Disusun Oleh:
Selvi Darlin Rombe 1740604018
Sulastri Handayani 1740604046
Nurarifah 1740604082
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang
membahas tentang “Rencana Pengembangan Sekolah”. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curah kepada junjungan kita semua, yakni Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarga, kepada sahabat, tabi’in dan tabi’at serta semua umatnya
hingga akhir zaman.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan dan Administrasi Sekolah. Selain
itu kami berharap semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran
bagi kita semua.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca
sebagai pedoman dalam penyusunan makalah dimasa yang akan datang. Akhir
kata, kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4
A. Pengertian Rencana Pengembangan Sekolah ....................................... 4
B. Menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) ............................ 8
C. Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah ........................ 12
D. Kriteria RPS yang Baik ....................................................................... 34
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 36
A. Kesimpulan .......................................................................................... 36
B. Saran .................................................................................................... 37
RUJUKAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan merupakan bagian yang strategis dan inilah kosekuensi terakhir
pelaksanaan MBS di sekolah. Salah satu manfaat perencanaan dalam organisasi
adalah terciptanya fokus arah yang hendak dicapai. Fokus dalam konteks ini
adalah bahwa organisasi mengetahui secara jelas kebutuhan stake-holder dan
bagaimana cara memberikan pelayanan yang terbaik kepada mereka. Perencanaan
memungkinkan perubahan dalam organisasi atas suatu keadaan atau
menyesuaikan diri terhadap suatu perubahan. Selanjutnya, perencanaan juga
menyebabkan tindakan organisasi menjadi terfokus. Fokus tindakan dalam
konteks ini adalah terciptanya prioritas-prioritas kebutuhan dalam organisasi.
Perencanaan dapat mengantisipasi masalah-masalah dan memberikan jalan
bagaimana mengatasinya. Selanjutnya perencanaan juga dapat memberikan
manfaat-manfaat dalam upaya meningkatkan koordinasi antar individu,
kelompok, dan sub-sub sistem dalam suatu organisasi. Untuk itulah sekolah harus
memiliki perencanaan yang dikemas secara sistematis.
Setiap sekolah pada umumnya telah memiliki visi, misi, dan tujuan yang
menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu
mutlak diperlukan adanya suatu pengembangan program sekolah. Berbagai
program yang dikembangkan tersebut harus relevan dengan visi dan misi sekolah
serta sebagai bentuk penjabaran yang lebih rinci, terukur dan feasible untuk
dilaksanakan di sekolah. Pengembangan program sekolah hendaknya dilakukan
melalui tahapan yang sistematis dengan langkah-langkah yang dapat
dipertanggungjawabkan, baik secara akademik, yuridis, maupun sosial.
Pengembangan program sekolah juga harus mempertimbangkan potensi dan
kemampuan sekolah, sejauh mana kekuatan sekolah dan lingkungan mendukung
keterlaksanaan program, dan apakah terdapat ancaman atau hambatan dalam
pelaksanaan nantinya. Sekolah dapat menentukan seberapa besar peluang yang
ada dari program yang dikembangkan untuk ditetapkan sebagai suatu rencana-
rencana kegiatan yang dapat ditempuh dengan tingkat keberhasilan tinggi.
1
Sekolah yang menyusun program tanpa mengindahkan berbagai pertimbangan
tersebut akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam
pelaksanaan, baik penyimpangan dalam bentuk perubahan atau penggantian
terlaksananya program, banyaknya hambatan yang muncul, maupun
penyimpangan keuangan. Terjadinya penyimpangan-penyimpangan program
tersebut merupakan suatu pemborosan dan kerugian dalam berbagai bidang yang
pada akhirnya dapat mengakibatkan kegagalan keberhasilan yang diinginkan.
Begitupun dengan sekolah yang programnya tidak terukur, tidak jelas, tidak
aplicable, dan tidak fokus, dampak yang terjadi akan lebih besar dan berpotensi
merugikan semua pihak. Terjadinya kekeliruan manajemen sekolah juga
disebabkan kondisi program sekolah yang salah, begitupun sebaliknya.
Pada sisi lain, kesuksesan sekolah dalam bentuk prestasi akademik maupun
non akademik tidak terlepas dari program sekolah yang ditata dengan baik dan
benar. Sustainabilitas keberhasilan sekolah bertaraf nasional dan internasional
juga disebabkan adanya kejelasan program sekolah yang memiliki sifat jangka
menengah dan jangka panjang. Pengembangan program sekolah hendaknya
melalui tahapan yang sistematis dan langkah-langkahnya dapat di
pertanggungjawabkan, baik secara akademik, yuridis, maupun sosial. Dalam
pengembangan program sekolah juga harus mempertimbangkan potensi dan
kemampuan sekolah, sejauh mana kekuatan sekolah dan lingkungan mendukung
keterlaksanaan program sekolah. Oleh karena itu, pengembangan program-
program sekolah, baik secara kualitas maupun kuantitas, dianggap sangat penting
sehingga dalam penyelenggaraan pendidikannya dapat terarah dengan
langkahlangkah pelaksanaan yang efektif dan efisien.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan pengertian rencana pengembangan sekolah?
