Kemampuan Bersastra
Siswa SD
Fiksi Ilmu
(Science Fiction) Fantasi Biografi
2. Standar Kompetensi Kemampuan
Bersastra di SD
Pengembangan kemampuan bersastra di sekolah dasar
dilakukan dalam berbagai jenis dan bentuk kegiatan, yaitu
melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis.
Huck dkk. (1987:1.6 -17) menyatakan bahwa dalam sastra
anak ada dua nilai mendasar yang dapat dipetik, yaitu nilai
personal (personal values) dan nilai pendidikan (educational
values).
3. Pemilihan Bahan Sastra untuk
Pembelajaran Bahasa di SD
Buku sastra yang layak dibaca anak-anak dapat memegang dan memainkan peranan
penting dalam perkembangan kehidupan anak-anak. Tapi sejauh mana buku-buku sastra
itu fungsional dalam kehidupan anak-anak sangat tergantung pada guru atau orang tua
yang membimbing mereka. Para guru dan orang tua bertanggung jawab untuk
memperkenalkan buku-buku sastra yang tepat dan layak dibaca anak-anak.
Tugas guru dan orang tua atau pustakawan dalam memilih buku sastra anak-anak
adalah melakukan penelitian lebih rinci terhadap unsur-unsur yang lazim ada dalam setiap
bacaan cerita (fiksi). Unsur-unsur itu meliputi :
1. Alur
Alur merupakan benang merah yang menjalin serta merangkaikan susunan cerita
menjadi terpadu satu sama lain dan membuat pembaca penasaran ingin terus membacanya
hingga selesai.
2. Latar Cerita
Menurut Wellek dan Werren (1989: 290), latar adalah lingkungan yang dapat dianggap
berfungsi sebagai metonimia, atau metafora, ekspresi dari tokohnya. Latar ada tiga macam, yaitu
latar waktu, latar tempat, dan latar suasana
3. Tema Cerita
Tema harus larut dalam alur, latar dan karakteristik tokoh. Kecenderungan didaktisisme yang
harus segera dihilangkan, karena tidak memberi peran kepada siswa untuk menemukan sendiri
moral dan isi hasil jerih payahnya membaca.
4. Tokoh Cerita
Dalam mengevaluasi tokoh cerita dalam buku sastra anak diperlukan kejelian dalam hal
melihat perkembangan perwatakannya. Ada pengarang yang gemar menuturkan perkembangan
watak tokoh cerita melalui gaya narasi. Artinya, perkembangan watak tokoh cerita digambarkan
secara parsial, tanpa melibatkannya dalam alur dan latar.
5. Gaya Cerita
Dalam karya fiksi, gaya adalah cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan
menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan
suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca (Aminuddin, 2001: 72).
6. Sudut Pandang Cerita ( Point Of View)
Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang
dipaparkannya (Aminuddin, 2001: 90) atau menurut istilah Huck (1987) sudut pandang (point of
view) lazim diartikan dari arah mana atau dalam posisi apa pengarang menempatkan dirinya dalam
bercerita. Sebuah kejadian dapat diuraikan dalam istilah yang berbeda oleh beberapa orang yang
memiliki pengalaman yang sama.
7. Ilustrasi dan Format Buku
Ilustrasi adalah gambar-gambar yang menyertai cerita dalam buku sastra anak (Nurgiantoro,
2005:90). Kebanyakan dari buku sastra anak-anak menggunakan ilustrasi untuk daya tariknya.
Buku- buku yang tidak ada ilustrasinya, itu kurang cocok untuk dijadikan buku bacaan anak-anak.
Kehadiran ilustrasi untuk buku anak-anak menjadi keharusan terutama untuk anak-anak prasekolah.
Tanggapan Pembaca
dan Pengembangan
Kemampuan
Bersastra Siswa SD
1. Tanggapan Anak Usia SD Kelas Rendah
Tanggapan anak usia SD kelas rendah terhadap bacaan menurut Huck (1987: 75, Tarigan, 1995) sebagai
berikut.
• Berorientasi pada gerak.
• Secara spontan memerankan cerita atau sebagian cerita dengan menggunakan gerak dalam permainan
dramatik mereka.
• Responsi terhadap cerita lebih berupa penggalan-penggalan cerita daripada keseluruhan cerita.
• Bila anak-anak harus merespons dalam bentuk jawaban pertanyaan tentang cerita, maka respon mereka
dalam bentuk jawaban umum, karena anak-anak melihat dunia dalam berhubungan yang literal dan
konkret.
Terima Kasih