Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

POTENSI KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampu :
Burhanudin, S.E., M.M.

Disusun Oleh :
Kelompok 1 (Satu)
Putri Rahayu 201901500533
Akhmad Fatkhan 201901500583
Dea Ananda Putri 201901500598
Sekararum Pratiwi Soeryana 201901500616
Riska Apriliani 201901500617
Kelas R5F

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberkan limpahan rahmat, hidayah, serta kekuatan kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Potensi
Kewirausahaan”. Shalawat serta salam semoga tercurah limpah kepada Baginda
Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewirausahaan.
Kami mengucapkan hormat dan terimakasih kepada Bapak Burhanudin, S.E.,
M.M.. selaku Dosen Mata Kuliah Kewirausahaan.
Dalam materi “Pengetesan Kemampuan ini, akan dibahas mengenai
bagaimana hubungan kewirausahaan dengan potensi yang dimiliki seorang
wirausaha, apa saja potensi yang harus dimiliki, karakteristik seorang wirausaha,
dan tipe kepribadian dalam kewirausahaan.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan,
baik materi maupun penulisannya. Namun demikian, kami telah berusaha dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 28 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................ 2

C. Tujuan Penulisan.............................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Kewirausahaan................................................................. 4

B. Potensi Diri.......................................................................7

C. Potensi Kewirausahaan.....................................................8

D. Karakteristik Kewirausahaan..........................................10

E. Tipe Kepribadian dalam Kewirausahaan........................16

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................19

B. Saran............................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin maju suatu negara dapat tercermin dari semakin banyak orang
yang terdidik dan sekaligus kemungkinan semakin banyak pula yang
menganggur, oleh sebab itu, semakin dirasakan akan pentingnya dunia
wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh keberadaan
wirausaha yang dapat membuka lapangan kerja, karena kemampuan
pemerintah untuk itu sangat terbatas. Wirausaha merupakan salah satu pelaku
pembangunan yang potensial, baik dalam jumlah maupun mutunya.
Nurhasanah (2013) menyebutkan, kehidupan pendidikan dalam
lingkup pendidikan tinggi memiliki potensi yang sama besarnya dalam upaya
menumbuhkan benih-benih karakter yang baik. Proses pendidikan pada
perguruan tinggi memiliki peran yang strategis dalam mewujudkan idealisme
membentuk karakter manusia Indonesia yang baik dan unggul. Pengajar juga
memiliki peran penting dalam menularkan semangat membangun karakter
anak bangsa. Salah satu upaya nyata dalam membangun karakter anak didik
adalah dengan melakukan internalisasi dalam proses pembelajaran.
Internalisasi nilai-nilai ke dalam proses pembelajaran yang berlangsung di
kampus perlu dikaji secara mendalam tentang potensi dari mata kuliah terkait
dengan materi yang disampaikan dan nilai-nilai yang bersesuaian untuk
dibangun melalui suatu strategi pembelajaran.
Pengalaman dan pengetahuan tentang kewirausahaan sangat penting
dipertimbangkan sebagai faktor yang turut menentukan potensi kewirausahaan.
Sigh et al. (2008) menjelaskan, berdasarkan teori kewirausahaan
(entrepreneuship theory), terdapat hubungan yang jelas antara pendidikan atau
pengetahuan kewirausahaan dengan gagasan serta intensi untuk memulai
usaha baru. Oleh sebab Itu pula mengapa banyak perguruan tinggi
mencantumkan mata kuliah kewirausahaan pada kurikulumnya. Tujuannya

1
tidak lain adalah untuk meningkatkan potensi kewirausahaan dari pewirausaha
potensial.
Sebagai mahasiswa, sangat memerlukan pendidikan mengenai
Kewirausahaan ini, khususnya dengan mengetahui, memahami, dan
menerapkan keilmuan Kewirausahaan mengenai “Potensi Kewirausahaan”,
diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan kualitas dirinya dan menjadi
bagian daripada Kewirausahaan ini, selain itu juga mahasiswa agar mampu
memanfaatkan peluang, berani mengambil risiko, mandiri dan menerapkan
potensi dalam kewirausahaan ini. Sehingga semakin tinggi antusias dan
tingkat peluang atau cikal bakal seorang pewirausaha, dengan begitu, ekonomi
Indonesia semakin meningkat, dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan
semakin maju.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hubungan potensi diri seseorang dengan kewirausahaan?
2. Apa saja potensi diri yang dimiliki oleh orang-orang pada umunya?
3. Bagaimana potensi diri dalam kewirausahaan?
4. Bagaimana karakteristik, sifat, dan sikap yang dimiliki oleh wirausaha
dalam kewirausahaan?
5. Bagaimana tipe kepribadian dalam kewirausahaan?

C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan yang berjudul “Potensi
Kewirausahaan”.
2. Agar mampu mengerti dan memahami apa saja potensi dalam
kewirausahaan secara baik dan benar.
3. Agar mengetahui dan memahami bagaimana mengembangkan dan
memanfaatkan potensi yang dimiliki dalam kewirausahaan.
4. Dikuasainya materi pada bab ini.
5. Memanfaatkan materi dan ilmu yang didapat sebagai bekal mahasiswa
khususnya calon guru Bimbingan dan Konseling.

2
6. Mampu menerapkan apa yang sudah diajarkan, minimal yang berkaitan
dalam kehidupan sehari-hari.
7. Mampu menerapkan keilmuan Kewirausahaan dengan baik dan benar.
8. Memanfaatkan keilmuan kewirausahaan dalam kehidupan, baik dalam
pemanfaatan kehidupan sehari-hari, peluang menjadi pengusaha, dan
khususnya padamasa depan sebagai generasi Z.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kewirausahaan
Studi-studi empiris tentang potensi kewirausahaan dan hubungan
karakteritik individu dengan perilaku serta keberhasilan kewirausahaan, sudah
banyak dilakukan. Akan tetapi, sebagian studi memfokuskan kajiannya pada
tingkat individu, karena menurut Thang et al. (2009) dan Muller dan Goic
(2002), potensi kewirausahaan dipresentasikan oleh segmen penduduk yang
tidak hanya mempersepsikan bahwa peluang ada di lingkungannya, namun
juga memiliki karakteristik personal untuk mendirikan usaha baru. Teori yang
digunakan sebagai pedoman untuk mengkaji hubungan antara karakteristik
personal dan potensi kewirausahaan adalah teori atribusi. Pendekatan atribusi
digunakan untuk menganalisis, mengapa beberapa orang menjadi berpotensi
sebagai wirausaha (Raab et al., 2002).
Komparasi wirausaha perempuan dan laki-laki adalah berbeda dalam
hal kinerja, gaya pengambilan keputusan, dan strategi yang diterapkan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa gender dipertimbangkan sebagai
penentu atribut kepribadian dan pencapaian suatu tujuan (Green, 1995).
Hudges dan Fatkin (1985) menggambarkan bahwa laki-laki memiliki
risk-taking propensity yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Scotchmer
(2007) menyatakan bahwa perempuan bersifat lebih konservatif dibandingkan
kaum laki-laki, sehingga menunjukkan keberanian yang lebih kecil untuk
menanggung risiko dibandingkan laki-laki. Maka dari itu, dikatakan bahwa
laki-laki menunjukkan toleransi terhadap risiko yang lebih besar dibandingkan
perempuan dalam upaya pengembangan usaha baru. Satu hal perlu
digarisbawahi bahwa semua karakteristik tersebut diperbandingkan antara
pewirausaha perempuan dan laki-laki yang sudah eksis dan menjalankan
usahanya. Pendekatan-pendekatan ini tidak mempertimbangkan indikasi
apakah terdapat perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam hal niat

4
(potensi) untuk membangun usaha baru atau memulai suatu bisnis. Dengan
kata lain, studi-studi ini tidak berada dalam posisi membandingkan perempuan
dan laki-laki dalam hal propensitas untuk memulai usaha.
Risiko merupakan hal yang berkaitan erat dengan upaya memulai
bisnis baru. (Collins et al., 2004) menyatakan bahwa risiko adalah unsur
esensial yang dihadapi oleh pewirausaha, sehingga preferensi terhadap risiko
dapat mempengaruhi keputusan individu untuk memulai usaha (Brockhaus, Sr.
(1980). Potensi kewirausahaan menuntut orientasi risiko derajat tinggi. Risk
taking propensity merupakan atribut personal yang mengindikasikan
kemampuan seseorang mengatasi situasi yang penuh risiko (Raab et al., 2002).
Dijelaskan bahwa individu yang memiliki risk taking propensity yang tinggi,
cenderung untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam situasi tidak
pasti, dibandingkan dengan yang memiliki propensitas penanggungan risiko
yang rendah. Dengan demikian risk-taking propensity berhubungan positif
dengan potensi kewirausahaan. Perkembangan teori dan definisi wirausaha
adalah terjemahan dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang berarti orang
yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang
dan jasa yang baru, dengan mencuptakan bentuk organisasi baru atau
mengolah bahan baku (Alma;2008). Kewirausahaan menurut Ciputra (2009)
adalah mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Pola pikir mahasiswa
dengan struktur kritis-analitis dan skeptis seharusnya mampu mengubah
mindset atau pola pikir yang dianut. Pola pikir entrepreneur menurut Kasali,
dkk (2012) adalah pola pikir positif, kreatif, keuangan dan pola pikir produktif,
sebagai contoh pola pikir adalah “saat balita, kita mampu berjalan”. Kita
mampu karena tidak banyak berpikir negatif akan resiko, takut jatuh dan
sebagainya. Pada definisi ini ditekanklan bahwa seorang wirausaha adalah
orang yang melihat peluang dan menciptakan manfaat dari peluang tersebut.
Proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan
untuk mengejar dan memanfaatkan peluang. Kewirausahaan adalah konsep
dasar yang menghubungkan berbagai bidang ilmu yang berbeda antara lain
ekonomi, sosiologi, dan sejarah. Kewirausahaan bukanlah hanya bidang

5
interdisiplin yang biasa kita lihat atau temukan di institusi pendidikan,
melainkan pokok pokok yang menghubungkan kerangka konseptual utama
dari berbagai disiplin ilmu dan dianggap kunci dari blok bangunan ilmu social
yang terintegrasi (Casson,2012). Sisi pandang lain mengenai kewirausahaan
adalah salah satu dari sejumlah masukan yang menyumbang terhadap
keseluruhan penampilan ekonomi suatu Negara. Menurut Ciputra (2009)
seorang wirausahawan haruslah bersikap kreatif–inovatif, dan mampu
menangkap ataumenciptakan peluang. Berani mengambil resiko yang terukur.
Penalaran yang bersifat kritis–analitis ini mendasari terciptanya pemikiran
kreatif dan inovatif. Karena tanpa penalaran yang kritis serta analitis tidak
akan mampu menciptakan sesuatu yang kreatif. Penalaran skeptis
mengarahkan kepada apakah sesuatu yang akan dilakukan itu akan berhasil.
Kalau berhasil, berapa kemungkinan kegagalan itu. Jadi penalaran skeptis
akan membawa ke arah perhitungan terhadap resiko seandainya suatu peluang
itu muncul dan diambil sebagai suatu kegiatan usaha. Seorang wirausaha
dituntut tidak menciptakan peluang (menciptakan kebutuhan) buka menunggu
atau menangkap peluang atau menunggu peluang (Suryana, 2004).
Menurut Risky (2011), secara sederhana arti wirausahawan
(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk
membuka usaha dalam berbagai kesempatan berjiwa berani mengambil resiko
artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut
atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Sedangkan definisi wirausaha
mahasiswa adalah wirausaha yang pelaku utamanya adalah masih berstatus
mahasiswa, dengan melakukan aktivitas usaha disela sela kuliahnya dengan
pemanfaatan waktu sebaik mungkin. Wirausaha mahasiswa adalah cara pintar
mencuri strategi sebelum menghadapi dunia bisnis dan dunia kerja yang
sebenarnya.
Berwirausaha pada dasarnya tidak perlu menunggu datangnya atau
adanya peluang. Peluang yang sifatnya potensial yang bisa dirubah menjadi
peluang riil, misalnya semua mahasiswa membawa telepon genggam (HP),
tetapi tidak ada yang jual pulsa di kampus. Peluang tersebut bisa berarti

6
langsung artinya langsung bisa dimanfaatkan sebagai kesempatan usaha.
Kesempatan bagi mahasiswa berwirausaha terbuka luas, namun masih sangat
sedikit yang memanfaatkannya. Mereka lebih memilih keadaan nyaman
(comfort zone) daripada mencoba memasuki keadaan ketidakpastian.
Diperlukan dorongan dan motivasi agar mereka mau mencoba menapak jalan
menjadi wirausaha.

B. Potensi Diri
Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum
terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum
sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal. Jadi kalau
dihubungkan dengan kewirausahaan berarti kemampuan, kekuatan yang
dimiliki seseorang dalam berusaha atau melakukan suatu usaha. Secara umum,
potensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika
dan daya tangkap.
2. Etos kerja, seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan
terhadap tekanan.
3. Kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta
kebiasaan seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial
yang ditata dalam cara khas di bawah aneka pengaruh luar.
Menurut Gardner (2004), potensi yang terpenting adalah intelegensi,
sebagai berikut:
1. Intelegensi linguistik, intelegensi yang menggunakan dan mengolah
kata-kata, baik lisan maupun tulisan, secara efektif. Intelegensi ini antara
lain dimiliki oleh para sastrawan, editor dan jurnalis
2. Intelegensi matematis-logis, kemampuan yang lebih berkaitan dengan
penggunaan bilangan pada kepekaan pola logika dan perhitungan.
3. Intelegensi ruang, kemampuan yang berkenaan dengan kepekaan mengenal
bentuk dan benda secara tepat serta kemampuan menangkap dunia visual
secara cepat. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para arsitek, dekorator

7
dan pemburu.
4. Intelegensi kinestetik-badani, kemampuan menggunakan gerak tubuh untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan. Kemampuan ini dimiliki oleh
aktor, penari, pemahat, atlet dan ahli bedah.
5. Intelegensi musikal, kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan
dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Kemampuan ini terdapat
pada pencipta lagu dan penyanyi.
6. Intelegensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti dan
menjadi peka terhadap perasaan, motivasi, dan watak temperamen orang
lain seperti yang dimiliki oleh seseorang motivator dan fasilitator.
7. Intelegensi intrapersonal, kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya
sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan berefleksi
(merenung) dan keseimbangan diri.
8. Intelegensi naturalis, kemampuan seseorang untuk mengenal alam, flora
dan fauna dengan baik.
9. Intelegensi eksistensial, kemampuan seseeorang menyangkut kepekaan
menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan manusia, seperti apa
makna hidup, mengapa manusia harus diciptakan dan mengapa kita hidup
dan akhirnya mati.
Potensi diri sebaiknya dikembangkan dengan cara berusaha dengan
keras. Karena potensi ini tidak akan berpengaruh bila kita tidak berusaha
untuk mengembangkan dan mewujudkannya.

C. Potensi Kewirausahaan
Potensi utama dalam membangun dan mengembangkan kewirausahaan
yang berhasil bermula dari pendidikan dan pengalaman bisnis kecil-kecilan
yang dimiliki oleh seseorang (Alma, 2008). Dorongan membentuk wirausaha
juga dating dari temen pergaulan, lingkungan keluarga, masyarakat, sahabat
dimana mereka dapat berdiskusi tentang ide dan masalah yang dihadapi serta
cara mengatasinya. Menurut Zimmerer dan Scarborough (2002), mengatakan
membuka dan menjalankan sebuah bisnis tidak memberi jaminan bahwa

8
pengusaha akan menghasilkan cukup uang untuk hidup, tapi kesuksesan bisnis
datang dari peluang untuk menggunakan potensi diri sepenuhnya.
Menumbuhkan jiwa wirausaha mahasiswa dimulai dari minat. Minat
merupakan faktor utama yang tidak dimiliki oleh mahasiswa dalam bidang
menghasilkan uang. Padahal dari segi manfaat dengan melakukan aktivitas
dengan modal utamanya adalah berani, maka selain untuk kepentingan pribadi
mahasiswa, juga untuk kepentingan negeri yang membutuhkan kompetensi
pribadi-pribadi yang bisa berkontribusi di dalam menanggulangi kemiskinan.
Sebagian, ada yang antusias dan bersemangat mengikutinya, dan ada juga
yang semangatnya hanya di mulut saja namun tidak diaplikasikan. Di sisi lain,
ada yang bersemangat namun dengan alasan tidak memiliki bakat, dan yang
lebih parah ada yang tidak tahu sama sekali. Banyak manfaat yang bisa
diambil, terutama bagi mahasiswa tingkat akhir untuk mendapat modal dasar
mendirikan usaha. Program kewirausahaan diharapkan dapat mengurangi
pengangguran intelektual yang tergerak untuk berkompetisi, walaupun dari
jumlah lulusannya hanya setengah yang mengaplikasikan proposal secara
nyata.
Alasan terbesar dari mahasiswa yang tidak ikut bersaing dalam
menjalankan usaha adalah tidak berbakat. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk
merangsang pertumbuhan jiwa wirausaha bisa dilakukan dengan cara
menggalakkan arti pentingnya wirausaha dan menghilangkan mitos yang
berkembang di mahasiswa bahwa memiliki jiwa tinggi dalam hal wirausaha
bukan hanya untuk dijadikan penghuni di kepala namun juga harus
dikembangkan dan diaplikasikan. Mengembangkan apa yang tersimpan di
otak dengan mencari informasi merupakan hal yang paling utama.
Informasi-informasi yang berguna bisa dipelajari untuk melihat peluang bisnis
yang bisa diterapkan. Selain karaketristik kewirausahaan, faktor-faktor
kontekstual juga seringkali digunakan sebagai ukuran potensi kewirausahaan.
Luthje & Franke (2003) menyatakan bahwa salah satu faktor
kontekstual yang turut berperan dalam propensitas menangkap peluang
berwirausaha adalah ketersediaan dana untuk memulai usaha. Ketersediaan

9
dana ini berhubungan dengan parental role modeling, dimana latar belakang
keluarga (orang tua) turut berperan dalam propensitas kewirausahaan. Dalam
hal ini, individu (mahasiswa) yang orang tuanya adalah pewirausaha
cenderung melaporkan keinginan yang lebih besar untuk memulai usaha baru
dibandingkan dengan mereka yang berasal dari latar belakang keluarga dengan
orang tua bukan pewirausaha. Di samping itu, status kemahasiswaan juga turut
menentukan kecenderungan untuk berwirausaha. Faktor kontekstual yang
berhubungan dengan status ini adalah partisipasi dalam kegiatan ekstra
kurikuler. Mereka yang terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut
ditengarai memiliki wawasan yang lebih luas mengenai potensi kewirausahaan,
selain karena pengetahuan yang dimiliki, juga karena relatif luasnya jejaring
yang dimiliki, dibandingkan mahasiswa yang tidak terlibat dalam aktivitas
kemahasiswaan.

D. Karakteristik Kewirausahaan
Keberhasilan dalam kewirausahaan ditentukan oleh kebutuhan untuk
berprestasi. Mereka yang memiliki motivasi yang tinggi lebih besar
kemungkinannya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang enerjik dan
inovatif yang memerlukan perencanaan masa depan dan mencerminkan
tanggung jawab individual terhadap luaran tugas yang dilakukan (Collins et al.,
2004). Menurut Landi (2013) Seorang wirausaha yang efektif dan sukses akan
mempunyai beberapa karakteristik berikut :
1. Percaya diri
Wirausaha selalu yakin terhadap dirinya, berpikir bebas dan bersikap
independen serta senantiasa bersifat optimis terhadap ramalan dan
pandangan masa depan. Berkaitan dengan kepercayaan diri, seorang
wirausaha mempunyai mutu kepemimpinan dan sifat dinamis yang pada
umumnya mempunyai sikap, kepribadian dan sifat yang positif terhadap
diri sendiri dan masa depannya.
2. Berorientasi lingkungan
Seorang wirausaha mempunyai hati yang lembut, mudah bergaul dengan

10
berkawan dengan orang-orang di sekelilingnya, tidak membedakan apakah
orang tersebut klien, pesaing atau pegawainya.
3. Berorientasi pada tugas
Seorang wirausaha akan terus bekerja keras dan mempunyai keinginan dan
semangat baja untuk bekerja dan berusaha, selain tahan banting dan
bersugguh sungguh dalam daya usahanya.
4. Ide dan Kreatif
Seorang wirausaha selalu memikirkan tentang konsep asli atau original dan
mempunyai pemikiran yang kreatif serta selalu mencoba memperbaharui
barang barang dan jasa yang telah dicipta dan ditunjukkan di pasaran. Ini
memberikan keistimewaan dan kedudukan yang lebih baik dari
pesaing-pesaingnya.
5. Berorientasikan masa depan
Seorang wirausaha senantiasa memandang ke depan dan tidak menoleh ke
belakang dalam kegiatannya, seperti memiliki pandangan meluas tentang
masa depan dan kesempatan yang ada. Sikap dan pandangan juga selalu
positif terhadap kemungkinan masa depan. Seorang wirausaha memandang
masa depan dengan penuh harapan dan penuh kesempatan-kesempatan
yang tidak boleh di lepaskan.
6. Bersedia mengambil risiko
Perusahaan selalu menghadapi risiko disebabklan ketidaktentuan masa
depannya. Wirausaha merupakan orang yang senantiasa bersedia
menghadapi dan menanggung resikonya maka lebih tinggilah kemungkinan
untung dan bukan halangan bagi seorang wirausaha.
7. Kemampuan membuat keputusan
Seorang wirausaha merupakan seseorang yang pandai membuat keputusan
dan tahu masalah yang bakal dihadapinya di masa depan. Disamping itu,
juga dapat mengetahui berbagai informasi yang diperlukan untuk membuat
keputusan. Berdasarkan informasi dan keyakinan dirinya, wirausaha dapat
membuat keputusan.

11
8. Berorientasikan perencanaan
Seorang wirausaha selalu mempunyai upaya untuk merencanakan semua
kegiatannya. Perencanaan ini dapat menyelaraskan semua aspek yang
berkaitan dengan tindakannya pada masa depan. Hal inilah yang
menjadikan seorang wirausaha lebih sistematis dalam kerja dan menjadikan
seorang wirausaha bijaksana dalam melaksanakan proyek atau rencananya.
9. Kemampuan mendirikan usaha
Wirausaha juga mempunyai keistimewaan dalam mengelola segala kegiatan,
pegawai dan perusahaannya. Seorang wirausaha dapan menggunakan
potensi yang dimiliki orang-orang disekelilingya untuk mengelola
perusahaan dan aktivitasya. Kemampuan membagikan kerja kepada orang
bawahan dan sikap mempercayai pegawai dengan sepenuhnya merupakan
sikap positif setiap wirausaha yang membantu untuk berhasil.
10. Kemampuan manajemen
Seorang wirausaha dikatakan mempunyai kemampuan yang alamiah untuk
memimpin dan mengelola organisai dan perusahaan. Wirausaha dapat
mewujudkan tim kerja atau kelompok dan dapat memberikan efek yang
menyeluruh dalam manajemen dan menjamin keberhasilan perusahaan.
Kemampuan menjadi manajer yang baik didasarkan pada kemampuan
merencanakan, mengorganisikan, memimpin dan mengawasi, adalah
merupakan kualitas manajemen yang harus dimiliki seorang wirausaha.
Kemampuan manajemen dapat diuraikan sebagai berikut;
a. Kualifikasi diri, menunjukkan bahwa profilnya sesuai untuk seorang
wirausaha yang sukses.
b. Kecakapan, menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kualifikasi diri
untuk membuka usaha.
c. Keberhasilan, menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki potensi
keberhasilan untuk membuka usaha.
d. Bekerjasama, menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kemampuan
kerjasama yang baik.
e. Keahlian, menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki keahlian yang

12
sesuai untuk membuka usaha.
Selain Karakteristik Kewirausahaan Menurut Landi (2013) di atas, ada
karakteristik kewirausahaan yang lainnya yang tidak kalah penting, yaitu
sebagai berikut:
1. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Sikap Kepemimpinan bagi seorang wirausaha menunjukkan sifat aplikasi
dari suatu jiwa kepemimpinan atau manajemen dalam memimpin usahanya.
Sikap ini ditunjukkan dari berbagai indikasi yang antara lain sebagai
berikut :
a. Bertingkah laku sebagai Pemimpin
b. Dapat bergaul atau berkomunikasi dengan orang lain
c. Mampu menanggapi saran dan kritik
2. Mempunyai Sikap Orisinil
Sikap orisinil bagi seorang wirausaha menunjukkan sifat profesional dalam
memimpin usahanya. Sikap ini ditunjukkan dari berbagai indikasi yang
antara lain sebagai berikut :
a. Mampu berinovasi
b. Kreatif
c. Fleksibel
d. Akses informasi
e. Ahli dan atau Terampil
f. Berwawasan luas
3. Sikap Profesional
Seorang wirausaha harus mempunyai sikap profesional, yakni; mencintai
profesinya. Profesionalisme seorang wirausaha diindikasikan antara lain :
a. Waktu bekerja secara penuh
b. Berpendidikan yang memadai,
c. Berpengalaman yang memadai,
d. Berwawasan yang luas,
e. Berdisiplin tinggi,
f. Mampu berkomunikasi dengan pihak lain.

13
4. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi.Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan
komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang
dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas
pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat
dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan
dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat
seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap
komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan
wirausahawan akan komitmen tersebut.Wirausahawan harus taat azas. Hal
tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang
tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan
akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari
kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
5. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam
melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
komimten yang jelas, terarah dan bersifat progressif (berorientasi pada
kemajuan).Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan
mengidentifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan
dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap
orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang
berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan
harga produk yang ditawarkan, problem solving bagi masalah konsumen,
dan sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadap konsumen, akan memiliki nama baik (goodwill) di mata
konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan
kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat

14
sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba
yang diharapkan.
6. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh
seorang wirausahawan.Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.
Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang
ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran
mengenai pelayanan purna jual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai
segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh
wirausahawan.
7. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan
keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam
mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan
hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian
merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri
dalam memenuhi kegiatan usahanya.
8. Realistis
Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu menggunakan
fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasionil dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatannya.Banyak seorang
calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis,
obyektif dan rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu
dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap
masukan-masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat
keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

15
E. Tipe Kepribadian dalam Kewirausahaan
Ada 9 Tipe Kepribadian wirausaha yaitu:
1. The Improver.
Kita memiliki kepribadian ini jika kita menjalankan bisnis dengan
menonjolkan gaya improver alias ingin selalu memperbaiki. Kita
menggunakan perusahaan yang kita miliki untuk memperbaiki
dunia.Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam menjalankan
wirausaha.Mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi.
Personality Alert: Waspadai sifat kita yang cenderung menjadi
perfeksionis dan terlalu kritis terhadap karyawan dan pelanggan.
2. The Advisor.
Tipe kepribadian wirausaha seperti ini bersedia memberikan
bantuan dan saran tingkat tinggi bagi para pelanggannya. Motto dari
advisor ini yaitu pelanggan adalah benar dan kita harus melakukan apa saja
untuk menyenangkan mereka.
Personality Alert: Seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada
kebutuhan bisnis mereka dan pelanggan, sehingga cenderung mengabaikan
kebutuhan mereka sendiri dan bisa-bisa malah cape hati sendiri. Contoh
Entrepreneur: John W. Nordstrom, pendiri Nordstorm.
3. The Superstar.
Inilah wirausaha yang pusatnya dikelilingi oleh kharisma dan
energi tinggi dari Sang CEO Superstar. Wirausaha dengan kepribadian
seperti ini biasanya membangun usaha mereka dengan personal brand
mereka sendiri.
Personality Alert: Wirausaha dengan tipe ini bisa menjadi terlalu
kompetitif dan workaholics.
4. The Artist.
Kepribadian wirausaha seperti ini biasanya senang menyendiri tapi
memiliki kreativitas yang tinggi.Mereka biasanya sering kali ditemukan di
bisnis yang membutuhkan kreativitas seperti ada perusahaan periklanan,
web design, dll.

16
Personality Alert: Wirausaha tipe ini bisa jadi terlalu sensitif
terhadap respon pelanggan kita, walaupun kritik dari mereka bersifat
membangun.
5. The Visionary.
Sebuah usaha yang dibangun oleh seorang visioner biasanya
berdasarkan visi masa depan dan pemikiran pendirinya. Anda memiliki
keingintahuan yang tinggi untuk mengerti dunia di sekeliling Anda dan
akan membuat rencana untuk menghindari segala macam rintangan.
Personality Alert: Seorang visioner bisa jadi terlalu fokus pada
mimpi mereka dan kurang berpijak pada realitas. Dan jangan lupa,
menyertai visi kita dengan melakukan tindakan nyata.
6. The Analyst.
Jika kita menjalankan bisnis sebagai seorang analis, perusahaan kita
biasanya memfokuskan pada penyelesaian masalah dalam suatu cara
sistematis. Seringkali berbasis pada ilmu pengetahuan, keahlian teknis atau
komputer, seorang analis perusahaan biasanya hebat dalam memecahkan
masalah.
Personality Alert: Hati-hati dengan kelumpuhan analisa. Bekerjalah
dengan mempercayai orang lain.
7. The Fireball.
Sebuah usaha yang dimiliki oleh si Bola Api ini biasanya
dioperasikan dengan penuh hidup, energi dan optimisme.Pelanggan merasa
perusahaan kita dijalankan dengan tingkah laku yang menyenangkan.
Personality Alert: Kita bisa jadi berkomitmen yang berlebihan
terhadap tim kita dan bertingkah laku terlalu impulsif. Seimbangkan
keimpulsivan kita dengan rencana bisnis.
8. The Hero.
Kita memiliki kemauan dan kemampuan yang luar biasa dalam
memimpin dunia dan bisnis kita melalui segala macam tantangan.Kita
adalah inti dari kewirausahaaan dan bisa mengumpulkan banyak
perusahaan besar.

17
Personality Alert: Terlalu mengumbar janji dan menggunakan
taktik kekuatan penuh untuk mendapatkan sesuatu dengan cara kita tidak
akan berhasil dalam jangka waktu panjang. Untuk menjadi sukses,
percayailah keterampilan kepemimpinan kita untuk menolong orang lain
menemukan jalan mereka.
9. The Healer.
Jika kita adalah seorang ‘penyembuh’, kita bersifat pengasuh dan
penjaga keharmonisan dalam usaha kita.Kita memiliki kemampuan
bertahan yang luar biasa dan keteguhan disertai dengan ketenangan dari
dalam.
Personality Alert: Karena sifat perhatian kita dan kepenyembuhan
kita dalam menjalankan usaha, Kita bisa jadi menghindari realitas di luar
sana dan selalu terlalu berharap. Gunakan skenario perencanaan untuk
persiapan datangnya masalah.
Dengan mengetahui 9 tipe kepribadian dalam menjalankan sebuah
usaha, kita bisa lebih terarah dalam membangun bisnis . Tapi yang tak kalah
pentingnya adalah pengetahuan mengenai seluk beluk bisnis itu sendiri,
termasuk bagaimana cara memasarkannya.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berwirausaha pada dasarnya tidak perlu menunggu datangnya atau
adanya peluang. Peluang yang sifatnya potensial yang bisa dirubah menjadi
peluang riil, misalnya semua mahasiswa membawa telepon genggam (HP),
tetapi tidak ada yang jual pulsa di kampus. Peluang tersebut bisa berarti
langsung artinya langsung bisa dimanfaatkan sebagai kesempatan usaha.
Kesempatan bagi mahasiswa berwirausaha terbuka luas, namun masih sangat
sedikit yang memanfaatkannya. Mereka lebih memilih keadaan nyaman
(comfort zone) daripada mencoba memasuki keadaan ketidakpastian.
Diperlukan dorongan dan motivasi agar mereka mau mencoba menapak jalan
menjadi wirausaha.
Sebagai mahasiswa, potensi dalam kewirausahaan ini berawal dari
minat, bakat, dan adanya modal untuk memulai usaha. Ada saja sebenarnya
cara untuk memanfaatkan peluang. Seorang wirausaha yang sukses memiliki
karakteristik dalam hidupnya, baik itu sifat, sikap, ciri-ciri, maupun
kepribadian. Semua itu melekat pada kewirausahaan, jika tidak maka tidak
dapat memanfaatkan dengan optimal potensi sebagai wirausaha.
Karakteristik tersebut seperti yang telah disebutkan di atas, beberapa di
antaranya ada percaya diri, kreatif dan inovatif, orisinil, berani menghadapi
risiko, manajemen waktu, mandiri, realistis, jujur, komitmen tinggi, disiplin
dan kepribadian yang lainnya.

B. Saran
Dengan dibahasnya materi ini, diharapkan membuat mahasiswa belajar,
sadar, memahami dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga
dapat bermanfaat dalam mencipatakan peluang dalam kewirausahaan, Guru
Bimbingan dan Konseling, dan sebagai generasi penerus.

19
DAFTAR PUSTAKA

I Gusti Bagus Honor Satrya. I Gusti Made Suwandana. 2015. Potensi


Kewirausahaan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
E-Jurnal Manajemen Unud. Vol 4. No.12. Hal 4560-4576.

Ozi. (2014). Pengenalan Potensi Kewirausahaan Dan Faktor-Faktor


Pendorong. Diakses pada 25 September 2021. Dari

http://ozi1234.blogspot.com/2014/07/pengenalan-potensi-kewirausahaan-dan_8.ht
ml?m=1

Rokhyati, Siti. (2015). Makalah Entrepreneurship Mengenal


Potensi Wirausaha. Diakses pada 25 September 2021. Dari

https://sitirokhyati25.wordpress.com/2015/04/13/makalah-entrepreneurship-meng
enal-potensi-wirausaha/

20

Anda mungkin juga menyukai