Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA INDONESIA SEKOLAH DASAR

BENTUK APRESIASI SASTRA

Dosen Pengampu :
Aprizan, S.Pd. I, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Rindy Bintang Bazura
2. Riski Mailisa
3. Risma Ri`isa

PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MUARA BUNGO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Bentuk Apresiasi Sastra “ ini dengan lancar.

Makalah ini ditulis dari penyusunan materi-materi yang kami peroleh dari informasi
media massa. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
ikut hadir dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.

Kami berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi informasi bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita khususnya bagi kami. Memang makalah
ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan makalah ini menuju arah yang lebih baik.

Muara Bungo, 6 Oktober 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………... iii

A. Latar Belakang…………………………………………………………………….. iii


B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………. iii
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………………… iii

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………… 1

A. Pengertian Apresiasi Sastra……………………………………………………….. 1


B. Jenis-Jenis Apresiasi Sastra……………………………………………………….. 2
C. Bentuk-Bentuk Apresiasi Sastra…………………………………………………... 5

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………… 7

A. Kesimpulan………………………………………………………………………... 7
B. Saran………………………………………………………………………………. 7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata
sebuah imitasi. Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada
hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan
tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya,
berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra
lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan
eksistensi dirinya.
Pendidikan sastra dan bahasa Indonesia mempunyai peranan yang penting
didalam dunia pendidikan. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-
hari kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Apresiasi sastra
akan berjalan lancar jika berbahas seorang anak sudak baik. Dalam apresiasi sastra
manfaat yang sanagt dirasakan adalah adnya pengembangan jiwa, dimana kita dapat
mengeksplore seluruh potensi yang ada dalam diri kita terutama hal yang adadalam
apresiasi sasta yaitu seperti puisi, prosa, dan drama.
Apresiasi sastra akan muncul jika pembelajaran berjalan menyenagkan, adanya
stimulus dan respon memberikan dampak yang positif pada perkembangan apresiasi.
Oleh karena itulah peran guru dalam hal ini sangat diperlukan agar dapat merangsang
anak untuk dapat berapresiasi sastra dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Apresiasi Sastra ?
2. Apa Saja Jenis-Jenis Apresiasi Sastra ?
3. Apa Saja Bentuk-Bentuk Apresiasi Sastra ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Maksud dari Apresiasi Sastra
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Sastra
3. Untuk Mengetahui Bentuk-Bentuk Apresiasi Sastra

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Apresiasi Sastra


Istilah apresiasi berasal dari abahsa Latin apreciatio yang berarti
“mengindahkan” atau “menghargai”. Menurut Squire dan Taba (Aminuddin, 2004:34-
35) bahwa apresiasi melibatkan tiga unsur instinsik, yaitu :
1. Aspek Kognitif, berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam upaya
memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif yaitu yang dapat
berhubungan langsung dengan unsur-unsur secara internal terkandung dalam teks
sastra tersebut atau unsur intrinsik dan di luar teks sastra itu atau unsur ekstrinsik.
2. Aspek Emotif, yaitu yang berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca
dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang
dibacanya, bersifat subjektif.
3. Aspek Evaluatif yaitu aspek yang berhubungan dengan kegiatan memberikan
penilaian terhadapa baik-buruk, suka tidak suka atau berbagai ragam penilaian
yang bersifat kritik dan bersifat umumserta terbatas pada kemampuan aspirator
dalam merespon teks sastra yang dibaca sampai pada tahapan pemahaman dan
penghayatan sekaligus mampu melaksanakan penilaian. Dalam konteks yang lebih
luas, istilah apresiasi menurut Gove memiliki beberapa makna, yaitu :
a. pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin
b. pemahaman dan pengungkapan terhadap nilai-nilai keindahan yang
diungkapkan. membedakan apresiasi sastra dari reaksi perasaan emosi atau
kesenangan terhadap sesuatu.
Tugas utama pendidikan adalah mengembangkan cita rasa akan hal-hal yang
lebih baik dalam kehidupan Cakupan apresiasi sastra sangat luas, meliputi segala
aspek kehidupan manusia, khususnya yang mengandung nilai pada tingkatan yang
lebih tinggi seperti kesenian. Apresiasi sastra dapat diterangkan sebagai
pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap nilai sastra dan kegairahan
kepadanya, serta kenikmatan yang ditimbulkan sebagai akibat dari semua itu.
Dari pengertian di atas pembelajaran apresiasi sastra di sekolah dimaksudkan
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati,
memahami dan mamanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian,
memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan. dalam

1
kemampuan berbahasa. Tujuan tersebut dicapai melalui pembelajaran apresiasi
puisi, drama, prosa fiksi, kritik sastra dan penulisan kreatif sastra.
pendidikan sastra melalui proses pembelajarannya merupakan pendidikan
yang mencoba untuk mengembangkan kompetensi apresiasi sastra, kritik sastra
dan proses kreatif sastra. Kompetensi apresiasi adalah kemampuan menikmati dan
menghargai karya sastra. Dalam hal ini siswa diajak untuk lansung membaca,
memahami, menganalisis, dan menikmati karya sastra secara langsung. Siswa
tidak harus menghafal mulai dari namanama judul karya sastra atau sinopsisnya,
tetapi langsung berhadapan dengan karya sastranya (Wahyudi, 2008: 168-169)
Kegiatan apresiasi sastra dapat membentuk pengalaman seseorang berkenaan
dengan sastra sehingga menimbulkan perubahan dan penguatan tingkah laku
orang itu. Dengan kegiatan ini seseorang mengalami belajar apresiasi. Dalam
proses kegiatan apresiasi sastra berupa memperhatikan, meminati, bersikap,
membiasakan diri, dan menerampilkan diri berkenaan dengan sastra dengan tujuan
mengenal, memahami, dan menikmati nilai yang terkandung dalam sastra
sehingga hasilnya terjadi perubahan/penguatan pada tingkah laku seseorang
terhadap nilai yang tinggi yang terkandung dalam karya sastra.
B. Jenis-Jenis Apresiasi Sastra
Sastra anak-anak (kompas, 2005) membagi sastra anak-anak ke dalam beberapa
jenis, yakni: fiksi, nonfiksi, puisi, sastra tradisonal, dan komik. Pembagian tersebut
sejalan dengan Framuki (2000) bahwa sastra anak-anak yang bersifat imajinatif dapat
dibagi atas tiga macam yakni puisi, prosa, dan drama. Berdasarkan pendapat tersebut
sastra anak-anak dapat dibagi atas tiga macam sebagai berikut :
1. Puisi
Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani “poeima” =
membuat atau “poeisis” = pembuatan. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut
“poem” atau “poetry”.
Merupakan pengungkapan gagasan dan perasaan dalam bentuk rangkaian
bait. Apresiasi puisi dapat dilakukan dengan memadukannya dengan empat aspek
keterampilan berbahasa, yakni: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Apresiasi puisi yang berkaitan dengan tujuan tersebut dapat dilakukan dengan cara
membaca, mendeklamasikan, menciptakan puisi, dan mendiskusikan tema,
keindahan bahasa, serta hal-hal yang menarik dari puisi tersebut.

2
Seperti bentuk karya sastra lain, puisi mempunyai ciri-ciri khusus. Pada
umumnya penyair mengungkapkan gagasan dalam kalimat yang relatif pendek-
pendek serta padat, ditulis berderet-deret ke bawah (dalam bentuk bait-bait), dan
tidak jarang menggunakan kata-kata/kalimat yang bersifat konotatif.
Struktur dan ragam puisi sebagai karya cipta kreatif jika dilihat dari ciri-
cirinya terus mengalami perubahan zaman. Misal di masa lampau, penciptaan
puisi harus memenuhi ketentuan jumlah baris, ketentuan rima dan persyaratan
lain. Definisi tersebut tentu saja tidak tepat lagi untuk masa sekarang karena saat
ini penyair sudah lebih bebas dan tidak harus tunduk pada persyaratan-persyaratan
tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut dapatlah dikatakan bahwa puisi merupakan
karya sastra yang berbentuk untaian bait demi bait yang relatif memperhatikan
irama dan rima sehingga sungguh indah dan efektif didendangkan dalam waktu
yang relatif singkat dibandingkan bentuk karya sastra lainnya. Puisi sebagai suatu
karya sastra seni terdiri atas berbagai ragam. Waluyo (1987) mengklasifikasi puisi
berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak
disampaikan, terbagi atas: puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif, yakni
sebagai berikut :
a. Puisi naratif Puisi naratif adalah puisi isinya berupa cerita. Penyair
menyampaikan gagasanya dalam bentuk puisi dengan cara naratif yang di
dalamnya tergambar ada pelaku yang berkisah.
b. Puisi lirik Adalah puisi yang mengungkapkan gagasan pribadinya dengan cara
tidak bercerita. Puisi lirik dapat berupa pengungkapan pujaan terhadap
seseorang.
c. Puisi deskriptif Adalah puisi penyair yang mengungkapkan gagasannya
dengan cara melukis-kan sesuatu untuk mengungkapkan kesan, peristiwa,
pengalaman menarik yang pernah dialaminya. Misalnya puisi yang
menggambarkan keindahan alam.
2. Prosa
Apakah prosa sama dengan puisi? Tentu prosa dengan puisi jauh berbeda
bentuknya! “Bentuk karangan sastra dengan bahasa biasa, bukan puisi, terdiri atas
kalimat-kalimat yang jelas pula runtutan pemikirannya, biasanya ditulis satu
kalimat setelah yang lain, dalam kelompokkelompok yang merupakan alinea-
alinea”.

3
Pengertian prosa yang dikemukakan atas saling melengkapi dengan
pengertian prosa fiksi atau narasi yang digambarkan oleh Aminuddin (2004:66)
sebagai berikut :
“Prosa fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelakupelaku tertentu
dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak
dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu ceita”.
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapatlah kita mengatakan bawa prosa
fiksi anak-anak adalah karya sastra yang tidak dibuat atas ragkaian bait demi bait
tetapi dibuat atas rangkaian paragraf demi paragraf dengan merangkaikan unsur
unsur seperti tempat, waktu, suasana, kejadian, alur pristiwa, pelaku berdasarkan
tema cerita tertentu yang diperoleh secara imajinatif.
Cullinan (1989) menyebutkan beberapa jenis prosa fiksi, antara lain: Prosa fiksi
sains, Prosa fiksi realistik, Prosa fiksi imajinatif.
a. Prosa fiksi sains Prosa fiksi sains adalah cerita fiksi yang disusun dengan
menekanan pada isi yang ingin disampaikan. Isi yang disampaikan berupa
ilmu pengetahuan (sains) atau bersifat faktual . Namun demikian isi yang
bersifat faktual tersebut disusun dalam bentuk cerita fiksi dengan cara
menentukan pelaku, latar, dan alur. Tujuannya untuk menarik minat dan
perhatian siswa sehingga mereka merasa tidak sulit memahami isi dan pesan
yang ingin disampaikan pengarang.
b. Prosa fiksi realistik Adalah cerita yang disusun dengan tujuan menyampaikan
sesuatu yang mengandung nilai-nilai kehidupan yang logis, baik berkaitan
dengan etika, moral, relegius, dan nilai-nilai lainnya. Nilai-nilai tersebut
diungkap melalui prosedur “bercerita” dengan menentukan tema, latar, alur,
penokohan, sudat pandang, dan amanat yang ingin disampaikan.
Peristiwa demi peristiwa yang disampaikan bukan merupakan fakta atau
kejadian yang sesungguhnya melainkan peristiwa yang bersifat fiktif (seolah-
olah pernah terjadi). Dikatakan realistik karena isi atau tema cerita tersebut
diangkat dari kehidupan sehari-hari; ada kemungkinan hal tersebut terjadi
dalam kenyataan sehari meskipun pelaku tempat, dan waktu kejadian berbeda.
c. Prosa fiksi imajinatif (folkrole) Adalah cerita yang di dalamnya menyajikan
rangkaian perstiwa yang pelaku-pelakunya hanya ada dunia dalam dunia
imajinasi pengarang; tidak ada dalam kehidupan sehari-hari, misalnya raksasa
pemakan manusia dan burung garuda raksasa, dalam cerita Bugis diistilahkan

4
dengan nenepakande dan kuajang. Cerita seperti ini hanya dimanfaatkan untuk
kepentingan pendidikan bagi anak-anak yang suka dongeng dengan pelaku
raksasa atau binatang (fabel), misalnya dongeng Tanah Sang Raksasa, Kepel
Iwe-Iwel, Kancil yang Cerdik, dan sebagainya.
3. Drama
Drama Merupakan pengemukaan gagasan dan perasan melalui bentuk dialog
antara berbagai tokoh. Drama adalah salah satu genre sastra yang berada pada dua
dunia seni, yaitu seni sastra dan seni pertunjukan atau teater. Orang yang melihat
drama sebagai seni sastra menunjukkan perhatiannya pada seni tulis teks drama
yang dinamakan juga dengan seni lakon. Teknik penulisan teks drama berbeda
dengan teknik penulisan puisi atau prosa. Orang yang menganggap drama sebagai
seni pertunjukan (teater) fokus perhatiannya ditujukan pada pertunjukannya atau
pementasannya, tidak semata pada teksnya saja. Drama anak merupakan suatu
bentuk drama yang diperankan/ tokoh pelakunya adalah anak-anak.
Jadi, drama merupakan salah satu karya sastra yang dipakai sebagai medium
pengungkapan gagasan atau perasaan melalui serangkain dialog antarpelaku dan
adegan, yang tujuan utamanya bukan untuk dibacakan secara estetis melainkan
untuk dipertunjukkan .
C. Bentuk-Bentuk Apresiasi Sastra
Mengapresiasi sastra, dalam hal ini karya prosa-fiksi, dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu :
1. Menyimak/menonton pembacaan atau dramatisasi cerpen/novel cerita rakyat, atau
bentuk lainnya seperti monolog, yang dilakukan secara langsung atau lewat media
elektronik.
2. Mendengarkan dongeng, baik secara langsung, maupun melalui rekaman.
3. Membaca cerpen/novel/cerita rakyat secara langsung dari teks-nya. Dari cara-cara
tersebut, apresiator kemudian memberikan tanggapan (hasil apresiasinya) yang
meliputi langkah-langkah apresiasi, baik secara lisan, maupun tulisan. Di samping
itu, agar keterlibatan dan pemahaman pembaca/apresiator dengan karya tersebut
lebih dalam, apresiator dapat mengekspresikan karya tersebut.
Kreativitas anak dapat ditumbuhkan melalui sastra anak. Orang tua dapat
memberikan sastra kepada anak baik melalui bacaan maupun melihat pertunjukan
sastra. Melalui karya sastra, misalnya cerita, anak dapat memperoleh,
memperlajari, dan menyikapi berbagai persoalan hidup dan kehidupan, manusia

5
dan kemanusiaan. Berbagai cerita menawarkan dan mendialogkan kehidupan
dengan cara-cara yang menarik dan konkret. Melalui cerita juga, anak
memperoleh berbagai informasi yang diperlukan dalam kehidupan. Kehidupan
yang menggambarkan dan menjelaskan bagaimana hubungan dengan orang tua,
teman sepermainan, dengan saudara atau masyarakat dengan berbagai peran.
Berbagai cerita yang dimaksud untuk dikonsumsikan anak, dapat diperoleh
dandiberikan melalui sastra anak. Kegiatan mengapresiasi sastra anak dapat
dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Apresiasi Langsung Adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar
untuk memperoleh nilai kenikmatan dan kekhidmatan dari karya sastra anak
yang diapresiasi. Kegiatan apresiasi langsung meliputi kegiatan sebagai
Membaca sastra anak, Mendengar sastra anak ketika dibacakan atau
dideklamasikan, Menonton pertunjukan sastra anak ketika karya sastra anak
itu dipentaskan.
b. Kegiatan Apresiasi tak Langsung Adalah suatu kegiatan apresiasi yang
menunjang pemahaman terhadap karya sastra anak. Cara tidak langsung ini
meliputi 3 kegiatan pokok, yaitu Mempelajari teori sastra, Mempelajari kritik
dan esai sastra, dan Mempelajari sejarah sastra.
c. Pendokumentasian Karya Sastra Usaha pendokumentasian karya sastra juga
termasuk bentuk apresiasi sastra yang secara nyata ikut melestarikan
keberadaan karya sastra. Bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap karya
sastra dengan cara mendokumentasikan karya sastra ini dilihat dari segi
fisiknya ikut memelihara karya sastra, menyediakan data bagi mereka yang
membutuhkan, dan menyelamatkan karya sastra dari kepunahan.
d. Kegiatan Kreatif Juga termasuk salah satu kegiatan apresiasi sastra. Dalam
kegiatan ini dapat dilakukan adalah menciptakan karya sastra, misalnya
membuat puisis atau menulis cerita pendek. Hasil cipta siswa dapat
dikirimkan dan dimuat dalam majalah dinding, bulletin OSIS, majalah
sekolah, surat kabar ataupun majalah sastra seperti horizon. Selain itu juga
dapat dilakukan kegiatan rekreatif, yaitu menceritakan kembali karya sastra
yang dibaca, yang didengar atau ditontonnya.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Apresiasi berawal dari kata apreciation yang bermakna penghargaan. Apresiasi
sendiri mempunyai pengertian pengenalan, penghayatan dan pemahaman terhadap
karya seni.Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pemikiran dan perasaan
manusia keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalam pesan .
Jadi menurut kami apresiasi sastra adalah sebuah bentuk penghargaan dan
pemahaman terhadap suatu sastra yang berupa pengungkapan pikiran dan perasaan
manusia yang dituangkan dengan bahasa maupun sebuah tulisan.
Sastra anak-anak dapat dikatakan bahwa suatu karya sastra yang bahasa dan
isinya sesuai perkembangan usia dan kehidupan anak, baik ditulis oleh pengarang
yang sudah dewasa, remaja atau oleh anak-anak itu sendiri. Karya sastra yang
dimaksud bukan hanya yang berbentuk puisi dan prosa, melainkan juga bentuk drama.
B. Saran
Dalam kegiatan pengapresiasian sastra hendaknya memperhatikan audience dari
penikmat sastra tersebut. Hal ini, bisa pada tingkatan dewasa dan anak-anak. Pada
tingkatan anak-anak, bahasa yang digunakan adalah bahasa dalam kehidupan sehari-
hari dan tidak baku. Dalam manfaatnya, sastra diharapkan memiliki unsure-unsur
yang dapat mengembangkan apresiasi anak.
Hal diatas merupakan tugas guru dalam merangsang kreativitas anak agar dapat
tereksplore dengan baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. (2004). Pengantar apresiasi karya sastra, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Wahyudi Siswanto. (2008). Pengantar teori sastra. Bandung: Grasindo.
Kompas 17 Desember 2005. Buku Baru. http://www.kompas.com . Diakses 8 Maret
2007.
Pramuki. Esti .2000. Apresiasi Karya sastra Anak-Anak secara Reseptif. Jakarta: Dikti
Depdikbud.
Situmorang..B.P. 1980. Sistem Pengajaran Puisi. Flores: Nusa Endeh.
Cullinan, Bernice. 1989. Literature and The Child. New York: Harcourt Brace
Jovanovich.
Rosdiana, Yusi. dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai