Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KONSEP DASAR PAUD

“ PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI ”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK I
1. Sri Rahayu Ningsih (2286207078)
2. Sofia Erma Wati (2286207075)
3. Desria Fitri (2286207071)

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN VOKASI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan mengucap puji dan syukur kehadiran kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, sesuai apa yang direncanakan yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “ Pembelajaran Anak Usia Dini ”. Dan tak
lupa pula mengucapkan shalawat beserta salam atas kehadiran baginda Rasulullah
yaitu nabi Muhammad S.A.W..

Kami mengucapkan terima kasih untuk teman kelompok yang telah


membantu menyelesaikan tugas ini,serta kepada Ibu Azlin Atika Putri, M.Pd
yang senantiasa telah membimbing kami di mata pelajaran Konsep Dasar PAUD.

Makalah ini berisikan tentang pengetahuan lebih terperinci tentang


Demokrasi, dengan materi-materi yang kami tulis di makalah ini di maksudkan
memberi bekal pengetahuan dasar. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami
berharap semoga makalah ini dapat dijadikan bahan bacaan, menambah
pengetahuan, serta dapat dijadikan referensi untuk penyusunan makalah di waktu
yang akan datang.

Siak, 08 Januari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Metode dan Teknik penulisan .............................................................. 4
BAB II PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI ............................................ 5
A. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini ................................... 5
B. Karakteristik Pembelajaran Anak Usia Dini ....................................... 5
BAB III RENCANA PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI ...................... 7
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran ................................................. 7
B. Komponen-komponen perangkat pembelajaran untuk AUD ............... 7
C. Jenis Perencanaan Pembelajaran AUD ................................................. 8
BAB IV KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ........................ 12
A. Kurikulum PAUD ................................................................................. 12
B. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum PAUD............................... 12
C. Struktur Kurikulum ............................................................................... 13
D. Landasan Pengembangan Kurikulum PAUD......................................... 14
BAB V METODE PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI .......................... 17
A. Macam-macam Metode Pembelajaran Anak Usia Dini ...................... 17
B. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemebelajaran AUD .................... 17
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 22
A. KESIMPULAN ................................................................................... 22
B. SARAN ............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia dini
merupakan hak warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini. Berdasarkan
berbagai penelitian bahwa usia dini merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan
kehidupannya di masa depan. Selain itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan
kemampuan dasar anak dalam menerima proses pendidikan di usia-usia berikutnya.
Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu
terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini
diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Dalam penjabaran
pengertian, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa:
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Oleh karena itu penguasaan metode-metode pembelajaran anak usia dini merupakan
salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru/tutor agar proses pembelajaran tersebut
dapat mendorong perkembangan anak, baik perkembangan intelektual, fisik maupun
emosionalnya. Dengan menguasai metode pembelajaran, selain tentunya kemampuan
lainnya, seorang guru/tutor dapat mengelola proses pembelajaran sesuai dengan tujuan
yang hendap dicapainya, yaitu kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh
anak.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengkaji berbagai metode pembelajaran
yang sesuai untuk pendidikan anak usia dini. Metode-metode tersebut kemudian dianalisis
baik kelebihan maupun kelemahannya, sehingga dapat diperoleh mana metode yang sesuai
dengan pendidikan anak usia dini.

B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam
beberapa pertanyaan sebagai berikut?
a. Metode-metode pembelajaran apa saja yang sesuai dengan pembelajaran anak usia
dini?
b. Bagaimana keunggulan dan kekurangan masing-masing metode pembelajaran tersebut?

C. Metode dan Teknik penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif
analitik, yakni dengan mengungkapkan masalah-masalah yang dikaji dan kemudian
dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada dan pengetahuan penulis.
Adapun teknik penulisan yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan observasi
terhadap proses pembelajaran PAUD yang selama ini dilakukan penulis.

4
BAB II
PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

A. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini


Secara umum pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan
norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan prasekolah anak di
harapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya antara lain agama,
intelektual, sosial, emosi, dan fisik. Juga memiliki dasar-dasar aqidah yang harus sesuai
dengan ajaran agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang
diharapkan. Selain itu anak diharapkan menguasai sejumlah pengetahuan dan keteramilan
dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan positif
Sesuai dengan rumusan tujuan di atas, dapat dikemukakan bahwa secara garus
besar terdapat lima fungsi utama pendidikan prasekolah, yakni:
1. Fungsi pengembangan potensi
2. Fungsi penanaman dasar-dasar aqidah dan keimanan
3. Fungsi pembentukan dan pembiasaan prilaku yang diharapkan.
4. Fungsi pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan.
5. Fungsi pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif.
Lima fungsi pendidikan prasekolah tersebut sebenarnya susah untuk dipisahkan
satu sama lain karena semuanya merupakan sesuatu yang saling terjalin dan bersifat
terpadu dalam perwujudannya. Namun untuk kepentingan penjelasan, lima fungsi
pendidikan prasekolah tersebut perlu dinyatakan secara ekplisit agar para pendidi atau guru
prasekolah tidak melupakan atau mengabaikan salah satu di antaranya.
Diasumsikan bahwa setiap bayi yang lahir ke dunia dilengkapi dengan sejumlah
potensi yang diperlukan untuk menjalani kehidupannya. Di balik ketidakberdayaan bayi
manusia yang baru lahir, terpendam sejumlah potensi kehidupan yang jauh lebih kaya bila
disbanding dengan yang dimiliki oleh mahluk-mahluk lainnya. Ia memiliki potensi untuk
beragama, berfikir, berkreasi, merasa, berkomunikasi dengan orang lain dan potensi-
potensi lainnya. Mengembangkan potensi-potensi anak tersebut adalah kewajiban para
pendidik orang tua dan guru.

B. Karakteristik Pembelajaran Anak Usia Dini


Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam berperilaku.
Dengan demikian dalam hal belajar anak juga memiliki karakteristik yang tidak sama pula
dengan orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang harus
dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk
anak usia dini. Adapun karakterisktik cara belajar anak adalah :
1. Anak belajar melalui bermain.
2. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.
3. Anak belajar secara alamiah.
4. Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan
aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional.
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada dasarnya adalah pengembangan
kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman
5
belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas
perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus
dimiliki oleh anak.
Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia
dini memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Belajar, bermain, dan bernyanyi
Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan
bernyanyi. Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat
membuat anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak belajar melalui interaksi dengan
alat-alat permainan dan perlengkapan serta manusia. Anak belajar dengan bermain dalam
suasana yang menyenangkan. Hasil belajar anak menjadi lebih baik jika kegiatan belajar
dilakukan dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anak menggunakan seluruh alat
inderanya.
2. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting,
yaitu : 1) berorientasi pada usia yang tepat,
2) berorientasi pada individu yang tepat, dan
3) berorientasi pada konteks social budaya.
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan tingkat
usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat
dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut.
Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga harus manjadi
pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan, berinteraksi,
dan memenuhi harapan anak. Selain berorientasi pada usia dan individu yang tepat,
pembelajaran berorientasi perkembangan harus mempertimbangkan konteks sosial budaya
anak. Untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang bermakna, guru
hendaknya melihat anak dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang
melingkupinya.

6
BAB III
RENCANA PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang memproyeksikan tindakan apa yang
akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran, dengan mengkoordinasikan komponen
pengajaran, sehingga arah tujuan, materi, metode dan teknik serta evaluasi menjadi jelas
dan sistematis (Nana Sujana, 1988). Perencanaan Pembelajaran adalah apa yang akan
dikerjakan guru dan anak di dalam kelas dan di luar kelas. (Reiser, 1986). Perencanaan
kegiatan pembelajaran adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka
mencapai tujuan yang bernilai (Roger A. Kauffman, 1972).
Perencanaan program belajar mencakup kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran,
merumuskan isi/materi pelajaran yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar dan
merumuskan sumber belajar atau media pembelajaran yang akan digunakan serta
merumuskan asesmen hasil belajar. Fungsi perencanaan pembelajaran sebagai pedoman
kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman anak dalam kegiatan belajar yang disusun
secara sistematis dan sistemik. Perencanaan program belajar harus berdasarkan pendekatan
sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan, materi, kegiatan belajar dan
asesmen.
Perencanaan pembelajaran untuk AUD lebih menekankan pada proses pengembangan
aspek-aspek perkembangan anak seperti aspek perkembangan kognitif, bahasa, nilai agama
dan moral, fisik/motorik, seni dan sosial emosional. Capaian dan kualitas perkembangan
serta tindakan intervensi yang akan dilakukan bila anak belum mencapai target
perkembangan disesuaikan dengan permasalahan perkembangan yang dihadapi anak dan
bagaimana solusi yang dilakukan guru. Capaian dan target perkembangan anak
menginguti rujukan Permen Dikbud No. 137 tahun 2014. (STPPA = Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak).
Perencanaan pembelajaran wajib disusun oleh guru secara mandiri, sesuai dengan aturan
yang berlaku. Perencanaan pembelajaran AUD yang harus disusun dan disiapkan guru
sebelum pelaksanaan pembelajaran terdiri atas perencanaan pembelajaran semesteran
(PROSEM), perencanaan pembelajaran mingguan (RPPM) dan perencanaan pembelajaran
harian (RPPH). Dalam menyusun ketiga jenis perencanaan di atas harus mengacu pada
muatan pembelajaran yang telah dirumuskan dan ditetapkan.

B. Komponen-komponen perangkat pembelajaran untuk AUD

1. Merumuskan Tujuan
Rumusan tujuan pembelajaran mencakup 3 aspek domain yaitu domain kognitif,
domain afektif dan domain psikomotorik (Bloom:1964). Domain kognitif, dimana
tujuan pembelajaran berkaitan dengan aspek intelektual anak yaitu penguasaan
pengetahuan, informasi, data dan fakta, konsep, generalisasi, serta prinsip. Domain
afektif adalah domain yang berhubungan dengan penerimaan dan apresiasi anak
terhadap suatu hal serta perkembangan mental yang ada dalam diri seseorang. Domain
7
psikomotorik adalah domain yang menggambarkan kemampuan dan keterampilan
anak yang dapat dilihat dari unjuk kerja atau performance berupa keterampilan fisik
dan keterampilan non fisik. Istilah pada Pendidikan Anak Usia Dini adalah motorik
halus dan motorik kasar.
2. Memilih materi pembelajaran (pengalaman belajar)
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses untuk
mendapatkan pengalaman belajar. Ada kalanya proses pembelajaran juga dilakukan
dengan stimulasi dan dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya sekedar
untuk mengingat tapi juga menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan dengan
perkembangan mental dan emosi anak.
Memberikan pengalaman pada anak untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain.
Misalnya anak melakukan kegiatan bermain peran menjadi penjual di pasar dimana
ada anak yang menjual dan sebagai pembeli yang melakukan transaksi, dengan ini
anak diberi pengalaman kelak akan menjadi pembeli yang jujur danpenjual yang jujur.

