Oleh:
Sem. IV/S1 PGMI
Pada usia dini, umumnya dinyatakan bahwa semua aspek kecerdasan peserta didik seperti
IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang secara luar biasa. Pada usia ini, pembelajar muda
hanya akan melihat hal yang nyata secara holistik dan mampu memahami hubungan antar
konsep secara sederhana. Untuk itu, proses pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan
dan tingkat kemahiran mereka. Selain itu, harus diarahkan untuk membantu mereka
mempelajari benda-benda konkret dengan pengalaman hidup mereka yang sebenarnya.
Sebaliknya jika proses pembelajaran dilakukan secara terpisah, hal ini berarti proses berpikir
holistik peserta didik tidak berkembang dengan baik dan menyulitkan mereka untuk belajar
secara optimal.
Jika dilihat dari peserta didik yang diajar secara tematik memiliki kemampuan dan
kesiapan yang lebih baik dalam mengikuti pembelajaran dibandingkan dengan peserta didik
yang tidak diajar secara tematik. Jadi berdasarkan hasil tersebut, dapat dibenarkan bahwa
proses pembelajaran bagi peserta didik usia dini lebih efektif jika dikelola secara integratif
melalui pendekatan tematik.
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “LANDASAN DAN
KURIKULUM PEMBELAJARAN TEMATIK” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak.
Fikri Zauharul Firdaus, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen pada mata kuliah “Pembelajaran Tematik”.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Landasan dan
Kurikulum Pembelajaran Tematik” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak. Fikri Zauharul Firdaus, S.Pd., M.Pd.
Selaku dosen pada mata kuliah “Pembelajaran Tematik”. yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan senantiasa kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
II
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................................... I
KATA PENGANTAR ................................................................................................. II
DAFTAR ISI .............................................................................................................. III
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................ 2
BAB II ............................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
A. Pengertian Pembelajaran Tematik ................................................................................. 3
B. Landasan Pembelajaran Tematik ................................................................................... 3
C. Kurikulum Pembelajaran Tematik ................................................................................. 5
BAB III .......................................................................................................................... 9
PENUTUP .................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 9
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan prinsip perkembangan bahwa perkembangan fisik anak tidak bisa
dipisahkan dari perkemabangan mental, sosial, dan emosionalnya, karena perkembangan
yang secara psikologis akan mempengaruhi anak untuk menyesuaikan perkembangan
kemampuannya. Perkemabnag untuk mencapai pengalaman dalam diri peserta didik itu
akan terpadu dengan pengelaman yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan,
dan lingkungan dengan alam sekitarnya. Pada tahap berpikir dengan operasional konkrit
maka penerapan pendekatan pembelajaran terpadu (tematik) dipandang tepat dan sesuai
sebagai model pembelajaran siswa di SD/MI, terutama di kelas awal. Di dalam
pembelajaran tematik dapat dikebangkan berbagai macam kecerdasan sekaligus secara
holistik, dimana model tematik tidak hanyamenekankan pada ranah kognitif saja, tetapi juga
meliputi afektif dan psiko motor dan ranah social.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pembelajaran tematik?
2. Bagaimana Landasan Pembelajaran Tematik?
3. Bagaimana Kurikulum Pembelajaran Tematik?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran tematik.
2. Untuk mengetahui Landasan Pembelajaran Tematik.
3. Untuk mengetahui Kurikulum Pembelajaran Tematik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme.
1
Retno Widyaningrum, “Model Pembelajaran Tematik di MI/SD”, Jurnal Cendekia, Vol.10 No.1 (Juni, 2012), 109.
3
pengalaman siswa. Aliran ini menghubungkan pengalaman anak-anak di
kehidupan sehari-harinya dapat meningkatkan kreativitas anak sehingga
pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna.
b. Konstruktivisme, penekanan pembelajarannya pada pengetahuan siswa yang
dibangun sendiri melalui pengalaman langsung dan pembelajarannya bersifat
student centered. Aliran ini pada dasarnya pengetahuan tidak dapat ditransfer
langsung oleh guru tanpa siswa harus mengalami atau membuktikannya sendiri,
selain itu pembelajaran tematik juga memusatkan pembelajaran pada siswa bukan
pada guru.
c. Humanisme, penekanan pada segi keunikan/kekhasan, potensi dan motivasi yang
dimiliki setiap siswa. Aliran ini setiap anak berhak mengembangkan dan
mengoptimalkan bakat dan minatnya yang disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing anak. Sehingga pembelajaran tematik dimaksudkan untuk
memfasilitasi tiap keunikan anak agar berkembang secara optimal.
2. Landasan Psikologis
3. Landasan Yuridis
4
memenuhi tuntutan global dan disesuaikan dengan tingkat kecerdasan serta
kebutuhan siswa. Selain itu pembelajaran tematik juga mampu menggali bakat dan
potensi anak yang memungkinkan pembelajarannya bisa lebih bermakna dan
sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
b. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bab V Pasal 1b) yang
menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan minat, bakat, dan
kemampuannya. UU ini digunakan sebagai landasan yuridis pembelajaran tematik
karena pembelajaran tematik dapat mewadahi kebutuhan belajar anak yang di
integrasikan dengan bakat dan minat siswa di semua sekolah atau satuan
pendidikan dan tak terkecuali para peserta didik yang kurang beruntung atau
kurang mampu secara finansial.2
Dan menurut Nasution, S., (dalam Nurdin, S., dan Usman, B.M., 2003), dilihat dari
organisasi kurikulum pada umumnya, ada tiga tipe kurikulum pembelajaran :
2
Ibid, hlm. 110-111.
5
Tipe ini adalah salah satu bentuk kurikulum yang menunjukan adanya suatu
hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap
memperhatikan ciri atau karakteristiknya dari tiap bidang studi tersebut. Hubungan
(kolerasi) antar mata pelajaran tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara,
antara lain:
• Incidental, artinya secara kebetulan ada hubungan antar mata pelajaran
yang satu dengan mata pelajaran yang lainnya. Sebagai contoh: bidang studi
IPA juga disinggung tentang Geografi, Anthropologi, dan lain sebagainya.
• Hubungan yang lebih erat, misalnya suatu pokok permasalahan yang
diperbincangkan dalam berbagai bidang studi.
• Batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan, yaitu dengan
menghilangkan batasan masing – masing mata pelajaran tersebut, disebut
dengan Broad Field.
3) Integrated Curriculum
Secara istilah integrase memiliki sinonim dengan perpaduan, penyatuan, atau
penggabungan, dari dua objek atau lebih.3 Dalam integrated curriculum, pelajaran
dipusatkan pada suatu masalah atau topik tertentu, misalnya suatu masalah dimana
semua mata pelajaran dirancang dengan mengacu pada topik tertentu.
Maka dari itu dari keempat model pembelajaran ini juga beruapaya untuk
membelajarkan kepada peserta didik untuk belajar pada kegiatan – kegiatan belajar yang
terorganisasi secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema – tema tertentu sebagai titik
pusat, yang dalam prosesnya akan mengajarkan berbagai mata pelajaran dalam satu tema.
3
Wedawaty (1990)
4
Depdiknas, Op.Cit., hal. 7 Ibid, 8
6
Kurikulum tematik terpadu dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan
mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik/pembahasan.
Pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan,
keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta kreativitas dengan menggunakan tema.
Secara etimologi, kurikulum tematik terpadu terdiri dari dua kata, yaitu kurikulum dan
terpadu. Artinya, kurikulum terpadu merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-
batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau
keseluruhan. Menurut Imam (2008: 25), kurikulum terpadu adalah kegiatan menata
keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk
suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat
atau boleh dikatakan tidak ada.5
Disamping itu juga kera hal – hal yang ada didunia ini bukan hanya bisa dilihat dari
datu segi saja tetapi sesuatu yang komplek, sehingga dapat ditinjau dari berbagai ilmu.
Pembelajaran tematik merupakan bentuk yang akan menciptakan sebuah pembelajaran
terpadu yang akan mendorong keterlibatan peserta didik dalam belajar, dan membantu
peserrta sisik akan lebih aktif untuk terlibat dalam proses pembelajaran dan menciptakan
situasi pemecahan masalah yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam pembelajaran
tematik ini peserta didik dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi.6
Terdapat 4 langkah dimensi bahwa kurikulum merupakan bahan ajar saling berkaitan :
a) Integrasi Pengalaman
5
(Hamalik, 2007:32)
6
Ibid, hal. 3 Ibid, hal. 56 Sukayati, Widyaiswara PPG Matematika, Pembelajaran Tematik di SD merupakan
Terapan dari Pembelajaran Terpadu, (Depdiknas; Yogyakarta, 2004), hal. 25
7
Caswel dan Campabel (dalam Longstreet dan Shane, 1983:43)
7
b) Integrasi Sosial
c) Integrasi Pengetahuan
Karakteristik kurikulum terpadu menolak kurikulum yang terpecah – pecah / atau
mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya tidak ada hubungan. Kurikulum terintegrasi
dikembangkan mulai Pendidikan dasar (SD/MI) hingga perguruan tinggi (PT/Universitas).
Struktur kurikulum Pendidikan dasar menekankan interdisipliner (antara bidang-bidang
mata pelajaran tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait).
d) Desain Kurikulum Integrasi
Mendesain kurikulum lebih sulit sebab indentik dengan mendesain berbagai
kompetensi peserta didik baik aspek pengetahuan, sikap, minat, dan bakat, kebutuhan dan
keterampilan. Desain kurikulum integrasi berbeda dengan desain kurikulum akademik.
Karena kurikulum akademik bersifat kognitifistik, sedangkan desain kurikulum terpadu
harus mampu menterpadukan secara seimbang keterpaduan mata pelajaran secara
interdisipliner antar mata pelajaran secara utuh, sehingga nampak perbedaan desain
kurikulum terpadu dengan desain kurikulum yang lainnya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme.
2. Landasan Psikologis
3. Landasan Yuridis
9
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Anda Juanda, M.Pd. 2019. Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu. CV Confident :
1-2
Dr. H. Anda Juanda, M.Pd. 2019. Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu. CV Confident :
16-17
Retno Widyaningrum. 2012. Model Pembelajaran Tematik di MI/SD. Jurnal Cendekia. 10 (1):
109-111
METENG ATTENDENCE
Kelompok : 2 (Dua)
Kehadiran
No Nama Keterangan
Ya Tidak
1. Sri Hadiyanti ✓
2. Ulfah Halimah ✓
3. Dea Nabila ✓
Dst.