Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Implementasi Kurikulum
Dosen Pengampu:
Dr. Rusman, M. Pd.
Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbilaalamiin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
laporan observasi ini tanpa kendala suatu apapun. Laporan observasi ini kami susun dengan usaha
semaksimal mungkin sehingga mendapatkan proses serta hasil pembelajaran yang baik dan berguna
bagi kami selaku penyusun, serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan berbagai pihak yang berkontribusi dalam
penyusunan laporan observasi ini. Khususnya kepada Kepala Sekolah, Wakasek Bidang Kurikulum
serta jajaran Guru dan Staf SMAN 23 Bandung atas kesediaan waktunya dalam kami melakukan
observasi. Ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada Bapak Dr. Rusman, M.Pd. selaku dosen
mata kuliah Implementasi Kurikulum yang telah membimbing dan memberikan kami trigger untuk
dapat mempelajari serta mengkaji lebih dalam lagi tentang implementasi kurikulum di satuan
pendidikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
laporan observasi ini, baik dari segi isi maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
penyusunan laporan observasi kedepannya. Akhir kata, kami berharap semoga penyusunan laporan
observasi ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri kami pribadi serta memberikan inspirasi bagi yang
membacanya.
Penyusun
2
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Penulisan 4
1.4. Manfaat Penulisan 4
1.5. Metode Penulisan 5
1.6. Sistematika Penulisan 6
BAB II LANDASAN TEORITIS 7
2.1. Hakikat Implementasi Kurikulum 7
2.2. Implementasi Kurikulum 2013 9
2.3. Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 12
2.4. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 12
2.4.1. Pembukaan Pembelajaran 13
2.4.2. Pembentukan Kompetensi 13
2.4.3. Penutup Pembelajaran 14
2.5. Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 14
2.5.1. Penilaian Kurikulum 15
2.5.2. Penilaian Proses Pembelajaran 15
2.5.3. Penilaian Unjuk Kerja 17
2.5.4. Penilaian Karakter 17
2.5.5. Penilaian Portofolio 18
2.5.6. Penilaian Ketuntasan Belajar 19
BAB III TEMUAN DAN PEMBAHASAN 21
3.1. Profil SMAN 23 Bandung 21
3.2. Implementasi Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung 21
3.3. Hasil Olah Data Observasi Implementasi Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung 23
3.3.1. Skor Data Hasil Penelitian Observasi 24
3.3.2. Persentase Data Hasil Penelitian Observasi 27
3
4
4
5
DAFTAR TABEL
5
6
DAFTAR GAMBAR
6
7
BAB I
PENDAHULUAN
7
8
bahwa kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai perkembangan dan kebutuhan
masyarakat yang cepat berubah.
Era globalisasi seperti sekarang ini, senantiasa menuntut perubahan dalam segala bidang.
Perilaku manusia yang selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman menuntut penyesuaian di
bidang pendidikan untuk mempersiapkan sumber daya manusia sejalan dengan perkembangan.
Kebijakan pemerintah dalam implementasi Kurikulum 2013 tentunya dalam rangka mempersiapkan
sumber daya manusia Indonesia sehingga mampu bersaing di kancah internasional. Implementasi
Kurikulum 2013 membawa berbagai konsekunsi praktis. Oleh karenanya, sosialisasi Kurikulum 2013
harus berjalan dengan lancar. Implementasi kurikulum 2013 perlu persiapan yang matang di berbagai
aspek sehingga dengan implementasi tersebut dapat tercapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
SMAN 23 Bandung sebagai lembaga penyelenggara pendidikan di Kota Bandung telah
melaksanakan implementasi Kurikulum 2013 sejak awal kurikulum tersebut diberlakukan. Kurikulum
2013 yang disusun oleh Pemerintah Pusat dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi lingkungan SMAN 23 Bandung. Implementasi kurikulum yang dilakukan di SMAN 23
Bandung meliputi tiga fungsi manajerial, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian implementasi
kurikulum. Implementasi kurikulum yang dilakukan di SMAN 23 Bandung memperhatikan beberapa
aspek, salah satunya aspek demografi. Hal tersebut dilakukan dengan harapan kurikulum yang
diimplementasikan dapat menunjang visi dan misi daerah dimana sekolah tersebut berada.
Namun demikian, berbagai kendala dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 23 Bandung
juga dirasakan oleh guru. Dalam pendampingan pelaksanaan pembelajaran misalnya, kegiatan
pendahuluan masih diperlukan observasi lebih lanjut oleh guru terkait dengan orientasi, apresiasi, dan
motivasi. Sedangkan dalam kegiatan inti, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik oleh guru
masih perlu dikembangkan lebih baik lagi. Demikian pula halnya dalam penerapan pendekatan
pembelajaran saintifik (pendekatan berbasis proses keilmuan) yang dirasa masih perlu untuk
ditingkatkan. Pelaksanaan penilaian pembelajaran yang dilakukan guru SMAN 23 Bandung juga masih
perlu ditingkatkan terutama dalam hal penilaian sikap dan pengetahuan. Kendala juga dirasakan dalam
penilaian yang dilakukan antar peserta didik.
Selain kendala tersebut di atas, kendala pencapaian standar sarana berkaitan dengan ketersediaan
buku siswa dan media pembelajaran masih dirasakan belum optimal. Khususnya buku-buku dari mata
pelajaran peminatan dan lintas minat yang ketersediaannya disiapkan oleh pihak penerbit swasta yang
ditunjuk.
8
9
9
10
10
11
11
12
BAB II
LANDASAN TEORITIS
12
13
individual or organization using it". Berdasarkan atas dua pendapat tersebut, implementasi
pengembangan kurikulum bertujuan untuk mengembangkan desain kurikulum serta pelaksanaannya
dalam bentuk kegiatan operasional di kelas, yaitu mulai dari pengembangan desain kurikulum sampai
proses transmisi dan transformasi segenap pengalaman belajar kepada peserta didik. Merujuk pada
definisi implementasi di atas, implementasi kurikulum dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan
ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran
sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.
Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written
curriculum) dalam bentuk pembelajaran. Diungkapkan oleh Miller dan Seller (1985, hlm 13) bahwa
in some cases implementation has been identified with instruction. Dijelaskan pula bahwa
implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan
kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada
sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah. Pelaksanaan implementasi kurikulum juga terjadi
interaksi antara fasilitator sebagai pemgembang kurikulum dan peserta didik sebagai subjek belajar.
Sementara itu, Saylor dalam Mulyasa (2009, hlm. 179) mengatakan bahwa instruction is thus the
implementation of curriculum plan, usually, but not necessarily, involving teaching in the sense of
student, teacher interaction in an educational setting.
Uraian di atas dapat dipahami bahwa implementasi kurikulum adalah operasionalisasi konsep
kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran.
Implementasi kurikulum dilakukan guru dengan menjabarkan standar kompetensi lulusan (SKL) dalam
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara tertulis. Mulyasa (2009, hlm. 179)
berpendapat bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum:
1) Karakteristik kurikulum mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya
bagi pengguna dilapangan;
2) Strategi implementasi merupakan strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi
profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang
dapat mendorong penggunaan kurikulum dilapangan; dan
3) Karakteristik pengguna kurikulum meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru
terhadap kurikulum, serta kemampuan untuk merealisasikan kurikulum (curriculum planning)
dalam pembelajaran.
13
14
Sedangkan menurut Mars dalam Mulyasa (2009, hlm. 180) implementasi kurikulum dipengaruhi
tiga faktor, yaitu: dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan dukungan
internal yang datang dari dalam diri guru. Faktor kunci dalam keberhasilan implementasi kurikulum
dipegang oleh guru. Implementasi kurikulum (pembelajaran) tidak akan berhasil jika guru tidak
memahami dan melaksanakan tugas dengan baik meskipun sarana penunjang pendidikan yang ada
sudah baik. Mulyasa (2009, hlm. 180) berpendapat bahwa peningkatan kompetensi dan
profesionalisme guru merupakan suatu keniscayaan dalam menyukseskan implementasi kurikulum
tingkat satuan pendidikan.
Secara garis besar, implementasi Kurikulum 2013 mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu
pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi (Mulyasa, 2010, hlm. 95).
Pembelajaran sebagai inti dari implementasi kurikulum dalam garis besarnya menyangkut tiga fungsi
manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
14
15
bekal para pelaksana dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 dilapangan, sehingga
mencapai hasil yang optimal. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Oleh karena itu dalam proses pengembangan
kurikulum 2013, tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari pihak pengembang terhadap
pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai komponen yang
mempengaruhinya.
Perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting, karena
kurikulum harus senatiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman. Perlunya perubahan dan pengembangan
kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik
Indonesia dalam kancah internasional. Hasil survei Trends in International Math and Science tahun
2007, yang dilakukan oleh Global Institute menunjukkan bahwa daya kemampuan peserta didik
Indonesia mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi sangat rendah. Begitu pula data yang
diungkapkan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2009
menempatkan Indonesia pada peringkat bawah 10 besar dari 65 negara peserta PISA.
Dalam kerangka inilah perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013, untuk
menghadapi berbagai masalah dan tantangan masa depan yang semakin lama semakin rumit dan
kompleks. Berbagai tantangan masa depan tersebut antara lain berkaitan dengan globalisasi dan pasar
bebas, masalah lingkungan hidup, pesatnya kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan
teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industri kreatif dan budaya, pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, mutu investasi dan transformasi pada sektor pendidikan, serta materi TIMSS
dan PISA yang harus dimiliki oleh peserta didik.
Tujuan pengembangan kurikulum 2013 adalah menghasilkan Indonesia yang: produktif, kreatif,
inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal
ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik,
berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemosntrasikan peserta didik
sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.
Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses
pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang
dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan
karakter yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat
mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter tertentu,
15
16
sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya.
Implementasi kurikulum di satuan pendidikan merupakan upaya menyampaikan pesan-pesan
kurikulum kepada peserta didik. Implementasi kurikulum dilakukan untuk membentuk kompetensi
peserta didik sesuai dengan karakteristik dan kemampuan individu peserta didik. Dalam implementasi
kurikulum di satuan pendidikan, guru bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning)
kapada peserta didik. Kemudahan dalam belajar akan membuat peserta didik mampu berinteraksi
dengan lingkungan eksternal. Dengan demikian, akan terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang
dikemukakan dalam standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL).
16
17
17
18
yang tenang dan menyenangkan akan membantu guru dalam pembentukan kompetensi
peserta didik (Mulyasa, 2009, hlm. 183). Penciptaan proses yang tenang dan menyenangkan
dapat dilakukan melalui aktivitas dan kreativitas dengan lingkungan yang kondusif.
2.4.3. Penutup Pembelajaran
Penutup merupakan kegiatan akhir yang dilakukan guru untuk mengakhiri
pembelajaran. Guru harus berupaya untuk mengetahui pembentukan kompetensi dan
pencapaian tujuan pembelajaran, serta pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
dipelajari sekaligus mengakhiri kegiatan pembelajaran dalam kegiatan penutup (Mulyasa,
2009, hlm. 185).
Penilaian sering disebut pengendalaian atau evaluasi. Penilaian bertujuan untuk menjamin bahwa
proses dan kinerja yang dicapai telah sesuai dengan rencana dan tujuan. Untuk kepentingan tersebut,
pelaksanaan penilaian perlu membandingkan kinerja aktual dengan kinerja standar. Guru sebagai
manajer pembelajaran harus mengambil strategi dan tindakan perbaikan apabila terdapat kesenjangan
antara proses pembelajaran yang terjadi secara aktual dengan yang telah direncanakan dalam program
pembelajaran.
Penilaian merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran agar sebagian besar peserta
didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal, karena banyaknya peserta didik yang
mendapat nilai rendah atau dibawah standar akan mempengaruhi efektifikas pembelajaran secara
keseluruhan. Oleh karena itu, penilaian pembelajaran harus dilakukan secara terus menerus, untuk
mengetahui dan memantau perubahan serta kemajuan yang dicapai peserta didik, maupun untuk
memberi skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dalam penilaian hasil belajar. Setidaknya
18
19
penilaian hasil belajar mutlak dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada atau
norma-norma yang telah ditetapkan.
2.5.1. Penilaian Kurikulum
Penialain kurikulum harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap
secara utuh dan proporsional sesuai dengan kompetensi inti yang telah ditentukan. Penilaian
aspek pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan.
Penilaian aspek keterampilan dapat diakukan dengan ujian praktek analisis keterampilan dan
analisis tugas, serta penilaian oleh peserta didik sendiri. Adapun penilain aspek sikap, dapat
dilakukan dengan daftar isian sikap (pengamatan pribadi) dan diri sendiri, dan daftar isian
sikap yang disesuaikan dengan kompetensi inti.
2.5.2. Penilaian Proses Pembelajaran
Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran serta internalisasi
karakter dan pembentukan kompetensi peserta didik, termasuk bagaiamana tujuan-tujuan
belajar direalisasikan. Dalam hal ini penilaian proses dilakukan untuk menilai aktivitas,
kreativitas dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, terutama keterlibatan mental,
emosional, dan sosial dalam pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses,
pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar (80%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial
dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,
semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil,
proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada
diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (80%). Lebih lanjut proses
pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan
output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan
masyarakat dan pembangunan.
Penilaian proses dapat dilakukan dengan pengamatan (observasi) dan refleksi.
Pengamatan dapat dilakukan oleh guru ketika peserta didik sedang mengikuti pembelajaran,
mengajukan pertanyaan/permasalahan, merespon atau menjawab pertanyaan, berdiskusi dan
mengerjakan tugas-tugas pembelajaran lainnya, baik dikelas maupun diluar kelas. Dalam
implementasi kurikulum, pengamatan dapat dilakukan sesama guru, saling mengamati, karena
19
20
kurikulum ini menodorong team teaching dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran
tematif integratif. Pengamatan juga bisa dilakukan oleh pendamping, karena pada kurikulum
2013 ada program pendampingan.
Dalam implementasi kurikulum 2013, penilaian proses baik yang dilakukan melalui
pengamatan maupun refleksi harus ditunjukkan untuk memperbaiki program pembelajaran
dan peningkatan kualitas layanan kepada peserta didik. Hal tersebut perlu dilakukan untuk
mendorong terjadinya peningktan kualitas secara berkesinambungan (continous quality
improvement), sehingga dapat menumbuhkan budaya belajar sekaligs budaya kerja untuk
menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini
(Mulyasa, 2013, hal.144).
2.5.3. Penilaian Unjuk Kerja
Dalam implementasi kurikulum 2013, amat dianjurkan agar guru lebih mengutamakan
penilaian unjuk kerja. Peseta didik diamati dan dinilai bagaimana mereka dapat bergaul,
bagaimana mereka bersosialisasi dimasyarakat, dan bagimana mereka menerapkan
pembelajaran di kelas dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hubungannya dengan penilaian
unjuk kerja, Leighbody (dalam Mulyasa 2012) mengemukakan elemen-elemen kinerja yang
dapat diukur : 1) kualitas penyelesaian pekerjaan, 2) keterampilan menggunakan alat-alat, 3)
kemampuan menganalisis dan merencanakan prosedur kerja sampai selesai, 4) kemampuan
mengambil keputusan berdasarkan aplikasi informasi yang diberikan, dan 5) kemampuan
membaca, menggunakan diagram, gambar-gambar, dan simbol-simbol. Pengembangan
elemen-elemen tersebut dapat dikemas dalam format sebagai berikut:
TANGGAPAN TANGGAPAN
NO. KINERJA YANG DINILAI SIMPULAN
GURU ORANG TUA
20
21
Simpulan
Aspek
Kompetensi Kompetensi Jenis Jenis Contoh Ket
No. Yang
Inti Dasar Karakter Penilaian Soal .
Dinilai
Format tersebut bisa dikembangkan sesuai dengan karakter yang akan dinilai, dan jenis
penilaian yang digunakan. Satu hal yang harus diperhatikan adalah bahwa penilaian yang
dilakukan harus mampu mengukur karakter yang harus diukur. Lebih dari itu, hasil penilaian
harus dapat digunakan untuk memprediksi karakter peserta didik, terutama dalam
penyelesaian pendidikan, dan kehidupannya di masyarakat kelak.
2.5.5. Penilaian Portofolio
Portofolio adalah kumpulan tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Dengan
demikian, dapat dikemukakan bahwa penilaian portofolio adalah penilaian terhadap seluruh
tugas yang dikerjakan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Penilaian portofolio dapat
dilakukan bersama-sama oleh guru dan peserta didik, melalui suatu diskusi untuk membahas
hasil kerja peserta didik, kemudian menentukan hasil penilaian atau skor.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian portofolio adalah
sebagai berikut.
1) Karya yang dikumpulkan asli karya yang bersangkutan;
2) Menetukan contoh pekerjaan yang harus dikerjakan;
3) Mengumpulkan dan menyimapan sampel karya;
4) Menentukan kriteria penilaian portofolio;
5) Meminta peserta didik untuk menilai secara terus-menerus hasil portofolionya;
21
22
6) Merencakan pertemuan dengan peserta didik untuk membicarakan hasil portofolio; dan
7) Melibatkan orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan efektifitas penilaian
portofolio.
Penilaian portofolio dalam dalam kurikulum 2013 harus dilakukan secara utuh dan
berkesinambungan, serta mencakup seluruh kompetensi inti yang dikembangkan. Adapun
format penilaiannya dapat dikembangkan sebagai berikut.
1. Diri sendiri
2. Bantuan guru
3. Seluruh kelas
4. Kelompok besar
5. Kelompok kecil
Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan perlu menetapkan dan meningkatkan KKM
22
23
untuk mencapai ketuntasan ideal. Dalam hal ini setiap mata pelajaran memiliki karakteristik
dan hasil analisis yang berbeda, sehingga nilai KKM yang ditetapkan dalam setiap mata
pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang berbeda, sehingga nilai KKM yang
ditetapkan dalam setiap mata pelajaran akan berbeda dan bervariasi. Demikian halnya KKM
setiap sekolah sangat bervariasi, meskipun dalam mata pelajaran yang sama. Dengan
demikian, setiap sekolah dan guru tidak bisa meniru KKM dari sekolah lain.
Jika penetapan KKM dilakukan secara tepat, maka hasil penilaian ketuntasan belajar
pada umumya memposisikan peserta didik pada kurva normal, sehingga sebagian besar
peserta didik berada atau mendekati garis rata-rata, serta sebagian kecil berada di bwah
rata-rata dan di tas rata-rata. Baik bagi kelompok peserta didik di atas maupun dibawah
rata-rata perlu dilakukan layanan khusus. Layanan bagi peserta didik di bawah normal disebut
program perbaikan, dan bagi peserta didik di atas rata-rata disebut pengayaan.
23
24
BAB III
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
24
25
lahirnya peserta didik yang berkarakter. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran
pihak sekolah senantiasa menunbuhkan kembangkan pendidikan karakter di lingkungan
SMAN 23 Bandung.
Pendidikan karakter yang dilakukan antara lain adalah menanamkan jiwa nasionalisme
dengan menyanyinkan lagu Indonesia Raya setiap harinya. Selain itu pendidikan karakter
yang dilakukan ditujukan bagaimana menanamkan nilai-nilai religius pada diri peserta didik.
Terkait hal tersebut pihak sekolah melakukan pendidikan dan pengembangan karakter pada
peserta didik melalui berbagai cara, antara lain dengan:
1) Kegiatan membaca tadarus Al-Quran bagi siswa beragama islam yang dilakukan
sebelum jam pelajaran dimulai;
2) Melakukan kegiatan sholat berjamaah di masjid baik sholat pardu maupun sholat sunah
seperti sholat dhuha disertai dengan kajian singkat tentang aqidah dan akhlak; dan
3) Melakukan kerjasama dan gotong royong dalam membangun tempat ibadah (masjid).
Perlu di apresiasi bahwa masjid yang saat ini sedang tahap penyelesaian merupakan
hasil donasi yang dilakukan peserta didik setiap harinya.
Untuk memperkuat pendidikan karakter, pihak sekolah melakukan berbagai cara salah
satunya adalah budaya literasi. Hal yang dilakukan dalam menanamkan budaya literasi pada
peserta didik dilakukan dengan cara, diantaranya:
1) Para siswa diwajibkan untuk mendonasikan sebuah buku setiap tahun ajaran baru.
Adapun buku yang dikumpulkan lebih ditekankan buku yang bersifat umum dan relevan
dengan perkembangan zaman serta kebutuhan peserta didik seperti buku cerita,
biography, dan sebagainya (bukan buku mata pelajaran);
2) Para siswa wajib untuk membaca buku yang telah dikumpulkan, dimana kegiatan
membaca tersebut dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan (jadi setelah
kegiatan tadarus Al-Quran selama kurang lebih 15 menit dilanjutkan dengan kegiatan
membaca buku yang waktunya juga kurang lebih 15 menit); dan
3) Bagi siswa yang telah menyelesaikan buku bacaan tersebut di wajibkan untuk bertukar
dengan buku bacaan peserta didik lainnya, sehingga memperkaya bahan bacaan peserta
didik.
3.3. Hasil Olah Data Observasi Implementasi Kurikulum 2013 Di SMAN 23 Bandung
Dalam melakukan observasi penyusun mengambil responden yang terdiri dari lima orang guru
25
26
untuk melakukan pengisian instrumen. Guru-guru tersebut adalah guru mata pelajaran yang memahami
implementasi kurikulum yang ada di sekolah dengan seksama. Hal tersebut juga sesuai dengan arahan
dan rekomendasi dari Wakasek Bidang Kurikulum. Minimnya jumlah guru yang di ambil dalam
observasi ini dikarenakan kesibukan guru dalam melakukan aktivitas rutin persekolahan, diantaranya
terkait Ujian Nasional Berbasis Komputer, dan lain sebagainya. Dengan minimnya jumlah responden
yang ada, diharapkan tidak mengurangi gambaran kondisi ril terkait implementasi kurikulum 2013 di
SMAN 23 Bandung.
Dalam penyampaian hasil olah data penyusun menyajikan terkait pembelajaran yang merupakan
inti dari implementasi kurikulum yang dalam garis besarnya terdapat tiga fungsi manajerial, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Berikut kami sajikan data hasil olahan observasi sebagai
berikut:
26
27
Jawaban
No. Pernyataan Tidak Jumlah
Jaran Serin
Perna Selalu
g g
h
A. Perencanaan Pembelajaran
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
Jawaban
No. Pernyataan Tidak Jumlah
Jaran Serin
Perna Selalu
g g
h
A. Perencanaan Pembelajaran 5 4 7 59 75
B. Pelaksanaan Pembelajaran 7 11 37 20 75
C. Penilaian Pembelajaran 9 3 16 22 50
Jawaban
No. Pernyataan Tidak Jumlah
Jaran Serin
Perna Selalu
g g
h
A. Perencanaan Pembelajaran 7% 5% 9% 79% 100%
Observasi dilakukan dengan pengisian instrumen oleh guru yang telah kami siapkan. Wawancara
terhadap beberapa guru dan Wakasek Bidang Kurikulum juga kami lakukan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih komprehensif terkait implementasi kurikulum di SMAN 23 Bandung
33
34
34
35
Hasil pengolahan data dari instrumen observasi diperoleh gambaran-gambaran kondisi terkait
penilaian pembelajaran yang terdapat di SMAN 23 Bandung. Secara garis besar guru sangat
memahami bagaimana mekanisme dan metode di dalam melakukan penilaian. Penilaian menggunakan
beragam alat penilaian untuk mengukur ketercapaian indikator dan atau kompetensi dasar. Penilaian
yang dilakukan oleh guru dalam rangka mendapatkan hasil pembelajaran yang terpadu meliputi:
penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Di dalam melakukan penilaian pembelajaran para guru di SMAN 23 Bandung senantiasa
mengikuti tata aturan yang terbaru sesuai dengan peraturan perundang-undangan/ Permendikbud,
sehingga menghasilkan evaluasi yang dapat menggambarkan perkembangan hasil seleksi siswa/peserta
didik.
Penilaian yang dilakukan juga memperkenalkan siswa dengan soal-soal HOTS (Higher Other
Thingking Skills). Penilaian dan evaluasi sesuai dengan teknik dan metode yang disepakati dan
menggambarkan kemampuan afektif, psikomotorik dan kognitif peserta didik dengan memanfaatkan
teknologi IT dalam aplikasinya. Penggunaan aplikasi komputer/ smartphone berbasis android dalam
ujian sekolah atau ulangan harian juga kerap dilakukan dalam rangka mengikuti perkembangna IPTEK
dalam dunia pendidikan. Penilaian yang dilakukan oleh guru meliputi:
1) Penilaian proses dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung melalui pengamatan dan
komunikasi selama proses belajar berlangsung untuk mendapatkan informasi tentang sikap,
35
36
36
37
inqury.
3.8. Solusi Untuk Mengatasi Kendala Yang Dihadapi Dalam Implementasi Kurikulum
2013 Di SMAN 23 Bandung
Terkait kendala di atas beberapa langkah solutif di ambil untuk mengatasi permasalahan tersebut,
diantaranya adalah:
1) Seluruh guru setiap awal tahun pelajaran mendapatkan pelatihan/ workshop/ bimbingan teknis
tentang dinamika dan implementasi kurikulum 2013, sehingga kompetensi yang dimiliki oleh
seorang guru senantiasa terasah dan terupdate sesuai dengan perkembangan terbaru;
2) Sosialisasi implementasi kurikulum juga dilakukan pada seluruh warga sekolah dan orang tua
siswa. Sehingga terciptanya koordinasi dan kolaborasi yang baik demi tercapainya implementasi
kurikulum;
3) Melakukan kegiatan penyusunan bahan ajar meliputi: menganalisis silabus, menganalisis
SK-KD, pembuatan RPP dan sistem penilaian baik dalam bentuk workshop; maupun melalui
MGMP sekolah serta MGMP Kota Bandung;
4) Senantiasa berkoordinasi dengan pihak terkait baik LPMP dan Dinas Pendidikan dalam
pendampingan implementasi kurikulum 2013; dan
5) Melakukan pemanfaatan media pembelajaran yang telah dimiliki secara maksimal, serta
mengajukan permohonan bantuan terhadap pihak-pihak terkait.
37
38
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
38
39
ujung tombak dalam proses pembelajaran. Kurikulum yang sempurna tanpa didukung oleh
kemampuan guru akan membuat kurikulum tersebut tidak memiliki makna. Oleh karena itu, guru
memiliki peran yang sangat penting dalam proses implementasi Kurikulum 2013 di satuan pendidikan.
39
40
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. 2013. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Gunawan, Ary H. 1995. Kebijakan Kebijakan Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 1990. Pengembangan Kurikulum : Dasar Dasar dan Perkembangannya. Bandung
: Mandar Maju.
HR, Syaukani. 2002. Titik Temu Dalam Dunia Pendidikan : Tanggung Jawab Pemerintah, Pendidik,
Masyarakat & Keluarga Dalam Membangun Bangsa. Jakarta : Nuansa Madani.
Oliva, Peter F. & Gordon, William. 2013. Developing The Curriculum Eighth Edition. United States of
America : Pearson Education
Roubiczek, Paul. (1996). Existentialism For and Against, Cambridge University Press.
Rukmana, Nana. 2007. Etika Kepemimpinan : Perspektif Agama dan Moral. Bandung : Alfabeta.
Sudjana, Nana. 2002. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
Syam, Muhammad Noor. (1986). Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan
Pancasila.Surabaya: Usaha Nasional.
Tilaar, H.A.R. 2003. Manajemen Pendidikan Nasional : Kajian Pendidikan Masa Depan. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Tilaar, H.A.R. dan Nugroho. Riant. 2009. Kebijakan Pendidikan : Pengantar Untuk Memahami
Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan Publik. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Zais, Robert S. 1976. Curriculum : Principles and Foundations. New York : Thomas Y. Crowel
Company.
40
41
41
42
42
43
LAMPIRAN - LAMPIRAN
INSTRUMEN OBSERVASI & PEDOMAN WAWANCARA
43