KEWIRAUSAHAAN
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. Hisyam Ihsan, M.Si
Disusun Oleh:
SYAMSINAR PASE
PENDIDIKAN FISIKA (S2)
1. Wirausaha
Wirausaha merupakan terjemahan dari entrepreneur ke dalam bahasa Indonesia. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian wirausaha sama dengan wiraswasta,
yaitu orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi
baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur
permodalan operasinya. Entrepreneur menurut Kamus Merriam Webster berasal dari
bahasa Perancis “entreprendre” yang dalam Bahasa Inggris berarti “to undertake”, yaitu
orang yang memulai bisnis dan bersedia mengambil risiko kehilangan dalam rangka
menciptakan uang.
2. Mindset/Pola Pikir
Menurut Carol Dwek seorang ahli Psikologi Stanford, mindset terbagi menjadi dua jenis,
yaitu: a. a. Fixed Mindset adalah mindset yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
menghindari tantangan, mudah menyerah saat menemukan kesulitan, memandang bahwa
usaha adalah hal yang sia-sia, mengabaikan kritik yang membangun, merasa terancam
dengan kesuksesan orang lain. b. Growth Mindset adalah mindset yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: berani menghadapi tantangan, bertahan saat sulit, memandang usaha
sebagai sebuah jalan, belajar dari kritikan, belajar dan terinspirasi dari kesuksesan orang
lain.
3. Pola pikir wirausaha
Setiap wirausaha maupun calon wirausaha perlu memiliki karakteristik dasar agar dapat
menjadi wirausaha sukses. Mc Graith dan Mac Milan (2000) menguraikan tujuh
karakteristik wirausaha tersebut sebagai berikut:
a. Action oriented (berorientasi tindakan)
b. Berpikir simple
c. Selalu mencari peluang-peluang baru
d. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi
e. Hanya mengambil peluang terbaik
f. Fokus pada eksekusi
g. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti
KELOMPOK 2 : PERILAKU WIRAUSAHA (YANG SESUAI DAN BERHASIL)
Perilaku merupakan tindakan manusia yang mempunyai bentangan sangat luas. Seperti
jalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya.
Disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah segala aktivitas yang diamati langsung
maupun tidak oleh pihak luar. Perilaku Wirausaha adalah tindakan (act) dari kebiasaan
atas kebenaran yang di pegang teguh.Perilaku wirausaha adalah sikap yang tidak bisa di
pisahkan untuk menjadikan lebih sempurna karena memiliki karakteristik yang berbeda.
Sikap itu cara pandang dan pola piker (mindset) atas hal hal yang di hadapinya, seperti
rasa takut, kesulitan, cobaan kritikan, tekanan dan hambatan yang mendasari sebuah
tindakan. Kedua-duanya masuk menjadi ciri-ciri dan karakteristik wirausaha. Menurut
(Dewi, Yaspita, & Yulianda, 2020) ada empat karakteristik dari wirausaha, sebagai
berikut:
Punya semangat dan kemauan yang keras
Berorientasi pada masa depan
Punya jiwa kepemimpinan
Kemampuan analisis yang tepat
Menurut (Kasmir, 2018) ada beberapa sikap dan prilaku yang harus dijalankan oleh
pengusaha dan seluruh karyawan adalah sebagai berikut:
Jujur dalam bertindak dan disiplin
Rajin, tepat waktu dan tidak pemalas
Sopan santun dan hormat
Selalu murah tersenyum
Selalu ceria dan pandai bergaul
Serius dan memiliki rasa tanggung jawab
KELOMPOK 3 : TEORI KEWIRAUSAHAAN DAN APLIKASI DALAM KEHIDUPAN
1. Kewirausahaan
Secara etimologi, kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti peluang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani, dan berwatak agung.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai
atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi
untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta
memasarkannya. Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam
bahasa Inggris. Istilah ini semakin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B.
Say pada 1803 untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber-
sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas yang lebih
tinggi dan menghasilkan lebih banyak keuntungan. Pada prinsipnya kewirausahan
(entrepreneurship) adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dengan inovasi dan kreativitas yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya
dan orang lain.
2. Kerangka berpikir kewirausahaan
a. Wirausahaan dilahirkan atau diciptakan
Pada dasarnya berkaitan dengan perkembangan cara pendekatan, yakni
pendekatan klasikal dan event studies. Pendekatan bersifat klasikal menjelaskan
bahwa wirausaha dan ciri-ciri pembawaan atau karakter seseorang yang
merupakan pembawaan sejak lahir (innate). Untuk menjadi wirausahawan tidak
dapat dipelajari. Sedangkan pendekatan event studies menjelaskan bahwa faktor-
faktor lingkungan yang menghasilkan wirausaha atau dengan kata lain wirausaha
dapat diciptakan.
b. Motivasi berwirausaha
Motivasi berwirausaha masing-masing memiliki indikator kesuksesan yang berbeda-
beda, yaitu:
Motivasi material, mencari nafkah untuk memperoleh pendapatan zatau
kekayaan.
Motivasi rasional-intelektual, mengenali peluang dan potensialitas pasar, menggagas
produk atau jasa untuk meresponnya.
Motivasi emosional-ekosistemik, menciptakan nilai tambah serta memelihara
kelestarian sumberdaya lingkungan.
Motivasi emosional-sosial, menjalin hubungan dengan atau melayani kebutuhan
sesama manusia.
Motivasi emosional-intrapersonal merupakan aktualisasi jatidiri dalam wujud suatu
produk atau jasa yang layak pasar
c. Manfaat berwirausaha
Memiliki kebebasan untuk mengaktualisasikan potensi diri yang dimiliki.
Memiliki peluang untuk berperan bagi masyarakat.
Adanya manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat dalam berwirausaha dapat
menjadi motivasi tersendiri bagi kita tergerak untuk mulai berwirausaha.
d. Kewirausahaan eksistensial
Kewirausahaan eksistensial dilandasi dengan beberapa asas, yaitu:
Ide adalah buah pikir manusia yang muncul karena adanya suatu pengamatan yang secara
rasional dianggap logis dan memiliki nilai manfaat baru". Ide bisnis adalah respon
seseorang, banyak orang, atau suatu organisasi untuk memecahkan masalah yang
teridentifikasi atau untuk memenuhi kebutuhan di suatu lingkungan (pasar, masyarakat).
Ide bisnis terdiri dari beberapa sumber, yakni:
Kebutuhan dan Permintaan Pasar.
Keahlian dan keterampilan.
Hobi/minat.
Kreativitas.
Jaringan dan relasi.
ATM.
Nasihat atau saran.
Pengalaman & Pekerjaan.
Penemuan secara tidak sengaja
2. Teknik mendapatkan ide bisnis
Tukar pikiran
Berandai-andai atau mengumpamakan sesuatu akan terjadi
Kawin silang yaitu upaya bertukar ide
Keingintahuan yang kuat
3. Menciptakan ide bisnis dapat ditinjau dari berbagai poin, yaitu : melihat masalah
dilingkungan sekitar, tajam memanfaatkan peluang, memilih peluang usaha sesuai
potensinya, memberikan nilai tambah, berpikir berbeda, kreatif dan berinovasi.
4. Peluang usaha
Peluang usaha/bisnis adalah sesuatu yang dimulai dariide atau hasil pemikiran bisnis
kemudian membangun bisnis berdasarkan potensi dari konsume. Dengan kata lain,
peluang usaha dimulai dari ide bisnis yang potensial bagi pelanggan yang selanjutnya
dikembangkan menjadi suatu usaha. Ada lima factor penyebab munculnya peluang
usaha, yaitu: pelanggan, competitor, pemasok dan perantara pemasaran, kondisi
pemerintahan, serta lingkungan global.
5. Adapun ciri-ciri pemikir kreatif yakni sensitif terhadap masalah, mampu menghasilkan
sejumlah sejumlah ide besar, fleksibel, Keaslian, Mau mengikuti perasaan, Bisa melihat
pikiran bawah sadar, Mempunyai motivasi, Tidak ada rasa takut gagal, Mampu
berkonsentrasi
6. Inovasi adalah penerapan secara praktis ide kreatif. Inovasi dapat diwujudkan dengan
adanya kreativitas yang cukup tinggi.
7. Tahap-tahap dalam pembuatan inovasi adalah Pengamatan dan penelitian terhadap
lingkungan internal dan eksternal, Pilihan terhadap adanya pemicu inovasi, Ada banyak
pilihan sumber daya dan pembuatan produk dan atau jasa melalui riset
a. Terdapat beberapa peran wirausahawan dalam proses penciptaan Perusahaan baru, antara
lain :
Menciptakan inovasi dan kreativitas : Wirausahawan menciptakan perusahaan baru
dengan ide-ide inovatif yang tertanam dalam pikiran mereka. Inovasi ini membuka
peluang pasar baru dan memperkaya perekonomian suatu negara.
