Anda di halaman 1dari 257

Unras

KEWIRAUSAHAAN

Penyusun:
Tri wahyuniarti, M.I.Kom

Kewirausahaan i
Unras

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya
yang telah tercurah, sehingga penulis bisa menyelesaikan modul mata kuliah
Kewirausahaan ini. Adapun tujuan dari disusunnya modul ini adalah agar para
mahasiswa dapat memahami dan mengimplementasikan teori-teori serta langkah-
langkah untuk menjadi seorang wirausaha yang tangguh dan siap menghadapi
tantangan dalam menjalankan bisnis.
Tersusunnya modul ini tentu bukan dari usaha penulis seorang. Dukungan
moral dan material dari berbagai pihak sangatlah membantu tersusunnya modul ini.
Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat, rekan-rekan, dan
pihak-pihak lainnya yang membantu secara moral dan material bagi tersusunnya buku
ini. Modul yang tersusun sekian lama ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan agar modul ini bisa lebih baik
nantinya.

Bengkulu Utara, September 2022

Penulis

Kewirausahaan ii
Unras

PERTEMUAN KE : 1
KONSEP KEWIRAUSAHAAN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan tentang konsep kewirausahaan

B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Kewirausahaan
Banyak pakar yang mengemukakan pengertian mengenai kewirausahaan
berdasarkan sudut pandangnya masing masing. Namun demikian, esensi
pengertian yang krusial senantiasa ada di setiap pengertian yang dikemukakan
oleh para ahli tersebut dan menjadi hal mendasar. Istilah kewirausahaan
merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa inggris. Kata
entrepreneurship sendiri sebenarnya berasal dari bahasa perancis yaitu
‘entreprende’ yang berarti petualang, pencipta dan pengelola usaha. Yuyun
Wirasamita menyatakan bahwa kewirausahaan dan wirausaha merupakan
faktor produksi aktif yang dapat menggerakkan dan memanfaatkan sumber
daya lainnya seperti sumber daya alam, modal dan teknologi, sehingga dapat
mencipatakan kekayaan dan kemakmuran melalui penciptaan lapangan kerja,
penghasilan dan produk yang diperlukan masyarakat.1

Peter F.Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan


kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Definisi
tersebut secara lebih luas dikemukakan oleh Hisrich dalam Suryana, yang
mengatakan bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang
berbeda untuk menghasilkan nilai denganmencurahkan waktu dan usaha,
diikuti penggunaan uang, fisik, resiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa
berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi.2 Kewirausahaan suatu
ilmu yng mengkaji tentang pengembangan dan pembangunan semangat
kreatifitas serta berani menanggung resiko terhadap pekerjaan yang dilakukan
demi mewujudkan hasil karya tersebut. Keberanian mengambil resiko sudah
menjadi milik seorang wirausahawan karena ia dituntut untuk berani dan siap

1
Yuyun Wirasamita dalam Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan : Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 13.
2
Kasmir, Kewirausahaan, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.20

Kewirausahaan 1
Unras

jika usaha yang dilakukan tersebut belum memiliki nilai perhatian di pasar, dan
ini harus dilihat sebagai bentuk proses menuju kewirausahaan sejati. Menurut
Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarbrough 3
Wirausahawan adalah
orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan
ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan
untuk mendirikannya. Peter Drucker berkata bahwa wirausaha tidak mencari
resiko, mereka mencari peluang.4 Peter F.Drucker mengatakan bahwa
kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Definisi tersebut secara lebih luas dikemukakan oleh Hisrich
dalam Suryana, yang mengatakan bahwa kewirausahaan adalah proses
penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai
denganmencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, resiko,
dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan
kebebasan pribadi.5 Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entrepreneur)
adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan
melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang
dapat menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini
mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan
normal, dapat menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk
belajar dan berusaha.6

Sumber: https://mammoth.co.id/wp-content/uploads/2019/06/KEWIRAUSAHAAN.jpg

3
Thomas W. zimmerer dan Norman. Scarbrough, Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Erlangga,
Jakarta, (terjemahan) 2005, hlm. 4.
4
Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, Alfabeta, Bandung, 2008, hlm. 24.
5
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Op. Cit., hlm. 24
6
Ibid.,17.

Kewirausahaan 2
Unras

Menurut Drucker, 1985 dalam bukunya Innovation and Entrepreneurship


mengemukakan perkembangan teori kewirausahaan menjadi tiga tahapan :

a. Teori yang mengutamakan peluang usaha. teori ini disebut teori ekonomi,
yaitu wirausaha akan muncul dan berkembang apabila ada peluang
ekonomi.
b. Teori yang mengutamakan tanggapan orang terhadap peluang, yakni, teori
Sosiologi, yang mencoba menerangkan mengapa beberapa kelompok sosial
menunjukkan tanggapan yang berbeda terhadap peluang usaha dan teori
Psikologi yang mencoba menjawab karakateristik perorangan yang
membedakan wirausaha dan bukan wirausaha serta karakteristik
perorangan yang membedakan wirausaha berhasil dan tidak berhasil dan
c. Teori yang mengutamakan hubungan antara perilaku wirausaha dengan
hasilnya. Disebut dengan teori perilaku, yaitu yang mencoba memahami pola
perilaku wirausaha. Kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai, karena
kewirausahaan bisa merupakan pilihan kerja, pilihan karir.

Ciri-ciri seorang wirausaha meliputi : memiliki rasa percaya diri dan


mampu bersikap positif terhadap diri dan lingkungannya, berperilaku pemimpin,
memiliki inisiatif, berperilaku kreatif dan inovatif, mampu bekerja keras,
berpandangan luas dan memiliki visi ke depan, berani mengambil risiko yang
diperhitungkan, dan tanggap terhadap saran dan kritik. Ciri tersebut dapat
diwujudkan dalam berbagai kemampuan seperti dalam memilih jenis usaha,
mengelola produksi, mengembangkan pemasaran, meningkatkan pengelolaan
keuangan dan permodalan, mengorganisasikan dan mengelola kelompok
usaha, dan mengembangkan jalinan kemitraan usaha.7

a. Perbedaan Wirausaha dan Wiraswasta

Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami,


terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan
tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah
sosok atau individu yang lebih bermental baja atau lebih memiliki
kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan
untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan), pendidikan

7
Drucker dalam Suci Purwandari, ‚Studi Kajian Faktor Pendorong Minat Mahasiswa Program Studi Teknik
Mesin Otomotif Politeknik Indonesia Surakarta Untuk Berwirausaha‛, Jurnal Sainstech Politeknik
Indonesia Surakarta, No. 2 Vol 1 (2014), 3-4

Kewirausahaan 3
Unras

wirausaha yang lebih tepat. Sebaliknya, jika arah dan tujuan pendidikan
adalah menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang,
atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ), yang lebih tepat adalah
pendidikan wiraswasta. Karena kedua aspek itu sama pentingnya,
pendidikan yang diberikan sekarang, yang cenderung pada kedua aspek itu
menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup aspek
finansial, personal, sosial, dan profesional.8 Dalam kewirausahaan,
disepakati tiga jenis perilaku, yaitu:

1) memulai inisiatif;
2) mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ ekonomi untuk
mengubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis;
3) menerima risiko atau kegagalan. Menurut para ahli ekonom,
wirausahawan adalah orang yang mengubah nilai sumber daya, tenaga
kerja, bahan, dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada
sebelumnya dan orang yang melakukan perubahan, inovasi, serta cara-
cara baru.
b. Ide dan peluang usaha

Ide akan menjadi peluang apabila wirausaha bersedia melakukan


evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus melalui proses penciptaan
sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis
proses secara mendalam, dan memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi.
Untuk memperoleh peluang wirausaha harus memiliki berbagai kemampuan
dan pengetahuan, seperti kemampuan untuk menghasilkan produk atau jasa
baru, menghasilkan nilai tambah baru, merintis usaha baru, melakukan
proses atau teknik baru, dan mengembangkan organisasi baru.9

2. Hakikat Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,
dan hasil bisnis.10 Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti

8
Wijandi, Soesarsono. 1988. Pengantar Kewiraswastaan. Bandung: Sinar Baru. Hlm 48
9
A.Rusdiana, Kewirausahaan, teori dan praktek, Cet. Ke-1 -- Bandung: Pustaka Setia, 2018, hlm 49-51
10
Suryana 2003, Kewirausahaan Pedoman Praktis, kiat dan Proses menuju Sukses, Jakarta,Salemba
Empat.hlm 12

Kewirausahaan 4
Unras

mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna


mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, masyarakat , bangsa dan negaranya,
akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk
mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi
ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara
lainnya. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan.11 Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan
jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan
dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru,
menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang
lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan
cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Kewirausahaan yang sering dikenal dengan sebutan entrepreneurship


yang diterjemahkan secara harfiah sebagai perantara, diartikan sebagai sikap
dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa, dan karsa,
serta karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja
keras, dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal. Kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Wirausaha mengarah
kepada orang yang melakukan usaha/ kegiatan dengan segala kemampuan
yang dimilikinya, sedangkan kewirausahaan menunjuk pada sikap mental yang
dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

Wennekers dan Thurik melengkapi definisi kewirausahaan dengan


menyintesiskan peran fungsional wirausahawan sebagai: . . . kemampuan dan
kemauan nyata seorang individu, yang berasal dari diri mereka, baik tim di
dalam maupun di luar organisasi yang ada untuk menemukan dan menciptakan
peluang ekonomi baru, yang meliputi produk, metode produksi, skema
organisasi, dan kombinasi barang-pasar, serta untuk memperkenalkan ide-ide

11
Alma Buchari, Dr,:Kewirausahaan , Alfabet,2001

Kewirausahaan 5
Unras

mereka di pasar.12 Selain menekankan pada penciptaan hal-hal baru dan risiko,
definisi yang dikemukakan oleh Wennekers dan Thurik juga menekankan pada
kemauan dan kemampuan individu. Hal ini sejalan dengan definisi yang
tertuang dalam Inpres No. 4 tahun 1995 yang mendefinisikan kewirausahaan
sebagai semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha dan/atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.13

Kewirausahaan merupakan kemauan dan kemampuan seseorang dalam


menghadapi berbagai risiko dengan mengambil inisiatif untuk menciptakan dan
melakukan hal-hal baru melalui pemanfaatan kombinasi berbagai sumber daya
dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh
pemangku kepentingan (stakeholders) dan memperoleh keuntungan sebagai
konsekuensinya Esensi kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di
pasar melalui proses pengombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan
berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer nilai tambah tersebut dapat
diciptakan melalui cara berikut:

a. Pengembangan teknologi baru (developing new technology).


b. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge).
c. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing
products or services).
d. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa
yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different
ways of providing more goods and services with fewer resources).14

Di dunia modern, wirausahawan adalah orang yang memulai dan


mengerjakan usahanya sendiri, mengorganisasi dan membangun perusahaan
sejak revolusi industri. Orang-orang yang memulai usaha sendiri bisa
mendapatkan manfaat dari studi mengenai karakteristik kewirausahaan. Selain

12
Wennekers, Sander, and Roy Thurik. 1999. Linking Entrepreneurship and Economic Growth. Small
Business Economics hlm 32
13
Ibid Wennekers, Sander, and Roy Thurik. hlm 33
14
Zimmerer, W. Thomas, Norman. 2005. Interpreneurship and the New Venture Formation. New Jersey:
Prantice Hall. Hlm 51

Kewirausahaan 6
Unras

bekal kemampuan, wirausaha juga perlu memiliki pengetahuan dan


keterampilan. Bekal pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha meliputi:

a. bekal pengetahuan mengenai usaha yang akan memasuki/ dirintis dan


lingkungan usaha yang ada;
b. bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab,
c. bekal pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis. Adapun bekal
keterampilan yang harus dimiliki wirausaha meliputi:
1) bekal keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan
memperhitungkan risiko;
2) bekal keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah;
3) bekal keterampilan dalam memimpin dan mengelola;
4) bekal keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi;
5) bekal keterampilan teknik usaha yang akan dilakukannya.15

Proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan


tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan
suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara
bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda. Konsep
wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai
orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan
barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau
mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui
organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut
ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang
kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang
tersebut. Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani
menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.16

Selain itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang


dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan
bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan
hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang
15
Op. Cit A. Rusdiana, Kewirausahaan, teori dan praktek, hlm 51
16
Josep Schumpeter, dan Walters, DL2009Human Resourse Management in Education (Manajemen
SDM dalam Pendidikan)Yogyakarta: Q-Media.hlm 34

Kewirausahaan 7
Unras

yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia


nyata secara kreatif.17 Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu
sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang
terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi
kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari
seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif
dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya
meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya.18

3. Fungsi dan Peran Kewirausahaan


Secara umum, wirausaha memiliki dua peran, yaitu penemu (inovator)
dan perencana (planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan
menciptakan produk, teknologi dan cara, ide-ide, dan organisasi usaha. Adapun
sebagai perencana, wirausaha berperan merancang usaha, merencanakan
strategi perusahaan, merencanakan ide-ide dan peluang dalam perusahaan,
serta menciptakan organisasi perusahaan baru. Dengan wirausaha sendiri, kita
ikut serta mengembangkan perekonomian diri sendiri dan masyarakat
sekitarnya, untuk itu wirausaha mempunyai dua fungsi, kedua fungsi tersebut
adalah fungsi makro dan fungsi mikro.

a. Fungsi Makro

Dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, secara makro


wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu
perekonomian suatu bangsa. Di negara-negara lain, kewirausahaan menjadi
kekuatan ekonomi negara tertentu, sehingga negara-negara itu menjadi
kekuatan ekonomi dunia yang kaya dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Hasil-hasil dari penemuan ilmiah,
penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi rekayasa
telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk barang dan jasa-jasa
yang berskala global, yang merupakan hasil dari proses dinamis wirausaha

17
Suryana,: Kewirausahaan :pedoman praktis, Kiat dan proses Menuju Sukses ,salemba Empat,2003.
Hlm 52
18
ibid

Kewirausahaan 8
Unras

yang dinamis.19 Bahkan para wirausahalah yang berhasil menciptakan


lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu
peran dari wirausahawan tidak dapat dianggap sepele, karena:

1) Perekonomian nasional bisa berkembang dengan adanya usaha yang


dijalankan oleh wirausahawan, karena dengan adanya usaha ini akan
melibatkan banyak mata rantai bagi pengusaha-pengusaha lainnya,
keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi
penyalur, dan pemasar bagi hasil produk-produk industri besar.

2) Banyaknya usaha-usaha yang dikelola oleh masyarakat akan


meningkatkan perekonomian bagi yang bersangkutan dan bagi
masyarakat sekitarnya hingga akhirnya akan meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat.

3) Usaha yang dikelola oleh masyarakat ini akan menjadi sumber


pemerataan pendapatan bagi masyarakat sekitanya dan mengurangi
tingkat pengangguran, baik di daerah maupun di perkotaan.20

b. Fungsi Mikro

Secara umum kita ketahui bersama, bahwa seorang wirausaha harus


mampu menanggung resiko dalam menghadapi kegagalan dan
ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru
dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam
melakukan fungsi mikronya secara umum wirausaha memiliki dua peran,
yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner).21

1) Innovator
Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan: Produk baru,
teknologi baru, ide-ide baru, organisasi usaha baru.
2) Planner
Wirausaha berperan dalam merancang usaha, strategi perusahaan, ide-
ide dalam perusahaan, organisasi perusahaan,22

Ide-ide yang berasal dari wirausahawan dapat menciptakan peluang


untuk memenuhi kebutuhan riil dipasar. Ide-ide itu menciptakan nilai

19
Alma, Buchari 2003 Kewirausahaan Cetakan Ketujuh Bandung: Alfabeta, hlm 5
20
Ibid
21
Carol Kinsey Goman1999 Kreativitas dalam Bisnis Jakarta: Binarupa.hlm 21
22
ibid

Kewirausahaan 9
Unras

potensial dipasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide


untuk menciptakan nilai – nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu
mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi
dengan cara:

1) Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif

2) Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin

3) Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat

Ada tiga risiko yang dapat dievaluasi, yaitu:

1) Risiko pasar atau pesaing

2) Risiko Finansial

3) Risiko teknik.23

Menurut Zimmerer, kreativitas sering muncul dalam bentuk ide- ide


untuk menghasilkan produk baru, dimana ide tersebut tidak akan muncul bila
wirausaha tidak melakukan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus.
Alternative merubah ide menjadi peluang:

1) Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara- cara atau
metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan
dalam memenuhi kebutuhannya.

2) Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk atau jasa baru

3) Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan


dilakukan atau modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.24

Secara garis besar peranan wirausaha dalam dunia usaha yang ada di
Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Menciptakan lapangan kerja

2) Mengurangi pengangguran

3) Meningkatkan pendapatan masyarakat

4) Mengkombinasikan faktor – faktor produksi (alam, tenaga kerja,


modal dan keahlian)

23
Ibid hlm 23
24
Op. Cit Zimmerer, W. Thomas, Norman. Hlm 56

Kewirausahaan 10
Unras

5) Meningkatkan produktivitas.25

Wirausaha identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai


pemilikan manajer, maka wirausahalah yang memodali, mengatur,
mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Kebanyakan seseorang
menjadi wirausaha karena didasari oleh pengalaman sehingga ia memiliki
jiwa dan watak kewirausahaan. Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil,
persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak
kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengatruhi oleh
keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri
ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha.26 Seorang wirausaha
disamping harus memiliki modal dasar berupa ide atau visi yang jelas,
kemampuan dan komitmen yang kuat, kecukupan modal baik uang maupun
waktu, dan kecukupan tenaga serta pikiran, juga harus memiliki beberapa
kemampuan berikut:

1) Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan


dilakukan atau ditekuni.

2) Imagination, aitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak


mengandalkan kesuksesan masa lalu.

3) Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya


pengetahuan teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan
pemasaran.

4) Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.

5) Foresight, yaitu berpandangan jauh kedepan.

6) Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi


keadaan di masa yang akan datang.

7) Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan


berhubungan dengan orang lain.27

Di samping kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki, seorang


wirausaha masih harus memiliki pengalaman yang seimbang. Menurut A.

25
Ibid
26
Muhammad Rusli. 2011. Buku Ajar Kewirusahaan -1.. Makassar :Lembaga Kajian dan Pengembangan
Pendidikan Universitas Hasanuddin. Hlm 12
27
Ibid

Kewirausahaan 11
Unras

Kuriloff, John M. Memphil, Jr, dan Douglas Cloud (1993:8) ada empat cara
untuk mencapai penga-laman yang seimbang:

1) Technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang


bangun yang sesuai dengan bentuk usaha yang dipilih.

2) Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan


pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga
kelangsungan hidup perusahaan.

3) Financial competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang


keuangan (mengetahui bagaimana mendapatkan dana dan
menggunakannya)

4) Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan


hubungan personal.28

Sedangkan menurut Norman M. Scarborough (1993) kompetensi


kewirausahaan yang diperlukan tersebut meliputi:

1) Proaktif, selalu ada inisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas

a) Berorientasi pada prestasi, dengan cirri-ciri:

(1) Selalu mencari peluang

(2) Berorientasi pada efisiensi

(3) Konsentrasi untuk bekerja keras

(4) Perencanaan yang sistematis

(5) Selalu memonitor

2) Komitmen terhadap perusahaan atau orang lain, dengan ciri:

a) Selalu penuh komitmen dalam mengadakan kontrak kerja

b) Mengenali pentingnya hubungan bisnis

Disamping itu bekal berupa pengetahuan yang harus juga dimiliki


meliputi:

28
Syamsuddin, AS 2007 Mencipta Produk, Membangun Usaha Mandiri Paket Pelatihan Kewirausahaan
untuk Alumni Unhas Kerja Sama Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin dengan Pusat Pengembangan
Usaha KecilKawasan Timur Indonesia (PUKTI), Januari – April 2007 di Makassar Syamsuddin. Hlm 57

Kewirausahaan 12
Unras

1) Bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha


yang ada disekitarnya
2) Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab
3) Pengetahuan tentang kepribadian
4) Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis

Sementara itu bekal pengetahuan saja tidaklah cukup bila tidak


dilengkapi dengan bekal keterampilan, yang antara lain mencakup:

1) Ketrampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan


resiko

2) Ketrampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah

3) Ketrampilan dalam memimpin dan mengelola

4) Ketrampilan berkomunikasi dan berinteraksi

5) Ketrampilan teknik dalam bidang usaha yang dilakukan.29

Menurut Dan Bradstreet, ‘’pengusaha kecil harus memiliki kepribadian


khusus, yakni penuh pendirian, realitas penuh harapan, penuh komitmen’’.
Sedangkan modal yang cukut dapat diperoleh apabila perusahaan mampu
mengembangkan hubungan baik dan menjali kepercayaan dengan lembaga
keuangan.30 Sebagai wirausaha harus mampu mendeteksi SW sendiri atau
OT yang ada pada pesaing, kemampuan untuk menguasai persaingan,
merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam bisnis. Dalam Smal
Business Centre telah dikemukakan bahwa wirausaha yang berhasil memiliki
lima kompetensi yang merupakan fungsi dari kapabilitas yang diperlukan
yaitu marketing, technical, financial, personel dan management. Disamping
itu juga dikemukakan bahwa untuk mencapai keberhasilan usaha yang
dimiliki sendiri, sangatlah tergantung pada:

1) Individual skill and attitude

2) Knowledge of business

3) Establishment of goal

4) Take advantages of the opportunities

29
Munir Fuady 1997 Pembiayaan Perusahaan Masa Kini (Tinjauan Hukum Bisnis). Jakarta: Citra Aditya
Bakti.hlm 8
30
Op. Cit Carol Kinsey Goman1999.hlm 43

Kewirausahaan 13
Unras

5) Adapt to the change

6) Minimize the threats to business.31

Seorang wirausaha harus memiliki perencanaan strategis yaitu suatu


proses penentuan tujuan, menetapkan langkah-langkah yang harus diambil
untuk mengidentifikasi sumberdaya perusahaan. Misalnya: fasilitas, pasar,
produk, dana, karyawan. Strategi tersebut sangat penting agar para
wirausaha dapat menggunakan sumber daya seoptimal mungkin.

Dalam menjalankan suatu kegiatan apapun diperlukan suatu etika,


tidak terkecuali dalam menjalankan usaha. Etika atau norma-norma ini
digunakan agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah
ditetapkan dan usaha yang telah dijalankan memperoleh simpati dari
berbagai pihak. Pada akhirnya, etika tersebut ikut membentuk pengusaha
yang bersih dan dapat memajukan serta membesarkan usaha yang
dijalankan dalam waktu yang relatif lebih lama. Adapun ketentuan yang
diatur dalam etika wirausaha secara umum adalah sebagai berikut:

1) Perilaku dan sikap seorang pengusaha harus sesuai dengan aturan


yang berlaku dimanapun dia berada

2) Selalu menjaga penampilan dalam setiap moment acara yang dihadiri

3) Selalu menjaga penampilan dan bertutur kata yang baik dan tidak
menyinggung pihak lain

4) Hidari sikap atau perilaku yang dapat merugikan orang lain, sehingga
wibawa sebagai seorang pengusaha selalu terjaga

Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur, baik, dalam berbicara


maupun bertindak. Jujur ini perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa
yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran, usaha tidak akan maju dan tidak di
percaya konsumen atau mitra kerjanya, selain itu Pengusaha harus
bertangung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan dalam bidang
usahanya. Kewajiban terhadap berbagai pihak harus segera diselesaikan.
Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga kepada
seluruh karyawannya, masyarakat dan pemerintah. Pengusaha dituntut
untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal pembayaran, pengiriman

31
Ibid

Kewirausahaan 14
Unras

barang atau penggantian. Sekali seorang pengusaha ingkar janji hilanglah


kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga harus konsisten
terhadap apa yang telah dibuat dan disepakati sebelumnya.

Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang


berkaitan dengan usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau
pelaporan kegiatan usahanya. Hal lainnya dari seorang pengusaha adalah
harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang berkaitan
dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hukum dan
peraturan telah dibuatkan berakibat fatal dikemudian hari. Bahkan, hal itu
akan menjadi beban moral bagi pengusaha apabila tidak diselesaikan
segera. Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak
yang memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukan kepada
masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan
dimusuhi oleh banyak orang.

Komitmen dan menghormati dari seorang pengusaha dengan apa


yang mereka jalankan dan menghargai komitmen dengan pihak-pihak lain.
Pengusaha yang menjungjung komitmen terhadap apa yang telah diucapkan
atau disepakati akan dihargai ol;eh berbagai pihak. Pengusaha yang sukses
harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin tujuannya agar
perusahaan dapat terus bertahan dari waktu ke waktu. Prestasi yang
berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Disamping itu, perusaha juga harus
tahan mental tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan situasi
yang dihadapi. Di samping memiliki tujuan, etika juga sangat bermanfaat
bagi perusahaan apabila dilakukan secara sungguh-sungguh. Etika yang
berlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan
tertentu. Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan tujuan perusahaan.

Kewirausahaan 15
Unras

C. SOAL/TUGAS
1. Jelaskan apa yang di maksud dengan kewirausahaan dan wirausaha ?
2. Bagaimanakah sikap yang harus dimiliki dari seorang wirausahawan?
3. Bagaimana fungsi makro dan fungsi mikro pada kewirausahaan mempengaruhi
perekonomian masyarakat suatu daerah?
4. Bagaimana menurut anda tujuan dari seseorang berwirausaha?
5. Sebutkan ciri-ciri seorang wirausaha ?
6. Jelaskan dengan bahasa akademik, bagaimana menurut anda manfaat dari
mempelajari mata kuliah kewirausahaan di Perguruan Tinggi?

D. REFERENSI
A.Rusdiana, Kewirausahaan, teori dan praktek, Cet. Ke-1 -- Bandung: Pustaka
Setia, 2018

Alma Buchari,:Kewirausahaan , Alfabet, 2001

Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, Alfabeta, Bandung,


2008

Carol Kinsey Goman1999 Kreativitas dalam Bisnis Jakarta: Binarupa

Drucker dalam Suci Purwandari, ‚Studi Kajian Faktor Pendorong Minat Mahasiswa
Program Studi Teknik Mesin Otomotif Politeknik Indonesia Surakarta Untuk
Berwirausaha‛, Jurnal Sainstech Politeknik Indonesia Surakarta, No. 2 Vol 1
(2014),

Josep Schumpeter, dan Walters, DL2009Human Resourse Management in


Education (Manajemen SDM dalam Pendidikan)Yogyakarta: Q-Media

Kasmir, Kewirausahaan, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013,

Muhammad Rusli. 2011. Buku Ajar Kewirusahaan -1.. Makassar :Lembaga Kajian
dan Pengembangan Pendidikan Universitas Hasanuddin

Munir Fuady 1997 Pembiayaan Perusahaan Masa Kini (Tinjauan Hukum Bisnis).
Jakarta: Citra Aditya Bakti

Syamsuddin, AS2007Mencipta Produk, Membangun Usaha Mandiri Paket Pelatihan


Kewirausahaan untuk Alumni Unhas Kerja Sama Ikatan Alumni Universitas
Hasanuddin dengan Pusat Pengembangan Usaha KecilKawasan Timur
Indonesia (PUKTI), Januari – April 2007 di Makassar Syamsuddin

Kewirausahaan 16
Unras

Suryana 2003, Kewirausahaan Pedoman Praktis, kiat dan Proses menuju Sukses,
Jakarta,Salemba Empat

Thomas W. zimmerer dan Norman. Scarbrough, Kewirausahaan dan Manajemen


Bisnis Kecil, Erlangga, Jakarta, (terjemahan) 2005,

Wennekers, Sander, and Roy Thurik. 1999. Linking Entrepreneurship and Economic
Growth. Small Business Economics

Wijandi, Soesarsono. 1988. Pengantar Kewiraswastaan. Bandung: Sinar Baru

Yuyun Wirasamita dalam Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan :


Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana, 2010),

Zimmerer, W. Thomas, Norman. 2005. Interpreneurship and the New Venture


Formation. New Jersey: Prantice Hall

Kewirausahaan 17
Unras

PERTEMUAN KE : 2
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan tentang konsep dasar kewirausahaan

B. URAIAN MATERI
1. Disiplin Ilmu Kewirausahaan
Dalam mempelajari ilmu kewirausahaan, berarti kita dituntut untuk
memahami tentang ilmu yang mempelajari kemampuan seseorang dalam
menghadapi berbagai macam tantangan, peluang dan resiko kegagalan dalam
menjalankan usaha. Menurut Thomas W. Zimmerer, (1996) “Entrepreneurship
is the result of a disciplined,systematic process of applying creativity and
innovations to needs and opportunitiesin the marketplace’’.32 Kewirausahaan
adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar. Untuk lebih
umumnya kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis
penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di
pasar. Pada dasarnya kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir
atau urusan pengalaman lapangan yang dihadapi tetapi kewirausahaan
merupakan disiplin ilmu yang dapat diajarkan dan dipelajari. Berarti
kewirausahaan dapat dipelajari atau diajarkan, dan untuk pengembangan bakat
dalam kewirausahaan maka dapat dilkukan melalui jalur pendidikan, oleh
karenanya untuk menjadi wirausahawan yang sukses, memiliki bakat saja tidak
cukup, melainkan harus memiliki pengetahuan yang luas dalam segala aspek
mengenai usaha yang akan dimasukinya.33

Kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan


pengalaman lapangan, tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan. Banyak nama-
nama oarang yang sukses dalambidang usaha dikenal sebagai entrepreneur
(pengusaha). Mengapa mereka menjadi pengusaha yang sukses?

32
Zimmerer, W Thomas, Norman 2005 Interpreneurship and the New Venture Formation. New Jersey:
Prantice Hall. Hlm 4
33
Ibid

Kewirausahaan 18
Unras

Jika kita amati disekeliling kita, maka akan kita dapatkan para pengusaha yang
berjalan ditempat, tidak berkembang, dan kemungkinan mati. Mengapa ada
entrepreneur yang sukses? Mengapa ada juga yang tidak sukses? Beberapa
teori kewirasahaan akan dibahas dalam perkuliahan ini yaitu teori pulang dari
ekonomi, teori kewirausahaan berdasarkan perspektif sosiolgi, dan perspektif
psikologi yang menentukan pengusaha sukses atau tidak. Proses yang menjadi
focus dalam kewirausahaan ini adalah upaya menemukan peluang, melakukan
kajian dan mengimplementasikan dalam pasar. Hal ini yang dikenal sebagai
inovasi yaitu sebuah ide kreatif yang diimplementasikan baik dalam produk,
jasa atau proses bisnis yang lain.

Menurut Soeharto Prawirokusumo pendidikan kewirausahaan telah


diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen (independent
academic dicipline), karena:

a. Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata (distinctive),


yaitu ads teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.

b. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi venture start-up dan


venture-growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan
manajemen umum (frame work general management courses) yang
memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha (business
ownership).

c. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu


kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to
create new and different things).

d. Kewirausahaan merupakan syarat untuk menciptakan pemerataan berusaha


dan pemerataan pendapatan (wealth creation process an entrepreneurial
endeavor by its own night, nation's prosperity, individual self-reliance) atau
kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.34

Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan sebagai kiat-kiat bisnis


jangka pendek tetapi juga sebagai kiat kehidupan secara umum dalam jangka
panjang untuk menciptakan peluang. Seperti halnya ilmu manajemen yang
awalnya berkembang di bidang industri, kemudian berkembang dan diterapkan

34
Soeharto Prawirokusumo Ekonomi Rakyat : Konsep Kebijakan dan Strategi edisi Yogyakarta
:BPFE,2001. Hlm 4

Kewirausahaan 19
Unras

di berbagai bidang lainnya, maka disiplin ilmu kewirausahaan dalam


perkembangannya mengalami evolusi yang pesat. Pada mulanya
kewirausahaan berkembang dalam bidang perdagangan, namun kemudian
diterapkan di berbagai bidang lain seperti industri, perdagangan, pendidikan,
kesehatan, dan institusi-institusi lain seperti lembaga pemerintah, perguruan
tinggi, dan lembaga swadaya lainnya.35 Dalam bidang-bidang tertentu,
kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti (core competency) dalam
menciptakan perubahan, pembaharuan, dan kemajuan. Di bidang bisnis
misalnya, perusahaan sukses dan memperoleh peluang besar karena memiliki
kreativitas dan inovasi.

Melalui proses kreatif dan inovatif, wirausaha menciptakan nilai tambah


atas barang dan jasa. Nilai tambah barang dan jasa yang diciptakan melalui
proses kreatif dan inovatif banyak menciptakan berbagai keunggulan termasuk
keunggulan pesaing. Dengan memiliki kewirausahaan, maka birokrasi dan
institusi akan memiliki motivasi, optimisme, dan berlomba untuk menciptakan
cara-cara baru yang lebih efisien, efektif, inovatif, fleksibel, dan adaptif.
Berbagai perusahaan seperti Microsoft, Sony, dan Toyota Motor, merupakan
contoh perusahaan yang sukses dalam produknya, karena memiliki kreativitas
dan inovasi di bidang teknologi. Demikian juga di bidang pendidikan, kesehatan
dan pemerintahan, kemajuan-kemajuan tertentu dapat diciptakan oleh orang-
orang yang memiliki semangat, jiwa kreatif dan inovatif.36

2. Objek Studi Kewirausahaan


Kemampuan seseorang dalam berkreasi dan berinovasi dalam
mengembangkan produknya akan meningkatkan daya jual dari produk terbaru
yang diciptakannya. Menurut Soeparman Soemahamidjaja, kemampuan
seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi:

a. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. Dalam merumuskan tujuan


hidup/usaha tersebut perlu perenungan, koreksi, yang kemudian berulang-

35
Oei, Istijanto 2010 Riset Sumber Daya Manusia. Cetakan Keempat Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hlm 32

36 Nur Muhamad 2011 Presentasi Memukau. (wwwgooglecoid/ search?q) Diunduh Tanggal 1 April 2020

Kewirausahaan 20
Unras

ulang dibaca dan diamati sampai memahami apa yang menjadi


kemauannya.

b. Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang


menyala-nyala.

c. Kemampuan untuk berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa


menunggu perintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang sehingga
menjadi kebiasaan berinisiatif.

d. Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah


dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif
adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan baru
atau kombinasi baru apa saja yang dapat dijadikan peranti dalam
menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat.

e. Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal (capital


goods).

f. Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk selalu tepat
waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yang selalu tidak menunda
pekerjaan.

g. Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama.

h. Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari


pengalaman yang baik maupun menyakitkan.37

Perkembangan ekonomi ditentukan oleh sejauh mana penduduk Negara


tersebut mempunyai spirit kewirausahaan. Beberapa bukti empiris telah
menunjukan, salah satunya data hasil penelitian dari Mc Clelland bahwa
kesejahteraan penduduk disuatu Negara dipengaruhi oleh perkembangan
ekonominya. Sementara itu spirit kewirausahaan tidak harus dilakukan dengan
cara berwirausaha tetapi dapat ditumbuhkan dalam organisasi yang disebut
sebagai intrapreneurship. Realitas memang menunjukan kerancuan istilah
kewirausahaan yang selalu dikonotasikan dengan berwirausaha
(entrepreneurial) atau wirausahawan (entrepreneur). Objek studi
kewirausahaan adalah kemampuan merumuskan tujuan hidup, memotivasi diri,
berinisiatif, membentuk modal, mengatur waktu, dan membiasakan diri untuk

37 Soeparman Soemahamidjaja. 1997. Membentuk Karakter Pengusaha. Bandung: PT Mizan Pustaka.


Hlm 14-15

Kewirausahaan 21
Unras

mau belajar dari pengalaman. risks financial, material, and human resources a
new way to create a new business concept or opportunities within an existing
firm.

3. Karakteristik Kewirausahaan

Gambar 2.1 Karakteristik Kewirausahaan


Sumber:https://1.bp.blogspot.com/WaBaQ6vhZsI/XHfQ9tbuSLI/AAAAAAACEE/G3Y9

Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan


konsep yang berbeda-beda. Geoffrey G. Meredith misalnya mengemukakan
ciri-ciri dan watak kewirausahaan, mengemukakan delapan karakteristik, yang
meliputi:

a. memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.


Seseorang yang memilki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri.

b. lebih memilih risiko yang moderat, artinya ia selalu menghindari risiko, baik
yang terlalu rendah maupun risiko yang terlalu tinggi.

c. percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.

d. selalu menghendaki umpan balik yang segera.

e. memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi


masa depan yang lebih baik.

f. berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.

Kewirausahaan 22
Unras

g. memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk


menciptakan nilai tambah.

h. lebih menghargai prestasi daripada uang.38

Karakteristik kewirausahaan dalam bentuk nilai-nilai dan perilaku


kewirausahaan. Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya
sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya.
Karna itu, ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya
berhasil. tindakannya tidak didasari oleh spekulasi melainkan perhitungan yang
matang. la berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah
diperhitungkan. Oleh sebab itu, Arthur Kuriloff dan John. M. Mempil
mengemukakan: wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat,
artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat,
mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai
memperoleh hasil.’’39 Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif, dan
merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya. Dengan
semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang
selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya bukan
tujuan akhir.

Beberapa ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli seperti di


atas, secara ringkas dikemukakan oleh Geoffey Meredith dalam bentuk ciri-ciri
berikut:

a. Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.

b. Kemauan untuk mengambil risiko.

c. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman.

d. Memotivasi diri sendiri.

e. Semangat untuk bersaing.

f. Orientasi pada kerja keras.

g. Percaya pada diri sendiri.

38
Geoffrey G Meredith, et.al. 2000 Kewirausahaan Teori dan PraktikJakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Hlm 5-6
39
Arthur Kuriloff dan Jhon M.Memphil, Starting and Managing the Small Business, McGraw Hill, New York,
1993. Hlm 20

Kewirausahaan 23
Unras

h. Dorongan untuk berprestasi.

i. Tingkat energi yang tinggi.

j. Tegas.

k. Yakin pada kemampuan sendiri.40

Wasty Sumanto (1989:5) menambah ciri-ciri yang ke-12 dan ke-13 sebagai
berikut:

a. Tidak suka uluran tangan dari pemerintah/pihak lain di masyarakat.

b. Tidak bergantung pada alam dan berusaha untuk tidak menyerah pada
alam.

Geoffrey Meredith menambahkan ciri yang ke-14 sampai dengan ke-16, yaitu:

a. Kepemimpinan.

b. Keorisinilan.

c. Berorientasi ke masa depan dan penuh gagasan.

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri


tertentu pula. Dalam ‘’Entrepreneurship and Small Enterprise Development
Report’’ (1986) yang dikutip langsung oleh M. Scarborough dan Thomas W.
Zimmerer dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, di
antaranya memiliki ciri-ciri:

a. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas (assertive)

b. Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam pandangan dan bertindak


(sees and acts) terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan
kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring.

c. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan


hubungan bisnis.41

Secara eksplisit, Dan Steinhoff dan John F Burgess dalam buku yang
ditulis oleh Kashmir mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan
untuk menjadi wirausaha yang berhasil, meliputi:

40
Geoffrey G. Meredith,Kewirausahaan: Teori dan Praktik. Pustaka Binaman Presindo, Jakarta, 1996, hlm
5
41
Op. Cit Thomas W. Zimmerer. Hlm 5

Kewirausahaan 24
Unras

a. Memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas.

b. Bersedia menanggung risiko waktu dan uang.

c. Berencana, mengorganisir.

d. Kerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya.

e. Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan yang


lainnya.

f. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.42

Menurut Ahmad Sanusi mengemukakan bahwa: ‘’ada beberapa


kecenderungan profil pribadi wirausaha yang dapat diangkat dari kegiatan
sehari-hari, di antaranya:

a. Tidak menyenangi lagi hal-hal yang sudah terbiasa/tetap/sudah teratur/diatur


dan jelas. Ia selalu bosan dengan kegiatan rutin sehingga timbul harapan-
harapan dan keinginan untuk selalu berubah, ada tambahan, pengayaan,
atau perbaikan mutu (nilai tambah yang berbeda).

b. Suka memandang ke luar, berorientasi pada aspek-aspek yang lebih luas


dari soal yang dihadapi untuk memperoleh peluang baru.

c. Makin berani, karena merasa perlu untuk menunjukkan sikap kemandirian


atau sikap prakarsa atas nama sendiri.

d. Suka berimajinasi dan mencoba menyatakan daya kreativitas serta


memperkenalkan hasil-hasilnya kepada pihak lain.

e. Karena sendiri, maka ada keinginan berbeda atau maju, dan toleransi
terhadap perbedaan pihak lain.

f. Menyatakan suatu prakarsa setelah gagasan awalnya diterima dan


dikembangkan, serta dapat dipertanggungjawabkan dari beberapa sudut.
prakarsa dianggap tidak final, bahkan terbuka untuk modifikasi dan
perubahan.

g. Dengan kerja keras dan kemajuan tahap demi tahap yang tercapai timbul
rasa percaya diri dan sikap optimisme yang lebih mendasar.

42 Kasmir, Kewirausahaan – edisi revisi Jakarta, PT Raja grafindo Persada, 2013 hlm 38

Kewirausahaan 25
Unras

h. Sikap dan perilaku kewirausahaan di atas, dikombinasikan dengan


keterampilan manajemen usaha dalam bentuk perencanaan dan
pengembangan produk, penetrasi/pengembangan pasar, organisasi dan
komunikasi perusahaan, keuangan, dan lain-lain.

i. Meskipun asasnya bekerja keras, cermat dan sungguh-sungguh namun


aspek risiko tidak bisa dilepaskan sampai batas yang dapat diterima.

j. Dengan risiko tersebut, dibulatkanlah tekad, komitmen, dan kekukuhan hati


terhadap alternatif yang dipilih.

k. Berhubung yang dituju ada kemajuan yang terus-menerus, maka ruang


lingkup memandang pun jauh dan berdaya juang tinggi, karena sukses tidak
datang tanpa dasar atau tiba-tiba.

l. Adanya perluasan pasar dan pihak lain yang bersaing mendorong kemauan
keras untuk membuat perencanaan lebih baik, bekerja lebih baik, untuk
mencapai hasil lebih baik bahkan yang terbaik dan berbeda.

m. Sikap hati-hati dan cermat mendorong kesiapan bekerja sama dengan pihak
lain yang sama-sama mencari kemajuan dan keuntungan. Akan tetapi, jika
perlu, is harus ada kesiapan untuk bersaing.

n. Ujian, godaan, hambatan, dan hal-hal yang tidak terduga dianggap


tantangan untuk mencari berbagai ikhtiar.

o. Memiliki toleransi terhadap kesalahan operasional atau penilaian. Ada


introspeksi dan kesediaan, serta sikap responsif dan arif terhadap umpan
balik, kritik, dan saran.

p. Punya kemampuan intensif dan seimbang dalam memperhatikan dan


menyimak informasi dari pihak lain dengan meletakan posisi dan sikap
sendiri, dan mengendalikan diri sendiri terhadap sesuatu soal yang dianggap
belum jelas.

q. Menjaga dan memajukan nilai dan perilaku yang telah menjadi keyakinan
dirinya, integritas pribadi yang mengandung citra dan harga diri, selalu
bersikap adil, adil, dan sangat menjaga kepercayaan yang telah diberikan
oleh orang lain.43

43
Ahmad Sanusi. 1994. Menelaah Potensi Perguruan Tinggi untuk Membina Program Kewirausahaan dan
Mengantar Pewirausaha Muda, Makalah Seminar. Kopma IKIP. Hlm 23-24

Kewirausahaan 26
Unras

4. Nilai-Nilai Hakiki Kewirausahaan


Watak dan perangai yang melekat pada kewirausahaan dan menjadi ciri-
ciri kewirausahaan dapat dipandang sebagai sistem nilai kewirausahaan.
Masing-masing karakteristik kewirausahaan tersebut di atas memiliki makna-
makna dan perangai tersendiri yang disebut nilai dan membedakan konsep nilai
menjadi dua, yaitu nilai sebagai ‘sesuatu yang dimiliki oleh seseorang’ (person
has a value), dan nilai sebagai ‘sesuatu yang berkaitan dengan objek’ (an
object has nilue). Pandangan pertama, manusia mempunyai nilai yaitu sesuatu
yang dijadikan ukuran baku bagi persepsinya terhadap dunia luar. Menurut
Sidharta Poespadibrata watak seseorang merupakan sekumpulan perangai
yang tetap.44 Sekumpulan perangai yang tetap itu dapat dipandang sebagai
suatu sistem nilai. Oleh karena itu, Nilai-nilai kewirausahaan di atas identik
dengan sistem nilai yang melekat pada sistem nilai manajer. Seperti
dikemukakan Sidharta Poespadibrata dalam sistem nilai manajer ada dua
kelompok nilai, yaitu:

a. Sistem nilai pribadi.

b. Sistem nilai kelompok atau organisasi.

Dalam sistem nilai pribadi terdapat empat jenis sistem nilai, yaitu:

1) Nilai keprimer pragmatik.

2) Nilai primer moralistik.

3) Nilai primer afektif.

4) Nilai bauran.45

Dalam kewirausahaan, sistem nilai primer pragmatik tersebut dapat dilihat


dari watak, jiwa dan perilakunya, misalnya selalu kelp keras, tegas,
mengutamakan prestasi, keberanian mengambil risiko, produktivitas,
kreativitas, inovatif, kualitas kerja, komitmen dan kemampuan mencari peluang.
Selanjutnya, nilai moralistik meliputi keyakinan atau percaya diri, kehormatan,
kepercayaan, kerja sama, kejujuran, keteladanan ,dan keutamaan. Dalam
sistem nilai primer pragmatik terkandung beberapa unsur di antaranya
perencanaan, prestasi, produktivitas, kemampuan, kecakapan, kreativitas, kerja

44
Sidharta Poespadibrata (1993), sistem Nilai, kepercayaan, dan gaya kepemimpinan manajer madya
dalam konteks budaya organisasi, Bandung, Disertasi UNPAD, hlm 91
45
Ibid

Kewirausahaan 27
Unras

sama, kesempatan. Sedangkan dalam nilai moralistik terkandung unsur-unsur


keyakinan, jaminan, martabat pribadi, kehormatan, dan ketaatan. Sujuti Jahya
membagi nilai-nilai kewirausahaan tersebut ke dalam dua dimensi nilai yang
berpasangan, yaitu:

a. Pasangan sistem nilai kewirausahaan yang berorientasi materi dan


berorientasi non-materi.

b. Nilai-nilai yang berorientasi pada kemajuan dan nilai-nilai kebiasaan.

Menurut Sujuti Ada empat nilai dengan orientasi dan ciri masing-masing,
sebagai berikut:

a. Wirausaha yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh materi, ciri-cirinya


pengambil risiko, terbuka terhadap teknologi, dan mengutamakan materi.

b. Wirausaha yang berorientasi pada kemajuan tetapi bukan untuk mengejar


materi. Wirausaha ini hanya ingin mewujudkan rasa tanggung jawab,
pelayanan, sikap positif, dan kreativitas.

c. Wirausaha yang berorientasi pada materi, dengan berpatokan pada


kebiasaan yang sudah ada, misalnya dalam perhitungan usaha dengan kira-
kira, sering menghadap ke arah tertentu (aliran fengshui) supaya berhasil.

d. Wirausaha yang berorientasi pada non-materi, dengan bekerja berdasarkan


kebiasaan, wirausaha model ini biasanya tergantung pada pengalaman,
berhitung dengan menggunakan mistik, paham etnosentris, dan taat pada
tata cara leluhur.46

Sedangkan menurut Zimmerer, Penerapan masing-masing nilai sangat


tergantung pada fokus dan tujuan masing-masing wirausaha. Dari beberapa ciri
kewirausahaan di atas, ada beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan,
yaitu:

a. Percaya Diri (Self-confidence).

Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan


keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau
pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, kepercayaan diri memiliki nilai
keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan. Seseorang

46
Suyuti Jayha Pulungan, Fiqh Siyasah Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1997. Hlm 43

Kewirausahaan 28
Unras

yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan


kemampuannya untuk mencapai keberhasilan Kepercayaan diri merupakan
suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas
atau pekerjaan47 Keberanian yang tinggi dalam mengambil risiko dan
perhitungan yang matang ikuti dengan optimisme harus disesuaikan
dengan kepercayaan diri. Oleh sebab optimisme dan keberanian
mengambil risiko dalam menghadapi suatu tantangan jauhi oleh
kepercayaan diri. Kepercayaan diri juga ditentukan oleh kemandirian
kemampuan sendiri. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi,
relatif Mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa
menunggu bantuan orang lain. Kepercayaan diri di atas, baik langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi mental seseorang. Gagasan, karsa,
inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras,
kegairahan berkarya, dan sebagainya banyak dipengaruhi oleh tingkat
kapercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan
keterampilan dan kewaspadaannya.48 Kepercayaan diri merupakan
landasan kekuatan untuk meningkatkan karsa dan karya seseorang.

Sebaliknya setiap karya yang menghasilkan menumbuhkan dan


meningkatkan kepercayaan diri. Kreativitas, inisiatif, kegairahan kerja dan
ketekunan akan banyak mendorong seseorang untuk mencapai yang
memberikan kepuasan batin, yang kemudian akan mempertebal
kepercayaan Pada gilirannya orang yang memiliki kepercayaan diri akan
memiliki kemampuan bekerja sendiri dalam mengorganisir, mengawasi,
dan meraihnya. Menurut Soeparman Ahamidjaja, Kunci keberhasilan
dalam bisnis adalah untuk memahami sendiri. Oleh sebab itu, wirausaha
yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan daya diri Kepercayaan diri
ini bersifat internal, sangat relatif dan dinamis, dan banyak ditentukan oleh
kemampuannya untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu
pekerjaan. Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis, berencana, efektif, dan
efisien. Kepercayaan diri juga selalu oleh ketenangan, ketekunan,
kegairahan, dan kemantapan dalam melakukan pekerjaan.49

47
Wijandi Soesarsono. 1988. Pengantar Kewiraswastaan. Bandung : Sinar Baru. Hlm 33
48
Ibid hlm 37
49
Soeparman Ahamidjaja 1989, Membina sikap mental Wirausaha, Jakarta:Rineka Cipta. Hlm 12

Kewirausahaan 29
Unras

b. Berorientasi Tugas dan Hasil.

Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif.


Perilaku inisiatif im biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman
yang bertahun-tahun, dan berkembangannya diperoleh dengan cara
disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah, dan semangat berprestasi.
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat,
energik, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan
memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa
yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan
menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang.50

c. Keberanian Mengambil Risiko.

Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang


lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada
usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang
menyukai risiko yang terlalu rendah atau yang terlalu tinggi. Risiko yang
terlalu rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya,
risiko yang tinggi kemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetapi
dengan kegagalan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, ia akan lebih
menyukai risiko yang seimbang (moderat). Dengan demikian, keberanian
untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah
pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Pada
situasi ini, ada dua alternatif atau lebih yang harus dipilih, yaitu alternatif
yang mengandung risiko dan alternatif yang konservatif. Pilihan terhadap
risiko ini sangat tergantung pada:

1) Daya tarik setiap alternatif.

2) Kesediaan untuk rugi.

3) Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.

50
Op. Cit Yuyun Wirasasmita. Hlm 2

Kewirausahaan 30
Unras

Untuk bisa memilih, sangat ditentukan oleh kemampuan wirausaha


untuk mengambil risiko. Selanjutnya, kemampuan untuk mengambil risiko
ditentukan oleh:

1) Keyakinan pada diri sendiri.

2) Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang


dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan.

3) Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realistis.51

d. Kepemimpinan.

Dalam karya dan karsanya, wirausaha selalu ingin tampil baru dan
berbeda. Karya dan karsa yang berbeda akan dipandang sebagai sesuatu
yang baru dan dijadikan peluang. Banyak hasil karya wirausaha berbeda
dan dipandang baru, seperti komputer, mobil, minuman, dan produk
makanan lainnya. Kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu
ingin tampil berbeda, lebih dulu, lebih menonjol. Dengan menggunakan
kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan
jasa-jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera
berada di pasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan
berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun
pemasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang
menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi seseorang memiliki jiwa
kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai.
la selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima
kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang.52

e. Berorientasi ke Masa Depan.

Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki


perspektif dan pandangan ke masa. depan. Karena memiliki pandangan
yang jauh ke masa depan, maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan
berkarya. Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan
risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan

51
Ibid. Yuyun Wirasasmita. hlm 38
52
Danuhadimedjo, Rdjatmiko 1998 Kewiraswastaan dan Pembangunan Bandung: Alfabeta. Hlm 23

Kewirausahaan 31
Unras

tantangan demi pembaharuan masa. depan. pandangan yang jauh ke


depan, membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang
sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan
mencari suatu peluang.

f. Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi.

Nilai inovatif, kreatif dan fleksibel merupakan unsur-unsur keorisinilan


seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin
dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik Ciri-cirinya, adalah:

a) Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini,


meskipun cara tersebut cukup baik.

b) Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.

c) Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.

Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah barang dan


jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan
masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari Berinisiatif ialah
mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah. Kebiasaan berinisiatif
akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah dibiasakan berulang-ulang
dan melahirkan inovasi.

5. Sikap Dan Kepribadian Wirausaha


Alex Inkeles dan David H. Smith adalah salah satu di antara ahli yang
mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern. Menurut Inkeles
‘’kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam
produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah
laku dalam kehidupan sosial”.53 Siagian, mengemukakan: “Ciri-cirinya meliputi
keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial,
lebih realistic terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan
masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana, percaya diri,
memiliki aspirasi, berpendidikan dan mempunyai keahlian, respek, hati-hati,

53
David Smith. 2007. Poststrukturalism, in; Tim Dunne, Milja Kurki dan Steve Smith (eds.) International
Relations Theories. Oxford: Oxford University Press

Kewirausahaan 32
Unras

dan memahami produksi. Ciri-ciri orang modern tersebut hampir sama dengan
yang dikemukakan oleh Gunar Myrdal, yaitu:

a. Kesiapan diri dan keterbukaan terhadap inovasi.


b. Kebebasan yang besar dari tokoh-tokoh tradisional.
c. Mempunyai jangkauan dan pandangan yang luas terhadap berbagai
masalah.
d. Berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang.
e. Selalu berencana dalam segala kegiatan.
f. Mempunyai keyakinan pada kegunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
g. Percaya bahwa kehidupan tidak dikuasai oleh nasib dan orang tertentu.
h. Memiliki keyakinan dan menggunakan keadilan sesuai dengan prinsip
masing-masing’’.54
i. Sadar dan menghormati orang lain

Menurut Harsojo modernisasi sebagai sikap yang menggambarkan:

a. Sikap terbuka bagi pembaharuan dan perubahan.


b. Kesanggupan membentuk pendapat secara demokratis.
c. Berorientasi pada masa kini dan masa depan.
d. Meyakini kemampuan sendiri.
e. Meyakini kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
f. Menganggap bahwa ganjaran itu hasil dari prestasi.

Menurut Yurgen Kocka “Pandangan yang luas dan dinamis serta


kesediaan untuk pembaharuan, bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan
industri, tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan, pengalaman
perjalanan yang banyak’’ Dalam konteks ini, juga dijumpai perpaduan yang
nyata antara usaha perdagangan yang sistematis dan rasional dengan
kemampuan bereaksi terhadap kesempatan-kesempatan yang didasari
keberanian berusaha. 55
Wirausaha adalah kepribadian unggul yang
mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang pantas diteladani, karena
atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan
karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan

54
Ibid
55
Siagian,Sondang P1999 Manajemen Sumber Daya ManusiaJakarta: Bumi Aksara. Hlm 5

Kewirausahaan 33
Unras

kebaikan. Heijrachman Ranupandoyo, Wirausaha berperan dalam mencari


kombinasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari lima proses inovasi
yaitu menemukan pasar-pasar baru, pengenalan barang-barang baru, metode
produksi baru, sumber-sumber penyediaan bahan-bahan mentah baru, serta
organisasi industri baru. Wirausaha merupakan inovator yang dapat
menggunakan kemampuan untuk mencari kreasi-kreasi baru.56

Menurut Kathleen L. Hawkins & Peter A.Turla (1986) pola tingkah laku
kewirausahaan di atas tergambar pula dalam perilaku dan kemampuan sebagai
berikut:

a. Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, disiplin diri,
kepercayaan diri, keberanian menghadapi risiko, memiliki dorongan, dan
kemauan kuat.
b. Hubungan, dapat dilihat dari indikator komunikasi dan hubungan antar-
personal, ke kepemimpinan, dan manajemen.
c. Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menemukan produk dan harga,
periklanan dan promosi.
d. Keahlian dalam mengatur, diwujudkan dalam bentuk penentuan tujuan,
perencanaan, dan penjadwalan, serta pengaturan pribadi.
e. Keuangan, indikatornya adalah sikap terhadap uang dan cara mengatur
uang.57
Perilaku tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai kepribadian wirausaha, yaitu
nilai-nilai keberanian menghadapi risiko, sikap positif, dan optimis, keberanian
mandiri, dan memimpin, dan kemauan belajar dari pengalaman. Keberhasilan
atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik
eksternal maupun internal. Faktor internal yang berpengaruh adalah kemauan,
kemampuan, dan kelemahan. Sedangkan faktor yang berasal dari ekstenal diri
perlaku adalah kesempatan atau peluang.

6. Motif Berprestasi Kewirausahaan


Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha
karena adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement
motive). Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat
untuk mencapai yang terbaik guna kepuasan secara pribadi Faktor dasarnya

56
Heidjrachman dan Suad Husnan1992 Manajemen Personolia. Edisi Keempat Yogyakarta: BPFE. Hlm 1
57
Ibid

Kewirausahaan 34
Unras

adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Teori motivasi pertama kali
dikemukakan oleh. la mengemukakan hierarki kebutuhan yang mendasari
motivasi. Menurutnya, kebutuhan itu bertingkat sesuai dengan tingkatan
pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan dan
keamanan (security needs), kebutuhan social (social needs), kebutuhan harga
diri (esneeds), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization needs).

