i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "
MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN ANAK PRA
SEKOLAH ". Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda
Rasulullah SAW, yang telah menjadi teladan utama dalam menyebarkan ilmu dan
mengembangkan pendidikan dalam ajaran Islam.
Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar berguna untuk kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 4
A. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Anak Prasekolah ................................................... 4
B. Pengelolaan Pendidikan Anak Prasekolah .......................................................................... 6
C. Perencanaan dan Pengelolaan Lingkungan Fisik Taman Kanak-kanak ................................11
D. Tata Ruang Kelas...............................................................................................................12
D. Perencanaan dan Pengelolaan Lingkungan Sosial Taman Kanak-kanak ..............................19
BAB III ..............................................................................................................................................21
PENUTUP .........................................................................................................................................21
A. Kesimpulan .......................................................................................................................21
B. Saran ................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran orang tua juga tidak bisa diabaikan dalam konteks manajemen ini.
Keterlibatan orang tua dalam mendukung proses pendidikan anak pra sekolah
akan sangat mempengaruhi efektivitas dari manajemen perencanaan dan
pengelolaan tersebut. Oleh karena itu, upaya kolaboratif antara sekolah, guru, dan
orang tua menjadi esensial dalam mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
1
Namun, dalam praktiknya, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam
manajemen perencanaan dan pengelolaan anak pra sekolah. Beberapa di antaranya
termasuk ketersediaan sumber daya yang memadai, kualifikasi guru yang
memadai, infrastruktur pendidikan yang sesuai, serta kurangnya pemahaman akan
pentingnya pendidikan dini di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
oleh siapa, dan bagaimana. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain
adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan
dilakukan jntuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan dapat diartikan sebagai
proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang
akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan itu dapat
pula diberi arti sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk
mengendalikan masa depan sesuai yang ditentukan. Perencanaan dapat pula
diartikan sebagai upaya untuk memadukan antara cita-cita nasional dan resources
yang tersedia yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut (Sa’ud dan
Makmun, 2011: 3- 4). Salah satu cara yang paling lumrah dikemukakan dalam
penyusunan suatu rencana adalah dengan mengatakan bahwa perencanaan berarti
mencari dan menemukan jawaban terhadap enam pertanyaan, yaitu: apa, di mana,
bilamana, bagaimana, siapa, mengapa (Siagian, 2012: 37- 38).
5
Dalam proses pembelajaran anak usia dini , perencanaan pembelajaran
dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi, penentuan media dan sumber
pembelajaran, penentuan metode pembelajaran, serta menentukan instrument
penilaian dengan ketentuan alokasi waktu yang akan dilaksanakan dalam waktu
tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran(Sudirman, 2021).
Anak usia dini sering disebut sebagai golden age. Hal ini karena pada
masa ini pondasi otak manusia sedang dibangun, pondasi yang kuat akan
menghasilkan bangunan yang kuat dan tahan lama. Perkembangan anak pada
tahap pra sekolah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu usia 2-3 tahun dan 4-6
tahun. Anak pada usia 2-3 tahun memiliki beberapa kesamaan karakteristik
dengan masa bayi (0-2 tahun). Tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah
6
kesiapan anak memasuki pendidikan lebih lanjut, mengurangi angka mengulang
kelas, mengurangi angka putus sekolah (DO), mempercepat pencapaian wajib
belajar pendidikan dasar 9 tahun, menyelamatkan anak dari kelalaian didikan
wanita karir dan ibu pendidikan rendah, meningkatkan mutu pendidikan,
kesehatan dan gizi anak usia dini, meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) (Solehuddin 1997).
a. Perkembangan fisik
b. Perkembangan intelektual
c. Perkembangan emosional
d. Perkembangan bahasa
7
Perkembangan bahasa anak pra sekolah dapat berupa anak sudah mulai
bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna dan lainnya serta anak
sudak dapt menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
e. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial anak pada pra sekolah sudah tampak jelas, anak
sudah mulai aktif bersosialisasi dengan teman sebayanya. Adapun tanda-
tandanya: anak mulai mengetahui aturan-aturan, anak sudah mulai patuh
pada peraturan, anak mulai menyadari hak orang lain dan anak mulai dapat
bermain bersama anak-anak lain.
f. Pekembangan bermain
Pada usia ini dapat dikatakan masa bermain, perkembangan anak pra
sekolah dalam beberapa permainan anak dapat berupa; permainan fungsi
(gerak), permainan fiksi (perang-perangan), permainan reseptif atau
apresiatif (mendengarkan cerita), membentuk (kontruksi) (membuat kue
dari tanah liat), perkembangan prestasi (sepak bola).
g. Perkembangan kepribadian
h. Perkembangan moral
Perkembangan moral anak pada periode pra seolah ini telah memiliki
dasar tentang sikap moral terhadap orangtua, saudara, dan teman sebaya.
Dalam menanamkan moralitas yang baik maka kelompok sosialnya juga
harus memberikan sifat-sifat moral yang baik pula.
8
Perkembangan pengetahuan anak tentang agama terus bertambah jika
orangtua mereka juga terus menanamkan nilai-nilai agama pada anak-anak
melalui kehidupan sehari-hari. Anak akan mengikuti kegiatan keagamaan
yang dilakukan oleh orang tuanya dengan kata lain, perkembangan
keagamaan anak sangat ditentukan oleh ketaatan agama orang tuanya.
Metode Pembelajaran yang dapat digunakan untuk anak pra sekolah dapat
berupa metode ceramah metode bercerita, metode bernyanyi, metode dialog,
metode karya wisata, metode praktek langsung, metode bermain peran, metode
penugasan, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode diskusi, metode
pemecahan masalah, metode latihan.
Day Care / Tempat Penitipan Anak (TPA) Day Care adalah sarana
pengasuhan anak dalam berbentuk kelompok, yang biasanya dilaksanakan
pada saat jam kerja. Day care merupakan upaya yang terorganisasi untuk
mengasuh anak-anak di luar rumah mereka selama beberapa jam dalam
satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara
lengkap. Dalam hal ini pengertian Day Care hanya sebagai pelengkap
terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orang tua.
9
Pusat ini biasanya memberikan berbagai pelayanan yang dibutuhkan
anak dengan cara mengkombinasikan sarana pendidikan prasekolah
dengan pemberian gizi, kesehatan dan kadang-kadang dengan sarana-
sarana yang lain dalam pusat tersebut.
Para ibu adalah subjek utama dalam pengasuhan anak, dalam hal ini
ibu yang memiliki anak balita mendapatkan penyuuhan sehingga
pengetahuan dan keterampilan ibu dalam mengasuh anak akan meningkat.
Umumnya sarana pendidikan ini diselenggarakan oleh masyarakat dari
Negara yang sedang berkembang atau pendidikan yang diberikan kepada
kaum minoritas atau mereka yang kurang beruntung.
Hampir di seluruh dunia, anak yang lebih muda diasuh oleh kakak
mereka di samping orang tua mereka sendiri. Pengasuhan yang dilakukan
oleh kakak, biasanya terjadi secara spontan. Dengan demikian dapat
diajarkan pada para saudara yang lebih tua tentang vaksinasi, gizi,
10
mendorong adik untuk berbicara, mengajak bermain dan menyuapi adik
(Soemiarti 2003).
5) Pusat Musik
6) Pusat Pameran
11
Pusat-pusat tersebut dapat di sesuaikan dengan minat anak atau tema
yang ada. Selain pusat kegiatan pengelolaan pusat juga meliputi penataan
ruangan maupun pengorganisasian peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan
program yang direncanakan akan membantu pencapaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran secara optimal.
12
1. Pengertian Penataan Ruang Belajar
Menurut Jeanne Ellis Ormrod tata ruang kelas berarti membangun dan
memelihara lingkungan kelas yang kondusif bagi pembelajaran dan prestasi siswa.
Siswa dapat belajar lebih banyak di beberapa lingkungan kelas dibandingkan
lingkungan kelas yang lainnya. (Jeanne Ellis Ormrod, 2008: 210)
13
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran.
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas secara perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai lingkungan,
sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
d. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya. (Kompri, 2014: 6).
Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat
merupakan suasana belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan
pengaturan/penataan ruang belajar dan isinya, selama proses pembelajaran.
Lingkungan belajar perlu ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya
interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan antar siswa. Menurut Loisell
ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru maupun pihak sekolah
dalam menata ruang kelas antara lain:
14
harus dapat memandang seluruh peserta didik ketika proses
pembelajaran berlangsung.
c. Fleksibilitas (keluwesan)
15
a. Faktor Internal
b. Faktor Eksternal
16
pelaksanaan dan evaluasi dalam penataan ruang belajar dengan tujuan
agar penataan ruang belajar dapat dilakukan dengan sebaik mungkin.
2. Perencanaan Pengelolaan
17
Pelaksanaan pengelolaan kelas dilakukan dengan metode
atau pendekatanpendekatan dan prinsip pengelolaan kelas,
sehingga pelaksanaan pengelolaan kelas dapat berjalan dengan
lancar. Guru harus mampu menampilkan sikap profesional, luwes,
bersemangat dan disiplin yang tinggi. Dalam pelaksanaan
pengelolaan kelas, guru harus dapat mengkondisikan kelas dan
siswa semaksimal mungkin sehingga tercipta suasana kekeluargaan
dengan siswa.
18
proses belajar mengajar sedang berlangsung dalam kelas. Untuk mendukung
kegiatan siswa, maka ruang belajar harus ditata dengan sangat baik, agar tercipta
suatu lingkungan yang kondusif agar para siswa dapat belajar dengan efektif.
Anak usia dini ialah individu yang unik dan mempunyai karakteristik yang
sejalan dengan tahapan usianya. Pada masa ini, anak dengan pesatnya mengalami
perkembangan dan pertumbuhan. Dalam mengembangkan setiap aspek dalam diri
anak perlu distimulasi dengan memberikan sebuah lembaga pendidikan yang
sesuai dengan tahapannya, sehingga anak memiliki kesiapan untuk melanjutkan
ke pendidikan selanjutnya. Anak usia dini merupakan anak yang sedang
mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek yang ada
untuk membentuk sebuah sikap dan sesuai dengan karkateristik yang dimiliki
anak disetiap perkembangannya (Sujiono 2013).
Salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang dapat menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak adalah Taman Kanak-kanak. Taman
Kanak-kanak adalah sebuah jenjang pendidikan anak usia dini dimulai dari usia 4-
6 tahun yang merupakan sebuah lembaga pendidikan formal dimana memiliki
peran penting dalam mengembangakan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta
aspek perkembangan seperti nilai agama dan moral, sosial emosional, kognitif,
bahasa, fisik motorik, dan seni.
19
Salah satu aspek yang dikembangkan di Taman Kanak-kanak adalah sosial
anak. Pengembangan sosial pada anak dapat diajarkan sedari kecil agar anak
memiliki bekal dalam menjalankan kehidupan sosial untuk masa yang akan
datang. Pengembangan sosial diperoleh anak melalui kesempatan belajar dari
lingkungan sekitarnya. Perkembangan sosial berarti memperoleh kemampuan
untuk bertindak dalam menanggapi tuntutan sosial dan menjadi manusia yang
dapat bermasyarakat.
Di saat anak masuk ke ligkungan fisik dan sosial yang terbilang baru,
Anak akan merasakan beradaptasi, bersosialisasi, menemukan hal-hal yang baru
di sekitarnya. Perkembangan sosial adalah suatu kemampuan sesorang dalam
melakukan interaksi dengan orang lain yang terjadi dalam sebuah kelompok
(Rimardhanty et al., 2019). Interaksi yang dilakukan akan memberikan sebuah
stimulasi untuk mendapatkan penerimaan dari lingkungan sekitar. Kemampuan
anak dalam memiliki kesadaran untuk melakukan sebuah prilaku dengan
menyesuaikan diri pada lingkungan saat melakukan sebuah interaksi sehingga
prilaku yang ditampilkan dapat diterima orang sekitar. Prilaku sosial ini akan
menjadi ujung tombak bagi anak dalam melakukan hubungan dengan lingkungan
sosialnya, dimana saat melakukan penyesuain diri dengan lingkungan anak akan
lebih terbiasa dikarenakan anak merupakan individu yang dapat beradaptasi
dengan baik.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, N., Busyra, S., Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, I., & Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, P. (2021). Strategi Orang Tua
dalam Perkembangan Aspek Sosial-Emosi Anak Usia Dini di Masa
Pandemi Covid-19. 19, 1–13.
Danim, Sudarwan dan Suparno. 2009, Manajemen dan Kepemimpinan
Transformasional Kekepalasekolahan: Visi dan Strategi Sukses Era
teknologi, Situasi Krisis, dan Internasionalisasi Pendidikan, (Jakarta:
Rineka Cipta)
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
John. W. Santrock, “Psikologi Pendidikan”, (Jakarta : Kencana, 2013), h. 561.
Kompri, Manajemen Kelas Teori dan Praktek, Bandung: Alfabeta, 2014.
Karwati, Euis, dkk, Manajemen Kelas (Classroom Management) Guru
Profesional yang Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan, dan Berprestasi,
Bandung: Alfabeta, 2014.
Melanie, S. M. 2019. Pembelajaran 5. Penyusunan Perangkat Pembelajaran.
Putra, S., & Nidhom, A. M. (2021). perencanaan pembelajaran (N. Pangesti (ed.)).
Ahlimedia Press.
Rimardhanty, V. E. P., Soesilo, T. D., & Dwikurnaningsih, Y. (2019). Hubungan
Antara Penyesuaian Sosial Dengan Interaksi Teman Sebaya Pada
Mahasiswa Bk Uksw Angkatan 2017. Psikologi Konseling, 14(1), 398–
408. https://doi.org/10.24114/konseling.v14i1.13736
Rita Maryani, Ali Nugraha dan Yeni Rachmawati, “Pengelolaan Lingkungan
Belajar”, ( Jakarta : Kencana, 2010), h. 34.
22
Sudirman, I. N. 2021. Modul Karakteristik dan Kompetensi Anak Usia Dini.
Nilacakra.
Sujiono, Y. N. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (PT Indeks. 2013), hal,
52
Suryadi, R. A., & Mushlih, A. 2019. Desain Dan Perencanaan Pembelajaran .
Deepublish
23