Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

A. Deskripsi singkat
Pada bab ini akan dibahas tentang pengantar kewirausahaan dari deskripsi pengertian
dan pengantar dasar kewirausahaan.
B. Capaian pembelajaran matakuliah
Bagian ini berisi hasil yang akan didapatkan oleh mahasiswa peserta matakuliah
setelah mempelajari materi ini, bisa dalam aspek kognitif, afektif atau psikomotorik.
C. Isi Materi perkuliahan
Kewirausahaan atau entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis, yaitu
perantara. Beberapa pengertian kewirausahaan yaitu:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil
bisnis (Achmad Sanusi, 2008).
2. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
(Zimmerer, 2008).
3. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar. (Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/
KEP/M/XI/1995). Jadi kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif,
kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya. Seseorang yang
memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya.
Sedangkan pengertian wirausaha atau entrepreneur adalah mereka yang selalu bekerja
keras dan kreatif untuk mencari peluang bisnis, mendayagunakan peluang yang diperoleh,
dan kemudian merekayasa penciptaan alternatif sebagai peluang bisnis baru dengan faktor
keunggulan (Heflin, 2004).
Menurut Zimmerer dkk (2008) wirausaha adalah seseorang yang menciptakan
bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan
sumber- sumber daya yang diperlukan. Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang
melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya.
Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang
wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.
Kewirausahaan merupakan proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Tujuan
Kewirausahaan yaitu:
1. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas
2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
3. Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan
di kalangan masyarakat yang mampu, andal, dan unggul.
4. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan
kuat terhadap masyarakat
Kegiatan kewirausahaan dapat membantu perekonomian menjadi lebih baik. Menurut
Zimmerer dkk (2008) manfaat kewirausahaan yaitu:
1. Peluang untuk Menentukan Nasib Anda Sendiri Memiliki usaha atau
perusahaan sendiri memberikan kebebasan dan peluang bagi para wirausaha untuk
mencapai apa yang penting baginya.
2. Peluang untuk Melakukan Perubahan Semakin banyak bisnis yang memulai
usahanya karena mereka dapat menagkap peluang untuk melakukan berbagai
perubahan yang menurut mereka sangat penting. Mungkin berupa penyediaan
perumahan sederhana yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan daur ulang limbah
untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas, pebisnis kini menemukan cara
untuk mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai masalah
ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
3. Peluang untuk mencapai potensi sepenuhnya Banyak orang menyadari bahwa
bekerja di suatu perusahaan seringkali membosanka, kurang menantang dan tidak ada
daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak
banyak perbedaan antara bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama
saja. Bisnis- bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk
menyatakan aktualisasi diri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan
oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau
perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual dan
mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4. Peluang untuk Meraih Keuntungan Walaupun pada tahap awal uang bukan
daya tarik utama bagi wirausahawan, keuntungan berwirausahawan merupakan faktor
motivasi yang penting untuk mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak
ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang menang menjadi
berkecukupan. Hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya (Majalah
Forbes) merupakan wirausahawan generasi pertama.
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan
warga masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis
berdasarkan kepercayaan dan saling merhormati adalah ciri pengusaha kecil.Pemilik
menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah
dilayani dengan setia selam bertahun-tahun.
Peran penting yang dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan setempat serta
kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial dan
ekonomi nasional adalah merupakan imbalan bagi manajer perusaan kecil.
6. Peluang untuk melakukan sesuatu yg Anda sukai Hal yang didasarkan oleh
pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan usaha mereka
sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan kewirausahawan yang berhasil memilih
masuk dalam bisnis tertententu, sebab mereka tertarik dan menyukai pekerjaan
tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau
kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka
melakukannya.
