Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Inovasi Pendidikan”

Dosen Pengampu:
Dr. Luluk Indarti, M.Pd.I

Disusun oleh:
Kelompok 5 PGMI-6C

1. Siti Amirotud Diana : 12205193146


2. Aprilia Ferdina : 12205193156
3. Vira Nurul Izzah : 12205193160
4. Rosida Ashirotun Ni’ma : 12205193162

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FALKUTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
APRIL 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
ridha-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini
penulis ajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan, di dalam
makalah ini penulis membahas tentang “Mana jemen Inovasi Pendidikan”. Dalam proses
pembuatan makalah ini, tentunya penulis mendapat masukan, arahan, dan bimbingan,
untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Bapak Dr. Adi Wijayanto, S.Or., S.Kom., M.Pd., AIFO. selaku Ketua Jurusan PGMI
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
4. Ibu Dr. Luluk Indarti, M.Pd.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Inovasi
Pendidikan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
5. Teman-teman jurusan PGMI kelas 6C yang telah memberi dukungan atas
terselesaikannya penyusunan makalah ini.
6. Serta civitas akademik yang telah membantu terwujudnya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar kedepannya bisa menjadi
lebih baik. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tulungagung, 12 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN ............................................. 3
B. KONSEP MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN ................................................ 4
C. BIDANG KEGIATAN MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN ......................... 8
D. PROSES KEPUTUSAN INOVASI ........................................................................... 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam dunia pendidikan program inovasi menjadi topik yang selalu hangat
dibicarakan. Munculnya inovasi pendidikan dilatarbelakangi oleh tantangan untuk
menjawab masalah-masalah krusial dalam bidang pendidikan; pengelolaan sekolah,
kurikulum, siswa, biaya, fasilitas, tenaga maupun hubungan dengan masyarakat.
Inovasi pendidikan yang berlangsung di sekolah dimaksudkan untuk menjawab
masalah-masalah pendidikan yang terjadi di sekolah guna mendapatkan hasil yang
terbaik dalam mendidik siswa. Banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang
sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan antara lain : dalam hal manajemen
pendidikan, metode pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi
kurikulum, dan sebagainya.
Manajemen Inovasi merupakan Proses mengelola inovasi di suatu instansi
agar dapat berdaya guna bagi penciptaan keunggulan bersaing yang berkelanjutan
bagi perusahaan. Manajemen Inovasi diperlukan karena untuk mengakui bahwa ide-
ide segar harus terus mengalir secepat mungkin dan setiap saat sebagai antisipasi
perkembangan dunia yang semakin cepat, beragam, dan dinamis tersebut. Di sini lah
manajemen Inovasi itu harus berperan penting. Manajemen inovasi mencakup
seperangkat alat yang memungkinkan semua orang dalam organisasi untuk bekerja
sama dengan pemahaman yang sama tentang proses-proses dan sasaran-sasaran
strategik organisasi.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumuskan masalah makalah ini yaitu
1. Bagaimana hakikat dari manajemen inovasi pendidikan ?
2. Bagaimana konsep kerja manajemen inovasi pendidikan ?
3. Bagaimana dengan bidang kegiatan manajemen inovasi pendidikan ?
4. Bagaimana prosedur yang dijalankan dalam manajemen inovasi pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumasan masalah tersebut, maka tujuan penulisannya yaitu
1. Untuk dapat mengetahui pengertian dari manajemen inovasi pendidikan.

1
2. Untuk dapat memahami konsep dasar manajemen inovasi pendidikan.
3. Untuk dapat mengetahui bidang kegiatan dalam manajemen inovasi pendidikan.
4. Untuk dapat mengetahui prosedur dalam manajemen inovasi pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN


Inovasi merupakan pembaharuan atau penemuan dan penemuan. Invention
merupakan penemuan sesuatu yang benar-benar baru atau dapat dikatakan lukisan
manusia. discovery merupakan penemuan sesuatu (gadget yang sebenarnya sudah ada
sebelumnya). Inovasi digambarkan karena penciptaan hal-hak yang mutakhir ; inovasi
baru yang mungkin unik dari yang sekarang atau yang sudah dikenal sebelumnya,
yang (ide, strategi, atau alat). Jadi, inovasi dapat diartikan sebagai upaya untuk
temukan gadget baru melalui cara melakukan sesuatu yang baru.
Perkembangan pesat lingkungan lokal, lokal, dan global di zaman modern ini
berimplikasi pada pengelolaan pelatihan di setiap tingkat pelatihan. Mengacu pada
perkembangan tersebut, keinginan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan denda
pelatihan bisa sangat mendesak, terutama dengan oposisi akut di antara negara-negara
di dunia saat ini. Berkaitan dengan hal tersebut, ada 3 fokus utama yang ingin
dibenahi dalam pelaksanaan diklat nasional, yaitu; upaya peningkatan denda diklat,
relevansi yang berlebihan dalam penyelenggaraan pelatihan, tata kelola pelatihan
yang kokoh. Kemeterian Pendidikan Nasional menempaptkan ketiga hal tersebut
dalam rencana strategis peningkatan pelatihan nasional 2004-2009 karena mereka
tetap mendesak dan berlaku dalam pelaksanaan pelatihan nasional di masa depan.
Atas dasar itu, Pusat Penilian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan (Puslitjaknov)
Blitbang Depdiknas dalam symposium efek studi instruksional di seluruh negeri pada
tahun 2009 mengangkat tpik peningkatan sekolah yang memuaskan, relevansi, dan
penguatan tata kelola. Tentang studi instruksional dan inovasi adalah jaswal tahunan
yang disiapkan melalui Puslitjaknov. Balitbang Depdiknas sebagai mobil adalah
forum diskusi untuk mengumpulkan statisti studi, pengembangan, pemikiran modern
yang dapat bermanfaat dalam menghadirkan masukan untuk pembuatan cakupan
sekolah di seluruh negeri. 1

1
Haeran dkk, Gagasan Konsep Inovasi Pendidikan, (Jawa Barat : Edu Publisher, 2022), hlm 76-77

3
B. KONSEP MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN
Manajemen inovasi adalah proses pengolahan inovasi suatu institusi untuk
menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi institusi tersebut.
Manajemen inovasi diperlukan, karena kami menyadari bahwa ide-ide segar perlu
mengalir secepat mungkin untuk mengantisipasi perkembangan dunia yang lebih
cepat lebih beragam dan dinamis dari sebelumnya manajemen inovasi harus
memainkan peran penting disini manajemen pada dasarnya menjalankan fungsi
manajemen manajemen untuk mengelola baik manusia maupun sumberdaya lainnya.
Guna menciptakan tujuan secara efektif dan efisien, jika fungsi manajemen adalah
perencanaan organisasi implementasi pengendalian dan sumber daya yang dikelola
adalah orang uang bahan metode mesin pasar atau menit, management adalah proses
mengelola sumber daya baru atau ide praktik objek metode dalam pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan dan memecahkan masalah pendidikan ide praktik objek
dan metode baru harus sesuai diimplementasikan sudah ada dan dipraktekkan dalam
proses manajemen pendidikan sehari-hari.
Inovasi itu sendiri merupakan penemuan baru yang berbeda dengan yang
sudah ada atau bisa dikenal. Jika ia selalu menjadi orang atau wirausaha yang inovatif
dalam pendidikan ia dapat disebut sebagai wirausahawan yang inovatif atau sering
kita sebut sebagai pendidik yang inovatif , konsep ini sangat erat berkaitan dengan
nilai-nilai agama khususnya Islam karena setiap orang yang harus mampu berubah
mengarah ke hal yang lebih baik Menurut Mahfud dalam dunia pendidikan prinsip
melestarikan nilai-nilai lama yang baik dan mental mentransfer nilai-nilai baru dan
lebih baik mempengaruhi orientasi ke belakang atau Salaf yang jauh lebih kuat
daripada positif teori inovasi pendidikan dapat dipinjam dari teori Inovasi dan difusi
Rogers.
Menurut Everett M. Rogers difusi adalah proses dimana inovasi
ditransmisikan antara anggota sistem sosial selama periode waktu tertentu difusi
adalah proses dimana inovasi ditransmisikan dari waktu ke waktu antara anggota
sistem sosial melalui saluran tertentu. Dengan kata lain, Roger mendefinisikan inovasi
sebagai suatu objek atau objek yang digunakan oleh suatu ide gagasan praktik ataupun
komunitas disadari dan diterima sebagai sesuatu yang baru ataupun hal yang baru
seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Ibrahim mengatakan bahwa, inovasi
pendidikan adalah inovasi dalam pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah
pendidikan inovasi pendidikan sendiri itu terdiri atas suatu gagasan objek atau metode

4
yang dipersepsikan atau dipersepsikan sebagai suatu yang baru bagi individu atau
suatu kelompok tertentu dalam bentuk penemuan atau hal yang mungkin belum
pernah terjadi yang dapat membantu pencapaian suatu tujuan pendidikan atau dapat
memecahkan masalah dalam pendidikan inovasi sendiri.
Dalam pendidikan adalah suatu gagasan objek atau metode yang dirasakan
atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau sekelompok siswa ataupun
sekelompok orang dalam lingkungan sekolah dalam bentuk penemuan atau penemuan
kembali atau ini digunakan untuk mencapai tujuan memecahkan suatu permasalahan
permasalahan yang terjadi sarana inovasi pendidikan meliputi guru, siswa, kurikulum,
lembaga pendidikan dan sosial.
Manajemen menurut Stoner dalam Sumidjo dan Soebedjo adalah serangkai
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan segala
upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan
prasarana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat
tercapai secara efektif dan efisien, proses manajemen pendidikan memiliki peranan
yang vital. Hal ini karena sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya
melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik
dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, akan menghasilkan
buruknya laju organisasi yang tidak akan mampu mencapai tujuan pendidikan. 2
Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki
perencanaan yang jelas dan realistis, pengorganisasian yang efektif dan efisien,
pengerahan dan pemotivasian seluruh personel sekolah untuk selalu dapat
meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan. Manajemen
Inovasi merupakan proses mengelola inovasi di suatu perusahaan agar dapat berdaya
guna bagi penciptaan keunggulan bersaing yang berkelanjutan bagi perusahaan.
Manajemen Inovasi diperlukan karena untuk mengakui bahwa ide-ide segar harus
terus mengalir secepat mungkin dan setiap saat sebagai antisipasi perkembangan
dunia yang semakin cepat, beragam, dan dinamis tersebut. Di sini lah manajemen
Inovasi itu harus berperan penting.
Manajemen pada dasarnya adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
untuk mengelola sumber daya, baik sumber daya manusia, maupun sumber daya yang

2
Aji Safanudin, Manajemen Inovasi Pendidikan Berorientasi Mutu Pada MI Wahid Hasim Yogakarta,
Cendekia Vol. 14 NO. 2 Juli-Desember 2016, hlm 308

5
lain untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Bila fungsi manajemen adalah
planning, organizing, actuating, controlling, dan sumber daya yang dikelola adalah
man, money, materials, methods, machines, markets, minute (7M), maka manajemen
dapat diartikan sebagai proses pengelolaan (planning, organizing, actuating,
controlling) sumber daya (7M) untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Manajemen Inovasi Pendidikan merupakan proses pengelolaan sumber daya (ide,
praktek, objek, metode) baru di bidang pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
atau memecahkan masalah pendidikan. Ide, praktek, objek, dan metode baru yang
dimaksudkan adalah sesuatu yang sudah berjalan, sudah ada, sudah dipraktekkan
dalam keseharian proses manajemen madrasah.’
Dengan demikian, manajemen inovasi pendidikan adalah serangkaian kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan (mengawasi dan
menilai) segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia
dan nonmanusia secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan
yang telah ditetapkan. Beberapa pakar manajemen lain, seperti Hersey dan Blanchard
membagi fungsi manajemen menjadi empat yang disingkat dengan POMC, yaitu
planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), motivating (penggerakan),
dan controlling (pengawasan). Siagian (1983) mengemukakan lima fungsi
manajemen, yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), motivating
(penggerakan), controlling (pengawasan), dan evaluation (penilaian).
Berdasarkan beberapa pembagian fungsi manajemen tersebut, fungsi
manajemen pendidikan yang dikemukakan di sini adalah planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), motivating (penggerakan), controlling (pengawasan),
dan evaluation (penilaian). Kelima rangkaian kegiatan tersebut menurut Morris
merupakan rangkaian pelbagai kegiatan wajar yang telah ditetapkan dan memiliki
hubungan saling ketergantungan antara satu dengan lainnya dan dilaksanakan oleh
orang atau lembaga yang diberi tugas untuk melakukan kegiatan tersebut.
Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan baru dan berbeda secara kuantitatif
atau yang telah ada selama beberapa waktu yang secara sadar berupaya meningkatkan
kemampuan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu dari definisi tersebut beberapa
istilah kunci untuk memahami inovasi pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Istilah baru dalam inovasi dapat berarti sesuatu yang belum dipahami diterima
atau diterapkan oleh penerima inovasi meskipun bukan hal baru bagi orang lain
tetapi yang lebih penting daripada kebaruannya adalah perbedaan kualitatifnya.

6
2. Yang dimaksud dengan Kualitatif adalah inovasi memungkinkan terjadinya
reorganisasi atau unsur-unsur pendidikan baru Oleh karena itu bukan hanya
tentang menambahkan atau menambahkan elemen untuk setiap komponen tetapi
juga meningkatkan anggaran untuk lebih banyak siswa guru kelas memang perlu
dan penting tetapi itu bukan tindakan inovasi namun menata ulang jenis dan
kelompok pelajaran waktu ruang kelas dan bentuk pengajaran Untuk menjangkau
lebih banyak siswa yang ditargetkan dan mencapai kualitas yang lebih tinggi
dengan energi alat uang dan waktu yang sama ini adalah tindakan inovasi.
3. Ada banyak hal yang disebutkan Definisi diatas mencakup semua komponen dan
aspek sub sistem pendidikan yang memutarkan pada dasarnya adalah sebuah ide
atau sekumpulan ide inovasi tetap bersifat spiritual dengan inovasi lainnya
berbentuk konkrit pembaruan meliputi pekerjaan peraturan pendidikan perilaku
norma produk alat metode dan teknik.
4. Dengan desain adalah salah satu elemen dari evolusi baru dalam pemikiran
pendidikan saat ini batasan fungsional makna ini mewakili keinginan pendidik
agar kita kembali ke pembelajaran dan pendidik menghindari pembaruan
peralatan penggunaan kata kata yang sering dan pengembangan konsep inovasi
pendidikan serta kebijakan dan strategi untuk menerapkannya di sengaja dan
sistematis karena Inovasi dan peningkatan pendidikan Tidak didasarkan pada jalur
acak atau selera individu ini menunjukkan asumsi yang kuat bahwa itu harus.
5. Peningkatan keterampilan berarti bahwa tujuan utama inovasi adalah kepastian
sumber daya dana dan peralatan termasuk struktur dan prosedur organisasi
singkatannya seluruh sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang
direncanakan dapat tercapai semaksimal mungkin.
6. Tujuan yang direncanakan harus dengan jelas merinci tujuan dan hasil yang ingin
dicapai ini dapat diukur sebanyak mungkin untuk melihat perbedaan antara
keadaan pasca Inovasi dan inovasi tujuan inovasi itu sendiri adalah efisien dan
efektivitas namun dengan memperhatikan tujuan jumlah siswa terbesar mencapai
hasil pendidikan yang maksimal atau sesuai dengan kriteria siswa kebutuhan
sosial dan pembangunan. Melalui penggunaan sumber energi dan uang alat waktu
ruang minimal hasil inovasi tidak lebih baik mungkin sebaiknya tidak penting jika
demikian telah diuji Secara teoritis maupun praktis yang semula Dianggap inovasi
tidak lagi dianggap sebagai inovasi sebagaimana di atas.

7
C. BIDANG KEGIATAN MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN
Manajemen dalam lingkungan pendidikan berarati mendayagunakan berbagai
sumber (manusia, sarana dan prasarana, serta media pendidikan lainnya) secara
optimal, relevan, efektif serta efisien guna untuk menunjang pencapaian tujuan
pendidikan.3 Inovasi pendidikan di sekolah merupakan program yang terjadi dalam
lingkungan sekolah mulai dari inovasi kurikulum, perubahan dan pembaharuan dalam
tenaga kependidikan, inovasi pembelajaran. Bidang kegiatan manajemen inovasi
pendidikan merupakan suatu pembaharuan yang berbeda dengan yang lain namun
tidak meninggalkan kebijakan yang lama dan setiap lembaga pendidikan memiliki
kebijakan tersendiri dalam bidang kegiatan manajemen inovasi. Semua tindakan
inovasi sendiri dilakukan melalui program-program yang dilaksanakan secara
prosedural. Misalnya seperti rendahnya mutu sekolah disebabkan karena kurangnya
inovasi dalam manajemen sekolah, pemerintah, maupun dinas atau yayasan yang
mengelola instansi pendidikan. Hal tersebut dapat dilakukan langkah untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dengan melakukan inovasi dalam
pendidikan4.
1. Inovasi Kurikulum

Republik Indonesia mengalami perubahan kurikulum sejak kemerdekaan


tahun 1945, baik kurikulum pendidikan nasional pada jenjang SD, SMP, maupun
SMA yang telah menjadi sejarah perjalanan perubahan kurikulum, yakni mulai
pada kurikulum tahun 1947 sampai kurikulum tahun 2013. Perubahan tersebut
menjadi konsekuensi logis dari perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi,
dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara. Dalam penyempurnaan kurikulum terdapat empat landasan utama yang
digunakan, terutama dalam penyempurnaan kurikulum 2013 yaitu landasan yuridis,
landasan filosofis, landasan teoritis, dan landasan empiris.

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 pada saat ini dilakukan dengan
pendekata ilmiah (saintifik) baik pada jenjang Sekolah Dasar (SD), SMP, maupun
SMA. Langkah-langkah dalam pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran
disajikan dengan mengamati (observasi), menanya, mengumpulkan informasi

3
Suherli Kusmana, Manajemen Inovasi Pendidikan, (Ciamis: Pascasarjana Unigal Press, 2010), hlm. 99
4
Rusydi, Amiruddin, Inovasi Pendidikan Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi Pendidikan, (Medan:
CV Widya Puspita, 2017), hlm. 110

8
(eksplorasi), mengasosiasikan (mengolah informasi / menalar), dan
mengkomunikasikan. Penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 memiliki fungsi
untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi
kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Aspek
dan instrumen yang digunakan menilai kompetensi dalam kurikulum 2013 yaitu:

a. Penilaian Kompetensi Sikap ( Aspek Afektif)


Penilaian ini sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh peserta didik. Karena sikap dapat dibentuk, sehingga akan
mengalami perubahan perilaku atau suatu tindakan yang diharapkan. Bentuk
instrumen yang digunakan dapat berupa observasi, penilaian diri (self
assesment), penilaian teman sebaya (peer assesment), dan penilaian jurnal
(anecdotal record).
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Aspek Kognitif)
Bentuk instrumen dari penilaian ini yaitu tes tulis, tanya jawab, dan penugasan.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
d. Bentuk instrumen yang digunakan yaitu unjuk kerja (kinerja / praktik), projek,
prodek, protofolio, dan menulis.