3. Memilih Metode dan Media Pembelajaran


Kegiatan belajar anak disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini atau disesuaikan
dengan kebutuhan dan minat anak. Metode pembelajaran untuk AUD sangat variatif
sekali dari metode ceramah, cerita, bernyanyi, bermain dan lain sebagainnya.
Selanjutnya, memilih media pembelajaran yang banyak digunakan pada saat
pembelajaran berlangsung. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih media
pembelajaran untuk AUD yaitu dari aspek keamanan dan kenyamanan anak dalam
kegiatan bermain dan karakteristik materi yang disampaikan kepada anak.
4. Perencanaan asesmen
Asesmen merupakan faktor penting dalam perencanaan pembelajaran, sebab dengan
asesmen akan dapat dilihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan
anak mencapai tujuan pembelajaran. Pelaporan perkembangan anak disusun melalui
proses analisis sintesis, interpretasi dan komunikasi. Dalam proses analisis dan
sintesis, guru mengumpulkan data hasil asesmen perkembangan yang telah
dilakukannya untuk semua aspek perkembangan dan mengamati karakteristik
perkembangan yang terlihat pada anak. Selanjutnya, guru membuat sebuah interpretasi
dari karakteristik perkembangan anak yang telah diamati guru. Pelaporan
perkembangan anak bertujuan untuk membantu guru merencanakan pembelajaran
selanjutnya sesuai dengan perkembangan anak, memberikan informasi kepada
orangtua tentang kemajuan anak serta mendukung kelancaran program guru dan
orangtua.

C. Jenis Perencanaan Pembelajaran AUD


a. Program Tahunan
Program tahunan merupakan rencana pembelajaran untuk satu tahun ajaran,
yaitu terdiri dari semester satu dan semester dua. Dalam perencanaan tahunan terdiri
dari indikator perkembangan anak dalam satu tahun ajaran dan tema yang
dikembangkan untuk satu tahun ajaran.

8
Fungsi prota adalah sebagai berikut.
1. Mengorganisir pembelajaran agar bisa berjalan secara optimal.
2. Dijadikan pedoman untuk menyusun promes.
3. Dijadikan pedoman dalam menyususn kalender pendidikan.
4. Digunakan sebagai acuan untuk mengoptimalkan penggunaan waktu efektif
pembelajaran yang tersedia.
Langkah penyusunan prota
1. Menganalisis kalender pendidikan dan menyesuaikan kebutuhan berdasarkan
ciri/karakter unit satuan pendidikan Bapak/Ibu.
2. Memberikan tanda untuk hari libur, permulaan tahuan ajaran baru, pekan/minggu
efektif untuk belajar, dan jam efektif belajar setiap minggu. Adapun hari libur yang
perlu diberi tanda meliputi:
1. libur akhir tahun ajaran;
2. libur keagamaan;
3. libur hari besar nasional; dan
4. libur untuk hari khusus.
3. Memperhatikan minggu efektif guna menyusun alokasi waktu di setiap kompetensi
dasar.
4. Menetapkan alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap mata pelajaran,
kompetensi dasar, dan pokok bahasannya di pekan efektif. Alokasi waktu yang
disediakan harus sesuai dengan ruang lingkup materi, tingkat kesulitan, pentingnya
materi, dan waktu untuk melakukan review pada materi tersebut.

b. Program Semester
Program semester yaitu perencanaan pembelajaran untuk satu semester yang
terdiri dari indikator perkembangan untuk 1 semester yang penggunaanya telah
ditentukan minggunya serta telah dikaitkan dengan tema pada semester tersebut.
a) Tahapan Penyusunan Program Semester
Program semester adalah wadah yang berisi bahan kegiatan untuk
mengembangkan potensi anak dan menyatukan seluruh kompetensi dalam satu
kesatuan yang lebih berarti, memperkaya wawasan dan perbendaharaan kata
anak sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Program semester berisi
daftar tema satu semester dan alokasi waktu setiap tema. Program semester
(Prosem) dapat dilengkapi dengan menyusun kegiatan-kegiatan pembelajaran
yang dikembangkan dari muatan/materi yang ada pada Kompetensi Dasar untuk
digunakan dalam menyusun RPPM.
b) Langkah-langkah penyusunan Prosem adalah sebagai berikut:
1) Membuat daftar tema satu semester kemudian memilih dan mengurutkan
tema yang sudah dipilih tersebut berdasarkan materi yang terdapat dalam
tema.
2) Menjabarkan tema ke dalam sub tema dan dapat dikembangkan lebih rinci
lagi menjadi sub-sub tema untuk setiap semester.
3) Menentukan alokasi waktu untuk setiap tema.

