Anda di halaman 1dari 11

SASTRA ANAK SEBAGAI LITERASI AWAL PENGANTAR TAHAP

PERKEMBANGAN ANAK

Annisa Yulistia1), Muhamad Fajar Dismawan2)


1
FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1
2
SD Negeri 3 Pardasuka, Pringsewu

annisa.yulistia@fkip.unila.ac.id

Abstract: Children Literature as Early Literacy to Guide Children Reach the


Development Stage. Children Literature describes the lives of children and has
benefits including being able to provide fun, develop imagination, provide new
experiences, develop insights as well as, develop culture and literature. However,
at an early age of development, children have not been able to choose the
appropriate reading for themselves. So that children can get readings in
accordance with their development, we must care about the reading given to
children. The selection of readings must be done carefully and not based on
subjective tastes and adult glasses and pay attention to the components of
language that must be adapted to the stages of intellectual development.
keywords: children literature, early literacy, development stage

Abstrak: Sastra Anak Sebagai Literasi Awal Pengantar Tahap Perkembangan


Anak. Sastra anak merupakan gambaran tentang kehidupan anak dan memiliki
manfaat diantaranya dapat memberikan kesenangan, mengembangkan imajinasi,
memberikan pengalaman baru, mengembangkan wawasan serta, mengembangkan
budaya dan sastra. Namun, pada usia awal perkembangan, anak belum mampu
memilih bacaan yang sesuai untuk dirinya. Agar anak dapat memperoleh bacaan
yang sesuai dengan perkembangannya, kita harus peduli dengan bacaan yang
diberikan kepada anak. Pemilihan bacaan harus dilakukan secara hati-hati dan
tidak berdasarkan selera subjektif serta kacamata orang dewasa serta
memperhatikan komponen-komponen bahasa yang harus disesuaikan dengan
tahapan perkembangan intelektualnya.

Kata kunci: sastra anak, literasi awal, tahap perkembangan

PENDAHULUAN anak adalah sastra yang


Sastra membahas tentang mencerminkan perasaan dan
kehidupan manusia. Biasanya sastra pengalaman anak-anak masa kini,
diungkapkan dalam bentuk sebuah yang dapat dilihat dan dipahami
gagasan yang mempunyai unsur dan melalui mata anak-anak. Huck
tujuan keindahan bagi pembacanya. (1987: 4) mengatakan bahwa sastra
Bahasa yang digunakan dalam sastra anak merupakan buku bacaan yang
lebih mengedepankan keindahan dari dibaca oleh anak-anak. Anak-anak
pada kepraktisan. Karakteristik ini sebagai sudut pandang dalam cerita.
juga berlaku pada sastra anak. Sastra
Sebagian orang menganggap sesuai dengan dunia anak dan alam
bahwa sastra anak adalah buku yang kehidupan anak-anak yang khas
cocok dibaca untuk anak-anak. milik mereka bukan orang dewasa.
Padahal belum tentu semua buku Sastra anak menyajikan nilai moral
yang dibaca oleh anak-anak bisa yang bisa dijadikan pedoman tingkah
dikatakan sebagai sastra anak. Huck laku dalam kehidupan. Sastra anak
(1987:4) mengemukakan bahwa ditandai dengan adanya penulisan
perlu adanya perhatian terhadap isi dan cerita yang menarik. Biasanya
dari perbedaan buku antara buku sastra anak bercerita mengenai tokoh
anak-anak dengan buku dewasa. Isi hewan maupun karakter orang asing
dan makna yang terkandung dalam yang belum dikenalnya. Setting
cerita bisa mewakili apakah itu sastra tempat dalam sastra anak biasanya
anak atau bukan. dinegeri dongeng atau tempat tempat
Pengertian anak bukan hanya yang menarik yang mampu
mengenai belum dewasanya anak, membawa anak menuju dunia
tetapi mengenai usia. Karakteristik imajinasi.
antara keduanya berbeda, tetapi Cerita dalam sastra mengandung
bacaan yang ada belum tentu citra dan metafora kehidupan.
