Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN KOPERASI DAN UKM

“Organisasi Koperasi Dan Ekonomi Koperasi”

Dosen Pengampu : Zainal Arifin, SE., ME

Disusun Oleh :

Kelompok1

Fatkur rahman hakim (101211010014)

Indah Hermawati (101211010045)

Marta sella (101211010033)

Marisa selviani (101211010001)

M.eno syuhada (101211010018)

Nur faizah (101211010025)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan

karunia-Nya kita dapat menyelesaian Makalah WIRAUSAHA KOPERASI.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Koperasi dan

UKM dengan dosen pengampu Bapak Zainal Arifin, SE, ME

Saya berharap makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.

Semoga Makalah ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan kita. Saya menyadari

bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh

karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk

menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Tembilahan, 27 November 2022

PENULIS

1
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR .......................................................................................1

DAFTAR ISI ......................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................3


B. Rumusan Masalah ...................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirakoprasian ...................................................................5


B. Kompetitive Advantage pada Koperasi ..................................................10
C. Tugas Wirausaha Koperasi .....................................................................11
D. Jiwa dan Semangat Wirausaha Koperasi ................................................13
E. Prinsip-prinsip Inovasi ............................................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................15
B. Saran ........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam usaha pemulihan krisis ekonomi Indonesia dewasa ini, sesungguhnya


koperasi mendapatkan peluang (opportunity) untuk tampil lebih eksis. Krisis
ekonomi yang diawali dengan krisis nilai tukar dan kemudian membawa krisis
hutang luar negeri, telah membuka mata semua pemerhati ekonomi bahwa
"fundamentalekonomi" yang semula diyakini kesahihannya, ternyata hancur lebur.
Para pengusaha besar konglomerat dan industri manufaktur yang selama ini
diagungagungkan membawa pertumbuhan ekonomi yang pesat pada rata-rata 7%
pertahun, ternyata hanya merupakan wacana. Sebab, ternyata kebesaran mereka
hanya ditopang oleh hutang luar negeri sebagai hasil perkoncoan dan praktik
mark-up ekuitas, dan tidak karena variabel endogenous ( yang tumbuh dari
dalam).

Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuhkembangkan sebagai
badan usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir. Membentuk jiwa
kewirausahaan koperasi di dalam diri para pengurus dan anggotanya adalah upaya
awal untuk menujukeberhasilan gerakan koperasi di tanah air.

Pencapaian misi mulia koperasi pada umumnya masih jauh dari idealisme
semula. Koperasi yang seharusnya mempunyai amanah luhur, yaitu membantu
pemerintah untuk mewujudkan keadilan ekonomi dan sosial, belum dapat
menjalani peranannya secara maksimal. Membangun koperasi menuju kepada
peranan dan kedudukannya yang diharapkan merupakan hal yang sangat sulit,
walau bukan merupakan hal yang tidak mungkin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kewirakoprasian ?
2. Apa itu Kompetitive Advantage pada Koperasi ?
3. Apa Tugas Wirausaha Koperasi ?

3
4. Bagaimana Jiwa dan Semangat Wirausaha Koperasi ?
5. Apa Prinsip-prinsip Inovasi ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Pengertian Kewirakoprasian.
2. Untuk mengetahui Kompetitive Advantage pada Koperasi.
3. Untuk mengetahui Tugas Wirausaha Koperasi.
4. Untuk mengetahui Jiwa dan Semangat Wirausaha Koperasi.
5. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Inovasi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirakoprasian
1. Wirausaha

Istilah wirausaha merupakan terjemahan dari kata entrepreneur. Dalam


bahasa Indonesia, pada awalnya dikenal dengan istilah wiraswasta yang berarti
berdiri di atas kekuatan sendiri. Suharsono Sagir dalam Buchari Alma,
menuliskan bahwa wiraswasta adalah seorang yang modal utamanya adalah
ketekunan yang dilandasi sikap optimis, kreatif dan melakukan usaha sebagai
pendiri pertama disertai dengan keberanian menanggung resiko berdasarkan suatu
perhitungan dan perencanaan yang tepat. Sedangkan Fadel Muhammad dalam
Buchari Alma, lebih menekankan bahwa wiraswasta adalah orang yang
memfokuskan diri pada peluang, bukan pada resiko. Dengan demikian,
wiraswasta bukanlah pengambilan resiko, melainkan penentu resiko.

Kemampuan mengembangkan kewirausahaan sangat ditentukan oleh


kecakapan dari si pengelola usaha tersebut. Artinya tingkat pendidikan dan
pengalaman berpengaruh terhadap pengembangan sebuah usaha disamping modal
dan motivasi kerja. Hal ini diperkuat pendapat dari Surya Dharma, bahwa
pengembangan kewirausahaan sekolah merupakan trend baru yang mendukung
pengembangan suatu pendidikan di berbagai tingkatan pendidikan. Menurut
Timmons (Lambing dan Kuehl, 2000: 14), menyatakan pengertian kewirausahaan
sebagai berikut:

Entrepreneurship is a human, creative act that builds something of value


from practically nothing. It is the pursuit of opportunity regardless of the
resources, or lack of resources, at hand. It requires a vision and the passion and
commitment to lead others in the pursuit of that vision. It also requires a
willingness to take calculated risks.

Artinya, kewirausahaan merupakan sifat manusiawi untuk bertindak kreatif


meningkatkan nilai sesuatu dengan memanfaatkan kesempatan dan sumber daya

5
yang dilandasi visi, semangat dan komitmen dalam memimpin serta
memperhitungkan resiko. Karena kewirausahaan merupakan sifat manusiawi,
maka kewirausahaan berhubungan erat dengan perilaku. Pendapat yang sama dari
Hisrich dan Peters (1989: 9), mengenai pengertian entrepreneurship sebagai
berikut:

Entrepreneurship is the process of creating something new with value by


devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial,
psychic, and social risks, and receiving the resulting rewards of monetary and
personal satisfaction and independence.

Pendapat tersebut mempunyai makna bahwa kewirausahaan adalah


merupakan suatu proses mengkreasi sesuatu yang baru yang mempunyai nilai,
dengan mencurahkan waktu dan upaya, serta berani menanggung resiko untuk
mencapai keberhasilan. Jadi pendapat Hisrich dan Peter sejalan dengan pendapat
Lambing dan Kuehl, yaitu samasama berpendapat bahwa kewirausahaan adalah
proses suatu kegiatan untuk meningkatkan nilai tambah sumber-sumber daya yang
ada.

Menurut Zimmerer, Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta


proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan
dan peluang di pasar. Pendapat yang senada dari Suryana (2003: 2), bahwa
kewirausahaan (entrepreneurship) adalah merupakan suatu kemampuan kreatif
dan inovasi dalam menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai tambah untuk di
pasarkan melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan
berbeda, seperti: (1) pengembangan teknologi; (2) penemuan pengetahuan ilmiah;
(3) perbaikan produk barang dan jasa yang ada; (4) menemukan cara-cara baru
untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih
efisien. Dari kedua pendapat di atas diketahui bahwa titik kesamaan persepsi
kewirausahaan adalah kreativitas dan inovasi.

Sedangkan Kuratko and Hoodgets (2004: 30), mendefinisikan


entrepreneurship secara rinci sebagai:

6
Entrepreneurship is a dynamic process of vision, change, and creation. It
requires an application of energy and passion towards the creation and
implementation of new ideas and creative solutions. Essential ingredients include
the willingness to take calculated risks-in terms of time, equity, or career; the
ability to formulate an effective venture team; the creative skill to marshall
needed resources; the fundamental skill of building a solid business plan; and,
finally, the vision to recognize opportunity where others see chaos, contradiction
and confusion.

Pendapat tersebut mempunyai makna bahwa, seorang wirausahawan dalam


melakukan aktivitas manajemen strategik dimana dalam keputusan
mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan wirausaha (internal) dan juga
peluang dan hambatan yang ada dalam lingkungan usaha (eksternal), bermanfaat
untuk individu dan masyarakat. Depdiknas, mengartikan bahwa entrepreneurship
(kewirausahaan) adalah sikap dan perilaku dalam memimpin dan mengelola suatu
organisasi (termasuk sekolah) dengan selalu mencari dan menerapkan cara kerja
dan teknologi baru sehingga dicapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi.

Dari beberapa definisi dan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa
kewirausahaan adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, sikap
dan perilaku seseorang dalam memenuhi tantangan dalam kehidupannya
(individu/organisasi) secara efektif dan efisien sehingga ia mampu mandiri dan
dapat mengembangkannya ke arah yang lebih baik, sehingga efektif dan efisien.
Seorang wirausahawan adalah seseorang yang selalu berkembang dan
mengembangkan setiap potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

2. Wirausaha Koperasi

Secara definitif seorang wirausaha termasuk wirausaha koperasi adalah


orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-
kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna
mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat guna
memastikan sukses.

7
Para wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai sikap mental positif
yang berorientasi pada tindakan dan mempunyai motivasi tinggi dalam
mengambil risiko pada saat mengejar tujuannya. Tetapi mereka juga orang-orang
yang cermat dan penuh perhitungan dalam mengambil keputusan tentang sesuatu
yang hendak dikerjakan, Setiap mengambil keputusan tidak didasarkan pada
metode coba-coba, melainkan dipelajari setiap peluang bisnis dengan
mengumpulkan informasiinformasi yang berharga bagi keputusan yang hendak
dibuat.

Selanjutnya menurut Meredith (1984) para wirausaha (termasuk wirausaha


koperasi) mempunyai ciri dan watak yang berlainan dengan individu kebanyakan.

Ciri-ciri dan watak tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Mempunyai kepercayaan yang kuat pada diri sendiri.


b. Berorientasi pada tugas dan basil yang didorong oleh kehutuhan untuk
herprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan
ketabahan, mempunyai tekad kerja keras, dan mempunyai energi inisiatif.

c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil risiko dan mengambil keputusan


keputusan secara cepat dan cermat.

d. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan suka menanggapi


saransaran dan kritik.

e. Berjiwa inovatif, kreatif dan tekun.


f. Berorientasi ke masa depan.
Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha
secara koperatif dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian
mengambil risiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam
mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan
bersama. Dan definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut
diperhatikan seperti penjelasan dibawah ini.
Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha
secara koperatif. Ini berarti wirausaha koperasi (orang yang melaksanakan
kewirausahaan koperasi) harus mempunyai keinginan untuk memajukan

8
organisasi koperasi, baik itu usaha koperasi maupun usaha anggotanya. Usaha
itu harus dilakukan secara koperatif dalam arti setiap kegiatan usaha koperasi
harus mementingkan kebutuhan anggotanya.
Tugas utama wirausaha koperasi adalah mengambil prakarsa inovatif,
artinya berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada
demi kepentingan bersama. Bertindak inovatif tidak hanya dilakukan pada saat
memulai usaha tetapi juga pada saat usaha itu berjalan, bahkan pada saat usaha
koperasi berada dalam kemunduran. Pada saat memulai usaha agar koperasi
dapat tumbuh dengan cepat dan menghasilkan. Kemudian pada saat usaha
koperasi berjalan, agar koperasi paling tidak dapat mempertahankan eksistensi
usaha koperasi yang sudah berjalan dengan lancar. Perihal yang lebih penting
adalah tindakan inovatif pada saat usaha koperasi berada dalam kemunduran
(stagnasi). Pada saat itu wirausaha koperasi diperlukan agar koperasi berada
pada siklus hidup yang baru. Wirausaha koperasi harus mempunyai keberanian
mengambil risiko. Karena dunia penuh dengan ketidakpastian, sehingga hal-hal
yang diharapkan kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di
lapangan. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi semacam itu diperlukan
seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan mengambil risiko. Tentu saja
pengambilan risiko ini dilakukan dengan perhitungan-perhitungan yang cermat.
Pada koperasi risiko-risiko yang ditimbulkan oleh ketidakpastian sedikit
terkurangi oleh orientasi usahanya yang lebih banyak di pasar internal. Pasar
internal memungkinkan setiap usaha menjadi beban koperasi dan anggotanya
karena koperasi adalah milik anggota. Oleh karena itu secara nalar tidak
mungkin anggota merugikan koperasinya. Kalaupun terjadi kerugian dalam
kegiatan operasional, maka risiko tersebut akan ditanggung bersama-sama,
sehingga risiko per anggota menjadi relative kecil.
Tetapi bila orientasi usaha koperasi lebih banyak ke pasar eksternal seperti
KUD, maka risiko yang ditimbulkan oleh ketidakpastian akan mempunyai bobot
yangsama dengan risiko yang dihadapi oleh pesaingnya. Dalam kondisi ini tugas
wirausaha koperasi lebih berat dibanding dengan wirausaha koperasi yang lehih
banyak orientasinya di pasar internal.
Kegiatan wirausaha koperasi harus berpegang teguh pada prinsip identitas

9
koperasi, yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
Kepentingan anggota harus diutamakan agar anggota mau berpartisipasi aktif
terhadap koperasi. Karena itu wirausaha koperasi bertugas meningkatkan
pelayanan dengan jalan menyediakan berbagai kebutuhan anggotanya.
Tujuan utama setiap wirausaha koperasi adalah memenuhi kebutuhan
nyata anggota koperasi dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Tugas
seorang wirausaha koperasi sebenamya cukup berat karena banyak pihak yang
berkepentingan di lingkungan koperasi, seperti anggota, perusahaan koperasi,
karyawan, masyarakat di sekitarnya, dan lain-lain. Seorang wirausaha koperasi
terkadang dihadapkan pada masalah konflik kepentingan di antara masing-
masing pihak. Bila ia lebih mementingkan usaha koperasi, otomatis ia harus
berorientasi di pasar eksternal dan hal ini berarti mengurangi nilai pelayanan
terhadap anggota. Sebaliknya bila orientasinya di pasar internal dengan
mengutamakan kepentingan anggota, maka yang menjadi korban adalah
pertumbuhan koperasi.
Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer,
birokrat yang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang
yang peduli terhadap pengembangan koperasi. Keempat jenis wirausaha
koperasi ini tentunya mempunyai kebebasan bertindak dan insentif yang
berbeda-beda yang selanjutnya menentukan tingkat efektivitas yang berbeda-
beda pula.
B. Kompetitive Advantage pada Koperasi

Keunggulan kompetitif Koperasi dapat diartikan sebagai suatu sikap untuk


memahami kebutuhan kebutuhan dari pelanggan (anggota) koperasi dan
merupakan proses pembelian yang lebih baik dari pelanggan dan memberikan
value yang lebih besar melalui harga yang lebih rendah atau keuntungan yang
lain.

Competitive advantages atau bisa diartikan sebagai keunggulan kompetitif


dalam berkompetisi dan mempertahankan produk atau jasa yang memberikan
keunikan dengan harga yang murah yang mampu berbeda dari pesaing sehingga
kompetitor susah untuk menirunya. Keunggulan kompetitif berperan sebagai

10
kunci untuk memenangkan dan mempertahankan pelanggan di seluruh area.
Dalam hal koperasi keunggulan kompetitif dapat diartikan sebagai suatu sikap
untuk memahami kebutuhan-kebutuhan dari pelanggan (anggota) koperasi dan
merupakan proses pembelian yang lebih baik dari pelanggan dan memberikan
Keuntungan yang lebih besar melalui harga yang lebih rendah atau keuntungan
yang lain.

Dalam kaitanya dengan Koperasi, competitive advantages bisa dimaknai


dengan kemampuan mengembangkan strategi untuk menciptakan gerakan
kompetitif yang bertujuan memberdayakan anggota melalui pengembangan
kreativitas. Sehingga keunggulan kompetitif bisa diberi nama pengembangan
koperasi kreatif guna memberi pelayanan bagi anggota dengan cara:

1. Mengelola koperasi yang berbeda dengan koperasi lainya, yang memiliki ciri
khusus sebagai koperasi pegawai;
2. Mengukir posisi pasar sendiri dengan masuk pertama atau kategori tertentu;
3. Melibatkan pengembangan khas untuk menarik pelanggan dan menghasilkan
keunggulan kompetitif.
C. Tugas Wirausaha Koperasi

Tugas utama wirausaha koperasi adalah mengambil prakarsa inovatif,


artinya berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang
ada demi kepentingan bersama (Drucker, 1988).

Tugas wirakop adalah mencipatakan keunggulan bersaing kperasi dibanding


dengan organisasi usaha pesaingnya. Keunggulan tersebut dapat diperoleh
dengan:

1. Menundukan koperasi sebagai penguasa yang kuat di pasar

Tugas wirakop dalam ha ini adalah meningkatkan efisiensi koperasi melalui


integrasi vertikal dengan cara: memiliki kemampuan inovasi yang lebih tinggi
daripasa kemampuan yang diniliki sekarang agar dapat memberikan keuntungan
khusus yang dihasilkan dari teknologi baru metode organisasi yang lebih baik atau
jasa yang ditingkatkan

11
2. Kemampuan dalam menekan biaya transaksi

Tugas wirakop yang kedua ini adalah menekan biaya ransaksi yaitu biaya
total dari penjumlahan nilai ekonomis sumber-sumber yang digunakan.

3. Pemanfaatan Interlinkage Market

Interlinkage Market adalah hubungan transaksi antar pelaku ekonomi di


pasar. Tugas wirakop disini menciptakan kerjasama saling menguntungkan
diantara pelaku dalam interlinkage market tersebut

4. Pemanfaatan Trust Capital

Trust capital secara sederhana diartikan sebagai pengumpulan modal.


Tugas wirakop disini adalah mengelola modal tersebut secara efisien dan
meningkatan peranan anggota dalam meningkatkan partisipasi secara intensif
dalam pemanfataan atas jasa pelayanan kopersi dan partisifasi kontributif dalam
pembentukan modal yang baru.

5. Pengendalian ketidakpastian

Tugas wirakop dalam hal ini meningkatkan pelayanan terhadap anggotanya


dengan jalan menyediakan barang-barang atau jasa-jasa yang sesuai dengan
keutuhannya.

6. Penciptaan inovasi

Tugas wirakop dalam hal ini menciptakan inovasi-inovasi baru yang


menguntungkan bagi kopersai dan anggotanya. Keuntungan koperasi dapat dilihat
seperti dalam gambar 3 berikut :

12
Gambar Kotak Keuntungan Koperasi

Berdasarkan gambar di atas kita dapat melihat adanya peluang koperasi


yang harus ditemukan dan dilaksanakan oleh para wirausaha koperasi. Panah-
panah yang mengarah ke tengah merupakan penyebab keuntungan atau manfaat
bersih koperasi
D. Jiwa dan Semangat Wirausaha Koperasi

Secara definitif seorang wirausaha (termasuk wirakop) adalah orang yang


mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil
keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses
(Meredith, et al, 1984, h.5). Para wirakop adalah orang yang mempunyai sikap
mental positif yang berorientasi pada tindakan dan mempunyai motivasi tinggi
dalam mengambil risiko pada saat mengejar tujuannya. Tetapi mereka juga orang-
orang yang cermat dan penuh perhitungan dalam mengambil keputusan tentang
sesuatu yang hendak dikerjakan. Setiap mengambil keputusan tidak didasarkan
pada metode coba-coba, melainkan dipelajari setiap peluang bisnis dengan
mengumpulkan informasi-informasi yang berharga bagi keputusan yang hendak
dibuat.

13
Menurut Meredith (1984) para wirausaha (termasuk wirakop) mempunyai
ciri dan watak yang berlainan dengan individu kebanyakan, yaitu :

Ø Mempunyai kepercayaan yang kuat pada diri sendiri.

Ø Berorientasi pada tugas dan hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk
berprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan ketabahan,
mempunyai tekad kerja keras, dan mempunyai energy inisiatif.

Ø Mempunyai kemampuan dalam mengambil risiko dan mengambil keputusan-


keputusan secara cepat dan cermat.

Ø Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan suka menanggapi saran-


saran kritik.

Ø Berjiwa inovatif, kreatif, dan tekun.

Ø Berorientasi ke masa depan.

Tidak semua wirausaha koperasi mempunyai sikap seperti itu, diantara


meraka ada yang sombong dan muluk-muluk, ada yang bersikap hangat dan
bersahabat dan ada yang berpikir cepat tetapi ada pula yang lamban. Tetapi pada
dasarnya para wirausaha koperasi mempunyai tugas yang sama yaitu mencari
perubahan, menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai peluang (Drucker,
1998, h.30).

E. Prinsip-Prinsip Inovasi

 Membiasakan memiliki mimpi.


 Memperkaya ide.
 Membiasakan diri menerima perbedaan perubahan.
 Menumbuhkan sikap empati.
 Merupakan kemampuan inovatif.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa wirausaha


termasuk wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai kemampuan
melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-
sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan
mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Para wirausaha koperasi
adalah orang yang mempunyai sikap mental positif yang berorientasi pada
tindakan dan mempunyai motivasi tinggi dalam mengambil risiko pada saat
mengejar tujuannya. Tetapi mereka juga orang-orang yang cermat dan penuh
perhitungan dalam mengambil keputusan tentang sesuatu yang hendak dikerjakan,
Setiap mengambil keputusan tidak didasarkan pada metode coba-coba, melainkan
dipelajari setiap peluang bisnis dengan mengumpulkan informasiinformasi yang
berharga bagi keputusan yang hendak dibuat.

B. Saran

Dengan membaca makalah ini, diharapkan kita mampu memahami lebih


jauh tentang Kewirausahaan Koperasi lebih dalam lagi walaupun penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis menyarankan agar mencari referensi-referensi
bacaan lebih banyak lagi selain dari makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arnawa, G. (2014). MANAJEMEN KOPERASI MENUJU


KEWIRAUSAHAAN KOPERASI. Jurnal
Manajemen, 1(1), 1-12.

Gemina, D., Samsuri, & Kusuma, I. C. (2013). KEUNGGULAN BERSAING


KOPERASI BERKAITAN DENGAN PENERAPAN INTELECTUAL
CAPITAL, MANAJEMEN KEANGGOTAN DAN
PARTISIPASI ANGGOTA. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,
15(2), 191-204.

Nurbudiyani, I. (2013). MODEL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN


DENGAN MEDIA KOPERASI SEKOLAH DI SMK KELOMPOK
BISNIS DAN MANAJEMEN. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(1), 53-67.

Sasongko, A. T., Purnamadewi, Y. L., & Mulatsih, S. (2017). ANALISIS


KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KINERJA KOPERASI DI PULAU
JAWA. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 6(2), 90-106.

16

Anda mungkin juga menyukai