4) Menentukan kompetensi dasar pada setiap sub tema yang akan


9
dikembangkan.
5) Menentukan kegiatan belajar sesuai dengan kompetensi dasar yang ditetapkan
akan dipakai selama tema yang sama. Kompetensi dasar yang sudah dipilih
untuk tema dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok yang disesuaikan
dengan sub tema.
6) Kompetensi dasar yang diambil untuk sub tema tersebut akan digunakan terus
selama sub tema dibahas.
7) Kompetensi dasar yang sudah digunakan pada tema dan sub tema dapat
diulang untuk digunakan kembali pada tema yang berbeda.
c) Pemilihan Tema
Tema merupakan alat atau wahana yang berisi bahan kegiatan untuk
mengembangkan kompetensi secara utuh. Tema disusun sesuai dengan
prinsipprinsip penentuan tema. Sebuah tema dapat digunakan untuk berbagai
kelompok usia, kedalaman dan keluasan bahasannya disesuaikan dengan tahapan
perkembangan anak.
Prinsip pemilihan tema sebagai berikut:
1) Tema dipilih mulai dari hal yang terdekat dengan kehidupan anak ke hal
yang lebih jauh dari kehidupan anak. Misalnya tema Diriku, sub tema
„‟aku‟‟ dan tema gejala alam sub tema “bulan, bintang dan matahari”.
2) Tema dipilih dari tema-tema yang menarik minat anak.
3) Tema dipilih mulai dari tema-tema yang sederhana ke yang sulit bagi
anak.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengembangkan tema antara
lain:
1) Mempelajari minat anak.

2) Mengidentifikasi konsep sebagai materi yang terdapat dalam tema,menjadi


sub tema dan sub-sub tema dan seterusnya
3) Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip
pemilihan tema.
4) Menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema agar cakupan tidak terlalu
luas.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)


Langkah-langkah penyusunan RPPM
1) Mengacu pada kompetensi dasar (Kompensi Dasar) yang memuat sikap,
pengetahuan, dan keterampilan untuk mewujudkan ketercapaian kompetensi inti
(KI-1 KI-2 KI-3 KI-4).
2) Memuat cakupan materi yang sesuai dengan KD dan dalam cakupan tema.
3) Memilih kegiatan selaras dengan cakupan materi pembelajaran.
4) Mengembangkan kegiatan main yang berpusat pada anak.
5) Menggunakan pembelajaran tematik.
10
6) Mengembangkan cara berpikir pendekatan saintifik.
7) Berbasis budaya lokal dan memanfaatkan lingkungan alam sekitar, sebagai
media anak.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPPM antara lain:
1) Penjabaran dari perencanaan program semester

2) Berisi tema, sub-tema –KD – materi – rencana kegiatan

3) Penyusunan kegiatan mingguan disesuaikan dengan strategi pengelolaan kelas


(kelompok, sudut, area dan sentra) yang ditetapkan masing-masing satuan
PAUD
Cara menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
1) Tuliskan identitas Program:

i) Semester / bulan / minggu


ii) Tema

iii) Kelompok sasaran / usia

iv) Kompetensi dasar

2) Mengembangkan rencana kegiatan mingguan

i) Nomor urut diisi sesuai urutan


ii) Sub tema diambil dari bagian tema di program semester
iii) Materi diturunkan dari pengetahuan yang akan dikenalkan sesuai KD
iv) Rencana kegiatan diisi dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan anak
dengan ukuran mingguan (boleh satu minggu, dua minggu atau lebih sesuai
dengan kedalaman tema yang telah ditetapkan guru/sekolah).
v) Pengulangan materi Materi yang ditetapkan pada setiap sub tema akan
digunakan terus selama sub tema tersebut dibahas tetapi disampaikan
melalui kegiatan bermain yang berbeda di setiap kelompok/sudut/area dan
sentra

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)


Langkah-langkah penyusunan RPPH
i) Disusun berdasarkan kegiatan mingguan (RPPM)

ii) Kegiatan harian berisi kegiatan awal/pembukaan, inti,


istirahat/makan bersama dan akhir/penutup.
iii) Pelaksanaan pembelajaran dalam satu hari dilaksanakan sesuai dengan
prinsipprinsip pembelajaran anak usia dini.
iv) Penyusunan kegiatan harian disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan
masing-masing dan menggunakan pendekatan saintifik.
v) Kegiatan harian dapat dibuat oleh satuan pendidikan dengan format sesuai
kebutuhan masing-masing ataupun dapat melihat contoh.
11
BAB IV
KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

A. Kurikulum PAUD
Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana dan pengaturan, mengenai bahan
ajarserta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaranPAUD.
Kurikulum PAUD tidak hanya menyangkut sisi akademik tetapi juga psikologis dan medis
karena siswa paud adalah anak dibawah lima tahun, aspek perkembangan anak dibagi dalam
beberapa tahap yaitu 0-2 tahun 2- 4 tahun dan 4-5 tahun sehingga kurikulumnya harus
disesuaikan dengan perkembangan anak. Standar kompetensi merupakan kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh anak didik dalam suatu bidang pengembangan. Standar kompetensi
anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-aspek sebagai berikut: Moral dan nilai-nilai
agama, Sosial, emosional dan kemandirian, Bahasa, Kognitif, Fisik/Motorik, Seni. Struktur
kurikulum merupakan pola dan susunan bidang pengembangan yang harus ditempuholeh ana k
didik dalam kegiatan pembelajaran.

B. Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum Paud

1. Kurikulum harus bersifat luas Maksud kurikulum disini adalah kurikulum harus
memberikan pengalamanbelajar yang dapat mempengaruhi perkembangan anak secara
menyeluruh dalamberbagai aspek perkembangan.