2. Bagaimana menyusun rencana pengembangan sekolah (RPS)?
3. Bagaimana proses penyusunan rencana pengembangan sekolah?
4. Bagaimana kriteria RPS yang baik?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan dalam
penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan pengertian rencana
pengembangan sekolah.
2. Mengetahui bagaimana menyusun rencana pengembangan sekolah
(RPS).
3. Mengetahui bagaimana proses penyusunan rencana pengembangan
sekolah.
4. Mengetahui bagaimana kriteria RPS yang baik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1: kesenjangan antar kondisi sekolah saat ini dan kondisi yang diharapkan
4
Pada kenyataannya, sekolah-sekolah yang termasuk dalam sekolah sekarang
masih memiliki kekurangan baik ditinjau dari output, proses, maupun input
sekolah. Kekurangan yang terdapat dalam tiap indikator pada tiap-tiap aspek
tersebut juga sangat bervariasi. Misalnya, indikator pendidikan dalam aspek
output seperti prestasi akademik, prestasi non-akademik dan kelulusan siswa
belum memenuhi persyaratan sekolah yang berkualitas.
lndikator dalam aspek proses pendidikan seperti PBM, manajemen dan
kepemimpinan juga belum memenuhi kriteria. Demikian juga pada aspek input
sekolah seperti indikator siswa, kurikulum, guru, kepala sekolah, tenaga
pendukung, organisasi dan administrasi, sarana dan prasarana (ruang kelas,
laboratorium, ruang multimedia, perpustakaan, ruang pimpinan, ruang guru, ruang
TU,WC dan prasarana atau fasilitas pendukung lain seperti pembiayaan,
lingkungan sekolah, hubungan atau kerjasama dan budaya sekolah.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diberikan pengertian bahwa RPS
adalah suatu rencana sekolah yang memuat berbagai upaya, baik dalam jangka
pendek, menengah, maupun jangka panjang untuk mengatasi berbagai persoalan
yang ada pada tiap aspek dan indikator pendidikan sehingga berbagai persoalan
tersebut secara bertahap dapat dikurangi atau dihilangkan. Pada saatnya nanti,
sekolah diharapkan akan benar-benar mencapai standar atau mampu memenuhi
kriteria yang semestinya sebagai sekolah standar nasional atau SSN.
Sekolah harus berupaya mengatasi berbagai persoalan sekolahnya secara
bertahap dan berkesinambungan sampai akhirnya semua dapat diatasi dan
memenuhi persyaratan sekolah berkualitas. Rencana Pengembangan Sekolah
dapat menggambarkan arah pengembangan sekolah, sasaran, program dan kegitan
yang akan dijalankan, biaya yang di perlukan, keterlibatan stakeholder, hal-hal
lain yang diperlukan dan target-target kebersihan yang direncanakan akan
tercapai. Rencana Pengembangan Sekolah pada akhirnya akan menjadi salah satu
tolak ukur keberhasilan dalam penyelenggaraan seklah. RPS berperan penting
untuk menentukan keberhasilan suatu sekolah sehingga kesalahan dalam
pembuatan RPS akan mengindikasikan terjadinya kegagalan pelaksanaan dan
hasil-hasil yang diharapkan,demikianjuga sebaliknya.
5
Hal yang sangat penting penyusunan RPS adalah mempertimbangakan
segala aspek yang dapat mempengaruhi kesempurnaan RPS itu sendiri, misalnya
tentang
1. Kemampuan memahami potensi sumber daya sekolah dan lingkungan.
2. Kemampuan memahami kelemahan dan ancaman terhadap pelaksanaan
program.
3. Kemampuan membaca peluang yang adauntuk dijadikan dasar
penentuan program.
4. Keterlibatan stakeholder dalam penyusunan RPS.
5. Ketetapan pemilihan prioritas ataupun keruntutan program yang
dikembangkan dalam RPS.
Makin baik RPS disusun, akan makin memberikan kemudahan dan
kepastian langkah bagi sekolah pada khususnya dan pihak lain pada umumnya
dalam melakukan pengontrolan, pembinaan dan penilaian keberhasilan sekolah
dalam menyelenggarakan sekolah.
Oleh karena itu, RPS memiliki peran dan kedudukan yang sangat vital
terhadap eksistensi penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Tujuan umum
penyusunan RPS oleh sekolah antara lain:
1. Sebagai dasar bagi sekolah dalam melaksanakan program-program
sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah.
2. Sebagai dasar bagi sekolah untuk membuat target yang akan di capai
sebagai tonggak keberhasipan sekolah dalam jangka pendek, menegah
dan jangka panjang.
3. Sebagai dasar bagi sekolah untuk menentukan langkah-langkah strategis
untuk merubah kondisi nyata sekolah yangda sekarang menuju kondisi
sekolah yang diharapkan.
4. Sebagai dasar bagi sekolah untuk melaksanakan supervisi, monitoring,
dan evaluasi keterlaksanaan program dan hasil-hasilnya dalam rangka
memperoleh umpan balik untuk memperbaiki RPS selanjutnya.
5. Sebagai dasar bagi Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota, Provinsi, dan
Pusat untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi keterlaksanaan
6
program dan hasil-hasilnya dalam rangka melakukan pembinaan kepada
sekolah-sekolah yang potensial.
6. Memberikan masukan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
Provinsi, dan Pusat dalam rangka penyusunan rencana pendidikan
bertaraf nasional (Rencana Pendidikan Bertaraf Nasional Tingkat
Kabupaten, Rencana Pendidikan Bertaraf Nasional Tingkat Provinsi, dan
Rencana Pendidikan Bertaraf Nasional Tingkat Pusat).
7. Memberikan gambaran kepada stakeholder sekolah (khususnya kepada
orangtua siswa atau masyarakat) terhadap segala bentuk program
sekolah yang akan diselenggarakan, baik dalam jangka pendek,
menengah, maupun jangka panjang.
Tujuan khusus (operasional) RPS yang disusun oleh sekolah antara lain
adalah:
1. Menjamin perubahan/tujuan sekolah yang telag ditetapkan dapat dicapai
dengan tingkat kepastian yang tinggi dan risiko yang kecil.
2. Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah.
3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi di antara
pelaku sekolah, sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan
antar waktu.
4. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Mengoptimalkan
partisipasi warga sekolah dan masyarakat dan menjamin tercapainya
penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan.
5. Sebagai dasar saat pelaksanaan monitoring dan evaluasi pada akhir
program.
Landasan Hukum Penyususnan RPS didasarkan oleh beberapa landasan
hukum, diantaranya adalah:
1. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
7
3. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009.
Sesuai dengan prinsip-prinsip MBS, yaitu otonomi kemandirian,
transparansi, akuntabel, fleksibel, partisipatif atau kerjasama dan sustainibilitas,
dalam penyusunan RPS harus melibatkan berbagai pihak, khususnya semua warga
sekolah, Komite Sekolah dan stakeholder sekolah lainnya. Untuk merealisasikan
prinsip-prinsip tersebut, dalam penyusunan RPS di sekolah harus dibuat tim
penyusun RPS. Tim tersebut terdiri atas semua warga sekolah, Komite Sekolah,
dan stakeholder sekolah lainnya. Tugas dan fungsi utama dari tim tersebut antara
lain:
1. Mempersiapkan segala sesuatu untuk menyusun atau membuat RPS.
2. Menyusun atau membuat RPS baku (Renstra dan Renop).
3. Mempertanggungjawabkan keterlaksanaan RPS.
4. Mengevaluasi keterlaksanaan dan keberhasilan RPS.
5. Menyusun RPS tahun berikutnya.
Tim tersebut sekurang-kurangnya harus terdiri atas kepala sekolah sebagai
ketua sekaligus anggota, koordinator, sekretaris, penanggung jawab pada tiap
sasaran atau program kegiatan dan anggota lain yang terdiri atas dewan guru, wali
kelas dan Komite Sekolah serta anggota lainnya yang diperlukan. Agar lebih
efektif dan efisien, tim penyusun RPS juga sekaligus sebagai tim pengembang
sekolah.
8
tujuan sekolah dengan resiko yang kecil dan mengurangi ketidakpastian di
masa depan. RPS disusun dengan tujuan, yaitu:
1. Menjamin agar perubahan atau tujuan sekolah yang telah ditetapkan
dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang
kecil.
2. Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah.
3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi, baik antar
pelaku sekolah, antar sekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota,
dan antar waktu.
4. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.
5. Mengoptimalkan tartisipasi warga sekolah dan masyarakat.
6. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Tergantung dari kepentingan/kebutuhan, sekolah dapat mengembangkan
jenis-jenis RPS yang meliputi perencanaan peningkatan pemerataan
kesempatan (pemerataan kesempatan, akses, dan ekuirasi), peningkatan
mutu (input, proses, output), peningkatan efisiensi (internal dan eksternal)
dan peningkatan relevansi pendidikan (relevansinya dengan kebutuhan
peserta didik, keluarga, masyarakat dan sektor-sektor pembangunan).
Sekolah harus membuat rencana strategis (RPS Stategis atau Renstra)
untuk jangka waktu 5 tahun kedepan dan rencana operasiona atau rencana
tahunan sekolah (RPS Tahunan) yang merupakan penjabaran dari Renstra.
Rencana strategis sekolah pada umumnya mencakup perumusan visi, misi,
tujuan strategis sekolah, program-program strategis, strategi pelaksanaan,
rencana biaya, monitoring dan evaluasi, dan tonggak-tonggak kunci
keberhasilan. Sedangkan rencana tahunan sekolah pada umumnya (alternatif
1) meliputi tujuan yang akan dicapai satu tahun ke depan, rencana
pelaksanaan, rencana biaya, rencana pemantauan dan evaluasi, dan tonggak-
tonggak kunci keberhasilan satu tahun ke depan. Rencana tahunan (alternatif
2) meliputi identifikasi tantangan nyata yang dihadapi oleh sekolah,
9
perumusan tujuan/sasaran satu tahun ke depan berdasarkan tantangan nyata
yang dihadapi (tujuan situasional sekolah), pemilihan urusan-urusan sekolah
yang perlu dilibatkan untuk mencapai sasaran yang telah dirumuskan,
analisis SWOT, langkah-langkah pemecahan persoalan, dan penyusunan
rencana dan program kerja sekolah tahunan.
2. Melaksanakan RPS
Dalam melaksanakan rencana peningkatan mutu pendidikan yang telah
disetujui bersama antara sekolah, orangtua siswa, dan masyarakat, sekolah
perlu mengambil langkah proaktif untuk mewujudkan sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan. Kepala sekolah dan guru hendaknya mendayagunakan
sumberdaya pendidikan yang tersedia semaksimal mungkin, menggunakan
pengalaman-pengalaman masa lalu yang dianggap efektif, dan
menggunakan teori-teori yang yang terbukti mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran. Kepala sekolah dan guru bebas mengambil inisiatif dan
kreatif dalam menjalankan program-program yang diproyeksikan dapat
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sekolah harus
dapat membebaskan diri dari keterkaitan-keterkaitan birokratis yang
biasanya banyak menghambat penyelenggaraan pendidikan.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, sekolah hendaknya
menerapkan konsep belajar tuntaas (mastery learning). Konsep ini
menekankan pentingnya siswa menguasai materi pelajaran secara utuh dan
bertahap sebelum ke pembelajaran topik-topik yang lain. Dengan demikian
siswa dapat menguasai suatu materi pelajaran secara tuntas sebagai
prasyaran dan dan dasar yang kuat untuk mempelajari tahapan pelajaran
berikkutnya yang lebih luas dan mendalam.
Untuk menghindari berbagai penyimpangan, kepala sekolah peru
melakukan supervisi dan monitoring terhadap kegiatan-krgiatan peningkatan
mutu yang diakukan sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer dan
pemimpin pendidikan di sekolahnya berhak dan perlu mamberikan arahan,
bimbingang, dukungan, dan teguran kepada guru dan tenaga kerja lainnya
10
jika ada kegiatan yang tidak sesuai dengan jalur-jaur yang telah ditetapkan
namun demikian, bimbingan dan arahan jangan sampai membuat guru dan
tenaga kerja lainnya menjadi terlalu terkekang dalam melaksanakan
kegiatansehingga kegiatan tidak mencapai sasaran.
11
penggunaan uang serta pertanggungjawaban. Jika sekolah melakukan upaya-
upaya penambahan pendapat (income generating activities), pendapatan
tambahan tersebut juga harus dilaporkan. Sebagai bentuk
pertangguajawaban (akuntabiitas), laporan harus dikirim kepada pengawas,
dinas pendidikan kabupaten/kota, komite sekolah, orang tua siswa dan
yayasan (bagi sekolah swasta).
12
Analisis Lingkungan Strategis
Pelaksanaan Program
13
bersifat garis besar, baik menyangkut fisik maupun nonfisik pada standar
internasional.
Renop merupakan bagian tak terpisahkan dari Renstra dan lebih
merupakan penjabaran operasional dari Renstra. Program-progam dalam
Renop lebih rinci dan akan dilaksanakan serta dicapai dalam satu tahun.
Renstra dibuat pada awal tahun untuk lima tahun mendatang, sedangkan
Renop dibuat pada tahun pertama dari lima tahun yang akan dilaksanakan.
Baik Renstra maupun Renop, semua sumber dana dan alokasi biaya sudah
dapat diprediksi sebelumnya. Dalam hal program, baik Renstra maupun
Renop harus memperhatikan kebituhan sekolah, masyarakat dan sesuai
dengan SNP.
a. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dalam RPS
Langkah-langkah penyusunan Renstra pada RPS adalah sebagai
berikut:
1) Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah
Dalam analisis lingkungan strategis sekolah, pihak sekolah
melakukan kajian tentang faktor-faktor eksterna sekolah yang dapat
memengaruhi penyelenggaraan pendidikan. Berbagai faktor tersebut
diantaranya kondisi sosial masyarakat, kondisi ekonomi masyarakat
dan nasional, kondisi geografis lingkungan sekolah, kondisi
demografis masyarakat sekitar, kondisi perpolitikan, kondisi
keamanan lingkungan,perkembangan globalisasi, perkembangan
IPTEK, regulasi/kebijakan pemerintah pusat dan daerah, dan
sebagainya. Hasil kajian tersebut dapat dipergunakan untuk
menentukan visi sekolah.
14
sekolah di sekitar sekolah yang bersangkutan, khususnya pada
sekolah yang sejenis. Aspek atau unsur-unsur sekolah yang secara
internal dapat dikaji antara lain kondisi saat ini tentang PBM, guru,
kepala sekolah, tenaga TU, laboran, tenaga perpustakaan, fasilitas
atau sarpras, media pengajar, buku, peserta didik, kurikulum,
manajemen sekoah, pembiayaan dan sumber dana sekolah,
kelulusan, sistem penilaian/evaluasi, peran komite sekolah dan
sebagainya. Hasil kajian tersebut dapat dirumuskan dalam education
profile pada suatu daerah yang dapat dipergunakan untuk
menentukan status atau potret pendidikan di sekolah (SMP) saat ini
berbagai sekolah yang belum menjadi SSN. Hasil tersebut
selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi ideal yang diharapkan
pada masa lima tahun mendatang sehingga dapat diketahui sejauh
mana kesenjangan yang terjadi.
15
selanjutnya akan dipergunakan untuk dibandingkan dengan kondid
sekolah saat ini.
16
d) Era global tampaknya juga berpengaruh terhadap perilaku
dan moral manusia sehingga sekolah diharapkan berperan
menanamkan akhlak kepada siswa.
e) Kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan yang baik
bagi anak nya ternyata berparalel dengan persaingan antar
sekolah untuk menjaring anak yang pandai dengan orang tua
yang penuh perhatian sehingga sekolah yang mutunya kurang
baik akan mereka tinggalkan.
f) Di era AFTA akan dimulai bahasa Inggris yang sangat
penting untuk sarana komunikasi di dunia kerja.
g) Di era AFTA juga sangat mungkin terjadi pembukaan cabang
sekolah luar negeri di kota besar di Indonesia.
h) Masyarakat semakin paham bahwa pendidikan bukan hanya
untuk hal-hal yang bersifat kognitif sehingga prinsip multiple
intelegence menjadi salah satu harapan dan sebagainya.
Visi sekolah dikembangkan sesuai keinginan atau cita-cita
sekolah dengan tetap berkepribadian Indonesia. Artinya visi suatu
sekolah berkiblat pada kondisi lingkungan sekolah dan daerah
namun tetap harus bermuatan nasionalisme. Hal tersebut penting
dipahami untuk menghindari terjadinya kekeliruan bahwa sekolah
bebas menentukan visinya dan tidak terkait dengan kebijakan pihak
lain. Visi sekolah juga harus mempertimbangkan potensi yang
dimiliki sekolah dan harapan masyarakat di sekitar sekolah. Artinya
jenis dan mutu layanan pendidikan seperti apa yang diharapkan oleh
orangtua dan masyarakat sekitar sekolah dan daerahnya juga harus
dipertimbangkan dan Apa potensi yang dimiliki sekolah untuk
mewujudkan harapan tersebut. Rumusan visi sebagai sekolah
potensial seharusnya memberikan isyarat;
a) Berorientasi ke masa depan menuju SSN atau bahkan SBI
secara utuh dan juga fisik untuk jangka waktu yang lama.
17
b) Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik
daripada sekarang sesuai dengan norma dan harapan
masyarakat daerah.
c) Mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin
dicapai dengan SNP.
d) Mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi
semangat dan komitmen warga untuk mewujudkan sekolah
yang berstandar nasional.
e) Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan
dan pengembangan sekolah kearah SSN.
f) Menjadi dasar perumusan Visi dan tujuan sekolah
18
dan komprehensif. baik isi yang mengarah pada pencapaian standar
internasional pada aspek isi, proses, sarana, kelulusan, pengelolaan,
pembiayaan, pendidik maupun penilaian. Tiap-tiap aspek yang
dikembangkan dalam tiap tujuan dirumuskan secara umum atau
belum terlalu Operasional. Perumusan program-program strategis
bertujuan mencapai visi, misi dan tujuan jangka menengah.
Rumusan yang dibuat oleh sekolah tentang program-program
lima tahunan masih hanya bersifat strategis. Artinya, masih bersifat
utama, pokok, urgent dan komprehensif. Program strategis tersebut
harus sesuai dengan rumusan tujuan sebelumnya. Dengan kata lain,
program yang di~ rumuskan merupakan penjabaran isi dari tujuan
yang akan dicapai selama kurun waktu lima tahun menuju sekolah
yang memenuhi SNP. Program tersebut belum Operasional, hanya
berisi garis besarnya. Selanjutnya, program tersebut akan dijabarkan
lebih kongkret dan terukur secara operasional ke dalam program
Rencana Operasional (Renop).
19
8) Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan (Milestone)
Berdasarkan tujuan, program, dan Strategi pencapaiannya yang
telah disampaikan sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan
tentang apa saja yang akan dihasilkan (sebagai output), baik yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatifdan dalam waktu berapa lama
akan dicapai (satu tahun, dua tahun atau lima tahun, dst). Misalnya,
dalam program pencapaian sarana dan prasarana pendidikan, apa saja
bentuk hasil yang akan dicapai dalam jangka lima tahun. Demikian
pula untuk hasil-hasil yang akan dicapai dari aspek-aspek pendidikan
berstandar nasional yang lain.
20
sekali saat awal tahun pertama atau dengan kata Iain Renstra tidak
boleh berubah setiap tahun dan yang diperbaharui adalah Renopnya.
Dengan penyusunan rencana anggaran yang baik dalam Renstra,
akan sangat membantu sekolah dalam merumuskan strategi ke
depan, khususnya dalam pencapaian anggaran pendidikan (RAPBS)
yang memenuhi pembiayaan penyelenggaraan pendidikan.
21
Contoh format Renstra dapat dilihat pada lampiran. Secara
skematis, penyusunan Renstra dapat dilihat pada gambar berikut.
Lingkungan
Strategis
Harapan 5 th
yg akan Misi 3 Tujuan 3 Program 3
datang
Lingkungan Rencana
Strategis Strategis
Pelaksanaan
Tonggak-tonggak
Rencana Biaya
Kunci
Keberhasilan
Monitoring dan
Evaluasi
22
2) Analisis situasi pendidikan sekolah satu tahun ke depan (tujuan
jangka pendek atau tahunan yang mencakup pemerataan, mutu,
relevansi, eflsiensi dan kapasitas.
3) Kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan masa
mendatang (tantangan atau loncatan).
4) Program-program untuk mengurangi kesenjangan tantangan atau
loncatan Menentukan tongak-tonggak kunci keberhasilan sekolah
(milestone).
5) Rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)
6) Rencana pelaksanaan program.
7) Rencana pemantauan dan evaluasi.
8) Jadwal pelaksanaan program.
9) Penanggungjawab program atau kegiatan.
Alternatif kedua dalam Iangkah-Iangkah penyusunan RPS adalah
sebagai berikut:
1) Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah.
2) Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini.
3) Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun kedepan (yang
diharapkan).
4) Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan
satu tahun kedepan.
5) Merumuskan tujuan tahunan/tujuan jangka pendek (sasaran).
6) Mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan
untuk mencapai setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti
tingkat kesiapannya.
7) Melakukan analisis SWOT (mengenali tingkat kesiapan masing-
masing urusan sekolah melalui analisis SWOT).
8) Menyusun Iangkah-langkah pemecahan persoalan, yaitu
mengubah ketidaksiapan menjadi kesiapan urusan sekolah.
9) Menyusun rencana program sekolah.
10) Menentukan milestone (output apa dan kapan dicapai).
23
11) Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana).
12) Menyusun rencana pelaksanaan program.
13) Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi.
14) Membuat jadwal pelaksanaan program.
15) Menentukan penanggung jawab program atau kegiatan.
Manifikasi
fungsi-fungsi
Situasi
untuk mencapai
operasional
sasaran
lingkungan
sekolah
Sasaran 1 Analisis SWOT
sasaran 2 setiap fungsi
Kondisi yg sasaran 3 dan faktornya
ideal …………
diharapkan 1 ………
th ke depan
Alternative
Kesenjangan langkah-langkah
antara kondisi pemecahan
sekarang permasalahan
dengan idealnya
satu tahun Rencana program dan
kedepan anggaran untuk masing-
masing sasaran
Kondisi
sekolah saat ini Merencanakan supervisi
dan monev
Situasi
operasional Menentukan jadwal
lingkungan kegiatan
sekolah
Menentukan penanggung
jawab
Gambar 4: langkah-langkah penyusunan rencana operasional (Renop) sekolah
satu tahunan dalam rencana pengembangan sekolah
24
Renop tersebut adalah sebagai berikut:
1) Melakukan Analisis Lingkungan Operasional Sekolah
Langkah ini pada prinsipnya sama dengan analisis lingkungan
strategis. Perbedaannya adalah analisis lingkungan operaional
sekolah lebih menitikberatkan kepada lingkungan sekolah yang
cakupannya Iebih sempit dan berpengaruh langsung kepada
operasional sekolah, yaitu menganalisis kebutuhan masyarakat atau
daerah setempat, potensi daerah, sekolah, masyarakat sekitar, kondisi
geografis sekitar sekolah, ekonomi masyarakat sekitar sekolah dan
potensi lainnya, termasuk di dalamnya regulasi atau kebijakan daerah
dan peta perpoliitikan daerah setempat. Hasil kajian tersebut, baik
yang bersifat kuantitas maupun kualitas dapat dipergunakan untuk
membantu melakukan analisis pendidikan yang ada di sekolah saat
sekarang ini.
25
Hasil kajian tersebut dapat dirumuskan dalam shcool profile yang
dapat dipergunakan untuk menentukan status atau potret sekolah saat
ini. Hasil analisis tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan
kondisi ideal yang diharapkan pada satu tahun mendatang sehingga
dapat diketahui sejauh mana kesenjangan yang terjadi.
26
Sekolah menentukan atau merumuskan sasaran atau tujuan
jangka pendek satu tahunan. Rumusan tujuan satu tahunan tersebut
merupakan penjabaran lebih rinci, operasional dan terukur dari
tujuan lima tahunan dalam renstra. Oleh karena itu, tujuan tidak
boleh berbeda atau menyimpang dari tujuan lima tahunan. Dalam
perumusannya, harus mengandung aspek ABCD (audience,
behaviour, condition dan degree). Secara substansi, tujuan tersebut
lebih menitikberatkan pada tujuan pencapaian SNP dalam berbagai
aspek pendidikan.
Tujuan satu tahun pendidikan merupakan penjabaran dari tujuan
sekolah yang telah dirumuskan berdasarkan kesenjangan atau selisih
yang terjadi antara kondisi sekolah untuk satu tahun kedepan.
