Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu Dina Amalia S.Pd., M.Pd

Kelompok 1

4SDA4

No. Nama NIM

1. Putri Aulia Faradina 211330000885


2. Dahlia Lailatul Husnia 211330000888
3. Melinda Fredina Saputri 211330000910
4. Feni Nabila Putri 211330000919

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur pemakalah panjatkan kehadirat Allah atas limpahan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya pemakalah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Mengenal Arti dan Makna Entreprenuer. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kewirausahaan. Dalam pembuatan karya tulis ini, pemakalah
mengalami berbagai kesulitan, namun dengan bantuan beberapa pihak, pemakalah
mampu menyelesaikan makalah ini.

Terima kasih pemakalah sampaikan kepada Ibu Dina Amalia S.Pd., M.Pd
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Kewirausahaan. Serta semua pihak yang
telah memberikan dukungan baik moral maupun material kepada pemakalah.

Dengan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan, pemakalah menyadari


bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, pemakalah
mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bermanfaat bagi pemakalah dan
pembaca, serta dapat menjadi salah satu sumber pembelajaran mengenai karya tulis
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Jepara, 9 Maret 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah....................................................................................................... 2
D. Manfaat Makalah .................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
A. Makna dan Pengertian Entrepreneur ..................................................................... 3
B. Implementasi Pendidikan Intrepreneur di Sekolah Dasar ...................................... 5
C. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Anak SD Untuk Berwirausaha ......................... 7
BAB III ................................................................................................................................ 10
PENUTUP ........................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entre berarti antara dan
prendre berarti mengambil. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk
menggambarkan orang-orang yang berani mengambil resiko dan memulai
sesuatu yang baru. Wirausahawan merupakan orang yang dinamis
senantiasa mencari peluang, dan memanfaatkannya untuk mengahasilkan
sesuatu yang mempunyai nilai tambah. Entrepreneur adalah orang yang
pandai melihat peluang, bersemangat, berani mengambil resiko, dan
inovator yang memiliki ide kreatif untuk menambah nilai guna dari suatu
barang atau jasa.
Calon pendidik sekolah dasar perlu untuk memahami karakteristik
anak usia sekolah dasar untuk membantu merencanakan, menentukan, dan
mengaplikasikan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan
anak. Siswa kelas rendah maupun tinggi memerlukan adanya permainan
dalam pembelajaran. Dengan melalui pembelajaran sehari-hari, guru dapat
memahami karakter anak, minat anak, dan potensi anak. Jika mereka
memiliki keinginan untuk berwirausaha, maka sebagai guru harus
memotivasi cita-cita mereka tersebut.
Mempersiapkan kualitas sumber daya manusia sejak usia dini menjadi
sangat penting. Karena keberhasilan menata, membentuk dan mencetak
kemapanan anak-anak di masa depan sangat ditentukan dalam keberhasilan
membentuk pondasi pendidikan anak sesuai dengan bakat dan potensinya
yang ditemukan serta dikembangkan sejak masa anak usia sekolah dasar
sebagai kesempatan yang tidak mungkin bisa terulang kembali setelah anak
melampaui usia sekolah dasar tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah
ini adalah :
1. Apa pengertian Entrepenuer?
2. Bagaimana implementasi pendidikan entrepenuer di Sekolah Dasar?
3. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi minat anak SD untuk
berwirausaha?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pada makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu entrepenuer
2. Menjelaskan tentang implementasi pendidikan entrepenuer di sekolah
dasar
3. Mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi minat anak SD untuk
berwirausaha

D. Manfaat Makalah
1. Bagi penulis, makalah ini dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan
penulisan selanjutnya.
2. Bagi pihak fakultas, penulisan makalah ini dapat dijadikan dasar untuk
membantu pembelajaran mahasiswa tentang entrepenuer.
3. Bagi seluruh pembaca, dengan adanya penulisan makalah ini, pembaca
diharapkan dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan entrepenuer.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Makna dan Pengertian Entrepreneur
Kata entrepreneur berasal dari bahasa prancis, entreprendre, yang sudah
dikenal sejak abad ke-17, yang berarti berusaha. Memulai dalam sebuah bisnis,
kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang
yang mengorganisir dan menanggung resiko sebuah bisnis atau usaha. Menurut
Tomas W. Zimmerer (2008) entrepreneurship (kewirausahaan) adalah penerapan
kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya
memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Entrepreneur
dalam hal bahasa Indonesia disebut dengan kewirausahaan. Kemampuan
berwirausaha di dasari atas sebuah kepentingan pembaca peluang untuk
mengembangkan sebuah usaha, tersedianya cukup waktu untuk
mengimprofisasikan kreatifitas usaha, dan dorongan yang kuat dalam menguasai
pasar.

Entrepreneur berasal dari bahasa inggris ynag artinya usahawan atau


pengusaha. Usahawan atau pengusaha dalam aktifitas sehari-hari disebut juga
dengan pembisnis. Segala aktifitas pada pembisnis atau pengusaha disebut dengan
bisnis, karena aktifitas pembisnis tidak lain adalah bisnis itu sendiri yang
melibatkan waktu dan setiap waktu yang digunakan dalam berbisnis dihitung
dengan nilai usaha, dimana nilai usaha tersebut adalah keuntungan bisnis. Menurut
Andrew J. Dubrin (2008) entrepreneur adalah seseorang yang mendirikan dan
menjalankan sebuah usaha yang inovatif.

Pendidikan kewirausahaan perlu dikembangkan sejak dini, hal ini cukup


beralasan agar Indonesia dapat mencetak generasi penerus yang siap dengan
tantangan-tantangan ekonomi di masa mendatang. Pertumbuhan ekonomi dan
tingkat pengangguran mejadi salah satu indikator penting keberhasilan
pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi terjadi karena adanya pendapat
suatu negara secara nasional pada periode tertentu. Sedangkan pengangguran
merupakan selisih angkatan kerja dengan serapan lapangan pekerjaan yang ada.

3
Dengan demikian pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi juga dari
produktivitas tenaga kerja yang terserap pada lapangan kerja. Hal ini terjadi karena
tenaga kerja berkontribusi terhadap pendapatan negara.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menyiapkan generasi
masa depan negara kita melalui pendidikan kewirausahaan sejak pendidikan
ditingkat SD/MI. Tidak dapat dipungkiri, kemujuan suatu bangsa sangat ditentukan
oleh peran sumber daya manusia sebagai aktor utama dalam menggerakkan
ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya untuk pembangunan negara mengikuti
lajunya dinamika kebutuhan manusia yang terkadang percepatannya mengalahkan
kemapanan institusi pendidikan, idealnya sebagai institusi utama “produsen”
mengolah sumber daya manusia menjadi berkualitias.

Jika merujuk pada kebijakan yang diterapkan di Selandia Baru, sebagaimana


penjelasan Sandy Farquhar and Andrew Gibbons (2019, h. 453- 476) dalam laporan
ilmiahnya, bahwa pengembangan kebijakan pendidikan memuat materi kurikulum
enterpreneurship dalam materi pendidikan usia Sekolah Dasar merupakan
pendekatan integrasi dengan platform yang koheren untuk pembangunan nasional
yang sistematis keanekaragaman. Sehingga sejak Sekolah Dasar anak-anak telah
terdidik dan terlatih untuk mengembangkan imanjinasinya, mengenal fungsi dan
manfaat uang, menghargai nilai-nilai yang melekat pada benda, dalam melihat
keberhasilan dan kegagalan atau dengan kata lain, jika mendapatkan sesuatu anak-
anak bergembira, sebaliknya jika kehilangan sesuatu anak tidak terus-menerus
dalam tangisan.

Pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran menjadi salah satu indikator


penting keberhasilan pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi terjadi
karena adanya pendapatan suatu negara secara nasional pada periode tertentu.
Unsur utama dari entrepreneur adalah kreativitas dan inovasi. Kedua istilah tersebut
berbeda, namun memiliki keterkaitan. Kreativitas sendiri diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda.
Sedangkan inovasi diartikan sebagai produk atau jasa yang dihasilkan dari proses
kreativitas tersebut. Kedua hal tersebut harus ada dalam entrepreneur, karena

4
menemukan ide-ide kreatif saja tidak cukup, harus diimplementasikan dalam usaha
nyata dan inovatif.