2. Kurikulum dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahapKurikulum harus


memberikan berbagai kegiatan dan interaksi yang tepatdidasarkan pada usia dan tahapan
perkembangan setiap anak. Program juga harusmenggunakan berbagai sarana dan bahan
untuk anak dengan berbagai kemampuan.

3. Melibatkan anak didik, orang tua dan masyarakat. Orang tua merupakan pendidik utama
bagi anak. Oleh karena itu, peran orangtua dalam pendidikan anak usia dini sangat penting
dalam pelaksanaan pendidikan. Sedangkan masyarakat dapat memberikan perlindungan dan
kenyamanan padalingkungan sekitarnya. Selain itu, member rasa aman bagi lingkungan
sekitarnya.

4. Kurikulum mampu melayani kebutuhan individu anakKurikulum dapat memberikan


kemampuan untuk dapat mencukupi segalakebutuhan, minat setiap anak. Jadi anak dapat
tumbuh berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan.

5. Kurikulum dapat mencukupi kebutuhan dan nilai masyarakatKurikulum harus dapat


memberikan kebutuhan setiap anak sebagai anggotadari keluarga dan nilai-nilai budaya suatu
masyarakat. Dengan ini anak dapatmemahami keadaan lingkungan sekitarnya.

6. Sesuai dengan standar kompetensi anakStandar kurikulum yang dikembangkan harus


dapat mengacu pada kompetensianak. Standar kompetensi sebagai acuan dalam menyiapkan
lingkungan belajar anak.

7. Dapat memberikan layanan anak berkebutuhan khususSeharusnya kurikulum tidak hanya


digunakan untuk anak yang normal namunseharusnya juga diberikan kepada anak yang
12
berkebutuhan khusus. Apalagi anakyang berkebutuhan khusus membutuhkan layanan ekstra
dari pada anak yang normal.

8. Menjalin hubungan dengan keluarga dan masyarakat Kurikulum hendaknya dapat


menunjukkan bagaimana membangun sinergidengan keluarga dan masyarakat sehinggah
tujuan pendidikan dapat tercapai.

9. Memberi perhatian tentang kesehatan dan keselamatan anakKurikulum yang dibangun


hendaknya memperhatikan aspek keamanan dankesehatan anak saat anak berada disekolah.

10. Mengembangkan prosedur pengelolaan lembagaKurikulum hendaknya dapat


menjabarkan dengan jelas prosedurmanajemen/pengelolaan lembaga kepada masyarakat
sebagai bentuk akuntabilitas.

11. Pengelolaan sumber daya manusiaSumber daya manusia sangat penting dalam
peningkatan pendidikan.Kurikulum hendaknya dapat menggambarkan proses manajemen
pembinaan sumberdaya manusia yang terlibat di lembaga.

12. Penyediaan sarana dan prasaranaSarana dan prasarana begitu penting dalam instrument
pendidikan. Kurikulumyang baik adalah dapat menggambarkan penyediaan sarana dan
prasarana yangdimiliki lembaga.

C. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum merupakan poladan susunan bidang pengembangan yang harus


ditempuh oleh anak didik dalam kegiatan pembelajaran. Susunan bidang pengembangan
tersebut terbagi menjadi dua kelompok yaitu bidang pengembangan pembiasaan yang meliputi
pengembangan kemampuan moral dan nilai-nilai agama serta pengembangan social emosional
dan kemandirian. Bidang pengembangan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan
Bahasa, Kognitif, dan Fisik-Motorik. Kegiatan pembelajaran di kelas/lapangan dilaksanakan
guru, peran kepala TK sangat penting, mulai dari perencanaan, koordinasi pelaksanaan sampai
evaluasi.

Aspek pengembangan tersebut adalah :


i) Perkembangann Nilai agama dan moral merupakan kemampuan mengenal nilai agama
yang dianut, mengerjakan ibadah, berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif,
menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengetahui hari besar agama, menghormati,
dan toleran terhadap agama orang lain.
ii) Perkembangan Fisik-motorik meliputi:
a. motorik kasar, mencakup kemampuan gerakan tubuh secara terkoordinasi, lentur,
seimbang, lincah, lokomotor, non-lokomotor, dan mengikuti aturan;
b. motorik halus, mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat
untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk; dan
c. kesehatan dan perilaku keselamatan, mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala sesuai usia serta kemampuan berperilaku hidup bersih, sehat, dan peduli
terhadap keselamatannya.
13
iii) Perkembangan Kognitif meliputi:
a. belajar dan pemecahan masalah, mencakup kemampuan memecahkan masalah
sederhana dalam kehidupan sehari- hari dengan cara fleksibel dan diterima sosial
serta menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru;
b. berfikir logis, mencakup berbagai perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif,
berencana, dan mengenal sebab-akibat; dan
c. berfikir simbolik, mencakup kemampuan mengenal, menyebutkan, dan
menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf, serta mampu merepresentasikan
berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar.
iv) Perkembangan Bahasa terdiri atas:
a. memahami bahasa reseptif, mencakup kemampuan memahami cerita, perintah,
aturan, menyenangi dan menghargai
b. mengekspresikan bahasa, mencakup kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan,
berkomunikasi secara lisan, menceritakan kembali yang diketahui, belajar bahasa
pragmatik, mengekspresikan perasaan, ide, dan keinginan dalam bentuk coretan;
dan
c. keaksaraan, mencakup pemahaman terhadap hubungan bentuk dan bunyi huruf,
meniru bentuk huruf, serta memahami kata dalam cerita.
v) Perkembangan Sosial-emosional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kesadaran diri, terdiri atas memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan


sendiri dan mengendali kan diri, serta mampu menyesuaian diri dengan orang lain;
b. rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain, mencakup kemampuan mengetahui
hak-haknya, mentaati aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung jawab atas
perilakunya untuk kebaikan sesama; dan
c. perilaku prososial, mencakup kemampuan bermain dengan teman sebaya,
memahami perasaan, merespon, berbagi, serta menghargai hak dan pendapat
orang lain; bersikapkooperatif, toleran, dan berperilaku sopan.
vi) Perkembangan Seni merupakan kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan
diri, berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya
(seni lukis, seni rupadan kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya seni, gerak
dan tari, serta drama.

D. Landasan Pengembangan Kurikulum PAUD

14
1. Landasan Filosofis, bahwa kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan:
a. berakar pada budaya bangsa yang beragam
b. peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif dan peduli.
c. proses pendidikan memerlukan keteladanan, pengayoman yang dilakukan secara
terus menerus
d. kegiatan pembelajaran dilakukan melalui bermain.
2. Landasan Sosiologis, bahwa kurikulum dituntut untuk:
a. sesuai dengan tuntutan (harapan) dan norma yang berlaku di masyarakat
b. bersifat inklusif untuk membentuk sikap saling menghargai dan memberlakukan semua
anak setara, bebas dari diskriminasi dalam bentuk apa pun.
3. Landasan Teoretis
a. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan mengacu pada
teori pendidikan berbasis standar dan kurikulum berbasis kompetensi.
b. Pendidikan berbasis standar berarti bahwa Kurikulum 2013 PAUD mengacu pada Standar
PAUD yang ditetapkan dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014.
Proses pengembangan kurikulum secara langsung berlandaskan pada empat standar
yakni standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standar isi, standar proses, dan
standar penilaian pendidikan. Sementara itu, empat standar lainnya dikembangkan lebih
lanjut untuk mendukung implementasi kurikulum.
c. Kurikulum berbasis kompetensi berarti bahwa Kurikulum 2013 PAUD dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi anak untuk
mengembangkan kemampuan yang berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
4. Landasan Pedagogis
Kurikulum 2013 PAUD memahami bahwa sebagai individu yang unik, memiliki
kecepatan perkembangan yang berbeda, dan belum mencapai masa operasional konkret.
Oleh karena itu dalam mengelola kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan potensi setiap anak.
5. Landasan Yuridis
Kurikulum 2013 PAUD berdasar pada perundangan dan peraturan yang berlaku dan sesuai
dengan kaidah-kaidah yang ada. Landasan yuridis yang digunakan dalam pengembangan
Kurikulum 2013 PAUD adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan UUD 1945
“… Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, …”
b. Pasal 31 Undang Undang Dasar 45
Ayat (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan; dan ayat (2)
Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
15
membiayainya. (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
c. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bagian Ketujuh
Pendidikan Anak Usia Dini (Pasal 28)
1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan/ atau informal.
3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman
Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok
Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
d. Undang Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002
Pasal 4 berbunyi ”Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang,
dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”; Pasal 9 ayat 1
”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat
dan bakatnya”; Pasal 9 ayat 2 ”Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh
pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga
berhak mendapatkan pendidikan khusus”.
e. Peraturan Pemerintan Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Pada pasal 77G yaitu struktur kurikulum pendidikan anak usia dini berisi
program pengembangan nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa,
sosial-emosional, dan seni.
f. Perpres No. 60 tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik
Integratif.
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014
tentangStandar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014
tentangKurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014
tentangPemberlakukan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84 Tahun 2014
tentang Pendirian Satuan PAUD Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.

16
BAB V
METODE PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

A. Macam-macam Metode Pembelajaran Anak Usia Dini

Metode pembelajaran anak usia dini merupakan cara-cara atau teknik yang
digunakan agar tujuan pembelajaran tercapai. Kalau model pembelajaran merupakan
pendekatan umum dalam satu proses pembelajaran dan biasanya dalam satu proses
pembelajaran menggunakan satu model, sedangkan metode adalah langkah teknisnya dan
dapat menggunakan lebih dari satu metode disesuaikan dengan model pembelajaran yang
digunakan serta kebutuhan anak ketika pembelajaran berlangsung.
Penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan karakter anak akan
dapat memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan kemampuan anak secara optimal
serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak. Secara teknis ada beberapa metode
yang tepat untuk diterapkan pada anak usia dini, antara lain :
1. Ceramah
2. Bermain
3. Bercerita
4. Bernyanyi
5. Bercakap ( dialog dengan tanya jawab )
6. Karya wisata
7. Praktik langsung
8. Bermain peran ( sosio-drama )
9. Penugasan
10. Demonstrasi
11. Eksperimen
12. Diskusi
13. Pemecahan masalah (problem solving)
14. Latihan

B. Kelebihan dan Kelemahan Metode-metode Pemebelajaran Anak Usia Dini


Berikut adalah beberapa analisis penulis terhadap beberapa metode pembelajaran
anak usia dini.
1. Ceramah
Metode ini sangat umum digunakan dalam proses pembelajaran, tidak terkecuali pada
pendidikan anak usia dini. Adapun kelebihan metode ceramah adalah:
- Banyak materi dapat disampaikan pada proses pembelajaran.
Sedangkan Kekurangannya adalah :
- Sifatnya hanya satu arah, sehingga tidak mendorong anak untuk aktif dan kreatif.

