MANAJEMEN STRATEGIC
Disusun oleh:
Kelompok 1
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya
kebenaran sehingga kami mampu untuk menyelesaikan makalah Manajemen Strategik
Pendidikan Islam dengan judul “Manajemen Strategic”
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu
dalam penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Strategik Pendidikan Islam, Bapak Moh. Zainal Fanani, M.Pd. I yang
telah membimbing dan membagi pengalamannya kepada penulis.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun segi bahasa. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif untuk
penyempurnaan makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami selaku penulis pada khususnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada saat ini tengah menjadi titik sentral dan pusat perhatian semua
komponen bangsa. Hal tersebut tercantum dalam perubahan mendasar sebagaimana yang
telah dilakukan dengan cara mengubah konstitusi, Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nomor 02 tahun 1989 menjadi Nomor 20 tahun 2003, diikuti Peraturan Pemerintah
Nomor 32 tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional
Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hokum Negara Kesatuan Negara Indonesia,dengan ruang lingkup yang meliputi: standar
isi, standar prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian
pendidikan.
Salah satu kunci yang harus dimiliki dalam meraih kesuksesan dan sekaligus untuk
mampu bersaing dengan lembaga pendidikan yang lain adalah mengenai mutu/ kualitas,
siapapun yang memiliki kualitas maka peluang untuk mendapatkan kemenangan akan
sangat terbuka lebar. Oleh karena itu pendidikan harus dikelola dengan melalui
manajemen strategi agar dapat menentukan rencana strategis yang tepat diantara sekian
banyak manajemen yang lainnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
(disebut misi) dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk
menghasilkan barang dan jasa serta pelayanan) yang berkualitas,dengan diarahkan pada
optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategik) dan berbagai sasaran (tujuan
operasional) organisasi.1
1
Fenty Setiawati. ” Manajemen Strategi untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan”. Jurnal at-Tadbir. 2020, hlm
61-62.
2
M. Taufiq Amir. (2012). Manajemen Strategik. Jakarta: Rajawali, hal. 9
3
Napa J. Awat. (1989). Manajemen Strategi, Yogyakarta:Liberty Yogyakarta, hal. 23
4
Barney. Kepemimpinan Budaya Organisasi dan Maanjemen Setrategik di Dalam Sekolah. ( Jakarta: Bumi
Aksara, 2007). Hlm: 210
3
5. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.
6. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
7. Keterlibatan karyawan dalam perubahan strategi akan lebih memotivasi mereka pada
tahap pelaksanaannya.
8. Kegiatan pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan atau
organisasi tersebut untuk mencegah munculnya masalah di masa mendatang.
Dengan manajemen strategi diharapkan strategi benar-benar dapat dikelola
sehingga strategi dapat diimplementasikan untuk mewarnai dan mengintegrasikan semua
keputusan dan tindakan dalam organisasi.
Berdasarkan pengamalan historis di dalam penyelenggaraan suatu organisasi, maka
manfaat utama penerapan prinsip manajemen strategi di dalam lembaga pendidikan
adalah membantu lembaga pendidikan merumuskan strategi yang lebih tepat dengan
menggunakan pendekatan sistematis, logis, dan rasional pada proses pemilihan strategi
pengelolaan pendidikan di era global yang terus mengalami perubahan. Dasar manajemen
strategi adalah menumbuhkan komitmen atau dukungan dari semua pihak (sumber daya
manusia) mengenai visi, misi lembaga pendidikan, sasaran penyelenggaraan pendidikan,
dan upaya-upaya pencapaiannya.5 Berdasarkan hal tersebut maka tujuan utama
manajemen strategi adalah mencapai pengertian dan komitmen dari semua eksekutif
maupun pelaksana lembaga pendidikan. Manfaat besar dari manajemen strategi adalah
memberi peluang bagi organisasi dalam pemberdayaan individual. Pemberdayaan adalah
tindakan memperkuat pengertian karyawan mengenai efektivitas dengan mendorong dan
menghargai mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan latihan
inisiatif serta imajinasi.6
Penerapan manajemen strategi di dalam penyelenggaraan sistem pendidikan
memungkinkan suatu organisasi penyelenggara pendidikan (termasuk di dalamnya
sekolah dan departemen pendidikan) untuk lebih proaktif dalam membentuk masa depan
lembaga pendidikan di dunia global dewasa ini. Penerapan konsep berpikir dan bertindak
strategik, lembaga pendidikan diharapkan dapat mengawali dan mempengaruhi daripada
hanya memberi respons terhadap berbagai tuntutan dan atau aktivitas rutin dan birokratis,
namun lebih dari itu, lembaga pendidikan dapat berusaha keras merencanakan kegiatan-
5
John A Pearce Dan Richard B. Robinson. Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi dan Pengendalian.
Jilid 1.( Jakarta: Binarupa Aksara, 1997). Hlm. 28.
6
Ibid,,. Hlm. 35
4
kegiatan strategis, mengimplementasikan, dan mengendalikan segenap operasional
kelembagaan untuk mencapai tujuan strategis yang telah dirumuskan.
7
abdul rasyid, nur syamsiyah, dan acai sudirman, manajemen strategik (CV. media sains indonesia, 2022).
8
Dr taufiqurokhman, manajemen strategik (fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, t.t.).
5
a. Mengembangkan pola pikir “eksekusi”. Manajer cenderung terpikat pada fase
perumusan sedangkan hasil datang dari eksekusi – implementasi. Pola pikir
seperti itu mensyaratkan bahwa waktu manajemen dialokasikan untuk
mengidentifikasi tugas-tugas utama, menetapkan standar kinerja dan merancang
sistem penghargaan / motivasi.
b. Integrasi antara proses dan fungsi unit yang berbeda. Tujuan dari manajemen
strategik adalah untuk mengembangkan perspektif integratif di seluruh organisasi.
Memanfaatkan kompetensi lintas fungsi dan divisi dilakukan selama
implementasi.
c. Terciptanya rasa memiliki di antara para manajer atas keputusan-keputusan yang
secara sistemik akan mengubah organisasi. Mereka yang melaksanakan harus
merasa memiliki atas keputusan yang mereka terapkan, jika tidak upaya akan
setengah hati. Langkah-langkah yang kuat untuk keterlibatan karyawan
direkomendasikan, terlebih lagi jika perubahan radikal dalam melakukan sesuatu
diperlukan untuk meningkatkan efisiensi.
d. Implementasi membutuhkan keterampilan, sikap, pengetahuan, dan kemampuan
yang berbeda. Ada kemungkinan perbedaan pendapat saat perubahan baru
dilakukan, alokasi sumber daya direvisi, dan desain organisasi dikonfigurasi
ulang. Implementasi membutuhkan keterampilan manajemen.
e. Persiapan untuk implementasi mendahului implementasi, dengan dasar yang
dilakukan jauh sebelumnya. Meskipun manajer yang bertanggung jawab untuk
implementasi mungkin berbeda dari mereka yang bertanggung jawab untuk
perumusan dalam organisasi besar yang beragam, konsultasi berkelanjutan antara
keduanya untuk menyelidiki, mendiskusikan dan memutuskan rencana tindakan
penting untuk mendorong fase.
f. Berkomunikasi dengan jelas dan efektif adalah penting. Alokasi sumber daya,
organisasi, perubahan desain, dan adopsi teknologi hampir mengacaukan
organisasi. Untuk memungkinkan perjalanan yang mulus melalui ini, komunikasi
memainkan peran penting.
g. Memfasilitasi pembelajaran baru. Implementasi membawa perubahan di hampir
setiap aspek bisnis. Penggunaan teknologi yang lebih baik berarti mempelajari
hal-hal baru, menjadi lebih responsif terhadap pelanggan juga berarti mempelajari
lebih banyak hal, begitu pula dengan pemasangan Enterprise Resource Planning.
6
Pembelajaran di seluruh organisasi dimulai jika organisasi beradaptasi dengan
perubahan tingkat global. Jika organisasi tidak mengantisipasi kebutuhan
pembelajaran dan membiarkan orang-orang sendirian, implementasi mengalami
masalah serius9.
Tahap Implementasi (biasa juga disebut tahap tindakan): meliputi penentuan
sasaran tahunan, pengelolaan kebijakan, pemotivasian pegawai, pengalokasian
sumber-sumber agar strategi yang diformulasikan dapat dilaksanakan. Termasuk di
dalamnya adalah pengembangan kultur yang mendukung strategi, penciptaan struktur
organisasi yang efektif, pengarahan usaha-usaha pemasaran, penyiapan anggaran,
pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, serta mengkaitkan kompensasi
pegawai dengan kinerja organisasi [bandingkan dengan Senge, 1994]. Pada tahap ini,
ketrampilan interpersonal sangatlah berperan. Sebagaimana Carl von Clausewitz
(1780-1831) dalam bukunya yang diterbitkan kembali On War, strategi bukanlah
sekedar aktivitas problem-solving, tetapi lebih dari itu strategi bersifat terbuka (open-
ended) dan kreatif untuk mempertajam masa depan dalam model chain of
command di mana suatu strategi harus dijalankan setepat mungkin (menghindari bias-
bias yang tidak perlu dalam setiap bagian struktur organisasi). [Clausewitz, 1989].
3. Tahapan Evaluasi
Tahap evaluasi meliputi kegiatan mencermati apakah strategi berjalan dengan
baik atau tidak. Hal ini dibutuhkan untuk memenuhi prinsip bahwa strategi
perusahaan haruslah secara terus-menerus disesuaikan dengan perubahan-perubahan
yang selalu terjadi di lingkungan eksternal maupun internal. (Kaplan dan Norton,
1996)
Tujuan dari tahap evaluasi adalah untuk memeriksa apakah ada kelemahan
mendasar dalam strategi yang dapat diperbaiki. Evaluasi strategi adalah tahap akhir
dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi
tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh
informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor
eksteral dan internal selalu berubah.
Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
a. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang
sekarang,
9
rasyid, syamsiyah, dan sudirman, manajemen strategik.
7
b. Mengukur prestasi,
c. Mengambil tindakan korektif. Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan
evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi,
divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen strategi adalah suatu seni (keterampilan), teknik dan ilmu merumuskan,
mengimplementasikan, mengevaluasi serta mengawasi berbagai keputusan fungsional
organisasi (bisnis dan non bisnis) yang selalu dipengaruhi oleh lingkungan internal dan
eksternal yang senantiasa berubah sehingga memberikan kemampuan kepada organisasi
untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan
Manajemen strategi dalam dunia pendidikan bisa kita ibaratkan sebagai sebuah
upaya membangun input untuk menghasilkan output, input dalam dunia pendidikan
adalah baik berupa tenaga pengajar/ dosen yang berkualitas, ketersediaan sarana dan
prasarana pendidikan, administrasi yang baik, sedangkan outputnya adalah berupa lulusan
suatu instansi pendidikan yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Untuk
mencapai output tersebut, maka dibutuhkan sebuah proses untuk mencapai manajemen
strategik pendidikan yang efektif dan efisien.
Konsep dan teknik manajemen strategik telah berkembang selama bertahun-tahun
dimulai pada 1970-an dengan cara yang berbeda-beda. Konsep manajemen strategik
mendapat perhatian dunia pada 1990-an. Mungkin penting untuk disebutkan di sini bahwa
‘perencanaan strategis’ mencari peningkatan daya tanggap terhadap pasar dan persaingan
dengan mencoba berpikir secara strategis. Di sisi lain, manajemen strategik mencari
keunggulan kompetitif dan pertumbuhan pasar yang berkelanjutan dengan mengelola
semua sumber daya organisasi secara efektif. Pada dasarnya manajemen strategik adalah
suatu proses perencanaan dan pengambilan keputusan yang mengarah pada
pengembangan strategi yang efektif dan efisien untuk membantu mencapai tujuan
perusahaan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang kami susun masih banyak adanya
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Penulis meminta kepada pembaca untuk
membaca dengan seksama serta mencari bahan penguat lainnya. Semoga makalah yang
kami susun bisa bermanfaat untuk pembaca bagi penyusun terutama. Kami moho kritik
dan saran yang membangun untuk kedepannya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10