Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

APRESIASI SASTRA INDONESIA

Dosen Pengampu:
Ahmad Ilzamul Hikam, M.Pd

Oleh:
Jeliatut Diani
Dewi Malikal Balgis

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TADRIS UMUM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrah
Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serata inayah -NYA kepada kita
semua,berkat dan bimbingan -NYA kami bisa menyelesaikan kelompok tugas
mata kuliah sejarah sastra
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi
muhammad SAW, yang telah memberikan tauladan terbaik terhadap semua aspek
kehidupan, yang telah memberikan tuntunan dan pelajaran kepada kita semua,
semoga kita bisa mencontoh baginda kita nabi muhammad SAW yang
mempunyai akhlak dan ke pribadian yang sempurna, dan menuntun kita dari jalan
kegelapan ke jalan yang terang menderang,madinatul 'ilmiah pencerah dunia dari
kegelapan.Semoga kita mendapat syafa'at dan semoga kita di akui menjadi
ummtnya beliau nabi muhammad SAW di akhirat kelak aamiin.
Dengan terselesaikannya tugas kelompok ini kami menyadari bahwa
penulisan ini masih jauh dari kata sempurna.Dalam penulisan kelompok ini kami
sudah berusaha semaksimal mungkin dalam penyajian sera tatanan
bahasanya.Akhirnya dengan segala bentuk kekurangan dan kesalahan,kami
berharap membangun guna perbaikan.Kami berharap sungguh dengan
rahmat,bimbingan, dan ridho -NYA mudah-mudahan penulisan tugas kelompok
ini bermanfaat bagi kami khusususnya bagi pembaca.

Kraksaan, 03 Maret 2023

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Pengertian Apresiasi Sastra Indonesia...................................................
B. Kegiatan Langsung dan Kegiatan Tidak Langsung dalam Apresiasi
Sastra..........................................................................................................
C. Tingkatan Dalam Mengapresiasi Sastra.................................................
D. Cara Mengapresiasi Sastra......................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apresiasi adalah pernyataan yang di ungkapkan untuk menggambarkan
kekaguman pengguna atau menikmat karya seni/ sastra untuk para pembuat
karya seni/karya sastra dalam (seniman) atas karya mereka. Penghargaan
biasanya di ungkapkan secara langsung melalui kekaguman lisan/ tertulis/
tidak langsung.
Istilah apresiasi berasal dari Bahasa inggris “apresiation” yang berarti
penghargaan, penilaian, pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja
“tiappreciate” yang berarti menghargai, menilai, mengerti dalam Bahasa
Indonesia menjadi pengapresiasi. Dengan demikian, yang di maksud dengan,
apresiasi sastra adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya
sastra, baik yang berbentuk puisi maupun prosa, atau suatu kegiatan
menggeluti sastra dengan sungguh- sungguh hingga tumbuh pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran krtitis, dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap cipta sastra.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Apresiasi Sastra Indonesia


Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang berarti
“mengindahkan” atau “menghargai”. Konteks yang lebih luas dalam istilah
apresiasi menurut Gove mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan
atau kepekaan batin dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai
keindahan yang diungkapkan pengarang. Pendapat lain, Squire dan Taba
menyimpulkan bahwa apresiasi sebagai suatu proses yang melibatkan tiga
unsur inti, yaitu (1) aspek kognitif, (2) aspek emotif, dan (3) aspek evaluatif.
Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam
upaya memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif. Unsur-unsur
kesastraan yang bersifat objektif tersebut selain dapat berhubungan dengan
unsur-unsur yang secara internal terkandung dalam suatu teks sastra atau
unsur intrinsik, juga dapat berkaitan dengan unsur-unsur di luar teks sastra itu
sendiri atau unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik sastra yang bersifat objektif itu
misalnya tulisan serta aspek bahasa dan struktur wacana dalam hubungannya
dengan kehadiran makna yang tersurat. Sedangkan unsur ekstrinsik antara lain
berupa biografi pengarang, latar proses kreatif penciptaan maupun latar sosial-
budaya yang menunjang kehadiran teks sastra.
Aspek emotif berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembicara
dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang
dibaca. Selain itu, unsur emosi juga sangat berperanan dalam upaya
memahami unsur-unsur yang bersifat subjektif. Unsur subjektif itu dapat
berupa bahasa paparan yang mengandung ketaksaan makna atau yang bersifat
konotatif-interpretatif serta dapat pula berupa unsur-unsur signifikan tertentu,
misalnya penampilan tokoh dan setting yang bersifat metaforis.

2
Aspek evaluatif berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian
terhadap baik-buruk, indah tidak indah, sesuai tidak sesuai serta sejumlah
ragam penilaian lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi
secara personal cukup dimiliki oleh pembaca. Dengan kata lain, keterlibatan
unsur penilaian dalam hal ini masih bersifat umum sehingga setiap apresiator
yang telah mampu meresponsi teks sastra yang dibaca sampai pada tahapan
pemahaman dan penghayatan, sekaligus juga mampu melaksanakan penilaian.
Sejalan dengan rumusan pengertian apresiasi di atas, S. Effendi
mengungkapkan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya
sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap karya sastra. Dari pendapat itu juga dapat disimpulkan bahwa
kegiatan apresiasi dapat tumbuh dengan baik apabila pembaca mampu
menumbuhkan rasa akrab dengan teks sastra yang diapresiasinya,
menumbuhkan sikap sungguh-sungguh serta melaksanakan kegiatan apresiasi
itu sebagai bagian dari hidupnya, sebagai suatu kebutuhan yang mampu
memuaskan ruhaniahnya.

B. Kegiatan Langsung dan Kegiatan Tidak Langsung dalam Apresiasi


Sastra
Apresiasi sastra sebenarnya bukan merupakan konsep abstrak yang tidak
pernah terwujud dalam tingkah laku, melainkan merupakan pengertian yang di
dalamnya menyiratkan adanya suatu kegiatan yang harus terwujud secara
konkret. Perilaku tersebut dalam hal ini dapat dibedakan antara perilaku
kegiatan secara langsung dan kegiatan perilaku secara tidak langsung.
Apresiasi sastra secara langsung adalah kegiatan membaca atau menikmati
cipta sastra berupa teks maupun performansi secara langsung. Kegiatan
membaca suatu teks sastra secara langsung dapat terwujud dalam perilaku
membaca, memahami, menikmati, serta mengevaluasi teks sastra, baik yang
berupa cerpen, novel, roman, naskah drama, maupun teks sastra berupa puisi.

3
Kegiatan langsung yang terwujud dalam kegiatan mengapresiasi sastra
pada performansi, misalnya saat Anda melihat, mengenal, memahami,
menikmati, ataupun memberikan penilaian pada kegiatan membaca puisi,
cerpen, pementasan drama, baik di radio, televisi, maupun pementasan di
panggung terbuka. Kedua bentuk kegiatan itu dalam hal ini perlu dilaksanakan
secara sungguh-sungguh, berulang kali, sehingga dapat melatih dan
mengembangkan kepekaan pikiran dan perasaan dalam rangka mengapresiasi
suatu cipta sastra, baik yang dipaparkan lewat media tulisan, lisan, maupun
visual.
Kegiatan apresiasi sastra secara tidak langsung dapat ditempuh dengan
cara mempelajari teori sastra, membaca artikel yang berhubungan dengan
kesastraan, baik di majalah maupun koran, mempelajari buku-buku maupun
esai yang membahas dan memberikan penilaian terhadap suatu karya sastra
serta mempelajari sejarah sastra. Kegiatan itu disebut sebagai kegiatan
apresiasi secara tidak langsung karena kegiatan tersebut nilai akhirnya bukan
hanya mengembangkan pengetahuan seseorang tentang sastra, melainkan juga
akan meningkatkan kemampuan dalam rangka mengapresiasi suatu cipta
sastra.
Dengan demikian, kegiatan apresiasi sastra secara tidak langsung itu pada
gilirannya akan ikut berperan dalam mengembangkan kemampuan apresiasi
sastra jika bahan bacaan tentang sastra yang telah ditelaahnya itu memiliki
relevansi dengan kegiatan apresiasi sastra. Misalnya membaca masalah minat
baca sastra murid, kemampuan apresiasi sastra masyarakat Indonesia atau
mungkin artikel tentang pengajaran sastra di sekolah. Meskipun pembahasan
itu sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan,
pembahasan itu sedikit sekali peranannya atau bahkan tidak berperan dalam
mengembangkan kemampuan apresiasi. Dalam hal demikian, pembaca tidak
melaksanakan kegiatan apresiasi secara langsung maupun tidak langsung.

C. Tingkatan Dalam Mengapresiasi Sastra

4
Kemampuan apresiasi  dapat bermacam-macam tingkatannya , karena itu
dapat ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi atau lebih baik. Yang belum
mampu dapat dijadikan mampu. Jadi apresiasi itu dapat dipelajari, dapat
dilatih, karena itu pula dapat diajarkan. Berikut tingkatan dalam mengapresiasi
sastra.

1. Apresiasi Tingkat Pertama


Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkatan
pertama merupana tingkatan yang didominasi pergulatan emosi, walaupun
tetap dikontrol oleh kesadaran intelektual dan dipupuk oleh imajinasi. Di
tingkat pertama, apresiator seolah-olah berada di dalam “pengalaman”
yang diceritakan pengarang. Ia dapat merasakan kesenangan,
kegembiraan, dan sebagainya jika pengarang memang melukiskan hal
tersebut. Dengan imajinasinya apresiator dapat menangkap dan
membayangkan kejadian-kejadian yang terdapat dalam karya tersebut. Ia
mulai memperoleh kenikmatan dari karya sastra yang sedang diakrabinya.
2. Apresiasi Tingkat Kedua.
Di atas telah disebutkan bahwa, apresiasi tingkat kedua terjadi apabila
daya intelektual telah bekerja lebih giat. Maksudnya,  adalah selain terjadi
pergulatan emosi, terjadi pula pergulatan intelektual. Pada tingkat kedua
ini, intelektual bekerja lebih giat, karena apresiator tidak hanya puas
dengan memperoleh kenikmatan menemukan pengalaman, melainkan ia
juga ingin tahu mengapa karya tersebut memberi nikmat.
Di tingkat ini,  apresiator berusaha mengungkap hal-hal yang ada di
balik karya tersebut.Ia memperhatikan unsur-unsur pembentuknya, bahkan
ia merasa perlu mengetahui kaidah-kaidah pembentukan cipta  sastra.
Iapun merasa perlu mendalami pengertian tentang unsur-unsur cipta sastra.
Dengan demikian ia dapat menelusuri karya tersebut, dari unsur-unsur
pembentuknya (unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra).

5
Pada tingkatan ini, apresiator sudah mempunyai gambaran tentang
karya yang sedang diapresiasinya. Ia sudah mulai mengetahui kualitas
karya tersebut, dan jika karya tersebut bagus ia mulai kagum akan karya
tersebut  dan terhadap pengarangnya. Iapun semakin menikmati dan
semakin bergairah mngakrabi karya tersebut.
3. Apresiasi Tingkat Ketiga.
Pada apresiasi tingkat ketiga, seseorang menyadari bahwa sastra bukan
sekedar permainan bahasa atau bunyi bahasa. Sastra ternyata memberikan
sesuatu yang dapat dipetik manfaatnya. Dari sastra seseorang menemukan
nilai-nilai hidup tanpa merasa digurui atau dikhotbai, sehingga ia menjadi
bijak sendiri. Menjadi bijak dan memperoleh kenikmatan.
Dalam tingkatan ini, apresiator sudah mencapai kenikmatan yang
tinggi. Ia telah merasa nikmat memperoleh pengalaman dari karya sastra.
Ia juga menemukan kenikmatan estetik, karena ia tahu tentang wujud
bangun karya sastra secara mendalam. Ia juga merasa nikmat karena
memperoleh nilai-nilai untuk menghadapi kehidupan dengan lebih baik. Ia
kagum akan karya tersebut dan ia kagum akan pengarangnya.

D. Cara Mengapresiasi Sastra


 Sebelum kita melakukan apresiasi kita harus memilih karya sastra seperti
drama, film dll. Kesukaan ini akan melangkah pada upaya seorang untuk
mengetahuai lebih dalam karya yang dipilih. Karya sastra dapat di gemari dan
di sukai karya tersebut dapat memberi kesan tersendiri yang menimbulkan
empati bagi penggemar. Proses penciptaan karya sastra meliputi :
1. Upaya mengexplorasi jiwa pengarang yangmewujudkan ke dalam bentuk
bahasa yang akan di jumpai kepada orang lain.
2. Upaya menjadikan sastra media komunikasi antara pengarang dan peminta
sastra.
3. Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dalam arti merupakan alat
pemuas hati peminat sastra.

6
4. Upaya menjadikan isi sastra merupakan sau bentuk expresi yang
mendalam dari pengarang terhadap unsur-unsur kehidupan.
Langkah-langkah mengapresiasi sastra secara umum yaitu:
1. menginterprestasi atau melakukan penafsiran terhadap karya sastra
berdasarkan sifat-sifat karya tersebut.
2. Menganalis atau mengurangi unsur-unsur karya sastra tersebut, baik unsur
intrinsik maupun ekstrinsik.
3. Menikmati atau merasakan karya satra berdasarkat pemahaman untuk
mendapatkan pernyataan.
4. Mengevaluasi atau menila karya satra dalam rangka mengukur kualiatas
karya tersebut.
5. Memberikan penghargaan kepada karya satra berdasarkan tingkat kualitas.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://esa113.weblog.esaunggul.ac.id/pengertian-dan-bekal-awal-dalam-apresiasi-
sastra/

https://id.wikipedia.org/wiki/Appresiasi_Sastra

https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/01/05/apresiasi-sastra/

Anda mungkin juga menyukai