Anda di halaman 1dari 36

STIMULASI KEMAMPUAN BERFIKIR SIMBOLIK

MELALUI BERMAIN TEBAK ANGKA BERGAMBAR

Penelitian Kualitatif Deskriptif Pada Kelompok A Usia 4-5 Tahun

Di PAUD TP. Harapan Insani Surade 2020/2021

Oleh
SITI ROHMAH
1731511012

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG..................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................. 4
C. BATASAN MASALAH.................................................................. 5
D. TUJUAN PENELITIAN.................................................................. 5
E. MANFAAT PENELITIAN.............................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................... 6
A. KAJIAN TEORI............................................................................... 6
B. KERANGKA BERPIKIR................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 23
A. METODE PENELITIAN................................................................. 23
B. DESAIN PENELITIAN................................................................... 24
C. DEFINISI OPERASIOANAL......................................................... 24
D. WAKTU DAN TEMPAT................................................................ 25
E. SUBJEK PENELITIAN................................................................... 25
F. INSTRUMEN PENELITIAN.......................................................... 26
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA................................................ 27
H. TEKNIK ANALISA DATA............................................................ 28
I. PROSEDUR PENELITIAN............................................................. 30
J. ALUR PENELITIAN....................................................................... 31
K. JADWAL PENELITIAN................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 32

ii
BAB1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak usia dini merupakan usia yang sangat menentukan dalam bentuk
karakter dan keperibadianya.Pada rentan usia nol sampai enam tahun anak sering
di disebut dengan masa golden age atau masa keemasan baik fisik ataupun
psikologi.Pada masa ini otak anak berkembang sangat pesat sepanjang
hidupnya,hal ini berlangsung pada saat anak berada dalam kandungan sampai
dengan usia enam tahun.Masa –masa ini paling menentukan untuk perkembangan
anak,oleh karena itu di butuhkan stimulasi-stimulasi yang tepat untuk
meningkatkan perkembangan fisik maupun psikologinya. Menurut Wulandari dkk
(2016: 48) usia 0-6 tahun adalah usia yang sangat menentukan dalam membentuk
karaktrer baik sikap,prilaku dan keperibadian seorang anak di masa depan.Masa
balita juga sebagai masa emas bagi orangtuanya untuk mengembangkan potensi
anak secara optimal,pada masa balita hampir semua sel-sel otak berkembnag
peseat,tidak ada orang yang paling berarti dalam kehidupan balita selain dari
orangtuanya yang dapat memenuhi pertumbuhan dan perkembangannya.

Pentingnya pendidikan di berikan kepada Anak Usia Dini (PAUD) terdapat


dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Peraturan Pemerintah
Pasal 1 Ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang di tunjukan pada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang
dilakukan dengan memberikan rangsangan untuk membantu pertumbuuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani,agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan selanjutnyayan yang diselenggarakan dalam jalur formal,non formal
dan informal.Perkembangan anak usia dini memiliki tingkat pencapaian yang
berbeda-beda sesuai dengan usia anak itu sendiri, begitu pula dengan anak yang
berusia 4-5 tahun memiliki perbedaan standar tingkat pencapaian perkembangan.
Sesuai dengan yang tercantum dalam peraturan Menteri Pendidikan dan

1
Kebudayaan Republilk Indonesia No.137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini, yaitu : pekembangan nilai agama dan moral, fisik-
motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni.
Dalam pendapat agama Islam pendidikan merupakan hal yang wajib bagi
setiap orang unutuk mendaptkan ilmu dan pengetahuan yang luas sebagi upaya
meningkatkan derajat di masa yang akan datang, pendidikan usia dini telah
banyak dikemukakan oleh beberapa ahli tokoh islam seperti Ibn Sinan, Hasyim
Asyarie dan Ahmad Dahlan( febri Dwi Fitria Ningrum 2019) dengan dua
pendapat,menurut tokoh di atas masa uisa dini merupakan masa stimulasi dimana
dalam masa ini merupakan masa yang sangat utama dan unik meletakan
pendidikan sebagai pondasi bagi seseorang dimasa dewasa.masa usia dini
merupakan masa yang paling tepat untuk menanamkan dasar-dasar perkembangan
yaitu enam aspek perkembangan agama dan moral, sosial emosional, fisik
motorik, kognitif, bahasa dan seni.
Tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk menumbuhkan,
mengarahkan, membina dan membimbing anak dalam potensi kecerdasan yang
dimiliki anak,seperti kecerdasan intelektual, spiritual, kinestetis, sosial, etika dan
estetika, seperti yang tercantum dalam QS.An-Nahl Ayat 16: 78 :
َ‫ َر َوٱَأۡلۡ‍ِٔف َدة‬K ‫ص‬
َ ٰ ‫مۡ َع َوٱَأۡل ۡب‬K ‫ٱلس‬ َ K‫ ٗۡ‍ٔيا َو َج َع‬K ‫ونَ َش‬KK‫ون ُأ َّم ٰهَتِ ُكمۡ اَل ت َۡعلَ ُم‬K
َّ ‫ل لَ ُك ُم‬K ِ Kُ‫ َر َج ُكم ِّم ۢن بُط‬K‫َوٱهَّلل ُ َأ ۡخ‬
َ‫لَ َعلَّ ُكمۡ ت َۡش ُكرُون‬

Artiya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Allah memberimu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (QS.An-Nahl :78)
Dalam ayat ini di artikan,bawasanya anak di lahirkan tanpa mengetahui sesuatu
apapun kemudian allah memberikan pendengaran,penglihatan dan hati,kemudian
orangtua memberikan stimulasi untuk menigkatkan pertumbuhan dan
perkembangannya melalui pendidikan ayitu dengan cara menyekolahkan anak-
anaknya di sekolah formal atupun nonformal yang akan di bimbing dan di beri
pengetahuan oleh guru sehingga anak sedikit demi sedikit akan mendapatkan ilmu
pengetahuan yang akan bermanfaat untuk bekal di masa kehidupan mendatang.

2
Salah satu aspek perkembangan yang harus di kembangkan adalah
kognitif, suatu peroses berpikir yaitu berupa kemampuan untuk
menghubungkan,menilai dan mempertimbangkan sesuatu.P erkembangan
kognitiif pada umumnya memiliki fase (tahapan) yang sama yaitu melalui empat
tahapan sensori motor, praoprasional, konkret operasional dan formal
operasional.Dari tahapan-tahapan di atas pendidikan dapat memberikan stimulasi
yang tepat dan sesuai agar tidak berakibat patal pada anak,karena anak tidak
mampu berpikir seperti orang dewasa pada umumnya,anak TK/PAUD berada
dalam tahapan praoprasional anak di berikan pengalaman konkret yang secara
langsung di terima oleh anak.Anak tidak dapat menerima materi atau konsep yang
sifatnya menghafal karena anak akan menjadi terbebani, bosan dan verbalismenya
belum cukup mampu.
Ruang lingkup perkembangan kognitif yang harus di kembnagkan yaitu
berpikir simbolik,karena anak mulai menggunakan smbol-simbol ketika mereka
mempelajari suatu objek atau tindakan untuk mempersentasikan sesuatu.Menurut
diana (2015, 325) kemampuan berpikir simbolik merupakan bagian dari
perkembangan kognitif. Fungsi simbolik adalah tahapan pertama pemikiran
praoprasional pada anak uisa dini,pada tahapan ini anak mengembangkan
kemampuan untuk membayangkan secara mental untuk objek yang tidak
ada.Menurut Iriyani (2016:207) Fungsi simbolik merupakan kemampuan individu
menggunakan representasi mental atau menggunakan simbol-simbol seperti kata-
kata ,angka dan gambar.
Anak yang sedang belajar angka dimulai dari benda-benda yang nyata
sebelum anak mengenal angka,anak dapat belajar dengan tahapan enaktif yaitu
dengna benda konkret ikonik dengna gambar dan simbolik dengna kata-kata atau
simbol.Berdasarkan teori tersebut maka seharusnya dalam peroses pembelajaran
berhitung,pendidik menenalkanpem belajaran secara langsung atau
konkret.Dinyatakan dalam permendiknas No 137 Tahun 2014 anak usia 4-5 tahun
atau kelompok A sudah mampu mengetahui konsep banyak dan
sedikit,membilang banyak benda maupun mengenal konsep bilangna ,mengenal
lambang bilangan dan mengenal lambang huruf.dalam mengenalkan konsep

3
bilangan dan lambang bilangan tentunya memerlukan pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan agar anak dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajar.
Media pembelajaran sangat di perlukan dalam peningkatan belajar
mengajar,dalam peroses belajar mengajar metode dan media pembelajaran adalah
dua unsur yang saling berkaitan.Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian
pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan
hasil belajar,selain itu media pembelajaran juga dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anaksehingga dapat menimbulkan motivasi
belajar,interaksi langsung dengan guru,masyarakat,lingkungannya serta
keterbatasan indera,ruang dan waktu.
Berdasarkan hasil observasi awal di PAUD TP.Harapan Insani Surade
ternyata sudah menggunakan metode bermain tebak angka bergambar selama
ini,untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam kemampuan berpikir
simbolik.Terdapat 19 orang anak di PAUD TP.Harapan Insani dan kemmapuan
berpikir simbolik anak berkembang sangat baik.Karena metode yang digunakan
adalah metode bermain,dengan metode bermain tebak angka bergambar
kebutuhan anak akan terpenuhi dalam lingkunnya.Maka dari itu peneliti tertarik
untuk melakuakan penelitian di PAUD TP.Harapan Insani surade.Karena kegitan
bermain tebak angka bergambar merupakan metode yang menarik dan mudah di
buat oleh guru,dengan deberikannya metode bermain tebak angka bergambar
dapat merangsang dan memudahkan anak dalam membilang banyak benda 1-
10,mengenal kosep bilangan,mengenal lambangn bilangan,mengnal lambang
huruf.
Perkembangan koginitif adalah salah satu perkembangan yang harus di
kembangangkan terutama dalam kemampuan berpikir simbolik.Karena
kemampuadn berpikir simbolik merupakan pengetahuan awal bagi kemampuan
matematika anak agar anak memiliki kesiapan dalam menghadapi pendidikan
selanjutnya.Melihat hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
di PAUD TP.Harapan Insani dengna judul.
“STIMULASI KEMAMPUAN BERPIKIR SIMBOLIK MELALUI
BERMAIN TEBAK ANGKA BERGAMBAR”

4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang
di ambil sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan bermain tebak angka bergambar untuk
menstimulasi kemampuan berpikir berfikir simbolik anak di PAUD
TP.Harapan Insani Surade ?
2. Bagaimana kemampuan berfikir simbolik anak di PAUD TP.Harapan Insani
Surade ?
C. BATASAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti membatasi masalahnya
menjadi, “Stimulasi Kemampuan Berfikir Simbolik Melalui Bermain Tebak
Angka Bergamabar di PAUD TP.Harapan Insani Surade pada Anak kelompok A
usia 4-5 Tahun”
D. TUJUAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah maka tujuan masalah
yang dapat diambil adalah
1. Untuk mengetahui bagimanana stimulasi kemampuan berpikir melalui
bermain tebak angka bergambar di PAUD TP.Harapan Insani Surade

E. MANFAAT PENELITIAN

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak


diantaranya:
1. Bagi Guru
a. Dapat mengantarkan anak pada proses belajar yang menyenangkan dan
menarik minat belajr anak
b. Sebagi evaluasi dan refleksi dari kegiatan berinteraksi dengan anak
dalam menstimulasi kemampuan berfikir simbolik melalui bermain
tebak angka bergambar
2. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah terhadap evaluasi pembelajar
3. Bagi Peneliti

5
Peneliti berharap dapat mengetahui cara menstimulasi kemampuan anak
dalam mengenal angka, dan menjadi ilmu bagi penelitian yang lain sebagai
upaya yang lebih baik.

6
7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI
1. Hakikat Anak Usia Dini
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
sepanjang rentan pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia.Masa ini
ditandai dengan berbagai periode penting yang fundemental dalam kehidupan
anak selanjutnya sampai akhri perkembangannya. Salah satu periode yang
menjadi salah satu ciri masa anak usia dini adalah periode keemasan,
perkembangan pada masa keemasan yaitu masa semua potensi anak berkembang
sangat cepat, masa anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa identifikasi,
imitasi, masa peka, masa bermain dan masa membangkang tahap awal, tetapi di
sisi lain anak usia dini berada di masa kritis, yaitu masa keemasan anak tidak akan
bisa di ulang kembali pada masa-masa berikutnya.Jika potensinya tidak
terstimulasi pada masa dini maka akan terhambat pada tahap perkembangan
berikutnya.
Setiap anak di lahirkan dengan potensi yang merupakan kemampuan
(inherenet component of ability) yang berbeda-beda akan terwujud dengan
interaksi yang dinamis antara keunikan individu anak dengan pengaruh
lingkungan.Berbagai kemampuan akan teraktualisasikan dari berfungsi otak kita,
fungsi otak adalah hasil dari genetik dan pengaruh lingkungannya.Menurut
Wulandari dkk (2016: 48) usia 0-6 tahun adalah usia yang sangat menentukan
dalam membentuk karaktrer baik sikap,,prilaku,dan keperibadian seorang anak di
masa depan.masa balita juga sebagai masa emas bagi orangtuanya untuk
mengembangkan potensi anak secara optimal.pada masa balita hampir semua sel-
sel otak berkembnag peseat.Menurut Nurmaliana,(2016) usia dini merupakan
usia emas,masa ketika anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

8
pesat.Pada masa ini anak paling pekat dan potensial untuk mempelajari sesuatu
rasa ingin tahu anak sangat besar.

2. Karakteristik Anak Usia Dini


Anak usia dini memiliki karakter yang unik karena mereka berada dalam
perkembangan yang fundemental untuk kehiudpannya, secara fsikologis anak
memiliki karakteristik yang berded adengan anak yang usia delapan tahun yaitu,di
kemukakan oleh Hartati (2012: 8-9)
a. memiliki rasa inginta tahu yang sangat besar
b. merupakan peribadi yang unik
c. suka berfantasi dan berimajinasi
d. masa potensi untuk belajar
e. memiliki sifat yang egosentris
f. memiliki konsentrasi yang rentan yang rentan pendek
g. merupaka gaian dari mkhluk sosial

Sedangkan menurut Mochtar (2012: 10 ) mengungkapkan karaktersitik anak usia


4-5 tahun adalah sebagai berikut:
a. gerakan lebih terkoordinasi
b. senang bermain dengan kata
c. dapat duduk diam dan menyelesaikan tugas dengan hati-hati
d. dapat mengurus diri sendiri
e. dapat membedakan banyaknya benda

Berdasarkan definisi di atas peneliti menyimpulkan karakteristik usia 4-5


tahun yaitu:merupakan peribadi yang unik ,memiliki rasaingintahu yang sangat
beesar,dapat bergerak lebih terkoordinasi,suka berimajinasi,memmiliki sifat
egosentris,masa potensi untuk belajar,daya konsentrasi yang pendak,sebagi
makhluk sosial.

3.Perkembangan Kogitif
a. Pengertian Kognitif

9
Perkembangan kognitif adalah kemampuan anak yang mampu bereksplorasi
dalam lingkungan karena bertambahnya pengendalian koordinasi dan pengendaian
motorik,oleh karena itu kemampuan perkembangan kognitif anak berkembang
sangat pesat,menjadikan anak lebih imajinatif dan kreatif. Perkembangan berfikir
seperti belajar hal-hal yang baru,belajar mengenal benda-benda dan orang di
sekitarnya,untuk memperoleh pengalaman yang baru.perkembangan kognitif
mulai aktif sejak dari ia lahir dan sepanjang pertumbuhannya. Untuk itu orang tua
dan pendidik harus membekalinya dengan mengeksplor perkembangannya agar
anak mengetahui keadaan dalam lingkungan sekitarnya melalui panca
indera,sehingga dapat memiliki kemampuan berfikir secara logis dan dapat
memecahkan masalah yang akan di hadapinya untuk bekal di masa selanjutnya.
Menurut William dan piaget (dalam febri dwi fitria ningrum,2018)
perkembangan kognitif adalah bagaimana cara individu
bertingkahlaku ,bertindak,yaitu cepat atau lambatnya dalam menghadapi suatu
masalah yang akan di hadapinya.untuk itu perkembangan kognitif iayalah cara
berpikir lancra,luwes,berpikir orisnil,berpikir terperinci (elaborasi) piaget
meyakini bahwa anak-anak merupakan pondasi pembangunan kecerdasan lam
menerima aktif dalam menerima pengalaman yang baru,pada konsep
perkembangan kognitif yang menjadi nilai utama adalah anak mampu berpikir
secara logis,berpikir secara kritis dan dapat memecahkan masalah yang di
hadapinya.adapun tahapan perkembangan kogniti anak menurut piaget yaitu:

Tabel 2.1
N Tahapan perkembangan kognitif Usia perkembangan
O kognitif
1 Sensory-motor (sensori-motor) 0 sampai 2 tahun
2 Praoperastional (praoperasional) 2 sampai 7 tahun
3 Concrete-oprational (konkret operasinal) 7 sampai 11 tahun
4 Formal operational (form operasional ) 11 sampai 12 tahun
Perkembangan Kognitif Anak Menurut Teori Piaget

10
Allena (2010: 29) menyatakan bahwa “perkembangna kognitif yaitu
perluasan dari kemampuan mental atau intelektual anak,peroses kognitif
mencakup kemampuan kegiatan mental anak adalah
menemukan,memilah,mengelompokan dan mengingat”.,(Mufarizuddin
dkk,2018 ) pemberian stimulasi aspek perkembangan kogniitif merpakan tugas
dari pendidikan di lembaga PAUD.Memberikan stimulasi kognitif yaitu
merupakan bagian dari usaha mencerdaskan.Metode stimulasi kognitif merupakan
bagian dari strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan optimalisasi fungsi
kognitif anak.sedangkan tujuan perkembangan kemampuan konitif diarahkan
pada kemampuan (1) auditori yaitu kemampuan yang berhubungan dengan bunyi
atau indra penndengaran (2)visual yaitu yang berhubungan dengan penglihatan
dan persepsi dengan lingkungan (3) taktil yaitu kemampuan yang berkaitan
dengan indra peraba (4) kinestetik yaitu keterampilan dalam kemampuangerakan
motorik halus dan motorik kasar(5)aritmatika yaitu kemampuan dalam berhitung
(6) geometrik yaitu kemampuan yang berhubungan dengan bentuk,warna dan
ukuran (7) sains yaitu permulaan adalah kemampuan saintific dan pemecahan
masalah secara sederhana.(Nuraini:2015)

4. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) Usia 4-5


Tahun
Kriterian tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek
perkembangan dan pertumbuhan yang mencakup aspek nilai agama dan moral,
sosial emosoional, bahasa, kognitif, fisik motorik dan seni. Di atur dalam
Permendikbud No.137 tahun 2014. Salah satu aspek perkembangan adalah
kognitif yaitu:

11
Tabel 2.2
Ruanglingkup perkembangan kognitif indikator
1. mengenal benda berdasarkan
fungsinya
2. menggunakan benda sebagai
permainan simbolik
3. mengenal konsep sederhana
dalam kehidupan sehari-hari
4. mengetahui konsepbanyak dan
Belajar dan pemecahan masalah sedikit
5. mengkreasikan sesuatu dengan
idenya sendiri yang terkait
dengan berbagai pemecahan
masalah
6. mengenal pola kegiatan dan
pentingnya waktu
7. mengamati benda dan gejala
dengan rasa ingin tahu
8. memahami posisi/kedudukan
dalam keluarga,ruang,
lingkungan sosial

12
1. mengklasifikasikan benda
berdasarkan
fungsinya,bentuk,warna dan
ukuran
2. mengenal gejala sebab akibat
yang terkait dengan dirinya
3. mengklasifikasikan benda
Berfikir logis kedalam kelompok yang sama
atau kelompok yang sejenis
atau kelompok yang
berpasangan dengan dua variasi
4. mengenal pola ( misal,AB-AB
dan ABC-ABC
5. mengurutkan benda
berdasarkan seriasi ukuran atau
warna
1. Membilang banyak benda satu
sampai sepulih
Berfikir simbolik 2. Mengenal konsep bilangan
3. Mengenal lambang bilangan
4. Mengenal lambang huruf

5.Pengertian berfikir simbolok

Perkembangan simbolik termasuk dalam perkembangan kognitif. Menurut


Piaget dalam teorinya menyebutkan berfikir simbolik merupakan tahapan
praoperasional (usia 2-7 tahun) anak sudah mulai mempresentasikan dunianya
dengan simbol,kata-kata,bayangan dan gambar-gambar.Menurut Diana
(2010:325) berfikir simbolik adalah kemampuan mengingat dan berfikir tentang
simbol-simbol atau membayangkan secara mental atau objek yang tidak ada
dengan menggunakan simbol,kata,angka dan gambar.

13
Ranglingkup perkembangan kognitif untuk anak usia 4-5 tahun terbagi
menjadi tiga yaitu belajar dan memecahkan masalah,berfikir logis serta berfikir
simbolik. Kemampuan berfikir simbolik untuk anak usia 4-5 tahun yaitu anak
mampu untuk membilang banyak benda 1-10,mengenal konsep bilangan dan
mengenal lambang bilangan,sementara dalam PERMENDIKBUD Nomor 147
Tahun 2014 tercantum indikator berfikir simbolik yang menyatakan bawa anak
mampu menghubungkan benda-benda konkret dengan lambang 1-10.Menurut
Iriana (2016: 207) funsi simbolik merupakan kemampuan individu untuk
menggunakan representasi mental atau simbol-simbol seperti kata-kata ,angka dan
gambar.

6.Indikator Pencapaian Berfikir Simbolik Anak Usia 4-5 Tahun


Ruanglingkup perkembangan kognitif yang harus di kembangkan
adalah pengetahuan umum dan sains serta konsep bilangan,lambang bilangan dan
huruf.Untuk untuk tingkat pencapaian perkembangan anak pada lambang bilangan
dan konsep bilangan,bahwa anak sudah mampu membilang banyak benda 1-
10,mengenal konsep bilangan dan lambang bilangan.Tingkat pencapaian
perkembangan tersebut di kembangkan sehingga menjadi beberapa indikator
khususnya dalam mengenal lambang bilangan terhadap anak kelompok A.

kognitif Indikator
1. menunjuk lambang bilangan 1-10
Berpikir simbolik 2. memasangkan/menghubungkan lambang
bilangan dengan benda benda 1-10
3. mengenalkan bilangan dan lambang
bilangan
Tabel 2.3

Perkembngan kognitif bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir


anak.Menurut Suharsimin Arikunto (alam Dewi Lestari 2014 ) menyatakan bahwa
potensi yang ingin di kembangkan pada diri anak ada enam aspek perkembangan

14
salah satunya adalah perkembangan kognitif.Aspek perkembangan kognitif yang
seharusnya di miliki oleh anak khususnya dalam bidang matematika yaitu
mengenal bilangan dan lambang bilangan dari 1-10 (mengenal konsep bilangan
dengan benda-benda ) dan menghubungkan konsep bilangan dengan lambang
bilangan (anak tidak di suruh menulis ) sejalan dengna permendikbud RI Nomoer
137 tahn 2014 tentang standar pendidikan anak usia dini,yaitu anak mampu
membilang banyak benda 1-10,mengenal konsep bilangan.

Sementara dalam permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tedapat indikator


berfikir simbolik yang menyatakan bahwa anak usia 4-5 tahun mampu
menghubungkan benda-benda konkret dengan lambang bilangan 1-
10.Berdasarkan pendapat di atas mengenai perkemangan kognitif anak uisa 4-5
dalam berfikir simbolik anak berada pada tahap mengenal lambang
bilangan,menghubungkan konsep bilangan.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Berfikir Simbolik


1. Faktor Herediats
Faktor hereditas adalah dimana semenjak anak di dalm kandungan
sudah memiliki sifat-sifat yang terlah menentukan adanya kinerja,secara
tidak lain gen orang tua menrun kepada anak. Beberapa peneliti
menunjukan bahwa faktor hereditas terhadap perkembangan kognitif
atau intelgensi individu di sebabkan karena adanya rangkaian hubungan
keluarga dengan ukuran IQ.Hasil penelitian oleh Erlenmeyer kimling
dan jarvice umumnya individu yang memiliki hubungan keluarga
cenderung memiliki IQ relatif sama atau semilir.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan jugas angat mempengaruhi perkembangan kognitif
anak. Tingkat berfikir atau kognitif anak sangatlah ditentukan oleh
pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh anak dari lingkungannya.
3. Keluarga
Keluarga merupakan madrasah pertama dalam kehidupan anak, peranan
keluarga sangatlah penting bagi perkembangan dan pertumbuha anak.

15
Sebagimana yang di kemukakan oleh Wiliam Banet, bahwa
kesejahteraan pisikis, fisik, tergantung pada kesejahteraan keluarganya
karena keluarga adalah faktor yang utama dalam pembentukan
kepribadian anak. Jika orangtua gagal dalam kesejahteraan tersebut
maka akan berdampak ketika melai dewasa.
4. Sekolah
Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekolahpun sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kognitif anak. Oleh karena itu sekolah
merupakan pendidikan formal yang di berikan tanggung jawab untuk
meningkatkan perkembangan anak tak terkecuali perkembangan
kognitif anak.

5. Stimulasi Anak Usia dini


Pengertian stimulasi adalah suatu cara untuk merangsang kemampuan anak
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan agar berkembang secara
maksimal. Stimulasi dilakukan dari semenjak lahir sampai seterusnya bahkan
dilakukan dari semenjak dalam kandungan. Tindakan memberikan stimulasi
dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi seharusnya dilakukan dengan
sewajarnya, tanpa pemaksaan atau marah apabila anak tidak dapat melakukanya
dan memberikan pujian apabila anak berhasil melakukannya. Stimulasi
dilengkapi dengan alat bantu sederhana dan mudah didapatkan (Yektiningsih,
2010). Anak yang mendapatkan stimulasi terarah akan lebih cepat berkembang di
bandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapatkan stimulasi (Yuniarti
2015).

Menurut Kusnandi Ruami, stimulasi merupakan upaya orangtua ataupun


keluarganya untuk mengajak anak bermain dengan gembira dan penuh kasih
sayang. Aktifitas bermain dan suasana yang penuh cinta penting untuk
merangsang semua panca indera, melatih kemampuan motorik kasar dan motorik
halus, kemampuan berkomunikasi dan perasaan pikiran bagi anak. Dijelaskan oleh
para konsultan tumbuh kembang anak merangsang atau menstumulasi sejak dini

16
adalah suatu faktor eksternal yang penting dalam menentukan kecerdaskan
seorang anak yaitu kualitas asupan gizi,polas asuh yang tepat dan kasihsayang.
Berdasarkan definisi di atas menurut para ahli dapat di simpukan oleh
peneliti bahwa stimulasi adalah upaya untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan anak agar berkembang secara optimal, dimana dapat dilakukan
oleh orangtua dengan cara bermain dan memberikan kasih sayang dengan
sewajarnya tanpa pemaksaan yang dilakukan semenjak seseorang lahir sampai
dengan seterusnya bahkan semenjak dalam kandungan. Faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi kecerdasan anak adalah kualitas asupan gizi dan pola asuh
serta kasih sayang yang tepat terhadap anak..

6.Media Belajar
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu benda yang dipergunakan oleh seorang
guru ketika mengajar di kelas.media pembelajran berpern sebagai alat yang
mempermudah guru ketika menyampaikan materi kegiatan belajr. Media
pembelajaran yang dikemukakan oleh Degeng maksudnya adalah sebuah
komponen dan strategi penyampaian pesan yang akan di sampaikan kepada
pembelajar, orang, alat atau bahan. Media yang mencakup semua sumber yang di
perlukan sebagai sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi dengan
peserta didik. Media memegang peran penting,dengan mengunakan media maka
akan meningkatkan kualitas kemampuan dan perkembangan anak.
Menurut Hamidjojo dalam Latuheru media merupakan suatu bentuk
perantara yang digunakan oleh seseorang untuk menyampaikan atau menyebar
ide, gagasan atu pendapat yang akan disampaikan kepada penerima yang akan di
tuju. Rudi Beretdz mengklasifikasikan sesuai dengan yang dikutip oleh Ariep S.
Sadiman dalam (Febri Dwi Fitria ningrum 2019) bahwa media adalah berbagai
komponen dalam lingkungan belajar siswa yang dapat merangsang (memotivasi)
untuk lebih meningkatkan belajar.
Menurut Santoso S. Hamijaya dalam bukunya Ahmad Rohani menyebutkan
media adalah semua bentuk perantara yang di pakai orang, pemyebar ide,

17
sehingga ide atau wawasan itu sampai kepada penerima. Media merupakan segala
sesuatu yang dapat di indera yang berfungsi sebagai perantara atau satrana atau
saran komunikasi untuk belajar mengajar. Menurut Badru Zaman telah banyak
hasil yang meneunjukan pentingnya media pembeljaran di antarnya penelitian
yang menunjukan bahwa rata-rata jumlah yang di peroleh seseorang pada
umumnya melalui indera penglihatan visual.dengan demikian pada umumnya
penggunaan media akan mengoptimalkan peroses pembelajaran TK/PAUD salah
satu media yang dapat di gunakan dalam media pembelajaran untuk mengenalkan
konsep bilangan di TK/PAUD yaitu media kartu angka bergambr.Gardner
mendefinisikan kecerdasan matematis logis sebagai kemampuan penalaran
ilmiah,perhitungan secara matematis, berfikir logis, penalaran induktif/deduktif
dan ketajaman pola-pola abstrak, serta hubungan-hubungan. Kecerdasan ini juga
bisa di artikan sebagai penyelesaian masalah yang berkaitan dengan kebutuhan
matematika sebagai solusinya,
Supriyadi mengemukakan bahwa media kartu angka bergambar merupakan
media tiga dimensi berupa gambar dan simbol bilangan (angka) yang terbuat dari
kertas karton dan sejenisnya. Plastik yangberukuran 4x4 cm, kartu ini
menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Menurut Takdirotun angka
atau bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang
terdiri dari angka-angka. Media menurut ciri utama media menjadi 3 unsur
suara,visual dan gerak.dengan menganalisa media melalui bentuk dan cara
penyajiannya, Idiana (2011: 56) mengklasifikasikan media belajar sebagai berikut:
1) Grafik, bahan cetak dan gambar diam
2) Media proyeksi diam
3) Media audio
4) Media televisi
5) Multi media

b. Peran dan Fungsi Media Pembelajaran


Media merupakan alat atau wadah yang di gunakan oleh guru atau orang
dalam menyapaikan pesan dan informasi yang melibatkan dua pihak dengan
pemberi pesan dan penerima pesan, misalnya pesan guru yang di sampaikan

18
kepada peseta didiknya. Sesuai dengan penjelasan Nunun Mahnun, fungsi
stimulasi yang melekat pada media danpat dimanfaatkan guru untuk membuat
proses pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Kondisi ini
dapat terjadi jika media yang di tampilkan oleh guru sesuatu yang baru dan belum
pernah di ketahui oleh siswa baik tampilan fisik maupun non-fisik. Sedangkan
menurut Humalik tujuan adanya media pembelajaran adalah sebagi berikut :
1) Mempermudah pemahaman anak dengan materi yang di sampaikan
oleh guru
2) Sebagai alat peraga yang memberikan pengertian secara abstrk ke
pengertian yang konkre dan lebih jelas,
3) Mengatasi ketebatasan ruang,waktu dan daya indra manusia
4) Penggunaan media yang tepat akan dapat mengatasi sifat pasif pada
anak.

Berdasarkan uraian di atas fungsi media belajar merupakan alat untuk


mempermudah guru dalam menyampaikan pelajarannya sehingga membuat anak
lebih tertarik untuk belajar karena menyenagkan dan pelajaran yang di
sampaikanpun akan mudah di ingat oleh anak,media yang di gunakanyapun
beragam seperti, audio ,visual, dan grafik. Menurut Sudjana dan Rivai (dalam
arsyad, 2011: 24) )fungsi media pembelajaran antara lain :
1) Dapat menumbuhkan motivasi belajar anak lebh menarik perhatian
mereka
2) Makna bahaan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat di
pahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta
pencapaian tujuan pengajar.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi
4) Siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak
hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan
melakukan langsung dan memerankan

8.Kartu Angka Bergambar

19
a. Pengertian kartu angka bergambar
Kartu angka bergambar merupakan media yang digunakan untuk
mengenalkan angka kepada anak usia dini. Penyajian dalam mengenalkan angka
bergambar secara dragmatis dengan menggunakan lambang-lambang visual
untuk mendapatkan informasi. Media gambar sangat berpengaruh penting dalam
proses belajar, media gambar dapat memperlancar pemahaman dan menguatkan
ingatan, gambar dapat pula menumbuhkan minat anak dan menghubungkan
dengan sisi materi pelajaran dengan dunia nyata agar menjadi efektif, sebaiknya
gambar di buat dengan konteks yang bermakna dan anak harus berinteraksi
langsung untuk meyakinkan terjadinya peroses informasi.
Supriyadi mengemukakan bahwa media kartu angka bergambar merupakan
mdia tiga dimensi berupa gambar dan simbol bilangan (angka) yang terbuat dari
kertas karton dan sejenisnya. pelastik yangberukuran 4x4 cm, kartu ini
menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Menurut Takdirotun angka
atau bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang
terdiri dari angka-angka. Kartu angka adalah gambar yang di gunakan gambar
kepada selembar karton berbentuk kartu yang cukup besar kartu-kartu tersebut
memuat angk-angka yang di tulis biasanya beserta gambar.kartu angka bisa
berbetuk, persegi panajng, bujur sangkar dan kotak, lingkaran yang di sertai angka
dan gambar.
Menurut Arsyad (2011:91) (dalam Trifena Yatini dkk 2013) mengatakan
bahwa bentuk gambar dapat berupa: gambar representasi lukisan atau foto yang
menunjukan bagaimana tampakanya suatu benda, diagram yang melukiskan
hubungan konsep-konsep, organisasi,dan struktur isi materi, peta yang
menunjukan hubungan-hubungan ruangan antara penyajian
gambar/kecenderungan seperangkat angka atau gambar.
b. Fungsi dan manfaat gambar
Fungsi dan manfaat media adalah sebagia berikut:
1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan
pengajar bagi guru
2) Memberikan pengalaman lebih nyata ( abstrak menjadi konkret )

20
3) Menarik pehatian siswa lebihh besar
4) Semua indera anak dapat di aktifkan
5) Lebih menarik perhatian dan minat anak dalam belajar
6) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.

Gambar merupakan media pendidikan yang tentunya mempunyai fungsi agar


dalam proses belaja mengajar diharapkan, di antaranya :
1) Fungsi ateis
2) Fungsi afektif
3) Fungsi kognitif
4) Fungsi kompensatoris

Adapun manfaat penggunaan gambar sebagi media pendidikan antara lain :


1) Media gambar dapat menjelaskan pengertian-pengertian ynag tidak
dapat di jelaskan dengan kata-kata
2) Gambar dapat membangkitkan minat
3) Konsep-konsep dengna sendirinya semakin lengkap
4) Gambar dapat memperbaiki pengertian –pengertian yang salah
5) Gambar dapat membatasi ruang dan waktu
6) Gambar dapat mengatasi kekurangan daya maupun panca indera
manusia misalnya benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat mata
dapat di perbesar.

Sedangkan menurut Kemp dan Danto, mengemukakan manfaat media yaitu :


1) Pembelajaran pesan dapat lebih standar
2) Pembelajaran dapat lebih menarik
3) Pembelajaran dapad lebih interaktif dengan menerapkan teori
belajar
4) Waktu pembelajaran dapat di perbedakan
5) Kualitas pelajaran dapat di tingkatkan
6) Proses belajar dapat berlangsung kapanpun di perlukhadap
7) Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran
8) Peran guru ke arah yang fositif.

21
Adapun manfaat media gambar dalam peroses intruksional adalah
penyampaian dan pennjelasan mengenai informasi, pesan, ide dan sebagainya
dengan tanpa banyak menggunakan bahasa-bahasa verbal tetapi dapat memberi
kesan .Menurut cepi Riyana (2012) keunggulan kartu angka bergambar yaitu: (1)
dapat merangsang anak lebih cepat untuk mengenal angka(2) membuat minat
anak semakin menguat dalam menguasi konsep bilangan (3) merangsang
kecerdasan dan ingatan anak (4) mampu mengembangkan kemampuan kognitif
(5) memiliki konsep berhitung dengan baik (6) anak akan lebih mengembangkan
potensi yang ada pada dirinya (7) anak belajar mengenal urutan bilangan dan
pemahaman konsep penambahan dan pengurangan dengan baik dengan
menggunakan benda dan gambar
c.Cara Bermain Kartu Angka Bergambar
Cara bermain tebak angka harus dilakukan dengan persiapan yang matang
karena keberhasilan permainan akan berhasil tergantung kesiapan guru mengatur
atau menyususn permainan.
1) Guru menyiapkan kartu angka bergambar sesuai tema
2) Guru menjelaskan permainan dan aturan yang akan di mainkan
3) Anak di bagi beberapa kelompok
4) Guru menunjukan kartu angka bergambar
5) Anak menebak gamabar
6) Guru membalikan gambar sesuai dengan angka yang ada di sisi lain
kartu
7) Anak mengurutkan angka 1-10
8) Anak menghubungkan angka dengan gambar
9) Anak di minta menyebutkan angka yang ada di sisi kartu angka
10) Guru memberikan penilaian

Yuliana (2012: 144) berpendapat bahwa bermainmerupakan kebutuhan bagi


anak,karena dengan bermain anak akan dapat pengetahuan yang dapat
mengembangankan kemampuan dirinya.Bermain merupakan suatu aktivitas yang
khas dan berbeda dengna aktivitas yang lain seperti belajar dan bekerja yang
selalu di lakuakan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir.kelebihan ,metode

22
bermain Menurut ahmad (dalam Ni Luh Wayan Supadma Putri 2015 )
mengemukakan kelebihan metode bermain yaitu:(1) sesuai dengna tahapan
perkembangan anak yang membutuhkan wahana dalam mengembangkan semua
aspek-aspek perkembangan,( 2) dapat menolong minat anak dalam belajar karena
dalam bermain anak biasanyatidak menyadari bahwa iya sedang belajar sesuatu
dan fokus utama mereka adalah lebih kepada bermain itu sendiri.Menurut
Musfiroh ,2008 (dalam Nilam S,Mohammad F, 2017) menjelaskan bahwa
permainan kartu angka bergambar dapat merangsangan kesenangan anak
terhadap angka dan merangsang kemampuan mengidentifikasikan jumlah dan
simbolnya.

23
B. KERANGKA BERFIKIR

Bermain tebak angka Kemampuan


bergambar pada anak berrpikir simbolik
usia 4-5 tahun

Hasil stimulasi kemampuan berpikir


simbolik melalui bermain tebak angka
bergambar

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

PAUD TP.Harapan Insani sudah menggunakan bermain tebak angka


bergambar untuk menstimulasi kemampuan berfikir logis anak usia 4-5
tahun.Dalam penggunaan bermain tebak angka bergambar di PAUD TP.Harapan
Insani dapat membantuk perkembangan kogitif anak dalam berfikir simbolik
sesuai dengan tahapan usia 4-5 tahun,oleh karena itu bermain tebak kartu angka
bergambar dapat memudahkan anak dalam mengenal lambang bilangan,konsep
bilangan.

24
BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk memecahkan
masalah dalam penelitian.metode penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif yang berbentuk deskriptif, yaitu menggambarkan kenyataan yang ada
atau tidak ada di lapangan .penelitian kualitatif adalah metode data yang di
kumpulkan berbentuk kata-kata atau gambar,sehingga tidak menekankan pada
angka (Sugiono, 2015: 13). Metode penelitian adalah sebuah peroses penyelidikan
untuk memahami masalah sosial yang di buat berdasarkan penciptaan gambaran
yang di buat dengan kata-kata, melaporkan hasil pandangan informasi secara jelas
dan terperinci serta disusun dalam latar ilmiah, yang sering disebut dengan
metode penelitian naturalic dan penelitian dilakukan pada kondisi yang alamiah.
Menurut Sugiyono, 2007; 145 (dalam Ditha Prasanti, 2018) metode penelitian
kualitatif merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek
yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara gabungan,analisa data bersifat induktif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisali.
Menurut Sugiyono ( 2010) penelitian kualitatif memiliki:
1. Dapat dilakukan pada kondisi alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti
adalah instrumen kunci yaitu data yang diperoleh akan dipaparkan sebagai
pelaksana, karena disamping pengumpulan data dan menganalisa data
peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian.
2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, karena data yang terkumpul
berbentuk kata-kata tertulis atau lisan serta gambar dari orang-orag dan
perilaku yang dapat diamati sehingga tidak menekankan pada angka
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses

25
4. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)
adanya batasan pemasalahan yang ditentukan pada fokus penelitian .

Pendekatan penelitian kualitatif ini digunakan untuk mendapatkan


gambaran mengenai analisa tentang stimulasi kemampuan berfikir simbolik
melalui bermain tebak angka bergambar pada anak kelompok A di PAUD
TP.Harapan Insani Surade Kabupaten Sukabumi dan peneliti akan
mendeskripsikan apa adanya sesuai dengan data yang diperoleh selama
melaksanakan penelitian dalam bentuk rangkaian kata-kata.

B. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah desain penelitian
deskriptif, yaitu data yang di peroleh seprti hasil pengamatan, hasil wawancara,
hasil pemotretaran ,analisa dokumen, catatan atau memo penelitian dan dokumen
resmi lain yang mendukung. Tujuan menggunakan pendekatan kualitatif adalah
agar peneliti dapat menggambarkan realita empiris dibalik fenomena yang
terjadi.Menurut Sugiono 2015( penelitian deskriptif kualitatif merupakan
penelitian yang menggambarkan atau melukiskan objek penelitian berdasarkan
fakta-fakta atau sebagaimana adanya.Pada penelitian ini akan menggambarkan
mengenai stimulasi keampuan berfikir simbolik melalui bermain tebak angka
bergambar pada aank uisa 4-5 tahun di PAUD TP.Harapan Insani Surade.

C. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari kesalah pahaman konsep dan istilah dalam judul, maka
peneliti memberikan pengmatan definisi istilah-istilah sebagai berikut :

1. Stimulasi adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan
sebaiknya sejak didalam kandungan) dilakukan setiap hari untuk meragsang
semua indranya.
2. Kemampuan berfikir simboli adalah anak mulai menggunakan simbol-
simbol ketika mereka menggunakan sebuah objek yang ada di pikiran dan
yang ada di lingkungan sekitarnya.

26
3. Bermain yaitu suatu aktivitas yang menyenangkan senarta dapat menjadi
sarana permbelajaran bagi anak yang sekaligus menjadi suatu peroses yang
terjadi secra terus menerus dalam kehidupan dan mempunyai manfaat untuk
merangsang perkembangan anak secara umum
4. Kartu angka bergambar adalah media tiga dimensi berupa gambar dan
simbol bilangan (angka) yang terbuat dari kertas karton.
5. Anak usia dini adalah anak yang berada di usia 0-8 tahun yang di
kategorikan sebangai anak masa-masa keemasan (golden age )

D. WAKTU DAN TEMPAT


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang
sebenar-benarnya maka penelitian ini di lakukan selama 5 bulan di PAUD
TP.Harapan Insani,jl. Sindang hayu,Desa wanasari,Kec Surade,Kab Sukabumi

E. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang di jadikan sampel dalam sebuah
penelitian adapun subjek penelitian ini adalah orang-orang yang memberikan
informasi atau menjawab pertanyaan yang bisa memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara,adapun nara sumber dalam penelitian ini yaitu kepala
sekolah guru kelas di PAUD TP.HaraSurpan Insani surade tahun ajaran
2020/2021.

F. INSTRUMEN PENELITIAN
Menurut Murni (2017) salah satu ciri penelitian kualitatif adalah penelitian
bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpulan data instrumen selain
manusia (seperti wawancara, angket dan sebagainya) dapat pula digunakan tetapi
fungsinya sangat terbatas sebagai pendukung tugas penelitian sebagai instrumen
kunci. Oleh karena itu, kehadiran peneliti adalah mutlak, karena peneliti harus
berinteraksi langsung dengan lingkungan baik manusia dan non manusia yang ada
dalam subjek penelita.

27
1. Instrumen Observasi
Instrumen observasi adalah catatan lapangan yang di buat oleh
peneliti untuk mendapatkan nformasi tentang kemampuan
berfikir simbolik anak melalui bermain tebak angka bergambar
di PAUD TP.Harapan Insani Surade
2. menInstrumen Wawanccara
Instrumen wawancara adalah catatan lapangan untuk
mewaancarai kepala sekolah dan guru di PAUD TP.Harapan
Insani Surade dilaukan dengan cara tanya jawab dengan
pertanyaan yang bebas namun sudah tersusun, untuk
mendapatkan informasi yang sebenarnya.
3. Instrumen Dokumentasi
Istrumen dokumentasi adalah catatan lapangan untuk
memperoleh seluruh dokumen yang ada di sekolah PAUD
TP.Harapan Insani untuk menunjang hasil penelitian dari
obsevasi dan wawancar.Insturmen ini di gunaka untuk
mendapatkan hasil dari stimulasi kemampuan berfikir simbolik
melalui bermain tebak angka bergambar yang berupa gambar
atau catatan dan lain-lain yang dapat menggambarkan keadaan
dan mengenal hal-hal yang berkaitan dengan PAUD TP.Harapan
Insani yaitu profil sekolah,prota,
perosem,RPPM,RPPH,penilaian.
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama dalam penelitian,
karena tujuan dalam penelitian ini adalah mengamati dan mengumpulkan data
yang akurat, apabila peneliti tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang di tetapkan
(Sugiyono,2016 :224 dalam Lubang Pustaka UNY) dalam penelitian ini peneliti
penggunakan beberapa teknik pengumpulan data berupa observasi (pengamatan),
interview (wawancara), dokumentas.

28
Observasi

Macam Teknik Wawancara


Pengumpulan Data

Dokumentasi
Gambar 3.1

Penelitian ini memakai 3 teknik pengumpulan data yaitu observasi,


wawancara, dokumentasi
1. Observasi
Menurut Sugiono (2015) menyatakan bahwa obsevasi adalah dasar semua
ilmu penngetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data ,yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang di peroleh melalui observasi.metode
obsevasi di lakukan untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya
bagaiamna kemampuan berfikir sombolik anak melalui bermain tebak angka
bergambar usia 4-5 tahun di PAUD TP.Harapan Insani Surade
2. Wawancara
Wawancara di gunakan sebagi teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus di teliti dan apa bila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
respondennnya sedikit /kecil (sigiono,2025) metode wawancara di lakukan
kepada kepala sekolah dan guru kelas untuk mendapatkan informasi yang
sebenarnya tentang bagaimana stimulasi kemampuan berfikir simbolik
melalui bermain tebak angka bergambar,penelitian ini di lakukan kepada
guru kela kelompok A di PAUD TP.Harapan Insani Surade
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2015:329) dokumentasi merupakan catatan ynag sudah
berlalu,dokumentasi bisa berbentuk teori,gambar,atau karya-karya

29
monumental dari seseorang,dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian,lembar dokumen dan lembar wawncara dokumentasi yang
berbentuk gambar, misalnya foto dan video kegitan
pembelajaran.dokumentasi merupakan pelengkap dari hasil observasi dan
wawancara.Untuk menunjang data yang sebenrnya.

H. TEKNIK ANALISA TADA


Teknik analisa data adalah suatu upaya mengelola data menjadi informasi
baru.analisa data merupakan dan menyusun secara sistematis data yang di
peroleh dari hasil wawancara,catatan lapangan,dan dokumentasi,dengan cara di
lakukan dengan sistensis,menyusun kedalam pola,memilih mana yang penting dan
yang akan di pelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh
sendiri maupin orang lain (Sugiyono, 2012: 244)

Analisa data penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulkan data


secara langsunng, dan setelah selesai mengumpulkan data dalam priode tertentu,
kemudian selama peneliti berada di lapangan,analisa yang di gunakan Huberman
(1984) dalam Sugiyono (2012 :246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlta langsung secara terus
menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisa data yaitu :
1. Reduksi Data
Reduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting.di cari tema dan polanya dengan
demikian data yang telah di reduksi akan memberi gambaran yang jelas dan
mempermudah peneliti untuk melaksanakan pengumpulan data selanjutnya
dan mencarinya bila perlu.
2. Paparan Data
Dalam penelitian kualitatif ,penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
uraian singkat ,bagan,hubungan antar kategori ,dan sejenisnya. Dalam hal
ini Milles dan Huberman (1984) dalam Sugiono (2012 : 249 ) menyatakan
yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kulitatif

30
adalah dengan teks yang bersifat naratif.Maka dari itu peneliti akan
mendeskriptifkan stimulasi kemampuan berfikir simbolik melalui bermain
tebak angka bergambar di PAUD TP.Harapan Insani.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan awal yang di kemukakan masih berrsifat sementara,dan akan
berubah apabila tidak di temukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahapan pengumpulan data berikutnya.kesimpulan dari data kualitatif
adalah penelitian yang berupa deskripti yang menjelaskan fenomena yang
umumnya tidak dapat di hitung data ini berdasarkan kualitas dari suatu
objek atau fenomena.

I. PROSEDUR PENELITIAN
Tahapan yang digunakan utuk mengumpulkan data dalah sebagai berikut :
1.Tahapan persiapan
Menetapkan topik atau tema yang akan menjadi penelitian yaitu stimulasi
kemampuan berfikir simboik melalui bermain tebak angka bergambar di
PAUD TP.Harapan Insain

2.Tahapan Pelaksanaan

a. Observasi
b. wawancara

dokumentasi

3.Prosedur reduksi dan pengumpulan data

4.Tahapan akhir yaitu membahas analisa data mengambil kesimpulan kemudian


membuat laporan.

31
1. ALUR PENELITIAN

mencari membatasi
merumuska menentukan
masalah masalah/memf
n masalah tujuan
yang akan oluskan
penelitian
di teliti masalah

memilih menyusun menetukan


metode instrumen subjek
penelitian

menyipulka
melakukan mengumpul mengolah n dan
penelitian kan data data laoran
penelitian
Gambar 3. Alur penelitian

32
DAFTAR PUSTAKA

Arianti J. Fitri. 2018. Implementasi Kegiatan Market Day Dalam Menumbuhkan


Nilai-Nilai Kewirausahaan Pada Anak Usia Dini Di TK Aisyiyah Bustanul
Athfal 1 Kota Sukabumi. Skripsi : Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Destiani, Siska. 2018. Penerapan Media Pembelajaran Kartu Angka Bergambar
Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Di TK Citra Darma
Lampung Barat. Skripsi : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Fitriyanti, 2015. Pengaruh Bermain Tebak Angka Bergambar Untuk
meningkatkan kemampuan mengenal angka 1-10. Yogyakarta ; Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta
Lestari, Dewi. 2017. Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal
Konsep Lambang Bilangan Melalui Metode Bermain Papan Raba Pada
Anak Kelompok A TKIT Al-Amin Kenep Kecamatan Loceret Kabupaten
Nganjuk Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Kediri : Universitas
Nusantara PGRI Kediri.
Menteri Pendidikan Nasional RI No.58 Tahun 2009 tentang Tingkat Pencapaian
Kognitif
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tenntang tingkat
penncapaian kognitif
Permendikbud No.137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknaas Nomor 58 Tahun 2010 tentang Kemampuan Mengenal Angka
Sadiman, Arief. 2018. Media Pendidikan. Jakarta ; Rajawali Pers
Trifena Yatini, Muhamad Ali, Desni Yuniarni. 2013. Peningkatan Kemampuan
Berhitung Permulaan Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Anak
Usia 5-6 Tahun. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa. Vol 2
No 12.
Sulaiman Umar dkk,2019. Tingkat pencapaian aspek perkembangan anak usia 4-6
taunberdasarkan standar nasional pendidikan PAUD.jurnal fakultas tarbiah
dan keguruan.UIN Alaudin Makasar.
Mufarizuddi,Faizuddin Moh, 2018. Useful of clap had games for optimalize
cognitive,aspects in early chiledhood education.jurnal Universitas Tembusai
Tatminingsih Sri,2019. Alternative stimulasi kemmapuan kognitif melalui
penerpan model pembelajaran berbasis komperhensip.jurnal Universitas
terbuka.
Putri Supadman Wayana lu Ni dkk. 2016.penerapan bermain kartu angka
bergambar untuk meningkatkan perkembangan kognitif.jurnal Universitas
Pendidikan Ganesha

Anda mungkin juga menyukai