B. Implementasi Pendidikan Intrepreneur di Sekolah Dasar


Pendidikan entrepreneur dapat dijelaskan sebagai pendidikan yang
menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan jiwa
entrepreneur yaitu jiwa pemberani dan mampu menghadapi problem hidup dan
kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengetahui problem
tersebut, jiwa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Nilai-nilai yang
dikembangkan dalam pendidikan kewirausahaan adalah pengembangan nilai-nilai
dari ciri-ciri seorang wirausaha. Beberapa nilai-nilai kewirausahaan yang paling
pokok dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik yaitu ada 17 nilai,
sebagai berikut :

1. Mandiri, tidak bergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan dan
menjalankan tugas.
2. Kreatif, menghasilkan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada.
3. Berani mengambil resiko, mampu untuk menghadapi dan menerima akibat
atau konsekuensi dari apa yang dilakukan.
4. Berorientasi pada tindakan, memiliki inisiatif untuk bertindak terhadap
segala sesuatu yang diperlukan.
5. Kepemimpinan, sikap terbuka terhadap kritik dan saran, mampu bekerja
sama dan menjadi teladan.
6. Kerja keras, menyelesaikan tugas dan kewajiban dengan sungguh-sungguh.
7. Jujur, perkataan dan tindakan sesuai dengan apa yang dilakukan.
8. Disiplin, tertib, taat, dan patuh terhadap peraturan.
9. Inovatif, kreatif dalam memecahkan persoalan dan mengembangkan hal-hal
baru.
10. Tanggung jawab, melaksanakan tugas dan kewajiban dalam pekerjaan.
11. Kerja sama, mampu menjalin hubungan dengan orang lain untuk mencapai
tujuan bersama.

5
12. Pantang menyerah, tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah dan
selalu mencari solusi.
13. Komitmen, kesepakatan terhadap orang lain atau orang lain.
14. Realistis, cara berpikir yang logis berdasarkan data dan fakta.
15. Rasa ingin tahu, sikap ingin mengetahui secara mendalam terhadap suatu
hal.
16. Komunikatif, mudah untuk membangun interaksi, kerja sama, dan berbicara
dengan orang lain.
17. Motivasi kuat, memiliki semangat untuk melakukan sesuatu secara terus-
menerus.

Implementasi pendidikan entrepreneur di sekolah dasar dalam tahap


pelaksanaan terdiri beberapa cara, yaitu :

1. Integrasi mata pelajaran. Menurut Barnawi dan Arifin (2012:62)


menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan melalui integrasi mata
pelajaran dilaksanakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Maksud dari integrasi mata pelajaran sendiri ini adalah berbagai
mata pelajaran dihubungkan sehingga menjadi mata pelajaran utuh, dimana
nilai-nilai kemanusiaan terpadu didalamnya.
2. Pengembangan diri. Menurut Rachmadyanti dan Wicaksono (2017:434-
435) menyatakan bahwa beberapa kegiatan yang dapat diaplikasikan dalam
pendidikan kewirausahaan adalah kegiatan market day dan outing class.
Melalui berbagai kegiatan ini, anak akan lebih mengenal dunia wirausaha
dengan secara langsung melakukan praktik kegiatan jual beli dan juga
mengenal berbagai kegiatan produksi suatu barang dan jasa. Dalam hal ini
juga bisa dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyediakan beberapa unit
usaha diantaranya koperasi ataupun usaha catering yang dikelola
didalamnya. Dengan tersedianya unit usaha disekolah dapat dijadikan
media penanaman kegiatan kewirausahaan di lingkungan sekolah, sehingga
siswa dapat termotivasi untuk melaksanakan kegiatan kewirausahaan.

6
3. Bahan ajar. Pendidikan kewirausahaan melalui bahan ajar dilaksanakan
melalui bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran,
khususnya dalam bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran tematik.
Materi dan nilai-nilai kewirausahaan dalam bahan ajar terintegrasi dalam
tema-tema yang terkait. Dalam membuat bahan ajar ini, guru dapat
memodifikasi sesuai dengan kreativitas guru.

Implementasi kewirausahaan dengan profil pelajar pancasila yaitu menurut


Dindin (2021), pelajar mempunyai peran yang sangat penting sebagai pengaruh
besar sosial di tengah masyarakat yang sedang berkembang, karena pelajar jauh
lebih memiliki semangat, kemampuan, daya saing, daya pikir serta fisik yang kuat
dan tanggap. Profil pelajar pancasila ini dapat menumbuhkan inovasi dan
kreativitas pelajar dalam mengembangkan gagasan dan ide-ide yang diciptakan
agar menjadi produk yang bisa dihasilkan dan dipasarkan. Kegiatan belajar-
mengajar di sekolah, seorang siswa tidak hanya menyerap ilmu dalam buku-buku
pelajaran saja. Mereka juga mempelajari hal-hal diluar dunia akademik yang tentu
akan berguna baginya di masa mendatang. Siswa mungkin sudah menemukan
impian dan cita-citanya, namun proses pembelajaran di sekolah seharusnya dapat
memantapkan atau bahkan mengembangkannya. Dalam hal ini, siswa dilatih untuk
membuat bisnis secara berkelompok. Ada siswa yang membuat usaha dengan
menjual makanan ringan. Ada juga siswa yang membuat kerajinan tangan dengan
menggunakan sampah plastik. Dalam implementasi kegiatan tersebut, tentunya
siswa menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah tantangan dalam
memasarkan produk yang dibuatnya agar dapat terjual. Sebagian besar siswa
menghadapi tantangan-tantangan tersebut dengan mengamalkan nilai pancasila
keempat, yakni musyawarah dan mufakat bersama dengan teman satu timnya yang
akan berdiskusi untuk menemukan jalan keluar yang terbaik.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Anak SD Untuk Berwirausaha


Sekolah dasar merupakan salah lembaga pendidikan formal yang berpotensi
untuk dilaksanakannya pendidikan kewirausahaan. Dalam hal ini, pendidikan
kewirausahaan dinilai penting untuk diajarkan pada anak usia SD agar jiwa

7
pengusaha individu cepat muncul. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan di
sekolah-sekolah masih kurang efektif, disebabkan karena terdapat berbagai faktor,
diantaranya kemampuan tenaga pendidik untuk mengajarkan pendidikan
kewirausahaan, kewirausahaan masih dipandang sebelah mata sehingga hanya
dianggap sebagai pelengkap mata pelajaran di sekolah, serta terbatasnya jam
pelajaran untuk melaksanakan pendidikan kewirausahaan sehingga tujuan
pendidikan kewirausahaan tidak tersampaikan seluruhnya.

Jiwa kewirausahaan diharapkan akan tumbuh sikap dan kemauan


mandiri demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik tanpa harus bergantung
kepada orang lain. Adapun langkah untuk menumbuhkan jiwa
kewirausahaan adalah dengan menanamkan minat berwirausaha. Minat
berwirausaha inilah yang nantinya akan menimbulkan keputusan untuk
berwirausaha. Proses kewurausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi
dipengaruhi secara internal dan eksternal. Inovasi yang dipengaruhi secara internal,
yaitu : toleransi, nilai-nilai, pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan faktor
eksternal yaitu : aktivitas, peran, dan peluang. Faktor internal dan eksternal ini
mempengaruhi dalam membentuk karakter seseorang untuk berinovasi dalam
kewirausahaan.

Minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk


bekerja keras atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko
yang akan terjadi, serta berkemauan untuk belajar dari kegagalan (Fu’adi,
Eko and Murdani, 2011). Minat wirausaha tidak dibawa sejak lahir akan
tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Keterampilan yang akan dimiliki peserta didik SD rentang usia 6-13 tahun.
Keterampilan yang dicapai diantaranya, keterampilan sosial tolong menolong dan
keterampilan bermain. Keterampilan sosial tolong menolong yang berkembang
dengan baik dapat bermanfaat dalam membantu orang lain. Keterampilan ini dapat
membantu anak untuk mampu bekerjasama dengan orang lain. Dengan
keterampilan ini, menambah perasaan harga diri dan kemampuan berbagi dengan

8
temannya. Sedangkan keterampilan bermain merupakan keterampilan dalam
bermain yang memanfaatkan kemampuan motorik, seperti lari, lompat, lempar, dan
menangkap keseimbangan.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat anak SD untuk berwirausaha


antara lain:

1. Pengaruh lingkungan: Lingkungan keluarga dan sekolah yang positif


terhadap wirausaha dapat meningkatkan minat anak untuk menjadi seorang
wirausaha. Anak yang tumbuh di lingkungan yang mendukung wirausaha
akan lebih mudah tertarik untuk mempelajari dan mengembangkan
keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wirausaha.
2. Bakat dan minat: Bakat dan minat yang dimiliki oleh anak dapat menjadi
faktor yang penting dalam menentukan apakah anak memiliki minat untuk
menjadi seorang wirausaha atau tidak. Jika anak memiliki minat dan bakat
dalam memimpin dan mengambil risiko, maka kemungkinan besar anak
tersebut akan tertarik untuk menjadi seorang wirausaha.
3. Kreativitas: Anak-anak yang memiliki tingkat kreativitas yang tinggi
cenderung memiliki ide-ide inovatif dan berani mengambil risiko untuk
mewujudkan ide tersebut menjadi bisnis yang sukses. Oleh karena itu,
kreativitas dapat menjadi faktor penting dalam mempengaruhi minat anak
untuk berwirausaha.
4. Pendidikan dan pengalaman: Pendidikan dan pengalaman juga dapat
mempengaruhi minat anak untuk berwirausaha. Anak-anak yang terbiasa
dengan lingkungan belajar yang aktif dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan
yang melibatkan kewirausahaan cenderung lebih tertarik untuk menjadi
wirausaha.
5. Model peran: Anak-anak seringkali meniru perilaku dan pola pikir orang
yang mereka anggap sebagai model peran. Oleh karena itu, jika anak-anak
memiliki model peran yang merupakan wirausaha yang sukses, mereka
cenderung akan tertarik untuk mengikuti jejak mereka dan menjadi
wirausaha juga.

9
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan kewirausahaan perlu dikembangkan sejak dini, hal ini cukup
beralasan agar Indonesia dapat mencetak generasi penerus yang siap dengan
tantangan-tantangan ekonomi di masa mendatang. Pendidikan intrepreneur sangat
penting untuk diimplementasikan semenjak pendidikan di tingkat sekolah dasar.
Pada hal ini dilakukan untuk mempersiapkan generasi penerus di masa yang akan
datang yang memiliki jiwa wirausaha yang selalu berkreasi dan berinovasi yang
secara nyata terlihat dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha,
mengerjakan sesuatu yang baru, dan mencari peluang.

Nilai-nilai kewirausahaan yang paling pokok yaitu, mandiri, kreatif, berani


mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, kepemimpinan, kerja keras, jujur,
disiplin, inovatif, tanggung jawab, kerja sama, pantang menyerah, komitmen,
realistis, rasa ingin tahu, komunikatif, dan motivasi kuat. Faktor yang dapat
mempengaruhi minat anak sekolah dasar untuk berwirausaha antara lain, pengaruh
lingkungan, minat dan bakat, kreativitas, pendidikan dan pengalaman, model peran.
Implementasi pada anak usia dasar melalui tahap perencanaan diantaranya integrasi
mata pelajaran, pengembangab diri, dan bahan ajar.

B. Saran
Pemakalah berharap dalam pembuatan makalah ini bisa bermanfaat dan
pembaca dapat mengetahui apa itu entreprenur, implementasi pendidikan
entrepreneur di sekolah dasar, dan faktor yang dapat mempengaruhi minat anak
sekolah dasar untuk berwirausaha. Dalam pembuatan makalah ini, tentu tidak
terlepas dari kesalahan maupun kekurangan, sehingga terdapat beberapa hal yang
perlu diperbaiki kembali. Oleh karena itu, pemakalah berharap kritik dan saran dari
pembaca untuk menjadikan perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Barnawi & Arifin, M. 2012. School preneurship Membangkitkan Jiwa dan Sikap
Kewirausahaan Siswa. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Dindin. 2021. Menggali Potensi Jiwa Kewirausahaan Generasi Muda Berbasis


Pancasila. Universitas Pamulang.

Dubrin Andrew J. 2008. Leadership. Jakarta: Prenada Media.

Eqien. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.9. no.2.

Farquhar, dkk. 2019. Early Childhood Education Policy Pathways A Learning


Story. ANU Press.

Muhammad Afandi. 2021. Implementasi Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah


Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol.5. no.1

Putri Ayu. 2022. Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Sebagai
Upaya Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan. Jurnal Pendidikan Ekonomi.
Vol.15. no.2

Sari R, dkk. 2022. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha


Mahasiswa PGSD Melalui Mata Kuliah Berwirausaha.

Zimmerer Thomas W, dkk. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Kecil. Jakarta:


Salemba Empat.

11

Anda mungkin juga menyukai