Ciri umumnya adalah senang bersaing, berorientasi pada status, dan


cenderung lebih berorientasi pada status dan ingin mempengaruhi orang lain.
Kebutuhan untuk berafiliasi (Waff), yaitu hasrat untuk diterima dan disukai oleh
orang lain. Wirausaha yang memiliki motivasi berafiliasi tinggi lebih menyukai
persahabatan, bekerja sama dari pada persaingan, dan saling pengertian.
Kebutuhan yang kedua dan ketigalah yang erat kaitannya dengan keberhasilan
manajer saat ini.

Dalam ‘Entrepreneur's Handbook’, yang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita


dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha, yakni:

a. Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk
mencari pendapatan tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan.

b. Alasan sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal


dan dihormati, untuk menjadi contoh bagi orang tua di desa, agar dapat
bertemu dengan orang banyak.

c. Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk


menata masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat, demi masa
depan anak-anak dan keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami/istri,
untuk membahagiakan ayah dan ibu.

d. Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi atasan/mandiri, untuk mencapai


sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang
lain, untuk menjadi lebih produktif, dan untuk menggunakan kemampuan
pribadi.58

Menurut Zimmerer ‘ada beberapa peluang yang dapat diambil dari


kewirausahaan, yaitu:

a. Peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri.

58 Op. Cit. Yuyun Wirasasmita. Hlm 8

Kewirausahaan 35
Unras

b. Peluang untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh.

c. Peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial.

d. Peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat dan menghargai usaha-


usaha seseorang.59

C. SOAL/TUGAS
1. Mengapa pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu
tersendiri yang independen (independent academic dicipline), Jelaskan!

2. Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan (ability) seseorang


yang mewujudkan dalam bentuk perilaku, kemampuan seperti apa yang
dimaksudkan sebagai bentuk perwujudan dalam bentuk prilaku tersebut,
Jelaskan dan contohkan !

3. Dalam karakteristik seorang kewirausahaan yang salah satu dari karakter itu
adalah karakter yang berani mengamnil resiko, coba jelaskan karekater yang
dimaksud dan berikan sebuah contoh situasi dimana seorang wirausaha tersebut
berani mengambil resiko!

4. Jelaskan mengapa dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau


organisator penting suatu perusahaan.?

5. Ada tiga prinsip dalam teori harapan (expectancy theory, Jelaskan bagaimana
kaitan antar ke tiga prinsip tersebut dengan teorinya yang ada!

D. REFERENSI
Ahmad Sanusi. 1994. Menelaah Potensi Perguruan Tinggi untuk Membina Program
Kewirausahaan dan Mengantar Pewirausaha Muda, Makalah Seminar.
Kopma IKIP.

Arthur Kuriloff dan Jhon M.Memphil, Starting and Managing the Small Business,
McGraw Hill, New York, 1993.

Danuhadimedjo, Rdjatmiko 1998 Kewiraswastaan dan Pembangunan Bandung:


Alfabeta

59 Op. Cit Zimmerer

Kewirausahaan 36
Unras

David Smith. 2007. Poststrukturalism, in; Tim Dunne, Milja Kurki dan Steve Smith
(eds.) International Relations Theories. Oxford: Oxford University Press

Geoffrey G. Meredith,Kewirausahaan: Teori dan Praktik. Pustaka Binaman


Presindo, Jakarta, 1996,

Heidjrachman dan Suad Husnan1992 Manajemen Personolia. Edisi


KeempatYogyakarta: BPFE

Kasmir, Kewirausahaan – edisi revisi Jakarta, PT Raja grafindo Persada, 2013

Nur Muhamad 2011 Presentasi Memukau. (wwwgooglecoid/ search?q) Diunduh


Tanggal 1 April 2020

Oei, Istijanto 2010 Riset Sumber Daya Manusia. Cetakan Keempat Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

Siagian,Sondang P1999 Manajemen Sumber Daya ManusiaJakarta: Bumi Aksara

Sidharta Poespadibrata (1993), sistem Nilai, kepercayaan, dan gaya kepemimpinan


manajer madya dalam konteks budaya organisasi, Bandung, Disertasi
UNPAD,

Soeharto Prawirokusumo Ekonomi Rakyat : Konsep Kebijakan dan Strategi edisi


Yogyakarta :BPFE,2001

Soeparman Ahamidjaja 1989, Membina sikap mental Wirausaha, Jakarta:Rineka


Cipta

Soeparman Soemahamidjaja. 1997. Membentuk Karakter Pengusaha. Bandung: PT


Mizan Pustaka

Suyuti Jayha Pulungan, Fiqh Siyasah Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 1997

Siagian,Sondang P1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta: Bumi Aksara.

Wijandi Soesarsono. 1988. Pengantar Kewiraswastaan. Bandung : Sinar Baru. Hlm


33

Yuyun Wirasamita dalam Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan :


Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana, 2010),

Zimmerer, W Thomas, Norman 2005 Interpreneurship and the New


VentureFormation. New Jersey: Prantice Hall

Kewirausahaan 37
Unras

PERTEMUAN KE : 3
PROSES KEWIRAUSAHAAN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan tentang proses kewirausahaan

B. URAIAN MATERI
1. Proses Kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutipi oleh Bygrave: “proses kewirausahaan
diawali proses dengan adanya inovasi’’. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor baik internal berkembangnya keworausahaan, maupun
eksternal seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan
faktor – faktor pemicu kewirausan’’.60 Sifat wirausahawan merupakan bawaan
lahir sebagaimana pendapat pakar yang menggunakan pendekatan klasikal
sebenarnya sudah lazim diterima sejak lama. Akan tetapi, saat ini pengakuan
tentang kewirausahaan sebagai suatu disiplin telah mendobrak mitos tersebut
dan membenarkan pendapat yang menggunakan pendekatan event studies.
Seperti juga disiplin-disiplin lainnya, kewirausahaan memiliki pola dan proses
kewirausahaan (Entrepreneurship) ditentukan oleh motif berprestasi
(Aachievement), optimisme (optimism), sikap-sikap nilai (value attitudes) dan
status kewirausahaan (Entrepreneurial status) atau keberhasilan.

Proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan


(Entrepreneunalaction) merupakan fiungsi dan property Right (PR),
competencylahility (C), Incentive (I), dan External Environment (E). Perilaku
kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. 61 Faktor - faktor
itu adalah hak kepemilikan (propertyrigh – ht, PR), kemampuan atau
kompetensi (competency/ability, Q , dan insentiv(incentivve), sedangkan faktor
eksternalnya meliputi lingkungan yang ada, maka dimensi kemampuan afektif
(affetive abbilities) dan kemampuan kognetif (cognetive abilities) merupakan
bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan (Entrepreneurial).

60
Carol Kinsey Goman 1999 Kreativitas dalam BisnisJakarta: Binarupa Aksara. Hm 3
61
Lupiyoadi Rambar, Jero Wacik1988Wawasan Kewirausahaan (Cara Mudah Menjadi Wirausaha).
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hlm 5

Kewirausahaan 38
Unras

kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman
lapangan, tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan. Pada dasarnya
kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman
lapangan yang dihadapi tetapi kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang
dapat diajarkan dan dipelajari.

Berarti kewirausahaan dapat dipelajari atau diajarkan, dan untuk


pengembangan bakat dalam kewirausahaan maka dapat dilkukan melalui jalur
pendidikan, oleh karenanya untuk menjadi wirausahawan yang sukses, memiliki
bakat saja tidak cukup, melainkan harus memiliki pengetahuan yang luas dalam
segala aspek mengenai usaha yang akan dimasukinya. Jadi kemampuan
berwirausaha (entrepreneurial) merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan
dalam mengombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian
menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.62 Faktor-faktor tersebut
membentuk locus of control , krativitas, inovasi, implementasi, dan
pertumbuhan yang kemudian berkembang menjadi wirausaha yang besar. 63.
Secara internal, inovasi dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu
seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman.
Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi dengan
adanya inovasi, antaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu,
inovasi berkembang didukung oleh kejadian menjadi kewirausahaan melalui
proses yang lingkungan, organisasi, dan pemicu, diimplementasikan keluarga.
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi ini
dipicu oleh faktor pribadi, lingkungan, dan sosiologi.

Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of


control, toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan,
pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan. Sedangkan faktor pemicu
yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, inkubator,
sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Sedangkan, faktor pemicu berasal
dari lingkungan sosial meliputi keluarga, orang tua dan jaringan kelompok.
seperti halnya pada tahap perintisan kewirausahaan, maka pertumbuhan

62
Bygrave, Wiliam D, 1996, The Portable MBA : Entrepreneurship, Jakarta :Bina Rupa Aksara. Hlm 3
63
Soeharto Prawirokusumo Ekonomi Rakyat : Konsep Kebijakan dan Strategi edisi Yogyakarta :BPFE,
2001.hlm 5

Kewirausahaan 39
Unras

kewirausahaan sangat tergantung pada kemampuan pribadi, organisasi, dan


lingkungan.64

Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan


adalah pesaing, pelanggan, pemasok, dan lembaga-lembaga keuangan yang
akan membantu pendanaan. Sedangkan faktor yang berasal dari pribadi adalah
komitmen, isi, kepemimpinan, dan kemampuan manajerial. Selanjutnya faktor
yang berasal dari organisasi adalah kelompok, struktur, budaya, dan strategi.
Jadi kewirausahaan diawali dengan inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh
nilai-nilai pribadi, sosiologi, organisasi, dan lingkungan. Seorang yang berhasil
dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai-nilai sifat-
sifat utama (pola sikap) dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman
dan keterampilan praktis (knowledge and practice). Wirausaha selalu
berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-
setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karna itu, ia selalu tekun, ulet,
pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil. tindakannya tidak didasari
oleh spekulasi melainkan perhitungan yang matang. la berani mengambil risiko
terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu,
wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat, artinya risiko yang
diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi
risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk
terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus
nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi
kelancaran kegiatannya Jadi, pedoman-pedoman, pengharapan-pengharapan
dan nilai-nilai, baik yang berasal dari pribadi maupun kelompok berpengaruh
dalam membentuk perilaku kewirausahaan.65 Sedangkan faktor yang berasal
dari lingkungan yang mempengaruhi dengan adanya inovasi, antaranya model
peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang didukung
oleh kejadian menjadi kewirausahaan melalui proses yang lingkungan,
organisasi, dan pemicu, diimplementasikan keluarga.

Menurut Srie Sulastri mengemukakan bahwa: ‘’pengembangan


kewirausahaan di awali dari proses sebagai berikut :

64
Ibid. hlm 6
65
Ibid

Kewirausahaan 40
Unras

a. Proses Inovasi

Faktor yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu keinginan berprestasi,


adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, dan pengalaman.

b. Proses Pemicu

Faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis yaitu adanya


ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan
hubungan kerja, keberanian menanggung resiko, dan komitmen yang tinggi
terhadap bisnis.

c. Proses Pelaksanaan

Faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu kesiapan


mental wirausaha secara total, adanya manager sebagai pelaksana
kegiatan, dan adanya visi jauh kedepan untuk mencapai keberhasilan.

d. Proses Pertumbuhan

Proses pertumbuhan didorong factor organisasi,yaitu adanya tim yang


kompak dalam menjalankan usaha, adanya struktur dan budaya organisasi
yang baik dan adanya produk yang unggulan”.66

2. Tahapan Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan

Gambar 3.1 Tahap Kewirausahaan


Sumber:https://th.bing.com/th/id/OIP.gm3WRMGmQbl9Eac3Texn-
AHaEP?pid=Api&rs=1

66
Srie Sulastri, Atty. (2008). Kewirausahaan: Karakteristik Wirausaha. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Hlm 9

Kewirausahaan 41
Unras

Menurut Yuyun Wirasasmita), “Pada tahap pertama, yaitu proses imitasi


dan duplikasi, para wirausaha mulai meniru ide-ide orang lain, misalnya untuk
memulai atau merintis usaha barunya diawali dengan meniru usaha orang lain,
dalam menciptakan jenis barang yang akan dihasilkan imita meniru yang sudah
ada’’.67 Teknik produksi, desain, pemrosesan, organisasi usaha, dan dupli pola
pemasarannya meniru yang sudah ada. Beberapa keterampilan tertentu
diperoleh dan melalui magang atau pengalaman baik dari lingkungan keluarga
maupun orang lain. Dengan semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil
yang diperoleh, maka uang selalu dikelola secara proaktif dan dipandang
sebagai sumber daya bukan tujuan akhir. Akan tetapi tidak sedikit pula
wirausaha yang berhasil karena proses pengamatan.

Meskipun pada tahap ini mengalami perkembangan yang lambat dan


cenderung kurang dinamis, tetapi sudah ada sedikit perubahan. Misalnya
desain dan teknik yang cenderung monoton, mungkin berubah tiga sampai lima
tahun sekali, pemasaran cenderung dikuasai oleh bentuk-bentuk monopsoni
oleh para pedagang pengumpul seperti usaha kecil pada umumnya.
Selanjutnya, pada tahap duplikasi dan pengembangan, para wirausaha mulai
mengembangkan ide-ide barunya. Dalam tahap duplikasi produk misalnya,
wirausaha mulai mengembangkan produknya melalui diversifikasi dan
diferensiasi dengan di desain sendiri. Dalam kewirausahaan, sistem nilai primer
pragmatik tersebut dapat dilihat dari watak, jiwa dan perilakunya, misalnya
selalu kelp keras, tegas, mengutamakan prestasi, keberanian mengambil risiko,
produktivitas, kreativitas, inovatif, kualitas kerja, komitmen dan kemampuan
mencari peluang.68 Selanjutnya, nilai moralistik meliputi keyakinan atau percaya
diri, kehormatan, kepercayaan, kerja sama, kejujuran, keteladanan ,dan
keutamaan. Demikian pula dalam organisasi usaha dan pemasaran mulai
dikembangkan model-model pemasaran sendiri. Beberapa wirausaha di
antaranya ada juga yang mengikuti model pemasaran dan cenderung berperan
sebagai market follower dan beberapa perusahaan lagi mengikuti kehendak
pedagang pengumpul. Produk-produk unik yang digerakkan oleh pasar (market
driven) mulai diciptakan dan disesuaikan dengan perkembangan teknik yang
ada. Beberapa industri kecil tertentu, misalnya industri kecil sepatu dan industri

67
Yuyun Wirasamita dalam Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan : Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana, 2010
68
Kao, Raymond dan Russel, M. Knight. (1987). Entrepreneurship and New Venture Management.
Prentice-Hall Canada Scarborough, Ontario

Kewirausahaan 42
Unras

konveksi mulai menantang pasar (market challenger), sedangkan industri


lainnya yang menggunakan teknik produksi tradisional dan semi modern masih
menjadi pengikut pasar (market follower).69

Setelah tahap duplikasi dan pengembangan, kemudian tahap


menciptakan sendiri sesuatu yang baru dan berbeda melalui ide-ide sendiri
sampai terus berkembang. Pada tahap ini wirausaha biasanya mulai bosan
dengan proses produksi yang ada, keingintahuan, ketidakpuasan terhadap hasil
yang sudah ada mulai fiftibul dan adanya keinginan untuk mencapai hasil yang
lebih unggul secara menggebu-gebu. perusahaan sukses dan memperoleh
peluang besar karena memiliki kreativitas dan inovasi. Melalui proses kreatif
dan inovatif, wirausaha menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa. Nilai
tambah barang dan jasa yang diciptakan melalui proses kreatif dan inovatif
banyak menciptakan berbagai keunggulan termasuk keunggulan pesaing.

Demikian juga di bidang pendidikan, kesehatan dan pemerintahan,


kemajuan-kemajuan tertentu dapat diciptakan oleh orang-orang yang memiliki
semangat, jiwa kreatif dan inovatif. David Osborne & Ted Gaebler dalam
bukunya ‘Reinventing Government’ mengemukakan bahwa dalam
perkembangan dunia dewasa ini dituntut pemerintah yang berjiwa
kewirausahaan (entrepreneurial government).70 Dengan memiliki
kewirausahaan, maka birokrasi dan institusi akan memiliki motivasi, optimisme,
dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih efisien, efektif,
inovatif, fleksibel, dan adaptif. Pada tahap ini organisasi usaha mulai diperluas
dengan skala yang lugs pula, produk mulai diciptakan sendiri berdasarkan
pengamatan pasar dan berdasarkan kebutuhan konsumen, ada keinginan
untuk menjadi penantang pasar (market challenger) bahkan pemimpin pasar
(market leader).

3. Langkah Menuju Keberhasilan Wirausaha


Seorang wirausahawan yang baru saja menjejakkan kakinya di dunia
usaha, pasti pernah mengalami jatuh bangun, kegagalan dan kebangkrutan.

69
Duncombe, William dan John Yinger 1993 An Analysis of Return to Scale in Public Production, with An
Application to Fire Protection. North Holland: Journal of Public Economics. Hlm 52
70
David Osborne dan Ted Gebler, Mewirausahakan Birokrasi, terj, Abdul Rasyid, Jakarta: Pustaka
Binaman Pressindo, 1996. Hlm 98

Kewirausahaan 43
Unras

Tetapi dengan semangat dan kerja keras, seorang wirausahawan akan mampu
bangkit dan membangun usahanya kembali. Keberanian yang tinggi dalam
mengambil risiko dan perhitungan yang matang ikuti dengan optimisme harus
disesuaikan dengan kepercayaan diri. Oleh sebab optimisme dan keberanian
mengambil risiko dalam menghadapi suatu tantangan jauhi oleh kepercayaan
diri.71 Kepercayaan diri juga ditentukan oleh kemandirian kemampuan sendiri.
Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, relatif Mampu
menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan
orang lain.

Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan


berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan risiko yang
mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi
pembaharuan masa. depan. pandangan yang jauh ke depan, membuat
wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada sekarang
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, pertama-tama harus memiliki ide atau
visi bisnis (business vision) yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian
untuk menghadapi risiko baik waktu maupun uang. Kemampuan untuk
berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah
orang lain, yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan
berinisiatif.

Gambar 3.1 Langkah Menuju keberhasilan/Kesuksesan


Sumber:https://ajat.xyz/wp-content/uploads/2019/11/wirausaha.jpg

71
Jati, Waluya. (2009). Analisis Motivasi Wirausaha Perempuan (Wiausahawati) Di Kota
Malang.Humanity. Vol 4, (2),141 – 153

Kewirausahaan 44
Unras

Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah


dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif adalah
desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan baru atau
kombinasi baru apa saja yang dapat dijadikan peranti dalam menyajikan barang
dan jasa bagi kemakmuran masyarakat. Dalam merumuskan tujuan
hidup/usaha tersebut perlu perenungan, koreksi, yang kemudian berulang-
ulang dibaca dan diamati sampai memahami apa yang menjadi kemauannya.
Kreativitas, inisiatif, kegairahan kerja dan ketekunan akan banyak mendorong
seseorang untuk mencapai yang memberikan kepuasan batin, yang kemudian
akan mempertebal kepercayaan Pada gilirannya orang yang memiliki
kepercayaan diri akan memiliki kemampuan bekerja sendiri dalam
mengorganisir, mengawasi, dan meraihnya. Apabila ada kesiapan dalam
menghadapi risiko, langkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha,
mengorganisasikan dan menjalankannya. Agar usahanya berhasil, selain harus
kerja keras sesuai dengan urgensinya, wirausaha harus mampu
mengembangkan hubungan, baik dengan mitrausahanya maupun dengan
semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.

Menjadi seorang wirausahawan sukses, adalah impian setiap orang. Akan


tetapi untuk mencapai kesuksesan seseorang harus memiliki visi yang jelas,
kemauan dan keberanian menghadapi risiko. Selain itu, wirausahawan juga
harus mampu membuat perencanaan yang baik tentang usaha yang akan
dijalaninya, mengorganisasikan usahanya serta menjalankannya dengan
sebaik-baiknya. Untuk bisa menjadi wirausahawan sukses maka seseorang
harus memiliki langkah-langkah yang tepat untuk menuju kesuksesan. Untuk
memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa yang besar. Sekali
sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga
usahanya semakin maju dan semakin berkembang.72 Dalam kewirausahaan,
peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif im biasanya
diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun, dan
berkembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap,
bergairah, dan semangat berprestasi. Oleh karena itu seorang wirausaha harus
selalu belajar dan mau belajar untuk menambah ilmu dan pengetahuannya.

72
Robbin, Stephen PBarnwell,Neil 2002 Organisation Theory: Concepts and Cases. Australia: Pearson
Education Prentice Hall. Hlm 56

Kewirausahaan 45
Unras

Baik di dunia kampus, sekolah, lembaga kursus bahkan di luar itu semua.
Beberapa langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk menuju kesuksesan:

a. Mau bekerja keras

Adalah hal mustahil orang bisa sukses tanpa usaha keras. Seorang
wirausahawan yang baru saja menjejakkan kakinya di dunia usaha, pasti
pernah mengalami jatuh bangun, kegagalan dan kebangkrutan. Tetapi
dengan semangat dan kerja keras, seorang wirausahawan akan mampu
bangkit dan membangun usahanya kembali. Seseorang yang terjun menjadi
seorang wirausahawan tidak bisa sukses hanya dengan berpangku tangan
tapi harus terus berjuang dan berkorban.

b. Mau bekerja sama dengan orang lain

Manusia sering disebut sebagai zoon Politicon, artinya manusia tidak dapat
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dengan bantuan orang lain maka
tujuan yang anda cita-citakan akan mudah tercapai. Inilah yang disebut
dengan manajemen yaitu ilmu atau seni bagaimana cara anda
menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah anda tetapkan.
Anda harus berperilaku menyenangkan bagi semua orang sehingga
memudahkan dalam kerjasama untuk mencapai sebuah keberhasilan.

c. Penampilan yang baik

Ini bukan berarti anda harus memiliki wajah yang tampan dan cantik. Karena
itu semua adalah faktor pembawaan yang tidak bisa anda ubah. Namun
paling tidak Anda berpenampilan yang baik dari tata busana yang anda
kenakan, dari raut wajah anda yang penuh senyum, penuh optimisme dan
selain itu yang lebih penting adalah perilaku cantik yang ada dalam hati dan
jiwa seorang calon wirausahawan, yaitu perilaku jujur dan disiplin. Seorang
pribadi yang baik, jujur dan disiplin akan mudah disenangi orang di manapun
dia berada. Oleh karena itu dia akan mudah bekerja sama dengan orang
lain. dengan hal tersebut anda akan mudah untuk meraih kesuksesan.

d. Yakin dan Percaya Diri

Self confidence atau kepercayaan diri akan memancarkan sifat optimisme


yang akan membuat rekan atau investor anda mempercayai apa yang
sedang anda kerjakan. Sifat ini harus diimplementasikan dalam tindakan
anda sehari-hari dengan ketekunan, kesabaran dan tanpa ragu untuk

Kewirausahaan 46
Unras

mengambil sebuah keputusan dan tindakan. Sebab fondasi dasar yang


harus anda bangun di dalam jiwa anda adalah keyakinan bahwa tugas anda
hanyalah berikhtiar dengan bekerja sebaik-baiknya kemudian berserah diri
dan bertawakal pada Tuhan tentang hasilnya.

e. Bijak dalam membuat keputusan

Seorang wirausahawan akan dihadapkan oleh dua pilihan yang harus


dengan segera dipilih sebagai keputusan akhir. Seorang wirausahawan
harus cerdas dan bijak dalam membuat keputusan. Oleh karena itu sebelum
membuat keputusan maka buatlah pertimbangan yang matang, kumpulkan
berbagai data dan informasi. Mintalah pendapat kepada staf dan juga rekan
bisnis anda setelah itu jangan ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan
jalankan keputusan yang telah anda ambil dengan sebaik-baiknya. Seorang
wirausahawan juga harus memikirkan alternatif atau cara-cara terbaik yang
bisa diambil untuk bisa mendapatkan keputusan terbaik bagi perkembangan
usahanya.

f. Mau untuk belajar dan menambah pengetahuan

Dalam menjalankan sebuah bisnis anda harus mengetahui peta pemasaran.


Anda harus mengetahui pesaing anda. Anda juga harus mengetahui potensi
perkembangan bisnis anda dimasa yang akan datang. Oleh karena itu
seorang wirausaha harus selalu belajar dan mau belajar untuk menambah
ilmu dan pengetahuannya. Baik di dunia kampus, sekolah, lembaga kursus
bahkan di luar itu semua. Seorang wirausaha harus terus menambah ilmu
dari pengalaman dan praktik lapangan yang telah dia lakukan.

g. Memiliki ambisi untuk maju

Ambisi di sini lebih tepatnya motivasi yang kuat yang ada dalam diri
seseorang untuk maju. Karena dalam kehidupan, Anda akan mengalami
banyak sekali cobaan. Orang yang berani gigih menghadapi cobaan,
tantangan, dan halangan biasanya akan berhasil dalam kehidupannya.
Sehingga seorang wirausaha harus mampu melihat ke depan untuk berjuang
menggapai cita-cita yang telah ia idamkan.

h. Pandai dalam berkomunikasi

Untuk sukses menjalankan usaha, anda harus bisa memilih kata dalam
menyampaikan ide yang ada di dalam pikiran anda. Anda harus bisa

Kewirausahaan 47
Unras

menggunakan tutur kata yang enak didengar dan menarik perhatian.


Komunikasi yang baik ini harus disertai dengan perilaku konsistensi dalam
kejujuran. Karena dengan kejujuran pembicaraan anda akan dipercaya oleh
lawan bicara anda terutama calon partner bisnis anda atau bahkan calon
investor.73

4. Faktor Keberhasilan Dan Kegagalan Wirausaha


Tidak semua orang mampu melihat peluang apalagi memanfaatkannya,
demikian halnya kemampuan melihat peluang tidaklah sama antar setiap orang.
Seseorang yang telah mengenal potensi diri yang dimilikinya lebih cenderung
memiliki kemampuan untuk melihat dan memanfaatkan peluang peluang yang
ada. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada
tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Dalam
situasi risiko dan ketidakpastian inilah, wirausaha mengambil keputusan yang
mengandung potensi kegagalan atau keberhasilan. Pada situasi ini, menurut
Meredith (1996:38), ada dua alternatif atau lebih yang harus dipilih, yaitu
alternatif yang mengandung risiko dan alternatif yang konservatif. Kemampuan
berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah dibiasakan
berulang-ulang akan melahirkan motivasi.74 Kebiasaan inovatif adalah desakan
dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan baru atau kombinasi
baru apa saja yang dapat dijadikan peranti dalam menyajikan barang dan jasa
bagi kemakmuran masyarakat. Semakin besar kayakinan seseorang pada
kemampuan sendiri, maka semakin besar keyakinan orang tersebut akan
kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dan keputusan, dan semakin besar
pula kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang lain
sebagai risiko Jelas kiranya bahwa salah satu faktor keberhasilan seorang
wirausahawan adalah kemampuannya dalam jeli melihat peluang dan
memanfaatkannya sebelum dimanfaatkan oleh orang lain. Kemampuan melihat
peluang adalah modal dalam memunculkan ide awal untuk berwirausaha.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, keberhasilan atau kegagalan
wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha. Zimmerer
mengemukakan: ‘’beberapa faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal
dalam menjalankan usaha barunya:

73
Ibid. hlm 57-59
74
Meredith, GG 2000 Kewirausahaan: Teori dan Praktik Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Hlm 38

Kewirausahaan 48
Unras

a. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki


kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

b. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan


memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi perusahaan.

c. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil


dengan baik faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara
aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat.
Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional
perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

d. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu


kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami

e. Kesulitan dalam pelaksanaan.

f. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor
yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat
mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

g. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan


efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

h. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang


setengah-setengah terhadap, usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan Sikap setengah hati,
kemungkinan gagal menjadi besar.

i. Ketidakmampuan dalam, melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.


Wirausaha yang kurang slap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak
akan menjadi kewirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha
hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setup waktu”.75

75
Zimerer,Thomas Wdan Scarborough, Norman, M 1998 Essentials Entrepreneurship and Small Business
Management. 2nd Edition New Jersey:Prentice Hall, Inc. hlm 14-15

Kewirausahaan 49
Unras

Menurut Zimmerer mengemukakan: “beberapa potensi yang membuat


seseorang mundur dari kewirausahaan, selain faktor-faktor yang membuat
kegagalan kewirausahaan

a. Pendapatan yang tidak menentu. Baik pada tahap, awal maupun tahap,
pertumbuhan, dalam bisnis tidak ada jaminan untuk terus memperoleh
pendapatan yang berkesinambungan. Dalam kewirausahaan, sewaktu-waktu
bisa rugi dan sewaktu-waktu juga bisa untung. Kondisi yang tidak menentu
dapat membuat seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha.

b. Kerugian akibat hilangnya modal investasi. Tingkat kegagalan bagi usaha


baru sangatlah tinggi. tingkat mortalitas/kegagalan usaha kecil di Indonesia
mencapai 78 persen. Kegagalan investasi mengakibatkan seseorang
mundur dari kegiatan berwirausaha. Bagi seorang wirausaha, kegagalan
sebaiknya dipandang sebagai pelajaran berharga.

c. Perlu kerja keras dan waktu yang lama. Wirausaha biasanya bekerja sendiri
mulai dari pembelian, pengolahan, penjualan, dan pembukuan. Waktu yang
lama dan keharusan bekerja keras dalam berwirausaha mengakibatkan
orang yang ingin menjadi wirausaha menjadi mundur. la kurang terbiasa
dalam menghadapi tantangan. Wirausaha yang berhasil pada umumnya
menjadikan tantangan sebagai peluang yang harus dihadapi dan ditekuni.

d. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap. Kualitas


kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan mengakibatkan
seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha. Misalnya, pedagang yang
kualitas kehidupannya tidak meningkat, maka akan mundur dari usaha
dagangnya dan masuk ke usaha lain’’.76

5. Keuntungan dan Kerugian Berwirausahan


Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu
menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat,
lebih dulu dan segera berada di pasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-
jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi
maupun pemasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang
menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi seseorang memiliki jiwa

76
Ibid hlm 17

Kewirausahaan 50
Unras

kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai. la


selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan
saran yang kemudian dijadikan peluang. Keuntungan dan kerugian
kewirausahaan identik dengan keuntungan dan kerugian pada usaha kecil milik
sendiri. Dalam karya dan karsanya, wirausaha selalu ingin tampil baru dan
berbeda. Karya dan karsa yang berbeda akan dipandang sebagai sesuatu yang
baru dan dijadikan peluang. Dengan menggabungkan pandangan Thomas F.
Zimmerer memperluas karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang
berhasil sebagai berikut:

a. Commitment and determination, yaitu memiliki komitmen dan tekad yang


bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha. Sikap yang
setengah hati mengakibatkan besarnya kemungkinan untuk gagal dalam
berwirausaha.

b. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab baik dalam
mengendalikan sumber daya yang digunakan maupun tanggung jawab
terhadap keberhasilan berwirausaha. Oleh karena itu, akan mawas diri
secara internal.

c. Opportunity obsession, yaitu selalu berambisi untuk selalu mencari peluang.


Keberhasilan wirausaha selalu diukur dengan keberhasilan untuk mencapai
tujuan. Pencapaian tujuan terjadi apabila ada peluang.

d. Tolerance for risk, ambiguity, and uncertainty, yaitu tahan terhadap risiko
dan ketidakpastian. Wirausaha harus belajar untuk mengelola risiko dengan
cara mentransfer risiko ke pihak lain seperti bank, investor, konsumen,
pemasok, dan lain-lain. Wirausaha yang berhasil biasanya memiliki toleransi
terhadap pandangan yang berbeda dan ketidakpastian.

e. Self confidence, yaitu percaya diri. Ia cenderung optimis dan memiliki


keyakinan yang kuat terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil.

f. Creativity and flexibility, yaitu berdaya cipta dan dan luwes. Salah satu kunci
penting adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan permintaan.
Kekakuan dalam menghadapi perubahan ekonomi dunia yang serba cepat
sering kali membawa kegagalan. Kemampuan untuk menanggapi perubahan
yang cepat dan fleksibel tentu saja memerlukan kreativitas yang tinggi.

Kewirausahaan 51
Unras

g. Desire for immediate feedback, yaitu selalu memerlukan umpan balik yang
segera. Ia selalu ingin mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya. Oleh
karena itu, dalam memperbaiki kinerjanya, ia selalu memiliki kemauan untuk
menggunakan ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya dan selalu belajar
dari kegagalan

h. High level of energy, yaitu memiliki tingkat energi yang tinggi. Wirausaha
yang berhasil biasanya memiliki daya juang yang lebih tinggi dibanding rata-
rata orang lainnya, sehingga ia lebih suka kerja keras walaupun dalam waktu
yang relatif lama.

i. Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul. Ia selalu


ingin lebih unggul, lebih berhasil dalam mengerjakan apa yang dilakukannya
dengan melebihi standar yang ada. Motivasi ini muncul dari dalam diri
(internal) dan jarang dari eksternal.

j. Orientation to the future, yaitu berorientasi pada masa yang akan datang.
Untuk tumbuh dan berkembang, ia selalu berpadangan jauh ke masa depan
yang lebih baik.

k. Willingness to learn from failure, yaitu selalu belajar dari kegagalan.


Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Ia selalu memfokuskan
kemampuannya pada keberhasilan.

l. Leadership ability, yaitu kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang


berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan
(power), ia harus lebih memiliki taktik mediator dan negotiator daripada
diktator.77

Selanjutnya, Arthur Kuriloff dan John. M. Mempil mengemukakan


karakteristik kewirausahaan dalam bentuk nilai-nilai dan perilaku
kewirausahaan. Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya
sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya.
Karna itu, ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya
berhasil. tindakannya tidak didasari oleh spekulasi melainkan perhitungan yang
matang. la berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah
diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang
moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

77
Ibid. hlm 6-8

Kewirausahaan 52
Unras

Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat,


mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai
memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif, dan merupakan
umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat
optimisme yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu
dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya bukan tujuan
akhir.78

Banyak hasil karya wirausaha berbeda dan dipandang baru, seperti


komputer, mobil, minuman, dan produk makanan lainnya.Adapun keuntungan
kewirausahan yakni :

a. Otonomi. Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha


menjadi seorang bos yang penuh kepuasan.

b. Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis,


baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan pelatihan.

c. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal. Karena wirausaha


menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik sendiri, maka
margin laba/ keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan
gagal juga ada.

Kerugian Kewirausahaan :

a. Pengorbanan personal.

Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk.
Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi. Hampir semua
waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.

b. Beban tanggung jawab.

Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran,


keuangan, personil maupun pengadaan dan pelatihan.

c. Kecilnya marjin keuntungan dan kemungkinan gagal.

78
Arthur Kuriloff dan Jhon M.Memphil, Starting and Managing the Small Business, McGraw Hill, New York,
1993. Hlm 20

Kewirausahaan 53
Unras

Karena wirausaha menggunakan keuntungan yang kecil dan keuangan milik


sendiri,maka marjin laba/keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil dan
kemungkinan gagal juga ada.79

C. SOAL/TUGAS
1. Jelaskan bagaimana proses berwirausaha yang ideal menurut anda sertakan
anda contohnya dengan anda yang akan beriwausahan?
2. Jelaskan apa yang dimaksud keberhasilan dan kekuksesan, dan bagaimana
menurut anda arti keberhasilan itu dalam diri anda?
3. Jelaskan, lapa yang metarbelakangi secara umum mengapa dalam berwirausaha
wirausahawan atau seseorang mengalami kegagalan?
4. Jelaskan hal apa yang akan anda lakukan jika dalam menjalankan
kewirausahaan anda mengalami kegagalan, serta jawaban anda dengan
alasannya mengapa anda melakukan hal tersebut jika mengalalami kegagalan!
5. Jelaskan menurut anda apakah setipa manusia itu dituntut untuk sukses,
sertakan alasannya jika jawaban anda iya atau tidak ?

D. REFERENSI
Arthur Kuriloff dan Jhon M.Memphil, Starting and Managing the Small Business,
McGraw Hill, New York, 1993
Bygrave, Wiliam D, 1996, The Portable MBA : Entrepreneurship, Jakarta :Bina Rupa
Aksara
Carol Kinsey Goman 1999 Kreativitas dalam BisnisJakarta: Binarupa Aksara.
Duncombe, William dan John Yinger 1993 An Analysis of Return to Scale in Public
Production, with An Application to Fire Protection. North Holland: Journal of
Public Economics.
David Osborne dan Ted Gebler, Mewirausahakan Birokrasi, terj, Abdul Rasyid,
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1996
Jati, Waluya. (2009). Analisis Motivasi Wirausaha Perempuan (Wiausahawati) Di
Kota Malang.Humanity
Lupiyoadi Rambar, Jero Wacik1988Wawasan Kewirausahaan (Cara Mudah Menjadi
Wirausaha). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

79
Ibid. hlm 21

Kewirausahaan 54
Unras

Meredith, GG 2000 Kewirausahaan: Teori dan Praktik Jakarta: Pustaka Binaman


Pressindo
Robbin, Stephen PBarnwell,Neil 2002 Organisation Theory: Concepts and Cases.
Australia: Pearson Education Prentice Hall
Soeharto Prawirokusumo Ekonomi Rakyat : Konsep Kebijakan dan Strategi edisi
Yogyakarta :BPFE, 2001.
Srie Sulastri, Atty. (2008). Kewirausahaan: Karakteristik Wirausaha. Bandung:
Grafindo Media Pratama
Zi
merer,Thomas Wdan Scarborough, Norman, M 1998 Essentials Entrepreneurship
and Small Business Management. 2nd Edition New Jersey:Prentice Hall, Inc

Kewirausahaan 55
Unras

PERTEMUAN KE : 4
PROFIL DAN TANTANGAN KEWIRAUSAHAAN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan tentang profil kewirausahaan

B. URAIAN MATERI
1. Profil Kewirausahaan
Seorang wirausaha senantiasa berupaya untuk melakukan inovasi untuk
dapat memperbaiki suatu keadaan. Dalam melakukan pencarian hal-hal yang
baru dia akan selalu memperhatikan efektivitas dan efisiensi, serta kerjasama
dengan pihak lain yang saling menguntungkan. Josep Schumpeter
mengemukakan konsep wiraswasta secara lengkap, yakni: Sebagai orang yang
mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan
jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah
bahan baku baru.80. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi
bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan
bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian
menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani
menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.

Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam


mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan
Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi, dan
produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Berbagai pengelompokan dilakukan oleh para ahli dalam mengemukakan profil
wirausaha. Ada yang berdasarkan kepemilikannya, ada yang berdasar

80
Schumpeter, Joseph A. Kapitalisme, Sosialisme, dan Demokrasi. New. York: Harper, 1942. Hlm 3

Kewirausahaan 56
Unras

perkembangannya dan ada yang berdasar kegiatan usahanya.81 Disamping itu


ada pengelompokan kewirausahaan berdasarkan perannya, dalam memainkan
perannya sebagai seorang wirawsasta, Roopke (1995) mengemukakan bahwa:
Hal yang harus dilakukan oleh seorang wiraswasta antara lain sebagai berikut:

a. Kewirausahaan rutin (wirt)

Yaitu wirausaha yang dalam melakukan kegiatan sehari-harinya


cenderung menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar
prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan perbaikan-
perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan
pengalokasian sumber-sumber. Wirausaha ini cenderung untuk
menghasilkan barang, pasar, teknologi, misalnya seorang pegawai atau
manajer. Wirausaha rutin dibayar dalam bentuk gaji.

b. Kewirausahaan arbritase

Yaitu wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan


penemuan (pengetahuan) danpemanfaatan (pembukaan). Misalnya, bila tak
terjadi equilibrium dalam penawaran dan permintaan pasar, maka ia akan
membeli dengan murah danmenjualanya dengan mahal. Kegiatan
kewirausahaan arbitrase tidak perlu melibatkan pembuatan barang dan tak
perlu menyerap dana pribadi wirausaha. Kegiatannya melibatkan spekulasi
dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.

c. Wirausaha inovatif

Yaitu wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi


baru yang berbeda. Dia merupakan promotor, tidak saja dalam
memperkenalkan teknik baru maupun produk baru, tetapi juga dalam hal
pasar, sumber pengadaan, peningkatan tenik manajemen, metode distribusi
baru. Dia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber
pengadaan, dan organisasi baru.82

Sedangkan menurut Zimmerer (1996), profil kewirausahaan berdasarkan


intensitas pekerjaan dan status menjadi :

81
Roopke. 1995. Entrepreneurship in Cooperative Development. Hlm 11
82
Ibid. hlm 12-13

Kewirausahaan 57
Unras

a. Part time entrepreneur

Yaitu wirausaha yang melakukan usahanya hanya menggunakan


sebagian saja dari waktu kerjanya, hanya sebagai hobi.

b. Home base new ventures

Yaitu usaha yang dirintis dari rumah tempat tinggalnya.

c. Family-own business

Yaitu usaha yang dilakukan/dimiliki oleh beberapa anggota keluarga


secara turun temurun.

d. Copreneurs

Yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerja
sama sebagai pemilik dan menjalankan usahanya secara bersama-sama.

Sementara itu Prof.Dr.Mas’ud meninjau profil wirausaha selaku pribadi,


yang secara ringkas dapat dikemukakan seperti tabel 1 berikut :83

Profil Wirausahawan Sifat Kewirausahaan

1. Mengejar prestasi 1. Lebih memilih bekerja dengan pakar untuk


capai prestasi

2. Berani ambil risiko 2. Berani ambil risiko, sedapat mngkin hindari


resiko besar

3. Mampu pecahkan 3. Mampu identifikasi dan pecahkan masalah


masalah yang jadi kendala.

4. Rendah hati 4. Lebih mengutamakan misi bisnis dari


mengejar status

5. Bersemangat 5. Mau kerja keras dalam membangun usaha

6. Percaya diri 6. Andalkan percaya diri untuk capai


keberhasilan

7. Menghindari sifat 7. Menghindari hubungan Emosional yang


cengeng mengganggu keberhasilan bisnis.

8. Kepuasan diri 8. Memandang struktur organisasi sebagai


kendala dalam memenuhi keinginan.

83
Mas'ud Machfoedz, M.B.A., Mahmud Machfoedz. Kewirausahaan : metode, manajemen, dan
implementasi. Edisi kedua, cetakan pertama. Yogyakarta : BPFE, 2015

Kewirausahaan 58
Unras

2. Fungsi Makro Wirausaha


Pada hakekatnya wirausahalah yang berani ambil risiko, memimpin dan
mendorong pertumbuhan ekonomi, karena tanpa dorongan, energi, dan
dedikasi wirausaha, maka pembentukan investasi pada perusahaan-
perusahaan baru tidak akan pernah terjadi. Ditinjau dari ruang lingkupnya
fungsi, wirausaha mempunyai dua fungsi yaitu fungsi makro dan fungsi mikro.
Dari sudut makro, wirausaha berfungsi sebagai penggerak, pengendali dan
pemacu perekonomian nasional suatu bangsa, sekaligus merupakan kekuatan
ekonomi negara sehingga negara tersebut mampu menjadi kekuatan
ekonomi dunia handal yang didukung oleh perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan inovasi.84 Dengan adanya hasil penemuan ilmiah,
penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi rekayasa, telah
mampu menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk berupa barang dan jasa
yang berskala global. Semuanya ini merupakan hasil dari proses dinamis
wirausaha yang kreatif-inovatif, sekaligus mampu menciptakan lapangan kerja
dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dengan demikian, wirausahalah yang menghasilkan perubahan, dimana


perubahan tersebut dilakukan tidak dengan mengerjakan sesuatu yang lebih
baik, tetapi dengan melakukan sesuatu yang berbeda ‘not by doing things
better, but by doing something different’. Menurut JB Say:wirausaha adalah
orang-orang yang menggeser sumber-sumber ekonomi dari produktivitas
terendah menjadi produktivits tertinggi dan berlimpah ruah.85 Selanjutnya JB
Say mengemukakan: Secara kualitatif, peranan wirausaha melalui usaha
kecilnya tidak diragukan lagi, yaitu melalui :

a. Usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui


berbagai keterkaitan fungsi usaha, seperti fungsi suplier, fungsi produksi,
fungsi distribusi dan pemasaran bagi out put industri besar. Usaha kecil
berfungsi sebagai transformator antar sektor yang mempunyai kaitan
kedepan maupun ke belakang (forward and backward linkages).

b. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi, khususnya dalam


menyerap sumber daya yang ada, usaha kecil juga sangat fleksibel, karena

84
Bruce G. Whiting. (1988). Creativity and Entrepreneurship: How Do They Relate? Journal of Creative
Behavior 22, No.3. hlm 32
85
JB Say, Traite´ D’e´conomie Politique, ou Simple Exposition de la Manie`re Dont se Forment, se
Distribuent, et se Composent les Richesses, A.A. Renouard, Paris. Hlm 32

Kewirausahaan 59
Unras

dapat menyerap tenaga kerja lokal, sumber daya lokal dan meningkatkan
sumber daya manusia menjadi wirausaha-wirausaha yang tangguh.

c. Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional,


alat pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan (wealth
creationprcess), karena jumlahnya yang tersebar baik diperkotaan maupun
pedesaan.86

Peran wirausaha adalah penanggung resiko dan ketidakpastian,


mengkombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda
untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam melakukan
fungsi mikronya menurut Marzuki Usman secara umum wirausaha memiliki dua
peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner).87

a. Innovator
Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan;
1) Produk baru (the new product)
2) Teknologi baru (the new technologi)
3) Ide-ide baru (the new image)
4) Organisasi usaha baru (the new organization)
b. Planner
Wirausaha berperan dalam merancang ;
1) Perencanaan usaha (corporate plan)
2) Strategi perusahaan (corporate strategy)
3) Ide-ide dalam perusahaan (corporate image)
4) Organisasi perusahaan (corporate organi-zation).88

Kreatifitas (creativity) adalah kemampuan mengembangakan ide dan


cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang
(thinking new things) sedangkan Inovasi (Inovation) adalah kemampuan
menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan
peluang (doing new things). Sesuatu yang baru dan berbeda dapat diciptakan
melalui proses berfikir kretaif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah
yang akan menjadi keunggulan dan keunggulan inilah yang akan menjadi daya
saing, menurut Zimmer sukses kewirausahaan akan tercapai apabila seseorang

86
Ibid
87
Marzuki Usman, 1997. Keuangan dan Perbankan Indonesia. Jakarta : Pinandita Press.hlm 29
88
Ibid

Kewirausahaan 60
Unras

berfikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan
cara-cara yang baru agar dapat bersaing. Nilai tambah dapat diciptakan melalui
:

a. Pengembangan teknologi baru (developing new tchnology)


b. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
c. Perbaikan produk dan jasa yang ada (improving existing products or
services)
d. Penemuan cara-cara berbeda untuk menyediakan barang dan jasa dengan
jumlah yang lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang lebih
sedikit.89

Lain halnya dengan Wennekers yang membagi fungsi entrepreneur


menjadi tiga, yaitu:

a. Captain of industry, yang mulai sebagai teknisi atau tukang dalam suatu
bidang keahlian, kemudian berhasil menemukan sesuatu yang baru, bukan
dengan sengaja melainkan karena hasil temuan dan daya cipta.
b. Usahawan, yaitu orang yang menganalisis berbagai kebutuhan masyarakat,
merangsang kebutuhan baru untuk mendapat langganan baru. Perhatian
yang paling utama adalah penjualan.
c. Pemimpin keuangan (financial leader), yaitu orang yang sejak muda
menekuni keuangan, mengumpulkan uang, dan menggabungkan sumber-
sumber keuangan.90

Selain entreprenuer, istilah lain yang juga dikenal adalah konsep intraprenuer
dan benchmarking:

a. Intraprenuer, ialah wirausaha yang menggunakan temuan orang lain pada


unit usahanya. Fungsinya adalah imitating technology dan duplicating
product
b. Benchmarking adalah meniru dan mengembangkan produk baru melalui
perkembangan teknologi.91

89
Zimmerer, W. Thomas, Norman. 2005. Interpreneurship and the New Venture Formation. New Jersey:
Prantice Hall. Hlm 51
90
Wennekers, Sander, and Roy Thurik 1999 Linking Entrepreneurship and Economic Growth. Small
Business Economics. Hlm 67
91
ibid

Kewirausahaan 61
Unras

Perbedaan yang nyata antara Entrepreneur dan Intrapreneur dimana


Entrepreneur adalah seseorang atau sekelompok orang yang membuka
usahanya sendiri, sementara Intrapreneur adalah orang yang memiliki
pekerjaan dari usaha yang memang sudah ada, namun ia yang mengurus
usaha tersebut dan memiliki bawahannya sendiri. Selain itu, terdapat
persamaan antara Entrepreneur dan Intrapreneur, yaitu entrepreneur dan
intrapreneur harus selalu memiliki ide, kreatif dan inovatif, pantang menyerah,
dan tekun.92 Dapat disimpulkan, Wirausaha adalah perintis dan pengembang
perusahaan yang berani mengambil resiko dalam menghadapi ketidakpastian
dengan cara mengelola sumber daya manusia, material, dan keuangan untuk
mencapai tingkat keberhasilan tertentu yang diinginkan. Salah satu kunci
keberhasilan adalah memiliki tujuan dan visi untuk mencapainya. Ciri-ciri
wirausaha yang kreatif dan inovatif adalah :

a. Penuh percaya diri, optimis, berkomitmen, disiplin dan bertanggung jawab.


b. Memiliki inisiatif, penuh energy, cekatan dalam bertindak dan aktif.
c. Memiliki motif berprestasi, berorientasi pada hasil dan wawasan ke depan.
d. Memiliki jiwa kepemimpinan, berani tampil beda dan dapat di percaya dan
tangguh dalam bertindak.
e. Berani mengambil resko dengan penuh perhitungan dan menyukai
tantangan.93

Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma yaitu adanya tantangan,


dari tantangan tersebut muncul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk
berinisiatif yaitu, berfikir dan bertindak inovatif sehingga tantangan awala tadi
teratasi dan terpecahkan.

3. Fungsi Mikro Wirsausaha


Fungsi pokok yang lazim dipakai wirausaha adalah mencari dan
menciptakan cara yang baru, terobosan baru dalam mendapatkan masukan
atau input, serta mengolahnya menjadi barang dan jasa yang menarik dan
memasarkan barang dan jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan dan
sekaligus memperoleh keuntungan mengenali lingkungan dalam rangka

92
Yacob, Ibrahim, 1988, studi kelayakan Bisnis, Jakarta, Rineka Cipta. Hlm 61
93
Umar, Husain. 1997 Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode, dan Kasu sJakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Hlm 94

Kewirausahaan 62
Unras

mencari dan menciptakan peluang usaha serta untuk mengendalikan


lingkungan kearah yang menguntungkan bagi perusahaan. Di tinjau dari sudut
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, lazimnya wirausaha yang baik di
anggap dan di akui sebagai pionir-pionir yang mengembangkan usaha,
menciptakan lapangan kerja, penghasilan barang dan jasa yang lebih baik dan
lebih bermanfaat serta menakukan pengembangan dan akumulasi sumber daya
manusia, sumber daya modal, dan sarana teknologi, jadi dapat disimpulkan
bahwa wirausaha yang baik adalah orang yang berjuang dan beribadah untuk
meningkatkan sekaligus memperkuat bangsa dan Negara. 94 Fungsi dan peran
wirausaha dapat di lihat melalui dua pendekatan, yaitu secara mikro dan makro.

Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai penemu


(innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan
dan menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide
organisasi, dan sebagainya. Sebagai perencana, wirausaha berperan
merancang tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha yang baru,
merencanakan ide-ide dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan
organisasi perusahaan yang baru, dan lain-lain. Secara makro, peran
wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan
kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian
suatu Negara.95 Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko dan
ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru
dan berbedauntuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam
melakukan fungsi mikronya menurut Marzuki Usman (1977) secara umum
wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai
perencana (planner).

a. Innovator
Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan ;
1) Produk baru (the new product)
2) Teknologi baru (the new technologi)
3) Ide-ide baru (the new image)

94
Ahmad Tohardi, (2005) Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia,. Universitas Tanjung
Pura, Mandar Maju, Bandung.hlm 19
95
Kasmir, (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hlm 4

Kewirausahaan 63
Unras

4) Organisasi usaha baru (the new organization)


b. Planner
Wirausaha berperan dalam merancang ;
1) Perencanaan usaha (corporate plan)
2) Strategi perusahaan (corporate strategy)
3) Ide-ide dalam perusahaan (corporate image)
4) Organisasi perusahaan (corporate organi-zation).96

Menurut Marzuki Usman (1997), secara umum wirausaha adalah


menciptakan nilai barang dan jasa dipasar melalui proses pengkombinasian
sumber daya dengan cara-cara baru yang berbeda untuk dapat bersaing. Nilai
tambah tersebut diciptakan melalui:

1) Pengembangan teknologi baru


2) Penemuan pengetahuan baru
3) Perbaikan produk dan jasa yang ada
4) Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menyediakan barang dan jasa
dengan jumlah yang lebih banyak dengan menggunakan sumber daya
yang lebih sedikit.

Menurut Marzuki Darusman, dalam melakukan fungsi mikronya,


secara umum wirausaha mempunyai dua peran yaitu :

1) Sebagai penemu (inovator)

2) Sebagai perencana (planner)

Selanjutnya sebagai inovator, wirausaha berperan dalam menemukan


dan menciptakan :

1) The new product

2) The new technology

3) The new image and idea

4) The new organization.

Sedangkan sebagai planner, wirausaha berperan dalam merancang :

1) Corporate plan

96
Op. Cit Marzuki Usman, 1997

Kewirausahaan 64
Unras

2) Corporate strategy

3) Corporate image dan idea

4) Corporate organization.

Dilain pihak Werner Shombart, membagi fungsi entrepreneur menjadi


tiga, yaitu :

1) Captain of industry, yang mulai sebagai teknisi atau tukang dalam satu
bidang keahlian, kemudian berhasil menemukan sesuatu yang baru bukan
dengan sengaja melainkan karena hasil temuan dan kehebatan daya cipta.

2) Businessman, yaitu orang yang menganalisis berbagai kebutuhan


masyarakat, merangsang kebutuhan baru untuk mendapat
langganan baru. Perhatian utamanya sales.

3) Financial leader, orang yang sejak muda menekuni keuangan,


mengumpulkan uang, dan menggabungkan sumber-sumber keuangan.97

Ditinjau dari fungsi mikro, peran wirausaha adalah penanggung risiko dan
ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber kedalam cara-cara yang
baru dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru.
Selain Entrepeneur istilah lain yg juga dikenal adalah konsep Intrapeneur yaitu
orang yg tidak menemukan sesuatu (produk) yang baru, tetapi menggunakan
temuan orang lain dan dipakai pada unit usaha yang bersangkutan. Misal
dalam membuat design suatu produk yang sesuai dengan permintaan pasar.
Fungsi intrapreneur adalah duplicating new product, and imitating new
technology. Hal ini berbeda dengan benchmarking yang berkembang
dikalangan manajer dan wirausaha di Jepang dan Australia. Pada
benchmarking selain meniru juga mengembangkan produk melalui
pengembangan teknologi baru (imitating and developing product) atau imitation
with modification. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
wirausaha adalah perintis dan pengembang perusahaan yang berani
mengambil resiko dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara mengelola
sumber daya manusia, material, dan keuangan untuk mencapai tingkat
keberhasilan tertentu yang diinginkan. Salah satu kunci keberhasilan adalah
memiliki tujuan dan visi untuk mencapainya.

97
Op. Cit Wennekers, Sander, and Roy Thurik. Hlm 69

Kewirausahaan 65
Unras

4. Tantangan Kewirausahaan
Di Indonesia, sumber daya manusia betul-betul menghadapi tantangan
dan persaingan yang kompleks. Hanya sumber daya yang memiliki
keunggulanlah yang dapat bertahan dalam persaingan. Untuk dapat bersaing
dalam persaingan global sumber daya manusia dituntut untuk lebih berfikir
kreatif serta inovatif dan mampu mandiri dalam hal menciptakan lapangan kerja
baru dari setiap peluang yang ada. Seandainya lapangan kerja swasta sulit
untuk dimasuki dan sumber daya manusia tidak cukup kapabilitasnya untuk
berkompetitif maka solusinya adalah dengan menciptakan lapangan kerja
sendiri dari sumber daya yang ada disekitar kita untuk bisa dimanfaatkan dan
mencari peluang usaha serta ikut andil dalam pemerataan ekoniomi.98
Tantangan persaingan global, pertumbuhan penduduk, pengangguran,
tanggung jawab sosial, keanekaragaman ketenagakerjaan, etika, kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan, dan gaya hidup beserta kecenderungannya
merupakan tantangan yang saling terkait.

Dalam persaingan global, semua sumber daya antarnegara akan


bergerak bebas melewati batas-batas yang ada. Negara-negara yang tidak
memiliki keunggulan bersaing dalam sumber daya akan kalah dalam
persaingan dan tidak akan mencapai banyak kemajuan. Sejalan dengan
semakin meningkatnya persaingan global belakangan ini, semakin banyak
pula tantangan yang harus dihadapi. Setiap negara harus mampu menunjukan
keunggulan masing-masing sumber dayanya, karena dengan demikian akan
mampu memenangkan persaingan. Negara-negara yang memiliki keunggulan
bersaing adalah negara-negara yang dapat memberdayakan sumber daya
ekonominya dan sumber daya manusianya secara efektif dan efisien. Negara-
negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara-negara yang dapat
memberdayakan sumber daya ekonomi dan sumber daya manusianya secara
nyata.

Sumber-sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila manusia memiliki


keterampilan kreatif dan inovatif. Usaha yang mampu berkembang dan
bertahan di era ekonomi digital hanya jika usaha itu mampu menerapkan
bentuk molekul. Apa itu konsep usaha bentuk molekul tidak lain adalah

98
Suryana, Yuyus dan Khatib Bayu. 2013. Kewirausahaan – Pendekatan Karakteristik Wirausahawan
Sukses. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Hlm 65

Kewirausahaan 66
Unras

suatu sistem yang flexible, mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri


setiap terjadinya perubahan yang terjadi yang kadang-kadang sulit untuk
diprediksi. Bagi perusahaan, organisasi yang dikelola dengan menggunakan
konsep struktur herarkis atau metrik sangat rentan dalam menghadapi
perubahan lingkungan bisnis yang terus terjadi, sehingga akan
memperlambat gerak usaha yang akan mempersempit, bahkan bisa
menghilangkan pangsa pasarnya. Bisnis melalui dunia maya artinya
berhadapan head to head dengan pelaku usaha di seluruh penjuru dunia.
Struktur pasar maupun industri akan sangat dipengaruhi perilaku
mereka yang merupakan manifestasi dari persaingan bebas. Bentuk strategi
memenangkan persaingan dengan tujuan menguasai pasar yang lebih luas,
sehingga efisiensi dan efektifitas mampu untuk di capai.