Esensi kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing
Menurut Zimmerer (1996: 51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara
berikuta Pengembangan teknologi baru (developing new technology) b Penemuan
pengetahuan baru (discovering new knowledge) c Perbaikan produk (barang dan jasa)
yang sudah ada (improving existing products or services) d Penemuan cara-cara yang
berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang
lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer
resources)
Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di
pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara baru dan berbeda, melalui: (1)
pengembangan teknologi baru; (2) penemuan pengetahuan ilmiah baru; (3) perbaikan
produk barang dan jasa yang ada; (4) penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan
barang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien.
Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh
para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah Jika yang
diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih
bermental baja atau lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity
(AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan),
pendidikan wirausaha yang lebih tepat Sebaliknya, jika arah dan tujuan pendidikan adalah
menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam
bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ), yang lebih tepat
adalah pendidikan wiraswastaKarena kedua aspek itu sama pentingnya, pendidikan yang
diberikan sekarang, yang cenderung pada kedua aspek itu menggunakan kata wirausaha
Persepsi wirausaha kini mencakup aspek finansial, personal, sosial, dan profesional
(Soesarsono, 2002: 48) Dalam kewirausahaan, disepakati tiga jenis perilaku, yaitu: (1)
memulai inisiatif; (2) mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ ekonomi
untuk mengubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis; (3) menerima risiko atau
kegagalan Menurut para ahli ekonom, wirausahawan adalah orang yang mengubah nilai
sumber daya, tenaga kerja, bahan, dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar
daripada sebelumnya dan orang yang melakukan perubahan, inovasi, serta cara-cara baru.
Seperti telah dikemukakan di atas, kewirausahaan mempelajari nilai, kemampuan,
dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi Oleh sebab itu, objek studi
kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan seseorang yang mewujudkan dalam
bentuk perilaku Menurut Soeparman Soemahamidjaja (1997: 14–15), kemampuan
seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi: a kemampuan merumuskan tujuan
hidup/usaha Dalam merumuskan tujuan hidup/usaha diperlukan perenungan, koreksi,
yang berulangulang dibaca dan diamati sampai memahami kemauannya; b kemampuan
memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang menyala-nyala; c
kemampuan untuk berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu
perintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan
berinisiatif; d kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah
dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan
motivasi. Kebiasaan inovatif adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai
kemungkinan baru atau kombinasi baru yang dapat dijadikan peranti dalam menyajikan
barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat; e kemampuan untuk membentuk modal
uang atau barang modal (capital goods); f kemampuan untuk mengatur waktu dan
membiasakan diri untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yang
selalu tidak menunda pekerjaan; g kemampuan mental yang dilandasi dengan agama; h.
kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang
baik ataupun menyakitkan
Joseph A Schumeter (1934) memberikan penekanan pada konsep inovasi sebagai
kriteria yang membedakan perusahaan dari bentuk usaha lainnya Mereka yang memimpin
wirausaha dinamakan wirausahawan. Schumpeter menyatakan bahwa tidak ada orang
yang menjadi wirausahawan sepanjang waktu, seseorang berperilaku sebagai
wirausahawan hanya ketika melakukan suatu inovasi.
Bahkan, jika wirausahawan tidak menanggung risiko dari segi finansial, mereka
terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menanggung risiko. Ketidakpastian ini
memengaruhi lingkungan tempat mereka harus mencari dana. Mereka mendapati bahwa
pencarian modal ventura (venture capital) sangat sulit. Keuntungan kewirausahaan
umumnya berasal dari inovasi Keuntungan tersebut bersifat sementara dan akan
berkurang dengan adanya persaingan Hal ini berarti tidak ada perusahaan yang bisa
bergantung pada produk yang telah dihasilkannyaSubstansi dari kewirausahaan adalah
proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu
yang diperlukan, memikul risiko
finansial, psikologi, dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan
kepuasan pribadi
Howard Stevenson, seorang professor dari Harvard Business School,
mendefinisikan kewirausahaan sebagai proses mengejar peluang tanpa memperhatikan
sumber daya yang saat ini dikontrol. Hal ini berarti bahwa meskipun seseorang tidak
mempunyai apapun, ia tetap bisa mengejar sebuah peluang.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, nafas dari kewirausahaan adalah kemampuan
untuk mendeteksi dan mengejar peluang, dengan segala sumberdaya dan kemampuan
yang ia miliki. Dalam industri kreatif, khususnya musik, selain kemampuan mendeteksi
peluang, penting juga untuk memiliki kemampuan menciptakan peluang, berinovasi dan
menambahkan value/ nilai pada sesuatu. Untuk mempermudah proses menciptakan
peluang dalam bermusik, musisi bisa menerapkan beberapa prinsip kewirausahaan.
Radbill dan Catherine (2017) mengutarakan beberapa prinsip yang penting tentang
kewirausahaan:
1. Wirausahawan dapat menciptakan sesuatu yang berharga dari nol,
menambahkan bahan-bahan yang tepat untuk mulai membangun produk atau jasa
yang luar biasa. Ketika diterapkan dalam musik, musisi bisa menciptakan karya yang
berharga menggunakan peralatan seadanya yang ia miliki, dengan menambahkan
kreativitas yang bisa menambah nilai musiknya.
2. Wirausahawan dapat membalik status quo, yaitu membalik definisi, label,
cara melakukan sesuatu yang bisa mempersulit pencarian pemikiran terbuka akan
sebuah peluang. Dengan demikian, ketika ada suatu masalah,
musisi bisa mengubahnya menjadi peluang dengan mengubah sudut pandang terhadap
suatu masalah tersebut.
3. Entrepreneurship/ Kewirausahaan merupakan sebuah aktivitas yang
mendebarkan, menakutkan, memuaskan, dan penuh dengan kebebasan. Kata ‘entre’
sendiri berarti melakukan, beraksi dan memulai. Oleh karena itu, bermusik merupakan
kegiatan yang ‘mengasyikkan’ karena memuaskan, penuh dengan kebebasan sekaligus
juga memiliki resiko.
4. Entrepreneurship berfokus pada keantusiasan dan aksi nyata untuk memulai/
membuat sesuatu yang baru. Oleh karena itu, untuk orang yang ingin menekuni karir
sebagai musisi perlu untuk segera memulai dan menjalaninya dengan penuh
antusiasme.
Selain passion dalam bermusik, seorang musisi perlu memahami tentang seluk beluk
industri musik agar bisa mendeteksi peluang yang ada atau menciptakan sebuah peluang
baru, kemudian memberikan karya artistik yang bisa memberikan manfaat kepada
pendengarnya (Radbil & Catherine, 2017). Aktivitas kewirausahaan ini akan
mengakibatkan musisi bisa mendapatkan pemasukan yang selanjutnya bisa digunakan
oleh musisi untuk menciptakan karya-karya baru. Pada dasarnya, salah satu alasan utama
mengapa musisi perlu mempraktikkan kewirausahaan adalah supaya bisa berkarya secara
berkelanjutan dan menciptakan karya-karya yang bisa memberikan kebahagiaan bagi diri
sendiri dan audiens. Pada saat pandemi seperti sekarang ini dimana kegiatan konser
berkurang secara drastis yang mengakibatkan banyak musisi kehilangan penghasilan,
kemampuan mendeteksi peluang dan kebutuhan yang ada di masyarakat penting untuk
dimiliki.
Banyak musisi yang merasa mereka akan bisa sukses dengan hanya menulis dan
membuat lagu yang bagus, membuat rekaman yang bagus dan tampil di acara yang besar.
Tapi ternyata kenyataannya tidak semudah itu. Membuat lagu dan musik yang bagus
adalah sebuah fondasi yang penting untuk sukses berkarir di industri musik. Setelah itu,
diperlukan wawasan dan kemampuan untuk memikirkan aspek bisnisnya misalnya cara
untuk membooking pentas, promosi, mengembangkan audiens di sosial media,
mendistribusikankarya, dansebagainya (Herstand, 2020).
Kenapa Musisi perlu berpikir seperti Entrepreneur
1. Untuk bisa mempunyai kehidupan yang berkelanjutan di ekonomi kreatif.
Ketika musisi bisa memberikan manfaat atau karya yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan audiens, maka musisi bisa mempunyai potensi untuk menghasilkan nilai
ekonomi dari karyanya. Hal ini akan bisa menunjang pembiayaan proses berkarya
selanjutnya dan bahkan kebutuhan hidup musisi. Posisi kewirausahaan disini adalah
untuk membantu mendeteksi peluang dan kebutuhan audiens, serta strategi
memonetisasi karya tersebut.
2. Sebagai seorang musisi, tidak terdapat banyak kesempatan untuk bekerja
pada orang lain. Ketika musisi bekerja untuk orang lain, musisi sangat tergantung
pada orang yang mempekerjakan, misalnya tentang apa yang harus dikerjakan dan
juga tarif bayaran yang bisa didapatkan (Wiebe, 2020). Selain itu, tidak banyak
lowongan untuk musisi dengan posisi sebagai pekerja tetap, kecuali untuk pengajar
atau produser musik di sebuah agensi iklan. Oleh karena itu penting bagi musisi untuk
mempelajari kewirausahaan, untuk membantu pengembangan karir musisi sebagai
seorang solopreneur atau freelancer (pekerja lepas)
3. Sebagai seorang entrepreneur, musisi bisa mempunyai kontrol penuh atas
aktivitas, kreativitas, produk, tarif, strategi pemasaran, branding, strategi, tim dan
segala aspek pada karir dan bisnis. Beda halnya ketika musisi bekerja pada orang lain
atau pada sebuah perusahaan. Musisi perlu mengikuti keinginan dari orang yang
mempekerjakan mereka. Dengan menerapkan kewirausahaan dalam karir
bermusiknya, seorang musisi bisa mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap
kreativitas dan dampak yang ingin diberikan untuk orang lain.

D. Rangkuman
Bagian ini berisi ringkasan pokok-pokok materi.

E. Pertanyaan/Diskusi
Bagian ini berisi pertanyaan sebagai bahan diskusi atau latihan untuk memperkaya
pemahaman mahasiswa
BAB II
MENUMBUHKAN JIWA DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
A. Deskripsi singkat
Bagian ini berisi ulasan singkat mengenai pokok-pokok materi yang dibahas.
B. Capaian pembelajaran matakuliah
Bagian ini berisi hasil yang akan didapatkan oleh mahasiswa peserta matakuliah
setelah mempelajari materi ini, bisa dalam aspek kognitif, afektif atau
psikomotorik
C. Isi Materi perkuliahan
Seorang wirausaha yang inovatif dikenal mempunyai kemampuan
menggabungkan imajinasi dan pikiran kreatif secara sistematis dan logis. Kombinasi
tersebut menjadi bekal penting bagi keberhasilan didalam berwirausaha. Menurut Kuratko
(1995) ada 4 (empat) jenis proses penerapan kemampuan inovatif yaitu penemuan
(invensi), pengembangan (ekstensi) penggandaan (duplikasi) dan sintesis. Penemuan
(invensi) adalah produk, jasa atau proses yang benar-benar baru, sedangkan
pengembangan (ekstensi) adalah pemanfaatan baru atau penerapan lain pada produk, jasa
atau proses yang ada. Adapun penggandaan (duplikasi) adalah replikasi kreatif atas
konsep yang telah ada, sedangkan sintesis adalah kombinasi atas konsep dan faktor-faktor
yang telah ada dalam penggunaan atau formulasi baru. Dengan demikian, perbedaan
kreativitas
dan inovasi adalah kreativitas merupakan kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang
baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu
yang baru dan berbeda.
Melalui pengertian tersebut terdapat 4 (empat) hal yang dimiliki oleh seseorang
wirausaha, yakni: 1. Proses berkreasi, yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan
menambah nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausaha semata tapi
juga oleh orang lain yang menggunakan kreasi tersebut. 2. Komitmen yang tinggi
terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian
yang diberikan dalam usaha maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam
kewirausahaan. 3. Memperkirakan risiko yang mungkin timbul. Dalam hal risiko yang
mungkin terjadi yang berkisar pada risiko keuangan, fisik dan risiko sosial. 4.
Memperoleh reward. Dalam hal ini, reward yang terpenting adalah kebebasan yang diikuti
dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai
suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.
Jiwa dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha, yaitu :
1. Percaya diri (self confidence), merupakan paduan sikap dan keyakinan
seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan yang bersifat internal, sangat
relatif, dan dinamis yang ditentukan dari kemampuan untuk memulai, melaksanakan
dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan mempengaruhi gagasan, inisiatif,
kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, dan yang lainnya.
2. Disiplin dalam berwirausaha. Seorang wirausaha harus memiliki sikap
disiplin yang tinggi, yaitu ketepatan komitennya terhadap usahanya tersebut.
Ketepatan yang dimaksud antara lain ketepatan waktu, kualitas pekerjaan, dan sistem
kerja. Ketepatan terhadap waktu dapat dibina dengan
cara berusaha mengerjakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat
sering menunda pekerjaan adalah sikap yang dapat menghambat seseorang wirausahawan
meraih keberhasilan.
3. Komitmen tinggi, merupakan suatu kesepakatan mengenai sesuatu hal yang
dibuat oleh dirinya maupun orang lain. Dalam menjalankan suatu usaha, wirausahwan
harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan berorientasi pada kemajuan.
Komitmen terhadap diri sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan, dan
target-target yang direncanakan dihidupnya. Sedangkan komitmen dengan orang lain
terutama untuk konsumen diantaranya pelayanan prima yang berorientasi kepada
kepuasan konsumen, dan kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang
ditawarkan.
4. Kujujuran, menjadi landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh
wirausaha. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai
karakteristik produk dan jasa yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang
dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan yang dijanjikan dan kejujuran mengenai
segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan.
5. Berorientasi dengan tugas dan hasil. Seseorang yang mengutamakan tugas
dan hasil adalah orang-orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja keras. Peluang hanya bisa didapat dengan
inisiatif. Inisiatif dapat ditumbuhkan dengan cara penelitian dan pengalaman bertahun-
tahun den pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis,
tanggap, dan berprestasi.
6. Keberanian mengambil resiko. Wirausaha adalah orang-orang yang
menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan
atan kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Pilihan terhadap resiko
bergantung pada kesediaan untuk rugi dan kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.
Selanjutnya kemampuan mengambil resiko tergantung dari keyakinan pada diri sendiri,
kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan
untuk memperoleh keuntungan, serta kkemampuan untuk menilai resiko secara realis.
7. Memiliki jiwa kepemimpinan, yaitu berani tampil berbeda dan berani
mengambil resiko dengan penuh perhitungan. Kepemimpinan (leadership) merupakan
faktor utama menjadi wirausahawan sukses. Berani tampil ke depan menghadapi
sesuatu yang baru walaupun penuh resiko. Keberanian ini tentunya dilandasi
perhitungan yang rasional. Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan selalu
melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam
berwirausaha. Sifat-sifat tidak percaya diri, minder, malu yang berlebihan, takut salah
dan merasa rendah diri adalah sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan dibuang jauh-
jauh apabila ingin meraih sukses dalam berwirausaha. Serta mempunyai ide-ide
kreatif dan inovatif yang dapat menjadi pelopor dalam memproduksi barang maupun
pemasaran.
8. Keorsinilan, berupa kreativitas dan inovatif. Wirausaha yang inovatif adalah
wirausaha yang memiliki ciri-ciri yaitu tidak pernah puas dengan apapun yang
dilakukan walaupun itu sudah cukup baik, selalu menuangkan imajinasi dalam segala
sesuatu yang dikerjakannya, dan selalu ingin tampil beda dan memanfaatkan
perbedaan itu.
Menurut Everett E. Hagen ciri-ciri innovational personality terdiri dari terbuka
terhadap pengalaman, kemampuan bekerja dengan penuh imajinasi, memiliki keyakinan
atas penilaian dirinya dan teguh pendirian, selalu memiliki kepuasan dalam menghadapi
dan memecahkan persoalan,
memiliki tugas dan rasa tanggung jawab untuk berprestasi, serta memiliki kecerdasan dan
energik. Mungkin kita beranggapan bahwa orang yang keluarganya kaya akan melahirkan
anak yang hidup kaya karena mereka terbiasa kaya. Sama juga halnya dengan yang
mempunyai ayah dan ibu seorang pengusaha tentunya banyak yang berpikir bahwa
mereka juga dulunya adalah keturunan pengusaha. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak
pengusaha yang juga terlahir dari keturunan pengusaha. Tetapi belum tentu diturunkan
secara genetis. Mungkin hal ini terjadi karena pengaruh lingkungan yang cukup kuat yang
membuat seseorang menjadi seorang pengusaha.
Menjadi pengusaha merupakan kebebasan individu. Jangan karena tidak
mempunyai keturunan pengusaha, orang tidak bisa menjadi wirausaha. Langkah awal
menjadi wirausaha adalah dengan menumbuhkan jiwa kewirausahaan di diri kita. Banyak
cara yang dapat dilakukan misalnya melalui pendidikan formal yaitu melalui sekolah atau
perguruan tinggi yang menyajikan program atau mata kuliah kewirausahaan, melalui
seminar-seminar kewirausahaan yang mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan,
melalui pelatihan dan secara otodidak.
Wirausaha yang sukses pada umumnya yang memiliki kompetensi yaitu seseorang
yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu, yang meliputi sikap,
motivasi, nilai serta tingkah laku untuk melaksanakan pekerjaan/ kegiatan. Keterampilan
yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah managerial skill, conceptual skill,
human skill, decision making skill, dan time managerial skill. Managerial skill
(keterampilan manajerial) merupakan kemampuan menjalankan fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan
agar usaha yang dijalankan dapat mencapai tujuan. Secara garis besar ada dua cara untuk
menumbuhkan kemampuan manajerial, yaitu melalui jalur formal dan informal.
Conceptual skill merupakan kemampuan untuk merumuskan tujuan, kebijakan dan
strategi usaha merupakan landasan utama menuju wirausaha sukses. Human skill
merupakan keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi. Supel, mudah
bergaul, simpati dan empati kepada orang lain adalah modal keterampilan yang sangat
mendukung wirausaha menuju keberhasilan usaha.
Decision making skill merupakan keterampilan merumuskan masalah dan
mengambil keputusan. Wirausaha dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan
merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan berbagai alternatif pemecahannya. Time
managerial skill merupakan keterampilan mengatur dan menggunakan waktu. Pakar-pakar
psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau sumber stress adalah
ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu dan pekerjaan. Seorang wirausaha
harus terus belajar mengelola waktu. Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar
pelaksanaan pekerjaan dan rencana- rencana yang telah digariskan.
Pada dasarnya seorang musisi adalah seorang entrepreneur. Kemajuan karir musisi
tergantung inisiatif, keaktifan diri sendiri, cara membina relasi dengan orang, mengatur
waktu, strategi pemasaran, dan pemilihan karya yang ingin diciptakan. Ketika seseorang
sudah memutuskan untuk menjadi musisi, maka ia perlu untuk memikirkan secara serius
tentang keberlanjutan karirnya di bidang ini. Sehingga penting untuk mendalami apa saja
peluang, tantangan, dan seluk beluk industri musik.
D. Rangkuman
Bagian ini berisi ringkasan pokok-pokok materi.

E. Pertanyaan/Diskusi
Bagian ini berisi pertanyaan sebagai bahan diskusi atau latihan untuk memperkaya
pemahaman mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai