Anda di halaman 1dari 5

HAKEKAT SASTRA

ANAK

TUGAS INDIVIDU
MK. LINGUISTIK

Dosen Pengampu : Dra. Sri Utami, M.Pd

Nama : Yenicke Bara Nurdyana


NPM : 201941940034

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
SURABAYA
2019/2020

Hakekat Sastra Anak


Di sekolah dasar, pembelajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa mengapresiasi karya seni sastra. Menurut Huck (19 : 630-
623) bahwa pembelajaran sastra di SD harus memberi pengalaman pada siswa
yang akan berkontribusi pada 4 tujuan, yaitu :

1. Pencarian kesenangan pada buku


2. Menginterpresiasikan bacaan sastra
3. Mengembangkan kesadaran bersastra
4. Mengembangkan apresiasi

Pembelajaran sastra di SD adalah pembelajarn sastra anak. Sastra anak


adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan
berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia 6-
13 tahun. Sifat sastra anak yaitu imajinasi semata, bukan berdasarkan pada
fakta. Unsur imajinasi ini sangat menonjol dalam sastra anak. Hakikat satra
anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik
mereka buka milik orang dewasa. Sastra anak bertumpu dan bermula pada
penyajian nilai dan imbuhan tertentu yang dianggap seebagai pedoman
tingkah laku dalam kehidupan.

Jenis sastra anak meliputi prosa, puisi, dan drama. Berdasarkan


kehaadiran tokoh utamanya, sastra anak dapat dibedakan atas 3 hal, yaitu :

1. Sastra anak yang mengetengahkan tokoh utama benda mati,


2. Sastra anak yang mengetengahkan tokoh utamanya makhluk hidup
selain manusia,
3. Sastra anak yang menghadirkan tokoh utama yang berasal dari manusia
itu sendiri.

Sastra anak berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan,


membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak.
Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan
kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreavitas, serta memberi
pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak
dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan
gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan
mendapatkan

kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya.

A. Apresiasi Sastra Anak

Apresiasi berarti :

1. Kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya;


2. Penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu; dan
3. Kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan
barang itu bertambah.

Ada tiga pengertian batasan apresiasi sastra anak, yaitu :

a. Apresiasi sastra anak adalah penghargaan(terhadap karya sastra anak)


yang didasarkan pada pemahaman;
b. Apresiasi sastra anak adalah penghargaan atas karya sastra anak sebagai
hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan
penikmatan yang didukung pleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam karya sastra anak;
c. Apresiasi karya sastra anak adalah kegiatan menggauli cipta sastra anak
dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan,
kepekaan pikiran kritis dan kepekaan pikiran yang baik terhadap cipta
sastra anak.

Dalam melaksanakan apresiasi sastra anak itu kita dapat melakukan beberapa
kegiatan, anatara lain :

a. Kegiatan apresiasi langsung, yaitu membaca sastra anak, mendengarkan


sastra anak ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan menonton
pertunjukan sastra anak yang dipentaskan.
b. Kegiatan apresiasi tidak langsung, yaitu mempelajari teori sastra,
mempelajari kritik dan esai sastra, dan mempelajari sejarah sastra.
c. Pendokumentasikan sastra anak.
d. Melatih kegiatan kreatif mencipta sastra atau rekreatif dengan
mengungkap kembali karya sastra yang dibaca, didengar, atau
ditontonnya.

Ada tiga tingkatan atau langkah dalam apresiasi sastra anak, yaitu:

a. Seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam cipta sastra anak, ia


terlihat secara emosional, intelektual, dan imajinatif.
b. Setelah mengalami hal seperti itu, kemudian daya intelektual seseorang
itu bekerja lebih giat menjelajahi medan makna karya sastra yang
diapresiasinya.
c. Seseorang itu menyadari hubungan sastra dengan dunia di luarnya
sehingga pemahaman dan penikmatannya dapat dilakukan lebih luas
dan mendalam.

B. Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak

1. Pembelajaran apresiasi karya anak di sekolah dasar meliputi tiga


tahapan yang harus dilalui seorang guru, yaitu :

a. Persiapan pembelajaran
Tahap persiapan pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar
bagi seorang guru dapat menyangkut dengan dirinya, yaitu persiapan
fisik dan persiapan mental.
b. Pelaksaan pembelajaran
Pelaksaan pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar dapat
dimulai dari kegiatan pra KBM (kegiatan belajar mengajar) hingga KBB
dikelas. Kegiatan KBM dapat dilakukan dengan memberi salinan atau
kopi sastra, diberi tugas membaca, menghafalkan, meringkas atau
mencatat dan menemukan arti kata suka yang terdapat teks sastra.
c. Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran apresiasi sastra itu hendaknya mengandung tiga
komponen dasar evaluasi, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Sementara itu, hal-hal teknis yang perlu dipersiapkan adalah :

a. Memilih bahan ajar


b. Menentukan metode pembelajaran

C. Ciri Sastra Anak

Menurut Puyanto (2008 : 7) secara garis besar, ciri dan syarat anak
adalah :

1. Cerita anak mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus dan tidak
berbelit-belit, menggunakan setting yang ada di sekitar atau ada di dunia
anak, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya
bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan bahasa anak,
sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan
anak.
2. Puisi anak mengandung tema yang menyentuh, ritme yang meriangkan
anak, tidak terlalu panjang, ada rima dan bunyi yang serasi indah, serta
isinya dapat menambah wawasan pikiran anak.

Anda mungkin juga menyukai