Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan

Dosen Pengampu:

Dr. Ahmad Fikri Amrullah, S.Hum., M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 7:

1. Ana Lailatul Fitria (126202211001)


2. Dimas Hidayah (126202211005)
3. Mariana Rizqi Ahsan (126202211017)
4. Shinta Faidatul Azizah (126202211026)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan


rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ilmiah mengenai “Manajemen Pendidikan”.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal. Kami sampaikan
banyak terima kasih kepada segenap pihak yang berkontribusi secara maksimal
dalam penyelesaian makalah ini. Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan
kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk
menimba ilmu di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Prof. Dr. Sokip, S.Ag., M.Pd.I. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Dr. Nuryani, S.Ag., M.Pd.I. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
Arab.
4. Dr. Ahmad Fikri Amrullah, S.Hum., M.Pd.I. selaku dosen pengampu yang
telah memberikan tugas dan pengarahan kepada kami.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini bisa memberi manfaat
ataupun inspirasi pada pembaca.

Tulungagung, 03 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6

A. Pengertian Inovasi Manajemen Pendidikan ................................................. 6

B. Prinsip Manajemen dalam Pendidikan ......................................................... 7

C. Fungsi Manajemen Pendidikan .................................................................... 8

D. Manajemen Meningkatkan Mutu di Sekolah ............................................. 11

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16

A. Kesimpulan ................................................................................................ 16

B. Saran ........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasi-
kan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana
pendidikan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang baik dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk
kelangsungan Pendidikan sehingga menghasilkan dampak yang diinginkan.
Kenyataannya banyak institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen
yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Pendidikan yang visioner
memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari
sanalah pentingnya manajemen pendidikan diterapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman pengertian inovasi manajemen?
2. Bagaimana prinsip manajemen dalam pendidikan?
3. Bagaimana fungsi manajemen pendidikan?
4. Bagaimana manajemen meningkatkan mutu di sekolah?

C. Tujuan Penulisan
1. Memaparkan pengertian inovasi manajemen.
2. Memaparkan prinsip manajemen dalam pendidikan.
3. Memaparkan fungsi manajemen pendidikan.
4. Memaparkan manajemen meningkatkan mutu di sekolah.

4
5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi Manajemen Pendidikan


Secara etimologi, “manus” dan “agree” adalah dua kata Latin yang
diprediksi sebagai akar dari kata “manajemen”. Manus berarti “tangan” dan
“agere” berarti “melakukan”. Kedua kata kemudian digabungkan menjadi
“managere”, yaitu menangani sesuatu. Istilah manajemen juga merupakan
serapan dari bahasa inggris yaitu “management”.1

Secara terminology, manajemen adalah serangkaian kegiatan


merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan
mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan
sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi.2

Dalam buku HR Governance Theoretical Introduction mengemukakan


secara panjang lebar tentang definisi manajemen. Menurut keduanya,
manajemen memiliki banyak cara untuk mendefinisikannya.3 Secara sederhana
manajemen pendidikan dapat dipahami sebagai aktivitas menerapkan proses,
prinsip, dan fungsi manajemen di bidang pendidikan, untuk mencapai tujuan
tertentu. Manajemen pendidikan merupakan suatu proses pengelolaan
sumberdaya pendidikan baik secara personal maupun secara material, yang
dilakukan sistematis dan kontinuitas untuk mencapai tujuan pendidikan dengan
cara efektif dan efisien.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa manajemen
pendidikan adalah serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
memotivasi, mengawasi, dan mengembangkan segala upaya di dalam

1
M. Sobry Sutikno, Inovasi Pendidikan, (Mataram: Sanabil, 2021).
2
M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan, (Lombok: Holistica,2012).
3
B. Kaehler, & J. Grundei, HR Governance: A Theoretical Introduction, (New York: Springer,
2019).

6
mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan.
Secara sederhana, inovasi manajemen pendidikan dapat dipahami
sebagai ide, gagasan, cara, teknik, proses atau sistem yang baru dan
memudahkan dalam merencanakan, mengelola, mengendalikan di bidang
pendidikan. Salah satu gagasan inovatif di bidang pendidikan adalah
manajemen berbasis sekolah.

B. Prinsip Manajemen dalam Pendidikan


Prinsip itu seperti pondasi sebuah bangunan, jika pondasi sebuah
bangunan kokoh maka bangunan tersebut akan kuat dan kokoh. Prinsip-prinsip
manajemen adalah pernyataan atau kebenaran mendasar yang menjadi pedoman
untuk menyelesaikan tugas membimbing upaya untuk mencapai keseimbangan
terbaik dalam proses pencapaian tujuan sebaik-baiknya. Menuruut Aziz, M.
F.A. prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut:4
a. Prioritaskan tujuan manajemen di atas kepentingan pribadi dan rekan
kerja.
b. Mengkoordinasikan kompetensi dan tanggungjawab.
c. Pendelegasian tanggungjawab kepada personel sekolah harus sesuai
dengan sifat dan kompetensinya.
d. Familiar dengan faktor psikologis manusia.
e. Relativitas nilai.
Dari prinsip atas bahwa prinsip manajemen pendidikan adalah adanya
priontas atau pentingnya suatu tujuan diatas kepentingan pribadi atau lembaga,
bertanggungjawab untuk kegiatan, memiliki sikap adil,disiplin, memiliki
wewenang dapat merangsang gawai dalam pekerjaan,memikirkan keberhasilan
pekerjaan, professional. Dengan prinsip ini menjadikan manajemen pendidikan
yang baik.

4
Alzet Rama, dkk, Konsep Fungsi dan prinsip manajemen pendidikan, Jurnal EDUCATIO
(jurnal pendidikan indonesia), Vol.8, No.2 ,2022, hal.133- 134

7
C. Fungsi Manajemen Pendidikan
Secara umum, fungsi manajemen dapat dibagi menjadi 10 bagian,
yaitu:5
1. Planning (perencanaan)
Planning adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu
hasil yang diinginkan.
2. Organizing
Organizing adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan yaitu
penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap
unit yang ada dalam organisasi. Organizing dapat pula dikatakan
sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan
orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung
jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang
berguna dan berhasil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian terdiri dari:
a. Menyediakan fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan tenaga kerja
yang diperlukan penyusunan rangka kerja yang efisien.
b. Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur organisasi
secara teratur.
c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
d. Merumuskan dan menentukan metode serta prosedur.
e. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja dan
mencari sumber-sumber lain yang diperlukan.
3. Staffing
Yaitu beruba penyusunan personalia pada suatu organisasi dan
pengembangannya samapai dengan petugas memberi daya guna
maksimal kepada organisasi.

5
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan dalam Konteks Indonesia, (Bandung: Arsad
Press, 2013), hlm. 7-9

8
4. Directing
Directing merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan
usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi-
instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing
bawahan agar tuges dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar
tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Directing merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan
hanya agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu
kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai
unsur organisasi agar dapat efekt tertuju kepada realisasi tujuan yang
telah ditetapkan.
5. Leading
Leading adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang
menyebabkan orang-orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi 5
macam kegiatan, yaitu:
a. Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan dan
bagaimanamelakukannya.
b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja
untuk mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan
target.
c. Mengumpulkan dan menganalisa informasi. d. Mengembangkan
alternatif-alternatif.
d. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan
keputusan-keputusan.
6. Coordinating
Coordinating adalah salah satu fungsi manajemen untuk melakukan
berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan,
kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubung-hubungkan,
menyatupadukan dan menyelaraskan pekerjaan pekerjaan bawahan
sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan

9
bersama atau tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk
mencap maksud, antara lain:
a. Dengan memberi instruksi
b. Dengan memberi perintah
c. Mengadakan pertemuan-pertemuan yang dapat memberi
penjelasan-penjelasan.
d. Memberi bimbingan atau nasihat.
e. Mengadakan pelatihan dan pendampingan (coaching).
f. Bila perlu memberi teguran.
7. Motivating
Motivating atau pendorongan kegiatan merupakan salah satu fungsi
manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada
bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara sukarela sesuai apa
yang dikehendaki oleh atasan tersebut
8. Controlling
Controlling atau pengawasan, sering disebut pengendalian, adalah salah
satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan
(Sutikno, 2021)sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa
yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar
dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan.
9. Reporting
Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa
penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian
keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-
fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik secara lisan maupun secara
tulisan.
10. Forecasting
Forecasting adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau
mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi
sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan. Misalnya, suatu
akademi meramalkan jumlah mahasiswa yang akan melamar belajar di

10
akademi tersebut. Ramalan tersebut menggunakan indikator-indikator,
seperti jumlah lulusan SLTA dan lain sebagainya.

Sedangkan fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam, yaitu:6


1. Perencanaan, memiliki dua fungsi utama, yaitu
a. Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan
penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan
mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-
sumber yang dapat disediakan.
b. Perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau
menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien, dan
efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata


dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki
nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
3. Pengawasan upaya untuk mengamati secara sistematis dan
berkesinambungan merekam, memberi penjelasan, petunjuk pembinaan dan
meluruskan berbagai hal yang kurang tepat serta memperbaiki kesalahan,
dan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen.
4. Pembinaan Rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur
organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk
mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

D. Manajemen Meningkatkan Mutu di Sekolah


Dalam rangka umum, mutu mengandung makna derajat (tingkat)
keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa, baik

6
Muhammad Kristiawan, dkk, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: CV Budi Utama,
2017), hlm.5

11
yang tangible maupun intangible. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu
mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan.
Dalam “proses pendidikan” yang bermutu terlibat sebagai input, seperti:
bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai
kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan
sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah,
dukungan kelas berfungsi mensinkronkan berbagai input tersebut atau
mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik
antara guru, siswa, dan sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik
konteks kurikuler maupun ekstra-kurikuler, baik dalam lingkup substansi yang
akademis maupun yang non-akademis dalam suasana yang mendukung proses
pembelajaran. Mutu dalam konteks “hasil pendidikan” mengacu pada prestasi yang
dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir cawu,
akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun).
Antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan
tetapi agar proses yang baik itu tidak salah arah, maka mutu dalam artian hasil
(output) harus dirumuskan lebih dahulu oleh sekolah, dan harus jelas target yang
akan dicapai untuk setiap tahun atau kurun waktu lainnya. Berbagai input dan
proses harus selalu mengacu pada mutu hasil (output) yang ingin dicapai. Dengan
kata lain tanggung jawab sekolah dalam school based quality improvement bukan
hanya pada proses, tetapi tanggung jawab akhirnya adalah pada hasil yang dicapai.
Untuk mengetahui hasil/prestasi yang dicapai oleh sekolah, terutama yang
menyangkut aspek kemampuan akademik atau kognitif dapat dilakukan
benchmarking (menggunakan titik acuan standar, misalnya NEM). Evaluasi
terhadap seluruh hasil pendidikan pada tiap sekolah baik yang sudah ada
patokannya (benchmarking) maupun yang lain (kegiatan ekstra-kurikuler)
dilakukan oleh individu sekolah sebagai evaluasi diri dan dimanfaatkan untuk
memperbaiki target mutu dan proses pendidikan tahun berikutnya.
Proses pendidikan dikatakan bermutu apabila seluruh komponen
pendidikan terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses
pendidikan adalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi, sarana sekolah,

12
dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta
penciptaan suasana yang kondusif. Sedangkan mutu pendidikan dalam konteks
hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap
kurun waktu tertentu.
Dalam konteks pendidikan, kualitas yang dimaksudkan adalah dalam
konsep relatif, terutama berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan. Pelanggan
pendidikan ada dua aspek, yaitu pelanggan internal dan eksternal. Pelanggan
internal adalah kepala sekolah, guru dan staf kependidikan lainnya. Pelanggan
eksternal ada tiga kelompok, yaitu pelanggan eksternal primer, pelanggan sekunder,
dan pelanggan tersier. Pelangan eksternal primer adalah peserta didik. Pelanggan
eksternal sekunder adalah orang tua dan para pemimpin pemerintahan. Pelanggan
eksternal tersier adalah pasar kerja dan masyarakat luas.7
Berdasarkan konsep relatif tentang kualitas, maka pendidikan yang
berkualitas apabila:
a. Pelanggan internal berkembang baik fisik maupun psikis. Secara fisik antara
mendapatkan imbalan finansial. Sedangkan secara psikis adalah bila mereka
diberi kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan,
bakat dan kreatifitasnya.
b. Pelanggan eksternal
1) Eksternal primer (para siswa): menjadi pembelajar sepanjang hayat,
komunikator yang baik dalam bahasa nasional dan internasional, punya
keterampilan teknologi untuk lapangan kerja dan kehidupan sehari-hari,
siap secara kognitif untuk pekerjaan yang kompleks, pemecahan
masalah dan penciptaan pengetahuan, dan menjadi warga Negara yang
bertanggungjawab secara sosial, politik dan budaya. Intinya para siswa
menjadi manusia dewasa yang bertanggungjawab akan hidupnya.
2) Eksternal sekunder (orang tua, para pemimpin pemerintahan dan
perusahan): mendapatkan konstribusi dan sumbangan yang positif.
Misalnya para lulusan dapat memenuhi harapan orang tua dan

7
Kamisa, Isu dan Kebijakan Pendidikan, Konsep dan Aplikasinya, (Manado: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Manado, 2006), hlm. 110.

13
pemerintah dan pemimpin perusahan dalam hal menjalankan tugas-
tugas dan pekerjaan yang diberikan.
3) Eksternal tersier (pasar kerja dan masyarakat luas): para lulusan
memiliki kompetensi dalam dunia kerja dan dalam pengembangan
masyarakat sehingga mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi,
kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial
Seperti yang diungkapkan Colin Rogers, selama 30 tahun psikologi sosial
pendidikan tidak henti-hentinya menempatkan teacher expectation sebagai
pemegang sentral terhadap hasil penelitian sekolah yang efektif (effective school)
dan sekolah yang berkembang (improvement school). Lebih lanjut Rogers
mengatakan "harapan yang tinggi" (high expectation) antara lain ditandai oleh
adanya ketentuan minimal mengenai "grade" atau nilai yang harus dicapai anak
didik. Sekolah dan guru yang mempunyai harapan tinggi bagi siswanya, akan
membuat perencanaan, strategi, aturan dan tindakan yang efektif untuk memenuhi
harapan tersebut.
Indikator mutu pendidikan seperti yang diungkapkan Garvin yang dikutip
oleh Nasution, setidaknya ada delapan dimensi yang dapat digunakan untuk
menganalisis kualitas pendidikan, yaitu:
a. Kinerja (perform) yaitu berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan
merupakan karaktersitik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika
ingin membeli produk.
b. Features, merupakan aspek kedua dari performa yang menambah fungsi
dasar serta berkaitan dengan pilihanpilihan dan pengembangan.
c. Keandalan (reliability) yaitu berkaitan dengan kemungkinan suatu produk
yang berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu.
d. Komformitas, (comformace) yaitu berkaitan dengan tingkat kesesuaian
produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkaii sebelumnya berdasarkan
keinginan pelanggan.
e. Daya tahan (durability) yaitu berkaitan dengan berapa lama produk dapat
terus digunakan.

14
f. Kemampuan pelayanan (serviceability) merupakan karakteristik yang
berkaitan dengan kecepaian/kesopanan, kompetensi, kemudahan, serta
penanganan keluhan yang memuaskan.
g. Estetika (aesthetics) karakteristik mengenai keindahan yang bersifat
sujektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari
pilihan individual.
h. Kualitas yang diapersepsikan (percieved quality) yaitu karakteristik yang
berkaitan dengan reputasi (brand name, image).8
Pada aspek output (keluaran) maka peserta didik memiliki pengetahuan,
kepribadian dan performansi. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya
mementingkan proses dan mengesampingkan input dan outcome. Antara proses,
input dan outcome menjadi satu kesatuan untuk mencapai kualitas dalam
pendidikan. Aspek yang dominan dalam penentuan mutu adalah pada aspek proses.

8
MN. Nasution, Manajemen Mutu Pendidikan Terpadu, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2000), hlm. 17-18.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen pendidikan adalah serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, memotivasi, mengawasi, dan mengembangkan segala
upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana
dan prasarana untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan.
Prinsip manajemen pendidikan adalah adanya priontas atau pentingnya
suatu tujuan diatas kepentingan pribadi atau lembaga, bertanggungjawab untuk
kegiatan, memiliki sikap adil,disiplin, memiliki wewenang dapat merangsang
gawai dalam pekerjaan,memikirkan keberhasilan pekerjaan, professional.
Fungsi manajemen Pendidikan secara umum yaitu sebagai perencanaan,
pengelompokan kegiatan, staffing, directing, leading, coordinating,
memberikan inspirasi, pengawasan, pelaporan, dan forecasting.
Dalam “proses pendidikan” yang bermutu terlibat sebagai input, seperti:
bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai
kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana
dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Manajemen
sekolah, dukungan kelas berfungsi mensinkronkan berbagai input tersebut atau
mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik
antara guru, siswa, dan sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik
konteks kurikuler maupun ekstra-kurikuler, baik dalam lingkup substansi yang
akademis maupun yang non-akademis dalam suasana yang mendukung proses
pembelajaran.

B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
Pendidikan diperlukan adanya manajemen Pendidikan. Peran guru serta
universitas sangat dibutuhkan untuk mencetak generasi-generasi penerus

16
bangsa yang mengerti akan manajemen pendidikan di tahun-tahun yang
akan datang. Karena sesungguhnya peran manajemen pendidikan untuk hal
seperti ini menjadi faktor yang sangat penting untuk kemajuan pendidikan
dan kualitas pendidikan Indonesia nanti di masa yang akan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

B. Kaehler, J. G. (2019). HR Govermance: A Theoretical Introduction. New York:


Springer.
Kamirsa. (2006). Isu dan Kebijakan Pendidikan, Konsep dan Aplikasinya. Program
Pascasarjana Universitas Negeri Manado.
Kristiawan, M. (2017). Mnajemen Penddikan. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Mustari, M. (2013). Manajemen Pendidikan dalam Konteks Indonesia. Bandung:
Arsad Press.
Nasution, M. (2000). Manajemen Mutu Pendidikan Terpadu . Jakarta: Ghalia
Indonesia .
Rama, A. (2022, ). Konsep Fungsi dan Prinsip Pendidikan. Jurnal EDUCATIO,
8(2).
Sutikno, M. S. (2012 ). Mnajemen Pendidikan. Lombok: Holistica.
Sutikno, M. S. (2021). Inovasi Pendidikan. Mataram: Sanabil.

18

Anda mungkin juga menyukai