Anda di halaman 1dari 35

MENGENALKAN KEMAMPUAN ENTREPRENEURSHIP PADA ANAK

USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MARKET DAY


DI TK KUNCUP MEKAR

PROPOSAL

Oleh:

NUNUNG HASTA
141901045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
BAUBAU
2023
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Mengenalkan Kemampuan Entrpreneurship Anak Usia5-6

Tahun Melalui Kegiatan Market Day Di TK Kuncup Mekar

Nama : NUNUNG HASTA

NPM : 141901045

Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan pada Seminar Proposal

Program Studi PG PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universita

Muhammadiyah Buton

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Rahman Saleh, S.Pd.I, M.Pd La Jeti, S.Pd., M.Pd


NIDN: 0925068902 NIDN: 0919058303

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................4

C. Tujuan Penelitian................................................................................4

D. Manfaat Penulis..................................................................................5

BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................7

A. Anak usia dini ....................................................................................7

B. Pengertian Entrepreneurship...............................................................8

C. Pendidikan entrepreneurship bagi anak usia dini ..............................8

D. Mengenalkan kemampuan entrepreneurship....................................10

E. Kegiatan market day.........................................................................11

F. Kajian relevan..................................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................16

A. Metode Penelitian............................................................................16

B. Lokasi Penelitian ...........................................................................16

C. Sumber Data....................................................................................17

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data......................................17

E. Analisis data....................................................................................19

3
F. Keabsahan data................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA................................................................................21

LAMPIRAN...............................................................................................23

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan nasional berkaitan dengan Pendidikan anak usia dini tertulis pada

pasal 28 ayat 1 yang berbunyi” Pendidikan anak usia dini diselenggarakan

bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun dan bukan merupakan

prasyaratan untuk mengikuti Pendidikan dasar” selanjutnya pada bab 1 pasal

I ayat 14 di tegaskan bahwa Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki Pendidikan lebih lanjut.(Maryani, 2019)

Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada

peletakan dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan

manusia seutuhnya, yaitu pertumbuhan dan perkembangan fisik, daya pikir,

daya cipta, sosial emosional, Bahasa dan komunikasi yang seimbang sebagai

dasar pembentukan pribadi yang utuh. Dari perkembangan inilah seorang

guru harus dapat menstimulasi, membimbing, mengasuh melalui pemberian

kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan

keterampilan anak yang lebih memfokuskan pada physical, intelligence,

emotional, social education.

1
2

Oleh sebab itu pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh

upaya dan tindakan yang dilakukan oleh guru dan orang tua dalam proses

perawatan, pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura

dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang

memberikan kesempatan untuk mengetahui dan memahami pengalaman

belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru,

dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan

seluruh potensi dan kecerdasan anak.(Prasetyaningsih, 2016)

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada

usia tersebut, perkembangan terjadi sangat pesat. Berdasarkan hasil

penelitian, sekitar 40% dari perkembangan manusia terjadi pada usia dini.

Oleh karena itu, usia dini dipandang sangat penting sehingga diistilahkan usia

emas (golden age). Setiap individu mengalami usia dini, hanya saja usia dini

tersebut hanya terjadi satu kali dalam fase kehidupan setiap manusia,

sehingga keberadaan usia dini tidak boleh disia-siakan. Usia dini adalah masa

yang paling tepat untuk menstimulasi perkembangan individu. Agar dapat

memberikan berbagai upaya pengembangan, maka perlu diketahui tentang

perkembangan-perkembangan yang terjadi pada anak usia dini. Pengetahuan

tentang perkembangan anak usia dini akan menjadi modal orang dewasa

untuk menyiapkan berbagai stimulasi, pendekatan, strategi, metode, rencana,

media atau alat permainan edukatif, yang dibutuhkan untuk membantu anak

berkembang pada semua aspek perkembangannya sesuai kebutuhan anak

pada setiap tahapan usianya.(Khaironi, 2018)


3

Menurut Jati dan Priyambodo (2015:8) Kewirauhaan adalah bentuk

aktifitas untuk melakukan pekerjaan yang sulit, kompak dan berisiko, dengan

cepat melakukan aksi atau inisiatif sehingga diperoleh keuntungan. Menurut

hendro (2011:5) kewirauhaan merupakan sebuah ilmu, seni dan keterampilan

untuk mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi dan dana yang

ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau meraih puncak dalam

posisi karir. Menurut Rambat (2007:4) kewirausahaan sebagai suatu proses,

yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat

sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi). Kewirauhaan muncul

apabila seseorang selalu aktif, kreatif, berkarya dan inovatif untuk

mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide baru. Kewirauhaan dapat dibentuk

melalui pendidikan.(Novitasari, 2019)

Market Day adalah salah satu pendidikan yang bertujuan memberikan

pemahaman dan kesadaran yang relatif lebih utuh tentang kehidupan,

membentuk struktur emosi dan mentalitas yang lebih stabil, serta

membangun sikap-sikap keseharian yang lebih tercerahkan dari waktu ke

waktu. Market day merupakan aktifitas pembelajaran Enterpreneur, dimana

anak-anak diajarkan bagaimana memasarkan produk kepada teman, guru atau

pun kepada pihak luar. Kegiatan ini biasanya berbentuk bazzar atau pasar

yang diselenggarakan sekolah. Kegiatan ini biasanya melibatkan segenap

komponen sekolah. Kadang-kadang saat Market Day pengunjung dari luar

sekolah juga diundang.


4

Bahkan jauh-jauh hari siswa sudah terlibat menyiapkan rencana

perdagangannya. Selain para guru, tentu saja orang tua juga terlibat

menyiapkan barang-barang dagangan. Terutama ibu-ibu yang bertugas

membuat makanan atau minuman untuk dijual. Umumnya yang jadi pembeli

adalah siswa, guru, dan orang tua. Setiap kelas umumnya memiliki lapak

dagangannya sendiri. Kadang-kadang setiap kelas menyajikan tema dan

barang dagangannya yang khas.(Zultiar & Siwiyanti, 2017).

Berdasarkan hasil pra obesvasi wawancara salah satu guru di TK

KUNCUP MEKAR bahwa para guru sudah mengetahui adanya jiwa

kewirausaahan yang ditanamkan pada anak di TK kuncup mekar, dan

mereka belum memberikan perhatian lebih dari perencanaan, pengintegrasian

dan penanaman kewirausahaan karena anak di TK Kuncup Mekar

kurangnnya kesadaran menjadi pribadi yang mandiri dan berwirausaha

sehingga hal ini melatar belakangi penulis untunk mengangkat judul ”

mengenalkan kemampuan entrepreneurship anak usia 5-6 tahun melalui

kegiatan market day” yang berfungsi untuk melatih jiwa entrepreneurship,

memahami dunia bisnis, melatih kemandirian, kreativitas,berani ambil

resiko,kerja keras dan memiliki jiwa kepemimpinan pada anak di TK Kuncup

Mekar.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengenalkan

kemampuan entrepreneurship anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan market

day di TK Kuncup Mekar.


5

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah

untuk mengenalkan kemampuan entrepreneurship anak usia 5-6 tahun

melalui kegiatan market day di TK Kuncup Mekar

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan beberapan manfaat

sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Manfaat ini di harapkan dapat menjadi referensi atau sumber

informasi sehingga dapat memperluas khasana pengetahuan dapat

memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka memperdalam konsep

dan dapat menjadi bahan pendewasaan ilmu yang berhubungan dengan

kegiatan market day dan netrepreneurship

2. Manfaat praktis

a. Bagi anak

Penelitian anak diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

kewirausahaan anak agar mempunyai jiwa wirausaha sejak dini dan

dapat diterapkan untuk ke depannya

b. Bagi guru

Menambah pengetahuan keprofesian yang selalu di tuntut untuk

melakukan upayaa inovatif sebagai implementasi sebagai teori dan

Teknik pembelajaran bagi anak usia dini serta bahan ajar yang dapat

dikembangkan lebih lanjut dan dipakainya dalam kegiatan belajar bagi


6

anak didiknya terutama dalam hal mengembangkan kemampuan

entrepreneurship anak usia dini

c. Bagi sekolah

Manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian ini adalah dapat

meningkatkan kualitas Pendidikan secara optimal dan hasilnya bisa

dijadikan program unggulan sekolah tersebut.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun (Undang-

Undang Sisdiknas tahun 2003). Anak usia dini adalah anak kelompok anak yang

berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Anak

usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini adalah

usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian

anak. Usia dini merupakan usia ketika anak mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat. Anak usia dini merupakan individu yang berbeda,

unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Pada

masa ini stimulasi seluruh aspek perkembangan memiliki peran penting untuk

tugas perkembangan selanjutnya. Menurut Beichler dan Snowman anak usia dini

adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun.(Khairi, 2018)

Montessori dalam Hainstock, 1999:12) menyatakan bahwa pada rentang usia

lahir sampai 6 tahun anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang

merupakan masa di mana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai

rangsangan. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan

psikis, anak telah siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa

peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan

perkembangan anak secara individual. Masa ini juga merupakan masa peletak

dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, gerak-

motorik, dan sosio emosional pada anak usia dini.(Alfarisi, 2021)

7
8

Menurut Suryadi (2014: 22) Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya

adalah Pendidikan yang diselenggarakan untuk memfasilitasi pertumbuhan

dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menenkankan pada

pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Oleh karena itu paud

memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kepribadian dan

potensi secara maksimal, maka Lembaga paud perlu menyediakan berbagai

aspek perkembangan seperti kognitif, Bahasa, sosial, emosi, fisik, dan

motorik.(Fathia, 2019)

B. Entrepreneurship

Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entre berarti “antara” dan

prende berarti “mengambil”. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk

menggambarkan orang-orang yang berani mengambil risiko dan memulai

sesuatu yang baru. Selanjutnya, pengertian entrepreneurship diperluas hingga

mencakup inovasi. Melalui inovasi munculah kebaharuan yang dapat

berbentuk produk baru hingga sistem distribusi baru. Produk baru

misalnya,tidak mesti terkait dengan teknologi canggih karena produk

sederhana juga dapat menyajikan kebaharuan, contohnya rasa baru pada

produk makanan.

Entrepreneurship atau kewirausahaan adalah usaha kreatif yang dibangun

berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai

tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna

bagi orang lain. Entrepreneurship sebagai sebuah proses yang melibatkan

usaha oleh pelaku (entrepreneur) yang berani menanggung resiko baik modal,
9

waktu, atau komitmen karir dalam rangka menyediakan produktifitas tertentu

berbasis pada manajemen yang baik. Entrepreneur harus dipahami tidak

secara sempit terbatas pada konteks bisnis saja, tetapi juga dapat diterapkan

pada bidang lainnya seperti pendidikan, kedokteran, arsitektur, pekerjaan

sosial dan lain sebagainya. Selanjutnya, dalam konteks pendidikan

entrepreneurship dapat dijelaskan sebagai pendidikan yang menerapkan

prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan jiwa entrepreneurship

yaitu jiwa yang berani dan mampu menghadapi problem hidup dan

kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengetahui

problem tersebut, jiwa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.(Afandi,

2021)

Menurut Z Herflin Frinces ( Herlin 2011) kewirausahaan adalah orang

yang mempunyai insting,( semangat,jiwa , nalar,instuisi, dan kompetensi)

untuk berbisik,ristaker (pengambilan resiko), berani berinvestasi, berani rugi

dalam memperoleh keuntungan ( gambling), dan berani melakukan

perubahan dengan cepat dan besar bila memang dibutuhkan untuk

menciptakan kemajuan setiap saat.(Zultiar & Siwiyanti, 2017)

Menurut Suherman (2008:13) kewirausahaan pada dasarnya merupakan

jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang

kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang

memiliki jiwa tersebut tentu saja dapat melakukan kegiatan kewirausahaan

atau menjadi pelaku kewirausahaan (Khulafa et al., 2017)


10

C. Pendidikan entrepreneurship bagi anak usia dini

Pendidikan kewirausahaan dimaknai sebagai sebuah konsep tentang

pendidikan yang memiliki orientasi mengintegralkan nilai-nilai

kewirausahaan dalam seluruh kurikulum pendidikan maupun yang ditujukan

untuk melatih, menumbuh kembangkan minat dan membentuk pelaku-pelaku

usaha. Istilah pendidikan kewirausahaan terdiri dari istilah pendidikan dan

kewirausahaan. Pendidikan menurut Sistem Pendidikan Nasional adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas, 2003)

Sedangkan kewirausahaan, menurut Kasmir secara sederhana

wirausahawan adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk

membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil

resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi

rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Dari kedua istilah

itu pendidikan kewirausahaan mempunyai arti upaya menumbuh

kembangkan seluruh potensi peserta didik dan membentuk sikap yang

mandiri, kreatif, berani mengambil resiko, memiliki jiwa kepemimpinan,

kerja keras, jujur, disiplin, inovatif, tanggung jawab, mampu mencari peluang

serta menemukan solusi dan pantang menyerah sehingga ia siap untuk hidup
11

di tengah-tengah masyarakat serta mampu mengaktualisasikan sikap tersebut

ke dalam dunia usaha (Machali, 2012: 38-39).(Lailatu, 2017)

Menurut Saroni, Muhammad (2012) mengemukakan Pendidikan

kewirausahaan merupakan program Pendidikan yang berfokus pada aspek

kewirausahaan sebagai bagian penting dalam pembekalan kompotensi anak

didik. Pendidikan kewirausahaan merupakan upaya internalisasi jiwa dan

mental kewirausahaan melalui jalur institusi Pendidikan maupun institusi lain

seperti Lembaga pelatihan, training,dan sebagainya.(Ramdhani et al., 2021)

Pendidikan kewirausahaan bagi anak usia dini adalah bagian dari upaya

menumbuhkan budaya dan nilai kewirausahaan sejak usia dini (Frinces,

2011). Diantara nilai-nilai kewirausahaan tersebut adalah memaksimalkan

potensi diri, mendapatkan keuntungan, orientasi perencanaan, manajemen

strategis, inovatif, meningkat kualitas kerja, dan memiliki kemauan untuk

meraih peluang, berani, memiliki tujuan, memiliki harapan, kuat, percaya

diri, memiliki inisiatif, bertanggung jawab, membantu, menerima pendapat

dari para ahli, melaksanakan tugas secara sistematis (Christianti, Cholimah,

& Suprayitno, 2015). (Robi’ah Nugrahani & Suhendro, 2020)

D. Mengenalkan Kemampuan Entrepreneurshi Anak Usia Dini

Mengenalkan jiwa wirausaha pada usia anak sejak dini merupakan

peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kemandiriannya dan

memiliki manfaat yang sangat bagus dan akan berpengaruh untuk masa

depannya kelak. Mengenalkan jiwa wirausaha sejak dini akan membantu

melatih kepercayaan diri,cara berkomunikasi dengan baik, produktivitas


12

dan kemandirian, tidak sedikit para pengusaha pemula yang baru saja

menjalankan bisnisnya gagal karena kurang kepercayaan dirinya untuk

menawarkan suatu produk, komunikasinya yang tidak efektif tujuannya dan

mereka akan gampang menyerah sehingga usahanya putus ditengah jalan

dan tidak seperti yang diharapkan, untuk itulah jiwa wirausaha sejak dini

mulai kita kenalkan kepada anak anak kita dari mulai mereka mengenal

belajar dengan teman teman dan lingkungan disekitarnya untuk masa depan

mereka kelak agar bisa terbentuknya sumber daya manusia yang

berkualitas, kreatif serta inovatif dan bisa menciptakan lapangan kerja untuk

kemajuan bangsa dan negaranya

Kasmir (2012: 21-23) memaparkan hal-hal terkait kewirausaahan

seseorang kewirausahaan harus memiliki kemampuan yang kreatif dan

inovatif dalam menemukan dan menciptakan berbagai ide. Setiap ide pikiran

dan langka wirausaha adalah bisnis, bahkan mimpi seseorang pebisnis sudah

merupakan ide untuk berkreasi dalam menemukan dan menciptakan bisnis-

bisnis baru. Kegiatan kewirausahaan dapat dikelola sendiri atau dikelola

orang lain.(Sari & Hasanah, 2022)

E. Kegiatan Market Day

Market merupakan usaha kompleks untuk memenuhi kebutuhan

berbagai kelompok dalam konteks regulasi untuk memastikan kualitas serta

sarana aksesibilitas untuk belajar. Ciri khas pasar yaitu antara konsumen

dengan penyedia layanan saling berinteraksi yang menghasilkan sesuatu

yang bermanfaat. Kegiatan market day dapat menjadikan anak untuk


13

mendapatkan pembelajaran secara tidak konvensional namun secara

partisipatif untuk meningkatkan keterampilan serta kemampuan anak.

Market day dapat diperoleh melalui aktivitas entrepreneur, yang mana anak

belajar cara mengiklankan dagangannya kepada para konsumen

Market day dapat berupa pembagian tugas sebagai pembeli dan

penjual yang tidak terlepas dari seluruh pihak sekolah (guru, anak,

orang tua) dan tidak menutup kemungkinan pembeli berasal dari luar

pihak sekolah. Prepare untuk kegiatan ini bukan sepenuhnya guru

yang merencanakan atau menyelenggarakan namun anak terlibat

bersama guru dalam menyiapkan market day. Keterlibatan anak tentu

membutuhkan ketergantungan dengan orang tua seperti anak di minta

membawa hasil kebun, maka orang tua membantu anak menyediakan sesuai

instruksi guru demi lancarnya kegiatan.(Hasanah, 2019)

Pentingnya kegiatan Market Day ini karena bertujuan untuk membangun

jiwa entrepreneur, paham akan dunia berbisnis, membentuk daya cipta,

dan berinovasi bagi murid. Market Day juga bisa membangun rasa

kepercayaan diri terhadap anak, meningkatkan kemampuan berinteraksi anak

dan melatih kecerdasan berbisnis anak. (Indra, 2020:19-20). Selain itu,

Manfaatnya dalam kegiatan Market Day ini, anak-anak berharap dapat

edukasi dari awal bagaimana caranya berdagang dengan benar. Anak-anak

nantinya tertanam konsep jujur, seperti pada saat menimbang, menakar,

produk apa saja bagus dan yang tidak bagus.(Indra, 2020:2). Orangtua

bisa menggunakan aktivitas Market Day dalam memberikan dorongan


14

terhadap proses pembelajaran anak-anaknya, adapun pendidik dan

sekolah bisa menggunakan sarana Market Day agar memperkokoh

solidaritas komunikasi sekolah. Apabila Market Day berjalan secara

maksimal, sehingga didapati banyaknya manfaat dalam keperluan

pendidikan di sekolah, bisa didapatkan sekalian.(Indra, 2020:20).

Tujuan diadakan kegiatan market day adalah menumbuhkan jiwa

entrepreneurship, memahami dunia bisnis, melatih kreativitas dan inovasi

pada anak. Market day juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada anak,

meningkatkan kemampuan komunikasih anak dan melatih kecerdasan bisnis

anak, orang tua dapat memanfaatkan kegiatan market day untuk menunjukan

dukunganya atas proses Pendidikan anaka-anaknya. Sementara guru

disekolah dapat Jika market day berlangsung dengan optimal maka sekian

banyak manfaat untuk kepentingan Pendidikan disekolah.(Suharyoto, 2017)

F. Kajian Relevan

Berikut beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti

lain di antaranya:

1. Windari, Nunik Tri. 2017. Implementasi Pembelajaran Berkarakter

Entrepreneurship di TK Khalifah Jogjakarta Skripsi, Program Studi

Pendidikan Anak Usia, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang. Dra Lita Latiana, S.H., M.H. berani, mandiri, jujur, serta

tanggung jawab. Porses pembelajaran yang diterapkan melalui kegiatan

kurikuler serta kegiatan penunjang pembelajaran. Kegiatan kurikuler

melalui beberapa tahap yakni perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi


15

pembelajaran. Sedangkan untuk kegiatan penunjang pembelajaran melalui

kegiatan yang dilaksanakan diluar kegiatan kurikuler. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan

menggambarkan implementasi pembelajaran karakter di TK Khalifah.

2. Dhian Farah Rosyana, Pembelajaran Nilai-Nilai Kewirausahaan Bagi

Anak Usia Dini (Studi Kasus Di Tk Khalifah Sukonandi Yogyakarta).

Penelitiannya dilakukan di TK Khalifah yang merupakan TK yang

memiliki icon sebagai TK yang mengusung tema entrepreneurship dalam

kegiatan pembelajaran dan berupaya untuk menanamkan nilai-nilai

kewirausahaan dalam pelaksanaan pembelajaran sehari hari. Hal ini masih

jarang dijumpai dilembaga TK yang lain. Oleh sebab itu penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran nilai-nilai kewirausahaan

bagi anak usia dini di TK Khalifah Sukonandi Yogyakarta. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai kewirausahaan yang ditanamkan

yakni nilai tanggung jawab, disiplin, mandiri, jujur, kerjasama,

berani/percaya diri, dan menghargai prestasi. Proses pembelajaran

dilakukan melalui kegiatan kurikuler dan program penunjang kegiatan

pembelajaran.

3. Program Heru Asri Subekti. Penanaman Nilai-nilai Entrepreneurship pada

Anak Usia Dini Melalui Pendidikan Karakter di Kelompok B RA Semai

Benih Bangsa Al Fikri Manca Kretek. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2018. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penanaman nilai-nilai


16

entrepreneurship pada anak usia dini melalui pendidikan karakter yang

dilaksanakan di RA Semai Benih Bangsa Al Fikri Manca. Selain itu

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang dapat mendukung

dan menghambat penanaman nilai-nilai entrepreneurship pada anak usia

dini melalui pendidikan karakter di kelompok B RA Semai Benih Bangsa

Al Fikri Manca Kretek. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,

pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan

dokumentas (Harahap, 2020).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan

Participatory action research. Pada umumnya dilaksanakan sebagai strategi

transformasisosial yang menekankan pada keterlibatan masyarakat, rasa ikut

memiliki program dan analisis problem sosial berbasis masyarakat.

Penelitian tindakan partisipatoris berupaya guna memahami dan

meningkatkan kehidupan sosial di dunia dengan melaksanakan perubahan.

Dalam masalah ini, peneliti dan subjek penelitian berupaya untuk memahami

dan memperbaiki praktik suatu tindakan pada suatu lokasi dan situasi dimana

mereka berpartisipasi (Purba et al., 2021)

PAR merupakan penelitian tindakan kegiatan sebagai hasil dari proses

penelitian, yaitu penelitian yang diawali dengan merencanakan, melakukan

tindakan atau aksi, dan evaluasi dari hasil tindakan

B. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Kuncup Mekar Desa Kuraa

Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton

C. Sumber data

sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder disebut bahwa :

1. Data primer

17
18

Data yang didapat secara langsung kepada pihak koperasi dan kedua

dengan data sekunder yaitu data yang dikumplkan dan diperoleh dari

dokumen-dokumen yang diolah untuk menunjang penelitian melalui

pihak-pihak lain yang ada hubunganya dengan analisis Trend, yaitu berupa

laporan neraca dan laporan SHU. Metode pengumpulan data yang

dilakukan melalui tatap muka dan Tanya jawab langsung antara

pengumpulan data maupun penelitian terhadap narasumber.(Wahyudi &

Sunarsi, 2021)

2. Data sekunder

Data sekunder bersumber dari dokumen-dokumen, foto-foto,benda-

benda yang dapat digunakan sebagai informasi pelengkapan data primer.

Karakteristik data sekunder ini dapat berupa tulisan-tulisan, rekaman-

rekaman,gambar-gambar atau foto-foto.(Mu’is, 2021)

D. Metode dan Instrumen pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh penelitian untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan

data sebagai suatu metode yang independen terhadap metode analisis data

atau bahkan menjadi alat utama metode dan teknik analisis data.

Instrument penelitian pada penelitian yang menggunakan pendekatan

kualitatif adalah penelitian itu sendiri karena keberhasilan dalam

pengumpulan data banyak ditentukan oleh kemampuan penelitian menghayati

situasi sosial yang dijadikan fokus penelitian. Penelitian tidak akan

mengakhiri fase pengumpulan data, sebelum penelitian yakni bahwa data


19

yang terkumpul dari berbagai sumber yang berbeda dan terfokus pada situasi

sosial yang diteliti telah dapat memenuhi tujuan penelitian

Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian yaitu etode

wawancara, observasi dan dokumentasi. Berikut akan dijelaskan masing-

masing metode .(Makbul, 2021)

1. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan melalui observasi

penelitian belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung

peristiwa/fenomena yang menjadi fokus penelitian

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui Tanya jawab,sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini, penelitian akan wawancara

informasi yang menggunakan video call dalam berkomunikasi.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data ,bila penelitian atau pengumpul data telah mengetahui dengan

pasti tentang informasi apa yang akan dilakukan

3. Dokumen

Dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang berupa data-data

yang berupa sumber tertulis,foto atau gambar dan lain-lain.Metode ini

digunakn untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang dapat

menunjang proses penelitian.


20

E. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis

terhadap jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap

tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.(PuspaArdini et al., 2019)

1. Data Collection/Pengumpulan

Data Dalam penelitian kualitatif pengumpulan datanya dengan melakukan

observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi, atau gabungan

ketiganya (triangulasi).

2. Data Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data berarti merangkum,

memilih dan memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memeberikan gambaran yang jelas dan memepermudah

peneliti.

3. Data Display (Penyajian Data) Dalam penelitian kualitatif, penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart dan sejenisnya. Namun, Miles and Huberman (1984)

mengemukakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

4. Keimpulan (Conclusion Drawing/Verification) Kesimpulan dalam

penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya


21

belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu

obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah

diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,

hipotesis atau teori

F. Keabsahan Data

Kebenaran data tidak hanya bagaimana memperoleh data, tetapi juga

kebenaran data, dalam arti bahwa data benar benar data yang diperlukan

untuk penelitian dan lebih jauh lagi, data sesuai dengan realitas yang

dikenal sebagai bahasa penelitian dan validitas data. Mengenali data yang

valid sangat diperlukan peneliti, sehingga dapat menarik kesimpulan dan

menyajikan hasil penelitian yang benar. Tergantung pada berbagai studi

yang digunakan, berbagai metode dapat diambil untuk menentukan

validitas data. Setiap penelitian memiliki metode sendiri untuk menguji

keabsahan data.(Saadah et al., 2022)


DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M. (2021). Implementasi Pendidikan Kewirausahaan (Entrepreneurship) di Sekolah


Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. AR-RIAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar, 5(1), 51–63.
Alfarisi, U. (2021). PENTINGNYA PENDIDIKAN ANAK DI USIA DINI. Prosiding
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, 1(1).
Alimudin, A. (2015). Strategi pengembangan minat wirausaha melalui proses pembelajaran.
E-Jurnal Manajemen Kinerja, 1(1), 1–13.
Diandra, D. (2019). Program pengembangan kewirausahaan untuk menciptakan pelaku usaha
sosial yang kompetitif. Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar,
10(1), 1340–1347.
Fathia, N. (2019). Pembelajaran Entrepreneurship Anak Usia Dini di TK Khalifah 2 Serang.
Prosiding Seminar Nasional PG PAUD Untirta 2019, 283–292.
Harahap, S. D. (2020). Implementasi Pembelajaran Nilai-Nilai Kewirausahaan Bagi Anak
Usia Dini Di Kelompok B TK. Aisyiyah Bustanul Athfal 33 Jalan Pahlawan No. 76
Tahun Ajaran 2019-2020. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Hasanah, U. (2019). Upaya Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship melalui Kegiatan Market
Day bagi Anak Usia Dini. DEDIKASI: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 9–19.
Khairi, H. (2018). Karakteristik perkembangan anak usia dini dari 0-6 tahun. Jurnal Warna,
2(2), 15–28.
Khaironi, M. (2018). Perkembangan anak usia dini. Jurnal Golden Age, 2(01), 1–12.
Khulafa, F. N., Umami, F. Z., & Putri, R. H. (2017). Pengembangan pendidikan
kewirausahaan di sekolah dasar.
Lailatu, R. (2017). Implementasi Pendidikan entrepreneurship pada anak usia dini di tk
khalifah sukonandi yogyakarta. Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak, 3(1), 15–26.
Makbul, M. (2021). Metode pengumpulan data dan instrumen penelitian.
Maryani, K. (2019). Penerapan Permainan Tradisional Pada Anak Usia Dini. Prosiding
Seminar Nasional PG PAUD Untirta 2019, 181–188.
Mu’is, A. (2021). MANAJEMEN PENGEMBANGAN SDM DI PONDOK PESANTREN
AS-SYAFAAH KEBONSARI JEMBER: Human Resource Development Management
At As-Syafaah Islamic Boarding School Kebonsari Jember. Fenomena, 20(1), 33–44.
Novitasari, N. (2019). Keterampilan Entrepreneurship Pada Guru Pendidikan Anak Usia
Dini. Al-Hikmah: Indonesian Journal of Early Childhood Islamic Education, 3(1), 70–
87.
Prasetyaningsih, A. (2016). Membentuk Jiwa Kewirausahaan pada Anak Usia Dini melalui
Kegiatan “Market Day.” SELING: Jurnal Program Studi PGRA, 2(2), 88–102.
Purba, P. B., Mawati, A. T., Juliana, J., Kuswandi, S., Hulu, I. L., Sitopu, J. W., Pasaribu, A.
N., Yuniwati, I., & Masrul, M. (2021). Penelitian Tindakan Kelas. Yayasan Kita
Menulis.

22
23

PuspaArdini, P., Ibrahim, N., Zubaidi, M., & Syahputra, H. (2019). Media Realia Dalam
Mengenalkan Kosakata Anak Kelompok A Di Tk Kembang Teratai Kelurahan Lekobalo
Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini, 6(1), 63–80.
Ramdhani, R. F., Simarmata, N. I. P., Prihatmojo, A., Kholifah, N., Hasan, M., Subakti, H.,
Badawi, B., Nurtanto, M., & Fawaid, M. (2021). Pendidikan Kewirausahaan. Yayasan
Kita Menulis.
Robi’ah Nugrahani, E. M., & Suhendro, E. (2020). Strategi Pengembangan Nilai-nilai
Entrepreneurship Pada Anak Usia Dini.
Saadah, M., Prasetiyo, Y. C., & Rahmayati, G. T. (2022). STRATEGI DALAM MENJAGA
KEABSAHAN DATA PADA PENELITIAN KUALITATIF. AL-’ADAD, 1(2), 54–64.
Sari, R., & Hasanah, M. (2022). Pendidikan kewirausahaan. K-Media.
Suharyoto, L. S. (2017). Menanamkan Nilai Kewirausahaan Melalui Kegiatan Market Day.
Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1).
Wahidmurni, W. (2019). Analisis indikator ketercapaian nilai-nilai kewirausahaan mata
pelajaran prakarya dan kewirausahaan jenjang pendidikan menengah. Jurnal Ekonomi
Pendidikan Dan Kewirausahaan, 7(1), 55–68.
Wahyudi, W., & Sunarsi, D. (2021). Manfaat penerapan manajemen pengetahuan bagi
kinerja dosen di masa pandemi Covid-19. JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan
Indonesia), 7(2), 285–291.
Zultiar, I., & Siwiyanti, L. (2017). Menumbuhkan Nilai Kewirausahaan Melalui Kegiatan
Market Day. Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi (Jurnal Akuntansi, Pajak Dan Manajemen),
6(11), 13–30.
LAMPIRAN

Lampiran 1

Indikator pencapaian nilai-nilai kewirausahaan

No Nilai-nilai Indikator ketercapaian individu

kewirausahaan

a. Peserta didik mampu Melakukan


tugasnya tanpa bantuan orang lain
1 Mandiri
b. Peserta didik Tidak bergantung
pada orang lain
a. Mengajukan pendapat yang
berkaitan dengan tugas pokoknya
2 Kreatif
b. Mengemukakan gagasan baru
c. Mendeskripsikan konsep dengan
kata-kata
a. Peserta didik mampu menerima
jika makanan yang dijual tidak
3 Berani mengambil
laku selama kegiatan market day
resiko
b. Peserta didik mampu bersaing
dalam melakukan selama kegiatan
market day
4 Kepemimpinan a. Peserta didik mampu mengatur
teman-temanya dalam kegiatan
market day
b. Peserta didik tanggu dalam
bertindak untuk melakukan proses
pemasaran selama kegiatan market
day
5 Kerja keras a. mengerjakan tugas pada waktu
yang telah ditentukan

24
25

b. tidak putus asa dalam menghadapi


kesulitan belajar
c. selalu fokus pada pekerjaan atau
pelajaran
6 Berorientasi pada a. menciptakan situasi belajar yang
tindakan bisa mendorong anak untuk
melakukan sesuatu sesuai yang
diperoleh dalam pembelajaran
Referensi: (Wahidmurni, 2019)
26

Lampiran 2
Rencana Kegiatan Belajar

Hari Kegiatan

1
1. Memperkenalkan diri kepada anak
2. Bernyanyi sama sama dan berdoa
3. Memperkenalkan dan menjelaskan tentang
entrepreneurship/kewirausaha dengan menggunakan media
gambar atau poster
4. Langkah-langkah kegiatan market day
a. Persiapan proyek yaitu menentukan pertanyaan atau
permasalahan yang paling mendasar yang akan
digunakan sebagai sebuah proyek
b. Perencanaan proyek adalah peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok dan setiap kelompok kemudia
menentukan makanan apa yang dijual atau dipasarkan
c. Penyususnan waktu pelaksanaan diperlukan untuk
memastikan tahapan-tahapan proyek terlaksana dengan
baik dan tepat waktu
d. Monitoring proyek pada tahapan ini guru memantau dan
memberikan saran kepada peserta didik dalam
mempersiapkan proyek kegiatan market day
e. Pengujian proses dan hasil tahapan ini peserta didik
melakukan segala bentuk pemasaran yang dibuat,
penawaran jualan hingga melayani pembeli dari guru dan
siswa
f. Evaluasi pengalaman setelah kegiatan selesai guru
mengumpulkan peserta didik yang terlibat dalam
kegiatan market day. Dalam tahap ini guru memberikan
apresiasi kepada seluruh peserta didik dan melakukan
27

beberapa evaluasi agar menjadi pembelajaran dan


perbaikan bagi seluurh peserta didik.

1. Membentuk kelompok untuk kegiatan market day


a. Kelommpok aneka makanan
 Kelompok roti donat terdiri 2 orang
 Kelompok pisanng coklat terdiri dari 2 orang
 Kelompok dadar gulung terdiri dari 2 orang
b. Kelompok aneka minuman
2  Kelompok Es lilin terdiri 2 orang
 Kelompok Es cream terdiri dari 2 orang
 Kelompok Es cincau terdiri dari 2 orang

3 1. Dapat menumbuhkan bakat dan minat anak dibidang


kewirausaha dengan 6 indikator :
a. Mandiri merupakan kemampuan individu untuk
mengatur dirinya sendiri dan tidak bergantung pada
orang lain dalam kegiatan market day
b. Kreatif adalah suatu tingkah laku anak yang aktif
memiliki keingintahuan yang besar serta dorongan
untuk berkembang dalam diri sendiri maupun orang lain
c. Kepemimpinan adalah menunjukan perilaku yang selalu
terbuka terhadap teman dalam kegiatan market day
d. Berorientasi tindakan merupakan tindakkan terhadap
suatu permasalahan yang baik dan efektif.
28

e. Berani ambil resiko adalah salah satu kunci dalam


memulai usaha, anak berani menerima kerugian,berani
mengambil keputusan dalam kegiatan market day
f. Kerja keras adalah perilaku yang menunjkan upaya
sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas dan
mengatasi berbagai hambatan dalam kegiatan market
day
29

Lempiran 3
Instrumen Wawancara guru

a. Bagaimana cara menanamkan kemandirian pada anak dalam kegiatan

market day?

b. Bagaimana cara mengembangkan kreativitas anak pada kegiatan market

day?

c. Bagaimana cara anak mewujudkan gagasan dengan tindakan dalam kegiatan

market day?

d. Bagaimana cara anak bersikap sebagai seorang pemimpin dalam kelompok

pada kegiatan market day ?

e. Bagaimana cara anak berkerja keras dalam kegiatan market day?

f. Apa saja kendala yang di hadapi guru pada saat kegiatan market day

terhadap mengembangkan kemampuan entrepreneurship anak usia 5-6 tahun

melalui kegiatan market day di tk kuncup mekar ?


30

Lampiran 4

Catatan lapangan

Lokasi :

Tanggal:

Tempat:

No deskripsi

2
31

Anda mungkin juga menyukai