Anda di halaman 1dari 20

1

MAKALAH

PROFIL EDUPRENEURSHIP, FUNGSI MAKRO DAN MIKRO, TANTANGAN


EDUPRENEURSHIP DALAM KONTEKS GLOBAL

Dosen Pengampu:

Yan Hery, M. Pd.

Oleh :

KELOMPOK 4

1. RACHMY DESTYANI NIM: 2220201113


2. ALIYAH CHANDA GIANA NIM: 2220201112
3. AMANDA SALSABILA NIM: 2220201111

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

UNIVERSITAS UIN RADEN FATAH PALEMBANG


2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan
sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Yan Hery, M.Pd. sebagai dosen
pengampu mata kuliah Edupreneurship yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Palembang, September 2022

Kelompok 4
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang............................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan masalah...........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
2.1 Konsep edupreneurship secara umum.......................................................................................5
2.2 Fungsi Makro Wirausaha..........................................................................................................10
2.3 Fungsi Mikro Wirausaha...........................................................................................................11
2.4 Tantangan Edupreneurship dalam konteks global....................................................................13
BAB III..................................................................................................................................................16
LANDASAN TEORI................................................................................................................................16
BAB VI..................................................................................................................................................19
KESIMPULAN.......................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam fakta yang terjadi seorang wirausahawan ternyata dapat terbagi kedalam
beberapa golongan sesuai dengan cara atau model usaha dan fungsinya. Ada yang
memiliki ide usaha dibidang pemanfaatan suatu ilmu, bahkan ada juga yang berwirausaha
dengan ide memecahkan masalah, dan itu dapat dijadikan ide untuk berwirausaha oleh
seorang pengusaha yang kreatif.

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan


dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru
dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan
untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam
menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-
cara baru dan berbeda.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan fungsi makro wirausaha ?


2. Apa yang dimaksud dengan fungsi mikro wirausaha
3. Apakah dalam menjalankan wirausaha terdapat tantangan?

1.3 Tujuan masalah

1. Mengetahui fungsi mikro wirausaha.


2. Mengetahui fungsi makro wirausaha.
3. Mengetahui cara mengatasi tantangan wirausaha
5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep edupreneurship secara umum

Edupreneurship merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Inggris,


yaitu education dan entrepreneurship. Dua kata ini dijadikan satu dengan maksud
untuk menciptakan makna baru. Adapun secara harfiah, dalam English – Indonesia
Dictionary karya John M. Echols dan Hassan Shadily, makna dari education adalah
pendidikan.1 Sedangkan entrepreneurship secara harfiah memiliki makna
kewirausahaan.2

Adapun secara etimologis, merujuk pada kedua makna di atas, edupreneurship dapat
diartikan sebagai pendidikan kewirausahaan, yakni proses pembelajaran yang
berfokus pada kegiatan berwirausaha baik secara teori maupun praktik. Penegasan
mengenai teori maupun praktik di sini tidak lain karena kewirausahaan bukanlah
sebuah mitos, melainkan realistik atau construct (bangunan) yang dapat dipelajari
melalui proses pembelajaran, pelatihan, simulasi, dan magang secara intens. Jadi,
pada makna kata entrepreneurship di sini terdapat tiga hal penting yang dapat kita
ketahui, yaitu creativity innovation (pembaharuan daya cipta), opportunity creation
(kesempatan berkreasi), dan calculated risk talking (perhitungan resiko yang diambil).
Jika entrepreneur itu dimengerti dalam tiga hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
setiap manusia terlahir sebagai entrepreneur dengan potensi pembaharu yang kreatif,
pencipta peluang yang handal, dan pengambil resiko yang berani.3

Sedangkan menurut Kementerian Pendidikan Nasional, entrepreneurship adalah suatu


sikap, jiwa, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat
bernilai dan berguna, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

1
John M. Echols (dkk.), English-Indonesia Dictionary (Jakarta: Pustaka Utama Shadili,
2000), 207
2
Ibid, 216
3
Fadlullah, Pendidikan Entrepreneurship Berbasis Islam dan Kearifan Lokal (Jakarta: Diadit
Media Press, 2011), 75.
6

Entrepreneurship ini merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif serta kreatif,
berdaya, bercipta, berkarya, bersahaja, dan berusaha dalam rangka meningkatkan
perndapatan atas kegiatan usahanya. Sementara wirausaha dimaknai sebagai orang
yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan
tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.4

Pemicu berkembangnya potensi edupreneurship pada masing-masing individu


tidaklah sama. Riant Nugroho menyebutkan tiga tipikal entrepreneur, antara lain
menjadi entrepreneur karena terpaksa, menjadi entrepreneur karena kesempatan,
menjadi entrepreneur karena pilihan.5

Pertama, individu belajar hidup mandiri, misalnya dengan beternak, menjadi


pedagang, atau menjalankan bisnis tertentu dikarenakan terpaksa akibat keterbatasan,
kemiskinan, putus sekolah atau ditinggal wafat orang tuanya. Ada juga seseorang
memilih menjadi pengusaha karena di-PHK dari perusahaan tempat ia bekerja.6

Kedua, seseorang membangun bisnis karena kekuasaan yang mendukungnya.


Contohnya yaitu seseorang yang menjalankan bisnis karena ia mulai melihat adanya
peluang dan kesempatan, seperti kebijakan dan fasilitas politik pemerintah.7

Ketiga, seseorang telah menentukan visi menjadi sukses dan kaya dengan jalan
membangun bisnis serta jaringan usaha karena enggan menjadi karyawan. Seseorang
berusaha mewujudkan impian berupa kekayaan, kemakmuran, dan kebebasan
finansial tanpa terikat waktu kerja dengan penghasilan maksimal. Mereka umumnya
megikuti pendidikan formal dalam bidang manajemen, bisnis, dan keuangan atau
mengikuti berbagai pelatihan motivasi, kursus dan pelatihan manajemen bisnis.

Edupreneurship yang memiliki gabungan makna dari education dan entrepreneurship


merupakan satu kesatuan yang tidak untuk dipisahkan maknanya. Keduanya menjadi
satu kesatuan oleh sebab proses yang dilaksanakan memang merupakan refleksi

4
Kementerian Pendidikan Nasional, Bahan Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan
Kewirausahaan (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum, 2010), 15-17.
5
Fadlullah, Pendidikan Entrepreneurship, 76.
6
Ibid., 76.
7
Ibid., 76.
7

daripada konsep pendidikan kewirausahaan, maksudnya adalah mendidik seseorang


untuk dapat mengerjakan dan menghasilkan sesuatu yang bernilai jual dan kemudian
dapat dimanfaatkan olehnya sendiri atau kelompok.

Adapun mengenai tujuan daripada dilaksanakannya edupreneurship ini tidak lain


sejalan dengan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam Bab II Pasal 3 mengenai Dasar, Fungsi, dan Tujuan yang
menyebutkan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman, bertakwa kepada Allah Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.8

Kemudian membahas mengenai kegiatan apa saja yang dapat dikategorikan sebagai
kegiatan entrepreneurship, terlebih dahulu Potter mengungkapkan sesuatu yang
dikutip oleh Anita dan Endang bahwa pendidikan kewirausahaan dimanfaatkan
sebagai momentum awal menciptakan lulusan yang berjiwa wirausaha melalui
pembentukan pola pikir (mindset) dan jiwa (spirit) menjadi pengusaha.9

Pendidikan keterampilan yang bisa pula diarahkan ke dalam pendidikan


kewirausahaan yang diajarkan di lembaga pendidikan mencakup beberapa aspek, di
antaranya justru menjadi ciri khas atau program unggulan lembaga pendidikan
tersebut, yaitu:
a. Pendidikan keterampilan elektronika
b. Pendidikan keterampilan menjahit, merajut, dan pendidikan keluarga lainnya
c. Pendidikan keterampilan kerajinan tangan, anyaman, dan pertukangan kayu

8
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang, 15
9
Anita Volintia Dewi (dkk.), ‚Pengaruh Pengalaman Pendidikan Kewirausahaan dan Keterampilan Kejuruan
Terhadap Motivasi Berwirausaha Siswa‛, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol. 3, Nomor 2 (Juni, 2013), 164.
8

d. Pendidikan keterampilan otomotif


e. Pendidikan keterampilan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, dan
perkebunan (agrobisnis)
f. Pendidikan keterampilan pengolahan hasil pertanian (agroindustri)
g. Pendidikan keterampilan manajemen dan perkantoran
h. Pendidikan keterampilan koperasi
i. Pendidikan keterampilan komputer dan informatika
j. Pendidikan keterampilan percetakan, sablon, dan desain. 10

Berwirausaha merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan sebuah keahlian


khusus. Hal ini mengacu pada pendapat Peter F. Drucker yang dikutip oleh Kasmir
bahwa kewirausahaan merupakan sebuah kemampuan dalam menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda.11 Hal ini memberikan implikasi bahwa berwirausaha
merupakan sebuah kegiatan yang membutuhkan kreatifitas dan inovasi baru, sehingga
mampu untuk menciptakan sesuatu yang belum ada sebelumnya. Kreativitas sendiri
bukanlah suatu karakter yang bisa dibentuk dengan mudah, yaitu sebagaimana yang
dikemukakan oleh Larry O’Farrel dari Universitas Queen’s dalam konferensi
internasional (APEID) The Asia Pasific Programme of Educational Innovation for
Development di Biro Regional Pendidikan Asia Pasific UNESCO di Bangkok,
Thailand, bahwa kemampuan berkreasi ada dalam diri kita dalam berbagai tingkat.
Masalahnya adalah bagaimana kita dapat menggali sehingga kemampuan tersebut
muncul dan bermanfaat bagi kita12. Jadi, pendek kata lahirnya kreativitas lebih sering
terjadi ketika muncul sebuah masalah, maksudnya ketika ada masalah yang datang,
maka ada tuntutan untuk bisa memecahkan masalah tersebut, sehingga kreativitas dan
ide-ide segar pasti akan bermunculan. Sedangkan inovasi dapat dikatakan sebagai
landasan utama dalam berwirausaha. Melakukan sebuah inovasi adalah sebuah
tantangan, yaitu tantangan dalam menganalisa lingkungan sekitar. Sumber inovasi
sendiri bisa diklasifikasikan ke dalam dua jenis. Pertama, inovasi yang bersumber dari
gabungan hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

Menurut jenis yang pertama ini, seorang inovator dituntut untuk bisa merangkum
segala sesuatu yang sudah ada sebelumnya guna menemukan sesuatu yang baru.

10
Dewi, Pengaruh Pengalaman, 164.
11
Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), 17.
12
Kabar Pendidikan, Konferensi Internasional UNESCO-APEID ke-15, Menumbuhkan Inspirasi dalam
Pendidikan: Kreativitas dan Kewirausahaan., Edisi 5 Februari 2012, 2.
9

Kedua, sumber inovasi dari perbedaan segala sesuatu yang sudah ada. Klasifikasi
kedua ini lebih membutuhkan pemikiran kritis guna bisa menarik sebuah kesimpulan
(hal baru) dari perbedaan-perbedaan yang ada.

Ketika dikaitkan dengan inovasi dalam wirausaha, maka sorang wirausawan yang
baru akan memulai sebuah kegiatan berwirausaha harus bisa membaca secara kritis
lingkungan sekitar serta mampu untuk menarik benang merah dari segala sesuatu
yang memiliki keterkaitan yang sudah ada sebelumnya.