berbeda. Cerita anak juga boleh Nurgiyantoro (2013:5) menekankan
dibaca oleh orang dewasa. bahwa teks sastra sebagai produk
Nurgiyantoro (2013: 12) berpendapat penulisan dapat dipandang sebagai
bahwa orang yang dikatakan sebagai sebuah citraan kehidupan dan secara
anak adalah orang yang berusia 0 potensial juga sebagai sebuah
tahun sampai dengan sekitar 12 atau metafora kehidupan. Dalam sastra
13 tahun, atau anak yang sudah tergambar peristiwa kehidupan yang
masuk dalam masa remaja awal. dibawakan oleh karakter tokoh dalam
Lukens (2003:4) menegaskan menjalani kehidupan yang
bahwa tujuan dari sastra memberikan dikisahkan dalam alur cerita.
hiburan dan memuaskan pembaca, Metafora memiliki makna kiasan
entah itu pembaca anak-anak ataupun kehidupan. Cerita yang terkandung
dewasa. Semua aspek yang ada dalam sastra merupakan kiasan,
dalam sastra tujuannya adalah simbolisasi, perbandingan, atau
memberikan hiburan dan permupamaan dengan kehidupan
menyenangkan pembaca. Tujuan yang sesungguhnya. Bisa juga
inilah yang tidak boleh kehidupan yang sesungguhnya dapat
dikesampingkan pada sastra. Lukens ditemukan perumpamaan, kiasan,
(2003:9) mengatakan bahwa sastra atau perbandingannya dalam sastra.
mengandung kesenangan dan Karakter ini juga terdapat pada sastra
pemahaman. Sastra bukan hanya anak.
sepotong cerita, namun memberikan Nurgiyantoro (2013:6)
hiburan kepada anak. Isi cerita yang menjelaskan bahwa sebuah buku
menghibur, serta mampu membawa dapat dipandang sebagai sastra anak
anak dalam imajinasi alur cerita yang jika citraan dan metafora kehidupan
ada. dapat dikisahkan baik dalam isi
Sifat sastra anak hanya imajinasi (emosi, perasaan, pikiran, saraf
semata, bukan berdasarkan fakta. sensori, dan pengalaman moral)
Unsur imajinasi sangat ditonjolkan maupun bentuk (kebahasaan dan
dalam sastra anak. Sastra anak harus cara-cara pengekspresian) dapat
dijangkau dan dipahami oleh anak Literasi Awal untuk Anak
sesuai dengan tingkat perkembangan Sastra merupakan bentuk dari
jiwanya. Untuk itu, sastra anak gambaran sebuah kehidupan dan
mengandung citra dan metafora gagasan/ide yang dimasukan
kehidupan. kedalam bentuk dan struktur bahasa
Dalam dunia sastra dikenal (Huck, 1987:4). Sastra anak
sastra lisan dan sastra tulis.Sastra hendaknya dapat memberikan
lisan adalah sastra yang diceritakan kesenangan dan kenyamanan, serta
dan diwariskan secara turun menurun memperluas wawasan anak dalam
secara lisan.Sastra jenis ini biasanya memperoleh pengalaman dan
dikenal sebagai folklore.Cerita ini pengetahuan baru. Anak seringkali
masih bertahan dan dijaga oleh belum dapat memilih bacaan sastra
masyarakat pemiliknya.Saat ini cerita yang sesuai dengan dirinya. Oleh
folklore sudah dituangkan dalam karena itu, pembuatan karya sastra
buku, agar tetap terjaga anak harus bermanfaat bagi anak,
kelestariaanya. Anak-anak yang berpusat pada anak dan
belum mampu membaca pun juga lingkungannya pun sesuai dengan
mampu menikmati sastra lisan dari anak.
orang tuanya atau orang lain yang Dalam pengertian luas literasi
setia membacakan cerita, atau meliputi kemampuan berbahasa
menyanyikan lagu. (menyimak, berbicara, membaca dan
Keterbatasan isi dan bentuk menulis) dan berpikir menjadi
bahwa sastra anak berbeda dengan elemen didalamnya
sastra dewasa. Dipengaruhi oleh (Resmini,2012:4). Menurut Oxford
tingkat kematangan dan pengalaman. Dictionary sendiri literasi yaitu
Pengalaman anak masih terbatas, kemampuan membaca dan menulis.
