Anda di halaman 1dari 24

Pendekatan dalam Manajemen Kelas

Mata Kuliah Manajemen Kelas


Dosen Pengampu : Sela Kholidiani, M.Pd

MPI 3A

Kelompok 4 :

1. Arizon Alfatisi ( 2111030012 )


2. Neza Navilla Putri ( 2111030063 )

PROGAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TA 2022/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... i

BAB I ...................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1

a. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1

b. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1

c. Tujuan ......................................................................................................................................... 1

BAB II ISI .............................................................................................................................................. 2

a. Pengertian Pengelolaan Kelas ..................................................................................................... 2

b. Pendekatan dalam Manajemen Kelas.......................................................................................... 2

c. Pendapat Para Ahli Mengenai Pengelolaan Kelas ...................................................................... 3

d. Jenis – Jenis Pendekatan dalam Manajemen Kelas..................................................................... 5

1. Pendekatan Otoriter ................................................................................................................ 5

2. Pendekatan Intimidasi ............................................................................................................. 6

3. Pendekatan Permisif................................................................................................................ 6

4. Pendekatan Buku Masak atau Pendekatan Text Book ............................................................ 7

5. Pendekatan Kekuasaan................................................................................................................ 7

6. Pendekatan intruksional .......................................................................................................... 8

7. Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku .................................................................................. 9

8. Penguatan positif ......................................................................................................................... 9

9. Penguatan Negative .................................................................................................................... 9

10. Penghukuman........................................................................................................................ 10

12. Pendekatan Ancaman ........................................................................................................ 10

13. Pendekatan Kebebasan...................................................................................................... 11

14. Pendekatan Iklim Sosio-emosional ................................................................................... 11

16. Pendekatan Proses Kelompok ........................................................................................... 13

17. Pendekatan Ekletik............................................................................................................ 13

i
18. Pendekatan Analistik Pluralistik ....................................................................................... 14

19. Pendekatan Integratif ........................................................................................................ 15

BAB III ................................................................................................................................................. 17

PENUTUP ............................................................................................................................................ 17

a. Kesimpulan ............................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Kelas merupakan tempat untuk belajar yang di dalamnya terdapat siswa dengan berbagai latar
belakang, karakter, kepribadian, tingkah laku, dan emosi yang berbeda beda. Karena itu perlu
adanya pengelolaan dalam kelas untuk mempermudah tugas manajemen itu sendiri.
Guru ialah penentu keberhasilan pendidikan dalam suatu lembaga Pendidikan, berhasil atau
tidak peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut ditentukan oleh seorang guru oleh karena
itu, seorang guru dituntut untuk bisa untuk meningkatkan peran dan kompetensinya dan guru
yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif serta akan
lebih mampu mengelola kelasnya hingga hasil belajar peserta didik berada pada tingkat yang
optimal.

Hasil belajar yang optimal ditentukan oleh kondisi belajar yang optimal pula kondisi belajar
yang optimal dapat tercapai jika seorang guru mampu mengelola kelas dengan baik.
Pengelolaan kelas dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran
yang mendasar. Aktivitas pengelolaan yang dilakukan oleh guru dalam rangka menciptakan
kondisi yang optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dapat berupa
hubungan interpersonal yang baik antara guru dan peserta didik maupaun peserta didik dengan
peserta didik lainnya. Melalui pendekatan – pendekatan dalam manajemen kelas, akan
memberikan kemudahan bagi guru dalam mengelola kelas.

b. Rumusan Masalah
1. Apa saja pendekatan yang ada di dalam manajemen kelas?
2. Bagimana pendekatan dalam manajemen kelas ?

c. Tujuan
1. Mengetahui jenis pendekatan dalam manajemen kelas.
2. Mengetahui pendekatan dalam manajemen kelas.

1
BAB II
ISI

a. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas dapat diartikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi
peserta didik sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Ketika kelas
terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi kegiatan
pembelajaran. Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu “pengelolaan” dan “kelas”.
Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”.
Pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan
suatu kegiatan.

Menurut E. Mulyasa, pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan


iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam
pembelajaran.1

b. Pendekatan dalam Manajemen Kelas

Pendekatan dapat di artikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pedekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung
(direct intruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menururunkan strategi pembelajaran
discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

Manajemen kelas merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengatur agar proses
pembelajaran dapat berjalan secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada persiapan
belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi dan
kondisi proses pembelajaran, pengaturan waktu, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan

1
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Rosda Karya, 2005)
baik sehingga tujuan kurikulum dapat tercapai. Pengertian lain dari manajemen kelas adalah
serangkaian kegiatan guru dalam upaya menciptakan suatu kondisi kelas yang memungkinkan
peserta didik dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif dan memelihara situasi kelas
agar tetap kondusif untuk proses belajar mengajar.

