Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Pembelajaran Sastra Anak di Sekolah Dasar


Disusun Guna Memenuhi Tugas Pendidkan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen Pengampu Sopyan Sauri M.Pd.

Disusun Oleh:
Rumanah (2021.02.08.0004)
Yuvasilul Ayat (2021.02.08.0003)
Aryati (2021.02.08.0191)

SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN

BABUNNJAH – PANDEGLANG - BANTEN

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala nikmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembelajaran sastra snak-anak”.
Salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
yang menjadi suri tauladan bagi kita semua.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan kami hanya dapat
mengucapkan terimakasih atas pengarahnya. kami berharap semoga segala bantuan yang telah
diberikan kepada kami mendapatkan balasan dari Allah SWT.
kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesan kesempurnaan. Kritik
dan saran kami butuhkan untuk menjadi lebih baik. Semoga makalah yang sederhana ini
mampu memberi manfaat bagi kami dan teman-teman lainnya. Terimakasih.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran sastra di SD pada dasarnya bertujuan membina apresiasi anak SD
terhadap karya-karya sastra , sehingga anak dapat mengembangkan kearifan, kejelian, dan
ketelitian untuk menangkap isysrat-isyarat dalam kehidupan yang tercermin dalam karya
sastra. Jika apresiasi telah tumbuh pada diri anak, maka akan memberikan dampak positif
terhadap anak.
Pembelajaran sastra di sekolah dasar dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok,
yaitu; pembelajaran fiksi, pembelajaran puisi, dan pembelajaran drama. Ketiga bentuk sastra
ini harus disajikan guru secara apresiasi. Oleh karena itu, guru harus mampu mencari materi
yang tepat , menyusun, menyajikan kegiatan yang bersifat kreatif dan positif dengan materi
sastra yang telah dipilih.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sastra ?
2. Bagaimanakah nilai sastra bagi anak ?
3. Bagaimana pentingnya pembelajaran sastra untuk anak ?
4. Apa saja tahapan-tahapan pembelajaran sastra anak ?
5. Apa saja macam-macam karya sastra ?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari sastra.
2. Menjelaskan nilai sastra bagi anak.
3. Menjelaskan pentingnya pembelajaran sastra untuk anak.
4. Menyebutkan tahapan-tahapan pembelajaran sastra.
5. Menyebutkan macam-macam karya sastra.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sastra
Sastra merupakan bagian dari kesenian yang dapat memberikan kesenangan , hiburan,
kebahagiaan pada diri manusia. Manusia selalu ingin menikmati keindahan yang pernah
dirasakannya dengan mewujudkan keindahan itu dalam bentuk, seperti; seni tari yang
mewujudkan keindahan gerak tubuh manusia, seni rupa yang mewujudkan keindahan bentuk
benda dan susunannya, dan seni sastra yang mewujudkan keindahan dalam bentuk bahasa.
Dalam sastra unsur perasaan lebih tinggi. Sastra berhubungan dengan penciptaan, dan
ungkapan pribadi ( ekspresi ). Jiwa sastra berupa pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia.
Sebuah karya sastra akan menjadikan pembacanya lebih kaya akan pengalaman dan
pengetahuan, hati akan bergetar dan jiwa akan diliputi kesegaran.
Keindahan sastra terletak pada pengelolaan bahan pokoknya melalui bahasa. Bahasa
sastra mempunyai ciri khas yang berbeda dengan bahasa sehari-hari, misalnya; dalam bahasa
sehari-hari orang akan berkata “hari sudah senja”. Akan tetapi sastrawan mungkin akan
mengatakan “matahari tenggelam di balik bukit-bukit”.
B. Nilai Sastra bagi Anak
Sastra dapat mengembangkan wawasan anak menjadi prilaku insani. Melalui karya
sastra yang luas dapat membuat anak mengerti dunia. Anak dapat membayangkan dan
merasakan keindahan serta anak dapat merasakan kesadaran mengenai kehidupan orang lain,
bahkan bangsa lain sekalipun. Sastra mengembangkan imajinasi anak untuk memikirkan
alam, insan, pengalaman, atau gagasan dengan berbagai cara. Sastra dapat memberikan
pengalaman seolah-olah si anak sendiri yang mengalaminya. Seperti, petualangan, perjuangan
dalam menghadapi rintangan.
Bagi seorang calon pendidik dikelas rendah sangatlah penting mengetahiu nilai-nilai
apa saja yang akan diberikan pada anak lewat karya sastra.
C. Pembelajaran Sastra bagi Pendidikan Anak-anak SD

Karya sastra merupakan pembelajaran yang cocok untuk diberikan. Karena telah
diketahiu oleh kita bahwa dengan membaca karya sastra hati bisa merasakan sesuatu yang
menyenangkan dan membahagiakan. Selain itu, karya sastra juga memberikan nilai-nilai dan
pengetahuan lainnya yang belum pernah diketahui oleh anak-anak seperti pengetahuan
bagaimana sebaiknya mereka berinteraksi dengan sesama.

1. Membantu Perkembangan Bahasa Anak


Melalui menyimak atau membaca karya sastra , secara sadar ataupun tidak sadar
pemerolehan bahasa anak akan meningkat. Bertambahnya kosa kata maka akan
meningkatkan pula keterampilan berbahasa anak.
2. Membantu Perkembangan Kognitif Siswa
Sastra mempunyai hubungan erat dengan penalaran dan pikiran anak-anak. Semakin
anak terampil berbahasa, maka akan semakin terampil pula mereka berfikir. Penalaran
yang dikembangkan melalui media sastra antara lain; membandingkan,
mengklasifikasikan, menghipotesis, merangkum, mengeritik, dan menerapkan.
3. Perkembangan Kepribadian
Sastra mempunyai peranan penting dalam perkembangan kepribadian anak. Tokoh-
tokoh dalam karya sastra secara tidak sadar akan mendorong atau mempengaruhi anak-
anak mengendalikan berbagai emosi, misalnya: benci, cemas, takut, bangga, angkuh,
sombong, dan lainnya. Disini guru harus pintar-pintar memilih bacaan untuk anak yang
didalamnya terdapat pesan, kesan moral bagi anak.
4. Perkembangan Sosial
Istilah sosialisasi mengacu pada suatu proses yang digunakan untuk anak-anak dalam
membentuk perilaku, norma-norma, dan mativasi, yang selalu dipantau serta dinilai oleh
keluarga dan kelompok budaya mereka. Ada tiga proses yang sangat berpengaruh dalam
sosialisasi dunia anak-anak.
Pertama, proses hadiah dan hukuman. Orang tua/orang dewasa kerap kali
memberikan hadiah kepada anak atas prilaku yang baik. Sebaliknya, mereka memberi
hukuman atas prilaku yang tidak baik. Hal ini bermakna, anak disuruh melakukan hal-hal
yang baik dan melarang melakukan hal-hal yang tidak baik.
Kedua, proses imitasi/peniruan. Anak-anak meniru/menyontoh prilaku atau respon
orang dewasa atau teman sebaya. Pada masa ini anak belajar tentang prilaku yang diterima
dalam masyarakat.
Ketiga, proses identifikasi. Proses ini menuntut ikatan emosional dengan model-
model yang ada. Anak-anak menginginkan agar pikiran, perasaan, dan sifat-sifat mereka
sama dengan model yang disukai.
Karena itu dalam karya sastra yang dipilih untuk anak SD hendaknya menampilkan
tokoh model yang dapat membawa anak-anak kea rah yang lebih baik.
D. Pentingnya Pembelajaran Sastra bagi Anak SD
1. Sastra Menunjukkan Kebenaran Hidup
Dari karya sastra, orang akan belajar banyak tentang pengalaman hidup, persoalan
dengan aneka ragamnya dan bagaimana menghadapinnya. Misalnya, dalam sastra anak-
anak, dapat dijumpai cerita gadis kecil yang begitu asyik bermain dengan bonekanya,
dibelai, disayang, dininabobokkan dengan bibir mungilnya yang begitu polos, murni, dan
tidak ada kebohongan disini. Begitu pula dengan anak laki-laki yang dengan asyiknya
bermain mainan kesukaannya.
Kondisi seperti diatas, dapat dijadikan untuk menanamkan pendidikan kepada anak-
anak tentang bagaimana hidup manusia itu sebenarnya. Ada masa tenang, ada masa damai.
Ada masa anak-anak juga masa dewasa dan seterusnya, yang penuh dengan aneka peran,
tugas, dan tanggung jawab. Dengan diajarkan pendidikan sastra sejak dini anak akan
mengenal atau mengerti manusia lain.
2. Sastra untuk Memperkaya Rohani
Dalam membaca sastra disamping hiburan dapat menikmati jalan cerita, pelukisan
watak yang mengesankan, juga harus mempertimbangkan kebenaran. Disini pembaca
sastra juga seharusnya ikut aktif mancari makna yang terkandung. Selain itu guru juga
harus memilihkan bacaan sastra yang didalamnya terdapat pesan kesan yang bermakna
bagi siswanya.
3. Sastra Melampaui Batas bangsa dan Zaman
Karya sastra Mahabarata dan Ramayana menceritakan kejadian beberapa ratus tahun
yang lalu. Cerita tersebut masih tetap hidup dalam abad kedua puluh dan sampai saat ini,
berarti melampaui batas zaman.cerita ini digemari manusia kaena berisi pengalaman hidup
yang mendasar yang masih terjadi sampai saat ini, seperti; kesetiaan dan penghianatan,
perang antar saudara, orang tua kehilangan anak, dan lain sebagainya.
Dari penjelasan diatas menjawab pertanyaan mengapa karya sastra perlu diajarkan
pada anak-anak, karena karya sastra merupakan karya atau cerita turun temurun dan akan
tetap ada sepanjang zaman
4. Sastra Memiliki Santun Berbahasa
Dalam karya sastra begitu kaya dengan kata-kata yang tersusun secara tepat dan
mempesona. Anak dapat belajar tatakrama/santun berbahasa dari pengungkapan kata-kata
para sastrawan.
Dengan demikian karya sastra memudahkan guru dalam menanamkan pendidikan
karakter terhadap anak, guna menjadikan anak yang sopan, santun di dalam lingkungan
sekitarnya maupun dimanapun mereka berada nantinya.
5. Sastra Menjadikan Manusia Berbudaya
Manusia yang berbudaya adalah manusia yang cepat tanggap terhadap segala hal
yang luhur dan indah dalam hidup ini.
Apabila karya sastra diajarkan sejak anak duduk dibangku SD, maka sejak dari dini
ia dapat mengerti kehidupan manusia yang sederhana, berbudi luhur, dan disiplin. Hal itu
dikarenakan didalam sastra terdapat gambaran kebiasaan manusia bergaul dengan
kebenaran, keindahan, dan kebaikan.
E. Tahapan Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar
Tahapan dalam pelaksanaan proses pembelajarannya antara lain:
1. Tahap Penikmatan
Tahap ini diawali sejak masa anak umur 3-7 tahun. Anak sekolah dasar diajak
menikmati atau mendengarkan cerita, puisi syair lagu, drama anak-anak. Dengan
menyimak, dan menonton maka akan timbul rasa senang, gembira, puas pada diri siswa
perlahan-lahan. Sehingga akan timbul rasa cinta dan rindu terhadap karya sastra.

2. Tahap Penghargaan
Pada tahap ini anak diajak setengah aktif . bagaimana menimbulkan rasa kekaguman,
misalnya menayangkan tentang tokoh yang menjadi idola atau sebaliknya. Pemberian rasa
pujian bila anak dapat menjawab pertanyaan yang berupa umpan balik dari karya sastra
yang baru dinikmatinya maka akan muncul rasa ingin ikut memiliki atau menguasai hasil
karya tersebut, sehingga muncul rasa penghargaan terhadap karya sastra.
3. Tahap Pemahaman
pemahaman ini ditekankan pada pemahaman unsur intrisik dan ekstrinsik karya
sastra, misalnya diberikan pertanyaan siapa tokoh yang baik dan yang jahat, dimana
peristiwa itu terjadi, dan lain sebagainya guna mengukur tingkat pemahaman anak tentang
sastra yang dibacakan.
4. Tahap Penghayatan
Pada tahap ini siswa diajak menganalisis tema dan berdiskusi tentang nilai-nilai yang
terkandung dalam karya sastra tersebut, mengkritik, membandingkan antara satu karya
dengan karya yang lain.
5. Tahap Implikasi
Tahap implikasi yaitu tahap dimana anak diberikan kesempatan mengimplikasikan
kreatifitas dalam bidang sastra, sesuai dengan minatnya masing-masing seperti; yang suka
puisi dibentuk kelompok puisi, yang suka drama dibuatkan sanggar, dan yang suka fiksi
maupun cerpen diberkan pembinaan dalam bentuk ekstrakulikuler.
F. Bentuk-bentuk Sastra Anak
1. Sastra Anak SD Kelas Rendah
Sastra anak SD kelas rendah terdiri atas berbagai genre atau tipe dan dapat berbentuk
lisan dan tulisan. Tipenya berbeda mulai dari lagu-lagu nina bobo, syair lagu anak,
tembang dolanan, permainan huruf, buku bergambar, sampai cerita petualangan.
Di bawah ini akan dibicarakan berbagai sastra anak di kelas rendah, antara lain;
a. Syair Lagu, Nyanyian Anak
Syair lagu atau tembang tidak lain adalah puisi. Puisi yang dilagukan ini
mengandung karya seni/berbagai unsur keindahanyang menggunakan bahasa sebagai
media. Keindahan bahasa puisi lagu, juga lagu-lagu anak dan tembang dolanan dirasakan
melalui permainan bahasa, seperti paralisme dan perulangan, baik berupa pengulangan
bunyi maupun kata. Contoh puisi lagu di bawah ini;
Puk ame-ame
Belalang kupu-kupu
Siang makan nasi, kalau malam minum susu
Kedua lirik lagu di atas terbelah menjadi dua kesatuan bunyi, mirip dengan pantun.
Kedua satuan bunyi pada tiap lirik memiliki polayang sama. Itulah yang disebut paralisme.
b. Puisi Tembang Dolanan
Puisi tembang dolanan mengandung makna yang berkaitan dengan adat-istiadat,
budi pekerti, sopan-santun, moral, serta unsur kejenakaan yang terkait dengan kondisi
masyarakat setempat. Contoh puisi tembang dolanan gundul-gundul pacul;
Gundul-gundul pacul-cul, gemblelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gemblelengan
Wakul glimpang segane dadi saratan
Wakul glimpang segane dadi seratan
c. Cerita Lisan
Budaya bercerita kepada anak merupakan budaya yang universal, yaitu budaya yang
turun temurun. Cerita-cerita yang disampaikan usahakan jangan cerita yang itu-itu saja.
Misalnya; cerita melalui tokoh binatang, jangan lagi kancil tetapi coba dimulai dari
binatang sekitar seperti semut, perhatikan sifatnya. Apa pernah semut itu diam bermalas-
malasan? Tulis contoh yang baik yang dapat ditiru anak.
Dari cerita yang diberikan , si anak dapat memperoleh berbagai pendidikan, seperti
sikap, moral, perbuatan baik dan buruk. Maka dari itu guru harus mampu memilih cerita
yang mengandung pesan moral, disiplin, yang dikemas dalam cerita anak dan seisa mungkin
menarik.
2. Sastra Anak SD Kelas Tinggi
sastra anak SD kelas tinggi maksudnya adalah jenis-jenis karya sastra yang baik
untuk siswa SD kelas IV, V, dan IV. Adapun jenis-jenisnya sebagai berikut.
a. Cerita Fiksi
Cerita fiksi merupakan cerita yang berisi misteri kehidupan yang berhubungan
dengan kehidupan anak yaitu,, sesuatu yang menjadi isi ungkapan dan yang ingin
disampaikan penulis kepada pembaca. Isinya terjalin dalam sebuah rangkaian alur yang
menampilkan berbagai peristiwa dan tokoh yang dikemas dalam bahasa narasi dan dialog.
Tokoh fiksi boleh siapa saja,namun mesti berkisar tentang kehidupan anak.
Fiksi anak mencakup beberapa aspek antara lain; emosi, moral, perasaan, dan pikiran
yang dapat dipahami oleh anak-anak usia SD. Jenis-jenis fiksi anak antara lain;
a) Novel dan Cerpen
Novel dan cerpen ada persamaan dan perbedannya. Persamaanya adalah sama-sama
dibangun oleh unsure intrinsik yang sama ( penokohan, alur, latar, tema, moral, sudut
pandang, dll ). Perbedaan novel dan cerita terletak pada pengembangan cerita.
Cerpen bisa dibaca beberapa menit selesai. Novel tidak mungkin demikian. Novel
berbicara mendetail dan panjang lebar, kaarena dapat menampilkan banyak tokoh. Cerpen
tokohnya terbatas yang difokuskan pada kesan tunggal. Cerpen biasanya terbit pada satu
buku sedangkan cerpen pada umumnya dimuat dalam berbagai majalah dan surat kabar.
b) Fiksi Realistik
Fiksi realistik adalah cerita yang berkisah tentang isu-isu pengalaman kehidupan
anak secara nyata. Cerita fiksi realistik menampilkan model kehidupan sehari-hari seorang
anak. Misalnya, bagaimana kisah kehidupan seorang anak pemulung yang berjuang untuk
dapat bersekolah. Dalam cerita realistik ini berusaha menampilkan pemahaman kehidupan
kepada anak-anak secara penuh dan kehidupan yang penuh problematika yang dapat
dijadikan pembelajaran bagi anak.
c.) Fiksi Fantasi
cerita fantasi adalah cerita yang dikembangkan dengan menghadirkan sebuah dunia
lain di samping dunia realitas. Cerita fantasi adalah cerita yang menampilkan tokoh, alur,
karakter, dan lainnya yang kebenarannya diragukan, baik seluruh cerita maupun hanya
sebagian cerita. Kebenaran disini yang dikaitkan dengan logika realitas sebagaimana
halnya yang terjadi dalam kehidupan nyata. Misalnya adalah tokoh manusia yang bias
terbang, bicara dengan binatang, dan tumbuhan, atau melakukan hal-hal tertentu yang luar
biasa di luar jangkauan nalar manusia. Misalnya; andi dan prajurit semut
d.) Fiksi Historis
Fiksi historis merupakan sebuah cerita yang mengungkapkan tentang peristiwa-
peristiwa yang luar biasa atau gambaran yang bersifat historis atau gambaran tentang
kehidupan masa lalu. Dalam cerita ini disajikan fakta sejarah yang diramu dengan
imajinasi. Cerita fiksi historis haruslah didukung oleh penggambaran latar yang secara
tepat dan meyakinkan sesuai dengan perkembangan kebudayaan yang ada. Misalnya; cerita
Pangeran Diponegoro ( Raden Mas Antawirya ), maka pakaian dan perlengkapannya harus
disesuaikan dengan Pangeran Diponegoro yang sebenarnya.
e.) Komik Sastra Anak
komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan
lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata-kata. Seluruh teks dalam
komik disusun sesuai hubungan gambar. Kata-kata berfungsi untuk menjelaskan,
melengkapi, memperdalam penyampaian gambar, dan teks secara keseluruhan. Tulisan
yang berupa kata-kata biasanya ditulis dalam bentuk balon-balon yang dikreasi sedemikian
rupa sehingga serasi dengan gambar-gambar. Balon-balon tersebut dapat berupa ujaran,
pikiran/perasaan tokoh, namun dapat pula berisi tentang deskripsi singkat tentang sesuatu.
Penutup

Karya sastra merupakan pembelajaran yang cocok untuk diberikan. Karena telah
diketahiu oleh kita bahwa dengan membaca karya sastra hati bisa merasakan sesuatu yang
menyenangkan dan membahagiakan. Selain itu, karya sastra juga memberikan nilai-nilai dan
pengetahuan lainnya yang belum pernah diketahui oleh anak-anak seperti pengetahuan
bagaimana sebaiknya mereka berinteraksi dengan sesama.

Sastra dapat mengembangkan wawasan anak menjadi prilaku insani. Melalui karya
sastra yang luas dapat membuat anak mengerti dunia. Anak dapat membayangkan dan
merasakan keindahan serta anak dapat merasakan kesadaran mengenai kehidupan orang lain,
bahkan bangsa lain sekalipun. Sastra mengembangkan imajinasi anak untuk memikirkan
alam, insan, pengalaman, atau gagasan dengan berbagai cara. Sastra dapat memberikan
pengalaman seolah-olah si anak sendiri yang mengalaminya. Seperti, petualangan, perjuangan
dalam menghadapi rintangan.
DAFTAR PUSTAKA

Sarumpet, Riris K Toha. 2010. Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai