Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DEFINISI DAN TUJUAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah: Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Masturin, M.Ag.

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Afiifah Paramitha Azzahra (2210110010)
2. Qothrun Nada Illiyuuna (2210110020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Definisi dan
Tujuan Manajemen Pendidikan” dengan tepat waktu. Sholawat dan salam semoga
dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW,
semoga kita mendapat syafaatnya di yaumul qiyamah nanti. Aamiin.
Makalah berjudul “Definisi dan Tujuan Manajemen Pendidikan” disusun
guna memenuhi salah satu tugas Dr. Masturin, M.Ag. pada mata kuliah
Manajemen Pendidikan di IAIN Kudus. Selain itu penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah pengetahuaun dan wawasan bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Namun, terlepas dari kekurangan yang ada, kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Besar harapan penulis, makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun orang
lain.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Kudus, 05 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Pengertian Manajemen Pendidikan ........................................................ 3
B. Konsep Manajemen Pendidikan ............................................................. 5
C. Tujuan Manajemen Pendidikan .............................................................. 7
D. Efektivitas, Efisiensi, dan Produktivitas Pendidikan ............................. 9

BAB III SIMPULAN ........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat
dibutuhkan oleh suatu institusi dan sistem pendidikan. Sebelumnya,
manajemen pendidikan dikenal dengan administrasi pendidikan. Namun,
seiring dengan perkembangan zaman dan pola pola pendidikan, maka
manajemen juga diterapkan pada dunia pendidikan.
Adanya manajemen dalam pendidikan pasti mempunyai tujuan yang
jelas dalam penerapannya. Sehingga, sebagai sebuah ilmu terapan,
manajemen pendidikan tidak terlepas dari fondasi keilmuan manajemen
baik dalam hal teori dan praktik untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan. Manajemen pendidikan membutuhkan sumber daya
manusia yang baik untuk pengelolaan pendidikan. Mirisnya, masih banyak
dijumpai penyelenggara pendidikan yang beranggapan bahwa hal itu tidak
penting. Padahal, tanpa adanya manajemen pendidikan yang baik, dipastikan
pendidikan tidak akan berproses maksimal, maka hasilnya pun tidak
maksimal.
Manajemen Pendidikan sebagai suatu Proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber
daya yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute
dan information untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang
pendidikan.
Agar dapat menerapkan manajemen pendidikan yang baik, maka
diperlukan pemahaman tentang manajemen pendidikan yang akan dibahas
pada makalah ini, yaitu bagaimana definisi, nilai nilai dasar, dan tujuan dari
manajemen pendidikan, serta bagaimana efektivitas, efisiensi, dan
produkutivitas dalam dunia pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud manajemen pendidikan?
2. Bagaimana konsep manajemen pendidikan?
3. Apa tujuan manajemen pendidikan?
4. Bagaimana efektivitas, efisiensi, dan produktivitas pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari manajemen Pendidikan.
2. Untuk mengetahui konsep manajemen pendidikan.
3. Untuk mengetahui tujuan dari manajemen pendidikan.
4. Untuk mengetahui efektivitas, efisiensi, dan produktivitas pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pendidikan


Manajemen dalam bahasa Inggris artinya to manage, yaitu mengatur
atau mengelola.1 Dalam arti khusus bermakna memimpin dan kepemimpinan,
yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengelola lembaga atau organisasi.
Sedangkan orang yang memimpin organisasi disebut manajer.2
Pembahasan manajemen berkaitan dengan proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang di dalamnya
terdapat upaya dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama. Secara keseluruhan, proses pengelolaan merupakan
fungsi-fungsi manajemen.
Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber
lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
pengertian ini, ada dua sistem yang terdapat dalam manajemen, yaitu sistem
organisasi dan sistem manajerial organisasi. Sistem organisasi berhubungan
dengan model atau pola keorganisasian yang dianut, sedangkan sistem
manajerial berkaitan dengan pola-pola pengorganisasian, kepemimpinan, dan
kerja sama yang diterapkan oleh para anggota organisasi.
Seluruh aktivitas manajerial selalu terkait dengan makna dan
manajemen dalam organisasi karena dalam proses manajerials terdapat
organisasi yang memerlukan pengelolaan. Kata organ, berarti tubuh yang
tersusun secara sistematis yang terdiri atas beberapa komponen yang saling
berhubungan (relationship) dan memiliki fungsi secara timbal balik. Kinerja
organisasi bagaikan tubuh manusia yang satu sama lain saling membutuhkan
dan saling menunjang satu sama lain.

1
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, Masalah. (Jakarta : Gunung
Agung, 1996), 1.
2
A.M. Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen (Jakarta : PT
Prenhallindo, 2001), 6.

3
Banyak ahli memberikan pengertian tentang manajemen Sebagaimana
dikemukakan oleh beberapa penulis buku manajemen, diantaranya:
1. Malayu S.P. Hasibuan dalam Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah,
ia mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur
proses pemanfaatan tenaga dan profesionalitas orang lain. Setiap
pelaksanaan program kerja melibatkan banyak orang dengan tugas dan
fungsi yang berbeda, namun saling berhubungan dalam mencapai tujuan.
2. Stephen J. Kneziech mengatakan bahwa manajemen pendidikan adalah
sekumpulan fungsi-fungsi organisasi yang memiliki tujuan utama untuk
dapat menjamin efisiensi dan efektivitas pelayanan pendidikan,
sebagaimana pelaksanaan kebijakan melalui sebuah perencanaan,
pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi
sumber daya, stimulasi dan koordinasi personil dan iklim organisasi yang
kondusif, serta menentukan perubahan esensial fasilitas untuk dapat
memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat di masa depan.3
3. Mary Parker Follet mengatakan bahwa manajemen adalah suatu seni.
Karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan
keterampilan khusus, terutama keterampilan mengarahkan, memengaruhi,
dan membina para pekerja agar melaksanakan keinginan pemimpin demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari pengertian diatas, dapat disimpuuulkanu bahwa Manajemen
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan
menggunakan fungsi-fungi manajemen agar tercapainya tujuan secara efektif
dan efisien.4

3
Hikmat, Manajemen Pendidikan (Bandung : Pustaka Setia, 2009), 13.
4
Suhelayanti, dkk., Manajemen Pendidikan (Medan : Yayasan Kita Menulis, 2020), 5.

4
B. Konsep Manajemen Pendidikan
Menurut Basyit Strategi dasar untuk meningkatkan mutu secara
berkesinambungan yaitu melalui peningkatan seluruh objek garapan dalam
manajemen, mulai dari peningkatan tenaga kependidikan, peserta didik,
kurikulum, proses pembelajaran,sarana prasarana pendidikan, keuangan dan
termasuk hubungannya dengan masyarakat.5
Oleh karena, manusia merupakan 'aktor' utama sebagai satu proses
yang gradual dalam meraih tujuan. Tujuan itu sendiri adalah hasil akhir, titik
akhir atau segala hal yang ingin dicapai. Pada konteks ini jelas bahwa
manajemen diperlukan oleh manusia tidak hanya untuk memenuhi tujuan
secara individual, namun juga, dibutuhkan meraih tujuan yang bersifat
organisasional. Yang menjadi persoalan kemudian adalah bagaimana cara
manusia dalam meraih tujuaanya. Selanjutnya, kaitannya dengan hal tersebut,
beberapa pakar manajemen memasukkan prinsip efisiensi dan efektifitas
dalam rangka pencapaian tujuan. Oleh karena itu diperlukan adanya konsep
manajemen sebagai berikut :
1. Fleksibel
Fleksibel yang dimaksud adalah tidak kaku (lentur). Menurut
pendapat Imam Suprayogo bahwa berdasarkan hasil pengamatan beliau
walaupun sifatnya masih terbatas, menunjukkan bahwa sekolah atau
madrasah meraih prestasi unggul justru karena fleksibelitas pengelolanya
dalam menjalankan tugas-tugasnya.6
Selanjutnya Imam Suprayogo memberikan penjelasan jika
diperlukan pengelola berani mengambil kebijakan atau me- mutuskan hal-
hal yang berbeda dengan tuntutan/petunjuk formal dari atas, oleh karena
itu untuk menghidupkan kreativitas para pengelola lembaga pendidikan
maka perlu dikembangkan evaluasi yang tidak semata-mata berorientasi
pada proses melainkan dapat dipahami pada produk dan hasil yang akan

5
A Basyit, “Implementasi Manajemen Mutu Pendidikan Islam,” Jurnal Kordinat 17, no.
1 (2018): 187-210, diakses pada 5 Maret, 2023, https://dx.doi.org/10.15408/kordinat.v17i1.8102.
6
Imam Suprayogo, Revormulasi Visi Pendidikan Islam, (Malang: STAIN Press, 1994),
74.

5
dicapai, jika pandang-an ini dipahami, maka manajemen dalam hal ini
kinerja manajer atau pemimpin pendidikan tidak hanya diukur dengan
menggunakan telah terlaksana progam yang ada, tetapi lebih dari itu
adalah sejauh mana pelaksanaan itu melahirkan produkproduk yang
diinginkan oleh berbagai pihak.
2. Efektif dan Efisien
Menurut Wayan Sidarta, pekerjaan yang efektif ialah pekerjaan
yang memberikan hasil seperti rencana semula, sedangkan pekerjaan yang
efisien adalah pekerjaan yang megeluarkan biaya sesuai dengan rencana
semula atau lebih rendah, yang dimaksud dengan biaya adalah uang,
waktu, tenaga, orang, material, media dan sarana, Kedua kata efektif dan
efisien selalu dipakai bergandengan dalam manajemen karena manajemen
yang efektif saja sangat mungkin terjadinya pemborosan, sedangkan
manajemen yang efisien saja bisa berakibat tidak tercapainya tujuan atau
rencana yang telah ditetapkan.7
3. Terbuka
Sikap terbuka disini bukan saja terbuka dalam memberikan
informasi yang benar tetapi juga mau memberi dan menerima
saran/pendapat orang lain, terbuka kesempatan kepada semua pihak,
terutama staf untuk mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya
baik dalam jabatan maupun bidang lainnya. Al- Qur'an telah memberikan
landasan kepada kaum muslin untuk berlaku jujur dan adil yang mana
menurut kami hal ini merupakan kunci keterbukaan, karena tidak dapat
dilakukan keterbukaan apabila kedua unsure ini tidak terpadu. Menurut
Jeane H. Ballantine dalam bukunya "sociology of educational" sebagai
berikut: Principals have power to influence school evectiveness through
their leadership and interaction. In the successful school, principals met
teachers regularly ask for suggestions and give teacher information
concerning electifness,principals rarely act alone8
7
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1999), 5.
8
Jeanne H. Ballantine, Sociology of Educational, (Englewood Cliffs, N.J. : Prentice-Hall,
1989), 183.

6
Pemimpin mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi ke-
efektifan sekolah melalui kepemimpinan dan interaksi mereka. Serta
sekolah yang berhasil disamping mengadakan pertemuan secara rutin, juga
peminpin menerima dan meminta masukan dari staf/karyawan dan jarang
melakukan pekerjaannya sendiri.
4. Kooperatif dan Partisipasif
Dalam rangka melaksanakan tugasnya manajer pendidikan Islam
harus cooperative dan partisipasif. Hal ini disebabkan. Ada beberapa hal
yang menyebabkan mengapa manajemen pen- didikan Islam harus bersifat
cooperative dan partisipasif hal ini disebabkan karena dalam kehidupan ini
kita tidak bisa mele- paskan diri dari beberapa limitasi (keterbatasan) yang
menurut Chester I Bernard limitasi tersebut meliputi:
a) Limitasi fsik (alam) misalnya untuk memenuhi kebutuhan makanan ia
harus menanam dan ini sering dilakukan orang lain atau bersama orang
lain.
b) Limitasi Psikologi (ilmu jiwa). Manusia akan menghargai dan
menghormatinya.
c) Limitasi sosiologi. Manusia tidak akan dapat hidup tanpa orang lain.
d) Limitasi biologis. Manusia secara biologis termasuk makhluk termasuk
makhluk yang lemah sehingga untuk memperkuat dan
mempertahankan dirinya manusia harus bekerjasama, saling memberi
dan menerima bersatu dan mengadakan ikatan dengan manusia.9
C. Tujuan Manajemen Pendidikan
Manajemen sebagai seni dan ilmu, keduanya dipadukan dalam rangka
mengarahkan dan memengaruhi orang lain untuk melaksanakan rencana
pemimpin dan mencapai tujuan sesuai keinginan pemimpin organisasi, baik
dualam arti yang luas maupun yang sempit. Tujuan Manajemen Pendidikan
ialah:

9
Malayu Sibuan, Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah (Jakarta : CV Haji Mas
Gus, 1989), 41.

7
1. Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran aktif, ino- vatif,
kreatif, efektif, menyenangkan, bermakna, dan berbobot.
2. Menciptakan peserta didik yang aktif dan kreatif dalam mengembangkan
seluruh potensi dirinya.
3. Menunjang tercapainya tujuan pendidikan secara efektif, efisien,
transparansif, dan akuntabel.
4. Membekali tenaga kependidikan dengan berbagai ilmu dan keterampilan
proses pembelajaran dan administrasi pendidikan.
5. Mengentaskan berbagai permasalahan mutu yang terus melanda dunia
penduidikan Indonesia pada beberapa tahun terakhir.10
Selain itu, tujuan manajemen pendidikan adalah menyediakan dasar
konseptual dengan mendefinisikan manajemen dengan
mengimplementasikannya dalam kegiatan pendidikan. Penyediaan dasar
konseptual ini untuk membentuk pemahaman dan memiliki keterampilan
dalam bidang administrasi pendidikan. Pemahaman dan keterampilan ini
perlu dimiliki untuk menunjang efektifitas dan efisiensi tugasnya sebagai
pengambil kebijakan pendidikan, guru atau pimpinan sekolah, dengan
memahami kebutuhan-kebutuhan sekolah yang harus disediakan oleh
pemerintah, penyelenggaraan program sekolah, dan bagaimana sekolah itu
dikelola sampai pada batas kualitas yang ditentukan.
Melalui ilmu manajemen yang ditetapkan dalam kegiatan pendidikan
menggambarkan variabel pemerintah sebagai pengambil kebijakan, sekolah
sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar, profesi kependidikan dan guru
sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap mutu layanan belajar telah
menjadi jaminan bahwa pendidikan dalam suatu Negara telah dilaksanakan
dengan baik sesuai keinginan masyarakat. Sehingga dapat diketahui siapa saja
sebenarnya pihak- pihak yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
pendidikan. Kemudian dapat diketahui peran dan kedudukan legislatif
maupun eksekutif pada tingkat pemerintah pusat, provinsi, dan

10
Basilius R. Werang, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Yogyakarta : Media Akademi,
2015), 28.

8
kabupaten/kota serta peran dan kedudukan satuan pendidikan pada semua
jenjang dan jenis yang menggambarkan tingkat dan jenis keilmuan.
Mengetahui bahwa guru merupakan komponen yang sangat penting,
sehingga dapat memberikan sumbangan secara maksimal untuk mencapai
tujuan sekolah. Sumbangan dapat diberikan bila guru dan kepala sekolah
memahami kewajiban dan hak-haknya dalam melaksanakan tugas di sekolah.
Pengambilan kebijakan pada pemerintah, legislative, kepala sekolah dan guru
tidak dapat terlepas dari kegiatan manajemen pendidikan. Mereka harus
mengetahui peranan yang diharapkan dalam penyelenggaraan sekolah.
Pemahaman demikian menjadi tujuan mempelajari manajemen pendidikan
yang pada akhirnya para guru, kepala sekolah, konselor, supervisor,
pemerhati pendidikan, orang tua siswa, dan para pejabat birokrasi
pemerintahan yang berkaitan dengan pendidikan memahami manajemen
pendidikan dan mampu serta terampil menerapkannya dalam
penyelenggaraan pendidikan.11
D. Efektivitas, Efisiensi, dan Produktivitas Pendidikan
1. Efektivitas Pendidikan
Efektifitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi.
Efektivitas institusi pendidikan terdiri atas dimensi manajemen dan
kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personal lainnya,
siswa, kurikulum, sarana prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah
dan masyarakat, pengelolaan bidang khusus lainnya, yang hasil nyatanya
merujuk pada hasil yang diharapkan, bahkan menunjukkan
kedekatan/kemiripan antara hasil nyata dan yang diharapkan.12
Efektivitas adalah kemampuan menghasilkan hasil yang diinginkan
atau kemampuan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. Ketika
sesuatu dianggap efektif, itu berarti ia memiliki hasil yang diharapkan atau
menghasilkan kesan yang mendalam dan jelas.

11
Kompri, Manajemen Pendidikan – Jilid 1 (Bandung : CV ALFABETA, 2015), 95.
12
H. Sanusi Uwes dan H.A. Rusdiana, Sistem Pemikiran Manajemen Pendidikan
Alternatif Memecahkan Masalah Pendidikan (Bandung : CV Pustaka Setia, 2017), 228.

9
Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila memenuhi
persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu:
a. Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM.
b. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.
c. Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa
(orientasi keberhasilan belajar) diutamakan.
d. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif
2. Efisiensi Pendidikan
Efisiensi yaitu aspek yang sangat penting dalam manajemen
sekolah karena sekolah umumnya dihadapkan pada masalah kelangkaan
sumber dana, dan secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan
manajemen. Kalau efektivitas membandingkan antara rencana dengan
tujuan yang dicapai, efisiensi lebih ditekankan pada perbandingan antara
input atau sumber daya dengan output. Suatu kegiatan dikatakan efisien
jika tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan atau
pemakaian sumber daya yang minimal.13
Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila tujuan dapat dicapai
secara optimal dengan penggunaan sumber daya yang minimal. Efisien
pendidikan merupakan cara mencapai tujuan pendidikan dengan
memerhatikan tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga, dan sarana.14
Sehingga dapat disimpukan bahwa Efisien merupakan pencapaian suatu
tujuan dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin.

3. Produktivitas
Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan
keseluruhan proses penataan dan penggunaan sumber daya untuk

13
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009),
88-89.
14
H. Sanusi Uwes dan H.A. Rusdiana, Sistem Pemikiran Manajemen Pendidikan
Alternatif Memecahkan Masalah Pendidikan, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2017), 229.

10
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.15 Produktivitas
merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output)
dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas dapat
dinyatakan secara kuantitas ataupun kualitas. Kuantitas output berupa
jumlah lulusan dan kuantitas input berupa jumlah tenaga kerja dan sumber
daya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dan sebagainya).
Produktivitas dalam ukuran kualitas tidak dapat diukur dengan uang.
Produktivitas ini digambarkan dari ketetapan menggunakan metode
atau cara kerja dan cara serta alat yang tersedia sehingga volume dan
beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia dan
mendapat respons positif, bahkan pujian dari orang lain atas hasil kerjanya.
Kajian terhadap produktivitas secara lebih komprehensif adalah hasil yang
banyak dan bermutu dari tiap-tiap fungsi atau peranan penyelenggaraan
pendidikan. 16
Konsep produktivitas erat hubungannya dengan efisiensi dan
efektivitas. Efektivitas dan efisiensi yang tinggi akan menghasilkan
produktivitas yang tinggi. Dan jika efektivitas dan efisiensi rendah, maka
diasumsikan telah terjadi kesalahan managemen. Jika efektivitas tinggi
tetapi efisiensi rendah dimungkinkan terjadi pemborosan (biaya tinggi),
sementara bila efisiensi tinggi namun ektivitas rendah, berati tidak tercapai
sasaran atau terjadinya penyimpangan dari target.
Thomas mengemukakan bahwa produktivitas pendidikan dapat
ditinjau dari tiga dimensi sebagai berikut:
a. Meninjau produktivitas sekolah dari segi keluaran administratif, yaitu
seberapa besar dan seberapa baik layanan yang dapat diberikan dalam
suatu proses pendidikan, baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pihak
lain yang berkepentingan.

15
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009),
93.
16
H. Sanusi Uwes dan H.A. Rusdiana, Sistem Pemikiran Manajemen Pendidikan
Alternatif Memecahkan Masalah Pendidikan (Bandung : CV Pustaka Setia, 2017), 228.

11
b. Meninjau produktivitas dari segi keluaran perubahan perilaku, dengan
melihat nilai-nilai yang diperoleh peserta didik sebagai suatu gambaran
dari prestasi akademik yang telah dicapainya dalam periode belajar
tertentu di sekolah.
c. Melihat produktivitas sekolah dari keluaran ekonomis yang berkaitan
dengan pembiayaan layanan pendidikan di sekolah. Hal ini mencakup
“harga” layanan yang diberikan (pengorbanan atau cost) dan
“perolehan” (earning) yang ditimbulkan oleh layanan itu atau disebut
peningkatan nilai balik”.17

17
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009),
93.

12
BAB III
SIMPULAN

1. Manajemen pendidikan adalah sekumpulan fungsi-fungsi organisasi yang


memiliki tujuan utama untuk dapat menjamin efisiensi dan efektivitas
pelayanan pendidikan, sebagaimana pelaksanaan kebijakan melalui sebuah
perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan
alokasi sumber daya, stimulasi dan koordinasi personil dan iklim organisasi
yang kondusif, serta menentukan perubahan esensial fasilitas untuk dapat
memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat di masa depan.
2. Konsep manajemen pendidikan yaitu:
a. Fleksibel
b. Efektif dan Efisien
c. Terbuka
d. Kooperatif dan Partisipasif
3. Tujuan Manajemen Pendidikan ialah:
a. Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, menyenangkan, bermakna, dan berbobot.
b. Menciptakan peserta didik yang aktif dan kreatif dalam mengembangkan
seluruh potensi dirinya.
c. Menunjang tercapainya tujuan pendidikan secara efektif, efisien,
transparansif, dan akuntabel.
d. Membekali tenaga kependidikan dengan berbagai ilmu dan keterampilan
proses pembelajaran dan administrasi pendidikan.
e. Mengentaskan berbagai permasalahan mutu yang terus melanda dunia
penduidikan Indonesia pada beberapa tahun terakhir.
4. Efektivitas, efisiensi, dan produktivitas pendidikan.
a. Efektivitas Pendidikan
Efektivitas institusi pendidikan terdiri atas dimensi manajemen dan
kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personal lainnya,
siswa, kurikulum, sarana prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah

13
dan masyarakat, pengelolaan bidang khusus lainnya, yang hasil nyatanya
merujuk pada hasil yang diharapkan, bahkan menunjukkan
kedekatan/kemiripan antara hasil nyata dan yang diharapkan.
b. Efisiensi Pendidikan
Efisien pendidikan merupakan cara mencapai tujuan pendidikan
dengan memerhatikan tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga, dan sarana.
c. Produktivitas
Merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh
(output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input)

14
DAFTAR PUSTAKA

Ballantine, Jeanne H. Sociology of Educational, Englewood Cliffs, N.J. : Prentice-


Hall, 1989.

Basyit, A. “Implementasi Manajemen Mutu Pendidikan Islam.” Jurnal Kordinat


17, no. 1 (2018) – 5 Maret, 2023 -
https://dx.doi.org/10.15408/kordinat.v17i1.8102.

Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Dasar, Pengertian, Masalah. Jakarta : Gunung


Agung, 1996.

Hikmat. Manajemen Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia, 2009.

Kadarman, A.M. dan Yusuf Udaya. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta : PT


Prenhallindo, 2001.

Kompri. Manajemen Pendidikan – Jilid 1. Bandung : CV ALFABETA, 2015.

Muhaimin. Manajemen Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup,


2009.

Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,


2009.

Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Bina Aksara, 1999.

Sibuan, Malayu. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta : CV Haji


Mas Gus, 1989.

Suhelayanti, M. Ridwan Aziz, Dian Cita Sari, Meilani Safitri, Syifa Saputra,
Sukamman Purba, Erika Revida, Ramen A Purba, Lusy Tunik
Muharlisiani, Janner Simarmata. Manajemen Pendidikan. Medan :
Yayasan Kita Menulis, 2020.

Suprayogo, Imam. Revormulasi Visi Pendidikan Islam. Malang: STAIN Press,


1994.

Uwes, Sanusi, dan H.A. Rusdiana. Sistem Pemikiran Manajemen Pendidikan


Alternatif Memecahkan Masalah Pendidika. Bandung : CV Pustaka Setia,
2017.

Werang, Basilius R. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Yogyakarta : Media


Akademi, 2015.

15

Anda mungkin juga menyukai