Logo
Disusun Oleh:
Ayi Yeyen
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah
Merancang Pembelajaran bahasa melalui karya sastra. Makalah ini disusun sebagai salah satu
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam
telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan laporan
ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan
Tim Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata sebuah
imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan
kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk
mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada
umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan
sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan
eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).
Pendidikan sastra dan bahasa Indonesia mempunyai peranan yang penting didalam dunia
pendidikan. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Apresiasi sastra akan berjalan lancar jika berbahas
seorang anak sudak baik. Dalam apresiasi sastra manfaat yang sangat dirasakan adalah
adanya pengembangan jiwa, dimana kita dapat mengeksplore seluruh potensi yang ada dalam
diri kita terutama hal yang ada dalam apresiasi sastra yaitu seperti puisi, prosa, dan drama.
Apresiasi sastra akan muncul jika pembelajaran berjalan menyenangkan, adanya stimulus
dan respon memberikan dampak yang positif pada perkembangan apresiasi. Oleh karena
itulah peran guru dalam hal ini sangat diperlukan agar dapat merangsang anak untuk dapat
berapresiasi sastra dengan baik.
B. Rumusan masalah
1. Model pembelajaran seperti apa yang sesuai bagi anak kelas redah dan tinggi?
2. Mengapa pembelajaran sastra dianggap penting ?
3. Adakah kaitannya pembelajaran bahasa dan sastra dengan bidang studi lain ?
C. Tujuan
1. Mengetahui model pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai pada anak kelas
rendah dan tinggi.
2. Mamahami pentingnya pembelajaran sastra pada siswa.
3. Keterkaitan pembelajaran sastra dengan bidang studi lain
3
BAB II
PEMBAHASAN
Bagaimana caranya agar bahan belajar prosa yang disajikan dapat dikembangkan untuk
berbagai kepentingan pembelajaran? Pertama, kita harus terlebih dahulu mengalami proses
pemilihan. Pemilihan bahan pengajaran merupakan salah satu langkah penting dalam
merancang pembelajaran. Selai pemilihan bahan, hal yang perlu dipertimbangkan sewaktu
merancang pembelajaran adalah tujuan, strategi, dan sumber belajar. Di bawah ini akan
dideskripsikan satu persatu tentang tujuan, strategi, dan sumber belajar.
4
1. Tujuan
Pada waktu merencang pembelajaran kita perlu menentuan tujuan yang akan dicapai.
Tujuan ini tentu yang sesuai dengan program pengajaran yang telah digariskan dalam GBPP.
Oleh karena itu, kita perlu memeriksa program pengajaran yang sesuai dengan kelas dan
caturwulanya. Pada saat menentukan tujuan yang akan dicapai kita perlu mengingat kondisi
siswa kita. Sudah memungkinkan atau belum tujuan tersebut dicapai pada saat itu.
2. Bahan
Setelah tujuan ditentukan, kita perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Bahan ini
dapat kita ambil dari buku paket ( jika ada ), dapat pula kita ambil dari sumber lain ( buku
cerita, majalah, atau koran ). Namun dari mana pun kita mengambil bahan tersebut, kita perlu
mengadakan evaluasi terhadap kriteria apa yang dapat digunakan dalam mengevaluasi bahan
prosa. Pertama harus sesuai dengan tujuan yang telah kita tetapkan. Kemudian harus sesuai
dengan yang dibutuhkan anak. Dan terakhir sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Sesuai dengan tujuan, berarti sewaktu memilih bahan kita perlu mengingat untuk
tujuan apa bahan tersebut disediakan. Bahan ini seharusnya memiliki day dukung yang
kuat untuk mencapai ujuan yang ditetapkan.
Bahan prosa yang digunakan dalam pembelajaran bahasa perlu memiliki kesesuaian
dengan kebutuhan anak. Hal ini dimaksut agar proses tersebut dapat memberi manfaat
yang lebih banyak bagi anak-anak. Sehubungan dengan itu Huck (1989: 6-10) di dalam
bukunya bahwa sastra untuk anak-anak harus memiliki nilai-nilai. Nilai tersebut mencakup
nilai-nilai yang bersifat personal, dan nilai-nilai yanng bersifat pendidikan. Mengandung
nilai personal berarti, sastra yang kita pilih brisi hal-hal tyang dapat :
1) Memberikan kenikmatan
3) Mengembangkan imajinasi
1) Mengembangkan bahasa
Bahan yang kita pilih perlu sesuai dengan dengan tingkat perkembngan anak. Hal ini
dimaksudkan agar bahan tersebut mampu memberikan nilai-nilai yang dibutuhkan anak-
anak tanpa terasa membebaninya. Bahan belajar yang sesuai untuk anak ini dinyatakan
oleh Norton (1989) di dalam bukunya yang berjudul trought the Eyes of the Child an
Introduction To Childern’s Literatur sebagai mampu meningkatkan perkembangan anak
ketingkat yang lebih tinggi. Norton membagi fase perkembangan anak usia sekolah
sebagai berikut :
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, untuk mengembangkan bahsa anak usia sekolah
dasar tingkat rendah perlu diupayakan :
7
memahami hubungan diantaranya.
Dalam tabel di atas ada hal yang sangat menarik, yaitu bahwa mereka senang
menunjukkan kemampun, dalam bidang membaca maupun menulis. Hal ini dapat kita
manfaatkan untuk meningkatkan keterampilan anak-anak dibidang membaca dan menulis.
Pada fase ini menuntut kita sangat berhati-hati dalam memilih proses yang akan
dijadikan bahan belajar. Jika kurang hati-hati, malah bisa meningkatkan ketegangan dan
kebebasan yang kurang baik.
8
memecahkan masalah yang serupa.
6. Mereka ingin tahu tentang perbedaan Beri mereka buku yang dapat
antara laki-laki dan perempuan membantu menjawab pertanyaanya.
Dalam tabel-tabel ini dapat kita lihat, bahwa anak-anak mempunyai potensi alamiah dalam
hal belajar bahasa, kemampuan kognitif, kepribadian, dan bersosialisasi. Potensi-potensi
tersebut akan berkembang lebih optimal dengan acar memberikan bahan belajar yang sesuai
untuk mereka. Dengan demikian, tujuan yang telah kita tetapkan tercapai dengan baik, dan
kebutuhan anak terpenuhi.
3. Strategi
Di dalam contoh di atas kita dapat melihat beberapa kegiatan pembelajaran, seperti:
mendengarkan cerita, tanya jawab, menirukan, dan melanjutkan cerita. Kita dapat membuat
berbagai variasi strategi pembelajaran dari strategi-strategi yang sudah kita ketahui.
4. Sumber Belajar
9
Pembelajaran bahasa melaui prosa dapat menggunakan berbagai sumber belajar.
Persiapkan semuanya dengan sebaik-baiknya, sehingga proses pembelajaran yang kita sajikan
menarik dan efektif. Seperti apa yang dikatan Davis ( 1981:78 ) di dalam bukunya yang
berjudul instructional Techniqui bahwa guru yang efektif itu mempersiapkan pembelajaran
dengan sebaik-baiknya sebelum proses pembelajaran berlangsung. Namun persiapan itu
jangan sampai terlalu banyak dan kaku, karena jika demikian kita akan kehilangan
spontanitas sewaktu mengajar.
a. Sajak yang mengandung kata-kata, ungkapan, atau pernyataan yang berlebihan atau
bombastis;
b. Menampilkan masalah atau tema yang terlalu kecil, jika dibandingkan dengan alat
ekspresinya yang kuat;
c. Mengandung kelemahan penalaran;
d. Mengandung sisipan objek sehingga penonjolan objek utama dan keutuhan sajak
terganggu;
e. Mengandung lebih dari satu sudut panjang;
f. Pemakaian suatu gaya pengucapan atau gaya bahasa yang kurang tepat;
g. Mengandung kelemahan rima;
10
h. Bersifat prosais;
i. Bersifat mengekor.
2. Pembelajaran Puisi
Puisi yang wujudnya sudah digambarkan di atas, dapat dijadikan bahan pembelajaran
yang bervariasi, umpamanya:
Jalannya permainan
1) Guru menjelaskan peraturan permainan.
2) Permainan dibagi menjadi tiga regu (A, B, C).
3) Guru menuliskan tiga buah kata di papan tulis.
4) Setiap anggota dari ketiga regu, satu persatu secara bergantian maju ke depan
untuk menuliskan kata-kata yang bersajak dengan kata yang ditulis oleh guru di
papan tulis.
5) Permainan diakhiri setelah batas waktu yang disediakan habis atau setelah para
pemain tidak dapat menambahkan kata-kata bersajak tersebut.
6) Regu yang dapat mengumpulkan kata paling banyak dinyatakan sebagai
pemenangnya.
b. Bahan pembelajaran puisi
Seperti halnya pembelajaran melalui prosa, pembelajaran melalui puisi pun
memerlukan bahan terpilih agar tujuan tercapai, juga dapat memenuhi kebutuhan anak-anak
dan proses pembelajaran berlangsung menyenangkan.
11
Sumardi, dkk (1985: 20 - 23), memberikan rambu-rambu yang harus dipertimbangkan
sewaktu memilih bahan pembelajaran puisi. Berikut adalah rambu-rambu yang harus
dipertimbangkan sewaktu memilih bahan pembelajaran puisi sebagai berikut:
1) Puisi untuk anak-anak adalah puisi yang berisi kegembiraan dan rima.
2) Puisi untuk anak-anak seharusnya mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan
semangat bermain bahasa.
3) Puisi untuk anak seharusnya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kesegaran
kata-kata yang digunakan di dalam ragam novel, untuk memperluas imajinasi
mereka, dan melihat atau mendengar kata-kata dalam cara baru.
4) Puisi untuk anak seharusnya menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan
tindakan yang dilakukan.
5) Puisi untuk anak bukan yang ditulis dengan dugaan rendah kepada anak-anak.
6) Puisi yang sangat efektif disajikan dengan suatu ketidaksempurnaan informasi yang
seksama. Jadi ada ruang bagi anak untuk menafsirkan, dan memungut sesuatu dari
puisi sendiri.
7) Tema harus menyenangkan anak-anak, mengatakan sesuatu pada anak-anak,
menggelitik egonya, mengingatkan kebahagiaan, menyentuh kejenakaannya, atau
membangkitkan semangat menggali.
8) Puisi seharusnya cukup baik dibaca ulang.
Menilai puisi dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan sehubungan
dengan puisi, menurut Huck ada sebelas pertanyaan untuk menilai puisi yaitu sebagai berikut:
12
e. Bagaimana kualitas imajinasi di dalam puisi? Apakah membuat anak-anak melihat
sesuatu dalam suatu cara yang baru dan segar, ataukah dengan menggunakan cara
yang sudah usang atau klise?
f. Apakah figura bahasa penting untuk kehidupan anak-anak? Apakah simile dan
metafora membuat anak-anak memahami dan mengapresiasi?
g. Bagaimana nada dalam puisi? Apakah mencerminkan masa kanak-kanak? Apakah
mendidik, mengkhotbahi, ataukah menyajikan kenangan masa kanak-kanak dengan
sentimentil?
h. Apakah puisi penting untuk anak-anak? Apakah mereka menyukainya?
i. Bagaimana penyair menyajikan keintenan emosi dalam puisi? Apakah setiap kata
berfungsi meningkatkan perangsangan perasaan?
j. Bagaimanakah tipografi puisi? Apakah penempatan kata berkontribusi terhadap
puisi?
k. Apakah tujuan puisi? Untuk bersenang-senang, melukiskan sesuatu dengan cara
yang segar, kritik sosial, atau membuat kesejajaran dengan hidup? Seberapa bagus
penyair mencapai tujuan tersebut?
B. Drama
1. Pengertian
Hamzah (1985 : 145) menyatakan bahwa kegiatan drama bagi anak-anak harus merupakan
langkah rekreasi, senilai dengan kegiatan bermain kelereng, layang-layang, sekolah-
sekolahan, rumah-rumahan, bermain boneka.
Jadi, drama itu tidak seperti yang dipentaskan orang dewasa. Drama bagi mereka masih
merupakan sarana untuk menarik minat, melatih atau meletakkan dasar-dasar drama. Dengan
demikian, pembelajaran drama masih merupakan permainan.
a. Pantomim
13
Sehubungan dengan pengertian pantomim, Hamzah (1985 : 51 - 52) mengutip beberapa
pendapat seperti ini:
1) Pantomim ialah seni menyatakan bermacam ide tanpa media kata. Dan ini
merupakan tahapan teknik paling awal dalam kaitannya dengan latihan-latihan
drama (ommaney).
2) Pantomim adalah suatu pertunjukkan yang para pemainnya mengekspresikan
dirinya melalui isyarat (American College Dictionary).
3) Pantomim ialah suatu cerita, suatu tema yang diceritakan atau dikembangkan
melalui gerak tubuh dan wajah ekspresif (Groler Academic Encyclopedia)
Disekolah dasar kelas rendah, pantomim dapat dilakukan, misalnya sebagai berikut:
d. Bermain boneka
Bermain boneka bukan permainan yang asing bagi anak-anak. Hanya wujud bonekanya
saja, mungkin yang berbeda. Bisa boneka dari kayu, batang daun singkong, kain dan kapas,
14
plastik, karet, dan sebagainya. Di dalam pembelajaran, dapat digunakan boneka macam
manapun yang dapat dengan mudah ditemukan. Cara permainannya sebagai berikut:
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya pembelajaran sastra anak akan merasa lebih merasakan keingintahuan
hidup, siswa diaajak untuk memiliki kreatifitas tidak hanya dalam membuat memahami
bagian dari sastra saja seperti memahami puisi sederhana, isi dari cerita atau cerpen,
mengetahui watak dari tokoh dalam cerpen, melainkan mereka dapat bereksplorasi sesuai
keinginan mereka seperti membuat puisi, membuat pantun, membuat cerita singkat tentang
keseharian mereka. Hingga akhirnya anak memiliki talenta atau bakat dalam membuat karya
sastra.
B. Saran
Apabila guru telah merancang model pembelajaran seperti apa yang akan di lakukan,
langkah-langkah apa seperti apa yang harus dilakukan serta perencanaan yang matang maka
kemungkinan besar proses kegiatan belajar akan berlangsung dengan baik. Demikian halnya
dengan pembelajaran sastra Indonesia, dengan harapan dapat bermakna bagi siswa.
16