Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
kelas rendah
Dosen Pengampu: Nia Royani M,Pd.
Oleh :
Sofia Nurbayanti (220110521038)
Mochamad Ovran Pratama (220110521186)
Sri Nur Anggraeni (220110521144)
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“PEMBELAJARAN SASTRA ANAK”. Kami berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dan juga kepada teman-
teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Adapun makalah ini kami susun
guna memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas
Rendah. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Nia Royani, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah karena telah
memberikan tugas makalah ini sehingga menambah pengetahuan dan pengalaman kami.
Demikian makalah ini kami buat, kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini
masih kurang sempurna, untuk itu kami mengharapkan berbagai kritik dan sarannya. Akhir
kata kami ucapkan, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang terus berkembang seiring dengan pesatnya kemajuan
zaman tidak selalu berdampak positif. Salah satunya kekhawatiran dunia pendidikan
terhadap daya tarik siswa pada sastra. Dimana di zaman sekarang semua hal bisa
divisualisasikan menjadi grafis sehingga mengurangi minat baca. Dengan kemudahan
mengakses internet siswa lebih tertarik kepada bermain gadget, game online, menonton
youtube dan sebagainya dibandingkan digunakan untuk membaca atau belajar. Contohnya
ketika sebuah dongeng atau cerita rakyat yang dijadikan film layar lebar, kebanyakan anak
lebih menyukai menonton filmnya tanpa membaca bukunya.
Bacaan sastra dapat membantu perkembangan bahasa siswa. Dengan membaca sastra
penuh kesenangan dan kenikmatan perkembangan bahasa anak secara sadar atau tidak akan
semakin berkembang. Semakin banyak siswa membaca sastra, akan semakin terlatih teknik
maupun kecepatan membacanya. Melalui membaca sastra kemampuan menulis siswa akan
juga turut terkembangkan, karena dengan banyak memahami kosa kata dari yang telah
dibacanya, gaya bahasa, atau kalimat-kalimat dalam sastra yang dibaca, siswa akan
menggunakannya ketika mereka menulis. Melalui sastra kepekaan anak terhadap cerita juga
akan terlatih. Semakin banyak siswa membaca cerita, akan semakin peka siswa terhadap
cerita. Pada akhirnya mereka akan menjadi peka pada kehidupannya.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa itu sastra?
2. Apa itu pembelajaran sastra dan ruang lingkup sastra?
3. Bacaan sastra seperti apa yang cocok untuk anak SD?
4. Seberapa penting nilai sastra bagi anak SD?
5. Metode dan teknik apa saja yang digunakan dalam pembelajaran sastra di SD?
6. Media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran sastra di SD?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sastra
Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta 'Sastra, yang
berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar 'Sas yang berarti
"instruksi" atau "ajaran" dan Tra yang berarti "alat" atau "sarana". Dalam bahasa Indonesia
kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan
yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sastra
adalah karya tulis yang bila dibandingkan dengan tulisan lain, ciri-ciri keunggulan, seperti
keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya. Karya sastra berarti karangan
yang mengacu pada nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra
memberikan wawasan yang umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual,
dengan caranya yang khas. Pembaca sastra dimungkinkan untuk menginterpretasikan teks
sastra sesuai dengan wawasannya sendiri.
a. Mursal Esten (1978:9) Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik
dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa
sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia
(kemanusiaan).
b. Semi (1988:8) Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang
objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
c. Panuti Sudjiman (1986: 68) Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki
berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan
ungkapannya.
d. Taum (1997: 13) Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif" atau
"sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal
lain".
Jadi, sastra adalah sebuah karya baik berupa tulisan maupun lisan yang disusun
sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek keindahan.
3
2.2 Pembelajaran dan Ruang Lingkup Sastra
Pembelajaran sastra pada hakikatnya merupakan upaya untuk menanamkan rasa peka
kepada siswa terhadap cita rasa sastra. Scharusnya pengajaran sastra yang disampaikan guru
kepada siswa mampu mengubah sikap siswa dari acuh tak acuh menjadi lebih bersimpati
terhadap sastra. Karena materi sastra yang disuguhkan tidak sekadar representation of life
(imitation of life) melainkan interpretation of life. (Suwardi Endraswara, 2002: 7). Dengan
demikian, karya sastra harus dipahami sebagai fenomena yang tidak hanya sekedar
memuaskan emosi melainkan memercikkan ide-ide dan pikiran. Karya sastra sebagai salah
satu kebutuhan manusia menawarkan kisi-kisi kemanusian yang indah menuju
kesempurnaan hidup.
4
1. Sastra SD Kelas Rendah
Sastra anak SD kelas rendah terdiri atas berbagai genre atau tipe dan dapat berbentuk
lisan dan tulisan. Tipenya berbeda mulai dari syair lagu anak, tembang dolanan,
permainan huruf, buku bergambar, sampai cerita petualangan. Di bawah ini akan
dibicarakan berbagai sastra anak di kelas rendah, antara lain:
a. Syair Lagu, Nyanyian Anak
Syair lagu atau tembang tidak lain adalah puisi. Puisi yang dilagukan ini
mengandung karya seni/berbagai unsur keindahan yang menggunakan bahasa
sebagai media. Keindahan bahasa puisi lagu, juga lagu-lagu anak dan tembang
dolanan dirasakan melalui permainan bahasa, seperti paralisme dan perulangan, baik
berupa pengulangan bunyi maupun kata. Contoh puisi lagu seperti pok ame-ame.
b. Puisi Tembang Dolanan
Puisi tembang dolanan mengandung makna yang berkaitan dengan adat-istiadat,
budi pekerti, sopan-santun, moral, serta unsur kejenakaan yang terkait dengan
kondisi masyarakat setempat. Contoh puisi tembang dolanan yaitu gundul-gundul
pacul.
c. Cerita Lisan
Budaya bercerita kepada anak merupakan budaya yang universal, yaitu budaya yang
turun temurun. Cerita-cerita yang disampaikan usahakan jangan cerita yang itu-itu
saja. Misalnya; cerita melalui tokoh binatang, jangan lagi kancil tetapi coba dimulai
dari binatang sekitar seperti semut, perhatikan sifatnya. Apa pernah semut itu diam
bermalas-malasan? Tulis contoh yang baik yang dapat ditiru anak. Dari cerita yang
diberikan, si anak dapat memperoleh berbagai pendidikan, seperti sikap, moral,
perbuatan baik dan buruk. Maka dari itu guru harus mampu memilih cerita yang
mengandung pesan moral, disiplin, yang dikemas dalam cerita anak dan seisa
mungkin menarik.
2. Sastra Anak SD Kelas Tinggi
Sastra anak SD kelas tinggi maksudnya adalah jenis-jenis karya sastra untuk siswa SD
kelas IV, V, dan VI. Adapun jenis-jenisnya sebagai berikut:
a. Cerita Fiksi
Cerita fiksi merupakan cerita yang berisi misteri kehidupan yang berhubungan
dengan kehidupan anak yaitu sesuatu yang menjadi isi ungkapan dan yang ingin
5
disampaikan penulis kepada pembaca. Isinya terjalin dalam sebuah rangkaian alur
yang menampilkan berbagai peristiwa dan tokoh yang dikemas dalam bahasa narasi
dan dialog. Tokoh fiksi boleh siapa saja, namun mesti berkisar tentang kehidupan
anak. Fiksi anak mencakup heberapa aspek antara lain, emosi, moral, perasaan, dan
pikiran yang dapat dipahami oleh anak-anak usia SD. Jenis-jenis fiksi anak antara
lain novel dan cerpen.
b. Fiksi Realistik
Fiksi realistik adalah cerita yang berkisah tentang isu-isu pengalaman kehidupan
anak secara nyata. Cerita fiksi realistik menampilkan model kehidupan sehari-hari
scorang anak. Misalnya, bagaimana kisah kehidupan seorang anak pemulung yang
berjuang untuk dapat bersekolah. Dalam cerita realistik ini berusaha menampilkan
pemahaman kehidupan kepada anak-anak secara penuh dan kehidupan yang penuh
problematika yang dapat dijadikan pembelajaran bagi anak.
c. Fiksi Fantasi
Cerita fantasi adalah cerita yang dikembangkan dengan menghadirkan sebuah dunia
lain di samping dunia realitas. Cerita fantasi adalah cerita yang menampilkan tokoh.
alur, karakter, dan lainnya yang kebenarannya diragukan, baik seluruh cerita
maupun hanya sebagian cerita. Kebenaran disini yang dikaitkan dengan logika
realitas sebagaimana halnya yang terjadi dalam kehidupan nyata. Misalnya adalah
tokoh manusia yang bias terbang. bicara dengan binatang, dan tumbuhan, atau
melakukan hal-hal tertentu yang luar biasa di luar jangkauan nalar manusia.
Misalnya; andi dan prajurit semut.
d. Fiksi Historis
Fiksi historis merupakan sebuah cerita yang mengungkapkan tentang peristiwa-
peristiwa yang luar biasa atau gambaran yang bersifat historis atau gambaran tentang
kehidupan masa lalu. Dalam cerita ini disajikan fakta sejarah yang diramu dengan
imajinasi. Cerita fiksi historis haruslah didukung oleh penggambaran latar yang
secara tepat dan meyakinkan sesuai dengan perkembangan kebudayaan yang ada.
Misalnya, cerita Pangeran Diponegoro ( Raden Mas Antawirya ), maka pakaian dan
perlengkapannya harus disesuaikan dengan Pangeran Diponegoro yang sebenarnya.
e. Komik Sastra Anak
Komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan
lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata-kata. Seluruh teks
dalam komik disusun sesuai hubungan gambar. Kata-kata berfungsi untuk
6
menjelaskan, melengkapi, memperdalam penyampaian gambar, dan teks secara
keseluruhan. Tulisan yang berupa kata-kata biasanya ditulis dalam bentuk balon-
balon yang dikreasi sedemikian rupa sehingga serasi dengan gambar-gambar. Balon-
balon tersebut dapat berupa ujaran, pikiran perasaan tokoh, namun dapat pula berisi
tentang deskripsi singkat tentang sesuatu.
7
memperkaya perbendaharaan kata dan penguasaan ragam-ragam bahasa, yang mendukung
kemampuan memaknai sesuatu secara kritis dan kemampuan memproduksi narasi.
Manfaat pendidikan sastra melalui proses pembelajaran yang diberikan di sekolah
setidaknya dapat membantu pendidikan secara utuh bagi siswa, (B.Rahmanto. 1989:15- 24),
yaitu: (1) membantu keterampilan berbahasa. (2) meningkatkan pengetahuan budaya. (3)
mengembangkan cipta dan rasa, dan (4) menunjang pembentukan watak. Keempat manfaat
yang ditawarkan tersebut setidaknya dapat mengasah kemampuan apresiasi sastra secara
menyeluruh. Berkaitan dengan pembentukan watak, pembelajaran sastra di sekolah
memiliki dua tuntutan (B.Rahmanto, 1989:24-25); pertama, pengajaran sastra hendaknya
mampu membina perasaan yang lebih tajam. Karena sastra pengantar untuk mengenal
kemungkinan hidup manusia, dalam arti berbagai macam bentuk perasaan manusia. Kedua,
pengajaran sastra dapat memberikan bantuan dalam usaha mengembangakan berbagai
kualitas kepribadian siswa yang meliputi: ketekunan, kepandaian, pengimajinasian, dan
penciptaan.
Dari yang disampaikan diatas, setidaknya pembelajaran sastra pada anak dan dalam
wujud apresiasinya turut andil dalam membentuk karakter anak dalam berbahasa,
berkepribadian dan berinteraksi sosial serta meningkatan dan mengembangkan cakrawala
pengetahuan anak-anak (siswa). Intinya sastra bagi anak (siswa) memberikan kontribusi
dalam berbagai aspek kedirian yang secara garis besar dikelompokkan ke dalam nilai
personal dan nilai pendidikan (Burhan Nurgiyantoro, 2005: 36). Nilai-nilai tersebutlah yang
akan membantu anak (siswa) dalam membentuk kepribadian anak secara utuh.
8
Metode berkisah dapat diberikan oleh bapak atau ibu guru didepan kelas dengan
membawakan sebuah kisah. Secara lisan metode berkisah dapat disampaikan
selama 15-25 menit untuk menarik perhatian siswa. Metode berkisah tidak sama
dengan metode berceramah. Kisah tidak disampaikan monoton dengan narasi,
tetapi perlu selingan dialog dan humor dengan suara yang berubah-ubah.
b. Metode Pembacaan
Metode pembacaan perlu diberikan kepada siswa untuk melatih vokal. Pembacaan
puisi dengan suara nyaring akan lebih menarik. Dalam melaksanakan metode
pembacaan ini perlu diperhatikan irama, intonasi, lagu kalimat, jeda, dan nada
dengan tinggi rendahnya suara atau panjang pendeknya suara.
c. Metode Peragaan
Metode peragaan lebih cenderung diberikan oleh guru untuk memperagakan
gerakan- gerakan yang tersirat dalam teks sastra anak. Metode peragaan ini hampir
sama dengan metode perkenalan yang mengombinasikan teknik lisan dengan suatu
perbuatan. Gerak raut wajah dan ucapan seseorang ketika sedang marah tentu
berbeda dengan raut wajah dan ucapan seseorang yang sedang kesedihan
dirundung. Tutur kata, raut muka, dan gerakan badan seorang tokoh dapat
diperagakan oleh guru di depan muridnya.
d. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab dapat diberikan setelah terlebih dahulu siswa ikut terlibat
dalam apresiasi sastra anak secara langsung. Artinya dapat diajukan oleh seorang
guru kepada siswanya setelah siswa itu membaca, mendengar atau menonton
pertunjukan pentas sastra.
e. Metode Imersi
Metode imersi dalam pelaksanaan kegiatan apresiasi sastra (pembelajaran sastra)
siswa layaknya dibenamkan ke dalam sesuatu atau dibenami sesuatu. Siswa
dibenamkan ke dalam sebuah dunia yang sarat dengan aneka ragam karya sastra
ditambah pengetahuan sastra. Untuk melengkapi pembelajaran sastra dengan
metode imersi maka digunakan teknik induksi. Teknik induksi tidak hanya
menuntut peran serta aktif siswa, tetapi lebih jauh daripada itu, mendorong dan
memberi kesempatan yang seluas-luasnya dan sebanyak-banyaknya kepada siswa
untuk mendekati sendiri karya sastra, menggauli secara langsung, dan akhirnya
diharapkan mampu menikmati, menghayati, dan menghargai karya sastra itu
sendiri.
9
2.6 Media Untuk Pembelajaran Sastra di SD
Secara garis besar, media pengajaran sastra dapat berupa: (1) media elektronik, (2)
media cetak. (3) media gambar, (4) media alamiah, dan (5) media orang. Pengelompokan
berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels dan
Glasgow yang dikutip Arsyad (2006:33) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu pilihan
media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
1. Pilihan Media Tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan (proyeksi tak tembus pandang, proyeksi overhead,
slide, filmstrips).
b. Visual yang tak diproyeksikan (gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram,
pameran, papan info, papan bulu/planel).
c. Audio (rekaman piring hitam dan pita kaset).
d. Penyajian multimedia (slide plus suara, paduan gambar-suara, dan multi image).
e. Visual dinamis yang diproyeksikan (film, televisi, video).
f. Cetak (buku teks, modul, teks terprogram, buku kerja, majalah berkala, lembaran
lepas atau hand-out).
g. Permainan (teka-teki, simulasi, permainan papan).
h. Realia (model, specimen/contoh, manipulatif (peta, globe, boneka).
2. Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a. Media berbasis telekomunikasi (teleconference dan telelecture).
b. Media berbasis mikroprosesor (pembelajaran berbantuan komputer, permainan
komputer, pembelajaran interaktif, hypermedia, dan compact video disc).
Pengelompokan media yang banyak dianut oleh para pengelola pendidikan adalah
seperti yang disampaikan oleh Kemp dan Dayton (1985). Oleh mereka, media
dikelompokkan dalam delapan jenis, yaitu:
1. Media Cetak
2. Media Panjang
3. Overhead transparacies (OHT) dan Overhead Projector (OHP)
4. Rekaman audiotape
5. Slide dan filmstrip
6. Penyajian multi-image
7. Rekaman video dan film, dan
8. Komputer
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sastra adalah sebuah karya baik berupa tulisan maupun lisan yang disusun sedemikian
rupa dengan memperhatikan aspek keindahan. Pembelajaran sastra pada hakikatnya
merupakan upaya untuk menanamkan rasa peka kepada siswa terhadap cita rasa sastra
sebagai salah satu kebutuhan manusia menawarkan kisi-kisi kemanusiaan yang indah
menuju kesempurnaan hidup. Ruang lingkup sastra adalah kreativitas penciptaan, sehingga
dengan demikian sastra berfokus pada kreativitas.
Pembelajaran sastra pada anak dan dalam wujud apresiasinya turut andil dalam
membentuk karakter anak dalam berbahasa, berkepribadian, berinteraksi sosial, serta
meningkatkan dan mengembangkan cakrawala pengetahuan anak. Bentuk sastra di SD
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, sastra SD kelas rendah (syair lagi, nyanyian anak, puisi
tembang dolanan, cerita lisan) dan sastra SD kelas tinggi (cerita fiksi, fiksi realistik, fiksi
fantasi, fiksi historis, dan komik sastra anak). Pembelajaran sastra pada anak dan dalam
wujud apresiasinya turut andil dalam membentuk karakter anak dalam berbahasa,
berkepribadian dan berinteraksi sosial serta meningkatan dan mengembangkan cakrawala
pengetahuan anak-anak (siswa).
Metode yang digunakan dalam pengembangan pembelajaran sastra di SD antara lain
melalui metode berkisah, metode pembacaan, metode peragaan, metode tanya jawab, dan
metode imersi. Dan Secara garis besar, media pengajaran sastra dapat berupa: (1) media
elektronik, (2) media cetak. (3) media gambar. (4) media alamiah, dan (5) media orang.
3.2 Saran
Adapun saran dalam makalah ini adalah marilah kita tingkatkan kemampuan kita dalam
bersastra, utamanya pada pendidik agar peserta didik yang kita ajar dapat betul-betul
memahami dari inti sastra itu sendiri.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/elementary/article/viewFile/1447/13
12