Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK MI KELAS 1,2 dan 3

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akidah Akhlak

Dosen Pengampu: Khulatul Lutfiah M. Pd. I

Disusun Oleh:

1. Nabila Sabrin Aulia 23040220069


2. Faza Khoirunnisa’ Hidayah 23040220070
3. Asifatul Anisa 23040220071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN AKADEMIK 2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat- Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah “STRATEGI PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MI”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada
dosen mata kuliah PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasihkepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini. Kami jauh dari sempurna , dan ini merupakan langkah yang baik
daristudi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dankemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat
berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 20 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlak .......................................................... 3


B. Strategi Pembelajaran Akidah dan Akhlak pada SISWA KELAS 1,2 dan 3....................... 5

BAB III : PENUTUP............................................................................................................ 14

A. Kesimpulan.................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pada dasarnya merupakan
pemilihan dan penetapan srategi pembelajaran yang optimal guna mencapai perolehan
belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam kaitan ini,
strategi penyampaian pembelajaran yang tetap merupakan salah satu alternatif untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan
efisien.
Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata
pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan
keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai asma’ul
husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan
akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, materi pendidikan Aqidah Akhlak bukan hanya mengajarkan
pengetahuan tentang agama, akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa
agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupanya dihiasi dengan
akhlak yang mulia dimanapun mereka berada.
Oleh karena itu guru dalam hal ini guru PAI atau guru kelas dituntut untuk
mengembangkan metode-metode pembelajaran yang dapat memperluas pemahaman
peserta didik mengenai ajaran-ajaran tentang agama, mendorong mereka untuk
mengamalkannya dan sekaligus dapat membentuk akhlak dan kepribadiannya. Hal inilah
yang melatar belakangi penulis dalam menyusun makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian strategi pembelajaran akidah akhlak?
2. Apa saja strategi pembelajaran akidah akidah pada siswa kelas 1,2 dan 3?

1
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran akidah akhlak
2. Untuk mengetahui strategi pembelajara akidah akhlak pada siswa kelas 1,2,dan 3

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlak


Strategi adalah siasat melakukan kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran yang
mencakup metode dan teknik mengajar. Adapun yang dimaksud dengan metode adalah
cara mengajar itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan teknik adalah cara
melakukan kegiatan khusus dalam menggunaka suatu metode tertentu, seperti teknik
bertanya, teknik menjelaskan, dan sebagainya. Pembelajaran adalah suatu proses yang
kompleks (rumit) dengan maksud memberi pengalaman belajar kepada siswa sesuai
dengan tujuan. Tujuan yang hendak dicapai sebenarnya merupakan acuan dalam
penyelenggaraan proses pembelajaran.1
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.2
Akidah adalah keyakinan/keimanan yang benar yang terealisasikan dalam perilaku ahlak
mulia.Jadi secara etimologis strategi pembelajaran akidah akhlak adalah suatu metode
yang sadar dan terencana dalam menyiapkan dan memberi pengalaman belajar peserta
didik untuk mengenal, memahami, mengahayati dan mengimani Allah dan
merealisasikannya dalam perilaku ahlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang berarti sebuah
perencanaan yang panjang untuk berhasil dalam mencapai suatu keuntungan.3 Strategi
dapat diartikan sebagai a plan of operation achieving something “rencana kegiatan
untuk mencapai sesuatu.”4 Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses yang
kompleks (rumit) dengan maksud memberi pengalaman belajar kepada siswa sesuai

1
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta; CTSD, 2007)
2
Khalimi, Pembelajaran Akidah Dan Akhlak, (Jakarta; Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2009) cet ke-1
3
Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta: Referensi Gaung Persada Group,
2013)
4
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014),
cet. 4