maka anak dapat dilibatkan ke dalam Literasi awal berkembang seiring
cerita yang kompleks. Anak lebih dengan proses perkembangan yang
bias berfantasi ketimbang dimulai pada satu tahun pertama.
pengalaman yang abstrak yang Jadi, literasi awal adalah kemampuan
belum mampu ditangkap oleh anak- anak yang dimulai dari tahun
anak. Seperti cerita binatang yang pertama kelahirannya dan sangat erat
mampu berbicara, manusia super, kaitannya pengalamannya dengan
yang dianggap orang dewasa tidak buku dan cerita-cerita.Kemampuan
wajar, namun bagi anak-anak adalah literasi atau kemampuan baca-tulis
hal yang wajar. Anak mampu ini merupakan kemampuan yang
mengambil pesan yang terdapat pada penting dalam perkembangan anak
inti cerita. Bahasa yang digunakan sekolah. Kemampuan baca-tulis
dalam sastra anak sangat sederhana. berpengaruh pada pencapaian
Karena anak belum mampu prestasi anak di sekolah. Oleh karena
menguasai kata-kata yang kompleks, itu, literasi awal untuk anak
atau yang baru dia dengar. Bahasa hendaknya dikenalkan sejak dini.
sastra anak apa adanya, lugas dan Macam – macam Literasi
tidak berbelit-belit. Alur cerita yang Menurut Resmini (2012: 4) terdapat
dibawakan juga mudah dipahami dan tiga jenis literasi, yaitu:
mampu membawa imajinasi anak. 1. Literasi visual
Liturasi visual merupakan
PEMBAHASAN kemampuan dimana individu
memiliki kemampuan mengenali walau tidak harus dalam umur yang
penggunaan garis, bentuk, dan warna sama. Tiap tahapan awal akan
sehingga dapat menginterpretasikan tergabung dalam tahapan slanjutnya
tindakan, mengenali objek, dan sebagai struktur berfikir baru dalam
memahami pesan lambang. Literasi proses perkembangan. Piaget
visual awal pada anak dapat membagi perkembangan intelektual
dilakukan dengan pemberian warna, anak dalam empat tahapan. Masing-
gambar dan bentuk tulisan yang masing tahapan memiliki
menarik bagi anak. karakteristik yang berbeda berkaitan
2. Literasi lisan dengan respon anak terhadap bacaan.
Literasi lisan merupakan Tahap perkembangan intelektual
kemampuan berbahasa yang tersebut meliputi :
menekankan pada aspek berbicara a. Tahap Sensori Motor (The
dan mendengarkan. Literasi lisan Sensory-motor period, 0-2)
awal pada anak dapat dilakukan Tahap yang pertama merupakan
dengan cara memberikan lagu-lagu tahap sensori motor, karena
anak yang sederhana baik dari segi perkembangan terjadi berdasarkan
lirik lagu maupun nada-nadanya. informasi dari indera (senses) dan
3. Literasi terhadap teks tertulis tubuh (motor). Karaktersistik
(cetakan) utamanya adalah bahwa anak belajar
Literasi terhadap teks tertulis lewat koordinasi persepsi indera dan
atau tercetak digambarkan sebagai aktivitas motor serta
aktivitas dan keterampilan yang mengembangkan pemahaman sebab-
berhubungan secara langsung dengan akibat atau hubungan-hubungan
teks yang tercetak baik melalui berdasarkan sesuatu yang dapat di
bentuk pembacaan maupun raih atau dapat berkontak langsung.
penulisan. Literasi cetakan awal pada Pada usia 1,5-2 tahun, anak akan
anak dapat dilakukan dengan cara lebih menyukai permainan bunyi
memberi buku bacaan dongeng yang mengandung perulangan ritmis.
