Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH LAPORAN OBSERVASI

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013


DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) 23 BANDUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Implementasi Kurikulum

Dosen Pengampu:
Dr. Rusman, M. Pd.

Disusun oleh:

1. Mohamad Arief NIM. 1608384


2. Emira Novitriani Yusuf NIM. 1608385
3. Seto Setiawan NIM. 1608386

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbilaalamiin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
laporan observasi ini tanpa kendala suatu apapun. Laporan observasi ini kami susun dengan usaha
semaksimal mungkin sehingga mendapatkan proses serta hasil pembelajaran yang baik dan berguna
bagi kami selaku penyusun, serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan berbagai pihak yang berkontribusi dalam
penyusunan laporan observasi ini. Khususnya kepada Kepala Sekolah, Wakasek Bidang Kurikulum
serta jajaran Guru dan Staf SMAN 23 Bandung atas kesediaan waktunya dalam kami melakukan
observasi. Ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada Bapak Dr. Rusman, M.Pd. selaku dosen
mata kuliah Implementasi Kurikulum yang telah membimbing dan memberikan kami trigger untuk
dapat mempelajari serta mengkaji lebih dalam lagi tentang implementasi kurikulum di satuan
pendidikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
laporan observasi ini, baik dari segi isi maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
penyusunan laporan observasi kedepannya. Akhir kata, kami berharap semoga penyusunan laporan
observasi ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri kami pribadi serta memberikan inspirasi bagi yang
membacanya.

Bandung, Mei 2017

Penyusun

2
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Penulisan 4
1.4. Manfaat Penulisan 4
1.5. Metode Penulisan 5
1.6. Sistematika Penulisan 6
BAB II LANDASAN TEORITIS 7
2.1. Hakikat Implementasi Kurikulum 7
2.2. Implementasi Kurikulum 2013 9
2.3. Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 12
2.4. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 12
2.4.1. Pembukaan Pembelajaran 13
2.4.2. Pembentukan Kompetensi 13
2.4.3. Penutup Pembelajaran 14
2.5. Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 14
2.5.1. Penilaian Kurikulum 15
2.5.2. Penilaian Proses Pembelajaran 15
2.5.3. Penilaian Unjuk Kerja 17
2.5.4. Penilaian Karakter 17
2.5.5. Penilaian Portofolio 18
2.5.6. Penilaian Ketuntasan Belajar 19
BAB III TEMUAN DAN PEMBAHASAN 21
3.1. Profil SMAN 23 Bandung 21
3.2. Implementasi Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung 21
3.3. Hasil Olah Data Observasi Implementasi Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung 23
3.3.1. Skor Data Hasil Penelitian Observasi 24
3.3.2. Persentase Data Hasil Penelitian Observasi 27

3
4

3.3.3. Tabel Skor dan Persentase Hasil Observasi 30


3.4. Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung 31
3.5. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung 31
3.6. Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung 32
3.7. Kendala Yang Dihadapi Dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 23 Bandung 33
3.8. Solusi Untuk Mengatasi Kendala Yang Dihadapi Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Di
SMAN 23 Bandung 34
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 35
DAFTAR PUSTAKA 37
LAMPIRAN - LAMPIRAN 39

4
5

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Format Penilaian Unjuk Kerja 17


Tabel 2 2. Format Penilaian Karakter 18
Tabel 2 3. Format Penilaian Portofolio 19

Tabel 3.1. Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran 24


Tabel 3.2. Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran 25
Tabel 3.3. Data Hasil Observasi Penilaian Pembelajaran 26
Tabel 3.4. Persentase Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran 27
Tabel 3.5. Persentase Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran 28
Tabel 3.6. Persentase Hasil Observasi Penilaian Pembelajaran 29
Tabel 3.7. Skor Hasil Observasi 30
Tabel 3.8. Presentase Hasil Observasi 30

5
6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Diagram Pie Perencanaan Pembelajaran 31


Gambar 3.2. Diagram Pie Pelaksanaan Pembelajaran 31
Gambar 3.3. Diagram Pie Penilaian Pembelajaran 32

6
7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masa depan dan peradaban sebuah bangsa sangat ditentukan dengan nilai-nilai pendidikan yang
terdapat dalam bangsa tersebut. Semakin baik nilai-nilai pendidikan yang ada, maka semakin baik pula
peradaban bangsa tersebut. Salah satu komponen terpenting dalam dunia pendidikan adalah kurikulum.
Bisa dikatakan bahwa kurikulum merupakan jantung dalam sistem pendidikan. Sehingga kurikulum
menjadi alat yang sangat vital dan memiliki peran strategis bagi mewujudkan peradaban suatu bangsa
melalui jalur pendidikan.
Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai suatu proses dalam belajar dan pembelajaran akan
berjalan secara terstruktur dan tersistem. Hal tersebut demi mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Untuk itu pengembangan kurikulum menjadi suatu hal yang sangat penting sejalan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, serta perubahan pada tatanan masyarakat global.
Kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan, karakteristik, serta potensi yang ada di daerah. Pengembangan
Kurikulum 2013 di satuan pendidikan yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan. Hal
tersebut dilakukan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional secara berkesinambungan
dan terpadu.
Implementasi Kurikulum 2013 di satuan pendidikan ditujukan bagaimana menyampaikan
pesan-pesan kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi sesuai dengan karakteristik dan
kemampuan masing-masing dalam diri individu peserta didik. Tugas guru dalam implementasi
Kurikulum 2013 di satuan pendidikan adalah bagaimana memberikan kemudahan belajar (facilitate of
learning) kepada peserta didik. Dengan demikian, peserta didik mampu berinteraksi dengan
lingkungan baik internal maupun eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai yang
dikemukakan dalam Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Terkait hal tersebut, keberhasilan pendidikan tidak mungkin terlepas dari implementasi
kurikulum. Implementasi kurikulum yang ada diharapkan memenuhi kebutuhan masyarakat di masa
sekarang dan yang akan datang. Hamalik (2011, hlm.11) menyatakan masyarakat tidak bersifat statis
akan tetapi dinamis dan selalu mengalami perubahan, kurikulum sebagai peranan kreatif menekankan

7
8

bahwa kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai perkembangan dan kebutuhan
masyarakat yang cepat berubah.
Era globalisasi seperti sekarang ini, senantiasa menuntut perubahan dalam segala bidang.
Perilaku manusia yang selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman menuntut penyesuaian di
bidang pendidikan untuk mempersiapkan sumber daya manusia sejalan dengan perkembangan.
Kebijakan pemerintah dalam implementasi Kurikulum 2013 tentunya dalam rangka mempersiapkan
sumber daya manusia Indonesia sehingga mampu bersaing di kancah internasional. Implementasi
Kurikulum 2013 membawa berbagai konsekunsi praktis. Oleh karenanya, sosialisasi Kurikulum 2013
harus berjalan dengan lancar. Implementasi kurikulum 2013 perlu persiapan yang matang di berbagai
aspek sehingga dengan implementasi tersebut dapat tercapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
SMAN 23 Bandung sebagai lembaga penyelenggara pendidikan di Kota Bandung telah
melaksanakan implementasi Kurikulum 2013 sejak awal kurikulum tersebut diberlakukan. Kurikulum
2013 yang disusun oleh Pemerintah Pusat dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi lingkungan SMAN 23 Bandung. Implementasi kurikulum yang dilakukan di SMAN 23
Bandung meliputi tiga fungsi manajerial, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian implementasi
kurikulum. Implementasi kurikulum yang dilakukan di SMAN 23 Bandung memperhatikan beberapa
aspek, salah satunya aspek demografi. Hal tersebut dilakukan dengan harapan kurikulum yang
diimplementasikan dapat menunjang visi dan misi daerah dimana sekolah tersebut berada.
Namun demikian, berbagai kendala dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 23 Bandung
juga dirasakan oleh guru. Dalam pendampingan pelaksanaan pembelajaran misalnya, kegiatan
pendahuluan masih diperlukan observasi lebih lanjut oleh guru terkait dengan orientasi, apresiasi, dan
motivasi. Sedangkan dalam kegiatan inti, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik oleh guru
masih perlu dikembangkan lebih baik lagi. Demikian pula halnya dalam penerapan pendekatan
pembelajaran saintifik (pendekatan berbasis proses keilmuan) yang dirasa masih perlu untuk
ditingkatkan. Pelaksanaan penilaian pembelajaran yang dilakukan guru SMAN 23 Bandung juga masih
perlu ditingkatkan terutama dalam hal penilaian sikap dan pengetahuan. Kendala juga dirasakan dalam
penilaian yang dilakukan antar peserta didik.
Selain kendala tersebut di atas, kendala pencapaian standar sarana berkaitan dengan ketersediaan
buku siswa dan media pembelajaran masih dirasakan belum optimal. Khususnya buku-buku dari mata
pelajaran peminatan dan lintas minat yang ketersediaannya disiapkan oleh pihak penerbit swasta yang
ditunjuk.

8
9

Uraian permasalahan-permasalahan di atas tentunya akan sangat berpengaruh terhadap


implementasi kurikulum yang dilakukan di SMAN 23 Bandung. Berdasarkan permasalahan tersebut,
maka penyusun akan membahas lebih lanjut Bagaimana Implementasi Kurikulum 2013 Di
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 23 Bandung ?

1.2. Rumusan Masalah


Dalam makalah ini penyusun akan membatasi permasalahan yang akan dibahas, untuk
menghindari kerancuhan yang terjadi. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka
diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 yang ada di SMAN 23 Bandung?
2) Bagaimana ruang lingkup perencanaan pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung?
3) Bagaimana ruang lingkup pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung?
4) Bagaimana ruang lingkup penilaian pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung?
5) Apa saja kendala yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 23 Bandung?
6) Langkah solusi seperti apa yang di ambil pihak sekolah untuk mengatasi kendala yang dihadapi
dalam implementasi kurikulum 2013 di SMAN 23 Bandung?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah laporan observasi ini adalah untuk memaparkan
teori tentang implementasi kurikulum dan implikasinya dalam implementasi kurikulum 2013
di SMAN 23 Bandung.
1.3.2. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus dari penulisan makalah laporan observasi ini adalah:
1) Memberikan gambaran terkait Implementasi kurikulum 2013 yang ada di SMAN 23
Bandung;
2) Mengetahui perencanaan pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung;
3) Mengetahui pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung;
4) Mengetahui penilaian pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung;
5) Mengetahui dan memahami kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi
kurikulum 2013 di SMAN 23 Bandung; dan
6) Mengetahui solusi-solusi yang di ambil pihak sekolah dalam mengatasi kendala yang

9
10

dihadapi terkait implementasi kurikulum 2013 di SMAN 23 Bandung.

1.4. Manfaat Penulisan


1.4.1. Manfaat Teoritis
Makalah laporan observasi ini diharapkan dapat memperkuat kajian teoritis tentang
sistem pendidikan, khususnya terkait dengan implementasi kurikulum pada satuan
pendidikan.

1.4.2. Manfaat Praktis


1) Bagi guru
Bagi guru makalah ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam implementasi
kurikulum dengan memperhatikan aspek manajerial, yaitu: perencanaan, pelaksanaan
dan penilaian.
2) Bagi Praktisi Pendidikan
Bagi praktisi pendidikan khususnya pengembang kurikulum makalah ini dapat
dijadikan sebagai suatu bahan literasi masukan, khususnya terkait dengan implementasi
kurikulum yang akan dikembangkan.

1.5. Metode Penulisan


Dalam makalah laporan observasi ini. penyusun menggunakan beberapa metode. Penggunaan
beberapa metode dilakukan agar data yang disajikan dapat memberikan gambaran yang riil di
lapangan. Metode yang digunakan diantaranya adalah:
1.5.1. Studi Dokumen
Dalam makalah laporan observasi ini data yang didapatkan berasal dari
dokumendokumen terkait kurikulum dan pembelajaran pada SMAN 23 Bandung.
Dokumendokumen tersebut diantaranya adalah profil sekolah, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), perangkat pembelajaran berupa silabus serta penilaian, dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMAN 23 Bandung.
1.5.2. Instrumen dan Observasi
Untuk melengkapi data yang diperoleh dari studi dokumen, maka penyusun juga
melakukan observasi disertai dengan pengisian instrumen yang dilakukan oleh guru dalam
rangka memberikan informasi terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

10
11

pembelajaran yang terjadi dan dilakukan oleh guru di sekolah.


1.5.3. Wawancara
Wawancara juga dijadikan sebagai salah satu metode dalam pengumpulan data terkait.
Wawancara yang dilakukan ditujukan kepada guru dan juga Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kukikulum sebagai orang yang sangat identik terhadap implementasi kurikulum di
lingkungan sekolah.
1.5.4. Studi Pustaka.
Dalam makalah laporan observasi ini penyusun juga melakukan studi pustaka dari
berbagai sumber yang relevan dengan topik pembahasan sebagai bahan referensi, serta
digunakan dalam rangka melengkapi kajian secara teoritis.

1.6. Sistematika Penulisan


Makalah laporan observasi yang disusun terdiri dari 4 bab, meliputi: Bab I Pendahuluan, yang
berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan; Bab II Landasan Teoritis, pada bab ini berisi tentang kajian teoritis dari
berbagai sumber yang relevan dengan pembahasan pada makalah laporan observasi ini; Bab III
Temuan dan Pembahasan, temuan dan pembahasan ini didasarkan dengan implikasi implementasi
kurikulum 2013 di SMAN 23 Bandung; dan Bab IV Kesimpulan dan Rekomendasi.

11
12

BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1. Hakikat Implementasi Kurikulum


Implementasi kurikulum menduduki posisi penting dalam pendidikan. Secara sederhana,
implementasi diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
implementasi merupakan pelaksanaan, penerapan: pertemuan kedua ini bermaksud mencari bentuk
tentang hal yang disepakati dulu (Tim Penyusun, 2005, hlm. 427). Sedangkan dalam Oxford Advance
Learners Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah put something into effect. Susilo
(2007, hlm. 174) menyatakan implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau
inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap.
Miller dan Seller mendefinisikan kata implementasi dengan tiga pendekatan. Pertama,
implementasi didefinisikan sebagai kegiatan. Kedua, implementasi didefinisikan sebagai suatu usaha
meningkatkan proses interaksi antara pengembang, guru dengan guru. Ketiga, implementasi
didefinisikan sebagai sesuatu yang terpisah dari komponen kurikulum.
Nakamura dan Smallwood (dalam Arifin, 2012, hlm. 305) menyatakan, terdapat tiga
lingkungan yang dihubungkan dengan komunikasi dan pemenuhan (compliance), yaitu pembentukan
kebijakan (policy formation), penilaian kebijakan (policy evaluation), dan implementasi kebijakan
(policy implementation) dalam sistem yang bersifat siklus. Berdasarkan definisi implementasi
tersebut, implementasi tidak hanya dilihat sebagai suatu proses dari atas ke bawah tetapi juga
mempertimbangkan penjajagan terhadap peran penting yang dimainkan oleh para pelaku.
Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas,
adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu,
implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum. Dalam
kenyataannya, implementasi kurikulum menurut Fullan merupakan proses untuk melaksanakan ide,
program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan
perubahan.
Beauchamp (1975, hlm. 164) mengartikan implementasi kurikulum sebagai "a process of putting
the curriculum to work". Fullan (dalam Miller dan Seller, 1985, hlm. 246) mengartikan implementasi
kurikulum sebagai "the putting into practice of an idea, program or set of activities which is new to the

12
13

individual or organization using it". Berdasarkan atas dua pendapat tersebut, implementasi
pengembangan kurikulum bertujuan untuk mengembangkan desain kurikulum serta pelaksanaannya
dalam bentuk kegiatan operasional di kelas, yaitu mulai dari pengembangan desain kurikulum sampai
proses transmisi dan transformasi segenap pengalaman belajar kepada peserta didik. Merujuk pada
definisi implementasi di atas, implementasi kurikulum dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan
ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran
sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.
Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written
curriculum) dalam bentuk pembelajaran. Diungkapkan oleh Miller dan Seller (1985, hlm 13) bahwa
in some cases implementation has been identified with instruction. Dijelaskan pula bahwa
implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan
kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada
sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah. Pelaksanaan implementasi kurikulum juga terjadi
interaksi antara fasilitator sebagai pemgembang kurikulum dan peserta didik sebagai subjek belajar.
Sementara itu, Saylor dalam Mulyasa (2009, hlm. 179) mengatakan bahwa instruction is thus the
implementation of curriculum plan, usually, but not necessarily, involving teaching in the sense of
student, teacher interaction in an educational setting.
Uraian di atas dapat dipahami bahwa implementasi kurikulum adalah operasionalisasi konsep
kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran.
Implementasi kurikulum dilakukan guru dengan menjabarkan standar kompetensi lulusan (SKL) dalam
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara tertulis. Mulyasa (2009, hlm. 179)
berpendapat bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum:
1) Karakteristik kurikulum mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya
bagi pengguna dilapangan;
2) Strategi implementasi merupakan strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi
profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang
dapat mendorong penggunaan kurikulum dilapangan; dan
3) Karakteristik pengguna kurikulum meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru
terhadap kurikulum, serta kemampuan untuk merealisasikan kurikulum (curriculum planning)
dalam pembelajaran.

13
14

Sedangkan menurut Mars dalam Mulyasa (2009, hlm. 180) implementasi kurikulum dipengaruhi
tiga faktor, yaitu: dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan dukungan
internal yang datang dari dalam diri guru. Faktor kunci dalam keberhasilan implementasi kurikulum
dipegang oleh guru. Implementasi kurikulum (pembelajaran) tidak akan berhasil jika guru tidak
memahami dan melaksanakan tugas dengan baik meskipun sarana penunjang pendidikan yang ada
sudah baik. Mulyasa (2009, hlm. 180) berpendapat bahwa peningkatan kompetensi dan
profesionalisme guru merupakan suatu keniscayaan dalam menyukseskan implementasi kurikulum
tingkat satuan pendidikan.
Secara garis besar, implementasi Kurikulum 2013 mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu
pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi (Mulyasa, 2010, hlm. 95).
Pembelajaran sebagai inti dari implementasi kurikulum dalam garis besarnya menyangkut tiga fungsi
manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

2.2. Implementasi Kurikulum 2013


Ditinjau dalam konteks nasional, kebijakan akan perubahan sebuah kurikulum merupakan politik
pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak. Bahkan dalam pelaksanaannya hal
tersebut seringkali dipolitisir oleh berbagai pihak untuk kepentingan kekuasaan (Mulyasa, 2013).
Sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan
maupun peserta didik sangat berkepentingan dan akan terkena imbasnya secara langsung dari setiap
perubahan kurikulum. Demikian halnya dengan pengembangan dan penataan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP 2006) menjadi kurikulum 2013 (KTSP 2013) akan memberikan dampak kepada
berbagai pihak.
Sebagai barang yang relatif baru, kurikulum 2013 akan menghadapi berbagai masalah dan
tantangan dalam implementasinya, baik di tingkat nasional maupun dalam tatanan lokal. Seperti yang
kita ketahui bahwa implementasi kurikulum 2013 ini agak sedikit terkendala dengan ditundanya
implementasi kurikulum 2013 ini secara menyeluruh karena adanya penolakan dari beberapa
kelompok masyarakat peduli pendidikan. Demikian halnya dalam tatanan lokal, banyak guru, kepala
sekolah dan pengawas yang belum/tidak siap mengikuti perubahan tersebut. Apapun alasannya, yang
jelas penolakan ini akan berdampak pada sukses tidaknya perubahan yang dilakukan.
Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam dari para pelaksana dan yang berkepentingan
dengan implementasi kurikulum, sehingga dalam implementasinya tidak terjadi kesalahpahaman, dan
kesalahan dalam menafsirkan ide-ide baru yang dikembangkan. Pemahaman tersebut akan menjadi

14
15

bekal para pelaksana dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 dilapangan, sehingga
mencapai hasil yang optimal. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Oleh karena itu dalam proses pengembangan
kurikulum 2013, tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari pihak pengembang terhadap
pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai komponen yang
mempengaruhinya.
Perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting, karena
kurikulum harus senatiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman. Perlunya perubahan dan pengembangan
kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik
Indonesia dalam kancah internasional. Hasil survei Trends in International Math and Science tahun
2007, yang dilakukan oleh Global Institute menunjukkan bahwa daya kemampuan peserta didik
Indonesia mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi sangat rendah. Begitu pula data yang
diungkapkan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2009
menempatkan Indonesia pada peringkat bawah 10 besar dari 65 negara peserta PISA.
Dalam kerangka inilah perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013, untuk
menghadapi berbagai masalah dan tantangan masa depan yang semakin lama semakin rumit dan
kompleks. Berbagai tantangan masa depan tersebut antara lain berkaitan dengan globalisasi dan pasar
bebas, masalah lingkungan hidup, pesatnya kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan
teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industri kreatif dan budaya, pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, mutu investasi dan transformasi pada sektor pendidikan, serta materi TIMSS
dan PISA yang harus dimiliki oleh peserta didik.
Tujuan pengembangan kurikulum 2013 adalah menghasilkan Indonesia yang: produktif, kreatif,
inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal
ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik,
berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemosntrasikan peserta didik
sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.
Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses
pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang
dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan
karakter yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat
mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter tertentu,

15
16

sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya.
Implementasi kurikulum di satuan pendidikan merupakan upaya menyampaikan pesan-pesan
kurikulum kepada peserta didik. Implementasi kurikulum dilakukan untuk membentuk kompetensi
peserta didik sesuai dengan karakteristik dan kemampuan individu peserta didik. Dalam implementasi
kurikulum di satuan pendidikan, guru bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning)
kapada peserta didik. Kemudahan dalam belajar akan membuat peserta didik mampu berinteraksi
dengan lingkungan eksternal. Dengan demikian, akan terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang
dikemukakan dalam standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL).

2.3. Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013


Perencanaan menyangkut perumusan tujuan dan kompetensi serta memperkirakan cara
pencapaian tujuan dan pembentukan kompetensi tersebut. Perencanaan dipandang sebagai fungsi
sentral dari manajemen pendidikan dan harus berorientasi ke masa depan. Dalam kaitannya dengan
implementasi kurikulum, perencanaan ini dituangkan dalam program pembelajaran, yang berkaitan
dengan bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan kompetensi secara
efektif dan efisien.
Hal tersebut tentu saja berkaitan erat dengan pembuatan dan pengambilan keputusan yang harus
memberi gambaran tentang pembelajaran yang diinginkan. Guru sebagai manajer pendidikan dan
proses pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai
sumber, baik sumber daya, sumber dana, maupun sumber belajar untuk membentuk kompetensi dan
karakter peserta didik, serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.4. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013


Pelaksanaan pembelajaran atau sering juga disebut implementasi, adalah proses yang
memberikan kepastian bahwa program pembelajaran telah memiliki sumber daya manusia, dan sarana
serta prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan, sehingga dapat membentuk kompetensi, karakter
dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Pelaksanaan pembelajaran bertujuan untuk melaksanakan blue print yang telah disusun pada fase
perencanaan atau pengembangan program. Pelaksanaan implementasi kurikulum menggunakan
sejumlah teknik dan sumber daya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan atau
pengembangan program sebelumnya. Teknik yang digunakan, alat bantu yang dipakai, lamanya waktu
pencapaian kegiatan, pihak yang terlibat, serta besarnya anggaran yang telah dirumuskan dalam tahap

16
17

perencanaan diterjemahkan kembali dalam praktek.


Pelaksanaan dilakukan oleh suatu tim terpadu, menurut departemen/devisi/seksi masing-masing
atau gabungan, bergantung pada perencanaan sebelumnya. Pelaksanaan akan menghasilkan
ketercapaian terhadap tujuan-tujuan kegiatan yang telah ditetapkan. Ketercapaian terhadap
tujuan-tujuan kegiatan akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum. Hakekat dari
pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Interaksi yang terjadi
akan membuat perubahan terhadap perilaku peserta didik kearah yang lebih baik. Interaksi yang terjadi
akan dipengaruhi berbagi faktor baik internal maupun eksternal.
Implementasi Kurikulum 2013 bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Isi atau pesan
Kurikulum 2013 harus dapat dicerna oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Guru harus berupaya
membentuk kompetensi peserta didik sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam kurikulum. Hal
tersebut seperti yang telah dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Fungsi pelaksanaan ini mencakup pengorganisasian dan kepemimpinan yang melibatkan
penentuan berbagai kegiatan, seperti pembagian pekerjaan kedalam berbagai tugas yang harus
dilakukan guru dan peserta didik dalam pembelajaran. Berbagai kegiatan manajemen pelaksanaan
program pembelajaran dibagi ke dalam bagian- bagian yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya dalam satu proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yaitu
pembukaan, pembentukan kompetensi, dan penutup.
2.4.1. Pembukaan Pembelajaran
Pembukaan merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan guru dalam memulai atau
membuka pembelajaran. Membuka pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk
menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal. Kegiatan
membuka pelajaran perlu dilakukan agar peserta didik memusatkan diri sepenuhnya untuk
belajar.
2.4.2. Pembentukan Kompetensi
Mulyasa (2009, hlm. 183) menyatakan pembelajaran merupakan kegiatan untuk
pembentukan kompetensi peserta didik. Kegiatan inti dalam pembelajaran mencakup
penyampaian informasi tentang materi pokok atau materi standar, membahasnya, serta
melakukan tukar pengalaman dan pendapat atau memecahkan masalah yang dihadapi bersama
untuk membentuk kompetensi. Guru membantu peserta didik untuk membentuk kompetensi.
Guru dituntut untuk dapat mengembangkan dan memodifikasi kegiatan pembelajaran. Proses

17
18

yang tenang dan menyenangkan akan membantu guru dalam pembentukan kompetensi
peserta didik (Mulyasa, 2009, hlm. 183). Penciptaan proses yang tenang dan menyenangkan
dapat dilakukan melalui aktivitas dan kreativitas dengan lingkungan yang kondusif.
2.4.3. Penutup Pembelajaran
Penutup merupakan kegiatan akhir yang dilakukan guru untuk mengakhiri
pembelajaran. Guru harus berupaya untuk mengetahui pembentukan kompetensi dan
pencapaian tujuan pembelajaran, serta pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
dipelajari sekaligus mengakhiri kegiatan pembelajaran dalam kegiatan penutup (Mulyasa,
2009, hlm. 185).

2.5. Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013


Implementasi kurikulum 2013 yang sarat dengan karakter dan kompetensi, hendaknya disertai
dengan penilaian secara utuh, untuk terus menerus, dan berkesinambungan, agar dapat mengungkap
berbagai aspek yang diperlukan dalam mengambil suatu keputusan.
Salah satu aspek yang dijadikan ajang perubahan dan penataan dalam kaitannya dengan
implementasi kurikulum 2013 adalah penataan standar penilaian. Penataan tersebut terutama
disesuaikan dengan penataan yang dilakukan pada standar isi, standar kompetensi lulusan dan standar
proses. Meskipun demikian, pada akhirnya penataan penilaian tersebut bermuara dan berfokus pada
pembelajaran, karena pembelajaran merupakan inti dari implementasi kurikulum.

Penilaian sering disebut pengendalaian atau evaluasi. Penilaian bertujuan untuk menjamin bahwa
proses dan kinerja yang dicapai telah sesuai dengan rencana dan tujuan. Untuk kepentingan tersebut,
pelaksanaan penilaian perlu membandingkan kinerja aktual dengan kinerja standar. Guru sebagai
manajer pembelajaran harus mengambil strategi dan tindakan perbaikan apabila terdapat kesenjangan
antara proses pembelajaran yang terjadi secara aktual dengan yang telah direncanakan dalam program
pembelajaran.
Penilaian merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran agar sebagian besar peserta
didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal, karena banyaknya peserta didik yang
mendapat nilai rendah atau dibawah standar akan mempengaruhi efektifikas pembelajaran secara
keseluruhan. Oleh karena itu, penilaian pembelajaran harus dilakukan secara terus menerus, untuk
mengetahui dan memantau perubahan serta kemajuan yang dicapai peserta didik, maupun untuk
memberi skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dalam penilaian hasil belajar. Setidaknya

18
19

penilaian hasil belajar mutlak dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada atau
norma-norma yang telah ditetapkan.
2.5.1. Penilaian Kurikulum
Penialain kurikulum harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap
secara utuh dan proporsional sesuai dengan kompetensi inti yang telah ditentukan. Penilaian
aspek pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan.
Penilaian aspek keterampilan dapat diakukan dengan ujian praktek analisis keterampilan dan
analisis tugas, serta penilaian oleh peserta didik sendiri. Adapun penilain aspek sikap, dapat
dilakukan dengan daftar isian sikap (pengamatan pribadi) dan diri sendiri, dan daftar isian
sikap yang disesuaikan dengan kompetensi inti.
2.5.2. Penilaian Proses Pembelajaran
Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran serta internalisasi
karakter dan pembentukan kompetensi peserta didik, termasuk bagaiamana tujuan-tujuan
belajar direalisasikan. Dalam hal ini penilaian proses dilakukan untuk menilai aktivitas,
kreativitas dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, terutama keterlibatan mental,
emosional, dan sosial dalam pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses,
pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar (80%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial
dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,
semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil,
proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada
diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (80%). Lebih lanjut proses
pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan
output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan
masyarakat dan pembangunan.
Penilaian proses dapat dilakukan dengan pengamatan (observasi) dan refleksi.
Pengamatan dapat dilakukan oleh guru ketika peserta didik sedang mengikuti pembelajaran,
mengajukan pertanyaan/permasalahan, merespon atau menjawab pertanyaan, berdiskusi dan
mengerjakan tugas-tugas pembelajaran lainnya, baik dikelas maupun diluar kelas. Dalam
implementasi kurikulum, pengamatan dapat dilakukan sesama guru, saling mengamati, karena

19
20

kurikulum ini menodorong team teaching dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran
tematif integratif. Pengamatan juga bisa dilakukan oleh pendamping, karena pada kurikulum
2013 ada program pendampingan.
Dalam implementasi kurikulum 2013, penilaian proses baik yang dilakukan melalui
pengamatan maupun refleksi harus ditunjukkan untuk memperbaiki program pembelajaran
dan peningkatan kualitas layanan kepada peserta didik. Hal tersebut perlu dilakukan untuk
mendorong terjadinya peningktan kualitas secara berkesinambungan (continous quality
improvement), sehingga dapat menumbuhkan budaya belajar sekaligs budaya kerja untuk
menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini
(Mulyasa, 2013, hal.144).
2.5.3. Penilaian Unjuk Kerja
Dalam implementasi kurikulum 2013, amat dianjurkan agar guru lebih mengutamakan
penilaian unjuk kerja. Peseta didik diamati dan dinilai bagaimana mereka dapat bergaul,
bagaimana mereka bersosialisasi dimasyarakat, dan bagimana mereka menerapkan
pembelajaran di kelas dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hubungannya dengan penilaian
unjuk kerja, Leighbody (dalam Mulyasa 2012) mengemukakan elemen-elemen kinerja yang
dapat diukur : 1) kualitas penyelesaian pekerjaan, 2) keterampilan menggunakan alat-alat, 3)
kemampuan menganalisis dan merencanakan prosedur kerja sampai selesai, 4) kemampuan
mengambil keputusan berdasarkan aplikasi informasi yang diberikan, dan 5) kemampuan
membaca, menggunakan diagram, gambar-gambar, dan simbol-simbol. Pengembangan
elemen-elemen tersebut dapat dikemas dalam format sebagai berikut:

Tabel 2.1. Format Penilaian Unjuk Kerja

TANGGAPAN TANGGAPAN
NO. KINERJA YANG DINILAI SIMPULAN
GURU ORANG TUA

1 Kualitas penyelesaian pekerjaan

2 Keterampilan menggunakan alat-alat

Kemampuan menganalisis dan


3 merencanakan prosedur kerja sampai
selesai
Kemampuan mengambil keputusan
4 berdasarkan aplikasi informasi yang
diberikan
Kemampuan membaca, menggunakan
5 diagram, gambar-gambar, dan
simbol-simbol

20
21

Simpulan

2.5.4. Penilaian Karakter


Penilaian karakter dimaksudkan untuk mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri
peserta didik melalui pembelajaran yang telah diikutinya. Pembentukan karakter memang
tidak bisa terbentuk dalam waktu singkat, tapi idikator perilaku dapat dideteksi secara dini
oleh setiap guru. Contoh format penilaian karakter dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 2 2. Format Penilaian Karakter

Aspek
Kompetensi Kompetensi Jenis Jenis Contoh Ket
No. Yang
Inti Dasar Karakter Penilaian Soal .
Dinilai

Format tersebut bisa dikembangkan sesuai dengan karakter yang akan dinilai, dan jenis
penilaian yang digunakan. Satu hal yang harus diperhatikan adalah bahwa penilaian yang
dilakukan harus mampu mengukur karakter yang harus diukur. Lebih dari itu, hasil penilaian
harus dapat digunakan untuk memprediksi karakter peserta didik, terutama dalam
penyelesaian pendidikan, dan kehidupannya di masyarakat kelak.
2.5.5. Penilaian Portofolio
Portofolio adalah kumpulan tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Dengan
demikian, dapat dikemukakan bahwa penilaian portofolio adalah penilaian terhadap seluruh
tugas yang dikerjakan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Penilaian portofolio dapat
dilakukan bersama-sama oleh guru dan peserta didik, melalui suatu diskusi untuk membahas
hasil kerja peserta didik, kemudian menentukan hasil penilaian atau skor.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian portofolio adalah
sebagai berikut.
1) Karya yang dikumpulkan asli karya yang bersangkutan;
2) Menetukan contoh pekerjaan yang harus dikerjakan;
3) Mengumpulkan dan menyimapan sampel karya;
4) Menentukan kriteria penilaian portofolio;
5) Meminta peserta didik untuk menilai secara terus-menerus hasil portofolionya;

21
22

6) Merencakan pertemuan dengan peserta didik untuk membicarakan hasil portofolio; dan
7) Melibatkan orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan efektifitas penilaian
portofolio.