Kolaborasi yang dapat berlanjut ke kokreasi membutuhkan pola


pemikiran yang kreatif dan inovatif. Disini sumber daya yang berupa ilmu
pengetahuan (knowledge) merupakan sumber daya yang utama.
Membangun kultur kolaboratif menjadi tantangan yang perlu dipecahkan
bagi pelaku usaha, sebab hal ini tidak mudah untuk dilakukan antar pelaku
usaha. Pelaku usaha yang sudah mapan biasanya masih terbiasa
mempertahankan cara-cara konvensional yang selama ini mereka pakai
dan menganggap posisi mereka lebih unggul dibandingkan pesaing
lainnya. Kondisi ini sebenarnya akan dipatahkan oleh waktu. Kolaborasi dalam
kontek pasar di era digital dicirikan oleh: mitra yang lebih muda, lebih dinamis,
lebih segar, dan cara berbisnis yang berbeda. Sikap inovatif, proaktif, berani
menanggung risiko, otonomi, dan agresif bersaing perlu dimiliki wirausahawan.
Ide-ide kreatif yang segar untuk terwujudnya kreasi perlu digali dan
dikembangkan dengan cara melakukan kerjasama dengan orang-orang
kreatif yang dilandasi oleh budaya kerja yang menyenangkan, tidak kaku,
tidak birokratis apalagi otoriter.99 Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang tiada batasnya perlu diimbangi flexibilitas cara dalam
melakukan bisnis d era digital. Dengan cara yang seperti itu, maka
akan diperoleh bisnis yang saling menguntungkan.

99
Layoo N & Rahman W.(2017). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Dengan Kinerja Usaha Mikro
Kecil di Kabupaten Banggai. Jurnal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan Vol.7, No.1, 2017, 29-
44

Kewirausahaan 67
Unras

Menurut Steinhoff dan Burges, (1993), mengemukakan: Untuk mampu


berkompetisi di pasar bebas hendaknya perlu untuk mempersiapkan segala
persyaratan yang harus dipenuhi sehingga mampu berkompetitif dan juga
bertahan dalam persaingan global’’. Demikian juga pertumbuhan penduduk
dunia yang cepat disertai persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai
angkatan kerja yang kompetitif dan pengangguran bagi sumber daya manusia
yang tidak memiliki keunggulan dan daya saing yang kuat.100

Peranan Wirausaha dalam Dunia Usaha yang Ada di Indonesia

Secara garis besar peranan wirausaha dalam dunia usaha yang ada di
Indonesia adalah sbb :

a. Menciptakan lapangan kerja


b. Mengurangi pengangguran
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat
d. Mengkombinasikan faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan
keahlian)
e. Meningkatkan produktivitas.101

Sebagai contoh, seorang desainer pakaian tidak akan bekerja sendiri


dalam mengembangkan usahanya. Ia akan membutuhkan orang-orang yang
akan membantunya dalam menjalankan kegiatannya, seperti membuat pola,
menjahit, mengerjakan detail pakaian serta aktivitas lainnya. Artinya , usaha
yang dijalankannya akan menyerap banyak tenaga kerja dan otomatis dapat
mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia, hal ini akan memberikan
kontribusi yang baik dalam pengembangan perekonomian di negara kita.
Menurut Zimmere, ide-ide yang berasal dari wirausahawan dapat menciptakan
peluang untuk memenuhi kebutuhan riil dipasar. Ide- ide itu menciptakan nilai
potensial dipasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide
untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu
mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan
cara:

a. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif

100
Dun Steinhoff, John F. Burgess. (1993). Small Business Management Fundamentals 6th ed. New York:
Mcgraw Hill, Inc. hlm 92
101
Pearce II JA, and Robinson JrRB2007Strategic Management Formulation, Implementation, and
Control. 10th EdMcGraw-Hill

Kewirausahaan 68
Unras

b. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin

c. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat

Ada tiga risiko yang dapat dievaluasi, yaitu:

a. Risiko pasar atau pesaing

b. Risiko Finansial

c. Risiko teknik

Kreativitas sering muncul dalam bentuk ide-ide untuk menghasilkan produk


baru, dimana ide tersebut tidak akan muncul bila wirausaha tidak melakukan
evaluasi dan pengamatan secara terus-menerus. Alternative merubah ide
menjadi peluang:

a. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara- cara atau
metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam
memenuhi kebutuhannya.

b. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk atau jasa baru

c. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan


dilakukan atau modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.

Menurut Zimmerer, proses penjaringan ide atau disebut proses screening


merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menajadi
produk dan jasa riil.agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka
wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara teurs
menerus. Adapun langkah untuk penjaringan ide dapat dilakukan sebagai
berikut :

a. Menciptakan produk baru dan berbeda, ketika ide dimunculkan secara riil
atau nyata, misalnya dalam bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan
jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada di pasar.
Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli
atau penggunanya.
b. Mengamati Pintu Peluang. Wirausaha harus mengamati potensi-potensi
yang dimiliki pesaing, misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan
produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk
baru, dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki
pesaing di pasar. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar

Kewirausahaan 69
Unras

dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan risiko


pesaing dalam menanamkan modal barunya.
c. Menganalisis produk dan proses produksi secara mendalam. Analisa ini
sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kulaitas produk yang
dihasilkan memadai atau tidak. Beberapa biaya yang di keluarkan untuk
membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisiensi
daripada biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?
d. Memprediksi Biaya Awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.
Dari mana sumbernya dan untuk apa digunakan?berapa yang deperlukan
untuk operasi, perluasan, dan biaya lainnya?
e. Menghitung risiko yang mungkin terjadi, misalnya risiko teknik, finansial, dan
pesaing. Risiko pesaing adalah kemampuan dan keseediaan pesaing untuk
mempertahankan posisinya di pasar. Risiko finansial adalah risiko yang
timbul sebagai akibat ketidakcukupan finansial, baik dalam tahap
pengembangan produk maupun dalam menciptakan dan mempertahankan
perusahaan untuk mendukung biaya produk baru. Analisa kelemahan,
kekuatan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunity, and
threath-SWOT) sangat penting dalam menciptakan keberhasilan perusahaan
baru.
f. Risiko teknik berhubngan dengan proses pengembangan produk yang cocok
dengan yang diharapkan atau menyangkut suatu objek penetu apakah ide
secara aktual dapat idtransformasikan menjadi produk yang siap dipasarkan
dengak kapabilitas dan karakteristiknya.102

Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus


dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan.Jiwa dan watak
kewirausahaan tersebut dipengatruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan
pengalaman usaha. Kemampuan kewirausahaan, pengetahuan dan
ketrampilan akan membentuk kepribadian wirausaha. Pengusaha kecil harus
memiliki kepribadian khusus, yakni penuh pendirian, realitas penuh harapan,
penuh komitmen.Sedangkan modal yang cukut dapat diperoleh apabila
perusahaan mampu mengembangkan hubungan baik dan menjali kepercayaan
dengan lembaga keuangan.

102
Zimmerer, W. Thomas, Norman. Hlm 87-89

Kewirausahaan 70
Unras

C. SOAL/TUGAS
1. Sebutkan dan jelaskan mengelompokkan profil kewirausahaan berdasarkan
intensitas pekerjaan dan status menurut Zimmerer?
2. Ditinjau dari ruang lingkupnya fungsi, wirausaha mempunyai dua fungsi yaitu
fungsi makro dan fungsi mikro, Jelaskan dari kedua fungsi tersebut?
3. Dapatkah anda jelaskan kelebihan dan kekurangan fungsi mikro bagi seorang
wirausawan pemula?
4. Mengapa arus globalisasi mempengaruhi seorang wirausaha?
5. Bagaimana cara menghadapi tantangan di era globalisasi saat ini terutama
dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) agar usaha yang sedang kita
jalankan mampu bersaing secara global?

D. REFERENSI
Ahmad Tohardi, (2005) Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia,.
Universitas Tanjung Pura, Mandar Maju, Bandung

Bruce G. Whiting. (1988). Creativity and Entrepreneurship: How Do They Relate?


Journal of Creative Behavior 22, No.3

Dun Steinhoff, John F. Burgess. (1993). Small Business Management


Fundamentals 6th ed. New York: Mcgraw Hill, Inc

JB Say, Traite´ D’e´conomie Politique, ou Simple Exposition de la Manie`re Dont se


Forment, se Distribuent, et se Composent les Richesses, A.A. Renouard,
Paris

Kasmir, (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada

Layoo N & Rahman W.(2017). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Dengan


Kinerja Usaha Mikro Kecil di Kabupaten Banggai. Jurnal Ekonomi
Pendidikan dan Kewirausahaan Vol.7, No.1, 2017

Marzuki Usman, 1997. Keuangan dan Perbankan Indonesia. Jakarta : Pinandita


Press

Mas'ud Machfoedz, M.B.A., Mahmud Machfoedz. Kewirausahaan : metode,


manajemen, dan implementasi. Edisi kedua, cetakan pertama. Yogyakarta :
BPFE, 2015

Kewirausahaan 71
Unras

Pearce II JA, and Robinson JrRB2007Strategic Management Formulation,


Implementation, and Control. 10th EdMcGraw-Hill

Roopke. 1995. Entrepreneurship in Cooperative Development

Schumpeter, Joseph A. Kapitalisme, Sosialisme, dan Demokrasi. New. York:


Harper, 1942.

Wennekers, Sander, and Roy Thurik 1999 Linking Entrepreneurship and Economic
Growth. Small Business Economics

Suryana, Yuyus dan Khatib Bayu. 2013. Kewirausahaan – Pendekatan Karakteristik


Wirausahawan Sukses. Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Umar, Husain. 1997 Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode, dan Kasu
sJakarta: Gramedia Pustaka Utama

Yacob, Ibrahim, 1988, studi kelayakan Bisnis, Jakarta, Rineka Cipta

Zimmerer, W. Thomas, Norman. 2005. Interpreneurship and the New Venture


Formation. New Jersey: Prantice Hall.

Kewirausahaan 72
Unras

PERTEMUAN KE : 5
IDE DAN PELUANG KEWIRAUSAHAAN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan tentang ide dan peluang kewirausahaan

B. URAIAN MATERI
1. Ide Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah kemampuan untuk melakukan inovasi agar terjadi
pemindahan sumber daya ekonomi dari kawasan produktivitas rendah ke
kawasan produktivitas tinggi. Seorang pelaku usaha dalam skala kecil
sekalipun dalam menjalankan kegiatannya akan selalu menggunakan berbagai
sumber daya. Suatu usaha akan menjadi berkembang jika melakukan inovasi
dalam pengolahannya karena dengan melakukan inovasi akan tampak berbeda
dengan yang lain. Selain melakukan inovasi tentunya akan dibarengi dengan
berpikir kreatif dimana suatu usaha dapat bertahan dan bersaing. Kedua
kegiatan ini sangat diperlukan dalam berwirausaha. Selain berpikir kreatif dan
inovatif, seorang wirausaha memiliki disiplin ilmu yang berkaitan dengan
kewirausahaan.103 Dengan menjalankan wirausaha kita akan mampu
menambal nilai jual dari produk barang yang kita beli dan mengolahnya menjadi
suatu produk yang lebih bernilai ekonomi tinggi. Menurut Dinsi Valentini :
Wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi.

Keberhasilan dapat dicapai apabila wirausaha menggunakan inovasi


sebagai alat untuk menggali perubahan. Pengetahuan dan keterampilan dalam
bidang perusahaan itu, diantaranya cara mendistribusikan barang dan jasa
yang dihasilkan; serta menganalisis dan mendiagnosis pelanggan,
mengidentifikasi segmentasi, dan motivasinya. inovasi merupakan sebuah
instrumen penting untuk memberdayakan sumber-sumber agar menghasilkan
suatu yang baru dan menciptakan nilai. Ketangguhan kewiraushaan sebagai
penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai
secar terus menerus.

103
Sonny Sumarsono,.2010. Manajemen Keuangan Pemerintahan.Yogyakarta:Graha Ilmu. Hlm 4

Kewirausahaan 73
Unras

Wirausaha dapat menciptakan nilai dnegan cara mengubah semua


tantangan menjadi peluang melalui ide-ide dan akhirnya menjdai pengedali
usaha.104 Wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui
inovasi. Keberhasilan dapat dicapai apabila wirausaha menggunakan produk,
proses, dan jasa-jasa ininovasi sebagai alat utnuk kemggali perubahan. Di
samping itu, diperlukan pula pengetahuan spesifik, seperti pengetahuan
tentang prinsip-prinsip akuntansi dan pembukuan, jadwal produksi, manajemen
personalia, manajemen keuangan, pemasaran, dan perencanaan.
Ketangguhan kewirausahaan sebagai penggerak perekonomian terletak pada
kreasi baru untuk menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan
menjadi peluang melalui ide-ide dan akhirnya menjadi pengendali usaha.

Semua tantangan menjadi peluang melalui ide-ide dan akhirnya menjadi


pengendali usaha. Semua tantangan bisa menjadi peluang apabila terdapat
inovasi. Dalam lingkungan usaha yang semakin kompetitif, pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang perusahaan yang dilakukan mutlak diperlukan bagi
seorang pengusaha. Menurut Zimmerer, ide-ide ytang berasal dari wirausaha
dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu
menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam
mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha),
wirausaha perlu mengidentiifikasikan dan mengevaluasi semua resiko yang
mungkin terjadi dengan cara:

a. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif

b. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin

c. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.105

Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu:

a. Resiko pasar atau persaingan

b. Resiko finansial

c. Resiko teknik

104
Dinsi, Valentino. Jangan mau seumur hidup jadi orang gajian. Jakarta: Let's Go
Indonesia, 2004. Compact Disk
105
Zimmerer, W. Thomas, Norman. 2005. Interpreneurship and the New Venture Formation. New Jersey:
Prantice Hall. Hlm 98

Kewirausahaan 74
Unras

Menurut Zimmerer, kreativitas seringkali muncul dalam bentuk ide untukk


menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan
muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara
terus menerus. Ide biasa menjadi sebuah peluang dengan cara berikut ini:

a. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau


metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam
memenuhi kebutuhannya.

b. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.

c. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau
cara melakukan suatu pekerjaan.106

Kreativitas adalah prinsip kebaruan, kebaruan. Dalam proses menjadi


sebuah produk baru maka dibutuhkan kreativitas. Kreativitas merupakan istilah
yang diciptakan oleh Alfred North Whitehead untuk menunjukkan kekuatan di
alam semesta yang memungkinkan adanya entitas baru yang sebenarnya
berdasarkan entitas aktual entitas aktual lainnya. Inovasi dapat diartikan
sebagai proses atau hasil pengembangan pemanfaatan atau mobilisasi
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau
meningkatkan produk baru baik berupa barang dan atau jasa, proses, dan atau
sistem yang memberikan nilai bermakna atau signifikan terutama ekonomi dan
sosial.’Seorang wiraswata dituntut mengembangkan kreatifitasnya. Jika tidak
ada kreativitas, tidak ada proses. Kreativitas bukanlah entitas aktual. Kreativitas
adalah kekuatan yang tak terhindarkan dalam proses karena sudut pandang
baru yang sebenarnya.

Pengembangan inovasi juga dapat dilakukan terhadap pengembangan


aplikasi yang ditujukan untuk komersil, untuk meningkatkan penggunanya.
Dalam hitungan ekonomi, semakin banyak yang menggunakan aplikasi
perusahaan tersebut, maka keuntungan perusahaan akan semakin meningkat.
Pengembangan inovasi aplikasi oleh suatu perusahaan dapat didaftarkan hak
ciptanya agar tidak dituru oleh perusahaan lain. Menurut Alma Buchari, (2001),
Inovasi sebagai objek juga berarti produk atau praktik baru yang tersedia untuk
aplikasi, umumnya dalam konteks komersial. Biasanya, berbagai tingkat

106
Zimmerer. W Thomas, Norman M. Scarborough. 1996. Entrepreneurship and New Jersey: Prentice Hall
International Inc. hlm 82

Kewirausahaan 75
Unras

kebaruan dapat dibedakan, tergantung pada konteksnya: suatu inovasi dapat


baru bagi perusahaan (atau agen / aktor), baru ke pasar, atau negara atau
wilayah, atau baru secara universal. Sementara itu, inovasi sebagai aktivitas
adalah proses menciptakan inovasi, yang sering diidentifikasikan dengan
komersialisasi hak cipta.107

Pengembangan ide kreatif dalam menumbuhkan kreatifitas dapat


diidentifikasi menjadi tiga bagian, yakni:

a. Menciptakan, yaitu proses pembuatan sesuatu yang belum ada. Misalnya


Wright Brothers membuat pesawat terbang, atau Mike Zuckerberg
menciptakan Facebook yang sekarang menjadi media sosial paling populer
di dunia.

b. Modifikasi, yaitu meniru sesuatu tetapi sebenarnya berbeda. Misalnya


modifikasi pada sistem operasi komputer untuk digunakan pada ponsel. Dari
ide modifikasi kreatif ini, Android, Windows Phone, iPhone, dan Blackberry
muncul.

c. Menggabungkan, yaitu menggabungkan dua hal yang sebelumnya tidak


berhubungan. Contoh dari kombinasi kreatif yang brilian adalah Liga
Champions Eropa, yang merupakan kombinasi dari olahraga sepak bola dan
strategi pemasaran. Kombinasi dari dua kegiatan ini menghasilkan format
bisnis baru di bidang olahraga.108

Untuk mengembangkan ide inovatif Pengusaha biasanya memfokuskan


ide kreatif dan inovatif mereka pada: Membuat produk atau layanan yang
menarik bagi konsumen, membuat produk atau layanan yang dapat
memenangkan persaingan pasar, membuat dan memanfaatkan sumber daya
produksi, mencegah kebosanan konsumen dalam membeli dan menggunakan
produk.

107
Alma, Buchari. 2001. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Hlm 25
108
Ibid

Kewirausahaan 76
Unras

2. Sumber-Sumber Potensi Peluang Wirausaha


Keberhasilan wirausahawan dicapai apabila wirausahawan menggunakan
produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan.
Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrument penting untuk memberdayakan
sumber sumber yang ada agar menghasilkan suatu yang baru dan menciptakan
nilai. Wirausahawan dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua
tantangan menjadi peluang melalui ide idenya dan pada akhirnya menjadi
pengendali usaha (business driven) dan pengendali pasar (market driven). Hal-
hal mengembangkan ide dan menciptakan peluang sebuah keharusan tidak
bisa dihindari. Sebab ide adalah keberhasilan dan peluang adalah kerja keras.
Akhirnya sinergi ide dan peluang adalah keberlanjutan usaha. Akhirnya
tindakan ini sebagai langkah wirausaha memiliki bekal untuk merencanakan
pengelolaan Usaha Kecil dengan langkah dan memahami dengan menganalisis
peluang usaha.109

Ide dan peluang dalam bisnis dapat terjadi dalam semua aspek
kehidupan masyarakat dalam menjalankan kegiatan ekonominya. Untuk
menghasilkan ide dalam mengembangkan bisnis yang lebih inovatif diperlukan
pengembangan ide-ide yang lebih inovatif agar bisnis yang kita jalankan
mampu bersaing dengan produk sejenis milik pengusaha lain. Agar ide-ide
potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia
melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses
penjaringan ide atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk
menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil.110 Adapun langkah
dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Mampu membuat produk kebaruan yang berbeda dengan orang lain namun
dengan harga yang terjangkau.

Munculnya ide untuk menciptakan inovasi dan kreatifitas dalam menciptakan


produk baru merupakan kewajiban pengusaha. Ketika ide dimunculkan
secara riil atau nyata, misalnya dalam bentuk barang dan jasa baru, maka
produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada
di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi

109
Adcha, Yunafa. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.hlm 19
110
Randall SSchuler dan Susan E Jackson1997 Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad
ke-21. Jilid 1Edisi Keenam Jakarta:Erlangga. Hlm 17

Kewirausahaan 77
Unras

pembeli atau penggunanya. Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan
nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus benar-benar mengenal prilaku
konsumen di pasar. Unsur-unsur pasar yang perlu diperhatikan ketika kita
menciptakan produk baru itu diantaranya:

1) Mampu memenuhi permintaan pasar atas jasa atau barang yang kita
hasilkan

2) Mampu memenuhi janji dan tepat waktu dalam permintaan barang atau
jasa yang kita tawarkan.111

Kemampuan untuk memperoleh peluang, sangat bergantung pada


kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar, yang meliputi aspek :

1) Analisis demografi pasar,


2) Analisis sifat serta tingkah laku pesaing,
3) Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang
dapat dianggap dapat menciptakan peluang.

b. Mengamati pintu peluang

Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya


:

1) Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru,


2) Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru,
3) Dukungan keuangan,
4) Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.

Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat


dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing
dalam menanamkan modal barunya. Untuk mengetahui kelemahan,
kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing, dan peluang yang dapat kita
peroleh, menurut Zimmerer (1996) ada beberapa keadaan yang dapat
menciptakan peluang, yaitu :

1) Produk baru harus segera di pasarkan dalam jangka waktu yang relative
singkat,
2) Kerugian teknik harus rendah,

111
Op. Cit Zimmerer, W. Thomas, Norman. 2005. Hlm 103

Kewirausahaan 78
Unras

3) Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi


produknya
4) Pesaing tidak memiliki teknologi canggih,
5) Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan
posisi pasarnya,
6) Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk
menghasilkan produk barunya.112

c. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam.

Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas
produk yang di hasilkan memadai atau tidak.

d. Menaksir biaya awal

Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.

e. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.113

Menurut Schumpeter: Resiko pesaing yang harus diketahui dalam


melakukan kewirausahaan ialah sebagai berikut:

1) Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk


mempertahankan posisi pasarnya:

a) Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing

b) Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan


produknya

c) Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan


produk baru

2) Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk.

3) Resiko finansial adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan


dana.

Nilai suatu barang atau produk dapat diciptakan melalui:

1) Inovasi

Inovasi adalah kemampun yang dimiki seorang keriwira usahaan untuk


menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-

112
Op. Cit Zimmerer. W Thomas, Norman M. Scarborough. 1996. Hlm 67
113
Ibid

Kewirausahaan 79
Unras

persoalan dan peluang untuk menigkatkan kebutuhan dalam kehidupan.


Menurut Schumpeter dapat mencakup:

2) Penawaran produk atau jasa baru

Tirto Utomo pendiri AQUA menghadirkan produk air minum (air putih)
dalm kemasan di Indonesia. Ide membuat minuman dalam kemasan
tersebut muncul setelah seorang rekan bisnisnya terserang diare akibat
kekurangan minum air yang tidak hegienis sesaat setelah mereka
bermain bulu tangkis di Rawamangun. Pada saat itu air minum dalam
kemasan merupakan produk baru yang ditawarkan kepada konsumen
Indonesia.

3) Penggunaan metode atau teknologi baru

Microsoft meghabiskan dana yang sangat besar setiap tahun nya untuk
megembangkan teknologi baru di bidang computer sehigga progam
Windows senantiasa memiliki keunggulan di bidang progam-progam
pesaing.

4) Penciptaan pasar sarana yang baru

Para pengusaha penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJKTI) melihat


peluang pengirim jasa tenaga kerja professional di bidang
pembangunan infrastruktur dan tenaga medis, segera setelah pasukan
multinasional memenagkan peperangan dan berhasil mengusir pasukan
Irak yang melakiakn invasi ke Kuwait.

5) Penggunaan sember pasukan bahan baku dan sumber daya lainnya


yang baru

Salah satu sumber daya menejeman yang dapat memberikan kontribusi


terhadap kemampuan bersaing perusahaan, adalah sumber daya
manusia.

6) Penciptaan bentuk organisasi industri yang baru

Organisasi yang baru dapat dibentuk diantaranya melalui pelaksaan


merger untuk memperkuat struktur permodalan perusahan

Kewirausahaan 80
Unras

mempertinggi kinerja operasi perusahaan melalui penciptaan sinergi di


antara perusahaan yang melakukan merger.114

Proses inovasi :

1) Wirausahawan melihat adanya kebutuhan

2) Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep

3) Menguraikan masalah-masalah

4) Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan

5) Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan

6) Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang


berhubungan

7) Mencari pemecahan sementara

8) Meneliti pemecahan dengan hati-hati

9) Bergerak terus jika semuanya baik.115

7) Mengubah tantangan menjadi peluang

Menciptakan permintaan melalui penemuan baru. ide-ide yang berasal


dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan
pasar.

8) Gagasan Potensial

Adapun dalam berwirausaha terdapat gagasan-gagasan yang perlu


diperhatikan untuk memulai usaha, yaitu diantaranya:

a) Sumber gagasan bagi produk dan jasa baru. Sumber gagasan bisa
berasal dari:

(1) Kebutuhan dari sumber penemuan yang diketemukan

(2) Hobi atau kesenangan pribadi yang dapat dikembangkan

(3) Mengamati kecendrungan-kecendrungan yang ada di


lingkungan sekitar

114
J Dollinger Entrepreneurship : Strategies And resource Marc. Pengarang, Dollinger, Marc J. Penerbitan,
s.l. : Prentice Hall, 2003. Hlm 8
115
Ibid. hlm 10

Kewirausahaan 81
Unras

(4) Mengamati dan menemukan kekurangan-kekurangan dari


produk yang telah ada

(5) Menemukan fungsi lain dari sebuah benda atau alat biasa

(6) Pemanfaatan produk dari perusahaan lain

(7) Menemukan benda atau jasa yang tidak terdapat di lingkungan

b) Proses perencanaan dan pengembangan produk terdiri atas:

(1) Tahap Gagasan

(2) Tahap Konsep

(3) Tahap Pengembangan Produk

(4) Tahap Uji Pemasaran

(5) Tahap Komersialisasi

c) Produk yang sesuai untuk perusahaan kecil

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan


kecil untuk penciptaan suatu produk :

(1) Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan


pada sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang
dimiliki.

(2) Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan.

(3) Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan


lain hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik
minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri.

(4) Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari


biaya.

(5) Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk


atau proses.

d) Orientasi pemasaran

Arti penting dari orientasi pemasaran merupakan hal penting,


karena penyebab gagalnya bisnis kecil adalah kurangnya penjualan
dan kurangnya daya saing pasar dari produk atau jasa yang

Kewirausahaan 82
Unras

ditawarkan. Oleh karenanya wirausahawan haruslah mengetahui


orientasi dari sasaran konsumen yang dituju.

e) Matriks produk (pasar)

Ada 5 langkah untuk merumuskan tujuan bauran produk–pasar :

(1) Pemeriksaan kecenderungan penting dalam lingkungan bisnis


dari daerah produk–pasar.

(2) Pemeriksaan kecenderungan pertumbuhan dan kecenderungan


keuntungan.

(3) Pemisahan bidang produk–pasar yang akan menarik ke depan


maupun daerah yang akan tertarik.

(4) Pertimbangan mengenai kebutuhan atau diperlukannya


tambahan produk atau daerah pasaran baru pada bauran.

(5) Derivasi profil bauran produk–pasar optimum namun realistis


didasarkan pada kesimpulan yang dicapai pada langkah 1
sampai 4.

Ada 6 Kegagalan dalam memilih peluang bisnis baru

(1) Kurangnya obyektivitas

(2) Kurangnya kedekatan dengan pasar

(3) Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai

(4) Diabaikannya kebutuhan finansial

(5) Kurangnya diferensiasi produk

(6) Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak


memadai

Yang harus dilakukan oleh wirausahawan adalah :

(1) Mempertahankan sikap obyektivitas dan selalu mencari


gagasan bagi produk atau jasa

(2) Dekat dengan segmen pasar yang ingin dimasuki

(3) Memahami persyaratan teknis dari produk atau proses

Kewirausahaan 83
Unras

(4) Menelusuri secara mendetail kebutuhan finansial bagi


pengembangan dan produksi

(5) Mengetahui kendala hukum yang diterapkan pada produk atau


jasa

(6) Menjamin bahwa produk atau jasa menawarkan keuntungan


tertentu yang membedakannya dari pesaing

(7) Melindungi gagasan kreatif melalui hak paten, hak cipta, merek
dagang dan merek jasa.116

3. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan


Wirausahawan memiliki jiwa mandiri Hal ini didukung oleh cara cara
berpikirnya yang kreatif. Pemikiran kreatif didukung oleh dua hal, yaitu
pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah Dengan pemikiran yang
kreatif, berbagai macam permasalahan dapat diatasi dengan baikKreativitas
dapat dikembangkan melalui peningkatan jumlah dan ragam masukan ke otak,
terutama hal yang baru.117 Daya ingat, daya khayal, dan daya serap dari otak
menyebabkan munculnya berbagai ide baru menuju kreativitas. Kreativitas
merupakan hasil pemikiran dan gagasan. Ada rangkaian proses yang panjang
dan harus digarap terlebih dahulu sebelum gagasan menjadi suatu karya
Rangkaian tersebut meliputi fiksasi (pengikatan, pemantapan) dan formulasi
gagasan, penyusunan rencana, dan program tindakan nyata yang harus
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun untuk mewujudkan
gagasan tersebut.

Kreativitas merupakan proses yang dapat dikembangkan dan


ditingkatkan. Akan tetapi, kemampuan ini berbeda antara satu orang dan orang
lainnya. Kemampuan dan bakat merupakan dasarnya, tetapi pengetahuan dari
lingkungannya dapat juga memengaruhi kreativitas seseorang. Menurut Sarosa
(2004): Ketika seorang wirausaha membangun bisnis, hanya ada satu peluang
yang sempit satu atau paling banyak dua tahun dimana seorang wirausaha
harus sukses sebelum dirinya kehabisan sumber atau energi. Terlepas dari
pengetahuan khusus, seorang wirausaha juga harus memahami dasar area

116
Ibid. hlm 11-15
117
Ciputra. 2007. Pendidikan Entrepreneur Pendidikan Manusia Abad 21. Konferensi Nasional :
Universitas Cipurta.hlm 32

Kewirausahaan 84
Unras

dan perdagangan bisnisnya dengan cepat, mulai dari akun dan administrasi
sampai marketing dan produksi. Seorang wirausaha harus memiliki
pengetahuan khusus terkait dengan bisnis yang akan dijalankan.118 Tanpa
mengetahui seluk-beluk produk atau dinamika market tertentu, seorang
wirausaha menempatkan dirinya pada kegagalan. Kurangnya pengetahuan
akan membuat keputusan yang buruk dan belajar dari kesalahan yang mahal
bukanlah hal yang mudah bagi seorang wirausaha.

a. Bekal Kewirausahaan

Bekal kewirausahaan berupa pengetahuan perlu dimiliki, beberapa bekal


pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah :

1) Bekal pengetahuan bidang mengenai usaha yang dimasuki atau dirintis


dan lingkungan usaha yang ada di sekitarnya.

2) Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.

3) Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.

4) Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.119

Dengan adanya pengetahuan tersebut, maka seorang wirausaha dituntut


untuk bisa kreatif dan inovatif yang tercermin dalam:

1) Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up).

2) Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative).

3) Kemampuan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity).

4) Kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing).

5) Kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.120

b. Kompetensi kewirausahaan

Menurut Norman M. Scarborough (1993), Kompetensi kewirausahaan yang


diperlukan sebagai syarat-syarat bisnis meliputi:

118
Sarosa, P. 2015. Kiat praktis membuka usaha. Becoming young entrepeneur: Dream big start small,
act now! Panduan praktis & motivasional bagi kaum muda dan mahasiswa. Jakarta: PT Elex Media
Kompindo. Hlm 68
119
Suryana. (2003). Kewirausahan: Pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses (Edisi Revisi).
Jakarta: Salemba Empat. Hlm 3
120
Ibid. hlm 4

Kewirausahaan 85
Unras

1) Proaktif yaitu selalu ada inisiatif dan tegas

2) Beroroentasi pada prestasi atau kemajuan, dengan ciri:

a) Selalu mencari peluang

b) Berorientasi pada efisiens

c) Konsentrasi untuk kerja keras

d) Perencanaa yang sistematis

e) Selalu memonitor.121

c. Komitmen terhadap perusahaan atau orang lain, cirinya:

1) Selalu penuh dengan komitmen

2) Mengenali pentingnya hubungan bisnis

d. Keterampilan Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Wirausaha

Bekal pengetahuan saja tidaklah cukup jika tidak dibekali dengan bekal
keterampilan, keterampilan yang harus dimiliki wirausaha adalah :

1) Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dam


memperhitungkan resiko.

2) Keterampilan dalam menciptakan nilai tambah.

3) Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.

4) Keterampilan teknik usaha yang dilakukan.122

Adanya inovasi-inovasi baru dalam berwiraswasta memungkinkan kita


untuk mengembangkan produk yang kita miliki. Menurut Suryana (2003), :
Untuk hal ini Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang
berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi,
oraganisasi, kebudayaan dan lingkungan. Yang secara internal, inovasi
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu, seperti locus of control,
toleransi, nilai-nilai, pendidikan dan pengalaman. Sedangkan faktor yang
berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas
dan peluang.123 Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahawan

121
Norman M. Scarborough Effective Small Business Management... Publicado por Macmillan Coll Div.
hlm 49
122
Ibid
123
Op. Cit. Suryana. Hlm 5

Kewirausahaan 86
Unras

melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi dan keluarga. Sifat-


Sifat Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Wirausahawan. Faktor-faktor tersebut
akhirnya akan membentuk ‘locus of control’ kreativitas, keinovasian,
implementasi dan pertumbuhan yang kemudian berkembang menjadi sebuah
wirausahawan yang besar.

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki


komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif ‘berorientasi pada
kemajuan’. Komitmen merupakan kesepakan mengenai sesuatu hal yang
dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita,
harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Seorang
wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen akan
memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut
akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen dengan dampak pembelian
terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu
memperoleh laba yang diharapkan. Sedangkan untuk contoh komitmen dalam
wirausahawan terhdapat orang lain terutama konsumennya ialah pelayanan
prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai
dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen
dan sebagainya.

Sifat disiplin bagi seorang wirausahawan dalam melakukan kegiatan


usahanya akan memberikan hasil yang maksimal. Disiplin sendiri ialah
ketepatan komitemn wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Dalam
ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh yaitu ketepatan terhadap waktu,
kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu,
kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Kedisiplinan terhadap
komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan
akan komitmen tersebut.124 Dalam wirausahawan harus taat asa, hal tersebut
akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisplinan yang tinggi
terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan
kesepakatan yang dibuatnya ialah contoh dari kedisiplinan akan kualitas
pekerjaan dan sistem kerja. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri
seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu

124
Ibid.

Kewirausahaan 87
Unras

yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam


alasan ialah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih
keberhasilan.

Ide dan gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang,
bentuk ataupun waktu. justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan
trobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya ialah dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil. Untuk dapat
memenagkan persaingan maka seorang wirausahawan harus memiliki daya
kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara
berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda
dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Banyak seorang
calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami
kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realitis, objektif dan
rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya.125 Karena itu, dibutuhkan
kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan / sumbang
saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat kebrehasilan usaha yang
sedang dirintis. Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu dapat
menggunakan fakta / realita sebagai landasan berfikir yang rasional dalam
setiap pengambilan keputusan maupun tindakan / perbuatannya. Dalam jiwa
seorang wirausahawan berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita
berusaha menyingkirkan prestise.

Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal
yang kita kerjakan adalah halal, karena tujuan kita adalah untuk menghasilkan
sebuah prestasi dari keberhasilan usaha yang kita jalankan. Pada prinsipnya
seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan
usahanya. Seseorang dikatakan mandiri apabila orang tersebut dapat
melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain
dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan
hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian
merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Menurut Meredith (1996), Langkah-langkah dalam mengembangkan bisnis
yang kita miliki harus memiliki prospek dan peluang untuk bertahan lama, hal ini

125
Meredith, G. G. (1996). Kewirausahaan, teori dan praktek, hakikat dan ciri wirausaha, perencanaan dan
pengendalian keuangan, penggunaan sumber daya. Jakarta: Pustaka Binaman Presindo. Hlm 75

Kewirausahaan 88
Unras

perlu dipikirkan secara matang agar produk kita tidak kalah bersaing di masa
depan.126 Dalam jiwa seorang wirausahawan berbagai motivasi akan muncul
dalam bisnis jika kita berusaha menyingkirkan prestise. Kita akan mampu
bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang kita kerjakan adalah
halal, karena tujuan kita adalah untuk menghasilkan sebuah prestasi dari
keberhasilan usaha yang kita jalankan.

C. SOAL/TUGAS
1. Jalaskan bagaimana menemukan suatu ide kewirausahaan dan bagaimana cara
mengembangkan ide tersebut?
2. Jelaskan sumber-sumber potensial peluang ! dan seberapa pentingkah menurut
anda potensi peluang tersebut dalam berwirausaha?
3. Jelaskan bekal pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
wirusaha !
4. Jelaskan apa itu penyaringan ide usaha dan berikan contohnya !
5. Jelaskan bagimana jika seorang wirausahwan tidak memiliki cukup bekal
pengetahuan dan kemampuan yang cukup, kemungkinan apa yang akan terjadi
seseorang tersebut dalam menjalankan usahaanya?

D. REFERENSI
Adcha, Yunafa. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Alma, Buchari. 2001. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:


Alfabeta

Ciputra. 2007. Pendidikan Entrepreneur Pendidikan Manusia Abad 21. Konferensi


Nasional : Universitas Cipurta

Dinsi, Valentino. Jangan mau seumur hidup jadi orang gajian. Jakarta: Let's Go
Indonesia, 2004. Compact Disk

J Dollinger Entrepreneurship : Strategies And resource Marc. Pengarang, Dollinger,


Marc J. Penerbitan, s.l. : Prentice Hall, 2003

126
Ibid

Kewirausahaan 89
Unras

Meredith, G. G. (1996). Kewirausahaan, teori dan praktek, hakikat dan ciri


wirausaha, perencanaan dan pengendalian keuangan, penggunaan sumber
daya. Jakarta: Pustaka Binaman Presindo

Norman M. Scarborough Effective Small Business Management... Publicado por


Macmillan Coll Div

Randall SSchuler dan Susan E Jackson1997 Manajemen Sumber Daya Manusia


Menghadapi Abad ke-21. Jilid 1Edisi Keenam Jakarta:Erlangga

Sarosa, P. 2015. Kiat praktis membuka usaha. Becoming young entrepeneur:


Dream big start small, act now! Panduan praktis & motivasional bagi kaum
muda dan mahasiswa. Jakarta: PT Elex Media Kompindo

Sonny Sumarsono, 2010. Manajemen Keuangan Pemerintahan. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Suryana. (2003). Kewirausahan: Pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses
(Edisi Revisi). Jakarta: Salemba Empat

Zimmerer, W. Thomas, Norman. 2005. Interpreneurship and the New Venture


Formation. New Jersey: Prantice Hall.

Zimmerer. W Thomas, Norman M. Scarborough. 1996. Entrepreneurship and New


Jersey: Prentice Hall International Inc.

Kewirausahaan 90
Unras

PERTEMUAN KE : 6
PENGEMBANGAN KREATIVITAS DALAM BERWIRASWASTA

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan menerapkan pengembangan kreativitas dalam berwiraswasta

B. URAIAN MATERI
1. Mengembangkan Kreativitas Dalam Berwiraswasta
Seorang yang akan melakukan kegiatan usaha (wirausaha) akan
melakukan pemikiran, studi dan merumuskan untuk tujuan apa melakukan
kegiatan usaha, what is our bussiness. Kemampuan merumuskan tujuan akan
memberikan jalan dan pedoman dalam melakukan kegiatan usaha.
Kemampuan merumuskan tujuan hidup sangat ditentukan oleh kondisi obyektif
seorang wirausaha yang dipengaruhi oleh kondisi internal seperti keluarga,
pendidik•an, pengalaman dan kondisi ekternal seperti lingkungan umum,
ekonomi, industri. Wirausahawan memiliki jiwa mandiri. Hal ini didukung oleh
cara cara berpikirnya yang kreatif. Pemikiran kreatif didukung oleh dua hal,
yaitu pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Dengan pemikiran
yang kreatif, berbagai macam permasalahan dapat diatasi dengan baik.
Kreativitas dapat dikembangkan melalui peningkatan jumlah dan ragam
masukan ke otak, terutama hal yang baru. Daya ingat, daya khayal, dan daya
serap dari otak menyebabkan munculnya berbagai ide baru menuju kreativitas.

Kekuatan yang dimiliki oleh setiap manusia sering disebut daya khayal.
Melalui saya khayal, manusia mencapai kemauan yang tinggi dan
kesanggupannya dalam menemukan segala hal. Dari daya khayal ini dapat
menciptakan sebuah kreativitas. Kreativitas merupakan hasil pemikiran dan
gagasan. Ada rangkaian proses yang panjang dan harus digarap terlebih
dahulu sebelum gagasan menjadi suatu karya. Rangkaian tersebut meliputi
fiksasi (pengikatan, pemantapan) dan formulasi gagasan, penyusunan rencana,
dan program tindakan nyata yang harus dilakukan sesuai dengan rencana yang
telah disusun untuk mewujudkan gagasan tersebut. Kreativitas merupakan
proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Akan tetapi, kemampuan
ini berbeda antara satu orang dan orang lainnya. Kemampuan dan bakat

Kewirausahaan 91
Unras

merupakan dasarnya, tetapi pengetahuan dari lingkungannya dapat juga


memengaruhi kreativitas seseorang. Karena kreativitas merupakan cara
pandang yang sering dilakukan secara tidak logis, proses ini melibatkan
hubungan antar banyak hal yang terkadang tidak terpikirkan oleh orang lain.
Menurut Zimmer, dkk (2009) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan
untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam
melihat masalah dan peluang.127 Pendapat lain menyebutkan kreativitas
sebagai berikut:

a. kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru;


b. kemampuan untuk membuat kombinasi atau melihat hubungan baru antara
unsur, data, dan variabel yang sudah ada sebelumnya;
c. kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan yang telah ada
sebelumnya.128

Dalam mengelola usaha, keberhasilan seorang wirausaha terletak pada


sikap dan kemampuan berusaha, serta memiliki semangat kerja yang tinggi.
Adapun semangat atau etos kerja yang tinggi seorang wirausaha terletak pada
kreativitas dan rasa percaya kepada diri sendiri untuk maju dalam
berwirausaha. Seorang wirausaha yang kreatif dapat menciptakan hal-hal yang
baru untuk mengembangkan usahanya. Pemikiran kreatif berhubungan secara
langsung dengan penambahan nilai, penciptaan nilai, serta penemuan peluang
bisnis. Kemampuan memotivasi diri dalam menumbuhkan tekad, sema•ngat
dalam melakukan kegiatan usaha. Kemampuan memotivasi diri sangat
ditentukan oleh locus of control dalam diri wirausaha. Kemampuan memotivasi
diri bisa berasal dari dalam diri sendiri (internal locus of control) dalam
mencapai kehidupan yang lebih baik, pengembangan diri, penataan financial.
Kemampuan memotivasi diri bias juga berasal dari pengaruh lingkungan luar,
seperti melihat mereka yang sudah berhasil, lingkungan sekitar banyak
wirausaha, dorongan orang tua, keluarga bahkan juga dari anjuran konsultan,
psikolog.

Kemapuan membentuk modal sangat menentukan kelancaran dalam


memulai usaha. Semangat dan tekat untuk berusaha dan pemahaman tentang
127
Zimerer,Thomas W dan Scarborough, Norman, M 1998 Essentials Entrepreneurship and Small
Business Management. 2nd Edition New Jersey: Prentice Hall, Inc. hlm 84
128
Conny Semiawan, 1984. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia. Hlm 45

Kewirausahaan 92
Unras

pengelolaan keungan (financial mana•gement) menjadi dasar dalam


kemampuan membentuk modal. Modal usaha dapat berasal dari modal sendiri,
hutang jangka pendek, menengah, kerjasama manajemen, bantuan, dan lain-
lain. Melakukan kegiatan usaha baik menghasilkan barang maupun jasa,
berkarir dalam organisasi membutuhkan ketekunan, keteliti•an dan juga
keseriusan yang juga berhubungan langsung dengan kemampuan mengatur
waktu, Wirausahan yang menanggung ber•macam risiko, membutuhkan
manajemen waktu yang tepat, kapan memulai pekerjaan dan kapan selesai,
skedul waktu bekerja dan dalam menyelesaikan pekerjaan sangat menentukan
keber•hasilan kegiatan usaha. Ada pepatah time is money. Contoh: seorang
ahli psikolog, dokter ahli dikatakan berhasil apa bila dia bisa menjalankan
profesi dan juga mampu memberikan waktu un•tuk keluarga. Menurut Kao
(1989) ada beberapa hal yang dapat merintangi atau menghambat pimikiran
kreativitas dilihat dari perilaku seorang wirausaha, yaitu:

a. mengagungkan tradisi dan budaya yang dibuat;


b. memperkecil ketersediaan sumber-sumber yang dibutuhkan;
c. lebih menekankan pada perilaku struktur birokrasi;
d. menekankan pada nilai yang menghalangi pengambilan risiko;
e. lebih menyukai spesialisasi;
f. komunikasi yang lemah;
g. mematikan sesuatu contoh;
h. sistem pengendalian yang kuat atau tidak lentur;
i. menekankan denda atau hukuman atas kegagalan atau kesalahan;
j. mengawasi aktivitas kreativitas;
k. menekankan batas waktu.129

Pemikiran yang simpang siur menunjukkan pemikiran yang tidak kreatif.


Pemikiran kreatif hanya muncul apabila proses berpikir berlangsung secara
ilmiah. Proses berpikir ilmiah berlangsung dengan langkah-langkah yang
sistematis, berorientasi pada tujuan serta menggunakan pola atau metode
tertentu untuk memecahkan masalah. Pada dasarnya, pemikiran ilmiah dapat
berlangsung dengan langkah-langkah berikut:

129
Kao, John 1989 Entrepreneurship, Creativity, and Organization, Taxs, Cases and Readings New
Jesey: Englewood Cliffs Prentice Hall. Hlm 32

Kewirausahaan 93
Unras

a. Merumuskan atau mengenang tujuan, keinginan, dan kebutuhan bagi diri


sendiri ataupun bagi pihak lain
b. Merumuskan atau mengenang permasalahan yang berhubungan dengan
usaha untuk mencapai atau memenuhi tujuan, keinginan dan kebutuhan di
atas
c. Menghimpun atau mengenang fakta-fakta objektif yang berhubungan
dengan objek yang sedang dipikirkan
d. Mengolah fakta fakta dengan pola piker tertentu, baik secara induktif
maupun deduktif, atau mencari hubungan antar fakta sehingga ditemukan
berbagai alternatif
e. Memilih alternatif yang dianggap benar
f. Menguji alternatif dengan mempertimbangkan hokum sebab akibat sehIngga
ditemukan manfaat alternative bagi kehidupan
g. Menemukan dan meyakini gagasan
h. Mencetuskan gagasan, baik secara lisan maupun tertulis.130

Menurut Solomom dan Winslow (1988), ada beberapa ciri wirausaha

kreatif, yaitu sebagai berikut:

a. Pintar tetapi tidak harus brilian karena kreativitas tidak selalu secara
langsung berhubungan dengan tingginya inteligensi seseorang
b. Berkemampuan baik dalam menjalankan ide-ide yang berbeda dalam waktu
yang singkat
c. Memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri Dengan kata lain, menyukai
dirinya dan memiliki rasa percaya diri
d. Cenderung kaya kehidupan fantasi
e. Termotivasi oleh masalah-masalah yang menantang
f. Dapat memendam keputusan sampai cukup fakta terkumpul
g. Menghargai kebebasan dan tidak hanya memerlukan persetujuan rekan
lainnya
h. Peka terhadap lingkungan dan perasaan orang-orang yang ada di sekitarnya
i. Fleksibel
j. Lebih mementingkan arti dan implikasi sebuah problem daripada detailnya.

130
Ibid

Kewirausahaan 94
Unras

2. Strategi Untuk Mengembangkan Kreativitas


Berikut ini adalah hal-hal yang dapat membantu mengembangkan
kemampuan pribadi dalam program peningkatan kreativitas sebagaimana
dikemukakan oleh James L Adams (1986):

a. Mengenali Hubungan

Banyak penemuan dan inovasi lahir sebagai cara pandang terhadap suatu
hubungan yang baru dan berbeda antara objek, proses, bahan, teknologi,
dan orang, seperti mencampurkan aroma bunga melati dengan air teh,
kemudian dikemas dalam botol menjadi teh botol yang harum dan segar
rasanya Orang yang kreatif akan memiliki intuisi tertentu untuk
mengembangkan dan mengenali hubungan yang baru dan berbeda dari
fenomena tersebut. Hubungan ini dapat memperlihatkan ide-ide, produk, dan
jasa yang baru

b. Kembangkan Perspektif Fungsional

Kita dapat melihat adanya perspektif yang fungsional dari benda dan Orang.
Seseorang yang kreatif dapat melihat orang lain sebagai alat untuk
memenuhi keinginannya dan membantu menyelesaikan pekerjaan.

c. Menggunakan akal

Fungsi otak bagian yang terpisah antara kiri dan kanan telah dilakukan sejak
tahun 1950 an serta tahun 1960 a. otak bagian kanan digunakan untuk hal-
hal seperti analogi, imajinasi, dan lain sebagainya, sedangkan otak bagian
kiri digunakan untuk kerja, seperti analisis, melakukan pendekatan yang
rasional terhadap pemecahan masalah, dan lain-lain. Meskipun secara
fungsinya berbeda, dalam kerjanya kedua bagian otak tersebut saling
berhubungan.

d. Hapus perasaan ragu-ragu

Kebiasaan mental yang membatasi dan menghambat pemikiran kreatif,


diantaranya sebagai berikut:

a) Pemikiran lain
Perkembangan kehidupan seseorang banyak terpenuhi oleh hal-hal yang
tidak pasti dan meragukan. Banyak orang menyerah dengan kenyataan

Kewirausahaan 95
Unras

yang dihadapi. Bagi orang yang kreatif, lebih baik belajar menerima keadaan
tersebut dalam hidupnya, bahkan mereka sering menemukan sesuatu yang
berharga dalam kondisi tersebut.
b) Mencari selamat
Setiap orang cenderung menghindari resiko seminimal mungkin, tetapi
seorang innovator justru senang menghadapi resiko, misalnya resiko
kesalahan atau kegagalan. Bahkan kegagalan dianggap sebagai permainan
menarik yang dapat dijadikan guru baik untuk keberhasilan pada masa yang
kan datang.
c) Stereotype (yakin sudah ada ketentuan)
Meyakini adanya ketentuan atau karakteristik tertentu untuk suatu hal begitu
pula halnya akan kesuksesan yang dapat diraih. Karena keterbatasan ini,
seseorang yang ingin melakukan sesuatu hal karena asas stereotype ini,
akan terimitasi cara pendang dan persepsinya terhadap kemungkinan lain
yang sebenarnya dapat diraih
d) Pemikiran kemungkinan
Untuk memperoleh keamanan dalam membuat keputusan, seseorang
cenderung percaya pada teori kemungkinan. Apabila berlebihan, hal ini akan
menghambat seseorang mencari kesempatan yang hanya akan datang
sekali dalam hidupnya.131

Adapun manusia yang memiliki pemikiran kreatif, menurut A Roe (Kao,


1989) memiliki ciri-ciri berikut:

a. melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa;


b. keingintahuan yang besar;
c. menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya berlawanan,
d. percaya pada diri sendiri;
e. tekun;
f. dapat menerima perbedaan;
g. keterbukaan pada pengalaman;
h. independen dalam pertimbangan, pemikiran, dan tindakan;
i. membutuhkan dan menerima otonomi;

131
Adams, James. 1986. The Financing Of Terror : How The Groups That Are Terrorizing The World Get
The Money To Do It. New York : Simon & Schuster.hlm 21-23

Kewirausahaan 96
Unras

j. tidak hanya tunduk pada standar dan pengawasan kelompok, serta mau
mengambil risiko yang telah diperhitungkan.132

Zimmerer (2009) menegaskan bahwa kreativitas dapat diajarkan dan


kreativitas individual dapat ditingkatkan dengan cara berikut:

a. Beri kesempatan diri Anda menjadi kreatif. Berani untuk berpikir kreatif tanpa
takut dibilang bodoh oleh orang lain. Ide-ide cemerlang biasanya lahir dari
hal-hal yang mungkin dianggap bodoh dan tidak berarti;
b. Beri pikiran Anda masukan segar setiap hari. Agar kreatif, otak perlu
distimulasi dengan hal-hal baru yang variative. Mendengarkan radio dan
berganti-ganti setiap hari, mendengarkan beragam jenis musik atau
melakukan hal-hal lain yang sebelumnya tidak pernah dilakukan;
c. Amati berbagai produk dan jasa perusahaan lainnya, terutama yang berada
di pasar yang benar-benar berbeda. Tidak ada salahnya meminjam ide
perusahaan lain, kemudian mengembangkan menjadi inovasi yang brilian
d. Sadari kekuatan kreatif dari kesalahan. Orang bijak mengatakan agar kita
selalu belajar dari kesalahan yang diperbuat. Orang kreatif mengatakan kita
dapat memperoleh ide dari kesalahan yang kita buat. Kisah Charles
Goodyear menunjukkan hal tersebut. Setelah bekerja selama lima tahun
untuk memformulasikan kombinasi karet, belerang, dan timah putih, pada
malam yang dingin tahun 1839, tanpa sengaja Charles menumpahkan
sedikit campuran tersebut pada kompor kerjanya. Campuran tersebut
membentuk senyawa baru yang selama ini di cari-cari
e. bawalah selalu buku harian untuk mencatat pikiran dan ide. Ide-ide kreatif
kadang muncul tanpa disengaja dan waktu yang tidak diduga. Daripada
cepat terlupa, ada baiknya membawa buku kecil untuk mencatat ide yang
mungkin akan muncul tiba tiba
f. dengarkan orang lain, ide tidak selalu datang dari diri kita. Ide dapat datang
dari orang lain, bahkan kompetitor kita. Dengan demikian selalu dengarkan
orang lain karena mungkin ia akan menghadirkan ide cemerlang bagi kita;
g. Dengarkan apa kata pelanggan. Mendengarkan pelanggan wajib hukumnya.
Mereka mengonsumsi produk kita, sekaligus menjadi sumber ide yang tidak
ada habisnya;

132
Op. Cit Kao, John hlm 36

Kewirausahaan 97
Unras

h. Berbicara dengan anak kecil. Anak-anak tidak membatasi pemikirannya.


Mereka bebas mengungkapkan kreativitas tanpa batas. Mereka dapat
menjadi sumber ide yang berharga;
i. Simpan kotak mainan di kantor Anda. Mainan- mainan kecil, seperti yoyo,
gasing, dan lain-lain dapat menjadi sumber inspirasi. Ketika sedang bingung,
Anda dapat mengambil satu dan memikirkan bagaimana benda tersebut
berkaitan dengan masalah Anda;
j. Baca buku mengenai cara merangsang kreativitas dan mengambil kursus
kreativitas. Memahami prinsip-prinsip kreativitas akan sangat membantu
meningkatkan kemampuan kreatif kita;
k. Luangkan waktu Anda. Luangkan waktu untuk berelaksasi, melepaskan diri
dari rutinitas sejenak. Ide-ide baru bisa muncul ketika otak tidak dalam
keadaan tegang.133

3. Pengembangan Motivasi Berprestasi


Kemampuan inovasi wirausahawan merupakan proses mengubah
mempermudah para pegawainya untuk melahirkan gagasan, ide, dan peluang
suatu gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Oleh karena itu, jika seorang
wirausaha ingin sukses di dalam usahanya, ia harus membuat produknya
dengan inovasi-inovasi baru karena inovasi faktor penting dalam proses produk
dan pelayanan. Wirausahawan yang kreatif akan mampu menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi bisnis pada zaman sekarang harus mampu
meningkatkan inovasi yang lahir dari hasil penelitian serius dan terarah karena
adanya kesempatan peluang-peluang bisnis. Inovasi-inovasi yang berhasil
adalah yang sederhana dan terfokus jelas, dan memiliki desain tersendiri.

Adapun dasar untuk meningatkan kemampuan inovasi di bidang produk


dan pelayanan adalah sebagai berikut:

a. memulai belajar berinovasi dari pengalaman


b. menghargai karyawan yang memiliki gagasan inovasi
c. berorientasi pada tindakan untuk berinovasi
d. menentukan tujuan dalam berinovasi;

133
Zimmerer, W. Thomas, Norman. 2005. Interpreneurship and the New Venture Formation. New Jersey:
Prantice Hall. Hlm 142

Kewirausahaan 98
Unras

e. membuat produk penuh inovasi dengan proses secara sederhana;


f. memulai membuat produk dengan inovasi yang terkecil;
g. menjalankan uji coba dan merevisinya;
h. mengikuti jadwal yang sudah ditentukan dalam berinovasi;
i. bekerja dengan semangat, mempunyai keyakinan dengan penuh inovasi dan
risiko

Pada era global, persoalan-persoalan yang muncul dari dunia bisnis dan
perdagangan harus diantisipasi dengan inovasi terhadap produk.
Wirausahawan merupakan inovator yang merasakan gerakan perekonomian
pada zaman sekarang. Untuk itu, wirausahawan dituntut untuk memiliki mitos
dalam meningkatkan kemampuan inovasi, di antaranya sebagai berikut:

a. Teknologi merupakan kekuatan pendorong terhadap inovasi dan


kesuksesan. Teknologi merupakan salah satu sumber inovasi, tetapi bukan
satu-satunya. Kenyataannya, desakan pasar dan konsumen merupakan
keberhasilan untuk berinovasi.
b. Proyek yang besar akan lebih mengembangkan masalah inovasi daripada
proyek kecil. Akan tetapi, dalam kenyataannya, mitos ini sudah tidak terpakai
lagi. Pada zaman era global sekarang ini, semakin banyak perusahaan kecil
cenderung membuat tim-tim kecil yang mempermudah para pegawainya
untuk melahirkan gagasan, ide, dan sebagainya
c. Spesifikasi teknis sebaiknya dipersiapkan secara lengkap. Akan tetapi,
produknya dengan inovasi-inovasi baru karena inovasi faktor penting dalam
kenyataannya sering menggunakan pendekatan dengan uji coba dan proses
produk dan pelayanan. revisinya.
d. Inovasi harus direncanakan terlebih dahulu dan dapat diperkirakan. Akan
tetapi, kenyataannya tidak dapat diprediksi dan dapat dilakukan oleh setiap
orang dalam melakukan inovasi.
e. Ada kreativitas yang bergantung pada mimpi dan gagasan yang
mengawang-ngawang. Akan tetapi, kenyataannya seorang inovator adalah
orang yang sangat praktis mengambil peluang.peluang yang tercecer dari
realitas, bukan impian.134

134 Rezza Efendy, Herman Sjahruddin, and Ahmad Anto, ‘Praktik Motivasi Kerja Dan Konsekuensinya
Pada Kinerja Aparatur Sipil Negara’, 2017

Kewirausahaan 99
Unras

a. Prinsip-prinsip dalam berinovasi

Jenis, bentuk, dan motif apa pun, sebuah inovasi, baik sederhana
maupun radikal merupakan bentuk kesadaran. Inovasi dikenal secara luas di
alangan dunia bisnis dan tujuan utamanya adalah melaksanakan kegiatan
ekonomi dan menjadi instrumen penting untuk mencapai serta melestarikan
keunggulan daya saing di dalam bisnis. Sebagian besar gagasaninovasi
muncul melalui analisis peluang yang sistematis dan bertujuan. Dalam upaya
mempertahankan identitas dan kelangsungan hidup, inovasi memerlukan
pengetahuan, kemurnian, keteguhan, dan kerja kerasTuomi (1999)
berpendapat bahwa proses utama inovasi terkait dengan pembaharuan dan
pertumbuhan inovasi serta merupakan penyebab utama adanya
pertumbuhan dan pembaharuan.

Tujuan awal inovasi adalah menjadi pembuat norma dan menciptakan


bisnis yang berada di depan. Akan tetapi, terutama di dalam dunia bisnis,
sering inovasi yang efektif adalah inovasi yang sederhana dan fokusnya pun
hanya melakukan atau membuat satu hal Inovasi memerlukan pengetahuan
dan kemurnian berwirausaha. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak seorang
wirausahawan pun yang dapat memastikan bahwa inovasi akan mengakhiri
sebuah bisnis besar, mengubah aturan main, atau hanya sebuah prestasi
biasa. Inovasi dapat dianalisis pada level nasional, kelompok, atau individu.
Untuk itu, wirausahawan harus mampu mengelola empat fase pembuatan
inovasi proses, yaitu:

1) pengamatan dan penyelidikan terhadap lingkungan, baik internal


maupun eksternal;
2) pilihan terhadap adanya pemicu terhadap inovasi;
3) adanya opsi sumber daya dan penciptaan melalui riset. Pengembangan
sumber daya yang diperoleh melalui pengalihan teknologi dan adanya
sumber daya pengetahuan untuk dilaksanakan;
4) penerapan inovasi lahir dari gagasan, ide, melalui berbagai tahap
pengembangan untuk dilimpahkan sebagai produk atau pelayanan baru
pada pasar eksternal, metode baru, atau proses baru.135

135
Efendy, Sjahruddin, and Anto.

Kewirausahaan 10
Unras

Dimensi tipe inovasi, tahapan inovasi, dan level analisisinya adalah sebagai
berikut:

1) inovasi produk adalah hasi dari organisasi perusahaan


2) inovasi administrasi adalah inovasi yang terkait dengan manajemen
serta berorientasi dengan proses struktur, manajemen sumber daya
manusia dan system akuntansi
3) tingkat ontinum adalah sebagai incremental ke radikal menurut tingkat
perubahan yang diinginkan untuk melaksanakan inovasi
4) inovasi proses adalah upaya untuk menghasilkan produk atau
pelayanan yang baik;
5) inovasi teknik adalah inovasi yang terkait langsung dengan produksi
produk.136
b. Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Inovasi

Beberapa faktor yang dapat mendukung tercapainya keberhasilan


penerapan kemampuan inovasi menurut James Brian Quinn (1955) adalah:

1) iklim inovasi dan visi, yaitu mempunyai visi yang singkat dan jelas serta
memberi dukungan nyata untuk terwujudnya suasana inovasi;
2) orientasi pasar, yaitu melandaskan visi mereka yang ada pada pasar;
3) organisasi yang tetap datar dan kecil;
4) proses belajar interaktif, yaitu dalam suatu lingkungan yang inovasi,
proses belajar dan penelitian ide-ide mengabaikan garis fungsi
tradisional dalam suatu perusahaan.137
c. Sumber Penerapan Sikap Inovasi

Dorongan untuk berinovasi merupakan alat spesifik bagi


wirausahawan. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami dan dapat
mengembangkan inovasi-inovasi sebagai elemen utama dalam strategi
bisnis. Pada praktiknya, di dalam dunia bisnis sebagian besar gagasan
inovasi muncul melalui analisis metodologi peluang-peluang yang ada, baik
yang terdapat di dalam maupun di luar perusahaan (FDrucker) Peluang
peluang tersebut dapat berupa peristiwa yang tidak diharapkan, keganjilan,

136
Efendy, Sjahruddin, and Anto.
137
James Brian Quinn, dan Jhon Voyer, The Strategy Process. London: Prentice Hall International, Inc.,
1995

Kewirausahaan 10
Unras

kebutuhan proses, perubahan industri, perubahan demografis, perubahan


persepsi, dan adanya pengetahuan baru.

Tahap inovasi dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yaitu:


1) penciptaan inovasi; kreasi gagasan dan pemecahan masalah bagi
produk atau solusi produk;
2) adopsi inovasi; akuisisi atau implementasi inovasi yang menjadikan
sumber peluang bagi inovasi
Berikut ini ada beberapa hal yang yang menjadi sumber penerapan
kemampuan inovasi (Howell dan Heggins, 1990)

1) Kejadian yang tidak diharapkan.


Ada dua hal yang sering muncul dalam usaha, yaitu kesuksesan dan
kegagalan yang lahir tanpa pernah diantisipasi dan diramalkan
sebelumnya. Kegagalan tidak diharapkan wirausahawan, tetapi hal ini
sama pentingnya karena bisnis sering mengabaikannya, bahkan
membencinya. Kegagalan sebenarnya dapat menjadi sumber bagi
peluang inovasi. Hal inilah yang akan menjadi dasar kuat bagi
perusahaan. Contohnya, teh botol yang keberhasilannya tidak pernah
diduga banyak orang karena diawali dengan adanya cemoohan
2) Ketidak harmonisan.
Peristiwa peristiwa yang tidak diharapkan dapat menjadi sumber
peluang yang mudah dan disederhanakan. Hal ini bisa terjadi karena
ada jurang pemisah antara yang diharapkan dan yang sebenarnya
terjadi
3) Proses sesuai dengan kebutuhan.
Hal ini dapat terjadi jika permintaan khusus untuk menciptakan inovasi
tertentu karena ada kebutuhan khusus. Contohnya, perusahaan minyak
goreng tanpa kalesterol tinggi berdasarkan kebutuhan khusus
4) Perubahan pada industri dan pasar.
Industri selalu berkembang berdasarkan perkembangan pasar yang
selalu berubah-ubah secara struktural, desain, dan definisi. Di sini,
wirausahawan harus peka mengantisipasi untuk menarik kesempatan
yang akan muncul. Contohnya, dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap produk-produk yang ramah lingkungan, terlahirlah
kertas, plastik, dan sampah yang didaur ulang

Kewirausahaan 10
Unras

5) Perubahan demografi.
Perubahan demografis merupakan sumber peluang inovasi yang paling
andal di luar perusahaan. Di sini, inovasi muncul karena adanya
perubahan pada masyarakat tentang jumlah penduduk, umur,
pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, lokasi geografis, dan faktor-faktor
lainnya
6) Perubahan persepsi.
Adanya sumber peluang inovasi, berbagai keganjilan, dapat menjadi
sumber peluang inovasi. Di sini, inovasi akan muncul karena adanya
perubahan interpretasi yang terjadi pada masyarakat akan fakta-fakta
yang ada dan konsep yang berlaku. Contohnya bermunculan pusat
kebugaran
7) Konsep pengetahuan dasar.
Pengetahuan baru, baik pengetahuan ilmiah, teknis, maupun social
merupakan sumber peluang dana paling produktif. Ada beberapa prinsip
yang mendasari kreasi dan inovasi, serta invensi. Invensi merupakan
salah satu konsep pengetahuan dasar karena adanya produk dari hasil
pemikiran baru. Contohnya industry video, dan robot.138

Konsepsi penemuan dan pemanfaatan adalah elemen-elemen yang


ada di dalam inovasi. Inovasi hampir selalu melibatkan pertarungan antara
banyak orang dan dibutuhkan stamina serta kepercayaan diri yang tinggi
untuk menjadi pemenang Inovasi merupakan proses mengubah peluang
menjadi gagasan yang dapat diperjualbelikan. Kebutuhan berprestasi
wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang
lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya.

Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki


ciri-ciri sebagai berikut:

1) Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul


pada dirinya.
2) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan
dan kegagalan.
3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4) Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
138
Howell, M. Higgins, A. (1990). Champions of Technological Innovation. Admin. Sci.Q. 35: 317

Kewirausahaan 10
Unras

5) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fifty-


fifty).139
Ada dua kategori penting dalam motivasi berprestasi, yaitu
mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan. Uraian di atas
menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi
berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan
dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi berprestasi
tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan). Berdasarkan
uraian di atas, hakikat motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah
rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam diri yang
mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai prestasi belajar yang
diharapkan. Terdapat sembilan karakter pada wirausahawan yang berhasil,
yaitu :

Proaktif :

1) Inisiatif, melakukan sesuatu sebelum diminta atau terdesak oleh


keadaan.

2) Asertif, menghadapi masalah secara langsung dengan orang lain.

3) Minta orang lain mengerjakan yang harus mereka lakukan

Berorientasi prestasi :

1) Melihat dan bertindak berdasarkan peluang, menangkap peluang


khusus untuk memulai bisnis baru, mencari bantuan keuangan, lahan,
ruang kerja dan bimbingan.
2) Orientasi efisiensi, mencari dan menemukan cara baru untuk
mengerjakan sesuatu dengan lebih cepat atau dengan lebih sedikit
biaya.
3) Perhatian pada pekerjaan dengan mutu yang tinggi, keinginan untuk
menghasilkan atau menjual produk atau jasa dengan mutu tinggi.
4) Perencanaan yang sistematis, menguraikan pekerjaan yang besar
menjadi tugas-tugas atau sasaran-sasaran kecil, mengantisipasi
hambatan dan menilai alternatif.

139
Suryana 2003, Kewirausahaan Pedoman Praktis, kiat dan Proses menuju Sukses, Jakarta,Salemba
Empat. Hlm 93

Kewirausahaan 10
Unras

Wirausahawan harus mampu berfikir dan bertindak strategis karena


para wirausahawan yang berhasil mempunyai kemampuan memikirkan apa
yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, siapa yang
mengerjakannya dan kapan waktu pelaksanaannya dengan strategi-strategi
yang tepat. Tindakan-tindakan yang dilakukan wirausahawan mengacu pada
rencana strategis yang telah dibuat. Kriteria yang perlu di perhatikan dalam
mendefenisikan sebuah rencana strategis usaha adalah :

1) Tujuan : apa yang ingin dicapai.

2) Ruang lingkup : bidang usaha

3) Kontribusi : bagaimana hubungan masing-masing kegiatan dengan


keseluruhan rencana strategis.

4) Kebutuhan sumber daya : berapa kebutuhan sumber daya manusia dan


dana untuk mencapai sasaran dalam rencana dengan berhasil.

5) Waktu : jadual dan tenggang waktu yang bagaimana yang dapat


memastikan penyelesaian rencana strategis.140

C. SOAL/TUGAS
1. Mengapa seorang wirausahan harus memiliki motivasi yang tertanam dalam
dirinya, dan jelaskna apakah mungkin seorang wirausahawan tidak memiliki
motivasi ?
2. Jelaskan istilah dari pengalaman adalah guru terbaik dalam ruang lingkup
kewirausahaan?
3. Bagaimna cara mengembangkan motivasi berpreatsi bagi seorang
wirausahawan?
4. Sebutkan dan jelaskan fokus yang menjadi penyebab seseorang berhasil atau
berprestasi menurut teori Atribusi Weiner?
5. Mengapa sikap percaya diri penting bagi seorang wirausahawan, dan kerugian
apa yang dapat disebakan jika seorang wirausahawan tidak memiliki rasa
percaya diri sehingga akan berdampak pada bisnisnya?

140
Ibid

Kewirausahaan 10
Unras

D. REFERENSI
Adams, James. 1986.

The Financing Of Terror : How The Groups That Are Terrorizing The World Get The
Money To Do It. New York : Simon & Schuster

Conny Semiawan, 1984. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia.

Howell, M. Higgins, A. (1990). Champions of Technological Innovation. Admin.


Sci.Q. 35: 317

James Brian Quinn, dan Jhon Voyer, “The Strategy Process”. London: Prentice Hall
International, Inc., 1995

Kao, John 1989 Entrepreneurship, Creativity, and Organization, Taxs, Cases and
Readings New Jesey: Englewood Cliffs Prentice Hall

Rezza Efendy, Herman Sjahruddin, and Ahmad Anto, ‘Praktik Motivasi Kerja Dan
Konsekuensinya Pada Kinerja Aparatur Sipil Negara’, 2017

Suryana 2003, Kewirausahaan Pedoman Praktis, kiat dan Proses menuju Sukses,
Jakarta,Salemba Empat

Zimerer,Thomas W dan Scarborough, Norman, M 1998 Essentials Entrepreneurship


and Small Business Management. 2nd Edition New Jersey: Prentice Hall,
Inc.

Kewirausahaan 10
Unras

PERTEMUAN KE : 7
MOTIVASI DAN MODEL PENGEMBANGAN USAHA BARU

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan mengimplementasikan tentang motivasi dan model pengembangan
usaha baru.

B. URAIAN MATERI
1. Peluang Usaha
Seorang entreupreneur atau seorang wiraswasta dituntut untuk mampu
mencermati perkembangan masyarakat dengan membidik usaha baru sesuai
dengan perkembangan kebutuhan di masyarakat. Menurut Arif F.
Hadiparanata: Peluang usaha merupakan sebuah resiko yang harus diambil
dan dihadapi untuk mengelola dan mengatur segala urusan yang ada
hubungannya dengan finansial.141 Hanya seorang wirausahawan yang dapat
berpikir kriatif serta berani mengambil risiko itulah yang dengan tanggap dan
cepat memanfaatkan peluang. Peluang usaha yang telah di ambil tentu akan
memiliki konsekuensi bagi pengambil keputusan. Jika berhasil dapat dikatakan
mendapat keuntungan, namun jika gagal maka itu bagian dari resiko yang
harus di hadapi. Namun demikian, hal itu dapat dijadikan pengalaman yang

sangat berharga. Dalam dunia usaha yang telah berkembang pesat dari tahun
ke tahun ini, daya saing semakin tinggi. Hal ini dipicu oleh semakin
berkembangnya kebutuhan akan barang dan jasa.142

Setiap pengusaha bersaing untuk menghasilkan produk terbaru dan


terbaik yang dibutuhkan oleh konsumen. Sehingga sebagai pengusaha,

haruslah mampu untuk berfikir kreativ agar usahanya tetap berkembang.


Peluang usaha adalah kesempatan atau waktu yang tepat yang seharusnya di
ambil atau dimanfaatkan bagi seseorang wirausahawan mendapat keuntungan.
banyak peluang yang di siasiakan, sehingga berlalu begitu saja karena tidak
semua orang dapat melihat peluang dan yang melihat pun belum tentu berani

141
Arif Hadi Pranata. 2000. Peran Psikologidi Indonesia. Jogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.hlm 23
142
Nasution, Darma Putra. 2001. Pengembangan Wirausaha Baru. Medan: Yayasan Humoniora & Asian
Community Trust (ACT)..hlm 67

Kewirausahaan 10
Unras

memanfaatkan peluang tersebut.143 Peluang dalam bahasa inggris adalah


opportunity yang bearti kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian dari
sebuah kejadian atau momen, jadi peluang berasal dari kesempatan yang
muncul dan menjadi ilham (ide) bagi seseorang. Inspirasi merupakan sumber
dari peluang. Ketika seseorang memperoleh inspirasi, berarti ia membuka
sebuah peluang untuk suatu hal yang baru.

Peluang usaha baru adalah sebuah ruang kreasi yang independent dan
mandiri. Dan bukanlah sebuah kegiatan yang ikut-ikutan demi mengikuti
sebuah trend dan gaya hidup semata. Seorang wirausahawan harus memiliki
pemikiran kreatif dan inovatif untuk mendapatkan hasil yang maksimal supaya
tidak ada kendala dalam membuka usaha dan pemilihan bisnis yang tepat
dengan modal yang dimiliki oleh calon wirausahawan. Banyak peluang yang di
siasiakan, sehingga berlalu begitu saja karena tidak semua orang dapat melihat
peluang dan yang melihatpun belum tentu berani memanfaatkan peluang
tersebut. hanya seorang wirausahawan yang dapat berpikir kriatif serta berani
mengambil risiko itulah yang dengan tanggap dan cepat memanfaatkan
peluang.144 Peluang usaha yang telah di ambil tentu akan memiliki konsekuensi
bagi pengambil keputusan. Jika berhasil dapat dikatakan mendapat
keuntungan, namun jika gagal maka itu bagian dari resiko yang harus di hadapi.
Namun demikian, hal itu dapat dijadikan pengalaman yang sangat berharga.

Gambar 7.1 Jeli melihat peluang usaha


Sumber : https://mandira.id/inc/img/mds/news/Peluang-Bisnis-.png

143
Alma, Buchari 2003 Kewirausahaan Cetakan Ketujuh Bandung: Alfabeta. Hlm 52
144
Bambang Riyanto 1989 Dasar-dasar Perusahaan Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada.
Hlm 47

Kewirausahaan 10
Unras

Munculnya sebuah inspirasi merupakan proses filterisasi atau pemilihan


dari berbagai banyak ide dan gagasan yang beujung pada sebuah kristalisasi
ide.bila ide dan gagasan tersebut memiliki nilai jual tinggi maka
kanmenghasilkan sebuah inspirasi yang akan berubah menjadi peluang. Ide
atau gagasan yang memiliki nilai jual tinggi adalah ide atau gagasan yang
berhubungan erat dengan pasar.145 Biasannya ide ini memiliki ciri antara lain:

a. Mampu memenuhi kebutuhan konsumen atau pasar

b. Memiliki keunggulan bersaing (competitive atvantage) dalam sebuah


kopetensi (memiliki daya saing)

c. Tidak bersifat sementara atau adanya aspek waktu yang lama.

d. Ada nilai uang atau bisa dinilai dengan uang

e. Memenuhi aspek kreatifitas dan inovasi yang bersifat solusi ataun yang
penyelesaian masalah dan kesulitan yang selama ini belum ada orang yang
mampu menyelesaikan.146

Peluang yang berasal dari sebuah ide usaha yang diperoleh dari sebuah
inspirasi, harus merupakan ide usaha yang diperoleh dari sebuah
inspirasi,harus merupakan peluang yang potensial,sehingga dapat
dikatagorikan sebuah peluang usaha yang baik. Beberapa hal penting yang
harus diperhatikan dalam membangun sebuah usaha (bisnis) baru di antaranya
adalah :

a. Jenis produk (barang) yang dibutuhkan dalam pasar,

b. konsumen terhadap produk (barang) yang diinginkan,

c. Daya beli konsumen dalam pasar tertentu, dan

d. Usaha sejenis dalam pasar tersebut.147

Dalam memasuki dunia bisnis, seseorang dituntut untuk tidak hanya


memiliki kemampuan tetapi juga ide dan kemauan. Ide dan kemauan itulah
yang akan diwujudkan dalam bentuk penciptaan/pembuatan barang dan jasa
yang laku di pasar. Peluang usaha bersumber dari adanya kebutuhan dari
individu atau masyarakat. Oleh karena itu jika ingin mulai mewujudkan

145
Mardiyatmo. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Yudhistira.hlm 23
146
ibid
147
ibid

Kewirausahaan 10
Unras

berwirausaha, hendaknya terlebih dahulu menjawab pertanyaan Apakah yang


menjadi kebutuhan masyarakat atau kebanyakan anggota masyarakat saat ini
atau di masa yang akan datang?. Prediksi kita untuk membuka usaha yakni
terlebih dahulu harus memahami kebutuhan masyarakat yang dianggap sangat
vital.

Mengembangkan usaha dibarengi dengan keadaan lingkungan di


masyarakat yang selalu berubah, begitu pula dengan kebutuhan masyarakat
yang selalu berubah dan berkembang. Menurut Suryana (2003), Lingkungan
usaha senantiasa berubah setiap saat, bahkan perubahannya cukup pesat dan
seiring dengan itu terjadi pula perubahan kebutuhan masyarakat’. Sumber
informasi dapat diperoleh dari instansi/lembaga pemerintah, media massa,
pasar atau mungkin melalui wawancara dengan konsumen.148 Jadi, peluang
senantiasa ada karena perubahan-perubahan terus berlangsung baik di tingkat
individu, maupun ditingkat masyarakat. Kemampuan kita melihat peluang
sangat tergantung dari informasi yang kita peroleh tentang faktor lingkungan
usaha. Untuk menemukan peluang usaha yang prospektif seharusnya kita
sebagai wirausahawan senantiasa mencari informasi yang terkait dengan
perubahan lingkungan dan kebutuhan masyarakat.149

Berangkat dari pertanyaan di atas dengan memanfaatkan potensi diri kita,


maka dalam menemukan peluang usaha yang cocok, kita dapat menggunakan
dua pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan in-side-out (dari dalam ke luar) bahwa keberhasilan akan dapat


diraih dengan memenuhi kebutuhan yang ada saat ini.

b. Pendekatan out-side-in (dari luar ke dalam) bahwa keberhasilan akan dapat


diraih dengan menciptakan kebutuhan.150

Tentunya dalam memilih lapangan usaha dan mengembangkan gagasan


usaha, kita perlu menyesuaikan dengan potensi diri yang kita miliki. Usaha
setelah mengetahui kebutuhan masyarakat dan berhasil menemukan berbagai
lapangan usaha dan gagasan usaha, maka langkah berikutnya adalah
menjawab pertanyaan: Manakah di antara lapangan usaha dan gagasan-

148
Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.hlm 21
149
Ibid Suryana. 2006..hlm 23
150
Hadari Nawawi 2003 Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Kompetitif. Yogyakarta:
Gajahmada University Press.hlm 72

Kewirausahaan 11
Unras

gagasan usaha tersebut yang paling tepat dan cocok untuk saya? Pertanyaan
ini sangat tepat, mengingat setiap orang memiliki potensi diri yang berbeda-
beda. Bisa saja kita mengikuti orang yang telah berhasil dalam suatu lapangan
usaha, namun kita perlu memiliki nilai lebih dari aspek kualitas yang kita
tawarkan kepada konsumen. Namun kemampuan menawarkan aspek kualitas
yang lebih tetap juga terkait dengan potensi diri yang kita miliki.

Gambar 7.2 Cara memasuki dunia usaha


Sumber:https://www.duniausaha.net/wp-content/uploads/2018/02/5-Cara-Memasuki- Dunia-
Usaha-Yang-Harus-Anda-Ketahui.jpg

a. Cara Memasuki Dunia Usaha

Mungkin saja orang lain berhasil karena potensi diri yang dimilikinya
cocok dengan lapangan usaha tersebut dan kemampuan dia untuk
mengakses informasi terkait dengan usaha yang dijalankannya. Kekeliruan
dalam memilih yang disebabkan karena ketidakcocokan atau Ketidak
sesuaian pada akhirnya akan mendatangkan kesulitan atau bahkan
kegagalan di kemudian hari.Telah banyak fakta yang dapat dikemukakan,
bahwa masih banyak wirausahawan yang memulai usahanya dengan
melihat keberhasilan orang lain dalam menjalankan usahanya (latah atau
ikut-ikutan).151 Pada hal belum tentu orang lain berhasil dalam suatu
lapangan usaha, kita juga dapat berhasil dengan lapangan usaha yang

151
Carol Kinsey Goman 1999 Kreativitas dalam Bisnis Jakarta: Binarupa Aksara. Hlm 68

Kewirausahaan 11
Unras

sama. Langkah-langkah untuk memasuki dunia usaha yang harus


diperhatikan yaitu:

1) Mengenali Peluang Usaha

Seseorang dalam menangkap peluang, antara lain juga bisa dipengaruhi


oleh pengetahuan atau informasi yang dimilikinya. Menurut Shane
dikemukakan bahwa akses terhadap informasi dipengaruhi oleh
pengalaman hidup dan hubungan sosial.

2) Optimalisasi Potensi Diri

Untuk memulai usaha perlu dilakukan self evaluation atau self


assesment, yaitu penilaian atas kemampuan diri sendiri. Caranya ialah
dengan menanyakan pada diri sendiri,

3) Untuk menunjang keberhasilan seorang wirausaha perlu


mengoptimalkan motivasi diri.

4) Fokus dalam Bidang Usaha

Fokus berarti memusatkan perhatian pada suatu usaha tertentu yang


sudah ditekuninya, yaitu fokus pada produk dan fokus pada biaya
rendahnya (efisien dalam pebiayaan). Fokus, juga bisa dimaknai bahwa
memulai berwirausaha berawal dari hal-hal yang kecil dan terfokus
berdasarkan sumberdaya yang dimilikinya. Fokus, berarti pula ia
menekuni bidang usahanya sampai ia dikenal oleh pelanggan sebagai
satu-satunya yang terbaik di bidang itu.

5) Berani Memulai. Untuk memulai berusaha harus ada:

a) Peluang

b) Potensi diri

c) Motivasi yang tinggi

d) Keberanian memulai.152

152
Achmad, Nur. 2015. Kewirausahaan: Suatu Alternatif Lain Menuju Kesuksesan. Surakarta: BPK FEB
UMS.hlm 54

Kewirausahaan 11
Unras

b. Cara memulai Usaha

Seorang wirausahawan harus memiliki pemikiran kreatif dan inovatif


untuk mendapatkan hasil yang maksimal supaya tidak ada kendala dalam
membuka usaha dan pemilihan bisnis yang tepat dengan modal yang dimiliki
oleh calon wirausahawan. Untuk itu peluang usaha baru harus mampu
dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Peluang usaha baru adalah
sebuah ruang kreasi yang independent dan mandiri.153 Dan bukanlah
sebuah kegiatan yang ikut-ikutan demi mengikuti sebuah trend dan gaya
hidup semata. Untuk memasuki dunia usaha ada tiga cara yaitu:

1) Merintis usaha baru


yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru yaitu dengan
menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang
sendiri. Merintis Usaha Baru Menurut Lambing ada dua pendekatan
utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan
mendirikan usaha baru:154
a) Inside out (idea generation)
Adalah pendekkatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang
menentukan keberhasilan usaha.
b) Pendekatan outside in atau opportunity recognition
Yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa
kebutuhan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan
kebutuhan pasar. Opportunity recognition tak lain adalah
pengamatan lingkungan, yaitu alat pengembangan yang akan
ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi. Dalam mencari
peluang usaha tidak luput dari sumber dari peluang tersebut. Berita-
berita peluang tersebut menurut Lambing (2000) bersumber dari:
(1) Surat kabar.
(2) Laporan periodik tentang perubahan ekonomi.
(3) Jurnal perdagangan dan pameran dagang.
(4) Publikasi pemerintah.

153
Kuratko & Hoodgets. 2007. Dalam Heru Kristanto. 2009. Kewirausahaan (entrepreneurship)
Pendekatan Manajemen dan praktik. Yogyakarta:Graha Ilmu.
154
Peggy Lambing A. Dan Kuehl , Charles R. 1999.Entrepreneurship. United States of America:Prentice
hall Riyanti, P.B (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo.
Hlm 92

Kewirausahaan 11
Unras

(5) Informasi lisensi yang disediakan oleh pialang saham


Universitas dan perusahaan lainya.155
c. Membeli perusahaan orang lain (buying) Membeli perusahaan yang sudah
didirikan (Buying)

Cara kedua yang bisa dilakukan oleh seseorang yang akan merintis
usaha baru adalah dengan membeli perusahaan telah didirikan atau dirintis
dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi
usaha yang sudah ada. Banyak alasan mengapa seseorang memilih
membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis
usaha baru, antara lain :

1) Resiko lebih rendah.


2) Lebih mudah dalam memasuki dunia usaha.
3) Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar.

Meskipun demikian, membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung


permasalahan, yaitu :

1) Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan


ukuran peluang pasar.
2) Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan,
misalnya citra (image) atau reputasi perusahaan.156

Sebelum melakukan kontrak jual beli perusahaan yang akan dibeli, ada
beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dan dianalisis oleh pembeli.
Aspek-aspek tersebut meliputi :

1) Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoperasikan perusahaan


tersebut?
2) Mengapa perusahaan tersebut berhasil tetapi kritis?
3) Di mana lokasi perusahaan tersebut?
4) Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan
ketimbang merintis sendiri usaha baru?

Seorang wirausahawan yang telah memutuskan akan membeli sebuah


perusahaan perlu memperhatikan langkah-langkah berikut ini :

155
Ibid hlm 93
156
Ibid hlm 94

Kewirausahaan 11
Unras

1) Yakinlah bahwa anda tidak akan merintis usaha baru. Pertimbangkanlah


alasan membeli perusahaan ketimbang merintis usaha-usaha baru atau
Franchising.
2) Tentukan jenis perusahaan yang diinginkan dan apakah anda mampu
mengelolanya? Teguhkan kekuatan, kelemahan, tujuan,dan kepribadian
anda.
3) Pertimbangkan gaya hidup yang anda inginkan. Apa yang diharapkan
dari perusahaan tersebut : apakah uang, kebebasan, atau fleksibilitas?
4) Pertimbangkan usaha yang diinginkan. Tempat yang bagaimana yang
anda inginkan?
5) Pertimbangkan kembali gaya hidup. Mungkin anda memiliki perusahaan
ini selama lamanya atau untuk kesenangan saja.

d. Kerjasama manajemen/waralaba (Franchising)

Cara ketiga dalam memasuki dunia usaha adalah kerjasama


manajemen atau yang biasa dikenal dengan istilah waralaba/franchising.
Franchising adalah suatu kerja sama antara entrepreneur (franchise) dengan
perusahaan besar (Franchisor) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak
monopoli untuk menyelenggarakan usaha. Secara sederhana, model usaha
ini dapat digambarkan sebagai kerjasama manajemen untuk menjalankan
perusahaan cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak
monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.157

Franchisor adalah perusahaan induk, yaitu perusahaan yang memberi


lisensi, sedangkan franchise adalah perusahaan pembeli lisensi (penyalur
atau dealer). Dengan membeli perusahaan yang didirikan, dirintis atau di
organisir oleh orang lain. Membeli Perusahaan yang Sudah Didirikan
Seorang wirausaha yang akan membeli perusahaan selain harus
mempertimbangkan berbagai keterampilan, kemampuan, dan kepentingan
pembelian perusahaan tersebut, pembeli juga harus memperhatikan
sumber-sumber potensial perusahaan yang akan dibeli, di antaranya:

1) Pedagang perantara penjual perusahaan yang akan dibeli

2) Bank investor yang melayani perusahaan.

157
Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. (2006). Perilaku Konsumen dan strategi pemasaran, terjemahan.
Jakarta: Erlangga. Hlm 77

Kewirausahaan 11
Unras

3) Kontak-kontak perusahaan seperti pemasok, distributor, pelanggan, dan


yang lainnya erat kaitannya dengan kepentingan perusahaan yang akan
dibeli.

4) Jaringan kerja sama bisnis dan sosial perusahaan yang akan dibeli.

5) Daftar majalah dan jurnal perdagangan yang digunakan oleh


perusahaan yang dibeli.158

Franchising (Kerja Sama Manajemen/Waralaba) Franchising


merupakan kerja sama manajemen yang biasanya berkembang dalam
perusahaan eceran. Seperti telah dikemukakan bahwa franchise adalah
suatu persetujuan lisensi menurut hukum antara suatu perusahaan
penyelenggara dengan penyalur atau perusahaan lain untuk melaksanakan
usaha. Perusahaan induk (franchisor) mengizinkan franchisee untuk
menggunakan nama, tempat / daerah, bimbingan, latihan karyawan,
periklanan, dan perbekalan material yang berlanjut.159 Dukungan awal
meliputi salah satu atau keseluruhan dari aspek-aspek berikut ini:

1) Pemilihan tempat.

2) Rencana bangunan.

3) Pembeliaan peralatan.

4) Pola arus kerja.

5) Pemilihan karyawan.

6) Periklanan

7) Grafik.

8) Bantuan pada acara pembukaan.160

2. Model Pengembangan Usaha


Untuk masuk ke dalam dunia usaha, seseorang harus memiliki jiwa
wirausaha. Cara memasuki dunia usaha yang pertama adalah dengan merintis

158
Soeharto Prawirokusumo. (2010). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Yogyakarta,
BPFE.hlm 34
159
Mochtar Effendy.2010.Kewirausahaan (Entrepreneurship) Tuntunan Untuk Praktisi. Yayasan Penerbit
Al-Mukhtar : Palembang. Hlm 35
160
ibid

Kewirausahaan 11
Unras

usaha baru (starting). Metode ini terwujud dalam pembentukan dan pendirian
usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, manajemen. Karena
bermula dari diri sendiri, maka pembahasan mengenai metode ini adalah yang
paling luas. Secara umum, ada 3 (tiga) bentuk usaha baru yang dapat dirintis
yaitu:

1) Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki


dan dikelola sendiri oleh seseorang.
2) Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih
yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
3) Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan
atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.161

Sesuai dengan konsep kewirausahaan, telah dikemukakan bahwa untuk


memasuki dunia usaha (business) seseorang harus berjiwa wirausaha.
Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki
keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business
owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus
memiliki:

1) Kecakapan untuk bekerja.


2) Kemampuan mengorganisir.
3) Kreatif.
4) Lebih menyukai tantangan.

Menurut hasil survei Peggy Lambing :

1) Sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari


pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau
tempat-tempat profesional lainnya.
2) Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu
mengerjakannya dengan lebih baik berdasarkan pengalaman di
perusahaan sebelumnya.
3) Sebanyak 11% dari wirausaha yang disurvei memulai usaha untuk
memenuhi peluang pasar.
4) Sedangkan sisanya sebesar 31% lagi karena hobi.162

161
Hadari Nawawi 2003 Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Kompetitif. Yogyakarta:
Gajahmada University Press.hlm 65

Kewirausahaan 11
Unras

Menurut Lambing, keunggulan dari perusahaan baru datang ke pasar


adalah dapat mengindentifikasi kebutuhan pelanggan dan kemampuan
pesaing. Selain itu, ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha
untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:

1) Pendekatan in-side out atau idea generation yaitu pendekatan berdasarkan


gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. Contohnya:
keterampilannya sendiri, kemampuan dan latar belakang yang dapat
menentukan jenis usaha yang akan dirintis.
2) Pendekatan the out-side in atau opportunity recognition yaitu pendekatan
yang menekankan pada basis ide bahwa suatu perusahaan akan berhasil
apabila merespon kebutuhan pasar sebagai kunci keberhasilan. Contohnya
yaitu melalui pengamatan lingkungan (environment scanning).163

Alat untuk pengembangannya yang akan ditransfer menjadi peluang-


peluang untuk memulai bisnis/usaha, menurut Lambing bersumber dari :

1) Surat kabar.
2) Laporan periodik tentang perubahan ekonomi.
3) Jurnal perdagangan dan pameran dagang.
4) Publikasi pemerintah.
5) Informasi lisensi produk yang disediakan oleh broker, universitas, dan
korporasi lainnya.164

Berdasarkan pendekatan in-side out, untuk memulai usaha, seseorang


calon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman
Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan seorang calon wirausaha
meliputi :

1) Kemampuan Teknik
Yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta
cara menyajikannya.
2) Kemampuan pemasaran
Yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan
serta harga yang tepat.

162
Op Cit Pegy Lambing. Hlm 98
163
Ibid
164
Ibid

Kewirausahaan 11
Unras

3) Kemampuan finansial
Yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana
dalam merintis dan mengelola usaha.
4) Kemampuan hubungan
Yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan
mengembangkan relasi, komunikasi dan negosiasi.165

Tahapan – tahapan dalam merintis usaha baru adalah sebagai berikut:

1) Diawali dengan adanya ide.


2) Mencari sumber dana dan fasilitas barang, uang, dan orang.
3) Sumber dana bisa berasal dari badan keuangan/bank berupa kredit atau
orang yang bersedia sebagai penyandang dana.
4) Obyek bisnis memiliki pasar.
5) Memperhatikan peluang pasar sebelum produk diciptakan

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1) Bidang dan jenis usaha yang dimasuki


Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
a) Bidang usaha pertanian (agriculture)
Bidang usaha ini antara lain meliputi pertanian, kehutanan, perikanan,
dan perkebunan.
b) Bidang usaha pertambangan (mining)
Bidang usaha ini antara lain meliputi galian pasir, galian tanah, batu,
dan bata.
c) Bidang usaha pabrikasi (manufacturing)
Bidang usaha ini antara lain meliputi industri perakitan, sintesis.
d) Bidang usaha konstruksi
Bidang usaha ini antara lain meliputi konstruksi bangunan, jembatan,
pengairan, jalan raya.
e) Bidang usaha perdagangan (trade)
Bidang usaha ini antara lain meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-
impor.

165
Norman M. Scarborough Effective Small Business Management... Publicado por Macmillan
Coll Div. hlm 75

Kewirausahaan 11
Unras

f) Bidang jasa keuangan (financial service)


Bidang usaha ini antara lain meliputi perbankan, asuransi, dan
koperasi.
g) Bidang jasa perseorangan (personal service
Bidang usaha ini antara lain meliputi potong rambut, salon, laundry,
dan catering.
h) Bidang usaha jasa-jasa umum (public service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi pengangkutan, pergudangan,
wartel, dan distribusi.
i) Bidang usaha jasa wisata (tourism)
Bidang usaha ini terbagi ke dalam tiga kelompok usaha wisata, yaitu:
(1) usaha jasa parawisata, yang antara lain meliputi jasa biro
perjalanan wisata, jasa agen perjalanan wisata, jasa pramuwisata,
jasa konvensi perjalanan intensif dan pameran, jasa impresariat
(pengurusan izin untuk suatu pertunjukan), jasa konsultan
pariwisata, dan jasa informasi pariwisata.
(2) pengusahaan objek dan daya tarik wisata, yang meliputi
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan
obyek dan daya tarik wisata budaya, serta pengusahaan obyek
dan daya tarik wisata minat khusus.
(3) usaha sarana wisata, yang antara lain berupa penyediaan
akomodasi, makanan dan minuman, angkutan wisata, sarana
pendukung di tempat wisata, dan sebagainya.166
2) Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya
perusahaan perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu
umum dan sekutu terbatas), perseroan, dan firma. Berikut penjelasan
singkat dari bentuk – bentuk usaha tersebut:
a) Perusahaan Perorangan (sole proprietorship), yaitu suatu perusahaan
yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang.
b) Persekutuan (Partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua
orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan.
c) Perseroan (Corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya
terdiri atas para pemegang saham (pesero/stockholder) yang

166
Drucker.Peter.F.1993.Inovasi Dan Kewiraswastaan.Jakarta: Erlangga. Hlm 59

Kewirausahaan 12
Unras

mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang


perusahaan sebesar modal disetor.
d) Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan
dibawah nama bersama. Bila untung maka keuntungan dibagi
bersama, bila rugi maka kerugian ditanggung bersama.167
3) Tempat usaha yang akan dipilih
Seorang wirausaha yang mulai merintis usaha dari awal perlu
mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektivitas dalam menentukan
tempat usaha, di antaranya harus dapat menjawab beberapa pertanyaan
berikut:
a) Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau
pelanggan maupun pasar?
b) Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
c) Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya
seperti alat pengangkut dan jalan raya?

Terdapat beberapa alternatif yang bisa kita pilih untuk menentukan lokasi
atau tempat memulai usaha, yaitu :

a) Membangun bila ada tempat yang strategis.


b) Membeli atau menyewakan bila lebih strategis dan menguntungkan.
c) Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan
4) Organisasi usaha yang akan digunakan
Organisasi usaha merupakan perpaduan dari fungsi kewirausahaan dan
manajerial. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi,
sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen.
Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan
usaha dan skala usaha. Semakin besar lingkup usaha, semakin komplek
organisasinya. Sebaliknya semakin kecil lingkup usaha, maka semakin
sederhana organisasinya. Pada lingkup atau skala usaha kecil, organisasi
usaha pada umumnya berperan sebagai small business operator. Dalam
perusahaan yang lebih besar seperti Perseroan Terbatas (PT) dan (CV),
maka organisasi perusahaan lebih kompleks lagi. Umumnya secara
hierarkis, organisasi perusahaan dalam skala besar terdiri dari beberapa
tingkatan, yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan

167
Ibid hlm 61

Kewirausahaan 12
Unras

direktur, dan tim manajer. Beberapa hubungan yang timbul antara


organisasi perusahaan dengan lingkup usaha antara lain:
a) Semakin besar lingkup usaha maka semakin kompleks organisasinya.
b) Semakin kecil lingkup usaha maka semakin sederhana organisasinya.
c) Semakin kecil perusahaan maka fungsi kewirausahaan akan semakin
besar, tetapi fungsi manajerial yang dimilikinya akan semakin kecil.
d) Lingkup usaha kecil umumnya organisasinya dikelola sendiri.
e) Pengusaha kecil umumnya berperan sebagai small business owner-
manager/small business operator.168
5) Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat
jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya
usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan
operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham,
majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat
mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi :
a) Lingkungan ekonomi (Technological Environment)
Kekuatan ekonomi lokal, regional, nasional, dan global akan
berpengaruh terhadap peluang usaha.
b) Lingkungan teknologi (Technological Environment)
Kekuatan teknologi dan perubahannya yang sangat dinamis
cenderung sangat berpengaruh pada perusahaan.
c) Lingkungan sosial politik (Socio Environment)
d) Lingkungan sosial dan politik, kecenderungan dan konteksnya perlu di
perhatikan untuk menentukan seberapa jauh perubahan tersebut
berpengaruh pada tingkah laku masyarakat.
e) Lingkungan demografis dan gaya hidup (Demografi and Life Style
Environment)
Produk barang dan jasa yang dihasilkan sering kali dipengaruhi oleh
perubahan demografi dan gaya hidup.169

168
Ibid. hlm 62
169
Ibid hlm 63

Kewirausahaan 12
Unras

C. SOAL/TUGAS
1. Menurut anda bagaimana cara seorang wirausahawan meliahat peluang usha
yang akan digelutinya?
2. Apa saja yang perlu di perhatikan dalam membangun sebuah usaha, jelaskan
menurut anda !
3. Jelaskan menurut anda peluang usaha apa yang menjajikan di era milenial
seperti ini umumnya dalam ruang lingkup di kawasan Asia khusunya di negara
kita?
4. Jika kita menjadi seorang wirausahawan bagaimana cara kita menyikapai
kelemahan dan kekurangan usaha kecil serta usaha yang kita miliki?
5. Jika kita ingin melakukan suatu bisnis atau berwirausaha tentunya kita harus
meiliki modal, coba jelaskan apa apa saja hal yang bisa menjadikan sumber
permodalan dalam berwirausaha?

D. REFERENSI
Achmad, Nur. 2015. Kewirausahaan: Suatu Alternatif Lain Menuju Kesuksesan.
Surakarta: BPK FEB UMS
Alma, Buchari 2003 Kewirausahaan Cetakan Ketujuh Bandung: Alfabeta
Arif Hadi Pranata. 2000. Peran Psikologidi Indonesia. Jogyakarta: Fakultas Psikologi
UGM.
Bambang Riyanto 1989 Dasar-dasar Perusahaan Yogyakarta: Yayasan Badan
Penerbit Gadjah Mada
Carol Kinsey Goman 1999 Kreativitas dalam Bisnis Jakarta: Binarupa Aksara
Drucker.Peter.F.1993.Inovasi Dan Kewiraswastaan.Jakarta: Erlangga
Hadari Nawawi 2003 Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Kompetitif.
Yogyakarta: Gajahmada University Press
Kuratko & Hoodgets. 2007. Dalam Heru Kristanto. 2009. Kewirausahaan
(entrepreneurship) Pendekatan Manajemen dan praktik. Yogyakarta:Graha
Ilmu
Mardiyatmo. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Yudhistira
Mochtar Effendy.2010.Kewirausahaan (Entrepreneurship) Tuntunan Untuk Praktisi.
Yayasan Penerbit Al-Mukhtar : Palembang
Nasution, Darma Putra. 2001. Pengembangan Wirausaha Baru. Medan: Yayasan
Humoniora & Asian Community Trust (ACT)

Kewirausahaan 12
Unras

Norman M. Scarborough Effective Small Business Management... Publicado por


Macmillan Coll Div
Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat
Peggy Lambing A. Dan Kuehl , Charles R. 1999.Entrepreneurship. United States of
America:Prentice hall Riyanti, P.B (2003). Kewirausahaan dari Sudut
Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo
Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. (2006). Perilaku Konsumen dan strategi
pemasaran, terjemahan. Jakarta: Erlangga
Soeharto Prawirokusumo. (2010). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil.
Yogyakarta, BPFE
Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat

Kewirausahaan 12
Unras

PERTEMUAN KE : 8
LANGKAH AWAL MENJADI WIRAUSAHA SUKSES

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan mengimplemtasikan langkah awal menjadi wirausaha sukses

B. URAIAN MATERI
1. Hakikat Wirausaha Sukses
Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis
ekonomi, pemahaman kewirausahaan baikmelalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan disegala lapisan masyarakatkewirausahaan menjadi
berkembang. Suryana (2001) menjelaskan bahwa para wirausaha adalah
individu-individu yang berorientasi pada tindakan dan bermotivasi tinggi
mengambil risiko dalam mengejar tujuannya.170 Ciri-ciri dan sifat-sifat berikut
memberikan sebuah profil dari wirausaha sebagaimana profil kewirausahaan
(Zimmerer 2003)

a. Menyukai Tanggung Jawab


Wirausahawan merasa bertanggung jawab secara pribadi atas hasil
perusahaan tempat mereka terlibat. Mereka lebih suka mengendalikan dan
menggunakan sumber daya untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan.
b. Lebih Menyukai Risiko Menengah
Wirausahawan bukanlah seorang pengambil risiko liar seperti penjudi,
melainkan mengambil risiko yang diperhitungkan. Wirausahawan melihat
sebuah bisnis dengan tingkat pemahaman risiko pribadinya. Mereka
mengambil peluang di daerah yang sesuai dengan pengetahuan, latar
belakang, dan pengalaman yang akan meningkatkan kemungkinan
keberhasilannya.

170
Suryana, Kewirausahaan :pedoman praktis, Kiat dan proses Menuju Sukses, Salemba Empat, 2003.
Hlm 8

Kewirausahaan 12
Unras

c. Keyakinan atas Kemampuan Mereka untuk Berhasil


Wirausaha memiliki banyak keyakinan atas kemampuannya untuk berhasil.
Mereka bersikap optimis terhadap peluang keberhasilan dengan peluang
optomisme yang berdasarkan kenyataan.
d. Hasrat untuk Mendapatkan Umpan Balik Langsung
Wirausahawan ingin mengetahui sebaik apa mereka bekerja dan terus-
menerus mencari umpan balik secara langsung
e. Tingkat Energi yang Tinggi
Wirausahawan lebih energik dibandingkan dengan orang banyak. Energi ini
merupakan faktor penentu mengingat luar biasanya bisnis yang diperlukan
untuk mendirikan suatu perusahaan. Kerja keras dalam waktu yang lama
merupakan suatu yang biasa
f. Orientasi ke Depan
Wirausahawan memiliki indra yang kuat dalam mencari peluang. Mereka
melihat ke depan dan tidak mempersoalkan yang telah dikerjakan, tetapi
lebih mempersoalkan yang dikerjakan besok. Apabila manajer tradisional
memerhatikan pengelolaan sumber daya yang ada, wirausahawan lebih
tertarik mencari dan memanfaatkan peluang
g. Keterampilan Mengorganisasi
Membangun perusahaan dari nol dapat dibayangkan seperti
menghubungkan potongan-potongan sebuah gambar besar. Para
wirausahawan mengetahui cara pengumpulan orang-orang yang tepat untuk
menyelesaikan suatu tugas. Penggabungan orang dan pekerjaan secara
efektif memungkinkan para wirausahawan untuk mengubah pandangan ke
depan menjadi kenyataan.171

Selanjutnya, Zimmerer dan Scarborough (2002) menyatakan, jika


diperhatikan entrepreneur yang ada pada masyarakat sekarang ini, ada
berbagai profil wirausahawan, yaitu sebagai berikut:

a. Pengusaha Women Entrepreneur


Banyak wanita yang terjun ke dunia bisnis. Alasan mereka menekuni bidang
bisnis didorong oleh factor-faktor, antara lain ingin memperlihatkan
kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga, frustasi
terhadap pekerjaan sebelumnya, dan lain sebagainya

171
Zimerer,Thomas W dan Scarborough, Norman, M 1998 Essentials Entrepreneurship and Small
Business Management. 2nd Edition New Jersey: Prentice Hall, Inc. hlm. 3

Kewirausahaan 12
Unras

b. Minority Entrepreneur
Di Inodnesia, kaum minoritas kurang memiliki kesempatan kerja di lapangan
pemerintahan sebagaimana layaknya warganegara pada umumnya. Hal
tersebut mendorong mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam
kehidupan sehari-hari. Kegiatan bisnis mereka semakin lama semakin maju,
dan mereka membentuk suatu organisasi minoritas di kota-kota tertentu.
c. Imigrant Entrepreneur
Sekelompok orang yang memasuki suatu daerah yang sulit memperoleh
pekerjaan, merasa lebih leluasa terjun ke dalam pekerjaan yang bersifat
nonformal, yang dimulai dari berdagang kecil-kecilan sampai berkembang
menjadi perdagangan tingkat menengah.
d. Part-time Entrepreneur
Memulai bisnis dalam mengisi waktu luang atau part-time merupakan pintu
gerbang untuk menjadi usaha besar. Bekerja part-time tidak mengorbankan
pekerjaan di bidang lain, misalnya seorang karyawan pada sebuah kantor
ingin mengembangkan hobinya untuk berdagang. Hobi ini akhirnya
mendatangkan keuntungan yang lumayan. Hal ini mendorong untuk berhenti
menjadi pegawai dan beralih ke bisnis tersebut.
e. Home-based Entrepreneur
Ibu rumah tangga yang memulai kegiatan bisnisnya dengan membuat
membuat kue atau memasak aneka masakan dengan mengirim kue-kue ke
toko eceran di sekitar rumahnya. Akhirnya, usahanya semakin lama semakin
maju. Kemudian usaha ini berkembang melayani pesanan untuk pesta.
f. Family-owned Business
Sebuah keluarga yang memulai membuka berbagai jenis cabang usaha.
Usaha keluarga ini yang semula dijalankan orangtua dapat dikembangkan
kemudian dikelola oleh anak-anaknya. Dalam keadaan sulitnya lapangan
pekerjaan pada saat ini, kegiatan semacam ini perlu dikembangkan.
g. Copreneurs
Copreneurs adalah pasangan wirausaha yang bekerja bersama-sama
sebagai pemilik bersama dari usaha mereka. Copreneurs berbeda dengan
usaha keluarga. Copreneurs dibuat dengan cara menciptakan pembagian
pekerjaan didasarkan pada keahlian masing-masing orang. Orang-orang

Kewirausahaan 12
Unras

yang ahli di bidang ini diangkat menjadi penanggungjawab divisi-divisi


tertentu dari bisnis yang sudah ada.172

2. Manfaat Membuka Usaha Sendiri


Berbagai penelitian membuktikan bahwa mereka yang mempunyai usaha
sendiri lebih bangga dengan usahanya dibandingkan bekerja pada orang lain.
Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausaha sebaiknya
mempertimbangkan manfaat kepemilikikan bisnis mikro, kecil atau menengah.
Thomas W Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan adalah
sebagai berikut:

a. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri.

Memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi


pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan mencoba
memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk
memanfaatkan bisnisnya guna untuk untuk mewujudkan cita-citanya.

b. Memberi peluang melakukan perubahan

Semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat


menagkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut
mereka sangat penting. Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana
yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk
melestarikan sumber daya alam yang terbatas, pebisnis kini menemukan
cara untuk mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai
masalah ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup
yang lebih baik.

c. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya

Banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali


membosanka, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak
berlaku bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan
antara bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja.
Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk
menyatakan aktualisasidiri.Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang

172
Ibid. hlm 13

Kewirausahaan 12
Unras

ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka


sendiri.Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kekuasaan
kepada mereka, kebangkitan spiritual dan mampu mengikuti minat atau
hobinya sendiri.

d. Memiliki peluang untruk meraih keuntungan

Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi
wirausahawan, keuntungan berwirausahawan merupakan faktor motivasi
yang penting untuk mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak
ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang menang
menjadi berkecukupan.Hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang
terkaya (Majalah Forbes) merupakan wirausahawan generasi pertama.
Menurut hasil penelitian, Thomas stanley dan William Danko, pemilik
perusahaan sendiri mencapai 2/3 dari jutawan Amerika Serikat. Orang-orang
yang bekerja memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih besar untuk
menjadi jutawan daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain
(karyawan perusahaan lain).

e. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan mendapatkan


pengakuan atas usahanya

Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga


masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis
berdasarkan kepercayaan dan saling merhormati adalah ciri pengusaha
kecil.Pemilik menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari
pelanggan yang telah dilayani dengan setia selam bertahun-tahun.Peran
penting yang dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan setempat serta
kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata dalam melancarkan fungsi
sosial dan ekonomi nasional adalah merupakan imbalan bagi manajer
perusaan kecil.

f. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan


rasa senang dalam mengerjakan

Hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil
adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya bukan
kerja.Kebanyakan kewierausahawan yang berhasil memilih masuk dalam
bisnis tertententu, sebab mereka tertarik dan mrenyukai pekerjaan tersebut.

Kewirausahaan 12
Unras

Mereka menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi pekerjaan


mereka dan mereka senang bahwa mereka melakukannya. Wirausahawan
harus mengikuti nasihat Harvey McKey. Menurut McKey: ‘Carilah dan dirikan
usaha yang anda sukai dan anda tidak akan pernah terpaksa harus bekerja
sehari pun dalam hidup anda’. Hal ini yang menjadi penghargaan terbesar
bagi pebisnis/wirausahawan bukan tujuannya, melainkan lebih kepada
proses atau perjalanannya.173

Dengan beberapa manfaat berkewirausahaan tersebut diatas jelas bahwa


menjadi usahawan lebih memiliki berbagai kebebasan yang tidak mungkin
diperoleh jika seseorang menjadi karyawan atau menjadi orang gajian atau
menjadi pekerja bagi para pemilik perusahaan.

3. Faktor Keberhasilan Wirausaha


Menurut Donelley, Robert G (2011), Faktor keberhasilan usaha seorang
wirausaha bukan hanya dilihat dari seberapa keras anda bekerja, tetapi
seberapa cerdas anda melakukan dan merencanakan strategi serta
mewujudkannya. Berikut faktor keberhasilan wirausaha : 174

a. Faktor peluang

Banyak peluang emas tetapi belum tentu tepat untuk anda, karena peluang
emas itu harus ada keselarasan, keserasian, dan keharmonisan antara
anda, bisnis, pasar, kondisi, situasi dan prilaku pasar sehingga anda dapat
menemukan peluang emas yang tepat untuk anda.

b. Faktor manusia (SDM)

Diantaranya adalah : strategic planner (pembuat rencana), Great manager


(manajer yang hebat), Controller (pengatur/pengawas), Marketer
(pemasaran) dan seller (penjual), yang terakhir Leadership (kepemimpinan).
Itu semua merupakan faktor kesuksesan operasional yang memerlukan
sumber daya manusia, dengan demikian faktor utama keberhasilan usaha
adalah sumber daya manusia (SDM).

173
Ibid hlm 16-1
174
Donelley, Robert G. The family business. Dalam Aronoff et. al.(2002) Family Business Sourcebook.
Merrietta : Family Enterprise Publishers.hlm 34-37

Kewirausahaan 13
Unras

c. Faktor keuangan

Hindari berpikir bahwa bisnis tanpa keuangan/arus cas yang lancar itu akan
berhasil. Arus cas itu bagaikan aliran darah dalam tubuh anda. Bila arus cas
tidak mengalir maka bisnis pasti akan berhenti dan mati.

d. Faktor organisasi

Organisasi usaha sebaiknya tidak statis tetapi dinamis, kreatif, dan


berwawasan kedepan. Organisasi sangat penting untuk karyawan dan anda.

e. Faktor perencanaan

Bekerja tanpa rencana berarti berjalan tanpa tujuan yang jelas. Jadi sudah
pasti rencana adalah faktor penting dalam sebuah usaha.

f. Faktor pengelolaan usaha

Semua faktor diatas adalah faktor-faktor keberhasilan wirausaha, tetapi anda


juga membutuhkan tindak lanjut dari rencana anda sebaik mimpi anda. Itulah
pentingnya pengelolaan usaha.

g. Faktor pemasaran dan penjualan

Pemasaran dan penjualan adalah lokomotif bagi divisi/bagian lainnya seperti


keuangan, personalia, produksi, distribusi, logistik, dan pembelian. Faktor
pemasaran dan penjualan sangat penting bagi kelancaran usaha.Banyak
usaha yang gagal karena hanya mementingkan bagiannya saja dan lupa
bahwa pemasarannya belum berjalan dengan baik.

h. Faktor administrasi

Tanpa pencatatan, dokumentasi, pengumpulan data, dan pengelompokan


data administrasi yang baik, strategi, taktik, perencanaan, pengembangan,
program-program, dan arah perusahaan tidak akan berjalan dengan baik.

i. Faktor peraturan pemerintah, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Faktor peraturan pemerintah dan poleksosbud besar pengaruhnya karena


wirausaha juga berhubungan dengan hal-hal berikut:

1) Peraturan pemerintah dan peraturan daerah seperti pajak, retribusi, dan


pendapatan daerah.

2) Legalitas dan perijinan.

Kewirausahaan 13
Unras

3) Situasi ekonomi dan politik.

4) Perkembangan budaya lokal yang harus diikuti.

5) Lingkungan sosial yang berbeda-beda di setiap tempat.

j. Catatan bisnis

Banyak usaha yang sulit dan tidak berkembang hanya karena anda tidak
tahu sudah sejauh mana bisnis anda berjalan. Catatan usaha atau bisnis
akan membuat anda tahu sudah sejauh mana anda menjalankan usaha

Untuk menjadi wirausahawan, seseorang harus selalu berkomitmen


dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Seorang virausahawan tidak
setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karena itu, ia selalu tekun,
ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil. Bagi wirausahawan
sejati, kegagalan tidak akan membuat mereka menyerah atau putus asa. Ada
beberapa syarat untuk menjadi wirausahawan yang berhasil, yaitu:

a. Memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas.

b. Bersedia menanggung risiko waktu dan uang.

c. Memiliki kemampuan untuk berencana dan mengorganisasi.

d. Mau bekerja keras sesuai dengan kepentingannya.

e. Mengembangkan hubungan balk dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan


semua yang berhubungan dengan usahanya.

f. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan usaha.175

Keberhasilan dan kegagalan wirausaha sangat tergantung pada


kemampuan pribadi wirausaha. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu:

a. Tidak memiliki kemampuan manajerial, yaitu kemampuan dan pengetahuan


mengelola usaha.

b. Kurang berpengalaman, balk dalam kemampuan teknik, kemampuan


mengoordinasi,

175
Tarmudji, T. 2006. Prinsip – prinsip Wirausaha. Yogyakarta: Liberty. Hlm 12

Kewirausahaan 13
Unras

c. keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan


memimpin operasi perusahaan.

d. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil


dengan balk, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara
aliran pemasukan (kas). Kekeliruan dalam memelihara aliran kas mi akan
menghambat operasional usaha.

e. Gagal dalam merencanakan usaha, sebab perencanaan merupakan titik


awal suatu kegiatan.

f. Lokasi usaha yang tidak strategis.

g. Kurangnya pengawasan peralatan sehingga penggunaan alat tidak efisien


dan tidak efektif.

h. Sikap yang tidak sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-


setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal.

i. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.


Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan tidak mau melakukan
perubahan akan gagal. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa
diperoleh apabila berani mengadakan perubahan.176

4. Langkah Awal Sebelum Membuka Usaha Sendiri


Dengan berwirausaha sendiri anda dapat memiliki banyak kesempatan
untuk terus maju dan berkembang, selain itu jika anda memiliki ide kretif maka
berwirausaha sendiri merupakan jalan terbaik bagi anda. Banyak sekali
keuntungan yang dapat anda peroleh jika menjadi seorang wirausaha, untuk
lebih jelasnya dapat anda baca pada Apa Saja Keuntungan Menjadi
Wirausaha?. Lalu apa saja yang kita butuhkan dalam memulai suatu usaha?
Yang anda butuhkan sebelum melangkah sebagai wirausaha adalah
memahami diri anda sendiri, dimana anda harus memahami apakah diri anda
seorang pemula dalam berwirausaha, atau anda seorang yang telah lama
mengenal dunia usaha namun hingga saat ini belum berhasil. Jika anda berniat
menekuni dunia usaha dengan menjadi wirasaha alangkah baiknya jika anda

176
Ibid

Kewirausahaan 13
Unras

membaca langkah awal sebelum membuka usaha sendiri berikut ini, Langkah
Awal Membuka Usaha Sendiri dan Menjadi Wirausaha:177

a. Ide Usaha (Business Ideas)

Ide usaha merupakan hal terpenting sebelum memulai suatu usaha, rasanya
sangat mustahil kita memulai usaha tanpa ada ide usaha sebelumnya.

Gambar 8.1 Ide kreativitas


Sumber:https://i2.wp.com/s3-ap-southeast-1.amazonaws. com/magazine. job-like. com/
magazine/wp-content/ uploads /2017/02/07221714/creativity.jpg?resize=678%2C381&ssl=1

Mengapa ide usaha menjadi begitu penting, ini di karenakan usaha jika di
awali dengan ide yang baik serta memandang jauh ke depan akan
menghasilkan usaha dengan kualitas yang prima. Lalu yang menjadi
pertanyaan terbesar, bagaimana kita menentukan ide usaha? Untuk
menentukan ide usaha anda dapat menemukan ide itu dari rutinitas anda
sehari-hari, mulai dari hobi, kegemaran, keahlian, kesukaan dan hal lainnya
yang menurut anda dapat anda kuasai. Jika anda memulai suatu usaha dari
hal yang anda kuasai maka usaha tersebut akan berjalan lancar bahkan saat
terjadi masalah sekalipun, tentunya ini menjadi hal pokok yang harus anda
pahami, tentukan ide usaha anda sekarang juga.

177
A. Rusli, d. B. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid dua. jakarta: Penhallindo. Hlm 21

Kewirausahaan 13
Unras

b. Rencana Usaha (Business Plan)

Setelah anda berhasil menemukan ide sempurna untuk usaha yang akan
anda jalani langkah selanjutnya adalah rencana usaha yang matang.
Rencana usaha menjadi hal yang sangat penting untuk anda pikirkan
matang-matang sebelum memulai suatu usaha, salah satu masalah yang
akan timbul jika anda mengabaikan Business Plan adalah kekacauan di
tengah usaha yang berakibat pada kemunduran bahkan kegagalan usaha
anda.

Gambar 8.2: Bussines Plan


Sumber: https://sahabatpegadaian.com/sahabatpegadaian/wp content / uploads / 2018/12/WK1-
SP-Cara-Membuat- Rencana Bisnis-yang-Efektif-1024x500.jpg

Mengapa dikatakan sangat penting disini, ini karena rencana usaha memiliki
banyak sekali keuntungan untuk usaha anda. Keuntungan yang pertama
adalah anda dapat mengetahui kemana arah dan tujuan dari usaha anda,
meskipun usaha anda bersifat mikro(kecil) namun dengan arah serta tujuan
yang pasti, usaha anda akan cepat maju dan berkembang. Keuntungan yang
kedua, dengan rencana usaha yang matang anda dapat menentukan berapa
modal awal serta penghasilan yang kelak anda dapatkan dari usaha anda,
dengan perencanaan yang baik tentunya anda dapat meminimalisir biaya
pengeluaran namun dengan penghasilan yang maksimal.

Kewirausahaan 13
Unras

c. Survei (Observations Environment)

Langkah selanjutnya yang harus anda lakukan adalah survei atau


pengamatan lingkungan sekitar. Lalu apa kegunaan dari survei ini? apakah
wajib untuk di lakukan? Jika kita melihat dari segi keuntungan yang di dapat
tentunya survei sangat wajib untuk di lakukan. Survei atau pengamatan di
lakukan untuk mengetahui kondisi konsumen, lingkungan sekitar, lokasi
usaha, pesaing, target penjualan, pemasaran dan masih banyak lagi yang
berkaitan dengan lingkungan sekitar. Dengan survei anda juga dapat
mengetahui banyak hal serta peluang berkembang tidaknya usaha anda.
Jika anda mendirikan usaha dengan lingkungan yang mendukung serta
minim pesaing maka dapat di pastikan jika usaha anda siap meroket dan
bersiaplah menjadi seorang pengusaha sukses.

Gambar 8.3 observasi


Sumber:https://rollerresearch.files.wordpress.com/2018/08/observation2.jpg?w=318&h=319

d. Persiapan Usaha Dengan Baik (Preparation of Business)

Semua itu butuh persiapan, sebelum belajar persiapan yang harus kita
lakukan adalah berdoa, sebelum menikah persiapan yang kita lakukan
adalah meminta restu dari orang tua, nah begitu pun sebelum membuka
usaha, anda harus memiliki persiapan yang benar-benar matang.

Kewirausahaan 13
Unras

Gambar 8.4. persiapan usaha dengan baik


Sumber :https: //tondytenda.com/ wp-content /uploads /2020/01 /Mulai-usaha.jpg

Persiapan seperti izin mulai dari SITU, SIUP dan izin-izin lainnya yang masih
terkait harus di persiapkan dengan baik, selain itu jika anda membuka usaha
yang mana cukup besar maka anda membutuhkan banyak karyawan,
persiapkan karyawan anda, anda juga tidak boleh lupa mempersiapkan
modal, administrasi usaha, alat-alat, mesin, fasilitas dan juga logo atau nama
dari perusahaan anda.

e. Memulai Usaha (Action)

Setelah anda selesai dengan ke-empat langkah memulai usaha di atas, kini
saatnya anda action.

Gambar 8.5 Memulai usaha


Sumber:https://4.bp.blogspot.com/-wL-iLuf0FRk/WccUjkKYFLI/ AAAAAAAACmQ/k7Em Fisl
VRwpafsSyuazh8axK9ytRgE6wCK4BGAYYCw/s1600/MEMULAI.jpg

Kewirausahaan 13
Unras

Action atau memulai usaha merupakan langkah terakhir untuk anda yang
mana setelah anda memulai action berarti anda telah siap memasuki gerbang
persaingan usaha dengan orang atau perusahaan lain yang mana ini
menentukan berkembang tidaknya usaha anda

Lima langkah awal sebelum memulai usaha di atas patut anda perhatikan
dan alangkah lebih baiknya jika anda lakukan. Cukup sekian kiranya yang
dapat kami bagikan pada kesempatan kali ini, ingatlah apapun usaha yang
anda jalankan harus halal dan bermanfaat untuk orang banyak, tidak serta
merta kita mencari keuntungan namun tidak bermanfaat untuk orang lain.
Sekian info kali ini, semoga saja bermanfaat dan terimakasih telah membaca 5
langkah awal sebelum menjadi wirausaha.

C. SOAL/TUGAS
1. Hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum kita memutuskan untuk
berwirausaha?
2. Kegiatan berwirausaha tentunya melilbatkan beberapa lembaga salah satunya
yaitu lembaga pemerintahan. Jelaskan bagaimna hubingan kegiatan
berwirausaha dengan kebijakan pemerintan?
3. Melaskan mengapa pendidikan kewirausahaan di Indonesia baru dirintis pada
tahun 1950-an?
4. Jelaskan menurut anda pribadi, apa perbedaan yang terjadi dlam diri anda
sebelum dan sesudah mengenal ilmu pengetahuan mengeni kewirausahaan?
5. Faktor apa yang mempengaruhi berkembangnya pendidikan kewirausahaan di
Indonesia?

D. REFERENSI
A. Rusli, d. B. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid dua. jakarta: Penhallindo

Donelley, Robert G. The family business. Dalam Aronoff et. al.(2002) Family
Business Sourcebook. Merrietta : Family Enterprise Publishers

Suryana, Kewirausahaan :pedoman praktis, Kiat dan proses Menuju Sukses,


Salemba Empat, 2003

Tarmudji, T. 2006. Prinsip – prinsip Wirausaha. Yogyakarta: Liberty

Zimerer,Thomas W dan Scarborough, Norman, M 1998 Essentials Entrepreneurship


and Small Business Management. 2nd Edition New Jersey: Prentice Hall, Inc

Kewirausahaan 13
Unras

PERTEMUAN KE : 9
PENGELOLAAN USAHA DAN STRATEGI KEWIRAUSAHAAN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan mengimplementasikan pengelolaan usaha dan strategi
kewirausahaan

B. URAIAN MATERI
1. Pengelolaan Usaha
Dalam mengembangkan kewirausahaan diperlukan langkah-langkah yang
tepat agar usaha yang kita jalankan sesuai dengan perencanaan yang sudah
disusu. Menurut Zimmerer (1993: 330), Langkah pertama setelah memiliki ide
untuk memulai usaha didapat, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah
membuat perencanaan. Hal ini berguna sebagai persiapan awal yang mana
memiliki dua fungsi yaitu: sebagai pedoaman untuk mencapai keberhasilan
manajemen usaha dan sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan
yang bersumber dari luar.

Pengertian dari perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis


berisikan misi, usulan, operasional, rincian financial, strategi, peluang usaha
yang mungkin diraih dan kemampuan serta keterampilan pengelolaanya.
Menurut Zimmerer ada beberapa unsur yang harus ada dalam perencanaan
usaha, yaitu:

a. Ringkasan pelaksanaan

b. Profil usaha

c. Strategi usaha

d. Produk dan jasa

e. Strategi pemasaran

f. Analisis pesaing.178

178
Zimmerer, W. Thomas, Norman. 2005. Interpreneurship and the New Venture Formation. New Jersey:
Prantice Hall. Hlm 330

Kewirausahaan 13
Unras

Setelah membuat ringkasan eksekutif, langkah berikutnya adalah


menentukan misi usaha yang mengambarkan maksud-maksud usaha dan
filosofi manajemen perusahaan. Selain itu diperlukan membuat format rinkasan
eksekutif seorang calon pengusaha juga harus membuat usulan atau proposal
usaha. Usulan usaha dimaksudkan untuk mengajukan dana kepada
penyandang dana, seperti investor, banker, dan lembaga keuangan lainnya
yang siap membantu perusahaan. Beberapa aspek yang biasanya dimuat
dalam proposal usaha meliputi:

a. Manajemen usaha

b. Pemasaran

c. Produksi/ operasional

d. Keuangan perusahaan

Pada umumnya, studi kelayakan bisnis akan menyangkut tiga aspek, yaitu:
a. Manfaat ekonomis bagi usaha (sering pula disebut manfaat finansial), berarti
usaha yang akan dijalankan cukup menguntungkan dibandingkan dengan
risikonya;
b. Manfaat ekonomis usaha bagi negara tempat usaha tersebut dilaksanakan
(sering disebut manfaat ekonomi nasional);
c. Manfaat sosial usaha bagi masyarakat sekitar.179

Tujuan menganalisa kelayakan usaha

Ada lima tujuan perlunya studi kelayakan sebelum suatu usaha atau bisnis
dijalankan yaitu sebagai berikut:

a. Menghindari risiko kerugian. Untuk mengatasi risiko kerugian pada masa


yang akan datang harus ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada
yang dapat diramalkan akan terjadi atau terjadi tanpa dapat diramalkan.
Fungsi studi kelayakan adalah meminimalkan risiko yang tidak diinginkan,
baik risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan
b. Memudahkan perencanaan. Apabila sudah dapat meramalkan yang akan
terjadi pada masa yang akan datang, kita dapat melakukan perencanaan
dan hal-hal yang perlu direncanakan

179
Suad Husnan dan Suwarsono1995 Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: UPP, AM YKN. Hlm 6

Kewirausahaan 14
Unras

c. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Berbagai rencana yang sudah


disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan usaha. Pedoman yang
telah tersusun secara sistematis, menyebabkan usaha yang dilaksanakan
dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun
d. Memudahkan pengawasan. Pelaksanaan usaha yang sesuai dengan
rencana yang sudah disusun, akan memudahkan kita untuk melakukan
pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar
tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
e. Memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaab telah
dilakukan pengawasan, jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi,
sehingga dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan
pengendalian adalah mengendalikan pelaksanaan agar tidak melenceng dari
rel yang sesungguhnya, sehingga tujuan usaha kita akan tercapai.180
Untuk memulai usaha baru memang membutuhkan biaya, dan kita harus
sipa menanggung resiko kerugian dan kegagalan usaha yang menyangkut
investasi dalam jumlah besar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
memulai usaha baru diantaranya:
1) Ruang lingkup kegiatan usaha;
2) Cara kegiatan usaha dilakukan;
3) Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya suatu
usaha;
4) Hasil kegiatan usaha serta biaya yang harus ditanggung untuk
memperoleh hasil tersebut;
5) akibat- akibat yang bermanfaat ataupun yang tidak dari adanya usaha
tersebut.181

Menurut Husein Umar dalam Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen,


Metode, dan Kasus aspek-aspek dalam studi kelayakan meliputi sebagai
berikut:

1) Aspek Teknis
Evaluasi aspek teknis mempelajari kebutuhan teknis proyek, seperti
penentuan kapasitas produksi, jenis teknologi yang digunakan,
penggunaan peralatan dan mesin, serta lokasi usaha yang paling

180
Kasmir, Jakfar 2003 Studi Kelayakan Bisnis Bogor: Prenada Media.hlm 20
181
Achmad, Nur. 2015. Kewirausahaan: Suatu Alternatif Lain Menuju Kesuksesan. Surakarta: BPK FEB
UMS. Hlm 12

Kewirausahaan 14
Unras

menguntungkan. Setiap gagasan kewirausahawan –baik produksi barang


maupun penyediaan jasa– mempunyai aspek teknis yang harus dianalisis
sebelum usaha implementasi gagasan dilaksanakan. Ada dua langkah
penting dalam proses ini, yaitu sebagai berikut:
a) Identifikasi spesifikasi teknis penting
Evaluasi gagasan ventura baru hendaknya dimulai dengan identifikasi
persyaratan teknis yang kritis terhadap pasar sehingga mampu
memenuhi harapan dari pelanggan potensial. Persyaratan teknis yang
paling penting adalah:
(1) desain fungsional produk dan daya tarik penampilannya;
(2) fleksibilitas, memungkinkan adanya modifikasi ciri luar dari produk
untuk memenuhi permintaan konsumen atau perubahan teknologi
dan persaingan
(3) daya tahan bahan baku produk dapat diandalkan, kinerja produk
seperti yang diharapkan pada ondisi operasi normal;
(4) eamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada kondisi
operasional daya guna yang bisa diterima
(5) kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah
(6) standardisasi melalui dihilangkannya suku cadang yang tidak perlu
(7) kemudahan untuk diproduksi dan diproses kemudahan untuk
ditangani.182
b) Pengembangan dan uji coba produk
Pengembangan dan uji coba produk termasuk juga studi rekayasa, uji
laboratorium, evaluasi bahan baku alternatif, serta fabrikasi model dan
prototipe untuk uji lapangan. Untuk setiap tahap pengujian, hasil
negatif dan positif harus ditimbang dan dilakukan penyesuaian yang
perlu. Langkah pertama dalam menetapkan kelayakan teknis gagasan
ventura baru adalah identifikasi persyaratan teknis penting dan
perumusan spesifikasi kinerja. Pada setiap langkah berikutnya, hasil-
hasil yang dicapai harus dievaluasi terhadap persyaratan dan
spesifikasi tersebut. Wirausahawan yang mampu
mengimplementasikan gagasan dengan cara ini menetapkan

182
Kao,Raymond Russel M. Knight. 1987. Enterpreneurship And New Venture Management. Prentice-Hall
Canada.Scarborough, Ontario. Hlm 78

Kewirausahaan 14
Unras

kelayakan teknisnya dan mendapatkan jaminan bahwa produk atau


jasa tersebut dapat memenuhi gagasan pelanggan potensial.
2) Aspek Pasar dan Pemasaran
Evaluasi aspek pasar dan pemasaran sangat penting dilakukan karena
tidak ada usaha yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau
jasa yang dihasilkan oleh usaha tersebut. Pada dasarnya, aspek pasar dan
pemasaran bertujuan untuk mengetahui luas pasar, pertumbuhan
permintaan, dan pangsa pasar produk atau jasa yang bersangkutan. Para
wirausahawan selalu membutuhkan informasi dan pengetahuan tentang
pasar. Tujuan pemasaran adalah memenuhi permintaan pelanggan.183

2. Manajemen Dan Pemasaran


Ada 3 hal yang menentukan keberhasilan berwirausaha, yaitu: modal,
pengelolaan, dan pemasaran. Menurut Heller 2003, Pengelolaan atau
menajemen dan pemasaran memegang peranan penting karena dalam
ulasannya kita akan mempelajari cara mengelola sendiri atau mendatangi
konsumen.

a. Konsep dan Prinsip Dasar Manajemen

Bagi sebagian orang manajemen dianggap sebagai sebuah seni dalam


mengelola sumber daya yang ada, karena manajemen berhubungan dengan
kepemimpinan dan seseorang manajer atau pemimpin dituntut untuk
memiliki karisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuaan
menjalin hubungan antar manusia yang semuanya itu banyak ditentukan
oleh bakat seseorang dan tidak dapat dipelajari. Siapa saja yang menekuni
bidang wirausaha harus menguasai keterampilan manajerial agar tujuan-
tujuan wirausaha itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Manajemen
sekarang sudah menjadi ilmu independent. Kita ambil contoh, dengan
pengalaman bertahun-tahun, seorang pedagang kecil bisa menjadi
pengusaha dikarenakan pengalaman nya dalam mengamati keinginan
konsumen dan pasar. Teknik pemasaran yang sering dilakukan oleh seorang
pengusaha dapat menjadi pengalaman tersendiri bagi yang bersangkutan.

183
Kuratko & Hoodgets. 2007. Dalam Heru Kristanto. 2009. Kewirausahaan (entrepreneurship)
Pendekatan Manajemen dan praktik. Yogyakarta:Graha Ilmu. Hlm 43

Kewirausahaan 14
Unras

Menurut Siswanto (1981), Menjelang akhir abad 2, manajemen menjadi ilmu


yang bercabang, antara lain:

1) manajemen sumber daya manusia,


2) manajemen operasi atau produksi,
3) manajemen strategi,
4) manajemen pemasaran,
5) manajemen keuangan, dan
6) manajemen informasi teknologi.184

Dalam kaitannya dengan kegiatan usaha yang ditujukan untuk membangun


kekuatan ekonomi, kinerja professional, atau pertumbuhan organisasi,
manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengelola sumber daya
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dengan merujuk pada prinsip-prinsip
dasar tertentu.185 Prinsip-prinsip dasar itu antara lain:

1) Pembagian Kerja (Division of Work)


Pembagian kerja disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian
kelompok sehingga pelaksanaan kerja berjalan secara efektif dan
efisien. Konsep umum yang digunakan adalah the right man in the right
place.
2) Wewenang dan Tanggung Jawab (authority and responsibility) Kegiatan
usaha yang dikelola dengan baik harus memberikan wewenang dan
tanggung jawab kepada para pengelola atau pelaksananya dengan
seimbang. Dalam hal ini, semakin kecil kewenangan, maka semakin
kecil pertanggungjawaban, atau sebaliknya. Dan wewenang dan
tanggung jawab terbesar dipegang oleh pemimpin.
3) Disiplin (discipline)
Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang, apabila wewenang
tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Karena
itulah pemegang disiplin harus dapat menanamkan disiplin sehingga
mempunyai tanggung jawab terhadap pekarjaan sesuai dengan
wewenang yang dipegang.
4) Kesatuan Perintah (unity of command)

184
Siswanto. 2003. Salesmanship: Keahlian Menjual Barang Dan Jasa.Edisi Kedua.Damar Mulia
Pustaka,Jakarta.hlm 56
185
Ibid

Kewirausahaan 14
Unras

Seorang manajer atau pemimpin harus memahami bahwa bawahannya


bekerja di bawah satu komando atau perintah. Mereka harus
memparhatikan prinsip kesatuan perintah agar pelaksanaan kerja dapat
berjalan lancer.
5) Kesatuan Pengarahan (unity of direction)
Manajer juga harus mampu mengarahkan pekerjaan bawahannya
menuju tujuan dan sasaran yang diharapkan. Hal ini bertalian erat
dengan pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab.
6) Mengutamakan Kepantingan Organisasi
Setiap individu harus mementingkan kepentingan organisasi, karena hal
ini merupakan salah satu syarat penting dalam organisasi manapun. Hal
itu dapat terwujud bila setiap pribadi merasa senang dalam bekerja
karena suasana kerja yang baik.
7) Pengupahan
Gaji atau upah merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya
kelancaran dan kepuasan kerja. Gaji yang sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab seorang karyawan akan membuat ketanangan
kerja.
8) Pemusatan Tanggung Jawab (centralized Responsibility) Wewenang
dan tanggung jawab tertingggi ada pada pemimpin, namun tidak
diartikan sebagai pemusatan kekuasaan untuk menggunakan
wewenang seenaknya.
9) Hierarki
Merupakan susunan atau urutan jabatan atau kewenangan organisasi
dari posisi paling tinggi sampai paling rendah. Perusahaan yang
berhierarki adalah perusahaan yang berbirokrasi.
10) Ketertiban (order)
Berkaitan erat dengan kedisiplinan, contohnya seperti kepatuhan
terhadap aturan-aturan dan administrasi organisasi atau birokrasi yang
telah di tetapkan sehingga tidak menimbulkan kekacauan.
11) Keadilan dan Kejujuran
Manajemen tidak hanya diarahkan untukl mencapai keberhasilan
ekonomi, tapi juga untuk menumbuhkan moralitas dan mentalitas setiap
orang yang terlibat di dalamnya.
12) Stabilitas Kondisi kerja

Kewirausahaan 14
Unras

Banyak factor yang mempengaruhi stabilitas kerja. Seorang manajer


harus dapat mengidentifikasi perbedaan-perbedaan personal dan social
di antara bawahannya untuk mengantisipasi timbulnya gejola.
13) Prakarsa (Initiative)
Prakarsa muncul karena adanya kehendak untuk menciptakan sesuatu
yang lebih baik (betterment and improvement) dalam upaya
menciptakan inovasi untuk tujuan bersama.
14) Semangat Kesatuan, Semangat Korps
Dalam suatu organisasi sangat penting untuk menjaga dan menjamin
keutuhan serta integritas sebuah organisasi agar tidak terjadi pecah
belah organisasi. Dengan adanya semangat antara anggota dalam
suatu perusahaan maka kekuatan untuk mendirikan dan menjalankan
perusahaan akan semakin kokoh.186

b. Sumber Daya Manajemen

Perusahaan membutuhkan orang-orang yang tangguh dalam menjalakan


usahanya. Orang orang yang dibutuhkan dalam bidang ini adalah orang
yang mempunyai keahlian di bidangnya. Proses manajemen memerlukan
sumber daya atau alat kelengkapan yang diperlukan dalam menjalankannya.
Menurut Kotler (2000), unsur-unsur yang menjadi sarana kedalam 6M. Yaitu:
1) Man (Sumber Daya Manusia)
Faktor manusia adalah yang paling penting. Manusia yang membuat
tujuan dan manusia pulalah yang menjalankan tujuan tersebut.
2) Money (uang)
Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang
beredar dalam perusahaan. Uang sebagai alat (tool) harus digunakan
secara rasional, seperti berapa uang yang harus disediakan untuk gaji
tenaga kerja, alat-alat, dan lain-lain.
3) Materials (bahan)
Material terdiri atas bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Bidang usaha memerlukan material sebagai sarana produksi.
4) Methods (metoda)
Metode merupakan tata cara atau langkah-langkah yang sistematis
untuk malaksanakan pekerjaan.

186
Team lab.Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.2016.Praktikum Kewirausahaan. Surakarta :
Universtas Muhamadiyah Surakarta.

Kewirausahaan 14
Unras

5) Machines (Mesin)
Mesin adalah alat bantu yang digunakan oleh sumber daya manusia
untuk membuat tugas-tugas manajerial lebih efektif dan efisien.
6) Market (Pasar)
Tanpa pasar proses produksi akan mati. Karena itu, penguasaan pasar
dalam arti penyebaran hasil produksi merupakan factor menentukan
dalam perusahaan.187

3. Pengelolaan Usaha Kecil dan Strategi Kewirausahaan


Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue print) yang
berisikan misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian finansial,
strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta
keterampilan pengelolaannya. Perencanaan usaha mempunyai dua fungsi
penting, yaitu:

a. pedoman untuk mencapai keberhasilan manajemen usaha;


b. alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber dari luar.188

Pengelolaan usaha umumnya menyangkut beberapa pengelolaan, di


antaranya pengelolaan keuangan. Tiga aspek yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan keuangan, yaitu:

a. sumber dana;
b. rencana dan penggunaan dana;
c. pengawasan atau pengendalian keuangan.

Sumber-sumber keuangan perusahaan:

a. dana yang berasal dari perusahaan (pembelanjaan internal);


b. penggunaan dana perusahaan;
c. penggunaan cadangan;
d. penggunaan laba yang tidak dibagi;
e. dana yang berasal dari luar perusahaan (pembelanjaan eksternal);
f. dana dari pemilik atau penyertaan;

187
Achmad, Nur., Saputro, Edy Purwo dan Handayani, Sih. 2016. Kewirausahaan di Era Digital. Jakarta:
Direktorat Penelitian Pengabdian Masyarakat Dirjen Dikti
188
Akintoye, A. S dan MacLeod, M. J. 1996. Risk Analysis and Management in Contruction. International
Journal of Project Management. Vol. 15, No. 1, pp. 31-38

Kewirausahaan 14
Unras

g. dana yang berasal dari pinjaman, baik jangka panjang maupun jangka
pendek;
h. dana bantuan program pemerintah dari pusat dan daerah;
i. dana dari teman atau keluarga yang menanamkan modalnya;
j. dana ventura (investasi dana dari perusahaan besar).

Perencanaan keuangan dan penggunaan dana, hal-hal yang harus


diperhatikan yaitu:

a. biaya awal adalah biaya yang diperlukan ketika perusahaan akan berdiri
b. proyeksi atau rancangan keuangan yang meliputi:
1) neraca harian
2) laporan laba rugi
3) laporan arus kas
4) analisis pulang pokok.189

4. Teknik dan Strategi Pengembangan Usaha


a. Teknik Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen
(probe/search), menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen (product), menentukan tingkat harga (price),
mempromosikannya agar produk dikenal konsumen (promotion), dan
mendistribusikan produk ke tempat konsumen (place). Tujuan pemasaran
adalah barang dan jasa yang dihasilkan disukai, dibutuhkan, dan dibeli oleh
konsumen.
1) Perencanaan pemasaran meliputi beberapa langkah, yaitu menentukan
kebutuhan dan keinginan pelanggan (dengan melakukan riset pasar)
dan memilih pasar sasaran khusus. Ada dua jenis pasar sasaran
khusus, yaitu pasar individual dan pasar khusus.
2) Segmentasi pasar adalah menempatkan strategi pemasaran dalam
persaingan. Ada enam strategi pemenuhan permintaan dari lingkungan
(juga masuk dan strategi dari bauran pemasaran):

a) berorientasi pada pelanggan;


b) kualitas;
189
Drucker.Peter.F.1993.Inovasi Dan Kewiraswastaan.Jakarta: Erlangga.hlm 79

Kewirausahaan 14
Unras

c) kenyamanan;
d) inovasi;
e) kecepatan (penempatan produk dan respons keinginan konsumen);
f) pelayanan dan kepuasan pelanggan
3) Produk
Produk memiliki siklus hidup yang terdiri atas tahap pengembangan,
pengenalan, pertumbuhan, penjualan, kematangan, kejenuhan, dan
penurunan
4) Harga
Faktor-fakto yang harus dipertimbangkan antara lain:
a) Biaya barang dan jasa
b) Permintaan dan penawaran pasar
c) Antisipasi dan volume pasar
d) Harga pesaing
e) Kondisi keuangan
f) Lokasi usaha
g) Fluktuasi musiman
h) Factor psikologis pelanggan
i) Bunga kredit dan bentuk kredir
j) Sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan).190
b. Strategi Pengembangan Usaha Baru
1) Pengembangan skala ekonomis, yaitu dengan menambah skala
produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha.
2) Perluasan cakupan usaha, yaitu dengan menambah jenis usaha baru,
produk dan jasa baru yang sedang diproduksi (diversifikasi), serta
teknologi yang berbeda.
3) Strategi pemasaran (bagi usaha baru):
a) penetrasi pasar, memperbesar volume penjualan dan periklanan;
b) pengembangan pasar, peningkatan penjualan dengan pengenalan
produk pada pasar baru;
c) pengembangan produk, modifikasi produk yang sudah ada untuk
meningkatkan penjualan;
d) segmentasi pasar, pemasaran produk berdasarkan segmennya.191

190
Ibid
191
Ibid

Kewirausahaan 14
Unras

5. Teknik Peenentuan Harga


a. Produk baru, bertujuan:
1) menghasilkan produk yang dapat diterima oleh konsumen potensial,
tanpa mempertimbangkan banyaknya;
2) memelihara pangsa pasar sebagai akibat tumbuhnya persaingan;
3) memperoleh laba
b. Barang konsumsi:
1) harga di bawah pasar untuk produk yang sama;
2) harga di atas harga pasar;
3) harga sama dengan harga pasar
c. Barang Industri
1) strategi cost plus princing. Dengan menambahkan margin laba terhadap
biaya-biaya langsung
2) biaya langsung dan formulasi harga. Tidak termasuk biaya overkead
pabrik
3) penentuan harga jual model pulang pokok. Dengan menghitng besar
persentasi tertentu dari total penjualan yang digunakan untuk biaya
variable
d. Jasa: menentukan harga berdasarkan materiel yang digunakan untuk
menyediakan jasa, tenaga kerja, dan untuk memperoleh laba
e. Promosi, bertujuan:
1) menginformasikan barang/jasa yang dihasilkan pada konsumen;
2) membujuk konsumen agar membeli barang/jasa yang dihasilkan;
3) memengaruhi konsumen agar tertarik terhadap barang/jasa yang
dihasilkan.

Beberapa jenis promosi:

1) iklan (media cetak dan elektronik);


2) promosi penjualan (pameran);
3) wiraniaga (dengan produk sampel ke konsumen);
4) pemasaran langsung (langsung menghubungi konsumen);
5) humas (memublikasikan barang melalui pamflet dan sebagainya).

Kiat Pemasaran Usaha Baru:

1) Peluang pasar.
2) Barang dan jasa yang paling dibutuhkan konsumen.

Kewirausahaan 15
Unras

3) Jumlah yang dibutuhkan.


4) Kualitas yang paling tepat.
5) Banyaknya jumlah kualitas.
6) Tempat yang tepat.
7) Jumlah barang yang dibutuhkan.
8) Target yang hendak dicapai.192

6. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha


Wirausahawan seringkali disebut sebagai pelaku usaha atau diartikan
sebagai pengusaha yang menghasilkan barang dan jasa, seperti pembuat
produk, grosir atau pengecer profesional atau setiap orang yang ikut serta
dalam penyediaan barang dan jasa hingga sampai ke konsumen. Secara umum
definisi atau pengertian pelaku usaha adalah setiap orang atau badan usaha,
baik berbentuk badan hukum atau tidak yang didirikan untuk melakukan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Pelaku usaha disini adalah
seseorang yang mampu menghasilkan sebuah produk menjadi sebuah produk
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.

Adapun dalam menjalankan kewajibannya, pelaku usaha memiliki hak,


kewajiban dan tanggung jawab serta beberapa larangan yang telah di atur oleh
UU perlindungan konsumen pasal 19 yaitu : UU No.8 tahun 1999, yaitu:

a. Hak pelaku usaha (Pasal 6)

1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan


mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan.

2) Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dari tindakan konsumen


yang beritikad tidak baik.

3) Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya didalam penyelesaian


hukum sengketa konsumen.

4) Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang

192
Effendy, Mochtar.2010.Kewirausahaan (Entrepreneurship) Tuntunan Untuk Praktisi. Yayasan Penerbit
Al-Mukhtar : Palembang.hlm 74-81

Kewirausahaan 15
Unras

diperdagangkan.Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan


perundang undangan lainnya.

b. Kewajiban pelaku usaha (Pasal 6)

1) Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

2) Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,
perbaikan dan pemeliharaan.

3) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta


tidak diskriminatif.

4) Menjamin kualitas barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau


diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau
jasa yang berlaku.

5) Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau


mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau
garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan.

6) Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas kerugian


akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa
yang diperdagangkan.

7) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang


dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan
perjanjian.

c. Tanggung jawab pelaku usaha (Pasal 19)

1) Pelaku usaha bertanggung jawab untuk memberikan ganti rugi atas


kerusakan, pencemaran atau kerugian lainnya yang di alami konsumen
akibat mengkonsumsi barang yang dihasilkan atau yang
diperdagangkan oleh pelaku usaha
2) Sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) ganti rugi juga bisa berupa
pengembalian uang atau penggantian barang atau ajsa yang sejenis
atau setara nilainya, atau perwatan kesehatan dan atau pemberian
santunan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

Kewirausahaan 15
Unras

3) Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggat waktu 7 (tujuh) hari


setelah tanggal transaksi.193

Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan
pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan. 5). Menurut
Suryana 2003, Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan
tersebut merupakan kesalahan konsumen. Inti dari pasal di atas adalah pelaku
usaha bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul dari hasil
produk/jasanya”. Kredit perbankan diperuntukan bagi masyarakat maupun
pengusahan dengan sistem pembayaran dicicil dengan jangka waktu yang
disepakati oleh kedua belah pihak baik itu dengan jaminan maupun tanpa
jaminan dari pihak debitur kepada pihak yang memberikan kredit.194

C. SOAL/TUGAS
1. Jelaskan bagaimna cara mengelola usaha dengan baik, contohkan usaha apa
yang anda lakukan misalnya usaha produk atau jasa?
2. Jika anda mengeleuti usaha dibidang jasa, jelaskan baiamana cara anda
melakukan manajemen pemasarannya?
3. Ada 6 sumber daya manajemen yang dikenal dengan sebutan 6 M, jelaskan satu
persatu dari ke enam sumber daya manajemen tersebut. Serta jelaskan baimana
hubungan diantara ke enam sumber daya manajemen tersebut?
4. Sebutkan dan Jelakan manfaat aspek hukum dalam kewirausahaan ?
5. Dalam menjalankan proses berwirausaha tentunya kita harus memiliki sumber
pendanaan, jelaskan dari mana saja sumber pendaan tersebut berasal dan
jelaskan bagaimna kita bisa mendapatakan sumber pendanan tersebut ?

193
UU No.8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
194
Op. Cit. Suryana

Kewirausahaan 15
Unras

D. REFERENSI
Achmad, Nur. 2015. Kewirausahaan: Suatu Alternatif Lain Menuju Kesuksesan.
Surakarta: BPK FEB UMS

Achmad, Nur., Saputro, Edy Purwo dan Handayani, Sih. 2016. Kewirausahaan di
Era Digital. Jakarta: Direktorat Penelitian Pengabdian Masyarakat Dirjen
Dikti

Akintoye, A. S dan MacLeod, M. J. 1996. Risk Analysis and Management in


Contruction. International Journal of Project Management. Vol. 15, No. 1, pp.
31-38

Drucker.Peter.F.1993.Inovasi Dan Kewiraswastaan.Jakarta: Erlangga.

Effendy, Mochtar.2010.Kewirausahaan (Entrepreneurship) Tuntunan Untuk Praktisi.


Yayasan Penerbit Al-Mukhtar : Palembang

Kasmir, Jakfar 2003 Studi Kelayakan Bisnis Bogor: Prenada Media

Kao,Raymond Russel M. Knight. 1987. Enterpreneurship And New Venture


Management. Prentice-Hall Canada.Scarborough, Ontario. Hlm 78

Kuratko & Hoodgets. 2007. Dalam Heru Kristanto. 2009. Kewirausahaan


(entrepreneurship) Pendekatan Manajemen dan praktik. Yogyakarta:Graha
Ilmu

Siswanto. 2003. Salesmanship: Keahlian Menjual Barang Dan Jasa.Edisi


Kedua.Damar Mulia Pustaka,Jakarta

Suad Husnan dan Suwarsono1995 Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: UPP, AM


YKN.

Team lab.Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.2016.Praktikum


Kewirausahaan. Surakarta : Universtas Muhamadiyah Surakarta

Zimmerer, W. Thomas, Norman. 2005. Interpreneurship and the New Venture


Formation. New Jersey: Prantice Hall

UU No.8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Kewirausahaan 15
Unras

PERTEMUAN KE : 10
MANAJEMEN STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan mengimplementasikan manajemen strategi pengembangan
kewirausahaan

B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan serangkaian kegiatan dalam merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan, dan mengembangkan
segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia,
sarana dan prasarana secara efektif serta efisien untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.195 Dalam manajemen terdapat proses yang
terdiri atas tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumbersumber lainnya. Proses tersebut berjalan secara sistematis,
terkoordinasi, kooperatif, dan terintegrasi. Tujuannya adalah memanfaatkan
dan mendayagunakan sumber-sumber, serta menerapkan fungsi-fungsi
manajemen dalam kewirausahaan (merencanakan, mengorganisasi,
menggerakan, mengarahkan, dan mengendalikan).

Implikasi seorang wirausahwan secara efektif dan efisien dapat berusaha


merencanakan, mengorganisasi, menggerakan, mengarahkan, mengendalikan
potensi sumber daya dan menggunakan sumber daya tersebut untuk mencapai
cita-cita yang telah ditetapkan agar bergerak kea rah tujuannya. Apabila ada
bagian yang salah, berusaha untuk menentukan penyebabnya kemudian
memperbaikinya. Berdasarkan pengertian secara etimologis, muncullah konsep
manajemen yang secara terminologis berarti the act or art of managing,
conducting, directing, and controlling. Manajemen merupakan kegiatan atau
seni dalam mengurus (memimpin, mencapai, dan memerintah), membimbing,

195
Stoner, James AF & RE Freeman 2001 Manajemen Cetakan Kelima Jilid Kesatu Jakarta: Intermedia.
Hlm 7

Kewirausahaan 15
Unras

mengarahkan, dan mengendalikan.196 Dalam kamus Webster disebutkan


bahwa manajemen berasal dari kata manage (maneggio, Italia), berarti
mengurus, memimpin, mencapai, dan memerintah. Adapun kata maneggiare
(Italia), berarti mengendalikan, terutama mengendalikan kuda yang berasal dari
bahasa Latin, yaitu manus yang berarti tangan. Kata ini mendapat pengaruh
dari bahasa Prancis, yaitu manège yang berarti kepemilikan kuda (dan dalam
bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda). Bahasa Prancis
mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang artinya
seni melaksanakan dan mengatur.197 Berdasarkan pembatasan tersebut,
muncul berbagai definisi tentang manajemen. Follet misalnya, mendefinisikan
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Sementara Stoner mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi, serta penggunaan berbagai sumber daya organisasi lainnya untuk
mencapai tujuan organisasi yang diinginkan.198

Senada dengan Stoner, Tery menyatakan bahwa manajemen sebagai


tindakan untuk melaksanakan sesuatu melalui orang lain. Artinya, tindakan
tersebut melalui perencanaan dan pengorganisasian, pengarahan dan
penggerakan serta pengoodinasian dan pengawasan. Dengan demikian,
potensi dirinya dapat tumbuh dan berkembang menjadi kreatif dan inovatif
(efektif, efisien, sistematis, terkoordinasi, kooperatif, dan terintegrasi). 199 Millet
mendefinisikan manajemen sebagai proses pembimbingan, pengarahan, dan
pemberian fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang terkoordinasi dalam
kelompok formal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa manajemen akan selalu berhubungan dengan
segenap usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan diharapkan
melalui orang lain berdasarkan target terhadap sasaran-sasaran tertentu
dengan menggunakan strategi yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip
manajemen ilmiah dan praktis, serta memanfaatkan berbagai fasilitas dan
sumber daya yang tersedia dengan sebaik-baiknya.

196
Richard L 2002 Manajemen. Edisi Kelima Jilid Satu. Hlm 1
197
Pearce II JA, and Robinson Jr RB 2007 Strategic Management Formulation, Implementation, and
Control. 10th EdMcGraw-Hill. Hlm 12
198
Julius Bobo 2003. Transformasi Ekonomi Rakyat Jakarta: Pustaka. Hlm 18
199
Ibid

Kewirausahaan 15
Unras

Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara


universal. Mary Parker Follet misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai
seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi. Manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
pengoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisasi, dan sesuai dengan jadwal.200

2. Manajemen dalam Kewirausahaan


Manajemen kewirausahaan artinya semua kekuatan perusahaan yang
menjamin usahanya eksis. Adapun strategi kewirausahaan adalah kesesuaian
kemampuan internal dan aktifitas perusahaan dengan lingkungan eksternal.
Strategi kewirausahaan meliputi beberapa keputusan strategis, yaitu:

a. Perubahan produk barang dan jasa


b. Strategi menyangkut penetrasi pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrase
regional, atau ekspansi usaha
c. kemampuan untuk memperoleh modal investasi;
d. analisis sumber daya manusia;
e. analisis pesaing untuk memantapkan strategi bersaing;
f. kemampuan menopang keunggulan strategi perusahaan dan modifikasi
strategi;
g. penentuan harga barang atau jasa, untuk jangka pendek dan jangka
panjang;
h. interaksi perusahaan dengan masyarakat luas;
i. pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran kas.201

Wirausahawan yang berfungsi sebagai manajer perusahaan harus


memiliki kompetensi, yaitu:
a. berfokus pada pasar, bukan pada teknologi;
b. merancang pendanaan untuk menghindari tidak terdanainya perusahaan;
c. membangun tim manajemen.202

200
Richard L2002Manajemen. Edisi Kelima Jilid Satu Jakarta. Hlm 5
201
Rivai, Veithzal 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan Jakarta: Raja Grafindo. Hlm
12
202
Ibid

Kewirausahaan 15
Unras

3. Fungsi-fungsi Manajemen dalam Kewirausahaan


Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa aktivitas manajemen
dalam mencapai tujuan organisasi merupakan fungsi-fungsi manajemen.
Sampai saat ini, belum ada pendapat yang dapat diterima mengenai fungsi-
fungsi manajemen. Akan tetapi, pada awal abad ke-20, seorang ahli
manajemen bernama Henry Fayol menyarankan bahwa para manajer harus
melaksanakan lima fungsi, antara lain merencanakan, mengorganisasi,
memerintah, mengoordinasi, dan mengawasi. Pada perkembangan berikutnya,
fungsi-fungsi manajemen yang ditetapkan sebagai kerangka kerja adalah:

a. perencanaan (planning);
b. pengorganisasian (organizing);
c. penyusunan personalia (staffing);
d. penggerakan (actuating);
e. pengawasan (controlling).203

Kemudian, para ahli merumuskan fungsi-fungsi manajemen yang


berbeda, tetapi secara umum prinsipnya mengacu pada Henri Fayol. Fungsi -
fungsi manajemen merupakan kegiatan yang sifatnya berulang-ulang (siklus),
sehingga sering juga disebut proses manajemen. Hal ini berate tugas-tugas
manajemen dalam organisasi tidak berhenti hanya pada satu periode. Tetapi
selalu berlanjut pada periode sebelumnya.204 Proses untuk mencapai tujuan,
dituangkan dalam fungsi-fungsi manajemen berikut:

a. Fungsi Perencanaan (Planning)


Conyers dan Hills (1994) mendefinisikan perencanaan sebagai proses yang
bersinambungan, mencakup keputusan atau pilihan berbagai alternative
penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu pada masa yang
akan datang. Yulius Nyerere (mantan Presiden Tanzania) ketika
menyampaikan pidato Repelita II Tanzania pada tahun 1969 mengatakan,
Merencanakan berarti memilih. Artinya, perencanaan merupakan proses
memilih diantara berbagai kegiatan yang diinginkan karena tidak semua
yang diinginkan dapat dilakukan dan dicapai dalam waktu bersamaan.205 Hal

203
Saefullah 2005 Pengantar Manajemen Jakarta: Prenada Media. Hlm 32
204
Wilson Bangun 1997 Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode, dan Kasus Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Hlm 5
205
Westman, Mina, Dalia Etzion dan Esti Danon 2002 Job Insecurity and Crossover of Burnout in Married
Couples. Journal of Organizational Behaviour. Vol 22

Kewirausahaan 15
Unras

tersebut menyiratkan bahwa hubungan antara perencanaan dan proses


pengambilan keputusan sangat erat. Oleh karena itu, banyak buku mengenai
perencanaan juga membahas pendekatan alternative dalam proses
pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan factor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan dan urutan tindakan dalam proses
pengambilan keputusan. Proses perencanaan adalah proses penentuan
arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Penentuan arah perusahaan, di antaranya
adalah hasil yang akan dicapai? Bagaimana cara mencapainya? Kapan dan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan? Siapa yang akan
melakukan pekerjaannya? Dengan demikian, rencana kerja perusahaan
yang telah tersusun diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dalam
bekerja sekaligus sebagai tolok ukur atau standar dalam melakukan
pengawasan.206
b. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Banyak definisi organisasi yang diberikan oleh para ahli organisasi.
Organisasi sebagai alat yang digunakan oleh orang-orang untuk
mengoordinasikan tindakan mereka dalam rangka mendapatkan yang
dikehendaki atau nilai guna mencapai tujuan.207 Drucker (1997) menyatakan
bahwa organisasi bukan sekadar alat. Organisasi menunjukkan nilai dan
personalitas bisnis, seperti perusahaan nirlaba dan pemerintahan. 208 Akan
tetapi, pada prinsipnya pengorganisasian adalah proses pembentukan
kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam sistem manajemen.
Hal tersebut menekankan pada pencapaian tujuan sistem manajemen dan
membantu wirausahawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang
tampak, tetapi juga dalam menegaskan sumber daya yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi kewirausahaan, dalam bab ini
menunjuk pada hasilhasil proses pengorganisasian. Setelah perencanaan
perusahan selesai dibuat, selanjutnya disusun struktur organisasi
perusahaan, yaitu mengelompokkan berbagai kegiatan yang ada dalam unit-
unit kerja.209 Tujuannya adalah tugas dan fungsi dari masing-masing unit dan

206
Ibid
207
Jones, JJ, dan Walters, DL2009 Human Resourse Management in Education (Manajemen SDM dalam
Pendidikan) Yogyakarta: Q-Media. Hlm 2
208
Drucker, Peter F, 1996. Inovasi dan Kewirausahaan. Jakarta Erlangga. Hlm 14
209
Ibid hlm 15

Kewirausahaan 15
Unras

orang-orang yang terlibat dalam kegiatan perusahaan tertata dengan jelas.


