Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

BAHASA INDONESIA 2
PENERAPAN PENDEKATAN DALAM SASTRA ANAK

DOSEN PENGAMPU:
Widya Permata Dilla, S.Pd.,M.Pd

ROMBEL A
DI SUSUN OLEH :
Dahlia Latifah 203010212004
Magdalena Giwai 203030212122
Selvia Lestarie 203010212015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN DAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat dan rahmat karunianya, sehingga kami dapat dapat menyelesaikan makalah ini dalam
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia 2 dengan judul materi kami
mengenai “Penerapan Pendekatan Dalam Sastra Anak”. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Widya Permata Dilla M.Pd, selaku Dosen Pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia 2 yang selalu mengajari kami dan memberikan banyak pengetahuan mengenai
mata kuliah ini. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangunkan
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Palangka Raya, 06 Februari


2022
Penyusun,

KELOMPOK 8
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Sastra Anak
B. Macam-macam Pendekatan Sastra Anak
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya sastra pada hakikatnya adalah sebuah sistem produksi yang tidak hanya
meliputi karya sastra itu sendiri, melainkan juga sastrawan, masyarakat, serta
pembacanya. Karya sastra adalah bagian dari kehidupan sosial dan budaya, serta tidak
bisa dipisahkan begitu saja dari masyarakatnya (Christopherson via Inglis, 2005:15).
Karena itu, karya sastra adalah sebuah sistem produksi yang memiliki kode sastra,
bahasa, dan budaya.
Sastra anak adalah sastra yang memfokuskan anak-anak sebagai pengamat
utama. Dalam sastra anak-anak tidak hanya diajarkan untuk mengapresiasi saja tetapi
juga dapat dijadikan sumber belajar keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,
membaca dan menulis) bagi siswa. Karya sastra menuntut keterlibatan seluruh
kemampuan berbahasa. Keterlibatan semua aspek keterampilan bahasa tersebut
menjadi bagian tidak terpisahkan dalam proses pemaknaan karya sastra.
Pendekatan (approach) berarti pandangan awal peneliti terhadap karya sastra,
apakah karya sastra tersebut sebagai objek yang mandiri dengan pengertian terlepas
dari kepentingan pengarang dan pembaca, apakah karya sastra tersebut sebagai objek
yang dikaitkan dengan pengarang (pencipta), apakah karya sastra tersebut sebagai
objek yang dikaitkan dengan kepentingan pembaca (penikmat), dan apakah karya
sastra tersebut sebagai objek yang dikaitkan dengan kondisi sosial yang
melingkunginya. Sedangkan definisi sastra menurut konteks kebudayaan adalah
ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Yang dapat juga diartikan sebagai bentuk
upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari
perasaan dan pemikirannya. Jadi pendekatan sastra adalah cara-cara yang dilakukan
oleh seorang penelaah untuk mengkaji sebuah karya sastra, agar dapat memahaminya.
Beberapa macam pendekatan dalam sastra yang bisa diterapkan dalam mengkaji
sastra anak yaitu pendekatan semiotik, sosiologis, feminisme, ekspresif, pragmatik,
dan struktural.
Sastra anak pada hakikatnya memiliki posisi yang sama dengan sastra orang
dewasa. Yang membedakannya hanyalah bahwa sastra anak adalah sastra yang
menempatkan anak sebagai pusat penceritaan. Karenanya, pendekatan-pendekatan
karya sastra yang selama ini digunakan untuk mengkaji sastra (orang dewasa) juga
bisa digunakan untuk mengkaji sastra anak, sepanjang pendekatan tersebut tepat dan
relevan dengan topik atau permasalahan yang dikaji. Dalam pemakaian bahasa, sastra
anak tidak selalu mengandalkan suatu bentuk keindahan sebagaimana layaknya karya
sastra pada umumnya. Yang paling penting untuk ditonjolkan dalam sastra anak
adalah fungsi yang hadir bersamanya. Baik itu fungsi estetis maupun bentuk gaya
bahasanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan dalam sastra anak ?
2. Apa saja macam-macam pendekatan dalam sastra anak ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pendekatan dalam sastra anak
2. Untuk mengetahui macam-macam pendekatan dalam sastra anak
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Sastra Anak


Sastra anak adalah sastra yang mengacu kepada kehidupan cerita yang berorelasi
dengan dunia anak-anak (dunia yang dipahami anak) dan bahasa yang digunakan
sesuai dengan perkembangan intelektual dan emosional anak (bahasa yang dipahami
anak-anak) hal ini menunjukkan bahwa batasan sastra anak hanyalah pada karyanya,
dimensi lainnya, seperti pengarang dan pembaca sebagai pencipta dan penikmat
dalam sastra anak tidak mutlak harus anak-anak. (Kurniawan , 2009:22). Sastra anak
adalah karya sastra yang ditulis oleh anak-anak maupun orang dewasa yang berisi
citra dan metafora kehidupan yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-
anak yang dapat dilihat dan dipahami melalui mata anak-anak dan dapat memberi
kesenangan dan pemahaman tentang kehidupan. Sastra anak adalah sastra yang
berbicara tentang apa saja yang menyangkut masalah kehidupan ini sehingga mampu
memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan itu sendiri
kepada anak. Pendidikan sastra sudah diterapkan sejak kita masih kecil.
Anak-anak yang telah terbiasa bergelut dengan sastra sejak usia dini akan
menjadi lebih baik karena sastra diciptakan tidak semata-semata untuk menghibur,
namun lebih dari itu, sastra hadir untuk memberikan pencerahan moral bagi manusia
sehingga terbentuk manusia-manusia yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur.
Karya sastra anak menjadi sangat penting dibiasakan kepada anak-anak sejak dini
karena di dalamnya tersaji berbagai realitas kehidupan dunia anak dalam wujud
bahasa yang indah. Sastra anak dapat menyajikan dua kebutuhan utama anak-anak
yaitu hiburan dan pendidikan. Anak-anak dapat merasakan hiburan lewat cerita
maupun untaian kata dalam puisi anak melalui belajar sastra, demikian pula, dengan
belajar sastra, anak-anak secara tidak langsung dididik untuk meneladani berbagai
nasihat, ajaran, maupun moral yang disampaikan dalam karya sastra anak.
Secara etimologis, pendekatan berasal dari kata appropio, approach, yang
diartikan sebagai jalan dan penghampiran. Pendekatan diartikan sebagai proses
membuat atau cara mendekati, diartikan pula sebagai usaha dalam rangka aktivitas
penelitian untuk mengadakan hubungan dengan objek yang diteliti atau metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Sastra adalah sesuatu yang menjadi
kebutuhan bagi setiap manusia. Sedangkan anak adalah orang yang dalam proses
belajarnya masih sederhana tetapi kompleks dan memiliki karakter tersendiri yang
berbeda dengan orang dewasa, dimana perkembangan intelektual dan emosi anak
ditentukan oleh karakter kepribadian dan lingkungan anak. Nurgiyantoro (2013:12)
mendefinisikan sastra anak sebagai karya sastra yang menempatkan sudut pandang
anak sebagai pusat penceritaan. Secara sadar atau tidak sadar, kehidupan kita selalu
dikelilingi dengan sastra. Pendekatan karya sastra adalah pendekatan yang membahas
semua hal tentang sastra. Kajian ini hanya mengembangkan kompetensi teori sastra.
Kajian tentang sastra adalah kajian yang mencoba untuk mengembangkan kompetensi
apresiasi sastra, kritik sastra dan proses kreatif sastra. Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa pendekatan sastra anak adalah pendekatan yang membahas karya
sastra anak sebagai pembayangan atau pelukisan kehidupan anak yang imajinatif ke
dalam bentuk struktur bahasa anak.

B. Macam-macam Pendekatan Sastra Anak


Kajian terhadap karya sastra adalah sebuah urgensi yang perlu dilakukan untuk
menyingkap makna suatu karya sastra sekaligus mengembangkan keilmuan sastra itu
sendiri. Pendekatan-pendekatan karya sastra banyak jenisnya. Setiap pendekatan yang
digunakan memiliki pandangan yang berbeda-beda yang digunakan untuk
menganalisis sebuah karya sastra. Berikut ini akan diuraikan beberapa macam
pendekatan dalam sastra yang bisa diterapkan dalam mengkaji sastra anak, yaitu :

1. Pendekatan Semiotik
Pendekatan semiotik adalah sebuah pendekatan yang memandang bahwa
karya sastra pada hakikatnya adalah sebuah sistem tanda. Menurut Jonathan
Culler, studi sastra mestinya bersifat semiotik, yakni memperlakukan sastra
sebagai sistem tanda. Tugas semiotik bukan mendeskripsikan tanda-tanda tertentu,
melainkan mendeskripsikan konvensikonvensi yang melandasi ragam tingkah
laku yang “wajar” dan representasinya. Semiotika sastra mencoba menemukan
konvensi-konvensi yang memungkinkan terjadinya makna, berusaha mencari ciri-
ciri kode yang menjadikan komunikasi sastra (Culler, 1981:37).
Dalam kajian sastra, pendekatan semiotik memandang sebuah karya sastra
sebagai sebuah sistem tanda.Secara sistematik, semiotik mempelajari tanda-tanda
dan lambang-lambang, sistem lambang, dan proses-proses perlambangan.
Pendekatan ini memandang fenomena sosial dan budaya sebagai suatu sistem
tanda. Tanda tersebut hadir juga dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja untuk
memahaminya dibutuhkan pengetahuan tentang latar belakang sosial-budaya
karya sastra tersebut dibuat. Tanda dalam pendekatan ini terdiri dari dua aspek
yaitu penanda (hal yang menandai sesuatu) dan petanda (referent yang diacu).

2. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologi sastra merupakan perkembangan dari pendekatan
mimetik. Pendekatan ini memahami karya sastra dalam hubungannya dengan
realitas dan aspek sosial kemasyarakatannya. Pendekatan ini dilatarbelakangi oleh
fakta bahwa keberadaan karya sastra tidak dapat lepas dari realitas sosial yang
terjadi di suatu masyarakat (Sapardi Djoko Damono 1979).

3. Pendekatan Feminisme
Pendekatan feminisme dalam kajian sastra sering dikenal dengan nama kritik
sastra feminis. Pendekatan feminisme ialah salah satu kajian sastra yang
mendasarkan pada pandangan feminisme yang menginginkan adanya keadilan
dalam memandang eksistensi perempuan, baik sebagai penulis maupun dalam
karya sastra (Djananegara, 2000:15).

4. Pendekatan Ekspresif
Pendekatan ekspresif adalah pendekatan yang dalam mengkaji karya sastra
memfokuskan perhatiannya pada sastrawan selaku pencipta karya sastra.
Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai ekspresi sastrawan, sebagai
curahan perasaan atau luapan perasaan dan pikiran sastrawan, atau sebagai produk
imajinasi sastrawan yang bekerja dengan persepsi-persepsi, pikiran atau
perasaanya. Kerena itu, untuk menerapkan pendekatan ini dalam kajian sastra,
dibutuhkan sejumlah data yang berhubungan dengan diri sastrawan, seperti kapan
dan di mana dia dilahirkan, pendidikan sastrawan, agama, latar belakang sosial
budayannya, juga pandanga kelompok sosialnya.
Pendekatan ini dititik beratkan pada eksistensi pengarang sebagai pencipta
karya seni. Sejauh manakah keberhasilan pengarang dalam mengekspresikan ide-
idenya. Karena itu, tinjauan ekspresif lebih bersifat spesifik. Dasar telaahnya
adalah keberhasilan pengarang mengemukakan ide-idenya yang tinggi, ekspresi
emosinya yang meluap, dan bagaimana dia mengkomposisi semuanya menjadi
satu karya yang bernilai tinggi.
Komposisi dan ketepatan peramuan unsur-unsur ekspresif di sini akhirnya
menjadi satu unsur sentral dalam penilaian. Karya sastra yang didasari oleh
kekayaan penjelmaan jiwa yang kompleks tentunya mempunyai tingkat kerumitan
komposisi yang lebih tinggi dibanding dengan karya sastra yang kering dengan
dasar jelmaan jiwa.

5. Pendekatan Pragmatik
Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra
sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal
ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan politik, pendidikan, moral, agama, maupun
tujuan yang lain. Dalam praktiknya pendekatan ini cenderung menilai karya sastra
menurut keberhasilannya dalam mencapai tujuan tertentu bagi pembacannya
(Pradopo, 1994). Dalam praktiknya, pendekatan ini mengkaji dan memahami
karya sastra berdasarkan fungsinya untuk memberikan pendidikan (ajaran) moral,
agama, maupun fungsi sosial lainnya. Semakin banyaknya nilai-nilai tersebut
terkandung dalam karya sastra makan semakin tinggi nilai karya sastra tersebut
bagi pembacannya.
Dalam kaitannya dengan salah satu teori modern yang paling pesat
perkembangannya, yaitu teori resepsi. Pendekatan pragmatis dipertentangkan
dengan pendekatan ekspresif. Subjek pragmatis dan subjek ekspresif, sebagai
pembaca dan pengarang berbagi objek yang sama, yaitu karya sastra.
Perbedaannya, pengarang merupakan subjek pencipta, tetapi secara terus-menerus
fungsi-funsinya dihilangkan, bahkan pada gilirannya pengarang dimatikan.
Sebaliknya, pembaca yang sama sekali tidak tahu-menahu tentang proses
kreativitas diberikan tugas utama bahkan dianggap sebagai penulis (rewritten).
Pendekatan pragmatik dengan demikian memberikan perhatian pada
pergeseran dan fungsi-fungsi baru pembaca tersebut. Secara historis (Abrams,
1976:16) pendekatan pragmatik telah ada tahun 14 SM, terkandung dalam Ars
Poetica (Horatius). Meskipun demikian, secara teoritis dimulai dengan lahirnya
strukturalisme dinamik. Pada tahap tertentu pendekatan pragmatis memiliki
hubungan yang cukup dengan sosiologi, yaitu dalam pembicaraan masyarakat
pembaca. Pendekatan pragmatis memiliki manfaat terhadap fungsi-fungsi karya
sastra dalam masyarakat, perkembangan dan penyebarluasan, sehingga manfaat
karya sastra dapat dirasakan. Dengan indikator pembaca dan karya sastra, tujuan
pendekatan pragmatis memberikan manfaat terhadap pembaca. Pendekatan
pragmatis secara keseluruhan berfungsi untuk menopang teori reseptif, teori sastra
yang memungkan pemahaman hakikat karya tanpa batas.
Pendekatan pragmatik mempertimbangkan implikasi pembaca melalui
berbagai kompetensinya. Dengan mempertimbangkan karya sastra dan pembaca,
maka masalah-masalah yang dapat dipecahkan melalui pendekatan pragmatik,
diantaranya berbagai tanggapan masyarakat tertentu terhadap sebuah karya sastra,
baik dalam kerangka sinkronis maupun diagkronis.

6. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural ini memandang dan memahami karya sastra dari segi
struktur karya sastra itu sendiri. Karya sastra dipandang sebagai sesuatu yang
otonom, berdiri sendiri, bebas dari pengarang, realitas maupun pembaca (Teeuw,
1984). Dalam penerapannya pendekatan ini memahami karya sastra secara close
reading. Atau mengkaji tanpa melihat pengarang dan hubunga dengan realitasnya.
Analisis terfokus pada unsur intrinsik karya sastra. Dalam hal ini setiap unsur
dianalisis dalam hubungannya dengan unsur yang lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sastra anak adalah sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi
dan dipahami oleh anak, dan itu pada umumnya berangkat dari fakta yang konkret
dan mudah diimajinasikan. Isi kandungan sastra anak yang terbatas sesuai dengan
jangkauan emosional dan psikologi anak itulah yang antara lain, merupakan
karekteristik sastra anak. Sastra anak dapat berkisah tentang apa saja, bahkan yang
menurut ukuran dewasa tidak masuk akal. Misalnya berkisah tentang binatang
yang dapat berbicara, bertingkah laku, berpikir dan berperasaan layaknya
manusia. Imajinasi dan emosi anak dapat menerima cerita itu secara wajar dan
memang begitulah seharusnya menurut jangkauan pemahaman anak. Seperti pada
jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan
dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi
anak.
Berikut ini akan diuraikan beberapa macam pendekatan dalam sastra yang
bisa diterapkan dalam mengkaji sastra anak yaitu Pendekatan semiotik adalah
sebuah pendekatan yang memandang bahwa karya sastra pada hakikatnya adalah
sebuah sistem tanda. Pendekatan sosiologi sastra merupakan perkembangan dari
pendekatan mimetik. Pendekatan feminisme dalam kajian sastra sering dikenal
dengan nama kritik sastra feminis. Pendekatan ekspresif adalah pendekatan yang
dalam mengkaji karya sastra memfokuskan perhatiannya pada sastrawan selaku
pencipta karya sastra. Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang
karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca.
Pendekatan struktural ini memandang dan memahami karya sastra dari segi
struktur karya sastra itu sendiri.

B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan dalam makalah “Penerapan
Pendekatan Dalam Sastra Anak”. Sastra anak harus terus dikembangkan karena
memberikan suatu pengaruh positif untuk anak-anak. Karena sastra anak dapat
memberikan pemahaman dan kesenangan bagi seorang anak. Dalam upaya
meningkatkan penyempurnaan sastra anak sebagai calon guru sebaiknya banyak
mempelajari jenis ragam sastra anak. Calon guru sebaiknya termotivasi membuat
sastra anak sehingga memperkaya kesastraan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai