Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH ( RPS ) DAN PROSES

PENYUSUNANNYA

1. Latar Belakang Masalah

\Perencanaan merupakan modal utama sekolah atau organisasi dalam menata pemanfaatan
sumber daya yang di milikinya secara efektif, efisien, berkualitas, dan releven sehingga dapat
mencapai tujuan dengan memuaskan bagi seluruh yang terlibat. Merencanakan adalah
menentukan kegiatan yang

hendak dilakukan pada kurun waktu yang ditentukan. Kegiatan dimaksudkan untuk menata
waktu, mengatur atau memperhitungkan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan memuaskan.

Setiap kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua, bahkan masyarakat tentu berharap sekolahnya
berkembang. Untuk itu perlu disusum rencana pengembangannya. Rencana pengembangan
sangat penting, karena akan dijadikan landasan kerja seluruh staf, sehingga harus disusun dengan
baik. mutlak di perlukan adanya sustu pengembangan program sekolah. Berbagai program yang
dikembangkan tersebut harus releven dengan visi dan misi sekolah serta sebagai bentuk
penjabaran yang lebih rinci, terukur, dan feasible untuk dilaksanakan di sekolah. Pengembangan
program sekolah hendaknya dilakukan melalui penahapan yang sistematis dengan langkah-
langkah yang dapat di pertanggungjawabkan, baik secara akademik, yuridis,maupun sosial.
Pengembangan program sekolah juga harus mempertimbangkan potensi dan kemampuan
sekolah, sejauh mana kekuatan sekolah dan lingkungan mendukung keterlaksanaannya program,
dan terdapat ancaman atau hambatan dalam pelaksanaan nantinya. Adapun Sesuai dengan judul
makalah ini “Rencana Pengembangan Sekolah Dan Proses Penyusunannya”, Berkaitan dengan
judul tersebut, maka masalahnya dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari rencana pengembangan sekolah ?

2. Apa pentingnya pengembangan rencana pengembangan sekolah ?

3. Apa saja prinsip-prinsip dalam rencana pengembangan sekolah ?


4. Bagaimana proses penyusunan rencana pengembangan sekolah ?

Adapun tujuan dari makalah tersebut adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari rencana pengembangan sekolah

2. Untuk mengetahui pentingnya pengembangan rencana pengembangan sekolah.

3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam rencana pengembangan sekolah.

4. Untuk mengetahui proses penyusunan rencana pengembangan sekolah

1. Pembahasan

2. Pengertian Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)

Di kutip dalam Siswanto (2011:70) RPS adalah sebuah dokumen perencanaan yang dibuat oleh
“sekolah” untuk mengadakan perubahan fisik dan nonfisik sekolah dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan sekolah. RPS menggambarkan peta perjalanan perubahan sekolah dari suatu
kondisi sekarang menuju kondisi yang lebih baik dan lebih menjanjikan dalam kurun waktu 5
tahun ke depan.

RPS menggambarkan sekolah sebagai suatu sistem dan bagian dari suatu sistem yang lebih luas
yang berinteraksi secara berkesinambungan, memperoleh masukan dari masyarakat dan
memberikan output kepada masyarakat. Sehingga mutu pelayanan sekolah sangat tergantung dari
input yang diterimanya dan proses yang dikerjakannya. Oleh karena itu jika pelayanan sekolah
ingin ditingkatkan maka input dan proses dalam sekolah itu harus disempurnakan.

2. Pentingnya Pengembangan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)

Dikutip dalam Rohiat (2012 : 86) Setiap sekolah pada umumnya telah memiliki visi, misi dan
tujuan yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu,
mutlak di perlukan adanya sustu pengembangan program sekolah. Berbagai program yang
dikembangkan tersebut harus releven dengan visi dan misi sekolah serta sebagai bentuk
penjabaran yang lebih rinci, terukur, dan feasible untuk dilaksanakan di sekolah. Pengembangan
program sekolah hendaknya dilakukan melalui penahapan yang sistematis dengan langkah-
langkah yang dapat di pertanggungjawabkan, baik secara akademik, yuridis,maupun sosial.
Pengembangan program sekolah juga harus mempertimbangkan potensi dan kemampuan
sekolah, sejauh mana kekuatan sekolah dan lingkungan mendukung keterlaksanaannya program,
dan terdapat ancaman atau hambatan dalam pelaksanaan nantinya.

Sekolah dapat menentukan seberapa besar peluang yang ada dari program yang di kembangkan
untuk ditetapkan sebagai suatu rencana-rencana kegiatan yang dapat ditempuh dengan tingkat
keberhasilan tinggi sekolah yang menyusun program tanpa mengindahkan berbagai
pertimbangan tersebut akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan, baik
penyimpangan dalam bentuk perubahan atau penggantian program. Kemacetan program tidak
terlaksananya program, banyaknya hambatan yang muncul, maupun penyimpangan keuangan.
Terjadinya penyimpangan-penyimpangan program tersebut merupakan suatu pemborosan dan
kerugian dalam berbagai bidang yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kegagalan
keberhasilan yang diinginkan. Begitupun dengan sekolah yang programnya tidak terukur, tidak
jelas, tidak aplicable, dan tidak fokus, dampak yang terjadi akan lebih besar dan perpotensi
merugikan semua pihak. Terjadinya kekeliruan manajemen sekolah juga disebabkan kondisi
program sekolah yang salah, begitupun sebaliknya,

Pada sisi lain kesuksesan sekolah dalam bentuk potensi akademik maupun nonakademik tidak
terlepas dari program sekolah yang ditata dengan baik dan benar. Sustainabilitas keberhasilan
sekolah bertaraf nasional dan internasional juga disebabkan adanya kejelasan program sekolah 
yang memiliki sifat jangka menengah dan jangka panjang. Oleh karena itu, pengembangan
program-program sekolah, baik secara kualitas maupun kuantitas, dianggap sangat penting
sehingga dalam penyelenggaraan pendidikannya dapat terarah dengan langkah-langkah
pelaksanaan yang mantap.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan perencanaan program bagi sekolah
potensial adalah :

1. Secara ideal. RPS memiliki dua jenis, yaitu RPS untuk jangka panjang (diatas lima tahun) dan
menengah (lima tahun) disebut dengan rencana strategis dan RPS jangka pendek (satu tahun)
disebut rencana operasional.
2. Prosedur pembuatan RPS mengacu pada langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan
RPS, demikian juga dalam proses pembuatannya.

3. Secara substansi, isi perencanaan program yang dikembangkan dalam RPS disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan sekolah masing-masing, tetapi tetap mengacu pada aspek-aspek SNP.

4. Pengembangan program sekolah

Pengembangan aspek-aspek pendidikan yang disusun dalam RPS, akan menjawab pertanyaan
tentang bagaimana mengatasi kesenjangan antara fakta yang ada di sekolah dan apa hasil yang
diharapkan dapat dicapai. Adapun aspek-aspek yang harus dikembangkan dan disusun dalam
RPS minimal harus berisi sebagai berikut :

Pengembangan Sumber Daya Manusia Sekolah.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, aspek-aspek SDM sekolah yang harus dikembangkan
terdiri atas aspek pengembangan intake sekolah (calon peserta didik), tenaga pendidik, tenaga
kependidikan, dan tim pengembang sekolah. Sasaran/program pengembangan pengelolaan calon
peserta didik baru. Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dan program yang
dapat dikembangkan antara lain : pertama, penerimaan calon peserta didik baru, sasarannya
adalah terwujudnya rekrutmen atau penerimaan calon peserta didik baru. Selanjutnya, sekolah
mengembangkan berbagai program yang akan dilaksanakan diantaranya : (a). Menentukan
kriteria calon peserta didik baru; (b). Menentukan persyaratan masuk sebagai calon peserta didik
baru; (c). Menentukan prosedur atau mekanisme penerimaan calon peserta didik baru; (d).
Melaksanakan penerimaan calon peserta didik baru; (e). Menentukan dan menetapkan calon
peseta didik baru; (f) melaksanakan evaluasi penyelenggaraan penerimaan calon peserta didik
baru; (g) membuat laporan kepada berbagai pihak terkait. Untuk kelancaran pelaksanaan sasaran
tersebut, terlebih dahulu sekolah harus membentuk panitia khusus yang menangani penerimaan
calon peserta didik baru ini.

Untuk melaksanakan sasaran tersebut, sekolah perlu mengembangkan berbagai strategi di


antaranya adalah (a) bekerja sama dengan komite sekolah, sekolah sekitar, dan sebagainya; (b)
melaksanakan rekrutmen dengan tes dan nontes untuk memperoleh calon peserta didik yang
memandat; (c) berkoordinasi dengan dinas pendidikan kabupaten/kota; (d) melaksanakan
sosialisasi dan promosi kepada masyarakat; (e) bekerjasma dengan lembaga bimbingan atau
lainnya untuk ikut serta melaksanakan tes; dan (f) strategi lain yang mendukung tercapainya
sasaran ini.

Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dalam pengembangan sasaran ini antara lain (a)
tersusunnya kriteria calon peserta didik baru; (b) tersusunnya pedoman persyaratan masuk
sebagai calon peserta didik baru; (c) tersusunnya pedoman prosedur atau mekanisme penerimaan
calon peserta didik baru; (d) tersusunnya pedoman pelaksanaan penerimaan calon peserta didik
baru sesuai kebutuhan sekolah; (f) tersusunnya panitia khusus yang manangani penerimaan calon
peserta didik baru.

Kedua, penyiapan calon peserta didik memasuki kelas VII dan penempatan pada kelas VI.
Sasarannya adalah terwujudnya penyiapan calon peserta didik sebelum memasuki kelas VII dan
di tempatkannya peserta didik baru sesuai dengan hasil matrikulasi. Selanjutnya, sekolah
mengembangkan berbagai program, diantarannya (a) melaksanakan tes penempatan atau
placement tes; (b) menyusun materi tes penempatan; (c) manganalisis hasil tes;(d)
mengelompokkan anak berdasarkan hasil tes; (e) melaksanakan matrikulasi sesuai hasil tes; (f)
melaksanakan tes akhir; (g) menempatkan siswa baru sesuai atau berdasarkan hasil tes akhir
tersebut; dan (h) melaksanakan program lain yang mendukung terhadap pelaksanaan matrikulasi.

Di samping program matrikulasi, sekolah dapat mengembangkan program lain yang bersifat
orientasi siswa terhadap sekolah dan lingkungannya (MOS). Strategi yang ditempuh untuk
penyiapan calon peserta didik baru tersebut antara lain : (a) membentuk panitia khusus ; (b)
bekerjasama dengan perguruan tinggi atau LPMP untuk penyusunan materi; (c) berkoordinasi
dengan dinas pendidikan kabupaten/kota; (d) membentuk tim khusus yang terdiri atas guru-guru
pelaksana matrikulasi sesuai dengan bidangnya; (e) bekerjasama dengan komite sekolah dalam
hal pembiayaan; (f) dalam pelaksanaannya, dijadikan satu dengan program MOS, dan (g)
menentukan strategi lain yang diperlukan.

Sasaran/Program Pengembangan Tenaga Pendidik (Guru). Sasaran tujuan jangka pendek atau
tujuan situasional dari pengembangan tenagan pendidik ini adalah terwujudnya peningkatan
kompetensi dan profesi tenaga pendidik (guru) sesuai dengan SMP sehingga program-program
yang dapat dikembangkan antara lain (1) peningkatan potensi gurubidang pengembangan KTSP,
(2) peningkatan kompetensi guru bidang manajemen pembelajaran, (3) peningkatan kompetensi
guru bidang pengembangan strategi pembelajaran (CTL, memori learning,PAKEM), (4)
peningkatan kompetensi guru bidang pengembangan media pembelajaran, (5) peningkatan
kompetensi guru dalam penggunaan ICT (komputer, internet, dan perangkat ICT lainnya, (6)
peningkatan kompetensi dalam PTK, (7) peningkatan kompetensi dalam bidang bahasa inggris,
dan sebagainnya.

Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran-sasaran tersebut antara lain (1)
melaksanakan workshop/pelatihan secara internal di sekolah, (2) mengirimkan guru dalam
MGMP, (3) melaksanakan kerjasama dengan LPMP, (4) melaksanakan in house training, (5)
melaksanakan kerjasama dengan lembaga/instansi lain, khususnya dalam peningkatan guru
bidang ICT, (6) melaksanakan magang /kunjungan ke sekolah lain, (7) melaksanakan kerjasama
dengan LPTI, perguruan tinggi,(8) dan sebagainya.

Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah (1) tercapainya penigkatan
kompetensi guru bidang pengembangan KTSP, (2) tercapainya peningkatan kompetensi guru
bidang manajemen pembelajaran, (3)tercapainya peningkatan kompetensi guru bidang
pengembangan strategi pembelajaran  (cTL, memory learning, PAKEM), (4) tercapainya
peningkatan kompetenti guru bidang pengembangan media pembelajaran, (5) tercapainya
peningkatan kompetensi guru dalam penggunaan ICT (komputer, internet, dan perangkat ICT
lainnya, (6) tercapainya  peningkatan kompetensi dalam PTK, (7) tercapainya peeningkatan
kompetensi dalam bidang bahasa inggris, dan sebagainnya.

Sasaran/Program pengembangan Kepala Sekolah Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan
situasional) dari pengembangan kepala sekolah adalah terwujudnya peningkatan kompetensi dan
profesi kepala sekolah sesuai dengan karakteristik pimpinan yang tangguh sehingga program-
program yang dapat dikembangkan antara lain (1) peningkatan kompetensi  manajemen mutu (2)
peningkatan kompetensi kepribadian, sosial,dan keterampilan dalam berbagai bidang, (3)
peningkatan kompetensi dalam bidang komunikasi, (4) peningkatan kompetensi dalam bidang
ICT, (5) peningkatan kompetensi dalam bidang bahasa inggris, (6) peningkatan kompetensi
dalam pengembangan KTSP, dan peningkatan kompetensi lain sebagai kepala sekolah.

Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran-sasaran tersebut antara lain (1)
melaksanakan workshop/pelatihan secara internal di sekolah, (2)melakukan kerjasama dengan
LPMP, (3) melaksanakan in house training atau pendampingan bagi pempinan sekolah, (4)
melakukan kerjasama dengan lembaga/instansi lain, khususnya dalam peningkatan kepala
sekolah bidang ICT (6) melakukan magang /kunjungan ke sekolah lain, (7) melaksanakan
kerjasama dengan LPTI, perguruan tinggi,(8) dan sebagainya

Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah (1) tercapainya penigkatan
kompetensimanajemen mutu, (2) tercapainya peningkatan kompetensi kepribadian, sosial, dan
keterampilan dalam berbagai bidang, (3) tercapainya peningkatan kompetensi dalam bidang
komunikasi,(4) tercapainya peningkatan kompetenti dalam bidang ICT, (5) tercapainya
peningkatan kompetensi dalam bidang bahasa inggris, (6) tercapainya peningkatan kompetensi
dalam pengembangan KTSP, dan tercapainya peningkatan kompetensi lain sebagai kepala
sekolah.

Sasaran/Program Pengembangan Tenaga Pendukung Sekolah Sasaran (tujuan jangka pendek


atau tujuan situasional) dari pengembangan tenaga pendukung sekolah adalah terwujudnya
peningkatan kompetensi dan profesi tenaga pendukung sekolah sesuai dengan bidangnya
masing-masing sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain: (1)
peningkatan kompetensi dalam bidangnya, (2) peningkatan keterampilan dalam bidangnya (3)
peningkatan kompetensi manajemen/administrasi sesuai bidangnya, (4) peningkatan kompetensi
dalam bahasa inggris,(5) peningkatan kompetensi dalam bidang ICT. Dan sebagainya.

 Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) ini adalah terwujudnya KTSP din sekolah sesuai kondisi dan
kemampuan sekolah sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain : (1)
Sosialisasi dan pemantapan permendiknas nomor 22,23, dan 24 tahun 2006, pengumpulan
dokumen dan referensi untuk bahan penyusunsn KTSP, (2) Pembentukan tim khusus
pengembang KTSP, (3) Pelaksanaan penyusunan KTSP, Dan sebagainya.
Srategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah : (1)
Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal disekolah, (2) Melakukan kerjasama dengan
BSNP/Pusat kurikulum/pusat panilaian pendidikan, (3) Melaksanakan in house training/instansi
lain, khususnya dalam penyusunan KTSP, (5) Melaksanakan magang dan kunjungan ke sekolah
lain, (6) Meaksanakan kerjasama dengan LPTI(perguruan tinggi), (7) Melaksanakan seminar
atau lokakarya, Dan sebagainya.

Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah : (1) Terrealisasinya
sosialisasi dan pemantapan prmendiknas nomor 22,23,dan 24 tahun 2006, (2) Tewujudnya
kumpulan dokumen dan referensi untuk bahan penyusunan KTSP, (3) Terbentuknya tim khusus
pengembang KTSP, (4) Terlaksananya penyusunan KTSP, (5) Terwujudnya dokumen KTSP
untuk semua mata pelajaran, Dan sebagainya.

 Pengembangan Proses Belajar Mengajar (PBM)

Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan PBM adalah
terwujudnya PBM di sekolah yang sesuai SNP sehingga program-program yang dapat
dikembangkan antara lain : (1) Sosialisasi dan pemantapan berbagai strategi pembelajaran, (2)
Peningkatan perencanaan proses pembelajaran, (3) Peningkatan pelaksanaan pembelajaran
dengan penerapan berbagai strategi pembelajaran (CTL, pembelajaran tuntas, moving class,dll),
(4) Peningkatan pembuatan modul pembelajaran, (5) Peningkatan pengembangan penilaian hasil
pembelajaran, (6) Peningkatan pengembangan pengawasan pembelajaran, Dan sebagainya.

Strategi yang dapt dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah : (1)
Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal di sekolah, (2) Melakukan kerjasama dengan
BSNP/pusat kurikulum/pusat penilaian pendidikan, (3) Melaksanakan in house training atau
pendampingan bagi guru-guru dalam PBM, (4) Melakukan magang dan kunjungan ke sekolah
lain. (5) Melakukan kerjasama dengan LPTK (perguruan tinggi),Dan sebagainya.

Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah : (1) Terrealisasinya
sosialisasi dan pemantapan berbagai strategi pembelajaran, (2) Tercapainya peningkatan
perencanaan proses pembelajaran oleh guru-guru, (3) Tercapainya peningkatan pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan berbagai strategi pembelajaran (CTL, pembelajaran tubtas,
moving class, dll), (4) Tercapainya peningkatan pembuatan modul pembelajaran, (5)
Tercapainya peningkatan pengembangan penilaian hasil pembelajaran, (5) Tercapainya
peningkatan pengembangan pengawasan pembelajaran, Dan sebagainya.

 Pengembangan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan sarana dan prasarana
adalah terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah yang sesuai SNP sehingga
program-program panduan sekolahpotensial menjadi SSN dikembangkan adalah memanfaatkann
dana yang ada dan atau mencari terobosan lain dalam penambahan dana, yaitu : (1)
Perbaikan/pengadaan/pembangunan gedung, laboratorium, dan ruang-ruang sesuai kebutuhan
sekolah, (2) Pengadaan/perbaikan/penambahan peralatan praktik laboratorium IPA, (3)
Pengadaan/perbaikan/penambahan peralatan praktik laboratorium komputer, (4)
Pengadaan/perbaikan/penambahan peralatan praktik laboratorium bahasa, (5)
Pengadaan/perbaikan/penambahan peralatan  OR, kesenian, ketrampilan,dll.

Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain : Membentuk tim
khusus, Melaksanakan workshop/ pelatihan secara internal disekolah, Melakukan kerjasama
dengan komite sekolah, Melakukan kerjasama dengan lembaga/instansi lain, khususnya dalam
pengadaan sarpras, Mengadakan kunjungan kesekolah lain, Melakukan kerjasama dengan
LPTI/perguruan tinggi, Melakukan kerjasama dengan dunia usaha/industri, Dan lain sebaginya.

Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah :(1) Tewujudnya
perbaikan/pengadaan/pembangunan gedung, laboratorium, dan ruang-ruang sesui kebutuhan
sekolah, (2) Terwujudnya Pengadaan/perbaikan/penambahan pralatan praktik laboratorium IPA,
(3) Terwujunya Pengadaan/perbaikan/penambahan peralatan praktik laboratorium komputer, (4)
Terwujudnya Pengadaan/perbaikan/penambahan peralatan praktik laboratorium bahasa, (5)
Terwujudnya Pengadaan/perbaikan/penambahan peralatan OR, kesenian, kertampilan dll.

 Pengembangan Manajemen

Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan manajemen sekolah
adalah terwujudnya manajemen sekolah yang sesuai SNP sehingga program-program yang dapat
dikembangkan antara lain : Penyosialisasian dan pemantapan manajemen berbasis sekolah dan
manajemen mutu pendidikan, Pembuatan RPS, Peningkatan pemanfaatan ICT sekolah,
Peningkatan kerjasama dengan stakeholders, Dan sebagainya.

Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain :(1)
Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal di sekolah, (2) Melaksanakan in house
training atau pendampingan bagi pimpinan sekolah, (3) Malakukan kerjasama dengan
lembaga/instansi lain, khususnya dalam pengembangan manajemen sekolah, (4) Melakukan
magang dan kunjungan ke sekolah lain, (4) Kerjasama dengan LPTI (perguruan tinggi), Dan
sebagainya.

Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran ini adalah : Terealisasinya sosialisasi dan
pemantapan manajemen berbasis sekolah dan manajemen mutu pendidikan, Terlaksananya
pembuatan RPS dan dihasilkanya dokumen RPS, Tercapainya peningkatan pemanfaatan ICT
sekolah, Tercapainya peningkatan kersama dengan stakeholders, Tercapainya peningkatan
pemanfaatan dan tindak lanjut pelaporan, Dan sebagainya.

 Pengembangan Sumber Dana Dan Pendanaan Pendidikan

Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan sumber dana dan
pendanaan atau pembiyaan pendidikan adalah terpenuhinya suber dana dan pendanaan
pendidikan yang sesuai SNP sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain :
Sosialisasi pendanaan pendidikan, Penggalian sumber dana dari lur sekolah, Penggalian dana
pendidikan, Penyusunan angaran pendidikan, Pengembangan unit-unit usaha sekolah, Dan
sebagainya

Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain :
Melaksanakn workshop / pelatihan secara internal di sekolah, Meakukan kerjasama dengan
komite sekolah, Melakukan kerjasama dengan dunia usaha/ industri, Melakukan kerjasama
dengan lembaga/instansi lain yang mendukung pembiayaan pendidikan, Mendirikan usaha di
sekolah, Memberdayakan potensi sumber daya sekolah Dan sebagainya,

Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah Terrealisasinya sosialisasi
pendanaan pendidikan, Terwuudnya penggalian suber dana dari luar sekolah dan diperoleh
peningkatan sumber dana, Terrealisasinya penggalian dana pendidikan dan dihasilkan
peningkatan dan pendidikan, Terrealisasinya penyusunan anggaran pendidikan, Terwujudnya
pengembangan unit-unit usaha disekolah, Dan sebagainya

 Pengembangan Sistem Penilaian

Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan sistem penilaian
adalah terwujudnya sistem penilaian yang sesuai SNP sehingga yang dapat dikembangkan antara
lain : (1) Penyosialisasian sistem  penilaian pendidikan, (2) Peningkatan perencanaan penilaian
berbasis kelas, (3) Peningkatan pelaksanaan penilaian oleh guru, (4) Penigkatan supervisi,
monitoring, dan evaluasi dalam pelaksanaan penilaian (5) Peningkatan manajemen penialaian
dengan pemanfaatan ICT, Dan sebagainya.

Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut abtara lain :
Melaksanakan workshop / pelatihan secara internal di sekolah, melakukan kerjasama dengan
komite sekolah, melakukan kerjasama dengan puspendik/puskur, melakukankerjasama dengan
LPMP/LPTK, melakukan kejasama dengan lembaga kursus, melakukan kerjasam dengan
telkom, dan sebagainya.

Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah : Terwujudnya sosialisasi
sistem penilaian pendidikan, tercapainya peningkatan perencanaan penilaian berbasis kelas,
tercapainya peningkatan pelaksanaan penilaian oleh guru, tercapainya peningkatan supervisi,
monitoring, dan evaluasi dalam pelaksanaan penilaian, tercapainya peningkatan manajemen
penilaian dengan memanfaatkan ICT, dan sebagainya.

 Pengembangan Lingkungan Sekolah

Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan lingkungan sekolah
adalah terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif, sehat, dan nyaman guna mendukung
proses pembelajaran di sekolah sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain
: (1) Penyosialisasian lingkungan sekolah, (2) Peningkatan perencanaan program pemberdayaan
lingkungan sekolah, (3) Peningkatan penataan lingkungan sekolah, (4) Peningkatan supervisi,
monitoring, dan evaluasi dalam penataan lingkungan sekolah, (5) Peningkatan manajemen
penataan lingkungan sekolah, Dan sebagainya.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebuut antara lain :(1)
Melaksanakan workshop / pelatihan secara internal di sekolah, (2) Melakukan kerjasama dengan
komite sekolah, (3) Melakukan kerjasama denagn masyarakat, (4) Melakukan kerjasama dengan
LPTI/instansi lain yang relevan, (5) Melakukan kerjasama dengan Dinas Tata Kota Daerah, (6)
Melakukan kerjasama dengan rumah sakit/puskesmas, Dan sebagainya.

Hasil yang diharapkan dapatdiperoleh dari sasran tersebut adalah : (1) Terwujudnya sosialisasi
lingkungan sekolah, (2) Tercapainya peningkatan perenvanaan program pemberdayaan
lingkungan sekolah, (3) Trecapainya peningkatan lingkungan sekolah, (4) Tercapainya
peningkatan supervisi, monitoring dan evaluasi dalam penataan lingkungan sekolah, (5)
Tercapainya peningkatan amnajemen penataan lingkungan sekolah, Dan sebagainya.

 Pengembangan Budaya Sekolah

Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan budaya sekolah
adalah terwujudnya budaya sekolah yang kondusif dan bermutu untuk mendukung proses
pembelajaran disekolah sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain : (1)
Penyosialisasian budaya mutu sekolah, (2) Peningkatan perencanaan program pengembangan 
budaya mutu sekolah (3) Peningkatan implementasi budaya mutu sekolah, (4) Peningkatan
suoervisi, monitoring dan evaluasi dalam program budaya mutu sekolah, (5) Peningkatan
manajemen program budaya mutu sekolah, Dan sebagainya.

Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasran tersebut antara lain : (1)
Melaksanakan workshop/ pelatihan secara internal disekolah, (2) Melakukan kerjasama dengan
komite sekolah, (3) Melakukan kerjasama dengan masyarakat, (4) Melakukan kerjasama dengan
dunia usaha/industri, Dan sebagainya.

Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah : terwujudnya sosialisasi
budaya mutu disekolah, tercapainya peningkatan perencanaan program pengembangan budaya
mutu sekolah, tercapainya peningkatan manajemen program budaya mutu sekolah, dan
sebagainya.

 Pengembangan Kegiatan Kesiswaan


Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan kegiatan kesiswaan
adalah tewujudnya berbagai kegiatan kesiswaan dalam berbagai bidang seingga program-
program yang dapat dikembangkan antara lain : (1) Penyosialisasian kegiatan kesiswaan, (2)
Peningkatan perencanaan program kegiatan kesiswaan (kegiatan IMTAQ, kreativitas, OR,
kesenian, ketrampilan, lomba kerya ilmiah remaja (LKIR), lomba penelitian ilmiah remaja
(LPIR), persiapan siswa mengikuti olimpiade matematika, biologi, atau fisika, lomba mengarang
dalam bahasa indonesia, dan lomba berpidato dalam bahasa inggris, pencegahan penyalahgunaan
narkoba, dan pembangunan karakter bangsa, (3) Peningkatan implementasi kegiatan kesiswaan,
(4) Peningkatan supervisi, monitoring dan evaluasi dalam program kegiatan kesiswaan, (5)
Peningkatam manajemen program kegiatan kesiswaan,dan sebagainya.

Srategi yang dapt dilakukan untuk mewujudkan sasran tersebut antara lain :
melaksanakan workshop/ pelatihan secara internal di sekolah, melakukan kerjasama dengan
komite sekolah, melakukan kerjasama dengan masyarakat, melakukan kerjasama dengan
LPTI/instansi lain yang relevan, melakukan kerjasama dengan dunia usaha/industri, melakukan
lomba-lomba, dan sebagainya.

Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah tercapainya sosialisaisi
kegiatan kesiswaan, tercapainya peningkatan implentasikegiatan kesiswaan dan hasil-hasil atau
prestasi akademik dan non akademik siswa, tercapainya peningkatan supervisi, monitoring, dan
evaluasi dalam program kegiatan kesiswaan, tercapainya peningkatn manajemen program
kegiatan kesiswaan, dan sebagainya.

 Pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar (PTD)

Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan PTD adalah
terwujudnya proses pembelajran PTD di sekolah sehingga program-program yang dapat
dikembangkan antara lain : penyosalisasian PTD disekolah, penyusunan perencanaan program
PTD, pengimplementasian PTD, peningkatan manajemen program PTD, dan sebagainya.

Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain :
melaksanakan workshop/pelatihan secara internal di sekolah, melakukan kerjasama dengan
komite sekolah, melakukan kerjasama dengan masyarakat, melakukan kerjasama dengan
LPTI/instansi lain yang relevan, melakukan kerjasama dengan dunia usaha/industri, IHT, dan
lain sebagainya.

Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah : terwujudnya sosialisasi PTD
di sekolah, terwujudnya penyusunan perencanaan program PTD, terrealisasinya implementasi
PTD, tercapainya peningkatan supervisi, monitoring, dan evaluasi dalam program PTD,
tercapainya peningkatan manajemen program PTD, dan sebagainya.

 Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup/PKH (Life skills education)

Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan PKH adalah
terwujudnys PKH di sekolah sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain :
penyosialisasian PKH disekolah, penyusunan dan perencanaan program PKH,
pengimplementasian PKH, peningkatan supervise, monitoring dan evaluasi dalam program PKH,
peningkatan manajemen program PKH, dan sebagainya.

Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain: terwujudnya
sosialisasi tentang PKH disekolah, terwujudnya penyusunan perencanaan program PKH,
terrealisasinya implementasi PKH, tercapainya peningkatan supervise, monitoring, dan evaluasi
dalam program PKH, tercapainya peningkatan manajemen program PKH, dan sebagainya.

Hasil yang diharapkan Hasi yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut
adalah :Terwujudnya sosialisasi PTD di sekolah, terwujudnya penyusunan perencanaan program
PTD, terrealisasinya implementasi PTD, tercapainya peningkatan supervisi, monitoring, dan
evaluasi dalam program PTD, tercapainya peningkatan manajemen program PTD, dan
sebagainya.

3. Prinsip-prinsip dalam rencana pengembangan sekolah

Dikutip dalam Boediono (1998 :48) Ada lima prinsip yang harus di perhatikan dalam rencana
pengembangan sekolah, yaitu :

1. Mengacu pada tujuan, artinya rencana pengembangan harus disusun berdasarkan tujuan yang
ingin dicapai. Misalnya untuk meningkatkan rata-rata NEM dari 5,5 menjadi 6,0 tujuan yang
ingin dicapai sebaiknya dirumuskan secara spesifik, sehingga dapat dijadikan prdoman
penyusunan program dan mengukur ketercapaiannya.

2. Dapat dilaksanakan, artinya dapat dilaksanakan dengan kondisi tenaga, sarana dan dana yang ada
atau dapat digali. jadi, rencana pengembangan sekolah harus realistik, sesuai dengan kondisi dan
potensi setempat.

3. Komprehensif dan integrated. Komprehensif artinya menyeluruh sebagai komponen yang saling
terkait. Jika salah satu komponen diubah, komponen lain akan terpengaruh. Misalnya , jika untuk
meningkatkan NEM, jam pelajaran ditambah, maka komponen guru, ruang kelas,anggaran dan
daya tahan siswa akan terpengaruh. Integrated artinya terpadu. Seiap komponen atau bagian atau
orang yang terkait harus dirancang dapat saling mendukung. Dalam contoh diatas, komponen
guru, anggaran, dan orang tua harus dirancang untuk saling mendukung peningkatan NEM
siswa.

4. Efektif dan efisien. Efektif artinya mencapai tujuan, efisien artinya menggunakan tenaga, sarana
dan dana minimal. Agar efektif, rencana pengembangan harus benar-benar diarahkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah

Di kutip dalam Rohiat (2012:99) Dalam penyusunan RPS harus diterapkan prinsip-prinsip, yaitu
mengubah kondisi nyata menjadi kondisi yang diinginkan (ideal), mencapai prestasi siswa,
membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/pengembangan), sistematis, terarah, terpadu
(saling terkait & sepadan), menyeluruh, tanggap terhadap perubahan, demand driven
(berdasarkan kebutuhan), partisipasi keterwakilan, transparansi, data driven, realistic sesuai
dengan hasil analisis SWOT, dan mendasarkan pada hasil review dan evaluasi. Faktor penting
yang harus diperhatikan oleh setiap sekolah adalah konsistensi antara perencanaan dan
pelaksanaan pengembangan sekolah. Perencanaan sekolah yang baik akan memberikan
kontribusi keberhasilan yang besar dalam implementasinya, sedangkan perencanaan yang kurang
baik akan memberikan dampak yang kurang baik pula terhadap implementasinya. Oleh karena
itu, setiap membuat RPS, sekolah harus mempertimbangkan berbagai factor yang
memengaruhinya seperti kondisi lingkungan strategis, kondisi sekolah saat ini, dan harapan masa
dating.
1. Langkah-langkah Penyusunan RPS

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, RPS berisi dua rencana pengembangan pendidikan ditinjau
dari jangka waktunya, yaitu Rencana Strategis (Renstra) Sekolah dalam jangka menengah (lima
tahunan), dan Rencana Operasioanal(Renop) Sekoalh dalam jangka pendek (satu
tahunan).Renstra adalah suatu perencanaan pengembangan sekolah rintisan SBI yang
menggambarkan tentang program-program sekolah yang akan dilaksanakan dan dicapai selama
kurun waktu lima tahun. Program-program tersebut lebih bersifat garis besar, baik menyangkut
fisik maupun nonfisik pada standar internasioanal.

Renop merupakan bagian tak terpisahkan dari Renstra dan lebih merupakan penjabaran
operasioanal dari Renstra. Program-program dalam Renop lebih rinci dan akan dilaksanakan
serta dicapai dalam satu tahun. Renstra dibuat pada awal tahun untuk lima tahun mendatang,
sedangkan Renop dibuat pada tahun pertama dari lima tahun yang akan dilaksanakan. Dalam hal
program, baik Renstra maupun Renop harus memperhatikan kebutuhan sekolah, masyarakat dan
harus sesuai dengan SNP.

Langkah-langkah penyusunan Renstra dalam RPS:

1. Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah

Dalam analisis lingkungan strategis sekolah, pihak sekolah melakukan kajian tentang factor-
faktor eksternal sekolah yang dapat memengaruhi penyelenggaraan pendidikan. Berbagai factor
tersebut diantaranya kondisi social masyarakat, kondisi ekonomi masyarakat dan nasional,
kondisi geografis lingkungan sekolah, kondisi demografis masyarakat sekitar, kondisi
perpolitikan, kondisi keamanan lingkungan, pengembangan globalisasi, perkembangan IPTEK,
regulasi/kebijakan pemerintah pusat dan daerah, dll. Hasil kajian tersebut dapat dipergunakan
untuk menentukan visi sekolah.

1. Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah saat ini

Analisis tersebut lebih menitikberatkan pada analisis situasi pendidikan jenjang sekolah disekitar
sekolah yang bersangkutan, khususnya pada sekolah sejenis. Aspek atau unsur-unsur sekolah
yang secara internal dapat dikaji antara lainkindisi saat ini tentang PBM, guru, kepala sekolah,
tenaga TU, laboran, tenaga perpustakaan, fasilitas/sarpras, media pengajaran, buku, peserta
didik, kurikulum, manajemen sekolah, pe,niayaan dan sumber dana sekolah, kelulusan, system
penilaian/evaluasi, peran komite sekolah, dll. Hasil kajian tersebut dapat dirumuskan dalam
education profile pada suatu daerah yang dapat dipergunakan untuk menentukan status/potret
pendidikan disekolah (SMP) saat ini sebagai sekolah yang belum menjadi SSN. Hasil tersebut
selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi ideal yang diharapkan pada masa lima tahun
mendatang sehingga dapat diketahui sejauh mana kesenjangan yang terjadi.

1. Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan pada lima tahun kedepan

Dalam analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan pada lima tahun mendatang,
melibatkan semua stakeholders sekolah, khususnya mereka yang memiliki cara pandang yang
visioner sehingga dapat menentukan kondisi sekolah yang benar-benar ideal sekaligus terukur,
feasible dan rasional. Diharapkan, apa yang menjadi idealism dalam lima tahun mendatang
merupakan education profile ideal, yaitu mampu menjadi SSN secara penuh, baik dalam hal
standar nasioanal tentang SKL, standar isi (KTSP), standar PBM, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarpras, standar pengelolaa, standar pembiayaan maupun standar
penilaian. Hasil analisis tersebut selanjutnya akan dipergunakan untuk dibandingkan dengan
kondisi sekolah saat ini.

1. Menentukan kesenjangan antara situasi pendidikan sekolah saat ini dan yang diharapkan lima
tahun kedepan

Berdasarkan hasil analisis sekolah saat ini dan analisis kondisi sekolah yang ideal lima tahun
mendatang, selanjutnya sekolah dapat menentukan kesenjangan yang terjadi antara keduanya.
Kesenjangan itulah yang menjadi sasaran yang harus dicapai/diatasi sehingga apa yang
diharapkan sekolah secara ideal dapat dicapai. Kesenjangan tersebut merupakan selisish antara
kondisi nyata sekarang dan sebelum sebagai rintisan SBI dengan kondisi idealnya sebagai SBI.

1. Merumuskan visi sekolah

Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan dimasa yang
akan dating. Imajinasi kedepan seperti itu akan selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang
diyakini akan terjadi dimasa datang sebagai sekolah dengan standar internasional. Dalam
menentukan visi tersebut, sekolah harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa
depan sebagai sekolah internasional.

Visi sekolah dikembangkan sesuai keinginan/cita-cita sekolah dengan tetap berkepribadian


Indonesia. Artinya visi suatu sekolah berkiblat pada kondisi lingkungan sekolah dan daerah,
namun tetap harus bermuatan nasionalisme. Hal tersebut penting dipahami untuk menghindari
terjadinya kekeliruan bahwa sekolah bebas menentukan visinya dan tidak terkait dengan
kebijakan pihak lain. Visi sekolah juga harus mempertimbangkan potensi yang dimiliki sekolah
dan harapan masyarakat disekitar sekolah. Artinya, jenis dan mutu layanan pendidikan seperti
apa yang diharapkan oleh orang tua dan masyarakat sekitar sekolah dan daerahnya juga harus
dipertimbangkan dan apa potensi yang dimiliki sekolah untuk mewujudkan harapan tersebut.
Rumusan visi sebagai seko9lah potensial seharusnya memberikan asyarat:

1. Berorientasi kemasa depan menuju SSN/bahkan SBI secara utuh dan juga visi untuk jangka
waktu yang lama.

2. Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik dari pada sekarang, sesuai dengan
norma dan harapan masyarakat daerah.

3. Mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai dengan SNP.

4. Mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya insprisasi, semangat, dan komitmen warga
untuk mewujudkan sekolah yang berstandar nasional.

5. Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah kearah
SSN.

6. Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan sekolah.

7. Merumuskan misi sekolah

Misi adalah tindakan/upaya untuk mewujudkan visi. Misi merupakan penjabaran visi dalam
bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk
mewujudkan visi sekolah..
Dengan demikian, pada dasarnya, tujuan merupakan tahapan/langkah untuk mewujudkan visi
sekolah yang telah dirancangkan. Isi tujuan ini masih bersifat global dan komprehensif, baik isi
yang mengarah pada pencapaian standar internasioanal pada aspek isi, proses, srana, kelulusan,
pengelolaan, pembiayaan, pendidik, maupun penilaian. Perumusan program-program strategis
bertujuan mencapai visi, misi dan tujuan jangka menengah.

Rumusan yang dibuat oleh sekolah tentang program-program lima tahunan masih hanya bersifat
strategis. Artinya, masih bersifat utama, pokok, urgent, dan komprehensif. Program strategis
tersebut harus sesuai dengan rumusan tujuan sebelumnya. Dengan kata lain, program yang
dirumuskan merupakan penjabaran isi dari tujuan yang akan dicapai selama kurun waktu lima
tahunan menuju sekolah yang memenuhi SNP. Program tersebut belum operasional, hanya berisi
garis besarnya. Selanjutnya, program tersebut akan dijabarkan lebih kongkret dan terukur secara
operasional kedalam program Rencana Operasional(Renup).

1. Menentukan strategi pelaksanaan pada sekolah

Setelah program dirumuskan, hal yang harus dilakukan adalah menentukan strategi apa yang
harus dijalankan untuk melaksanakan program tersebut secara efisien, efektif, jitu dan tepat.
Karakteristik strategi adalah sesuai dengan tuntutan program. Strategi yang salah akan
menyebabkan tidak tercapainya program, demikian pula sebaliknya. Misalnya, strategi untuk
pencapaian program pengembangan KTSP dimungkinkan berbeda dengan strategi untuk
mencapai standar prasarana/fasilitas pendidikan. Oleh karena itu, dalam perumusan strategi harus
mjempertimbgangkan keterlibatan pihak lain yang terkait dan kemampuan sekolah itu sendiri.

1. Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan (Milestone)

Berdasarkan tujuan, program, dan strategi pencapaiannya yang telah disampaikan sebelumnya,
selanjutnya dapat dirumuskan tentang apa saja yang akan dihasilkan (sebagai output), baik yanbg
bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan dalam waktu berapa lama akan dicapai (1 tahun, 2
tahun/5 tahun, dst). Misalnya, dalam program pencapaian sarana dan prasarana pendidikan, apa
saja bentuk hasil yang akan dicapai dalam jangka 5 tahun. Demikian pula untuk hasil-hasil yang
akan dicapai dari aspek-aspek pendidikan berstandar nasional yang lain.

1. Menentukan rencana biaya (alokasi dana)


Sekolah merencanakan alokasi anggaran biaya untuk kepentingan 5 tahun. Rencana biaya
tersebut dapat dirumuskan pertahun sehingga dalam waktu 5 tahun akan diketahui jumlah biaya
yang diperlukan dan dari sumber biaya mana saja. Untuk membantu kekuratan dalam rancangan
biaya pertahunnya, rencana biaya untuk tahun pertama dapat dipergunakan sebagai dasar dalam
menentukan biaya ditahun kedua, ketiga, dan keempat. Ada kemungkinan, suatu program
biayanya makin lama makin berkurang karena telah terpenuhi sebelumnya/sebaliknya, suatu
program m,akin lama makin banyak biayanya. Dalam batas waktu/tahun tertentu besarnya biaya
akan menyusut. Semua itu sangat bergantung kepada kemampuan sekolah dan daerah masing-
masing.

Dalam membuat rencana anggaran dari setiap besarnya alokasi dana, semua sumber dana harus
dicantumkan, misalnya dana dari iuran rutin/daerah, dari pusat, komite sekolah/sumber dana
lainnya. Renstra bersifat global, maka tidak menjadi suatu masalah seandainya terjadi perubahan
besarnya biaya da nasal sumber dana. Perubahan tersebut akan Nampak ketika sekolah
menyusun Renop pada tahun kedua, ketiga, dan keempat karena Renstra hanya dibuat sekali saat
awal tahun pertama/dengan kata lain Renstra tidak boleh berubah setiap tahun dan yang
diperbaharui adalah Renopnya. Dengan penyusunan rencana anggaran yang baik dalam Renstra,
akan sangat membantu sekoloah dalam merumuskan strategi kedepan, khususnya dalam
pencapaian anggaran pendidikan (RAPBS) yang memenuhi pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan.

1. Membuat rencana pemantauan dan evaluasi

Sekolah sebagai rintisan SBI harus merumuskan rencana supervise, monitoringinternal, dan
evaluasi internal sekolahnya yang dilakukan oleh kepala sekolah dan tim yang dibentuk sekolah,
merumuskan rencana supervise yang akan dilakukan sekolah ke semua unsur sekolah,
merumuskan monitoring tiap kegiatan sekolah oleh tim, dan harus merumuskan evaluasi kinerja
sekolah oleh tim. Dengan demikian, sekolah dapat memperbaiki kelemahan proses dan dapat
mengetahui keberhasilan/kegagalan tujuan.

Pada akhirnya, sekolah akan mengetahui kapan suatu target akan dicapai dengan pasti. Tanpa
adanya langkah seperti ini, sekolah akan cenderung berjalan tanpa kejelasan dan kepastian.
Selanjutnya, berdasarkan Renstra tersebut kemudian disusun Rencana Operasional Tahunan.
5. Kriteria RPS yang Baik

Dikutip dalam Rohiat (2012:115) Suatu perencanaan pengembangan dapat dikatakan baik
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Keluasan, cakupan, dan ketajaman analisis lingkungan srategis sekolah

2. Keluasan, cakupan, dan ketajaman analisis siuasi pendidikan sekolah saat ini

3. Kualias dan kuantias sittuasi pendidikan sekolah yang diharapkan

4. Analisis kesenian

5. Kelengkapan elemen Renstra

6. Cakupan jenis perencanaan (pemerataan, kualitas, efisiensi, relevansi, dan kapasitas)

7. Kemanfaatan serta kesesuain Renstra dan Renop dengan permasalahan pendidikan

8. Kelayakan strategi implementasi Rensra dan Renop

9. Kelayakan rencana monitoring dan evaluasi

10. Kecukupan, kemutakhiran, dan kerelevansian data

11. Kelayakan anggaran antara rencana pendidikan, pendapatan dan rencana belanja

12. Tingkat partisipasi dan keinklusifan unsur-unsur yang terkait dengan perencanaan

13. Sustainabilitas SDM, EMIS, dana pendukung, dsb.

14. Sistem, proses/prosedur dan mekanisme penusunan RPS

15. Kelengkapan elemen Renop

1. Simpulan

RPS adalah sebuah dokumen perencanaan yang dibuat oleh “sekolah” untuk mengadakan
perubahan fisik dan nonfisik sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan sekolah RPS
menggambarkan peta perjalanan perubahan sekolah dari suatu kondisi sekarang menuju kondisi
yang lebih baik dan lebih menjanjikan dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. RPS
menggambarkan sekolah sebagai suatu sistem dan bagian dari suatu sistem yang lebih luas yang
berinteraksi secara berkesinambungan, memperoleh masukan dari masyarakat dan memberikan
output kepada masyarakat. Sehingga mutu pelayanan sekolah sangat tergantung dari input yang
diterimanya dan proses yang dikerjakannya. Oleh karena itu jika pelayanan sekolah ingin
ditingkatkan maka input dan proses dalam sekolah itu harus disempurnakan.

1. Saran

Demikianlah makalah yang sederhana yang masih banyak kekurangan di sana sini. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.

Daftar Pustaka

Boediono; 1998; Panduan Manajemen Sekolah; Jakarta : Direktur Pendidikan

Menengah Utama.

Rohiat; 2012; Manajemen Sekolah (Praktik dan Dasar) ; Bandung : PT. Refika Aditama.

Siswanto; 2011; Pengantar Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai