Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengajaran sastra di sekolah dasar (SD) diarahkan terutama pada proses


pemberian pengalaman bersastra. Siswa diajak untuk mengenal bentuk dan isi
sebuah karya sastra melalui kegiatan mengenal dan mengakrabi cipta sastra
sehingga tumbuh pemahaman dan sikap menghargai cipta sastra sebagai suatu
karya yang indah dan bermakna.

Karya sastra anak yang merupakan jenis bacaan cerita anak- anak merupakan
bentuk karya sasrta yang ditulis untuk konsumsi anak-anak. Sebagaimana karya
sastra pada umumnya, bacaan sastra anak-anak merupaka hasil kreasi imajinasi
yang mampu menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan
pengalaman keindahan tertentu.

Anak usia SD pada jenjang kelas menengah dan akhir sebagai pembaca sastra
telah mampu menghubungkan dunia pengalamannya dengan dunia rekaan yang
tergambrkan dalam cerita. Hubungan interaktif antara pengalaman dengan
pengetahuan kebahasaan merupakan kunci awal dalam memehami dan menikmati
bacaan cerita anak-anak. Bacaan tersebut ditinjau dari cara penulisan, bahasa, dsn
isisnya juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan readiness anak.

1.2 Rumusan Masalah


1. bagaimana pengertian dan manfaat sastra anak?
2. Apa variasi tema dalam becaan sastra anak?
3. Bagaimana karakteristik dan jenis puisi anak?
4. Bagaimana karakteristik dan jenis cerita anak?
5. Apa strategi pembelajaran sastra secara ekpresif maupun reseptif?
1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian dan manfaat sastra anak


2. Menjelaskan variasi tema dalam bacaan sastra anak
3. Menjelaskan karakteristik dan jenis puisi anak
4. Menjelaskan karakteristik dan jenis cerita anak
5. Menjelaskan strategi pembelajaran sastra secara ekpresif maupun reseptif.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Mamfaat Sastra

2.1.1. Pengertian Sastra Anak-Anak

Sastra(dalam sastra anak-anak)adalah bentuk kreasi imajinatif dengan


paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan
pemahaman dan pengalaman tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu
yang bisa dibuat oleh orang dewasa ataupun anak-anak. Huck (1987)
mengemukakan bahwa siapapun yang menulis sastra anak-anak tidak perlu
dipermasalahkan asalkan dalam penggambarannya ditekankan pada kehidupan
anak yang memiliki nilai kebermaknaan bagi mereka. Sastra anak-anak adalah
sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak melalui
pandangan anak-anak (Norton, 1993). Namun demikian, dalam kenyataannya,
nilai kebermaknaan bagi anak-anak itu tekadang dilihat dan diukur dari perspektif
orang dewasa.

2.1.2. Manfaat Sastra Anak-Anak

Sebagai sebuah karya, sastra anak-anak menjanjikan sesuatu bagi


pembacanya yaitu niai yang terkandung didalamnya yang dikemas secara intrinsic
maupun ekstrensik. Oleh karena itu, kedudukan sastra anak menjadi penting bagi
perkembangan anak. Sebuah karya dengan penggunaan bahasa yang efektif akan
membuahkan pengalaman estetik bagi anak. Penggunaan bahasa yang imajinatif
dapat menghasilkan response-responsi yang intelektual dan emosional dimana
anak akan merasakan dan menghayati peran tokoh dan konflik yang
ditimbulkannya, juga membantu mereka menghayati keindahan, keajaiban,
kelucuan, kesedihan, dan ketidakadilan.

Pengalaman bersastra di atas akan diperoleh anak dari manfaat yang


dikandung sebuah karya sastra lewat unsur intrinsikdi dalamnya yaitu:
1. Memberi kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan, bagi anak-anak.
2. Mengembangkan imajinasi anak dan membantu mereka
mempertimbangkan dan memikirkan alam, kehidupan, pengalamanatau
gagasan dengan berbagai cara.
3. Memberikan pengalaman baru yang seolah dirasakan dan dialaminya
sendiri.
4. Mengembangkan wawasan kehidupan anak menjadi perilaku
kemanusiaan.
5. Menyajikan dan memperkenalkan anak terhadap pengalaman universal
dan,
6. Meneruskan warisan sastra.

Selain nilai intrinsik di atas, sastra anak juga bernilai ekstrensik yang
bermanfaat untuk perkembangan anak terutama dalam hal:

1. Perkembangan bahasa.
2. Perkembangan kognitif.
3. Perkembangan kepribadian dan,
4. Perkembangan social.

Sastra yang terwujud untuk anak-anak selain di tujukan untuk


mengembangkan imajinasi, fantasi dan daya kognisi yang akan mengarahkan
anak pada pemunculan daya kreativitas juga bertujuan mengarahkan anak
pada pemahaman yang baik tentang alam dan lingkunga serta pengenalan pada
perasaan dan pikiran tentang diri sendiri maupun orang lain.

2.1.3. Variasi Tema dalam Sastra Anak-Anak

Sastra anak-anak yang menunjukkan kepada anak sebagian kecil


dunianya merupakan satu alat bagi anak untuk memahami dunia kecil yang
belim di ketahuinya. Sastra anak dapat dijadikan sebagai alat untuk
memperoleh gambaran dan kekuatan dalam memandang dan merasakan serta
menghadapi realitas kehidupan dalam menghadaai dirinya dan semua yang
ada di luar dirinya.
Dunia anak-anak yang berkisar antara masa kanak-kanak yang tumbuh
kemasa remaja, diantara keluarga dan teman sebaya yang penuh dengan
pengalaman pribadi membawa warna baru dalam dunia sastra anak-anak
khususnya pada cerita realistic.

Cerita realistic sebagai salah satu jenis sastra anak-anak merupakan


cerita yang sarat dengan isi yang mengarahkan pada proses pemahaman dan
pengenalan diatas. Isi yang dimaksud tergambar dalam inti pokok tema-tema
cerita yang di ungkap. Tema-tema tersebut dapat dibagi dalam beberapa jenis:
tema keluarga, hidup dengan orang lain (berteman dan penerimaan oleh teman
bermain), tumbuh dewasa, mengatasi masalah-masalah manusiawi dan hidup
dalam masyarakat majemuk yang memuat perbedaan individu dan kelompok.

Masalah keluarga adalah tema yang sangat dekat dengan kehidupan


anak. Dalam keluarga pribadi anak dilatih, mereka tumbuh seiring dengan
pemahamannya akan cinta dan benci, takut dan berani, serta suka dan sedih.
Cerita yang memusatkan pada hubungan keluarga yang hangat, terbuka dan
tanpa rasa marah akan membantu anak memahami dirinya. Banyak anak yang
khawatir dengan “penerimaan” (acceptance) ini. Tetapi melalui kegiatan
membaca atau menyimak cerita dengan tema diatas mereka akan menjadi
lebih baik.

2.1.4. Minat dan Faktor Penentu Responsi Anak-anak Terhadap Bacaan Sastra

Seorang anak mempunyai respon atau tanggapan yang berbeda-beda terhadap


sastra. Dalam menanggapi sebuah bacaan sastra yang didengar atau dibacanya,
masing-masing anak mempunyai cara tersendiri dalam mengungkapkan
kesenangan, pikiran, dan perasaannya. Setiap tanggapan terhadap sastra
memang bersifat personal dan khas untuk masing-masing anak, namun
demikian setiap tanggapan itu dapat merefleksikan umur dan pengalamannya.

Istilah “tanggapan” terhadap karya sastra memiliki makna yang


beragam.”tanggapan” dapat mengacu pada apa yang terjadi diakal budi
pembaca atau pendengar ketika kiasan/cerita itu tidak bisa ditangkap.
“tanggapan” dapat pula mengacu pada sesuatu yang dikatakan atau dilakukan
sesuai dengan pikiran dan dan perasaan tentang sastra.

Kebanyaka peneliti tentang anak dan sastra difokuskan pada bidang tanggapan
ketiga diatas, yakni untuk menemukan bahan membaca apa yang disukai dan
yang tidak disukai anak. Minat dan kesukaan anak masih merupakan
perhatian utama guru, pustakawaan, orang tua, penerbit, dan toko buku.

Lingkungan dan pengaruh social juga mempengaruhi pilihan buku anak dan
minat bacanya. Minat tidak tampak bervariasi karena pengaruh lokasi
geografis yang sangat kuat, tetapi pengaruh lingkungan langsung yakni
tersedianya dan kelancarannya bahan-bahan bacaan dirumah, dikelas, pustaka
sekolah, dan pustaka umum sangat kuat mempengaruhi variasi minat anak.

Piaget memberi pemahaman tentang perkembagan intektual anak. Salah satu


gagasan penting yang dikemukakan piaget adalah bahwa perkembanagn
intelegensi merupakan hasil interasi dari lingkungan dan kematangan anak.
Temuan piaget menyebutkan ada perbedaan tahapan dalam perkembangan
berpikir logis. Semua anak mengalami tahapan intelektual ini secara sama,
dengan kemajuan yang sama tetapi tidak mesti pada umur yang sama. Setiap
tahapan memiliki hubngan dengan tahapan berikutnya karena struktur berpikit
baru sedang dikembangkan.

2.2. Karakteristik dan Jenis- Jenis Puisi Anak

Puisi dapat diibaratkan nyanyian tanpa notasi. Puisi merupakan karya sastra
yang paling imaijnatif dan mendalam mengenai alam sekitar dan diri sendiri
temasuk hubungan manusian dan tuhan yang maha kuasa. Puisi memiliki
irama yang indah, ringkas dan tepat menyentuh perasaan dan juga sangat
menyenangkan. Penyai memiliki setiap kata dengan hati-hati sehingga
menimbulkan dampak segala yang dikatakannya dan yan menjodoi
maksudnya menakjubkan pembaca atau pendengar.

2.2.1 Karakteristik Puisi Anak


Istilah puisi anak-anak memiliki dua pengertian yaitu: Puisi yang ditulis oleh
orang dewasa untuk anak-anak dan puisi yang ditulis oleh anak-anak untuk
konsumsi mereka sendiri.

Pada dasarnya puisi anak dan orang dewasa hanya sedikit perbedaannya. Hal
utama yang membedakannya adalah dari segi bahasa, tema dan ungkapan
gejolak emosi yang digambarkan. Puisi anak dilihat dari dunia ceritanyan
digambarkan dalam thingsdan sign yang sesuai dengan dunia pengalaman
anak. Jika dicermati keduanyan memiliki implikasi persfektif dan
pengungkapan terhadap dunia anak dengan cukup tajam.

Puisi anak memiliki karakteristik antara lain:

1. Bahasa sederhana
2. Bentuknya naratif
3. Berisi dimensi kehidupan yang bermakna dan dekat dengan dunia anak
4. Mengandung unsur bahasa yang indah dengan panduan bunyi pilihan kata
dan stuan satuan makna.

2.2.2. Jenis puisi untuk Anak-Anak

Dalam konteks puisi untuk anak-anak, huck (1987:406-412)


merekomendasikan adanya tujuan tipe/bentuk puisi untuk anak-anak yaitu;

a. Balada
Balada merupakan puisi naratif yang telah diadaptasikan untuk nyanyian
atau yang memberikan efek tehadap lagu. Balada biasanya berkaitan
dengan perbuatan heroic dan mencakup kisah perjuangan kasih sayang
yang tak terbalas, perseteruan serta tragedy.
b. Sajak/puisi naratif
Puisi naratif merupakan salah satu bentuk puisi (anak-anak) yang
bmenceritaka suatu kejadian khusus atau episode cerita yang panjang.
Jenisnya dapat berupa lirik, sonata, atau ditulis dalam bentuk sajak bebas,
tetapi persyaratannya harus dipenuhi, yakni harus menceritakan
kisah/cerita tertentu yang sebenarnya tidak ada ceritanya.
c. Lirik/lirycal
Puisi jenis ini biasanya bersifat pribadi/ dekriptif tanpa ditetapkan
panjangnya atau strukturnya kecuali pada melodinya. Satu hal yang
mencolok pada lirik adalah kebernyanyian atau singingness kata-kayanya,
sehingga anak-anak merasa senang.
d. Limerik
Puisi limerick adalah sajak lima baris dengan baris pertama dan keduanya
beriman, baris ketiga dan keempat bersifat persetujuan, dan baris kelima
biasnya berisi pengakhiran. Puisi jenis ini juga ditandai oleh adnya nada
humor, keganjilan dan keanehan pengucapan.

e. Haiku
Jenis puisi haiku merupakan salah satu bentuk puisi jepang kuno yang
berkembang sekitar abad ke-13 masehi. Haiku terdiri dari tujuh belas suku
kata. Baris pertama dan ketiga berisi lima suku kata, dan baris kedua
terdiri atas tujuh suku kata.
f. Sajak Bebas
Sajak bebas tidaklah memiliki rima tetapi untuk bentuk pitiknya
bergantung pada ritme.
Puisi akrostik merupakan puisi yang sudah dikenal anak terutama siswa
jenjang sekolah dasa.

g. Cinquain
Jenis puisi ini cocok digunakan sebagai bahan pengajaran puisi disekolah
dasar.