Adapun struktur organisasi yang akan dibahas adalah struktur organisasi
perusahaan yang baru didirikan yang skala usahanya masih kecil, dengan
volume pekerjaan yang belum banyak dan penggunaan tenaga kerjanyapun
masih terbatas.
c. Fungsi Pengarahan
Fungsi pengarahan adalah menggerakan dan mengarahkan orang-orang
yang terlibat dalam organisasi perusahaan agar menjalankan tugas sesuai
dengan wewenang yang telah ditentukan atau sesuai dengan urutan
tugasnya. Caranya adalah dengan memberikankan perintah, petunjuk, dan
motivasi dengan berpedoman pada rencana yang telah disusun.
d. Pengendalian atau Pengawasan (Controlling)
Pengendalian atau pengawasan (controlling) adalah kegiatan untuk
melakukan pengukuran terhadap kinerja perusahaan, yaitu pencapaian
tujuan sudah sesuai dengan rencana atau standar yang telah ditetapkan. Di
sinilah perlunya peranan pengendalian, yaitu meluruskan kegiatan kegiatan
yang menyimpang dalam pencapaian tujuan.
e. Pengarahan (Actuating)
Untuk memengaruhi orang mencapai tujuan tertentu, caranya adalah dengan
memberikan pengarahan kepada semua orang yang terlibat dalam
organisasi. Salah satu caranya adalah memberikan motivasi, yaitu
mendorong seseorang agar mau bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan
sesuai dengan yang telah ditentukan oleh perusahaan dengan efektif dan
efisien.
f. Pengendalian (Controlling)
Fungsi pengendalian (controlling) dari manjemen mencakup semua aktivitas
yang dijalankan untuk memastikan operasi aktual sesuai dengan operasi
yang direncanakan. Semua manajer dalam suatu perusahaan mempunyai
tanggung jawab pengendalian, seperti melakukan evaluasi terhadap kinerja
dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan jika terjadi penyimpangan
sehingga perusahaan berjalan secara efisien. Pengendalian terdiri atas
empat tahap dasar, yaitu:
1) menetapkan standar kinerja;
2) mengukur kinerja individu dan organisasi;
3) membandingkan kinerja aktual dengan yang direncanakan;

Kewirausahaan 16
Unras

4) melakukan tindakan korektif.210

4. Strategi Pengembangan Kewirausahaan


a. Strategi Bersaing dalam Kewirausahaan
Tidak dapat disangkal bahwa keberlangsungan perusahaan sangat
bergantung pada ketahanan wirausaha dalam meraih keunggulan dan
bersaing melalui strategi yang dimilikinya. Strategi perusahaan adalah cara-
cara perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi dan koordinasi
aktivitas multi pemasaran. Dalam mata kuliah kewirausahaan, mahasisa
dituntut memahami perkembangan strategi kewirausahaan dalam onteks
persaingan. Mahasiswa juga dituntut untuk menjelaskan strategi generik
dan keunggulan bersaing dalam kewirausahaan memasuki persaingan.
Apabila mahasiswa telah mempunyai suatu bidang usaha, mereka mampu
mengembangkan dan mempertahankan usaha tersebut.211
b. Kompetensi Inti Kewirausahaan
Dalam manajemen perusahaan modern saat ini, telah terjadi pergeseran
strategi, yaitu dari strategi memaksimalkan keuntungan pemegang saham
(mencari laba perusahaan) menjadi memaksimalkan keuntungan bagi
semua yang berkepentingan dalam perusahaan (stakeholder), yaitu individu
atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam kegiatan perusahaan.
Kelompok ini tidak hanya terdiri atas pemegang saham, tetapi juga
karyawan, manajemen, pembeli, masyarakat, pemasok, distributor, dan
pemerintah. Akan tetapi, konsep laba tidak dapat dikesampingkan dan
merupakan alat penting bagi perusahaan untuk menciptakan manfaat bagi
para pemilik kepentingan. Menurut teori strategi dinamis dari Porter (1991),
perusahaan dapat mencapai keberhasilan apabila memenuhi tiga kondisi.
Pertama, tujuan perusahaan dan kebijakan fungsi-fungsi manajemen (seperti
produksi dan pemasaran) harus secara kolektif memperlihatkan posisi
terkuat dipasar. Kedua, tujuan dan kebijakan tersebut ditumbuhkan
berdasarkan kekuatan perusahaan serta diperbarui terus (dinamis) sesuai
dengan perubahan peluang dan ancaman lingkungan eksternal. Ketiga,
perusahaan harus memiliki dan menggali kompetensi khusus sebagai
pendorong untuk menjalankan perusahaan. Dalam menghadapi persaingan

210
Ibid hlm 16
211
Ibid hlm 17

Kewirausahaan 16
Unras

yang semakin kompleks dan krisis eksternal, perusahaan kecil dapat


menerapkan teori strategi berbasis sumber daya (resources-based strategy).
Teori ini dinilai potensial untuk memelihara keberhasilan perusahaan ketika
berada dalam situasi eksternal yang bergejolak. Menurut teori ini,
perusahaan dapat meraih keuntungan melalui penggunaan sumber daya
yang lebih baik, yaitu dengan:
1) Pola organisasi dan administrasi yang baik
2) Perpaduan asset fisik berwujud, seperti sumber daya manusia dan
alam, serta asset tidak berwujud, seperti kebiasaan berfikir kreatif dan
keterampilan manajerial
3) Budi daya perusahaan
4) Proses kerja dan penyesuaian yang cepat atas tuntutan baru.212

5. Strategi Generik dan Keunggulan Bersaing


Dalam karyanya yang paling terkenal Competitive Strategy, Michael P.
Porter (1997 dan 1998) mengungkapkan beberapa strategi yang dapat
digunakan perusahaan untuk bersaing. Beberapa aspek inti dari teori Porter
adalah: (1) persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan; (2)
keunggulan bersaing dan berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh
perusahaan bagi langganan atau pembeli; (3) ada dua jenis dasar keunggulan
bersaing, yaitu biaya rendah dan diferensiasi; (4) kedua jenis dasar keunggulan
bersaing tersebut menghasilkan tiga strategi generic.

a. Biaya Rendah
Strategi ini mengandalkan keunggulan biaya yang relatif rendah dalam
menghasilkan barang dan jasa. Keunggulan biaya berasal dari pengerjaan
berskala ekonomi, teknologi milik sendiri, dan akses prefensi ke bahan baku.
b. Diferensiasi
Strategi ini berasal dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang
dan jasa yang unik dalam industrinya dan dalam semua dimensi umum yang
dihargai oleh konsumen. Diferensiasi dapat dilakukan dalam beberapa
bentuk, antara lain diferensiasi produk; diferensiasi sistem penyerahan/

212
Perlow, Leslie dan John Weeks 2002 Who ‘s Helping Whom? Layer of Culture and Workplace
Behaviour. Journal of Organizational Behaviour. Hlm 114

Kewirausahaan 16
Unras

penyampaian produk; diferensiasi dalam pendekatan pemasaran;


diferensiasi dalam peralatan dan konstruksi; diferensiasi dalam citra produk.
c. Fokus
Strategi fokus berusaha mencari keunggulan dalam segmen sasaran pasar
tertentu meskipun tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan.
Ada dua fokus, yaitu:
1) fokus biaya, dilakukan dengan mengusahakan keunggulan biaya dalam
segmen sasarannya;
2) focus diferensiasi, dilakukan dengan mengusahakan diferesiasi dalam
segmen sasarannya, yaitu pembeli dengan pelayanan yang baik dan
berbeda dengan yang lain.213

Kunci keberhasilan perusahaan dalam lingkungan persaingan yang


sangat dinamis, meliputi pokok-pokok dasar berikut:

a. Superior stakeholder satisfaction, bertujuan memberikan kepuasan jauh di


atas rata-rata kepada orang-orang yang berkepentingan terhadap
perusahaan, tidak hanya pemegang saham, tetapi juga pemasok, karyawan,
manajer, konsumen, pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
b. Soothsaying, berfokus pada sasaran, artinya perusahaan harus mencari
posisi yang tepat bagi produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
c. Positioning for speed, yaitu strategi dalam memosisikan perusahaan secara
cepat di pasar.
d. Positioning for surprise, yaitu membuat posisi yang mencengangkan melalui
barang dan jasa baru yang lebih unik dan berbeda serta memberikan nilai
tambah baru sehingga konsumen lebih menyukai barang dan jasa yang
diciptakan perusahaan.
e. Shifting the role of the game, yaitu mengubah pola-pola persaingan
perusahaan yang dimainkan sehingga pesaing terganggu dengan pola-pola
baru yang berbeda.
f. Signalling strategic intent, yaitu mengutamakan perasaan. Kedekatan
dengan karyawan, relasi, dan konsumen merupakan strategi yang ampuh
untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
g. Simultaneous and sequential strategic thrusts, yaitu mengembangkan faktor-
faktor pendorong atau penggerak strategi secara simultan dan berurutan

213
ibid

Kewirausahaan 16
Unras

melalui penciptaan barang dan jasa yang selalu memberi kepuasan kepada
konsumen.214

6. Model Proses Kewirausahaan


Entrepreneurship memiliki dua karakteristik, yaitu peranan perilaku
perusahaan (entreuprenial role behavior) dan (interest en entrepreneurial
occupations) kedua karakteristik tersebut dipengaruhi oleh achievment,
optimism (other value attitudes), dan entreprenial atatus or succes.215

a. Nilai-nilai Kewirausahaan
Banyak ahli telah mengemukakan konsep nilai, meskipun di antara mereka
masih terdapat perbedaan. Perbedaan pengertian ini menarik untuk ditelaah,
tetapi di balik perbedaan itu terdapat kesamaan definisi yang sangat
menonjol. Nilai adalah konsepsi yang jelas, tersurat, dan tersirat dari
seseorang atau kelompok tertentu mengenai yang seharusnya diinginkan
yang memengaruhi pemilihan sarana dan tujuan tindakan.216 Nilai adalah
keyakinan abadi dan cara bertindak yang khas atau tujuan hidup yang
bertentangan atau berlainan. Adapun Geert Hofstede menyatakan bahwa
nilai merupakan kecenderungan umum untuk lebih menyukai atau memilih
keadaan-keadaan tertentu dibandingkan dengan yang lain. Pandangan ini
sejalan dengan pandangan Dalton E. Mc Fachland yang melihat nilai
sebagai kombinasi ide dan sikap yang mencerminkan peringkat pilihan,
prioritas, motif seseorang.217 Apabila kita lihat definisi nilai dari George
England (1974: 2) bahwa nilai merupakan kerangka kerja konseptual yang
secara relatif bersifat permanen, kerangka kerja tersebut membentuk dan
memengaruhi hakikat perilaku perseorangan. Salah satu teori yang
membantu untuk memahami nilai-nilai kewirausahaan yang dimiliki
pengusaha kecil adalah teori Maslow. Abraham H. Maslow (1954)
menekankan dua ide dasar, yaitu (1) orang mempunyai berbagai kebutuhan,
tetapi hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang dapat memengaruhi
perilaku manusia; (2) kebutuhan manusia dikelompokkan dalam sebuah

214
Dicky Imam2002 Lingkungan Eksternal, Faktor Internal, dan Orientasi Pasar Pengaruhnya terhadap
Kinerja Pemasaran. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia. Vol 1 No 3
215
Danuhadimedjo, RD jatmiko 1998 Kewiraswastaan dan Pembangunan Bandung: Alfabeta. Hlm 207
216
Harefa, Andreas2000Inovasi Kewirausahaan (Kecerdasan Emosi Wirausaha). Hlm 152
217
Cocheu Ted, Making Quality Happen: How Trainig Can Turn Strategy into Real Improvement. San. Hlm
102

Kewirausahaan 16
Unras

hierarki kepentingan. Jika satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain yang


tingkatannya lebih tinggi akan muncul dan memerlukan pemuasan.218
Apabila dalam konsep nilai seperti yang dikemukakan oleh para ahli tersebut
merupakan bentukan peringkat pilihan, prioritas, motif, atau ide, nilai
kewirausahaan akan tercermin dalam sikap dan sifat kewirausahaan, yaitu
sifat keberanian, keutamaan, keteladanan, dan semangat yang bersumber
pada kekuatan sendiri dari seorang pendekar kemajuan.219 Nilai-nilai
kewirausahaan identik dengan konsep nilai manajer Indonesia Nilai-nilai
tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu nilai pribadi
dikelompokkan menjadi dua, yaitu nilai primer pragmatik dan nilai primer
moralistik. Nilai primer pragmatik, di antaranya perencanaan, prestasi,
produktivitas tinggi, kemampuan, kecakapan, kreativitas, kerja sama, dan
kesempatan. Selanjutnya, nilai moralistik meliputi keamanan dan jaminan,
martabat pribadi, kehormatan, dan ketaatan.220 Seperti halnya nilai
manajerial yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, nilai-nilai
kewirausahaan lebih tampak dalam nilai primer pribadi daripada nilai
kelompok, baik nilai primer pribadi yang bersifat pragmatic maupun nilai
pribadi yang bersifat moralistik. Nilai pribadi yang bersifat pragmatik
kewirausahaan dicirikan oleh kemampuan untuk melakukan usaha-usaha
yang bersifat kerja keras, tegas, mengutamakan prestasi, keberanian dalam
mengambil risiko yang paling moderat, produktivitas, kreativitas, inovatif,
kualitas kerja komitmen, dan selalu mencari peluang. Nilai yang bersifat
moralistik tercermin dalam keyakinan atau percaya diri, kehormatan,
kepercayaan, kerja sama, kejujuran, keteladanan, dan keutamaan.
b. Perilaku Kewirausahaan
Apabila perilaku merupakan bentukan dari nilai, para ahli telah
menempatkan studi motivasi dan kebutuhan pada pola-pola perilaku
Menurut Martin L. Maehr (1973), ada tiga strategi yang dapat ditelusuri untuk
menjelaskan motivasi.
Strategi pertama dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Jaringan Bisnis

218
Agus, D1986Manajemen Prestasi Kerja Jakarta: Rajawali. Hlm 34
219
Soemanto, Wasty 1984 Pendidikan Wirausaha (Sekuncup Ide Profesional) Malang: Bina Aksara. Hlm
78
220
Keint L Fletcher1987 The Law of Partnership, The Law Book Company Limited Sydney. Hlm 102

Kewirausahaan 16
Unras

Jaringan bisnis mempunyai ciri adanya hubungan bisnis jangka Panjang


yang didasarkan pada asas tolong-menolong dan saling percaya
Kendala yang dihadapi dalam membentuk jaringan bisnis adalah
sebagai berikut:
a) Nilai, semangat, asas yang dapat digunakan sebagai perekat antar
pelaku usaha kecil dan menengah sehingga hubungan bisnis
jangka panjang tetap berlangsung
b) Pemula dalam jaringan bisnis akan bersaing dengan jaringan bisnis
yang mapan
c) Belum adanya gambaran yang jelas tentang jaringan bisnis bagi
pengusaha kecil dan menengah
d) Minimnya sumber daya yang memadai dalam membentuk
jaringan.221
2) Jejaring untuk Kelanjutan Wirausaha
Astamoen (2005) mengatakan bahwa sebuah jejaring dibentuk oleh
hubungan-hubungan pribadi dan organisasi. Astamoen (2005)
mengatakan bahwa jejaring terdiri atas dua kategori, yaitu networking
terencana atau strategis dan networking yang tidak terencana. Dalam
memperluas jejaring, Astamoen (2005) memberikan beberapa petunjuk
berikut:
a) Menunjukkan sikap santun, ramah, senyum, perhatian, dan peduli;
b) memberikan perhatian, gagasan atau pendapat;
c) membangun dan menciptakan kesejahteraan bersama.222
Dalam dunia bisnis, jejaring atau network terdiri atas wirausaha yang
menawarkan berbagai jenis sumber untuk memulai atau meningkatkan
kegiatan wirausaha. Kunici utama untuk keberhasilan ini adalah
tersedianya sumber daya manusia yang memadai. Sebagaimana yang
diketahui, kegiatan wirausaha saat ini berkembang sangat pesat. Cara
menjangkau konsumen, merancang produk/layanan menjangkau
konsumen, memanfaatkan teknologi mutakhir, menyampaikan pesan
pemasaran secara efektif, dan bentuk dukungan seperti yang
diharapkan oleh konsumen adalah beberapa isu yang dapat berubah

221
Martin L. Maehr (1973) and Robinson Jr RB 2007 Strategic Management Formulation, Implementation,
and Control. 10th Ed Mc Graw- Hill. Hlm 94
222
Astamoen, Moko. 2005. Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa. Bandung : Alfabeta. Hlm
43

Kewirausahaan 16
Unras

dalam waktu singkat. Bagi wirausahawan, jejaring merupakan sarana


untuk menghubungkan usaha dengan pasar, pegawai, dan pemasok.
Saat ini, penciptaan jejaring merupakan suatu keharusan, bukan suatu
pilihan. Jejaring sosial dalam kegiatan wirausaha sangat bermanfaat
bagi individu-individu dan organisasi. Jejaring yang lebih terbuka dengan
melibatkan lebih banyak hubungan sosial lebih memungkinkan untuk
memperkenalkan banyak gagasan dan peluang baru kepada para
pelaku usaha. Sekelompok teman yang hanya melakukan sejumlah hal
bersama sama dapat berbagi pengetahuan dan kesempatan.
Sekelompok individu yang mempunyai ikatan dengan dunia sosial yang
lebih luas akan memperoleh akses informasi yang lebih terbuka.
Dengan demikian, jika individu individu mampu membangun lebih
banyak jejaring, mereka akan memperoleh peluang lebih besar untuk
meraih keberhasilan.223
3) Negosiasi
Negosiasi merupakan pertemuan antara dua orang atau kubu yang
masing-masing berada di posisi yang sesuai dengan kepentingan
masing masing dengan tujuan mendapatkan kepuasan yang
diharapkan. Negosiasi merupakan metode untuk mencapai perjanjian
dengan unsur kooperatif ataupun kompetitif. Intisari negosiasi adalah
kompromi. Tiga perkiraan kondisi yang menentukan negosiasi
dibutuhkan atau tidak, yaitu: (1) adanya konflik interes antarpihak yang
berkepentingan; (2) adanya dualisme kemungkinan pemecahan yang
terbaik; (3) adanya peluang kompromis yang dapat dirumuskan kedua
belah pihak yang berkepentingan.
a) Kondisi yang Membutuhkan Negosiasi
(1) Adanya konflik kepentingan
(2) Masih adanya berbagai cara pemuasan kepentingan kedua
belah pihak
(3) Adanya peluang untuk kompromi
b) Prasyarat melakukan negosiasi
(1) Adanya isu yang jelas dari pihak-pihak berkepentingan dan
yang perlu dinegosiasikan
(2) Adanya kemauan untuk mengambil dan memberi

223
Ibid

Kewirausahaan 16
Unras

(3) Adanya kepercayaan satu sama lain


(4) Setiap pelaku negosiasi mempunyai wewenang yang cukup
untuk mengikat
c) Prinsip Melakukan Negosiasi
(1) pisahkan kehendak pribadi dengan isu pembicaraan;
(2) fokus pada kepentingan, bukan pada kedudukan;
(3) kembangkan pilihan-pilihan yang menguntungkan kedua belah
pihak;
(4) tetap pada kriteria objektif
d) Pendekatan Umum Negosiasi
(1) perang tawar-menawar, usaha menggunakan kekuatan dalam
memperjuangkan kepentingan yang bertentangan;
(4) pemecahan masalah bersama, usaha menggunakan kepercayaan
menyelesaikan kepentingan bersama
e) Prinsip-prinsip Dasar dalam Melakukan Negosiasi
datanglah sebagai pemecah masalah, bukan menimbulkan masalah;
(1) tujuan harus dicapai dengan efisien dan tepat waktu;
(2) keras dalam menghadapi masalah, tetapi lembut dalam
menghadapi orang;
(3) majulah dengan semangat percaya pada setiap orang;
(4) carilah perhatian dan keinginan setiap orang;
(5) jangan memberi kata mati;
(6) kembangkan semua alternatif yang dapat dipilih;
(7) cobalah mencapai hasil berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
tidak memihak;
(8) hasil merupakan prinsip, bukan memojokkan orang lain
f) Ragam Kemungkinan Negosiasi Pengusaha Kecil dengan Pihak
Lain Negosiasi
(1) pengusaha kecil-bank;
(2) pengusaha kecil-pemasok;
(3) pengusaha kecil-pembeli/pelanggan;
(4) pengusaha kecil-pemerintah;
(5) pengusaha kecil-karyawan
g) Sasaran Negosiasi
(1) kredit bunga + angsuran;

Kewirausahaan 16
Unras

(2) yarat penyerahan, diskon;


(3) harga layanan purna jual;
(4) keringanan pajak, proteksi, bantuan pembinaan;
(5) gaji tunjangan jam kerja
h) Empat Tahap Negosiasi
(1) persiapan (preparation);
(2) beragumentasi (argue);
(3) mengusulkan (propose);
(4) tawar-menawar (bargain)
i) Persiapan
(1) penentuan sasaran: prioritas;
(2) informasi: permasalahan (issue);
(3) konsesi dan strategi;
(4) kelompok perundingan
j) Hal-hal yang Sebaiknya Dihindarkan
(1) memotong/mengganggu pembicaraan (interupting);
(2) menyerang pembicaraan orang lain;
(3) menyalahkan orang lain;
(4) menunjukkan diri pandai atau menggurui
(5) terlalu banyak bicara
(6) berbicara dengan ucapan kasar
(7) hal-hal memaki lawan nego/perundingan.224

C. SOAL/TUGAS
1. Jelaskan bagiamna cara menyusun strategi pemasaran agar sesuai dengan
target sasaran pemasaran?

2. Mengapa dalam menjalaknan kewirausahaan kita perlu berkejasama dengan


orang lain atau pihak lain, jelaskan sebepa pentingkahkah kerjasama tersebut?

3. Jelskan bagimana anda menerapkan konsep segmentasi pada usaha anda,


misalnya mengenai suatu produk yang anda jajakan di pasar modern maupun
pasar tradisional, jelaskan masing masing perbedaanya serta kekurangan dan
kelebihannya baik yang di jajakan di pasar modern maupaun di pasar tradisonal?

224
Oei, Istijanto 2010 Riset Sumber Daya Manusia. Cetakan Keempat Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hlm 59-62

Kewirausahaan 16
Unras

4. Hal apa yang harus diperhatikan saat melakukan promosi suatu produk, serta
bagaimana cara kita menyikapi produk yang akan kita pasarkan tersebut tetapi
produk tersebut hampir sejenis dengan produk yang telah ada sebelumnya ?

5. Apa yang akan anda lakukan ketika ada seorang pelanggan anda melakukan
komplain terhdap produk yang anda jual, dan bagaimana cara anda menyikapi
jika hal tersebut (komplaian) terulang kembali ?

D. REFERENSI
Astamoen, Moko. 2005. Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa.
Bandung : Alfabeta

Danuhadimedjo, RD jatmiko 1998 Kewiraswastaan dan Pembangunan Bandung:


Alfabeta.

Dicky Imam2002 Lingkungan Eksternal, Faktor Internal, dan Orientasi Pasar


Pengaruhnya terhadap Kinerja Pemasaran. Jurnal Sains Pemasaran
Indonesia. Vol 1 No 3

Drucker, Peter F, 1996. Inovasi dan Kewirausahaan. Jakarta Erlangga

Julius Bobo 2003. Transformasi Ekonomi Rakyat Jakarta: Pustaka.

Jones, JJ, dan Walters, DL2009 Human Resourse Management in Education


(Manajemen SDM dalam Pendidikan) Yogyakarta: Q-Media

Martin L. Maehr (1973) and Robinson Jr RB 2007 Strategic Management


Formulation, Implementation, and Control. 10th Ed Mc Graw- Hill

Oei, Istijanto 2010 Riset Sumber Daya Manusia. Cetakan KeempatJakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Pearce II JA, and Robinson Jr RB 2007 Strategic Management Formulation,


Implementation, and Control. 10th EdMcGraw-Hill

Perlow, Leslie dan John Weeks 2002 Who ‘s Helping Whom? Layer of Culture and
Workplace Behaviour. Journal of Organizational Behaviour

Richard L 2002 Manajemen. Edisi Kelima Jilid Satu

Stoner, James AF & RE Freeman 2001 Manajemen Cetakan Kelima Jilid Kesatu
Jakarta: Intermedia.

Kewirausahaan 17
Unras

Oei, Istijanto 2010 Riset Sumber Daya Manusia. Cetakan KeempatJakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Westman, Mina, Dalia Etzion dan Esti Danon 2002 Job Insecurity and Crossover of
Burnout in Married Couples. Journal of Organizational Behaviour. Vol 22

Wilson Bangun 1997 Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode, dan Kasus
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kewirausahaan 17
Unras

PERTEMUAN KE : 11
ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan tentang analisis bisnis dan studi kelayakan usaha.

B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Dalam menjalankan suatu bisnis, di butuhkan usaha untuk menganalisa
kelayakan yang harus dijalankan. Analisa kelayakan ini dibutuhkan agar dalam
berjalannya suatu bisnis memenuhi unsur-unsur dan elemen-elemen yang
mendukung terlaksananya bisnis tersebut. Unsur-unsur tersebut harus
memenuhi unsur hukum dan menguntungkan dari sudut pandang ekonomi.
Dukungan lain pun dibutuhkan, yakni dukungan yang berasal sumber daya
manusia yang handal, serta tidak bertentangan dengan sosial dan budaya yang
berlaku di masyarakat. Dalam menjalankan bisnis, hubungan timbal balik antara
pelaku usaha dan konsumen memiliki ketergantungan, hal ini akan
berpengaruuh pada keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen
perusahaan.

Adapun pendapat para ahli mengenai SKB (Studi kelayakan Bisinis)


dapat diartikan sebagai berikut:

a. Menurut Ahmad Subagyo, Studi Kelayakan Bisnis adalah Penelitian yang


mendalam terhadap suatu ilham bisnis tentang layak atau tidaknya ide
tersebut dilaksanakan.225

b. Menurut Yaqob Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis adalah feasibility study


merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah
menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/ proyek yang
direncanakan.226

c. Menurut Kasmir dan Jakfar Riset Kelayakan Bisnis merupakan sesuatu


aktivitas yang menekuni secara mendalam tentang sesuatu usaha ataupun
225
Ahmad, Subagyo. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.. hlm
7
226
Yaqob Ibrahim Studi kelayakan bisnis Publisher: Jakarta : Rineka Cipta, 2009. Hlm 1

Kewirausahaan 17
Unras

bisnis yang hendak dijalankan, dalam rangka memastikan layak ataupun


tidak usaha tersebut dijalankan.227

d. Menurut Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad (2000) Riset Kelayakan


Bisnis Merupakan Riset tentang bisa ataupun tidaknya sesuatu proyek/
bisnis/ usaha (umumnya ialah proyek/ bisnis investasi) dilaksanakan dengan
sukses.228

Dari seluruh uraian diatas, dapat kita simpulkan kalau penafsiran riset
kelayakan bisnis merupakan proses serangkaian aktivitas yang dicoba pihak
dalam serta luar sesuatu usaha, dalam mempelajari bermacam perihal buat
memastikan layak ataupun tidaknya sesuatu proyek. Banyak dana yang telah
dikeluarkan dalam memulai usaha baru. Banyak pula ventura baru yang
mengalami kebangkrutan dalam satu atau dua tahun, dan hanya sedikit yang
berhasil dalam usahanyaSalah satu faktor yang menyebabkan kegagalan
usaha baru adalah kendala bagi wirausahawan, yaitu sebagai berikut:

a. Pengetahuan pasar yang tidak memadai


Kelemahan ini termasuk juga kurangnya informasi mengenai potensi
permintaan untuk produk, ukuran pasar sekarangm dan masa yang akan
datang, pangsa pasar yang dapat diharapkan secara realitas, dan metode
distribusi yang memadai
b. Kinerja Produk yang Salah
Produk baru sering tidak berfungsi seperti yang disebutkan, disebabkan:
1) terlalu cepatnya pengembangan produksi dan uji coba produk, atau
kendali mutu yang tidak memadai;
2) usaha pemasaran dan penjualan yang tidak efektif;
3) hasil yang buruk sering menunjukkan usaha promosi yang salah arah
dan tidak memadai;
4) kurangnya kemampuan memecahkan masalah yang ada dalam
penjualan, pelayanan, atau kedekatan dengan pasar
c. Tidak Disadarinya Tekanan Persaingan

227
Kasmir, Jakfar 2003 Studi Kelayakan Bisnis Bogor: Prenada Media. Hlm 3
228
Suad Husnan dan Suwarsono1995 Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: UPP, AM YKN.hlm 2

Kewirausahaan 17
Unras

Kegagalan usaha baru dikarenakan wirausahawan tidak memperhitungkan


reaksi yang dilakukan pesaing, seperti potongan harga yang tinggi dan
diskon khusus kepada pengecer.
d. Keusangan Produk yang Terlalu Cepat
Daur hidup dari produk baru menjadi semakin pendek. Banyaknya industri
kemajuan teknologi yang demikian cepat menyebabkan produk baru cepat
usang setelah diluncurkan.
e. Waktu Memulai Usaha Baru yang Tidak Tepat
Pemilihan waktu yang salah untuk meluncurkan usaha baru sering
menyebabkan kegagalan komersial. Produk baru diperkenalkan sebelum
adanya keinginan riel pasar dan teknologi baru, atau produk tersebut
terlambat diperkenalkan di pasar, ketika minat dari konsumen mulai
menurun.
f. Kapitalisasi yang Tidak Memadai
Pengeluaran operasi yang tidak diprediksi, investasi yang berlebihan pada
aset tetap, dan kesulitan keuangan yang berkaitan dengan masalah finansial
merupakan salah satu penyebab kegagalan usaha baru.229

2. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis


Tujuan dari dilaksanakannya riset kelayakan yakni untuk melihat sudut
pandang kepentingan yang berbeda dari berbagai pihak. Riset kelayakan ini
dibuat untuk memenuhi pihak- pihak yang berbeda, tiap- tiap pihak memiliki
kepentingan dan sudut pandang yang berbeda.Tujuan Riset Kelayakan Bisnis
menurut Kasmir serta Jakfar terdapat 5 tujuan kenapa saat sebelum sesuatu
usaha ataupun proyek dijalankan butuh dicoba riset kelayakan ialah:

a. Menjauhi efek kerugian

Efek kerugian buat masa yang hendak tiba yang penuh dengan ketidak
pastian, dalam perihal ini guna riset kelayakan buat meminimalkan resiko
baik yang bisa dikendalikan maupun yang tidak bisa dikendalikan.

b. Mempermudah Perencanaan

Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang dibutuhkan, kapan usaha


hendak dijalankan, dimana, gimana penerapannya, berapa besar

229
A.Rusdiana, Kewirausahaan, teori dan praktek, Cet. Ke-1 -- Bandung: Pustaka Setia, 2018. Hlm 231-
232

Kewirausahaan 17
Unras

keuntungan yang hendak diperoleh dan gimana mengawasinya bila terjalin


penyimpangan.

c. Mempermudah Penerapan Pekerjaan

Dengan rencana yang sudah tersusun hingga sangat mempermudah


penerapan bisnis, pengerjaan usaha bisa dicoba secara sistematik.

d. Mempermudah Pengawasan

Dengan melakukan proyek cocok rencana hingga mempermudah buat


melaksanakan pengawasan terhadap jalannya usaha.

e. Mempermudah Pengendalian

Bila bisa diawasi hingga bila terjalin penyimpanganakan muidah ditemukan,


sehingga gampang buat mengatur penyimpangan tersebut.230

Tujuan yang ingin dicapai dalam konsep studi kelayakan bisnis ada pihak-pihak
yang berkepentingan dengan studi kelayakan bisnis tersebut. Adapun pihak-
pihak yang berkepentingan antara lain :

a. Pihak Investor
Studi Kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan
usaha atau proyek untuk menjadi masukan yang berguna karena sudah
mengkaji berbagai aspek secara komprehensif dan detail sehingga dapat
dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan investasi lebih
obyektif.
b. Pihak Analisis Studi Kelayakan
adalah suatu alat yang berguna yang dapat dipakai sebagai penunjang
kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu usaha baru,
pengembangan usaha baru, pengembangan usaha atau menilai kembali
usaha yang sudah ada.
c. Pihak Masyarakat
Hasil Studi Kelayakan Bisnis merupakan suatu peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan dan perekonomian rakyat baik yang terlibat langsung maupun
yang muncul diakibatkan adanya nilai tambah sebagai akibat dari adanya
usaha atau proyek tersebut.
d. Pihak Pemerintah

230
Op. Cit Kasmir, Jakfar Hlm 7

Kewirausahaan 17
Unras

Dari sudut pandangan mikro, hasil dari studi kelayakan ini bagi pemerintah
terutama untuk tujuan pengembangan sumber daya manusia, berupa
penyerapan tenaga kerja, selain itu adanya usaha baru atau berkembangnya
usaha lama sebagai hasil dari studi kelayakan bisnis yang dilakukan oleh
individu atau badan usaha tentunya akan menambah pemasukan
pemerintah baik dari pajak pertambahan nilai maupun dari pajak penghasilan
(PPh) dan retribusi berupa biaya perizinan, biaya pendaftaran dan biaya
administrasi dan lainnya yang layak diterima sesuai dengan ketentuan yang
berlaku secara makro pemerintah dapat berharap dari keberhasilan studi
kelayakan bisnis ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
daerah ataupun nasional sehingga tercapai pertumbuhan dan kenaikan
Income perkapita. Kelayakan dari riset yang dilakukan pemerintah bertujuan
agar proyek industri yang didirikan akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat banyak.

3. Ide-Ide Usaha
Ide usaha dapat timbul mendadak karena kita pandai memanfaatkan
kesempatan dan peluang yang ada. Sebuah konsep bidang usaha dapat
datang secara mendadak (ide) positif lewat pemantauan ataupun pengalaman,
mampu serta lewat perancangan yang matang. konsep kerap sekali timbul
dalam wujud buat menciptakan sesuatu materi serta pelayanan terkini. Inspirasi
itu sendiri bukan kesempatan serta tidak bakal timbul apabila wiraswasta tidak
melangsungkan penilaian serta observasi dengan cara selalu. 231 Banyak ilham
yang betul-betul asli, namun beberapa besar kesempatan terwujud kala
wiraswasta mempunyai metode penglihatan terkini kepada ilham yang lama.

231
Basrowi, Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, hlm. 9

Kewirausahaan 17
Unras

Gambar 11.2 Ide ide usaha


Sumber :https://i1.wp.com/carainvestasibisnis.com/wp-content/uploads/2018/03/Ide-
Bisnis.png?resize=600%2C301&ssl=1

Bagi Suryana (2003) akar kesempatan potensial bidang usaha bisa digali
dengan metode:

a. Menciptakan produk baru yang berbeda.


Tahapan-tahapan penting dalam pengembangan produk baru yaitu :
pemunculan ide, Pemilihan ide, Pengembangan konsep dan pengujian,
Strategi pemasaran, Analisa bisnis, Pengembangan produk, Pengujian
pasar, Komersialisasi.
b. Mengamati pintu peluang.
Beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang, yaitu :
1) Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif
singkat.
2) Kerugian teknik harus rendah
3) Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi
produknya.
4) Pesaing tidak memiliki teknologi canggih.
5) Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam memperhatikan posisi
pasarnya.
6) Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk
menghasilkan produk barunya.232

232
Suryana, Kewirausahaan:pedoman praktis,Kiat dan proses Menuju Sukses, salemba Empat,2003.hlm
86

Kewirausahaan 17
Unras

c. Menganalisa produk serta prosedur dengan cara mendalam.


Analisa ini berarti buat menghasilkan kesempatan yang bagus dalam
melaksanakan usahanya dengan cara efisien serta berdaya guna antara
lain:

1) Menganalisa produk serta pelayanan yang sudah kita laksanakan serta


yang hendak kita lakukan

2) Menganalisa wilayah pemasaran yang bisa dilayani dengan cara


profitabel.

3) Mengakses keinginan serta kemauan pelanggan yang saat ini ataupun


yang potensial dalam bermacam wilayah pasar buat dilayani.

4) Menganalisa keahlian badan buat melayani permohonan pelanggan


pada dasar sehabis pemasaran.

5) memenuhi kebutuhan konsumen seperti yang diinginkan oleh mereka

6) menganalisa bentuk harga yang cocok dengan pendapatan pelanggan


serta pula sediakan pengoperasian bidang usaha yang aktif dalam
perihal profit serta apresiasi pada pelanggan produk kita.233

d. Memperhitungkan resiko.
Ada beberapa hal yang penting kita lakukan dalam meminimalisir resiko
yang akan merugikan pelanggan, diantaranya:

1) pelanggan mampu menilai produk yang kita hasilkan

2) menyeleksi wilayah yang akan menjadi wilayah pemasaran kita

3) membuat target agar mampu bersaing dengan produk lain yang sejenis

4) mengembangkan inovasi dan semakin meningkatkan kualitas, namun


tidak menaikan harga.234

Dalam merealisasaikan gagasan yang akan kita realisasikan hendak


menghasilkan kesempatan bidang usaha sebab kesempatan bidang usaha
itu sesungguhnya terdapat di dekat kita serta banyak sekali berbagai bidang
usaha yang dapat dicapai. Tetapi, bisa membuka kesempatan bidang usaha,
dibutuhkan kegagahan, kejelian serta kreatifitas bidang usaha serta kita

233
Ibid
234
Ibid Suryana. Hlm 88

Kewirausahaan 17
Unras

wajib betul- betul menguasai keinginan konsumen yang akan menjadi


sasaran kita.

4. Alternatif Usaha
Pertimbangannya haruslah dicoba dengan cara obyektif selanjutnya
adalah menngumpulkan berbagai informasi dari pelanggan. Maksudnya agar
kebijakan yang kita buat sudah diperhitungkan dengan baik karena kita sudah
mendapatkan informasi yang sifatnya akan memperbaiki produk yang kita
hasilkan serta menggunakan metode lain yang di peruntukan untuk
mengantisipasi perubahan yang akan kita hadapi dibidang modal, daya
kegiatan, pengalaman, keringanan, teknologi, materi dasar, mungkin produk
atau pelayanan, serta metode pembuatan produk atau pelayanan, gampang
buat dipromosikan, serta tidak berlawanan dengan peraturan serta
kebijaksanaan penguasa. Pemikiran yang sudah kita temukan dapat
direalisasikan agar mempermudah langkah selanjutnya untuk melaksanakan
riset sebagai perwujudan dalam upaya yang pas buat pemikiran dan ide yang
akan kita laksanakan itu. berbagai perimbangan antara lain upaya menciptakan
benda (upaya pabrik).

Menurut Husnan dan Muhammad (2005), Pemilihan bentuk usaha sangat


tergantung pada apa yang menjadi gagasan dan tujuan si investor itu sendiri,
jika seandainya tujuan awal adalah mendirikan suatu usaha baru yang
berhubungan langsung dengan kegiatan produksi karena tersedia cukup
sumbernya,235 maka jelas pilihan-pilihannya adalah usaha industri tetapi jika
pertimbangan gagasan usahanya adalah bertujuan untuk melakukan usaha
perdagangan setelah mempertimbangkan berbagai segi baik dari segi
kemudahan, modal kecepatan perputaran aliran kas, mungkin juga dari resiko
usaha dan lain sebagainya menunjukkan indikator kecenderungan untuk
memilih bentuk usaha jasa perdagangan, jika sebelumnya investor tersebut
sudah memiliki usaha maka tujuannya adalah meningkatkan kapasitas usaha
atau menambah kapasitas usahanya karena kapasitas yang ada sudah tidak
dapat lagi memenuhi konsumen, pilihan yang tepat tentunya adalah investasi
dalam rangka peningkatan kapasitas usahanya.236 Kriteria investasi digunakan
untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu

235
Husnan, Suad., & Muhammad, Suwarsono. (2014). Studi kelayakan proyek bisnis. Unit penerbit UPP
STIM YKPN, Yogyakarta. Hlm 64
236
Ibrahim, Yacob. H.M (2009). Studi Kelayakan Bisnis. (edisi revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta. Hlm 98

Kewirausahaan 17
Unras

proyek. Untuk mengetahui kriteria tersebut, digunakan analisis finansial.


Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan
manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama
umur proyek. Prinsip melakukan pemilihan ini tetap saja berorientasi pada
pasar, besarnya kendala yang dihadapi, tersedianya data yang lengkap, dan
pada cukupan sumberdaya yang dimiliki.

5. Evaluasi dan Persiapan Bisnis baru


Sebelum suatu usaha baru dimulai, terlebih dahulu harus disiapkan suatu
rencana usaha yang baik dan evaluasi. Suatu rencana usaha yang baik
biasanya berisi komponen-komponen sebagai berikut :

a. Ringkasan pelaksanaan usaha, berisi pernyataan singkat tentang:


1) Kegiatan pokok perusahaan dan system pengelolaan
2) Ciri-ciri dari produk/ jasa dan pelayanannya
3) Ukuran pasar dan prospek/ potensi pasar
4) Ringkasan proyeksi keuangan
5) Jumlah dana yang diperlukan dan penggunaanya
b. Deskripsi usaha, harus memuat tentang:
1) Visi dan misi perusahaan
2) Tujuan jangka pendek dan jangka panjang
3) Struktur usaha
4) Bentuk perusahaan
c. Produk dan pelayanan-pelayanan yang akan disajikan, yaitu memuat
tentang:
1) Produk barang dan jasa yang akan disajikan
2) Keunggulan dari barang dan jasa seta pelayanan yang ditawarkan
3) Peluang pengembangan barang dan jasa
4) Keunggulan dalam pengembangan barang dan jasa
d. Analisis produksi, harus memuat:
1) Kecenderungan industri yang disenangi
2) Lingkungan industri yang berpengaruh
3) Izin dan peraturan untuk membangun industri
4) Ukuran industri yang akan didirikan
5) Keunggulan dan kelemahan industri baru

Kewirausahaan 18
Unras

e. Analisis pasar, memuat tentang:


1) Target atau sasaran pasar
2) Kebutuhan pelanggan
3) Potensi/ prospek dan perkiraan penjualan untuk setiap target penjualan
4) Perkiraan perolehan pangsa pasar dari suatu usaha yang akan dicapai
f. Strategi pemasaran:
1) Lokasi pemasaran
2) Saluran distribusi dan jaringan usaha yang dipilih
3) Personal yang akan melakukan penjualan
4) Kebijaksanaan harga yang sesuai
g. Pengelolaan:
1) Penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing
2) Keahlian khusus masing-masing yang diperlukan
3) Bentuk dan struktur organisasi pengelolaan
4) Pimpinan atau direktur pengelola
h. Operasi usaha:
1) Pemasok utama
2) Kebutuhan-kebutuhan karyawan
3) System dan prosedur operasi
4) Tata ruang dan denah rencana
5) Keperluan peralatan dan biaya
6) Peralatan tetap dan perabot kantor
7) Keperluan persediaan bahan baku
8) Semua biaya operasi yang diperlukan
i. Proyeksi keuangan:
1) Jumlah ekuitas (modal milik sendiri) yang dimiliki
2) Jumlah dan jenis serta sumber keuangan
3) Rencana penggunaan dana
4) Proyeksi arus kas dan pendapatan.237

Agar yakin bahwa suatu usaha siap dimulai, maka perlu diadakan
evaluasi terhadap beberapa aspek evaluasi berikut :

a. Evaluasi Ringkasan Pelaksanaan

237
Fahmi, Irham. (2014). Studi kelayakan bisnis dan keputusan investasi. Unit penerbit Mitra Wacana
Media, Jakarta.hlm 7 -9

Kewirausahaan 18
Unras

1) Buat ringkasan yang menggambarkan rancangan singkat secara


keseluruhan, baik tentang usulan usaha, maupun barang dan jasa yang
akan dihasilkan
2) Identifikasi kecenderungan industri yang sedang digemari saat ini.
3) Susun proyeksi laba dan penjualan tahun yang akan datang untuk bisnis
baru
4) Gambarkan tingkat pendidikan dan pengalaman kerja serta kecakapan
yang diperlukan
b. Evaluasi Misi Bisnis
1) Apa tujuan dari bisnis anda?
2) Produk dan jasa apa yang akan disediakan
3) Filosofi manajemen bisnis apa yang anda miliki?
c. Evaluasi Lingkungan Bisnis
1) Identifikasi kecenderungan umum seperti budaya, penduduk, perubahan
politik, teknologi dan lain-lain
2) Identifikasi jumlah dan jenis perusahaan yang sudah ada, baik tingkat
local maupun nasional
3) Identifikasi kondisi bisnis yang ada, seperti harga, tenaga kerja,upah
dan factor ekonomi lainnya
4) Identifikasi informasi industri.238

Agar suatu usaha atau bisnis dapat berkembang diperlukan indentifikasi


informasi industri, meliputi:

a. Industri yang paling dominasi saat ini, baik industri kecil ataupun besar
b. Kegagalan yang dialami industri tersebut
c. Industri apa yang cenderung paling potensial?
d. Apakah ada industri baru yang tumbuh mantap?
e. Evaluasi Produk dan Jasa.239

Gambaran produk yang dihasilkan, misalnya ukuran, bentuk, bahan,


berat, kecepatan barang, pengepakan dan susunannya. Bagaimana area bisnis
atau usaha dibanding pesaing Identifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis anda
dan bandingkan dengan pesaing mengenai :

238
Ibid hlm 10
239
Ibid

Kewirausahaan 18
Unras

a. Pemilihan produk
b. Pangsa pasar
c. Kualitas produk
d. Kualitas pelayanan
e. Frekuensi promosi
f. Harga
g. Perputaran karyawan
h. Kondisi keuangan dilihat dari laba
i. Kondisi utang
j. Peralatan
k. Kapasitas produk.240

Menurut Steinholff (1979: 5), Business is all those activities involved in


providing the goods and services needed or desired by people’. Dalam
pengertian ini, kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang meyediakan barang dan
jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen, dapat dilakukan oleh
organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki
badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun
badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin
Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), serta usaha
informal lainnya.Produk yang dihasilkan dan diperdagangkan oleh kegiatan
bisnis mencakup keseluruhan tangible goods maupun tangible goods (jasa).

Yang dimaksud dengan tangible goods adalah barang-barang yang dapat


diindra oleh pancaindra manusia, seperti mobil, rumah, kursi, pulpen, mi instan,
sabun cuci, dan lain-lain.Sedangkan jasa adalah produk yang tidak dapat dilihat
secara kasat mata, tetapi dapat dirasakan manfaatnya setelah konsumen
mengkonsumsi jasa tersebut. Sebagai contoh, keandalan seorang pengacara
dalam memberikan jasanya tidak dapat diukur dari keberadaan fisik maupun
asal suku bangsa pengacara tersebut. Pengertian bisnis lainnya diberikan oleh
Griffin dan Ebert (1996), ‘Business is an organization that provides goods
orservices in order to earn profit’ Sejalan dengan definisi tersebut, aktivitas

240
Abdullah, M. F., & Nurkholifah, S. (2010). Analisis Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Biaya Produksi
terhadap Profit Margin pada Perusahaan Food and Beverages yang Go Public di BEI. Jurnal Ekonomi
Pembangunan, 8(1)

Kewirausahaan 18
Unras

bisnis melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan


profit.241

Studi kelayakan usaha dilakukan untuk mengidentifikasimasalah di masa


yang akan dating, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan melesetnya
hasil yang diinginkan dalam suatu investasi. Studi kelayakan usaha
memperhitungkan hambatan atau peluang dari investasi yang akan dijalankan.
Jadi,studi kelayakan usaha dapat memberikan pedoman atau arahan pada
usaha yang akan dijalankan, sehingga usaha yang akan dijalankan diharapkan
dapat memberikan penghasilan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.242
Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi beberapakriteria kelayakan usaha.
Artinya, jika dilihat dari segi bisnis, suatu usaha sebelum dijalankan harus dinilai
pantas atau tidak untuk dijalankan. Pantas artinya layak atau akan memberikan
keuntungan dan manfaat yang maksimal.

Agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan keinginan, apapun


tujuan perusahaan (baik profile, social maupun gabungan dari keduanya),
apabila ingin melakukan investasi, terlebih dahulu hendaknya dilakukan suatu
studi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi yang akan ditanamkan
layak atau tidak untuk dijalankan (dalam arti sesuai dengan tujuan perusahaan)
atau dengan kata lain jika usaha tersebut dijalankan, akan memberikan manfaat
atau tidak.243 Suatu kegiatan dapat dikatakan layak apabila dapat memenuhi
persyaratan tertentu. Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha
diperlukan perhitungan dan asumsi-asumsi sehingga ditarik kesimpulan bahwa
dari segi keuangan perusahaan ini layak untuk dijalankan. Dengan kata lain,
kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan
keuntungan financial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka
inginkan. Layak juga berarti dapat memberikan keuntungan yang tidak hanya
bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor,
pemerintah dan masyarakat luas.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan usaha adalah Suatu


kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha
atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak

241
Achmad. 2004.Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 3. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hlm 4
242
Husnan, S. dan Suwarsono, M. Studi Kelayakan Proyek, Edisi ke-4, Unit Penerbit dan Percetakan,
Yogyakarta,2000
243
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Andi Offset. Yogyakarta

Kewirausahaan 18
Unras

usaha tersebut dijalankan. Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara


mendalam bertujuan untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan akan
memberikan manfaat yang lebih besar dibangdingkan dengan biaya yang akan
dikeluarkan.

6. Objek dan Proyek Usaha


Penafsiran proyek ialah sesuatu pendirian usaha baru ataupun
pengenalan suatu yang baru kedalam sesuatu produk yang telah terdapat.
Mungkin yang terjalin pada sesuatu proyek dapat berkisar dari yang sangat
simpel, misalnya pergantian mesin, hingga dengan pendirian sesuatu pabrik
secara totalitas. Menurut Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad (2000)
Analisa kelayakan proyek dapat ialah analisa sesuatu keadaan bisnis produk
baru, modifikasi produk yang telah terdapat ataupun akumulasi garis produk. 244
Secara luas kita dapat memakai penafsiran proyek bagaikan proyek investasi
ialah sesuatu rencana buat menginvestasikan sumber- sumber energi yang
dapat dinilai secara lumayan independen.

Suatu proyek dapat dijalankan oleh swasta maupun oleh pemerintah. Bila
proyek tersebut dijalankan oleh pemerintah maka biasanya di kelola oleh
BUMN. Untuk pengelolaan swasta, bisa dimiliki oleh pemilik asing maupun dari
dalam negeri. Dalam menjalankan usahanya, pemilik proyek swasta biasanya
mencari keuntungan. Proyek investasi dalam bidang industri yang dilaksanakan
dengan cara yang sehat akan menguntungkan perekonomian masyarakat dan
negara, sehingga akan mensejahterakan masyarakat.245 Adapun manfaat dari
proyek investasi ini antara lain:

a. Menambah pemasukan kas dan pendapatan negara

Jika proyek yang dilaksanakan berupa industri pengelolaan bahan pertanian,


maka nilai dari hasil produk pertanian akan meningkat, sebab dengan
pengelolaan bahan mentah menjadi bahan siap pakai akan menambah nilai
ekonomi bagi barang tersebut, disamping itu penyerapan tenaga kerja akan
meningkat, begitupula penyerapan hasil pertanian oleh industri akan
menstabilkan hasil pertanian sehingga akan saling menguntungkan dua

244
Op. Cit Husnan, Suad., & Muhammad, Suwarsono.hlm 66
245
I Made Sudana. 2015. Teori & Praktik Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta.Erlangga. hlm 84

Kewirausahaan 18
Unras

belah pihak. Kesejahteraan dan pendapatan negara ini dapat meningkat lagi
apabila hasil pertanian tersebut dapat di ekspor.

b. Diversifikasi ekspor

Dengan meningkatkan ekspor, maka pendapatan nasional akan meningkat,


sebab barang-barang yang di ekspor di kenakan pajak yang stabil, terutama
jika barang yang di ekspor ini sudah dioleh menjadi bahan setengah jadi
atau bahan yang siap pakai.

c. Membuat barang kualitas impor

Dengan membuat sendiri barang-barang yang biasanya di impor dari luar


dengan kualitas yang sama akan mengurangi pengeluaran beban negara
dalam mengeluarkan devisa

d. Menambah jumlah lapangan kerja

Didirikannya proyek-proyek dalam bidang industri secara langsung akan


menciptakan lapangan kerja baru, dan mengurangi pengangguran hal ini
akan sangat menguntungkan bagi masyarakat sekitar sehingga akan
meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian.

e. Penyerapan hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani lokal

Menggunakan produk hasil pertanian lokal akan meningkatkan nilai jual dan
menstabilkan harga hasil pertanian di sekitar proyek. Mengolah hasil
pertanian menjadi barang yang lebih bernilai ekonomis sudah pasti akan
meningkatkan daya jual produk. Kita ambil contoh, mengekspor kayu dalam
bentuk kayu lapis akan lebih bernilai ekonomi tinggi daripada hanya menjual
kayu gelondongan yang belum di olah.246

Kekurangan-kekurangan dalam menjalankan proyek industri:

a. Melaksanakan proyek yang secara ekonomis tidak menguntungkan

Proyek seperti ini biasanya terjadi pada proyek pemerintah yang dijalankan
oleh perusahaan tertentu dengan alasan politis, biaya yang digunakan
terkadang tidak masuk akal dan sangat berpotensi merugikan negara

b. Gagal dalam meningkatkan perekonomian

246
Fahmi, Irham. (2014). Studi kelayakan bisnis dan keputusan investasi. Unit penerbit Mitra Wacana
Media, Jakarta.hlm 7

Kewirausahaan 18
Unras

Proyek ini biasanya sudah berjalan, namun ternyata belum layak dijalankan
karena berbagai faktor, misalnya negara belum siap membiayai, dan proyek
tersebut di anggap tidak dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.247

Untuk menghindari kegagalan kegagalan tersebut, hendaknya proyek


yang akan dijalankan harus memperhatikan kelayakan-kelayakan teknis, harga
maupun kualitas dari proyek tersebut. Teknik menjauhi kesalahan- kesalahan
industrialisasi tersebut antara lain dengan mengadakan riset kelayakan seteliti-
telitinya tiap proyek saat sebelum proyek yang bersangkutan dilaksanakan.
Perihal tersebut dicoba buat mendapatkan cerminan prospek proyek yang
bersangkutan di masa yang hendak tiba guna menjauhi hal- hal yang sudah
diperhtiungkan tadinya baik faktor- faktor pendukung maupun faktor- faktor
penghambat. Jadi hendaknya pemerintah ataupun swasta owner modal cuma
hendak membiayai proyek- proyek yang sudah diteliti serta dinilai kelayakan
teknis, murah, keuangan serta sebagainya oleh lembaga ataupun
perseorangan yang mempunyai kualifikasi penilai proyek. 248

Melalui evaluasi proyek kita dapat menentukan urutan berbagai proyek


dalam serangkaian peluang investasi yang lebih baik daripada proyek marginal,
dan proyek yang berada pada urutan teratas dalam susunan proyek berarti,
proyek tersebut merupakan proyek yang mempunyai Benefit lebih besar. Dalam
penilaian proyek yang sedang kita lakukan, dapat kita ambil beberapa
kesimpulan yang dinilai akan menguntungkan ata merugikan, diantaranya
pertama, melalui evaluasi proyek kita dapat menentukan apakah Benefit netto
suatu proyek lebih besar atau lebih kecil daripada Benefit netto suatu peluang
investasi marginal. Jika suatu proyek menghasilkan Benefit netto yang lebih
besar daripada Benefit netto proyek marginal, pelaksanaannya dapat disetujui,
jika lebih kecil, pelaksanaannya harusnya ditolak.249

247
ibid
248
Ibid hlm 8
249
Ibid hllm 10

Kewirausahaan 18
Unras

C. SOAL/TUGAS
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan studi kelayakan bisnis, dan seberapa
pentingkah studi kelayan bisnis dalam kegiatan berwirausaha?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan objek dan proyek dalam kewirausahakan?
3. Apa yang dimaksud dengan investasi dan seberapa pentingkah keberadaan
investor dalam kewirausahaan?
4. Apa yang dimaksud dengan depresiasi dan inflasi, serta jelaskan faktor yang
menyebkan terjadinya kedua hal tersebut?
5. Sebutkan pihak-pihak yang terlibat dan berkepentingan dalam tujuan
kewirausahaan?

D. REFERENSI
A.Rusdiana, Kewirausahaan, teori dan praktek, Cet. Ke-1 -- Bandung: Pustaka
Setia, 2018

Achmad. 2004.Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 3. PT Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta

Abdullah, M. F., & Nurkholifah, S. (2010). Analisis Pengaruh Inflasi dan


Pertumbuhan Biaya Produksi terhadap Profit Margin pada Perusahaan Food
and Beverages yang Go Public di BEI. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 8(1)

Abimanyu, Y. (2004). Memahami Kurs Valuta Asing. Fakultas Ekonomi, Universitas


Indonesia.

Ahmad, Subagyo. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo..

Basrowi, Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011

Boediono. (1982). Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE: Universitas Gajah Mada.

Boediono. (1993). Ekonomi Makro: Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi (2nd ed.).
BPFE: Universitas Gajah Mada

Fahmi, Irham. (2014). Studi kelayakan bisnis dan keputusan investasi. Unit penerbit
Mitra Wacana Media, Jakarta

Husnan, Suad., & Muhammad, Suwarsono. (2014). Studi kelayakan proyek bisnis.
Unit penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Kewirausahaan 18
Unras

I Made Sudana. 2015. Teori & Praktik Manajemen Keuangan Perusahaan.


Jakarta.Erlangga

Ibrahim, Yacob. H.M (2009). Studi Kelayakan Bisnis. (edisi revisi). Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Kasmir, Jakfar 2003 Studi Kelayakan Bisnis Bogor: Prenada Media

Suad Husnan dan Suwarsono1995 Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: UPP, AM


YKN.

Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Andi Offset.


Yogyakarta

Suryana, Kewirausahaan:pedoman praktis,Kiat dan proses Menuju Sukses,


salemba Empat,2003

Yaqob Ibrahim Studi kelayakan bisnis Publisher: Jakarta : Rineka Cipta, 2009.

Kewirausahaan 18
Unras

PERTEMUAN KE : 12
KIAT-KIAT KEBERHASILAN BERWIRAUSAHA

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan mengimplementasikan kiat-kiat keberhasilan berwirausaha

B. URAIAN MATERI
1. Kiat Sukses Dalam Usaha Home Industri
Wirausaha adalah seseorang yang mengkhususkan diri dalam memikul
tanggung jawab dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan yang
memengaruhi lokasi, bentuk, dan penggunaan barang-barang, sumber daya
dan Lembaga. Kewirausahaan adalah cara pengelolaan yang melibatkan upaya
mencari kesempatan tanpa memperhatikan sumber-sumber yang dimiiliki saat
itu. Kewirausahaan sering disamakan dengan pekerja mandiri atau pemilik
perusahaan, menurut Wood (2005), kewirausahaan dianalisis dalam dua jenis
pasar, yaitu pasar barang dan pasar uang/saham.250 Oleh karena itu, ada 10
(sepuluh) kunci sukses dalam usaha home indostri, yakni sebagai berikut:

a. Pusatkan diri pada hasil yang diinginkan. Prinsip ini merupakan prinsip yang
paling penting. Kita tidak ingin gagal dalam berwirausaha, kekurangan
pelanggan, atau hasil kerja yang tidak memuaskan.
b. Atasi frustrasi. Banyak wirausahawan kecil yang memulai usahanya dengan
harapan dapat mengangkat taraf hidupnya. Akan tetapi, hal itu dapat pula
menyebabkan masalah. Kuncinya adalah hadapi semua masalah dan cari
solusinya daripada menganggapnya sebagai tantangan atau ajakan untuk
tumbuh.
c. Atasi kebosanan. Hadapilah rasa bosan dengan positif. Sebagian besar
wirausahawan memiliki sifat visioner yang secara konstan muncul dengan
gagasan yang brilian dan orang yang memiliki kemampuan yang luar biasa
untuk berpikir kreatif.
d. Setiap mengambil keputusan, ingatlah selalu, Bagaimana keputusan itu
memberi nilai tambah bagi kehidupan atau usaha kita? Nilai tambah

250
Alma, B. 2009. Kewirausahawan Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Bagi Mahasiswa Dan Masyarakat
Indonesia. Bandung: Alfabeta. Hlm 132

Kewirausahaan 19
Unras

merupakan bahan dasar yang dapat memberikan kesuksesan keuangan dan


memastikan bahwa usaha yang kita jalankan menawarkan sesuatu yang
setiap orang mencarinya.
e. Buatlah setiap keputusan berwirausaha dengan didasari pertanyaan,
Bagaimana hal ini akan memberi nilai tambah kepada pelanggan wirausaha
atau pada kehidupan kita? Ciptakan identitas usaha berdasarkan hasil akhir
yang kita tetapkan daripada berdasarkan kondisi kita saat ini. Tidak jarang
kita menetapkan tujuan yang tinggi. Akan tetapi, tidak jarang menemui
kesulitan memahami cara mencapainya.
f. jauhkan pikiran sempit, seperti takut ditolak, penghargaan diri yang rendah,
kurang focus sebab hal-hal tersebut akan membesar ketika bekerja sendiri
tanpa seorang atasan yang mengawasi
g. kembangkan pikiran memberdayakan dalam diri kita. Kita dapat menjauhkan
diri dari pikiran-pikiran sempit. Akan tetapi apabila tidak menggantikannya
dengan pikiran yang memberdayakan, kita akan kembali ke pikiran lama.
Ciptakan sumber penghasilan yang beragam. Jangan menyimpan sumber
daya kita dalam satu usaha, dont keep all their eggs in one basket. Jika kita
seorang pelatih, pertimbangkan untuk membuat buku kerja dan produk yang
berkaitan dengan penghasilan kita.
h. Mintalah bantuan dan nasihat dari mentor dan pelatih. Jika kita ingin
membuka bisnis fotokopi, bertanyalah dahulu seluk-beluk bisnis itu pada
orang yang telah lama malang-melintang dan berhasil dalam bisnis
tersebut.251

Menurut Robert Warlow (1998), dalam Small Business Success, kiat


bisnis yang paling utama adalah loyalitas pelanggan. Hal yang harus dicapai
bukan hanya pelanggan yang harus merasa puas, melainkan juga pelanggan
yang loyal. Ada beberapa strategi untuk mengubah pelanggan yang puas
menjadi pelanggan yang loyal, yaitu sebagai berikut:

a. Biarkan mereka memutuskan cara berbisnis dengannya. Jika barang atau


jasa yang diberikan dapat ditawarkan dengan berbagai pilihan, biarkan
pelanggan kita memilihnya, baik bertemu secara langsung, melalui telepon,
SMS, website maupun secara online.

251
Ibid. hlm 133-135

Kewirausahaan 19
Unras

b. Bangunlah sebuah hubungan dengan pelanggan. Pahamilah dengan siapa


kita berurusan dan apa yang mereka butuhkan, selalu memperlakukan
pelanggan laksana teman yang sangat berharga. Berikan yang terbaik
kepada mereka seperti yang akan kita berikan kepada teman atau keluarga.
c. Jika pelanggan mempunyai masalah dalam menggunakan produk yang kita
jual, selesaikanlah secepatnya. Berkomunikasilah dengan mereka.
Usahakan mereka mengetahui cara kita akan menangani masalah dan
menghubungi mereka lagi.
d. Selalu berusaha bertindak secara professional, baik pada awal maupun akhir
hubungan dengan pelanggan
e. Jika hubungan dengan pelanggan kurang baik, lakukan apapun untuk
mempertahankannya
f. Walaupun mempunyai pendapat yang berbeda, bekerja keraslah untuk tetap
jujur dan positif. Pelanggan mengerti bahwa kita salah mereka paham bahwa
kita lupa, sibik, serta mungkin juga produk dan layanan kita kurang
sempurna.
g. Ciptakan layanan yang loyal. Kita tidak mungkin menciptakan pelanggan
yang loyal jika karyawan kita tidak loyal atas pekerjaannya. Pelanggan akan
membeli produk kita jika mereka melihat wajah yang ramah.
h. Temukan keluhan. Umumnya pelanggan harus didorong untuk
menyampaikan keluhannya. Banyak pelanggan yang tetap diam atas
pelayanan yang jelek yang kita berikan, namun jika menemukan yang lebih
baik, mereka akan meninggalkan kita.
i. Perlihatkan adanya minat. Perlihatkan pada pelanggan bahwa kita tertarik
akan pandangan mereka. Lakukan survei berkala untuk mengungkapkan
respons mereka atas layanan yang kita berikan. Setelah itu, lakukan
tindakan perbaikan atas apa yang ditemukan.
j. Perlihatkan bahwa kita dapat melakukan bisnis dengan baik. Pelanggan
menyukai wirausaha yang dapat melayani permintaan yang sulit sekalipun.
Latihlah karyawan untuk mengatakan, ….Maaf, tapi .... atau …Ini kebijakan
perusahaan…..

Kewirausahaan 19
Unras

k. Peliharalah pelanggan potensial kita. Mungkin keuntungan yang kita peroleh


hanya berasal dari 20% pelanggan. Temukan orang yang 20% dan
pertahankanlah mereka.252

Jan B. King (1996) menawarkan sejumlah faktor kunci sukses bagi


wirausahawan yang beberapa di antaranya adalah:

a. kita hanya menjual sebuah produk atau jasa apabila menguntungkan;


b. terus kurangi biaya operasional;
c. kembangkan produk barang atau jasa baru sambil mempertahankan kualitas
produk yang ada;
d. cipta dan pelihara tingkat kepuasan konsumen pada tingkat paling tinggi.253

Prijaksono (1998) dalam tulisannya menyatakan bahwa sukses


berwirausaha, kita harus memiliki keberanian untuk mengambil langkah
pertama dan senantiasa focus pada impian kita. Ada 10 kebiasaan yang perlu
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu:

a. Temuan tujuan hidup dan bermimpilah sepanjang waktu;


b. jangan berhenti berinovasi;
c. belajar sepanjang hayat;
d. akumulasikan aset;
e. gunakan strategi yang tepat;
f. kembangkan tim kerja;
g. sistematisasikan wirausaha;
h. bangunlah jejaring kerja sama dan aliansi;
i. jadilah investor cerdas;
j. beramal dan mengucapkan syukur.

Kunci Sukses Berwirausaha Menurut Liraz Liraz (2001) menyebutkan


empat langkah mencapai sukses, yaitu perencanaan yang tepat, persiapan
yang matang, pelaksanaan yang baik, dan tidak mudah untuk menyerah. Ia
menyebutkan falsafah untuk menggapai sukses menjadi tips berikut:

a. Ikuti perkembangan zaman. Bergabunglah dalam organisasi yang berkaitan


dengan bisnis.

252
Basrowi, 2011. Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia. Hlm 32
253
Fadiati, A dan Purwana, D. 2011. Menjadi Wirausaha Sukses. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hlm 56

Kewirausahaan 19
Unras

b. Buat rencana keuangan. Catat semua pemasukan dan pengeluaran setiap


hari. Buat jangka panjang dan jangka pendek.
c. Perkirakan jika aliran uang tunai kita bisa memperkirakan aliran uang tunai
untuk tiga bulan ke depan.
d. Bentuk dewan penasihat atau cari tenaga ahli untuk memberi ide, saran,
atau kritik terhadap kita dan produk yang akan ditawarkan.
e. Jaga keseimbangan antara kerja, santai, dan keluarga. Tidak perlu terburu-
buru karena hasilnya tidak akan maksimal.
f. Kembangkan jaringan (networking). Tidak ada salahnya berkenalan dan
bergaul dengan orang-orang yang berhubungan atau bisa mendukung bisnis
kita.
g. disiplin/motovasi. Aspek terberat dalam usaha adalah disiplin untuk bekerja
secara teratur
h. selalu waspada dan siap. Rajin melakukan evaluasi pasar, produk dan
sistem pemasaran
i. cintai pekerjaan. Ciptakan rasa memiliki pada pekerjaan dan produk yang
dihasilkan
j. jangan mudah menyerah. Jika ingin cepat berhasil, segeralah bangkit dan
belajar dari kegagalan.254

Kunci Sukses Berwirausaha Menurut Roworth Roworth (2003)


menyebutkan tujuh kunci untuk membuka kesuksesan dalam berwirausaha,
yaitu sebagai berikut:

a. Memikul tanggung jawab karena kesuksesan tidak datang dengan


sendirinya. Orang sukses menikmati keberhasilan, tetapi juga memikul
kegagalan.
b. Mengetahui tujuan. Tanpa tujuan yang jelas, wirausahawan sering
menemukan usaha yang digelutinya tidak menyenangkan.
c. Sosialisasikan wirausaha kita kepada orang lain. Orang harus mengetahui
keunikan produk atau layanan kita.
d. Jika kita melakukan wirausaha dengan sebaik-baiknya, para pelanggan
akan kembali kepada kita bersama teman-temannya.
e. Latihlah orang agar mampu bekerja dengan lebih baik dari kita. Perlu
membagi beban kerja dengan mempekerjakan orang lain.

254
Giri, tt. Membentuk Entrepreneur Muslim. Kiat Sukses Bisnis Islam. Jakarta: Baryatussalamah Art. Hlm
12

Kewirausahaan 19
Unras

f. Peliharalah kinerja kita. Banyak pemilik usaha yang khawatir tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi mereka tidak
mengukur hasilnya.
g. Rayakan kemenangan kita. Regenerasi sumber daya fisik dan emosi kita
akan tiba.255

2. Kiat Pengusaha Sukses


Sebelum belajar untuk menjadi pengusaha sukses, perlu diketahui bahwa
cara cepat menjadi pengusaha sukses belum tentu dapat diterapkan oleh
semua orang, tetapi sukses secara perlahan-lahan, dapat ditempuh ketika
wirausahawan memiliki keinginan yang kuat. Berikut ini adalah berbagai
inspirasi untuk menjadi pengusaha sukses:

a. Awali dengan impian dan imajinasi


Sebelum manusia dapat mendarat di bulan, tidak pernah ada yang berfikir
hal itu sebuah kenyataan. Ide mendarat di bulan pada awalnya adalah mimpi
indah yang tidak akan pernah terwujud. Akan tetapi, impian dan imajinasi itu
akhirnya berubah menjadi kenyataan ketika seseorang telah
membuktikannya dengan pendaratan manusia pertama kali ke bulan. Hal
yang perlu diingat adalah semua keberhasilan itu bermula dariimpian dan
keyakinan yang didorong oleh kerja keras untuk mewujudkannya. Jika
mempunyai impian untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses dan
mempunyai niat untuk mewujudkannya, bangunlah dari mimpi. Bekerja
keraslah untuk segera mengubah mimpi itu menjadi kenyataan. Hanya
seorang pemimpi yang mampu menciptakan dan membuat terobosan dalam
produk, jasa, ataupun ide yang sukses. Tidak ada kata tidak bisa atau tidak
mampu.
b. Semangat dan Kegigihan
Antusiasme, semangat, dan kegigihan merupakan modal utama dalam
memulai sebuah perjuangan baru untuk mencapai keberhasilan. Sifat tidak
bersemangat dan bermalasan, akan mendatangkan kegagalan. Carilah
motivasi usaha itu dengan mempelajari perjuangan pengusaha yang sukses.

255
Hendra, Y. dan, Riana, D. 2008. Spiritual Entrepreneur, Bandung: MQS Publishing, KPAD Geger
Kalong. Hlm 41

Kewirausahaan 19
Unras

c. Mempunyai Pengetahuan Dasar-dasar Bisnis.


Tanpa pengetahuan tentang dasar-dasar bisnis, usaha yang dilakukan
seperti kelinci percobaan. Kemungkinan besar hanya akan banyak
mengalami kegagalan. Tidak ada kesuksesan tanpa sebuah pengetahuan.
Hal yang terbaik adalah belajar sambil bekerja. Bekerja dengan orang lain
dahulu sebelum menjadi pebisnis sangat membantu dalam menyerap ilmu
dan pengalaman untuk siap sukses.
d. Berani Mengambil Risiko
Setiap sesuatu yang diusahakan tentu akan ada risikonya. Semakin besar
hasil yang ingin dicapai, risiko yang akan dialami apabila mengalami
kegagalan juga besar. Orang yang berani mengambil risiko adalah calon
orang yang sukses. Jangan takut akan kegagalan, tetapi jadikanlah
kegagalan itu sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.
e. Kerja Keras
Hanya dengan bekerja keras, sebuah usaha akan mengalami kemajuan dan
kesuksesan. Berdustalah orang yang mengatakan jika ia meraih
keberhasilan gemilang hanya dengan duduk beberapa saat di tempat kerja
seperti yang dikatakan pengiklan di internet. Sebenarnya, awal mereka
merintis usahanya adalah dengan kerja keras tanpa mengenal putus asa
dan banya berkorban waktu dan tenaga
f. Belajar dari pengalaman orang lain
Pepatah mengatakan, pengalaman adalah guru yang terbaik. Seorang calon
pengusaha yang sukses bersedia mengambil pengalaman orang lain dan
dari dirinya. Apapun pengalaman seseorang, baik kesuksesan maupun
kegagalan harus dijadikan pelajaran yang berharga sebagai panduan dalam
memulai usaha atau mengembangkan usahanya.
g. Bersedia Menerima Kritikan dan Nasihat dari Orang Lain
Sebagian orang menganggap kritikan yang ditujukan kepadanya sebagai
penghambat bagi kelangsungan usahanya. Orang yang berpikir normal akan
menjadikan kritikan atau nasihat dari orang lain sebagai gurunya yang
membimbing ke arah kesuksesan. Menerima kritikan berarti menyadari
bahwa kita mempunyai kekurangan. Dengan mengetahui kekurangan yang
ada, kita dapat memperbaiki kekurangan itu. Berterima kasihlah kepada
orang yang mau menegur dan mengkritik kita.

Kewirausahaan 19
Unras

h. Menjalin Kerja Sama dengan Orang Lain


Betapapun pandainya seseorang, apabila ia bekerja sendiri, perjuangannya
hanya akan sia-sia. Tidak ada seorang pebisnis pun yang mampu bekerja
sendiri. Kerja sama dengan rekan, teman, mitra kerja, dan klien sangat
penting bagi perkembangan suatu bisnis. Merekalah yang akan memberi
masukan, saran dan kritik, serta membantu pada saat-saat sulit. Seorang
pebisnis harus mampu menjalin kerja sama dan bergaul untuk menjalin
relasi bisnis dengan seluas-luasnya.
i. Berani Menghadapi Kegagalan
Jangan menganggap para pebisnis yang telah mapan dan maju tidak pernah
mengalami kegagalan. Bahkan, mereka pun suatu waktu pernah
mengalaminya. Hanya, mereka tidak pernah putus asa dan terus berusaha
sampai sukses. Orang yang takut gagal adalah pengecut, yang tidak berani
melakukan apa pun dan kerjanya hanya mengkhayal.
j. Tidak Suka Menunda
Seperti kata pepatah, Time is money! Jangan menunda-nunda suatu
pekerjaan. Lakukanlah saat ini, selagi ada kesempatan. Menunda suatu
pekerjaan, berarti kerugian yang akan mendatangkan penyesalan.256

3. Kiat-Kiat Sukses Berbisnis Bagi Pemula


a. Batasan menjadi pengusaha sukses
cara atau kiat bisnis pemula yang akan mengantarkan para pebisnis muda
meraih kesuksesan dalam menjalankan usaha bisnis adalah sebagai berikut:
1) Mantapkan dan bangunlah niat yang kukuh untuk menjadi seorang
pebisnis.
2) Sebelum memulai sesuatu, pastikan bahwa niat Anda telah sempurna.
Niat dan kemauan yang sungguh-sungguh bukan perkara pekerjaan
yang akan dituai keberhasilannya dalam hitungan hari. Hal yang paling
penting sebagai pebisnis adalah terus mengupayakan hal-hal terbaik
bagi perusahaan serta meyakini bahwa suatu hari Anda akan menjadi
orang orang yang sukses.
b. Memulai Usaha Bisnis dengan Modal Kecil
Para pemula umumnya belum berpengalaman maka mulailah dengan model
bisnis dengan skala kecil, baik dari segi pengelolaan maupun dana atau

256
Kotler, P. dan Keller, K.L. 2006. Marketing Management. New Jersey: Pearson Education Inc.hlm 183

Kewirausahaan 19
Unras

modal. Bisnis dan modal kecil lebih mudah dikelola oleh para pemula
sebagai proses pembelajaran. Banyak usaha kecil dan modal kecil yang bisa
ditekuni oleh seorang pebisnis mula, di antaranya adalah jualan pulsa, jasa
kecil-kecilan, jual makanan ringan, dan sebagainya. Usaha seperti ini
umumnya hanya membutuhkan modal kecil, sehingga Anda diharapkan
mampu mencari modal secara mandiri. Di samping itu, usaha dan modal
kecil juga tidak akan membuat para pelakunya sebagai pemula merasa
trauma karena skala dan modal yang dibutuhkan tidak begitu berefek
terhadap kehidupan pelaku.
c. Memulai Bisnis dengan Orang Lain
Berbisnis dengan orang lain bisa memiliki dua arti. Pertama, menjalankan
usaha patungan bersama rekan yang dapat dipercaya. Selanjutnya,
pengelolaan dan modal ditanggung oleh kedua belah pihak. Dengan
bersama orang lain, semakin banyak ide, modal, tenaga dalam mengerjakan
usaha bisnis, berbeda jika Anda harus mengerjakannya seorang diri.
Berbisnis dengan orang lain juga dapat dilakukan dengan cara mempelajari
sistem bisnis yang dikelola oleh orang lain, bisa dari majikan, kawan kerja,
dan sebagainya. Lamanya interaksi di tempat erja juga dapat menjadi modal
untuk anda yang mengembangkan jenis usaha tersebut
d. membangun motivasi Bisnis yang baik dan benar
Motivasi dapat didapatkan melalui berbagai pelatihan, komunitas wirausaha,
ataupun kisah-kisak para pengusaha sukses yang dapat dibaca dari buku-
buku ataupun mendengar langsung cerita dari para pengusaha terkenal.
Motivasi sangat dibutuhkan saat seseorang berada pada masa masa sulit
menjalankan usaha bisnis, misalnya sedang mengalami kekurangan modal.
Dengan motivasi, seseorang dapat bangkit dan bertahan dalam menjalankan
usaha.257

4. Wirausaha Profesional
Profesi diukur berdasarkan kepentingan dan tingkat kesulitan yang
Dimiliki. Dalam dunia keprofesian, kita mengenal berbagai terminology
kualifikasi profesi, yaitu profesi, semiprofesi, terampil, tidak terampil, dan quasi
profesiGilley dan Eggland (1989) mendefinisikan profesi sebagai bidang usaha

257
Leonardus, S. 2009. Kewirausahaan: Teori, Praktek dan Kasus-Kasus. Jakarta: Salemba Empat. Hlm
41

Kewirausahaan 19
Unras

manusia berdasarkan pengetahuan, yaitu keahlian dan pengalaman pelakunya


diperlukan oleh masyarakat Definisi ini meliputi aspek:

a. ilmu pengetahuan tertentu;


b. aplikasi kemampuan/kecakapan;
c. berkaitan dengan kepentingan umum.258

Aspek-aspek yang terkandung dalam profesi merupakan standar


pengukuran profesi wirausahawan Proses profesional adalah proses evolusi
yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistemastis untuk
mengembangkan profesi ke arah status professional (peningkatan
status)Secara teoretis, menurut Gilley dan Eggland (1989), pengertian
profesional dapat didekati dengan empat prespektif pendekatan, yaitu sebagai
berikut:

a. Orientasi Filosofi
Ada tiga pendekatan dalam orientasi filosofi, pertama lambing
keprofesionalan adalah adanya sertifikat, lisensi, dan akreditasi. Akan tetapi,
penggunaan lambing ini tidak diminati karena berkaitan dengan aturan-
aturan formal. Kedua yang digunakan untuk tingkat keprofesionalan adalah
pendekaatan sikap individu, yaitu pengembangan sikap individual,
kebebasab personal, pelayanan umum, dan aturan yang bersifat pribadi. Hal
yang penting bahwa layanan individu pemegang profesi diakui oleh dan
bermanfaat bagi penggunanya. Ketiga elektik, yaitu pendekatan yang
menggunakan prosedur, teknik, metode, dan konsep dari berbagai sumber,
sistem, dan pemikiran akademis. Proses profesionalisasi dianggap
merupakan kesatuan dari kemampuan, hasil kesepakatan, dan standar
tertentuPendekatan ini berpandangan bahwa pandangan individu tidak akan
lebih baik dari pandangan kolektif yang disepakati bersama. Sertifikasi
profesi diperlukan, tetapi bergantung pada tuntutan penggunanya
b. Orientasi Perkembangan
Orientasi perkembangan menekankan enam langkah pengembangan
profesionalisasi, yaitu:
1) Dimulai dari adanya asosiasi informal individu yang memiliki minat
terhadap profesi;
2) Identifikasi dan adopsi pengetahuan tertentu;
258
Meredith, G.G. 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta: PPM. Hlm 214

Kewirausahaan 19
Unras

3) Para praktisi terorganisasi secara formal pada suatu lembaga;


4) Penyepakatan adanya persyaratan profesi berdasarkan pengalaman
atau kualifikasi tertentu;
5) Penentuan kode etik;
6) Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu (termasuk syarat
akademis) dan pengalaman di lapangan
c. Orientasi Karakteristik
Profesionalisasi juga dapat ditinjau dari karakteristik profesi/pekerjaanAda
delapan karakteristik pengembangan profesionalisasi, antara satu dan
lainnya saling berkaitan, yaitu:
1) kode etik;
2) pengetahuan yang terorganisasi;
3) keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus; dtingkat pendidikan
minimal yang dipersyaratkan;
4) sertifikat keahlian;
5) proses
6) tertentu sebelum memangku profesi untuk dapat memangku tugas dan
tanggung jawab;
7) kesempatan untuk penyebarluasan dan pertukaran ide di antara
anggota profesi
8) adanya tindakan disiplin dan Batasan tertentu jika terjadi malpraktik oleh
anggota profesi
d. Orientasi Nontradisional
Perspektif pendekatan keempat, yaitu perspektif nontradisional menyatakan
bahwa seseorang dengan bidang ilmu tertentu diharapkan mampu melihat
dan merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan dari sebuah profesi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi elemen elemen penting untuk
sebuah profesi, termasuk pentingnya sertifikasi profesional dan perlunya
standardisasi profesi untuk menguji kelayakan dengan kebutuhan lapangan.
Pada prinsipnya, substansi kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different)
melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang
dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakikatnya, kewirausahaan

Kewirausahaan 20
Unras

adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam
mewujudkan gagasan inovatif dalam dunia nyata secara kreatif.259

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kewirausahaan Serta Keuntungan dan


Kerugiannya
a. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kewirausahaan
Factor-faktor yangmemengaruhi kewirausahaan dapat dibagi menjadi dua
factor, yaitu internal dan eksternal. Factor internal merupakan faktor dari
dalam individu, sedangkan faktor eksternal merupakan hasil interaksi
individu dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang memengaruhi
kewirausahaan, antara lain:
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri individu disebut juga
potensi individu yang meliputi berikut ini:
a) Kebutuhan berprestasi (need for achievement). Kebutuhan
berprestasi mendorong individu untuk menghasilkan yang terbaik
tujuan yang ingin dicapai seorang wirausahawan dipengaruhi oleh
kebutuhan berprestasinya. Hal ini mendorong individu untuk
menghasilkan yang terbaik, memiliki inisiatif, dan keinginan yang
kuat untuk mengungkapkan ide-ide dalam pikirannya,
menyampaikan gagasan demi mencapai kesuksesan.260
b) Internal locus of control. Menurut Lambing dan Kuehl (2000),
individu yang memiliki internal locus of control memercayai bahwa
kegagalan dan kesuksesan yang dialami ditentukan dari usaha
yang dilakukan. Individu yakin akan kemampuan yang dimiliki dan
berusaha keras mencapai tujuannya. Hasil penelitian Rotter (Hisrich
dan Peters, 2000) terhadap wirausaha menunjukkan bahwa internal
locus of control berhubungan dengan motivasi berwirausaha dan
berkorelasi positif dengan kesuksesan dalam berkarier.261
c) Kebutuhan akan kebebasan (need for independence). Hisrich dan
Peters menjelaskan lebih lanjut bahwa seorang wirausahawan
diharuskan melakukan sesuatu berdasarkan caranya sendiri,

259
Prama, G. 2004. Catatan Konsultan, Sukses dan Sukses, Sukses di Perjalanan, Sukses di Tempat
Tujuan, Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Hlm 72-76
260
Lambing, P., dan Kuehl, C.R. 2000. Entreprenuership. New Jersey: Upper Saddle River.
261
Hisrich, R.D dan Peters, M.P. 1995. Enterpreneurship. Chicago: Irwin. Hlm 69-72

Kewirausahaan 20
Unras

sehingga memiliki kebutuhan kebebasan yang tinggi. Kebutuhan


kebebasan berarti kebutuhan individu untuk mengambil keputusan
sendiri, menentukan tujuan sendiri, serta melakukan tindakan untuk
mencapai tujuan dengan caranya sendiri
d) nilai-nilai probadi. Hisrich dan Peters (2000) serta Hunter
menyatakan beberapa penelitian menunjukan bahwa wirausaha
mempunyai sifat dasar mengenai proses manajemen dan bisnis
secara umum yang membantu individu menciptakan dan
mempertahankan bisnis yang dirintis. Sifat dasar meliputi nilai
kemenangan bagi individu yang berate berhasil mengaktualisasikan
dirinya. Durkin (1995), menyatakan bahwa nilai pribadi akan
menjadi dasar bagi individu pada saat mengambil keputusan dalam
membuat perencanaan untuk mencapai kesuksesan. Nilai pribadi
yang dianut sering berbeda dengan nilai yang dimiliki orang lain.
Oleh karena itu, nilai pribadi harus disampaikan sehingga tidak
menimbulkan konflik yang mendasar ketika suatu hubungan sedang
berjalan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kompetensi
sosial yang dimiliki akan membantu individu untuk bersikap tenang,
hangat, dan ramah, serta mudah diajak bicara. Individu akan
memiliki kesempatan yang lebih baik untuk diterima dalam
lingkungannya.
e) Pengalaman; diartikan sebagai pengalaman kerja individu sebelum
memilih untuk terjun dalam kewirausahaan. Hisrich dan Peters,
(2000) menyatakan bahwa pengalaman kerja memengaruhi individu
dalam menyusun rencana dan melakukan langkah-langkah
selanjutnya. Penelitian Kim menunjukkan bahwa pengalaman
memberikan pengaruh terhadap keberhasilan usaha. Pengalaman
yang dimaksud dalam penelitian Kim adalah keterlibatan langsung
dalam kegiatan usaha.262
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan hasil interaksi individu dengan
lingkungannya, yaitu sebagai berikut:
a) Role model. Faktor penting yang memengaruhi individu dalam
memilih kewirausahaan sebagai karier. Orangtua, saudara, guru,

262
Ibid Hisrich, R.D dan Peters, M.P. hlm 74

Kewirausahaan 20
Unras

atau wirausahawan lain dapat menjadi role model bagi individu.


Individu membutuhkan dukungan dan nasihat dalam setiap tahapan
dalam merintis usaha, role model berperan sebagai mentor bagi
individu. Individu juga akan meniru perilaku yang dimunculkan oleh
role model. Pentingnya role model dalam memengaruhi pilihan
karier didukung oleh penelitian Jacobowitz dan Vidler yang
menunjukkan bahwa 72% wirausahawan negara Atlantik memiliki
orang tua atau saudara wirausahawann. Individu berwirausahan
dengan cara meniru orang tua atau saudara yang berwirausaha
b) Dukungan keluarga dan teman. Dukungan dari oran terdekat akan
mempermudah individu, sekaligus menjadi sumber kekuatan ketika
menghadapi permasalahan.(Hisrich dan peters,2000). Adapun
dukungan dari lingkungan terdekat akan membuat individu mempu
bertahan menghadapi permasalahan yang terjadi.
c) Pendidikan. Pendidikan formal berperan penting dalam
kewirausahaan karena memberi bekal pengetahuan yang
dibutuhkan dalam mengelola usaha, terutama ketika menghadapi
suatu permasalahan. Sekolah atau universitas sebagai tempat
berlangsungnya Pendidikan formal yang mendukung
kewirausahaan akan mendorong individu untuk menjadi seorang
wirausahawan.263

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang


memengaruhi kewirausahaan ada dua, yaitu faktor internal yang merupakan
faktor dari dalam diri individu dan faktor eksternal yang merupakan hasil
interaksi individu dengan lingkungannya. Faktor internal meliputi kebutuhan
berprestasi, internal locus of control, kebutuhan akan kebebasan, nilai-nilai
pribadi, dan pengalaman, sedangkan faktor eksternal meliputi role model,
dukungan keluarga dan teman, serta pendidikan.

b. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha


Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003) ada beberapa factor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu
sebagai berikut:

263
Ibid

Kewirausahaan 20
Unras

1) Tidak kompeten dalam manajerial atau tidak memiliki kemampuan dan


pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama
kegagalan wirausaha.
2) Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan mengoordinasikan,
keterampilan mengelola sumber daya manusia maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan, misalnya memelihara aliran
kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan
dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional
perusahaan.
4) Gagal dalam perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam perencanaan, akan mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan
5) lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis
dapat menakibatkan perusahaan sulit beroperasi karena kurang efisien
6) kurangnya pengawasan peralatan. Pegawasan peralatan erat kaitannya
dengan efisiensi dan efekifitas. Krang pengawasan dapat
mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif
7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha mengakibatkan
usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah
hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi. Wirausaha yang
kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi
wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya
dapat diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setiap waktu.264
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi juga oleh sifat
dan kepribadian seseorang. Steinhoff dan John F. Burgess (dalam Suryana,
2003) mengemukakan bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya
memiliki sifat-sifat kepribadian (entrepreunerial personality) sebagai berikut:
1) kepercayaan diri;
2) kemampuan mengorganisasi;

264
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba
Empat. Hlm 44-45

Kewirausahaan 20
Unras

3) kreativitas;
4) suka tantangan.

Kelemahan wirausaha Indonesia menurut Heidjrachman Ranu Pandojo yang


perlu diperbaiki adalah:

1) mentalitas yang meremehkan mutu;


2) mentalitas yang suka menerabas;
3) tidak percaya pada diri sendiri;
4) tidak berdisiplin murni;
5) mentalitas yang suka mengabaikan tanggung jawab.265

C. SOAL/TUGAS
1. Apa yang anda ketahui mengenai bisnis dan seberapakah berpengaruhkan
bisnis tersebut dalam kehidupan anda?
2. Sebutkan dan jelaskan aspek - aspek studi kelayakan bisnis. Serta jelaskan
bagaimana hubugan dari aspek yang satu dengan aspek yang lainnya?
3. Bagaiaman mekanisme dalam rangka persiapan melakukan bisnis baru?
4. Sebutkan urutan-urutan surat perizinan dalam membuat usaha baru?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi usaha dibandingkan dengan para pesaing
yang ada ?

D. REFERENSI
Alma, B. 2009. Kewirausahawan Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Bagi Mahasiswa
Dan Masyarakat Indonesia. Bandung: Alfabeta

Basrowi, 2011. Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Fadiati, A dan Purwana, D. 2011. Menjadi Wirausaha Sukses. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Giri, tt. Membentuk Entrepreneur Muslim. Kiat Sukses Bisnis Islam. Jakarta:
Baryatussalamah Art

Hendra, Y. dan, Riana, D. 2008. Spiritual Entrepreneur, Bandung: MQS Publishing,


KPAD Geger Kalong

265
Ibid

Kewirausahaan 20
Unras

Hisrich, R.D dan Peters, M.P. 1995. Enterpreneurship. Chicago: Irwin

Kotler, P. dan Keller, K.L. 2006. Marketing Management. New Jersey: Pearson
Education Inc

Lambing, P., dan Kuehl, C.R. 2000. Entreprenuership. New Jersey: Upper Saddle
River.

Leonardus, S. 2009. Kewirausahaan: Teori, Praktek dan Kasus-Kasus. Jakarta:


Salemba Empat.

Meredith, G.G. 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta: PPM

Prama, G. 2004. Catatan Konsultan, Sukses dan Sukses, Sukses di Perjalanan,


Sukses di Tempat Tujuan, Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia.

Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Jakarta: Salemba Empat.

Kewirausahaan 20
Unras

PERTEMUAN KE : 13
ETIKA BISNIS

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan mengimplementasikan etika bisnis

B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis (business ethic) dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang
tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma
dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi atau sosial,
dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan
bisnis, sehingga ini akan menunjang kelancaran dan kemajuan bisnis kita.
Kegagalan ketika bisnis bukan terletak pada ketidaktahuan atau keengganan
para pelaku bisnis untuk menyelenggarakan bisnis secara etis melainkan
terletak pada faktor eksternal.266 Hal ini disebabkan oleh dua hal berikut:

a. Konsep normatif yang kaku sarat, dengan rambu-rambu moralitas, yang


menjadi kendala bagi praktik bisnis di lapangan
b. Lingkungan bisnis yang tidak kondusif bagi berlakunya bisnis secara etis.
Hal ini mudah dipahami karena bisnis adalah kegiatan yang terfokus pada
uang, efisiensi dan ekspansi. Oleh karena itu demi eksistensi dan
kemapanan, setiap pelaku bisnis akan menghalalkan segala cara.267

Menurut Cocheu Ted (1997), etika bisnis adalah studi tentang aspek-
aspek moral dari kegiatan ekonomi dan bisnis’. Etika ini dapat dipraktikkan
dalam tiga taraf. Pertama, taraf makro, etika bisnis akan berbicara tentang
aspek-aspek bisnis secara keseluruhan, seperti persoalan keadilan. Kedua,
taraf meso (madya), etika bisnis menyelidiki masalah-masalah etis di bidang
organisasi seperti serikat buruh, lembaga konsumen, perhimpunan profesi, dan
lain-lain. Ketiga, taraf mikro, yang memfokuskan pada individu dalam
hubungannya dalam kegiatan bisnis seperti tanggung jawab etis karyawan dan

266
Keraf, A. S. 1998. Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya. Kanisius: Yogyakarta. Hlm 3
267
Nawatmi, S. 2010. Etika bisnis dalam Perspektif Islam. Fokus Ekonomi, Vol.9, No. 1, 50- 58

Kewirausahaan 20
Unras

majikan, manajer, produsen dan konsumen. Beberapa hal yang mendasari


perlunya etika dalam kegiatan bisnis:268

a. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis


juga mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat
di dalamnya.

b. Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat.

c. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan


pedoman bagi pihak – pihak yang melakukannya.269

Gambar 13.1 etika bisnis


Sumber :https://jagad.id/wp-content/uploads/2019/09/Pengertian-Etika-Bisnis-Adalah-
Prinsip-Tujuan-dan-Contoh.jpg

Menurut pengertiannya, etika dapat dibedakan menjadi 2, yakni

a. Etika sebagai praktis: nilai-nilai dan norma-norma moral apa yang dilakukan
sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.

b. Etika sebagai refleksi: pemikiran moral. Berpikir tentang apa yang dilakukan
dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
(dalam hal ini adalah menyoroti dan menilai baik-buruknya perilaku
seseorang).

Pengertiannya dapat dibedakan menjadi 3:

268
Bussey, K., & Maughan, B. (1982). Gender differences in moral reasoning. Journal of Personality and
Social Psychology, 42, 701-706
269
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Proses SPSS , Edisi 3, Penerbit Undip
Semarang

Kewirausahaan 20
Unras

a. Secara makro: etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem


ekonomi secara keseluruhan.

b. Secara meso: etika bisnis mempelajari masalah-masalah etis di bidang


organisasi

c. Secara mikro: etika bisnis difokuskan pada hubungan individu dengan


ekonomi dan bisnis.270

Menurut Zimmerer, etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku


pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan
dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan-persoalan yang
dihadapi.271

Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin, etika bisnis adalah istilah
yang sering digunakan untuk menunjukan perilaku etika dari seorang manajer
atau karyawan suatu organisasi. Etika bisnis sangat penting untuk
mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan. Jadi, Etika bisnis adalah suatu
kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang
dijadikan tuntunan dalam berusaha dan memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapi dalam suatu perusahaan.

Selain etika dan perilaku, yang tidak kalah penting yang dalam bisnis
adalah norma etika. Menurut Zimmerer, ada tiga tingkatan norma etika, yaitu:

a. Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan


yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya mengatur
perilaku minimum.

b. Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arah khusus bagi setiap orang
dalam organisasi dalam mengambil keputusan sehari-hari. Para karyawan
akan bekerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan /
organisasi.272

Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu


keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal. Secara umum, prinsip-prinsip
yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari kehidupan keseharian

270
Watts, R, L., and Zimmerman, J, L. 1986 Positive Accounting Theory. Prentice Hall New York. Hlm 63
271
Zimmerer, W. Thomas, Norman. 2005. Interpreneurship and the New Venture Formation. New Jersey:
Prantice Hall. Hlm 252
272
Ibid

Kewirausahaan 20
Unras

kita. Etika dan perilaku hidup kita akan menunjang berjalannya bisnis, karena
pada prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah
implementasi dari prinsip etika pada umumnya.273

a. Prinsip Otonomi
Pelaku bisnis sepenuhnya menyadari akan apa yang menjadi kewajibannya
dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja
norma dan nilai moral yang ada, namun juga melakukan sesuatu karena
tahu dan sadar bahwa hal itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan
dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam kaitan ini salah satu
contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para
pelanggan,diantaranya adalah:

1) Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan


sesuai dengan tuntutan mereka;

2) Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi,


termasuk pelayanan yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan
mereka;

3) Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan


keselamatan pelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka,
akan dijaga kelangsungannya dan ditingkatkan terhadap
produk dan jasa perusahaan;

4) Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam


menawarkan, memasarkan dan mengiklankan produk. 274

Dalam menjalankan bisnis secara pribadi, diandaikan ada kebebasan untuk


mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan yang
menurutnya terbaik. karena kebebasan adalah unsur hakiki dari prinsip
otonomi ini. Bersedia bertanggungjawab merupakan ciri khas dari makhluk
bermoral, dan tanggungjawab disini adalah tanggung jawab pada diri kita
sendiri dan juga tentunya pada stakeholder. Dalam etika, kebebasan adalah
prasyarat utama untuk bertindak secara etis, walaupun kebebasan belum
menjamin bahwa seseorang bertindak secara otonom dan etis. Unsur
lainnya dari prinsip otonomi adalah tanggungjawab, karena selain sadar

273
Sutrisna. 2010. Etika Bisnis; Konsep Dasar Implementasi dan Kasus. Udayana University Press:
Denpasar. Hlm 21
274
Ibid Sutrisna

Kewirausahaan 21
Unras

akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil keputusan dan tindakan


berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom juga harus bisa
mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya dalam menjalankan
bisnisnya.

b. Prinsip Kejujuran
Bersikap dan berperilaku jujur dalam bisnis mtlak dilakukan oleh
wirausahawan. Sifat jujur menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran.
Jika tidak menjunjung tinggi nilai kejujuran, bukanlah hal yang mustahil,
bisnis kita tidak akan berjalan lama. Dengan menjunjung tinggi kejujuran
menjalankan bisnis, maka relasi bisnis kita akan mempercayai kita dalam
segala hal. Adapun hal-hal yang berpengaruh dalam menjalankan bisnis
antara lain untuk pelaku bisnis itu sendiri. Disini secara a priori saling
percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak jujur melaksanakan
janjinya. Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian
dan kontrak. Karena jika salah satu pihak melanggar, maka tidak mungkin
lagi pihak yang dicuranginya mau bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha
lainnya akan tahu dan tentunya malas berbisnis dengan pihak yang
bertindak curang tersebut. Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern
dalam suatu perusahaan yaitu antara pemberi kerja dan pekerja, dan
berkait dengan kepercayaan. Perusahaan akan hancur jika kejujuran
karyawan ataupun atasannya tidak terjaga. Kepercayaan konsumen adalah
prinsip pokok dalam berbisnis. Kejujuran relevan dengan penawaran barang
dan jasa dengan mutu dan harga yang baik, dalam menjalankan bisnis kita
agar semakin berkembang.
c. Prinsip Keadilan
Menjalankan bisnis pada prinsipnya harus menguntungkan kedua belah
pihak. Para pihak harus sama-sama di perlakukan adil. Diperlakukan adil
berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Prinsip ini
menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan
yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung
jawabkan. Salah satu teori mengenai keadilan yang dikemukakan oleh
Aristoteles adalah:
1) Secara khusus dalam bidang bisnis, keadilan legal
menuntut agar Negara bersikap netral dalam memperlakukan semua
pelaku ekonomi, oleh karena itu untuk menunjang kelancaran bisnis,

Kewirausahaan 21
Unras

maka negara menjamin bahwa hukum yang dibuat mengikat semua


pelaku bisnis. Negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik
dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku secara
sama bagi semua pelaku bisnis. Ini menyangkut hubungan antara
individu atau kelompok masyarakat dengan negara. Semua pihak
dijamin untuk mendapat perlakuan yang sama sesuai dengan hukum
yang berlaku.
2) Keadilan komunitatif.
Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu
menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang yang satu dan
yang lain. Keadilan ini menyangkut hubungan vertikal antara negara dan
warga negara, dan hubungan horizontal antar warga negara.
3) Keadilan distributif.
Dalam dunia bisnis keadilan ini berkaitan dengan prinsip perlakuan
yang sama sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan
yang juga adil dan baik. Atau disebut juga keadilan ekonomi,
yaitu distribusi ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi semua
warga negara.
d. Prinsip saling menguntungkan
Saling menguntungkan harus di pertahankan didalam dunia bisnis, prinsip ini
menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan suatu win-win
situation. Prinsip ini menuntut kita agar kedua belah pihak tidak merugikan
hal ini sangat menentukan berjalannya bisnis diantara kedua belah pihak
e. Prinsip Integritas Moral
Yang ditekankan dalam prinsip ini adalah adanya manfaat dari bisnis bagi
para pihak yang terlibat, baik itu bagi konsumen maupun bagi pelaku bisnis
itu sendiri. Pada prinsipnya menjalankan bisnis ini harus melibatkan orang
yang jujur tidak akan merugikan orang lain, orang yang mau saling
menguntungkan dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab untuk tidak
merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima dan masuk akal. Prinsip ini
menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap menjaga
nama baiknya dan nama baik perusahaan. Dari kelima prinsip yang tentulah
dipaparkan di atas, menurut Adam Smith, prinsip keadilanlah yang
merupakan prinsip yang paling penting dalam berbisnis. Prinsip ini menjadi

Kewirausahaan 21
Unras

dasar dan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun prinsip lainnya juga tidak
akan terabaikan. Karena menurut Adam Smith, dalam prinsip keadilan
khususnya keadilan komutatif berupa no harm, bahwa sampai tingkat
tertentu, prinsip ini telah mengandung semua prinsip etika bisnis lainnya.275

Akan tetapi, pada sisi lain timbul banyak pertanyaan, apakah benar
bahwa bisnis tidak mengenal etika dan tidak perlu memerhatikan etika?
Apakah prinsip-prinsip dan aturan-aturan bisnis sedemikian berbeda dari
prinsip-prinsip dan aturan moral? Ada beberapa argumen yang dapat
dikemukakan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

1) Bisnis diibaratkan dengan judi dalam arti tertentu karena dalam bisnis
orang dituntut untuk berani mengambil risiko. Dalam bisnis, ada nilai
manusiawi yang dipertaruhkan, dan mau tidak mau, cara untuk
memperoleh keuntungan atau menang juga harus manusiawi. Bisnis
perlu dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan etis. Dengan
menggunakan pandangan ideal, bisnis tidak hanya bertujuan mencari
keuntungan, tetapi juga untuk memperjuangkan nilai-nilai yang
manusiawi.
2) Tidak benar bahwa sebagai dunia bisnis mempunyai aturan aturan
sendiri yang berbeda dari aturan yang berlaku dalam kehidupan sosial
pada umumnya. Alasannya, bisnis merupakan bagian dari aktivitas yang
penting dari masyarakat, yaitu hubungan antara manusia dengan
manusia lainnya. Sebagai kegiatan antar manusia, bisnis juga
mengutuhkan etika sebagai pemberi pedoman dan orientasi bagi
keputusan, kegiatan, dan tindak-tanduk manusia dalam berhubungan
(bisnis) satu sama dengan yang lainnya.
3) Dalam bisnis ada persaingan yang sangat hebat. Tidak ada orang
yangmenyangkal itu. Sekalipun demikian, tetapi tidak benar bahwa
orang yang mematuhi aturan modal akan berada dalam posisi yang
tidak menguntungkan, yaitu akan merugi, tersingkir dari persaingan. Jadi
apabila ingin berhasil dalam bisnis, kegiatan bisnisnya harus tetap
memerhatikan prinsip-prinsip etika. Orang pebisnis harus tetap
memerhatikan norma-norma etis pada iklim bisnis yang semakin
professional justru akan menang karena dipercaya masyarakat.

275
Ibid Sutrisna. Hlm 23-28

Kewirausahaan 21
Unras

4) Adanya situasi khusus atau pengecualian yang menyimpang dalam


kegiatan bisnis dan dari segi etika dibenarkan, tidak dengan sendirinya
membenarkan bahwa bisnis tidak mengenal etika. Dalam kenyataan,
kita sering menemukan praktik dalam situasi khusus yang jelas
menyimpang dari prinsip norma etika. Akan tetapi, ini jangan diterima
sebagai hal yang pantas diberlakukan secara universal. Praktik dalam
situasi khusus dibenarkan karena alasan atau pertimbangan rasional
maka dari pengecualian yang dibenarkan tidak boleh dijadikan alasan
untuk menilai bahwa bisnis tidak mengenal etika.
5) Pemberian dan berbagai aksi protes yang terjadi untuk mengecam
berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis yang tidak baik. Hal ini
menunjukkan bahwa masih banyak orang dan kelompok masyarakat
menghendaki agar bisnis dijalankan secara baik dan tetap
mengindahkan norma-norma etika. Pada dasarnya, bisnis tetap
mengenal etika atau bisnis mempunyai etika.276

2. Pentingnya Etika Bisnis dan Cara Mempertahankan Standar Etika


Menerapkan etika dalam berbisnis akan menaikan standar produk yang
dihasilkan, sehingga para pengguna produk kita akan berulang untuk membeli
produk yang sama, dan merekomendasikan kepada pihak lain. Semua
keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
stakeholder. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas
stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam
memecahkan persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan Stakeholder adalah
semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada
keputusan-keputusan perusahaan.277 Siapa saja stakeholder perusahaan:

a. Para pengusaha dan mitra usaha


Dalam hal ini para pengusaha merupakan relasi usaha yang dapat bekerja
sama dalam menyediakan informasi atau sumber peluang. Loyalitas mitra
usaha akan sangat tergantung pada kepuasan yang diterima dari
perusahaan. Para pengusaha, selain berfungsi sebagai pesaing, mereka
juga berperan sebagai mitra.

276
Danang Sunyoto & Wika Harisa Putri. 2016. Etika Bisnis, cetakan ke-1. Penerbit CAPS, Media
Presindo Group: Yogyakarta. Hlm 42
277
Velasques, M. 2005. Etika Bisnis,Konsep dan Kasus. Edisi 5. Penerbit Andi: Yogyakarta. Hlm 12

Kewirausahaan 21
Unras

b. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku


Keputusan untuk menentukan kualitas barang dan jasa sangat tergantung
pada pemasok bahan baku. Loyalitas petani penghasil bahan baku sangat
tergantung pada tingkat kepuasan yang diterima dari perusahaan dalam
menentukan keputusan harga jual bahan baku maupun dalam bentuk
insentif. Petani dan perusahaan berperan sebagai penyedia bahan baku.
Pasokan bahan baku yang kurang bermutu dan pasokan yang lambat dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan.
c. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
Perusahaan yang tidak melibatkan karyawan/organisasi pekerja
dalammengambil keputusan sering menimbulkan protes-protes yang
menggangu jalannya perusahaan. Organisasi pekerja dapat mempengaruhi
keputusan melalui proses tawar-menawar secara kolektif.
d. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
Kebijakan yang dibuat pemerintah akan sangat berpengaruh terhadap iklim
usaha. Oleh karena itu pemerintah dapat mengatur kelancaran aktivitas
usaha melalui serangkaian kebijakaan yang dibuatnya
e. Bank penyandang dana perusahaan
Bank selain sebagai jantungnya perekonomian dalam skala makro, juga
sebagai lembaga yang dapat menyediakan dana perusahaan.
f. Investor penanam modal
Loyalitas investor sangat tergantung pada tingkat kepuasan investor atas
hasil penanaman modalnya. Investor penyandang dana dapat
mempengaruhi perusahaan melalui serangkaian persyaratan yang
diajukannya. Persyaratan tersebut akan mengikat dan sangat besar
pengaruhnya dalam mengambilan keputusan.
g. Masyarakat umum yang dilayani
Masyarakat merupakan konsumen yang akan menentukan keputusan-
keputusan perusahaan dalam menentukan produk barang dan jasa yang
dihasilkan dan juga teknik yang digunakan. Masyarakat akan selalu
menanggapi dan memberikan informasi tentang bisnis yang kita jalankan.
h. Pelanggan yang membeli produk
Etika bisnis merupakan masalah yang sangat sensitif dan kompleks, karena
membangun etika untuk mempertahankan reputasi lebih sukar daripada
menghancurkannya. Barang dan jasa yang akan dihasilkan, teknologi yang

Kewirausahaan 21
Unras

digunakan akan sangat dipengaruhi oleh pelanggan dan mempengaruhi


keputusan-keputusan bisnis. Dengan demikian etika bisnis merupakan
landasan penting dan harus diperhatikan, terutama dalam menciptakan dan
melindungi reputasi perusahaan. 278

Pentingnya mengetahui cara-cara mempertahankan standar etika, yaitu


sebagai berikut:279

a. Menciptakan kepercayaan perusahaan


Hal ini akan menetapkan nilai-nilai perusahaan yang mendasari
tanggungjawab etika bagi stakeholder.
b. Mengembangkan kode etik
Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar tingkah laku dan prinsip
prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
1) Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten
2) Melindungi hak perorangan.
3) Mengadakan pelatihan etika
4) Melakukan audit etika secara periodic
5) Mempertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jangan
hanya aturan
6) Menghindari contoh etika yang tercela setiap saat dan diawali dari
atasan
7) Menciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.
Komunikasi dua arah sangat penting untuk menginformasikan barang
dan jasa yang dihasilkan dan untuk menerima aspirasi untuk perbaikan
perusahaan.
8) Melibatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika Para
karyawan diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang
bagaimana standar etika yang harus dipertahankan.

3. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis


Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang
baik tidak dapat dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia pada
umumnya. Demikian pula prinsip-prinsip itu sangat erat berkaitan dengan

278
Ibid. Velasques, M. hlm 13-14
279
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit
Erlangga, Jakarta. Hlm 31

Kewirausahaan 21
Unras

sistem nilai yang dianut oleh masyarakat.280 Akan tetapi, sebagai etika khusus
atau etika terapan, prinsip-prinsip dalam etika bisnis adalah penerapan dari
prinsip etika pada umumnya.

a. Prinsip-prinsip Etika dalam Perilaku Bisnis


Menurut Michael Josephson (1988) yang dikutip oleh Zimmerer, secara
universal ada sepuluh prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu
sebagai berikut:
1) Kejujuran (honesty), yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh
sungguh,
2) terus terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, dan tidak
berbohong.
b. Integritas (integrity), yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan yang
terhormat, tulus, berani, dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua,
tidak berbuat jahat, dan saling percaya.
c. Memelihara janji (promise keeping), yaitu selalu menepati janji, patut
dipercaya, penuh komitmen, patuh, jangan menginterpretasikan persetujuan
dalam bentuk teknikal atau legalistis dengan alasan ketidak relaan.
d. Kesetiaan (fidelity), yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman
karyawan, dan negara; jangan menggunakan atau memperlihatkan informasi
yang diperoleh dalam kerahasiaan. Begitu juga, dalam suatu konteks
profesional, menjaga/melindungi kemampuan untuk membuat keputusan
profesional yang bebas dan teliti, menghindari hal-hal yang tidak pantas, dan
konflik kepentingan.
e. Kewajaran/keadilan (fairness), yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia
untuk mengakui kesalahan, dan perlihatkan komitmen keadilan, persamaan
perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan, jangan bertindak
melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak pantas dari
kesalahan atau kemalangan orang lain.
f. Suka membantu orang lain (caring for others), yaitu saling membantu
berbaik hati, belas kasihan dan menghindari segala sesuatu yang
membahayakan orang lain
g. Hormat kepada orang lain (respect for others), yaitu menghormati martabat
manusia, menghormati kebebasan dan hak untuk menentukan nasib sendiri

280
Sanusi I. 2012. Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor Berdasarkan Locus Of Control, Gender,
Senioritas, Equity Sensitivity dan Self Efficacy. Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata.hlm 12

Kewirausahaan 21
Unras

bagi semua orang, sopan santun, jangan mempermalukan seseorang, dan


merendahkan martabat orang lain.
h. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab (responsibility citizenship), yaitu
selalu menaati hukum/aturan, penuh kesadaran sosial, menghormati proses
demokrasi dalam mengambil keputusan.
i. Mengejar keunggulan (pursuit of excellence), yaitu mengejar keunggulan
dalam segala hal, baik dalam pertemuan personal maupun
pertanggungjawaban profesional, tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin,
dan penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan yang terbaik
berdasarkan kemampuan, mengembangkan dan mempertahankan tingkat
kompetensi yang tinggi.
j. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability), yaitu memiliki tanggung
jawab atas keputusan dan konsekuensinya, dan selalu memberi contoh yang
terbaik.281

4. Masalah yang Dihadapi Etika Bisnis


Di depan sudah dijelaskan bahwa bisnis tetap mengenal etika.
Berdasarkan semua keterangan di atas, kita juga perlu mengetahui masalah
masalah yang dihadapi etika bisnis. Dari sini, kita perlu mengetahui hubungan-
hubungan dalam etika bisnis.

a. Hubungan primer, meliputi semua hubungan langsung yang diperlukan


perusahaan untuk melaksanakan fungsi dan misinya yang utama, yaitu
memproduksi barang dan jasa dalam masyarakat.
b. Hubungan sekunder, meliputi berbagai hubungan dengan kelompok
kelompok masyarakat yang merupakan akibat dari pelaksana fungsi dan misi
utama perusahaan.282

Pada tingkat pertama, kita tahu bahwa etika menyangkut sikap dan pola
hidup yang bersumber dari nilai-nilai yang dianut seseorang di dalam seluruh
hidupnya. Nilai-nilai ini melahirkan standar moral tertentu yang memengaruhi
sikap-sikap dan tingkah laku setiap orang. Masalah yang dihadapi adalah
standar modal para pelaku bisnis masih sangat lemah. Banyak di antaranya

281
A. Sony Keraf dan Robert Haryono Imam, Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur ,
Yogyakarta, 1995. Hlm 26
282
Muslich. 1998. Etika Bisnis, edisi ke-1, cetakan ke-1. Penerbit Ekonisia: Yogyakarta. Hlm 2

Kewirausahaan 21
Unras

(pelaku bisnis) yang terjun di dunia bisnis hanya dengan motivasi dasar untuk
mencari keuntungan dan memperoleh tingkat hidup yang mencakup material
dan tidak memperhitungkan segi etika bisnis. 283 Pada tingkat perusahaan sering
terjadi konflik kepentingan, mereka menghadapi suatu konflik yang sulit antara
nilai pribadi dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Bahkan, mereka
menghadapi konflik antara perusahaan dengan masyarakat dan antara pihak-
pihak yang terlibat dalam urusan bisnis.

Kenyataan ini diperburuk oleh tidak adanya organisasi profesi bisnis yang
berungsi menegakan kode etik bisnis. Pada tingkat masyarakat, kenyataan
menunjukkan bahwa masyarakat sedang mengalami transisi, yaitu dari
masyarakat berkembang menuju masyarakat maju. Dalam situasi demikian,
terjadilah transformasi besarbesaran dalam segala bidang kehidupan. Hal yang
ditakutkan adalah kekhawatiran tercabutnya aturan-aturan budaya luhur kita,
dan belum ada nilai baru yang dipegang. Bersamaan dengan itu, situasi
ekonomi dan politik belum stabil. Kita masih meraba-raba mencari format
kebijakan ekonomi dan politik yang sangat tepat. Ikut terlibatnya birokrasi
dalam dunia bisnis yang menimbulkan persoalan-persoalan pelik yang sulit
diatasi, dan sebagai akibatnya keadilan sosial menjadi semakin sulit terjangkau.
284

Secara spesifik, karena etika bisnis merupakan penerapan tanggung


jawab sosial, suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan. Bisnis selalu
berhubungan dengan masalah-masalah etis dalam melakukan kegiatannya
sehari-hari. Hal ini dapat dipandang sebagai etika pergaulan bisnis. Seperti
halnya manusia pribadi, juga memiliki etika pergaulan antar-manusia, pergaulan
bisnis dengan masyarakat umum juga mempunyai atau memiliki etika
pergaulan, yaitu etika pergaulan bisnis.285 Etika pergaulan bisnis dapat meliputi
hal berikut.

a. Hubungan antara bisnis dengan pelanggan/konsumen


Hubungan antara bisnis dengan pelanggannya merupakan hubungan yang
paling banyak dilakukan. Oleh karena itu, dalam hal ini bisnis harus menjaga

283
Weiss, J. W. 2008. Business Ethics: A Stakeholder and Issues Management Approach. Cengage
Learning. Hlm 9
284
Garuda Indonesia. Etika Bisnis dan Etika Kerja PT Garuda Indonesia (persero) Tb. Hlm 3
285
Danang Sunyoto & Wika Harisa Putri. 2016. Etika Bisnis, cetakan ke-1. Penerbit CAPS, Media
Presindo Group: Yogyakarta. Hlm 7-9

Kewirausahaan 21
Unras

etika pergaulan secara baik. Adapun pergaulannya dengan pelanggan


adalah sebagai berikut:
1) Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk
membedakan atau mengadakan perbandingan harga terhadap
produknya.
2) Bungkus ataupun kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui
isi di dalamnya, sehingga produsen perlu memberikan kejelasan tentang
isi serta kandungan atau zat-zat yang terdapat di dalam produk itu.
3) Promosi terutama iklan merupakan gangguan etis yang paling utama.
Oleh karena itu sampai saat ini pun TVRI masih melarang ditayangkan
iklan dalam siarannya
4) Pemberian servis, terutama garansi merupakan tindakan yang sangat
etis bagi suatu bisnis, sangat tidak etis suatu bisnis yang menjual
produknya yang ternyata jelek atau tidak layak digunakan, tetap tidak
mau mengganti produknya tersebut kepada pembelinya.286
b. Hubungan dengan karyawan
Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan untuk memajukan
bisnisnya harus berurusan dengan etika pergaulan dengan karyawannya.
Pergaulan bisnis dengan karyawan meliputi beberapa hal, yaitu penarikan
(recruitment), latihan (training), promosi atau kenaikan pangkat, transfer,
demosi (penurunan pangkat) ataupun lay-off atau Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK). Dalam merekrut tenaga kerja sering terjadi tidak
mengutamakan hasil seleksi, tetapi mengutamakan anggota keluarga
sendiri. Di samping itu, seorang manajer yang mencoba menaikkan pangkat
para karyawan dari generasi muda yang dianggap sangat potensial dalam
membawa organisasi menjadi lebih dinamis. Akan tetapi, hal tersebut
mendapat protes keras dari karyawan golongan generasi tua. Masalah lain
yang paling rawan adalah masalah pengeluaran karyawan atau drop out
(DO). Masalah DO atau PHK perlu mendapatkan perhatian ekstra dari para
manajer karena hal ini menyangkut masalah etika, tetapi juga masalah
kemanusiaan. Karyawan yang di-PHK tentu akan kehilangan mata
pencaharian yang menjadi tumpuan hidup bersama keluarganya.

286
Ibid, Danang Sunyoto

Kewirausahaan 22
Unras

c. Hubungan antar bisnis


Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain, misalnya hubungan perusahaan dengan pesaing,
penyalur, grosir, pengecer, agen tunggal ataupun distributor. Dalam kegiatan
sehari-hari sering terjadi benturan kepentingan antar keduanya. Untuk itu,
dituntut adanya etika pergaulan bisnis yang baik.
d. Hubungan dengan investor
Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, terutama yang akan atau
telah go public harus memberikan informasi yang benar kepada para
investor atau calon investornya. Informasi yang tidak jujur akan
menjerumuskan untuk mengambil keputusan yang keliru. Dalam kegiatan
pasar modal, banyak permintaan dari para pengusaha yang ingin menjadi
emiten yang akan menjual sahamnya (mengemisi sahamnya) kepada
masyarakat. Pada pihak lain, masyarakat juga berkeinginan untuk
menanamkan uangnya dalam bentuk pembelian saham ataupun surat-surat
berharga lain yang diemisi oleh perusahaan di pasar modal. Oleh arena itu
masyarakat calon pemodal yang ingin membeli saham harus diberikan
informasi secara lengkap dan benar mengenai prospek perusahaan go
public tersebut. Jangan sampai terjadi adanya menipulasi atau penipuan
terhadap informasi atas hal ini.
e. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan
Hubungan dengan lembaga keuangan, terutama Jawatan Pajak bersifat
finansial. Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan dengan
penyusunan laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi.
Laporan finansial harus disusun secara baik dan benar sehingga tidak terjadi
kecenderungan ke arah penggelapan pajak. Keadaan tersebut merupakan
etika pergaulan yang tidak baik.287

287
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. AUDITING Buku 1. Salemba Empat : Jakarta. Hlm 21

Kewirausahaan 22
Unras

C. SOAL/TUGAS
1. Bagaimana cara mempertahankan standar etika ?
2. Apa yang dimaksud dengan komunikasi dan negosiasi kewirausahaan, sertakan
contoh kegiatan dari kominaksi dan neegosisasi dalam kewirausahaan?
3. Sebutkan dan jelaskan prisip etika dalam bisnis, serta kemunggkinan apa yang
akan terjadi jika satu prinsip etika tidak dijalankan dalan kegiatan berbisnis?
4. Apa arti tanggung jawab yang anda ketahui, serta jelaskan bagaiamna tanggung
jawab anda terhadap karyawan jika anda menjadi kepala atau pemimpin dari
suatu perusahaan bisnis ?
5. Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan berasaskan kebersamaan dan etika
yang sehat dalam menjalankan bisnis?

D. REFERENSI
A. Sony Keraf dan Robert Haryono Imam, Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis
Sebagai Profesi Luhur , Yogyakarta, 1995

Bussey, K., & Maughan, B. (1982). Gender differences in moral reasoning. Journal
of Personality and Social Psychology,

Danang Sunyoto & Wika Harisa Putri. 2016. Etika Bisnis, cetakan ke-1. Penerbit
CAPS, Media Presindo Group: Yogyakarta

Garuda Indonesia. Etika Bisnis dan Etika Kerja PT Garuda Indonesia (persero) Tbk

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Proses SPSS , Edisi 3,
Penerbit Undip Semarang

Keraf, A. S. 1998. Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya. Kanisius: Yogyakarta.

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. AUDITING Buku 1. Salemba Empat :


Jakarta

Muslich. 1998. Etika Bisnis, edisi ke-1, cetakan ke-1. Penerbit Ekonisia: Yogyakarta

Nawatmi, S. 2010. Etika bisnis dalam Perspektif Islam. Fokus Ekonomi, Vol.9, No.
1, 50- 58

Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa


Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta

Kewirausahaan 22
Unras

Sanusi I. 2012. Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor Berdasarkan Locus Of


Control, Gender, Senioritas, Equity Sensitivity dan Self Efficacy. Semarang.
Universitas Katolik Soegijapranata.

Sutrisna. 2010. Etika Bisnis; Konsep Dasar Implementasi dan Kasus. Udayana
University Press: Denpasar

Velasques, M. 2005. Etika Bisnis,Konsep dan Kasus. Edisi 5. Penerbit Andi:


Yogyakarta

Watts, R, L., and Zimmerman, J, L. 1986 Positive Accounting Theory. Prentice Hall
New York.

Weiss, J. W. 2008. Business Ethics: A Stakeholder and Issues Management


Approach. Cengage Learning

Zimmerer, W. Thomas, Norman. 2005. Interpreneurship and the New Venture


Formation. New Jersey: Prantice Hall.

Kewirausahaan 22
Unras

PERTEMUAN KE : 14
ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI BISNIS

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan tentang aspek manajemen dan organisasi bisnis

B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Aspek Manajemen
Secara umum, pengertian manajemen adalah pengaturan. manajemen
adalah sebuah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Jadi
manajemen adalah bagaimana kita bisa menata dan mengatur sumber daya
agar suatu usaha dapat berjalan di koridor yang sesuai sebagaimana mestinya
demi tercapainya suatu tujuan. Hampir semua perusahaan memiliki manajemen
tersendiri yang diduduki oleh orang-orang yang berpengalaman didalamnya.
Karena manajemen dalam dunia usaha amatlah vital, maka suatu usaha
apalagi yang sedang di rintis tidak akan bisa berjalan teratur dan konsisten
tanpa adanya sebuah manajemen di dalamnya.288 Manajemen sendiri harus
mengiringi usaha tersebut karena hubungannya yang saling terikat dan tidak
bisa digugurkan salah satunya karena usaha dan manajemen memang harus
dimulai secara bersamaan dan berdampingan agar keberhasilan bisnis yang
kita jalankan dapat tercapai sesuai targert yang ditentukan.

Gambar 14.1 Manajemen Bisnis


Sumber :https://i0.wp.com/www.maxmanroe.com/wp-content/uploads/2017/09/Manajemen-
Bisnis.jpeg?fit=600%2C296&ssl=1

288
Ibrahim, J. (2006) Hukum Organisasi Perusahaan: Pola Kemitraan dan Badan Hukum. Bandung: Rafika
Aditama. Hlm 4

Kewirausahaan 22
Unras

Beraneka macam pengelolaan manajemen harus mampu dikuasai oleh


pelaku bisnis seperti manajemen keuangan, manajemen pembangunan dan
lain sebagainya. Dan di setiap lini tersebut haruslah dipegang oleh profesional
yang akan menjadi jaminan untuk suksesnya sebuah usaha yang akan atau
sedang dirintis yang terdiri dari perorangan atau bisa juga organisasi-organisasi
khusus. Karena manajemen yang baik juga menjadi faktor dari berhasil
tidaknya suatu usaha, maka suatu usaha yang mengalami pailit (bangkut)
mencerminkan dari buruknya manajemen di dalamnya pun sebaliknya.289

Proses manajemen atau kaidah ini akan tergambar dari masing-masing


fungsi yang ada dalam manajemen. Masing-masing fungsi tidak dapat berjalan
sendiri-sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan,
karena kaitan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya sangat erat. Apabila
salah satu fungsi tidak dapat dijalankan secara baik, maka jangan diharapkan
tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang
perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan diterapkan
secara benar. Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan,
kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut
dilaksanakan.

b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah proses mengelompokan kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan-perkerjaan dalam uni-unit. Tujuannya adalah supaya tertata
dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan
kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.290

289
Husnan, Suad, Suwarsono. (2000) Studi Kelayakan Proyek: Konsep, Teknik, dan Penyusunan
Laporan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.hlm 17
290
Savoiu, Gheorghe. (2011). Enterprise, Entrepreneur, and Entrepreneurship – The Main Semantic Chain
In Contemporary Economic. Hlm 31

Kewirausahaan 22
Unras

c. Pelaksanaan (Actuating)
Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalakan
kegiatan/pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalakan organisasi para
pimpinan/manajer harus menggerakkan bawahannya (para karyawan) untuk
mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin,
memberi perintah, memberi petunjuk dan memberi motivasi.

d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas
apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi
penyimpangan, maka akan segera dikendalikan.

Manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan,


mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan, dan mengembangkan
segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia,
sarana dan prasarana secara efektif serta efisien untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.291 Dalam manajemen terdapat proses yang
terdiri atas tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumbersumber lainnya. Proses tersebut berjalan secara sistematis,
terkoordinasi, kooperatif, dan terintegrasi. Tujuannya adalah memanfaatkan
dan mendayagunakan sumber-sumber, serta menerapkan fungsi-fungsi
manajemen dalam kewirausahaan (merencanakan, mengorganisasi,
menggerakan, mengarahkan, dan mengendalikan).292 Implikasi seorang
wirausahwan secara fektif dan efisien dapat berusaha merencanakan,
mengorganisasi, menggerakan, mengarahkan, mengendalikan potensi sumber
daya, dan menggunakan sumber daya tersebut untuk mencapai cita-cita yang
telah ditetapkan agar bergerak kearah tujuannya.

2. Manajemen Pembangunan Proyek


Manajemen proyek adalah system untuk merencanakan, melaksanakan,
dan mengawasai pembagunan proyek dengan efesien. Manajemen proyek

291
Sutedjo, D. (2002) Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Hlm 22
292
Umar, Husein. (2005) Studi Kelayakan Bisnis. Edisi ke-3. Jakarta: PT. Gramedia.hlm 15

Kewirausahaan 22
Unras

sistem informasi ditekankan pada tigaf aktor, yaitu : manusia, masalah dan
proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan
penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia
dinyatakan dalam model pematangan kemampuan manajement manusia yang
berfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak
(sisteminformasi) dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan
menerima, memilih, kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi,
pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan
tim.293 Pada umumnya setiap proyek yang relatif besar meliputi tiga tahapan,
yaitu perencanaan, penjadwalan dan pengawasan atau pengendalian.

a. Perencanaan Proyek
Rencana proyek menggambarkan mengapa dan bagaimana suatu proyek
dilaksanakan. Dalam melaksanakan proyek perlu dianalisis rencana kerja
yang meliputi: jenis pekerjaan (aktivitas), waktu penyelesaian, tenaga
pelaksana, peralatan dan anggaran. Dalam perencanaan proyek biasanya
digunakan bantuan teknik seperti Bagan Gantt (Gantt Chart) atau diperluas
dengan menggunakan Analisis Jaringan (Network Analysis) seperti Program
Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Method (CPM).
Tujuan utama menggunakan teknik-teknik tersebut adalah untuk membantu
pihak perencanaan agar lebih mudah dalam memperkirakan kapan suatu
proyek akan selesai, kalau harus dipercepat, aktivitas-aktivitas mana yang
harus dipercepat dan berapa tambahan biayanya. Dengan demikian rencana
proyek yang baik akan meliputi unsur-unsur berikut:

1) Menetapkan tujuan.
2) Mendefinisikan proyek.
3) Mencantumkan langkah utama untuk dilakukan.
4) Jadwal waktu untuk penyelesaian.
5) Analisis biaya/manfaat.
6) Uraian mengenai sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
proyek.

293
Nawawi, H, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta. Hlm 7

Kewirausahaan 22
Unras

Alat-alat yang digunakan untuk maksud tersebut adalah perkiraan


waktu dan biaya, anggaran, cash flow, penjelasan tentang peralatan yang
tersedia, data personel dan diagram teknik (engineering diagrams).294

b. Penjadwalan Proyek
Jadwal proyek adalah menentukan aktivitas-aktivitas proyek dalam urutan
waktu dimana mereka harus dimunculkan. Pendekatan penjadwalan yang
populer adalah Bagan Gantt. Bagan ini menunjukkan hubungan antara
aktivitas proyek dengan batasan waktu. Sumbu horizontal menunjukkan
satuan waktu (jam, hari, minggu, bula dan tahun) dan sumbu vertikal
menunjukkan aktivitas (kegiatan) untuk diselesaikan.

c. Pengawasan Proyek
Mengawasi atau mengendalikan proyek merupakan hal yang penting untuk
menjaga agar proyek selesai tepat pada waktunya. Mengawasi suatu proyek
meliputi monitoring terhadap sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran.
Pengawasan juga berarti menyimpulkan umpan balik untuk memperbaiki
rencana proyek dan memindahkan sumber daya ke tempat dimana yang
paling dibutuhkan oleh masyarakat dan lingkungan.295

3. Manajemen Sumber Daya Manusia


Hal yang harus diperhatikan dan perlu dianalisis adalah kesiapan
perusahaan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia mulai
dari pengadaan sampai pada penempatannya di jabatan tertentu untuk
menjalankan kegiatan perusahaan. Manajemen sumber daya manusia
merupakan suatu konsep yang bertalian dengan kebijaksanaan, prosedur dan
praktik bagaimana mengelola atau mengukur orang dalam perusahaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.296 Hal - hal yang terdapat dalam
sumber daya manusia meliputi :

a. Analisis Jabatan
Komponen organisasi yang paling penting adalah pekerjaan atau jabatan.
Untuk mencapai tujuan, organisasi perlu menetapkan jenis-jenis pekerjaan

294
Notoatmodjo, S, 2014, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta.hlm 61
295
Ibid
296
Raharjo, J, 2013, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia : KunciSukses Meningkatkan
Kinerja, Produktivitas, Motivasi, dan Kepuasan Kerja, Platinum, Jakarta. Hlm 60

Kewirausahaan 22
Unras

yang harus dilaksanakan. Pihak manajemen dan khususnya manajemen


sumber daya manusia mutlak perlu mempunyai keterangan-keterangan yang
lengkap dan tepat mengenai semua jabatan untuk melaksanakan tiap fungsi
operatif dengan baik. Keterangan-keterangan jabatan tersebut diperoleh dari
analisis jabatan. Analisis jabatan adalah merupakan suatu proses untuk
mempelajari dan mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan
dengan suatu jabatan. Untuk itu kita perlu mengetahui pekerjaan-pekerjaan
apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya dan mengapa
pekerjaan itu harus dikerjakan. Jadi, analisis jabatan dapat diartikan suatu
proses yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis dan
mensintesiskan data jabatan. Dari analisis jabatan akan diperoleh uraian
jabatan dan spesifikasi jabatan. Uraian jabatan memuat keterangan yang
lengkap, singkat, jelas dan konsisten mengenai suatu jabatan. Uraian
jabatan memuat hal-hal sebagai berikut:

1) Identitas jabatan
2) Fungsi jabatan
3) Uraian tugas
4) Wewenang
5) Tanggung jawab
6) Hubungan kerja
7) Bahan, alat dan mesin yang digunakan
8) Kondisi kerja
Sedangkan spesifikasi jabatan atau persyaratan jabatan memuat
syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dapat
melaksanakan jabatan tertentu dengan baik. Untuk bisa menempati jabatan
struktural di suatu perusahaan, maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh
pejabat tersebut antara lain:

1) Persyaratan pendidikan
2) Persyaratan pelatihan
3) Persyaratan pengalaman
4) Persyaratan psikologi
5) Persyaratan khusus
Informasi analisis jabatan bisa berguna bagi perencanaan sumber
daya manusia, orientasi, pelatihan dan pengembangan, penilaian

Kewirausahaan 22
Unras

pelaksanaan pekerjaan, perencanaan karier, kompensasi, keselamatan dan


kesehatan pegawai, serta hubungan ketenagakerjaan, restrukturisasi
organisasi/perusahaan, desain pekerjaan, program pengembangan
kualitas. 297

Perancangan jabatan merupan proses yang ditentukan dan diciptakan


oleh karakteristik dan kualiatas kerja dari suatu jabatan. Jabatan pada
umumnya dirancang berdasarkan pendekatan sebagai berikut:

1) Pendekatan mekanistik
Perancangan kerja denagna pendekatan ini didasarkan pada ilmu teknik
mesin dan menitik beratkan pada tugas. Pekerjaan dirancang sedekian
rupa sehingga dapat dilaksanakan seefisien mungkin. Pekerjaan dibagi
dalam tugas-tugas kecil, sederhana, distandarkan dan dilakukan secara
berulang-ulang oleh seseorang. Pekerja fisik dan kerja otak secara
tegas dipisahkan.

2) Pendekatan faktor manusia


Dalam perancangan jabatan perlu memerhatikan faktor tubuh baik
biologi maupun psikologi si pekerja. Dimensi-dimensi fisik tubuh
manusia perlu diperhatikan sehingga dapat mempermudah mendesain
peralatan kerja yang cocok secara biologi dan dapat mengurangi
tekanan serta kelelahan yang dialami saat bekerja.

3) Pendekatan motivasi
Pendekatan ini didasarkan pada psikologi organisasi, dimana kerja
dirancang untuk merangsang motivasi para karyawan dan meningkatkan
kepuasan kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan pengayaan kerja (job
enrichment), perluasan kerja (job enlargment) dan rotasi kerja (job
rotation) yang harus dilakukan pada semua karyawan.298

b. Perencanaan Sumber Daya Manusia


Merencanakan pembangunan untuk menggali potensi sumber daya manusia
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk
meramalkan atau memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia dalam
suatu bisnis atau perusahaan. Perkiraan tentang kebutuhan tenaga kerja

297
Ibid. hlm 61
298
Ibid hlm 62

Kewirausahaan 23
Unras

yang diperlukan perusahaan didasarkan pada berbagai pertimbangan antara


lain rencana produksi atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan jenis atau
bidang investasi yang dijalankan.
Setelah melakukan perkiraan terhadap jumlah barang atau jasa yang akan
dihasilkan, selanjutnya perkiraan ini diubah ke dalam jumlah orang yang
dibutuhkan untuk mengerjakan/melakasanakan aktivitas tersebut. Untuk
level manajerial biasanya jumlah pegawai didasarkan pada jumlah jabatan
yang tersedia dalam struktur organisasi perusahaan.
c. Pengadaan Tenaga Kerja
Setelah struktur organisasi terbentuk, urairan jabatan dan persyaratan
jabatan tersedia, serta jumlah sumber daya manusia telah direncanakan,
maka langkah selanjutnya adalah mencari tenaga kerja untuk mengisi
jabatan yang tersedia sesuai dengan rencana atau kebutuhan perusahaan.
Pengadaan tenaga kerja (procurement) merupakan upaya untuk
memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pengadaan tenaga kerja meliputi penarikan, seleksi dan penempatan.
Penarikan (recruitment) adalah upaya mencari calon karyawan yang
memenuhi syarat tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat memilih
orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan yang ada.299
Calon karyawan atau tenaga kerja dapat diperoleh melalui dua sumber
yaitu sumber dari dalam organisasi (internal) atau sumber dari luar
organisasi (eksternal). Pertama, dari sumber internal adalah karyawan yang
ada dalam organisasi itu sendiri, yang digunakan untuk menjadi pejabat
dalam organisasi baru. Kedua, dari sumber ekstenal adalah tenaga kerja
yang berasal dari pasar tenaga kerja atau dari luar organisasi dan dapat
diperoleh melalui periklanan, Depnaker, institusi pendidikan, dan biro jasa.
Untuk proyek atau bisnis perluasan/ pengembangan dapat menggunakan
sumber internal dan eksternal, sedangkan bagi proyek atau bisnis baru
hanya menggunakan sumber eksternal saja.300

Setelah dilakukan kegiatan penarikan, maka selanjutnya perlu


dilakukan seleksi. Seleksi adalah suatu proses untuk memilih atau
mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat yang telah ditentukan

299
Ibid.
300
Samsudin, S, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia, Bandung. Hlm 26

Kewirausahaan 23
Unras

oraganisasi. Proses seleksi diawali dari seleksi adaministrasi seterusnya


dilanjutkan dengan uni materi, uji kesehatan, uji psikologi, dan terakhir
dengan wawancara. Tujuan seleksi adalah untuk mendapatkan tenaga kerja
yang paling tepat untuk menduduki suatu jabatan tertentu. Setelah proses
seleksi selesai, maka tenaga kerja siap untuk ditempatkan. Penempatan
(placement) berkaitan dengan pencocokan seseorang jabatan yang akan
dijabatnya berdasarkan pada kebutuhan jabatan. Selajutnya dilakukan
orientasi, di mana urairan tugas digunakan untuk menyampaikan informasi
tentang tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan dan
standar pelaksanaaan kerja yang layak oleh karyawan.

d. Kompensasi
Program kompensasi penting diperhatikan oleh organisasi atau
perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kompensasi adalah penghagaan atau imbalan yang diterima para tenaga
kerja atau karyawan atas kontribusinya dalam mewujudkan tujuan
perusahaan. Pada umumnya kompensasi dapat berupa kompensasi
finansial dan kompensasi nonfinansial. Kompensasi finansial terdiri dari
upah, gaji, komisi, bangan diri, fleksibilitas karier, peluang kenaikan
penghasilan, simbol status, pujian dan pengakuan, kenyamanan tugas, dan
persahabatan. Program kompensasi yang baik akan dapat:

1) Memperoleh tenaga kerja yang potensial dan profesional.


Program kompensasi yang baik dapat memberikan gambaran yang pasti
tentang pembayaran yang cukup menarik para pekerja, sehingga
perusahaan akan mendapatkan orang yang tepat pada waktu yang tepat
dan untuk pekerjaan/jabatan yang tepat.
2) Mempertahankan karyawan yang baik.
Program kompensasi yang baik dapat membuat para karyawan betah
dan merasa diperlakukan adil terhadap apa yang mereka berikan
kepada perusahaan serta kompetitif secara eksternal sehingga mereka
tidak akan pindah ke perusahaan lain.
3) Meningkatkan produktivitas.
Imbalan yang diberikan baik bersifat finansial maupun nonfinansial
dapat memotivasi dan memberi kepuasan karyawan sehingga dapat
meningkatkan produktivitas.

Kewirausahaan 23
Unras

4) Memudahkan sasaran strategis.


Kompensasi juga dapat memajukan sasaran organisasi seperti
pertumbuhan yang cepat dan inovatif. Sasaran ini dapat dicapai karena
perusahaan bisa menciptakan budaya perusahaan (corporate culture)
yang menguntungkan dan kompetitif melaui perolehan tenaga kerja
yang baik.301
e. Pengembangan
Selanjutnya pihak manajemen perlu melaksanakan fungsi
pengembangan terhadap karyawannya melalui pendidikan dan pelatihan
karier. Pendidikan dan pelatihan diberikan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan karyawan sehingga mampu memenuhi tuntutan organisasi
dalam menghadapi persaingan dan perubahan. Pendidikan dan pelatihan
bisa dilakukan di dalam perusahaan atau di luar perusahaan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan keuangan perusahaan. Pengembangan karier
merupakan gabungan dari peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan
seseorang dan perencanaan sumber daya manusia di dalam organisasi atau
perusahaan. Tujuan pengembangan karier adalah untuk membantu
karyawan menganalisis kemampuan dan minat mereka untuk menyesuaikan
keinginan mereka untuk tumbuh dan berkembang bersama dengan
kebutuhan organisasi.302

Proses pengembangan karier ditentukan oleh perencanaan karier


individu dan manajemen karier perusahaan. Perencanaan karier adalah
proses melalui mana seseorang memilih sasaran karier dan jalur untuk
mencapai ke sasaran tersebut. Penilaian diri yang realistis dapat membantu
seseorang menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat memengaruhi
kemajuan kariernya. Sering individu menerima suatu pekerjaan tanpa
mempertimbangkan apakah sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Manajemen karier menyangkut bagaimana organisasi/ perusahaan
mendesain dan melaksanakan program-program pengembangan karier.
Proses ini meliputi persiapan, pengimplementasian, dan memonitor rencana-
rencana karier yang dilaksanakan oleh individu sendiri atau bersama-sama
dengan sistem karier organisasi atau perusahaan. Untuk mengetahui
kemampuan karyawan perlu dilakukan penilaian prestasi kerja (performance

301
Ibid
302
Sobirin, A, 2011, Budaya Organisasi, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.hlm 32

Kewirausahaan 23
Unras

appraisal). Penilaian prestasi kerja merupakan proses mengevaluasi dan


menilai prestasi kerja karyawan sehingga dapat memberikan umpan balik
kepada karyawan dan organisasi tentang pelaksanaan kerja mereka. Dari
hasil kinerja perusahaan dapat menentukan kebutuhan akan pendidikan dan
pelatihan bagi karyawan serta dapat memberikan umpan balik kepada
karyawan dan organisasi tentang pelaksanaan kerja mereka.303

f. Integrasi
Integrasi merupakan fungsi operatif dari manajemen sumber daya
manusia yang berkaitan dengan penyesuaian keinginan karyawan dengan
organisasi. Bagaimana pihak manajemen merespons tentang berbagai
keinginan para karyawan termasuk hubungan antarkaryawan dan
implementasi kesepakatan kerja sama untuk menjembatani kedua
kepentingan dan keinginan antara karyawan di satu pihak dan manajemen di
pihak yang lain. Bagi perusahaan dengan adanya serikat pekerja dapat
memengaruhi kemampuan mereka dalam menentukan kebijakan dan
mengelola sumber daya manusianya. Bagi para pekerja dengan adanya
serikat pekerja dapat membantu mereka untuk memperoleh apa yang
mereka inginkan seperti kenaikan upah atau dapat membantu mereka dalam
menghadapi pihak manajemen untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
berkaitan dengan pekerjaan mereka.

g. Pemeliharaan
Pihak manajemen harus terus berupaya memelihara karyawannya dengan
berbagai upaya nyata agar mereka tetap betah dan mersa dihargai dalam
organisasi. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan pembinaan bagi
karyawan yang tidak displin melaui saluran komunikasi yang efektif. Selain
itu, juga perlu memerhatikan masalah keselamatan dan kesehatan kerja
mereka. Keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi
fisik dan mental karyawan yang diakibatkan oleh lingkungan kerja. Kondisi
fisik meliputi penyakit dan kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa, cacat
anggota tubuh, kanker paru-paru. Sedangkan kondisi psikologis atau mental
meliputi penyakit yang diakibatkan oleh stres dan kehidupan kerja yang
berkualitas rendah, contohnya ketidakpuasan, sikap apatis, bimbang, dan

303
Sutrisno, E, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Hlm
24

Kewirausahaan 23
Unras

lain-lain. Manfaat yang diperoleh perusahaan dari lingkungan kerja yang


aman dan sehat adalah sebagi berikut:
1) Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang
hilang.
2) Meningkatnya efisiensi dan kualitas kerja.
3) Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
4) Fleksibelitas dan adaptabilitas yang lebih besar.

h. Pemutusan Hubungan Kerja


Pemutusan hubungan kerja bisa disebabkan oleh berbagai alasan atau
sebab yang alamiah seperti tibanya pensiun, permintaan pengunduran diri
karena alasan pribadi, dan pemecatan karena kesalahan. Program pensiun
merupakan program yang dirancang bersamaan dengan program sumber
daya manusia lainnya. Sehingga sejak dini karyawan dan manajemen bisa
mempersiapkan diri untuk menghadapi masa tersebut.304

4. Pengertian Organisasi
Organisasi secara statis dapat diartikan suatu wadah atau tempat kerja
sama untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Organisasi secara dinamis diartikan sebagai suatu proses kerja
sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Organisasi formal menurut klasik adalah sistem kegiatan yang
terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai
tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan. Organisasi formal ini
merupakan organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya
dengan secata tegas disusun. Struktur organisasi menggambarkan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian. Pembagian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab yang tergambar dalam struktur organisasi
akan mempermudah perusahaan melakukan pengendalian dalam mengatur
jalannya perusahaan.305

Hal yang harus diperhatikan yakni, struktur organisasi formal disusun


untuk membantu pencapaian tujuan organisasi lebih efektif. Organisasi formal

304
Ibid
305
Suwatno & Priansa, 2011, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Hlm 52

Kewirausahaan 23
Unras

harus memiliki tujuan yang jelas agar tahu bagaimana menjalankan organisasi
untuk mencapai tujuan tersebut. Tanpa tujuan, organisasi tidak mungkin
membuat perencanaan dan bila organisasi tidak mempunyai perencanaan,
maka tidak akan ada ketentuan tentang jalannya organisasi.306 Tujuan
organisasi akan menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan menentukan
seluruh tugas, hubungan antar tugas, batas wewenang, dan tanggung jawab
untuk menjalankan masing-masing tugas tersebut. Atas dasar kegiatan-
kegiatan itu selanjutnya dapat disusun pola tetap hubungan-hubungan di antara
bidang-bidang keputusan maupun para pelaksana yang mempunyai
kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab tertentu dalam organisasi.

Gambar 14.2 Pengertian Struktur organisasi


Sumber :https://i1.wp.com/www.maxmanroe.com/wp-content/uploads/2017/09/Pengertian-
Struktur-Organisasi.png?fit=600%2C308&ssl=1

Hal yang harus diperhatikan yakni, struktur organisasi formal disusun


untuk membantu pencapaian tujuan organisasi lebih efektif. Organisasi formal
harus memiliki tujuan yang jelas agar tahu bagaimana menjalankan organisasi
untuk mencapai tujuan tersebut. Tanpa tujuan, organisasi tidak mungkin
membuat perencanaan dan bila organisasi tidak mempunyai perencanaan,
maka tidak akan ada ketentuan tentang jalannya organisasi.307 Tujuan
organisasi akan menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan menentukan
seluruh tugas, hubungan antar tugas, batas wewenang, dan tanggung jawab
untuk menjalankan masing-masing tugas tersebut. Atas dasar kegiatan-

306
ibid
307
Hariandja, Marinto Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengadaan,
Pengembangan, pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta: PT Grasindo.
Hlm 97

Kewirausahaan 23
Unras

kegiatan itu selanjutnya dapat disusun pola tetap hubungan-hubungan di antara


bidang-bidang keputusan maupun para pelaksana yang mempunyai
kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab tertentu dalam organisasi.

5. Desain Struktur Organisasi Formal


Secara formal, organisasi dalam suatu perusahaan di bentuk untuk
membantu pencapaian tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Desain
struktur organisasi ditentukan oleh variabel-variabel kunci sebagai berikut:308

a. Strategi Organisasi
Strategi yang dilaksanakan perusahaan akan berpengaruh terhadap desain
organisasi. Perubahan-perubahan strategi organisasi mengakibatkan
perubahan-perubahan desain organisasional. Pada mulanya perusahaan
menghasilkan produk yang terbatas dan spesifik, sehingga struktur
organisasi yang cocok adalah struktur organisasi yang sentralistis. Dalam
perjalanannya, struktur ini tidak dapat dipertahankan akibat perkembangan
penduduk, pendapatan nasional, dan tingkat inovasi teknologi. Perusahaan
perlu melakukan penyesuaian dengan memperkenalkan berbagai produk
baru, memasuki pasar baru, dan menaikkan output, sehingga terjadi
peningkatan kompleksitas yang membuat struktur tersentralisasi menjadi
tidak efisien dan tidak praktis. Struktur organisasi perlu diubah dengan unit-
unit organisasi yang lebih independen agar dapat memberikan tanggapan
yang lebih cepat terhadap perubahan pasar.

b. Lingkungan
Pengaruh faktor lingkungan pada desain organisasi dapat dibedakan
dalam tiga tipe lingkungan, yakni lingkungan stabil, lingkungan berubah, dan
lingkungan bergejolak. Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit
atau tanpa perubahan. Perubahan produk tidak sering terjadi, modifikasi
dapat direncanakan dengan baik, permintaan pasar tidak begitu berfluktasi,
perubahan hukum yang memengaruhi organisasi atau produk tidak sering
terjadi dan perkembangan teknologi baru dapat diramalkan. Lingkungan
berubah, yaitu lingkungan di mana inovasi mungkin terjadi dalam setiap atau
semua bidang produk, pasar, hukum, dan teknoligi. Misalnya peralatan

308
Herujito, Yayat M. 2001. Dasar – Dasar Manajemen. Jakarta : PT Grasindo. Hlm 34

Kewirausahaan 23
Unras

rumah tangga, industri jasa. Lingkungan bergejolak, yaitu lingkungan di


mana perubahan dengan secara cepat terjadi, datang pesaing dengan
produk baru dan tak terduga masuk pasar, hukum sering diganti, kemajuan
teknologi berubah secara drastis. Contoh: perusahaan komputer.

Burns dan Stalter mengemukakan bahwa sistem mekanistik adalah


paling sesuai untuk lingkungan stabil, sedangkan sistem organik paling
sesuai unutk lingkungan yang bergejolak, unutk lingkungan yang berubah
dapat menggunakan kombinasi dua sistem tersebut. Sistem mekanistik
berarti bahwa kegiatan-kegiatan organisasi diperinci menjadi tugas-tugas
yang terpisah dan terspesialisasi. Berbagai sasaran dan wewenang untuk
setiap individu dan subnit ditentukan sepenuhnya oleh para manajer atas,
kekuasaan dalam organisasi mengikuti rantai perintah birokratik klasik.
Dalam sistem organik, tiap individu cenderung untuk bekerja dalam suatu
kelompok daripada bekerja sendiri. Para anggota berkomunikasi dengan
semua tingkatan organisasi untuk mendapatkan informasi dan sasaran.
Pengambilan order dari atasan atau pemberian order ke bawahan kurang
ditekankan hal seperti ini menjadi salah satu sasaran penting yang harus
diperhatikan oleh atasan.

c. Teknologi
Woorward menjelaskan bahwa: ada sejumlah hubungan antara proses
teknologi dan struktur organisasi. Semakin kompleks teknologi semakin
besar jumlah manajer dan tingkatan manajemen. Teknologi yang kompleks
memerlukan derajat supervisi dan koordinasi yang lebih besar. Rentang
manajemen para manajemen para manajer ini pertama meningkat dari
produksi unit ke massa dan kemudian turun dari produksi massa ke proses.
Karyawan tingkat bawah dalam perusahaan produksi unit dan proses
cenderung melakukan pekerjaan yang memerlukan keterampilan tinggi,
sehingga mereka cenderung membentuk kelompok-kelompok kerja kecil
yang membuat rentangan menjadi sempit. Semakin tinggi kompleksitas
teknologi perusahaan, semakin besar jumlah staf administratif dan klerikal
yang akan digunakan dalam perusahaan.309

309
Jimmy, Chr dan L. Gaol. 2008. Sistem Informasi Manajemen :Pemahaman dan Aplikasi. Jakarta: PT
Grasindo. Hlm 49

Kewirausahaan 23
Unras

d. Orang-orang yang terlibat dalam organisasi


Melibatkan orang orang yang memiliki pengalaman, sikap, dan
peranan para anggota organisasi juga berhubungan dengan struktur
organisasi. ‘Orang’ di sini diartikan sebagai manajer dan karyawan pada
umumnya. Nilai-nilai manajerial merupakan faktor penting dalam penentuan
strategis organisasi. Faktor tingkat pendidikan, latar belakang, derajat minat
pada pekerjaan para karyawan, dan ketersediaan berbagai alternatif di luar
organisasi merupakan penentu-penentu penting struktur organisasi. Individu
yang berpendidikan tinggi mempunyai banyak alternatif menarik di luar dan
menyenangi bekerja di organisasi dengan struktur organik.310

Individu dengan tingkat pendidikan rendah yang mengerjakan


pekerjaan yang repetitif dan membosankan lebih baik dikelola dengan
struktur yang lebih mekanistik. Para manajer, terutama para manajer puncak
memengaruhi pemilihan strategi melalui prefensi mereka, selanjutnya
pemilihan strategi ini akan memengaruhi tipe struktur yang digunakan dalam
organisasi. Prefensi-prefensi ini diterjemahkan menjadi bermacam tipe
struktur organisasi yang dapat menjadi pilihan bagi para pengurus organisasi
tersebut, agar tidak salah dalam memilih penngurus yang layak untuk
menjalankan kemajuan perusahaan.

C. SOAL/TUGAS
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan manajemen dan bagaimana fungsi
manajemen tersebut yang bisa diterapkan dalam berwirausaha?
2. Dalam perencanaan proyek biasanya digunakan bantuan teknik seperti Bagan
Gantt, apa kegunaan dari bagan Gantt serta gambarkan bagan Gantt tersebut?
3. Apa yang dimaksud dengan organisasi dan bagaimna hubungan manajemen dan
organisasi dalam kewirausahaan?
4. Apa yang dimaksud struktur organisai, seberapa pentingkah struktur organisasi
dalam kewirausahaan, gambarlah struktur organisasi dalam kewirausahaan?
5. Sebutkan dan jelaskan variabel-variabel yang menentukan struktur
organisasi dalam suatu perusahaan?

310
ibid

Kewirausahaan 23
Unras

D. REFERENSI
Hariandja, Marinto Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia :
Pengadaan, Pengembangan, pengkompensasian dan Peningkatan
Produktivitas Pegawai. Jakarta: PT Grasindo.

Herujito, Yayat M. 2001. Dasar – Dasar Manajemen. Jakarta : PT Grasindo

Husnan, Suad, Suwarsono. (2000) Studi Kelayakan Proyek: Konsep, Teknik, dan
Penyusunan Laporan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Ibrahim, J. (2006) Hukum Organisasi Perusahaan: Pola Kemitraan dan Badan


Hukum. Bandung: Rafika Aditama

Jimmy, Chr dan L. Gaol. 2008. Sistem Informasi Manajemen :Pemahaman dan
Aplikasi. Jakarta: PT Grasindo

Nawawi, H, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta

Raharjo, J, 2013, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia :


KunciSukses Meningkatkan Kinerja, Produktivitas, Motivasi, dan Kepuasan
Kerja, Platinum, Jakarta

Samsudin, S, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia, Bandung

Savoiu, Gheorghe. (2011). Enterprise, Entrepreneur, and Entrepreneurship – The


Main Semantic Chain In Contemporary Economic

Sobirin, A, 2011, Budaya Organisasi, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN,


Yogyakarta.

Sutrisno, E, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media


Group, Jakarta

Sutedjo, D. (2002) Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta:


Andi.

Umar, Husein. (2005) Studi Kelayakan Bisnis. Edisi ke-3. Jakarta: PT. Gramedia.

Suwatno & Priansa, 2011, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis,
Alfabeta, Bandung

Kewirausahaan 24
Unras

DAFTAR PUSTAKA

A.Rusdiana, Kewirausahaan, teori dan praktek, Cet. Ke-1 -- Bandung: Pustaka Setia,
2018

A. Rusli, d. B. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid dua. jakarta: Penhallindo Pustaka


Setia, 2018

A. Sony Keraf dan Robert Haryono Imam, Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis
Sebagai Profesi Luhur , Yogyakarta, 1995

Abdullah, M. F., & Nurkholifah, S. (2010). Analisis Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan
Biaya Produksi terhadap Profit Margin pada Perusahaan Food and Beverages
yang Go Public di BEI. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 8(1)

Abimanyu, Y. (2004). Memahami Kurs Valuta Asing. Fakultas Ekonomi, Universitas


Indonesia

Achmad, Nur. 2015. Kewirausahaan: Suatu Alternatif Lain Menuju Kesuksesan.


Surakarta: BPK FEB UMS

Achmad, Nur., Saputro, Edy Purwo dan Handayani, Sih. 2016. Kewirausahaan di Era
Digital. Jakarta: Direktorat Penelitian Pengabdian Masyarakat Dirjen Dikti

Adams, James. 1986. The Financing Of Terror : How The Groups That Are Terrorizing
The World Get The Money To Do It. New York : Simon & Schuster

Adcha, Yunafa. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan.


Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ahmad, Subagyo. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo

Akintoye, A. S dan MacLeod, M. J. 1996. Risk Analysis and Management in


Contruction. International Journal of Project Management. Vol. 15, No. 1, pp. 31-
38

Alma, B. 2009. Kewirausahawan Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Bagi Mahasiswa Dan


Masyarakat Indonesia. Bandung: Alfabeta

Alma, Buchari. 2001. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:


Alfabeta

Alma, Buchari 2003 Kewirausahaan Cetakan Ketujuh Bandung: Alfabeta

Kewirausahaan 24
Unras

Alma Buchari,:Kewirausahaan , Alfabet, 2001

Ahmad Sanusi. 1994. Menelaah Potensi Perguruan Tinggi untuk Membina Program
Kewirausahaan dan Mengantar Pewirausaha Muda, Makalah Seminar. Kopma
IKIP.

Ahmad Tohardi, (2005) Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia,.


Universitas Tanjung Pura, Mandar Maju, Bandung

Arthur Kuriloff dan Jhon M.Memphil, Starting and Managing the Small Business,
McGraw Hill, New York, 1993

Arif Hadi Pranata. 2000. Peran Psikologidi Indonesia. Jogyakarta: Fakultas Psikologi
UGM

Astamoen, Moko. 2005. Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa. Bandung :


Alfabeta

Bambang Riyanto 1989 Dasar-dasar Perusahaan Yogyakarta: Yayasan Badan


Penerbit Gadjah Mada

Basrowi, Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011

Boediono. (1982). Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE: Universitas Gajah Mada.

Boediono. (1993). Ekonomi Makro: Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi (2nd ed.).
BPFE: Universitas Gajah Mada

Bruce G. Whiting. (1988). Creativity and Entrepreneurship: How Do They Relate?


Journal of Creative Behavior 22, No.3

Bussey, K., & Maughan, B. (1982). Gender differences in moral reasoning. Journal of
Personality and Social Psychology

Bygrave, Wiliam D, 1996, The Portable MBA : Entrepreneurship, Jakarta :Bina Rupa
Aksara

Carol Kinsey Goman1999 Kreativitas dalam Bisnis Jakarta: Binarupa

Ciputra. 2007. Pendidikan Entrepreneur Pendidikan Manusia Abad 21. Konferensi


Nasional : Universitas Cipurta

Conny Semiawan, 1984. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia

Danang Sunyoto & Wika Harisa Putri. 2016. Etika Bisnis, cetakan ke-1. Penerbit
CAPS, Media Presindo Group: Yogyakarta

Kewirausahaan 24
Unras

Danuhadimedjo, Rdjatmiko 1998 Kewiraswastaan dan Pembangunan Bandung:


Alfabeta

David Smith. 2007. Poststrukturalism, in; Tim Dunne, Milja Kurki dan Steve Smith
(eds.) International Relations Theories. Oxford: Oxford University Press

David Osborne dan Ted Gebler, Mewirausahakan Birokrasi, terj, Abdul Rasyid,
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1996

Dicky Imam2002 Lingkungan Eksternal, Faktor Internal, dan Orientasi Pasar


Pengaruhnya terhadap Kinerja Pemasaran. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia.
Vol 1 No 3

Dinsi, Valentino. Jangan mau seumur hidup jadi orang gajian. Jakarta: Let's Go
Indonesia, 2004. Compact Disk

Donelley, Robert G. The family business. Dalam Aronoff et. al.(2002) Family Business
Sourcebook. Merrietta : Family Enterprise Publishers

Drucker.Peter.F.1993.Inovasi Dan Kewiraswastaan.Jakarta: Erlangga

Drucker dalam Suci Purwandari, ‚Studi Kajian Faktor Pendorong Minat Mahasiswa
Program Studi Teknik Mesin Otomotif Politeknik Indonesia Surakarta Untuk
Berwirausaha‛, Jurnal Sainstech Politeknik Indonesia Surakarta, No. 2 Vol 1
(2014),

Duncombe, William dan John Yinger 1993 An Analysis of Return to Scale in Public
Production, with An Application to Fire Protection. North Holland: Journal of
Public Economics

Dun Steinhoff, John F. Burgess. (1993). Small Business Management Fundamentals 6th
ed. New York: Mcgraw Hill, Inc

Effendy, Mochtar.2010.Kewirausahaan (Entrepreneurship) Tuntunan Untuk Praktisi.


Yayasan Penerbit Al-Mukhtar : Palembang

Fadiati, A dan Purwana, D. 2011. Menjadi Wirausaha Sukses. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Fahmi, Irham. (2014). Studi kelayakan bisnis dan keputusan investasi. Unit penerbit
Mitra Wacana Media, Jakarta

Garuda Indonesia. Etika Bisnis dan Etika Kerja PT Garuda Indonesia (persero) Tbk

Kewirausahaan 24
Unras

Geoffrey G. Meredith,Kewirausahaan: Teori dan Praktik. Pustaka Binaman Presindo,


Jakarta, 1996

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Proses SPSS , Edisi 3,
Penerbit Undip Semarang

Giri, tt. Membentuk Entrepreneur Muslim. Kiat Sukses Bisnis Islam. Jakarta:
Baryatussalamah Art

Hadari Nawawi 2003 Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Kompetitif.
Yogyakarta: Gajahmada University Press

Hariandja, Marinto Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengadaan,
Pengembangan, pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai.
Jakarta: PT Grasindo

Heidjrachman dan Suad Husnan1992 Manajemen Personolia. Edisi Keempat


Yogyakarta: BPFE

Hendra, Y. dan, Riana, D. 2008. Spiritual Entrepreneur, Bandung: MQS Publishing,


KPAD Geger Kalong

Herujito, Yayat M. 2001. Dasar – Dasar Manajemen. Jakarta : PT Grasindo

Hisrich, R.D dan Peters, M.P. 1995. Enterpreneurship. Chicago: Irwin

Howell, M. Higgins, A. (1990). Champions of Technological Innovation. Admin. Sci.Q.


35: 317

Husnan, Suad., & Muhammad, Suwarsono. (2014). Studi kelayakan proyek bisnis. Unit
penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta

I Made Sudana. 2015. Teori & Praktik Manajemen Keuangan Perusahaan.


Jakarta.Erlangga

Ibrahim, Yacob. H.M (2009). Studi Kelayakan Bisnis. (edisi revisi). Jakarta: PT Rineka
Cipta

Ibrahim, J. (2006) Hukum Organisasi Perusahaan: Pola Kemitraan dan Badan Hukum.
Bandung: Rafika Aditama

J Dollinger Entrepreneurship : Strategies And resource Marc. Pengarang, Dollinger,


Marc J. Penerbitan, s.l. : Prentice Hall, 2003

Kewirausahaan 24
Unras

JB Say, Traite´ D’e´conomie Politique, ou Simple Exposition de la Manie`re Dont se


Forment, se Distribuent, et se Composent les Richesses, A.A. Renouard, Paris

James Brian Quinn, dan Jhon Voyer, “The Strategy Process”. London: Prentice Hall
International, Inc., 1995

Jati, Waluya. (2009). Analisis Motivasi Wirausaha Julius Bobo 2003. Transformasi
Ekonomi Rakyat Jakarta: Pustaka Perempuan (Wiausahawati) Di Kota
Malang.Humanity

Jimmy, Chr dan L. Gaol. 2008. Sistem Informasi Manajemen :Pemahaman dan
Aplikasi. Jakarta: PT Grasindo

Jones, JJ, dan Walters, DL2009 Human Resourse Management in Education


(Manajemen SDM dalam Pendidikan) Yogyakarta: Q-Media

Josep Schumpeter, dan Walters, DL2009Human Resourse Management in Education


(Manajemen SDM dalam Pendidikan)Yogyakarta: Q-Media

Julius Bobo 2003. Transformasi Ekonomi Rakyat Jakarta: Pustaka

Kao, John 1989 Entrepreneurship, Creativity, and Organization, Taxs, Cases and
Readings New Jesey: Englewood Cliffs Prentice Hall

Kao,Raymond Russel M. Knight. 1987. Enterpreneurship And New Venture


Management. Prentice-Hall Canada.Scarborough, Ontario

Kasmir, Kewirausahaan, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013

Kasmir, Kewirausahaan – edisi revisi Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2013

Kasmir, (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada

Kasmir, Jakfar 2003 Studi Kelayakan Bisnis Bogor: Prenada Media

Keraf, A. S. 1998. Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya. Kanisius: Yogyakarta.

Kotler, P. dan Keller, K.L. 2006. Marketing Management. New Jersey: Pearson
Education Inc

Kuratko & Hoodgets. 2007. Dalam Heru Kristanto. 2009. Kewirausahaan


(entrepreneurship) Pendekatan Manajemen dan praktik. Yogyakarta:Graha Ilmu

Lambing, P., dan Kuehl, C.R. 2000. Entreprenuership. New Jersey: Upper Saddle
River.

Kewirausahaan 24
Unras

Layoo N & Rahman W.(2017). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Dengan


Kinerja Usaha Mikro Kecil di Kabupaten Banggai. Jurnal Ekonomi
Pendidikan dan Kewirausahaan Vol.7, No.1, 2017

Leonardus, S. 2009. Kewirausahaan: Teori, Praktek dan Kasus-Kasus. Jakarta:


Salemba Empat.

Lupiyoadi Rambar, Jero Wacik1988Wawasan Kewirausahaan (Cara Mudah Menjadi


Wirausaha). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Mardiyatmo. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Yudhistira

Martin L. Maehr (1973) and Robinson Jr RB 2007 Strategic Management Formulation,


Implementation, and Control. 10th Ed Mc Graw- Hill

Marzuki Usman, 1997. Keuangan dan Perbankan Indonesia. Jakarta : Pinandita Press

Mas'ud Machfoedz, M.B.A., Mahmud Machfoedz. Kewirausahaan : metode,


manajemen, dan implementasi. Edisi kedua, cetakan pertama. Yogyakarta :
BPFE, 2015

Meredith, GG 2000 Kewirausahaan: Teori dan Praktik Jakarta: Pustaka Binaman


Pressindo

Mochtar Effendy.2010.Kewirausahaan (Entrepreneurship) Tuntunan Untuk Praktisi.


Yayasan Penerbit Al-Mukhtar : Palembang

Muhammad Rusli. 2011. Buku Ajar Kewirusahaan -1.. Makassar :Lembaga Kajian dan
Pengembangan Pendidikan Universitas Hasanuddin

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. AUDITING Buku 1. Salemba Empat : Jakarta

Munir Fuady 1997 Pembiayaan Perusahaan Masa Kini (Tinjauan Hukum Bisnis).
Jakarta: Citra Aditya Bakti

Muslich. 1998. Etika Bisnis, edisi ke-1, cetakan ke-1. Penerbit Ekonisia: Yogyakarta

Nasution, Darma Putra. 2001. Pengembangan Wirausaha Baru. Medan: Yayasan


Humoniora & Asian Community Trust (ACT)

Nawatmi, S. 2010. Etika bisnis dalam Perspektif Islam. Fokus Ekonomi, Vol.9, No. 1,
50- 58

Nawawi, H, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta

Kewirausahaan 24
Unras

Norman M. Scarborough Effective Small Business Management... Publicado por


Macmillan Coll Div.

Nur Muhamad 2011 Presentasi Memukau. (wwwgooglecoid/ search?q) Diunduh


Tanggal 1 April 2020

Oei, Istijanto 2010 Riset Sumber Daya Manusia. Cetakan KeempatJakarta: Gramedia
Pustaka Utama

Pearce II JA, and Robinson Jr RB 2007 Strategic Management Formulation,


Implementation, and Control. 10th EdMcGraw-Hill

Perlow, Leslie dan John Weeks 2002 Who ‘s Helping Whom? Layer of Culture and
Workplace Behaviour. Journal of Organizational Behaviour

Peggy Lambing A. Dan Kuehl , Charles R. 1999.Entrepreneurship. United States of


America:Prentice hall Riyanti, P.B (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang
Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo

Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. (2006). Perilaku Konsumen dan strategi pemasaran,
terjemahan. Jakarta: Erlangga

Prama, G. 2004. Catatan Konsultan, Sukses dan Sukses, Sukses di Perjalanan,


Sukses di Tempat Tujuan, Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Raharjo, J, 2013, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia : Kunci Sukses
Meningkatkan Kinerja, Produktivitas, Motivasi, dan Kepuasan Kerja, Platinum,
Jakarta

Randall SSchuler dan Susan E Jackson1997 Manajemen Sumber Daya Manusia


Menghadapi Abad ke-21. Jilid 1Edisi Keenam Jakarta:Erlangga

Rezza Efendy, Herman Sjahruddin, and Ahmad Anto, ‘Praktik Motivasi Kerja Dan
Konsekuensinya Pada Kinerja Aparatur Sipil Negara’, 2017

Richard L 2002 Manajemen. Edisi Kelima Jilid Satu

Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa


Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta

Robbin, Stephen PBarnwell,Neil 2002 Organisation Theory: Concepts and Cases.


Australia: Pearson Education Prentice Hall

Roopke. 1995. Entrepreneurship in Cooperative Development

Kewirausahaan 24
Unras

Samsudin, S, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia, Bandung

Sanusi I. 2012. Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor Berdasarkan Locus Of


Control, Gender, Senioritas, Equity Sensitivity dan Self Efficacy. Semarang.
Universitas Katolik Soegijapranata

Sarosa, P. 2015. Kiat praktis membuka usaha. Becoming young entrepeneur: Dream
big start small, act now! Panduan praktis & motivasional bagi kaum muda dan
mahasiswa. Jakarta: PT Elex Media Kompindo

Savoiu, Gheorghe. (2011). Enterprise, Entrepreneur, and Entrepreneurship – The Main


Semantic Chain In Contemporary Economic

Schumpeter, Joseph A. Kapitalisme, Sosialisme, dan Demokrasi. New. York: Harper,


1942

Siagian,Sondang P1999 Manajemen Sumber Daya ManusiaJakarta: Bumi Aksara

Sidharta Poespadibrata (1993), sistem Nilai, kepercayaan, dan gaya kepemimpinan


manajer madya dalam konteks budaya organisasi, Bandung, Disertasi UNPAD,

Siswanto. 2003. Salesmanship: Keahlian Menjual Barang Dan Jasa.Edisi


Kedua.Damar Mulia Pustaka,Jakarta

Sobirin, A, 2011, Budaya Organisasi, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN,


Yogyakarta.

Soeharto Prawirokusumo Ekonomi Rakyat : Konsep Kebijakan dan Strategi edisi


Yogyakarta :BPFE,2001.

Soeparman Ahamidjaja 1989, Membina sikap mental Wirausaha, Jakarta:Rineka Cipta

Soeparman Soemahamidjaja. 1997. Membentuk Karakter Pengusaha. Bandung: PT


Mizan Pustaka

Sonny Sumarsono, 2010. Manajemen Keuangan Pemerintahan. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Srie Sulastri, Atty. (2008). Kewirausahaan: Karakteristik Wirausaha. Bandung: Grafindo


Media Pratama

Stoner, James AF & RE Freeman 2001 Manajemen Cetakan Kelima Jilid Kesatu
Jakarta: Intermedia

Kewirausahaan 24
Unras

Suad Husnan dan Suwarsono1995 Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: UPP, AM


YKN

Sutedjo, D. (2002) Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta:


Andi

Sutrisna. 2010. Etika Bisnis; Konsep Dasar Implementasi dan Kasus. Udayana
University Press: Denpasar

Sutrisno, E, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media


Group, Jakarta

Suwatno & Priansa, 2011, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis,
Alfabeta, Bandung

Suyuti Jayha Pulungan, Fiqh Siyasah Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 1997

Suryana 2003, Kewirausahaan Pedoman Praktis, kiat dan Proses menuju Sukses,
Jakarta,Salemba Empat

Suryana, Yuyus dan Khatib Bayu. 2013. Kewirausahaan – Pendekatan Karakteristik


Wirausahawan Sukses. Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Syamsuddin, AS2007Mencipta Produk, Membangun Usaha Mandiri Paket Pelatihan


Kewirausahaan untuk Alumni Unhas Kerja Sama Ikatan Alumni Universitas
Hasanuddin dengan Pusat Pengembangan Usaha Kecil Kawasan Timur
Indonesia (PUKTI), Januari – April 2007 di Makassar Syamsuddin

Tarmudji, T. 2006. Prinsip – prinsip Wirausaha. Yogyakarta: Liberty

Team lab.Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.2016.Praktikum Kewirausahaan.


Surakarta : Universtas Muhamadiyah Surakarta

Thomas W. zimmerer dan Norman. Scarbrough, Kewirausahaan dan Manajemen


Bisnis Kecil, Erlangga, Jakarta, (terjemahan) 2005,

Umar, Husein. (2005) Studi Kelayakan Bisnis. Edisi ke-3. Jakarta: PT. Gramedia

Umar, Husain. 1997 Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode, dan Kasu sJakarta:
Gramedia Pustaka Utama

Velasques, M. 2005. Etika Bisnis,Konsep dan Kasus. Edisi 5. Penerbit Andi:


Yogyakarta

Kewirausahaan 24
Unras

Watts, R, L., and Zimmerman, J, L. 1986 Positive Accounting Theory. Prentice Hall
New York

Weiss, J. W. 2008. Business Ethics: A Stakeholder and Issues Management Approach.


Cengage Learning

Wennekers, Sander, and Roy Thurik. 1999. Linking Entrepreneurship and Economic
Growth. Small Business Economics

Westman, Mina, Dalia Etzion dan Esti Danon 2002 Job Insecurity and Crossover of
Burnout in Married Couples. Journal of Organizational Behaviour. Vol 22

Wijandi, Soesarsono. 1988. Pengantar Kewiraswastaan. Bandung: Sinar Baru

Wilson Bangun 1997 Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode, dan Kasus Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

Yaqob Ibrahim Studi kelayakan bisnis Publisher: Jakarta : Rineka Cipta, 2009

Yuyun Wirasamita dalam Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan :


Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana, 2010),

Zimmerer, W. Thomas, Norman. 2005. Interpreneurship and the New Venture


Formation. New Jersey: Prantice Hall.

Zimmerer. W Thomas, Norman M. Scarborough. 1996. Entrepreneurship and New


Jersey: Prentice Hall International Inc.

Zimerer,Thomas W dan Scarborough, Norman, M 1998 Essentials Entrepreneurship


and Small Business Management. 2nd Edition New Jersey: Prentice Hall, Inc

UU No.8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Kewirausahaan 25
Unras

GLOSARIUM

Alternatif Satu dari dua atau lebih cara untuk mencapai tujuan
atau akhir yang sama.

Benefit Bentuk imbal jasa atau dasar kebutuhan yang berguna


untuk memperlancar proses kerja.

Bruto Berat kotor yaitu berat suatu barang beserta dengan


tempatnya.

Depresiasi Alokasi yang dibuat secara sistematis untuk


mengecilkan atau mengurangi jumlah aset selama
masa manfaat.

Distribusi Kegiatan memindahkan produk dari sumber ke


konsumen akhir pada waktu yang tepat.

Evaluasi Proses identifikasi untuk mengukur/menilai apakah


sebuah kegiatan atau program dilaksanakan sesuai
perencanaan dan berhasil mencapai tujuan atau tidak.

Firma Perserikatan dagang antara beberapa perusahaan)


atau sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan
usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai
nama bersama.

Globalisasi Proses integrasi internasional yang terjadi karena


adanya pertukaran pandangan dunia, pemikiran,
produk, dan berbagai aspek kebudayaan lainnya.

Heterogen Banyak atau lebih dari satu.

Homogen Satu atau sama.

Industrialisasi Proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah


sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi
masyarakat industri.

Inflasi Suatu keadaan perekonomian di suatu negara dimana

Kewirausahaan 25
Unras

terjadi kecenderungan kenaikan harga-harga barang


dan jasa secara umum dalam waktu yang panjang
(kontinu) disebabkan karena tidak seimbangnya arus
uang dan barang.

Inovatif Sebuah daya untuk berfikir secara baru dengan


melewati beberapa tahap dan syarat yang sudah di
tentukan.

Investasi Suatu istilah dengan beberapa pengertian yang


berhubungan dengan keuangan dan ekonomi.

Investor Seseorang yang memiliki dana yang diberikan kepada


suatu perusahaan untuk digunakan sebagai modal
awal suatu usaha dengan imbalan saham dari
perusahaan tersebut.

Kreatif Kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru atau


cara-cara baru dari sesuatu yang sudah ada
sebelumnya. Sifat kreatif ini muncul biasanya karena
ada halangan atau rintangan yang membutuhkan
solusi baru untuk menghadapinya.

Kredit Suatu kemampuan untuk melaksanakan sebuah


pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan
sebuah janji, dalam pembayaran akan dilaksanakan
pada jangka waktu yang sudah disepakati.

Kris Setiap peristiwa yang sedang terjadi (atau


diperkirakan) mengarah pada situasi tidak stabil dan
berbahaya yang memengaruhi individu, kelompok,
komunitas, atau seluruh masyarakat.

Kriteria Patokan sifat atau karakteristik yang ditetapkan


sebagai alat pembanding bagi karakteristik-
karakteristik lainnya.

Komitmen Suatu keadaan di mana seseorang membuat


perjanjian atau keterikatan, baik kepada diri sendiri

Kewirausahaan 25
Unras

maupun kepada orang lain yang tercermin dalam


tindakan/ perilaku tertentu yang dilakukan secara
sukarela maupun terpaksa.

Laba Keuntungan bersih yang didapatkan oleh suatu


perusahaan atau individu dari kegiatan ekonomi yang
dilakukannya.

Manajemen Proses untuk mengatur, mengendalikan,


mengarahkan orang lain untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan atau mencapai tujuan tertentu.

Mandiri Mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau


tergantung pada orang lain atau sikap untuk tidak
menggantungkan keputusan kepada orang lain.

Motivasi Suatu dorongan atau alasan yang menjadi dasar


semangat seseorang untuk melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan tertentu.

Pemasaran Proses sosial dan manajerial di mana masing-masing


individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan yang melalui penciptaan,
penawaran dan pertukaran produk yang bernilai bagi
pihak lain.

Potensi Suatu kemampuan, kesanggupan, kekuatan ataupun


daya yang mempunyai kemungkinan untuk bisa
dikembangkan lagi menjadi bentuk yang lebih besar.

Prestasi Hasil yang telah dicapai, dilakukan, diperoleh ataupun


yang dikerjakan.

Psikografi Ilmu untuk menggunakan psikologi dan demografi


guna lebih memahami konsumen.

Realistis Cara berpikir yang penuh perhitungan dan sesuai


dengan kemampuan, sehingga gagasan yang akan
diajukan bukan hanya angan-angan atau mempi

Kewirausahaan 25
Unras

belaka tetapi adalah sebuah kenyataan.

Segmentasi Pasar Kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-


kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki
kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda
yang mungkin membutuhkan produk atau bauran
pemasaran yang berbeda.

Spesifik Khusus, besifat khusus

Sukses Sesuatu yang berupa pencapaian target atau berhasil


meraih tujuan yang telah direncanakan dari awal.

Kewirausahaan 25
Unras

Anda mungkin juga menyukai