Jadi dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pendekatan dalam manajeman kelas
adalah suatu pandangan atau gambaran dari seorang guru terhadap pembelajaran, yang
dilakukan atau di terapkan dalam proses pemebelajaran untuk menciptakan kondisi dalam
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan efektif.

Guru sebagai seorang manajer di kelas sudah seharusnya memiliki pemahaman dan
keterampilan untuk menggunakan bermacam – macam pendekatan dalam manajemen kelas.
Walaupun tidak semua pendekatan yang dipahaminya digunakan sekaligus, tetapi guru dituntut
untuk dapat memilih bahkan memadukan pendekatan yang tepat untuk dipergunakan di
kelasnya.

c. Pendapat Para Ahli Mengenai Pengelolaan Kelas

1. Menurut Rohani ialah merujuk kepada pengaturan orang (dalam hal ini terutama
peserta didik) maupun pengaturan fasilitas.
2. Menurut Arifin Abdul Rachman dalam buku “Kerangka Pokok – Pokok
Pengelolaan”, pengelolaan diartikan sebagai kegiatan atau aktivitas, proses
kegiatan dalam rentetan urutan – urutan, lembaga atau orang-orang yang
melakukan kegiatan atau proses kegiatan.
3. Menurut Ordway Tead yang disadur oleh FE. Rosyidi dalam buku “Organisasi
dan Pengelolaan”, pengelolaan ialah proses dan kegiatan pelaksanaan usaha
memimpin dan menunjukkan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi di
dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
4. Menurut Marry Parker Follet, pengelolaan ialah seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. 2

2
Rohani, Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2004)

3
Semetara itu, mengenai pengertian kelas, terdapat beberapa pendapat, diantaranya:

1. Menurut Oemar Hamalik, kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan
belajar bersama, yang mendapat pembelajaran dari guru.3
2. Menurut Sudirman N., pengelolaan kelas ialah upaya mendayagunakan potensi kelas.4
3. Menurut Hadari Nawawi, pengelolaan kelas ialah kemampuan guru atau wali kelas
dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-
luasnya pada setiap personil untuk melakukan kegiatan yang kreatif dan terarah
sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk
melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan
perkembangan peserta didik.
4. Menurut AJE Toenlioe, pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang memungkinkan kegiatan pengelolaan pembelajaran
dapat berlangsung dengan lancar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.5
5. Menurut Muljani A. Nurhadi, pengelolaan kelas adalah upaya mengelola Peserta Didik
di kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi)
kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan
mempertahankan motivasi Peserta Didik untuk selalu terlibat dan berperan serta dalam
proses pendidikan di sekolah.
6. Menurut Amatembun, pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam
menciptakan dan mempertahankan serta mengembang-tumbuhkan motivasi belajar
untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.6
7. Menurut Usman, pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi
terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.7

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha guru untuk menciptakan suasana kegiatan belajar
mengajar yang kondusif agar tercapai kondisi yang optimal sesuai dengan yang diharapkan dan
mengendalikannya apabila terjadi gangguan dalam pembelajaran. Dengan kata lain,
pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pembelajaran.

3
Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA (Bandung: Sinar Baru, 1987)
4
Sudirman, Ilmu Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991)
5
AJE Toenlioe, Teori dan Praktek Pengelolaan Kelas (Surabaya: Usaha Nasional, 1991)
6
NA. Amatembun, Manajemen Kelas, Penuntun Bagi Guru dan Calon Guru (Bandung: FIP IKIP Bandung, 1989)
7
MU. Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat di simpulkan bahwa pengelolaan kelas ialah
keterampilan guru dalam menata atau menciptakan dan memelihara kelas agar suasana
pembelajaran dapat terkendali secara optimal baik ketika pembelajaran dalam kondisi normal
maupun ketika ada muncul hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Suatu kegiatan
yang memiliki tujuan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya pengelolaan yang benar.
Tidak adanya pengelolaan yang baik ini dengan sendirinya dapat menghambat tercapainya
tujuan yang hendak dicapai.

