Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN OBSERVASI EDUPRENEURSHIP

KEWIRAUSAHAAN SMA A. YANI KAWUNGANTEN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Edupreneurship


Dosen Pengampu: Yosi Intan Pandini Gunawan, S.Pd.I., M.Pd.

Oleh kelompok 3:

1. Fivy Maghrifoh 1917407048


2. Candra Wahid Zaenal A 1817407008
3. Mely Nur Fadilah 1817407019
4. Rahmu Islameiki 1817407027
5. Yendri Novika Putri 1817407043

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2021
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 3
B. Tujuan dan Manfaat Observasi ................................................................................. 5
BAB II .............................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 6
A. Pengertian Endupreneurship ..................................................................................... 6
B. Sampah Limbah Plastik.............................................................................................. 7
BAB III ............................................................................................................................ 9
ANALISIS DATA ........................................................................................................... 9
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................... 9
B. Hasil Wawancara ........................................................................................................ 9

BAB IV.................................................................................................................................... 11
PENUTUP ..................................................................................................................... 11
A.KESIMPULAN ..........................................................................................................11
B.SARAN ....................................................................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai investasi dalam pembangunan sumber daya manusia
(SDM) merupakan upaya yang di lakukan dalam konteks organisasi, apakah
keluarga, masyarakat, sekolah atau jenis organisasi dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan memiliki tujuan yang harus di capai yang di sebut pendidikan nasional,
pada level provinsi di sebut tujuan pendidikan kabupaten/kota, dan pada sekolah di
kenal dengan tujuan pendidikan di sekolah.1

Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 di


nyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan
suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
sikap sosial, dan ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.2

Hasil pendidikan dapat dikatakan berkualitas apabila pendidikan yang


dilaksanakan dapat memberikan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan pada
lulusannya sehingga berguna untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau
memasuki dunia kerja. Berkaitan dengan mutu pendidikan, prestasi belajar siswa
dijadikan sebagai indikator tinggi rendahnya mutu pendidikan. Prestasi belajar siswa
di sekolah menunjukan kemampuan siswa dalam menguasai dan memahami materi
pelajaran yang disampaikan guru.

Secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan segala hal
yang ada pada diri individu, meliputi kesehatan dan cacat tubuh,
intelegensi/kecerdasan (kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual), perhatian, sikap, minat, bakat, motivasi, kelelahan dan disiplin belajar.
Faktor eksternal berkaitan dengan segala hal yang datang dari luar individu, baik
melalui cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, latar belakang
budaya, metode mengajar, media pelajaran, kurikulum, hubungan siswa dengan
siswa dan kegiatan siswa dalam masyarakat. Apabila kedua faktor dimanfaatkan
dengan maksimal fungsinya maka akan dapat memaksimalkan potensi belajar siswa.
Ditinjau dari fungsi pendidikan tersebut di atas, maka kita dapat menimba
akan arti pentingnya kewirausahaaan. Kata kewirausahaan berasal dari kata
wirausaha. Wirausaha merupakan terjemahan dari entrepreneur ke dalam bahasa
Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian wirausaha
sama dengan wiraswasta, yaitu orang yang pandai atau berbakat mengenai produk
baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk
baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya. Seseorang yang
digolongkan wirausaha adalah seorang inovator, yang menciptakan sesuatu yang
baru dengan semangat, kemampuan dan pikiran yang menaklukkan cara berpikir
lamban dan malas.

Dapat disimpulkan bahwa Kewirausahaan adalah sebuah proses


mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha dan
waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, risiko sosial, dan
akan menerima reward berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal.
Untuk mendapatkan ilmu mengenai kewirausahaan bisa kita jumpai lewat
pendidikan. Pendidikan telah menjadi kebutuhan penting, di samping itu juga
menjadi tanggungjawab manusia. Agar manusia bisa dan mampu mewujudkan hidup
yang sejahtera, maka mereka memberikan dan memperoleh pendidikan hendaknya
memiliki pandangan serta pemahaman kewirausahaan demi tercapainya tujuan
pendidikan.

B. Tujuan dan Manfaat Observasi

a) Tujuan Observasi
1. Bagaimana program kewirausahaan yang dilakukan dalam
pengembangan edupreneurship di sekolah?
b) Manfaat Observasi
1. Mengetahui program kewirausahaan yang dilakukan dalam
pengembangan edupreneurship di sekolah.
2. Mengetahui pengelolaan program kewirausahaan yang dilakukan dalam
pengembangan edupreneurship di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Endupreneurship
Endupreneurship terdiri dari 2 kata yaitu education dan entrpreneurship.
Education artinya pendidikan, dan entrepreneurship artinya usaha kreatif/ inovatif
dengan melihat atau menciptakan peluang dan merealisasikan menjadi sesuatu yang
memiliki nilai tambah. Jadi, edupreneurship adalah pendidikan kewirausahaan
dimana proses pembelajaran yang berfokus pada pembelajaran yang berfokus pada
kegiatan wirausaha baik secara praktik maupun teori.

Cakupan dalam endupreneurship atau pelaku endupreneurship antara lain :

1. Principal schoolpreneur atau kepala sekolah.


2. Teacher atau guru, menurut wijayani (2012) pengetahuan tentang
menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan pada guru.
3. Technopreneur atau siswa.

Tujuan dari endupreneurship menurut pendidikan nasional republic


Indonesia, pendidikan kewirausahaan di sekolah bertujuan untuk :

1. Untuk menciptakan sekolah agar menjadi pemimpin yang mampu dan


mengelola sekolah dan mampu memberikan stimulus bagi sekolah lain.
2. Memebentuk manusia secara utuh, sebagai insan yang memiliki karakter,
pemahaman, dan ketrampilan kewirausahaan.
3. Meningkatkan pengembangan nilai nilai kewirausahaan pada peserta didik
disetiap jenjang pendidikan.
4. Memperkuat proses pembelajaran ke proses belajar aktif agar tjuan
pengembanga nilai - nilai kewirausahaan dapat tercapai.

B. Limbah Kain Perca


Limbah kain perca merupakan limbah anorganik yang sulit diurai oleh
lingkungan. Limbah kain perca ini kerap kali menjadi permasalahan karena
banyakanya industri konveksi yang hanya membiarkan limbah kain perca menumpuk
untuk kemudian dibakar dan menjadi pencemaran lingkungan karena menimbulkan
asap dan gas yang tidak baik bagi kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan adanya
pemanfaatan kembali limbah kain perca tersebut menjadi produk-produk yang
memiliki daya jual dan nilai estetika.
Alasan pemilihan pemanfaatan kain perca menjadi kerajinan tangan yaitu
pada zaman sekarang, peradaban manusia sudah semakin maju, termasuk dalam
bidang fashion. Di seluruh belahan dunia, sangat terkenal dengan teknik hijab yang
menarik dan unik.
Dalam proses tersebut diperlukan aksesoris yang akan memperindah
tampilannya, misalnya bross. Bros merupakan salah satu aksesoris yang banyak
disukai oleh para wanita, khususnya para muslimah, untuk tampil cantik dan lebih
menarik. Limbah kain perca yaitu potongan kecil- kecil dari kain satin, kain brokat
dan sebagainya. Dengan adanya program kegiatan pelatihan pemanfaatan limbah kain
perca menjadi kerajinan tangan ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian siswa
terhadap lingkungan, selain itu para siswa juga mempunyai keterampilan dalam hal
kreativitas.
BAB III
ANALISIS DATA
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian program kewirausahaan ini dilakukan di SMA A. YANI Kawunganten.
Sedangkan untuk waktunya, penelitian ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 18
Desember 2021.
Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (US EPA) melansir bahwasanya
5% daratan di dunia ini tertutupi oleh limbah textile yang tidak dapat didaur ulang dan
diuraikan dengan peningkatan 3% sampai 5% setiap tahunnya (Devanti, 2017). Data
tersebut juga menunjukkan kurang optimalnya pengolahan limbah anorganik. Pengolahan
untuk limbah anorganik pada umumnya dalah dengan cara pembakaran, namun hal ini
membahayakan bagi lingkungan karena akan menimbulkan asap serta gas yang beracun
(Susilo, 2020). Oleh karena itu, pemerintah Indonesia gencar untuk mengkampanyekan
gerakan 3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle
(mendaur ulang) guna mengurangi pencemaran lingkungan yang diakiatkan oleh sampah
(Sulistianingsih, 2017).
B. Hasil Wawancara
Berdasarkan keterangan dari guru prakarya dan kewirausahaan di SMA A. YANI
Kawunganten saat diwawancarai beberapa waktu lalu, beberapa hal yang kelompok kami
dapatkan diantaranya:

1. Program atau bentuk kegiatan edupreneurship yang dikembangkan yaitu berupa


pemanfaatan limbah daur ulang kain perca menjadi benda-benda yang lebih berdaya
guna dan memiliki nilai tambah.
2. Pengelolaan terhadap limbah daur ulang tersebut yaitu dengan memanfaatkan ide
kreatif dan inovatif dari warga sekolah (guru, siswa, karyawan sekolah, dll), misalnya
yaitu pembuatan bros, boneka, masker, scrunchie, konektor, tempat tisu, dan lain
sebagainya.
3. Setelah kerajinan tersebut dibuat, sekolah tersebut memasarkan produknya dalam
kegiatan pameran atau bazar yang diadakan di sekolah dan dihadiri oleh khalayak
umum. Kerajinan-kerajinan tersebut dijual dengan harga yang bervariasi.
4. Terlaksananya kegiatan bazar ini juga tidak lepas dari adanya peran dan keterlibatan
dari pihak komite sekolah dalam membantu mempromosikan kegiatan bazar kepada
masyarakat umum.
5. Untuk saat ini, kerajinan yang dihasilkan masih terbatas sehingga hanya dipasarkan
ketika sekolah mengadakan bazar saja. Namun dukungan dari kepala sekolah sangat
luar biasa, terutama dalam pemberian dana memulai proses pengelolaan sampai dengan
kegiatan bazar atau pameran yang dilaksanakan, serta pemberian izin tempat kepada
siswa-siswi untuk bisa mengadakan bazar di sekolah.
6. Untuk produk kerajinan yang dihasilkan ini, sekolah belum memberikan brand
dikarenakan ini kegiatan masih baru dan masih fokus untuk meningkatkan kreativitas
siswa-siswinya.
BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kita tahu bahwa kain perca juga termasuk dalam salah satu sampah anorganik yang
sulit diurai oleh mikroorganisme, butuh waktu lama untuk dapat terurai dan akhirnya
menyatu dengan tanah. Oleh karena itu, sebaiknya kain perca tersebut dimanfaatkan untuk
karya kerajinan. Pemanfaatan limbah kain perca merupakan suatu usaha yang menjanjikan
sekaligus dapat berdampak ekonomis positif jika dilakukan dengan kreatif dan dengan
manajemen yang baik. Pemanfaatan limbah kian perca secara kreatif merupakan suatu
langkah cerdas yang dapat dilakukan mulai dari tingkat perorangan maupun kelompok
dengan memanfaatkan limbah sendiri. Limbah kain perca dapat dimanfaatkan untuk
membuat produk lain atau kerajinan unik bernilai tinggi. Menganalisis peluang usaha pada
produk kerajinan dimaksudkan untuk menemukan peluang dan potensi usaha yang dapat
dimanfaatkan, serta untuk mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa
lama usaha tersebut dapat bertahan. Salah satu bentuk dukungan sekolah terhadap
pengembangan non-akademik adalah disediakannya sebuah kegiatan dalam bentuk
pameran atau bazar. Dalam kegiatan tersebut, peserta didik dapat menunjukkan hasil karya
dari kemampuan yang dimiliki mereka.

B. SARAN
Diharapkan kepada Kepala Sekolah, guru maupun staff sekolah untuk selalu
memberi dukungan dalam kegiatan kewirausahaan yang ada dan hendaknya untuk seluruh
siswa aktif ikut serta / berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anindita, Galih. Pemanfaatan Limbah Plastik dan Kain Perca Menjadi Kerajinan Tangan
Guna Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia, Seminar MASTER 2017 PPNS

Kemendiknas, pengembangan pedidikan kewirausahaan. Jakarta: Badan Penelitian dan


Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2018.
Munir, Muhammad Misbahul. Pemanfaatan Limbah Kain Perca Menjadi Produk Bernilai
Ekonomis Bagi Ormas PKK Desa Bugel, Jurnal Abdimas Singkerru, Vol. 1, No. 2, 2021
Tim dosen administrasi pendidikan universitas pendidikan Indonesia. Manajemen Pendidikan.
Bandung: Alfabeta. 2011.

Anda mungkin juga menyukai