Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran allah SWT.
Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
fonologi bahasa indonesia dengan judul "Apresiasi Sastra pada Puisi Aku Tulis
Pamplet Ini". Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi
Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan umat islam sedunia.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna di karenakan terbatasnya pengalaman
dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR......................................................................................2
BAB 1...............................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................5
BAB II..............................................................................................................6
LANDASAN TEORI........................................................................................6
2.1 Definisi Puisi..............................................................................................6
2.2 Definisi Apresiasi Puisi..............................................................................6
2.3 Pendekatan Apresiasi Puisi.........................................................................7
A. Pendekatan Analitik..................................................................................7
B. Pendekatan Emotif....................................................................................8
C. Pendekatan Ekspresi..................................................................................8
BAB III.............................................................................................................9
HASIL ANALISIS...........................................................................................9
3.1 Analisis Puisi "Aku Tulis Pamplet Ini" Menggunakan Pendekatan
Analitik.............................................................................................................9
BAB ...............................................................................................................13
PENUTUP......................................................................................................13
4.1 Kesimpulan...............................................................................................13
4.2 Saran.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................14
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Puisi atau sajak merupakan
ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan
larik dan bait. Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai emosi,
pengalaman maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan bahasa yang baik
sehingga dapat berima dan enak untuk dibaca. Penekanan pada segi estetik suatu
bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang
membedakan puisi dari prosa.Namun perbedaan ini masih diperdebatkan.
Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak
sebagai jenis literatur tapisebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi
sumber segalakreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati
seseorang yangmembawaa oraang lain kedaalam keaadaan hatinya. Secara umum
terdapat 6 unsur fisik puisi, yaitu diksi, imaji, kata konkret, gaya bahasa, rima, dan
topografi.
6
pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian, danpernyataan
yang memberikan penilaian, Hormby (Najid, 202:38). Kamus Oxford Learner
memberi makna memahami dan menikmati atau memahamisecara keseluruhan.
Pengertian lain menyebutkan bahwa „apresiasi‟ dapat berarti pengenalan,
pemahaman, dan penghargaan terhadap karya seni.Pengertian ini ditafsirkan dari
bahasa lain apreciatio yang memiliki artimengindahkan dan menghargai.
Beberapa pendapat tentang pengertian apresiasi dapat dikemukakansebagai
berikut. Efendi (Najid, 2002:39) mengatakan bahwa apresiasi dapatdiartikan
sebagai aktivitas menggauli karya sastra secara sungguh-sungguhsehingga
tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dankepekaan perasaan
yang baik terhadap karya sastra. Dengan demikian,apresiasi adalah upaya untuk
dapat mengerti karya sastra yang dapat dibacadengan memahami maknanya, baik
aktual maupun intensional denganmemahami seluk beluk karya sastra tersebut.
A. Pendekatan Analitik
Pendekatan ini dilandasi pemikiran bahwa setiap karya sastra (puisi) dibangun
dari beberapa unsure pembangunnya. Pendekatanan alitik ini dimaksud untuk
menjawab unsur-unsur yang ada di dalamnya, yang membangun totalitas puisi.
Dalam hal ini akan menjawab pertanyaan berikut:
7
- Bagaimanakah keunikan bangunan unsure itu jika terpisah tanpa
dikaitkan dengan unsur yang lainnya.
B. Pendekatan Emotif
C. Pendekatan Ekspresi
8
BAB III
HASIL ANALISIS
9
Aku tidak melihat alasan
kenapa harus diam tertekan dan termangu.
Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.
10
Pada pendekatan analitis ada beberapa hal yang akan dibahas antara lain pemadatan
bahasa dalam puisi, pemilihan kata khas yang meliputi makna kias, lambang, dan
persamaan bunyi atau rima, pengimajian, irama atau ritme, tema, nada dan suasana puisi,
perasaan dalam puisi, serta amanat puisi.
1. Pemadatan Bahasa
Bahasa dipadatkan agar berkekuata gaib. Jika puisi itu dibaca deretan kata-kata tidak
membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk bait dan larik yang sama sekali berbeda
hakikatnya.
Bait pertama dalam puisi Rendra berisi 6 baris. Terdapat kata kunci dalam bait
pertama tersebut yaitu kata pamflet. Pamflet berarti surat selebaran. Dam hal ini
mungkin Rendra ingin menyebutkan bahwa puisi yang ia tulis sebagai sebuah
pamflet yang berarti semua orang dapat membaca, tidak hanya orang dari
kalangan sastra atau orang yang berpendidikan. Namun sebuah pamflet nyatanya
digunakan untuk semua khalayak.
Bait kedua terdiri dari 6 baris dan terdapat kata ketidakpastian sebagai kata kunci.
Kata tersebut dapat diartikan sebagai ketidakpastian nasib, ketidakpastian hidup,
ketidakpastian janji dan dsb.
Bait keempat terdiri atas 5 baris dan terdapat kata kunci merpati pos. Dapat
diartikan sebagai penyampai pesan. Namun pesan yang disampaikan benar-benar
jujur dan tepat sasaran karena merpati tidak pernah salah dalam menyampaikan
pesannya. Tidak ada manipulasi, kebohongan dan ketidaksesuaian dalam isi
pesannya kepada tujuannnya.
Bait ketujuh terdiri atas tiga baris yang terdapat kata kunci matahari, rembulan
dan gelombang angin. Diartikan sebagai pemerintahan. Bait kedelapan terdapat
kata kunci onggokan sampah yang berarti sesuatu yang tidak berguna dan
terbuang. Bait kesembilan terdapat kata kunci saudara yang berarti sebangsa,
setanah air, dan seibu pertiwi.
2. Pemilihan Kata Khas
Puisi Rendra yang berjudul “Aku tulis Pamplet ini”yang merupakan salah satu puisi
dalam kumpulan sajak Potret Pembangunan dalam puisi ini Rendra tidak menggunakan
bahasa puisi yang penuh dengan kiasan seperti yang ditemukan dalam banyak karya
puisi pada umumnya. Dalam puisi “Aku Tulis Pamplet ini” terdapat beberapa kata yang
Rendra tuliskan dengan memperhitungkan nilai estetik yang tinggi. Seperti pada kata
merpati pos, isyarat asap kaum indian, bendera semaphore, dan lumpur kehidupan.
a) Makna Kias
Makna kias banyak digunakan dalam karya sastra karena pada hakikatnya puisi adalah
karya sastra yang paling banyak menggunakan makna kias (Waluyo, 2002:3).Dalam
baris pertama hingga ketiga Rendra menggambarkan sajak yang ia tulis ini sebagai
sebuah pamflet berarti surat selebaran. Seperti yang sering ditemui bahwa pamflet
berisi pemberitahuan untuk khalayak. Pamflet bersifat bahasa tulis, sehingga mampu
diingat terus oleh pembacanya. Berbeda dengan bahasa lisan yang muncul di berita
atau sarana elektronik yang lain, pamflet lebih efektif menyampaikan pesan oleh Sang
pembuat pamflet kepada sasarannya. Selebaran itu dibuat sebagai bentuk protes kepada
pemerintah. Jaring laba-laba dalam hal ini berarti sebuah perangkap musuh. Lembaga
pendapat umum menjadi sebuah perangkap bagi orang yang berani mengkritik
11
pemerintah. Dengan kata lain bahwa tidak ada yang berani menyalurkan aspirasinya
karena takut akan penguasa yang tidak segan-segan menelannya.
b) Lambang
Bendera semaphore merupakan bendera untuk kegiatan pramuka berwarna merah
kombinasi kuning yang biasanya digunakan sebagai media penyampai pesan. Namun
semaphore mempunyai kode-kode morse yang dapat digunakan untuk menyampaikan
kode bahasa tertentu. Dalam hal ini Rendra ingin memainkan bendera semaphore untuk
menyampaikan pesannya, karena tidak semua orang mampu mengerti kode-kode morse
yang dimiliki dalam bendera tersebut. Isyarat asap kaum indian artinya kemarahan
kaum indian yang diusir dari tanah airnya sendiri oleh kaum Eropa pendatang.
3. Diksi
Diksi atau yang disebut pilihan kata merupakan salah satu aspek yang penting dalam
proses apresiasi puisi. Dalam puisi karya Rendra yang berjudul “Aku Tulis Pamplet
ini” Rendra menggunakan bahasa pamflet yang lugas tegas dan gamblang. Jika puisi
pada umumnya menggunakan pilihan kata atau diksi yang bersifat puitis, namun
keputusan Rendra memilih bahasa pamflet karena ia ingin puisi dan protesnya dapat
dibaca oleh semua orang, tidak hanya dari kalangan berpendidikan atau
berpengetahuan, namun juga dapat dibaca dan dimengerti oleh semua kalangan
masyarakat Indonesia.
4. Pengimajian
Dalam baris ketujuh dan kedelapan terdapat imaji gerak yang berarti penciptaan
ungkapan oleh penyair mampu mempengaruhi seolah-seolah pembaca melakukan apa
yang tertulis dalam sajaknya. Dalam hal ini tertulis apa yang terpegang hari ini,
pembaca seakan ikut memegang apa yang dimaksud Rendra dan ketika ia menuliskan
bisa luput besok pagi, kata luput adalah ungkapan untuk sesuatu yang lepas dari
genggaman.
Pada baris 29-31 tersebut mengandung imaji perasaan yang berarti penciptaan
ungkapan oleh penyair yang mampu mempengaruhi perasaan sehingga pembaca ikut
terpengaruh perasaannya. Kata-kata ketakutan, kekhawatiran,dan ketegangan
merupakan kata-kata dalam sajak Rendra yang mewakili imaji perasaan.
Pada keenam baris terdapat imaji penglihatan yang berarti panyair menampilkan kata-
kata yang menyebabkan apa ayng digambarkan penyair lebih jelas seperti dapat dilihat
oleh pambaca. Dalam hal ini Rendra mengajak pambaca untuk berimajinasi bagaimana
ketika mtahari terbit dan tenggelam, bagaimana didalam air lumpur seseorang masih
mampu berkaca.
Pada puisi baris keempat sampai keenam terdapat imaji auditif atau imaji pendengaran.
Dalam hal ini Rendra menginginkan pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti
yang digambarkannya. Terdapat imaji auditif yang dapat diimajinasikan dengan seolah-
olah ikut mendengarkan apa yang dikasak-kusukkan dalam puisi tersebut.
5. Irama (Ritme)
irama (Ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frase, dan kalimat. Dalam
puisi tersebut terdapat pengulangan frase pada baris 18-22. Terdapat pengulangan
12
klausa aku ingin. Dengan begitu Rendra ingin menciptakan sebuah ritme puisi yang
indah dan teratur.
6. Amanat
Amanat yang terkandung di dalam puisi karya W.S. Rendra ini adalah bahwa ia ingin
menyampaikan sebuah pesan kepada pembaca bahwa kebebasan berpendapat
seharusnya diberlakukan karena dalam suatu negara tidak hanya ada pejabat yang
berkuasa namun juga ada rakyat dengan bermacam-macam status sosial, (2) birokrasi
yang tersendat diakibatkan oleh dominasi kalangan atas menyebabkan kesenjangan
sosial antara rakyat dan penguasa, sehingga sebaiknya sebagai satu kesatuan tanah air
dan satu bangsa tidak seharusnya timbul ketidakpercayaan satu sama lain, (3) dalam
mengungkapkan sebuah kritik atau pendapat tidak harus menggunakan cara kekarasan
seperti yang banyak ditemui sekarang, namun melalui seni sejatinya seseorang juga
mampu membawa perubahan tanpa harus menumpahkan darah, (4) pemerintahan yang
didominasi pejabat yang tidak mau mendengar suara rakyat seharusnya digantikan oleh
orang yang lebih peduli kepentingan umum bukan kepentingan kelompok
BAB
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Puisi atau sajak merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh
irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait.
2. Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai emosi, pengalaman
maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan bahasa yang baik
sehingga dapat berima dan enak untuk dibaca.
3. Apresiasi puisi adalah kegiatan menggauli cipta puisi dengan sungguh-
sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis
dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta puisi.
4. Dalam memahami atau mengapresiasi puisi dikenal berbagai macam
pendekatan yang dapat dimanfaatkan sebagai cara untuk mendekati
apresiasi yang kita lakukan.
5. Pendekatan-pendekatan itu dipilh, biasanya, dengan mempertimbangkan
kecendrungan puisi yang kita hadapi. Tidak semua puisi itu dapat didekati
dengan semua pendekatan.
6. Dalam puisi “Aku Tulis Pamplet Ini” karya W.S. Rendra menggambarkan
sajak yang ia tulis ini sebagai sebuah pamflet berarti surat selebaran.
13
Seperti yang sering ditemui bahwa pamflet berisi pemberitahuan untuk
khalayak. Pamflet bersifat bahasa tulis, sehingga mampu diingat terus oleh
pembacanya.
4.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15