Anda di halaman 1dari 4

RESUME

KETERAMPILAN BERBAHASA DAN SASTRA


“Meningkatkan Pembelajaran Sastra Anak SD”

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Drs. I Ketut Dibia, S.Pd.,M.Pd

OLEH

NAMA : ANGGUN RIMADA AKHMAD AR


NIM : 1711031275
KELAS/SEMESTER : V/D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019

Sastra adalah seni yang berhubungan dengan penciptaan dan ungkapan


pribadi (ekspresi). Karya sastra adalah suatau fenomena sosial, mempelajari karya
sastra berarti berarti mempelajari kehidupan sosial seperti mengkaji kehidupan
manusia, budaya, ideologo, serta karakter atau perwatakan.

Pembelajaran sastra sangan penting bagi kehidup an manusia dan


perkembangannya, disekolah materi pembelajaran sastra menjadi sesuatu yang
penting. Pembelajaran sastra yang selama ini dilakukan di sekolah digabung
dengan pembelajatan bahasa Indonesia atau yang sering disebut dengan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Materi sangat penting disampaikan disekolah, karna dalam
sastra terdapat nilai-nilai kehidupan yang tidak diberikan secara perskriptif harus
begini, jangan begitu yang dimana pembaca diberikan kebebasan. Adapun tujuan
pembelajaran sastra untuk anak iyalah pertama, menumbuhkan kesenangan
terhadap buku. Kedua, menginterprestasikan Literatur. Ketiga, mengembangkan
kesadaran bersastra. Keempat, mengembangkan apresiasi. Dari mempelajari karya
sastra maka didapatkan manfaat sastra bagi anak SD adalah sebagai berikut yang
pertama, membantu perkembangan bahasa anak.Kedua, membantu perkembangan
kognitif siswa. Ketiga, perkembangan sosial. Keempat, sastra menjadikan santun
berbahasa. Dan yang kelima, sastra menjadikan manusia yang berbudaya. Sebagai
upaya untuk meningkatakan apresiasi sastra terhadap anak iyalah dengan cara
setiap anak pada jenjang sekolah dasar diwajibkan membeaca Sembilan buku
sastra (puisi anak, buku cerita anak, drama anak, dan dongeng atau cerita rakyat).
Dan ketika pada saat pembekajaran sastra siswa diberi kesempetan memahami,
menikmati, dan sekaligus merespon apa yang mereka baca dengan cara-cara yang
menarik minat mereka.

Untuk meningkatkan sastra anak SD kita sebagai calon guru harus sangat
menguasai tahapan-tahapan pembelajaran sastra di anak SD iyalah seperti yang
pertama ada tahap penikmatan, diawali sejak masa anak berumur 3-7 tahun anak
diajak mendengarkan cerita, puisi syair lagu, dan lainya, maka dari situ akan
timbul rasa penikmatannya terhadap sastra. Selanjutnya tahap penghargaan, pada
tahap ini anak diajak setengah aktif untuk bagaimana diajarkan rasa kekaguman
misalnya menanyangkan tokoh atau idola yang dikagumkannya. Selanjutnya
tahap pemahaman dimana tahap imi ditekankan pada pemahan unsur instrisik dan
ekstrinsik karya sastra misalnya diberi pertanyaan sisapa tokoh yang baik dan
yang jahat. Selanjutnya tahap penghayatan, dimana tahap ini siswa diajak
menganalisis tema dan dan berdiskusi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam
karya sastra tersebut. Selanjutnya tahap implikasi, dalam tahap ini dimana anak
diberikan kesempatan mengimplikasikan kreatifitas dalam bidang sastra, sesuai
dengan minatnya masing-masing, misalnya ada yang suka menulis puisi maka
dibentuk kelompok puisi.

Bagaimana peranan sastra dalam menjadikan manusia yang berbudaya?


Manusia menjadi tepat tanggap tentang kebudayaan serta bergaul dengan
kebenaran dan keindahan. Apa saja kendala yang dialami oleh guru dalam
meningkatkan sastra untuk anak SD ? secara etimologi peratama kurangnya minat
terhadap sastra, yang kedua kurangnya 4m ( mengenal, memahami, menghayati,
mengimplementasi). Dan cara mengatasinya dengan mengupayakan literasi yang
mana sumber utamanya dari guru dimana yang terpenting ada pemahaman dan
pemaknaan dalam sastra. Apa yang dimaksud dengan santun berbahasa dan
hubungannya di sekolah dasar ? santun berbahasa mencerminkan kepribadian
dirinya jika dalam bertutur kata santun maka akan mencerminkan pribadi yang
baik dan adapun hubungannya dalam sekolah dasar iyalah kita ambil seorang
pendidik atau guru, guru dalam mengajar harus menggunakan kata yang santun
atau baik misalnya didalam kelas terdapat siswa yang tidak pandai, sebagai guru
untuk menegurnya tidak dengan menggunakan kata “goblok atau pemalas” namun
menggunakan kata-kata seperti “belajranya ditingkatkan lagi ya” perkataan guru
mempengaruhi psikologi anak oleh sebab itu pendidiklah yang memberikan
contoh untuk berakata baik.

Anda mungkin juga menyukai