Anda di halaman 1dari 16

Ruang Lingkup Disiplin Ilmu Kewirausahaan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah :

Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Adhe Risky Mayasari, M.Pd.

Disusun Oleh :
Fareza Anan Setiando 1951010345

Ficca Veronika 1951010350

Gita Olivia 1951010354

Ekonomi Syariah/E/V

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaian makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan mini skripsi ini
dengan baik. Dan tidak lupa shalawat beserta salam kami haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nanti kan syafa’at nya di akhirat nanti. Kami
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat- Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
pada mata kuliah Kewirausahaan ini dengan judul “Ruang Lingkup Disiplin Ilmu
Kewirausahaan” ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah yang
diberikan oleh Ibu:

Kami tentu menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada mini makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Atas perhatiaannya kami ucapkan
terimakasih.

Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.

Bandar lampung, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Disiplin Ilmu Kewirausahaan......................................................................2


B. Objek Studi Kewirausahaan.........................................................................4
C. Perkembangan Disiplin Ilmu Kewirausahaan............................................. 5

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa
yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi,
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah
di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan
berbeda.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa
sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan
masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)
mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait
dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah
ini dijelaskan tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran
kewirausahaan dalam perekonomian nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Disiplin Ilmu Kewirausahaan ?
2. Bagaimana Objek Studi Kewirausahaan ?
3. Bagaimana Perkembangan Disiplin Ilmu Kewirausahaan ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Disiplin Ilmu dalam Kewirausahaan
2. Untuk Mengetahui Objek Studi Kewirausahaan
3. Untuk Mengetahui Perkembangan Disiplin Ilmu Kewirausahaan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Disiplin Ilmu Kewirausahaan

Kata entrepreneur atau “wirausahawa” berasal daei kata kerja entreprendre


dari bahasa Perancis, yang berarti ‘melakukan’. Ini merujuk pada mereka
yang “ melakukan” risiko perusahaan baru. Suatu perushaan diciptakan oleh
seorang entrepreneur atau wirausahawan. Proses penciptaan tersebut dikenal
sebagai “kewirausahaan” 1

Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang


nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup
untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin di
hadapinya. Dahulu, kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui
pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak
lahir (entrpreneurship are born notmade), sehingga kewirausahaan tidak
dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang kewirausahaan bukan hanya urusan
lapangan, melainkan ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan.2Secara singkat
kewirausahaan adalah proses dalam berinovasi, membangun organisasi,dan
membuat organisasi berjalan dengan kemampuannya yang khas dengan
menjadi kreatif dan inovatif.

Dalam konteks bisnis kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta
sistematis penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan
peluang di pasar. Menurut Zimmerer dalam Suryana pendidikan
kewirausahaan telah di ajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang
independen karena3 :

1
Abdurrozzaq Hasibuan et al., Kewirausahaan, (Yayasan Kita Menulis, 2021).
2
M M H Iskandar et al., Kewirausahaan, (Media Sains Indonesia, 2022).
3
Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat Dan Proses Menuju Sukses., (Jakarta: Salemba
Empat, 2011).

2
a) Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata yaitu
terdapat teori konsep dan metode ilmiah yang lengkap

b) Kewirausahaan memiliki dua konsep permulaan dan perkembangan


usaha, yang jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen
umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha
(business ownership)

c) Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek


tersendiri, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (ability to create new and different things)

d) Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan


berusaha dan pemerataan pendapatan (wealth creation process an
entrepreneurial endeavor by its own night, nation’s prosperity,
individual selfreliance) ata kesejahteraan rakyta yang adil dan makmur

Dalam bidang tertentu kewirausahaan telah menajdikan kompetensi inti


dalam menciptakan perubahanm pembaharuan, dan kemajuan sehingga
tidak hanya dapat digunakan sebagi kiat – kiat bisnis jangka pendek tetapi
juga untuk menciptakan peluang. Seperti pada bidang bisnis akan menjadi
suskes bila memiliki kreativitas dan inovasi. Dimana melalui kreatifitas dan
inovasi dapat menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa karena melalui
kedua proses tersebut menciptakan keunggulan bersaing. Demikian juga di
berbagai bidang manapun kemajuan-kemajuan tertentu dapat diciptakan
oleh orang-orang yang memiliki semanagt serta jiwa kreatif dan inovatif.

Entrepreneurship are not onle born but also made, artinya


kewirusahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalam
lapangan, tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan4. Seseorang yang
menjadi entrepreneur adalah orang-orang yang mengenal potensi (traits) dan
belajar mengembangkan potensi untuk menangkap peluang serta
4
Abdurrozzaq Hasibuan et al., Loc.Cit.

3
mengorganisir usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Maka dari itu, untuk
menjadi wirausaha yang suskes, tentunya memiliki bakat saja tidak cukup,
tetapi juga harus memiiliki pengetahuan mengenai seagal aspaek usaha yang
akan ditekuninya.

B. Objek Studi Kewirausahaan

Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan seseorang


yang diwujudkan dalam bentuk perilaku, menurut Soeparman dalam
kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahan meliputi5 :

a) Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. Dalam merumuskan


tujuan hidup/usaha diperlukan perenungan dan koreksi yang kemudian
dibaca dan diamati berulang – ulang sampai di pahami apa yang
menjadi kemauannya

b) Kemampuan motivasi diri, yaitu untuk melahirkan suatu tekad


kemauan yang besar

c) Kemampuan berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa


menunggu perintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang
sehingga menjadi terbiasa berinisiatif.

d) Kemampuan berinovasi yang melahirkan kreativitas (adanya cipta)


dan setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi.
Kebiasaan inovasi adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari
berbagai kemungkinan atau kombinasi baru yang tepat dijadikan
perangkat dalam menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran
masyarakat.

e) Kemampuan membentuk modal material, sosial dna intelektual

5
P O Abas Sunarya and Asep Saefullah, Kewirausahaan, (Penerbit Andi, 2011).

4
f) Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri, yaitu untuk
selalu teapat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan dan tidak
menunda pekerjaan

g) Kemampuan mental yang dilandasi agama

h) Kemampuan membiasakan diri dalam mengamil hikmah dari


pengalaman yang baik maupun yang menyakitkan

C. Perkembangan Disiplin Ilmu Kewirausahaan


Ilmu kewirausahaan mulai dikenal secara popular pada awal abad ke-18.
Awalnya wirausaha merupakan sebutan untuk para pedagang yang membeli
barang dagangan di daerah-daerah, kemudian menjualnya dengan harga yang
tidak pasti. Kewirausahaan pada awalnya hanya dikenal di bidang
perdagangan, kemudian semakin berekembang yang ditandai dengan konsep
dan ciri khusu seperti kemampuan kreativitas dan inovasi, mengorganisasi,
menanggung resiko, berorientasi pada proses, menciptakan peluang, kepuasan
pribadi dan kebebasan. Perkembangan disiplin ilmu kewirausahaan lebih
rinci akan dijelaskna melalui lini masa berikut6:

 1755 : Richard Cantilon dalam bukunya “Essai sur La Nature du


Commerce en Generate” menjelaskan bahwa wirausaha adalah
seseorang yang menanggung resiko

 1922 : Schumpter menjelaskan bahwa wirausah tidak selalu berarti


pedagang atau manaje, tetapi juga seorang unik yang memiliki
keberanian dalam mengambil resiko dan memperkenalkan produk-
produk inovatif, serta teknologi baru dalam dunia perekonomian

 1994 : Peter. F. Drucker medefinisikan kewirausahaan adalah


kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

6
Brillyanes Sanawiri and Mohammad Iqbal, Kewirausahaan, (Universitas Brawijaya Press, 2018).

5
 1995 : Petter Hisrich mengatakan bahwa kewirausahaan adalah proses
penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan
mencari peluang yang dihadapi orang setiap hari

Adapun menurut dengan bukunya yang berjudul kewirusahaan


menjelaskan bahwa Perkembangan teori kewirausahaan selaras dengan
luasnya perkembangan di dalam istilah itu sendirl. Kata pengusaha atau
wirausahawan (entrepreneur) berasal dari ba-hasa Perancis, dan jika
diterjemahkan secara bahasa berarti "di antara pengambil" (between-taker)
atau "menuju di antara" (go-between). Sejarah kewirausahaan menurut
Robert D. Flisrich, dkk (2008: 6-8) dildasffikasikan sebagai berikut7:

1. Periode Awal Definisi paling awal dari pengusaha sebagai sebuah go-
between adalah Marco Polo, yang mencoba untuk mengembangkan rute
perdagangan hingga Timur lauh. Marco Polo sebagai seorang yang go-
between, akan menandatangani kon-trak dengan pemilik uang (pelopor
adanya modal ventura saat ini) untuk menjual barangnya. Kontrak yang
umum pada periode tersebut adalah memberikan pinjaman kepada peda-
gang-pengembara pada tingkat 22,5 persen, termasuk asuransi. Si kapitalis
dalam hal ini menanggung risiko secara pasif, pedagang-pengembara
mengambil peran yang aktif dalam per-dagangan dengan menanggung
seluruh risiko fisik dan emosi-onal. Pedagang-pengembara sukses dalam
menjual dan me-nyelesaikan perjalanannya, keuntungan yang diperoleh
akan dibagi, di mana si kapitalis akan mengambil bagian yang paling
besar (sampai 75 persen), sementara si pedagang-pengembara akan
menerima 25 persen sisanya.

2. Abad Pertengahan Istilah pengusaha pada abad pertengahan ini sudah


di-gunakan untuk menggambarkan pelaku maupun orang yang mengelola
proyek-proyek produksi besar. Orang-orang pada proyek ini tidak

7
Arif Yusuf Hamali, Pemahaman Kewirausahaan, (Prenada Media, 2017).

6
mengambil risiko apa pun, melainkan me-ngelola proyek dengan sumber
daya yang disediakan, biasanya oleh pemerintah suatu negara. Satu jenis
pengusaha pada abad pertengahan adalah klerek, yaitu orang yang
ditugaskan untuk pekerjaan arsitektur, seperti kastil dan menara, gedung-
gedung umum, dan katedral.

3. Abad ke-17 Abad ke-17 memunculkan kembali kaitan antara risiko


dengan kewirausahaan, di mana pengusaha adalah orang yang
menjalankan kerja sama dengan pemerintah untuk menyedia-kan jasa atau
produk yang ditentukan. Harga kontrak yang telah ditentukan ini membuat
setiap laba atau rugi yang terjadi men-jadi milik pengusaha. Salah seorang
pengusaha pada periode ini adalah John Law, asal Perancis, yang
dlizinkan untuk mendi-rikan sebuah bank kerajaan. Bank tersebut
kemudian berkem-bang menjadi waralaba eksklusif untuk membentuk
sebuah perusahaan dagang di dunia baru, The Mississipi Company.
Monopoli atas perdagangan Perancis ini mendorong kejatuhan Law ketika
berusaha mendongkrak lebih tinggi harga saham pe-rusahaan daripada
nilai asetnya, yang kemudian berakibat pada Richard Cantillon, seorang
ekonom dan penulis pada tahun 1700-an, menyadari kesalahan Law.
Cantillon mengem-bangkan satu teori awal tentang kewirausahaan dan
dipandang sebagai salah satu penemu istilah tersebut. Cantillon melihat
pengusaha sebagai seorang yang mengambil risiko, mengamati bahwa
pedagang, petani, perajin, dan pemilik usaha perseoran-gan sebagai
"membeli pada harga tertentu dan menjual pada harga yang tidak pasti,
sehingga menanggung risiko operasi."

4. Abad ke-18 Pada abad ke-18, seseorang yang mempunyai modal dibe-
dakan dari orang yang membutuhkan modal, dengan kata lain, pengusaha
dibedakan dari penyedia modal (yang sekarang dikenal pemodal ventura).
Alasan pembedaan ini adalah indus-trialisasi yang terjadi di seluruh dunia.
Penemuan-penemuan pada ke-18 ini contohnya adalah kasus penemuan

7
Eli Whitney dan Thomas Edison, yang mengembangkan sebuah teknologi
baru namun tidak dapat membiayai sendiri penemuannya. Whitney
membiayai pemintal katunnya dengan harta kerajaan yang dipisahkan,
sedangkan Edison memperoleh modal dari sumber pribadi untuk
mengembangkan percobaan dalam bi-dang listrik dan kimia. Edison dan
Whitney adalah pengguna modal (pengusaha), bukan penyedia (pemodal
ventura). Pemodal ventura adalah seorang manajer dana profesional yang
melakukan investasi berisiko menggunakan kumpulan modal ekuitas
untuk menda-patkan pengembalian yang tinggi atas investasi tersebut.

5. Abad ke-19 dan Abad ke-20 Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-
20, pengusaha se-ringkali tidak dibedakan dengan manajer dan sering kali
dipandang dari sebuah perspektif ekonomi. Pengusaha dalam pers-pektif
ini dianggap sebagai seorang yang mengorganisasi dan baku yang
dibutuhkan, tanah yang digunakan, jasa orang yang dipekerjakan, dan
modal yang dipakai. Seorang pengusaha memberi kontribusi dalam bentuk
inisiatif, kemampuan, serta kecerdasan membuat rencana, mengorganisasi,
dan menjalan-kan perusahaan. Seorang pengusaha juga menanggung
konse-kuensi mendapatkan untung atau mengalami kerugian dari kondisi
yang tidak diprediksi dan tidak terkendali. Sisa bersih dari pendapatan
perusahaan setelah seluruh biaya dibayar, akan ditahan untuk diri
pengusaha sendiri. Andrew C,amegie adalah satu contoh terbaik untuk pe-
ngertian di atas. Camegie tidak menemulcan apa-apa, tetapi mengadaptasi
dan mengembangkan teknologi baru dalam menghasilkan produk untuk
mencapai keuntungan ekonomis. Camegie, yang dibesarkan dalam
keluarga yang miskin dari Skotlandia, menjadikan industri baja Amerika
salah satu ke-ajaiban dalam dunia industri, terutama melalui keunggulan
daya saing yang tidak tertandingi, bukan melalui kemampuan
menghasilkan penemuan atau kreativitas. Pertengahan abad ke-20, muncul
istilah pengusaha sebagai inovator (entrepreneur as an innovator), yaitu

8
sebagai berikut: Fungsi seorang pengusaha adalah mereformasi atau
merevolusi pola produksi dengan mengeksploitasi sebuah penemuan, atau
secara umum, sebuah metode teknologi produksi komoditas baru yang
belum dicoba atau mem-produksi produk lama dengan cara baru,
membuka sebuah sumber pasokan bahan baku yang baru atau sebuah gerai
baru untuk produk, dengan mengorganisasi sebuah indus-tri baru. Konsep
inovasi dan kemutahiran dalam definisi di atas, adalah sebuah bagian yang
integral dari kewirausahaan. Inovasi dan tindakan untuk memperkenalkan
sesuatu yang baru, pada untuk menciptakan dan mengonsepkan, tetapi
juga kemam-p uan untuk memahami seluruh kekuatan yang bekerja di
dalam lingkungan tersebut. Kemutahiran dapat terdiri dari apa pun, mulai
dari produk baru sampai sistem distribusi baru, hingga sebuah metode
baru untuk mengembanglcan suatu struktur or-ganisasi yang baru. Edward
Harriman, yang mengorganisasikan kembali jalan kereta Ontario dan
Southem melalui Northem Pacific Trust, serta John Pierpont Morgan,
yang mengembangkan bank besar dengan mengorganisasi ulang dan
membiayai industri-indus-tri nasional, merupakan contoh-contoh
pengusaha yang cocok untuk definisi ini. Inovasi organisasional ini adalah
hal yang sering kali sulit berhasil dikembangkan seperti inovasi teknologi
yang lebih umum (transistor, komputer, laser), hal ini biasanya dikaitkan
dengan bagaimana menjadi seorang pengusaha.

Maka dari itu untuk saat ini perkembangan ilmu kewirausahaan tentunya
sudah sangat berkembang dengan era revolusi industry 4.0 yang
mengakibatkan terjadinya perubahan yang begitu drastis dalam segala
aspek kehidupan dan dampaknya dirasakan secara nyata oleh kalangan
masyarakat, dunia usaha. Demikian juga dengan persaingan dalam
berbagai segi kehidupan yang sangat kompetitif dan dinamis, yang

9
menuntut untuk senantiasa peka dan juga harus siap mengikuti perubahan
yang sedang terjadi dengan pesatnya 8

Agar kita mampu bertahan dalam kondisi persaingan saat ini diperlukan
kejelian dalam melihat peluang-peluang dan juga harus berani untuk
melakukan perubahan secara total dan menyesuaikannya dengan
perkembangan sekarang ini. Pada revolusi industry 4.0 ini ditandari
dengan perubahan percepatan ekonomi dan produksi dengan menerapkan
kecanggihan mesin yang memiliki kemampuan untuk belajar sendiri.
Prinsip dasar dari revolusi industry 4.0 adalah dengan menggabungkan
beberapa faktor yaitu mesin, strategi kerja, penerapan jaringan cerdas pada
siklus proses produksi.

Dalam dunia wirausaha juga mempunyai pengaruh yang sangat signifikan,


dimana aktivitas wirausaha sudah banyak dilakukan secara online
sehingga konsumen sudah sangat mudah sekali untuk memperoleh
kebutuhannya sehari-hari tanpa harus repot untuk mendatangi produsen.
Bagi wirausaha yang tidak mampu menyesuaikan perjalanan usahanya
dengan kondisi saat, dapat dipastikan akan tersingkir dari para pesaingnya.
Memang tidak bisa dipungkiri kemajuan dan perkembangan zaman saat
ini akan berdampak secara positif maupun negative 9

Dengan perkembangan teknologi melalui penggunaan internet


menyebabkan terjadinya peningkatan dan perubahan kebutuhan dan yang
tidak kalah pentingnya terbukanya banyak peluang-peluang usaha.
Penggunaan digitalisasi dalam berbagai aspek dalam kehidupan akan
mendorong untuk perubahan dalam beberapa hal diantaranya
meningkatnya jumlah data, kekuatan komputasi dan konektivitas;
meningkatnya tingkat analisis, kemampuan dan kecerdasan bisnis;
8
Hamdan Hamdan, “Industri 4.0: Pengaruh Revolusi Industri Pada Kewirausahaan Demi Kemandirian
Ekonomi”, Vol. 3 No. 2 (2018), p. 1–8,.
9
Irene Natalia and Lena Ellitan, “STRATEGIES TO ACHIEVE COMPETITIVE ADVANTAGE IN INDUSTRIAL
REVOLUTION 4.0.”, Vol. 3 No. 6 (2019), p. 10–16,.

10
munculnya bentuk interaksi yang baru antara manusia dengan mesin;
perbaikan instruksi transfer digital seperti robotika; aktivitas dijalankan
melalui internet; keterbukaan informasi dan aksesibilitas

BAB III

11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang
nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup
untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin di
hadapinya.
Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan seseorang
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku.
Perkembangan teori kewirausahaan selaras dengan luasnya
perkembangan di dalam istilah itu sendirl. Kata pengusaha atau wirausahawan
(entrepreneur) berasal dari ba-hasa Perancis, dan jika diterjemahkan secara
bahasa berarti "di antara pengambil" (between-taker) atau "menuju di antara"
(go-between). Perkembangan ilmu kewirausahaan ini tentunya akan terus
berkembang setiap tahunnya dimulai dari abad ke-17 hingga ke abad-20 saat
ini, Kewirausahaan pada awalnya hanya dikenal di bidang perdagangan,
kemudian semakin berekembang yang ditandai dengan konsep dan ciri khusu
seperti kemampuan kreativitas dan inovasi, mengorganisasi, menanggung
resiko, berorientasi pada proses, menciptakan peluang, kepuasan pribadi dan
kebebasan.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dan penulis bisa
mendapatkan manfaat dan apabila terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini saya berharap mendapat kritik yang membangun.

12
Daftar Pustaka

H Iskandar, M M et al. Kewirausahaan. Media Sains Indonesia, 2022.

Hamali, Arif Yusuf. Pemahaman Kewirausahaan. Prenada Media, 2017.

Hamdan, Hamdan. “Industri 4.0: Pengaruh Revolusi Industri Pada Kewirausahaan

Demi Kemandirian Ekonomi”. Jurnal Nusantara Aplikasi Manajemen Bisnis.

Vol. 3 no. 2 (2018), p. 1–8.

Hasibuan, Abdurrozzaq et al. Kewirausahaan. Yayasan Kita Menulis, 2021.

Natalia, Irene, and Lena Ellitan. “STRATEGIES TO ACHIEVE COMPETITIVE

ADVANTAGE IN INDUSTRIAL REVOLUTION 4.0.”. International Journal

of Research Culture Society. Vol. 3 no. 6 (2019), p. 10–16.

Sanawiri, Brillyanes, and Mohammad Iqbal. Kewirausahaan. Universitas Brawijaya

Press, 2018.

Sunarya, P O Abas, and Asep Saefullah. Kewirausahaan. Penerbit Andi, 2011.

Suryana. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat Dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:

Salemba Empat, 2011.

Anda mungkin juga menyukai