Anda di halaman 1dari 15

PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan

Disusun Oleh:
Maulidya Asrianti (0305201032)
Halimathullah Lufthi Aulia (0305201019)
Habib Purba (0305201057)

Dosen Pengampu:
Mansur Keling, M.Pd. E

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang. Kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan kesehatan dan
hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula selawat dan
salam kita hadiahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang. Sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pembelajaran Kewirausahaan”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Kewirausahaan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kaih
kepada Bapak Mansur Keling, M.Pd.E selaku dosen pengampu yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata
kuliah yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Medan, 17 Mei 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

2.1. Pengertian Pembelajaran Kewirausahaan........................................................... 3

2.2 Tahapan Pembelajaran Kewirausahaan ............................................................... 3

2.3. Pentingnya Pembelajaran Kewirausahaan .......................................................... 5

2.4. Indikator Pembelajaran Kewirausahaan ............................................................. 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 10

3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kebijakan pemerintah yang berpihak pada pengembangan budaya kewirausahaan
sudah dimulai sejak tahun 1995 dan terus berkembang hingga kini. Di awal kebijakan
tersebut Presiden RI saat itu menginstruksikan kepada seluruh masyarakat dan bangsa
Indonesia untuk mengembangkan program-program kewirausahaan. Sejak saat itu
gerakan pendidikan kewirausahaan mulai diprogramkan oleh berbagai organisasi, baik
organisasi bidang pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi, serta organisasi
pemerintah dan swasta. Melalui gerakan ini diharapkan budaya kewirausahaan dapat
menjadi bagian etos kerja masyarakat dan bangsa Indonesia, yang pada akhirnya dapat
dilahirkan wirausaha-wirausaha baru yang handal, tangguh dan mandiri.
Bukti nyata kebijakan pemerintah adalah dengan memasukkan mata kuliah
Kewirausahaan dalam kurikulum pembelajaran, khususnya di tingkat perguruan tinggi
negeri, dimana tingkatan ini merupakan tahap akhir sebelum para mahasiswa
memasuki dunia kerja yang sebenarnya. Banyaknya pengangguran serta kurangnya
minat berwirausaha menjadi autokritik terhadap peran dari perguruan tinggi. Perguruan
tinggi memiliki peran yang besar dan memiliki peluang untuk menanamkan sikap
mental kewirausahaan sehingga lulusannya tidak hanya ahli pada suatu bidang akademi
namun juga mampu melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang siap menjadi
pahlawan ekonomi.
Dengan adanya pembelajaran kewirausahaan diharapkan perguruan tinggi akan
mampu mengurangi tingginya angka pengangguran, khususnya dari kalangan terdidik
seperti dikalangan perguruan tinggi. Sejalan dengan hal itu, pendidikan kewirausahaan
harus diarahkan untuk meningkatkan spirit dan mengembangkan skill serta knowledge
di kalangan mahasiswa agar mereka memiliki bekal setelah menjadi sarjana. Dalam
jangka panjang, pendidikan kewirausahaan diharapkan bisa untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut.

1
1. Apa pengertian dari pembelajaran kewirausahaan?
2. Apa saja tahapan pembelajaran kewirausahaan?
3. Apa pentingnya pembelajaran kewirausahaan?
4. Apa saja indicator dalam pembelajaran kewirausahaan?
1.3. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian dari pembelajaran kewirausahaan
2. Mengetahui apa saja tahapan pembelajaran kewirausahaan
3. Mengetahui pentingnya pembelajaran kewirausahaan
4. Mengetahui indikator dalam pembelajaran kewirausahaan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pembelajaran Kewirausahaan
Mulyasa (2005) menjelaskan pembelajaran merupakan proses interaksi antara
peserta didik dan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih
baik. Sedangkan kewirausahaan diartikan sebagai suatu usaha dalam mencapai suatu
nilai mengenai pengenalan pada peluang bisnis, pengelolaan resiko dengan tepat,
keterampilan komunikasi yang baik, dan pengelolaan terhadap sumber daya manusia,
modal dana lam yang diperlukan agar aktivitas kewirausahaan dapat terlaksana dengan
baik (suryana, et al. 2011). Sedangkan Danuhadimedjo (2008) menjelaskan bahwa
pembelajaran kewirausahaan merupakan penanaman nilai, kemampuan dan perilaku
kepada seseorang untuk berkreasi dan berinovasi dalam membentuk jiwa seseorang
pengusaha.

Melihat beberapa penjelasan di atas makan dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran kewirausahaan merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan kepada seseorang bagaimana cara
membangun usaha dengan baik. Selanjutnya pembelajaran wirausaha ini harus
dilakukan secara sistematis dan berkembang pada akhir setiap proses pembelajaran
harus disertakan penilaian dan evaluasi. Konsep ini menjadi salah satu langkah untuk
membangun proses pembelajaran yang baik pada tahap-tahap berikutnya.

2.2 Tahapan Pembelajaran Kewirausahaan


Pembelajaran kewirausahaan dapat dimulai dengan membaca kemampuan dan
potensi diri, potensi lingkungan sekitar yang kemudian diolah melalui percobaan
empirik sehingga menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Asy’ari (1996)
mengungkapkan perlu adanya beberapa tahapan yang dilakukan sehubungan dengan
pembelajaran kewirausahaan tersebut yaitu:

1. Tahap pengenalan diri


Melalui pengenalan diri secara intens seseorang dapat mengenali kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam dirinya. Keseimbangan

3
dalam mengenali dan memahami dirinya baik dari sisi kekuatan dan kelemahan,
kebaikan dan keburukan adalah mutlak diperlukan karena tanpa keseimbangan
tersebut dapat menjebak seseorang ke sisi yang tidak menguntungkan. Setiap
orang mempunyai kemampuan sendiri-sendiri dan antara yang satu dengan
yang lainnya berbeda. Perbedaan kemampuan harus dikenali dengan baik dan
harus disadari agar dapat dijalin kekuatan sinergik dalam tim kerja dengan
menggabungkan semua potensi-potensi yang ada untuk saling melengkapi dan
dikembangkan menjadi kekuatan untuk memajukan usahanya.
2. Tahap pengenalan potensi ekonomi, lingkungan hidup, dan lingkungan
masyarakat
Karena di dalam lingkungan hidup dan lingkungan masyarakat terkandung
potensi ekonomi yang besar, yang satu dengan yang lainnya berbeda maka
setiap usaha selalu berhubungan dengan ruang, waktu dan lingkungan tersebut.
Pengenalan terhadap potensi ekonomis dari lingkungan perlu dilakukan secara
mendalam dari berbagai segi baik dari sumber daya alam, sumber daya
manusia, situasi pasar, persaingan dan kualitas produksi serta teknologi, bahan
baku yang kaitannya dengan kegiatan ekonomi serta tingkat pertumbuhannya.
3. Tindakan nyata dengan percobaan empirik
Berdasarkan pengenalan yang mendalam terhadap potensi ekonomi, baik yang
tersimpan dalam kemampuan diri, maupun potensi yang ada dalam lingkungan
hidup, kemudian dilakukannya perhitungan ekonomi (studi kelayakan), maka
selanjutnya pilihan usaha harus ditetapkan dan diikuti dengan tindakan nyata
melalui percobaan empirik tersebut. Percobaan empirik bisa dilakukan dengan
cara magang kerja dalam dunia kerja nyata. Magang merupakan cara
pendalaman usaha yang paling kecil resikonya. Akan tetapi biasanya dalam
proses magang, seseorang akan sulit memperoleh pengalaman yang
diperlukannya, yang menjadi kunci sukses usaha tempat magang. Disini
diperlukan kecerdasan dan kejujuran serta sikap yang baik sehingga kunci
sukses dapat dipahami tanpa merugikan pihak lain.
4. Tahap pengembangan usaha

4
Hal ini dapat dilakukan setelah tahap percobaan empirik menunjukkan hasil
positif. Biasanya hasil yang positif tersebut dicari dengan beberapa kali
percobaan empirik, sebagai proses pendalaman terhadap struktur usahanya.
Pengembangan usaha dapat dilakukan secara vertikal dan horisontal akan tetapi
sebaiknya perkembangan vertikal lebih didahulukan kemudian jika sudah
dicapai titik maksimum sesuai dengan kemampuan yang ada baru
dikembangkan secara horisontal. Hal ini disebabkan pengembangan usaha
secara horisontal dengan membuka usaha-usaha baru yang lain dari usaha yang
sudah dikembangkannya terdahulu dalam prosesnya ternyata dimulai dari awal
lagi. Biasanya pengembangan suatu usaha seringkali tidak diikuti dengan
kecepatan pengembangan manajemen usahanya. Oleh karena itu sejak awal
usahanya dirintis sudah seharusnya mulai dipikirkan mengenai pengembangan
manajemen dengan cara mengembangkan kemampuan profesional sumber
daya manusianya.

2.3. Pentingnya Pembelajaran Kewirausahaan


Pembelajaran kewirausahaan sangat diperlukan untuk menciptakan seorang
pengusaha. Menurut Anabela et al (2013) kewirausahaan pembelajaran kewirausahaan
penting karena: 1) untuk membangun minat berwirausaha mahasiswa, 2) untuk
mengembangkan karakteristik kewirausahaan dan kesadaran di kalangan mahasiswa
untuk berwirausaha. Pengetahuan yang didapat melalui pembelajaran kewirausahaan
mendorong mahasiswa untuk mengarahkan karirnya berwirausaha (Kibler et al, 2018)
Begitu juga pendapat (Pruett et al, 2008) yang mengatakan dengan adanya
pembelajaran kewirausahaan akan membantu mahasiswa untuk meningkatkan
kreativitas meningkatkan kepercayaan dirinya untuk berwirausaha.

Pembelajaran kewirausahaan diberikan kepada mahasiswa supaya bisa


menumbuhkan minat mahasiswa untuk berwirausaha, mengembangkan kreativitas dan
meningkatkan kepercayaan diri dalam berwirausaha. Peranan perguruan tinggi dalam
pengembangan kewirausahaan bagi mahasiswa-mahasiswa sangatlah penting untuk
pembangunan Nasional. Peran tersebut bukan hanya tugas perguruan tinggi yang

5
semata-mata hanya menjadi pusat pendidikan dan penyiapan sumber daya manusia
yang diperuntukkan untuk lembaga dan instansi pemerintah. Akan tetapi harus mampu
melahirkan wirausahawan yang mampu melibatkan diri dalam pengembangan
ekonomi masyarakat untuk kemajuan bangsa.

Usaha yang harus dilakukan perguruan tinggi untuk melahirkan wirausahawan


wirausahawan baru dari kalangan mahasiswa dengan memberikan pembelajaran dan
pelatihan-pelatihan kewirausahaan yang akan menjadi bekal bagi mahasiswa ketika
memasuki dunia kerja. Asy’ari dalam Salim Al Idrus (2017) mengatakan upaya yang
dilakukan itu antara lain:

1. Pelatihan
Pelatihan ini sangat dianjurkan supaya setiap peserta termotivasi menjadi
wirausaha dan bisa memahami konsep-konsep kewirausahaan dengan segala
macam beluk aspek dan permasalahan yang ada di dalamnya. Maka dari itu
pelatihan ini semaksimal mungkin para pelaku wirausaha dihadirkan untuk
memberikan penjelasan dan arahan mengenai filosofi usahanya beserta kiat-
kiatnya untuk mencapai sukses usahanya, sedangkan keterampilan dan
penguasaan mengenai teknis manajemen usaha bisa diberikan oleh tenaga
profesional di bidangnya.
2. Pemagangan
Pemagangan sangatlah diperlukan bagi mahasiswa untuk menambah ilmu dan
pemahamannya dalam bidang yang ditekuninya, akan tetapi pemagangan di sini
lebih fokus dan diarahkan untuk membentuk visi dan menyerap budaya kerja
yang lebih profesional, berkenaan dengan pilihan usaha yang kelak akan
ditekuninya. Sebagai contoh ada seorang mahasiswa yang ingin menekuni
usaha dibidang pakaian maka mahasiswa tersebut harus magang di tempat yang
didinginkannya tersebut.
Dengan adanya pemagangan seperti ini maka mahasiswa bisa secara langsung
melakukan pendalaman pemahaman dan pengetahuan terhadap usaha tersebut.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap usaha yang akan dibukanya suatu saat

6
nanti. Jadi sangat Jelas bahwa pemagangan yang dimaksud di sini berbeda
dengan pemagangan yang seperti biasanya dimana mahasiswa di tempatkan di
suatu perusahaan atau lembaga dengan maksud mahasiswa tersebut bisa
mempraktikkan ilmu yang sudah dia dapat di perkuliahan.
3. Penyusunan proposal
Penyusunan proposal sangat diperlukan bagi wirausahawan dengan tujuan
dapat membantu permodalan dalam usaha yang dirintis, maka dari itu
mahasiswa yang telah memiliki motivasi, pengetahuan dan pengalaman praktek
langsung di lapangan, selanjutnya diharapkan mahasiswa dapat menyusun
sebuah proposal usaha, yang mana tujuan dari proposal usaha ini bisa
mencerminkan perhitungan perhitungan yang riil serta prospek pengembangan
usahanya kedepannya dan alangkah bagusnya proposal usaha ini dirancang dan
dievaluasi oleh pihak pembimbing professional.
4. Permodalan
Proposal yang telah dibuat dengan baik yang menggambarkan tujuan usaha
yang realistik, seterusnya menjalin kerjasama atau mengajukan proposal
kepada pihak-pihak yang memungkinkan dapat memberikan modal. Maka dari
itu semaksimal mungkin menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan
berbagai pihak maupun lembaga yang bisa membantu dan memberi modal
terhadap usaha yang telah dibuat.
5. Pendampingan
Pendampingan sangat diperlukan supaya pelaku usaha dapat mengembangkan
usahanya secara terkendali sesuai dengan proposal yang telah ditetapkan. Maka
dari itu diperlukan pihak-pihak atau lembaga pendamping yang profesional
untuk pengembangan usaha dan ini bisa dilakukan melalui mitra kerja yang
telah terjalin sebelumnya.
6. Menjadi pelaku usaha
Setelah beberapa tahapan kegiatan di atas dijalankan secara konsisten dan
berhasil baik mulai dari pelatihan sampai ke pendampingan, maka seyogyanya
mahasiswa sudah siap menjadi pelaku wirausaha Semakin banyak pelaku usaha

7
yang lahir dari mahasiswa maka akan dapat mengurangi jumlah pengangguran
yang ada selanjutnya akan berdampak terhadap peningkatan perekonomian
bangsa.

Pentingnya pembelajaran kewirausahaan pada masa kini sangat dibutuhkan karena


perkembangan globalisasi yang sangat cepat telah membuat persaingan usaha semakin
ketat. Saat ini, dari seluruh bagian wirausaha dapat memasarkan usahanya keseluruh
penjuru dunia dengan mudah. Oleh karena itu, dikhawatirkan apabila pembelajaran
kewirausahaan tidak diajarkan sejak dini, maka besar peluang jiwa kewirausahaan
masyarakat Indonesia menjadi mandeg karena tidak sanggup bersaing dengan pasar
dunia.

2.4. Indikator Pembelajaran Kewirausahaan


Adapun indikator pembelajaran menurut Suherman (2010):

1. Materi pembelajaran: Materi pembelajaran adalah semua bahan pelajaran yang


disampaikan kepada peserta didik dan merupakan salah satu komponen
pembelajaran yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
2. Metode pembelajaran: Metode pembelajaran merupakan proses atau prosedur
yang digunakan oleh guru atau instruktur untuk mencapai tujuan atau
kompetensi. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran atau melakukan internalisasi
terhadap isi atau materi pelajaran.
3. Pengalaman langsung: Pengalaman langsung Merupakan pengalaman yang
diperoleh mahasiswa sebagai hasil dari suatu aktivitas dimana seseorang
berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari tanpa
menggunakan perantara. Karena pengalaman langsung inilah maka ada
kecenderungan hasil yang diperoleh peserta didik menjadi konkret sehingga
memiliki ketetapan yang tinggi.

8
Sedangkan Purnomo (2005) mengatakan indikator pembelajaran kewirausahaan
antara lain: materi kewirausahaan, proses pembelajaran, tujuan pembelajaran, media
yang digunakan, waktu yang sediakan untuk proses pembelajaran kewirausahaan.

9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pembelajaran kewirausahaan merupakan upaya yang dilakukan untuk
memberikan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan kepada seseorang
bagaimana cara membangun usaha dengan baik. Tahapan dalam pembelajaran
kewirausahaan dapat dimulai dengan pengenalan diri, pengenalan potensi ekonomi,
lingkungan hidup, dan lingkungan masyarakat, tindakan nyata dengan percobaan
empirik, dan pengembangan usaha. Pembelajaran kewirausahaan penting dikarenakan
dapat membangun minat berwirausaha mahasiswa dan mengembangkan karakteristik
kewirausahaan dan kesadaran di kalangan mahasiswa untuk berwirausaha. Adapun
indikator dalam pembelajaran kewirausahaan antara lain, materi kewirausahaan, proses
pembelajaran, tujuan pembelajaran, media yang digunakan, waktu yang sediakan untuk
proses pembelajaran kewirausahaan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Anabela Dinis, A. Do P. And J., & Ferreira, Ao, Ma Rio Raposo, R. G. R. 2013.
Psychological Characteristics And Entrepreneurial Intentions Among
Secondary Students. Psychological Characteristics And El, 55(8), 763-780.
Asy'ari, Musa, Islam. L996. IAIN Dan Pengembangan Kewirausahaan. Journal On
Islamic Studies, Yogyakarta: Al-Jami'ah, No. 59, ISSN, No. 0126, 012 X,
IAIN Sunan Kalijaga.
Danuhadimedjo, R. D. 2008. Kewirausahaan Dan Pembangunan. Bandung: Alfabeta.
Idrus, S. 2017. Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Aplikasi Pembelajaran Mata
Kuliah Kewirausahaan Di Perguruan Tinggi. Malang: Media Nusa Creative.
Kibler, E., Wincent, J., Kautonen, T., & Cacciotti, G. 2018. Can Prosocial Motivation
Harm Entrepreneurs Subjective Well-Being? Journal Of Business Venturing,
October, 0-1.
Mansur dkk. 2023. Pembelajaran Kewirausahaan. Tasikmalaya: Perkumpulan Rumah
Cemerlang Indonesia
Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Ros Dan Karya.
Pramono, J. 2019. Produk Kreatif Dan Kewirausahaan. Yogyakarta: Andi Offset.
Pruett Et Al. 2008. Explaining Entrepreneurial Intentions Of University Students: A
Cross-Cultural Study. Entrepreneurialintentions, 15(6), 571-579.
Suherman, E. 2010. Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Suryana. 2011. Kewirausahaan, Pedoman Praktis Kiat Dan Proses Menuju Sukses.
Bandung: Alfabeta.
Susilaningsih. 2015. Pendidikan Kewirausahaan Di Perguruan Tinggi; Pentingkah
Untuk Semua Profesi?. Jurnal Economia Volume 11, Nomor 1, April 2015.

11
Kritik dan Saran
1. Nurkhodijah (Kelompok 1)
Spasi kurang serentak. Terdapat juga kesalahan penulisan huruf kapital.
2. Afrianti Safitri (Kelompok 2)
Mungkin materinya bisa ditambah.

12

Anda mungkin juga menyukai