Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DASAR-DASAR PENDIDIKAN

LANDASAN PENDIDIKAN

SERTA PENERAPNYA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPU: Minwersih ningsih, m. pd

DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 3

Alimatul ulifah (2223420039)

Welda febriana (2223420043)

Tiara primanita (2223420051)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada kita semua sehingga kita bisa
menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi
Agung kita Nabi Muhammad SAW mudah-mudahan kita akan mendapatkan syafaatnya
kelak Amiin.

Dengan menyelesaikan makalah ini kami harapkan bisa menyempurnakan tugas


yang diberikan. Walaupun tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mohon saran dan kritik yang membangun untuk tercapainya hasil yang lebih baik lagi.

Bengkulu, 19, Maret, 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4

A. Latar Belakang................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

C. Tujuan masalah ............................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5

A. pengertian landasan pendidikan ....................................................................................... 5

B. macam-macam landasan pendidikan dan penerapan pembelajarannya............................. 6

C. Penerapan landasan dalam pendidikan ..................................................................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 14

A. Kesimpulan................................................................................................................... 14

B. Saran ............................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bab ini akan menyajikan pengertian landasan pendidikan, hal-hal yang menjadi
landasan pendidikan dan bagaimana penerapannya dalam praktik pendidikan. Landasan
pendidikan, secara singkat dapat dikatakan sebagai tempat bertumpu atau dasar dalam
melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan (fakta) tentang kebijakan
dan praktik pendidikan (Soedomo, 1989/1990).

Adapun pendidikan merupakan tumpuan cara berpikir yang memberikan corak


terhadap penyelenggaraan pendidikan (Tirta rahardja dan Sulo, 1984). Sehubungan dengan
pengertian tersebut, maka landasan pendidikan Indonesia terdiri dari landasan filosofis,
sosiologis, hukum, kultural, psikologis, ilmiah dan teknologis, ekonomi, sejarah, dan
agama.

Dengan mempelajari dan menguasai bab ini dengan baik, Anda akan dapat menjadi
guru yang baik. Artinya, dengan penggunaan landasan yang benar dalam kegiatan
pembelajaran. Anda dapat menjadi guru yang kreatif, Anda dapat jadi guru yang tidak
sekadar meniru-niru saja cara orang lain atau guru yang Anda anggap ideal, akan tetapi
Anda menyelenggarakan kegiatan pendidikan sesuai dengan tuntutan berbagai landasan
pendidikan. Setelah Anda mempelajari ini dengan baik, diharapkan Anda.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang di maksud dengan landasan pendidikan


2. Apa saja landasan-landasan dalam pendidikan
3. Bagaimana cara Penerapan landasan dalam pendidikan

C. Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan landasan pendidikan

4
2. Untuk mengetahui apa saja landasan-landasan dalam pendidikan
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pembelajaran landasan pendidikan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian landasan pendidikan

Landasan pendidikan secara singkat dapat dikatakan sebagai tempat bertumpu atau
dasar dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan (fakta)
tentang kebijakan dan praktik pendidikan (Moeliono, 1989; Soedomo, 1989/1990). Kajian
analisis kritis terhadap kaidah dan fakta tersebut dapat dijadikan titik tumpu atau dasar
dalam upaya penemuan kebijakan dan praktik pendidikan yang tepat guna dan bernilai
guna. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa landasan pendidikan merupakan dasar bagi
upaya pengembangan kependidikan dalam segala aspeknya.

Secara umum, istilah landasan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu bersifat
material dan bersifat konseptual. Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi,
yaitu suatu gagasan, kepercayaan, prinsip, pendapat, atau pernyataan yang sudah dianggap
benar, yang dijadikan titik tolak dalam rangka berpikir dan dalam rangka bertindak.1

Landasan pendidikan sebagai tempat bertumpu atau dasar dalam melakukan


analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan tentang kebijakan dan praktik
pendidikan. Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara
kita Indonesia, agar pendidikan yang sedang berlangsung dinegara kita ini mempunyai
pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama. 2

1
Dr. Muhammad hasan,s.pd., m.pd konsep dan makna landasan pendidikan TAHTA MEDIA GROUP, 2021
Hal 3
2
Dr. Muhammad hasan,s.pd., m.pd konsep dan makna landasan pendidikan TAHTA MEDIA GROUP, 2021
Hal 4
6
B. Macam-macam landasan pendidikan

Terdapat beberapa landasan yang dapat dijadikan sebagai titik tumpu dalam
melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan dalam rangka membuat
kebijakan dan praktik pendidikan, sebagai- mana akan dibahas berikut ini. 3

1 Landasan Religius

Landasan religius merupakan landasan yang paling mendasari dari landasan-landasan


pendidikan, sebab landasan agama adalah landasan yang diciptakan oleh Allah SWT.
Landasan agama berupa firman Allah SWT dalam kitab suci Al-Qur'an dan Al-Hadis
berupa risalah yang di- bawakan oleh Rasulullah SAW untuk umat manusia yang berisi
tentang tuntutan-tuntutan atau pedoman hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup
baik di dunia maupun di akhirat, serta merupakan rahmat untuk seluruh alam.

Bahkan Sistem Pendidikan Nasional mengharuskan setiap peserta didik mengikuti


pendidikan agama tidak hanya pendidikan formal. Karena sistem pendidikan agama
diharapkan tidak saja sebagai penyangga nilai-nilai. akan tetapi sekaligus sebagai penyeru
pikiran-pikiran produktif dan berkolaborasi dengan kebutuhan zaman yang semakin
modern. Pendidikan agama adalah hak setiap peserta didik dan bukan negara atau
organisasi keagamaan. 4

Pendidikan yang idealnya dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan serta
berupaya merekonstruksi suatu peradaban adalah salah satu kebutuhan asasi yang
dibutuhkan oleh setiap manusia. Hal ini juga yang merupakan pekerjaan wajib yang harus
diemban oleh negara agar dapat membentuk masyarakat yang memiliki pemahaman dan
kemampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi kehidupan yang selaras dengan fitrahnya
serta mampu mengembangkan kehidupannya menjadi lebih baik dari setiap masa ke masa.

3
Drs. Syafril, m.pd. Drs zelhendri, m.pd Dasar-dasar ilmu pendidikan Prenada Media, 2019 Hal 50
4
Drs. Syafril, m.pd. Drs zelhendri, m.pd Dasar-dasar ilmu pendidikan Prenada Media, 2019 Hal 58

7
Kesemuanya itu tidak luput dari peran ilmu agama sebagai pembentuk karakteristik dan
mental peserta didik yang berbudi luhur. Sehingga penguasaan terhadap ilmu pengetahuan-
teknologi, aspek-aspek teknologi (hasil-hasil teknologi) dan kemajuan- kemajuan lainnya
merupakan sesuatu yang harus disadari oleh peserta didik sebagai kebutuhan dan
kewajiban yang harus selalu dilaksanakan dalam menjaga keharmonisan kehidupan.

Pembentukan karakter dan mental merupakan bagian penting dari proses. Agama yang
menjadi sistem kontrol dalam pembentukan karakter dan mental peserta didik hanya
ditempatkan pada posisi yang minimal, dan tidak menjadi landasan dari seluruh aspek.
Padahal, agama sangat dibutuhkan dalam penyusunan kurikulum, demi terwujudnya
suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri untuk bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Penerapan pendidikan sekuler materialistik melahirkan kualitas
sumber daya manusia yang rendah. Kondisi kualitas sumber daya manusia yang rendah ini
memperburuk kehidupan bermasyarakat.

2 Landasan Sosiologis
Pendidikan merupakan peristiwa sosial yang berlangsung dalam latar interaksi
sosial. Dikatakan demikian, karena pendidikan tidak dapat dilepaskan dari upaya dan
proses saling pengaruh memengaruhi antara Individu yang terlibat di dalamnya. Dalam
posisi yang demikian, apa yang dinamakan pendidik dan peserta didik, menunjuk
kepada dua istilah yang dilihat dari kedudukannya dalam interaksi sosial. Artinya, siapa
yang bertanggung jawab atas perilaku dan siapa yang memiliki peranan penting dalam
proses mengubahnya. Karena itu, proses pendidikan sering kali sukar untuk
menunjukkan siapa yang menjadi pendidik dan siapa yang menjadi peserta didik secara
permanen, karena keduanya dapat saling berubah fungsi dan kedudukan.

Suatu hal yang dapat dipastikan adalah bahwa pendidikan tidak akan pernah terjadi
dalam kehampaan sosial, artinya pendidikan tidak akan pernah terjadi tangga interaksi
antara individu, antara satu generasi dan generasi lainnya, dan bahkan antara satu
8
kelompok dan kelompok lainnya. Namun oleh karena pendidikan membawa misi
normatif, maka ke- luasan interaksi tersebut dibatasi oleh tata nilai dan norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat. Sehubungan dengan itu pula, lembaga pendidikan
tidak pernah berada di dalam kehampaan sosial. Jika lembaga pendidikan bergerak
secara dinamis, maka masyarakat pun akan berkembang dengan cara yang sama, jika
masyarakat bergerak secara dinamis, maka lembaga pendidikan akan berkembang
dengan cara yang sama. Sebaliknya, jika lembaga pendidikan mengalami stagnasi,
masyarakat juga akan mengalami stagnasi, jika masyarakat mengalami stagnasi,
lembaga pendidikan akan mengalami hal yang sama.

