Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

DASAR-DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Dosen Pembimbing : Akbar, M.Pd.

Disusun Oleh

Maryam Abdul Malik 22.03.074


Aina Latifa Septi Mahdimi 22.03.069
Febriza Valentina 22.03.071
Helwatunnisa 22.03.059
Husnul Khatimah 22.03.089
Nur Husna 22.03.107
Triana Wulandari 22.03.057
Wulan Kusumawati 22.03.113

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN ISLAM MAGHFIRAH

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, puji syukur kehadirat


Allah SWT atas sega nikmat yang diberikan sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini berjudul “Konsep Dasar Manajemen
Pendidikan Islam”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Akbar, M.Pd selaku Dosen
pembimbing dari mata kuliah dasar-dasar manajemen pendidikan Islam yang telah
memberikan kami tugas untuk membuat makalah dengan judul yang tertera. Terima
kasih telah memberikan kami amanah untuk membawakan makalah dengan judul
tersebut. Karena izin Allah, dari tugas yang bapak berikan sehinggan
menambahkan wawasan kepada kami yang berkaitan dengan konsep dasar
manajemen pendidikan. Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada jejeran
ustadzah dan teman-teman yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam
penyelesaian makalah ini.

Penulisan makalah ini, kami sebagai penulis menyadari adanya kekurangan


dalam makalah ini. Adapun yang telah dilewati oleh penulis yaitu dari sulitnya
membagi waktu antara tugas dan kegiatan kampus, Kendala jaringan, dan
minimnya penggunaan laptop. Maka dari itu, dibutuhkannya kritik dan saran untuk
perbaikan dalam penulisan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Kami berharap
bahwa makalah ini bisa memberikan manfaat bagi yang melihat.

6 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
Latar Belakang ...................................................................................................................1
Rumusan Masalah ..............................................................................................................1
Tujuan Penulisan ............................................................... Error! Bookmark not defined.
Manfaat Penulisan ............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB II ...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN ................................................................................................................3
Pengertian Manajemen Pendidikan ....................................................................................3
Dasar-dasar Manajemen Pendidikan ..................................................................................4
Fungsi Manajemen Pendidikan ..........................................................................................6
Pendekatan Manajemen Pendidikan ...................................................................................7
Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan ............................................................................9
Pendidikan Sebagai Sistem .............................................................................................. 11
Tantangan Manajemen Pendidikan Islam ......................................................................... 16
BAB III ............................................................................................................................ 21
Kesimpulan ...................................................................................................................... 21
Saran ................................................................................................................................ 21
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada dasarnya kita sebagai manusia, tersusun dari berbagai organ
dan pada akhirnya terbentuklah menjadi manusia. Setiap organ memiliki
tugas yang berbeda-beda, ketika organ tersebut terpola dengan baik dan
teratur. Maka akan terciptalah hasil yang baik dan begitu juga sebaliknya.
Maka disinilah peran manajemen itu muncul.
Manajemen merupakan ilmu yang diperlukan olehn manusia
sebagai aturan dalam kehidupan baik secara kelompok maupun individu.
Manajemen adalah koletivitas orang yang melakukan aktivitas.
Manajemen adalah ilmu perencanaan dan pengembalian sumber daya
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Konsep dasar manajemen
pendidikan merujuk pada prinsip dan pendekatan yang digunakan dalam
mengelola sistempendidikan secara efektif. Maka diperlukan manajemen
yang baik dalam pendidikan guna menciptakan suatu pendidikan yang
diinginkan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan?
1.2.2 Apa saja dasar-dasar manajemen pendidikan?
1.2.3 Apa fungsi manajemen pendidikan?
1.2.4 Apa Pendekatan manajemen pendidikan?
1.2.5 Apa ruang lingkup manajemen pendidikan?
1.2.6 Apa maksud dari pendidikan sebagai sistem?
1.2.7 Apa tantangan manajemen pendidikan Islam?

1
1.3. Tujuan Penulisan
Untuk memahami lebih luas tentang manajemen pendidikan dan apa
saja yang ada di dalamnya.bukan hanya itu, penulisan ini bertujuan untuk
memberikan manfaat bagi para pembaca.

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan yaitu untuk meningkatkan pemahaman tentang
manajemen pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Pendidikan


Pengertian manajemen pendidikan dibagi menjadi 2, yaitu
manajemen dan pendidikan.
2.1.1 Manajemen
Pada umumnya, manajemen berarti suatu proses
perencanaan, atau pengawasan, pengorganisasian. Terry dan
Franklin (2003:4) menjelaskan makna manajemen juga yaitu sebuah
proses yang didalamnya terdapat pengaturan, penggerakan,
perencanaan, dan pengendalian yang bertujuan untuk mencapai
suatu hasil dengan menggunakan SDM dan Sumber Daya Lainnya.
2.1.2 Pendidikan
UU No.22 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menjelaskan
bahwa pendidikan merupakan upaya dalam menyadarkan dan
merencanakan yang bertujuan untuk mewujudkan kegiatan belajar
mengajar mendapatkan suasana sesungguhnya, dan siswa bisa
mengebangkan bakat mereka dari keterampilan, kepribadian,
kecerdasan, negara, bangsa, dan lain-lain. Tujuan pendidikan yaitu
menjadikan manusia sebagai makhluk yang terampil, dan pintar,
soleh, menjadi manusia yang iptak dan iptek. Dan taat terhadap
tuhan. Pendidikan itu juga bertujuan untuk menjadikan hidup
siswanya bahagia dan bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.
Bisa saya simpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah
suatu proses perencanaan yang berupaya untuk menyadarkan dan
merencanakan sesuatu yang baik dalam pendidikan, baik untuk
pengajar maupun yang diajar. Karena seperti yang kita ketahui,
pendidikan itu bukan hanya ada di sekolah, akan tetapi ada juga yang
dirumah seperti, homeschooling.

3
2.2 Dasar-dasar Manajemen Pendidikan
Secara garis besar konsep dasar manajemen pendidikan adalah
sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui perantara orang
lain.Dan konsep dasar manajemen pendidikan juga merujuk pada prinsip-
prinsip dan pendekatan yang digunakan dalam mengelola sistem pendidikan
secara efektif. Konsep dasar ini mencakup berbagai aspek yang terkait
dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan dalam konteks pendidikan.Berikut ini adalah beberapa konsep
dasar dalam manajemen pendidikan:
2.2.1 Perencanaan
Konsep dasar manajemen pendidikan dimulai dengan
perencanaan yang matang. Ini melibatkan penetapan tujuan,
pengembangan rencana strategis, penentuan kebijakan, dan
pengaturan alokasi sumber daya. Perencanaan yang baik membantu
dalam merumuskan arah pendidikan, mengidentifikasi sasaran, dan
mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
2.2.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian melibatkan pembagian tugas, wewenang,
dan tanggung jawab dalam institusi pendidikan. Ini mencakup
pembentukan struktur organisasi yang efisien, penempatan personel,
dan pengaturan alur kerja yang jelas. Pengorganisasian yang baik
memastikan bahwa sumber daya manusia dan fisik digunakan secara
optimal untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.2.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tahap implementasi rencana dan
kebijakan yang telah ditetapkan. Ini melibatkan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran, pengelolaan kegiatan administrasi,
pengembangan kurikulum, dan evaluasi kinerja. Pelaksanaan yang
efektif membutuhkan koordinasi yang baik antara berbagai pihak
terkait, pengawasan yang ketat, dan penerapan metode pengajaran
yang tepat.

4
2.2.4 Pengawasan
Pengawasan merupakan proses pemantauan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan kegiatan pendidikan. Ini melibatkan
pemantauan terhadap pencapaian tujuan, kualitas pengajaran,
efisiensi penggunaan sumber daya, dan evaluasi kinerja staf.
Pengawasan yang efektif membantu dalam mengidentifikasi
masalah, memberikan umpan balik, dan melakukan tindakan
perbaikan yang diperlukan.
2.2.5 Pengembangan Sumber Daya Manusia
Konsep dasar manajemen pendidikan juga mencakup
pengembangan sumber daya manusia, termasuk guru, staf
administrasi, dan kepala sekolah. Ini melibatkan peningkatan
kompetensi, pelatihan, pengembangan kepemimpinan, dan
pembinaan. Pengembangan sumber daya manusia yang baik
memastikan bahwa personel memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas mereka
dengan baik.
2.2.6 Keterlibatan Stakeholder
Konsep dasar manajemen pendidikan juga menekankan
pentingnya melibatkan stakeholder, seperti siswa, orang tua,
masyarakat, dan pemerintah dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan kegiatan pendidikan. Partisipasi dan keterlibatan
mereka membantu dalam menciptakan iklim pendidikan yang
inklusif, memperkuat hubungan antara sekolah dan masyarakat,
serta memastikan pemenuhan kebutuhan pendidikan yang sesuai.

5
2.3 Fungsi Manajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan merupakan suatu proses. Pengertian proses
mengacu kepada serangkai kegiatan yang dimulai dari penentuan sasaran
tujuan sampai akhirnya sasaran tercapainya tujuan. Fungsi, artinya kegiatan
atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan.
Fungsi manajemen Pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan
selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan
acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk
mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam Manajemen terdapat
fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya.
Menurut Wiliam H. menerima dengan mengklasifasikan fungsi
manajemen atas lima kegiatan dengan akronim POASCO, yakni:
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Assembling Resource (Pengumpulan Sumber)
d. Survesing (Pengendalian)
e. Controlling (Pengawasan)
Menurut Luther Gulick membaginya atas tujuh fungsi dengan akronim
POSDCORB, yakni:
a. Planning
b. Organizing
c. Staffing
d. Directing
e. Coordinating
f. Reporting
g. Budgeting

Dari klasifikasi fungsi-fungsi manajemen diatas, tampak bahwa


diantara para ahli ada kesamaan pandangan tentang fungsi manajemen.
Seluruh ahli sependapat bahwa fungsi pertama dari manajemen adalah
perencanaan.

6
2.4 Pendekatan Manajemen Pendidikan
Untuk dapat mempelajari manajemen pendidikan secara utuh perlu
memahami berbagai pendekatan dalam manajemen itu sendiri. Sebagai
bahan dalam mempelajari manajemen Pendidikan, berikut penjelasan
tentang pendekatan manajemen Pendidikan :
2.4.1 Manajemen adalah kerjasama orang-orang
Untuk mencapai tujuan dari Lembaga Pendidikan yang telah
dirumuskan membutuhkan berbagai keahlian dalam berbagai bidang
pendidikan, secara internal sebuah Lembaga Pendidikan yang ingin
berkualitas membutuhkan orang-orang yang memiliki keahlian
seperti kepala sekolah sebagai direktur, guru yang memiliki keahlian
manejemen kelas yang baik, tenaga bimbingan konseling, ketata
usahaan yang memiliki keterampilan dalam system manajemen
informasi dan administrasi, perpustakaan membutuhkan pustakawan
yang dapat mengelola perpustakaan secara efektif dan kreatifitas
untuk menghidupkan suasana agar banyak dikunjungi siswa, laboran
yang harus bisa mengelola penggunaan waktu, memelihara serta
memanfaatkan alat dengan berdayaguna
2.4.2 Manajemen adalah suatu proses
Seperti halnya sebuah pendidikan, manajemen adalah suatu
proses, pendekatan ini menekankan perilaku sebagaimana fungsi
manajemen itu sendiri yaitu proses planning, organizing, staffing,
directing, coordinating, reporting, dan budgeting

2.4.3 Manajemen sebagai sebuah system


Sebagai sebuah system maksudnya adalah suatu keseluruhan
yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berinteraksi dalam suatu
proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran. System disini
yaitu input-proses-ouput-outcome.

7
2.4.4 Manajemen sebagai pengelolaan
Jika kita melihat manajemen sebagai pengelolaan akan
terlihat adanya pengaturan atau pengelolaan sumberdaya yang
dimiliki dalam Lembaga Pendidikan atau sumberdaya yang harus
ada untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sumberdaya
tersebut harus dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin.
2.4.5 Kepemimpinan
Dari pendekatan kepemimpinan, manajemen dipengaruhi
oleh pemimpin. Pimpinan bisa kepala sekolah, guru, atau KTU
dimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi orang-orang untuk
mencapai tujuan. Disini seorang pemimpin harus mampu
berkomunikasi secara verbal dan nonverbal, mengambil keputusan
dan pelaksana keputusan.

8
2.5 Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
2.5.1 Menurut wilayah kerja
Ruang lingkup manajemen Pendidikan menurut wilayah
kerja meliputi manajemen seluruh negara, manajemen satu provinsi,
manajemen satu unit kerja dan manajemen dalam kelas.
2.5.2 Menurut objek Garapan
Ruang lingkupnya meliputi manajemen siswa, manajemen
ketenegapendidikan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen
tata laksana Pendidikan, manajemen Pendidikan dan manajemen
humas.
2.5.3 Menurut fungsi kegiatan
Ruang lingkupnnya meliputi merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkordinasikan, membahas,
mengawasi atau mengevaluasi.
Adapun ruang lingkup manajemen pendidikan menurut
fungsi atau urutan kegiatan atau biasa disebut sebagai manajemen
administrasi adalah sebagai berikut:
2.5.4 Perencanaan
Merupakan suatu proses yang meliputi Upaya yang
dijalankan guna mengantisipasi adanya kecenderungan di masa
mendatang dan penentuan sebuah strategi maupun taktik yang tepat
guna merealisasikan tujuan dan target organisasi.
2.5.5 Pengorganisasian
Merupakan suatu proses yang meliputi bagaimana suatu
taktik dan strategi yang telah dirumuskan pada saat tahap
perencanaan digambarkan pada sebuah struktur organisasi yang
Tangguh, sesuai, dan lingkungan yang kondusif serta bisa
memberikan kepastian bahwa pihak pihak yang ada di dalam
organisasi bisa bekerja secara efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2.5.6 Pelaksanaan

9
Di dalamnya terdapat motivasi, kepemimpinan,
pengambilan keputusan, komunikasi dan koordinasi.
2.5.7 Pengarahan
Pengarahan adalah tahap dimana program
diimplementasikan supaya bisa dilakukan oleh semua pihak dalam
sebuah organisasi dan juga proses memotivasi supaya pihak pihak
tersebut bisa melaksanakan tanggung jawab dengan kesadaran
penuh dan tingkat produktivitas yang sangat tinggi.
2.5.8 Pengawasan dan pengendalian
Pengendalian adalah proses yang dijalankan guna rangkaian
aktivitas aktivitas kegiatan yang sudah direncanakan,
diorganisasikan serta diimplementasikan dipastikan berjalan dengan
semestinya sesuai target yang telah diharapkan walaupun ada
beberapa perubahan yang terjadi di dalam lingkungan yang
dihadapi.

10
2.6 Pendidikan Sebagai Sistem
2.6.1 pengertian sistem
Sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang memiliki
arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan
secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Menurut Roger A
Kaufman, sistem adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagian
yang bekerja secara independen dan bekerja bersama untuk
mencapai hasil yang dikehendaki berdasarkan asas kebutuhan.
Kesimpulan, sistem: suatu rangkaian keseluruhan kebulatan
kesatuan dari komponen-komponen yang saling berinteraksi atau
interdependensi dalam mencapai tujuan.
2.6.2 Pengertian Pendidikan sebagai suatu sistem
Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan pendidikan
sendiri terdiri dari elemen-elemen atau unsur- unsur pendidikan
yang dalam kegiatannya saling terkait secara fungsional, sehingga
terjadinya satu kesatuan yang terpadu, saling berhubungan dan
diharapkan dapat mencapai tujuan. Keberadaan satu unsur
membutuhkan keberadaan unsur lain. Tanpa keberadaan salah satu
diantara unsur-unsur itu proses pendidikan menjadi terhalang,
sehingga mengalami kegagalan. Kegagalan itu akan berakibat pada
kegagalan tujuan pendidikan nasional (Mujamil Qomar, 2005).
Dalam suatu organisasi, peran sistem atau kerjanya system itu
menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan dari pendidikan,
karena apabila suatu system tidak berjalan dengan baik maka tujuan
yang akan dicapai akan merasa terhambat.
2.6.3 Komponen-komponen dalam Sistem Pendidikan
2.6.3.1 Dasar Pendidikan
Dasar pendidikan bisa diartikan sebagai sesuatu yang
menjadi titik tolak untuk memikirkan masalah-masalah
pendidikan atau titik tolak untuk melakukan kegiatan-
kegiatan pendidikan. Dalam pendidikan, yang menjadi dasar

11
pendidikan adalah dasar filosofis, dasar historis, dasar
psikologis, dasar sosiologis, dan dasar yuridis.
2.6.3.2 Tujuan Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar. Sehingga bisa
diketahui bahwa tujuan dari pendidikan adalah segala hal
yang dicita-citakan setiap kegiatan mendidik. Menurut
Langeveld dan FH. Phonnik, ada beberapa macam tujuan
pendidikan, yakni tujuan umum, khusus, tidak lengkap,
sementara, insidental dan intermediet.
Secara Hierarki tujuan pendidikan dibagi sebagai
berikut:
a. Tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan dari suatu
Pendidikan nasional yang telah kita ketahui memiliki
fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membangun watak seorang individu serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang sesuai dengan nilai
nilai yang sudah ada dalam masyarakat.
b. Tujuan Institusional, Tujuan pendidikan sesuai dengan
jenjang atau jenis pendidikan yang ditempuh
c. Tujuan Kurikuler, Tujuan yang berhubungan dengan
setiap bidang studi
d. Tujuan pengajaran khusus, Tujuan yang lingkupnya
lebih kecil dibandingkan tujuan pengajaran umum
e. Tujuan pengajaran umum Penjabaran dari tujuan
kurikuler
2.6.3.3 Isi Pendidikan atau materi pendidikan
Isi pendidikan merupakan bahan-bahan atau materi
pendidikan yang diberikan kepada peserta didik, dan materi

12
yang akan dipelajari harus relevan dengan kebutuhan peserta
didik, dengan begitu tujuan yang diharapkan bisa tercapai.
2.6.3.4 Metode Pendidikan
Metode atau cara bagaimana dalam mendidik,
supaya nantinya bisa memilih dan memakai metode yang
tepat sesuai dengan tujuan dan kondisi-kondisi pendukung.
Proses pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi
antara pendidik dengan peserta didik.
Dengan begitu metode pendidikan bisa didasarkan
pada pola hubungan kedua belah pihak. Ada beberapa
Metode pendidikan yang ada, diantaranya yaitu :
a. Metode Diktatorial
Metode dimana interaksi antara peserta didik dan
pendidik lebih didominasi oleh pendidik sehingga
interaksi yang terjadi bersifat satu arah saja.
b. Metode Liberal
Pendidikan Liberal adalah istilah yang digunakan
untuk pendekatan multi-disiplin untuk pendidikan.
Ini menekankan sistem pembelajaran pendidikan yang
memberikan pilihan dalam kursus yang bervariasi dan
memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi berbagai
disiplin ilmu dan menemukan apa yang paling
mendorong mereka.
c. Metode Demokratis
Pendidikan demokratis dengan nilai-nilai
demokrasi, yaitu pendidikan dengan proses
pembelajaran yang tidak membeda-bedakan peserta
didik berdasarkan perilaku prososial, status sosial, suku,
agama atau ras, dan tidak memisahkan peserta didik atas
dasar apapun.
d. Metode Sentimentil dan Persuasif

13
Persuasi pendidikan adalah metode persuasi yang
digunakan oleh para pendidik untuk membantu siswa
menjadi lebih terbuka dan lebih menerima terhadap
pelajaran yang diberikan.
2.6.3.5 Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah segala kondisi dan situasi,
tindakan dan perilaku, tingkah laku dan perbuatan maupun
semua hal yang diadakan dengan sengaja dan terencana yang
langsung dan tidak langsung. Alat pendidikan bisa dibagi
menjadi dua macam, yakni:
a. Alat pendidikan kebendaan. Fungsinya untuk
mewujudkan pendidikan yang efektif.
b. Alat pendidikan bukan kebendaan, misalnya perintah,
peringkat, teguran, teladan, nasehat, hadiah, pujian dan
hukuman.
2.6.3.6 Terdidik
Terdidik atau peserta didik merupakan individu yang
dijadikan sasaran kegiatan pendidikan supaya tujuan yang
diharapkan bisa tercapai dengan baik.
2.6.3.7 Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab
dalam proses pendidikan supaya mengarah pada tujuan
pendidikan. Pendidik juga dibagi menjadi tiga menurut
lingkungannya, diantaranya yaitu:
a. Pendidik dalam Lingkungan Keluarga

Pendidik yang paling utama dan paling di dalam


kehidupan kita adalah orang tua. Sebab dari kita lahir
orang tua kita sudah memberikan suatu pendidikan
meskipun bukan dengan cara yang formal. Keberhasilan
karakter seorang anak juga ditentukan melalui

14
bagaimana orang tua mendidik karakter anaknya untuk
menjadi pribadi yang baik.

b. Pendidik dalam Lingkungan Sekolah


Pendidik yang tentunya sudah sering kita temui
ketika kita berada di sekolah adalah guru. Guru
merupakan instrument yang sangat penting ketika
terjadinya suatu proses belajar dan mengajar. Jika tidak
ada peran seorang guru, maka kegiatan belajar dan
mengajar tidak akan berjalan dengan sempurna. Dengan
adanya seorang guru, seorang individu hidupnya akan
lebih terarah untuk mencapai apa yang di cita citakannya.
c. Pendidik dalam Lingkungan Masyarakat
Yang terakhir adalah pendidik dalam lingkup
masyarakat. Yang berperan di dalam lingkip ini adalah
tokoh- tokoh masyarakat seperti halnya kepala desa,
lurah, camat dan sebagainya.
Berdasarkan pembahasan yang telah
disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa, sistem
merupakan kumpulan dari komponen komponen atau
unsur unsur yang saling belerja sama satu sama lain
menurut fungsinya masing masing untuk mencapai suatu
tujuan. Pendidikann juga merupakan sebuah sistem yang
dinamis kontekstual atau sistem yang terus menerus
bergerak tanpa henti. Tentunya pendidikan sebagai
sistem harus terbuka untuk menerima tuntutan tuntutan
akan kualitas. Pendidikan sebagai suatu sitem
merupakan gabungan dari komponen atau unsur unsur
yang ada dalam pendidikan yang saling berinteraksi satu
sama lain agar tercapainya suatu tujuan pendidikan. Oleh
karena itu, pembahasan mengenai pendidikan sebagai
sistem sangat penting.

15
2.7 Tantangan Manajemen Pendidikan Islam
2.7.1 Sikap skeptis masyarakat terhadap Lembaga Pendidikan Islam
Sejalan dengan perkembangan Indonesia, Madrasah terus
berkembang namun perkembangannya cukup eksklusif dimana ilmu
pengetahuan agama (Islam) lebih diutamakan. Hal ini menyebabkan
madrasah hanya berkembang dalam masyarakat Islam. Ekspansipun
hanya berkisar di daerah pedesaan sedangkan di perkotaan sangat
jarang. Oleh karena itu, keberadaan madrasah lebih banyak di
pedesaan dibandingkan di perkotaan sehingga memicu lambannya
perkembangan madrasah yang jauh dari atmosfer pembaruan sistem
pendidikan, baik kelembagaan maupun sistem dari proses
pembelajaran. Dalam kurikulum madrasah tahun1994, madrasah
wajib melaksanakan mata pelajaran agama 100%. Namun pada
kurikulum madrasah tahun 1995,

kurikulum madrasah memuat 70% mata pelajaran umum dan 30%


mata pelajaran agama. Hal ini menyebabkan madrasah setaraf
dengan sekolah-sekolah umum lainnya. Dengan adanya kebijakan
tersebut, eksistensi madrasah sebagai lembaga Pendidikan Islam
mulai dipertanyakan oleh masyarakat. madrasah pada awalnya
diharapkan akan mampu mencetak ahli-ahli agama dan para
pemimpin Islam mulai diragukan kemampuannya. Walaupun
mempunyai kedudukan setaraf dengan sekolah umum, dalam
perjalanannya madrasah tetap berbeda dengan sekolah-sekolah
umum. Madrasah masih dianggap Lembaga Pendidikan kelas dua,
dimana ada pandangan ‘‘dari pada tidak sekolah lebih baik masuk
madrasah” (Suwito, 2008: 293).
2.7.2 Lemahnya Visi dan misi kelembagaan
Persoalan penentuan visi dan misi kelembagaan menjadi
persoalan urgen yang sering dilupakan oleh pengelola pendidikan.
Visi lembaga pendidikan seharusnya sudah dirancang dari awal
untuk menjadi payung dilaksanakan proses belajar mengajar.

16
Karena dengan visi dan misi itulah suatu lembaga pendidikan dapat
merencanakan dan menentukan hal-hal yang diperlukan dalam
kegiatan pendidikan. Sekarang ini, visi dan misi menjadi masalah
serius bagi lembaga pendidikan Islam. Jika ditinjau dilapangan,
banyak lembaga khususnya madrasah di Tanah Air tidak memiliki
visi atau arah yang jelas mengenai pengelolaan pendidikan yang
baik, sehingga madrasah belum mempunyai perencanaan dan
penataan baik yang mengakibatkan pada tatanan implementasi
cenderung berjalan apa adanya (Prim Masrokan Mutohar, 2013: 16).
2.7.3 Kurikulum yang overloaded
Kurikulum menjadi persoalan yang sangat urgen dalam dunia
pendidikan. Kurikulum di madrasah sarat dengan materi
(overloaded) dan bahkan tidak memiliki keterikatan antara pelajaran
agama dengan pelajaran umum. Kurikulumdi madrasah lebih
menekankan pada ranah kognitif saja, sementara ranah afektif dan
psikomotorik menjadi terabaikan. Seharusnya, kurikulum harus
segeradiperbaiki karena tanpa kurikulum yang tepat, maka lembaga
Pendidikan Islam akan sulit mencapai tujuan pendidikan (Suwito,
295).
2.7.4 Rendahnya daya saing lulusan lembaga pendidikan Islam
Dilihat dari aspek lulusan, lulusan madrasah sangat berbeda dengan
lulusan dari sekolah-sekolah umum dimana lulusan sekolah umum
memiliki aspek yang lebih terbuka untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi umum, sedangkan bagi lulusan madrasah memperoleh
keterbukaan yang luas hanya pada perguruan tinggiIslam (Mastuhu,
1999: 57). Sebenarnya madrasah memiliki keunggulan yang lebih
dibanding dengan sekolah umum karena muatan pendidikan agama
di madrasahlebih banyak daripada di sekolah umum. Ini berarti
pendidikan moral yang dikandung dalam pendidikan agama lebih
banyak diberikan pada madrasah. Namun pada kenyataannya,

17
madrasah masih kurang mampu untuk bersaing dan bersaing dengan
lulusan sekolah umum (Suwito, 294).
2.7.5 Sarana dan prasarana yang kurang memadai dan ketertinggalan
teknologi
Hal yang menjadi problem dalam Pendidikan Islam adalah
keterbatasan sarana dan prasarana, baik dari segi bangunan, media
pembelajaran, maupun teknologi. Berkenaan dengan tempat, sering
dijumpai lembaga Pendidikan Islam (madrasah) yang berada di
pedesaan mempunyai gedung yang sudah tidak memungkinkan lagi
untuk mengadakan proses pembelajaran (Suwito, 294).Disamping
itu, media pembelajaran yang digunakan untuk mendukung proses
belajar mengajar juga kurang memadai. Jika ditinjau dari segi
kemajuan sains teknologi, lembaga Pendidikan Islam masih
tertinggal jauh dengan sekolah umum lainnya. Dalam kegiatan
belajar mengajar, lembaga Pendidikan Islam masih banyak
menggunakan metode konvensional tanpa melibatkan sains dan
teknologi. Disamping itu, media pembelajaran yang digunakan
untuk mendukung proses belajar mengajar juga kurang memadai.
2.7.6 Tenaga pendidik dan kependidikan yang kurang professional
Guru mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Guru merupakan orang yang berada di garda terdepan dan
ujung tombak pada proses pendidikan. Hal tersebut disebabkan guru
mempunyai posisi sebagai perancang, pelaksana, dan pengevaluasi
pembelajaran. Pendidikan akan berhasil dengan baik apabila
dilakukan oleh guru yang professional dan bertanggungjawab (Prim
Masrokan Mutohar :17).Pada lembaga pendidikan Islam, khususnya
madrasah, banyak guru yangmengajar bukan pada bidang
keahliannya. Hal ini menjadikan aspek profesionalisme guru
terabaikan. Oleh karena itu proses pembelajaran yang berlangsung
lebih cenderung pada pola mengajar (teaching,ta’lim) saja, bukan
mendidik(education,tarbiyah atau ta’dib).

18
2.7.7 Dikotomi ilmu pengetahuan
Saat ini pendidikan dikembangkan dengan memisahkan
antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Para tokoh agama
mempunyai pendapat bahwa cukuplah hidup di dunia ini dengan
berbekal ilmu agama, walaupun gagap ilmu dan teknologi tidak akan
membuat kita merasa terancam dan terasing oleh kehidupan dan
justru akan mampu mengendalikan kehidupan dengan baik, bukan
sebaliknya dikendalikan oleh kehidupan itu sendiri. Berbeda halnya
dengan kehidupan yang hanya dibekali dengan ilmu-ilmu umum
saja, mereka akan merasakan kehidupan yang hampa walaupun
terlihat nyaman dalam buaian ilmu dan teknologi. Pendidikan Islam
selama ini hanyut dalam pemikiran sekuler, sehingga secara tidak
sadar melakukan dikotomisasi antara pendidikan keimanan
(ilmuilmu agama) dengan pendidikan umum (ilmu pengetahuan)
dan pendidikan akhlak (etika). Pendidikan sekuler mengembangkan
ilmu dengan spesialisasi secara ketat, sehingga keterkaitan dengan
ilmu yang lain menjadi hilang, dan melahirkan dikotomi kelompok
ilmu agama dan ilmu umum. Pemisahan ini berdampak pada
perbedaan sikap di kalangan umat Islam terhadap kedua disiplin
ilmu tersebut. Ilmu agama diperlakukan sebagai ilmu Allah yang
bersifat sakral dan wajib dipelajari, sedangkan ilmu umum, baik
ilmu kealaman maupun sosial bersifat profan dan tidak wajib untuk
dipelajari. Hal ini berimbas pada kemunduran umat Islam di bidang
ilmu pengetahuan (Amin Abdullah, 2003: 6).Dengan demikian,
terjadi reduksi ilmu agama dan pendangkalan ilmu-ilmu umum.
Situasi tersebut membawa akibat ilmu-ilmu agama menjadi tidak
menarik karena terlepas dari kehidupan nyata, sedangkan ilmu-ilmu
umum berkembang tanpa sentuhan etika dan spiritualitas agama,
sehingga kehilangan makna dan bersifat destruktif (Amin Abdullah,
2006: 15). Kehidupan manusia bersifat komplek dan multi dimensi.
Keberadaanberagam disiplin ilmu baik ilmu agama, ilmu alam

19
maupun humaniora merupakan upaya manusia untuk memahami
kompleksitas dimensi-dimensi hidup manusia. Oleh karena itu,
mendalami satu disiplin ilmu saja merupakan sikap yang
eklusifarogan, karena satu disiplin ilmu hanya mewakili satu sisi
kompleksitas kehidupan manusia.

20
BAB III
3.1 Kesimpulan
Manajemen pendidikan ialah suatu proses pengorganisasian dalam
mengelola sumber daya,hal itu bisa berupa men, money, materials, metods,
machines, market dan sebagainya, guna mencapai pendidikan yang efektif
dan efisien. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pendidikan yang efektif dan
efisien tersebut, dibutuhkan perencanaan yang baik. Itulah yang di namakan
manajemen.
Pembelajaran konsep dasar manajemen pendidikan meliputi
Pengertian, Dasar-dasar, fungsi, pendekatan, ruang lingkup, pendidikan
sebagai sistem dan tantangan apa saja yang dihadapi manajemen pendidikan
Islam.

3.2 Saran
Kita wajib memahami apa itu manajemen, karena hidup ini tidak
lepas dari yang namanya manajemen, terlebih lagi untuk para mahasiswa,
sudah seharusnya paham akan hal ini, karena kelak jika suatu saat kita di
beri kepercayaan untuk mengatur suatu perusahaan, atau bahkan lembaga
pendidikan, maka banyak hal-hal yang harus diperhatikan mengenai
manajemen pendidikan ini, guna untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan, dan mencapai hasil yang efisien dan efektif.
Dan buat penulis makalah mengenai hal ini selanjutnya, semoga
dapat mengembangkan makalah mengenai hal ini lebih baik lagi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Adlin, M. (n.d.). TANTANGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENGHADAPI


ERA GLOBALISASI.

DASAR-DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN - SULKIFLY - UNIVERSITAS NEGERI


GORONTALO. (n.d.). Retrieved October 6, 2023, from
https://dosen.ung.ac.id/Sulkifly/home/categories/145

Jurnal Visionary: Penelitian dan Pengembangan dibidang Administrasi Pendidikan. (n.d.).


Retrieved October 6, 2023, from https://e-
journal.undikma.ac.id/index.php/visionary

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan—UMSU Kampus Terbaik di Medan. (n.d.).


Retrieved October 6, 2023, from https://fkip.umsu.ac.id/2023/07/10/konsep-
dasar-manajemen-pendidikan/

Makalah Pendidikan Sebagai Sistem—MEDIA ILMU. (n.d.). Retrieved October 6, 2023,


from https://www.ilmiahku.com/2019/12/makalah-pendidikan-sebagai-
sistem.html

Menjelaskan Pendidikan Sebagai Suatu Sistem Yang Kompleks. (n.d.). Retrieved October
6, 2023, from https://panduanterbaik.id/pendidikan-sebagai-suatu-sistem/

Musfah, J. (2015). Manajemen Pendidikan: Teori, Kebijakan dan Praktik. Prenadamedia


Grup.

Pendekatan Manajemen Pendidikan | EDUCATIONESIA - Pendidikan, Penelitian, dan


Kompetensi Guru. (n.d.). Retrieved October 6, 2023, from
https://educationesia.blogspot.com/2012/11/pendekatan-manajemen-
pendidikan.html

Pengertian, Fungsi, dan Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan | Afid Burhanuddin.


(n.d.). Retrieved October 6, 2023, from
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/17/pengertian-fungsi-dan-
ruang-lingkup-manajemen-pendidikan/

Siti Nurhidayatul Hasanah. (2021). Dasar-dasar Manajemen Pendidikan. Academia


Publication.

Tumanggor, A. (2021). Manajemen Pendidikan (Sarintan, Ed.). K Media.

Yusup, & Abdul Qodir. (2021). MANAJEMEN PENDIDIKAN Perspektif Dalam Pendidikan
dan Pelatihan Jurnalistik (Yuhana, Ed.). LD MEDIA.

22

Anda mungkin juga menyukai