Pada salah satu lembaga pendidikan yakni MI Wahid Hasyim menerapkan


kurikulum gabungan yakni kurikulum kementerian pendidikan dan kebudayaan,
kurikulum kementerian agama, dan kurikulum pesantren. Bentuk inovasi yang
diterapkan pada lembaga adalah kewajiban mengahafal Al-Qur’an yang berlaku
secara keseluruhan. Seluruh siswanya diwajibkan menghafal yang berlaku secara
keseluruhan dengan capaian target yang berbeda. Kelas MI Wahid Hasyim
dikategorikan menjadi tiga kelompok yakni kelas biasa, kelas tahfidz, dan kelas
asrama. Penerapan kurikulumnya pun pada setiap kategori kelasnya berbeda-beda5.

2. Inovasi Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM berperan penting dalam mendorong inovasi. Dalam inovasi ini yang
dikembangkan adalah mahasantri yang masih aktif untuk menjadi tenaga pendidik
terutama sebagi pembina asrama, ekstra, dan takfidz. Inovasi yang dikembangkan
dalam bentu peer teaching, mengajar dengan beberapa guru.

5
Aji Safanudin, Manajemen Inovasi Pendidikan Berorientasi Mutu Pada MI Wahid Hasyim Yogyakarta,
Cendekia, Vol.14 No.2, Desember 2016, hlm. 312.

9
3. Inovasi Pembelajaran

Inovasi pembelajaran adalah salah satu hal yang penting dan harus
dilakukan oleh pendidik. Adanya inovasi ini, pendidik dapat belajar dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggairahkan, dinamis,
penuh semangat, dan tantangan. Dengan begitu, adanya inovasi pembelajaran ini
guru akan merasa untuk melakukan peningkatan kompetensi dirinya dalam
berbagai bidang akademik, sosial, dan pribadi6. Inovasi pembelajarn MI Wahid
Hasyim terintegrasi dengan pesantren yang mana terlihat pada implementasi
kurikulum di madrasah yang merupakan kurikulum gabungan yakni antara
kurikulum formal (saat pagi hari) dengan kurikulum asrama/pesantren/diniyah.
Pembelajaran berlangsung full day full night yakni pembelajaran sehari semalam,
namun tidak sampai larut malam tetapi hanya dibatasi sampai maghrib.

D. PROSES KEPUTUSAN INOVASI


Proses keputusan inovasi pendidikan adalah proses yang dilalui atau dialami
oleh individu atau unit pengambilan keputusan lain sejakp ertama mengetahui adanya
inovasi pendidikan hingga mengimplementasikan dan mengonfirmasikan terhadap
keputusan inovasi dalam bidang pendidikan yang telah diambi. Proses keputusan
inovasi pendidikan merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka
waktu tertentu dan tidak berlangsung seketika sehingga seseorang atau sekelompok
orang (organisasi) dapat menilai dan mempertimbangkan inovasi pendidikan yang
ditawarkan, kemudian mengambil keputusan untukmenerima dan menerapkan atau
menolaknya. Kata proses mengandung arti bahwa aktivitas itu membutuhkan waktu
dan setiap saat tentu terjadi perubahan. Lamanya waktu yang dipergunakan selama
proses itu berbeda antara orang atau organisasi satu dengan yang lain bergantung pada
kepekaan orang atau organisasi terhadap inovasi. Demikian pula, selama proses
inovasi itu berlangsung akan selalu terjadi perubahan yang berkesinambungan sampai
proses itu dinyatakan berakhir. Menurut Rogers, proses keputusan inovasi terdiri atas
lima tahap berikut.

6
Intan, Mamah, Inovasi Sebagai Strategi Peningkatan Kualitas Guru di SDN 2 Setu Kulon, Standarisasi
Pendidikan Sekolah Dasar Menuju Era Human Society 5.0, Juni 2021, hlm. 192-193

10
a. Tahap pengetahuan (Knowledge)

Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan, yaitu tahap


saat seseorang menyadari adanya inovasi dan ingin tahufungsi inovasi tersebut.
Menyadari dalam hal ini bukan memahami, melainkan membuka diri untuk
mengetahui inovasi. Menyadari atau membuka diri terhadap inovasi tentu
dilakukan secara aktif, bukan secara pasif. Misalnya, pada acara siaran
televisidisebutkan bahwa pada jam 19.30 akan disiarkan tentang metode baru cara
mengajar berhitung di Sekolah Dasar. Guru A yang mendengar dan melihat
acara tersebut menyadari bahwa ada metode baru tersebut, ia pun mulai proses
keputusan inovasi pada tahap pengetahuan. Adapun Guru B walaupun mendengar
dan melihat acara TV, tidak ingin tahu maka belum terjadi proses keputusan
inovasi.Seseorang yang menyadari perlunyatmengetahui inovasi tentu berdasarkan
pengamatannya tentang inovasi itu sesuai dengan kebutuhan, minat, atau
kepercayaannya.

Pada contoh Guru A tersebut, berarti ia ingin tahu metode baru berhitung
karena ia memerlukannya. Adanya inovasi menumbuhkan kebutuhan karena
kebetulan ia merasa butuh. Tetapi mungkin juga terjadi bahkan karena
seseorang butuh sesuatu maka untuk memenuhinya diadakan inovasi. Dalam
kenyataan di masyarakat hal yang kedua ini jarang terjadi, karena banyak orang
tidak tahu apa yang diperlukan. Apalagi dalam bidang pendidikan, yang
dapat merasakan perlunya ada perubahan biasanya orang yang ahli, sedang
guru sendiri belum tentau mau menerima perubahan atau inovasi yang
sebenarnya diperlukan untuk mengefektifkan pelaksanan tugasnya.

Setelah seseorang menyadari adanya inovasi dan membuka dirinya


untuk mengetahui inovasi, maka keaktifan untuk memenuhi kebutuhan ingin
tahu tentang inovasi itu buka hanya berlangsung pada tahap pengetahuan saja
tetapi juga pada tahap yang lain bahkan sampai tahap konfirmasi masih ada
keinginan untuk mengetahui aspek-aspek tertentu dari inovasi.

b. Tahap Bujukan (Persuation)

Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi, seseorang


membentuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap inovasi. Jika

11
pada tahap pengetahuan proses kegiatan mental yang utama bidang kognitif,
maka pada tahap persuasi yang berperan utama bidang afektif atau perasaan.
Seseorang tidak dapat menyenangi inovasi sebelum ia tahu lebih dulu tentang
inovasi. Dalam tahap persuasi ini lebih banyak keaktifan mental yang
memegang peran. Seseorang akan berusaha mengetahui lebih banyak tentang
inovasi dan menafsirkan informasi yang diterimanya. Pada tahap ini
berlangsung seleksi informasi disesuaikan dengan kondisi dan sifat
pribadinya. Di sinilah peranan karakteristik inovasi dalam memengaruhi
proses keputusan inovasi.

Dalam tahap persiasi ini juga sangat penting peran kemampuan untuk
mengantisipasi kemungkinan penerapan inovasi di masa datang. Perlu ada
kemampuan untuk memproyeksikan penerapan inovasi dalam pemikiran
berdasarkan kondisi dan situasi yang ada. Untuk mempermudah proses mental itu,
perlu adanya gambaran yang jelas tentang bagaimana pelaksanaan inovasi, jika
mungkin sampai pada konsekuensi inovasi. Hasil dari tahap persuasi yang
utama ialah adanya penentuan menyenangi atau tidak menyenangi inovasi.
Diharapkan hasil tahap persuasi akan mengarahkan proses keputusan inovasi
atau dengan dengan kata lain ada kecenderungan kesesuaian antara
menyenangi inovasi dan menerapkan inovasi.

Namun perlu diketahui bahwa sebenarnya antara sikap dan aktivitas


masih ada jarak. Orang menyenangi inovasi belum tentu ia menerapkan
inovasi. Ada jarak atau kesenjangan antara pengetahuan-sikap, dan penerapan
(praktek). Misalnya seorang guru tahu tentang metode diskusi, tahu cara
menggunaknnya, dan senang seandainya menggunakan, tetapi ia tidak pernah
menggunakan, karena beberapa faktor: tempat duduknya tidak memungkinkan,
jumlah siswanya terlalu besar, dan takut bahan pelajarannya tidak akan dapat
disajikan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Perlu ada bantuan
pemecahan masalah.

c. Tahap Keputusan (Decision)

Tahap keputusan dari proses inovasi, berlangsung jika seseorang


melakukan kegiatan yang mengarah untuk menetapkan menerima atau
menolak inovasi. Menerima inovasi berarti sepenuhnya akan menerapkan

12
inovasi. Menolak inovasi berarti tidak akan menerapkan inovasi. Sering terjadi
seseorang akan menerima inovasi setelah ia mencoba lebih dahulu. Bahkan
jika mungkin mencoba sebagian kecil lebih dahulu, baru kemudaian dilanjutkan
secara keseluruhan jika sudah terbukti berhasil sesuai dengan yang
diharapkan. Tetapi tidak semua inovasi dapat dicoba dengan dipecah menjadi
beberapa bagian. Inovasi yang dapat dicoba bagian demi bagian akan lebih
cepat diterima. Dapat juga terjdai percobaan cukup dilakukan sekelompok
orang dan yang lain cukup mempercayai dengan hasil percobaan temannya.