Berkenaan dengan latar sosiologis masyarakat Indonesia, maka dia mempunyai


perjalanan sejarah yang panjang, telah dimulai pada zaman prasejarah, zaman Kerajaan
Nusantara, zaman penjajahan, sampai zaman kemerdekaan sekarang ini. Dari dahulu
hingga kini, ciri yang menonjol dari masyarakat Indonesia adalah sebagai masyarakat
majemuk (dari segi suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kebudayaan) yang tersebar
di ribuan pulau di Nusantara. Melalui perjalanan yang panjang, masyarakat yang
Bhinneka tersebut akhirnya mencapai suatu kesatuan politik untuk mendirikan satu
negara serta mewujudkan masyarakat Indonesia sebagal masyarakat yang ber Bhinneka
Tunggal Ika.

Selain itu, sampai saat ini masyarakat Indonesia ditandai oleh dua ciri yang unik.
Secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan sosial atau komunitas berdasarkan
perbedaan suku, agama, adat istiadat, dan kedaerahan. Secara vertikal ditandai oleh
adanya perbedaan pola kehidupan antara lapisan atas, menengah, dan bawah. Ketelitian
dalam memahami semua latar sosial tersebut, proses perubahan dan dampak ikutannya
akan menentukan keberhasilan pendidikan dan sebaliknya. Artinya, latar sosial
masyarakat Indonesia yang berbeda tersebut harus dijadikan sebagai tempat bertumpu
atau dasar dalam melakukan analisis kritis dalam upaya menentukan, mengarahkan,
dan mengembangkan kebijakan dan praktik pendidikan.

9
Oleh karena landasan sosiologis merupakan tempat bertumpu dalam menentukan,
mengarahkan, dan mengembangkan kebijakan serta praktik pendidikan, maka dalam
hal tersebut, menurut Ardhan (1986) secara sosiologis perlu dikaji empat bidang

Pertama, hubungan sistem pendidikan dengan berbagai aspek kemasyarakatan,


yang mencakup: (a) fungsi pendidikan dalam kebudayaan; (b) hubungan sistem
pendidikan dan proses kontrol sosial dengan sistem kekuasaan yang menentukan
kebijakan pendidikan; (c) fungsi sistem dalam memelihara dan mendorong proses
sosial dan perubahan kebudayaan: (d) hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau
sistem status: dan (e) fungsionalisasi sistem pendidikan dalam hubungannya dengan
ras, kebudayaan, atau kelom pok-kelompok dalam masyarakat.
Kedua, hubungan kemanusiaan di sekolah. Sifat kebudayaan sekolah yang berbeda
dengan kebudayaan di luar sekolah. Hal tersebut dikarenakan peserta didik yang datang
ke sekolah berasal dari berbagai latar sosial budaya yang masing-masingnya berbeda,
sementara itu sekolah mempunyai pola interaksi dan struktur sosial sendiri. Keadaan
yang demikian, di samping akan mendatangkan berbagai konflik sosial budaya, dari
sisi pendidikan adalah juga tidak mungkin untuk melakukan pendekatan yang sama
terhadap peserta didik yang berbeda tersebut.
Ketiga, pengaruh sekolah terhadap perilaku anggotanya. Kajian pengaruh-pengaruh
perilaku sekolah terhadap anggotanya ini mencakup: (a) peranan sosial guru: (b) sifat
kepribadian guru: (c) pengaruh kepribadian guni terhadap perilaku peserta didik dan
(d) fungsi sekolah dalam sosialisasi peserta didik.
Keempat, interaksi antara kelompok sosial sekolah dan kelompok lain dalam
komunitasnya. Kajian ini meliputi: (a) lukisan tentang komunitas seperti yang tampak
pengaruhnya terhadap organisasi sekolah; (b) analisis tentang proses pendidikan dalam
hubungannya dengan sistem sosial setempat; dan (c) faktor demografi dan ekologi
dalam hubungannya dengan organisasi sekolah. 5

5
Drs. Syafril, m.pd. Drs zelhendri, m.pd Dasar-dasar ilmu pendidikan Prenada Media, 2019 Hal 53

10
3 Landasan kultural

Peristiwa pendidikan adalah bagian dari peristiwa budaya. Hal tersebut dikarenakan
pendidikan dan kebudayaan mempunyai hubungan timbal balik. Kebudayaan dapat
dilestarikan dan/atau dikembangkan dengan jalan mewariskannya dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui pendidikan, baik pendidikan informal, nonformal, maupun
formal (sekolah). Sebaliknya, ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan ikut di- tentukan oleh
kebudayaan masyarakat tempat proses pendidikan berlangsung. Oleh sebab itu, langkah-
langkah pengembangan pendidikan tidak boleh bebas dari kebudayaan tempat pendidikan
tersebut diselenggarakan dan dikembangkan. Oleh sebab itu pula, perancang pengambil
kebijakan, dan pelaksana pengembangan pendidikan harus memperhitungkan faktor sosial
budaya dalam merancang, mengambil kebijakan, dan melaksanakan pengembangan
pendidikan supaya segala kegiatan tersebut tidak menimbulkan kegoncangan budaya.

Untuk menghindarkan kegoncangan budaya dalam penyelenggaraan pendidikan,


Dewantara (1977) memberikan tiga asas yang disebut trikon, untuk dipedomani. Pertama,
kontinuitet, yang berarti bahwa garis hidup sekarang harus merupakan lanjutan dari hidup
yang silam, jangan sekadar merupakan pengulangan atau tiruan dari garis hidup masa lalu
atau bangsa lain, Kedua, konvergensi, merupakan keharusan untuk menghindari hidup
menyendiri atau mengisolasi diri. Sehubungan dengan itu, tidak tertutup kemungkinan
untuk belajar dan menggunakan budaya lain untuk mampu hidup bersama dengan berbagai
bangsa di dunia. Ketiga, konsentristet, yang berarti bahwa kebudayaan lain boleh saja
digunakan dan diintegrasikan dengan kebudayaan sendiri, namun jangan sampai
kehilangan jati diri. 6

Kebudayaan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan dalam


arti luas dapat berwujud: 1) Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebagainya; 2) Kelakuan
berpola dari manusia dalam masyarakat, dan 3) Fisik yakni benda hasil karya manusia.
Baik kebudayaan yang berwujud ideal, kelakuan, dan

6
Drs. Syafril, m.pd. Drs zelhendri, m.pd Dasar-dasar ilmu pendidikan Prenada Media, 2019 Hal 55

11
teknologi, dapat diwujudkan melalui proses pendidikan. Contoh dalam penggunaan
bahasa, setiap masyarakat dapat dikatakan mengajarkan anak-anak mengatakan sesuatu,
kapan hal itu dapat dikatakan bagaimana mengatakannya dan kepada siapa
mengatakannya. Oleh sebab itu, anak-anak harus diajarkan pola-pola tingkah laku yang
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.7

4 Landasan hukum

Pendidikan merupakan peristiwa multidimensi, bersangkut paut dengan berbagai aspek


kehidupan manusia dan masyarakat. Kebijakan, penyelenggaraan, dan pengembangan
pendidikan dalam masyarakat perlu disalurkan oleh titik tumpu hukum yang jelas dan sah.
Dengan berlandaskan hukum, kebijakan, penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan
dapat terhindar dari berbagai benturan kebutuhan. Setidaknya dengan landasan hukum
segala hak dan kewajiban pendidik dan peserta didik dapat terpelihara.

Lebih lanjut dapat dikatakan, bahwa berbagai pihak yang terkait dengan kebijakan,
penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan di samping perlu memperoleh
perlindungan hukum, dengan landasan hukum semua pihak tersebut mengetahui hak dan
kewajibannya dalam penyelenggaraan pendidikan. Semuanya itu dapat diketahui melalui
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku. Selain daripada itu. dengan landasan
hukum dapat dikaji posisi, fungsi, dan permasalahan pendidikan dalam segala aspek
kehidupan. Oleh karena in, tata urut berbagai produk peraturan perundang-undangan perlu
di temukenali dalam rangka pengambilan kebijakan dan penyelenggaraan praktik
pendidikan agar penyimpangan dan kealpaan diketahui sedini mungkin. 8

5 Landasan psikologi

7
HAUDI, S. Pd., M.M.,C.Ht., CBA., CPHR., HCBP., M.NLP. Dasar-dasar sumatra barat: pendidikan
INSAN CENDEKIA MANDIRI 2020, hal 38
8
Drs. Syafril, m.pd. Drs zelhendri, m.pd Dasar-dasar ilmu pendidikan Prenada Media, 2019 Hal 54

12
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia. Oleh sebab itu. landasan
psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan,
Landasan psikologis pendidikan terutama tertuju kepada pemahaman manusia, khususnya
berkenaan dengan proses belajar manusia (baca: peserta didik).

Pemahaman terhadap peserta didik, terutama sekali yang berhubungan dengan aspek
kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan. Oleh karena itu,
hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya, pengetahuan
tentang aspek-aspek pribadi, urutan dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep
tentang cara-cara paling tepat untuk pengembangan kepribadian.

Untuk maksud tersebut, yakni pengembangan kepribadian yang merupakan tugas


pendidikan, psikologi menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia
pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi khususnya. Hal
tersebut dikarenakan setiap individu memiliki bakat, kemampuan, minat, kekuatan, serta
tempo dan irama perkembangan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Adalah
tidak mungkin untuk mengharapkan kesamaan antara dua orang individu atau lebih. 9

C. Penerapan landasan dalam pendidikan

1 Landasan religius
Adapun penerapan pembelajarannya yaitu dengan di terapkannya pelajaran-
pelajaran agama di setiap pendidikan kemudian setiap materi pembelajaran itu pada
dasarnya bisa di integrasikan dengan konten-konten dari religius, jadi setiap hal
yang bahas dalam mata pelajaran di landasi oleh landasan-landasan agama.

2 Landasan Sosiologis

9
Drs. Syafril, m.pd. Drs zelhendri, m.pd Dasar-dasar ilmu pendidikan Prenada Media, 2019 hal 55

13
Adapun penerapan pembelajarannya yaitu dengan di ajarkannya

 Diadakannya kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah.


 Pelaksanaan piket kelas dalam bentuk kelompok yang juga mengajarkan gotong
royong dan kerja sama kepada siswa.
 Di ajarkan cara menghargai sesamanya, seorang manusia adalah mahluk sosial
dan tidak mungkin hidup sendiri dan membutuhkan orang lain meskipun dia
memiliki banyak hal dalam hidupnya mustahil dia tidak akan membutuhkan
orang lain dalam berbagai hal.
Dengan begitu landasan sosiologi menjadi sangat penting bagaimana aktifitas-
aktifitas nanti dalam pendidikan itu mempersiapkan peserta didik untuk hidup
bermasyarakat.

3 Landasan kultural
Adapun penerapan pembelajarannya yaitu dengan di ajarkannya
 Pembelajaran pendidikan pancasila

4 Landasan hukum
 penerapan Pelaksanaan Ujian Akhir Nasional dengan nilai standar dan
Keputusan kenaikan kelas dilakukan satu tahun sekali serta Penerapan UU Guru
dan Dosen.

5 Landasan psikologi

Adapun penerapan pembelajarannya yaitu dengan

 adanya guru bimbingan konseling untuk menyelesaikan masalah siswa.


 Kebijakan untuk mengumumkan juara di sekolah setelah kenaikan kelas,
sebagai penghargaan kepada siswa berprestasi dan juga motivasi untuk siswa
lainnya.
 Dan Pemberian beasiswa kepada siswa yang memiliki prestasi tinggi.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan manusia guna menumbuhkembangkan


potensi dasar yang ada pada diri manusia. Pada dasarnya pendidikan tidak mengenal
batasan waktu, usia, dan tempat. namun mengenai batas-batas pendidikan maka yang
dimaksudkan adalah pembatasan nyata dari proses pendidikan dalam jangka waktu
tertentu.

Batas awal pendidikan dimulai dengan pemeliharaan yang merupakan persiapan ke


arah pendidikan nyata, yaitu pada minggu dan bulan pertama seorang anak dilahirkan,
sedangkan pendidikan yang sesungguhnya baru terjadi kemudian. Adapun batas terakhir
pendidikan yaitu sampai akhir hayat.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah di atas masih ada kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Syafril, m.pd. Drs zelhendri, m.pd Dasar-dasar ilmu pendidikan Prenada Media, 2019
HAUDI, S. Pd., M.M.,C.Ht., CBA., CPHR., HCBP., M.NLP. Dasar-dasar sumatra barat: pendidikan
INSAN CENDEKIA MANDIRI 2020,
Dr. Muhammad hasan,s.pd., m.pd konsep dan makna landasan pendidikan TAHTA MEDIA GROUP, 2021

16

Anda mungkin juga menyukai