Anda di halaman 1dari 20

HALAMAN SAMPUL

MAKALAH
PERENCANAAN PENDIDIKAN
Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan
( Pendekatan, Unsur, Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan)

DISUSUN OLEH :

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2
Anggi anugrah wardani (220403501020)
Anugra Arifka (220403501025)
Amaliah (2204035010)
Farah Faidah Musdalifah (2204035020)
Aulia (220403501027)
Fitri (220403500007)

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

i
2023-2024

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat merampungkan penyusunan makalah mata kuliah Perencanaan Pendidikan dengan
judul Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan ( Pendekatan, Unsur, Ruang Lingkup
Perencanaan Pendidikan)ini.

Tepat pada waktunya.penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan


didukung bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Namun, tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan, bahasa, dan aspek lainnya.

Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca
yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Terakhir, kami sebagai
penyusun sangat mengharapkan semoga makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan
besar keinginan kami untuk dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat peemasalahan
lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Makassar, 27 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
A. Pengertian Perencanaan pendidikan...............................................................................................3
B. Fungsi dan Tujuan Perencanaan pendidikan....................................................................................4
C. Unsur perencanaan pendidikan.......................................................................................................6
D. Prinsip Perencanaan Pendidikan......................................................................................................7
E. Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan.........................................................................................8
F. MACAM-MACAM PENDEKATAN PERENCANAAN PENDIDIKAN......................................................11
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................17
A. KESIMPULAN..................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................17

iii
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan mempunyai peranan dan fungsi yang cukup penting bagi kehidupan manusia,
baik pendidikan dalam aspek kognitif, afektif (sikap), maupun psikomotorik. Oleh karena
itu, sudah menjadi suatu keharusan bagi manusia untuk dapat merasakan proses tersebut.
Ia diakui sebagai kekuatan yang dapat mendorong manusia mencapai kemajuan
peradaban. Selain itu pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk menyongsong
hari esok yang lebih cerah dan lebih manusiawi.
Sedangkan, dalam menjalankan sebuah aktivitas sehari-hari, manusia tidak bisa
lepas dengan adanya sebuah perencanaan. Dengan adanya perencanaan yang bagus, maka
aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Karena perencanaan merupakan suatu rangkaian proses menyiapkan dan menentukan
seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan dan apa yang akan dilakukan.
Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi
suatu kenyataan.
Perencanaan pendidikan merupakan kunci efektivitas suatu kegiatan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diharapkan dan direncanakan. Oleh karena itu, dalam
pembahasan makalah ini, kami akan membahas tentang bagaimana perencanaan
pendidikan itu sehingga perencanaan yang direncanakan dapat maksimal dan tujuan
utamanya dapat tercapai.
Makalah ini akan membahas mengenai konsep dasar perencanaan pendidikan,
yang meliputi pengertian, fungsi dan tujuan, unsur-unsur, prinsip, serta ruang lingkup
perencanaan pendidikan. Pembahasan mengenai konsep dasar perencanaan pendidikan
ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai perlunya
perencanaan matang dalam penyelenggaraan pendidikan demi tercapainya tujuan
pendidikan nasional.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari perencanaan pendidikan?
2. Apa fungsi dan tujuan perencanaan pendidikan?
3. Apa saja unsur dari perencanan pendidikan?
4. Apa saja prinsip dari perencanaan pendidikan?
5. Bagaimana ruang lingkup perencanaan pendidikan?
6. Apa saja Pendekatan perencanaan pendidikan?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Pengertian dari perencanaan pendidikan
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan perencanaan pendidikan
3. Untuk Memahami unsur dari perencanan pendidikan
4. Untuk mengetahui prinsip dari perencanaan pendidikan
5. Untuk mengetahui ruang lingkup perencanaan pendidikan
6. Untuk mengetahui pendekatan perencanaan pendidikan

2
BAB II PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan pendidikan


Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai
dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan
seefektif mungkin.Perencanaan sering disebut jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau
jurang antara keadaan masakini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan
datang. Dengan demikian, perencanaan yang baik memperhatikan sifat-sifat kondisi yang akan
datang, di mana keputusan efektif dilaksanakan. Perencanan tidaklah dikembangkan
berdasarkan teori tetapi sebaliknya teori perencanaan berkembang sebagai kelanjutan dari
pengalaman mengenai usaha-usaha manusia untuk mengatasi keadaan lingkungan hidupnya.

Prof Langeveld seorang ahli pedagogic dari Negeri Belanda mengemukakan batasan
pendidikan, bahwa pendidikan ialah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan yaitu kedewasaan.Dengan pendidikan, manusia
akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang, membimbing generasi muda
untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik. Pendidikan memperhatikan kesatuan aspek
jasmani dan rohani, aspek diri (individualitas) dan aspek sosial, aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik, serta keterhubungan manusia dengan dirinya (konsentris), dengan lingkungan
sosial dan alamnya (horozontal), dan dengan Tuhannya (vertikal).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu cara yang
memuaskan untuk membuat organisasi tetap berdiri tegak dan maju sebagai satu sistem.
Sedangkan, definisi perencanaan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya adalah penggunaan
analisis yang bersifat rasional dan sistematik terhadap proses pengembangan pendidikan yang
bertujuan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menanggapai
kebutuan dan tujuan murid-murid dan masyarakat.Perencanaan pendidikan adalah kegiatan yang
berkaitan dengan usaha merumuskan program pendidikan yang di dalamnya memuat segala

3
sesuatu yang akan dilaksanakan, penentuan tujuan pendidikan, kebijakan dalam pendidikan, arah
yang akan ditempuh dalam kegiatan pendidikan, prosedur dan metode yang akan diikuti dalam
usaha pencapaian tujuan pendidikan. (Perencanaan Pendididikan| 2, n,d.)

B. Fungsi dan Tujuan Perencanaan pendidikan


Perencanaan merupakan bagian yang fundamental dari eksistensi pengelola
lembaga pendidikan. Sekarang mari kita mencoba memahami bagaimana tujuan
perencanaan pendidikan? Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat kembali pemahaman
tentang perencanaan dan keterkaitannya dalam dunia pendidikan seperti yang sudah di
jelaskan di atas Secara sederhana,

Tujuan Perencanaan Pendidikan

Perencanaan pendidikan memiliki beberapa tujuan utama, antara lain:

1. Standar pengawasan, adalah suatu proses untuk mencocokan pelaksanaan dengan


perencanaannya.

2. Untuk mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.

3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasi) baik kualifikasinya ataupun kuantitas.

4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.

5. Mendeteksi hambatan kesulitab yang bakal ditemui

6. Mengarahkan pencapaian tujuan.

7. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga, serta
waktu.

8. Memberikan gambaran utuh tentang kegiatan pekerjaan.

9. Menyerasikan dan memadukan sub kegiatan (Ilaar.H, 2008)

Adapun tujuan perencanaan pendidikan di uraikan oleh para ahli, sebagai berikut:

4
1. Permana Johar (2019) bahwa perencanaan pendidikan dalam sebuah lembaga sangat
krusial, di mana peran para perencana pendidikan menjadi kunci keberhasilan dalam
capaian tujuan sebuah lembaga.
2. Menurut Sagala (2009) dalam Permana Johar (2009) yang menyatakan bahwa ada
beberapa tujuan perencanaan pendidikan, di antaranya: standardisasi dari mulai
perencanaan, pengawasan dan evaluasi. Dengan demikian, diharapkan mengacu pada
standardisasi yang ada dapat mengoptimalkan semua sumber daya, sarana prasarana
dan meminimalisir kegagalan pada lembaga pendidikan. Selanjutnya, dalam capaian
tujuan khususnya bidang pengawasan dalam proses pelaksanaan pendidikan, seperti
menyelaraskan antara pelaksanaan di lapangan dengan perencanaan pendidikan yang
telah ditetapkan, pengawasan ini berlaku bagi pemimpin dan seluruh anggota
organisasi pendidikan.
3. Ada beberapa tujuan perencanaan pendidikan menurut Rusdiana (2019) menyatakan:
Pertama, menetapkan standardisasi dalam bidang pengawasan dari mulai perilaku
anggota lembaga pendidikan dan relevansi antara perencanaan dan pelaksanaan
program kegiatan; Kedua, alokasi waktu pelaksanaan; Ketiga, struktur organisasi yang
terlibat dalam pelaksanaan program pendidikan dari mulai bidang akademik dan
bidang non akademik; Keempat, melaksanakan proses program kegiatan secara
efektifdan efisien; Kelima, Meminimalisir semua kegiatan yang tidak produktif;
Keenam, Deskripsi pekerjaan di setiap bidang; Ketujuh, analisis SWOT yang
bertujuan untuk mengetahui peluang, hambatan, kekuatan dan kelemahan perencanaan
pendidikan di dalam lembaga atau sekolah; Kedelapan, pembinaan dalam capaian
strategis tujuan pendidikan sesuai dengan perencanaan awal.
Dengan demikian, perencanaan pendidikan yang terkelola dengan baik akan
menghasilkan banyak kebermanfaatan, di yakini perencanaan yang baik berpengaruh
signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Adapun Manfaat perencanaan
pendidikan, di antaranya:

Menurut Thahir Muthahharah., et al (2021) bahwa manfaat perencanaan pendidikan,


yakni: Pertama, membantu manajemen dalam beradaptasi dengan perubahan. Sejalan dengan
pendapat Husni Karna (2015) bahwa perubahan menjadi faktor kunci lembaga pendidikan
atau sekolah; Kedua, adaptasi setiap permasalahan di lingkungan lembaga atau sekolah;

5
Ketiga, deskripsi pekerjaan bagian akademik dan non akademik; Keempat, penghematan
dalam penganggaran pendidikan.

Rusdiana (2019) Menekankan pada manfaat perencanaan pendidikan, yakni: Pertama,


pada standardisasi dalam bidang pelaksanaan program dan pengawasan program dari mulai
pemimpin atau kepala sekolah sampai anggota atau civitas sekolah; Kedua, pedoman
program kegiatan lembaga atau sekolah; Ketiga, pendayagunaan sumber daya; Keempat,
evaluasi program pendidikan. Di mana manfaat evaluasi program pendidikan, salah satunya
mengumpulkan dan menyampaikan informasi kepada pengelola pendidikan sebagai
pengambil kebijakan. (Mayasari n.d.)

C. Unsur perencanaan pendidikan


Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin menguraikan beberapa unsur
penting yang terkandung dalam perencanaan pendidikan, yaitu

1. Penggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematis dalam perencanaan


pendidikan, yang menyangkut metodologi dalam perencanaan.
2. Proses pembangunan dan pengembanngan pendidikan, artinya bahwa perencanaan
pendidikan dilakukan dalam langka reformasi pendidikan, yaitu suatu proses dari
status sekarang menuju status perkembangan pendidikan yang dicita-citakan.
Perencanaan merupakan suatu moment kegiatan dalam proses yang continue.
3. Prinsip efektivitas dan efisiensi, artinya dalam perencanaan pendidikan itu, pemikiran
secara ekonomis sangat menonjol, misalnya dalam hal penggalian sumber pembiayaan
pendidikan, alokasi biaya, hubungan pendidikan denngan tenaga kerja, hubungan
pengembangan pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi.
4. Kebutuhan dan tujuan peserta didik dan masyarakat (lokal, regional, nasional, dan
internasioanal), artinya perencanaan pendidikan itu mencakup aspek internal dan
eksternal dari keorganisasian sistem pendidikan itu sendiri.
5. Tujuan pembangunan nasional bangsa yang akan mengambil keputusan dalam rangka
kebijaksanaan nasional dalam bidang pendidikn. Target yang hendak dicapai dengan
melakkukan tujuan pendidikan nasional, dan berarti cara penyampaiannya pun,
memengaruhi di dalamnya. Misalnya, waktu pelaksanaan, pertahapan, taktis, dan

6
strategi dalam meletakkan jalur kebijakan ke mana akan dibawa pendidikan itu. 6.
Masalah strategi adalah termasuk penanganan policy (kebijakan) secara operasional
yang akan mewarnai proses pelaksanaan dari perencanaan pendidikan. Ketepatan
peletakan strategi ini sangat penting. (9.Dasar-DasarPerencanaanPendidikan, n.d.)

D. Prinsip Perencanaan Pendidikan


Prinsip-prinsip perencanaan pendidikan adalah sejumlah aktivitas yang harus
dilakukan atau dipertimbangkan oleh para perencanaan ketika akan menyusun rencana
pendidikan.Prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagai berikut:

 Prinsip interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau beragam


kehidupan. Hal ini penting karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta
didik harus menyangkut berbagai jenis pengetahuan, beragam ketrampilan dan
nilai-norma kehidupan yang berlaku di masyarakat.
 Prinsip fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap
perkembangan atau perubahan kehidupan di masyarakat. Hal ini penting, karena
hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik adalah menyiapkan siswa untuk
mampu menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan
beragam tantangan kehidupan terkini.
 Prinsip efektifitas-efisiensi, artinya dalam penyusunan perencanaan pendidikan
didasarkan pada perhitungan sumber daya yang ada secara cermat dan matang,
sehingga perencanaan itu ‘berhasil guna’ dan ‘bernilai guna’ dalam pencapaian
tujuan pendidikan.
 Prinsip progress of change, yaitu terus mendorong dan memberi peluang kepada
semua warga sekolah untuk berkarya dan bergerak maju ke depan dengan
beragam pembaharuan layanan pendidikan yang lebih berkualitas, sesuai dengan
peranan masing-masing.
 Prinsip objektif, rasional dan sistematis, artinya perencanaan pendidikan harus
disusun berdasarkan data yang ada, berdasarkan analisa kebutuhan dan
kemanfaatan layanan pendidikan secara rasional (memungkinkan untuk
diwujudkan secara nyata), dan mempunyai sistematika dan tahapan pencapaian
program secara jelas dan berkesinambungan.

7
 Prinsip kooperatif-komprehensif, artinya perencanaan yang disusun mampu
memotivasi dan membangun mentalitas semua warga sekolah dalam bekerja
sebagai suatu tim (team work) yang baik. Disamping itu perencanaan yang
disusun harus mencakup seluruh aspek esensial (mendasar) tentang layanan
pendidikan akademik dan non-akademik setiap peserta didik.
 Prinsip human resources development, artinya perencanaan pendidikan harus
disusun sebaik mungkin dan mampu menjadi acuan dalam pengembangan sumber
daya manusia secara maksimal dalam mensukseskan program pembangunan
pendidikan. Layanan pendidikan pada peserta didik harus benarbenar mampu
membangun individu yang unggul baik dari aspek intelektual (penguasaan science
and technology), aspek emosional (kepribadian atau akhlak), dan aspek spiritual
(keimanan dan ketakwaan) , atau disebut IESQ yang unggul.

E. Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan


Ruang lingkup perencanaan pendidikan jangkauannya yang cukup luas dan dapat
ditinjau dari berbagai aspek antara lain:

Ditinjau dari aspek spesialnya yaitu perencanaan pendidikan yang memiliki karakter yang
terkait dengan ruang, tempat, atau batasan wilayah. Perencanaan ini terbagi menjadi:
a. Perencanaan pendidikan nasional, yaitu mencakup seluruh proses usaha layanan
pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, yang bertujuan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional, yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dari tingkat
dasar sampai perguruan tinggi, yang diatur dalam sistem pendidikan nasional
melalui undang-undang sistem pendidikan nasional.
b. Perencanaan pendidikan ragional, yaitu perencanaan pendidikan yang dibuat dan
diberlakukan dalam wilayah regional tertentu misalnya perencanaan
pengembangan layanan pendidikan tingkat provinsi dan kebupaten/kota, yang
menyangkut seluruh jenis layanan pendidikan di semua jenjang untuk daerah atau
provinsi tertentu.
c. Perencanaan pendidikan kelembagaan, yaitu perencanaan pendidikan mencakup
satu intuisi atau lembaga pendidikan tertentu, misalnya perencanaan
pengembangan layanan pendidikan sekolah menengah atas.
Ditinjau dari aspek sifat dan karakteristik modelnya dapat dibagi menjadi:

8
a. Perencanaan pendidikan yang mencakup seluruh aspek yang terkait dengan proses
pembangunan pendidikan yang esensial, dalam koridor perencanaan
pembangunan nasional, dalam hal ini perencanaan pendidikan ada keterpaduan
atau peterkaitan secara sistemik dengan perencanaan pembangunan bidang
ekonomi, pilitik, hukum dan seb againya.
b. Perencanaan pendidikan komprehensif yaitu perencanaan pendidikan yang
disusun secara sistematik, rasional, objektif, yang menyangkut keseuruhan konsep
penting dalam layanan pendidikan, sehingga perencanaan itu memberikan suatu
pemahaman yang lengkap atau sempurna tentang apa dan bagaimana memberikan
layanan pendidikan yang berkualitas.
c. Perencanaan pendidikan strategik, yaitu perencanaan pendidikan yang
mengandung pokok-pokok perencanaan untuk menjawab persoalan atau opini,
atau isu mutakhir yang dihadapi oleh dunia pendidikan misalnya persoalan yang
dihadapi dunia pendidikan sekarang adalah masalah rendahnya kualitas guru
Perencanaan Pendidikan Ditinjau dari Dimensi Spasial, Perencanaan pendidikan
berdasarkan dimensi spasial adalah perencanaan sesuai karakter, ruang dan batasan
wilayah, meliputi:
a. Perencanaan Nasional Perencanaan Nasional merupakan tahap menyusun rencana
yang memiliki skala nasional berdasarkan komitmen dan konsensus semua warga
negara Indonesia yang terarah, terintegrasi, holistik dengan menggunakan sumber
daya nasional dan memperhatikan perkembangan global demi mencapai
masyarakat adil dan makmur. Contohnya adalah program pembangunan nasional
dan perencanaan pendidikan di Indonesia.
b. Perencanaan Regional Perencanaan Regional sering disebut dengan perencanaan
daerah atau perencanaan wilayah karena merupakan pilihan rencana per sektor
atau hubungan perencanaan antar sektor di suatu daerah. Salah satu contohnya
program pembangunan daerah dan perencanaan pendidikan di tingkat provinsi
atau tingkat kabupaten atau tingkat kota.
c. Perencanaan proyek Perencanaan proyek bisa berupa perencanaan perumahan,
kawasan, daerah transmigrasi atau perencanaan tata ruang. Perencanaan tata ruang

9
memanfaatkan fungsi kawasan tertentu, dilakukan pengembangan secara
seimbang pada aspek lingkungan ekologi, geografis, maupun demografis.
Perencanaan Pendidikan ditinjau dari Tingkatannya, Jenis perencanaan pendidikan
dilihat dari tingkatannya meliputi:
a. Perencanaan Makro Perencanaan makro merupakan perencanaan dalam
menentukan kebijakan dan tujuan yang akan ditempuh, serta cara untuk mencapai
tujuan pada skala nasional. Contoh tujuan yang harus dicapai dalam rencana
pembangunan nasional terkait bidang peningkatan SDM yaitu menghasilkan SDM
andal secara kuantitatif dan kualitatif yang akan berperan sebagai tenaga
pembangunan melalui pengembangan sistem pendidikan. Secara kuantitatif berarti
dapat menghasilkan jumlah tenaga SDM sesuai kebutuhan, sedangkan secara
kualitatif berarti dapat mencetak SDM yang memiliki kompetensi dan terampil
sesuai keahlian dan berjiwa Pancasila.
b. Perencanaan Meso Perencanaan meso merupakan penjabaran
kebijaksanaankebijaksanaan tingkat makro menjadi program-program yang
memiliki skala kecil, bersifat operasional dan sesuai dengan unit atau departemen.
Perencanaan meso sering disebut juga sebagai perencanaan sektoral. Perencanaan
sektoral bidang pendidikan merupakan kesatuan kumpulan program pendidikan
yang memiliki ciri dan tujuan sama serta memproyeksikan sasaran pembangunan
sektor pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan nasional.
c. Perencanaan Mikro Perencanaan mikro merupakan penjabaran dari perencanaan
tingkat meso atau perencanaan pada tingkat institusional.Perencanaan mikro
sering disebut pemetaan pendidikan karena penyusunan rencana mikro
disesuaikan pada permasalahanpermasalahan bidang pendidikan pada level mikro
berdasarkan otonomi daerah masing-masing
Perencanaan pendidikan ditinjau menurut teknisnya, Berdasarkan teknisnya
perencanaan pendidikan dibagi menjadi:
a. Perencanaan Strategik (Renstra) Perencanaan strategik merupakan perencanaan
yang bersifat general dan jangka panjang. Konsep perencanaan strategik dapat
diimplementasikan dalam perencanaan pendidikan di mana perumusan
programnya lebih operasional (Priyanto, 2011). Dalam perencanaan strategik

10
perlu mempertimbangkan faktor eksternal dan internal yang berpengaruh.
Perencanaan strategik juga memerlukan pendekatan sistem untuk mencari
identitas dan bentuk pendidikan pada masa mendatang (Somantri, n.d.).
Pendekatan sistem dalam rencana strategik diharapkan mampu membantu
pemecahan masalah pendidikan yang kompleks serta sebagai menjadi dasar
konseptual dalam perencanaan pendidikan.
b. Perencanaan Koordinatif (Managerial) Perencanaan koordinatif bertujuan
memberikan arah dalam pelaksanaan program, agar tercapai efektivitas dan
efisiensi pencapaian tujuan. Perencanaan koordinatif disusun lebih rinci, berbasis
data statistik, terkadang juga dengan mempertimbangkan akal sehat.
Perencanaan ini menjembatani kebijakan yang telah ditetapkan dalam rencana
strategic, mencakup kebijakan semua aspek operasional untuk ditaati.
c. Perencanaan Operasional Perencanaan operasional lebih rinci, mudah diukur,
bersifat spesifik dan berupa petunjuk konkret tentang aturan, tahapan, ketentuan
yang jelas mengenai bagaimana pelaksanaan suatu program/proyek khusus.
Dalam perencanaan ini sudah memuat program-program yang siap dilaksanakan
dan pengelolaan pelaksanaan kegiatan di suatu lembaga pendidikan agar dapat
mencapai tujuan secara efektif.
(N Unsur Prinsip Dan Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan, n.d.)

F. MACAM-MACAM PENDEKATAN PERENCANAAN PENDIDIKAN


Dalam perencanaan pendidikan ada beberapa pendekatan yang di gunakan, lebih rinci
lagi ada empat yang paling utama, yaitu sebagai berikut:
a. Pendekatan Ketenagakerjaan
Dalam teorinya pendekatan ini lebih mengutamakan keterkaitan lulusan system
pendidikan dengan tuntutan akan kebutuhan tenaga kerja, didalam pendekatan ini juga
mempunyai kelemahan, dimana ada tiga kelemahan yang paling utama, adalah.
1. Menggunakan klasifikasi rasio permintaan dan persediaan.
2. Tujuan dari pada pendekatan ini hanyalah untuk memenuhan kebutuhan tenaga
kerja, disisi lain tuntutan dunia kerja berubah ubah sesuai dengan cepatnya perubahan
zaman.
3. Mempunyai peranan yang terbatas dalam perencanaan pendidikan, karena
pendekatan ini mengabaikan keberadaaan sekolah umum karena hanya akan

11
menghasilkan pengangguran saja, pendekatan ini lebih mengutamakan sekolah
menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan kerja.
Perbaikan sistem dan perencanaan pendidikan bukan berarti pendidikan harus
melahirkan atau meluluskan lulusan yang siap pakai. Kalau yang dimaksud dengan
siap pakai ialah kemampuan lulusan yang mengenali dan menguasai permasalahan
rutin serta mampu mengaplikasikan ilmunya; maka bukan pada tempatnya hal itu di
belajarkan pada pendidikan formal yang ada sekarang ini.

b. Pendekatan Kebutuhan Sosial


Pendekatan sosial merupakan pendekatan yang didasarkan atas keperluan
masyarakat pada saat ini. Pendekatan ini menitik beratkan pada tujuan pendidikan
yang menitik beratkan pada pemerataan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan.
Menurut A.W. Guruge’ pendekatan sisial merupakan pendekatan tradisional bagi
pembangunan pembangunan pendidikan dengan menyediakan lembaga-lembaga dan
fasilitas demi memenuhi tekanan tekanan untuk memasukan sekolah serta
memungkinkan pemberian kesempatan kepada murit dan orang tua secara bebas.
Sebagai contoh penerapan pendekatan ini adalah diterapkannya system ganda melalui
kebijakan Link And Match.

Di dalam pendekatan ini ada beberapa kelemahan dalam pendekatan ini


diantaranya adalah.
1. Pendekatan ini mengembangkan kebutuhan ketenagakerjaan (manpower
planning) yang diperlukan dimasyarakat sehingga dapat menghasilkan lulusan yang
sebenarnya kurang dibutuhkan masyarakat.
2. Pendekatan ini cenderung hanya menjawab pemerataan pendidikan saja
sehingga kuantitas lebih diutamakan dari pada kualitanya.
3. Pendekatan ini mengabaiakan masalah alokasi dalam skala nasional, dan secara
samar tidak mempermasalahkan besarnya sumber daya pendidikan yang dibutuhkan
arena beranggapan bahwa penggunaan sumberdaya pendidikan yang terbaik adalah
untuk segenap rakyat Indonesia.

c. Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu adalah bentuk pendekatan yang didalamnya memadukan
ketiga pendekatan yang ada diatas, yaitu pendekatan sosial, pendekatan ketaenaga kerjaan
dan pendekatan efensiensi biaya.
d. Pendekatan Efesiensi
Biaya Pendekatan ini juga disebut sebagai pendekatan Rate of Education atau
Return to Education, pendekatan ini bertujuan untk mengukur pendidikan dari sudut
hasil atau keuntungan yang di peroleh, sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan
yang baik adalah pendidikan yang menguntungkan dan menjanjikan dan sebaliknya

12
pendidikan yang kurang baik adalah pendidikan yang tidak menguntungkan sama
sekali. Kelemahan pendekatan ini adalah pada pengelolaan dana pendidikan terutama
di negara berkembang masih sangt lemah.
Pendekatan ini menitik beratkan pada pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk
mendapatkan hasil pendidikan yang seoptimal mungkin, baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif, sehingga pendidikan ini diadakan hanya jika bener benar
keuntungan yang relatif pasti, baik bagi penyelenggara maupun peserta didik.
Sebagai contoh : pembukaan sekolah sekolah Magister manajemen, magister bisnis
adminitrasu, dan kursus-kursus. Lebih jauh lagi kalau kita mencermati pendekatan ini
mempunyai implikasi terhadap prinsip ekonomi yaitu program pendidikan yang
mempunyei nilai ekonomi tinggi menempati urutan atau prioritas penting.
Tiga pendekatan yang biasa digunakan dalam perencanaan pendidikan adalah
pendekatan yang berdasarkan permintaan masyarakat, berdasarkan kebutuhan tenaga
kerja, dan berdasarkan nilai balik. Pendekatan sistem terpadu dengan segala
aspeknya dapat merupakan alternatif pendekatan perencanaan yang berupaya
memadukan ketiga pendekatan tersebut.
a. Pendekatan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja
Davis (1980) mengemukakan bahwa pada dasarnya lembaga pendidikan
bertujuan untuk membentuk sikap, memberikan pengetahuan dan
meningkatkan keterampilan. Disamping tujuan-tujuan ini ada beberapa
jenjang dan jenis pendidikan dan pelatihan yang diarahkan untuk
mempersiapkan peserta didiknya siap kerja pada berbagai lapangan yang
menghasilkan barang dan jasa.
Saat ini muncul suatu pendapat bahwa mendidik dan melatih para peserta
didik yang dapat siap pakai terjun dalam dunia kerja merupakan salah satu
tujuan yang dianggap paling relevan dalam dunia pendidikan. Pendapat ini
sebenarnya tidaklah seluruhnya benar bahwa fungsi pendidikan semata-mata
hanya untuk menyiapkan calon tenaga kerja yang siap pakai pada berbagai
lapangan pekerjaan.
Kelemahan dari pendekatan ini adalah:
1. Pendidikan yang tidak langsung berkaitan dengan dunia kerja tidak
mendapat prioritas, dan pendidikan dengan pembebasannya itu akan di
kesampingkan dan ini secara politis akan menimbulkan kesukaran pula.
2. Pengembangan program yang releva seperti jenis kerja, persyaratan
kerja klasifikasi kerja, tingkat kerja amat tidak pasti dan perubahannya
amat cepat, sedangkan pendidikan adalah proses jangka lama yang
menghendaki ketelitian dam kecermatan yang diinginkan amat sulit

b. Pendekatan permintaan masyarakat

13
Prestise dan penghargaan terhadap metode-metode realistis serta berkurangnya
kepercayaan terhadap nilainilai ekonomis sebagai satu-satunya kerangka dalam
perencanaan pembangunan pendidikan menyebabkan para perencana pendidikan
beralih ke pendekatan baru. Pendekatan ini mungkin lebih mirip dengan
perencanaan berdasarkan kebutuhan sosial dari pada perencanaan yang didasarkan
pada nilai-nilai ekonomis. Menurut bentuknya, perencanaan pendidikan
berdasarkan permintaan masyarakat yang paling sederhana, target perencaan
pendidikan disusun berdasarkan kelompok, populasi atau proyeksi calon peserta
didik (umur dan jenis kelamin). Bila target peserta didik didasarkan pada analisis
mekanisme kecenderungan pendekatannya yang dilakukan dapat bersifat bebas
atau berdasarkan kriteria normatif. Pertimbangan normatif (etika, tinjauan sosial
dan standar). Secara implisit selalu mendasari bentuk perencanaan ini (Utsman,
Kahar dan Nadhirin. 2008).
Permintaan masyarakat terhadap pendidikan, yaitu bila sasaran rencana
pendidikan di dasarkan pada tujuan nasional suatu bangsa sesuai dengan aspirasi
sosial dan kemauan politik pemerintah dan bila proyeksi rencana didasarkan pada
analisis kebutuhan individu terhadap pendidikan. Faktor lain yang mempengaruhi
kebutuhan pendidikan, antara lain perubahan norma-norma budaya atau
pandangan terhadap nilai-nilai pendidikan tinggi. Jumlah calon peserta didik akan
meningkat apabila terjadi diwujudkan peningkatan penghargaan masyarakat
terhadap nilai-nilai sosial pendidikan formal. Pada dasarnya semua faktor yang
mempengaruhi kebutuhan pendidikan seperti perubahan nilai-nilai sosial
masyarakat, pandangan masyarakat terhadap pendidikan tinggi, manifestasi dan
mobilitas politik dapat dianalisis dalam perencanaan berdasarkan permintaan
masyarakat.
c. Pendekatan Sistem Terpadu dalam Perencanaan Pendidikan
Pada asumsi tersebut, dapat dikemukakan bahwa pendekatan sistem dapat
berfungsi sebagai kerangka yang memadukan ketiga pendekatan perencanaan
sistem pendidikan yang bersifat menyeliuruh dan terpadu.
Pendekatan sistem merupakan suatau kerangka ilmu pengetahuan (skelton
of science) yang dapat memadukan berbagai pendekatan yang sifatnya parsial
menjadi suatu pendekatan yang bersifat menyeluruh dan terpadu (Utsman,
Kahar dan Nadhirin. 2008).
Pendekatan sistem dapat digunakan sebagai suatu pendekatan dalam
memecahkan permasalahan di semua bidang kehidupan mulai dari tingkat
permasalahan yang paling sederhana sampai pada tingkat permasalahan yang
paling kompleks seperti dalam proses perencanaan pendidikan.
Sebagai suatu metode, pendekatan sistem memiliki tiga karakteristik, yaitu
sistemik, analitik, dan sistematik. Sistemik dalam arti setiap permasalahan
dilihat dari konteks secara keseluruhan. Analitik dalam arti setiap
permasalahan dianalisis sebab dan akibatnya dikaitkan dengan berbagai

14
masalah yang ada, baik di dalam dan di luar sistem. Sistematik dalam arti cara
kerjanya beraturan atau runtut. Hal ini dapat dilihat dari proses kegiatannya,
yaitu perumusan masalah, penelitian, penilaian, penelaahan, pemeriksaan dan
pelaksanaan.

d. Pendekatan nilai balik dalam perencanaan pendidikan

Pendekatan rate of return di dalam perencanaan pendidikan didasarkan


pada model ekonomi. Pendekatan ini digunakan untuk memungkinkan
mengadakan perbandingan secara ekonomis secara investasi yang diberikan
kepada sektor-sektor ekonomi lainnya. Tujuan utama dari pendekatan ini
adalah untuk menjamin bahwa alokasi sumber-sumber daya diantara sektor-
sektor ekonomi yang berbeda disesuaikan denganm manfaat yang diharapkan.
Pendekatam ini biasanya disebut pendekatan efisiensi biaya. Pendekatan
ini bersifat ekonomi dan berpangkal pada sumber daya manusia. Setiap
investasi harus mendatangkan keuntungan yang dapat diukur dengan nilai
moneter.
Pendidikan secara konseptual tampaknya tidak diragukan lagi, mempunyai
nilai ekonomi artinya pendidikan berkontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi seperti tenaga kerja, pengetahuan dan teknologi. Faktor-faktor ini
hanya dapat diwujudkan dengan masuknya peran pendidikan sebab
pembangunan ekonomi ada dasarnya dilakukan oleh manusia. Sedangkan
pembangunan manusia hanya mungkin dilakukan oleh pendidikan bukan
ekonomi.
Kesulitan utama dalam menggunakan pendekatan ini, yaitu tingkat
maksimal keuntungan sosial yang diperoleh dari pendidikan di universitas
atau jenis pendidikan lainnya pada saat ini dan yang akan datang tidak selalu
sama. Proses pendidikan berlangsung dalam jangka panjang, bertujuan
nonprofit, memiliki struktur sistem, dan sistem terkait yang berubah-ubah.
Hal ini menimbulkan kesulitan dalam penyesuaian aplikasi syarat-syarat yang
bersifat kaku dalam suatu periode panjang yang bersifat dinamis (Soenarya,
Endang, 2000).
Dalam pendekatan ini, bukan hanya biaya keseluruhan pendidikan tetapi
juga biaya sesuatu jenjang atau jenis pendidikan tertentu selalu dibandingkan
dengan nilai hasil misalnya kenaikan pendapatan atau kenaikan produktivitas
orang-orang yang sudah memperoleh pendidikan itu. Tugas perencanaan
adalah menghindarkan investasi (dalam setiap tingkat dan jenis pendidikan)
yang tidak memberikan hasil yang sepadan. Pendekatan seperti ini
mempunyai harapan bahwa kegiatan pendidikan yang tidak produktif dapat
ditiadakan melalui proses pendekatan efisiensi investasi.

15
Pendekatan ini disebut juga pendekatan ( ratel of education) yang
bertujuan untuk mengukur pendidikan dari sudut hasil atau keuntungan yang
diperoleh. Jika suatu jenis pendidikan tertentu menghasilkan lulusan yang
kalau sudah bekerja menghasilkan return (poduksi, jasa keuntungan) yang
jauh lebih besar dari biaya input yang dipakai untuk jenis pendidikan tersebut,
maka jenis pendidikan ini harus terus dikembangkan. Jika tidak
menguntungkan, sebaiknya perlu dipikirkan apakah jenis pendidikan itu perlu
dilanjutkan atau tidak (Stoner, James A.F. dan Wankel Charles, 2003).
Syaefudin dan Syamsuddin (dalam Ramadhani,dkk, 2021)
mengungkapkan bahwa paling tidak ada tiga alternatif pendekatan dalam
perencanaan pendidikan, yaitu:
1. Pendekatan Efisiensi Biaya
Pendekatan ini lebih memfokuskan pada alternatif yang menghasilkan lebih
banyak keuntungan daripada biaya yang dikeluarkan. Pendekatan ini dilatar
belakangi oleh suatu asumsi bahwa sumbangan seseorang pada pendapatan
nasional merupakan sebanding dengan tingkat pendidikannya dan perbedaan
pendapatan di masyarakat disebabkan oleh perbedaan pendapatan dilihat dari segi
kemampuan membiayai pendidikan bukan perbedaan kemampuan atau latar
belakang nasional.
2. Pendekatan Kebutuhan Ketenagakerjaan
Pendekatan ini terfokus pada relevansi program pendidikan berbagai
sektor pembangunan dilihat dari pemenuhan ketenagakerjaan. Proyeksi
Kebutuhan tenaga kerja dapat diekspresikan dalam bentuk kebutuhan pendidikan
dan pelatihan, di mana bentuk ini dapat dibandingkan dengan proyeksi dari
persediaan sistem pendidikan/pelatihan.
3. Pendekatan Kebutuhan Sosial
Pendekatan ini adalah pendekatan tradisional bagi pembangunan
pendidikan dengan menyediakan lembaga-lembaga dan fasilitas demi memenuhi
tekanantekanan untuk memasukan sekolah serta memungkinkan pemberian
kesempatan kepada pemenuhan keinginankeinginan siswa dan orang tuanya
secara bebas. (BUKU_PERENCANAAN%20PENDIDIKAN (1), n.d.)

16
BAB III PENUTUP

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perencanaan pendidikan adalah suatu proses yang sistematis dan rasional yang bertujuan
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Proses ini melibatkan berbagai
aspek, mulai dari penetapan tujuan, penyusunan program, pengalokasian sumber daya, hingga
monitoring dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pendidikan, memenuhi kebutuhan dan tujuan peserta didik serta masyarakat, dan mencapai
tujuan pembangunan nasional.
Unsur-unsur penting dalam perencanaan pendidikan meliputi analisis yang bersifat
rasional dan sistematis, proses pembangunan dan pengembangan pendidikan, prinsip efektivitas
dan efisiensi, serta kebutuhan dan tujuan peserta didik serta masyarakat. Manfaat dari
perencanaan pendidikan antara lain membantu manajemen dalam beradaptasi dengan perubahan,
mempermudah adaptasi terhadap permasalahan di lingkungan lembaga pendidikan, memperjelas
deskripsi pekerjaan, menghemat anggaran pendidikan, menjadi pedoman program kegiatan,
meningkatkan pendayagunaan sumber daya, dan memudahkan evaluasi program pendidikan.
Dengan demikian, perencanaan pendidikan merupakan suatu proses yang penting untuk
mencapai tujuan pendidikan dengan baik dan memastikan bahwa pendidikan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan peserta didik serta masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

9.Dasar-DasarPerencanaanPendidikan. (n.d.).

BUKU_PERENCANAAN%20PENDIDIKAN (1). (n.d.).

Mayasari Moh Miftahul Arifin Purnomo Dumiyati Margiyono Suyitno Nurul Hikmah Arjuna Mega Zulfy Lestari
Reza Saeful Rachman Nur Haris Ependi Siti Hajar Loilatu Dwi Maryani Rispatiningsih Syamsu Rijal Lulu
Ulfa Sholihannisa Firda Sari, N. D. (n.d.). PERENCANAAN PENDIDIKAN.

n Unsur Prinsip dan Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan. (n.d.).

Perencanaan Pendididikan| 2. (n.d.).

17

Anda mungkin juga menyukai