Anda di halaman 1dari 3

Rangkuman

Judul Buku: Gurunya Manusia Penulis: Munif Chatib Penerbit: Kaifa Learning Tahun terbit: Mei 2011. Tebal: 253.hlm

A. Pendahuluan Menurut Ahmad Rizal, seorang pemerhati pendidikan, dalam bukunya yang berjudul Dari Guru Konvensional Menuju Guru Profesional (Grasindo, 2009) sebagaimana dikutib oleh munif chatib, beliau mengatakan bahwa ternyata, ada guru yang secara mental tidak siap dilatih, bahkan jumlahnya cukup besar. Guru model demikian-menurut Ahmad Rizal-adalah guru yang tidak punya kemampuan apa pun. Persis seperti robot, baru bekerja setelah ada perintah dan selalu menuntut hak terlebih dahulu sebelum menunaikan kewajibannya dengan baik. Namun, sedikit sekali guru yang berkonsentrasi untuk belajar dan mengajar dengan baik. Sehari-hari, waktu bekerja guru jenis ini hanya fokus pada menentukan cara agar ilmu yang diajarkan dapat diterima dengan mudah oleh setiap siswa.

B. Resensi Seorang guru, bila dilihat dari faktor kemauan untuk maju, ada tiga jenis guru, yakni: 1. Guru robot, yakni guru yang bekerja persis seperti robot, mereka hanya peduli dengan beban materi yang harus disampaikan kepada siswa, mereka tidak memiliki kepedulian terhadap kesulitan siswa. 2. Guru materialistis, yaitu guru yang selalu melakukan perhitungan, mirip dengan aktivitas jual beli, guru jenis ini akan menuntut terlebih dahulu haknya, setelah itu baru melaksanakan kewajiban disesuaikan dengan hak yang mereka terima. 3. Gurunya manusia, yaitu guru yang punya keikhlasan dalam mengajar dan belajar. Guru jenis ini adalah guru yang memiliki keyakinan bahwa target pekerjaannya adalah membuat setiap siswa berhasil memahami materi ajar yang

disampaikannya. Gurunya manusia berbanding terbalik dengan jenis guru


1|rangkuman buku Gurunya Manusia

materialistis, gurunya manusia akan menempatkan penghasilan sebagai akibat yang akan didapat dengan menjalankan kewajibannya, yaitu keikhlasan mengajar dan belajar. Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran guru. Guru adalah ujung tombak proses pendidikan. Tanpa guru, tidak mungkin bangsa Indonesia bisa membuat perubahan melek huruf dari 5% menjadi 92%. Tanpa guru, tidak mungkin program pendirian sekolah dan universitas dapat sukses. Tanpa guru, tidak mungkin muncul generasi yang berkarakter. Lalu bagaimana dengan kondisi guru di Indonesia ? Fakta dari Bank Dunia (Teacher Employment and Development in Indonesia, 2007) membuktikan bahwa terdapat sekolah kekurangan guru, yaitu 21 % sekolah di perkotaan dan 37% sekolah di pedesaaan. Fakta lain menunjukkan bahwa 66% sekolah di Indonesia kekurangan guru. Buku berjudul Gurunya Manusia menjadi sumber menarik yang bermanfaat bagi para guru. Buku ini memberikan keseimbangan antara konsep, saran praktis (tips), dan contoh-contoh, sehingga buku ini menjadi menarik dibaca untuk para guru. Dari segi konsep, buku ini memberikan konsep dan pengetahuan baru tentang pedagogi, mulai dari teknik mengajar hingga penjelasan gelombang otak. Pada bab Pertama menekankan bahwa unsur penting menuju guru professional adalah kemauan guru untuk terus belajar, guru yang selalu tertarik untuk memperbaiki diri dengan mengembangkan kemampuannya dalam memberikan materi ajar agar diterima siswa dengan penuh bangga. Profesi guru adalah profesi yang tidak boleh berhenti untuk belajar. Tentunya ini tak lepas dari hal yang menarik dan menjadi tantangan para guru, penyelenggara sekolah, dan dinas pendidikan, yaitu potensi guru untuk berpenghasilan layak. Bab Kedua diuraikan isi pembelajaran guru, yaitu paradigma, cara, dan komitmen. Ketiga ranah inilah yang harus menjadi isi proses pembelajaran guru.selain itu diberikan profil gurunya manusia yaitu guru yang fokus kepada kondisi peserta didik. Mereka senantiasa memandang setiap peserta didik adalah juara, mengajar dengan hati, mengartikan kemampuan peserta didik dalam arti yang luas, dan menjadi sosok yang menyenangkan bagi siswanya. Sehingga siswa bisa menerima materi yang disampaikan oleh sang guru dengan senang hati. Dalam bab Ketiga, penulis memaparkan apersepsi. Sebuah bagian mengajar guru yang tak boleh terlupakan. Karena menit-menit pertama mengajar adalah waktu terpenting untuk seluruh proses pembelajaran. Pada menit-menit awal proses pembelajaran dimulai,
2|rangkuman buku Gurunya Manusia

akan memberikan kesan bagi keberlangsungan proses berikutnya, menyenangkan atau malah membosankan dan tak membekas sama sekali di hati dan fikiran siswa. Gurunya manusia harus mampu menciptakan zona alfa, warmer, pre-teach, dan scene setting. Bab Keempat, penulis banyak memberikan contoh tentang strategi multiple intelligence. Gurunya manusia memandang bahwa tiap siswa punya semua kecerdasan sehingga metode pembelajaran jangan hanya dibatasi bagi seorang siswa. Gurunya manusia akan memberikan siswa ruang untuk berkreasi dengan nalar dan daya fikir yang mereka miliki. Dalam bab ini juga dipaparkan beberapa strategi mengajar yang bisa menumbuhkan keingin-tahuan siswa untuk lebih memahami materi pelajaran. Pada Bab Kelima, penulis mencoba mendesain model lesson plan atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kreatif. Beliau menyoroti pentingnya membuat lesson plan sebagai konsekwensi dari profesi mengajar. Lesson plan adalah perencanaan yang dibuat oleh guru sebelum mengajar, namun masih banyak diantara guru yang tidak membuat lesson plan terlebih dahulu. Kualitas pembelajaran seorang guru, jika diawali dengan pembuatan lesson plan akan berbeda dibandingkan dengan guru yang tidak melakukan persiapan lesson plan sebelumnya. Dengan menjadi Gurunya Manusia, guru sebagai ujung tombak pendidikan di Sekolahnya Manusia akan menghasilkan generasi yang berkualitas.

C. Penutup Gurunya manusia adalah seseorang guru yang sangat mendahulukan kepentingan siswanya untuk maju dan berkembang, ia pantang untuk berhenti berkreasi dalam mengembangkan potensi diri dan siswanya menuju ke arah yang lebih baik, bagi seorang gurunya manusia, setiap hari adalah belajar. Gurunya manusia adalah seorang yang menjalankan kewajibannya dengan penuh keikhlasan, karena ia yakin, bahwa Sang Pencipta akan memberikan jalan kemudahan, apabila sang hamba menjalankan profesinya dengan berlandaskan kasih sayang. Jakarta, 21 Desember 2011

Tarmujianto NPM. 5110044

3|rangkuman buku Gurunya Manusia

Anda mungkin juga menyukai