3
dengan tujuan. Tujuan yang hendak dicapai sebenarnya merupakan acuan dalam
penyelenggaraan proses pembelajaran.5
Selanjutnya adalah Aqidah. Menurut bahasa Aqidah berasal dari bahasa arab
yaitu Aqodah yang berarti ikatan atau perjanjian. Dan akhlak, dalam bahasa Arab yaitu,
Al-akhlak jamak dari khulq yang berarti kebiasaan, perangai dan tabiat, atau tingkah laku
yang lahir dari manusia secara sengaja, tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan.
Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa dan mendorong perbuatan spontan tanpa
memerlukan pertimbangan pikiran.6
Sehingga dapat dijelaskan bahwa Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah
Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada
kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan atau keimanan yang benar,
mempelajari bagaimana tata cara berinteraksi dengan manusia (habluminannas) serta
hubungan manusia dengan sang khalik (habluminallah). Dengan ini diharapkan siswa
tertanam keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab
islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.7
Tujuan daripada adanya strategi pembelajaran dari Aqidah Akhlak terdapat
dalam QS. An-Nahl: 125, yang artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
Dari arti ayat tersebut dapat diketahui bahwa manusia diperintahkan untuk
menyeru kepada jalan kebaikan dengan hikmah serta pengajaran yang baik. Hikmah dan
pengajaran yang baik inilah yang disebut strategi. Jadi, bisa dikatakan bahwa strategi
adalah sesuatu yang sangat penting dalam suatu pembelajaran. Kerena tanpa adanya

5
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD, 2007)
6
Rosihon Anwar, Aqidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2008)
7
Fitri Erning Kurniawati, 2015, Pengembangan Bahan Ajar Aqidah Ahklak di Madrasah Ibtidaiyah, Jurnal
Penelitian, Vol. 9, No. 2

4
strategi yang tepat pada, nantinya pembelajaran tidak akan dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Adapun tujuan pembelajaran Aqidah Akhlak di
Madrasah Ibtidaiyah menurut Permenag No. 2 Tahun 2008, sebagai berikut:8
1. Menumbuh kembangkan akidah akhlak dengan melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
2. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari
akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan
individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai
akidah Islam9.
B. Strategi Pembelajaran Akidah dan Akhlak Pada Siswa Kelas 1,2 dan 3
a. Penerapan Model Pembelajaran Aktif
1. Pembelajaran Terbimbing (Guided teaching)
Dalam teknik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk
melacak pengetahuan siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan
mereka dan kemudian memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori.
Metode pembelajaran terbimbing merupakan selingan yang mengasyikan
di sela-sela cara pengajaran. Berguna dalam mengajarkan konsep-konsep
abstrak.9
2. Strategi Card Sort
Strategi Card Sort ini, merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa
digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang

8
Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah.
9
Silbermen, Terjamahan Dari Active Learning Strategy: 101 Strategies To Teach Aay Subject. Terjamahan: Raisal
Muttaqin, (Boston: Allyn Balcon, 2004)

5
suatu objek, atau mengulangi informasi. Strategi ini cocok sekali untuk
mengajarkan kosa kata istilah-istilah dan lain sebagainya.10
3. Jigsaw (Model Tim Ahli)
Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi
yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi
tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaiannya. Kelebihan strategi
ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam mengajar sekalgus
mengajarkan lepada orang lain model ini biasanya cocok digunakan untuk
pembelajaran keterampilan berbicara dan membaca.11
4. Diskusi panel
Silberman mengungkapkan bahwa “Aktivitas ini merupakan cara yang
baik untuk menstimulasi diskusi dan memberi siswa kesempatan untuk
mengenali, menjelaskan, dan mengklarifikasi persoalan sembari tetap
bisa berpartisipasi aktif dengan seluruh siswa.12
5. Studi Kasus Bikinan-Siswa (Student Case Studies)
Studi kasus diakui secara luas sebagai salah satu metode belajar terbaik.
Diskusi kasus pada umumnya berfokus pada persoalan yang ada dalam
situasi atau contoh konkret, tindakan yang mesti diambil dan pelajaran
yang bisa dipetik, serta cara-cara menangani atau menghindari situasi
semacam itu dimasa mendatang. Tehnik-tehnik berikut ini
memungkinkan siswa untuk membuat studi kasus mereka sendiri.13
6. Mencari
Strategi ini sama dengan ujian open book. Secara berkelompok siswa
atau mahasiswa mencari informasi (biasanya tercakup dalam proses
belajar mengajar) yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada mereka. Strategi ini sangat membantu pembelajaran untuk lebih

10
Umi mahmudah, Abdul wahab rosyadi, (Active Learning Strategy) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab (UIN
Malang Press, 2008), hal 130
11
Ibid h 156-157
12
Silbermen, Op. Cit. hal 135
13
Silbermen, Op. Cit. hal 201

6
menghidupkan materi yang dianggap kurang menarik. Metode ini sangat
membantu materi yang mulanya biasa saja menjadi lebih menarik.14
b. Pemanfaatan Media Visual dan Interaktif
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembentukan karakter
dizaman modern ini. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat dan
berbagai hal yang mengiringi perkembangan tersebut. Tanpa adanya pendidikan,
sebuah bangsa atau masyarakat tidak akan mengetahui perkembangan yang ada,
hal ini tentu akan menyebabkan tertinggalnya masyarakat negara tersebut.
Disamping itu, pendidikan adalah ranah untuk menciptakan generasi penerus
bangsa yang keberadaannya sangat penting bagi masa depan bangsa. Terkhusus
dalam pendidikan agama islam, siswa dituntut untuk mampu mengamalkan
setiap nilai-nilai yang dipelajaran kedalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya
mengetahui ilmunya akan tetapi juga implementasinya. Sehingga siswa menjadi
pemikir yang baik serta pengamal ajaran Islam yang mampu mengikuti
perkembangan zaman.15 Dalam sebuah pendidikan proses pembelajaran
merupakan salah satu bagian, dimana dari proses tersebut akan menghasilkan
suatu hasil belajar dari apa yang telah dilalui oleh siswa. Ada beberapa aspek
yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran seperti aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Dimana aspek-aspek tersebut merupakan cikal bakal
terbentuknya pengalaman belajar siswa. Dengan demikian menjadi tuntutan
bagi seorang guru harus memiliki strategi atau taktik khusus untuk membangun
sebuah pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, yang mendukung ketiga
aspek tersebut agar berkembang dengan baik. Dengan adanya suasana yang
berbeda, mengolah proses pembelajaran dengan sedemikian rupa pasti akan
meningkatkan pemahaman siswa. Sebelumnya guru harus mengenali terlebih
dahulu seperti apa karakter dari siswa itu sendiri. Sebuah pembelajaran yang
memanfaatkan media yang ada tentu akan meningkatkan kualitas dari
pembelajaran tersebut. Media merupakan segala sesuatu yang dapat

14
Umi mahmudah, Op. cit. Hal. 172-173
15
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 120

7
menyampaikan pesan dari orang yang memberi pesan kepada orang yang
menerima pesan baik berupa perangkat keras ataupun perangkat lunak. Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan
menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan
belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar
secara efisien dan efeketif. Sehingga dengan menggunakan media pembelajaran
akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang akan
diajarkan.
Dalam konteks ini pemanfaatan media atau alat bantu dala proses pembelajaran
agamamenjadi kebutuhan utama. Media pengajaran agama adalah perantara
atau pengantar pesan guru agam kepada penerima pesan yaitu siswa. Media
pembelajaran ini sangat diperlukan dalam merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian sehingga terjadi proses belajar mengajar
serta dapat memperlancar penyampaian pendidikan agama islam.
Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat
perhatian guru dalam setiap pembelajaran, oleh karena itu guru perlu
mempelajari bagaimana menetapkan medai belajar agar dapat mengefektifkan
pencapaian tujuan pebelajaran dalam proses belajar mengajar. Hal ini
terlebihdiperuntukkan bagi siswa yang belum dapat menerima pesan yang
disampaikan oleh guru, maka pemanfaatan media sangat dianjurkan.dengan
demikian penggunaan media dapat mempermudah guru untuk menyampaikan
pesan pembelajaran pada siswa, selain mempermudah pembelajaran
pemanfaatan media juga meningkatkan motiasi belajar pada peserta didik. Lebih
lanjut Azwar Arsyad mengemukakakn bahwa pemakaian media pembelajarn
dalam proses belajar mengajar mampu meningkatkan minat yang baru, motivasi
dan rangsangan belajar, dan bahkan mampu membawa pengaruh psikologis
terhadap siswa.16

16
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016), 3.

