Anda di halaman 1dari 17

MODEL PROJEK PENGUATAN PROFIL

Bab 9 PELAJAR PANCASILA (P5)

A. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Modul P5 merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, media


pembelajaran, dan asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan projek
penguatan profil pelajar Pancasila. Pendidik pada setiap satuan pendidikan
nantinya memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan
memodifikasi modul projek yang tersedia sesuai dengan konteks,
karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.
Modul-proyek P5 dirancang agar siswa dapat memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai Pancasila dan mampu
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Modul ini juga bertujuan
untuk mengembangkan sikap, perilaku, dan karakter siswa yang baik
berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Modul-proyek P5 terdiri dari beberapa komponen, di antaranya
adalah identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
refleksi. Dalam setiap komponen tersebut, siswa akan diajak untuk
berpikir kritis, kreatif, dan mandiri untuk mencari solusi terbaik dalam
mengatasi masalah yang dihadapi.
Pengembangan modul-proyek P5 juga melibatkan berbagai pihak,
seperti guru, siswa, dan masyarakat. Guru berperan sebagai fasilitator
dalam memandu siswa dalam mengikuti rangkaian kegiatan yang telah
dirancang, sedangkan siswa sebagai pelaku yang aktif dalam setiap
tahapan kegiatan. Selain itu, masyarakat juga dapat berperan sebagai
mitra dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa.
Dalam modul-proyek P5, siswa akan diajak untuk berpartisipasi
secara aktif dalam setiap tahapan kegiatan. Melalui modul-proyek ini,
siswa akan dapat mengembangkan keterampilan, seperti keterampilan
berpikir kritis, kreatif, dan mandiri, keterampilan berkomunikasi,
keterampilan bekerja sama, serta keterampilan pemecahan masalah.
Dengan demikian, modul-proyek P5 dapat dijadikan sebagai salah
satu upaya dalam meningkatkan pemahaman dan penerapan nilai-nilai
Pancasila pada siswa, serta membantu mengembangkan sikap, perilaku,
dan karakter siswa yang baik berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Gambaran Pencapaian Profil Pelajar Pancasila di Satuan Pendidikan

B. Komponen-Komponen Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)


Komponen Modul Projek Profil Pelajar Pancasila yang ditetapkan di
panduan pengembangan merupakan komponen standar. Tim fasilitator bisa
mengembangkan sesuai kebutuhan dan kesiapan tim. Modul projek profil
dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya
serta dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran.

1. Komponen Modul Projek Profil Versi Standar


Modul projek pada dasarnya memiliki komponen sebagai berikut:

.
Keempat komponen tersebut hampir sama dengan komponen RPP sederhana
yang terdiri dari 3 komponen yaitu tujuan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Artinya Satuan Pendidikan
memiliki kemerdekaan menyusun modul sesuai kesiapannya.
2. Komponen Tambahan
Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen
dalam modul projek profil, untuk menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan
kebutuhan peserta didik.
Modul dapat diperkaya dengan menambahkan komponen berikut:
Deskripsi singkat projek profil
Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri
peserta didik
Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan
Referensi pendukung
Komponen tambahan dalam modul projek dapat dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk melengkapi komponen standar. Bisa disimpulkan bahwa
modul projek yang memiliki 4 komponen disebut Modul Projek sederhana.
Tambah 4 komponen berubah menjadi Modul Projek Versi lengkap. Kalau di
Rencana pembelajaran terbagi menjadi 3 model yaitu rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), Modul ajar Sederhana, dan Modul Ajar Lengkap.
Komponen Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Modul
projek profil dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses
penyusunannya serta dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan
pembelajaran.
Modul projek profil pada dasarnya memiliki komponen sebagai berikut:
1. Profil Modul
Tema dan topik atau judul modul
Fase atau jenjang sasaran
Durasi kegiatan
2. Tujuan
Pemetaan dimensi, elemen, sub elemen Profil Pelajar Pancasila yang
menjadi tujuan projek profil.
Rubrik pencapaian berisi rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase
peserta didik (Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah)
3. Aktivitas
Alur aktivitas projek profil secara umum.
Penjelasan detail tahapan kegiatan dan asesmennya
4. Asesmen
Instrumen pengolahan hasil asesmen untuk menyimpulkan
pencapaian projek profil. Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk
mengembangkan komponen dalam modul projek profil, untuk
menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik.
Modul dapat diperkaya dengan menambahkan komponen berikut.
1. Deskripsi singkat projek profil.
2. Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri
peserta didik.
3. Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan.
4. Referensi pendukung
Tahapan Pengembangan Modul Projek Profil
Satuan pendidikan dapat menentukan pilihan pengembangan modul
projek profil sesuai dengan tingkat kesiapannya (sesuai kondisi dan
kebutuhan) sebagai berikut.
Tahap Awal
Menggunakan modul projek profil yang sudah tersedia: melakukan
adaptasi modul dengan kondisi sekolah.
Tahap Berkembang
Menggunakan modul projek profil yang sudah tersedia: melakukan
modifikasi di beberapa bagian modul, baik dari topik, tujuan, aktivitas,
maupun asesmennya sehingga lebih sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan peserta didik.
Tahap Lanjutan
Merancang modul projek profil secara mandiri: melakukan penyusunan
modul projek profil dari tahap pemilihan tema dan tujuan hingga
pengembangan aktivitas dan asesmen secara mandiri

C. Tema-Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)


Dalam pemilihan tema umum Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila ini harus berdasarkan empat ini, yaitu:
Tahap kesiapan sekolah dan guru dalam menjalankan projek.
Kalender belajar nasional, perayaan nasional atau internasional.
Misalnya, tema yang dipilih adalah Gaya Hidup Berkelanjutan, maka
dilaksanakan menjelang peringatan Hari Bumi, atau tema Bhinneka
Tunggal Ika dilaksanakan menjelang peringatan Hari Kemerdekaan
Indonesia.
Isu atau topik yang baru saja terjadi dan ramai diperbincangkan
dapat dijadikan fokus pembahasan atau prioritas sekolah. Meskipun
demikian, isu atau topik tersebut harus dicari kesesuaian atau
keterkaitannya dengan tema Projek Profil Pelajar Pancasila yang
telah ditentukan.
Tema yang belum dilakukan di tahun sebelumnya dan dapat mengulang
siklus setelah semua tema sudah dipilih. Untuk memudahkan sekolah
dalam memastikan bahwa semua tema telah dijalankan, sekolah dapat
melakukan dokumentasi dan pencatatan portofolio projek apa saja
yang telah dijalankan.
Berikut adalah beberapa tema Projek Profil Pelajar Pancasila SD
1.Gaya Hidup Berkelanjutan
Tema ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
dampak dari aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, terhadap keberlangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan
sekitarnya. Membangun kesadaran siswa untuk bersikap dan berperilaku
ramah lingkungan, serta mencari solusi dari masalah lingkungan adalah
fokus utama tema ini.
2.Kearifan Lokal
Krisis identitas diri akibat lunturnya budaya dan kearifan lokal
masyarakat menjadi salah satu isu yang sedang dihadapi bangsa
Indonesia. Untuk mengatasinya, maka dipilihlah tema ini dengan harapan
dapat membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar ataupun
daerah tersebut. Untuk kegiatan tema Kearifan Lokal ini guru dapat
menyesuaikannya dengan kearifan lokal masing-masing daerah.
3.Bhinneka Tunggal Ika
Pada tema Bhinneka Tunggal Ika ini, siswa diajak untuk lebih mengenal
belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman kelompok
agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar dan di
Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Selain itu, tema ini juga
mengajarkan siswa untuk lebih kritis dan reflektif dalam menelaah
berbagai stereotip negatif yang biasanya dilekatkan pada suatu kelompok
agama, serta dampak yang dapat ditimbulkan jika terjadi konflik dan
kekerasan.
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
Selain menghadapi krisis identitas diri, perundungan juga menjadi perhatian
khusus. Apalagi, berdasarkan data hasil riset Programme for International
Students Assessment (PISA) 2018 menunjukkan bahwa Indonesia berada
pada peringkat kelima sebagai negara dengan siswa korban perundungan
terbanyak. Ada sekitar 41,1% siswa yang mengaku pernah mengalami
perundungan. Hal inilah yang mendorong Kemendikbud untuk memasukan tema
Bangunlah Jiwa dan Raganya dalam tema Projek Profil Pelajar Pancasila.
Dengan adanya tema ini, diharapkan dapat membangun kesadaran dan
keterampilan siswa untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk
dirinya maupun orang sekitarnya.
1.Suara Demokrasi
Sebagai negara demokrasi, sangat penting menumbuhkan jiwa-jiwa demokrasi
dalam diri siswa. Untuk menumbuhkan jiwa demokrasi tersebut, maka
ditetapkannya tema Suara Demokrasi dalam Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.
2. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI
Tema yang satu ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi siswa dalam
melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati
untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan
kegiatan dirinya dan juga sekitarnya.
3. Kewirausahaan
Pada tema Kewirausahaan ini, siswa nantinya akan Mengidentifikasi potensi
ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi
tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial, dan kesejahteraan
masyarakat.

Contoh Kegiatan Tema Projek Profil Pelajar Pancasila


a. Contoh Tema Gaya Hidup Berkelanjutan
Meminta siswa membawa bekal makanan sendiri dari rumah.
Mengajak siswa untuk memisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Mengajak siswa untuk mengurangi sampah plastik, misalnya membawa
botol minum dari rumah dan mengganti plastik belanja dengan tas belanja.
b. Contoh Tema Kearifan Lokal
Memberikan siswa tugas untuk mengeksplorasi kearifan lokal yang ada di
daerah tempat mereka tinggal.
Membuat karya seni yang mengandung unsur kearifan lokal, misalnya
lukisan tentang budaya Jawa Barat.
Mengadakan festival kearifan lokal, seperti pementasan wayang,
pameran dolanan, dan permainan tradisional.
c. Contoh Tema Bhinneka Tunggal Ika
Menonton bersama film edukatif tentang toleransi dan keberagaman.
Mengajak siswa berdiskusi mengenai isu-isu atau permasalahan
tentang keberagaman.
d. Contoh Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya
Mengadakan seminar tentang anti perundungan, anti kekerasan, dan
lainnya dengan mengundang narasumber yang ahli di bidang tersebut.
Meminta siswa untuk membuat poster atau makalah tentang
perundungan, kekerasan seksual, kekerasan fisik, dan lainnya.
Mengadakan kegiatan senam bersama yang diikuti oleh seluruh siswa
dan guru di sekolah.
e. Contoh Tema Suara Demokrasi
Mengadakan pemilihan OSIS yang digelar selayaknya pemilu
(pemilihan umum).
Melakukan musyawarah saat menetapkan tata tertib di kelas atau
sekolah.
f. Contoh Tema Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI
Merancang teknologi kincir angin sebagai teknologi pompa air.
Merancang teknologi yang dapat mengurangi sampah anorganik di
sekolah.
g. Contoh Tema Kewirausahaan
Mengolah botol kaca bekas menjadi karya seni yang bernilai
ekonomis.Mengadakan kegiatan market days di sekolah di mana barang
atau makanan yang dijual merupakan hasil kreativitas siswa.
h. Contoh Tema Kebekerjaan
Meminta siswa untuk merumuskan pekerjaan impiannya di masa depan
dan sesuai bidang keahliannya, lalu ajak siswa untuk mengenali diri dan
potensi yang dimilikinya.
Mengundang seorang pengusaha sebagai guru tamu untuk membantu
siswa memahami proses bisnis yang dijalankan. Dengan begitu, siswa
mendapatkan gambaran peluang usaha setelah lulus SMK dan
memahami sikap serta nilai-nilai untuk menjadi seorang wirausaha.
i. Contoh Tema Budaya Kerja
Meminta siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis budaya
kerja di sebuah perusahaan melalui metode wawancara. Dengan
demikian, siswa mendapatkan gambaran budaya kerja di sebuah
perusahaan.
Siswa mencari solusi untuk menjawab isu terkini tentang etos kerja,
etika kerja, dan tata tertib dunia kerja yang berlaku.

D. Prinsip-Prinsip Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)


Holistik
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh,
tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila, kerangka berpikir holistik
mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat
keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara
mendalam. Oleh karenanya, setiap tema projek yang dijalankan bukan
merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun berbagai mata
pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk meleburkan beragam
perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu.
Kontekstual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan
pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian.
Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat
menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari
sebagai bahan utama pembelajaran. Oleh karenanya, satuan pendidikan
sebagai penyelenggara kegiatan projek harus membuka ruang dan
kesempatan bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal
di luar lingkup satuan pendidikan. Tema-tema projek yang disajikan
sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang terjadi di daerah
masing-masing.
Berpusat pada Peserta Didik
Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek
pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri.
pendidik sebaiknya menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan
banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai
hal
atas dukungannya sendiri. Harapannya, setiap kegiatan pembelajaran
dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif
serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan
masalah yang dihadapinya.
Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang
yang lebar bagi proses inkuiri dan pengembangan diri. Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang
terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran.
Prinsip eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk menggenapkan dan menguatkan
kemampuan yang sudah peserta didik dapatkan dalam pelajaran
intrakurikuler.

E. Contoh Modul P5 Di Sekolah Dasar

MODUL AJAR
PROJEK PENGUAT PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5)

I. INFORMASI UMUM
A.IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Lina Fusha, S.Pd
Nama Sekolah : SD 2 Setrokalangan
Tahun Penyusunan : 2022
Modul Ajar : Projek Penguat Profil Pelajar Pancasila (P5)
Fase/Kelas : B/IV
Alokasi Waktu : 2 JP x 35 menit
B. KOMPETENSI AWAL
1. Peserta didik dapat menganalisis kurang bermanfaatnya eceng
gondok dilingkungan sekitar
2. Peserta didik dapat membuat satu karya seni kerajinan dengan
memanfaatkan eceng gondok
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Pada kegiatan pembelajaran ini akan dilatihkan dimensi profil pelajar
pancasila tentang:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia dengan cara melatih peserta didik berdoa sebelum dan
sesudah belajar.
2. Bergotong royong dengan cara melatih peserta didik untuk saling
membantu bekerjasama dalam kelompok saat melaksanakan
kegiatan praktikum, diskusi, maupun presentasi hasil kerja
kelompok.
3. Bernalar kritis dengan cara melatih peserta didik dengan
pertanyaanpertanyaan dalam peristiwa kehidupan sehari-hari
yang berhubungan dengan topik materi.
D. SARANA DAN PRASARANA/ALAT DAN BAHAN
1. Ruang Kelas / Halaman
2. LCD Projector
3. Laptop
4. Jaringan Internet/Wifi
5. Buku Panduan Projek Penguat Profil Pelajar Pancasila
6. Alat dan Bahan
Pertemuan 1
Alat Tulis
Pertemuan 2
Eceng gondok
Gunting
Cutter
Dobel tips
Lem kertas
E.TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik reguler (bukan berkebutuhan khusus)
F.Model Pembelajaran
Tatap Muka
II. KOMPETENSI INTI
A.Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menganalisis masalah melimpahnya eceng
gondok dilingkungan sekitar
2. Peserta didik dapat merancang projek berdasarkan bahan eceng
gondok
3. Peserta didik dapat membuat satu projek kerajinan dengan
memanfaatkan eceng gondok
Capaian Pembelajaran :
1.Elemen Mengalami (Experiencing)
a. peserta didik mampu Mengalami, merasakan, merespon dan
bereksperimen dengan aneka sumber, termasuk projek dari
berbagai budaya dan era
b. Peserta didik mampu Mengamati, merekam dan mengumpulkan
pengalaman dan informasi projek
2.Elemen Merefleksikan (Reflecting)
Peserta didik mampu Menghargai pengalaman dan pembelajaran
artistik
3.Elemen Berdampak (Impacting)
Memilih, menganalisa, menghasilkan karya untuk membangun
kepribadian dan karakter yang berdampak pada diri sendiri dan
orang lain
B. Pemahaman Bermakna
1. Dengan melakukan berbagai kegiatan pada pembelajaran ini,
peserta didik mampu memahami dengan baik masalah lingkungan
salah satunyaadalah tumbuhan eceng gondok yang melimpah di
Desa Detrokalangan danpertumbuhannya cepat sehingga dapat
menyumbat sungai atau saluran air. Jalan keluar yang mungkin
dilakukan adalah memanfaatkan eceng gondok atau mengolahkan
menjadi benda yang berguna seperti tas, gholok-gholok mentohk
wadah alat-alat tulis atau hiasan.
C. Pertanyaan Pemantik
1. Apa yang ditimbulkan mwlimpahnya eceng gondok lingkungan
kita?
2. Apa kalian pernah melihat karya yang memanfaatkan dari eceng
gondhok ?
3. Bagaimana cara membuat karya dari bahan eceng gondok?
D. Persiapan Pembelajaran
Guru mempersiapkan alat, bahan, dan media pembelajaran yang
diperlukan.
E. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (5 JP x 40 menit)
Pertemuan Kedua (5 JP x 40 menit)
F. Asesmen/ Penilian

G. Refleksi Guru
III. LAMPIRAN
1. Penilaian
A. PENILAIAN DIAGNOSTIK
1). Diagnostik Non Kognitif
Asesmen diagnostik non kognitif di awal pembelajaran dilakukan
untuk menggali hal-hal meliputi kesejahteraan psikologi peserta
didik, sosial emosi, aktivitas peserta didik selama belajar di rumah,
kondisi keluarga dan pergaulan peserta didik, gaya belajar,
karakter, dan minat siswa.

2). Diagnostik Kognitif


B. PENILAIAN FORMATIF
Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan Pedoman Penilaian
Kompetensi Keterampilan

C. PENILAIAN SUMATIF
Asesmen sumatif merupakan asesmen yang dilakukan guru

setelah menyelesaikan proses pembelajaran. Hasil asesmen sumatif


digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik,

mengukur konsep dan pemahaman peserta didik, serta mendorong


untuk melakukan aksi dalam mencapai kompetensi yang dituju.

Anda mungkin juga menyukai