yang terjadi
Tabel 4.4 Perbedaan nilai kemampuan mengenal benda tenggelam dan terapung
52
pada Anak usia Usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa Surabaya dengan
pembelajaran daring antara refleksi awal (tanpa melalui penerapan
metode eksperimen) dan refleksi akhir (melalui penerapan metode
eksperimen)
X1 X2 X12 X22
1 190 285 36100 81225
2 195 280 38025 78400
3 195 290 38025 84100
4 230 275 52900 75625
5 240 270 57600 72900
6 260 270 67600 72900
7 265 275 70225 75625
8 240 270 57600 72900
9 230 290 52900 84100
10 245 290 60025 84100
11 220 275 48400 75625
12 190 270 36100 72900
13 250 260 62500 67600
14 260 275 67600 75625
15 255 270 65025 72900
X1-3 3465 4145 12.006.225 17.181.025
Tabel 4.5 Hasil data pengamatan perbandingan antara refleksi awal (pre-test)
Dan refleksi akhir (post-test) pada tingkat pencapaian nilai
kemampuan mengenal benda tenggelam dan terapung pada Anak
usia Usia 5-6 Tahun di RA Insan Taqwa Surabaya
Tingkat Pencapaian Perkembangan Kemampuan Mengenal Benda
Tenggelam dan Terapung Pada Anak Usia 5-6 Tahun di RA
No Insan Taqwa Surabaya
Refleksi awal Refleksi akhir Selisih
(X1) (X2) (X1-X2)
1 190 285 -95
2 195 280 -85
3 195 290 -95
4 230 275 -45
5 240 270 -30
6 260 270 -10
7 265 275 -10
8 240 270 -30
9 230 290 -60
10 245 290 -45
11 220 275 -55
12 190 270 -80
13 250 260 -10
14 260 275 -15
15 255 270 -15
Mean 231.000 276.333 -45,333
std 31.70549
= = 231
= = 276
= -680.000
Std =
= 31.70549
Jadi :
Nilai t empirik = - 5.53769
Nilai t teoritik 5% = + 2.947 atau -2.947
Berarti : thitung > ttabel = --5.53769> -2.947
Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis yang akan diuji
kemungkinaan terjadi interaksi, tidak terjadi interaksi, dan tidak ada
interaksi terhadap sesuatu yang dibandingkan. Sebagai berikut:
Hipotesa (Ha dan Ho) dalam bentuk kalimat, sebagai berikut:
Ha : Melalui pembelajaran daring dengan penggunaan metode
eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
peningkatan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam
55
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair Refleksi awal 231.000 15 11.15383 3.87298
1 Refleksi akhir 276.333 15 15.05254 8.18632
N Correlation Sig.
Pair Refleksi awal & 15 .0,316
.0,514
1 Refleksi akhir
57
C. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian pengaruh pembelajaran daring dengan
penggunaan metode eksperimen Terhadap Peningkatan kemampuan
mengenal konsep benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di
RA Insan Taqwa Surabaya. Berdasarkan analisis data dengan dengan rumus
dan langkah-langkah T.tes, diketahui bahwa pembelajaran daring dengan
penggunaan metode eksperimen, mampu memberikan pengaruh terhadap
peningkatan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan terapung
pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya, sebagai salah satu
perwujudan dari capaian kemampuan dasar anak dalam bidang
pengembangan kognitif dan sains permulaan.
Merujuk pada hasil analisis data, tampak bahwa sebelum dan sesudah
diberi perlakuan melalui penggunaan metode eksperimen pada proses
pembelajaran daring, dapat diidentifikasikan, ada perbedaan yang signifikan
antara hasil refleksi awal (sebelum) dan hasil refleksi akhir (sesudah) pada
tingkat capaian perkembangan kemampuan mengenal konsep benda
tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa
Surabaya. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rerata harga thitung sebesar
, dengan nilai signifikan 0,000. Dimana nilai signifikan thitung lebih
kecil dari 0.05, maka hipotesa diterima, yakni ada perbedaan yang signifikan
pada peningkatan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan
terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya antara
sebelum dan sesudah penerapan penggunaan metode eksperimen pada proses
pembelajaran daring.
59
D. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini sudah dilakukan dengan optimal, akan tetapi
penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan dan kekurangan. Peneliti
menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti banyak terjadi kendala dan
hambatan. Hal tersebut bukan karna faktor kesenjangan, melainkan terjadi
karena adanya keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian, hal tersebut
dikarenakan ada beberapa keterbatasan, seperti di bawah ini:
60
1. Keterbatasan Waktu
Penelitian dilakukan dalam kurun waktu yang sangat singkat,
karena pada waktu pelaksanaan penelitian bersamaan dengan bulan
Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, serta Pandemic yang tentunya
penelitian terhenti untuk beberapa waktu. Namun meskipun dalam waktu
yang singkat itu tidak menjadikan syarat-syarat dalam penelitian ilmiah
gagal, dalam arti penelitian berjalan dengan lancar.
2. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak terlepas dari ilmu teori, oleh karena itu peneliti
menyadari akan keterbatasan kemampuan, khususnya pengetahuan ilmiah.
Terlepas dari masalah tersebut, peneliti sudah berusaha semampu mungkin
untuk melakukan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta
bimbingan dari dosen pembimbing.
3. Keterbatasan Materi Tempat Penelitian
Penelitian ini terbatas pada materi ajar konsep benda tenggelam
dan terapung melalui penggunaan metode eksperimen pada proses
pembelajaran daring untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep
benda tenggelam dan terapung pada anak usia dini. Tempat penelitian
hanya terbatas pada anak usia 5-6 Tahun yang tercatat sebagai peserta
didik kelompok B Di RA Insan Taqwa Surabaya, sehingga apabila
dilakukan pada sekolah lain maka hasilnyapun kemungkinan akan
berbeda. Namun demikian penelitian ini sudah mewakili peserta didik
anak usia 5-6 Tahun yang tercatat sebagai peserta didik kelompok B Di
RA Insan Taqwa Surabaya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh yang
signifikan antara penerapan pembelajaran daring dengan penggunaan metode
eksperimen dengan peningkatan Peningkatan kemampuan mengenal konsep
benda tenggelam dan terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa
Surabaya. Hal ini telah dibuktikan oleh analisis hasil penelitian yang
diuraikan pada bab IV, yaitu berupa data yang telah diolah, sehingga dapat
disimpulkan sejalan dengan cara pengelolaan data.
Berdasarkan analisis data statistik yang didapat dengan menggunakan
uji-t didapatkan thitung sebesar - 5.53769 dengan taraf signifikan 0.000, Nilai t
teoritik 5% = + 2.947 atau -2.947, thitung > ttabel = --5.53769> -2.947, hal ini
dapat diartikan dapat diartikan t hitung lebih besar dari pada t tabel. Dari hasil
penelitian dan hipotesa ini, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa “Ada
pengaruh pembelajaran daring dengan penggunaan metode eksperimen
terhadap Peningkatan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan
terapung pada anak usia 5-6 Tahun Di RA Insan Taqwa Surabaya”
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Seorang guru atau pengajar harus memiliki daya kreativitas yang tinggi
dalam mengajar, terkait dengan capaian perkembangan anak usia dini
dalam mengoptimalkan alat peraga sebagai alat pendukung pada proses
pembelajaran
2. Mengingat pentingnya penerapan pembelajaran daring dengan penggunaan
metode eksperimen pada anak usia dini, khususnya dalam rangka
meningkatkan kemampuan mengenal konsep benda tenggelam dan
terapung pada anak usia dini, hendaknya sekolah menyediakan fasilitas
yang menunjang proses kegiatan pembelajaran tersebut.
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Nofitasari, Defi Alfian dan Maryani, Ika. 2018. Efektifitas Metode Eksperimen
Terhadap Kemampuan Mengenal Warna Di Kelas A TK Aba Tobayan
Sleman. Jurnal pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Vol. 2
(1).
Payadnya, Andre Ade Putu I & Jayantika, Trisna Ngurah Agung Gusti I. 2018.
Panduan Penelitian Eksperimen Beserta Analisis Statistika dengan SPSS.
Yogyakarta: Budi Utama.
Rapisa Ratih, Dewi. 2019. Program Latihan Koordinasi Sensomotorik Bagi Anak
Usia Dini Dan Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta. CV Budi Utama.
Rismawati dan Ratman dan Dewi, Imrah Andi. 2016. “Penerapan Metode
Eksperimen Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas Pada
Siswa Kelas IV SDN NO. 1 Balukang 2.” Dalam jurnal Kreatif Tadulako,
Online,4(1):200,http://scholar.googleusercontent.com/scholar?
q=cache:9WInSpXvaSkJ:scholar.google.com/&hl=id&as_sdt=0,5, diunduh
13 desember pukul 00.53’.
Susanto, Ahmad. 2015. Bimbingan Dan Konseling Di Taman Kanak-kanak.
Jakarta: Kencana.
Susanto, Ahmad. 2019. Perkembangan Ana Usia Dini Pengantar Dalam
Berbagai Aspeknya. Jakarta:Kencana.
Sujana, Atep & Jayadinata, Kurnia. 2018. Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar.
Semedang: UPI Semedang Press.
Santika, Arianti Desi&Mulyana, Hendri Edi & Nur, Lutfi. 2020. Pengembangan
Media Pembelajaran Model STEM Pada Konsep Terapung Melayang
Tenggelam Untuk Memfasilitasi Keterampilan Saintifik Anak Usia Dini.
Jurnal PAUD Agapedia. Vol. 4 (1): 171-184.
Saputra, Aidil. 2018. Pendidikan Anak Pada Anak Usia Dini. STAIN. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Agama Islam. Vol. 10 (2).
Syah, Muhibbin. 2014. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Suardi, Moh. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Budi Utama.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabet.
Setiawan, Parta. 2020. Pengertian Gaya Apung Dan Prinsip Archimedes.
https://www.gurupendidikan.co.id/gaya-apung/. di akses pada tanggal 4
november 2020 pukul 23.35.
Ulum, Bariyatul Nurfela. 2016. Penelitian Tentang Konsep Sains Bermain Air
Dengan Pendekatan Demostrasi Dan Pendekatan Saintifik Terhadap
Kemampuan Perkembangan Sains Permulaan Di RA Sudirman XV Jetis.
Semarang: Universitas Negeri Malang.
Widodo, Hery. 2019. Dinamika Pendidikan Anak Usia Dini. Semarang: ALPRIN.
Yaswinda, 2019. Model Pembelajaran Sains Berbasis Multisensori-Ekologi (PSB
Mugi) Bagi Anak Usia Dini. Tasikmalaya: Edu Publisher.
Yanto. 2019. Perancangan Eksperimen Untuk Teknik Industri: Konsep Dasar dan
Aplikasi. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
https://id.theasianparent.com/pedoman-belajar-dari-kemendikbud/. di akses pada
tanggal 5 november 2020 pukul 00.23
https://www.Wartatransparansi.com/2020/06/16/new-normal-dan-bdr-bagi-anak-
didik.html. diakses tanggal 8 september 2020 pukul 14.15.