2. Metode Bermain
Bermain merupakan prinsip dasar pendidikan anak usia dini, sehingga wajar apabila
bermain menjadi salah satu metode yang wajib dilakukan guru dalam pembelajaran anak
usia dini. Adapun kelebihan metode ini adalah:

17
- Sesuai dengan tahap perkembangan anak yang membutuhkan wahana dalam
mengembangkan semua aspek-aspek perkembangannya, baik perkembangan fisik,
perkembangan kognitif maupun perkembangan emosionalnya.
- Dapat mendorong minat anak untuk belajar, dengan bermain anak biasanya tidak
menyadari bahwa ia sedang belajar sesuatu sebab yang menjadi focus utama mereka adalah
ketertarikan terhadap bermainnya.
Adapun kelemahan metode ini adalah sebagai berikut:
- Apabila metode ini dilakukan tanpa persiapan yang matang, maka ada kemungkinan
tujuan-tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal sebab anak terlalu larut dalam
proses bermain apalagi misalnya guru kurang memperhatikan tahapan-tahapan
pembelajaran melalui metode ini.
- Metode ini biasanya memerlukan strategi dan media pembelajaran yang disiapkan secara
baik. Oleh karena itu ketersediaan media bermain merupakan syarat diterapkannya metode
ini. Media di sini bukan saja berbentuk barang tetapi dapat berbentuk berbagai jenis
permainan yang harus dikuasai guru agar pembelajaran berjalan dengan baik. Apabila guru
tidak menyediakan media pembelajaran maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.

3. Metode Bercerita
Metode bercerita sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, khususnya
dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang hendak diinternalisasikan kepada
anak. Adapun kelebihan metode ini adalah:
- Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, karena anak sangat senang dengan
cerita-cerita.
- Sangat sesuai untuk pendidikan afektif (nilai), sebab metode ini dapat menyampaikan
nilai-nilai kebaikan kepada anak melalui contoh-contoh dalam cerita sehingga mendorong
anak untuk melakukan kebaikan tersebut, sekaligus menghindari perbuatan buruk yang
digambarkan dalam cerita guru.
- Tidak membutuhkan banyak alat dan media pembelajaran.
Adapun kelemahannya antara lain:
- Dalam pembelajaran ini biasanya guru lebih dominan, sehingga peran aktif anak sedikit
terbatas. Oleh karena itu, guru harus mampu mengkolaborasikan metode ini dengan
metode-metode yang lainnya seperti tanya jawab dan bernyanyi.
- Guru dituntut untuk benar-benar menguasai teknik bercerita yang baik, sehingga anak
tertarik dengan cerita yang dibawakannya sekaligus pesan yang ingin disampaikan akan
diterima anak dengan baik.

4. Bernyanyi
Kelebihan metode bernyanyi antara lain:
- Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, anak-anak biasanya sangat senang
bernyanyi sehingga pembelajaran melalui metode bernyanyi sangat disukai anak.
- Tidak membutuhkan media yang terlalu sulit didapat, metode ini dapat dilakukan
dengan tanpa music ataupun dengan music, dapat pula dengan melihat gambar dalam
VCD.

18
Kelemahannya antara lain:
- Metode bernyanyi kalau dilakukan tanpa diikuti metode-metode lainnya, maka tujuan
pembelajaran yang dicapai sedikit terbatas, misalnya hanya mengembangkan kecerdasan
music saja.

5.. Bercakap ( dialog dengan tanya jawab )


Dalam metode ini terkandung beberapa kelebihan, yaitu:
- Anak didorong untuk lebih aktif dalam menjawab dan bertanya, sehingga dapat
merangsang kemampuan berfikirnya.
- Guru dapat mengetahui perkembangan setiap anak, karena guru dapat langsung menilai
kemampuan anak dalam menjawab atau bertanya. Sehingga guru dapat melakukan
diagnose dan rencana tindak lanjutnya.
Kelemahannya antara lain:
- Biasanya hanya anak-anak yang aktif dan mempunyai kecerdasan yang lebih baik saja
yang mampu menjawab dan bertanya. Dalam hal ini guru harus mampu mengelola
pembelajaran melalui metode Tanya jawab dengan baik, sehingga setiap siswa mempunyai
kesempatan untuk menjawab dan bertanya.

6. Metode Karya wisata


Biasanya metode karya wisata dilakukan dalam satu dua kali kegiatan dalam satu semester.
Kelebihan metode ini adalah:
- Siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya, sehingga proses pembelajaran
lebih bermakna bagi anak. Misalnya kunjungan ke panti asuhan, pasar, bank, dan lainnya.
- Sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang mendekatkan anak dengan lingkungan
sekitarnya, yaitu pendekatan belajar CTL (Contextual Teaching and Learning).
Adapun kelemahannya biasanya adalah:
- Unsur rekreasi biasanya lebih dominan sehingga proses belajarnya tersisihkan.
- Memerlukan biaya, sehingga memberatkan orang tua anak.
- Tempat karya wisata biasanya tempat-tempat yang nilai edukatifnya kurang,
seperti water boom, kolam renang, dan lainnya. Jarang karya wisata ke tempat-tempat yang
mampu meningkatkan kepedulian social anak, misalnya ke perkampungan kumuh, panti
asuhan dan lainnya.

7. Praktik langsung
Adapun kelebihan metode praktik langsung adalah:
- Pembelajaran lebih bermakna sebab anak secara langsung dapat mempelajari dan
memecahkan masalah secara langsung.
- Metode ini sangat sesuai dengan model pembelajaran konstruktivisme yang sedang
dikembangkan dalam pembelajaran saat ini, yaitu merangsang anak untuk berfikir dalam
memecahkan masalah.
Kelemahannya adalah:
- Kadang membutuhkan biaya yang cukup besar, khususnya dalam praktek langsung
terhadap alat-alat tertentu.

19
- Tanpa bimbingan secara baik, biasanya ada anak-anak yang mengalami kesulitan dan
tidak mendapatkan bimbingan dengan benar dari gurunya.
8. Bermain peran (sosio-drama)
Kelebihannya adalah:
- Anak dapat menghayati peran yang ia lakukan, sehingga anak dapat mengambil nilai
baik dan buruk dari peran-peran tersebut.
- Mendorong motivasi belajar anak, karena bermain peran merupakan metode
pembelajaran yang lebih terbuka terhadap improvisasi-improvisasi anak sehingga
mendorong kreativitas anak.
Adapun kelemahannya adalah:
- Memerlukan waktu yang banyak, karena anak tidak akan langsung memahami peran
yang akan dilakukannya.
- Memerlukan kesabaran dan ketekukan guru dalam membimbing anak melakukan
metode bermain peran.

9. Penugasan
Kelebihannya adalah:
- Dengan metode penugasan, terutama tugas di rumah, anak lebih terdorong untuk belajar
di rumah.
- Dengan adanya tugas di rumah, aktivitas anak akan lebih positif.
Kelemahannya adalah:
- Kadang kalau tugas itu terlalu banyak akan memberikan beban untuk anak dan
mengurangi jam bermainnya.

10. Demonstrasi
Kelebihan metode ini adalah:
- Anak melihat dan mengalami langsung proses terjadinya sesuatu atau proses membuat
sesuatu.
Kekurangannya adalah :
- Membutuhkan alat-alat yang dibutuhkan dalam mendemonstrasikan pembuatan sesuatu.

11. Eksperimen
Kelebihan metode ini adalah:
- Anak dapat meelakukan secara langsung apa yang dia pelajari, contohnya melakukan
pembuatan sesuatu.
Kekurangannya adalah :
- Metode ini juga cenderung membutuhkan alat-alat yang dalam eksperimen.
- Selain itu, guru harus benar-benar memperhatikan setiap anak dalam melakukan
eksperimennya.

12. Diskusi
Kelebihan metode ini adalah:
- Anak dapat bertukar pendapat dengan temannya mengenai apa yang ia pelajari.
- Mendorong anak untuk bersosialisasi dan mengembangkan aspek-aspek sosialnya.

20
Kekurangannya adalah :
- Kadang anak tidak focus pada apa yang ia pelajarinya, seringkali mereka sibuk dengan
dirinya sendiri atau diluar tugasnya.
13. Pemecahan masalah (problem solving)
Kelebihan metode ini adalah:
- Anak dirangsang untuk mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah yang ia
hadapi.
Kekurangannya adalah :
- Seringkali anak tidak memahami langkah-langkah sehingga masalah tidak
berhasil dipecahkan.

14. Latihan
Kelebihan metode latihan adalah:
- Anak dapat melatih kemampuannya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan,
biasanya latihan dilakukan berulang-ulang sampai anak menguasai materi latihan tersebut.
Kekurangannya adalah :
- Kadang anak menjadi bosan, apalagi anak-anak yang berbakat dan cerdas. Latihan yang
dilakukan berulang-ulang akan membuatnya bosan dan frustasi.

21
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini
merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan
kepribadian anak
2. Terdapat beberapa metode yang biasanya diterapkan pada anak usia dini, antara lain :
bermain, bercerita, bernyanyi, bercakap ( dialog dengan tanya jawab ), karya wisata,
praktik langsung, bermain peran ( sosio-drama ), penugasan dan metode lainnya yang
dianggap mampu mendorong pembelajaran anak usia dini sehingga mencapai tujuan
pembelajaran.
3. Tidak satupun metode pembelajaran yang lebih unggul daripada yang lainnya.
Semua metode baik asal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan ketersediaan
sarana belajar anak.

B. Saran-saran
1. Guru disarankan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, begitu juga metode pembelajaran anak usia dini harus
menyesuaikan dengan sarana yang tersedia.
2. Guru hendaknya lebih banyak mengkolaborasikan beberapa metode pembelajaran
agar proses pembelajaran lebih menarik.

22
DAFTAR PUSTAKA

Agus Ruslan. 2007. Pendidikan usia Dini yang Baik, Landasan Keberhasilan Pendidikan Masa
Depan, Makalah. Darul ma‟arif:Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan
Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. 2002. Acuan Menu Pembelajaran Pada
Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik). Depdiknas:Jakarta.
M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan
Pendidikan Sejak Dini. Bandung
M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.

23
24

Anda mungkin juga menyukai