Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampuh :
Hendra Safri, S.E., M.M.

Oleh:
Arjun M 17 0402 0199

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PALOPO
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi
sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan
suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah
atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan
formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan
menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai
motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai,
sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah ini dijelaskan tentang
pengertian, hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam
perekonomian nasional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan
Kewiausahaan sebagai Etika Ekonomi Modern, kewirausahaan sebagai etika
(akhlak, moralitas) ekonomi/bisnis (etika kewirausahaan) berkaitan dengan makna
kewirausahaan sebagai resep bertindak guna menumbuh kembangkan sistem
perekonomian (bisnis) yang modern. Pemaknaan seperti ini tidak saja berlaku
secara tekstual, tetapi dikenal pula secara umum dalam masyarakat. Pandangan
tekstual bahwa kewirausahaan terkait dengan etika ekonomi (bisnis) dapat
dicermati pada pendapat Salim Siagian dan Asfahani (1995) yang menyatakan
sebagai berikut: Kewirausahaan adalah semangat, pelaku dan kemapuan untuk
memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan diri
sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat, dengan
selalu berusahan mencari dan melayani lebih banyakndan lebih baik, serta
menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara
kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil risiko, kreativitas dan
inovasi serta kemampuan manajemen.
Sedangkan menurut Alma (2007:5) menyatakan bahwa: Wirausahawan
adalah seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melihat-
lihat peluang, mempunyai semangat, kemampuan dan pikira untuk menaklukkan
cara berpikiran malas dan lamban. Seorang wirausahawan mempunyai peran
untuk mencari kombinasi-kombinasi baru, yang merupakan gabungan dari lima hal,
yakni:
a. pengenalan barang;
b. metode produksi baru;
c. sumber bahan mentah baru;
d. pasar-pasar baru;
e. organisasi industri baru.
Bertolak dari gagasan tersebut dapat disimpulkan bahwa wirausaha sangat penting,
mengingat bahwa modernisasi dalam bidang ekonomi, sangat bergantung pada
kuantitas dan kualitas kewirausahaannya. Karena itu tidak mengherankan jika PBB
menyatakan, bahwa suatu negara akan mampu membangun, apabila memiliki
wirausahawan sekitar 2% dari jumlah penduduknya. Jumlah penduduk Indonesia
saat ini 200.000.000 jiwa, sehingga paling tidak harus memiliki wirausahawan
sebanyak 4.000.000 orang (Alma, 2008:4). Namun kenyataannya Indonesia
hanya memiliki wirausahawan sekitar 0,18% dari jumlah penduduk (Suruji, 2008).
Wirausahawan memiliki kedudukan amat penting dalam kehidupan suatu negara.
Mengingat, bahwa wirausahawan tidak saja memberikan kemanfaatan bagi dirinya
sendiri-pekerjaan dan pendapatan secara mandiri, tetapi juga bagi negara dan warga
masyarakat dengan penciptaan lapangan kerja. Berbagai teori pembangungan
menyatakan, bahwa keberhasilan suatu negara dalam proses percepatan
pembangunan ekonomi sangat bergantung pada kuantitas dan kualitas
kewirausahaan yang dimiliki suatu negara.
Kewirausahaan sebagai Etika Sosial Modern, berkaitan dengan adanya
kenyataan, bahwa konsep-konsep, gagasan-gagasan, ide-ide atau dalil-dalil yang
tercantum di dalam kewirausahaan bisa diberlakukan sebagai resep bertindak
yang bersifat universal, yakni tidak saja dalam bidang bisnis, tetapi juga dalam
bidang kemasyarakatan guna mewujudkan kehidupan suatu masyarakat modern
(kewirausahaan sosial). Hal ini tercermin pada pendapat McClelland (1987:86)
yang menyatakan sebagai berikut:
1) Perilaku Kewiraswastaan: a. memikul risiko-risiko yang tidak terlalu besar
sebagai suatu akibat dari keahlian dan bukan karena kebetulan; b. kegiatan
yang penuh semangat dan/atau yang berdaya cipta; c. tanggung jawab
pribadi; d. pengetahuan tentang hasil- hasil keputusan, uang sebagai ukuran
atas hasil.
2) Minat terhadap peerjaan kewiraswastaan sebagai suatu akibat dari
martabat dan “sikap berisiko: mereka.