2.3. Bacaan Cerita Anak Usia SD

2.3.1. Karakteristik Bacaan Cerita Anak


Pengajaran sastra di sekolah dasar di Indonesia sangat memprihatinkan.
Anank-anak di sd sangat miskin cerita, baik cerita berbentuk buku maupun
yang dilisanka.

Bacaan sastra unuk anak-anak adalah betuk karya sastra yang disusun untuk
konsumsi anak. Adapun ciri-ciri bacaan cerita anak-anak bila ditinjau dari
beberapa segi

a. Bentuk penyajian
Memiliki ciri tertentu dibandingkan dengan bentuk penyajian bacaan
sastra untuk orang dewasa.bentuk penyajian sastra anak-anak memperoleh
format buku, bentuk huruf, variasi warna kertas, ukuran huruf, dan
kekayaan huruf.
b. Bahasa yang digunakan
Memiliki ciri menggunakan bahasa yang sederhana.penggunaan bahasa
mempertimbangkan bahasa anak usia sd baik dari segi penguasaan struktur
tat bahasa maupun dari segi kemampuan anak dalam memproduksi dan
memahaminya. Dalam cerita anak-anak bahasa yang digunakan harus
mempertimbangkan penggunaan kosakata dan kalimat.

c. Cara penuturan.
Dalam teknik penuturan, pemilihan kata da gaya bahsa hendaknya
disesuaikan dengan readiness anak yaitu dengan menggunakan kata dan
gaya bahasa yang kongkret sesuai dengan perkembangan kognitif mereka
dan mengacu pada pengrtian yang tersurat.
d. Tokoh, penokohan, latar, dan tema.
Dimaksudan agar tidak membingungkan anak dalam memahami aluir
cerita yang tergambarkan lewat rentetan peristiwa yang ada.

2.3.2. Jenis Bacaan Cerita Anak

a. Cerita Bergambar
a). Buku informasi dan Buku Cerita

Dalam konteks ini, buku di bedakan dalam dua permasalahan yang


berbeda, yaitu buku informasi dan buku cerita. Dasar pengelomokan
buku ini dilihat dari penggunaan ilustrasi yang menggunakan gambar
sebagai medianya.

b.)Buku cerita bergambar tanpa kata


Dalam buku ini, eksinya buku tersebut mengandalkan pada penggunaan
media gambar sebagai wahana pengembanag cerita. Ilustrasi yang
menyertai gambar itulah yang akan memberikan pemahaman tentang
penokohan, setting termasuk tindakan-tindakan yang membangun plot
cerita itu.

c). Media ilustrasi sebagai wahana penceritaan

b. Cerita Rakyat

1. Defenisi cerita rakyat

cerita rakyat didefinisikan sebagai semua bentuk narasi yang tertulis atau
lisan yang ada terus sepanjang tahun. Defenisi ini mencakup syair kepahlawanan,
balada, legenda, dan lagu-lagu rakyat sebagaimana dongeng dan cerita binatang.

Menurut versi huck (1987) terapat beberapa cerita rakyat sebagai berikut:

a). Cerita kumulatif

Cerita ini banyak mengulang hal-hak yang penting untuk


membangunklimaks yang cepat.

b). Cerita pourquol

Banyak cerita didunia ini yang merupakan cerita pourquol yang


menceritakan ciri-ciri binatang, asalmula dari ciri-ciri alam tertentu atau
bagaimana keadaan manusia dan kebiasaannya.
c). Cerita binatang

d). Cerita noodlehead

e). Cerita keajaiban

Anak-anak menyebut cerita keajaiban sebagai cerita sihir dan cerita peri
yang gaib

2. Karakteristik cerita rakyat

a). Struktur plot cerita rakyat

Menceritakan sejarah kesukaan para tokoh-tokoh

b). Perwatakan.

Sebuah cerita rakyat yang dapat dipahami melalaui susunan bahasa, symbol
kelengkapan dala cerita

c). Gaya

Cerita rakyat dituturkan oleh pencerita menggunakan bahasa yang mampu


mengungkapkan segala persoalan dan pengalaman hidup serta bahasa yang
khas dan mudah di pahami oleh pendengar.

d). Tema

Tema suatu cerita untuk kategori sastra umumnya akan menarik apabila
sudah di ungkapkan melalui ceriya atau sudah dikemas dalam suatu cerita-
dalam hal ini rakyat. Sebab cerita rakya sering disepelekan, misalnya
cerita humor, cerita dari orang-orang bodohyang tampak tidk masuk akal
atau bahkan cerita di besar-besarkan.

e. Motif
Motif cerita dapat kita pahami setelah kita mendengarkan. Pengulanagn
bagian-bagian cerita, pengulanagn bagia/sifat-sifat tertentu dalam cerita
dan pengulanagnwkan kareatak watak dan perbuatan tokoh pada umumnya
mengungkapkan motif-motif cerita rakyat.
c. Fabel legenda dan mitos sebagai karya tradisional

Fable merupakan cerita mengenai kehidupan binatang. Di Indonesia, fable


diciptakan karena nenek moyang kita amat dekat dengan alam, sehingga
binatang pun sebagai makhluk tuhan yang memiliki kemampuan seperti
manusia. Fable hadir dengan tokoh bintang yang berbeda.
Legenda didefinisikan sebagai dongeng yang diciptakan masyarakat
sehububungan dengan keadaan alam dan nama sebuah daerah. Dongen ini
menceritakan terjadinya nama kota, gunung, pulau dan sebagainya.
Istilah miyos agaknya sulit dijelaskan, karena memiliki wilayah makna
yang cukup luas, dalam wilayah makna yang cukup luas itu, mitos
dapatlah diartikan sebagai cerita-cerita anonym mengenai asal mula alam
semesta dan nasip serta tujuan hidup.

d. Derita Fantasi: Jenis dan Karakteristik

Cerita fantasi adalah cerita yang dibuat berdasarkan produk imajinasi


seseorang seakan ada dalam kehidupan sehari-hari tetapi kenyataannya
hanya dalam impian. Isi cerita fantasi anak-anak diharapkan dapat: (1)
Memberikan kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan; (2) Cerita sastra
dapat mengembangkan daya imajinasi anak; (3) Cerita dapat memberikan
pengalaman-pengalaman baru; (4) Mengembangkan wawasan dengan
perilaku insani; (5) Menurunkan warisan dari generasi terdahulu kepada
generasi berikutnya. ada beberapa macam cerita fantasi, seperti fantasi
binatang, fantasi mainan dan boneka, fantasi dunia liliput, fantasi tentang
alam gaib, tipu daya waktu, dan fantasi tinggi.
e. Fiksi ilmu pengetahuan

Fiksi ilmu pengetahuan adalah suatu bentuk fantasi berdasarkan bentuk


hipotesis tentang ramalan yang masuk akal. Alur, tema, dan latarnya
secara imajinatif didasarkan pada pengetahuan, teori, dan spekulasi ilmiah.
Misalnya cerita tentang perjalanan ruang angkasa, petualangan di planet
lain dan sebagainya

f. Cerita Sejarah

Secara sederhana yang dimaksud dengan cerita sejarah adalah cerita


rekaan yang timbul di suatu masa yang lalu (settingnya –setting waktunya-
adalah suatu masa yang lampau). Pada cerita sejarah, pengarangnya
berusaha untuk membawa para pembaca mundur ke puluhan tahun yang
silam dan memasuki gaya hidup yang sangat berbeda dengan waktu yang
sekarang

g. Biografi
Hampir mirip dengan cerita sejarah, bahwa dalam biografi yang
diceritakan adalah kejadian masa lampau utamanya menceritakan keadaan
atau perjalanan hidup seseorang. Kriteria cerita biografi meliputi: (1)
pilihan subjek, (2) akurasi/keotentikan, (3) gaya/bahasa pengarang, (4)
karakterisasi, dan (5) tema.
Biografi dalam dunia anak-anak kita nampaknya masih asing. Mengapa?
Buku biografi sebagai bacaan anak-anak masih belum belum banyak
jumlahnya.

2.3.3. Strategi Pembelajaran Sastra Ekspresif dan Reseptif

Pengajaran sastra diarahkan pada pengalaman bersastra siswa. Pengalaman


bersastra ini mengarah pada pengalaman secara reseptif maupun secara ekspresif.
Pengajaran apresiasi yang mengarah pada kegiatan meresepsi hasil sastra
diantaranya membaca puisi, membaca dan menyimak cerita, dan menonton
pementasa drama. Sementara itu, kegiatan yang mengarah pada bentuk apresiasi
ekspresif di antaranya menulis puisi, menulis cerita, dan bermain peran (drama).

1. Pengajaran Apresiasi Pusisi

Dalam proses pemahaman bacaan sastra untuk anak-anak sekolah dasar dikenal
tiga jenis cara atau teknik yaitu: (1) teknik bottom up, (2) teknik top down, dan (3)
model interaktif. Dari ketiga teknik tersebut yang cocok digunakan untuk
memahami puisi anak adalah model interaktif, yaitu pemahaman sebagai hasil
dekoding dan dengan menghubungkan skema isi yang dimiliki.

Puisi anak-anak diciptakan melalui penggambaran things dan sign. Karena itu,
dalam proses pemahamannya pun tidak terlepaskan dari gambaran kedua hal di
atas. Sign dalam puisi yang merupakan print out atau sistem tanda harus
ditafsirkan sehingga hadir interpretasi. Dalam menginterpretasi ini pemahaman
anak ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan atau skemata isi yang
dimilikinya (Prior Knowledge). Begitupun dengan puisi, bila anak ingin
mengungkapkan sesuatu, yang ada pertama kali dalam benaknya adalah gambaran
sesuatu (things) baru kemudian hadir interpretasi dalam berbagai macam
alternatif.

2. Pengajaran Apresiasi Prosa dan Drama sebagai Suatu Kegiatan Reseptif dan
Ekspresif

Menutur Effendi (1982) mengemukakan terdapat dua kegiatan yang dapat


dilakukan dalam mengapresiasi sastra termasuk apresiasi prosa dan drama, yaitu
kegiatan yang dilakukan secara langsung dan kegiatan yang secara tidak langsung.
Kegiatan apresiasi secara langsung adalah kegiatan yang berhubungan langsung
dengan karya sastra, baik ke dalam teks maupun maupun ke dalam bentuk
penampilan (perfomance). Kegiatan sastra adalah mendengarkan pembacaan
puisi, mendengarkan pembacaan cerpen, serta menonton pementasan drama di
berbagai tempat kegiatan berlangsung. Sedangkan kegiatan apresiasi secara tidak
langsung dapat dilaksanakan dengan mempelajari teori sastra, esei dan kritik
sastra, sejarah sastra, dan mendokumentasikan berbagai masalah sastra. Dengan
mempelajari berbagai macam teori sastra, seseorang dapat mengetahui bagaimana
wujud sajak, cerita atau drama, bagaimana fungsinya, bagaimana hubungan antara
unsur yang terdapat didalamnya.

a. Strategi Pengajaran Prosa

Menentukan tujuan pengajaran yang akan dicapai.

Guru menentukan cerita pendek yang dibaca siswa.

Siswa membaca dalam hati teks cerpen yang telah disediakan.

Mendiskusikan kata-kata sulit.

Memancing respons siswa dengan berbagai pertanyaan, dan

Menceritakan kembali isi cerita dengan bahasanya sendiri.

b. Strategi Pengajaran Drama

Menentukan tujuan pengajaran yang akan dicapai.

Mencari contoh drama yang cocok dengan kelas yang diajarkan.

Membaca teks drama tersebut di dalam hati

Membagi siswa dalam berkelompok.

Berlatih menjiwai peran yang disandang.

Memerankan drama dengan membaca teks.

Guru memberikan penguatan terhadap penampilan siswa, baik pengucapan


dialog, penjiwaan, gaya/sikap. Gerak-gerik, mimik muka dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Seperti yang nyatakan sebelumnya bahwa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia
empunyai arti yang cukup penting. Poin yang lebih penting lagi didalam
pengajaran bahasa sastra Indonesia terutama adalah membeca. Karena ketika kita
duduk dibengku SD, hal pertaama yang harus dipelajari adalah membaca, kita
akan dapat menulis juga menghitung serta merangkai berbagai macam kalimat.
Jika begitu kita akan dapat membeacakan karya-karya sastra.

Sastra juga saran yang diberikan untuk mengembangkan kreatifitas anak didalam
pengajaran bahasa dan sastra bahasa Indonesia.

3.2 Saran

Sebagai seorang calon pendidik ada beberapa hal yang dpat kita lakukan
diantanya:

1. Pendidik, pendidik harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan


benar ketika memberikan pengajaran kepada anak didiknya
2. Pendidik harus memastikan bahwa anak didiknya senang, suka, juga
nyaman diajar oleh kita, agar mereka dapat menerima materi dengan baik
dan tidak merasa terpaksa.

Anda mungkin juga menyukai