Anda di halaman 1dari 31

KONSEP DASAR DAN STRATEGI PEMBELAJARAN SASTRA

APRESIATIF DI KELAS TINGGI BERBASIS KARAKTER

Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah pendidikan bahasa dan sastra di
kelas tinggi dosen Chairunnisa , M.Pd

Disusun Oleh:

Putri Jufani 20148600187


Tri Hayati 20148600185

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang

sampai saat ini masih memberi kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga

kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah ini

tentang “ Konsep dasar dan strategi pembelajaran sastra apesiatif di kelas

tinggi berbasis karakter.

Adapun penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan beberapa tugas

mata kuliah pendidikan bahasa dan sastra di kelas tinggi. Pada makalah ini

membahas mengenai pengertian sastra, pengertian apresiasi sastra, metode

apresiasi sastra, tujuan apresiasi sastra, pembelajaran sastra di kelas tinggi,

dan peran sastra dalam pendidikan karakter. Kami sampaikan rasa terima

kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang sudah mendukung

kami selama berlangsungnya pembuatan makalah ini. Penulis sekaligus juga

berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembaca.

Disertai keseluruhan rasa rendah hati, kritik dan saran yang membangun amat

kami nantikan dari kalangan pembaca agar nantinya meningkatkan dan

merevisi kembali pembuatan makalah ditugas lainnya dan di waktu berikutnya.

Jakarta, November 2017


Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. ..... Latar Belakang ........................................................................ 1
B. ..... Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. ..... Tujuan ...................................................................................... 2
D. ..... Manfaat ................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4


A. Pengertian Sastra ............................................................................... 4
B. Pengertian Apresiasi Sastra .............................................................. 5
C. Metode Apresiasi Sastra ................................................................... 6
D. Tahapan Dalam Apresiasi Sastra ..................................................... 6
E. Pembelajaran Sastra Apresiasi di Kelas Tinggi .............................. 8
F. Pembelajaran Sastra Puisi Menggunakan Metode Apresiasi Puisi… 18
G. Peran sastra Dalam Pendidikan Karakter ..................................... 21

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 22


A. ..... Kesimpulan .......................................................................... 22
B. ..... Saran ...................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ...23


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat strategis di

dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan

pembangunan sehingga dapat menjawab tantangan-tantangan yang

terjadi di masyarakat. Pendidikan di Indonesia dianggap belum

berkarakter dan belum mampu melahirkan warga negara yang berkualitas,

baik prestasi belajar maupun berperilaku baik. Hal ini terlihat dari

merebaknya sikap hidup yang buruk, kekerasan yang kerap terjadi,

penyimpangan norma oleh para pelajar, dan sikap santun dan luhur yang

semakin menipis.
Sehubungan dengan nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan

budaya dan karakter bangsa yang mulai diberlakukan Diknas mulai tahun

ajaran 2011, pembelajaran sastra dianggap penting karena pembelajaran

sastra dapat membantu pembentukan watak. Pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia di sekolah memiliki beberapa tujuan, salah satunya

adalah agar peserta didik memiliki kemampuan menikmati dan

memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus

budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa, menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai

khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (BNSP, 2006: 261).

Lebih khusus lagi, pembelajaran apresiasi sastra bertujuan agar siswa

mampu mengapresiasi dan mengekspresi sastra melalui kegiatan

mendengarkan, menonton, membaca, dan melisankan hasil sastra, baik

berupa dongeng, puisi, drama pendek, maupun pengalaman dalam

bentuk cerita dan puisi (Depdiknas, 2003). Hal ini berarti bahwa siswa

diharapkan mampu melaksanakan apresiasi sastra secara aktif, kreatif,

dan inovatif.

Pembelajaran apresiasi sastra merupakan bentuk seni yang bersifat

apresiatif. Oleh karena itu, pembelajaran sastra hendaknya lebih

ditekankan pada segi apresiasinya Prosa, puisi, dan drama. Merupakan

salah satu pembelajaran apresiasi sastra. Materi yang harus diberikan

kepada siswa, adalah materi yang bertujuan agar siswa lebih mengenal,

memahami, menghayati kepribadian, sikap, wawasan, serta peningkatan

pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi maupun berbahasa.


Pembelajaran apresiasi puisi memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan

manusia. Pembelajaran puisi sangat penting bagi siswa karena dapat

membentuk sikap manusia yang memiliki pengetahuan luas, memiliki

moral, dan kepribadian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah, dalam

makalah ini dapat dirumuskan :

1. Apa pengertian sastra ?

2. Apa pengertian apresiasi sastra ?

3. Apa saja metode dalam pembelajaran sastra ?

4. Apa saja tahapan dalam apresiasi sastra ?

5. Apa manfaat pembelajaran apresiasi sastra ?

6. Bagaimana strategi pembelajaran apresiasi sastra di kelas tinggi ?

7. Apa peran sastra dalam pendidikan karakter ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sastra.

2. Untuk mengetahui pengertian apresiasi sastra.

3. Untuk mengetahui pembelajaran dalam apresiasi sastra.

4. Untuk mengetahui tahapan dalam apresiasi sastra.

5. Untuk mengetahui manfaat pembelajaran apresiasi sastra.

6. Untuk mengetahui strategi pembelajaran apresiasi sastra di kelas

tinggi.
7. Untuk mengetahui peran sastra dalam pendidikan karakter.

D. Tujuan

Untuk mengetahui konsep dasar dan strategi pembelajaran sastra

apresiatif di kelas tinggi berbasis karakter.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sastra

Menurut Purba (2001: 2), “ Kata sastra dalam bahasa Indonesia

berasal dari bahasa Sansekerta. Akar katanya adalah yang berarti

dan Oleh karena itu, sastra

dapat diartikan sebagai atau

” . Sedangkan Wellek dan Warren ( 1995 : 3) mengatakan,

“ Sastra adalah suatu kajian kreatif, sebuah cabang seni. Sastra adalah

segala sesuatu yang tertulis atau tercetak. Sastra adalah karya imajinatif”

Menurut (Oemarjati, 1992), “ Pengajaran sastra pada dasarnya

mengemban misi efektif, yaitu memperkaya pengalaman siswa dan

menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwa-peristiwa di

sekelilingnya. Tujuan pelajaran sastra adalah menanamkan,

menumbuhkan , dan mengembangkan kepekaan terhadap


masalah-masalah manusiawi, pengenalan dan rasa hormatnya terhadap

tata nilai, baik dalam konteks individual, maupun sosial.” Sastra

seharusnya tidak dikelompokkan ke dalam aspek keterampilan

berbahasa karena bukan merupakan bidang yang sejenis. Walaupun

demikian, pembelajaran sastra dilaksanakan secara terintegrasi dengan

pembelajaran bahasa baik dengan ketrampilan menulis, membaca,

menyimak, maupun berbicara. Dalam praktiknya, pengajaran sastra

berupa pengembangan kemampuan menulis sastra, membaca sastra,

menyimak sastra, dan berbicara sastra. Pembelajaran sastra mencakup

hal-hal berikut :

1. Menulis sastra : menulis puisi, menulis cerpen, menulis novel, menulis

drama.

2. Membaca sastra : membaca karya sastra dan memahami maknanya,

baik terhadap karya sastra yang berbentuk puisi, prosa, maupun

naskah drama.

3. Menyimak sastra : mendengarkan dan merefleksikan pembacaan puisi,

dongeng, cerpen, novel, pementasan drama

4. Berbicara sastra : berbalas pantun, deklamasi, mendongeng, bermain

peran, berdasarkan naskah, menceritakan kembali isi karya sastra,

menanggapi secara lisan pementasan karya sastra.

B. Pengertian Apresiasi Sastra


Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin yang berarti

“ mengindahkan” atau “ menghargai” . Menurut Yus Rusyana

(1982 : 7) apresiasi berarti pengenalan nilai pada bidang nilai-nilai

yang lebih tinggi. Orang yang telah memiliki apresiasi tidak sekadar

yakin bahwa sesuatu itu dikehendaki sebagai perhitungan akalnya,

tetapi benar-benar menghasratkan sesuatu dan menjawab dengan

sikap yang penuh kegairahan terhadapnya. Hal ini senada dengan

pendapat Boen S. Oemarjati (1991: 57) yang menjelaskan kata

apresiasi mengandung arti tanggapan sensitif terhadap sesuatu atau

pemahaman sensitif terhadap sesuatu. Apresiasi berarti mengenal,

memahami, menikmati dan menilai. Menurut Herman J. Waluyo (

2002: 44 ) apresiasi biasanya dikaitkan dengan seni. Dalam

penerapannya apresiasi memerlukan aktivitas, kreativitas, dan

motivasi dalam menunjukkan kemampuan atau potensi seseorang

karena apresiasi merupakan sebuah proses.

Menurut Suminto A. Sayuti ( 2002: 365) apresiasi merupakan hasil

usaha membaca dalam mencari dan menemukan nilai hakiki puisi

lewat pemahaman dan penafsiran sistematik yang dapat dinyatakan

dalam bentuk tertulis. Melalui kegiatan apresiasi itu, diharapkan timbul

kegairahan dalam diri pembaca untuk lebih memasuki dunia puisi,

berbagai dunia yang juga menyediakan alternatif pilihan untuk

menghadapi permasalahan kehidupan yang sebenarnya. S. Parman

Natawijaya (1982: 1) mengungkapkan bahwa apresiasi adalah

penghargaan dan pemahaman atas sesuatu hasil seni atau budaya.


Berdasarkan dari beberapa pengertian dan pemaparan konsep

teoristik di atas, pengertian apresiasi dapat disimpulkan sebagai suatu

usaha penghargaan untuk menemukan nilai– nilai lewat mengenal,

memahami, dan menghayati karya sastra puisi dalam suatu peristiwa

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Metode Dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra

Metode apresiasi sastra diantaranya :

1. Apresiasi secara langsung yaitu membaca atau menikmati cipta sastra

berupa teks maupun performansi secara langsung.

2. Apresiasi secara secara tidak langsung yaitu dapat dilakukan semisal

mempelajari teori sastra, membaca artikel yang berkaitan dengan

kesastraan, memberikan penilaian, dan mempelajari sejarah tentang

sastra.

3. Apresiasi secara dokumentatif , termasuk dalam kegiatan ini antara

lain upaya mengumpulkan atau mengadakan koleksi tentang

hasil-hasil karya sastrawan, mengumpulkan buku, artikel, atau

pembahasan tentang sastra, khususnya prosa

4. Apresiasi secara kreatif , termasuk dalam kegiatan ini adalah

melakukan upaya penciptaan prosa itu sendiri atau menulis tentang

prosa.

D. Tahapan dalam Apresiasi Sastra

Adapun tahapan dalam apresiasi sastra, adalah :


1. Tingkat menggemari, yang ditandai oleh timbul adanya rasa tertarik

kepada buku-buku sastra serta keinginan membacanya dengan

sungguh-sungguh, anak melakukan kegiatan kliping sastra secara rapi,

atau membuat koleksi pustaka mini tentang karya sastra dari berbagai

bentuk.

2. Tingkat menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta sastra karena

mulai tumbuh pengertian, anak dapat merasakan nilai estetis saat

membaca puisi anak-anak, atau mendengarakan deklamasi puisi dan

prosa anak-anak, atau menonton drama anak-anak.

3. Tingkat mereaksi, yaitu mulai ada keinginan utuk menyatakan

pendapat tentang cipta sastra yang dinikmati misalnya menulis

sebuah resensi, atau berdebat dalam suatu diskusi sastra secara

sederhana. Dalam tingkat ini juga termasuk keinginan untuk

berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sastra.

4. Tingkat produktif, yaitu mulai ikut menghasilkan cipta sastra di

berbagai media masa seperti koran, majalah atau majalah dinding

sekolah yang tersedia, baik dalam bentuk puisi, prosa atau drama

(Wardani 1981).

5. Tingkat penikmatan, misalnya menikmati pembacaan atau deklamasi

puisi,menonton drama, dan mendengarkan cerita.

6. Tingkat penghargaan, misalnya memetik pesan positif dalam cerita,

mengagumi suatu karya sastra, meresapkan nilai-nilai humanistik

dalam jiwa, menghayati amanat yang terkandung dalam puisi yang

dibacanya atau yang dideklamasikan.


7. Tingkat pemahaman, misalnya mengemukakan berbagai pesan-pesan

yang terkandung dalam karya sastra setelah menelaah atau

menganalisis unsur instrinsik-ekstrinsiknya, baik karya puisi, prosa

maupun drama anak-anak.

8. Tingkat penghayatan, misalnya melakukan kegiatan mengubah bentuk

karya sastra tertentu ke berbagai dalam bentuk karya lainnya

( misalnya mengubah puisi ke dalam bentuk prosa,

mengubah prosa ke dalam bentuk drama, menafsirkan menemukan

hakikat isi karya sastra dan argumentasinya secara tepat.

9. Tingkat implikasi, misalnya mengamalkan isi sastra, mendayagunakan

hasil apresiasi sastra untuk kepentingan peningkatan harkat

kehidupan (Suparman dalam Tarigan 2000).

E. Tujuan Apresiasi Sastra

1. Melihat keempat keterampilan berbahasa yakni mendengarkan,

berbicara, membaca dan menulis.

2. Menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia seperti

adat istiadat, agama, dan kebudayaan.

3. Membantu pengembangan pribadi

4. Membantu pembentukan watak.

5. Memberi kenyamanan.

6. Meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru.

F. Pembelajaran Sastra Apresiasi di Kelas Tinggi


1. Puisi

Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani

yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa latin

dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan,

menimbulkan dan menyair. kemudian makna kata tersebut

menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata – katanya disusun

menurut syarat tertentu dengan mengunakan irama, sajak, dan kadang

– kadang kiasan ( Sitomorang,1980 :10 ).

a. Unsur – Unsur Puisi

1) Tema adalah pokok pikiran yang dicetuskan pengarang yang

menjadi jiwa dan dasar cerita.

2) Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra dan

sekaligus pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada

pembaca atau pendengar.

3) Bait atau strophe adalah kebulatan arti dan irama dalam kuplet

atau karangan yang berbentuk puisi, misalnya sebait pantun

terdiri atas empat baris dan sebait gurindam terdiri atas dua baris.

4) Irama adalah berturut-turut secara teratur dan turun naik (pada

bunyi, lagu) yang beraturan, alunan yang terjadi karena

perulanngan dan penggantian bunyi dalam panjang pendek bunyi,

keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada (dalam puisi).

5) Bahasa, yang dimaksud bahasa meliputi diksi (pilihan kata),

gaya bahasa (majas), dan makna konotasi atau denotasi yang

ditimbulkan oleh penggunaan gaya bahasa dan penetapan diksi


dalam karya puisi. Tentang gaya bahasa atau majas akan

dibahas dalam bab tersendiri.

6) Citraan, merupakan gambaran.

b. Strategi Pembelajaran Puisi

Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih puisi

sebagai bahan pembelajaran yaitu :

1) Memberikan kegembiraan kepada siswa.

2) Menjadikan bagian dalam sejarah.

3) Karya pengarang yang cukup bagus menurut ujian waktu.

4) Problematik dari segi bentuk maupun isinya.

5) Karya akan unsur musikal agar menarik minat siswa.

6) Sesuai dengan kemampuan siswa.

7) Kaya akan makna konotatif dan makna kias agar siswa dapat

memahami perasaan yang menyertai dan asosiasi yang

ditimbulkan sehingga siswa lebih peka terhadap puisi.

8) Berhubungan dengan lingkungan siswa.

9) Menarik minat dan selera siswa.

Setelah membaca puisi tersebut siswa mungkin akan merasa

terharu, rasa hormat, atau merasa kagum terhadap tokoh yang ada

dalam puisi tersebut. Selain itu, ia juga merasa kagum terhadap

penulis puisi tersebut karena mampu menggugah hati pembaca

dengan kesederhanaan baik dalam bahasa, penyusunan kata- kata,

ditambah dengan gaya bahasa dan tema yang disajikan yang


sungguh memperlihatkan kesederhanaan. Kegiatan seperti inilah

yang sering disebut dengan apresiasi puisi.

Hal terpenting yang perlu diperhatikan guru pada pembelajaran

puisi adalah melibatkan siswa memperoleh pengalaman baru

dengan catatan jika masih diperlukan guru dapat saja memberikan

pengetahuan tentang puisi. Dalam pelajaran membaca puisi

terdapat langkah - langkah sebagai berikut:

1) Pelajari terlebih dahulu puisi yang akan dibawakan.

2) Menentukan kegiatan yang dilakukan.

3) Memberikan pengantar pelajaran.

4) Menyajikan bahan pengajaran.

5) Mendiskusikan puisi yang telah dibaca.

6) Memperdalam pengalaman.

2. Prosa

Prosa adalah cerita. Baik cerita rakyat, cerpen maupun novel.

Cerpen merupakan suatu cerita rekaan. Sebagai suatu cerita rekaan,

kejadian yang terdapat di dalamnya hanya merupakan rekaan

pengarang saja.

a. Unsur – unsur dalam prosa

Prosa memiliki 2 unsur yaitu unsur intinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur Intrinsik adalah unsur karya sastra yang membangun tubuh

karya sastra dari dalam tubuh karya sastra itu sendiri. Sedangkan

Unsur esktrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang


berasal dari luar tubuh karya sastra itu. Unsur-unsur intrinsik karya

sastra prosa diantaranya :

1) Tema yaitu pusat cerita, atau ide pokok yang mendasari

penulisan sebuah cerita.Tema dapat diklasifikasikan menjadi

tema mayor, yaitu tema yang memiliki cakupan lebih luas, dan

tema minor yaitu tema yang bisa dilihat sudut pandang tertentu

dan mempunyai sifat lebih spesifik.

2) Amanat yaitu pesan yang disampaikan pengarang kepada

pembaca.

3) Plot atau Alur adalah jalinan peristiwa yang membentuk cerita,

jalan cerita. Alur dapat diklasifikasikan diantaranya adalah :

a) Alur maju adalah alur yang menceritakan dari awal hingga

akhir cerita.

b) Alur mundur adalah alur yang menceritakan kejadian masa

lalu atau silam.

c) Alur kronologis adalah alur berdasarkan tata urutan waktu.

d) Alur klimaks adalah alur yang dimulai dari bagian biasa

menuju bagian menegangkan.

e) Alur antiklimaks adalah alur yang dimulai dari bagianm

menegangkan menuju biasa.

f) Alur flashback adalah alur yang mendahulukan bagian akhir

cerita, kembali ke awal menuju ke akhir cerita.

4) Penokohan adalah penentuan dan penciptaan citra tokoh dalam

karya sastra. Berdasarkan sifatnya tokoh dalam sebuah karya


sastra dapat dibedakan menjadi tiga jenis tokoh, yaitu tokoh

protagonis (tokoh lakon), antagonis (tokoh jahat, lawan, musuh),

dan tokoh tirtagonis (tokoh penengah). Berdasarkan tingkat

kepentingannya dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua yaitu

tokoh utama dan tokoh pembantu atau figuran.

5) Karakteristik adalah perwatakan tokom dalam cerita.

Karakteristik tokoh dapat menjadi dua maca, yaitu

dan . adalah watak seorang tokoh

yang tidak pernah mengalami perubahan dari awal hingga akhir

cerita. adalah jika seorang tokoh mengalami

perubahan watak dalam cerita tersebut.

6) adalah sudut pandang pengarang, cara pengarang

menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Berikut ini diuraikan

beberapa jenis sudut pandang pengarang.

a) , pengarang mempergunakan kata

aku-orang pertama (aku sebagai tokoh utama dan aku sebagai

bukan tokoh utama).

b) , pengarang mempergunakan kata dia

(orang ketiga) untuk pelaku utama dan pengarang mengetahui

seluk beluk tokoh dia, menyumbangkan pikiran dalam pribadi

tokoh.

c) pengarang mengisahkan ceritanya dengan

mempergunakan kata dia (orang ketiga) untuk tokoh utama,

dan pengarang tidak mengetahui jalan pikiran tokoh utama.


d) campuran antara ketiga jenis narator di atas.

7) Setting adalah latar belakang penceritaan (latar cerita). Terdapat

dua jenis setting, yaitu setting fisik (alat, tempat, dan waktu) dan

setting psikis (suasana: haru, sedih, gembira, dll).

8) . adalah bagian cerita

yang mampu membuat pembaca merasakan ketegangan setelah

mengikuti atau menyaksikan konflik mental dan konflik sosial

yang tajam. merupakan kelanjutan dari

yaitu pembayangan tentang apa yang akan terjadi kemudian

dalam cerita. Bagian ini diciptakan oleh pengarang untuk

memikat perhatian pembaca terhadap keseluruhan cerita agar

merasa nikmat dan puas, tidak merasa bosan.

9) adalah bagian cerita yang

paling dipentingkan dari semua jalinan cerita yang ada, dapat

dikatakan merupakan pusat cerita. Sedangkan merupakan

kesatuan atau kepaduan yang terdapat dalam sebuah cerita. Jadi

walaupun dalam sebuah cerita terdapat banyak sekali pecahan

cerita yang mendampingi cerita inti, keseluruhan cerita tetap bisa

dinikmati oleh pembaca dengan baik karena terdapat unsur

kesatuan tersebut.

10) Bahasa, yaitu bahasa apakah yang dipergunakan, bagimana

kandungan makna denotasi atau konotasi, ambiguitas maknanya,

interferensi bahasa asing atau daerah yang terdapat dalam karya

sastra tersebut.
11) Gaya Bahasa atau Majas, yang dimaksudkan adalah gaya bahasa

apa saja yang sering dipergunakan oleh penngarang dalam

menulis ceritanya (personifikasi, metonimia, alegori, sinekdok,

hiperbola,dll).

Sedangkan yang termasuk dalam unsur ekstrinsik sebuah karya

sastra prosa adalah nilai sosial, nilai kejiwaan , nilai sosial , nilai

ekonomi, nilai moral, nilai politik dan nilai religius.

b. Langkah – langkah pembelajaran membaca prosa antara lain :

1) Membacakan sebuah prosa, baik berupa cerita pendek maupun

cerita rakyat.

2) Meneliti penggunaan kosakata yang dianggap siswa sulit.

3) Guru menulis kosakata sulit yang diajukan sisiwa di papan tulis,

kemudian membahasnya secara bersam sama melalui kegiatan

tanya jawab dan diskusi kelas.

4) Setelah siswa diperkirakan tidak akan mengalami hambatan dalam

kosakata, siswa diminta membaca cerita tersebut dengan nyaring

secara bergiliran.

5) Selesai membaca siswa dibagi kedalam beberapa kelompok.

Sebagian dari kelompok di tugaskan untuk dapat menyusun

pertanyaan yang sebanyak - banyaknya, berkaitan dengan isi cerita,

sedangkan kelompok yang lain diminta untuk menginfentaris

informasi tentang cerita tersebut.

3. Drama
Drama adalah pertunjukan dan adanya lakon yang dibawakan dalam

pertunjukan itu. Atau lakon itu sendiri yang karena strukturnya disebut

drama. Pengertian tersebut jelas menandakan bahwa drama berarti

pertunjukan. Dalam kesusastraan drama diartikan sebagai naskah.

Melalui pembelajaran drama, para siswa diajak untuk berlatih apresiasi

dan ekspresi sastra. Pengintegrasian pembelajaran membaca dan

drama dapat dilakukan melalui teks drama, baik teks drama yang

sudah tersedia dalam buku pelajaran atau teks teks drama hasil

ciptaan siswa, guru, atau ciptaan bersama guru dan siswa.

a. Unsur – unsur dalam drama

1) Tokoh dan sifatnya. Tokoh adalah pelaku dalam drama. Sifat

atau watak tokoh dapat diketahui dari perkataan dan

perbuatannya. Misalnya tokoh yang suka memfitnah teman,

memiliki sifat jahat.

2) Latar. Latar adalah tempat, waktu dan suasana terjadinya

peristiwa. Latar dibedakan atas latar waktu, tempat, dan suasana.

Latar waktu, misalnya, pagi hari, siang hari, malam hari. Latar

tempat, misalnya, di rumah, di jalan, di sekolah, di pasar, dan

sebagainya. Latar suasana, misalnya suasana gembira, sedih,

cemas, dan sebagainya.

3) Tema. Tema adalah gagasan pokok atau ide yang mendasari

pembuatan naskah drama. Tema harus dirumuskan sendiri oleh

pembaca melalui keseluruhan peristiwa dalam cerita (drama).


4) Alur atau jalan cerita. Alur adalah rangkaian peristiwa dalam

cerita (drama) yang saling berhubungan. Alur terdiri atas sebagai

berikut :

a) Eksposisi atau pemaparan, yaitu pengarang mulai

mengenalkan tokoh - tokohnya. Pertikaian, yaitu tahap alur

yang menggambarkan mulai adanya pertikaian, baik

antartokoh maupun pada diri seorang tokoh.

b) Klimaks, yaitu tahap alur yang menggambarkan bahwa

persoalan yang dihadapi tokoh mencapai puncaknya.

c) Leraian, yaitu tahap alur yang menggambarkan bahwa

persoalan mulai menurun

d) Penyelesaian, yaitu tahap yang menggambarkan bahwa

persoalan selesai

e) Amanat. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan

pengarang dalam drama. Amanat berhubungan erat dengan

tema. Amanat dapat dirumuskan setelah tema berhasil

dirumuskan.

b. Tenik membaca drama

Pembelajaran membaca yang dikaitkan dengan bahan ajar teks

drama, harus melalui tahapan teknik membaca, yakni:

1) Membaca dalam hati untuk memahami maksud dan informasi

yang terkandung dalam teks drama. Informasi yang dimaksud

berkenaan dengan:
a) Siapa tokoh tokohnya, bagaimana sifatnya, watak dan

karakternya.

b) Bagaimana latarnya, di mana, kapan, dalam suasana apa.

c) Apa yang menjadi pokok pembicaraan.

d) Adakah maksud yang tersirat dibalik yang tersurat.

e) Bagaimana suasana teks drama itu.

2) Membaca nyaring atau teknik, yakni menyesuaikan cara

pembacaan teks dengan maksud yang dikandungnya. Hal hal

yang harus diperhatikan dalam fase ini adalah:

a) Pelatihan kejelasan vocal atau suara.

b) Kejelasan dan ketepatan pelafalan dan intonasi.

c) Ketepatan pemenggalan kelompok kelompok kata dalam

sebuah kalimat.

d) Ketepatan dan kecermatan tanda baca.

F. Pembelajaran Sastra Puisi dengan Menggunakan Metode Apresiasi

Sastra

1. Metode Apresiasi secara langsung

Metode apresiasi secara langsung adalah kegiatan membaca atau

menikmati cipta sastra berupa teks maupun perfomasi secara

langsung. Dalam kaitannya dengan apresiasi langsung dalam tahap

ini, siswa dapat melakukan kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

a. Parafase Puisi
Memparafrase puisi artinya mengubah puisi menjadi bentuk prosa

atau narasi tanpa mengurangi inti atau makna puisi tersebut.

Langkah selanjutnya menyisipkan beberapa kata diantara dua kata

dalam puisi sehingga menjadi bentuk prosa atau narasi yang lebi

mudah dipahami. Contoh memparafasekan puisi “ karangan

bunga” karangan Taufik Ismail.

b. Melagukan puisi

Melagukan puisi artinya membaca puisi dengan menggunakan

intonasi menurut nada – nada suatu lagu. Misalnya lagu karangan

Chairil Anwar.

c. Membaca puisi

Dalam membaca puisi guru dapat menggunakan berbagai macam

model pembelajaran puisi , misalnya :

1. Dengar ucap yaitu siswa mendengarkan kemudian mengucap

persis seperti yang didengar. Siswa dapat mendengar langsung

dari guru atau media rekaman kaset atau video puisi penyair

terkenal seperti WS Rendra dan Taufik Ismail.

2. Demonstrasi atau unjuk kerja. Siswa mendemonstrasikan

membaca puisi menurut kreasinya sendiri tidak menirukan

siapapun. Siswa membaca menurut versinya sendiri, sehingga

siswa menjadi dirinya sendiri. Namun demikian guru tetap perlu

memberikan perbaikan dan bimbingan.

2. Metode secara tidak langsung


Kegiatan apresiasi puisi secara tidak langsung dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

a. Siswa mempelajari teori sastra puisi

b. Siswa membaca artikel yang berhubungan dengan kesusastraan

baik di majalah maupun Koran.

c. Siswa bertanya mempelajari buku – buku maupun esai yang

membahas dan memberikan penilaian terhadap suatu karya sastra

serta mempelajari sejarag sastra.

d. Siswa bertanya tentang karya sastra yang sedang dijelajahi dan

dipelajari kepada orang – orang yang dapat dijadikan narasumber

karya sastra tersebut.

3. Metode Apresiasi Kreatif

Langkah – langkah pembelajaran membuat puisi

a. guru memilih tema yang sesuai tema yang sesuai dengan materi

pembelajaran menulis puisi. Misalnya tentang “ keindahan alam” .

b. Mendeskripsikan jenis pengalaman yang terkait dengan tema

“ keindahan alam” yang akan ditulis siswa. Misalnya keindahan

alam pedesaan,pegunungan, laut , dan air terjun.

c. Memberikan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk mulai

menulis tentang pengalaman yang telah dipilihnya. Sebaiknya siswa

diberi waktu yang cukup agar mereka bebas dan tenang dalam

menuangkan pengalamannya dikertas.


d. Guru menyuruh peserta didik untuk menulis sebanyak mungkin yang

mereka inginkan tentang peristiwa – peristiwa yang terjadi dan

perasaan – perasaan yang dihasilkan kedalam bentuk puisi.

e. Setelah siswa selesai menuliskan pengalamannya kedalam bentuk

puisi, selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk membacakan tulisannya secara bergiliran. Untuk

mengefesien waktu, hanya diambil beberapa sampel siswa, tidak

usah seluruhnya.

f. Kegiatan selanjutnya adalah mendiskusikan hasil refleksi mereka

dan merumuskan beberapa tindakan atau rekomendasi yang bisa

mereka dilakukan dimasa depan.

g. Guru menyimpulkan hasil diskusi dan merumuskan pesan dari

pembelajaran menulis puisi dengan tema “ keindahan alam” .

G. Peran Sastra dalam Pendidikan Karakter

Sastra sebagai cerminan keadaan sosial budaya bangsa haruslah

diwariskan kepada generasinya. Menurut Herfanda (2008 : 131 ) sastra

memiliki potensi yang besar untuk membawa masyarakat kearah

perubahan, termasuk perubahan karakter. Selain mengandung keindahan

sastra juga memiliki manfaat bagi pembaca. Segi kemanfaatan muncul

karena penciptaan sastra berangkat dari kenyataan sehingga lahirlah

suatu paradigma bahwa sastra yang baik menciptakan kembali rasa

kehidupan. Manfaat sastra dalam kaitan dengan pembentukan karakter

yaitu sastra sebagai media pembentuk watak moral peserta didik dengan
sastra kita bisa mempengaruhi peserta didik. Karya sastra dapat

menyampaikan pesan moral baik secara implisit dan eksplisit. Dengan

mengapresiasi drama, puisi, prosa, cerpen dan cerita rakyat dapat

membentuk karakter peserta didik. Nilai – nilai yang terkandung dalam

karya sastra seperti kejujuran, kebaikan, persahabatan, dan persaudaraan

yang berhubungan dengan pendidikan karakter bisa kita terapkan kepada

peserta didik.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin yang berarti

“ mengindahkan” atau “ menghargai” . apresiasi dapat disimpulkan

sebagai suatu usaha penghargaan untuk menemukan nilai– nilai lewat

mengenal, memahami, dan menghayati karya sastra puisi dalam suatu

peristiwa kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Metode dalam

apresiasi sastra yaitu apresiasi secara langsung,tidak langsung,

dokumentatif dan kreatif. Tahapan dalam apresiasi diantaranya tingkat

menggemari, menikmati, mereaksi, produktif, penikmatan,

penghargaan, pemahaman, penghayatan, dan implikasi.

Pembelajaran sastra apresiasi dikelas tinggi diantaranya drama,

puisi dan prosa. Dengan mengapresiasikan drama, puisi , prosa, novel

dan cerita rakyat dapat membentuk karakter peserta didik. Nilai – nilai

yang terkandung dalam sastra seperti kejujuran, kebaikan,

persahabatan, dan persaudaraan yang berhubungan dengan

pendidikan karakter bisa diterapkan kepada peserta didik.

B. Saran

Pembelajaran apresiasi sastra merupakan bentuk seni yang bersifat

apresiatif. Oleh karena itu, pembelajaran sastra hendaknya lebih

ditekankan pada segi apresiasinya Prosa, puisi, dan drama.Merupakan

salah satu pembelajaran apresiasi sastra. Materi yang harus diberikan

kepada siswa, adalah materi yang bertujuan agar siswa lebih

mengenal, memahami, menghayati kepribadian, sikap, wawasan, serta


peningkatan pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi maupun

berbahasa.

DAFTAR PUSTAKA

https://emmafahriza.wordpress.com/2010/10/18/pembelajaran-membaca-da

n-sastra-di-sd-kelas-tinggi/ diakses pada tanggal 22 November 2017 pukul 22.

30 WIB

http://amiraelqibtyii.blogspot.co.id/2014/06/materi-pembelajaran-sastra-sd-ke

las_7.html diakses pada tanggal 22 November 2017 pukul 22. 45 WIB

http://eprints.uns.ac.id/2576/1.pdf diakses pada tanggal 22 November 2017

pukul 23.00 WIB

http://www.academia.edu/11225847/Makalah_sastra pada tanggal 22

November 2017 pukul 23.15 WIB


Pertanyaan :

1. Bu Ida Sulastry ( Kelompok 12 )

Bagimana cara mengajarkan karya sastra yang menarik untuk siswa ?

Jawab :

a. Siswa membaca karya sastra langsung karya sastra puisi, cerita pendek

dan novel.

b. Menyajikan karya sastra puisi menggunakan musik dan lagu

c. Siswa mengumpulkan karya sastra seperti puisi, cerpen dari berbagai

potongan majalah

d. Siswa membuat karangan karya sastra seperti puisi dan cerita pendek

dari pengalaman yang pernah mereka alami.

e. Mengunakan media pembelajaran berupa video.

2. Kak Eri Sutikno


Didalam sebuah karya sastra puisi terdapat banyak makna kiasan dan

konotatif, bagaimana cara siswa memperoleh dan mengetahui makna

kiasan dalam puisi

Jawab :

Siswa membaca hasil karya sastra seperti puisi dari berbagai karangan

penyair sehingga siswa memiliki inspirasi membuat puisi dan mengetahui

tentang kiasan.

Guru memberikan contoh makna kiasan dengan memberikan kamus puisi.

Anda mungkin juga menyukai