Penilaian portofolio dalam dalam kurikulum 2013 harus dilakukan secara utuh dan
berkesinambungan, serta mencakup seluruh kompetensi inti yang dikembangkan. Adapun
format penilaiannya dapat dikembangkan sebagai berikut.

Tabel 2 3. Format Penilaian Portofolio


Mata Pelajaran :
Kelas : :

Kompetensi : Nama : ...........


Tanggal : ...........
Penilaian
Prosedur kegiatan
Jelek / Cukup / Baik / Sangat Baik
1. .........................................
2. .........................................
3. .........................................
4. .........................................
5. .........................................

Dicapai melalui Komentar Guru

1. Diri sendiri
2. Bantuan guru
3. Seluruh kelas
4. Kelompok besar
5. Kelompok kecil

Komentar Orang Tua Tanggapan Siswa

2.5.6. Penilaian Ketuntasan Belajar


Penilaian ketuntasan belajar ditetapkan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tiga komponen yang terkait dengan penyelenggaraan pembelajaran.
Ketiga komponen tersebut adalah:
1) Kompleksitas materi dan kompetensi yang harus dikuasai;
2) Daya dukung; dan
3) Kemampuan awal peserta didik (intake).

Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan perlu menetapkan dan meningkatkan KKM

22
23

untuk mencapai ketuntasan ideal. Dalam hal ini setiap mata pelajaran memiliki karakteristik
dan hasil analisis yang berbeda, sehingga nilai KKM yang ditetapkan dalam setiap mata
pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang berbeda, sehingga nilai KKM yang
ditetapkan dalam setiap mata pelajaran akan berbeda dan bervariasi. Demikian halnya KKM
setiap sekolah sangat bervariasi, meskipun dalam mata pelajaran yang sama. Dengan
demikian, setiap sekolah dan guru tidak bisa meniru KKM dari sekolah lain.
Jika penetapan KKM dilakukan secara tepat, maka hasil penilaian ketuntasan belajar
pada umumya memposisikan peserta didik pada kurva normal, sehingga sebagian besar
peserta didik berada atau mendekati garis rata-rata, serta sebagian kecil berada di bwah
rata-rata dan di tas rata-rata. Baik bagi kelompok peserta didik di atas maupun dibawah
rata-rata perlu dilakukan layanan khusus. Layanan bagi peserta didik di bawah normal disebut
program perbaikan, dan bagi peserta didik di atas rata-rata disebut pengayaan.

23
24

BAB III
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Profil SMAN 23 Bandung


SMAN 23 Bandung sebagai institusi pendidikan yang berada di wilayah Bandung Timur,
tepatnya berada di dalam lingkungan perumahan Antapani dan Arcamanik dari tahun ketahun terus
berkembang dan sangat diminati masyarakat, hal ini terindikasi dari data input Penerimaan Peserta
Didik Baru yang mendaftar tidak kurang dari 500 siswa setiap tahunnya pada pilihan 1, hingga daya
tampung dari tahun ketahun terus meningkat passing grade meningkat.
Visi SMAN 23 Bandung adalah Mewujudkan Warga Sekolah Yang Agamis, Berbudaya
Lingkungan, Berprestasi, Dan Berwawasan Global.

3.2. Implementasi Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung


Sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan di Kota Bandung SMAN 23 Bandung
telah melaksanakan implementasi Kurikulum 2013 sejak awal kurikulum tersebut diberlakukan. Lebih
dari itu sebagai sekolah induk kluster kurikulum 2013, SMAN 23 Bandung juga melakukan
pendampingan terhadap sekolah-sekolah yang berada di sekitarnya.
Implemetasi Kurikulum 2013 di SMAN 23 Bandung disesuaikan dengan dinamika perubahan
kurikulum, serta dokumen lain berupa peraturan-peraturan terbaru terkait pembelajaran dan penilaian.
Untuk mendukung implementasi kurikulum 2013, berbagai pelatihan diikuti oleh guru SMAN 23
Bandung, baik guru mata pelajaran kelompok wajib maupun peminatan. Secara umum guru sudah
memahami kurikulum 2013 dengan sangat baik dan SMAN 23 Bandung telah memiliki hampir 100%
tenaga pendidik yang telah mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Hal ini sangat membantu pihak
sekolah dalam mengimpelementasikan kurikulum 2013 dengan baik, efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaan implementasi kurikulum di kelas para guru senantiasa menggunakan
pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan). Selain itu Siswa dimotivasi untuk menggali informasi melalui berbagai media,
mengelaborasi, mengkonfirmasi dan mengevaluasi. Para guru di SMAN 23 Bandung ini sangat
mengapresiasi implementasi kurikulum 2013 ini karena kegiatan pembelajaran dirasakan menjadi lebih
mudah serta mendorong siswa belajar secara aktif.
3.2.1. Kurikulum Pendidikan Karakter & Budaya Literasi
Tujuan implementasi kurikulum 2013 selain melahirkan peserta didik yang memiliki
kompetensi sesuai dengan perkembangan zaman, kurikulum ini juga mengarahkan pada

24
25

lahirnya peserta didik yang berkarakter. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran
pihak sekolah senantiasa menunbuhkan kembangkan pendidikan karakter di lingkungan
SMAN 23 Bandung.
Pendidikan karakter yang dilakukan antara lain adalah menanamkan jiwa nasionalisme
dengan menyanyinkan lagu Indonesia Raya setiap harinya. Selain itu pendidikan karakter
yang dilakukan ditujukan bagaimana menanamkan nilai-nilai religius pada diri peserta didik.
Terkait hal tersebut pihak sekolah melakukan pendidikan dan pengembangan karakter pada
peserta didik melalui berbagai cara, antara lain dengan:
1) Kegiatan membaca tadarus Al-Quran bagi siswa beragama islam yang dilakukan
sebelum jam pelajaran dimulai;
2) Melakukan kegiatan sholat berjamaah di masjid baik sholat pardu maupun sholat sunah
seperti sholat dhuha disertai dengan kajian singkat tentang aqidah dan akhlak; dan
3) Melakukan kerjasama dan gotong royong dalam membangun tempat ibadah (masjid).
Perlu di apresiasi bahwa masjid yang saat ini sedang tahap penyelesaian merupakan
hasil donasi yang dilakukan peserta didik setiap harinya.
Untuk memperkuat pendidikan karakter, pihak sekolah melakukan berbagai cara salah
satunya adalah budaya literasi. Hal yang dilakukan dalam menanamkan budaya literasi pada
peserta didik dilakukan dengan cara, diantaranya:
1) Para siswa diwajibkan untuk mendonasikan sebuah buku setiap tahun ajaran baru.
Adapun buku yang dikumpulkan lebih ditekankan buku yang bersifat umum dan relevan
dengan perkembangan zaman serta kebutuhan peserta didik seperti buku cerita,
biography, dan sebagainya (bukan buku mata pelajaran);
2) Para siswa wajib untuk membaca buku yang telah dikumpulkan, dimana kegiatan
membaca tersebut dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan (jadi setelah
kegiatan tadarus Al-Quran selama kurang lebih 15 menit dilanjutkan dengan kegiatan
membaca buku yang waktunya juga kurang lebih 15 menit); dan
3) Bagi siswa yang telah menyelesaikan buku bacaan tersebut di wajibkan untuk bertukar
dengan buku bacaan peserta didik lainnya, sehingga memperkaya bahan bacaan peserta
didik.

3.3. Hasil Olah Data Observasi Implementasi Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung
Dalam melakukan observasi penyusun mengambil responden yang terdiri dari lima orang guru

25
26

untuk melakukan pengisian instrumen. Guru-guru tersebut adalah guru mata pelajaran yang memahami
implementasi kurikulum yang ada di sekolah dengan seksama. Hal tersebut juga sesuai dengan arahan
dan rekomendasi dari Wakasek Bidang Kurikulum. Minimnya jumlah guru yang di ambil dalam
observasi ini dikarenakan kesibukan guru dalam melakukan aktivitas rutin persekolahan, diantaranya
terkait Ujian Nasional Berbasis Komputer, dan lain sebagainya. Dengan minimnya jumlah responden
yang ada, diharapkan tidak mengurangi gambaran kondisi ril terkait implementasi kurikulum 2013 di
SMAN 23 Bandung.
Dalam penyampaian hasil olah data penyusun menyajikan terkait pembelajaran yang merupakan
inti dari implementasi kurikulum yang dalam garis besarnya terdapat tiga fungsi manajerial, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Berikut kami sajikan data hasil olahan observasi sebagai
berikut:

26
27

3.3.1. Skor Data Hasil Penelitian Observasi

Tabel 3.1. Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran

Jawaban
No. Pernyataan Tidak Jumlah
Jaran Serin
Perna Selalu
g g
h

A. Perencanaan Pembelajaran

Membuat RPP sesuai dengan silabus yang telah


1. 0 0 0 5 5
ditetapkan oleh pemerintah.
Tidak membuat RPP yang dikembangkan berdasarkan
2. 5 0 0 0 5
buku guru (BG) dan buku siswa (BS).
Melakukan identifikasi kompetensi dasar (KD) pada
3. 0 0 0 5 5
setiap tema atau sub tema yang akan diajarkan.
Menyusun indikator hasil belajar yang sesuai dengan
4. 0 0 0 5 5
kompetensi dasar (KD).
Menyusun tujuan pembelajaran dengan memperhatikan
5. 0 0 0 5 5
komponen ABCD.
Menyusun tujuan pembelajaran dengan memasukkan
6. 0 0 1 4 5
unsur-unsur dari KI 1 dan KI 2.
Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan
7. 0 0 0 5 5
indikator yang akan dicapai.
Memilih/ menetapkan strategi dan metode
8. pembelajaran yang seusai dengan kompetensi dasar 0 0 0 5 5
(KD).
Memilih/ menetapkan strategi dan metode
9. pembelajaran yang seusai dengan materi pembelajaran 0 0 0 5 5
yang disampaikan.
Memilih/ menetapkan strategi dan metode
10. pembelajaran yang seusai tujuan pembelajaran yang 0 0 1 4 5
telah ditetapkan, khususnya unsur C (condition).
Memilih dan menetapkan jenis evaluasi pembelajaran
11. 0 0 1 4 5
yang seusai dengan indikator/ kompetensi dasar (KD).
Menyusun alat/ instrumen evaluasi pembelajaran yang
12. beragam seusai dengan indikator/ kompetensi dasar 0 0 5 5
(KD).
Untuk setiap pembelajaran dirancang bahwa KI-1
13. (KD-1) dan KI-2 (KD-2) diajarkan melalui 0 3 1 1 5
pembelajaran langsung.
Untuk setiap pembelajaran dirancang bahwa KI-3
14. (KD-3) dan KI-4 (KD-4) diajarkan melalui 0 1 2 2 5
pembelajaran tidak langsung.
Dalam setiap pembelajaran dirancang bahwa KI-3
(KD-3) dan KI-4 (KD-4) selalu berdampingan, artinya
15. 0 0 1 4 5
setiap ada pembelajaran tentang KD-3 selalu diiringi
sengan pembelajaran tentang KD-4.

27
28

Tabel 3.2. Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran


Jawaban
No. Pernyataan Tidak Jumlah
Jaran Serin Selal
Perna
g g u
h
B. Pelaksanaan Pembelajaran

Penggunaan buku guru (BG) dan buku siswa (BS)


1. bukan sebagai sumber utama dalam pembelajaran 0 0 5 0 5
karena belum tersedia.
Buku pegangan yang dipilih guru dan disediakan
2. sekolah yang digunakan sebagai sumber utama dalam 0 0 4 1 5
pembelajaran.
Melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan
3. deduktif, artinya mengajarkan teori (umum) terlebih 0 3 2 0 5
dahulu baru disertai dengan contoh-contoh (khusus).
Melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan
4. 0 0 3 2 5
mengamati.
Melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan
5. 0 0 2 3 5
menanya.
Melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan
6. 0 0 3 2 5
melakukan-mencoba.
7. Melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan menalar. 0 0 3 2 5
Melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan
8. 0 0 2 3 5
mengomunikasikan.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan/
9. melibatkan berbagai sumber belajar dan media 0 0 1 4 5
pembelajaran.
Mengajarkan muatan mata pelajaran secara terpisah
10. sebagai pembelajaran mata pelajaran karena 0 2 3 0 5
pembelajaran tematik sulit dilakukan.
Dalam proses pembelajaran, KD-1 (sikap spiritual)
11. 3 2 0 5
diajarkan dalam bentuk pengetahuan.
Dalam proses pembelajaran, KD-2 (sikap sosial)
12. diajarkan melalui proses tidak langsung tetapi terpadu 0 0 5 0 5
dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Mengajarkan KD-3 secara terpisah tanpa didampingi
13. 3 2 0 0 5
dengan KD-4.
KD-1, KD-2, KD-3, dan KD-4 dilaksanakan terpadu
14 dalam setiap pembelajaran, baik melalui pembelajaran 0 0 2 3 5
langsung maupun tidak langsung.
Pembelajaran tematik-terpadu hanya diajarkan di kelas
15 1 2 2 0 5
rendah (kelas 1-3).

28
29

Tabel 3.3. Data Hasil Observasi Penilaian Pembelajaran


Jawaban
No. Pernyataan Tidak Jumlah
Jaran Serin Selal
Perna
g g u
h
C. Penilaian Pembelajaran
Penilaian menggunakan beragam alat penilaian untuk
1. mengukur ketercapaian indikator dan atau kompetensi 0 0 2 3 5
dasar.
Penilaian KD-1 dan KD-2 dilakukan dengan
2. menggunakan tes, sedangkan penilaian KD-3 dan 5 0 0 0 5
KD-4 dilakukan dengan menggunakan non tes.
Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik
dinyatakan tuntas belajar untuk menguasai KD yang
3. 0 0 1 4 5
dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai
2.66 dari hasil tes formatif.
Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, seorang peserta didik
dinyatakan tuntas belajar apabila menunjukkan
4. 3 0 1 1 5
indikator pada kategori cukup (C+) untuk seluruh mata
pelajaran.
Untuk mengukur keberhasilan belajar KD-3, digunakan
soal dengan memilih jawaban (selected response),
5. 0 1 2 2 5
mencakup pilihan ganda, benar-salah, dan
menjodohkan.
Pelaksanaan ujian harian (UH) dilaksanakan setelah
6. 0 0 2 3 5
pembelajaran untuk beberapa tema selesai.
Ujian harian (UH) untuk KD-3 terdiri atas berbagai
7. muatan pembelajaran (misalnya Matematika, B. 0 0 4 1 5
Indonesia, IPA dan sebagainya).
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian
8. 0 1 0 4 5
diri, dan penilaian oleh peserta didik yang lain.
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur
9. 0 1 0 4 5
ketercapaian peserta didik terhadap KD pada KI-4.
Ketutasan belajar siswa digunakan sistem penilaian
10. acuan norma (PAN) dan tidak berstandar pada patokan/ 1 0 4 0 5
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

29
30

3.3.2. Persentase Data Hasil Penelitian Observasi

Tabel 3.4. Persentase Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran


Jawaban
No. Pernyataan Tidak Jumlah
Jaran Serin Selal
Perna
g g u
h
A. Perencanaan Pembelajaran

Membuat RPP sesuai dengan silabus yang telah


1. 0 % 0 % 0 % 100% 100%
ditetapkan oleh pemerintah.
Tidak membuat RPP yang dikembangkan berdasarkan
2. 100% 0 % 0 % 0 % 100%
buku guru (BG) dan buku siswa (BS).
Melakukan identifikasi kompetensi dasar (KD) pada
3. 0 % 0 % 0 % 100% 100%
setiap tema atau sub tema yang akan diajarkan.
Menyusun indikator hasil belajar yang sesuai dengan
4. 0 % 0 % 0 % 100% 100%
kompetensi dasar (KD).
Menyusun tujuan pembelajaran dengan memperhatikan
5. 0 % 0 % 0 % 100% 100%
komponen ABCD.
Menyusun tujuan pembelajaran dengan memasukkan
6. 0 % 0 % 20% 80% 100%
unsur-unsur dari KI 1 dan KI 2.
Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan
7. 0 % 0 % 0 % 100% 100%
indikator yang akan dicapai.
Memilih/ menetapkan strategi dan metode
8. pembelajaran yang seusai dengan kompetensi dasar 0 % 0 % 0 % 100% 100%
(KD).
Memilih/ menetapkan strategi dan metode
9. pembelajaran yang seusai dengan materi pembelajaran 0 % 0 % 0 % 100% 100%
yang disampaikan.
Memilih/ menetapkan strategi dan metode
10. pembelajaran yang seusai tujuan pembelajaran yang 0 % 0 % 20% 80% 100%
telah ditetapkan, khususnya unsur C (condition).
Memilih dan menetapkan jenis evaluasi pembelajaran
11. 0 % 0 % 20% 80% 100%
yang seusai dengan indikator/ kompetensi dasar (KD).
Menyusun alat/ instrumen evaluasi pembelajaran yang
12. beragam seusai dengan indikator/ kompetensi dasar 0 % 0 % 0 % 100% 100%
(KD).
Untuk setiap pembelajaran dirancang bahwa KI-1
13. (KD-1) dan KI-2 (KD-2) diajarkan melalui 0 % 60% 20% 20% 100%
pembelajaran langsung.
Untuk setiap pembelajaran dirancang bahwa KI-3
14. (KD-3) dan KI-4 (KD-4) diajarkan melalui 0 % 20% 40% 40% 100%
pembelajaran tidak langsung.
Dalam setiap pembelajaran dirancang bahwa KI-3
(KD-3) dan KI-4 (KD-4) selalu berdampingan, artinya
15. 0 % 0 % 20% 80% 100%
setiap ada pembelajaran tentang KD-3 selalu diiringi
sengan pembelajaran tentang KD-4.

30
31

Tabel 3.5. Persentase Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran


Jawaban
No. Pernyataan Tidak Jumlah
Jaran Serin Selal
Perna
g g u
h
B. Pelaksanaan Pembelajaran

Penggunaan buku guru (BG) dan buku siswa (BS)


1. bukan sebagai sumber utama dalam pembelajaran 0 % 0 % 100% 0 % 100%
karena belum tersedia.
Buku pegangan yang dipilih guru dan disediakan
2. sekolah yang digunakan sebagai sumber utama dalam 0 % 0 % 80% 20% 100%
pembelajaran.
Melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan
3. deduktif, artinya mengajarkan teori (umum) terlebih 0 % 60% 40% 0 % 100%
dahulu baru disertai dengan contoh-contoh (khusus).
Melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan
4. 0 % 0 % 60% 40% 100%
mengamati.
Melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan
5. 0 % 0 % 40% 60% 100%
menanya.
Melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan
6. 0 % 0 % 60% 40% 100%
melakukan-mencoba.
7. Melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan menalar. 0 % 0 % 60% 40% 100%
Melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan
8. 0 % 0 % 40% 60% 100%
mengomunikasikan.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan/
9. melibatkan berbagai sumber belajar dan media 0 % 0 % 20% 80% 100%
pembelajaran.
Mengajarkan muatan mata pelajaran secara terpisah
10. sebagai pembelajaran mata pelajaran karena 0 % 40% 60% 0 % 100%
pembelajaran tematik sulit dilakukan.
Dalam proses pembelajaran, KD-1 (sikap spiritual)
11. 60% 40% 0 % 0 % 100%
diajarkan dalam bentuk pengetahuan.
Dalam proses pembelajaran, KD-2 (sikap sosial)
12. diajarkan melalui proses tidak langsung tetapi terpadu 0 % 0 % 100% 0 % 100%
dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Mengajarkan KD-3 secara terpisah tanpa didampingi
13. 60% 40% 0 % 0 % 100%
dengan KD-4.
KD-1, KD-2, KD-3, dan KD-4 dilaksanakan terpadu
14 dalam setiap pembelajaran, baik melalui pembelajaran 0 % 0 % 40% 60% 100%
langsung maupun tidak langsung.
Pembelajaran tematik-terpadu hanya diajarkan di kelas
15 20% 40% 40% 0 % 100%
rendah (kelas 1-3).

31
32

Tabel 3.6. Persentase Hasil Observasi Penilaian Pembelajaran


Jawaban
No. Pernyataan Tidak Jumlah
Jaran Serin Selal
Perna
g g u
h
C. Penilaian Pembelajaran
Penilaian menggunakan beragam alat penilaian untuk
1. mengukur ketercapaian indikator dan atau kompetensi 0 % 0 % 40% 60% 100%
dasar.
Penilaian KD-1 dan KD-2 dilakukan dengan
2. menggunakan tes, sedangkan penilaian KD-3 dan 100% 0 % 0 % 0 % 100%
KD-4 dilakukan dengan menggunakan non tes.
Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik
dinyatakan tuntas belajar untuk menguasai KD yang
3. 0 % 0 % 20% 80% 100%
dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai
2.66 dari hasil tes formatif.
Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, seorang peserta didik
dinyatakan tuntas belajar apabila menunjukkan
4. 60% 0 % 20% 20% 100%
indikator pada kategori cukup (C+) untuk seluruh mata
pelajaran.
Untuk mengukur keberhasilan belajar KD-3, digunakan
soal dengan memilih jawaban (selected response),
5. 0 % 20% 40% 40% 100%
mencakup pilihan ganda, benar-salah, dan
menjodohkan.
Pelaksanaan ujian harian (UH) dilaksanakan setelah
6. 0 % 0 % 40% 60% 100%
pembelajaran untuk beberapa tema selesai.
Ujian harian (UH) untuk KD-3 terdiri atas berbagai
7. muatan pembelajaran (misalnya Matematika, B. 0 % 0 % 80% 20% 100%
Indonesia, IPA dan sebagainya).
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian
8. 0 % 20% 0 % 80% 100%
diri, dan penilaian oleh peserta didik yang lain.
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur
9. 0 % 20% 0 % 80% 100%
ketercapaian peserta didik terhadap KD pada KI-4.
Ketutasan belajar siswa digunakan sistem penilaian
10. acuan norma (PAN) dan tidak berstandar pada patokan/ 20% 0 % 80% 0 % 100%
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

32
33

3.3.3. Tabel Skor dan Persentase Hasil Observasi

Tabel 3.7. Skor Hasil Observasi

Jawaban
No. Pernyataan Tidak Jumlah
Jaran Serin
Perna Selalu
g g
h
A. Perencanaan Pembelajaran 5 4 7 59 75

B. Pelaksanaan Pembelajaran 7 11 37 20 75

C. Penilaian Pembelajaran 9 3 16 22 50

Jumlah 21 18 60 101 200

Tabel 3.8. Presentase Hasil Observasi

Jawaban
No. Pernyataan Tidak Jumlah
Jaran Serin
Perna Selalu
g g
h
A. Perencanaan Pembelajaran 7% 5% 9% 79% 100%

B. Pelaksanaan Pembelajaran 9% 15% 49% 27% 100%

C. Penilaian Pembelajaran 18% 6% 32% 44% 100%

Rata - Rata 11% 9% 30% 50% 100%

Observasi dilakukan dengan pengisian instrumen oleh guru yang telah kami siapkan. Wawancara
terhadap beberapa guru dan Wakasek Bidang Kurikulum juga kami lakukan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih komprehensif terkait implementasi kurikulum di SMAN 23 Bandung

33
34

3.4. Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung

Gambar 3.1. Diagram Pie Perencanaan Pembelajaran

3.5. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung

Gambar 3.2. Diagram Pie Pelaksanaan Pembelajaran

34
35

3.6. Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung

Gambar 3.3. Diagram Pie Penilaian Pembelajaran

Hasil pengolahan data dari instrumen observasi diperoleh gambaran-gambaran kondisi terkait
penilaian pembelajaran yang terdapat di SMAN 23 Bandung. Secara garis besar guru sangat
memahami bagaimana mekanisme dan metode di dalam melakukan penilaian. Penilaian menggunakan
beragam alat penilaian untuk mengukur ketercapaian indikator dan atau kompetensi dasar. Penilaian
yang dilakukan oleh guru dalam rangka mendapatkan hasil pembelajaran yang terpadu meliputi:
penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Di dalam melakukan penilaian pembelajaran para guru di SMAN 23 Bandung senantiasa
mengikuti tata aturan yang terbaru sesuai dengan peraturan perundang-undangan/ Permendikbud,
sehingga menghasilkan evaluasi yang dapat menggambarkan perkembangan hasil seleksi siswa/peserta
didik.
Penilaian yang dilakukan juga memperkenalkan siswa dengan soal-soal HOTS (Higher Other
Thingking Skills). Penilaian dan evaluasi sesuai dengan teknik dan metode yang disepakati dan
menggambarkan kemampuan afektif, psikomotorik dan kognitif peserta didik dengan memanfaatkan
teknologi IT dalam aplikasinya. Penggunaan aplikasi komputer/ smartphone berbasis android dalam
ujian sekolah atau ulangan harian juga kerap dilakukan dalam rangka mengikuti perkembangna IPTEK
dalam dunia pendidikan. Penilaian yang dilakukan oleh guru meliputi:
1) Penilaian proses dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung melalui pengamatan dan
komunikasi selama proses belajar berlangsung untuk mendapatkan informasi tentang sikap,

35
36

keterampilan dan pengetahuan yang dikuasai selama proses pembelajaran;


2) Penilaian KD dilakukan dengan menggunakan perangkat evaluasi yang sudah dirancang pada
saat pembuatan RPP di awal tahun pelajaran. Nilai yang diperoleh menjadi penentu ketuntasan
pada KD terkait yang sedang dipelajari. Penilaian dalam pencapaian KD dilakukan dengan dua
jenis yaitu penilaian proses dan penilaian akhir secara komprehensif dan diakukan dengan
autentik. Kegiatan penilaian terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya:
Analisis SK-KD;
Penentuan indikator pencapaian kompetensi yang diturunkan dari KD;
Pembuatan kisi-kisi soal;
Pembuatan butir soal yang sesuai dengan kisi-kisi soal;
Penilaian dilakukan dalam proses pembelajaran dan di akhir pembelajaran.
Beberapa hal yang menjadi perhatian bagi guru dalam penilaian pembelajaran implementasi
kurikulum 2013 adalah pemilihan perangkat evaluasi yang dirasakan masih perlu untuk ditingkatkan.
Begitu pula dengan penilaian diri dan penilaian antar peserta didik yang belum berjalan dengan
optimal. Serta para guru diharapkan senatiasa untuk memperhatikan prinsip penilaian, yaitu: sahih,
objektif, adil, terpadu, transparan, menyeluruh, sistematis, akuntabel, dan edukatif.

3.7. Kendala Yang Dihadapi Dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 23


Bandung
Dengan segala sumber daya pendukung yang dimiliki oleh SMAN 23 Bandung dalam rangka
mencapai implementasi kurikulum 2013 yang berjalan dengan baik, efektif dan efisien. Akan tetapi
beberapa hal sering ditemui sebagai batu sandungan dalam pelaksanaannya. Permasahan dan kendala
yang dihadapi diantaranya:
1) Kegiatan pendahuluan masih diperlukan observasi secara spesifik dan lebih lanjut oleh guru
terkait dengan orientasi, apresiasi, dan motivasi;
2) Penilaian diri dan penilaian antar peserta didik yang belum berjalan secara optimal, sehingga
perlu senantiasa ditingkatkan;
3) Kreatifitas seorang guru dituntut untuk senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi yang ada
dalam rangka menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, imajinatif, inovatif dan
menarik; dan
4) Minimnya prasarana pendukung dalam kegiatan pembelajaran, mengingat pada kurikulum 2013
proses pembelajaran juga di arahkan pada pembelajaran saintifik berbasis proyek, masalah dan

36
37

inqury.

3.8. Solusi Untuk Mengatasi Kendala Yang Dihadapi Dalam Implementasi Kurikulum
2013 Di SMAN 23 Bandung
Terkait kendala di atas beberapa langkah solutif di ambil untuk mengatasi permasalahan tersebut,
diantaranya adalah:
1) Seluruh guru setiap awal tahun pelajaran mendapatkan pelatihan/ workshop/ bimbingan teknis
tentang dinamika dan implementasi kurikulum 2013, sehingga kompetensi yang dimiliki oleh
seorang guru senantiasa terasah dan terupdate sesuai dengan perkembangan terbaru;
2) Sosialisasi implementasi kurikulum juga dilakukan pada seluruh warga sekolah dan orang tua
siswa. Sehingga terciptanya koordinasi dan kolaborasi yang baik demi tercapainya implementasi
kurikulum;
3) Melakukan kegiatan penyusunan bahan ajar meliputi: menganalisis silabus, menganalisis
SK-KD, pembuatan RPP dan sistem penilaian baik dalam bentuk workshop; maupun melalui
MGMP sekolah serta MGMP Kota Bandung;
4) Senantiasa berkoordinasi dengan pihak terkait baik LPMP dan Dinas Pendidikan dalam
pendampingan implementasi kurikulum 2013; dan
5) Melakukan pemanfaatan media pembelajaran yang telah dimiliki secara maksimal, serta
mengajukan permohonan bantuan terhadap pihak-pihak terkait.

37
38

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1. Kesimpulan Umum


Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sulit untuk dipahami. Tetapi sangat terbuka untuk
didiskusikan. Oleh karena itu, untuk memahaminya harus dianalisis dalam konteks yang luas,
demikian halnya dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi
lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan terhadap kuirkulum 2006, serta sesuai dengan
perkembanagn kebutuhan dan dunia kerja.
Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan
masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara.
Dengan demikian, kurikulum 2013 diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang
sedang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini, terutama dalam memasuki era globalisasi yang
penuh dengan berbagai macam tantangan.
Implementasi kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif dan
inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi, yang secara
konseptual memiliki beberapa keunggulan.
1) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual), karena
berangkat, berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai
kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan
subjek belajar, dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk kerja dan mengalami
berdasarkan kompetensi tertentu bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge);
2) Kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan
kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu
pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan
aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi
tertentu; dan
3) Ada bidang-bidnag studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat
menggunakan pendekatan komptensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

4.2. Kesimpulan Khusus


4.3. Rekomendasi
Keberhasilan implementasi sebuah kurikulum itu sangat tergantung pada guru. Guru merupakan

38
39

ujung tombak dalam proses pembelajaran. Kurikulum yang sempurna tanpa didukung oleh
kemampuan guru akan membuat kurikulum tersebut tidak memiliki makna. Oleh karena itu, guru
memiliki peran yang sangat penting dalam proses implementasi Kurikulum 2013 di satuan pendidikan.

39
40

DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang. 2013. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Gunawan, Ary H. 1995. Kebijakan Kebijakan Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 1990. Pengembangan Kurikulum : Dasar Dasar dan Perkembangannya. Bandung
: Mandar Maju.

Husain, Walidun. 2011. Participative Leadership. Bandung : MQS Publishing.

HR, Syaukani. 2002. Titik Temu Dalam Dunia Pendidikan : Tanggung Jawab Pemerintah, Pendidik,
Masyarakat & Keluarga Dalam Membangun Bangsa. Jakarta : Nuansa Madani.

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosdakarya.

Nasution, S. 2003. Asas Asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara.

Oliva, Peter F. & Gordon, William. 2013. Developing The Curriculum Eighth Edition. United States of
America : Pearson Education

Roubiczek, Paul. (1996). Existentialism For and Against, Cambridge University Press.

Rukmana, Nana. 2007. Etika Kepemimpinan : Perspektif Agama dan Moral. Bandung : Alfabeta.

Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta : Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. 2002. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya

Syam, Muhammad Noor. (1986). Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan
Pancasila.Surabaya: Usaha Nasional.

Tilaar, H.A.R. 2003. Manajemen Pendidikan Nasional : Kajian Pendidikan Masa Depan. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.

Tilaar, H.A.R. dan Nugroho. Riant. 2009. Kebijakan Pendidikan : Pengantar Untuk Memahami
Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan Publik. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

Wahyudin, Dinn. 2014. Manajemen Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Zais, Robert S. 1976. Curriculum : Principles and Foundations. New York : Thomas Y. Crowel
Company.

40
41

Zuhairini. (1991). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

41
42

42
43

LAMPIRAN - LAMPIRAN
INSTRUMEN OBSERVASI & PEDOMAN WAWANCARA

43

Anda mungkin juga menyukai