Anda di halaman 1dari 22

Sejarah Filsafat , Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

FILSAFAT ILMU
Disusun Oleh :
Lathif Hadi Budianto (201901500568)
Salsabila Putri Arini (201901500609)
Riska Apriliani (201901500617)
Sejarah Filsafat
• Prayunani Kuno (abad 15-7 SM)

Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia. Yakni ketika belum


mengenal peralatan seperti yang dipakai sekarang ini. Pada masa itu
manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan. Masa zaman
batu berkisar antara 4 juta tahun sampai 20.000 tahun sebelum
masehi. Sisa peradaban manusia yang ditemukan pada masa ini antara
lain: alat-alat dari batu, tulang belulang dari hewan, sisa beberapa
tanaman, gambar-gambar digua-gua, tempat-tempat penguburan,
tulang belulang manusia purba. Evolusi ilmu pengetahuan dapat
diruntut melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di
Yunani, Babilonia, Mesir, China, Timur Tengah dan Eropa.
Zaman Yunani Kuno (7-2 SM)

Periode filsafat Yunani merupakan periode terpenting dalam sejarah


peradaban manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi
perubahan pola pikir mitosentris yaitu pola pikir yang sangat
mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam. Pada saat itu,
gempa bumi bukanlah suatu fenomena biasa melainkan suatu fenomena di
mana Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya.
Pada periode ini munculah filosof pertama yang mengkaji tentang asal
usul alam  yaitu Thales (624-546 SM). Pada masa itu, Ia mengatakan
bahwa asal alam adalah air karena unsur terpenting bagi setiap makhluk
hidup adalah air. Air dapat berubah menjadi gas seperti uap dan benda
padat seperti es, dan bumi ini juga berada di atas air. Sedangkan
Heraklitos berpendapat bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang
menjadi. Ia mempercayai bahwa arche (asas yang pertama dari alam
semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan
kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada dan
mengubah sesuatu tersebut menjadi abu atau asap.
• Zaman keemasan atau puncak dari filsafat Yunani Kuno atau Klasik, dicapai
pada masa Sokrates (± 470 – 400 SM), Plato (428-348 SM) dan Aristoteles
(384-322 SM).
1. Sokrates
Sokrates merupakan anak dari seorang pemahat Sophroniscos,.Socrates adalah
seorang guru. Setiap kali socrates mengajarkan pengetahuannya, Socrates tidak
pernah memungut bayaran kepada murid-muridnya. Oleh karena itulah, kaum
sofis menuduh dirinya memberikan ajaran baru yang merusak moral dan
menentang kepercayaan negara kepada para pemuda.
2. Plato
Plato ia belajar filsafat dari Socrates, Pythagoras, Heracleitos, dan elia. Sebagai
titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan  lama
yakni mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap
(Parmenidas). Pengetahuan yang diperoleh lewat indera disebutnya sebagai
pengetahuan indera dan pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebutnya
sebagai pengetahuan akal.
Plato menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya berada dalam dua dunia
yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap dan dunia ide yang bersifat tetap.
3. Aristoteles
Sedangkan Aristoteles sebagai murid Plato, dalam banyak hal
sering tidak setuju/berlawanan dengan apa yang diperoleh dari
gurunya (Plato). Aristoteles lahir di Stageira, Yunani Utara pada
tahun 384 SM. Bagi Aristoteles “ide” bukanlah terletak dalam
dunia “abadi” sebagaimana yang dikemukakan oleh Plato, tetapi
justru terletak pada kenyataan atau benda-benda itu sendiri.
Zaman Abad Pertengahan (2-14 M)
Pada zaman ini kebesaran kerajaan Romawi runtuh, begitu pula dengan
peradaban yang didasakan oleh logika ditutup oleh gereja dan digantikan
dengan logika keagamaan. Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan
karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran
yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan Yunani Kuno yang
mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka
belum mengenal adanya wahyu. Pada zaman itu akademia Plato di Athena
ditutup meskipun ajaran-ajaran Aristoteles tetap dapat dikenal. Para filosof
nyaris begitu saja menyatakan bahwa Agama Kristen adalah benar.
 Mengenai sikap terhadap pemikiran Yunani ada dua: Golongan yang
menolak sama sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran Yunani
merupakan pemikiran orang kafir, karena tidak mengakui wahyu.
Menerima filsafat Yunani yang mengatakan bahwa karena manusia itu
ciptaan Tuhan, kebijaksanaan manusia berarti pula kebijaksanaan yang
datangnya dari Tuhan. Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran yang
sejati maka akal dapat dibantu oleh wahyu.
• Filsafat pada zaman Abad Pertengahan mengalami dua periode, yaitu:

A. Periode Patristik, berasal dari kata Latin patres yang berarti bapa-bapa Gereja, ialah ahli-ahli
agama Kristen pada abad permulaan agama Kristen. Periode ini mengalami dua tahap, yaitu :
1.Permulaan agama Kristen. Setelah mengalami berbagai kesukaran terutama mengenai filsafat
Yunani, maka agama Kristen memantapkan diri. Keluar memperkuat gereja dan ke dalam
menetapkan dogma­-dogma.
2. Filsafat Agustinus yang merupakan seorang ahli filsafat yang terkenal pada masa patristik.
Agustinus melihat dogma-dogma sebagai suatu keseluruhan. 

B. Periode Skolastik, berlangsung dari tahun 800-1500 M. Periode ini dibagi menjadi tiga tahap:
1. Periode skolastik awal (abad ke-9-12), ditandai oleh pembentukan rnetode-metode yang lahir
karena hubungan yang rapat antara agama dan filsafat. Yang tampak pada permulaan ialah
persoalan tentang Universalia.
2. Periode puncak perkembangan skolastik (abad ke-13), ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi
oleh Aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat Arab dan Yahudi. Puncak perkembangan pada
Thomas Aquinas.  
3. Periode skolastik akhir (abad ke-14-15), ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang
berkembang ke arah nominalisme, ialah aliran yang berpendapat bahwa universalisme tidak
memberi petunjuk tentang aspek yang sama dan yang umum mengenai adanya sesuatu hal.
Pengertian umum hanya momen yang tidak mempunyai nilai-nilai kebenaran yang objektif.
Zaman Abad Modern
• Filsafat abad 15 M (Renaissance)
Filsafat modern dimulai dengan adanya renaissance yang muncul
pada sekitar abad ke-15 Masehi. Kata “renaissance” sendiri berasal
dari bahasa Prancis yang berarti "kelahiran kembali". Maksud dari
kelahiran kembali ini adalah karena adanya kerinduan akan
pemikiran filsafat zaman Yunani klasik yang bebas tanpa adanya
dogma-dogma yang mengikat sehingga para filsuf abad ini mencoba
untuk membangkitkan kembali pemikiran pemikiran filsafat yang
radikal. Renaissance ditandai oleh kelahiran kembali di berbagai
ilmu, seperti ilmu sastra, kesenian, filsafat, dan ilmu pengetahuan.
• Beberapa tokoh yang terkemuka pada masa adalah :
1. Corpenicus (1473-1543)
Copernicus memberikan pendapat yang luar biasa di masa itu. Ia
mengatakan bahwa bumi dan semua planet mengelilingi matahari
dimana matahari merupakan pusatnya. Kemudian pendapat ini dikenal
denga teori heliosentrisme.
2.Tycho brahe (1546-1601)
Tycho Brahe tertarik pada sistem astronomi yang diperkenalkan oleh
Copernicus. Ia memubuat alat-alat berukuran besar untuk
mengamati benda-benda angkasa secara lebih teliti. Pada tahun 1572
Brahe mengamati munculnya bintang baru di gugusan Cassiopeia,
yaitu bintang yang cemerlang selama 16 bulan sebelum tidak terlihat
lagi. Bintang itu dinamakan Supernova.
Filsafat abad 17 M
• Pada sekitar abad ke-17 M, muncul tiga aliran besar filsafat, yaitu :
• 1.Rasionalisme
Rasionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa sumber pengetahuan
satu-satunya adalah rasio atau akal.
• 2. Empirisme
Empirisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa sumber pengetahuan yang
benar adalah pengalaman (lewat indra).
• 3. Idealisme
Sedangkan aliran Idialisme mengajarkan hakekat fisik adalah jiwa., spirit.

Filsafat abad 18 M (Enlightment/ Aufklaerung)


Kata "Enlightment" berasal dari bahasa Inggris dan diartikan
sebagai pencerahan. Masa ini dinamakan Enlightment karena
pada masa ini manusia mencari cahaya baru dalam rasionya. 
Filsafat abad 19
• Pada abad ke-19 muncul aliran-aliran besar seperti : idealisme Jerman, positivisme, dan materialisme.
1. Idealisme jerman
aliran yang mempunyai pandangan bahwa tidak ada realitas obyektif dari dirinya sendiri. Realitas
seluruhnya, menurut aliran ini, bersifat subyektif. Seluruh realitas merupakan hasil aktivitas Subyek
Absolut.
2. Positivisme
Aliran positivisme berpendapat bahwa manusia tidak pernah lebih dari fakta-fata dan manusia tidak
penah mengetahui di balik fakta. Oleh karena itu, aliran positivisme berpendapat bahwa tugas ilmu
pengetahuan dan filsafat adalah menyelidiki fakta-fakta, bukan menyelidiki sebab-sebab
terdalam realitas.
3. Materialisme
aliran yang berpandangan bahwa seluruh realitas terdiri dari materi. Artinya, tiap benda atau peristiwa
dapat dijabarkan kepada materi atau salah satu proses materi.

Zaman Kontemporer
zaman kontemporer adalah era tahun-tahun terakhir yang kita jalani hingga saat
sekarang. Hal yang membedakan pengamatan tentang ilmu pada zaman sekarang adalah
bahwa zaman modern adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad
ke-15, sedangkan kontemporer memfokuskan sorotannya pada berbagai perkembangan
terakhir yang terjadi hingga saat sekarang.
Pragmatisme :
Pragmatisme mengajarkan bahwa sesuatu hal yang benar adalah
sesuatu yang akibatnya bermanfaat secara praktis.
Vitalisme :
Vitalisme berpandangan bahwa kegiatan organisme hidup
digerakkan oleh daya atau prinsip vital yang berbeda dengan
daya-daya fisik.
Fenomenologi :
fenomenologi adalah ilmu yang mempelajari apa yang tampak
atau apa yang menampakkan diri.
Eksistensialisme :
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang memandang segala
gejala dengan berpangkal kepada eksistensi.
Filsafat Analistis :
Filsafat analitis atau filsafat bahasa merupakan reaksi terhadap
idealisme, khususnya Neohegelianisme. Para penganutnya menyibukkan
diri dengan menganalisa bahasa dan konsep-konsep.
Strukturalisme :
Strukturalisme pada dasarnya menegaskan bahwa masyarakat dan kebudayaan
memiliki struktur yang sama dan tetap.
Sejarah Perkembangan Pengetahuan
• Eksistensi ilmu pengetahuan tidak lepas dari sejarah perkembangannya yang
merupakan sebuah proses panjang tumbuh dan berkembangnya ilmu
pengetahuan itu sendiri. Pada setiap fase perkembangan ilmu pengetahuan
muncul sesuatu yang baru dan memilki karakteristik di setiap masanya.
Karakteristik tersebut adalah hasil dari sebuah perkumpulan budaya yang
terjadi dalam dinamika sosial.
• Di dalam zaman purba secara garis besar ada masa yang tercatat, masa itu di
antaranya :
• Zaman batu
Adapun bahan-bahan yang ditemukan pada zaman ini antara lain :
1. Alat-alat dari batu dan tulang.
2. Tulang-belulang hewan
3. Sisa-sisa beberapa tanaman.
4. Gambar dalam gua.
5. Tempat-tempat penguburan.
6. Tulang belulang manusia purba.
Ilmu Pengetahuan Zaman Yunani Kuno

Yunani kuno sangat identik dengan filsafat. Ketika kata Yunani


disebutkan, maka yang terbesit di pikiran para peminat kajian
keilmuan bisa dipastikan adalah filsafat. Padahal filsafat dalam
pengertian yang sederhana sudah ada jauh sebelum para filosof klasik
Yunani menekuni dan mengembangkannya. Filsafat di tangan mereka
menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu
pengetahuan pada generasi-generasi setelahnya.

Ilmu pengetahuan zaman Renaissance


Zaman yang menyaksikan dilancarkannya tantangan gerakan
reformasi terhadap keesaan dan supremasi Gereja Katolik Roma,
bersamaan dengan berkembangnya Humanisme. Zaman ini juga
merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu yang
diwujudkan dalam diri jenius serba bisa, Leonardo da Vinci.
Ilmu Pengetahuan Zaman
Kontemporer
• Perbedaan antara zaman modern dengan zaman kontemporer
yaitu zaman modern adalah era perkembangan ilmu yang
berawal sejak sekitar abad ke-15, sedangkan zaman
kontemporer adalah era perkembangan terakhir yang terjadi
hingga sekarang. Perkembangan ilmu di zaman ini meliputi
hampir seluruh bidang ilmu dan teknologi, ilmu-ilmu sosial
seperti sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, hukum, dan
politik serta ilmu-ilmu eksakta seperti fisika, kimia, dan
biologi serta aplikasi-aplikasinya di bidang teknologi rekayasa
genetika, informasi, dan komunikasi. Zaman kontemporer
identik dengan rekonstruksi, dekonstruksi, dan inovasi-inovasi
teknologi di berbagai bidang.
Hakikat Ilmu Pengetahuan
Ilmu dan pengetahuan merupakan hal yang penting dimiliki individu
dalam menjalani hidup.
Definisi Hakekat ilmu terdiri dari dua kata yang berbeda. Masing-
masing memiliki makna kata yang berbeda. Kata hakekat secara
etimologis berarti terang, yakin, dan sebenarnya. Dalam filsafat,
hakikat diartikan inti dari sesuatu, yang meskipun sifat-sifat yang
melekat padanya dapat berubah-ubah, namun inti tersebut tetap
lestari.
Pengertian Ilmu
• Kata ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu alima yang berarti
pengetahuan. Pemakaian kata ilmu dalam bahasa Indonesia merujuk
pada kata science dalam bahasa inggris. Science sendiri berasal dari
bahasa Latin: Scio, Scire yang artinya juga pengetahuan.

Pengetahuan Ilmu
Ilmu harus disusun secara sistematis dan berdasarkan metodologi
untuk berusaha mencapai suatu kesimpulan atau generalisasi. Ilmu
terbagi menjadi tiga kategori pembentuknya, yaitu: hipotesis,
teori, dalil hukum. Dalam kajian ilmiah untuk membangun ilmu, jika
data faktual yang terkumpul masih belum banyak atau belum
cukup, maka peneliti baru membentuk hipotesis.
Pengertian Pengetahuan
• Pengetahuan berasal dari bahasa Inggris yaitu: knowledge.
Dalam encyclopedia of philosophy, definisi pengetahuan
adalah kepercayaan yang benar. Sementara secara terminologi
akan dikemukakan salah satu pendapat ahli mengenai definisi
tentang pengetahuan dibawah ini:
• Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan
tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar,
insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua
milik atau isi pikiran. Dengan demikian, pengetahuan
merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu
(Gazalba, 1973).
Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan
• tampak timbul kerancuan antara pengertian pengetahuan dan ilmu.
Kedua kata tersebut sering dianggap memiliki persamaan arti. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu disamakan artinya dengan
pengetahuan. Hal itu diperumit dengan fenomena ilmu dan
pengetahuan terkadang disatukan menjadi kata majemuk; ilmu
pengetahuan. Untuk memperjelas pemahaman kita juga harus mampu
membedakan antara pengetahuan yang sifatnya pra ilmiah dan
pengetahuan ilmiah. Pengetahuan pra ilmiah adalah pengetahuan yang
belum memenuhi syarat-syarat ilmiah pada umumnya seperti: harus
memiliki objek tertentu (objek formal dan materil),harus bersistem,
memiliki metode tertentu,sifatnya umum.
• Sebaliknya, pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang harus
memenuhi syarat-syarat ilmiah. Pengetahuan pertama disebut sebagai
pengetahuan biasa dan pengetahuan kedua disebut pengetahuan ilmiah
HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN (Knowledge)
• Pengetahuan merupakan hasil dari suatu kumpulan proses pemikira
nindividu. Proses ini adalah kumpulan dari berbagai pemikiran yang akhirnya
sampai pada sebuah kesimpulan disebut pengetahuan. Proses
mendapatkan pengetahuan adalah hasil individu dipengaruhi oleh pengalaman
persepsi, kognisi, dan memori yang dimiliki, sehingga pada dasarnya
setiap orang memilikipengetahuan terhadap suatu objek yang
berbeda-beda maknanya yang bersifatsangat subjektif.
• Hakikat suatu pengetahuan juga bersifat derajat, maksudnya adalah
suatufakta yang berdasar dari persepsi dan dijelaskan dengan
argumentasi yangsederhana. Pada dasarnya, usaha manusia untuk
mendapatkan pengetahuandidasarkan pada tiga pokok masalah, yakni :
apakah yang ingin kita ketahui ?bagaimanakah cara kita mendapatkan
pengetahuan tersebut ? dan apakah nilai pengetahuan itu bagi kita ?
• Penalaran. Kemampuan suatu individu dalam melalukan proses nalar
merupakantitik awal manusia mampu mengembangkan pengetahuan.
Penalaran adalah prosesberpikir dalam menarik suatu kesimpulan dalam wujud
pengetahuan.
• Terdapat dua teori yang berbeda dalam memaknai arti dari
pengetahuan yaitu:
• Rasionalisme
Metode ini beranggapan bahwa sebenarnya manusia tidak dalam prosesbelajar
mengenai sesuatu hal untuk mendapatkan pengetahuan tetapi manusia hanya
menggunakan ingatannya yang lalu dalam artian “mengignat kembali apa yang
telah dia ketahui” tentang suatu objek pengetahuan tertentu
• Empirisme
Dalam mencari suatu pengetahuan, menurut pandangan ini adalah hasil dari usaha
manusia yang bersifat mutlak dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Dan didapatkan dari pengalaman setiap manusia. Menurut pandangan empirisme
suatu pengetahuan dapat di organisasikan atau dikelompokkan berdasarkan
tanda-tanda dari berbagai macam pengelaman yang diperoleh. Dalam artian jika
suatu objek memiliki sifat dan bentuk yang sama dengan objek
lain,kecenderungan kedua objek tersebut dikelompokkan merupakan suatu
pengetahuanyang sama.
• Rasionalisme
Metode ini beranggapan bahwa sebenarnya manusia tidak dalam
prosesbelajar mengenai sesuatu hal untuk mendapatkan pengetahuan
tetapi manusia hanya menggunakan ingatannya yang lalu dalam
artian “mengignat kembali apa yang telah dia ketahui” tentang suatu
objek pengetahuan tertentu
• Empirisme
Dalam mencari suatu pengetahuan, menurut pandangan ini adalah
hasil dari usaha manusia yang bersifat mutlak dan berlangsung
dalam jangka waktu yang lama. Dan didapatkan dari pengalaman
setiap manusia. Menurut pandangan empirisme suatu pengetahuan
dapat di organisasikan atau dikelompokkan berdasarkan tanda-tanda
dari berbagai macam pengelaman yang diperoleh. Dalam artian jika
suatu objek memiliki sifat dan bentuk yang sama dengan objek
lain,kecenderungan kedua objek tersebut dikelompokkan merupakan
suatu pengetahuanyang sama.

Anda mungkin juga menyukai