3) Dalam Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995, pemerintah


mendefinisikan kewirausahaan sebagai berikut : Kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan,
menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Jadi wirausahawan adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku


dan kemampuan kewirausahaan, atau orang yang mempunyai kemampuan melihat
dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumberdaya-
sumberdaya yang dibutuhkan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan
kesuksesan.

B. Karakterisitik Wirausahaan.
William Bygrave (Alma, 2007) mendeskripsikan karekteristik wirausaha ke
dalam sepuluh konsep yang disebutnya sebagai konsep 10D. Kesepuluh
konsep itu adalah, Dream, Decisiveness, Doers, Determination, Dedication,
Devotion, Details, Destiny, Dollars, and Distribute. Konsep dream, dimaksukan
bahwa seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap masa
depan pribadi dan bisnisnya, dan yang paling penting adalah dia mempunyai
kemampuan untuk mewujudkan impian tersebut. Konsep decisiveness, bahwa
seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat.
Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan.
Kecepatan dan ketepatan dia mengambil keputusan adalah merupakan faktor kunci
dalam kesuksesan bisnisnya. Konsep doers, begitu seorang wirausaha membuat
keputusan maka dia langsung menindaklanjutinya. Mereka melaksanakan
kegiatannya secepat mungkin yang dia sanggup. Artinya seorang wirausaha tidak
mau menunda-nunda kesempatan yang dapat dimanfaatkan. Konsep
determination, seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh
perhatian.
Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dia
dihadapkan pada rintangan yang mustahil diatasi. Konsep dedication, dedikasi
seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi, kadang-kadang dia
mengorbankan hubungan kekeluargaan, melupakan hubungan dengan keluarganya
sementara. Mereka bekerja tidak mengenal lelah. Konsep devotion, artinya seorang
wirausaha mencintai pekerjaannya dan produk yang dihasilkannya secara gila-
gilaan. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat efektif
untuk menjual produk yang ditawarkannya.
Konsep details, seorang wirausaha sangat memerhatikan faktor-faktor kritis
secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor kecil sekalipun yang dapat
menghambat kegiatan usahanya. Konsep destiny, seorang wirausaha
bertanggungjawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai. Dia merupakan
orang yang bebas dan tidak mau tergantung pada orang lain. Konsep dollars,
seorang wirausaha tidak sangat mengutamakan mencapai kekayaan. Motivasinya
bukan untuk memperoleh uang. Baginya, uang dianggap sebagai ukuran
kesuksesan bisnisnya. Mereka berasumsi, jika mereka sukses berbisnis maka
mereka pantas memperoleh uang atau keuntungan. Konsep distribute, seorang
wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap orang–orang
kepercayaannya. Orang-orang kepercayaan ini adalah orang-orang yang kritis dan
mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis.

C. Tujuan Kewirausahaan
Bahan ajar mata diklat Kewirausahaan dapat diajarkan dan dikembangkandi
Sekolah-sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan Tinggi, dan diberbagai
kursus bisnis. Di dalam pelajaran Kewirausahaan, para siswadiajari dan ditanamkan
sikap-sikap perilaku untuk membuka bisnis, agar mereka menjadi seorang
wirausaha yang berbakat. Agar lebih jelas, dibawah ini diuraikan tujuan dari
Kewirausahaan, sebagai berikut:
a. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
b. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk
menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
c. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuankewirausahaan
di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu,handal, dan unggul.
d. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi Kewirausahaan yang
tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.

D. Manfaat Kewirausahaan
Kewirausahaan memiliki 4 manfaat sosial, yaitu:
a) Memperkuat pertumbuhan ekonomi : menyediakan pekerjaan barudalam
ekonomi. Ekonomi saat ini adalah tanah yang subur bagiwirausahawan
misalnya : permintaan pelayanan sektor jasa meledak
b) Meningkatkan produktivitas : kemampuan untuk menghasilkan
lebihbanyak barang dan jasa dengan TK dan input lain yang lebih sedikit.
c) Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru: komputer
digital,mesinfotokopi, laser, power steering.
d) Mengubah dan meremajakan persaingan pasar : pasar
internasionalmenyediakan peluang kewirausahaan.

E. Ruang Lingkup Kewirausahaan


Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas sekali. Secara umum,ruang lingkup
kewirausahaan adalah bergerak dalam bisnis. Jika diuraikansecara rinci ruang
lingkup kewirausahaan, bergerak dalam bidang:
a. Lapangan agraris
1) Pertanian
2) Perkebunan dan kehutanan

b. Lapangan perikanan
1) Pemeliharaan ikan
2) Penetasan ikan
3) Makanan ikan
4) Pengangkutan ikan

c. Lapangan peternakan
1) Bangsa burung atau unggas
2) Bangsa binatang menyusui

d. Lapangan perindustrian dan kerajinan


1) Industri besar
2) Industri menengah
3) Industri kecil
4) Pengrajin
v Pengolahan hasil pertanian
v Pengolahan hasil perkebunan
v Pengolahan hasil perikanan
v Pengolahan hasil peternakan
v Pengolahan hasil kehutanan

e. Lapangan pertambangan dan energi

f. Lapangan perdagangan
1) Sebagai pedagang besar
2) Sebagai pedagang menengah
3) Sebagai pedagang kecil

g. Lapangan pemberi jasa


1) Sebagai pedagang perantara
2) Sebagai pemberi kredit atau perbankan
3) Sebagai pengusaha angkutan
4) Sebagai pengusaha hotel dan restoran
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, berbudi luhur, berani dan berwatak agung. Di dalam
kamus besar bahasa Indonesia itu dikatakan bahwa kewirausahaan adalah:

a. Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru.


b. Menentukan cara produksi baru.
c. Meyusun operasi untuk mengadakan produk baru.
d. Mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.

Usaha berarti perbutan amal, berupa sesuatu, bekerja atau berusaha. Jadi wira
usaha secara etimologi berarti pejuang yang berbuat sesuatu.
Instruksi Presiden No.4/1995, kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku,
dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah
pada upaya cara kerja tekhnologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang baik dan keuntungan yang lebih besar.
Kata inovasi pertama kali diperkenalkan oleh Schumpeter 1953, inovasi
dipandang sebagai kreasi dan implementasi atau biasa juga disebut sebagai
koordinasi baru dalam inovasi itu juga dapat menciptakan nilai tambah, yang
berkaitan dengan oraganisasi. Pemegang saham maupun masyarakat luas. Jadi
inovasi adalah mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu
kombinasi. Kombinasi baru itu dapat merujuk pada produk jasa, proses kerja pasar,
kebijakan dan sistem baru.
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan. Bandung: Alpabeta.

Griffin, RW. dan Ebert, RJ., 1997. Binis (Jilid 1), Jakarta:Prehallindo. Instruksi
Presiden RI. 1995. No. 4.
John Naisbitt, 1994. dalam event Global Entrepreneur ’95 di Singapore

Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

McClelland. 1987. The Achieving Society. Canada: D. Van Nastrard Company,


Inc. Marzali, A.. 2005. Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta:
Prenada Media.
Meredith, Geoffrey G.et al. . 1996. Kewirausahaan; Teori dan Praktek. Jakarta:PPM,
(terjemahan).
Mutis, Thoby. 1995. Kewirausahaan yang Berproses. Jakarta:Cresindo.

Salim siagian dan Asfahani, 1995. Kewirausahaan Indonesia dengan Semangat 17.8.45.
Kloang Klede Jaya PT Putra Timur bekerjasam dengan Puslatkop dan PK
Deplop dan PPK. Jakarta.
Suruji, A, 2008. Membangun Spirit Kewirausahaan Kaum Muda.
Kompas.com, Minggu, 13

Oktober.

Wahjoetomo:1995.Perguruan Tinggi Pendidikan Alternatif Masa Depan,


Jakarta: Gema Insani
Press.

Wiratmo, Masykur. 1996.Pengantar Kewiraswastaan. Yogyakarta:BPFE.


www.bhpinfosolution.com.

Anda mungkin juga menyukai