bergambar yang mampu menarik Hal ini dapat berupa nyanyian, kata-
minat baca anak. kata yang di bunyikan atau di
lagukan. Contoh pengenalan bahasa
Tahapan Perkembangan Anak dan pada tahapan ini adalah Ibu yang
Pemilihan Bacaan Untuk Anak menyanyikan lagu ninabobo,
Perkembangan kejiwaan anak permainan cilukba, dan pok ame
sesuai dengan usia secara universal ame.
melewati tahap-tahap tertentu. b. Tahap Praoperasional (The
Nurgiyantoro (2013:48-66) Preoperational period, 2-7)
mengidentifikasikan tahapan Dalam tahap ini, anak mulai
perkembangan anak serta pemilihan dapat mengoperasikan sesuatu yang
bacaan untuk anak yaitu : sudahmencerminkan aktivitasmental
1. Perkembangan Intelektual dan tidak lagi semata-mata bersifat
Jean Piaget mengemukaan fisik. Karakteristik dalam tahap ini
bahwa perkembangan intelektual diantaranya :
merupakan hasil dari interaksi a) anak mulai belajar
dengan lingkungan dan kematangan mengaktualisasikan dirinya lewat
anak. Semua anak melewati tahapan bahasa, bermain, dan
intelektual dalam proses yang sama menggambar.
b) Jalan pikiran anak, masih bersifat yang sederhana, misal klasifikasi
egosentris yang menempatkan warna dan klasifikasi karakter.
dirinya sebagai pusat dunia. b) Membuat urutan secara
c) anak mempergunakan simbol semestinya, misal mengurutkan
lewaat gerakan-gerakan tertentu abjad, angka dan kecil ke besar.
dan kemudian lewat bahasa c) Anak mulai dapat berimajinasi
dalam pembicaraan. serta adanya perkembangan pola
d) Anak mengalami proses pikir egosentris sehingga menjadi
asimilasi, dimana ia menyatukan lebih mudah untuk
sesuatu yang ia dengar, lihat dan mengidentifikasi sesuatu dengan
dirasakan dengan cara menerima sudut pandang yang berbeda.
ide-ide tersebut kedalam suatu d) Anak mulai berpikir argumentatif
bentuk skema dalam kognisinya. dan memecahkan masalah
Implikasi buku bacaan sastra sederhana.
yang sesuai dengan karakteristik Buku bacaan yang sesuai dengan
tersebut yaitu : (i) buku yang karakteristik tahapan perkembangan
menampilkan gambar-gambar anak tersebut adalah (i) buku bacaan
sederhana sebagai ilustrasi yang narasi yang memuat urutan logis dari
menarik, (ii) buku bergambar yang sederhana ke yang lebih kompleks,
memberi kesempatan anak untuk (ii) buku yang menyangkut masalah
memanipulasikannya, (iii) buku yang yang sederhana dari mulai cara
memberikan kesempatan anak untuk pengisahan, jumlah tokoh dan
mengenali objek dan situasi tertentu masalah yang dikisahkan, (iii) buku
yang bermakna baginya, (iv) buku bacaan menampilkan objek gambar
cerita yang menampilkan tokoh dan yang bervariasi, dan (iv) buku bacaan
alur yang mencerminkan tingkah narasi yang menampilkan narator
laku dan perasaan anak. yang mampu membawa anak untuk
memproyeksikan dirinya ke waktu
dan tempat lain.

(a) Buku tentang pengalaman anak.

c. Tahap Operasional Konkret (The (b) Buku tentang bentuk dan warna
Concrete Opeational, 7-11)
Pada tahap ini anak mulai dapat d. Tahap Operasi Formal (The
memahami logika secara stabil. Formal Operational, 11 atau 12
Karakteristik anak pada tahap ini tahun ke atas)
antara lain: Pada tahap ini anak telah mampu
a) Mengklasifikasi objek berpikir abstrak. Karakteristik anak
berdasarkan sifat-sifat umum pada tahap ini yaitu:
a) Anak telah mampu berpikir urutan kata, organisasi kalimat dan
secara teoritis, berargumentasi hubungan antar kata, kelompok kata,
dan menguji hipotesis dan elemen kalimat (S-P-O-K). Tiap
b) Anak mampu menyelesaikan elemen bisa berupa frasa. (iii)
masalah secara logis dan Fonologi: Aspek Bahasa berkenaan
mengaitkannya dengan masalah dengan struktur distribusi dan urutan
lain. bunyi ucapan dan bentuk ucapan.
