Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LANDASAN DAN KURIKULUM PEMBELAJARAN


TEMATIK
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Pembelajaran Tematik

Dosen Pengampu: Fikri Zauharul Firdaus, S.Pd., M.Pd.

Oleh:
Sem. IV/S1 PGMI

Dea Nabila (278.341.20.042)

Sri Hadiyanti (278.341.20.037)

Ulfah Halimah (278.341.20.039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH
JURUSAN TARBIYAH
STIT ASSA’IDIYYAH
2022
ABSTRAK

Pada usia dini, umumnya dinyatakan bahwa semua aspek kecerdasan peserta didik seperti
IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang secara luar biasa. Pada usia ini, pembelajar muda
hanya akan melihat hal yang nyata secara holistik dan mampu memahami hubungan antar
konsep secara sederhana. Untuk itu, proses pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan
dan tingkat kemahiran mereka. Selain itu, harus diarahkan untuk membantu mereka
mempelajari benda-benda konkret dengan pengalaman hidup mereka yang sebenarnya.
Sebaliknya jika proses pembelajaran dilakukan secara terpisah, hal ini berarti proses berpikir
holistik peserta didik tidak berkembang dengan baik dan menyulitkan mereka untuk belajar
secara optimal.

Model pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menggunakan tema dengan


melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberi pengalaman bermakna bagi siswa.
Pembelajaran tematik memiliki tiga landasan yaitu landasan filosofis, landasan psikologis dan
Yuridis. kurikulum pembelajaran tematik juga merupakan perpaduan antara dua kurikulum
atau lebih sedemikian hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Istilah kurikulum di sini dapat
berarti semua pengalaman yang dimiliki peserta didik dengan bantuan sekolah.

Jika dilihat dari peserta didik yang diajar secara tematik memiliki kemampuan dan
kesiapan yang lebih baik dalam mengikuti pembelajaran dibandingkan dengan peserta didik
yang tidak diajar secara tematik. Jadi berdasarkan hasil tersebut, dapat dibenarkan bahwa
proses pembelajaran bagi peserta didik usia dini lebih efektif jika dikelola secara integratif
melalui pendekatan tematik.

Kata Kunci : Pembelajaran Tematik, Landasan, Kurikulum

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “LANDASAN DAN
KURIKULUM PEMBELAJARAN TEMATIK” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak.
Fikri Zauharul Firdaus, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen pada mata kuliah “Pembelajaran Tematik”.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Landasan dan
Kurikulum Pembelajaran Tematik” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak. Fikri Zauharul Firdaus, S.Pd., M.Pd.
Selaku dosen pada mata kuliah “Pembelajaran Tematik”. yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan senantiasa kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Cipanas, 15 Febuari 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................................... I
KATA PENGANTAR ................................................................................................. II
DAFTAR ISI .............................................................................................................. III
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................ 2
BAB II ............................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
A. Pengertian Pembelajaran Tematik ................................................................................. 3
B. Landasan Pembelajaran Tematik ................................................................................... 3
C. Kurikulum Pembelajaran Tematik ................................................................................. 5
BAB III .......................................................................................................................... 9
PENUTUP .................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 9

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penetetapan Pendekatan Tematik dalam pembelajaran di MI/SD dikarenakan


perkembangan peserta didik pada kelasa rendah sekolah dasar, pada umumnya berada pada
tingkat perkembangan yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik)
serta baru mampu memahami hubungan anatara konsep secara sederhana. Oleh karena itu
proses pembelajaran masih bergantung pada objek konkrit dan pengalaman yang di alami
secara langsung. Pembelajaran yang dilakukan dengan mata pelajaran terpisah akan
menyebabkan kurang mengembangkan anakuntuk berpikir holistik dan membuat kesulitan
bagi peserta didik mengaitkan kosep dengan kehidupan nyata mereka sehari-hari.
Akibatnya, para siswa tidak mengerti manfaat dari materi yang dipelajarinya untuk
kehidupan nyata, sehingga strategi untuk memberikan pengetahuan yang menyeluruh
menggunakan pembelajaran tematik.

Sesuai dengan prinsip perkembangan bahwa perkembangan fisik anak tidak bisa
dipisahkan dari perkemabangan mental, sosial, dan emosionalnya, karena perkembangan
yang secara psikologis akan mempengaruhi anak untuk menyesuaikan perkembangan
kemampuannya. Perkemabnag untuk mencapai pengalaman dalam diri peserta didik itu
akan terpadu dengan pengelaman yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan,
dan lingkungan dengan alam sekitarnya. Pada tahap berpikir dengan operasional konkrit
maka penerapan pendekatan pembelajaran terpadu (tematik) dipandang tepat dan sesuai
sebagai model pembelajaran siswa di SD/MI, terutama di kelas awal. Di dalam
pembelajaran tematik dapat dikebangkan berbagai macam kecerdasan sekaligus secara
holistik, dimana model tematik tidak hanyamenekankan pada ranah kognitif saja, tetapi juga
meliputi afektif dan psiko motor dan ranah social.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pembelajaran tematik?
2. Bagaimana Landasan Pembelajaran Tematik?
3. Bagaimana Kurikulum Pembelajaran Tematik?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran tematik.
2. Untuk mengetahui Landasan Pembelajaran Tematik.
3. Untuk mengetahui Kurikulum Pembelajaran Tematik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam


mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa.1 Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan. Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:

1. siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu;


2. siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
3. pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4. kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata
pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;
5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6. Siswa mampu lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi
nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran
sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
7. guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara
tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga
pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,
pemantapan, atau pengayaan.

B. Landasan Pembelajaran Tematik

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme.

a. Progresivisme, penekanan proses pembelajaran pada pembentukan kreativitas,


pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang natural dan memperhatikan

1
Retno Widyaningrum, “Model Pembelajaran Tematik di MI/SD”, Jurnal Cendekia, Vol.10 No.1 (Juni, 2012), 109.

3
pengalaman siswa. Aliran ini menghubungkan pengalaman anak-anak di
kehidupan sehari-harinya dapat meningkatkan kreativitas anak sehingga
pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna.
b. Konstruktivisme, penekanan pembelajarannya pada pengetahuan siswa yang
dibangun sendiri melalui pengalaman langsung dan pembelajarannya bersifat
student centered. Aliran ini pada dasarnya pengetahuan tidak dapat ditransfer
langsung oleh guru tanpa siswa harus mengalami atau membuktikannya sendiri,
selain itu pembelajaran tematik juga memusatkan pembelajaran pada siswa bukan
pada guru.
c. Humanisme, penekanan pada segi keunikan/kekhasan, potensi dan motivasi yang
dimiliki setiap siswa. Aliran ini setiap anak berhak mengembangkan dan
mengoptimalkan bakat dan minatnya yang disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing anak. Sehingga pembelajaran tematik dimaksudkan untuk
memfasilitasi tiap keunikan anak agar berkembang secara optimal.

2. Landasan Psikologis

Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan


psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan
diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan
kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi
pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus
mempelajarinya. Melalui pembelajaran tematik diharapkan adanya perubahan perilaku
siswa menuju kedewasaan, baik fisik, mental/intelektual, moral maupun sosial.

3. Landasan Yuridis

Landasan Yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan


atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik pada anak usia dini.
Landasan yuridis tersebut adalah:

a. UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap


anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal
9). UU ini digunakan karena dengan menggunakan pembelajaran tematik, dapat
mengoptimalkan pendidikan dan pengajaran anak didik sejak dini sehingga dapat

4
memenuhi tuntutan global dan disesuaikan dengan tingkat kecerdasan serta
kebutuhan siswa. Selain itu pembelajaran tematik juga mampu menggali bakat dan
potensi anak yang memungkinkan pembelajarannya bisa lebih bermakna dan
sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
b. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bab V Pasal 1b) yang
menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan minat, bakat, dan
kemampuannya. UU ini digunakan sebagai landasan yuridis pembelajaran tematik
karena pembelajaran tematik dapat mewadahi kebutuhan belajar anak yang di
integrasikan dengan bakat dan minat siswa di semua sekolah atau satuan
pendidikan dan tak terkecuali para peserta didik yang kurang beruntung atau
kurang mampu secara finansial.2

C. Kurikulum Pembelajaran Tematik

Perorganisasian kurikulum pembelajaran tematik merupakan perpaduan antara dua


kurikulum atau lebih sedemikian hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Istilah
kurikulum di sini dapat berarti semua pengalaman yang dimiliki peserta didik dengan
bantuan sekolah. Dari definisi tersebut, sebenarnya kurikulum merupakan sesuatu
pengertian yang cukup luas, menyangkut sebagian besar aspek yang berhubungan dengan
kegiatan di sekolah pada umumnya. Sedangkan menurut Soedjadi dalam Darwin (2001)
yang mengatakan bahwa kurikulum adalah sekumpulan pokok – pokok materi ajar yang
dirancang untuk memberikan pengalaman tertentu kepada peserta didik agar mampu
mencapai tujuan dan telah ditetapkan.

Dan menurut Nasution, S., (dalam Nurdin, S., dan Usman, B.M., 2003), dilihat dari
organisasi kurikulum pada umumnya, ada tiga tipe kurikulum pembelajaran :

1) Separated Subject Curriculum


Pada tipe ini mata pelajaran itu ruan lingkupnya sangat sempit, karena di dalamnya
antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya menjadi terpisah – pisah tidak
mempunya kaitannya sama sekali, sehingga menjadi banyak jenis mata pelajaran.
2) Correlated Curriculum

2
Ibid, hlm. 110-111.

5
Tipe ini adalah salah satu bentuk kurikulum yang menunjukan adanya suatu
hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap
memperhatikan ciri atau karakteristiknya dari tiap bidang studi tersebut. Hubungan
(kolerasi) antar mata pelajaran tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara,
antara lain:
• Incidental, artinya secara kebetulan ada hubungan antar mata pelajaran
yang satu dengan mata pelajaran yang lainnya. Sebagai contoh: bidang studi
IPA juga disinggung tentang Geografi, Anthropologi, dan lain sebagainya.
• Hubungan yang lebih erat, misalnya suatu pokok permasalahan yang
diperbincangkan dalam berbagai bidang studi.
• Batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan, yaitu dengan
menghilangkan batasan masing – masing mata pelajaran tersebut, disebut
dengan Broad Field.
3) Integrated Curriculum
Secara istilah integrase memiliki sinonim dengan perpaduan, penyatuan, atau
penggabungan, dari dua objek atau lebih.3 Dalam integrated curriculum, pelajaran
dipusatkan pada suatu masalah atau topik tertentu, misalnya suatu masalah dimana
semua mata pelajaran dirancang dengan mengacu pada topik tertentu.

Pembelajaran tematik sangat diperhatikan, sehingga dalam proses pembelajaran


menggunakan pendekatan joyful learning karena disesuaikan dengan psikologi siswa
sekolah dasar. Dengan penerapannya pendekatan tematik dalam pembelajaran akan
membuka ruang yang sangat luas bagi peserta didik, untuk mengalami sebuah pengalaman
belajar yang lebih bermakna, berkesan, dan menyenangkan. Dalam pembelajaran tematik,
tidak hanya semata – mata mendorong peserta didik utuk mengetahui (learning to know),
tetapi belajar juga untuk melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri
(learning to be) dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together). 4

Maka dari itu dari keempat model pembelajaran ini juga beruapaya untuk
membelajarkan kepada peserta didik untuk belajar pada kegiatan – kegiatan belajar yang
terorganisasi secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema – tema tertentu sebagai titik
pusat, yang dalam prosesnya akan mengajarkan berbagai mata pelajaran dalam satu tema.

3
Wedawaty (1990)
4
Depdiknas, Op.Cit., hal. 7 Ibid, 8

6
Kurikulum tematik terpadu dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan
mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik/pembahasan.
Pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan,
keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta kreativitas dengan menggunakan tema.
Secara etimologi, kurikulum tematik terpadu terdiri dari dua kata, yaitu kurikulum dan
terpadu. Artinya, kurikulum terpadu merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-
batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau
keseluruhan. Menurut Imam (2008: 25), kurikulum terpadu adalah kegiatan menata
keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk
suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat
atau boleh dikatakan tidak ada.5

Disamping itu juga kera hal – hal yang ada didunia ini bukan hanya bisa dilihat dari
datu segi saja tetapi sesuatu yang komplek, sehingga dapat ditinjau dari berbagai ilmu.
Pembelajaran tematik merupakan bentuk yang akan menciptakan sebuah pembelajaran
terpadu yang akan mendorong keterlibatan peserta didik dalam belajar, dan membantu
peserrta sisik akan lebih aktif untuk terlibat dalam proses pembelajaran dan menciptakan
situasi pemecahan masalah yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam pembelajaran
tematik ini peserta didik dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi.6

Terdapat 4 langkah dimensi bahwa kurikulum merupakan bahan ajar saling berkaitan :

a) Integrasi Pengalaman

Kurikulum bukan hanya materi pelajaran, melainkan kurikulum itu berhubungan


dengan integrasi pengalaman. Karena pada dasarnya pengalaman belajar anak – anak di
bawah bimbingan guru di sekolah itu meluputi pengalaman lahir ( fisik ) dan jiwa (psikhis),
dari kedua pengalaman tersebut sangat bekaitan dan tidak dapat dipisahkan. Maka dari itu
materi kurikulum terpadu ( tematik ) akan lebih mudah dikuasai anak manakala disertai
pengalaman, karena belajar bukan hanya mengaktifkan kognitif. Jika belajar tanpa
mengalami pengalaman atau melakukan / melibatkan jasmani-rohani maka akan mudah
lupa. 7

5
(Hamalik, 2007:32)
6
Ibid, hal. 3 Ibid, hal. 56 Sukayati, Widyaiswara PPG Matematika, Pembelajaran Tematik di SD merupakan
Terapan dari Pembelajaran Terpadu, (Depdiknas; Yogyakarta, 2004), hal. 25
7
Caswel dan Campabel (dalam Longstreet dan Shane, 1983:43)

7
b) Integrasi Sosial

Implementasi kurikulum sangat berkaitan dengan integrasi kehidupan sosial anak.


Mereka dapat berbaur dan berkomunikasi saling berbagi permainan atau pengalaman baik
dengan teman sekelas, kakak kelas, bahkan komunikasi dengna bapak atau ibu guru
termasuk dengan staf sekolah. Hubungan sosial anak – anak ini di lingkungan sekolah secara
tidak langsung terlibat sedang mengembangkan kurikulum integrasi.

c) Integrasi Pengetahuan
Karakteristik kurikulum terpadu menolak kurikulum yang terpecah – pecah / atau
mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya tidak ada hubungan. Kurikulum terintegrasi
dikembangkan mulai Pendidikan dasar (SD/MI) hingga perguruan tinggi (PT/Universitas).
Struktur kurikulum Pendidikan dasar menekankan interdisipliner (antara bidang-bidang
mata pelajaran tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait).
d) Desain Kurikulum Integrasi
Mendesain kurikulum lebih sulit sebab indentik dengan mendesain berbagai
kompetensi peserta didik baik aspek pengetahuan, sikap, minat, dan bakat, kebutuhan dan
keterampilan. Desain kurikulum integrasi berbeda dengan desain kurikulum akademik.
Karena kurikulum akademik bersifat kognitifistik, sedangkan desain kurikulum terpadu
harus mampu menterpadukan secara seimbang keterpaduan mata pelajaran secara
interdisipliner antar mata pelajaran secara utuh, sehingga nampak perbedaan desain
kurikulum terpadu dengan desain kurikulum yang lainnya.

Desain kurikulum terpadu yang dipandang relevan sebagaimana Sukmadinata


(2005: 120-121) menjelaskan, yaitu “The Core Design”. Selanjutnya Sukmadinata
menjelaskan bahwa The core design kurikulum timbul sebagai reaksi untama kurikulum
separate subject design (kurikulum yang sifatnya terpisah-pisah). Dalam mengintegrasikan
(menterpadukan) bahan ajar salah satu variasi konsep The Core Design adalah “The Fused
Core”. Model ini menekankan pengintegrasian bukan hanya dua atau tiga pelajaran tetapi
lebih banyak. Sejarah, Geografi, Antropologi, Sosiologi, Sains, Ekonomi dipadukan
(dintegrasikan) menjadi Studi Kemasyarakatan. Dalam studi ini dikembangkan tema-tema
masalah umum yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan


keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi
dasar, hasil belajar dan indikator dari suatu mata pelajaran, atau bahkan beberapa mata
pelajaran. Melalui pembelajaran tematik, siswa diharapkan dapat belajar dan bermain
dengan kreativitas yang tinggi. Sebab, dalam pembelajaran tematik, belajar tidak semata-
mata mendorong siswa untuk mengetahui (learning to know), tetapi belajar juga untuk
melakukan (learning to do), untuk menjadi (learning to be), dan untuk hidup bersama
(learning to live together).

Adapun landasan pada pembelajaran tematik:

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme.

2. Landasan Psikologis

Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan


psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar

3. Landasan Yuridis

Landasan Yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan


atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik pada anak usia dini.

Pembelajaran tematik sangat diperhatikan, sehingga dalam proses pembelajaran


menggunakan pendekatan joyful learning karena disesuaikan dengan psikologi siswa
sekolah dasar. Dengan penerapannya pendekatan tematik dalam pembelajaran akan
membuka ruang yang sangat luas bagi peserta didik, untuk mengalami sebuah pengalaman
belajar yang lebih bermakna, berkesan, dan menyenangkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

--------di unduh dari : http://eprints.radenfatah.ac.id ( pada tanggal 15 februari 2022 )

------- di unduh dari : https://journal.uinsi.ac.id ( pada tanggal 15 februari 2022)

Dr. H. Anda Juanda, M.Pd. 2019. Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu. CV Confident :
1-2

Dr. H. Anda Juanda, M.Pd. 2019. Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu. CV Confident :
16-17

Retno Widyaningrum. 2012. Model Pembelajaran Tematik di MI/SD. Jurnal Cendekia. 10 (1):
109-111
METENG ATTENDENCE

Tugas Mata Kuliah : Pembelajaran Tematik

Kelompok : 2 (Dua)

Tanggal Kerja Kelompok : 15 Febuari 2022

Kehadiran
No Nama Keterangan
Ya Tidak

1. Sri Hadiyanti ✓
2. Ulfah Halimah ✓
3. Dea Nabila ✓
Dst.

Anda mungkin juga menyukai