Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Apresiasi Sastra pada Puisi “Aku Tulis Pamplet Ini"

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi Sastra

Dosen Pengampu:

Dr. Sutardi,SS, M.Pd.

Disusun Oleh :

NUR FAIZIN (20032012)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
2020/2021

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran allah SWT.
Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
fonologi bahasa indonesia dengan judul "Apresiasi Sastra pada Puisi Aku Tulis
Pamplet Ini". Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi
Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan umat islam sedunia.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.


Sutardi,SS, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Aswaja. Yang telah membimbing
dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada teman-teman
kelompok, teman-teman satu kelas serta semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna di karenakan terbatasnya pengalaman
dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.

Lamongan, 4 November 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR......................................................................................2
BAB 1...............................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................5
BAB II..............................................................................................................6
LANDASAN TEORI........................................................................................6
2.1 Definisi Puisi..............................................................................................6
2.2 Definisi Apresiasi Puisi..............................................................................6
2.3 Pendekatan Apresiasi Puisi.........................................................................7
A. Pendekatan Analitik..................................................................................7
B. Pendekatan Emotif....................................................................................8
C. Pendekatan Ekspresi..................................................................................8
BAB III.............................................................................................................9
HASIL ANALISIS...........................................................................................9
3.1 Analisis Puisi "Aku Tulis Pamplet Ini" Menggunakan Pendekatan
Analitik.............................................................................................................9
BAB ...............................................................................................................13
PENUTUP......................................................................................................13
4.1 Kesimpulan...............................................................................................13
4.2 Saran.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................14

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya, bentuk apresiasi merupakan upaya untuk menjadikan indah


suatu karya sastra atau dapat dikatakan cara memperindah karya sastra. Selain itu,
apresiasi juga dapat dikatakan upaya penghargaan terhadap pelaku seni dan
bagaimana kita menilai suatu kinerja dan memberikan penilaian terhadap karya
sastra. Jika kita mengapresiasikan sebuah karya sastra, maka kita melakukan
kegiatan pengamatan, penilaian, dan memberikan penghargaan terhadap karya
sastra tersebut. Dan selain itu apresiasi merupakan hasil usaha pembaca dalam
mencari dan menemukan nilai hakiki karya sastra lewat pemahaman dan
penafsiran sistimatik yang dapat dinyatakan dalam bentuk tertulis. Menurut KBBI
“Apresiasi merupakan kesadaran terhadap nilai seni dan budaya”. Sejauh ini,
berbagai karya sastra telah dilahirkan oleh banyak orang yang berapresiasi seperti;
membuat puisi, cerpen, naskah drama, novel dll. Mari kita apresiasi setiap karya
sastra,agar kita mendapatkan banyak manfaat umum seperti: kita mendapatkan
hiburan dan mengisi waktu luang kita yang kosong, juga manfaat khusus seperti;
kita memperoleh atau memahami nilai-nilai budaya dari setiap zaman yang
melahirkan cipta sastra itu sendiri dan juga dapat mengembangkan sikap kritis kita
dalam mengamati perkembangan zaman, supaya karya sastra sejalan dengan
kedudukan sastra itu sendiri sebagai salah satu kreasi manusia yang mampu
menjadi semacam peramal tentang perkembangan zaman itu sendiri di masa yang
akan datang.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari puisi?


2. Apa definisi dari apresiasi puisi?
3. Apa saja pendekatan dalam apresiasi puisi?
4. Bagaimana cara mengapresiasi sebuah puisi?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi puisi.


2. Unttuk mengetahui apresiasi puisi.
3. Untuk mengetahui pendekatan dalam apresiasi puisi.
4. Untuk mengetahui cara mengapresiasi sebuah puisi.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Puisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Puisi atau sajak merupakan
ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan
larik dan bait. Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai emosi,
pengalaman maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan bahasa yang baik
sehingga dapat berima dan enak untuk dibaca. Penekanan pada segi estetik suatu
bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang
membedakan puisi dari prosa.Namun perbedaan ini masih diperdebatkan.
Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak
sebagai jenis literatur tapisebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi
sumber segalakreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati
seseorang yangmembawaa oraang lain kedaalam keaadaan hatinya. Secara umum
terdapat 6 unsur fisik puisi, yaitu diksi, imaji, kata konkret, gaya bahasa, rima, dan
topografi.

2.2 Definisi Apresiasi Puisi

Apresiasi puisi adalah kegiatan menggauli cipta puisi dengan sungguh-


sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan
kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta puisi. Oleh karenanya, kata apresiasi
berkaitan erat dengan seni, salah satunya masalah karya sastra. Pengertan
apresiasi puisi secara

leksikal istilah“apresiasi‟ berasal dari kata benda appreciation yang berarti


pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian, danpernyataan
yang memberikan penilaian, Hormby (Najid, 202:38). Kamus Oxford Learner
memberi makna memahami dan menikmati atau memahamisecara keseluruhan.
Pengertian lain menyebutkan bahwa „apresiasi‟ dapat berarti pengenalan,
pemahaman, dan penghargaan terhadap karya seni.Pengertian ini ditafsirkan dari
bahasa lain apreciatio yang memiliki artimengindahkan dan menghargai. Secara
leksikal istilah „apresiasi‟ berasal dari kata benda appreciation yangberarti

6
pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian, danpernyataan
yang memberikan penilaian, Hormby (Najid, 202:38). Kamus Oxford Learner
memberi makna memahami dan menikmati atau memahamisecara keseluruhan.
Pengertian lain menyebutkan bahwa „apresiasi‟ dapat berarti pengenalan,
pemahaman, dan penghargaan terhadap karya seni.Pengertian ini ditafsirkan dari
bahasa lain apreciatio yang memiliki artimengindahkan dan menghargai.
Beberapa pendapat tentang pengertian apresiasi dapat dikemukakansebagai
berikut. Efendi (Najid, 2002:39) mengatakan bahwa apresiasi dapatdiartikan
sebagai aktivitas menggauli karya sastra secara sungguh-sungguhsehingga
tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dankepekaan perasaan
yang baik terhadap karya sastra. Dengan demikian,apresiasi adalah upaya untuk
dapat mengerti karya sastra yang dapat dibacadengan memahami maknanya, baik
aktual maupun intensional denganmemahami seluk beluk karya sastra tersebut.

2.3 Pendekatan Apresiasi Puisi

Dalam memahami atau mengapresiasi puisi dikenal berbagai macam


pendekatan yang dapat dimanfaatkan sebagai cara untuk mendekati apresiasi yang
kita lakukan. Pendekatan-pendekatan itu dipilh, biasanya, dengan
mempertimbangkan kecendrungan puisi yang kita hadapi. Tidak semua puisi itu
dapat didekati dengan semua pendekatan. Di sinilah, maka penting untuk
dipertimbangkan pemilihan pendekatan agar dalam mengapresiasi puisi tidak jauh
dari kode-kode estetik yang disampaikan penyairnya. Ada beberapa pendekatan
yang dikenal dalam teori sastra mencakup beberapa hal:

A. Pendekatan Analitik

Pendekatan ini dilandasi pemikiran bahwa setiap karya sastra (puisi) dibangun
dari beberapa unsure pembangunnya. Pendekatanan alitik ini dimaksud untuk
menjawab unsur-unsur yang ada di dalamnya, yang membangun totalitas puisi.
Dalam hal ini akan menjawab pertanyaan berikut:

- Unsur apakah yang membangun puisi


- Bagaimanakah pengarang menata unsure itu sehingga menjadi sebuah
totalitas tekse stetis

7
- Bagaimanakah keunikan bangunan unsure itu jika terpisah tanpa
dikaitkan dengan unsur yang lainnya.

B. Pendekatan Emotif

Pendekatan emotif merupakan pendekatan yang berupaya untuk menemukan


unsur-unsur penting yang berpengaruh terhadap pembaca. Dengan demikian,
unsur apakah yang begitu menyentuh pembaca dalam sebuah puisi akan menjadi
pertanyaan mendasar. Pemahaman pembaca terhadap feeling dan tone dalam puisi
akan berpengaruh besar dalam menentukan keberhasilan apresiasi menggunakan
pendekatan ini.

C. Pendekatan Ekspresi

Pendekatan ini memandang bagaimana karya puisi hakikatnya merupakan


ekspresi dari penyairnya, pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan
biografis. Karena apa yang dialami dalam proses kreatif kepenyairannya
hakikatnya merupakan ekspresi batin penyair.

8
BAB III

HASIL ANALISIS

3.1 Analisis puisi “Aku Tulis Pamplet Ini” menggunakan pendekatan


Analitik

AKU TULIS PAMPLET INI

Aku tulis pamplet ini


karena lembaga pendapat umum
ditutupi jaring labah-labah
Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,
dan ungkapan diri ditekan
menjadi peng - iya - an
Apa yang terpegang hari ini
bisa luput besok pagi
Ketidakpastian merajalela.
Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki
menjadi marabahaya
menjadi isi kebon binatang

Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,


maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.
Tidak mengandung perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan

Aku tulis pamplet ini


karena pamplet bukan tabu bagi penyair
Aku inginkan merpati pos.
Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku
Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.

9
Aku tidak melihat alasan
kenapa harus diam tertekan dan termangu.
Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.

Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?


Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.
Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.

Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.


Rembulan memberi mimpi pada dendam.
Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah

yang teronggok bagai sampah


Kegamangan. Kecurigaan.
Ketakutan.
Kelesuan.

Aku tulis pamplet ini


karena kawan dan lawan adalah saudara
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan,
aku melihat bagai terkaca :
ternyata kita, toh, manusia !

Pejambon Jakarta 27 April 1978

Apresiasi Puisi W.S. Rendra dengan Pendekatan Analitis

10
Pada pendekatan analitis ada beberapa hal yang akan dibahas antara lain pemadatan
bahasa dalam puisi, pemilihan kata khas yang meliputi makna kias, lambang, dan
persamaan bunyi atau rima, pengimajian, irama atau ritme, tema, nada dan suasana puisi,
perasaan dalam puisi, serta amanat puisi.

1. Pemadatan Bahasa
Bahasa dipadatkan agar berkekuata gaib. Jika puisi itu dibaca deretan kata-kata tidak
membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk bait dan larik yang sama sekali berbeda
hakikatnya.

 Bait pertama dalam puisi Rendra berisi 6 baris. Terdapat kata kunci dalam bait
pertama tersebut yaitu kata pamflet. Pamflet berarti surat selebaran. Dam hal ini
mungkin Rendra ingin menyebutkan bahwa puisi yang ia tulis sebagai sebuah
pamflet yang berarti semua orang dapat membaca, tidak hanya orang dari
kalangan sastra atau orang yang berpendidikan. Namun sebuah pamflet nyatanya
digunakan untuk semua khalayak.
 Bait kedua terdiri dari 6 baris dan terdapat kata ketidakpastian sebagai kata kunci.
Kata tersebut dapat diartikan sebagai ketidakpastian nasib, ketidakpastian hidup,
ketidakpastian janji dan dsb.
 Bait keempat terdiri atas 5 baris dan terdapat kata kunci merpati pos. Dapat
diartikan sebagai penyampai pesan. Namun pesan yang disampaikan benar-benar
jujur dan tepat sasaran karena merpati tidak pernah salah dalam menyampaikan
pesannya. Tidak ada manipulasi, kebohongan dan ketidaksesuaian dalam isi
pesannya kepada tujuannnya.
 Bait ketujuh terdiri atas tiga baris yang terdapat kata kunci matahari, rembulan
dan gelombang angin. Diartikan sebagai pemerintahan. Bait kedelapan terdapat
kata kunci onggokan sampah yang berarti sesuatu yang tidak berguna dan
terbuang. Bait kesembilan terdapat kata kunci saudara yang berarti sebangsa,
setanah air, dan seibu pertiwi.
2. Pemilihan Kata Khas
Puisi Rendra yang berjudul “Aku tulis Pamplet ini”yang merupakan salah satu puisi
dalam kumpulan sajak Potret Pembangunan dalam puisi ini Rendra tidak menggunakan
bahasa puisi yang penuh dengan kiasan seperti yang ditemukan dalam banyak karya
puisi pada umumnya. Dalam puisi “Aku Tulis Pamplet ini” terdapat beberapa kata yang
Rendra tuliskan dengan memperhitungkan nilai estetik yang tinggi. Seperti pada kata
merpati pos, isyarat asap kaum indian, bendera semaphore, dan lumpur kehidupan.
a) Makna Kias
Makna kias banyak digunakan dalam karya sastra karena pada hakikatnya puisi adalah
karya sastra yang paling banyak menggunakan makna kias (Waluyo, 2002:3).Dalam
baris pertama hingga ketiga Rendra menggambarkan sajak yang ia tulis ini sebagai
sebuah pamflet berarti surat selebaran. Seperti yang sering ditemui bahwa pamflet
berisi pemberitahuan untuk khalayak. Pamflet bersifat bahasa tulis, sehingga mampu
diingat terus oleh pembacanya. Berbeda dengan bahasa lisan yang muncul di berita
atau sarana elektronik yang lain, pamflet lebih efektif menyampaikan pesan oleh Sang
pembuat pamflet kepada sasarannya. Selebaran itu dibuat sebagai bentuk protes kepada
pemerintah. Jaring laba-laba dalam hal ini berarti sebuah perangkap musuh. Lembaga
pendapat umum menjadi sebuah perangkap bagi orang yang berani mengkritik

11
pemerintah. Dengan kata lain bahwa tidak ada yang berani menyalurkan aspirasinya
karena takut akan penguasa yang tidak segan-segan menelannya.
b) Lambang
Bendera semaphore merupakan bendera untuk kegiatan pramuka berwarna merah
kombinasi kuning yang biasanya digunakan sebagai media penyampai pesan. Namun
semaphore mempunyai kode-kode morse yang dapat digunakan untuk menyampaikan
kode bahasa tertentu. Dalam hal ini Rendra ingin memainkan bendera semaphore untuk
menyampaikan pesannya, karena tidak semua orang mampu mengerti kode-kode morse
yang dimiliki dalam bendera tersebut. Isyarat asap kaum indian artinya kemarahan
kaum indian yang diusir dari tanah airnya sendiri oleh kaum Eropa pendatang.

3. Diksi
Diksi atau yang disebut pilihan kata merupakan salah satu aspek yang penting dalam
proses apresiasi puisi. Dalam puisi karya Rendra yang berjudul “Aku Tulis Pamplet
ini” Rendra menggunakan bahasa pamflet yang lugas tegas dan gamblang. Jika puisi
pada umumnya menggunakan pilihan kata atau diksi yang bersifat puitis, namun
keputusan Rendra memilih bahasa pamflet karena ia ingin puisi dan protesnya dapat
dibaca oleh semua orang, tidak hanya dari kalangan berpendidikan atau
berpengetahuan, namun juga dapat dibaca dan dimengerti oleh semua kalangan
masyarakat Indonesia.
4. Pengimajian
Dalam baris ketujuh dan kedelapan terdapat imaji gerak yang berarti penciptaan
ungkapan oleh penyair mampu mempengaruhi seolah-seolah pembaca melakukan apa
yang tertulis dalam sajaknya. Dalam hal ini tertulis apa yang terpegang hari ini,
pembaca seakan ikut memegang apa yang dimaksud Rendra dan ketika ia menuliskan
bisa luput besok pagi, kata luput adalah ungkapan untuk sesuatu yang lepas dari
genggaman.
Pada baris 29-31 tersebut mengandung imaji perasaan yang berarti penciptaan
ungkapan oleh penyair yang mampu mempengaruhi perasaan sehingga pembaca ikut
terpengaruh perasaannya. Kata-kata ketakutan, kekhawatiran,dan ketegangan
merupakan kata-kata dalam sajak Rendra yang mewakili imaji perasaan.
Pada keenam baris terdapat imaji penglihatan yang berarti panyair menampilkan kata-
kata yang menyebabkan apa ayng digambarkan penyair lebih jelas seperti dapat dilihat
oleh pambaca. Dalam hal ini Rendra mengajak pambaca untuk berimajinasi bagaimana
ketika mtahari terbit dan tenggelam, bagaimana didalam air lumpur seseorang masih
mampu berkaca.
Pada puisi baris keempat sampai keenam terdapat imaji auditif atau imaji pendengaran.
Dalam hal ini Rendra menginginkan pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti
yang digambarkannya. Terdapat imaji auditif yang dapat diimajinasikan dengan seolah-
olah ikut mendengarkan apa yang dikasak-kusukkan dalam puisi tersebut.
5. Irama (Ritme)
irama (Ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frase, dan kalimat. Dalam
puisi tersebut terdapat pengulangan frase pada baris 18-22. Terdapat pengulangan

12
klausa aku ingin. Dengan begitu Rendra ingin menciptakan sebuah ritme puisi yang
indah dan teratur.
6. Amanat
Amanat yang terkandung di dalam puisi karya W.S. Rendra ini adalah bahwa ia ingin
menyampaikan sebuah pesan kepada pembaca bahwa kebebasan berpendapat
seharusnya diberlakukan karena dalam suatu negara tidak hanya ada pejabat yang
berkuasa namun juga ada rakyat dengan bermacam-macam status sosial, (2) birokrasi
yang tersendat diakibatkan oleh dominasi kalangan atas menyebabkan kesenjangan
sosial antara rakyat dan penguasa, sehingga sebaiknya sebagai satu kesatuan tanah air
dan satu bangsa tidak seharusnya timbul ketidakpercayaan satu sama lain, (3) dalam
mengungkapkan sebuah kritik atau pendapat tidak harus menggunakan cara kekarasan
seperti yang banyak ditemui sekarang, namun melalui seni sejatinya seseorang juga
mampu membawa perubahan tanpa harus menumpahkan darah, (4) pemerintahan yang
didominasi pejabat yang tidak mau mendengar suara rakyat seharusnya digantikan oleh
orang yang lebih peduli kepentingan umum bukan kepentingan kelompok

BAB

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Puisi atau sajak merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh
irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait.
2. Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai emosi, pengalaman
maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan bahasa yang baik
sehingga dapat berima dan enak untuk dibaca.
3. Apresiasi puisi adalah kegiatan menggauli cipta puisi dengan sungguh-
sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis
dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta puisi.
4. Dalam memahami atau mengapresiasi puisi dikenal berbagai macam
pendekatan yang dapat dimanfaatkan sebagai cara untuk mendekati
apresiasi yang kita lakukan.
5. Pendekatan-pendekatan itu dipilh, biasanya, dengan mempertimbangkan
kecendrungan puisi yang kita hadapi. Tidak semua puisi itu dapat didekati
dengan semua pendekatan.
6. Dalam puisi “Aku Tulis Pamplet Ini” karya W.S. Rendra menggambarkan
sajak yang ia tulis ini sebagai sebuah pamflet berarti surat selebaran.

13
Seperti yang sering ditemui bahwa pamflet berisi pemberitahuan untuk
khalayak. Pamflet bersifat bahasa tulis, sehingga mampu diingat terus oleh
pembacanya.

4.2 Saran

Mungkin inilah yang dapat disampaikan pada penulisan kelompok ini


meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita memahami tulisan ini.
Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang
adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan
kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motifasi untuk masa depan yang
lebih baik daripada masa sebelumnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2013. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Malang: Sinar Baru.


Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta, Pustaka Belajar.
Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1994. Prinsip-prinsip Kritik Sastra.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Pres.

15

Anda mungkin juga menyukai