membangun jaringan : Wirausahawan membangun jaringan dan relasi baik dengan
para investor, partner bisnis, dan komunitas bisnis. Dengan jaringan yang kuat,
wirausahawan dapat memperoleh dukungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
membesarkan bisnis mereka.
meningkatkan perekonomian (penciptaan lapangan kerja dan menarik investor) :
Wirausahawan membuka lapangan kerja baru, meningkatkan kegiatan perdagangan,
dan memperkaya perekonomian suatu negara. Hal ini memberikan banyak manfaat
positif bagi masyarakat.
b. Beberapa Langkah dalam proses penciptaan Perusahaan baru, diantaranya yaitu :
Mencari dan mengidentifikasi peluang ide : Proses penciptaan perusahaan baru
dimulai dengan mencari dan mendefinisikan ide yang unik dan inovatif untuk mengisi
kebutuhan pasar.
menguji pasar : Setelah mengidentifikasi ide bisnis yang potensial, wirausahawan
menguji pasar dan melakukan riset untuk mengetahui apakah produk atau layanan
yang akan ditawarkan tersebut memiliki prospek untuk berkembang.
mengembangkan rencana bisnis : Dalam tahap ini, wirausahawan mengembangkan
rencana bisnis yang terperinci mengenai produk atau layanan, sumber daya yang
dibutuhkan, target pasar, dan keuntungan yang diharapkan.
mulai merintis bisnis : Setelah rencana bisnis disusun dengan matang, wirausahawan
mulai merintis bisnisnya dengan mencari investor, membangun jaringan, dan
mempromosikan produk atau layanan yang ditawarkan.
1. Proses wirausaha
a. Fase inovasi : Inovasi dipicu oleh faktor pribadi dan lingkungan. Faktor individu yang
memengaruhi inovasi adalah pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan
resiko, nilai – nilai pribadi, pendidikan dan pengalaman. Sementara itu, faktor
eksternal yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi inovasi adalah peluang,
model peran dan aktivitas.
b. Fase kejadian pemicu : Kejadian pemicu dipengaruhi oleh faktor pribadi, sosiologi dan
lingkungan. Faktor pribadi yang memengaruhi kejadian pemicu meliputi locus of
control, toleransi, pengambilan resiko, nilai – nilai pribadi, pendidikan, pengalaman,
keberanian menghadapi resiko, ketidakpuasan dan usia. Sementara itu, faktor
lingkungan yang memicu terdiri atas peluang, model peran, aktivitas, persaingan,
sumber daya, inkubator dan kebijakan pemerintah. Selanjutnya, faktor sosiologi yang
memicu terdiri atas jaringan, kelompok, orang tua, keluarga dan model peran.
c. Fase implementasi : Faktor pribadi yang memengaruhi implementasi terdiri atas visi,
komitmen, manajer, pemimpin dan wirausahawan. Faktor lingkungan yang
memengaruhi implementasi terdiri atas pesaing, pelanggan, pemasok, investor, banker,
inkubator, sumber daya dan kebijakan pemerintah. Faktor sosiologi yang memengaruhi
implementasi meliputi jaringan, kelompok, orang tua, keluarga dan model peran.
d. Fase pertumbuhan : Faktor pribadi yang memengaruhi pertumbuhan terdiri atas visi,
komitmen, manajer, pemimpin, dan kewiusahawanan. Faktor organisasi yang
memengaruhi pertumbuhan kewirausahaan meliputi kelompok, strategi, struktur,
budaya dan produk. Sementara itu, faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan
terdiri atas pesaing, pelanggan, pemasok, investor dan banker.
2. Strategi wirausaha
Berikut ini beberapa strategi yang harus dimiliki seorang wirausahawan agar usaha
yang dijalankan berjalan dengan baik;
Wirausahawan harus melakukan perubahan barang dan jasa dengan
menciptakan produk yang baru, yang diinginkan pembeli.
Memiliki strategi untuk merambah pasar yang baru, mengembangkan pasar
yang sudah ada, menambah keanekaragamn produk sesuai selera dan kebutuhan
konsumen.
Memiliki kemampuan memperoleh modal investasi dalam pengembangan
usaha, proses produksi, penggantian peralatan, dan penambahan SDA.
Menganalisis SDA agar memiliki keterampilan yang unik.
Menganalisis pesaing untuk memantapkan strategi usaha.
Memiliki kemampuan untuk menopang strategi perusahaan.
Mampu menentukan harga produk dalam jangka waktu pendek maupun
panjang.
Dapat berinteraksi dengan masyarakat luas.
Mampu mempercepat pertumbuhan perusahaan agar aliran kas dapat berjalan
dengan cepat.
Keuangan wirausaha (entrepreneurial finance) merupakan bidang baru dalam studi keuangan
yang mengkhususkan diri mengkaji fungsi-fungsi keuangan yang melekat pada peran wirausaha
dalam pengambilan keputusan bisnis.
Pada umumnya, perusahaan sebagai lembaga usaha bertujuan mencari untung dan biasanya
dinyatakan dalam bentuk uang. Dalam hal ini, terdapat dua tujuan utama yaitu memaksimalkan
keuntungan dan memaksimalkan kemakmuran para pemilik dan pemegang saham. Tujuan
pengelolaan keuangan pada dasarnya adalah untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan
tersebut.
Kerangka strategi keuangan ( Financial Strategy Framework)
1. Peluang usaha
Peluang usaha adalah sebuah kemungkinan yang dipengaruhi oleh gagal atau suksesnya
sebuah usaha yang akan terjadi di masa yang akan datang. Bisa diartikan juga sebagai
ukuran prospek dari sebuah usaha yang dijalankan. Prospek di sini artinya sebuah
prediksi kuantitaif dari usaha yang dijalankan bisa dari segi jumlah produk dan juga hasil
penjualan dari usaha yang dijalankan. Jadi pengertian peluang usaha dalam
kewirausahaan adalah sebuah kesempatan yang harus dan dapat dimanfaatkan oleh
seorang pemilik bisnis atau wirausaha demi mendapatkan suatu tujuan tertentu yang
diinginkan.
a. Cara mengidentifikasi peluang usaha
Ada beberapa cara dalam mengidentifikasi peluang usaha, antara lain :
Mengenali masalah di sekitar
Mencari tahu bidang keahlian atau minat
Membuat analisis swot
Melihat competitor
Mencari informasi
Mengasah kreativitas
Meminta kritik dan saran dari konsumen sebagai bahan evaluasi
b. Ciri peluang usaha
Beberapa ciri peluang usaha, diantaranya sebagai berikut :
Memiliki ide bisnis yang unik dan nilai jual yang baik
Tidak termasuk usaha musiman
Memiliki risiko yang dapat ditanggung
Bahan baku pembuatan tersedia
Mampu beradaptasi
Produk yang dijual menjadi kebutuhan Masyarakat
Dapat dikembangkan
Bertahan dalam jangka waktu yang Panjang
Tidak menghabiskan modal
Memiliki nilai yang jual yang tinggi
Ide berasal dari diri sendiri
2. Mengelola risiko
a. Resiko usaha adalah suatu bahaya, atau akibat yang kemungkinan dapat terjadi pada
keadaan sebuah usaha yang sedang berlangsung maupun situasi usaha yang akan
datang. Sifat dari resiko usaha itu sendiri sebagian besar menimbulkan kerugian.
Resiko dapat bersifat pasti maupun tidak pasti, tergantung dari usaha yang dijalankan
dan bagaimana cara menjalankan usaha tersebut.
b. Resiko bisnis terbagi menjadi dua macam yaitu :
Resiko sistematis, adalah sebuah ancaman yang tidak dapat dihindari karena
bersifat eksternal. Contoh dari resiko sistematis yakni resiko kepatuhan
(Compliance Risk) dan resiko pasar (Market Risk)
Resiko tidak sistematis. adalah ancaman internal dari bisnis itu sendiri
sehingga dapat diminimalisir. Adapun yang termasuk resiko tidak sistematis
antara lain resiko keuangan (Financial Risk), resiko reputasi (Reputational
Risk), serta resiko operasional (Operational Risk).
c. Langkah dasar membuat pengelolaan resiko usaha
Pengelolaan risiko usaha yang baik akan membantu pengusaha untuk meminimalisasi
dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Skema pengelolaan risiko bisa jadi
sangat kompleks, terutama bagi orang yang baru terjun ke dunia bisnis. Ada empat
Langkah dasar yang dapat dilakukan untuk membuat pengelolaan resiko Perusahaan,
yaitu :
Identifikasi resiko
Penilaian tiap resiko
Rencana penanggulangan
Monitor dan evaluasi secara berkala
d. Cara meminimalisir resiko
Adapun cara meminimalkan risiko-risiko bisnis antara lain :
Melakukan Riset dan Mengenali Sumber Risiko Bisnis
Membuat Perencanaan yang Matang dan Selektif dalam Memilih Produk
Sesuaikan dengan Modal dan Lihat Permintaan Pasar
Sebaiknya Jangan Terburu-buru Mengambil Keputusan Bisnis
Rutin Melakukan Evaluasi
Kenali Rekan atau Partner Bisnis Anda
5. Pentingnya nilai tambah pada suatu usaha yang didirikan oleh wirausaha.
Nilai tambah adalah suatu penciptaan nilai dari pengolahan produk melalui
pengembangan nilai input fungsional berupa perlakuan dan jasa, yang menyebabkan
bertambahnya kegunaan dan nilai komoditas selama mengikuti arus pengolahan bahan
baku suatu komoditas sampai konsumsi akhir. Input fungsional dapat berupa bentuk
(form utility), menyimpan (time utility), maupun melalui proses pemindahan tempat dan
kepemilikan.
KELOMPOK 10 : TIM WIRAUSAHA DAN BISNIS KELUARGA
1. Tim wirausaha
Membangun tim wirausaha adalah membentuk sebuah kelompok kerja yang terdiri dari
beberapa orang yang berinteraksi saling mempengaruhi, dan bertanggung jawab untuk
mencapai tujuan dengan memaksimalkan keuntungan dan menimalkan resiko dalam
usaha.
Cara membangun tim wirausaha yaitu : a) pilih anggota yang berkualitas, b) tentukan
tujuan Bersama, c) tentukan peran masing-masing, d) kerjakan secara efisien, dan e)
ciptakan kebersamaan dan kepercayaan.
Bekerja dalam bentuk kerjasama atau tim, memiliki banyak fungsi, salah satunya, yaitu:
- Merubah Sikap → suatu usaha apabila dikerjakan secara mandiri atau tanpa bantuan
orang lain/perusahaan lain, maka perusahaan tersebut tidak akan bisa berkembang.
- Meningkatkan produktivitas → semakin cepat menyelesaikan suatu produk, maka
semakin banyak/meningkat produk tersebut
- Meningkatkan Kualitas Kerja
- Tanggung jawab atas suatu pekerjaan di tanggung bersamar
- Stress atau beban kerja berkurang
2. Bisnis keluarga
Bisnis keluarga merupakan bisnis yang dimiliki, dioperasikan, dan dikelola secara aktif
oleh dua atau lebih anggota keluarga tunggal. Terdapat tiga elemen pengaruh dalam bisnis
keluarga, yaitu:
Keluarga, keberhasilan dalam keluarga diukur dalam artian harmoni, kesatuan, dan
perkembangan individu yang bahagia dengan harga diri yang solid dan positif.
Bisnis, adalah entitas ekonomi dimana keberhasilan diukur bukan pada harga diri dan
kesenangan interpersonal individu, tetapi dalam produktivitas dan profesionalisme.
Kepemilikan, didasarkan pada peranan seseorang dalam investasi dalam perusahaan,
peranan meminimalkan risiko, mewakili perusahaan berhubungan dengan pihak luar.
karakteristik yang dimiliki oleh Perusahaan keluarga adalah: kehadiran keluarga, Adanya
tumpang tindih antara keluarga dengan manajemen dan kepemilikan dalam perusahaan,
dengan kecenderungan adanya keyakinan jika salah satu baik, maka dua hal lainnya
mengalami kehancuran (zero-sum dynamic) sehingga mengakibatkan perusahaan
menjadi rentan pada saat suksesi. Perusahaan keluarga memiliki keunggulan kompetitif
tersendiri yang berasal dari hubungan keluarga, manajemen, dan kepemilikan, terutama
pada saat kesatuan dalam keluarga itu tinggi. Adanya keinginan pendiri agar dapat
mempertahankan bisnis tetap berada dalam kendali keluarga dan dapat diwariskan antar
generasi.
Jenis Perusahaan keluarga ada dua, yaitu Family Owned Enterprise (FOE) adalah jenis
perusahaan keluarga yang dikelola oleh professional (bukan dari anggota keluarga, atau
dari anggota keluarga tetapi tidak memiliki saham perusahaan, hanya mendapatkan gaji
dari perusahaan.). Dan Family Owned Enterprise (FOE) adalah jenis perusahaan
keluarga yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh keluarga pendiri atau pemilik
perusahaan.
Agar bisnis keluarga bisa berjalan dengan lancar, maka dalam pengelolaannya perlu
memperhatikan beberapa hal berikut :
Membuat aturan yang jelas
Bedakan antara kepentingan pribadi/keluarga dengan bisnis
Mempersiapkan generasi penerus
Menjaga transparansi keuangan
Menjaga komunikasi yang efektif