PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
1. Tujuan
Pada waktu merencang pembelajaran kita perlu menentuan tujuan yang akan
dicapai. Tujuan ini tentu yang sesuai dengan program pengajaran yang telah
digariskan dalam GBPP. Oleh karena itu, kita perlu memeriksa program
pengajaran yang sesuai dengan kelas dan caturwulanya. Pada saat menentukan
tujuan yang akan dicapai kita perlu mengingat kondisi siswa kita. Sudah
memungkinkan atau belum tujuan tersebut dicapai pada saat itu.
2. Bahan
Sesuai dengan tujuan, berarti sewaktu memilih bahan kita perlu mengingat
untuk tujuan apa bahan tersebut disediakan. Bahan ini seharusnya memiliki day
dukung yang kuat untuk mencapai ujuan yang ditetapkan.
1) Memberikan kenikmatan
3) Mengembangkan imajinasi
1) Mengembangkan bahasa
Bahan yang kita pilih perlu sesuai dengan dengan tingkat perkembngan
anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan tersebut mampu memberikan nilai-nilai
yang dibutuhkan anak-anak tanpa terasa membebaninya. Bahan belajar yang
sesuai untuk anak ini dinyatakan oleh Norton ( 1989 ) di dalam bukunya yang
berjudul trought the Eyes of the Child an Introduction To Childern’s Literatur
sebagai mampu meningkatkan perkembangan anak ketingkat yang lebih tinggi.
Norton membagi fase perkembangan anak usia sekolah sebagai berikut :
Perkembangan Bahasa
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, untuk mengembangkan bahsa anak
usia sekolah dasar tingkat rendah perlu diupayakan :
Perkembangan Kognitif
Dalam tabel di atas ada hal yang sangat menarik, yaitu bahwa mereka
senang menunjukkan kemampun, dalam bidang membaca maupun menulis. Hal
ini dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan keterampilan anak-anak dibidang
membaca dan menulis.
Perkembangan Pribadi
Pada fase ini menuntut kita sangat berhati-hati dalam memilih proses yang
akan dijadikan bahan belajar. Jika kurang hati-hati, malah bisa meningkatkan
ketegangan dan kebebasan yang kurang baik.
Perkembangan Sosial
6. Mereka ingin tahu tentang perbedaan Beri mereka buku yang dapat
antara laki-laki dan perempuan membantu menjawab
pertanyaanya.
Dalam tabel-tabel ini dapat kita lihat, bahwa anak-anak mempunyai potensi
alamiah dalam hal belajar bahasa, kemampuan kognitif, kepribadian, dan
bersosialisasi. Potensi-potensi tersebut akan berkembang lebih optimal dengan
acar memberikan bahan belajar yang sesuai untuk mereka. Dengan demikian,
tujuan yang telah kita tetapkan tercapai dengan baik, dan kebutuhan anak
terpenuhi.
3. Strategi
4. Sumber Belajar
Jalannya permainan
1) Guru menjelaskan peraturan permainan.
2) Permainan dibagi menjadi tiga regu (A, B, C).
3) Guru menuliskan tiga buah kata di papan tulis.
4) Setiap anggota dari ketiga regu, satu persatu secara bergantian maju
ke depan untuk menuliskan kata-kata yang bersajak dengan kata yang
ditulis oleh guru di papan tulis.
5) Permainan diakhiri setelah batas waktu yang disediakan habis atau
setelah para pemain tidak dapat menambahkan kata-kata bersajak
tersebut.
6) Regu yang dapat mengumpulkan kata paling banyak dinyatakan
sebagai pemenangnya.
b. Bahan pembelajaran puisi
Seperti halnya pembelajaran melalui prosa, pembelajaran melalui puisi
pun memerlukan bahan terpilih agar tujuan tercapai, juga dapat memenuhi
kebutuhan anak-anak dan proses pembelajaran berlangsung menyenangkan.
1) Puisi untuk anak-anak adalah puisi yang berisi kegembiraan dan rima.
2) Puisi untuk anak-anak seharusnya mengutamakan bunyi bahasa dan
membangkitkan semangat bermain bahasa.
3) Puisi untuk anak seharusnya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan
kesegaran kata-kata yang digunakan di dalam ragam novel, untuk
memperluas imajinasi mereka, dan melihat atau mendengar kata-kata
dalam cara baru.
4) Puisi untuk anak seharusnya menyajikan cerita sederhana dan
memperkenalkan tindakan yang dilakukan.
5) Puisi untuk anak bukan yang ditulis dengan dugaan rendah kepada anak-
anak.
6) Puisi yang sangat efektif disajikan dengan suatu ketidaksempurnaan
informasi yang seksama. Jadi ada ruang bagi anak untuk menafsirkan,
dan memungut sesuatu dari puisi sendiri.
7) Tema harus menyenangkan anak-anak, mengatakan sesuatu pada anak-
anak, menggelitik egonya, mengingatkan kebahagiaan, menyentuh
kejenakaannya, atau membangkitkan semangat menggali.
8) Puisi seharusnya cukup baik dibaca ulang.
Menilai puisi dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan
sehubungan dengan puisi, menurut Huck ada sebelas pertanyaan untuk menilai
puisi yaitu sebagai berikut:
Jadi, drama itu tidak seperti yang dipentaskan orang dewasa. Drama bagi
mereka masih merupakan sarana untuk menarik minat, melatih atau meletakkan
dasar-dasar drama. Dengan demikian, pembelajaran drama masih merupakan
permainan.
a. Pantomim
Sehubungan dengan pengertian pantomim, Hamzah (1985 : 51 - 52)
mengutip beberapa pendapat seperti ini:
1) Pantomim ialah seni menyatakan bermacam ide tanpa media kata. Dan
ini merupakan tahapan teknik paling awal dalam kaitannya dengan
latihan-latihan drama (ommaney).
2) Pantomim adalah suatu pertunjukkan yang para pemainnya
mengekspresikan dirinya melalui isyarat (American College
Dictionary).
3) Pantomim ialah suatu cerita, suatu tema yang diceritakan atau
dikembangkan melalui gerak tubuh dan wajah ekspresif (Groler
Academic Encyclopedia)
Disekolah dasar kelas rendah, pantomim dapat dilakukan, misalnya sebagai
berikut:
d. Bermain boneka
Bermain boneka bukan permainan yang asing bagi anak-anak. Hanya wujud
bonekanya saja, mungkin yang berbeda. Bisa boneka dari kayu, batang daun
singkong, kain dan kapas, plastik, karet, dan sebagainya. Di dalam pembelajaran,
dapat digunakan boneka macam manapun yang dapat dengan mudah ditemukan.
Cara permainannya sebagai berikut:
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Apabila guru telah merancang model pembelajaran seperti apa yang akan di
lakukan, langkah-langkah apa seperti apa yang harus dilakukan serta perencanaan
yang matang maka kemungkinan besar proses kegiatan belajar akan berlangsung
dengan baik. Demikian halnya dengan pembelajaran sastra Indonesia, dengan
harapan dapat bermakna bagi siswa.
Syafei, Imam, dan Imam Mahfud, Pandai Berbahsa Indonesia 6a, 6b, 6c, untuk
sekolah dasar; Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1990.
http://www.academia.edu//11965345/merancang_pembelajaran_melalui_karya_sa
stra
http://www.tugaskerja.com/2016/08/merancang-pembelajaran-bahasa-
melalui.html?m=1
H.P.,Ahmad, dan Zulfahur, Pandai Berbahsa Indonesia 5a, 5b, 5c, untuk sekolah
dasar, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
Zulfahanur, Bahasa Indonesia 1, Jakarta: Pusat Perbukuaan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1993