d. Jenis – Jenis Pendekatan dalam Manajemen Kelas

1. Pendekatan Otoriter
Pendekatan otoriter adalah suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh
guru. Tujuan guru yang utama adalah mengendalikan perilaku peserta didik karena gurulah
paling mengetahui dan berurusan dengan peserta didik. Tugas ini sering dilakukan guru
dengan menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman.
Pendekatan otoriter menawarkan lima strategi yang diterapkan dalam manajemen kelas:

➢ Menciptakan dan menegakkan peraturan


Merupakan kegiatan guru menggariskan pembatasan-pembatasan dengan
memberitahukan kepada peserta didik dan mengapa hal tersebut diperlukan. Dengan
demikian, kegiatan menciptakan dan menegakkan peraturan adalah proses mendefinisikan
dengan jelas dan spesifik harapan guru mengenai perilaku peserta didik di kelas.

➢ Memberikan perintah, pengarahan dan pesan


Merupakan strategi atau cara guru dalam mengendalikan perilaku peserta didik agar
peserta didik melakukan perilaku yang diinginkan oleh guru.

➢ Menggunakan teguran ramah dalam strategi


Merupakan strategi mengelola kelas yang digunakan guru dengan cara memarahi peserta
didik yang berperilaku tidak sesuai dan yang melanggar peraturan cara lemah lembut

➢ Menggunakan pengendalian dengan mendekati


Merupakan tindakan guru bergerak mendekati peserta didik yang dilihatnya berperilaku
menyimpang atau cenderung menyimpang. Strategi ini dimaksudkan untuk mencegah
berkembangnya situasi yang mengacaukan atau yang mempunyai kemungkinan

5
mengacaukan. Tindakan itu tidak dimaksudkan untuk menghukum atau
mengintimidasi. Strategi ini didasarkan pada pada asumsi bahwa kehadiran guru secara
fisik akan ckup berhasil mencegah peserta didik berperilaku menyimpang.

➢ Menggunakan pemisahan dan pengucilan.


Merupakan strategi guru dalam merespon terhadap perilaku menyimpang peserta didik
yang tingkat penyimpangannya cukup berat.

2. Pendekatan Intimidasi
Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen sebagai proses
pengendalian perilaku peserta didik, berbeda dengan pendekatan otoriter yang
menekankan perilaku guru yang manusiawi pendekatan intimidasi menekankan pada
perilaku guru mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar,
ejekan, hinaan, paksaan, ancaman dan menyalahkan, peranan peserta didik berperilaku
sesuai dengan perintah guru.

3. Pendekatan Permisif
Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekan kaperlunya memaksimalkan
kebebasan siswa. Tema sentral dari pendekatan ini adalah apa, kapan, dan dimana juga
guru hendaknya membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan yang
diinginkannya. Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan peserta didik, sebab dengan
itu akan membantu pertumbuhan secara wajar. Campur tangan guru hendaknya seminimal
mungkin, dan berperan sebagai pendorong mengembangkan potensi peserta didik secara
penuh.
Pendekatan permisif sedikit penganjurnya. Pendekatan ini kurang menyadari bahwa
sekolah dan kelas adalah sistem susila yang memiliki pranata-pranata sosial. Dalam sistem
sosial para anggotanya, dalam hal ini guru dan peserta didik, menyandang hak dan
kewajiban. Mereka diharapkan bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya dan
diterima oleh semua pihak. Perbuatan yang bebas tanpa batas akan memperkosa dan
mengancam hak-hak orang lain.
4. Pendekatan Buku Masak atau Pendekatan Text Book
Pendekatan buku masak atau pendekatan texs book biasanya dilakukan atas dasar anjuran
atau rekomendasi dari satu artikel atau buku tertentu. Daftar langkah yang dianjurkan
merupakan resep yang dapat dicoba untuk diterapkan. Oleh karena itu, pendekatan ini
disebut pendekatan buku masak (pedekatan resep) atau pendekatan text book. Di bawah
ini anjuran untuk meningkatakan prilaku guru yang meningkatkan prilaku guru yang positi
fdalam rangka mewujudkan lingkungan belajar menyenagkan :

• Hangat, bersahabat dan baik hati, tetapi tegas dan penuh disiplin.

• Bertindak dan berbicara penuh keyakinan dan bijaksana serta mengekspresikan rasa
humor yang alami (spontan).

• Selalu bekerja berdasarkan rencana sebelum mulai mengajar.

• Melayani semua siswa secara sama dengan mendengarkan pendapat-pendapat mereka


serta mempertimbangkan perasaan-perasaan mereka.

Berikut ini contoh khas jenis pernyataan yang dapat dijumpai dalam daftar “bukumasak”:
• Selalu menegur siswa secara empat mata,
• Jangan sekali-kali meninggikan suara pada saat memperingati siswa,
• Tegas dan bertindak adil sewaktu berurusan dengan siswa,
• Jangan pandang bulu dalam memberikan penghargaan,
• Senantiasalah meyakinkan diri lebih dahulu akan kesalahan siswa sebelum
menjatuhkan hukuman,
• Selalulah meyakinkan diri bahwa siswa mengetahui semua peraturan yang ada,
• Tetaplah konsekuen dalam menegakkan peraturan.
Guru yang bekerja dengan pendekatan buku masak tetapi malas menggali pengetahuan dari
sumber-sumber lain, maka saat mengalami kegagalan akan menemui kesulitan untuk
mencari alternative pendekatan-pendekatan lainnya.

5. Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku peserta
didik. Peranan guru disini adalah menciptkan dan mempertahankan situasi disiplin kelas.
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada peserta didik untuk menaatinya. Di

7
dalamnya ada kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui
kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekatinya. Di dalam kegiatan
pembelajaran, factor kedisiplinan adalah kekuatan utama untuk dapat menciptakan suasana
belajar yang kondusif, karena itu guru perlu menekankan pentingnya peserta didik untuk
menaati peraturan yang telah dibuat sebelumnya. Berbagai peraturan itu ibaratnya adalah
“penguasa” yang wajib untuk ditaati. Oleh sebab itu, guru harus mampu melakukan
pendekatan yang baik kepada peserta didik melalui peraturan ini, dan bukan kemauannya
sendiri.

6. Pendekatan intruksional
Pendekatan intruksional (pengajaran) memandang bahwa proses pembelajaran yang efektif
sekaligus dapat mengurangi dan mencegah timbulnya sebagian besar permasalahan
manajemen kelas. Pendekatan intruksional memandang bahwa menejemen kelas yang
efektif adalah bagian dari hasil usaha-usaha perencanaan pengajaran yang baik pula untuk
terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif.Jika manajemen kelas berjalan efektif maka
akan membantu terciptanya kegiatan pengajaran yang efektif pula. Sebaliknya, jika kegiatan
pengajaran berjalan efektif, maka kegiatan manajemen kelas juga akan berjalan efektif.

Berkaitan dengan masalah efektifitas pengajaran dan efektifitas manajemen kelas, maka
guru perlu berupaya untuk menggali, memahami dan memperluas wawasan pengetahuan
tentang kiat-kiat pengajaran dan manajemen kelas yang efektif dan mencoba
mengaplikasikannya dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Guru yang mau menggali dan
memperluas wawasan dari berbagai bidang pengetahuan, bukan hanya menggeluti satu
bidang pengetahuan saja, maka guru yang demikian sesungguhnya telah meritis jalan untuk
menjadi guru yang kreatif.

Oleh karena itu, para pengembang pendekatan instruksional menyarankan guru dalam
mengembangkan strategi manajemen kelas memperhatikan hal-hal berikut ini:
✓ Menyampaikan kurikulum dan pembelajaran yang menarik, relevan dan sesuai
✓ Menerapkan kegiatan yang efektif
✓ Menyediakan daftar kegiatan rutin kelas
✓ Memberikan pengarahan yang jelas
✓ Menggunakan dorongan yang bermakna
✓ Memberikan bantuan mengatasi rintangan
✓ Merencanakan perubahan lingkungan
✓ Mengatur kembali struktur situasi.

7. Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku


Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi
behaviorisme yang berasumsi antara lain bahwa :
1) Semua tingkah laku, yang baik maupun yang kurang baik, merupakan hasil dari
proses belajar.
2) Sejumlah proses psikologi yang fundamental dapat digunakan untuk
menjelaskan terjadinya proses belajar dan berusaha menanggulangi dan mencar
solusi-solusi terhadap oermasalahan pembelajaran yang muncul.
Dengan demikian, tugas pokok guru adalah menguasai dan menerapkan keempat proses
yang telah terbukti (bagi kaum behavioris) merupakan pengontrol tingkah laku
manusia, yaitu: penguatan positif, penghukuman, penghilangan dan penguatan negatif.

8. Penguatan positif
Penguatan positif berupa memberikan stimulus positif, berupa ganjaran atau pujian
terhadap perilaku atau hasil yang memang diharapkan, misalnya berupa ungkapan
seperti “Nah seperti ini kalau mengerjakan tugas, tulisannya rapi mudah dibaca”.
Jenis-jenis penguatan positif :
✓ Penguatan primer (dasar) yaitu penguatan-penguatan yang tidak dipelajari dan
selalu diperlukan untuk berlangsungnya hidup, seperti, makanan, air, udara yang
segar dan sebagainya. Suasana seperti ini dapat membentuk perilaku siswa yang baik
dan betah di dalam kelas
✓ Penguatan sekunder (bersyarat) yang menjadi penguat sebagai hasil proses belajar
atau dipelajari, seperti diperhatikan, pujian (penguat sosial), nilai angka, ranking
(penguatan simbolik), kegiatan atau permainan yang disenangi siswa (penguatan
bentuk kegiatan).

9. Penguatan Negative
Penguatan negative adalah berupa peniadaan tingkah laku yang tidak disukai (biasanya
berupa hukuman) yang selalu diberikan kepada siswa, karena siswa yang bersangkutan
telah meninggalkan tingkah laku yang menyimpang misalnya dengan memberi

9
hukuman , penghapusan( pembatalan pemberian ganjaran yang sebenarnya diharapkan
siswa), atau penundaan/ pembatalan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh
ganjaran, baik berupa barang atau berupa kegiatan yang disenanginya.

10.Penghukuman
Penghukuman merupakan pemberian stimulus yang tidak menyenangkan untuk
menghilangkan dengan segera perilaku peserta didik yang tidak dikehendaki. Tindakan
hukuman dalam pengelolaan kelas masih bersifat kontroversial (dipertentangkan).
Sebagian menganggap bahwa hukuman merupakan alat yang efektif untuk dengan
segera menghentikan tingkah laku yang tidak dikehendaki, sekaligus merupakan contoh
“yang tidak dikehendaki” bagi siswa lain. Sebagian lain melihat bahwa akibat
sampingan dari hubungan pribadi antara guru (yang menghukum) dan siswa (terhukum)
menjadi terganggu, atau siswa yang dihukum menjadi “Pahlawan” di mata teman-
temannya.

11.Penghilangan
Penghilangan adalah upaya mengubah perilaku peserta didik dengan cara
menghentikan pemberian respon terhadap suatu perilaku peserta didik yang semula
dilakukan dengan respon tersebut. Pengilangan ini menghasilkan penurunan frekuensi
tingkah laku yang semula mendapat penguatan. Penundaan Penundaan merupaan
tindakan tidak jadi memberikan ganjaran atau pengecualian pemberian ganjaran untuk
siswa tertentu. Penundaan seperti ini menurunkan frekuensi penguatan dan menurunkan
frekuensi tingkah laku yang dimaksud itu.

12.Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas juga sebagai suatu proses
untuk mengontrol tingkah laku peserta didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku peserta
didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya, melarang, ejekan, sindiran,
dan memaksa. Ancaman disini sepatutnya tidak dilakukan sesering mungkin dan hanya
diterapkan manakala kondisi kelas sudah benar-benar tidak dapat dikendalikan. Selama
guru masih mampu melakukan pendekatan lain di luar ancaman, maka akan lebih baik jika
pendekatan dengan ancaman ini ditangguhkan. Namun satu hal yang harus diingat,
pendekatan ancaman harus dilakukan dalam taraf kewajaran dan diusahakan untuk tidak
melukai perasaan peserta didik.
Guru mungkin perlu memberi ancaman seperti penangguhan nilai, pemberian tugas
tambahan, serta memberikan tugas-tugas lain yang sifatnya mendidik bagi mereka.
Ancaman dalam bentuk intimidasi yang berlebihan, seperti mengejek, membanding-
bandingkan, memukul dan memaksa, sebaiknya difikirkan ulang sebelum diterapkan.
Sebab ancaman seperti itu sangat mungkin dapat melukai perasaan peserta didik serta
menyebabkan mereka semakin bertindak represif di dalam kelas. Sindiran halus juga dapat
dilakukan oleh guru terhadap peserta didik yang kurang menaati aturan.

13.Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan sebagai suatu proses untuk membantu peserta didik agar merasa
bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan dan dimana saja. Peranan guru adalah
mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan peserta didik, selama hal itu tidak
menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Terkadang,
peserta didik tidak nyaman apabila ada seorang guru yang terlalu over-protectif sehingga
peserta didik tidak leluasa melakukan eksperimennya.

Jika memberikan tugas kepada peserta didik untuk menuliskan beberapa pengalaman, maka
berilah mereka kebebasan untuk menceritakan apa saja yang mereka tuliskan. Jangan
membuat ketentuan – ketentuan yang terlalu ketat yang karenanya dapat mengekang
kebebasan peserta didik untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya.

14.Pendekatan Iklim Sosio-emosional


Pendekatan iklim sosioemosional dilandasi oleh psikologi klinis dan psikologi
konseling. Pendekatan ini berasumsi bahwa:

1. Proses belajar mengajar yang efektif memerlukan iklim sosioemosional yang baik,
yaitu terbinanya hubungan antar personal yang baik antara guru-siswa dan siswa-
siswa.
2. Guru memiliki posisi penting bagi terbentuknya iklim sosioemosional yang baik.

Carl R. Rogers, salah seorang tokoh pendidikan humanisme, menekankan


pentingnya sikap guru yang tulus dihadapan siswa; menerima dan menghargai siswa
sebagai manusia; dan memahami diri siswa dari sudut pandang siswa sendiri.

11
Ginnot memandang pentingnya kemampuan guru melakukan komunikasi yang
efektif dengan siswa, dalam diskusi, pemecahan masalah, dan dalam berbagai
kegiatan siswa terlibat aktif didalamnya.

15.Tipe kepemimpinan
Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan kepada sikap demokratis lebih
memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan siswa dengan dasar saling
memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat membantu terciptanya iklim yang
menguntungkan bagi terciptanya kondisi belajar yang optimal. Siswa akan belajar
secara produktif baik pada saat ada guru maupun tidak ada guru. Dalam kondisi
semacam ini biasanya problema manajemen kelas bisa diperkecil sesedikit mungkin.

➢ Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya
tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa
akan dapat diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah laku siswa
dan bukan membenci siswanya itu sendiri. Terimalah siswa dengan hangat, sehingga ia
insyaf dengan akan kesalahannya. Berlakulah adil dalam bertindak. Ciptakan satu
kondisi yang menyebabkan siswasadar akan kesalahannya sehingga ada dorongan
untuk memperbaiki kesalahannya.

➢ Suara guru
Suara guru, walaupun bukan faktoryang besar, turut mempunyai pengaruh besar dalam
belajar. Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau demikian rendah
sehingga tidak terdengar oleh siswa secara jelas dari jarak yang agak jauh akan
mengakibatkan suasana gaduh. Keadaan seperti itu, juga akan membosankan sehingga
pelajaran cenderung tidak diperhatikan. Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas
dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks akan mendorong siswa
untuk memperhatikan pelajaran. Mereka yang lebih berani mengajukan pertanyaan,
melakukan percobaan sendiri, dan sebagainya. Tekanan suara hendaknya bervariasi
sehingga tidak membosankan siswa yang mendengarnya. Hal yang penting dari itu
semuanya adalah proses pembelajarannya akan semakin terarah.

➢ Pembinaan hubungan baik


Pembinaan hubungan baik (report) antara guru dan siswa dalam masalah manajemen
kelas adalah hal yang sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik guru-siswa
senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistik, realistik dalam
kegiatan belajar mengajar yang sedang dilakukan serta terbuka terhadap hal-hal
yangakan ada pada dirinya.

16.Pendekatan Proses Kelompok


Pendekatan proses kelompok ( group process ) didasarkan pada psikologi sosila dan
dinamkika kelompok. Asumsi pokoknya yaitu :

1. Pengalaman belajar itu berlangsung konteks kelompok sosial


2. Tugas guru yang utama dalam manajemen kelas adalah membina dan memelihara
kelompok siswa agar kohesif dan produktif .

Unsur – unsur yang menunjang manajemen kelas melalui pendekatan proses kelompok
antara lain sebagai berikut :

1. Adanya harapan timbal balik yang dapat menumbuhkan prilaku positif baik bagi siswa
maupun bagi guru.
2. Kepemimpinan yang baik, dari pihak guru maupun dari pihak siswa, termasuk
kepemimpinan kelompok.
3. Pola persahabatan antar anggota kelas dan anggota kelompok.
4. Adanya komunikasi yang efektif sehingga hal-hal yangharus dilakukan dan tujuan-
tujuan yang harus dicapai dapat dilaksanakan dengan baik melalui proses informasi
yang jelas.
5. Tumbuhnya norma kelompok yang positif sehingga terwujudnya kelompok yang
produktif.

17. Pendekatan Ekletik


Istilah pendekatan Eklektik (Eclectic Counseling) menunjuk pada suatu sistematika dalam
konseling yang berpegang pada pandangan teoretis dan pendekatan (approach), yang
merupakan perpaduan dari berbagai unsur yang diambil atau dipilih dari beberapa konsepsi
serta pendekatan. Konselor yang berpegang pada pola eklektik berpendapat bahwa
mengikuti satu orientasi teoretis serta menerapkan satu pendekatan saja terlalu membatasi
ruang gerak konselor. Oleh karenanya dalam pendekatan ini konselor menggunakan
variasi dari sudut pandangan, prosedur, dan teknik sehingga dapat melayani masing-
masing konsep sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai dengan ciri khas masalah yang

13
dihadapinya. Ini tidak berarti bahwa konselor berpikir dan bertindak seperti orang yang
bersikap oportunis, dalam arti diterapkan saja pandangan, prosedur, dan teknik yang
kebetulan membawa hasil yang paling baik. Dengan demikian, konselor bermaksud
mengembangkan suatu fleksibilitas besar yang memungkinkan konselor untuk bisa
melayani banyak orang dengan cara yang cocok untuk setiap orang guna dapat
memperoleh hasil yang maksimal atau optimal.
Wiford A Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua
aspek terbaik dari berbagi pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu
kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosifis, teoritis dan/atau
psikologis dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber pemilihan perilaku
pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan elektik.
Dua syarat yang perlu dikuasai oleh guru dalam menerapkan pendekatan elektik, yaitu:
✓ Menguasai pendekatan-pendekatan manajemen kelas yang potensial, seperti
pendekatan pengubahan perilaku, penciptaan iklim sosio-emosional, proses kelompok,
✓ Dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang sesuai dengan
baik dalam masalah manajemen.8

18. Pendekatan Analistik Pluralistik


Berbeda dengan pendekatan eklektik, pendekatan analistik pluralistik memberi
kesempatan kepada guru memilih strategi manajemen kelas gabungan beberapa strategi
dari berbagai pendekatan manajemen yang dianggap mempunyai potensi terbesar berhasil
menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang dianalisis guru yang
bijaksana menghargai pendekatan dan strategis manajemen kelas yang baik. Dengan
demikian, pendekatan analitik berupa pemilihan diantara berbagai strategi manajemen
kelas suatu atau beberapa strategi yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan
menampung kondisi-kondisi yang member kemudahan kepada pembelajaran yang efektif
dan efesien.
Ada 4 tahap pendekatan analitik pluralistic menurut :
1) Menentukan kondisi kelas yang diinginkan Dalam hal ini, guru perlu mengetahui
dengan jelas dan mendalam tentang kondisi – kondisi yang menurut penilaiannya akan
memungkinkan mengajar secara efektif. Keuntungan utama terciptanya kondisi kelas
yang diyakini guru sesuai adalah:

8
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 184
a. Guru tidak memandang kelas semata-mata hanya sebagai reaksi atas masalah yang
timbul.
b. Guru akan memiliki seperangkat tujuan yang mengarahkan dan yang menjadi tolak
ukur penilaian atas hasil upayanya.
2) Menganalisis kondisi kelas yang nyata Dengan mengadakan analisis ini, akan
memungkinkan guru mengetahui:
a. Kesenjangan antara kondisi sekarang dan yang diharapkan.
b. Kesenjangan yang timbul jika guru gagal mengambil tindakan pencegahan.
c. Kondisi sekarang yang perlu dipelihara dan dipertahankan karena dianggap kurang
baik.
3) Memilih dan menggunakan strategi pengelolaan Guru yang efektif adalah guru yang
menguasai berbagai strategi manajerial yang tergantung dalam berbagai pendekatan
manajemen kelas dan mampu memilih dan menggunakan strategi yang paling sesuai
dalam situasi tertentu yang dianalisis sebelumnya.
4) Menilai keefektifan pengelolaan Proses penilaian ini memusatkan perhatian kepada 2
perangkat perilaku yaitu :
a. Perilaku guru yaitu sejauh mana guru telah menggunakan perilaku manajemen yang
direncanakan akan dan dilakukan.
b. Perilaku peserta didik yaitu sejauh mana peserta didik berperilaku yang sesuai, yakni
apakah mereka telah melakukan apa – apa yang diharapkan untuk dilakukan. Contoh
Pendekatan Analitik Pluralistik: guru bisa menangani masalah yang terjadi di dalam
kelas dengan mudah, seperti anak yang nakal, berkelahi, pemalu dll, karena dalam
pendekatan analitik pluralistik guru bisa memilih strategi manajemen kelas yang
dianggapnya paling berpotensi untuk pembelajaran.

19.Pendekatan Integratif
Pendekatan integratif (terpadu) merujuk pada kemampuan guru untuk memanfaatkan
hal-hal atau bagian –bagian terbaik dari berbagai tradisi (sistem) atau pendekatan
manajemen kelas untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif sehingga terlaksana
kegiatan pembelajaran yang efektif. Hasil riset yang dilakukan Evertsoon dan Emmer,
dan Doyle dijelaskan bahwa manajer kelas yang efektif adalah manajer kelas yang
mampu meramu atau menggabungkan suatu kesatuan dari bagian-bagian terbaik dari

15
berbagai pendekatan yang berbeda. Cara-cara yang dilakukan oleh guru-guru yang
efektifb umumnya mereka mampu memanfaatkan hal tersebut.9

9
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi (Jakarta: Rineka Cipta, 1990)
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Sebagai guru harus pintar dalam mengatur atau mengelola kelas dengan baik untuk
memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran, salah satu cara untuk mendapatkan hal
itu adalah adanya pendekatan dalam penegelolaan kelas. Pendekatan tersebut di
antaranya ialah pendekatan otoirter; pendekatan intimidasi; pendekatan permisif;
pendekatan intruksional; pendekatan proses kelompok; pendekatan sosio emosional;
pendekatan resep; pendekatan peubah tingkah laku; dan pendekatan elektik serta
pendekatan analitik pluralistik.

Dengan adanya pendekatan pembelajaran, guru dapat lebih menguasai kelas dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA

AJE Toenlioe, Teori dan Praktek Pengelolaan Kelas /Surabaya: Usaha Nasional, 1991)/
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional /Bandung: Rosda Karya, 2005/

MU. Usman, Menjadi Guru Profesional /Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003/

NA. Amatembun, Manajemen Kelas, Penuntun Bagi Guru dan Calon Guru /Bandung: FIP
IKIP Bandung, 1989/
Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA /Bandung:
Sinar Baru, 1987/
Rohani, Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, /Jakarta: PT Rineka Cipta. 2004/

Sudirman, Ilmu Pendidikan /Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991/


Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi /Jakarta: Rineka Cipta, 1990/
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar /Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006/
Laporan Hasil Diskusi Kelompok 4

Rabu, 12 Oktober 2022

1. Nisa Rahmawati
2111030065
Kelompok 3
Apa bentuk pendekatan kebebasan antar guru dan peserta didik?
Jawaban:
Aktifitas pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dalam rangka
menciptakan kondisi yang optimal agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dapat berupa hubungan interpersonal yang baik
antara guru dan peserta didik begitupun sebaliknya yang akan memudahkan
guru dalam mengelola kelas. Salah satu contoh pendekatannya ialah
pendekatan permisif

2. Annisa Rahmawati
2111030010
Kelompok 3
Jelaskan mengenai pendekatan permisif!
Jawaban:
Pendekatan permisif ialan pendekatan yang menekankan kebebasan terhadap
siswa. Guru hendak membiarkan siswa atas dasar yang ingin dipilihnya
sehingga dapat menggapai apa yang di inginkannya. Karna, dengan hal
tersebut dapat membantu pertumbuhan siswa secara wajar sehingga guru
hanya berperan sebagai pendorong pengembangan potensi peserta didik.

19
3. Adam Rival Rizkyan
2111030001
Kelompok 1
Apa perbedaan dari pendekatan otoriter dan pendekatan intimidasi?
Jawaban:
Pendekatan intimidasi berbeda dengan pendekatan otoriter yang menekankan
perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekan guru untuk
mengintimidasi siswa. Peranan ini berupaya untuk siswa patuh terhadap guru.
Sedangkan pendekatan otoriter sendiri ialah sebuah pengendalian perilaku
peserta didik oleh guru dengan menawarkan lima strategi.
• Menciptakan dan menegakkan peraturan.
• Memeberikan perintah, pengarahan dan pengawan.
• Menggunakan teguran ramah dalam strategi.
• Menggunakan pengendalian dalam mendekati.
• Menggunakan pemisahan dan pengecualian.

Anda mungkin juga menyukai