Perlu diperhatikan bahwa dalam kenyataannya pada setiap tahap dalam


proses keputusan inovasi dapat terjadi penolakan inovasi. Misalnya penolakan
dapat terjadi pada awal tahap pengetahuan, dapat juga terjadi pada tahap
persuasi, mungkin juga terjadi setelah konfirmasi, dan sebagainya. Ada dua
macam penolakan inovasi yaitu:
1) Penolakan aktif artinya penolakan inovasi setelah melalui proses
mempertimbangkan untuk menerima inovasi atau mungkin sudah
mencoba lebih dahulu, tetapi keputusan akhir menolak inovasi,
2) Penolakan pasif artinya penolakan inovasi dengan tanpa pertimbangan
sama sekali.

Dalam pelaksanaan difusi inovasi antara: pengetahuan, persuasi, dan


keputusan inovasi sering berjalan bersamaan. Satu dengan yang lain saling
berkaitan. Bahkan untuk jenis inovasi tertentu dan dalam kondisi tertentu
dapat terjadi uruatan: pengetahuan – keputusan inovasi – baru persuasi.

d. Tahap Implementasi (Implementation)

Tahap implementasi dari proses keputusan inovasi terjadi apabila


seseorang menerapkan inovasi. Dalam tahap impelemntasi ini berlangsung
keaktifan baik mental maupun perbuatan. Keputusan penerima gagasan atau
ide baru dibuktikan dalam praktek. Pada umumnya impelementasi tentu
mengikuti hasil keputusan inovasi. Tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu hal
sudah memutuskan menerima inovasi tidak diikuti implementasi. Biasanya hal ini
terjadi karena fasilitas penerapan yang tidak tersedia. Kapan tahap implementasi
berakhir? Mungkin tahap ini berlangsung dalam waktu yang sangat lama,
tergantung dari keadaan inovasi itu sendiri. Tetapi biasanya suatu tanda

13
bahwa taraf implementasi inovasi berakhir jika penerapan inovasi itu sudah
melembaga atau sudah menjadi hal-hal yang bersifat rutin.

Bukan merupakan hal yang baru lagi. Hal-hal yang memungkinkan


terjadinya re-invensi antara inovasi yang sangat komplek dan sukar
dimengerti, penerima inovasi kurang dapat memahami inovasi karena sukar
untuk menemui agen pembaharu, inovasi yang memungkinkan berbagai
kemungkinan komunikasi, apabila inovasi diterapkan untuk memecahkan
masalah yang sangat luas, kebanggaan akan inovasi yang dimiliki oleh suatu
daerah tertentu juga dapat menimbulkan re-invensi.
e. Tahap Konfirmasi (Confirmation)
Dalam tahap konfirmasi ini seseorang mencari penguatan terhadap
keputusan yang telah diambilnya, dan ia dapat menarik kembali keputusannya jika
memang diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi semula. Tahap
konfirmasi ini sebenarnya berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi
keputusan menerima atau menolak inovasi yang berlangsung dalam waktu
yang tak terbatas. Selama dalam konfirmasi seseorang berusaha
menghindari terjadinya disonansi paling tidak berusaha menguranginya.

Terjadinya perubahan tingkah laku seseorang antara lain disebabkan


karena terjadinya ketidakseimbangan internal. Orang itu merasa dalam dirinya ada
sesuatu yang tidak sesuai atau tidak selaras yang disebut disonansi, sehingga
orang itu merasa tidak enak. Jika seseorang merasa dalam dirinya terjadi
disonansi, maka ia akan berusaha untuk menghilangkannya atau paling tidak
menguranginya dengan cara mengubah pengetahuannya, sikap atau
perbuatannya. Dalam hubungannya dengan difusi inovasi, usaha mengurangi
disonansi dapat terjadi:

1) Apabila seseorang menyadari akan sesuatu kebutuhan dan berusaha


mencari sesuatu untuk memenuhi kebutuhan misalnya dengan mencari
informasi tentang inovasi. Hal ini terjadi pada tahap penegtahuan dalam
proses keputusan inovasi.
2) Apabila seseorang tahu tentang inovasi dan telah bersikap menyenangi
inovasi tersebut, tetapi belum menetapkan keputusan untuk menerima
inovasi. si. Maka ia akan berusaha untuk menerimanya, guna mengurangi

14
adanya disonansi antara apa yang disenangi dan diyakini dengan apa yang
dilakukan. Hal ini terjadi pada tahap keputusan inovasi, dan tahap
implementasi dalam proses keputusan inovasi.
3) Setelah seseorang menetapkan menerima dan menerapkan inovasi,
kemudian diajak untuk menolaknya. Maka disonansi ini dapat dikurangi
dengan cara tidak melanjutkan penerimaan dan penerapan inovasi
(discontinuing). Ada kemungkinan lagi seseorang telah menetapkan untuk
menolak inovasi, kemudian diajak untuk menerimanya. Maka usaha
mengurangi disonansi dengan cara menerima inovasi (mengubah
keputusan semula). Perubahan ini terjadi (tidak meneruskan inovasi atau
mengikuti inovasi terlambat pada tahap konfirmasi dari proses keputusan
inovasi. Ketiga cara mengurangi disonansi tersebut, berkaitan
dengan perubahan tingkah laku seseorang sehingga antara sikap, perasaan,
pikiran, perbuatan sangat erat hubungannya bahkan sukar dipisahkan karena
yang satu mempengaruhi yang lain. Sehingga dalam kenyataan kadang-
kdanag sukar orang akan mengubah keputusan yang sudah terlanjur
mapan dan disenangi, walaupun secara rasional diketahui ada
kelemahannya. Oleh karena sering terjadi untuk menghindari timbulnya
disonansi, maka itu hanya berubah mencari informasi yang dapat
memperkuat keputusannya. Dengan kata lain orangtu melakukan seleksi
informasi dalam tahap konfirmasi (selective exposure). Untuk
menghindari terjadinya dropout dalam penerimaan dan implementasi
inovasi (discontinu) peranan agen pembaharu sangat dominan. Tanpa ada
monitoring dan penguatan orang akan mudah terpengaruh pada informasi
negatif tentang inovasi.7

7
Rusdiana, Konsep Inovasi Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014), hlm. 66-72.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Inovasi merupakan pembaharuan atau penemuan dan penemuan. Invention
merupakan penemuan sesuatu yang benar-benar baru atau dapat dikatakan lukisan
manusia. discovery merupakan penemuan sesuatu (gadget yang sebenarnya sudah
ada sebelumnya). Inovasi digambarkan karena penciptaan hal-hak yang mutakhir ;
inovasi baru yang mungkin unik dari yang sekarang atau yang sudah dikenal
sebelumnya, yang (ide, strategi, atau alat).
2. Setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan
realistis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian
seluruh personel sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan
pengawasan secara berkelanjutan. Manajemen Inovasi merupakan proses
mengelola inovasi di suatu perusahaan agar dapat berdaya guna bagi penciptaan
keunggulan bersaing yang berkelanjutan bagi perusahaan. Manajemen Inovasi
diperlukan karena untuk mengakui bahwa ide-ide segar harus terus mengalir
secepat mungkin dan setiap saat sebagai antisipasi perkembangan dunia yang
semakin cepat, beragam, dan dinamis tersebut.
3. Bidang kegiatan manajemen inovasi pendidikan merupakan suatu pembaharuan
yang berbeda dengan yang lain namun tidak meninggalkan kebijakan yang lama
dan setiap lembaga pendidikan memiliki kebijakan tersendiri dalam bidang
kegiatan manajemen inovasi. Semua tindakan inovasi sendiri dilakukan melalui
program-program yang dilaksanakan secara prosedural.
4. Proses keputusan inovasi pendidikan merupakan serangkaian kegiatan yang
berlangsung dalam jangka waktu tertentu dan tidak berlangsung seketika sehingga
seseorang atau sekelompok orang (organisasi) dapat menilai dan
mempertimbangkan inovasi pendidikan yang ditawarkan, kemudian mengambil
keputusan untukmenerima dan menerapkan atau menolaknya. Kata proses
mengandung arti bahwa aktivitas itu membutuhkan waktu dan setiap saat tentu
terjadi perubahan.

16
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan
baik dari isi dan cara penulisan. Untuk mnyempurnakan makalah ini kami
mengaharapkan kritik dan saran atau pihak yang menggunakan makalah ini. Dengan
kerendahan hati, penulis mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, dengan senang hati kritik saran dan pandangan dari berbagai pihak guna
menyempurnakan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Haeran, d. (2022). Gagasan Konsep Inovasi Pendidikan. Jawa Barat: Edu Publisher.

Intan, M. (2021). Inovasi Sebagai Strategi Peningkatan Kualitas Guru di DN 2 Setu Kulon.
Standarisasi Pendidikan Sekolah Dasar Menuju Era Human Society 5.0, 192-193.

Kusmana, S. (2010). Manajemen Inovasi Pendidikan. Ciamis: Pascasarjana Unigal Press.

Rusdiana. (2014). Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Rusydi, A. (2017). Inovasi Pendidikan Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi Pendidikan.
Medan: CV Widya Puspita.

Safanudin, A. (2016, Desember). Manajemen Inovasi Pendidikan Berorientasi Mutu Pada MI


Wahid Hasyim Yogyakarta. hal. 312.

18

Anda mungkin juga menyukai