8
Mengenai jenis media pembelajaran, pada saat ini media sebagai alat bantu
mengajar telah berkembang sedemikian pesatnya sesuai dengan kemajuan
teknologi. Ragam mediapun cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai
dengan kondisi, waktu maupun materi yang disampaikan, terpenting yang harus
diketahui, setiap jenis memiliki karakteristikdan kempuan dalam menayangkan
pesan dan informasi.17
Salah satunya yaitu Media Audio Visual. Meida ini adalah media visual yang
menggabungkan penggunaan suara. Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya
media audio visual ini menerima pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal
adalah bahasa lisan atau kata- kata, dan pesan non verbal adalah bunyi-bunyian
dan vokalisasi seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain. Singkatnya media
audio visual adalah media yang mengandalkan suara dan penglihatan atau
berkaitan dengan indra pendengaran dan penglihatan.18
Peralatan audio visual tidak harus digolongkan sebagai pengalaman belajar yang
diperoleh dari pengindraan pandang dan dengar, tetapi sebagai lat teknologis
yang bisa memperkaya serta memberikan pengalaman konkrit kepada siswa.
Pengajaran audio visual menambahkan komponen ‘audio’ kepada pengajaran
visual, yang secara konseptual sebenarnya tidak banyak memberikan banyak
perbedaan berarti. Pengajaran audio visual juga mempunyai beberapa
kelemahan yaitu terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses
pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu
guru dalam mengajar.
Dalam hal ini media audio visual yang sering digunakan, media audio visual
digunakan dimaksudkan agar pembelajaran tidak hanya terfokus pada guru,
namun juga dapat melatih pendengaran dan penglihatan siswa dalam menyimak
materi. Dengan media audio visual diharapkan siswa dalam meperoleh
pengetahuan sehingga akhirnya membuat pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan dan para siswa terhindar dari kejenuhan yang membosankan dan

17
Hujair AH Sanakay, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2015), 5.
18
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Group, 2012), 70-72.

9
yang terpenting pula dapat membantu pesertabdidik untuk memperdalam lebih
lanjut tentang bagaimana kahlak terpuji tersebut dipraktikkan ditengah
msayarakat dikarenakan dengan pelajarn tersebut peserta didik dapat
mengingatnya sampai rumah. Hal ini sangat membantu siswa untuk belajar
mandiri.
c. Pembiasaan Akhlak Terpuji
Keberhasilan proses pembiasaan akhlak terpuji antara lain dipengaruhi oleh
ketetapan seorang guru dalam memilih strategi yang tepat. Strategi yang dapat
digunakan dalam membiasaan akhlak terpuji antara lain:
1. Keteladanan (Uswatun Hasanah)
Dalam Dalam Kamus Besar Indonesia disebutkan, bahwa keteladanan
dasar kata katanya “teladan” yaitu perihal yang dapat ditiru atau
dicontoh. oleh karena itu keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru
dan dicontoh. Dalam bahasa Arab keteladanan diungkapkan dengan kata
“uswaħ” dan “qudwaħ”. Kata “uswaħ” terbentuk dari huruf-huruf
hamzah, as-sin dan al waw. Secara etimologi setiap kata bahasa Arab
yang terbentuk dari ketiga huruf tersebut memiliki persamaan arti yaitu
“pengobatan dan perbaikan”.19
Teladan dalam term al-Quran disebut dengan istilah “uswaħ“dan “Iswaħ”
atau dengan kata “al-qudwaħ” dan “al qidwaħ” yang memiliki arti suatu
keadaan ketika seseorang manusia mengikuti manusia lain, apakah dalam
kebaikan, dan kejelekan .Jadi “keteladanan” adalah hal-hal yang ditiru
atau dicontoh oleh seseorang dari orang lain. Namun keteladanan yang
dimaksud di sini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat
pendidikan Islām, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian
“uswatun ḥasanaħ”.
Dari definisi di atas, maka dapat diketahui bahwa metode keteladanan
merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh seseorang dalam proses

19
Syaepul Manan ”Pembinaan Akhlak Mulia melalui Keteladanan Dan Pembiasaan” Jurnal Pendidikan Agama
Islam-Ta‟lim, Volume 15 No 1-2017, h.53

10
pendidikan melalui perbuatan atau tingkah laku yang patut ditiru
(modeling). Keteladanan dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan Islām karena hakekat pendidikan Islām ialah mencapai
keredhaan kepada Allāh dan mengangkat tahap akhlak dalam
bermasyarakat berdasarkan pada agama serta membimbing masyarakat
pada rancangan akhlak yang dibuat oleh Allāh Swt. untuk manusia.
2. Nasihat
Kata “nasehat” berasal dari bahasa arab, dari kata kerja “Nashaha” yang
berarti “khalasha”, yaitu murni serta bersih dari segala kotoran, juga bisa
berarti “Khaatha”, yaitu menjahit. Imam Ibnu Rajab rahimahullah menukil
ucapan Imam Khaththabi rahimahullah, “Nasehat itu adalah suatu kata
untuk menerangkan satu pengertian, yaitu keinginan kebaikan bagi yang
dinasehati.”
Nasihat juga dapat diartikan sebagai kata-kata yang memikiki nilai dan
motivasi yang dapat menggerakan hati. Dalam al-Qur‟an, dijelaskan
tentang nasehat yang dilakukan oleh para Nabi kepada kaumnya, seperti
Nabi Shaleh yang menasehat kaumnya agar menyembah Allah, Nabi
Ibrahim yang menasehati ayahnya agar menyembah Allah dan tidak lagi
membuat patung.20
Hal ini senada dengan yang dinasehatkan oleh Aktsam bin Shaifi dalam
kepada anak-anaknya agar senantiasa membekali diri dengan
menjalankan kebaikan serta menjaga lisan.
3. Pembiasaan
Secara etimologis, pembiasaan asal katanya adalah “biasa”. Dalam Kamus
Besar Bahsa Indonesia, “biasa” adalah lazim atau umum, seperti sedia
kala, merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya prefiks “pe” dan sufiks “an” menunjukan arti proses.

20
Murad Salamah, Wasiat Bijak Di Akhir Hayat (Solo, Pustaka Arafah,2011), h.236.

11
Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat
sesuatu/seseorang menjadi terbiasa.
Dalam kaitannya dengan pembiasaan membentuk akhlak terpuji, melalui
cara membiasakan contohnya: shalat wajib berjamaah yaitu shalat
dhuhur berjamah di lingkungan sekolah, shalat sunnah berjamaah yaitu
shalat dhuha berjamaah di lingkungan sekolah, infaq setiap satu kali
dalam seminggu, bertanggungjawab misalnya bertanggungjawab atas
pekerjaan rumah dalam mata pelajaran. Dengan kebiasaan tersebut di
atas dapat diharapkan mengalami proses pembiasaan dan akhirnya
kebiasaan-kebiasaan tersebut menjadi bagian dari kehidupan peserta
didik. Pembiasaan akan lebih efektif bila tanpa diiringi dengan
keteladanan dari orang-orang sekitarnya, khususnya keteladanan dari
orang tuanya dan guru. Oleh karena itu, pembiasaan dan keteladanan
hendaknya diterapkann dalam waktu bersamaan sehingga peserta didik
menyadari bahwa kebiasaan yang harus dilakukan itu telah sesuai dengan
pola tingkah laku orang-orang di sekitarnya.
4. Kisah Qur’ani dan Nabawi
Kata “kisah” berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata “qishah”, diserap ke
dalam bahasa Indonesia menjadi “kisah” yang berarti cerita. Namun
terdapat perbedaan yang prinsipil antara makna kisah dalam bahasa al-
Quran dengan kisah dalam bahasa Indonesia. Kisah dalam bahasa al-
Qur‟an bermakna sejarah (tarikh) yaitu peristiwa-peristiwa yang pernah
terjadi di zaman dahulu. Sedangkan kisah dalam bahasa Indonesia
mengandung arti cerita-cerita yang berbau atau legenda yang di dalam
al-Qurran disebut “Asathir”.21
Strategi kisah Qurani dan nabawi adalah penyajian bahan pembelajaran
yang menampilkan cerita-cerita yang terdapat dalam AlQur‟an dan
Hadits Nabi. Kisah Qurani bukan semata-mata karya seni yang indah,

21
Syahidin, Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al- Qur’an, (Bandung:Penerbit Alfabeta, 2009) h.93

12
tetapi juga cara mendidik umat agama beriman kepadaNya. Dalam
pendidikan Islam, kisah merupakan metode yang sangat penting karena
dapat menyentu hati manusia.22
Ulil Amri Syafri mengutip pendapat Abdurrahman AnNahlawy bahwa
metode kisah yang terdapat dalam Al-Qur‟an mempunyai sisi
keistimewaan dalam proses pendidikan dan pembinaan manusia.
Menurutnya, metode kisah dalam AlQur‟an berefek positif pada
perubahan sikap dan perbaikan niat atau motivasi seseorang.23 Dari
pengertian di atasdapat disimpulkan strategi kisah Qurani dan nabawi
yaitu strategi yang dapat mempengaruhi jiwa peserta didik, denga kisah
kisah orang terdahulu supaya peserta didik dapat meneladani contoh dari
kisah tersebut.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan strategi
pembiasaan adalah sebagai berikut:
a) Mulai lah pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak
itu mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal
yang akan dibiasakan
b) Pembiasaan hendaknya dilakukan secara terus menerus
(berulangulang) dijalankan secara teratur sehingga akhirnya
menjadi suatu kebiasaan yang otomatis. Pembiasaan hendaknya
konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendiriannya
yang telah diambilnya. Jangan memberi kesempatan kepada anak
untuk melanggar pembiasaan yang telah ditetapkan itu.
c) Pembiasaan yang pada mulanya mekanistis itu harus semakin
menjadi pembiasaan yang disertai kata hati anak itu sendiri.

22
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2013) h.142
23
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur‟an, (Jakarta: RajawaliPers, 2012) h.125

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran Aqidah Akhlak adalah suatu perencanaan yang
sadar dan terencana dalam menyiapkan dan memberi pengalaman belajar
peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahayati dan mengimani Allah
dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan daripada Strategi pembelajaran Aqidah Akhlak sendiri dapat dilihat dalam
QS. An-Nahl ayat 125.
Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak.
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembentukan karakter
dizaman modern ini. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat dan
berbagai hal yang mengiringi perkembangan tersebut. Tanpa adanya pendidikan,
sebuah bangsa atau masyarakat tidak akan mengetahui perkembangan yang ada,
hal ini tentu akan menyebabkan tertinggalnya masyarakat negara tersebut.
Disamping itu, pendidikan adalah ranah untuk menciptakan generasi penerus
bangsa yang keberadaannya sangat penting bagi masa depan bangsa. Terkhusus
dalam pendidikan agama islam, siswa dituntut untuk mampu mengamalkan
setiap nilai-nilai yang dipelajaran kedalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya
mengetahui ilmunya akan tetapi juga implementasinya

14
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon, Aqidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2008)


Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016)
Djamarah Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013)
Ibid h 156-157
Khalimi, Pembelajaran Akidah Dan Akhlak, (Jakarta; Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2009)
cet ke-1
Kurniawati, Fitri Erning, 2015, Pengembangan Bahan Ajar Aqidah Ahklak di Madrasah
Ibtidaiyah, Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 2
Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di
Madrasah.
Mahmudah, Umi dan Abdul wahab rosyadi, (Active Learning Strategy) Dalam Pembelajaran
Bahasa Arab (UIN Malang Press, 2008), hal 130
Mahmudah, Umi, Op. cit.
Majid, Abdul, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), cet. 4
Manan, Syaepul, ”Pembinaan Akhlak Mulia melalui Keteladanan Dan Pembiasaan” Jurnal
Pendidikan Agama Islam-Ta‟lim, Volume 15 No 1-2017
Minarti, Sri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2013)
Salamah, Murad, Wasiat Bijak Di Akhir Hayat (Solo, Pustaka Arafah,2011), h.236.
Sanakay, Hujair AH, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara,
2015)
Sanjaya, Wina, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Group, 2012)
Silbermen, Op. Cit.
Silbermen, Terjamahan Dari Active Learning Strategy: 101 Strategies To Teach Aay Subject.
Terjamahan: Raisal Muttaqin, (Boston: Allyn Balcon, 2004)

15
Syafri, Ulil Amri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur‟an, (Jakarta: RajawaliPers, 2012)
Syahidin, Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al- Qur‟an, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009)
Yamin, Martinis, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta: Referensi Gaung
Persada Group, 2013)
Zaini, Hisyam, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD, 2007)
Zaini, Hisyam, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta; CTSD, 2007)

16

Anda mungkin juga menyukai