Menurut Thomas dan Scarborough, yang dikutip oleh Siti Fatimah, bahwa
entrepreneur sebagai seorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan
mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan
dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang
diperlukan untuk mendirikannya. 13

Beberapa pendapat berkenaan dengan definisi wirausaha tersebut, maka dapat ditarik
sebuah benang merah bahwa wirausaha merupakan sebuah kegiatan yang
membutuhkan keahlian dan keberanian yang tinggi. Keberanian di sini mencakup
keberanian dalam berinovasi dan keberanian dalam menghadapi semua resiko dan
konsekuensi yang bersumber dari ketidakpastian. Meski ketidakpastian selalu
menghadang wirausahawan yang baru memulai untuk berwirausaha, meskipun juga
tidak sedikit wirausahawan yang mengalami hal sama sebagaimana wirausahawan
yang baru mulai merintis, akan tetapi hal tersebut akan membuahkan hasil yang
memuaskan apabila ketidakpastian tersebut mampu dirubah menjadi kepastian yang
menguntungkan.

2.2 Fungsi Makro Wirausaha

Wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian suatu


bangsa. Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, pengembangan ilmu
pengetahuan, dan kreasi-kreasi baru dalam produk barang dan jasa-jasa yang berskala
global, hal ini merupakan proses dinamis wirausaha yang kreatif. Bahkan
wirausahalah yang berhasil menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan
ekonomi. Perekonomian suatu bangsa.
13
Siti Fatimah, ‚Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Muda Dalam Pembelajaran Ekonomi‛, Criksestra; Jurnal
Pendidikan dan kajian Sejarah, Vol. 3 Nomor 4, (Agustus, 2013), 6.
10

Di Amerika Serikat, Eropa Barat, dan negara-negara di Asia, kewirausahaan menjadi


kekuatan ekonomi negara tertentu, sehingga negara-negara itu menjadi kekuatan
ekonomi dunia yang kaya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
inovasi. Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam
produk barang dan jasa-jasa yang berskala global, yang merupakan hasil dari proses
dinamis wirausaha yang dinamis. Bahkan para wirausahalah yang berhasil
menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

J.B Say berpendapat bahwa wirausahawan adalah orang yang menggeser


sumbersumber ekonomi dari produktivitas terendah menjadi produktivitas tertinggi,
menurutnya wirausahawanlah yang menghasilkan perubahan. Perubahan itu tidak
dilakukan dengan mengerjakan sesuatu yang lebih baik tetapi dengan melakukan
sesuatu yang berbeda.

Secara kualitatif fungsi makro ini diperankan oleh usaha kecil. Berikut adalah
peranannya dalam perekonomian nasional:

1.Usaha kecil memperkokoh perekonomian nasional yang berperan


sebagai fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur, dan pemasar
bagi hasil produk-produk ndustry besar 2.
Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam
menyerap sumber daya yang ada
3. Usaha kecil yang dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan
nasional, alat pemerataan dalam berusaha dan pemerataan dalam
pendapatan.

2.3 Fungsi Mikro Wirausaha

Peran wirausaha adalah penanggung resiko dan ketidakpastian, mengkombinasikan


sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah
dan usaha-usaha baru. Dalam melakukan fungsi mikronya menurut marzuki usman
(1977) secara umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator)
dan sebagai perencana (planner).

a. Innovator
11

Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan ;


1) Produk baru (the new product)
2) Teknologi baru (the new technologi)
3) Ide-ide baru (the new image)
4) Organisasi usaha baru (the new organization)

b. Planner
c. Wirausaha berperan dalam merancang ;
1) Perencanaan usaha (corporate plan)
2) Strategi perusahaan (corporate strategy)
3) Ide-ide dalam perusahaan (corporate image)
4) Organisasi perusahaan (corporate organi-zation)

Kreatifitas (creativity) adalah kemampuan mengembangakan ide dan cara-cara baru


dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (thinking new things)
sedangkan Inovasi (Inovation) adalah kemampuan menerapkan kreatifitas dalam
rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang (doing new things). Sesuatu
yang baru dan berbeda dapat diciptakan melalui proses berfikir kretaif dan bertindak
inovatif merupakan nilai tambah yang akan menjadi keunggulan dan keunggulan
inilah yang akan menjadi daya saing, menurut Zimmer (1996:51) sukses
kewirausahaan akan tercapai apabila seseorang berfikir dan melakukan sesuatu yang
baru atau sesuatu yang lama dengan cara-cara yang baru agar dapat bersaing. Nilai
tambah dapat diciptakan melalui :

1. Pengembangan teknologi baru (developing new tchnology)


2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
3. Perbaikan produk dan jasa yang ada (improving existing products or
services)
4. Penemuan cara-cara berbeda untuk menyediakan barang dan jasa dengan
jumlah yang lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang lebih
sedikit.

Lain halnya dengan werner Shombart (1902), yang membagi fungsi entrepreneur
menjadi tiga, yaitu:

1. Captain of industry, yang mulai sebagai teknisi atau tukang dalam suatu
bidang keahlian, kemudian berhasil menemukan sesuatu yang baru, bukan
12

dengan sengaja melainkan karena hasil temuan dan daya cipta.


2. Usahawan, yaitu orang yang menganalisis berbagai kebutuhan
masyarakat, merangsang kebutuhan baru untuk mendapat langganan baru.
Perhatian yang paling utama adalah penjualan.
3. Pemimpin keuangan (financial leader), yaitu orang yang sejak muda
menekuni keuangan, mengumpulkan uang, dan menggabungkan sumber-
sumber keuangan.

Selain entreprenuer, istilah lain yang juga dikenal adalah konsep intraprenuer dan
benchmarking:

 Intraprenuer, ialah wirausaha yang menggunakan temuan orang lain pada unit
usahanya. Fungsinya adalah imitating technology dan duplicating product.
 Benchmarking adalah meniru dan mengembangkan produk baru melalui
perkembangan teknologi.

Terdapat perbedaan yang nyata antara Entrepreneur dan Intrapreneur dimana


Entrepreneur adalah seseorang atau sekelompok orang yang membuka usahanya
sendiri, sementara Intrapreneur adalah orang yang memiliki pekerjaan dari usaha yang
memang sudah ada, namun ia yang mengurus usaha tersebut dan memiliki
bawahannya sendiri. Selain itu, terdapat persamaan antara Entrepreneur dan
Intrapreneur, yaitu entrepreneur dan intrapreneur harus selalu memiliki ide, kreatif
dan inovatif, pantang menyerah, dan tekun.

Dapat disimpulkan, Wirausaha adalah perintis dan pengembang perusahaan yang


berani mengambil resiko dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara mengelola
sumber daya manusia, material, dan keuangan untuk mencapai tingkat keberhasilan
tertentu yang diinginkan. Salah satu kunci keberhasilan adalah memiliki tujuan dan
visi untuk mencapainya (Steinhoff dan Burges, 1993).

Ciri-ciri wirausaha yang kreatif dan inovatif adalah :


1. Penuh percaya diri, optimis, berkomitmen, disiplin dan bertanggung
jawab.
2. Memiliki inisiatif, penuh energy, cekatan dalam bertindak dan aktif.
3. Memiliki motif berprestasi, berorientasi pada hasil dan wawasan ke depan.
4. Memiliki jiwa kepemimpinan, berani tampil beda dan dapat di percaya dan
tangguh dalam bertindak.
13

5.Berani mengambil resko dengan penuh perhitungan dan menyukai


tantangan.

Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma yaitu adanya tantangan, dari
tantangan tersebut muncul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif yaitu,
berfikir dan bertindak inovatif sehingga tantangan awala tadi teratasi dan terpecahkan.

2.4 Tantangan Edupreneurship dalam konteks global

Terdapat sebagian pemicu seorang memilah jadi entrepreneur, salah satunya sebab bosan
dengan pekerjaan kantoran yang kurang leluasa serta sangat banyak ketentuan. Tidak
hanya itu, jadi seseorang entrepreneur merupakan panggilan jiwa, banyak pula yang telah
memperoleh pekerjaan mapan di industri besar, tetapi lebih memilah keluar cuma buat
jadi seseorang entrepreneur.

Sayangnya tidak seluruh entrepreneur menyadari kalau pada masa globalisasi ini
tantangan yang dialami terus menjadi berat, persaingan telah bukan lagi antar orang
dagang dalam cakupan lokal, melainkan telah antar negeri. Walhasil sebab minimnya
persiapan yang matang membuat bisnisnya jadi gulung tikar.

Pastinya, gulung tikar tidaklah hasil yang di idamkan oleh seseorang entrepreneur. Buat
dapat berhasil jadi di masa globalisasi ini, seseorang entrepreneur wajib dapat mengalami
tantangan- tantangan yang terdapat.

1. Kehilangan Banyak Waktu

Banyak yang bilang bahwa menjadi entrepreneur waktunya bebas, bisa sesuka hati
kerjanya, memang itu tidak salah. Tetapi jika seorang entrepreneur yang baru merintis
bisnisnya pasti akan membutuhkan banyak waktu untuk memikirkan bagaimana bisnisnya
bisa berkembang dan sukses.

Berbeda cerita kalau bisnisnya sudah sukses, Anda tidak perlu kehilangan waktu banyak
untuk mengurusinya, cukup menyerahkan kepada salah satu orang kepercayaan saja.
Untuk bisnis yang baru dirintis memerlukan perhatian lebih dari pemiliknya, sehingga
Anda harus rela kehilangan waktu lebih banyak daripada karyawan Anda.

2. Selalu Dihantui Rasa Takut


14

Rasa takut pasti pernah ada, apalagi bagi yang baru terjun di dunia entrepreneur dan
minim pengalaman. Seiring berjalannya waktu, rasa takut akan hilang dengan sendirinya.
Bisa dibayangkan jika Steve Jobs dulu lebih memilih menyerah untuk menghadapi rasa
takutnya, maka sampai sekarang ini tidak ada yang namanya perusahaan Microsoft.

Intinya, jika ingin sukses buanglah rasa takut yang Anda miliki sejauh-jauhnya.

3. Siap Terima Risiko

Risiko menjadi entrepreneur pasti ada, risiko terbesarnya adalah gagal dan bangkrut. Bisa
dibilang risiko ini menjadi makanan sehari-hari bagi entrepreneur, karena dalam dunia
entrepreneur tidak bisa ditebak seperti dibohongi klien, uang diambil partner bisnis,
barang hilang, dan lain sebagainya.

Semakin bertambahnya waktu, Anda sebagai entrepreneur akan lebih mahir dalam
menghadapi setiap risiko. Resiko dalam bisnis memang sulit untuk dihilangkan, tetapi
masih bisa diminimalisir agar tidak berdampak besar pada bisnis Anda.

4. Kehilangan Penghasilan Tetap

Berani menjadi entrepreneur berarti berani kehilangan penghasilan tetap Anda. Jika
bekerja sebagai karyawan pasti gaji bulanan yang diterima akan tetap setiap bulannya.
Tetapi jika menjadi seorang entrepreneur terutama saat masih masa perintisan, kehilangan
gaji bulanan adalah hal yang biasa, tetapi nanti setelah bisnisnya sudah sukses
mendapatkan gaji yang lebih besar adalah hal yang mudah dilakukan.

5. Mudah Merasa Jenuh

Jangan kira jika menjadi entrepreneur akan bisa bersenang-senang dan bahagia setiap
harinya. Memang kenyataannya tidak seperti itu, apalagi jika Anda masih merintis bisnis
dan belum mendapatkan keuntungan, Anda akan mudah merasa jenuh karena melakukan
aktivitas yang sama setiap harinya.

6. Rasa Malas

Rasa malas dalam bisnis hanya akan menghasilkan dua hal antara bisnis tidak
berkembang atau mengalami kebangkrutan. Menjadi seorang entrepreneur yang sukses
harus bisa mengalahkan rasa malas yang dimiliki. Kesuksesan yang didapatkan akan
bergantung pada seberapa semangat Anda dalam menjalankan bisnis.
15

7. Kurang Dukungan Orang Sekitar

Seringkali orang sekitar tidak mendukung keputusan Anda menjadi seorang entrepreneur.
Mereka lebih senang melihat Anda bekerja di perusahaan atau instansi yang sudah jelas
setiap bulannya mendapatkan penghasilan yang tetap. Perlu diketahui bahwa modal
utama seorang entrepreneur adalah keyakinan, keyakinan terhadap kemampuan diri
sendiri.

BAB III

LANDASAN TEORI

Kewirausahaan adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang pengembangan serta


pembangunan semangat kreatifitas dan berani menanggung efek terhadap pekerjaan yang
dicoba demi mewujudkan hasil karya tersebut. Keberanian mengambil efek telah jadi
16

kepunyaan seseorang wirausahawan sebab dia dituntut buat berani serta siap bila usaha
yang dicoba tersebut belum mempunyai nilai atensi di pasar, serta ini wajib dilihat selaku
wujud proses mengarah kewirausahaan sejati.

Bagi Thomas W. Zimmerer serta Norman Meter. Scarbrough “ Wirausahawan merupakan


orang yang menghasilkan bisnis baru dengan mengambil efek serta ketidakpastian demi
menggapai keuntungan serta perkembangan dengan metode mengenali kesempatan serta
mencampurkan sumber energi yang dibutuhkan buat mendirikannya”14. Peter Drucker
mengatakan kalau wirausaha tidak mencari efek, mereka mencari kesempatan. 15

Mereka menghargai proses merupakan cenderung mempunyai kesabaran, serta seseorang


wiraushawan sejati mempunyai kesabaran dalam menempuh tiap proses mengarah
keberhasilan tersebut. Sehingga bila terdapat komentar kalau kegagalan merupakan dini
dari kesuksesan hingga perkata ini dipegang teguh oleh wirausahawan. Tanpa terdapat
kegagalan susah untuk seorang mengenali dimana kelemahan yang dia miliki.
Kadangkala kala kita butuh belajar dari kesalahan, serta manusia diajarkan buat tidak
mengulangi kesalahan yang sama di setelah itu hari, sebab bila dia mengulangi kesalahan
yang sama dikemudian hari hingga maksudnya dia tidak belajar dari pengalaman ataupun
menyia- nyiakan pengalaman.

Lebih jauh tiap kesalahan ataupun kegagalan wajib dipelajari apa pemicu itu terjalin.
Sebab dengan menekuni tiap kesalahan ataupun kegagalan tersebut hingga ilmu bar
uterus diperoleh. Sehingga sangat salah bila seorang terus melangkah kedepan dengan
melupakan kesalahan yang terdapat, tanpa memperdulikan apa pemicu itu terjalin.
Kesempurnaan suatu produk pada dikala produk itu diciptakan lebih baik dari produk
lebih dahulu. Perkata semacam ini jadi kunci seseorang wirausahawan. Lebih jauh kita
butuh menguasai penafsiran dari wiraswasta yang mempunyai ikatan dekat dengan
sebutan wirausahawan. Sebutan wiraswasta terdapat yang menghubungkannya dengan
sebutan saudagar. Meski sama maksudnya dalam bahasa sansekerta, namun maknanya
berlainan. Wiraswasta terdiri atas 3 kata: wira, swa, serta sta, tiap- tiap berarti wira
merupakan manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/
pendekar kemajuan, serta mempunyai keagungan sifat; swa maksudnya sendiri; serta sta
maksudnya berdiri.

14
Thomas W. zimmerer dan Norman. Scarbrough, Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Erlangga,
Jakarta, (terjemahan) 2005, h. 4.
15
Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, Alfabeta, Bandung, 2008, h. 24.
17

A. Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan

a. Tujuan Kewirausahaan

1. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas.


2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan
dikalangan masyarakat yang mampu, andal, dan unggul.
4. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan
kuat terhadap masyarakat.

b. Manfaat Berkewirausahaan

Dari beberapa penelitian mengindikasikan bahwa pemilik bisnis mikro, kecil, dan atau
menengah percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan lebih banyak
uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di suatu perusahaan besar. Sebelum
mendirikan usaha, setiap calon wirausahawan sebaiknya mempertimbangkan manfaat
kepemilikan bisnis mikro, kecil, dan atau menengah.16

Manfaat adanya para wirausaha, adalah sebagai berikut:

1. Berusaha memberikan bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai
dengan kemampuannya.
2. Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
3. Memberikan contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun, tetapi tidak melupakan
perintah agama.
4. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi unggul yang patut
diteladani.
5. Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan
lingkungan, dan kesejahteraan.
6. Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri, disiplin, tekun
dan jujur dalam menjalani pekerjaan.

16
Basrowi, Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011, h. 7
18

BAB VI

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan merupakan


suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda. Entrepreneur sebagai
19

seorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil risiko dan
ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk
mendirikannya. Wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu
perekonomian suatu bangsa. Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian,
pengembangan ilmu pengetahuan, dan kreasi-kreasi baru dalam produk barang dan
jasa-jasa yang berskala global, hal ini merupakan proses dinamis wirausaha yang
kreatif. Bahkan wirausahalah yang berhasil menciptakan lapangan kerja dan
mendorong pertumbuhan ekonomi. perekonomian suatu bangsa. Kreatifitas adalah
kemampuan mengembangakan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah
dan menemukan peluang sedangkan Inovasi adalah kemampuan menerapkan
kreatifitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang. Perlu
diketahui bahwa modal utama seorang entrepreneur adalah keyakinan, keyakinan
terhadap kemampuan diri sendiri. Yakinlah bahwa Anda sanggup untuk menghadapi
semua risiko dan tantangan sebagai seorang entrepreneur.

DAFTAR PUSTAKA

John M. Echols (dkk.), English-Indonesia Dictionary (Jakarta: Pustaka Utama Shadili, 2000),
207
Ibid, 216
Fadlullah, Pendidikan Entrepreneurship Berbasis Islam dan Kearifan Lokal (Jakarta: Diadit
Media Press, 2011), 75.
20

Kementerian Pendidikan Nasional, Bahan Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan


Kewirausahaan (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum, 2010),
15-17.
Fadlullah, Pendidikan Entrepreneurship, 76.
Ibid., 76.
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang, 15
Anita Volintia Dewi (dkk.), ‚Pengaruh Pengalaman Pendidikan Kewirausahaan dan
Keterampilan Kejuruan Terhadap Motivasi Berwirausaha Siswa‛, Jurnal Pendidikan
Vokasi, Vol. 3, Nomor 2 (Juni, 2013), 164.
Dewi, Pengaruh Pengalaman, 164.
Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), 17.
Kabar Pendidikan, Konferensi Internasional UNESCO-APEID ke-15, Menumbuhkan
Inspirasi dalam Pendidikan: Kreativitas dan Kewirausahaan., Edisi 5 Februari 2012, 2.
Siti Fatimah, ‚Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Muda Dalam Pembelajaran Ekonomi‛,
Criksestra; Jurnal Pendidikan dan kajian Sejarah, Vol. 3 Nomor 4, (Agustus, 2013),
6.

Anda mungkin juga menyukai