Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata


sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan
hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang
mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh
sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang
melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya
dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam
Sarjidu, 2004: 2).
Pendidikan sastra dan bahasa Indonesia mempunyai peranan yang penting
didalam dunia pendidikan. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam kehidupan
sehari-hari kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Apresiasi sastra akan berjalan lancar jika berbahas seorang anak sudak baik.
Dalam apresiasi sastra manfaat yang sangat dirasakan adalah adanya
pengembangan jiwa, dimana kita dapat mengeksplore seluruh potensi yang ada
dalam diri kita terutama hal yang ada dalam apresiasi sastra yaitu seperti puisi,
prosa, dan drama.
Apresiasi sastra akan muncul jika pembelajaran berjalan menyenangkan,
adanya stimulus dan respon memberikan dampak yang positif pada perkembangan
apresiasi. Oleh karena itulah peran guru dalam hal ini sangat diperlukan agar
dapat merangsang anak untuk dapat berapresiasi sastra dengan baik.
B. Rumusan masalah
1. Model pembelajaran seperti apa yang sesuai bagi anak kelas redah ?
2. Mengapa pembelajaran sastra dianggap penting ?
3. Adakah kaitannya pembelajaran bahasa dan sastra dengan bidang studi
lain ?

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 1


C. Tujuan
1. Mengetahui model pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai pada anak
kelas rendah.
2. Mamahami pentingnya pembelajaran sastra pada siswa.
3. Keterkaitan pembelajaran sastra dengan bidang studi lain

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 2


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Karya sastra


Hal yang dihasilkan oleh manusia dikenal sebagai karya. Dalam konteks
lain, mungkin manusia dapat menghasilkan produk intelektual (seperti sebuah
lagu atau puisi) atau objek material (rumah atau kerajinan).
Sastra adalah sesuatu yang mengacu pada milik atau berkaitan dengan sastra
(himpunan pengetahuan dengan menulis dan membaca dengan baik, atau seni
puisi, retorika dan tata bahasa).
Sebuah karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan
komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan esterika. Karya-karya ini sering
menceritakan sebuah kisah, baik dalam atau ketiga orang pertama, dengan plot
dan melalui penggunaan berbagai perangkat sastra yang terkait dengan waktu
mereka.
Menurut bentuk atau subjek, karya sastra mungkin memiliki jenis yang
berbeda seperti narasi (sebuah karya prosa, seperti novel, atau cerita pendek),
puisi (komposisi dalam ayat yang mengekspresikan perasaan penulis), drama,
epic (ayat-ayat yang menceritakan perbuatan pahlawan atau dewa-dewa) atau
mengajar (yang berusaha untuk mengarahkan pembaca atau pendengar).
Karya sastra juga dapat berupa tulisan (buku atau media cetak lain
bermain cerita tanpa perubahan) atau lisan (diwariskan dari generasi ke generasi
dan sering berubahdari waktu ke waktu, seperti legenda atau cerita rakyat). Karya-
karya juga dapat taktil, ketika disesuaikan dengan kebutuhan orang-orang melalui
Braille.

B. Pembelajaran Bahasa Melalui Prosa

Bagaimana caranya agar bahan belajar prosa yang disajikan dapat


dikembangkan untuk berbagai kepentingan pembelajaran? Pertama, kita harus
terlebih dahulu mengalami proses pemilihan. Pemilihan bahan pengajaran
merupakan salah satu langkah penting dalam merancang pembelajaran. Selai
pemilihan bahan, hal yang perlu dipertimbangkan sewaktu merancang

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 3


pembelajaran adalah tujuan, strategi, dan sumber belajar. Di bawah ini akan
dideskripsikan satu persatu tentang tujuan, strategi, dan sumber belajar.

1. Tujuan

Pada waktu merencang pembelajaran kita perlu menentuan tujuan yang akan
dicapai. Tujuan ini tentu yang sesuai dengan program pengajaran yang telah
digariskan dalam GBPP. Oleh karena itu, kita perlu memeriksa program
pengajaran yang sesuai dengan kelas dan caturwulanya. Pada saat menentukan
tujuan yang akan dicapai kita perlu mengingat kondisi siswa kita. Sudah
memungkinkan atau belum tujuan tersebut dicapai pada saat itu.

2. Bahan

Setelah tujuan ditentukan, kita perlu menyiapkan bahan-bahan yang


diperlukan. Bahan ini dapat kita ambil dari buku paket ( jika ada ), dapat pula kita
ambil dari sumber lain ( buku cerita, majalah, atau koran ). Namun dari mana pun
kita mengambil bahan tersebut, kita perlu mengadakan evaluasi terhadap kriteria
apa yang dapat digunakan dalam mengevaluasi bahan prosa. Pertama harus sesuai
dengan tujuan yang telah kita tetapkan. Kemudian harus sesuai dengan yang
dibutuhkan anak. Dan terakhir sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

a. Sesuai dengan tujuan

Sesuai dengan tujuan, berarti sewaktu memilih bahan kita perlu mengingat
untuk tujuan apa bahan tersebut disediakan. Bahan ini seharusnya memiliki day
dukung yang kuat untuk mencapai ujuan yang ditetapkan.

b. Sesuai dengan kebutuhan anak

Bahan prosa yang digunakan dalam pembelajaran bahasa perlu memiliki


kesesuaian dengan kebutuhan anak. Hal ini dimaksut agar proses tersebut dapat
memberi manfaat yang lebih banyak bagi anak-anak. Sehubungan dengan itu
Huck ( 1989:6-10) di dalam bukunya bahwa sastra untuk anak-anak harus
memiliki nilai-nilai. Nilai tersebut mencakup nilai-nilai yang bersifat personal,

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 4


dan nilai-nilai yanng bersifat pendidikan. Mengandung nilai personal berarti,
sastra yang kita pilih brisi hal-hal tyang dapat :

1) Memberikan kenikmatan

2) Memperkuat cara berpokir

3) Mengembangkan imajinasi

4) Memberikan pengalaman mengalami

5) Mengembangkan kemampuan berprilaku

6) Menyajikan pengalaman yang menyeluruh

Mengandung nilai-nilai pendidikan, berarti bahwa sstra anak-anak


selayaknya mengandung hal-hal yang dapat :

1) Mengembangkan bahasa

2) Membantu belajar Bahasa

3) Membantu belajar menulis.

c. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak

Bahan yang kita pilih perlu sesuai dengan dengan tingkat perkembngan
anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan tersebut mampu memberikan nilai-nilai
yang dibutuhkan anak-anak tanpa terasa membebaninya. Bahan belajar yang
sesuai untuk anak ini dinyatakan oleh Norton ( 1989 ) di dalam bukunya yang
berjudul trought the Eyes of the Child an Introduction To Childern’s Literatur
sebagai mampu meningkatkan perkembangan anak ketingkat yang lebih tinggi.
Norton membagi fase perkembangan anak usia sekolah sebagai berikut :

1) Sekolah Dasar kelas rendah : usia 6-8 tahun

2) Sekolah Dasar kelas seang : usia 8-10 tahun

3) Sekolah dasar kelas tinggi : usia 10-12 tahun

Setiap fase memiliki karakteristik tersendiri, dan Nortom memberikan


gambaran tentang implikasi setiap karakteristik tersebut. Namun demikian,

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 5


karakteristik demikian, dari karakteristik ini implikasi yang ia gambarkan, kita
dapat memilih atau menyediakan buku cerita yang sesuai bagi anak-anak.

Perkembangan Bahasa

No. KARAKTERISTIK IMPLIKASI

1. Perkembangan bahasa berjalan Menyediakan waktu setiap hari


dengan menambahkan beberapa untuk membaca dan memberi
kata baru terhadap kosa kata meraka kesempatan untuk berinteraksi
lisan

2. Sebagian besar anak menggunakan Membaca cerita yang menyajikan


kalimat kompleks dengan klause model-model yang
ajektif dan klause kondisional yang mengembangkan struktur bahasa
dimulai dengan bila. anak-anak.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, untuk mengembangkan bahsa anak
usia sekolah dasar tingkat rendah perlu diupayakan :

1) Waktu untuk membaca

2) Memberi kesempatan kepada anak untuk berinteraksi lisan

3) Memberikan cerita yang menyajikan model-model struktur bahasa.

Perkembangan Kognitif

No. KARAKTERISTIK IMPLIKASI

1. Anak belajar membaca: mereka Menyediakan buku-buku yang


senang membaca buku-buku yang mudah dibaca dapat
mudah dan menunjukkan mengembangkan keterampilan
kemampuan barunya. membaca anak-anak

2. Mereka belajar menulis dan Memberi kesempata kepada


menyenangi cerita kreasi mereka anak-anak untuk menulis,

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 6


sendiri menghias, dan memperhatikan
buku gambar mereka.

3. Jangkauan perhatian bertambah dan Mereka senang mendengarkan


anak-anak menyenangi cerita yang cerita panjang. Mereka mulai
lebih panjang daripada ketika mereka menyukai cerita panjang bila
berusia lima tahun setiap babnya dilengkapi dengan
waktu cerita

4. Anak-anak di bawah tujuh tahun Menyediakan pengalaman


masih berpandangan dekat dan dengan membei kesempatan
belajar terus tentang stuasi nyata. untuk melihat, berdiskusi, dn
membuktikan informasi

5. Suatu waktu umur mereka tepat pada Anak-anak dapat dikembangkan


tingkat yang disebut plaget sebagai ke arah susunan baru berupa
oprasional kngkret. aturan pengelompokan. Mereka
tidak dapat melihat seluruh objek
namun dapat memahami
hubungan diantaranya.

Dalam tabel di atas ada hal yang sangat menarik, yaitu bahwa mereka
senang menunjukkan kemampun, dalam bidang membaca maupun menulis. Hal
ini dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan keterampilan anak-anak dibidang
membaca dan menulis.

Perkembangan Pribadi

No. KARAKTERITIK IMPLIKASI

1. Usia enam tahun tidak memiliki Bantu anak-anak menemukan


keseimbangan emosi seperti usia lima jalan yang layak untuk
tahun. Mereka lebih tegang, bisa jadi mengatasi ketegangan mereka.
Baca cerita untuk melukiskan

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 7


menyerang guru atau orang tua bagaimana anak lain mengatasi
keteganganya.

2. Anak-anak meminta kebebasan tetapi Menyediakan kesempatan bagi


juga memerlukan ketenangan dan mereka untuk menunjukkan
keamanan dari orang tua kebebasan, beri mereka
kesempatan untuk memilih buku
dan kegiatan yang tersedia

Pada fase ini menuntut kita sangat berhati-hati dalam memilih proses yang
akan dijadikan bahan belajar. Jika kurang hati-hati, malah bisa meningkatkan
ketegangan dan kebebasan yang kurang baik.

Perkembangan Sosial

No. KARAKTERISTIK IMPLIKASI

1. Anak-anak akan menentang orang Besarkan hati mereka agar


tua ketika berada di bawah tekanan kesensitifannya tersalur ke dalam
kegiatan yang lebih bermanfaat

2. Mereka igin bermain denagn anak- Besarkan anak dengan memberi


anak lain seringkali, tetapi menuntut kesempatan untuk berperan
dalam memecahkan masalah
yang serupa.

3. Anak-anak merespon terhadap Izinkan mereka untuk bekerja dan


bantuan atau pujian guru. Mereka mendapat pujian. Pujilah cara
mencoba menyesuaikan diri dan mereka membaca dan berilah
menyenangkan hati guru buku-buku

4. Mereka menikmati tetap duduk dan Sering menyediakan waktu untuk


mendengarkan cerita dibacakan bercerita dan membaca
disekolah, di rumah, atau di

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 8


perpustakaan

5. Anak-anak memiliki pikiran yang Perkenalkan kepada mereka nilai-


teguh tentang benar dan salah nilai, kebiasaan, dan standar
tingkah laku melalui orang tua
mereka

6. Mereka ingin tahu tentang perbedaan Beri mereka buku yang dapat
antara laki-laki dan perempuan membantu menjawab
pertanyaanya.

Dalam tabel-tabel ini dapat kita lihat, bahwa anak-anak mempunyai potensi
alamiah dalam hal belajar bahasa, kemampuan kognitif, kepribadian, dan
bersosialisasi. Potensi-potensi tersebut akan berkembang lebih optimal dengan
acar memberikan bahan belajar yang sesuai untuk mereka. Dengan demikian,
tujuan yang telah kita tetapkan tercapai dengan baik, dan kebutuhan anak
terpenuhi.

3. Strategi

Memilih strategi, berarti membayangkan dan memikirkan proses pembelajaran


yang terjadi di dalam kelas. Akan dibuat bagaimana yang telah kita pilih itu?
Aktivitas apa yang akan dilakukan guru, anak-anak di dalam kelas? Itulah
pertanyaan yang perlu di jawab pada saat memilih dan menetukan strategi
pembelajaran termasuk pembelajaran bahasa.

Di dalam contoh di atas kita dapat melihat beberapa kegiatan pembelajaran,


seperti: mendengarkan cerita, tanya jawab, menirukan, dan melanjutkan cerita.
Kita dapat membuat berbagai variasi strategi pembelajaran dari strategi-strategi
yang sudah kita ketahui.

4. Sumber Belajar

Pembelajaran bahasa melaui prosa dapat menggunakan berbagai sumber


belajar. Persiapkan semuanya dengan sebaik-baiknya, sehingga proses
pembelajaran yang kita sajikan menarik dan efektif. Seperti apa yang dikatan
Davis ( 1981:78 ) di dalam bukunya yang berjudul instructional Techniqui bahwa

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 9


guru yang efektif itu mempersiapkan pembelajaran dengan sebaik-baiknya
sebelum proses pembelajaran berlangsung. Namun persiapan itu jangan sampai
terlalu banyak dan kaku, karena jika demikian kita akan kehilangan spontanitas
sewaktu mengajar.

C. Pembelajaran Bahasa melalui Puisi dan Drama


A. Puisi
1. Pengertian
Norton (1983 : 321) dan Huck (1989 : 394) sama-sama menyatakan bahwa
puisi sulit untuk didefinisikan secara tepat. Georgia di dalam Calkins (1989 :
297) menunjukkan empat karakteristik puisi, yaitu:

a. Puisi menggunakan bahasa yang padat, setiap kata penting;


b. Biasanya bahasa puisi bersifat figuratif: simile, metafora, dan imajinasi;
c. Puisi bersifat ritmis;
Unit organisasinya: larik dan bait, sedangkan prosa unit organisasinya kalimat
dan paragraf.
Menurut Robert Fros puisi itu menyenangkan anak-anak, tetapi juga membantu
mereka dalam mengembangkan pengetahuan baru dan cara baru untuk memahami
dunianya. (dalam Huck, 1989 : 394). Ciri-ciri sajak (puisi) yang lemah menurut
sumardi, dkk. (1985: 25-32)

a. Sajak yang mengandung kata-kata, ungkapan, atau pernyataan yang


berlebihan atau bombastis;
b. Menampilkan masalah atau tema yang terlalu kecil, jika dibandingkan
dengan alat ekspresinya yang kuat;
c. Mengandung kelemahan penalaran;
d. Mengandung sisipan objek sehingga penonjolan objek utama dan
keutuhan sajak terganggu;
e. Mengandung lebih dari satu sudut panjang;
f. Pemakaian suatu gaya pengucapan atau gaya bahasa yang kurang tepat;
g. Mengandung kelemahan rima;
h. Bersifat prosais;
i. Bersifat mengekor.

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 10


2. Pembelajaran Puisi
Puisi yang wujudnya sudah digambarkan di atas, dapat dijadikan bahan
pembelajaran yang bervariasi, umpamanya:

a. Membaca nyaring tunggal;


b. Membaca nyaring bersama;
c. Membaca nyaring dengan musik atau tepukan;
d. Membaca nyaring dengan nyanyi atau senandung;
e. Membaca nyaring dengan dramatisasi;
f. Bermain kata atau sajak berantai.
Itulah model pembelajaran puisi di kelas rendah. Adapun model
pembelajaran puisi yang lain yaitu sebagai berikut:

a. Bermain kata atau sajak


Berbeda dengan model-model yang lainnya, bermain kata atau sajak saat ini
tidak menggunakan puisi. Walaupun begitu pembelajaran tetap berhubungan
dengan puisi. Kepada anak-anak diperkenalkan salah satu unsur puisi, yaitu rima
atau sajak. Permainan ini bertujuan membina penguasaan kosa kata, selain tentu
saja memahami rima.

Jalannya permainan
1) Guru menjelaskan peraturan permainan.
2) Permainan dibagi menjadi tiga regu (A, B, C).
3) Guru menuliskan tiga buah kata di papan tulis.
4) Setiap anggota dari ketiga regu, satu persatu secara bergantian maju
ke depan untuk menuliskan kata-kata yang bersajak dengan kata yang
ditulis oleh guru di papan tulis.
5) Permainan diakhiri setelah batas waktu yang disediakan habis atau
setelah para pemain tidak dapat menambahkan kata-kata bersajak
tersebut.
6) Regu yang dapat mengumpulkan kata paling banyak dinyatakan
sebagai pemenangnya.
b. Bahan pembelajaran puisi
Seperti halnya pembelajaran melalui prosa, pembelajaran melalui puisi
pun memerlukan bahan terpilih agar tujuan tercapai, juga dapat memenuhi
kebutuhan anak-anak dan proses pembelajaran berlangsung menyenangkan.

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 11


Sumardi, dkk (1985 : 20 - 23), memberikan rambu-rambu yang harus
dipertimbangkan sewaktu memilih bahan pembelajaran puisi. Berikut adalah
rambu-rambu yang harus dipertimbangkan sewaktu memilih bahan pembelajaran
puisi sebagai berikut:

1) Sesuai dengan lingkungan anak didik


2) Sesuai dengan kelompok usia anak didik
3) Keragaman sajak
4) Kesesuaian sajak dengan siswa
Selain Sumardi, Norton (1983 : 323 - 324) yang menggeluti sastra untuk
anak-anak, mengemukakan kriteria pemilihan puisi untuk anak-anak, sebagai
berikut:

1) Puisi untuk anak-anak adalah puisi yang berisi kegembiraan dan rima.
2) Puisi untuk anak-anak seharusnya mengutamakan bunyi bahasa dan
membangkitkan semangat bermain bahasa.
3) Puisi untuk anak seharusnya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan
kesegaran kata-kata yang digunakan di dalam ragam novel, untuk
memperluas imajinasi mereka, dan melihat atau mendengar kata-kata
dalam cara baru.
4) Puisi untuk anak seharusnya menyajikan cerita sederhana dan
memperkenalkan tindakan yang dilakukan.
5) Puisi untuk anak bukan yang ditulis dengan dugaan rendah kepada anak-
anak.
6) Puisi yang sangat efektif disajikan dengan suatu ketidaksempurnaan
informasi yang seksama. Jadi ada ruang bagi anak untuk menafsirkan,
dan memungut sesuatu dari puisi sendiri.
7) Tema harus menyenangkan anak-anak, mengatakan sesuatu pada anak-
anak, menggelitik egonya, mengingatkan kebahagiaan, menyentuh
kejenakaannya, atau membangkitkan semangat menggali.
8) Puisi seharusnya cukup baik dibaca ulang.
Menilai puisi dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan
sehubungan dengan puisi, menurut Huck ada sebelas pertanyaan untuk menilai
puisi yaitu sebagai berikut:

a. Bagaimana irama puisi memperkuat dan menciptakan arti dalam puisi?

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 12


b. Bagaimana rima puisi, apakah bunyi terasa alamiah?
c. Bagaimana bunyi dalam puisi berkontribusi terhadap arti? Apakah
menggunakan aliterasi, onomatopia (bentuk kata yang menirukan suara),
atau repetisi?
d. Apakah puisi menyajikan imajinasi sensorik tentang penglihatan,
perabaan, penciuman, atau perasaan? Apakah ini memberi kenikmatan
kepada anak-anak, terutama perasaan mereka?
e. Bagaimana kualitas imajinasi di dalam puisi? Apakah membuat anak-
anak melihat sesuatu dalam suatu cara yang baru dan segar, ataukah
dengan menggunakan cara yang sudah usang atau klise?
f. Apakah figura bahasa penting untuk kehidupan anak-anak? Apakah
simile dan metafora membuat anak-anak memahami dan mengapresiasi?
g. Bagaimana nada dalam puisi? Apakah mencerminkan masa kanak-
kanak? Apakah mendidik, mengkhotbahi, ataukah menyajikan kenangan
masa kanak-kanak dengan sentimentil?
h. Apakah puisi penting untuk anak-anak? Apakah mereka menyukainya?
i. Bagaimana penyair menyajikan keintenan emosi dalam puisi? Apakah
setiap kata berfungsi meningkatkan perangsangan perasaan?
j. Bagaimanakah tipografi puisi? Apakah penempatan kata berkontribusi
terhadap puisi?
k. Apakah tujuan puisi? Untuk bersenang-senang, melukiskan sesuatu
dengan cara yang segar, kritik sosial, atau membuat kesejajaran dengan
hidup? Seberapa bagus penyair mencapai tujuan tersebut?
A. Drama
1. Pengertian
Hamzah (1985 : 145) menyatakan bahwa kegiatan drama bagi anak-anak harus
merupakan langkah rekreasi, senilai dengan kegiatan bermain kelereng, layang-
layang, sekolah-sekolahan, rumah-rumahan, bermain boneka.

Jadi, drama itu tidak seperti yang dipentaskan orang dewasa. Drama bagi
mereka masih merupakan sarana untuk menarik minat, melatih atau meletakkan
dasar-dasar drama. Dengan demikian, pembelajaran drama masih merupakan
permainan.

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 13


2. Pembelajaran melalui Drama
Harymawan (1993) menyatakan bahwa seni teater memperoleh dasar idenya
atas kehendak manusia yang berwujud permainan dan peniruan. Ini berarti bahwa
dengan suka meniru, anak-anak sudah memiliki naluri bermain drama.
Pembelajaran drama yang mencerminkan permainan antara lain dapat dilakukan
dengan:

a. Pantomim
Sehubungan dengan pengertian pantomim, Hamzah (1985 : 51 - 52)
mengutip beberapa pendapat seperti ini:

1) Pantomim ialah seni menyatakan bermacam ide tanpa media kata. Dan
ini merupakan tahapan teknik paling awal dalam kaitannya dengan
latihan-latihan drama (ommaney).
2) Pantomim adalah suatu pertunjukkan yang para pemainnya
mengekspresikan dirinya melalui isyarat (American College
Dictionary).
3) Pantomim ialah suatu cerita, suatu tema yang diceritakan atau
dikembangkan melalui gerak tubuh dan wajah ekspresif (Groler
Academic Encyclopedia)
Disekolah dasar kelas rendah, pantomim dapat dilakukan, misalnya sebagai
berikut:

1) Meniru pantomim lain, dapat dilakukan apabila sebelumnya kepada


anak-anak diperlihatkan pantomim yang dilakukan orang lain (contoh
di bawa ke dalam kelas).
2) Meniru perbuatan nyata, berbeda dengan meniru pantomim lain.
Meniru perbuatan nyata, tidak perlu menghadirkan contoh ke dalam
kelas.
b. Sosio Drama
Mirip dengan pantomim meniru perbuatan nyata, namun ada hal yang
berbeda. Dalam pantomim dilakukan tanpa kata-kata, sedangkan dalam sosio
drama menggunakan kata-kata.

c. Berekspresi dengan topeng

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 14


Pembelajaran berekspresi dengan topeng dapat berlangsung sebagai
berikut:
1) Guru memperlihatkan satu atau beberapa topeng.
2) Anak-anak diminta mengamati topeng-topeng tersebut.
3) Guru bertanya tentang ekspresi topeng (sedih, gembira, marah, dan
sebagainya)
4) Anak-anak diajak untuk meniru ekspresi tersebut.
5) Guru meminta seorang atau dua orang anak untuk mengenakan topeng
tersebut dan melakukan gerakan dan atau dialog yang sesuai dengan
ekspresi topeng tersebut.
Permainan ini, bisa jadi akan sangat menarik bagi anak-anak, termasuk anak
yang pemalu. Karena dengan topeng wajah mereka tertutup, jadi anak akan
merasa terhindar dari rasa malu.

d. Bermain boneka
Bermain boneka bukan permainan yang asing bagi anak-anak. Hanya wujud
bonekanya saja, mungkin yang berbeda. Bisa boneka dari kayu, batang daun
singkong, kain dan kapas, plastik, karet, dan sebagainya. Di dalam pembelajaran,
dapat digunakan boneka macam manapun yang dapat dengan mudah ditemukan.
Cara permainannya sebagai berikut:

1) Anak-anak mengamati boneka, lalu memberi peran kepada boneka


tersebut.
2) Bermain, mengucapkan dialog sesuai dengan peran tadi.

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 15


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya pembelajaran sastra anak akan merasa lebih merasakan


keingintahuan hidup, siswa diaajak untuk memiliki kreatifitas tidak hanya dalam
membuat memahami bagian dari sastra saja seperti memahami puisi sederhana, isi
dari cerita atau cerpen, mengetahui watak dari tokoh dalam cerpen, melainkan
mereka dapat bereksplorasi sesuai keinginan mereka seperti membuat puisi,
membuat pantun, membuat cerita singkat tentang keseharian mereka. Hingga
akhirnya anak memiliki talenta atau bakat dalam membuat karya sastra.

B. Saran

Apabila guru telah merancang model pembelajaran seperti apa yang akan di
lakukan, langkah-langkah apa seperti apa yang harus dilakukan serta perencanaan
yang matang maka kemungkinan besar proses kegiatan belajar akan berlangsung
dengan baik. Demikian halnya dengan pembelajaran sastra Indonesia, dengan
harapan dapat bermakna bagi siswa.

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 16


Daftar Pustaka

Syafei, Imam, dan Imam Mahfud, Pandai Berbahsa Indonesia 6a, 6b, 6c, untuk
sekolah dasar; Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1990.
http://www.academia.edu//11965345/merancang_pembelajaran_melalui_karya_sa
stra
http://www.tugaskerja.com/2016/08/merancang-pembelajaran-bahasa-
melalui.html?m=1
H.P.,Ahmad, dan Zulfahur, Pandai Berbahsa Indonesia 5a, 5b, 5c, untuk sekolah
dasar, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
Zulfahanur, Bahasa Indonesia 1, Jakarta: Pusat Perbukuaan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1993

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 1 17

Anda mungkin juga menyukai