Berdasarkan pada tantangan nyata tersebut, selanjutnya dirumuskan
sasaran mutu yang akan dicapai oleh sekolah rintisan SBL. Sasaran
harus menggambarkan mutu dan kuantitas berstandar nasional yang
ingin dicapai dan terukur agar mudaah melakukan evaluasi
keberhasilannya.
27
dan pengembangan iklim akademik sekolah. Apabila sekolah keliru
dalam menetapkan fungsi-fungsi tersebut atau fungsi tidak sesuai
dengan sasarannya, dapat dipastikan hasil analisis akan menyimpang
dan tidak berguna untuk memecahkan persoalan. Untuk itu,
diperukan kecermatan dan kehati-hatian dalam menentukan fungsi-
fungsi yang diperukan untuk mencapai sasaran yang ditentukan.
Identifikasi fungsi dibedakan berdasarkan fungsi-fungsi pokok yang
berbentuk proses, misalnya KBM, latihan, pertandingan serta fungsi-
fungsi yang berbentuk pendukung, input (misalnya, ketenagaan),
sarana dan prasarana, anggaran dan sebagainya.
Pada setiap fungsi ditentukan pula faktor-faktornya, baik faktor
yang tergolong internal maupun eksternal agar setiap fungsi
memiliki batasan yang jelas dan memudahkan saat melakukan
analisis. Setelah fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai
sasaran telah didefinisikan, langkah berikutnya adalah menentukan
tingkat kesiapan msing-masing fungsi beserta faktor-faktornya
melalui analisis SWOT (Strength, Weaknness, Opportunity, and
Threat).
28
atau minimal memenuhi kriteria kesiapan yang diperlukan untuk
mencapai sasaran dan dinyatakan sebagai kekuatan bagi faktor
internal atau peluang bagi faktor eksternal. Tingkat kesiapan yang
kurang memadai atau tidak memenuhi tingkat kesiapan minimal,
dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor internal atau ancaman bagi
faktor eksternal. Untuk menentukan kriteria kesiapan, diperlukan
standar, kecermatan, kehati-hatian, pengetahuan, dan pengalaman
yang cukup agar dapat diperoleh ukuran kesiapan yang tepat.
Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan faktor internal dan
faktor eksternal yang memiliki tingkat kesiapa yang kurang
memadai, disebut persoalan. Selama msih terdapat fungsi yang tidak
siap atau masih persoalan, sasaran yang telah ditetapkan diduga tidak
akan dapat tercpai. Oleh karena itu, agar sasaran dapat tercapai, perlu
dilakukan tindakan-tindakan untuk mengubah fungsi yang tidak siap
menjadi siap. Tindakan yang dimaksud disebut langkah-langkah
pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya merupaka tindakan
mengatasi kelemahan atau ancaman agar menjadi kekuatan atau
peluang.
Setelah dilakukan tingkat kesipan faktor melalui analisis SWOT,
langkah selanjutnya adalah memilih alternatif langkah-langkah
pemecahan persoalan, yaitu tindakan yang diperlukan untuk
mengubah fungsi tang tidak siap menjadi fungsi yang siap dan
mengoptimalkan fungsi yang dinyatakan siap. Kondisi dan potensi
sekolah berbeda antar satu dengan yang lain, maka alternatif
langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda,
disesuaikan dengan kesiapan sumberdaya manusia dan sumberdaya
lainnya disekolah tersebut. Dengan kata lain, sangat dimungkinkan
suatu sekolah mempunyai langkah pemecahan yang berbeda dengan
sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama.
29
8) Merumuskan dan Mengidentifikasi Alternatif Langkah-Langkah
Pemecahan Persoalan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan utnuk sasaran
pertama, dapat diidentifikasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi
oleh sekolah pada hampir semua fungsi yang diberikan. Pada fungsi
PBM yang menjadi kelemahan adalah siswa kurang disiplin, guru
kurang mampu memberdayakan siswa, dan umumnya tidak banyak
variasi dalam memberikan bahan pelajaran dikalas serta waktu yang
digunakan kurang efektif, sedangkan yang menjadi ancaman adalah
kurang siapnya siswa dalam menerima pelajaran, terutama pada pagi
dan siang hari menjelang pulang. Di samping itu, suasana lingkungan
sekolah yang kurang kondusif dan ramai karena berdekatan dengan
pusat keramaian kota. Untuk lebih memahami format analisis SWOT
dapat dilihat pada tabel 1. Selanjutnya untuk mengatasi kelemahan
atau ancaman tersebut, sekolah mencari alternatif langkah-langkah
memecahkan persoalan.
Tabel 1. contoh format analisis SWOT
Analisis SWOT
Urusan dan Kriteria Tingkat kesiapan faktor
Kondisi nyata
Faktornya kesiapan siap Tidak siap
A. Kurikulum
1. faktor internal
a. ...................... a. .................. a. .................. kekuatan Kelemahan
b. ...................... b. ………….. b. ………….. (Strength) (Weaknness)
c. ...................... c. .................. c. ..................
2. faktor eksternaal
a. ...................... a. .................. a. .................. Peluang Ancaman
b. ...................... b. ………….. b. ………….. (Opportunity) (Threat)
c. ...................... c. .................. c. ..................
B. Ketenagaan
1. faktor internal
a. .................. a. .................. a. .................. kekuatan Kelemahan
b. ………….. b. ………….. b. ………….. (Strength) (Weaknness)
c. .................. c. .................. c. ..................
2. faktor eksternal
a. .................. a. .................. a. .................. Peluang Ancaman
b. ………….. b. ………….. b. ………….. (Opportunity) (Threat)
c. .................. c. .................. c. ..................
30
C. Dan seterusnya
31
tahun 2010. Demikian pula, hasil-hasil yang akan dicapai dari
program-program lainnya.
32
matrikulasi, remedial, pengayaan, pendampingan, bimbingan teknis
rutin, dan lainnya. Dalam perencanaan pelaksanaan harus
dipertimbangkan alokasi waktu, ketersediaan dana, SDM, fasilitas,
dan sebagainya.
33
15) Menentukan Penanggungjawab Program atau Kegiatan
Sekolah harus menentukan penanggungjawab suatu
kegiatan/program, kelompok program dan atau keseluruhan program.
Dengan SK kepala sekolah, tiap orang atau kelompok dapat menjadi
penanggungjawab atau anggota pelaksana program/kegiatan.
Pertimbangan utamanya adalah profesionalitas, kesesuaian,
kewenangan, kemampuan, kesediaan dan kesempatan yang ada, asas
proporsionalitas bisa dipertimbaangkan kemudian. Keterlibatan
pihak luar seperti komite sekolah dan tokoh masyarakat dapat
dilibatkan sesuai dengan kepentingannya. Pada prinsipnya, Renop
harus diketahui, disetujui, dan disahkan oleh berbagai pihak yang
terkait (sekolah, komite sekolah,dinas pendidikan Daerah Provinsi
dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota).
34
j. Kecukupan, kemutakhiran, dan kerelvensian data,
k. Kelayakan anggaran antar rencana pendidikan, pendapatan dan rencana
belanja,
l. Tingkat partisipasi & keinklusifan unsur-unsur yang terkait dengan
perencanaan,
m. Sustainabilitas SDM, EMIS, dana pendukung, dansebagainya,
n. Sistem, proses/prosedur, dan mekanisme penyusunan RPS,
o. Kelengkapan eleman Renop.
Panduan penyusunan RPS dikembangkan sebagai model minimal untuk bisa
dikembangkan lebih jauh tanpa mengurangi aspek-aspek yang ada. Panduan
penyusuna tersebut digunakan oleh semua sekolah (SMP) potensial dalam rangka
meyelenggarakan pendidikan. Panduan ini juga dapat digunakan oleh Dinas
Pendidikan Kabupate/Kotan dan Provinsi dalam upaya pencapaian pendidikan
yang efisian,efektif, dan relevan. Isi utama yang harus dikembangkan dalam RPS
tiap sekolah adalah semua aspek yang mengaraha kepada pencapaian SNP.
Diharapkan, semua sekolah yang potensial nantinya benar-benar secara penuh
menjadi sekolah berstandar nasional dalam segala aspek. Oleh karna itu,
diharapkan adannya masukan yang konstruktif terhadap panduan tersebut demi
perbaikan dan penyempurnaansehingga dapat dipakai oleh semua pihak yang
terkait seperti Komite Sekolah, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi.
35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan merupakan bagian yang strategis dan inilah kosekuensi terakhir
pelaksanaan MBS di sekolah. Salah satu manfaat perencanaan dalam organisasi
adalah terciptanya fokus arah yang hendak dicapai. RPS merupakan suatu proses
untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan
pilihan dan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia menuju sekolah
yang berkualitas. RPS merupakan dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah
sekarang dan yang akan datang dalam rangka untuk mencapai tujuan sekolah yang
telah ditetapkan.
Sekolah yang melaksanakan MBS harus melakukan perencanaan sekolah
dan menghasilkan RPS. Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan
dengan perhitungan sumberdaya yang tersedia. Hasil dari perencanaan sekolah
adalah RPS. RPS adalah dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah yang telah
ditetapkan.
Dalam penyususnan RPS harus diterapkan prinsip-prinsip, yaitu mengubah
prinsip nyata menjadi kondisi yang diinginkan (ideal), mencapai prestasi siswa,
membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/pengembangan), sistematis,
terarah, terpadu (saling terkait & sepadaan), partisipasi dan keterwakilan,
transparansi, data driven, realistik sesuai dengan hasil analisis SWOT, dan
mendasarkan pada hasil review dan evauasi. Faktor penting yang harus
diperhatikan oleh setiap sekolah adalah konsistensi antara perencanaan dan
pelaksanaan pengembangan sekolah.
36
B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga pembaca dapat mengetahui dan
menambah ilmu serta wawasan dalam rencana pengembangan sekolah.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat
bagi para pembaca.
37
RUJUKAN
Rohiat. (2018). Manajemen Sekolah . Bandung: PT Refika Aditama.
38