Disusun oleh:
Nama : Nur Cahyono
NIM : 202425015
Prodi : PGSD
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
Hakikat dan Bekal Awal Apresiasi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd. pada mata kuliah Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia di SD I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagaimana pembaca mengenal serta memahami
hakikat serta bekal awal untuk mengapresiasi karya sastra. Melalui berbagai
sumber saya mencoba mengeksplorasi bagaimana sebuah sastra itu hadir sebagai
bekal awal dalam mengapresiasi sesuai dengan topik pembahasan mata kuliah.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Apresiasi 3
B. Kegiatan Langsung dan Kegiatan Tak Langsung dalam Apresiasi
4
C. Bekal Awal Pengapresiasi 6
D. Nilai Karya Sastra 8
E. Ragam Topik dan Fungsi Sastra Anak 9
BAB III PENUTUP 11
A. Kesimpulan11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja kegiatan langsung dan kegiatan tak langsung dalam apresiasi?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Apresiasi
a) aspek kognitif,
b) aspek emotif, dan
c) aspek evaluatif.
3
Sastra anak adalah sastra yang ditujukan untuk anak, bukan sastra tentang
anak. Sastra tentang anak bias saja isinya tidak sesuai untuk anak-anak, tetapi
sastra untuk anak sudah tentu sengaja dan disesuaikan untuk anak-anak
selaku pembacanya.(ABDUL FATAH, 2018)
Secara konsep, sastra anak tidak berbeda jauh dengan sastra orang
dewasa. Keduanya sama berada pada wilayah sastra yang meliputi kehidupan
dengan segala perasaan, pikiran dan wawasan kehidupan. Yang
membedakannya hanyalah dalam hal fokus pemberian gambaran kehidupan
yang bermakna bagi anak yang diurai dalam karya tersebut. Sastra merupakan
bentuk kreasi imajinatif dengan paparan bahasa tertentu yang
menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman
tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu yang bisa dibuat oleh orang
dewasa ataupun anak-anak.
Apakah sastra anak merupakan sastra yang ditulis oleh orang dewasa
yang ditujukan untuk anak-anak atau sastra yang ditulis anak-anak untuk
kalangan mereka sendiri tidaklah perlu dipersoalkan. Huck (1987)
mengemukakan bahwa siapapun yang menulis sastra anak-anak tidak perlu
dipermasalahkan asalkan dalam penggambarannya ditekankan pada
kehidupan anak yang memiliki nilai kebermaknaan bagi mereka. Sastra anak-
4
anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak
melalui pandangan anak-anak (Norton,1993).
Bercerita atau membaca sebuah cerita termasuk dunia bermain bagi anak.
Sebagaimana jenis permainan lain, mendengar cerita atau membaca cerita
mempunyai keasyikan yang sama. Melalui bercerita orang tua bisa menjalin
kedekatan dengan anak. Bercerita bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.
(Kartika, 2015)
5
di dalamnya menyiratkan adanya suatu kegiatan yang harus terwujud secara
konkret. Perilaku tersebut dalam hal ini dapat dibedakan antara perilaku
kegiatan secara langsung dan kegiatan perilaku secara tidak langsung.
6
maupun koran, mempelajari buku-buku maupun esei yang membahas dan
memberikan penilaian terhadap suatu karya sastra serta mempelajari sejarah
sastra. Kegiatan itu disebut sebagai kegiatan apresiasi secara tidak langsung
karena kegiatan tersebut nilai akhirnya bukan hanya mengembangkan
pengetahuan seseorang tentang sastra, melainkan juga akan meningkatkan
kemampuan dalam rangka mengapresiasi suatu cipta sastra. Dengan
demikian, kegiatan apresiasi sastra secara tidak langsung itu pada gilirannya
akan ikut berperan dalam mengembangkan kemampuan apresiasi sastra jika
bahan bacaan tentang sastra yang ditelaahnya itu memiliki relevansi dengan
kegiatan apresiasi sastra.(Productions, 2008)
Menurut pendapat E.E. Kellet pada saat membaca karya sastra selalu
berusaha menciptakan sikap serius, tetapi dengan suasana batin riang.
Penumbuhan sikap serius dalam membaca cipta sastra itu terjadi karena sastra
lahir dari daya kontemplasi batin pengarang sehingga untuk memahaminya
juga membutuhkan pemilikan daya kontemplatif pembacanya. Sementara
pada sisi lain, sastra merupakan bagian dari seni yang berusaha menampilkan
nilai-nilai keindahan yang bersifat aktual dan imajinatif sehingga mampu
memberikan hiburan dan kepuasan rohaniah pembacanya.
7
dalam hal ini akan mewujudkan atau tergambar lewat media kebahasaan,
media tulisan, dan struktur wacana.
Sastra, dengan demikian sebagai salah satu cabang seni sebagai bacaan
tidak cukup dipahami lewat analisis kebahasaannya, melalui studi yang
disebut text grammar atau text linguistics, tetapi juga harus melalui studi
khusus yang berhubungan dengan literary text karena teks sastra
bagaimanapun memiliki ciri-ciri khusus teks sastra itu salah satunya ditandai
oleh adanya unsur-unsur intrinsik karya sastra yang berbeda dengan unsur-
unsur yang membangun bahan bacaan lainnya.
1) unsur keindahan,
2) unsur kontemplatif yang berhubungan dengan nilai-nilai atau
renungan tentang keagamaan, filsafat, politik, serta berbagai macam
kompleksitas permasalahan kehidupan,
3) media pemaparan, baik berupa media kebahasaan maupun struktur
wacana,
4) unsur-unsur intrinsik yang berhubungan dengan ciri karakteristik cipta
sastra itu sendiri sebagai suatu teks.
8
1) kepekaan emosi atau perasaan sehingga pembaca mampu memahami
dan menikmati unsur-unsur keindahan yang terdapat dalam cipta
sastra,
2) pemilikan pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan
masalah kehidupan ini secara intensif-kontemplatif maupun dengan
membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah humanitas,
misalnya buku filsafat dan psikologi,
3) pemahaman terhadap aspek kebahasaan, dan
4) pemahaman terhadap unsur-unsur intrinsik cipta sastra yang akan
berhubungan dengan telaah teori sastra.
9
D. Nilai Karya Sastra Anak
Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak berfungsi sebagai
media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun
10
kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam karya sastra anak memuat amanat
tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi
dan kreativitas, serta memberi pengetahuan ketrampilan praktis bagi anak.
Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa gembira atau
senang membaca, senang mendengarkan cerita ketika dibacakan atau
dideklamasikan dan dapat memperoleh kenikmatan atau kepuasa batin
sehingga menuntun kecerdasan emosinya.(Fitriana, 2008)
Cerita yang nyata sebagai salah satu jenis sastra anak adalah cerita yang
sarat dengan isi dengan mengarahkan pada proses pemahaman dan
pengenalan di atas. Isi yang dimaksud tergambar dalam inti pokok tema-tema
cerita yang diungkap. Berbagai tema tersebut dapat dibagi dalam beberapa
jenis; tema keluarga, hidup dengan orang lain, tumbuh dewasa, mengatasi
masalah manusiawi dan hidup dalam masyarakat majemuk yang memuat
perbedaan individu dan kelompok. Masalah keluarga merupakan topik yang
sangat dekat dengan kehidupan anak. Dalam keluarga, pribadi anak dilatih,
mereka tumbuh seiring dengan pemahamannya akan cinta dan benci, takut
dan berani, serta suka dan sedih. Cerita yang memusatkan pada hubungan
11
keluarga yang hangat, terbuka, dan tanpa rasa marah akan membantu anak
memahami dirinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sastra memang banyak memainkan peranan penting. Disamping
menghibur, sastra juga mendidik. Kemampuan apresiasi sastra dibentuk oleh
pemahaman sejumlah prinsip dasar, bentuk pendekatan, maupun strategi
dalam upaya mengapresiasi karya sastra itu sendiri.
12
DAFTAR PUSTAKA
Nasional, S., Anak, S., Karakter, M., Melalui, A., & Yoesoef, M. (n.d.).
REKAYASA MENCIPTA SASTRA ANAK ENGINEERING THE CREATING
13
OF CHILDREN LITERATURE.
Pendidikan, U., Kampus, I., Mayor, S. J., & 211 Sumedang, A. N. (2014).
PEMBELAJARAN SASTRA DI SD DALAM GAMITAN KURIKULUM 2013
Dadan Djuanda. 1.
Raffiek. 2012. Teori Sastra:Kajian Teori dan Praktik. Bandung: Refika Aditama.
14
15