Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

CARA TERPADU PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSI


ANAK USIA DINI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Metodologi Pengembangan Sosial Emosional AUD

Dosen pengampu:
Bapa Samsu Nurfalah, M. Pd.
Ibu Neni Komalasari S. Pd.

Oleh :
Sri Devi Febrianti

Prodi :
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
STIT AL-AZAMI CIANJUR
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Cara Terpadu Pengembangan Sosila Emosi Anak Usia Dini” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapa Samsu Nurfalah, M. Pd. Dan Ibu Neni Komalasari S. Pd. yaitu tugas mata
kuliah Metodologi Pengembangan Sosial Emosional AUD. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang mengatahui ilmu pendidikan.
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun. Akhirnya, tiada suatu usaha yang besar akan berhasil tanpa dimulai
dari usaha yang kecil. Semoga makalah ini bermanfaat. Kami harapkan kritik serta
saran dari pembaca apabila terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini demi kesempurnaan dimasa mendatang.

Cianjur, 09 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................1

C. Tujuan Masalah............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Pendekatan Terpadu...................................................................3

B. Pengertian Sosial Emosional Anak Usia Dini..............................................4

C. Karakteristik Sosial Emosonal Anak Usia Dini...........................................5

D. Metode Pengembangan Sosial Anak Usia Dini...........................................6

E. Upaya Pengembangan Emosi Anak Usia Dini.............................................8

F. Kegiatan Untuk Pengembangan Sosial Emosi Anak.................................11

BAB III PENUTUP................................................................................................17

A. Kesimpulan................................................................................................17

B. Saran...........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karakteristik perkembangan anak TK bersifat holistic atau
menyeluruh atau terpadu, artinya antara aspek perkembangan yang satu
dengan yang lainnya saling berkaitan, aspek perkembangan yang satu
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek perkembangan lainnya.
Pembelajaran yang cocok adalah pembelajaran terpadu. Dengan pendekatan
terpadu anak akan lebih mudah dalam membangun konsep tentang benda
atau peristiwa yang ada di lingkungannya.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
mata pelajaran. Dengan adanya itu, siswa akan memperoleh pengetahuan
dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna
bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran
terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan
program pengalaman belajar dengan tepat, Manfaat dari pembelajaran
terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran
mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru,
harus pandai dalam memilih topik yang sesuai dalam membimbing
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan-rumusan
masalah, diantaranya sebagai berikut:
1. Jelaskan Pengertian Pendekatan Terpadu?
2. Jelaskan Pengertian Sosial Emosional Anak Usia Dini?
3. Sebutkan Karakteristik Sosial Emosonal Anak Usia Dini?

1
4. Sebutkan Sasaran Pengembangan Emosi Anak Usia Dini?
5. Sebutkan Metode Pengembangan Sosial Anak Usia Dini?
6. Sebutkan Kegiatan Untuk Pengembangan Sosial Emosi Anak?
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan-rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan dari
makalah iniadalah untuk mengetahui :
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pendekatan Terpadu.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Sosial Emosional Anak Usia Dini.
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Sosial Emosonal Anak Usia Dini.
4. Untuk Mengetahui Sasaran Pengembangan Emosi Anak Usia Dini.
5. Untuk Mengetahui Metode Pengembangan Sosial Anak Usia Dini.
6. Untuk Mengetahui Kegiatan Untuk Pengembangan Sosial Emosi
Anak.

2
7.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Terpadu
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai
suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi
untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Dikatakan
bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, anak akan memahami
konsep- konsepyang mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Adapun pengertian lain pembelajaran terpadu ialah pembelajaran yang
menggunakan tema sebagai pemesrsatu dan pemikat materi dari beberapa
mata pelajaran secara terintegrasi dalam pertemuan tatap muka dan praktik
pengamatan.
Kecenderungan pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan
yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran
yangmenolak driil sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur
intelektual anak. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvesional,
pembelajaran terpadu tampaknya lebih menekankan keterlibatan anak dalam
belajar, membuat anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan
pembuatan keputusan.
Karakteristik perkembangan anak TK bersifat holistik atau
menyeluruh, atau terpadu, artinya antara aspek yang satu dengan yang lain
saling berkaitan, aspek perkembangan yang satu mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh aspek perkembangan lainnya. Pembelajaran yang cocok
adalah pembelajaran terpadu dengan berbasis pada tema, karena melalui
tema anak akan lebih mudah dalam membangun konsep tentang benda atau
peristiwa yang ada dilingkungannya. Dengan pembelajaran terpadu sejak
dini anak sudah terlatih mengaitkan informsi yang satu dengan lainnya

3
sehinggasecara wajar dapat menghadapi situasi yang berbeda-beda serta
sekaligusdapat belajar secara aktif dan terlibat langsung dalam kehidupan
nyata, bahkan pembelajaran ini dapat menyentuh semua aspak kecerdasan
anak.
B. Pengertian Sosial Emosional Anak Usia Dini
Sosial adalah kegiatan yang berhubungan dengan orang lain, kegiatan
yang berkaitan dengan pihak lain yang memerlukan sosialisasi dalam hal
tingkah laku yang dapat diterima oleh orang lain, belajar memainkan peran
sosial yang dapat diterima oleh orang lain, serta mengembangkan sikap
sosial yang layak di terima oleh orang lain. Kemampuan sosial anak usia
dini diarahkan untuk pengembangan sosial yang baik, seperti kerja sama,
tolong menolong, berbagi, simpati, empati dan saling membutuhkan satu
sama lain. Untuk itu, sasaran pengembangan perilaku sosial pada anak usia
dini ialah untuk berketerampilan berkomunikasi, keterampilan memiliki rasa
senang dan periang, menjalin persahabatan, memiliki etika tata karma yang
baik. Dengan demikian, materi perkembangan sosial yang diterapan
ditamankanak-kanak meliputi: disiplin, kerja sama, tolong menolong,
empati, dan tanggung jawab,"
Menurut Bar-Tal dalam martini Jamaris perilaku sosial diartikan
sebagai perilaku yang dilakukan secara sukarela (voluntary), yang dapat
menguntungkan atau menyenangkan orang lain tanpa antisipasi reward
ekstemal. Prilaku sosial ini dilakukan dengan tujuan yang baik, seperti
menolong, membantu, berbagi, yang menyumbang atau menderma."
Emosi merupakan suatu keadaan pada diri organisme ataupun individu
pada suatu waktu tertentu yang diwarnai dengan adanya gradasi efektif
mulai dari tingkatan yang lemah sampai pada tingkatan yang kuat
(mendalam), seperti tidak teralu kecewa dan sangat kecewa.
Kecerdasan emosional yaitu kemampuan untuk mengendalikan,
mengolah, dan mengontrol emosi agar mampu merespon secara positif
setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi-emosi ini." Berbagai
emosi dapat muncul dalam diri seperti sedih, gembira, kecewa, benci, cinta,

4
marah. Sebutan yang diberikan pada emosi tersebut akan mempengaruhi
bagai mana anak berfikir dan bertindak mengenai perasaan tersebut.
Menurut dalam Sunarto dan Hartono memberikan pengertian "emosi
sebagai pengalaman afektif yang disertai penyesuaian diri individu tentang
keadaan mental dan fisik, dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Dengan demikian, dapat di pahami bahwa emosi adalah perasaan batin
seseoramg, baik berupa pergolakan pikiran, nafsu, keadaan mental dan fisik
yang dapat muncul atau termanisfestasi kedalam bentukbentuk atau gejala-
gejala seperti takut, cemas, marah, murung, kesal, iri, cemburu, senang,
kasih sayang, dan ingin tahu."
Berdasarkan uraian di atas dapat di pahami bahwa emosional
merupakan proses yang ditandai dengan adanya perubahan
berbagaiemosional anak seperti takut, cemas, marah, murung, kesali, iri,
cemburu, senang kasih sayang, dan ingin tahu. Perubahan sifat anak harus
disertai usaha guru untuk menumbuh kembangkan kemampuan emosional
anak. Sebagai hasil pengalaman dan latihan untuk memperoleh kemampuan
sosial emosional anak
C. Karakteristik Sosial Emosonal Anak Usia Dini
Hurlok mengklafikasikan pola prilaku sosial pada anak usia dini
kedalam pola prilaku sebagai berikut:
1. Meniru
Tindakan agar sama dengan kelompok, anak meniru sikap dan
perilaku orang yang sangat ia kagumi. Anak mampu perilaku guru
yang diperagakan sesuai dengan tema pembelajaran.
2. Persaingan
Keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan orang lain
Persaingan ini biasanya sudah tampak pada usia empat tahun. Anak
bersaing dengan teman untuk meraih prestasi seperti berlomba-lomba
dalam memperoleh juara dalam suatu permaianan, menujukan antusias
dalam mengerjakan sesuatu sendiri.
3. Kerja sama

5
Mulai usia tahun ketiga akhir, anak mulai bermain secara
bersama serta kegiatan kelompok mulai berkembang dan meningkat
baik dalam frekuensi maupun lamanya berlangsung. bersamaan
dengan meningkatkan kesempatan untuk bermain dengan orang lain.
4. Simpati
Karena simpati membutuhkan pengertian tentang
perasaanperasaan dan emosi orang lain, maka hal ini hanya kadang-
kadang timbul sebelum tiga tahun, semakin banyak kontak bermain,
semakin cepat simpati berkembang.
5. Empati
Membutuhkan pengertian tentang perasaan dan emosi orang
lain, tetap disamping itu juga membutuhkan untuk membayangkandiri
sendiri di tempat orang lain.
6. Dukungan social
Menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak dukungan dari
teman-teman menjadi lebih penting dari pada persetujuan orang
dewasa.
7. Berbagi
Anak mengetahui bahwa salah satu cara untuk memperoleh
persetujuan sosial ialah membagi miliknya, trutama mainan untuk
anak anak lainya. Pada momen-momen tertentu, anak juga rela
membagi makamnan kepada anak lain dalam rangka mempertebal tali
pertemanan mereka dan menunjukan indentitas keakraban antar
mereka.
D. Metode Pengembangan Sosial Anak Usia Dini
Salah satu keahlian guru yang diharapkan adalah kemampuannya
dalam memilih metode pembelajaran yang paling tepat untuk peserta
didiknya. Metode yang dapat digunakan untuk membantu proses
pengembangan sosial diantaranya adalah:
1. Bernyanyi dan Bermain Musik

6
Musik memberikan dampak nyata pada perkembangan
emosional manusia, oleh karenanya, bermain musik bagi anak penting
dan memberikan pengaruh yang kuat dalam pengembangan emosinya,
Musik dapat menumbuhkan rasa kebangsaan, kesatuan, kagum,
gembira, bahkan kepuasan rohaniah dan jasmani, Manfaat yang lain
diantaranya adalah mendorong gerak pikir dan rasa membangkitkan
kekuatan dalam jiwa dan membentuk watak. Musik juga dapat
memerikan kepuasan rohaniah dan membangkitkan kekuatan dalam
jiwa dan membentuk watak, Selain itu. musik merupakan salah satu
instrumen atau media bagi seseorang untuk dapat merasakan kasih
sayang, keagungan ilahi serta semesta alam.
2. Bermain peran
Adalah permainan yang dilakukan anak dengan cara
memerankantokok-tokoh, benda-benda, binatang ataupun tumbuhan
yang adadisekitar anak, melalui permaian ini daya majinasi kreatvitas,
empati serta penghayatan anak dapat berkembang Anak-anak dapat
menjadi apapun yang diinginkannya dan ia juga dapat melakukan
manipulasi terhadap objek seperti yang diharapkannya. Jika ia
mengagumi ibunya. maka ia akan memerankan tokoh ibunnya seperti
yang biasa is lihat, Salah satu cara bagi anak untuk menelusuri
dunianya, salah satunya adalah dengan meniru tindakan dan karakter
dari orang-orang yang berada disekitarnya, Ini merupakan bagian
paling awal dari bentuk drama, yang tidak dapat disamakan dengan
drama atau ditafsirkan sebagai penampilan.
3. Hand Puppet
Hand pupet atau permainan dengan menggunakan boneka
tangan, merupakan salah satu permainan yang digemari anak-anak
usia TK. melalui permainan ini anak akan belajar berkomunikasi,
berimajinasi, mengekspresikan perasaannya dan meningkatkan
kepercayaan dirinya, Untuk melakukan permainan yang lebih
menyenangkan anak membutuhkan kawan dalam melakukannya,

7
walaupun masih ada beberapa anak yang bermain sendiri dan
berbicara sendiri memainkan bola tangannya, Namun sekalipun
permainan dilakukan anak sendirian, itu pun tidak menjadi masalah
selama anak tidak menolak teman- temannya. Dengan adanya manfaat
yang cukup besar dalam mengekspresikan emosi, sebagian terapis
telah menggunakan permainan Hand Puppet ini untuk terapi, Dengan
permainan ini anak-anak yang mengalami permasalahan emosional
pun akan terbantu.
4. Bercerita
Bercerita bagi seorang anak adalah suatu yang menyenangkan,
Melalui cerita anak dapat mengembangkan imajinasinya menjadi
apapun yang dia inginkan, Seorang anak dapat memperoleh nilai yang
banyak dan berarti bagi proses pembelajaran dan perkembangan
sosialnya. Bercerita juga dapat berfungsi untuk membangun hubungan
yang crat dengan anak, melalui bercerita, para pendidik dapat
berinteraksi secarahangat dan akrab, terlebih lagi jika mereka dapat
melengkapi dengan cerita-cerita itu dengan unsur humor
5. Permainan gerak dan lagu
Merupakan aktivitas bermain musik sambil menari, dan anak
akan lebih senang jika kita memodifikasi lagu-lagu yang
diperdengarkan, Teknik pelaksanannya mudah, pertama kita dapat
memutar musik klasik di awal kegiatan, anak-anak diminta bergerak
bebas mengikuti alunan musik, Tiba-tiba musik dimatikan di tengah-
tengah dan anak-anak pun berhenti bergerak dan berpura-pura menjadi
patung. Begitu dan seterusnya di ulang lagi dengan menggunakan
berbagai macam lagu sehingga semakin menyenangkan dan emosi
anak akan semakin terekspresikan.
E. Upaya Pengembangan Emosi Anak Usia Dini
Sebagaimana teori belajar era Quantum yang menyatakan bahwa
informasi yang memasuki otak akan menuju otak tengah, Otak tengah
berfungsi sebagai semacam pusat pengarah, Jika memutuskan informasi

8
penting, ia mengalihkan informasi tersebut ke "otak berpikir", Fungsi otak
tengah tidak hanya sebuah "pusat pengarah", tetapi juga bagian otak yang
mengendalikan emosi, Jadi jika informasi baru disampaikan dengan
carayang menyenangkan, maka seseorang dapat belajar dan mengingat
dengan baik. Jika hal yang dipelajari memasukkan unsur warna, ilustrasi,
permainan dan iringan lagu, Emosi terlibat secara positif sehingga orang
akan belajar lebih baik.
Maslow (1943, 1954) menyatakan bahwa orang termotivasi untuk
mencapai kebutuhan tertentu dan bahwa beberapa kebutuhan didahulukan
daripada kebutuhan yang lain. Kebutuhan kita yang paling mendasar adalah
kelangsungan hidup fisik (fisiologis), dan kebutuhan ini akan menjadi hal
pertama yang akan memotivasi perilaku kita. Setelah level itu terpenuhi,
maka kita akan melangkah pada level kebutuhan berikutnya yang
memotivasi perilaku kita, dan seterusnya.

1. Kebutuhan fisiologis
kebutuhan biologis ini merupakan kebutuhan dasar untuk
mempertahankan kelangsungan hidup manusia, misalnya udara,
makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian, kehangatan, seks, tidur.
Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka tubuh manusia tidak
dapat berfungsi secara optimal.
2. Kebutuhan rasa aman

9
setelah kebutuhan fisiologis individu trpenuhi, maka seseorang
akan naik pada kebutuhan akan rasa aman yang menjadi penting.
Orang ingin akan mengalami keteraturan, prediktabilitas, dan
memegang kontrol dalam hidup mereka. Kebutuhan ini dapat dipenuhi
oleh keluarga dan masyarakat (misalnya polisi, sekolah, bisnis dan
perawatan medis).
3. Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki
setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi, kebutuhan
manusia tingkat ketiga adalah kebutuhan sosial yang melibatkan
perasaan memiliki. Kepemilikan, mengacu pada kebutuhan emosional
manusia untuk melakukan hubungan interpersonal, afiliasi,
keterhubungan, dan menjadi bagian dari kelompok. Contoh kebutuhan
memiliki antara lain persahabatan, keintiman, kepercayaan, dan
penerimaan, menerima dan memberi kasih sayang, dan cinta.
4. Kebutuhan akan penghargaan 
kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat keempat dalam
hierarki kebutuhan Maslow yang mencakup harga diri, pencapaian,
dan rasa hormat.
5. Kebutuhan aktualisasi
kebutuhan ini merupakan tingkat tertinggi dalam hierarki
kebutuhan Maslow, dan mengacu pada realisasi potensi seseorang,
pemenuhan diri, mencari pertumbuhan pribadi dan pengalaman
puncak.
Hal yang penting untuk diperhatikan dan dibutuhkan anak dalam
upaya pengembangan emosi yang sehat adalah sebagai berikut:
1. Rasa cinta dan kasih sayang
2. Rasa saling memiliki
3. Rasa diterima apa adanya
4. Diberi kesempatan untuk mandiri dan membuat keputusan sendiri
5. Rasa aman
6. Diberi kepercayaan pada dirinya

10
7. Diperlakukan sebagai seseorang yang mempunyai identitas
Ada lima cara yang dapat dilakukan guru untuk membantu proses
pengembangan emosi anak, yaitu:
1. Kemampuan untuk mengenali emosi diri
2. Kemampuan untuk mengelola dan mengeksprseikan emosi secara
tepat
3. Kemampuan untuk memotivasi diri
4. Kemampuan untuk memahami perassaan orang lain
5. Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain
F. Kegiatan Untuk Pengembangan Sosial Emosi Anak
Pengembangan karakter melalui pembiasaan ini dapat dilakukan
secara terjadwal atau tidak terjadwal baik di dalam maupun di luar kelas,
Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri atas Kegiatan Rutin, Spontan,
Terprogram dan Keteladanan
1. Kegiatan Rutin
Kegiatan ini sering juga disebut sebagai pembiasaan yang
dilakukan dengan cara penjadwalan secara terus menerus hingga pola
perilaku yang diharapkan melekat menjadi kebiasaan positif pada
setiap anak, kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara
reguler dan terus menerus disekolah.
Tujuan dari penyediaan program atau kegiatan rutin adalah
menyediakan suatu bentuk kegiatan yang dijadwalkan secara terus-
menerus dan atau periodik yang diharapkan dapat berfungsi dalam
pembentukan kebiasaan yang diperlukan anak prasekolah atau TK
dalam berinteraksi, bersosialisasi dan bermasyarakat, sehingga pola
perilaku tersebut dapat melekat pada anak secara lebih wajar
(alamiah), tetapi tetap terencana dan terukur ketercapaiannya.
Selain itu juga untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu
dengan baik. Kegiatan pembiasaan yang termasuk kegiatan rutin
adalah sebagai berikut:
a. Berdoa sebelum memulai kegiatan

11
Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik
berdoa sebelum memulia segala aktifitas. Kegiatan dilaksanakan
setiap pagi secara terpusat dari ruang informasi dimana pada
setiap pagi dengan petugas yang terjadwal.
b. Membaca Asmaul Husna
Kegiatan ini bertujuan membiasakan peserta didik untuk
berdzikir, mengingat nama-nama Allah, Kegiatan ini
dilaksanakan secara terpusat dari ruang insformasi dengan
petugas yang terjadwal.
c. Hormat Bendera Merah Putih
Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan jiwa
nasionalisme dan bangga sebagai bangsa pada peserta didik
d. Berdoa di akhir pelajaran
e. Kebersihan Kelas
2. Kegiatan Terprogram
Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang dibuat secara
terencana menjadi sasaran atau agenda utama saat program itu
dilaksanakan, Pembelajaran dapat dirancang dalam silabus, baik untuk
jangka waktu yang pendek maupun panjang. Kegiatan Terprogram
ialah kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap disesuaikan dengan
kalender pendidikan atau jadwal yang telah ditetapkan, membiasakan
kegiatan ini artinya membiasakan siswa dan personil sekolah aktif
dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan kemampuan dan
bidang masing-masing,
Secara umum tujuan penembangan pembelajaran secara
terprogram, supaya segala kemampuan yang dituangkan dalam
kurikulum prasekolah dapat tercapai lebih optimal, sistematis, efektif,
dan efisien. Sehingga program ini berfungsi dalam mencapai
kegiatanyang lebih terukur, lebih produktif, dan lebih berkualitas.
Adapun secara lebih khusus dengan pengembangan yang bersifat
terprogram ini adalah :

12
a. Anak dapat terfasilitasi secara lebih terarah dan professional
dalam perkembangannya, karena kegiatan berdasarkan
rancangan yang telah dipersiapkan secara matang sebelumnya.
b. Kemajuan pengembangan anak lebih dapat terkontrol, terukur
dan mengacu pada standar perilaku dan emosi yang berdasarkan
karakteristik anak usia prasekolah.
c. Berbagai bentuk gangguan perkembangan lebih mudah
terdeteksi, sehingga berbagai tindakan baik preventif maupun
kuratif dapat segera ditangani secara cepat, tepat, dan baik.
Secara umum ruang lingkup program untuk pengembangan
perilaku ini sama seperti yang akan dikembangkan dalam kegiatan
rutin. Tetapi akan menjadi berbeda isi programnya, jika rancangan
program ditujukan pada anak tertentu atau sering disebut sebagai
layanan individual, misalkan saja program untuk menangani anak
yang mogok sekolah, program untuk menangani anak yang sulit
berpisah dengan orang tua.
Dapat juga pembentukan dan peningkatan perilaku deprogram
dalam kegiatan insidental, misalkan melalui pesantren kilat, perayaan
hari besar keagamaan, kunjungan ke panti asuhan, dan sebagainya
yang dianggap dapat menumbuh-kembangkan pola perilaku anak yang
positif. Kesuksesan dari kegiatan yang terprogram ini ditentukan oleh
beberapa faktor.
a. Kematangan perencanaan, yaitu: perencanaan dibuat dan
dipersiapkan dengan waktu yang cukup serta berisikan segala
kebutuhan yang akan dilakukan dalam program itu.
b. Kesiapan dukungan sarana, yaitu: kegiatan pembentukan
perilaku akan semakin optimal jika sarananya tercukupi, jika
program itu diluar sekolah, harus juga disediakan kendaraan
yang cukup.
c. Kesatuan tim kerja, yaitu guru, staf, dan anak harus memiliki
kesamaan sasaran. Bahkan jika melibatkan orang tua, peran

13
mereka juga perlu dikomunikasikan agar semua orang yang
terlibat mengerti hak dan kewajibannya secara baik. Contoh:
1) Kegiatan Class Meeting
2) Kegiatan Memperingati Hari-Hari Besar Nasional
3) Kegiatan Karyawisata
4) Kegiatan Lomba Mata Pelajaran
5) Kegiatan Pentas Seni Akhir Tahun (PESAT)
3. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan adalah pembelajaran yang dikembangkan
untuk menanggapi stimulus langsung dari anak sebagai konsekuensi
konteks pembelajaran yang bersifat dinamis, terutama pada kelas TK.
Penting dilakukan pembelajaran spontan karena pemberian efek
kepuasan yang sangat tinggi pada anak. Kegiatan spontan adalah
kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh waktu, tempat dan
ruang.
Secara umum tujuan dari pembelajaran spontan adalah untuk
meningkatkan apresiasi anak terhadap nilai-nilai yang terkandung
dalam setiap bidang pengembangan, karena pembelajaran disajikan
dengan kejadian yang sangat nyata dan diminati oleh anak.
Pembelajaran yang baik akan berfungsi secara efektif dalam
memenuhi kepuasan, menjaga minat dan motivasi, serta meningkatkan
kebermaknaan belajar. Contohnya:
a. Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru.
karyawan dan sesama siswa
b. Membiasakan bersikap sopan santun
c. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
d. Membiasakan menghargai pendapat orang lain
e. Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan
f. Membiasakan menolong atau membantu orang lainh.
g. Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau
gurulain sesuai kebutuhan

14
4. Kegiatan keteladanan
Yang dimaksud dengan keteladanan disini adalah pembelajaran
yang ditampilkan melalui contoh-contoh yang baik dan menggunakan
berbagai contoh yang telah diterima oleh masyarakat dan sesuai
dengan standar serta sistem nilai tertentu. Pendekatan ini penting
karena anak usia TK merupakan peniru yang hebat dan mudah
menyerap dari apa yang dilihatnya.
Tujuan dari pembelajaran teladan adalah untuk mengarahkan
anak pada berbagai contoh pola perilaku yang dapat diterima oleh
masyarakat. dengan cara menampilkannya langsung dihadapan atau
dalam kehidupan bersama anak. Pembelajaran teladan disajikan secara
wajar dan alamiah, sehingga fungsi pembelajaran ini untuk
membentuk karakter dan perilaku dasar yang dapat diterima menjadi
efektif. Program dan isinya yang dapt ditularkan kepada anak terkait
dengan pengembangan cukup luas cakupannya. Tetapi secara umum
keteladaan yang dapat ditularkan kepada anak meliputi.
a. Keteladanan dalam beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing, seperti: abad berdoa, abad
shalat, abad membaca kitab suci, dan sebagainya.
b. Keteladanan dlaam berhubungan dengan orang lain, seperti: cara
menyapa, cara meminta, cara berkomunikasi, tatakrama, sopan
santun, mengendalikan marah, dan lain-lain..
c. Keteladanan dalam bekerja dan menyelesaikan masalah, seperti:
bersabar, semangat, menjaga kondisi kerja, displin, dan
sebagainya.
d. Teladan dalam berpakaian atau berbusana, seperti: berpakaian
kerja, berpakaian pesta, berpakaian ibadah, termasuk:
menggunakan sepatu, make up, dan sebagainya.
e. Teladan gaya hidup: tidak boros, mandiri, sederhana, tidak
berfoya-foya, dan sebagainya.

15
f. Teladan cara belajar: sikap belajar, pemanfaatan waktu belajar,
abad belajar, dan sebagainya.
g. Keteladanan dalam menyikapi lingkungan: buang sampah pada
tempatnya, memberikan selokan sekolah oleh para guru dan
diikuti oleh anak, dan sebagainya.
h. Dan masih banyak yang lainnya, sesuai dengan perkembangan
budaya dan kebutuhan isi keteladanan yang diperlukan oleh
anak. Contoh:
1) Membiasakan berpakaian rapi
2) Mebiasakan datang tepat waktu
3) Membiasakan berbahasa dengan baik
4) Membiasakan rajin membaca Membiasakan bersikap
ramah

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai
suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi
untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Adapun
pengertian lain pembelajaran terpadu ialah pembelajaran yang
menggunakan tema sebagai pemesrsatu dan pemikat materi dari beberapa
mata pelajaran secara terintegrasi dalam pertemuan tatap muka dan praktik
pengamatan.
Sosial adalah kegiatan yang berhubungan dengan orang lain, kegiatan
yang berkaitan dengan pihak lain yang memerlukan sosialisasi dalam hal
tingkah laku yang dapat diterima oleh orang lain, belajar memainkan peran
sosial yang dapat diterima oleh orang lain, serta mengembangkan sikap
sosial yang layak di terima oleh orang lain.
Emosi merupakan suatu keadaan pada diri organisme ataupun individu
pada suatu waktu tertentu yang diwarnai dengan adanya gradasi efektif
mulai dari tingkatan yang lemah sampai pada tingkatan yang kuat
(mendalam), seperti tidak teralu kecewa dan sangat kecewa. Kecerdasan
emosional yaitu kemampuan untuk mengendalikan, mengolah, dan
mengontrol emosi agar mampu merespon secara positif setiap kondisi yang
merangsang munculnya emosi-emosi ini.
B. Saran
Suatu hal tidak luput dari kelemahan, apabila memiliki kelebihan pasti
juga memiliki kelemahan. Penulis berharap makalah ini dapat menambah
wawasan bagi para pembaca, dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-
rekan mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah, penulis berharap kritik
dan saran yang konstruktif.

17
DAFTAR PUSTAKA

Karli, Hilda dan Maragretha. (2002). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung:


Bina Media Informasi.

Mashar, Riana. (2011). Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nugraha, Ali. (2011). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta:


Universitas Terbuka. Surakarta: YumaPustaka.

Sugiyanto. (2008). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:


YumaPustaka.

Susanto, Ahmad. (2014). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Perenada


Media Group.

Suyanto dan Jihad, Asep. (2013). Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Erlangga.

Tim Pengembang PGSD. (2001). Pembelajaran Terpadu. Bandung: Maulana.

18

Anda mungkin juga menyukai