Anda di halaman 1dari 4

Dalam dunia pendidikan kita mengenal dengan yang namanya trilogi pendidikan

sebuah skema hubungan antara lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan


lingkungan masyarakat. Jadi dapat di simpulkan bahwa Trilogi pendidikan adalah
suatu peran keluarga, sekolah dan masyarakat yang mampu menjadi motor
pembentukan karakter dan mentalitas anak. Antara satu dan lainnya saling mendukung
dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Siapa pun pasti mengenal dan mengerti akan
konsep ini tapi sedikit yang bisa mengaplikasikannya karena tidak adanya sinkronisasi
di antara ke tiga faktor tersebut.
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama dalam dunia pendidikan.
pendidikan keluarga adalah fundamen pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil
pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu
selanjutnya, baik di sekolah maupun di masyarakat. Dalam keluargalah akan terbentuk
watak anak, kebiasaan dan sebagainya. Idris dan Jamal (1992) menyatakan bahwa
orang tua harus bisa memberikan dasar pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar
seperti pendidikan agama, budi pekerti, etika, sopan santun, kasih sayang, rasa aman,
dasar-dasar untuk mematuhi peraturan peraturan, dan menanamkan kebiasaan-
kebiasaan. Selain itu peranan keluarga adalah mengajarkan nilai-nilai dan tingkah laku
yang sesuai yang diajarkan di sekolah. Dengan kata lain , ada kontinuitas antara materi
yang diajarkan di rumah dan materi yang diajarkan di sekolah.
Banyak para ahli yang mengemukakan tentang pentingnya pendidikan di
lingkungan pertama. Seperti Comenius (1592-1670) seorang ahli didaktik dalam
bukunya Didaktica Magna menegaskan bahwa tingkatan permulaan bagi pendidikan
anak-anak dilakukan di dalam keluarga yang disebutnya Scola-Materna atau Sekolah
Ibu. J.J Rousseau (1712 1778) seorang pelopor ilmu ahli jiwa anak mengutarakan
betapa pentingnya pendidikan keluarga bahkan ia menjelaskan lebih jauh (dalam
bukunya Emile) tentang pendidikan pendidikan manakah yang perlu diberikan
kepada anak sesuai dengan perkembangannya. Dan masih banyak lagi ahli yang
menyatakan tentang pentingnya pendidikan keluarga seperti C.G salzmann dan
Pestalozzi.
Tapi, Sangat disayangkan masih ada (kalau tidak mau dikatakan masih banyak) orang
tua yang tidak menyadari peran mereka sebagai sekolah awal bagi anak-anaknya.

2. Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah sebuah Wahana tempat anak bereksplorasi menjelajahi samudra
pengetahuan teori maupun praktek. Sekolah sebagai lingkungan kedua harus bisa
meneruskan, memperbaiki bahkan menambah apa yang telah didapatkan anak di
lingkungan pertamanya. Sebagai contoh ketika anak telah belajar bagaimana caranya
kasih sayang diungkapkan maka. Fihak sekolah (Guru, Wali Kelas, BK) bisa meninjau
bagaimana anak berinteraksi dengan teman-temannya untuk kemudian memberikan
arahan dan bimbingan sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.
Kata sekolah diambil dari kata Scholae yang berarti menyenangkan ini berarti
sekolah harus bisa menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif atau dalam
istilah pendidikan kita dikenal dengan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif
Menyenangkan). Anak dalam hal ini tidak dijadikan sebagai Objek tapi sebagai Subjek
dan fihak sekolah sebagai fasilitator sekaligus sebagai motivator terhadap
perkembangan anak. Oleh karena itu, sekolah diharapkan dan diharuskan
bukan menjadi tempat yang menakutkan bagi anak dengan adanya tindakan-tindakan
pemaksaan dan hukuman yang berlebihan sehingga anak menjadi fobia dengan yang
namanya sekolah sehingga lahirlah anak-anak yang ketinggalan dalam hal pendidikan
atau mengambil kata M. Joko Susilo sebagai Pembodohan Siswa Tersistematis.
Sekolah dalam peranannya harus bisa mengejawantahkan apa yang diamanatkan
Undang-undang dalam pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu
pendidikan dalam menghadapi tantangan global jangan sampai sekolah hanya menjadi
tempat untuk berkumpulnya anak-anak, tempat menulis atau mendengar bahkan hanya
sebagai tempat untuk mengulang hapalan. Sekolah harus mempunyai nilai lebih
apalagi kalau melihat kondisi masyarakat (orang tua) yang kurang memperhatikan
anak-anaknya dalam hal pendidikan karena mereka beranggapan bahwa sekolahlah
yang mempunyai tugas dalam hal pendidikan.

3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat sebagai bagian dalam lingkungan pendidikan juga
mempunyai andil yang besar dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Dalam UU No
20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 8 tentang Hak dan Kewajiban Masyarakat
dinyatakan bahwa Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.dan dalam pasal 9
dinyatakan bahwa Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya
dalam penyelenggaraan pendidikan. Yang disebut dengan masyarakat dalam pasal di
atas adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai
perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.
Sebagus apapun sistem sebuah pendidikan kalau masyarakatnya tidak ikut aktif
berperan serta maka bisa dipastikan pendidikan tersebut akan jalan ditempat. Sebagai
warga negara yang baik dan peduli tentu mengharapkan bidang pendidikan ada
kemajuan walau sedikit tapi pasti karena ketika pendidikan kita maju maka, ekonomi
dan perkembangan sosial juga akan ada perubahan. Masyarakat sebagai bagian dalam
sebuah sistem pendidikan harus memperlihatkan lingkungan yang memberikan
tuntunan yang baik bukan tontonan yang akan merusak tatanan pendidikan yang sudah
diupayakan dengan baik. Jangan sampai peribahasa karena nila setitik, rusak susu
sebelanga menimpa pendidikan anak-anak kita.
Hubungan dan kerja sama
Walaupun mempunyai kewajiban yang sama dalam hal pendidikan tetapi,
tujuannya tidak akan maksimal tercapai kalau ketiga komponen yang telah disebutkan
di atas tidak menjalin hubungan dan kerja sama yang baik karena, ada hal-hal yang
bisa dilakukan keluarga tidak bisa dilakukan sekolah dan begitu juga sebaliknya. Oleh
karena itu perlu diadakan sebuah kerja sama dan hubungan yang terorganisir antara
sekolah, keluarga dan masyarakat dalam upaya memperbaiki pendidikan. Drs.M
Ngalim Purwanto, MP (2002) menyatakan bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk
menjalin kerja sama dan hubungan tersebut bisa dengan cara : mengadakan pertemuan
dengan orang tua pada hari penerimaan murid baru, mengadakan surat menyurat
antara sekolah dan keluarga, kunjungan sekolah ke rumah orang tua murid,
mengadakan perayaan hari besar dan mendirikan perkumpulan orang tua murid dan
guru. Dengan adanya model kerja sama dan hubungan seperti itu diharapkan
sedikitnya dapat mengatasi persoalan-persoalan pendidikan yang begitu komplek.
Dunia pendidikan Indonesia secara perlahan-lahan namun pasti melakukan perubahan
dan pembaruan menuju kepada pendidikan yang lebih baik karena Pendidikan adalah
hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan, dengan pendidikan kita
bisa memajukan kebudayaan dan mengangkat martabat bangsa di mata dunia.

Anda mungkin juga menyukai