Dengan demikian implikasi Menurut Verhaar (2001:10), fonetik
terhadap pemilihan buku bacaan adalah cabang linguistik yang ruang
sastra anak adalah (i) buku bacaan lingkupnya membahas tentang bunyi
mampu membawa anak untuk bahasa yang lebih berfokus pada
menemukan sebab-akibat dari sifat-sifat akustiknya atau
masalah yang dikisahkan dan (ii) pelafalannya. (iv) Semantik: Sistem
buku bacaan menampilkan alur cerita aturan tentang makna atau isi kata.
ganda serta menampilkan persoalan Pada anak usia 18-24 bulan, dia
dan karakter yang komplek. baru dapat mengucapkan dua suku
kata, diantaranya sebagai pelaku-
tindakan (adik makan), tindakan
obyek (bola ditendang), tindakan-alat
(tarik-tali), pertanyaan (dimana Ibu)
dll, serta pembicaraan telegrapik
yaitu berbicara dengan penghilangan
kata tertentu, biasanya kata penting
dihilangkan, contohnya seorang anak
(c) Buku tentang burung yang yang ingin mengucapkan “ayah ada
sombong. truk” menjadi “ ayah ada ada”.
Tahapan perkembangan Bahasa
2. Perkembangan Bahasa dinilai dari penggunaan jumlah kata
Seorang bayi mulai belajar dalam kalimat. Semakin banyak
bahasa melalui bunyi dan ucapan jumlah kata dalam satu kalimat,
yang didengar dari sekelilingnya kemampuan berbahasa bagus dan
yang kemudian mampu membedakan sebaliknya.
bunyi suara manusia dengan bunyi- a. Tahapan-tahapan perkembangan
bunyian lain. Dalam waktu beberapa bahasa anak usia dini sebagai
tahun, seiring perkembangannya berikut:
anak mampu menguasai bahasanya a) Berkenaan Fonologi: masih
sendiri. Sejak anak dilahirkan, ia susah mengucapkan–R,
sudah memiliki pembawaan, bakat misalnya pengucapan
rupa Language Acquisition Devices “bubur” menjadi “bubung”
yang untuk memperoleh bahasa b) Berkenaan Morfologi:
secara alami (Nurgiyantoro, mengembangkan ungkapan
2005:60). Terdapat empat komponen lebih dari 2 kalimat,
bahasa, yaitu: (i) Morfologi: misalnya “ada kucing
Berkenaan dengan organisasi “kata” meong”.
secara internal. Kata terdiri atas satu c) Berkenaan Sintaksis: masih
unit ataulebih. Unit paling kecil: sering terbalik-balik,
morfem. Morfem ada bebas dan misalnya “makan nasi”
terikat. (ii) Sintaksis: Aturan untuk menjadi “nasi makan”.
d) Berkenaan Semantik: mulai konflik dan moral dalam cerita.
menggunakan kalimat lebih Perubahan penilaian moral antara
dari 2 kata, pengetahuannya lain :
pun bertambah, misalnya a) Penilaian anak kecil terhadap
“ayah pulang”. masalah atau tindakan baik dan
b. Tahapan-tahapan perkembangan buruk berdasarkan hukuman dan
bahasa usia sekolah sebagai hadiah.
berikut: b) Penilaian tingkah laku dari anak
a) Perkembangan Pragmatik kecil hanya dapat dibedakan ke
Kemampuan non dalam baik dan buruk tidak ada
egocentrisme (pahami alternatif lain.
pandangan orang lain) dan c) Penilaian anak kecil terhadap
decentration (peningkatan suatu tindakan cenderung
dimensi dan perspekstif) berdasarkan pada konsekuensi
meningkat. Deskripsi yang terjadi kemudian tanpa
personal tidak memperhatikan pelakunya.
mempertimbangkan d) Pandangan anak kecil terhadap
pengetahuan pendengar. tingkah laku buruk dengan
b) Perkembangan Semantik hukuman berjalan sama, yang
Pada masa sekolah terdapat artinya semakin besar kesalahan
dorongan rasa ingin tahu akan semakin berat hukumannya.
untuk mendapatkan
pengetahuan bermakna. Menurut Nurgiyantoro dalam
Kosa kata lebih banyak dan Jurnal Cakrawala Pendidikan
memiliki pemahaman kata (2005:205) implikasinya bagi seleksi
beserta hubungannya. Pada bacaan sastra anak antara lain dapat
usia 7-11 tahun sudah dikemukakan sebagai berikut. (i)
peningkatan pemahaman Pahami dengan baik karakteristik
hubungan keruangan, perkembangan moral anak tiap tahap
temporar, logic dan kemudian pilih bacaan yang sesuai.
pemahaman kata bermakna Misalnya, anak usia tiga tahun baik
ganda. untuk dipilihkan bacaan yang
c) Perkembangan Morfologi melukiskan persetujuan orang tua
dan Sintaksis yang berupa tingkah laku, tindakan,
Ditandai penggunaan awalan dan kata-kata yang baik. Anak usia
atau imbuhan dan beberapa empat tahun baik untuk dipilihkan
kesalahan penggunaan bacaan yang dapat melatih anak
imbuhan yang tepat. untuk bertanggung jawab dan
melakukan sesuatu yang sesuai
3. Perkembangan Moral dengan aturan sosial. (ii) Pilih buku
Selain mempelajari bacaan yang mengandung dan
perkembangan kognitif anak, Piaget menawarkan unsur moral, alasan
juga mendalami hal-hal yang pemilihan moral tertentu oleh tokoh
berkaitan dengan perkembangan anak, atau yang mengandung
moral. Piaget dan Kohl Berg nasihat-nasihat tentang moral sebagai
(Nurgiyantoro:2015) mengemukakan “model” bertingkah laku.
bagaimana anak mungkin saja
mengubah interpretasinya terhadap
actualization needs), kebutuhan
untuk tahu dan paham (needs to
know and understand), dan estetis
(aesthetic needs).
Berkaitan dengan perkembangan
personalitas dan emosional, Erickson
dalam jurnal cakrawala pendidikan
(Nurgiyantoro, 2005:207)
mengemukakan bahwa proses
(d) Buku tentang kerukunan dan “becoming” terkait dengan periode
tolong menolong kritis dalam perkembangan
kemanusiaan. Ia mengidentifikasikan
4. Perkembangan Emosional dan adanya delapan tahap dalam
Personal perkembangan personalitas dan
Di dalam diri anak, terdapat emosional dan sekaligus dengan
berbagai aspek yang sama-sama perkiraan usia. Kedelapan tahapan
mengalami pertumbuhan dan saling yang dimaksud adalah: (i)
berkaitan satu dengan yang lain. kepercayaan versus ketidakpercayaan
Aspek-aspek tersebut adalah (trust vs mistrust, tahun pertama), (ii)
kognitif, afektif/respon emosional, kemandirian versus rasa malu dan
hubungan sosial dan orientasi nilai- ragu (autonomy vs shame & doubt,
nilai. Agar dapat berproses secara tahun ketiga), (iii) prakarsa versus
penuh berfungsi sebagai seorang kesalahan (initiative vs guilt, usia
manusia maka kebutuhan dasar anak prasekolah, 3-6 tahun), (iv) kerajinan
harus dipenuhi. Kebutuhan- dan kepandaian versus perasaan
kebutuhan dasar itu antara lain, rendah diri (industry vs inferiority, 6-
kesadaran bahwa dirinya dapat 12 tahun), (v) identitas versus
dicintai dan mencintai, dimengerti, kebingungan (identity vs confusion,
aman, dan selamat, diakui sebagai adolesen), (vi) keintiman versus
kelompok dan merasa memiliki isolasi (intimacy vs isolation, awal
kebebasan untuk tumbuh dan dewasa), (vii) generativitas versus
berkembang. stagnasi (generativityvs stagnation,
Maslow dalam jurnal cakrawala dewasa), (viii) integritas versus
pendidikan (Nurgiyantoro, 2005:206) keputusasaan (integrity vs despair,
melalui penelitiannya menunjukkan dewasa, tua).
bahwa perkembangan personalitas Implikasi untuk buku bacaan
melewati sebuah hierarkhi sastra yang sesuai, yaitu pemilihan
kebutuhan, yaitu dari kebutuhan bacaan harus mempertimbangkan
dasar untuk survival kekebutuhan masalah-masalah yang ada
kemanusiaan yang lebih tinggi dan didalamnya serta mampu
unik. Urutan kebutuhan-kebutuhan memberikan kepuasan kepada anak
tersebut adalah kebutuhan psikologis sesuai tahapan perkembangan
(psychological needs), keselamatan anaknya. Implikasi untuk lima tahap
(safety needs), cinta dan kasih yang pertama adalah sebagai
sayang, kepemilikan terhadap berikut : 1) Tahap kepercayaan
seseorang, (love and affection, (trust) anak membutuhkan makanan
belongingness needs), penghargaan dan perawatan. Anak mulai
(esteem needs), aktualisasi diri (self- mengenali dirinya terpisah dari orang
lain, pemahaman terhadap realitas ini dengan bahasan yang sederhana,
membuat aspek trust menjadi mempertimbangkan kesederhanaan
penting. 2) Tahap kemandirian kosa kata dan struktur, namun juga
(autonomy), anak belajar berfungsi meningkatkan kekayaan
kemandirian dengan melakukan bahasa dan kemampuan berbahasa
sesuatu secara bebas. 3) Tahap anak.
prakarsa versus kesalahan, anak
belajar berinisiatif mengekplorasi Pertumbuhan Konsep Cerita
dunianya. 4) Tahap kepandaian Pertumbuhan konsep cerita
versus perasaan rendah diri, anak merupakan hal yang penting bagi
berusaha mengembangkan rasa kita untuk membawa anak kepada
gembira dan bangga jika dapat bacaan sastra. Applebee (Huck dkk.
melakukan sesuatu untuk 1987: 62-63) melakukan penelitian
menghasilkan sesuatu dari untuk mengetahui perkembangan
aktivitasnya, atau justru sebaliknya pemahaman anak terhadap pola
anak akan merasa rendah hati. 5) struktur cerita pada anak usia 2-5
Tahap identitas personal, berusaha tahun. Anak berusia 2 tahun pada
mencari dan menemukan identitas umumnya berada pada tingkat heap
dirinya, atau justru merasa dimana belum mampu
bertentangan terhadapi dentitasnya. mengorganisasikan berbagai
Kemungkinan implikasi tahapan peristiwa atau objek ke dalam
di atas dalam hal seleksi buku-buku struktur yang semestinya. Pada usia 5
bacaan sastra adalah bahwa tahun, anak telah mampu
pemilihan bacaan haruslah mengorganisasikan berbagai
mempertimbangkan masalah- peristiwa dan objek ke dalam tema,
masalah yang terkandung di hubungan yang bermakna, untuk
dalamnya mampu memberikan menghasilkan cerita yang
kepuasan kepada anak yang sesuai sebenarnya. Struktur yang berhasil
dengan tahap perkembangannya. diidentifikasi oleh Applebee tersebut
Sebagai contoh, anak usia prasekolah dalam urutan yang semakin
akan lebih suka menanggapi bacaan meningkat adalah sebagai berikut:
yang menggambarkan kemampuan a Kumpulan (heap): kumpulan
versus ketidakmampuan seorang item yang tak terhubungkan.
anak untuk melakukan sesuatu secara b Urutan (sequence):
sukses dan menggembirakan. Anak penghubungan secara arbitrer
pada usia adolesen (lebih dari 13 terhadap peristiwa yang mirip.
tahun) lebih menyukai bacaan yang c Cerita sederhana (primitive
berisi kesuksesan seorang anak atau narrative): penghubungan
sekelompok anak dalam petualangan peristiwa berdasarkan sebab,
pencarian dan penemuan sesuatu, efek, atau sifat komplementer
atau cerita tentang penemuan lain.
identitas seseorang dalam kehidupan d Penghubungan tak terfokus
sosial yang pluralistik. (unfocus chain): penghubungan
Implikasi pemahaman terhadap lewat atribut umum yang berupa
proses pemerolehan bahasa anak pemindahan peristiwa-peristiwa.
tersebut bagi pemilihan buku bacaan e Penghubungan memfokus
sastra adalah didasarkan pada materi (focused chain): penghubungan
yang dapat dipahami anak, ditulis berbagai peristiwa yang berkaitan
kedalam hubungan yang perkembangan emosional dan
bermakna. personal; tahapan perkembangan
f Narasi (narrative): bahasa dan tahap perkembangan
penghubungan telah terfokus, cerita. Pada tahapan perkembangan
menghubungkan tiap peristiwa, bahasa, terdapat komponen-
item, kedalam tema atau pola komponen bahasa didalamnya yaitu,
karakter tertentu. morfologi, semantik, fonologi dan
sintaksis. Tahapan perkembangan
Nurgiyantoro dalam jurnal cakrawala tersebut dapat di gunakan sebagai
pendidikan (2005: 214) acuan dalam pemilihan dan
mengungkapkan bahwa perbedaan pembuatan bacaan yang tepat untuk
pemahaman antara yang nyata (real) anak.
dan buatan (made-up) adalah dimensi
yang penting ketika siswa berpikir DAFTAR RUJUKAN
tentang cerita. Realisme merupakan
salah satu dari tiga “konstruk Huck, Charlotte S, Susan Hepler, dan
superordinat” yang diidentifikasi Janet Hickman. 1987. Children’s
oleh Applebee terhadap tanggapan Literature in The lementary
anak usia 6-17 tahun. Pada usia awal School. New York: Holt, Rinehart
anak lebih perhatian terhadap and Winston.
perbedaan “true” dengan “made-up”,
sedangkan anak yang lebih tua lebih Lukens, Rebecca J. 2003. A Critical
berpikir bagaimana mengaitkan Handbook of Children’s
realitas dalam cerita dengan realitas Literature. New York: Longman
kehidupannya sendiri. Hal itu
merupakan salah satu bentuk Mitchell, Diana. 2003. Children’s
penyederhanaan cerita. Masalah Literature, an Invitation ton the
penyederhanaan (simplicity) dan world. Boston: Ablongman.
evaluasi (evaluation) merupakan
konstruk lain yang penting buat anak. Nurgiyantoro, Burhan. 2005.
Tahapan Perkembangan Anak dan
PENUTUP Pemilihan Bacaan Sastra Anak.
Literasi awal berkembang seiring Jurnal Cakrawala Pendidikan 2,
dengan proses perkembangan yang 197-222. Retrieved from:
dimulai pada satu tahun pertama. http://journal.uny.ac.id/index.php/
Jadi, literasi awal adalah kemampuan cp/article/view/369
anak yang dimulai dari tahun
pertama kelahirannya dan sangat erat Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Sastra
kaitannya pengalamannya dengan Anak Pengantar Pemahaman
buku dan cerita-cerita. Terdapat Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah
macam-macam literasi awal yaitu, Mada. University press.
literasi visual, literasi lisan, literasi
cetakan. Literasi awal dapat Resmini, Novi. 2012. Sastra Anak
digunakan oleh orang tua sebagai dan Pengajarannya Di Sekolah
pengantar untuk mencapai tahap Dasar. Bandung: Universitas
perkembangan anak, diantaranya; Pendidikan Indonesia.
tahap perkembangan intelektual;
tahap perkembangan moral, tahap
Verhaar. 2001. Asas-asas Linguistik
Umum. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai